Anda di halaman 1dari 56

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN DALAM

MENDUKUNG IMPLEMENTASI SEKOLAH DIGITAL


MENGGUNAKAN METODE NDLC DI SMK NEGERI 1
SIATAS BARITA KABUPATEN TAPANULI UTARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melangkapi Persyaratan


Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu
Program Studi Teknik Informatika

Oleh :
MELINDA MAIRETTA SIMANGUNSONG
218510047

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2023
ABSTRAK

Dalam mendukung aktifitas digitalisasi di sekolah tersebut membutuhkan


jaringan komputer yang lebih konsisten dan fungsional. Pada SMK Negeri 1
Siatas Barita, sementara jaringan yang ada saat ini hanya melayani satu Local
Area Network (LAN) dengan kebutuhan internet. Hal ini membatasi ruang gerak
siswa dan guru dalam bertukar informasi, belajar dalam jaringan (daring) dan
penggunaan sumber daya (resource). Oleh sebab itu dibutuhkan pengembangan
infratruktur jaringan dengan NDLC agar jaringan komputer lebih konsisten dan
fungsional untuk memudahkan pihak sekolah dalam bertukar data atau informasi,
efisiensi penggunaan perangkat, dan meningkatkan kapasitas guru dan siswa
karena telah menerapkan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) berbasis
komputer. Dari hasil pengujian, metode NDLC dengan penerapan manajemen
Queue Tree berhasil membagi rata pengaturan bandwidth pada jaringan SMK
Negeri 1 Siatas Barita secara maksimal maka jaringan internet untuk setiap user
yang aktif akan lebih stabil.

Kata Kunci : Jaringan, Bandwidth, NDLC, Queue, Tree

i
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
Berkat dan Rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan ilmu pengetahuan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan serta
untuk mengikuti ujian akhir guna memperoleh gelar sarjana sesuai kurikulum
yang ditetapkan oleh Universitas Methodist Indonesia, khususnya program studi
Teknik Informatika.

Adapun judul dari Skripsi ini adalah “Pengembangan Infrastruktur


jaringan dalam mendukung implementasi sekolah digital menggunakan
metode NDLC Di SMK Negeri 1 Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara”.
Dalam Penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan Skripsi ini. Kelancaran proses penulisan skripsi
ini penulis banyak memperoleh masukan berupa bimbingan, nasehat, bantuan,
dorongan serta doa dari berbagai pihak, baik dari tahap persiapan, penyusunan
hingga terselesaikannya. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut membantu dan berpartisipasi atas selesainya skripsi ini yaitu:

1. Bapak Drs. Humuntal Rumapea., M.Kom, selaku Rektor Universitas


Methodist Indonesia.

2. Bapak Naikson F. Saragih, S.T., M.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu


Komputer Universitas Methodist Indonesia.

3. Bapak Indra M Sarkis Simamora, S.T., M.Kom, selaku Wakil Dekan I


Fakultas Ilmu Komputer Universitas Methodist Indonesia.

4. Ibu Yolanda Rumapea, S.Kom., M. Kom, selaku Wakil Dekan II Fakultas


Ilmu Komputer Universitas Methodist Indonesia.

5. Bapak Ir. Surianto Sitepu, MT, selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu
Komputer Universitas Methodist Indonesia.

ii
6. Bapak Indra Kelana Jaya, ST., M.Kom, selaku ketua Program Studi Teknik
Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Methodist Indonesia.
7. Bapak Asaziduhu Gea, S.Kom., M.Kom, selaku Pembimbing I yang telah
memberikan masukan, pengarahan dan kritik kepada penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini.

8. Bapak Surianto Sitepu, ST., MT., selaku Pembimbing II yang telah


memberikan masukan, pengarahan dan kritik kepada penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini.

9. Dosen-Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Methodist Indonesia yang


telah mengajarkan kepada penulis sehingga penulis berbagai ilmu yang dapat
penulis terapkan dalam penulisan skripsi ini.

10. Bapak Agus Letwing, S.Pd., M.Pd., selaku Kepal Sekolah Smk Negeri 1
Siatas Barita Tapanuli Utara yang telah mengijinkan saya untuk melakukan
riset

11. Kepada kedua orang tua penulis yang telah tulus memberi dukungan, doa,
pengorbanan, nasehat dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

12. Dan untuk para sahabat, teman, kakak, abang dan teman seperkuliahan yang
telah memberikan banyak support selama ini. Serta semua pihak yang
mendukung saya yang tak mampu saya sebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Skripsi ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, demi perbaikan
selanjutnya kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.

Penulis berharap kiranya Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Februari 2023

Melinda Mairetta Simangunsong


218510047

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... I
KATA PENGANTAR ................................................................................. Ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. Iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... Vi
DAFTAR TABEL......................................................................................... viii
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah ..................................................................... 2
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 3
1.4.1 Tujuan ........................................................................... 3
1.4.2 Manfaat ......................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................. 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 5
2.1 Metode Network Development Life Cycle (NDLC) ..................... 5
2.1.1 Internet ......................................................................... 6
2.1.2 Jaringan Komputer ..................................................... 6
2.1.3 Klasifikasi Jaringan .................................................... 7
2.1.4 Tipe Jaringan .............................................................. 9
2.1.5 Sekolah Digital ........................................................... 10
2.2 Literatur Riview ...................................................................... 10
2.3 Tool Perancangan Sistem ....................................................... 13
BAB III : METODE PENELITIAN ........................................................... 15
3.1 Tinjauan Umum Objek Penelitian .......................................... 15
3.1.1 Sejarah Singkat SMK Negeri 1 Siatas Barita ............. 15
3.1.2 Lokasi SMK Negeri 1 Siatas Barita ........................... 15
3.1.3 Logo dam Visi Misi SMK Negeri 1 Siatas Barita ...... 16
3.1.4 Struktur SMK Negeri 1 Siatas Barita ......................... 17
3.2 Framework Penelitian ............................................................. 19
3.2.1 Analisa Topologi ............................................................... 22
3.2.1.1 Topologi Sedang Berjalan ................................... 22

iv
3.2.1.2 Rancangan Topologi Diusulkan .......................... 23
3.2.3 Simulasi Sistem .................................................................. 25
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ..................... 27
4.1.Implementasi Sistem .............................................................. 27
4.1.1 Konfigurasi Dasar pada Mikrotik ................................. 27
4.1.2 Monitoring .................................................................... 36
4.1.3 Manajemen ................................................................... 37
4.2.Konfigurasi PCQ dan Queue Tree .......................................... 38
4.2.1 Hasil Speedtest Setelah Pembagian Bandwidth............ 43
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 45
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 45
5.2 Saran ....................................................................................... 45

