Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gallantry Wewengkang

Fakultas : Filsafat (Tingkat 2 Semester 3)


Tugas : Teologi Sistematis

BAB 10
PENGALAMAN KESELAMATAN

Kasih dan kemurahan Tuhan yang tiada taranya membuat Kristus, yang tidak
mengenal dosa, menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dapat dibenarkan
di hadapan Allah. Berkat bimbingan Roh Kudus kita pun merasakan keperluan kita,
mengaku bahwa kita penuh dengan dosa, bertobat dari pelanggaran-pelanggaran kita,
dan melatih iman dalam Kristus Yesus sebagai Tuhan kita, sebagai pengganti dan
teladan. Iman ini yang mendatangkan keselamatan melalui kuasa Ilahi dari Sabda
merupakan karunia anugerah Allah. Melalui Kristus kita dibenarkan, diangkat sebagai
putra putri Allah, dan dilepaskan dari perhambaan dosa. Melalui Roh kita dilahirkan
kembali serta dikuduskan; Roh membarui pikiran kita, menuliskan hukum kasih Allah
di dalam hati kita, dan kepada kita diberikan kuasa untuk menghidupkan suatu
kehidupan yang kudus. Kalau kita tinggal di dalam Dia maka kita akan menjadi orang
yang turut mengambil bagian dalam tabiat Ilahi dan memperoleh jaminan keselamatan
sekarang dan juga penghakiman itu. (Kej. 3:15; Yes. 45:22;53; Yer. 31:31-34;
Yeh.33:11;36:25-27. Hab. 2:4; Mrk.9:23,24; Yoh.3:3-8,16; 16:8; Rm. 3:21-26;5:6-10;8;1-
4,14-17;10:17;12:2; 2 Kor. 5:17-21, Gal. 1:4; 3:13,14,26; 4:4-7; Ef.2:4-10; Kol. 1:13,14;
Tit.3:3-7; Ibr.8:7-12;1 Pet. 1:23;2;21, 22; 2 Pet. 1:3.4; Why.13:8).
PENGALAMAN KESELAMATAN DAN MASA LALU
Pertobatan. Ketika hari Pentakosta, Roh Kudus memang menginsafkan orang-orang
terhadap kebutuhan mereka pada Juruselamat, dan mereka bertanya apa yang mereka harus
lakukan, Petrus menjawab, “ Bertobatlah!”. Pertobatan adalah terjemahan dari kata ibrani
nachum, “menyesal,” “ bertobat,” kata yunani yang setara, metanoeo, berarti menghasilkan
perubahan radikal dalam sikap terhadap Tuhan dan dosa.
Di dalam Kristus orang yang berdosa yang bertobat tidak hanya diampuni tetapi dibebaskan-
dinyatakan benar! Dia tidak pantas dan tidak bisa mendapatkan perlakuan seperti. Orang
mengalami satu perasaan takut untuk menghadap, dalam kesalehan dan ketidasuciannya
sendiri, di hadapan Allah yang menyelidiki hati manusia. Dia memandang kasih Allah,
keindahan dan kegembiraan kesucian, dia ingin disucikan dan dipulihkan.
Dalam kasih dan belas kasih-Nya yang tak terbatas, Allah menjadikan Kristus, “yang tidak
mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan
oleh Allah”.
PENGALAMAN KESELAMATAN DAN MASA KINI
Melalui darah Kristus yang menyucikan, membenarkan serta memurnikan dan
menguduskan, orang percaya adalah ”ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya
yang baru sudah datang” (2 Kor. 5:17). Ajakan untuk Penyucian Hidup Keselamatan
mencakup menghidupkan satu kehidupan yang disucikan berdasarkan apa yang telah
digenapkan oleh Kristus di Golgota. Paulus mengajak umat percaya untuk menghidupkan
Nama : Gallantry Wewengkang
Fakultas : Filsafat (Tingkat 2 Semester 3)
Tugas : Teologi Sistematis
suatu kehidupan yang berserah oleh perbuatan etis yang suci dan bermoral (1 Tes. 4:7).
Untuk menyanggup kan mereka mempunyai pengalaman penyucian, maka Tuhan
memberikan kepada umat percaya “Roh kekudusan” (Rm. 1:4). “Menurut kekayaan
kemuliaan-Nya,” Paulus selanjutnya berkata, Tuhan akan “menguatkan dan meneguhkan
kamu oleh Roh-Nya, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam batinmu” (Ef. 3:16, 17).
Sebagai ciptaan baru, orang-orang yang beriman mempunyai tanggung jawab yang baru.
“Sebab lama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi
hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan,” kata Paulus,
“ demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba
kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan” (Rm. 6:19). Maka mereka pun hidup
“oleh Roh” (Gal. 5:25). “batiniah” itu dibaharui dari hari ke hari (2 Kor. 4:16; Rm. 12:2).
Seperti halnya perempuan tua yang diceritakan dalam kisah Gembala Hermas, gereja
bertambah muda di dalam—setiap orang Kristen yang benar benar berserah diubah dari
kemuliaan kepada kemuliaan, pada hari kedatangan Kristus yang kedua kali, perubahan untuk
menjadi serupa dengan gambar Allah disempurnakan. Orang-orang percaya yang dipenuhi
Roh itu “tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh” (Rm. 8:4). Mereka diubah karena
“keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera” (Rm.
8:6). Dengan tinggalnya Roh Allah di dalam diri mereka, maka mereka “tidak hidup dalam
daging, melainkan dalam Roh” (Rm. 8:9).