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan Penelitian NDLC 5


Gambar 2.2 Jaringan LAN .......................................................................................
8
Gambar 2.3 Jaringan MAN ......................................................................................
8
Gambar 2.4 Jaringan WAN ......................................................................................
9
Gambar 3.1 Lokasi SMK Negeri 1 Siatas Barita 16
Gambar 3.2 Logo SMK Negeri 1 Siatas Barita 16
Gambar 3.3 Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Siatas Barita 17
Gambar 3.4 Kerangka Kerja Penelitian 19
Gambar 3.5 Topologi Jaringan Sedang Berjalan 22
Gambar 3.6 Rancangan Topologi Jaringan Diusulkan 24
Gambar 3.7 Flowchart Sistem Jaringan 25
Gambar 3.8 Contoh Simulasi Kerja Queue Tree 26
Gambar 4.1 Login Ke Winbox ............................................................................... 28
Gambar 4.2 Tampilan Winbox Setelah Login 28
Gambar 4.3 Membuat Bridge Untuk ether 1 29
Gambar 4.4 Tampilan membuat port bridge pada ether1 .......................................
29
Gambar 4.5 Membuat bridge untuk ether2 30
Gambar 4.6 Tampilan membuat port bridge pada ether2 .......................................
30
Gambar 4.7 Tampilan bridge ports untuk wlan1. 31
Gambar 4.8 Konfigurasi IP Addres Untuk bridge2-LAN 31
Gambar 4.9 Konfigurasi DHCP Client 32
Gambar 4.10 Konfigurasi DHCP Sever pada bridge2-LAN 32
Gambar 4.11 Konfigurasi DNS ..............................................................................
33
Gambar 4.12 Tampilan Konfigurasi Routes 33
Gambar 4.13 Konfigurasi Firewall NAT 34
Gambar 4.14 Konfigurasi Firewall NAT Masquerade 34
Gambar 4.15 Cek Koneksi Internet pada terminal 35

vi
Gambar 4.16 cek koneksi internet melalui CMD 35
Gambar 4.17 Mengaktifkan wireless pada Mikrotik 35
Gambar 4.18 Security Profiles Pada Mikrotik 36
Gambar 4.19 Konfigurasi Wireless LAN pada mikrotik 36
Gambar 4.20 Interface List. 37
Gambar 4.21 Hasil Monitoring 37
Gambar 4.22 Hasil Backup Konfigurasi 38
Gambar 4.23 Hasil Log Monitoring .......................................................................
38
Gambar 4.24 Menu Konfigurasi PCQ .................................................................... 39
Gambar 4.25 Menu Konfigurasi PCQ Download 39
Gambar 4.26 Menu Konfigurasi PCQ Upload 40
Gambar 4.27 Hasil Konfigurasi PCQ Download dan Upload 40
Gambar 4.28 Menu Konfigurasi Queue Tree 41
Gambar 4.29 Konfigurasi Queue Tree Parent Download 41
Gambar 4.30 Konfigurasi Queue Tree Download 42
Gambar 4.31 Konfigurasi Queue Tree Upload 42
Gambar 4.32 Konfigurasi Queue Tree Upload 43
Gambar 4.33 Hasil Konfigurasi Queue Tree 43
Gambar 4.34 Hasil Speedtest Pada Lab A 44

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


SMK Negeri 1 Siatas Barita adalah sebuah sekolah menengah kejuruan
yang berada di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Implementasi sekolah
digital merujuk pada penggunaan teknologi digital dalam pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan membantu siswa untuk lebih mudah
memahami materi pelajaran.Metode NDLC (New Design Learning with
Computer) adalah salah satu metode pembelajaran yang menggabungkan
teknologi dengan strategi pembelajaran yang efektif, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar.

Perkembangan teknologi informasi menjadi kebutuhan dalam menunjang


aktivitas manusia saat ini terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan di
Indonesia sudah berkembang pesat beberapa tahun belakangan, mulai dari tingkat
sekolah dasar, sekolah menengah hingga tingkat universitas. SMK Negeri 1 Siatas
Barita Kabupaten Tapanuli Utara merupakan satu-satunya SMK rujukan di
Kabupaten Tapanuli Utara Menurut keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan
dengan jumlah keseluruhan siswa 1299. Kementrian Pendidikan dan kebudayaan
Republik Indonesia. SMK Rujukan Nasional tentunya telah menerapkan teknologi
informasi dalam menunjang aktivitas belajar mengajar, penilaian, pengembangan
skill dan branding sekolah.

Dalam mendukung aktifitas digitalisasi di sekolah tersebut membutuhkan


jaringan komputer yang lebih konsisten dan fungsional. Sementara jaringan yang
ada saat ini hanya melayani satu Local Area Network (LAN) dengan kebutuhan
internet. Hal ini membatasi ruang gerak siswa dan guru dalam bertukar informasi,
belajar dalam jaringan (daring) dan penggunaan sumber daya (resource).

Dalam rangka mengimplementasikan sekolah digital dengan metode


NDLC, perlu dilakukan pengembangan infrastruktur jaringan yang memadai dan
handal, sehingga siswa dan guru dapat mengakses berbagai sumber belajar digital
dengan cepat dan mudah.Oleh karena itu, judul tersebut menunjukkan bahwa
penelitian yang dilakukan akan fokus pada pengembangan infrastruktur jaringan
untuk mendukung implementasi sekolah digital menggunakan metode NDLC di
SMK Negeri 1 Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara.
2
Manajemen Bandwidth (pengelola jaringan) sangat penting untuk
mengendalikan pemakaian bandwidth yang akan digunakan oleh user. Jika tidak
dikendalikan, maka akan terjadi pemakaian bandwidth yang berlebihan oleh satu
atau beberapa user. Pemakaian yang berlebihan tersebut akan menyebabkan user
yang lain mendapatkan alokasi bandwidth yang kecil atau dalam kata lain akan
mengalami loading yang lama dalam mengakses internet. akhirnya, jaringan tidak
dapat memberikan service (layanan) secara maksimal kepada seluruh user.
Keadaan ini akan bertambah parah jika ternyata jaringan memiliki alokasi
bandwidth internet yang terbatas.
SMK Negeri 1 Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara memiliki alokasi
Bandwidth sekitar 30 Mbps, namun komputer tidak dapat menggunakan internet
dengan stabil ketika semua unit komputer menggunaan internet dalam waktu yang
besamaan. Untuk itu agar memaksimalkan koneksi internet sesuai dengan
kebutuhan disetiap bagian ruangan perlu adanya penambahan alokasi bandwidth
dan manajemen bandwidth untuk membagi besarnya bandwidth yang dibutuhkan
masing-masing bagian ruangan yang ada di SMK Negeri 1 Siatas Barita
Kabupaten Tapanuli Utara seperti ruangan kantor guru, lap tkj, kantor kepala
sekolah.
Untuk itu dibutuhkan pengembangan jaringan komputer yang lebih baik
untuk mendukung implementasi sekolah digital dengan penyedian layanan
jaringan di semua tempat, sehingga siswa maupun guru dapat saling bertukar
informasi dengan pengunaan sumber daya bersama. Maka peneliti mengambil
judul “Pengembangan Infrastruktur jaringan dalam mendukung
implementasi sekolah digital menggunakan metode NDLC Di SMK Negeri 1
Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara.”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasi
rumusan masalah dari penelitian Ini adalah bagaimana menganalisis dan
Pengembangan Infrastruktur jaringan dalam mendukung implementasi sekolah
digital menggunakan metode NDLC Di SMK Negeri 1 Siatas Barita Kabupaten
Tapanuli Utara.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang penulis ambil adalah:
1. Penelitian hanya membahas infrastruktur jaringan yang mendukung sekolah
digital menggunakan metode NDLC, tidak membahas infrastruktur lainnya
yang mungkin digunakan dalam konteks pendidikan digital.
2. Fokus penelitian hanya pada pengembangan infrastruktur jaringan yang
mendukung implementasi sekolah digital menggunakan metode NDLC di
SMK Negeri 1 Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara. Penelitian tidak
membahas aspek lain yang tidak terkait dengan pengembangan infrastruktur
jaringan atau tidak berkaitan dengan sekolah digital menggunakan metode
NDLC.
3. Pembagian infrastruktur jaringan hanya menggunakan metode
Network Development Life Cycle
4. Peneliti hanya membahas bagaimana cara merancang sistem dan informasi
dan infrastruktur yang baru untuk mendukung Analisis dan Perancangan
dalam mendukung implementasi sekolah digital dan dapat menyimpulkan
hasil.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.4.1 Tujuan
Adapun tujuan penelitian :

1. Menentukan kebutuhan infrastruktur jaringan yang diperlukan untuk


mendukung implementasi sekolah digital menggunakan metode NDLC di
SMK Negeri 1 Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara.
2. Menganalisis keadaan infrastruktur jaringan yang sudah ada di SMK
Negeri 1 Siatas Barita dan menentukan perbaikan apa yang perlu
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur jaringan yang
diperlukan.
3. Membangun infrastruktur jaringan yang memadai dan handal untuk
mendukung implementasi sekolah digital menggunakan metode NDLC di
SMK Negeri 1 Siatas Barita.
4. Menguji kualitas infrastruktur jaringan yang sudah dibangun dan
mengevaluasi apakah infrastruktur jaringan tersebut sudah memenuhi
kebutuhan implementasi sekolah digital menggunakan metode NDLC.
5. Menyusun rekomendasi untuk pengembangan infrastruktur jaringan yang
akan dibangun agar dapat mengoptimalkan implementasi sekolah digital
menggunakan metode NDLC di SMK Negeri 1 Siatas Barita.
4

1.4.2 Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Dengan adannya Pengelolaan Bandwidth yang sudah disesuaikan sesuai
kebutuhan masing – masing Ruangan maka pengelolaan data sudah bisa
Termanajemen dengan baik.

2. Memberikan Solusi, untuk menmenangani masalah pembagian Bandwidth pada


Setiap user dalam jaringan yang ada pada SMK Negeri 1 Siatas Barita
Kabupaten Tapanuli Utara.

1.5 Sistematika Penulisan


Secara garis besar, pembahasan laporan penelitian ini terdiri dari 5 (lima)
bab dan dalam setiap bab penulis menguraikan secara ringkas mengenai isi bab.

Sistematika penulisan dapat diuraikan sebagai berikut:


BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan dasar penyusunan yang didalamnya berisi latar
belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Pada bab ini membahas tentang pengertian yang berhubungan dengan
jaringan, sekkolah digital, NDLC serta alat bantu perancangan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Pada bab ini membahas tentang sejarah singkat SMK Negeri 1 Siatas
Barita, visi, misi, logo, struktur organisasi serta meliputi analisa
topologi berjalan, topologi usulan dan membahas tentang pembuatan
serta pengembangan Infrastruktur jaringan yang akan dibangun.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM


Bab ini berisikan implementasi sistem keamanan yang telah
dirancang, teknik pengujian sistem, perangkat yang dibutuhkan serta
kelebihan dan kelemahan sistem yang dibangun.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Meliputi akhir dari penelitian sehingga menjelaskan kesimpulan dari
permasalahan serta saran-saran yang akan diajukan untuk
mengembangkan sistem yang lebih baik,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode Network Development Life Cycle (NDLC)


Metode Network Development Life Cycle (NDLC) merupakan teknik
analisis terstruktur yang digunakan untuk merencanakan dan mengelola proses
pengembangan system. NDLC juga merupakan metode yang bergantung pada
proses pembangunan sebelumnya seperti perencanaan strategi bisnis, daur hidup
pengembangan aplikasi dan analisis pendistribusian data. NDLC memiliki enam
tahap yaitu analisis, desain, simulasi, implementasi, monitoring dan manajemen.
(Goldman, 2004)

Gambar 2.1 Menampilkan Tahapan Penelitian NDLC


Adapun tahapan – tahapan NDLC adalah sebagai berikut :
1. Analysis
Pada tahapan ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang
muncul, analisa keinginan pengguna dan analisa topologi jaringan yang sudah
ada saat ini.

2. Design
Pada tahap ini dapat dilakukan pembuatan desain topologi jaringan
interkoneksi yang akan dibangun dan dapat memberikan gambaran seutuhnya dari
kebutuhan yang ada. Berupa desain struktur topologi desain akses data dan lain
sebagainya yang memberikan gambaran jelas tentang proyek yan akan di bangun.
3. Simulation Prototype

5
6
Tahap ini dilakukan pembuatan simulasi dengan bantuan alat khusus di bidang
jaringan seperti Packet Tracer. Hal ini untuk melihat kinerja yang akan
dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan setiap tim lainnya.

4. Implementasi
Pada tahap ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk menerapkan semua
yang telah direncanakan dan didesain sebelumnya. Sehingga dapat menentukan
berhasil atau gagalnya proyek yang akan dibangun pada tim yang akan di uji di
lapangan.

5. Monitoring
Tahap ini sangat penting, agar jaringan komputer atau komunikasi dapat
berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal.

6. Management
Pada tahap ini dilakukan pembbuuatan kebijakan untuk membuat dan mengatur
agara system yang yang telah dibangun dan berjalan dengan baik yang dapat
berlangsung lama dan reliability terjaga.

2.1.1 Internet
Internet adalah jaringan yang dapat menghubungkan komputer - komputer
keseluruh komputer yang ada. Dengan adanya internet, sebuah komputer biasa
mengakses data yang terdapat pada komputer lain di wilayah yang berbeda.
Dengan internet seluruh informasi yang ingin disampaikan kepada siswa melalui
bagian kebagian kesiswaan menjadi lebih cepat dan dapat diakses dari mana saja
asalkan terhubung dengan internet tersebut.

2.1.2 Jaringan Komputer


Menurut (Sofana, 2013), Jaringan komputer (computer networks) adalah
suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous. Dalam bahasa yang
populer dapat dijelaskan bahwa jaringan komputer adalah kumpulan beberapa
komputer (dan perangkat lain seperti router, swicth, dan sebagainya) yang saling
terhubung satu sama lain melalui media perantara. Media perantara ini bisa berupa
data media kabel ataupun media tanpa kabel (nirkabel). Informasi berupa data
akan mengalir dari satu komputer ke komputer lainya satu dari satu komputer
keperangkat yang lain, sehingga masing-masing komputer yang terhubung
tersebut bisa saling bertuka data atau berbagi perangkat keras (Adhiwibowo &
Irawan, 2019), sedangkan autonomous system adalah suatu kumpulan banyak
jaringan dan banyak router di bawah otoritas suatu administrasi tunggal (Larosa,
2017).

Komputer lokal adalah komputer dekstop yang biasa digunakan, perlu


terhubung ke jaringan workstation dan server sebagai tempat penyimpanan dan
pengendali komputer client sehingga setiap client dapat berbagi sumber daya,
informasi, komunikasi satu sama lainnya. Jika satu jaringan workstation terhubung
dengan jaringan workstation jaringan lainnya akan menjadi jaringan yang lebih
besar dan membutuhkan dukungan hardware yang baik untuk firewall yang lebih
kuat.

2.1.3 Klasifikasi Jaringan


Suatu jaringan sering diklasifikasikan berdasarkan wilayah geografis yang
dicakup. Adapun klasifikasinya sebagai berikut (Ramadhon, 2020):

1. Local Area Network (LAN); merupakan jaringan yang terhubung dalam area
yang kecil seperti sebuah ruang kelas. Dari segi biaya LAN hanya
membutuhkan biaya yang murah dikarenakan cakupannya yang kecil, akan
tetapi LAN juga sangat cepat untuk diimplementasikan sehingga LAN
2. umumnya dianggap sebagai blok bangunan jaringan untuk menciptakan
jaringan yang lebih besar.

Gambar 2.2 Jaringan LAN


Sumber: (Sitanggang,
2019)
3. Metropolitan Area Network (MAN); merupakan jaringan yang terhubung
secara lokal tapi cakupannya lebih luas dibandingkan dengan LAN. MAN
sendiri membutuhkan koneksi transfer data yang lebih cepat dibandingkan
LAN. Sehingga dibutuhkan harga yang relatif mahal untuk menerapkan.
Jaringan MAN ini dikarenakan dibutuhkan serat optik (FO) untuk
mengimplementasikannya.

Gambar 2.3 Jaringan MAN


Sumber: (Sitanggang,
2019)

4. Wide Area Network (WAN); WAN perkembangan dari jaringan MAN,


sehingga cakupan yang luas membutuhkan koneksi jarak jauh dan adanya
perluasan jaringan terjadi peningkatan biaya jaringan. Sehingga WAN
dibutuhkan untuk jaringan yang sangat luas untuk berkomunikasi satu sama
lain.

Gambar 2.4 Jaringan WAN


Sumber: (Sitanggang,
2019)

2.1.4 Type Jaringan


Ada 2 tipe dasar jaringan berdasarkan peran kontrol operasi komputer didalam
jaringan yaitu sebagai berikut :
1. Jaringan peer to peer, merupakan jaringan yang dianggap sama kedudukannya
rekan satu sama lain. Biasanya jaringan ini digunakan pada jaringan yang lebih
kecil seperti rumah dan kantor kecil, untuk saling berbagi sumber daya seperti
folder, printer dan penyimpanan lainnya. Didalam jaringan ini sangat terbuka
dan bebas untuk diakses oleh rekan jaringan karena tidak ada fungsi kontrol
server, semua dapat mengendalikan dirinya masing-masing dan tidak terkontrol
dengan komputer lain. Akan tetapi pada jaringan ini jika diberi keamanan
seperti password pada sharing sumber daya atau folder, rekan yang lain akan
membutuhkan password yang sering berubah-berubah jika kemananan
password homegroup di setting aktif (Tama et al., 2018).

2. Jaringan berbasis server, tidak seperti peer to peer yang beroperasi tanpa
kontrol pusat dan sulit mengamankan jaringannya. Jaringan berbasis server
menawarkan kontrol terpusat dirancang untuk operasi yang aman, lihat pada
gambar meskipun masih ada client dan server pada jaringan berbasis server,
server masih dapat mengontrol jaringan. Sebuah dedicated server pada jaringan
berbasis server melayani klien pada jaringan untuk menyimpan data, aplikasi,
dan sumber daya lainnya, dan kemudian menyediakan akses untuk sumber
daya saat dipanggil oleh klien. Ketika klien meminta sumber daya seperti
dokumen, server akan mengirimkan seluruh sumber daya (dokumen) melalui
jaringan ke klien, di mana ia diproses dan kemudian kembali ke server untuk
penyimpanan selanjutnya. Dedicated server juga dapat mengontrol keamanan
seluruh jaringan dari satu lokasi pusat (Sukrianto, 2018).

3. Jaringan Berbasis Client, penyempurnaan lebih lanjut dengan konsep jaringan


berbasis server (server based) sebuah jaringan yang mengurangi beban berat
pada kapasitas jaringan yang dihasilkan dikarenakan seringnya transaksi yang
dilakukan server. Sebuah jaringan berbasis client mengambil keuntungan yang
lebih baik dari prosesor server yang kuat dan besar komputer semakin kuat
digunakan dalam workstation khusus. Sebuah clientbased jaringan
menggunakan kekuatan klien workstation dalam memproses beberapa fungsi
lokal sementara meminta pemrosesan tambahan dari server kapan pun ia
butuhkan untuk meningkatkan kecepatan. Proses server jaringan berbasis klien
meminta dari klien untuk mengebalikan hasil dari pada mengirimkan sumber
daya awal untuk klien untuk selanjutnya diproses dan dikembalikan setelah
perhitungan selesai.

2.1.5 Sekolah Digital


Sekolah digital merupakan sebuah system informasi elektronik berbasis
akademik, yang dapat menjadikan proses belajar mengajar mudah dan terarah. Hal
ini dimungkinkan karena di dalam sekolah digital guru dan siswa dapat
berkomunikasi secara virtual (maya) melalui aplikasi social learning. Menurut
Mahmud (2017) sekolah digital adalah segala usaha untuk mengubah sumber daya
sekolah yang ada ke dalam bentuk digital berbasis internet, melalui alat atau
instrument yang canggih, sedemikian rupa sehingga ditingkatkan melebihi waktu
maupun ruang yang ada.

2.2 Literatur Riview


Berikut adalah penelitian terdahulu mengenai metode NDLC:
1. Penelitian Pertama yang pernah melakukan Analisis dan pengembangan
infrastruktur jaringan komputer dalam mendukung implementasi sekolah
digital menggunakan metode NDLC (Network Development Life Cycle) oleh
Yudi Mulyanto Kudratullah. Dari hasil uraian diatas, maka di dapatkan suatu
kesimpulan anatara lain : Dengan adanya perancangan jaringan yang telah
dilakukan sebelumnya dengan menggunakan metode Network Development
Life Cycle (NDLC) maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Analisis
dan pengembangan infrastruktur jaringan komputer dalam mendukung
implementasi sekolah digital (Studi kasus SD Negeri 2 Sumbawa Besar) telah
selesai dibangun menggunakan perangkat router, switch, acces poin, server,
dan aplikasi pendukung lainnya, sehingga dapat dilakukan penyebaran
informasi dan pertukaran data melewati jaringan, pengelolaan jaringan
menggunakan mikhmon dan terdapat sentral penyimpanan data pada server.

2. Penelitian kedua yang pernah melakukan Network Development Life Cycle


(NDLC) dalam Perancangan jaringan komputer pada Rumah Shalom
Mahanaim oleh Tony Sanjaya, Didik Setiyadi. Dari hasil uraian diatas, maka di
dapatkan suatu kesimpulan anatara lain : Berdasarkan rancangan jaringan
komputer
menggunakan metode Network Development Life Cycle dengan beberapa
tahapan yang dilaluinya dapat disimpulkan jaringan Rumah Shalom Mahanaim
udah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Banyak konfiguasi dan penerapan
yang dilakukan agar jaringan yang digunakan menjadi lebih optimal digunakan
seperti pengaturan management bandwidth, penerapan firewall filter dan limit
up time untuk membatasi waktu penggunaan internet untuk anak –anak,
konfigurasi L7 Protocol, penerapan Virtual LAN, penggunaan atutentikasi
login jaringan dan monitoring.

3. Penelitian ketiga yang pernah melakukan Analisis dan implementasi desain


jaringan hostpot berbasis mikrotik menggunakan metode NDLC (Network
Development Life Cycle) pada BPU Bagas Raya Lubuklinggau oleh Rudi
Kurniawan STMIK Mura Lubuklingga. Dari hasil uraian diatas, maka di
dapatkan suatu kesimpulan antara lain : Dengan adanya jaringan Hotspot di
kantor BPU Bagas Raya, akan mempermudah pengelola gedung dan juga
pengunjung gedung dalam mengakses jaringan internet. Sistem keamanan yang
digunakan pada jaringan wireless (access point) ini sudah diatur oleh server,
sehingga saat ingin mengakses internet, user harus memasukan username dan
password.

4. Penelitian keempat yang pernah melakukan Desain dan Analisa infrastruktur


jaringan wireless di PPII – LIPI Jakarta dengan menggunakan metode Network
Development Life Cycle (NDLC) oleh Okta Puspita Dewi Anggorowati, M
Teguh Kurniawan, Umar Yunan K.S.H dari hasil uraian diatas, maka di
dapatkan suatu kesimpulan anatar lain : identifikasi kebutuhan infrastruktur
jaringan wireless di PDII – LIPI Jakarta adalah belum mempunyai dokumentasi
jaringan wireless, tata letak dan jangkauan sinyal access point yang masih
belum optimal terlihat dan hasil seberan sinyal yang tidak merata. Racangan
desain jaringan dengan menggunakan metode NDLC dilakukan dengan
menambah adanya system continues improvement yang dapat selalu
melakukan pengembangan maupun perbaikan untuk jaringan wireless di
PDII-LIPI Jakarta secara terus menerus. Dengan menggunakan VLAN pada
jaringan usulan dapat memperbaiki kekurangan jaringan eksisting dalam
pengelolaan ip address.
5. Penelitian kelima yang pernah melakukan Perancangan infrastruktur jaringan
komputer menggunakan fiber optic dengan metode Network development life
cycle (NDLC). Dari hasil uraian diatas, maka di dapatkan suatu kesimpulan
anatara lain : Jaringan infrastruktur pada Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat
memiliki spesifikasi perangkat yang telah berstandar dan memiliki kualitas
yang cukup baik. Namun, walaupun dengan spesfikasi perangkat yang ada,
masih terdapat beberapa kegiatan yang menggunakan jaringan tersebut yang
masih bermasalah. Perencanaan jaringan MPLS yang dilakukan pada jaringan
di Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat adalah dengan menggunakan metode
NDLC. Metode ini dipilih karena memungkinkan pemantauan terhadap system
yang sedang dirancang atau dikembangkan agar dapat diketahui kinerjanya,
serta mendukung adanya pengembangan lebih lanjut terhadap jaringan yang
tersedia. Hasil Quality of service pada jaringan di Dinas PMPTSP Provinsi
Jawa Barat setelah dilakukan implementasi MPLS, memiliki peningkatan pada
setiap parameternya, seperti : Troughput, Delay Jitter dan Packet Loss. Hal ini
dapat dibuktikan berdasarkan pemantauan dan perbandingan nilai parameter
pada jaringan sebelum dan sesudah diimplementasi MPLS.

2.3 Tool Perancangan Sistem


Dalam Penelitian ini Tools Perancangan yang digunakan sebagai berikut :
1. Router
Adalah peralatan yang bekerja pada kayer 3 Open System Interconnection
(OSI) dan sering digunakan untuk menyambungkan jaringan luas Wide Area
Network (WAN) atau untuk melakukan segmentasi layer 3 di LAN. WAN
seperti halnya LAN juga beroperasi di layer 1, 2 dan 3 OSI sehingga router
yang digunakan untuk menyambungkan LAN dan WAN harus mampu
mendukung (Pendidikan, 2021). Router memiliki kemampuan melewatkan
paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak
jalur diantara ke duanya (Haryanto, 2017). Router-router yang saling terhubung
dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi
untuk menentukan jalur terbaik
yang dilalui paket IP dari sistem ke sistem lain (Hesti & Adewasti, 2018).
Proses Routing dilakukan secara hop by hop. IP tidak mengetahui jalur
keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP
address dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan.
Menghubungkan komputer dengan komputer lain dapat dilakukan dengan cara
langsung menghubungkan kabel jaringan ataupun dengan peralatan tambahan.
Untuk menyambungkan beberapa komputer di dalam satu ruangan sudah pasti
memerlukan peralatan penyambung seperti hub atau switch.

2. Mikrotik
Ialah sebuah sistem operasi jaringan komputer yang memungkinkan untuk
dapat digunakan sebagai router dalam jaringan. Mikrotik ialah salah satu
sistem operasi atau perangkat lunak yang paling ringan dan simple untuk
digunakan. Mikrotik sendiri memiliki banyak kelebihan yang ditawarkan
sehingga banyak orang yang menggunakannya. Mikrotik sangat baik untuk
provider hotspot dan warnet karena kemampuannya dalam mengadministrasi
jaringan komputer (Haryanto, 2017).Mikrotik memiliki beberapa fitur yang
sangat memudahkan seorang admin jaringan dalam memanajemen sebuah
jaringan komputer seperti: Firewall dan NAT, Routing, Hotspot, Web Proxy,
DHCP dan masih banyak lagi (Pendidikan, 2021). Adapun jenis-jenis mikrotik
diantaranya yaitu (Pendidikan, 2021) :
a. Mikrotik Router OS
Sebuah sistem operasi jaringan berbasis UNIX yang memungkinkan untuk
bisa menjadikan komputer biasa mempunyai kemampuan seperti halnya
router, firewall, bridge, hotspot, proxy server dan lain sebagainya. Sistem
operasi ini sangat ringan dan hanya membutuhkan spesifikasi perangkat
keras yang rendah untuk bisa menjalankannya. Untuk itu banyak orang
menggunakan sistem operasi ini untuk membangun router pada jaringan
mereka kestabilan dan kemudahan yang ditawarkan oleh mikrotik router OS
membuat banyak perusahan-perusahaan besar dan lembaga pendidikan
berbasis networking menggunakan mikrotik sebagai dasar dan standar untuk
router. Berikut ini kelebihan yang ditawarkan oleh mikrotik Router OS:
1) Mikrotik Router OS mampu merubah komputer biasa “PC” sebagai
router yang handal dan berkwalitas.

2) Berbasis linux sehingga sangat ringan untuk digunakan.


3) Diinstall sebagai sistem operasi.
4) Biasanya diinstall pada power PC.
Adapun minimum hardware requitment mikrotik OS adalah:
1) Operating System Windows XP/Vista/7/8
2) Memory (RAM) 512MB of RAM required.
3) Hard Disk Space 500MB of free space required.
4) Processor Intel Pentium 4 or later.
b. Router Board
Sebuah perangkat keras jaringan komputer yang dikenbangkan oleh mikrotik
yang didalamnya terinstall sistem operasi mikrotik Router OS. Router Board
seperti halnya komputer tetapi Router Board memiliki ukuran yang sangat
kecil dan praktis. Didalam Router Board juga terdapat Processor, RAM,
ROM dan memory flash. Pada Router Board juga tersedia mulai low-end
sampai dengan hight-end Router. Salah satu produk dari Router Board
adalah Mikrotik RB 750 dan RB 951 2nd.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tinjauan Umum Objek Penelitian


3.1.1 Sejarah Singkat SMK SMK Negeri 1 Siatas Barita
SMK Negeri 1 Siatas Barita merupakan salah satu sekolah swasta kejuruan
di Kec. Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Terletak pada
jalan JL.Marhusa Simorangkir dengan status akreditasi B. SMK Negeri 1 Siatas
Barita telah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X.

Sejalan dengan perkembangan zaman, SMK Negeri 1 Siatas Barita menata


diri menuju sekolah unggul dengan menjadi salah satu SMK di Kabupaten
Tapanuli Utara yang mengadakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
pada tahun

2017. Saat ini SMK Negeri 1 Siatas Barita Tapanuli Utara Melakukan Proses
Belajar Mengajar melalui daring atau online pembelajaran dilakukan melalui
perangkat komputer atau labtop yang terhubung dengan jaringan internet.

Guru biasa melakukan proses belajar menggunakan media whatsapp,


media google meet ataupun dengan media lainnya sebagai media mengajar.
Dengan demikian guru dapat memastikan bahwa siswa bisa mengikuti proses
belajar mengajar dalam waktu bersamaan, tempat yang berbeda. Sampai saat ini
SMK Negeri 1 Siatasbarita memiliki tenaga pengajar 67 orang dan jurusan:

1. Akuntansi
2. Adm . Perkantoran
3. Pemasaran
4. Busana Butik
5. Teknik Komputer Jaringan (TKJ)
6. Jasa Boga

3.1.2 Lokasi SMK Negeri 1 Siatas Barita


Lokasi SMK Negeri 1 Siatas Barita beralamat di Jln. Mahusa
Simorangkir, Hutatoruan I, Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara,
Sumatera Utara 22411. Untuk lokasi SMK Negeri 1 Siatas Barita Tapanuli Utara
dapat dilihat pada Gambar 3.1

15
Gambar 3.1 Lokasi SMK Negeri 1 Siatas Barita

3.1.3 Logo dan Visi Misi SMK Negeri 1 Siatas Barita


Adapun logo dan visi misi SMK Negeri 1 Siatas Barita dapat dijelaskan sebagai
berikut ini:

1. Logo
Adapun bentuk logo dari SMK Negeri 1 Siatas Barita dapat dilihat pada
Gambar 3.2:

Gambar 3.2 Logo SMK Negeri 1 Siatas Barita


2. Visi dan Misi
Adapun visi dan misi dari SMK Negeri 1 Siatas Barita adalah sebagai berikut:
a. Visi

Berikut adalah visi dari SMK Negeri 1 Siatas Barita:


“Terwujudnya lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan beriman,
bertaqwa, berintegrasi dan berpengetahuan serta memiliki kemandirian
bermutu dan berdaya saing untuk menghadapi Era Globalisasi”

b. Misi
Berdasarkan visi SMK Negeri 1 Siatas Barita, adapun misi dari SMK Negeri
1 Siatas Barita adalah:
1) Menyiapkan SMK yang mampu mengintegrasikan kurikulum Pendidikan
Menengah kejuruan dengan dunia industry serta wirausaha yang
berwawasan mutu, keunggulan dan profesionalisme.

2) Meningkatkan profesionalisme dan Good Government SMK sebagai


pusat pemberdayaan kompetensi.

3) Menyiapkan siswa dengan mengoptimalkan potensi, minat dan bakat


sebagai tenaga kerja tingkat menengah dan wirausaha yang memiliki
yang memiliki sikap, keterampilan dan pengetahuan professional.

4) Menciptakan lingkungan sekolah yang religious, aman, sehat, rapi, dan


indah berkonsep Go Green School.

5) Membangungun dan mengembangkan Teaching Factory dan Unit


Produksi sebagai wadah pelatihan siswa serta meningkatkan kompetensi
siswa.

3.1.4 Struktur SMK Negeri 1 Siatas Barita


Berikut adalah struktur organisai dari SMK Negeri 1 Siatas Barita yang
dapat dilihat pada Gambar 3.3:

Gambar 3.3 Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Siatas Barita


Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam organisasi di SMK
Negeri 1 Siatas Barita sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan pejabat professional dalam organisasi sekolah yang
bertugas dan bekerjasama dengan guru – guru dalam mendidik siswa untuk
tujuan Pendidikan yang lebih baik.

2. Komite Sekolah
Komite sekolah bertugas untuk mendorong tumbuhnya perhatian dan
komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan Pendidikan yang bermutu,
melakukan kerjasama dengan masyarakat dan pemerintah berkenan
penyelenggaraan Pendidikan yang bermutu, menampung dan pemerintah
berkenan penyelenggaraan mendorong orangtua berpartisipasi dalam
Pendidikan guna mendukung Peningkatan mutu dan pemerataan Pendidikan.

3. Pembina Bendahara Pengeluaran


Pembina Bendahara pengeluaran bertugas Menyusun rencana anggaran,
melaksanakan pengelolaan keuangan dan pengadaan kebutuhan barang,
memfasilitasi kebutuhan pembiayaan program kerja, mengelola keuangan,
menyusun laporan dan pembukuan dan mengatur dan mengelola bukti
transaksi.

4. DU/DI
DU/DI bertugas untuk membantu praktik kerja industry maupun magang bagi
guru maupun siswa kerja sama dengan DU/DI tidak hanya terpaku pada
penyediaan praktik kerja lapangan atau magang bagi siswa saja, namun juga
meliputi pengembangan kompetensi guru kejuruan, penyelarasan kurikulum,
penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, sertifikasi kompetensi, hingga
rekrutmen lulusan SMK.

5. Kepala Tata Usaha


Bertangung jawab kepada kepala sekolah dalam kegiatan penyusunan program
kerja tata usaha sekolah. Pengelolaan dan pengarsipan surat – surat masuk dan
keluar sesuai dengan instruksi kepala sekolah. Pengurusan dan pelaksanaan
administrasi sekolah.

6. Operator Dapodikmen
Operator Dapodikmen bertugas mengelola data pokok Pendididkan Sekolah
menjadi sumber informasi, Mengelola aplikasi standar pelayanan minimal
dengan memasukkan data sesuai data asli atau data nyata, menverivikasi dan
mengvalidasi peserta didik
3.2 Framework Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka kerja yang menjelaskan tahap ke
tahap bagaimana peneliti akan melakukan penelitiannya. Desain penelitian juga
berisi prosedur-prosedur untuk peneliti menyelesaikan permasalahan dalam
penelitian. Perencanaan penelitian ini menerapkan mikrotik sebagai media
infrastruktur tambahan yang akan mengelola jaringan pada SMK Negeri 1 Siatas
Barita dengan NDLC. Adapun kerangka kerja penelitian ini dapat dijelaskan
seperti pada Gambar 3.4:

Gambar 3.4 Kerangka Kerja Penelitian


Masing-masing tahapan akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap Identifikasi Masalah
Tahap analisis masalah adalah proses yang diperlukan untuk melakukan suatu
kajian awal yang berguna untuk menentukan tujuan suatu produk dibangun.
Analisis penting dalam perancangan suatu sistem agar dapat berjalan sesuai
dengan tujuan penelitian. Permasalah yang akan diangkat adalah bagaimana
menerapkan mikrotik untuk memanajemen bandwidth dalam SMK Negeri 1

Siatas Barita.
2. Tahap Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
melakukan observasi, wawancara serta studi literatur. Melakukan observasi
pada lingkungan SMK Negeri 1 Siatas Barita untuk melihat konsep dan
topologi jaringan yang sedang berjalan. Melakukan wawancara pada pihak
yang berwenang di lingkungan SMK Negeri 1 Siatas Barita untuk
mendapatkan data dan fakta proses penggunaan internet keseharian siswa dan
pegawai SMK. Sedangkan studi literatural adalah serangkaian kegiatan yang
berkenaan metode pengumpulan daftar pustaka, membaca dan mencatat, serta
mengolah bahan penelitian atau mencari referensi teori yang relevan dengan
kasus atau permasalahan yang berhubungan dengan penelitian ini

3. Analisa Kebutuhan Sistem


Analisa kebutuhan bahan dan alat penelitian berfungsi untuk menentukan
perangkat apa saja yang dibutuhkan dalam perancangan jaringan baru yang
meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Dengan
menggunakan analisa kebutuhan sistem maka dapat diketahui kebutuhan
minimum yang diperlukan untuk membangun jaringan. Berikut ini adalah
penjabaran tentang spesifikasi hardware dan software yang dibutuhkan. a.
Perangkat Keras

Kebutuhan perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk mendukung


penulis dalam merancang membangun sistem jaringan pada jaringan SMK
Negeri 1 Siatas Barita seperti pada Tabel 3.1:

Tabel 3.1 Kebutuhan Hardware


No Spesifikasi Keterangan
1 Merek Acer
Intel(R) Core(TM) i3-6006U CPU
2 Processor @
2.00GHz 1.99 GHz
3 RAM 4 GB
4 Harddisk 1 TB
5 Mikrotik RB941-2nD
6 Kabel LAN Cat 5e

b. Perangkat Lunak
Adapun perangkat lunak (software) penulis yang digunakan untuk
mendukung penulis dalam merancang membangun jaringan adalah
aplikasi Winbox versi 3.1.

4. Tahap Perancangan Sistem


Tahap perancangan sistem adalah proses rancangan dari sistem jaringan yang
akan dibangun. Perancangan sistem terlebih dahulu membuat topologi sistem
yang baru serta flowchart sistem.

5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi sistem dari penelitian ini adalah pemanfaatan jaringan
yang telah dirancang untuk meningkatkan kualitas jaringan pada SMK Negeri 1
Siatas Barita, implementasi dilakukan dengan mengkonfigurasi Fitur PCQ Queue
Tree. 6. Tahap Pengujian

Tahap pengujian ini dilakukan uji coba try and error yang bertujuan untuk
memastikan apakah hasil dari konfigurasi jaringan berupa PCQ Queue Tree
untuk memanajemen bandwidth berhasil dilakukan pada SMK Negeri 1 Siatas

Barita.
7. Dokumentasi
Pada tahap terakhir ini penelitian yang telah dilakukan akan didokumentasikan
mulai dari tahap aal sampai pengujian sistem, kemudian disusun dalam format
penulisan, sehingga didapatkan hasil pengujian dan kesimpulan dari penelitian
ini yang dibuat kedalam bentuk skripsi.
3.2.1 Analisa Topologi
Analisa topologi jaringan bertujuan untuk mengetahui konsep dan alur
jaringan sebelum diimplemntasikan secara real. Analisa topologi pada penelitian
ini dibuat sebelum adanya mikrotik dan sesudah adanya mikrotik.
3.2.1.1 Topologi Sedang Berjalan
Adapun rancangan topologi jaringan yang sedang berjalan pada SMK
Negeri 1 Siatas Barita dapat dilihat pada Gambar 3.5:

Pada gambar 3.5, pada topologi jaringan yang digunakan untuk


mengelola jaringan SMK Negeri 1 Siatas Barita hanya mengandalkan modem dari
ISP. Berikut Penomoran ip address secara detail dapat dilihat pada Tabel 3.2:
Tabel 3.2 Konfigurasi IP Address Pada Jaringan Sedang Berlangsung

No Hardware/Software Port Ethernet IP


Network
1 ISP 1 Address 192.168.100.1/24
Address 192.168.100.2 -
192.168. 100.254
Client Smartphone Netmask 255.255.255.0
2 Port AP
Terhubung Access Point Gateway 192.168. 100.1
DNS Server 192.168.

100.1
Address 192.168. 100.2 -
192.168. 100.254
Client Komputer LAB A Netmask 255.255.255.0
3 Port Switch
Terhubung Switch Gateway 192.168. 100.1
DNS Server 192.168.

100.1
Address 192.168. 100.2 -
192.168. 100.254

Client Komputer LAB B Netmask 255.255.255.0


4 Port Switch Gateway 192.168. 100.1
Terhubung Switch
DNS Server 192.168.

100.1

3.2.1.2 Rancangan Topologi Diusulkan


Adapun rancangan topologi jaringan yang diusulkan pada SMK Negeri 1
Siatas Barita dapat dilihat pada Gambar 3.6:
Berdasarkan pada gambar topologi, Berikut Penomoran ip address secara
detail dapat dilihat pada Tabel 3.3 :

Tabel 3.3 Konfigurasi IP Address Pada Jaringan Diusulkan


No Hardware/Software Port Ethernet IP
Network
1 ISP 1 Address 192.168. 100.1
Address 192.168. 100.3/24
Gateway 192.168. 100.1
Ether 1
DNS server 192.168.

2 Mikrotik RB 951-2nd 100.1


Ether 2 Address 192.168.47.1/28