PENGALAMAN KESELAMATAN DAN MASA DEPAN


Pemuliaan dan Penyucian. Salah satu syarat keselamatan mendatang ialah apabila
Kristus tinggal di dalam hati kita—pemulia an tubuh kita yang fana. “Kristus ada di tengah-
tengah kamu,” kata rasul Paulus, “ada lah pengharapan akan kemuliaan!” (Kol. 1: 27),
dengan penjelasan lainnya, “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara
orang mati,’diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari
antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam
di dalam kamu” (Rm. 8:11). Paulus memberikan jaminan kepada kita, bahwa Allah “dari
mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan
dalam kebenaran yang kamu percayai. . . sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus
Kristus” (2 Tes. 2:13, 14).
Keselamatan kita akhirnya dan sepenuhnya tercapai ketika kita dimuliakan baik dalam
kebangkitan atau diubahkan ke surga. Melalui pemuliaan, Allah berbagi sinar kemuliaan-Nya
sendiri dengan yang ditebus-Nya. inilah pengharapan bahwa kita semua, sebagai anak-anak
Allah, mengantisipasinya. Untuk menerima pemberian dari Allah yaitu penerimaan kita
kepada Tuhan. Melalui satu Pribadi yang benar, Yesus dan meneruskan kepada kita melalui
Roh yang Kudus.
LANDASAN PENERIMAAN KITA KEPADA ALLAH
Ciri-ciri tabiat Kristus maupun tingkah laku yang tidak bernoda, bukanlah landasan
penerimaan kita kepada Allah. Kebenaran yang menyelamatkan hanyalah berasal dari
seorang Manusia saja, yakni Yesus, yang di sampaikan kepada kita melalui Roh Kudus. Kita
tidak mampu memberi sesuatu atas ka runia pembenaran yang diberikan Kristus itu; kita
Nama : Gallantry Wewengkang
Fakultas : Filsafat (Tingkat 2 Semester 3)
Tugas : Teologi Sistematis
hanya dapat menerimanya. Kristus saja kebenaran, tidak ada yang lain (Rm. 3: 10);
kebenaran manusia yang mandiri hanya lah kain lara yang kotor (Yes. 64:6; baca juga Dan.
9:7, 11, 20; I Kor. 1:30).
JAWABAN PERTANYAAN :
1. Menyesali perbuatan dosa dan meninggalkan perbuatan dosa itu. Perlu .
bertobat dengan sepenuh hati. Ya benar.
2. Pembenaran yaitu persyaratan yang benar atau perbuatan yang benar,
pengudusan artinya menjadi kudus atau suci. Itulah hasil-hasil dari
pertobatan.
3. Karena iman kepada Kristus yang kita miliki maka kita akan melakukan
kehendak-Nya.
4. Pertobatan dan pembenaran sejati yang dilakukan.
5. Di dalam Kristus kita dapat menemukan itu. Pengampunan yang telah
diberikan kepada kita ketika kita sungguh-sungguh bertobat.
6. Mengikuti teladan yang telah Allah berikan.
7. Dimuliakan baik dalam kebangkitan atau kehidupan di sorga.
8. Semua orang percaya membutuhkan Roh untuk menuntun kepada
pembenaran atau pertobatan.
Komentar Pribadi:
Melalui Kristus saya dibenarkan, diangkat sebagai putra putri Allah, dan dilepaskan
dari perhambaan dosa. Melalui Roh saya dilahirkan kembali dan dikuduskan; Roh membarui
pikiran saya, menuliskan hukum kasih Allah di dalam hati saya, dan kepada saya diberikan
kuasa untuk menghidupkan kehidupan kudus tetapi saya juga harus hidup di dalam Kristus
setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai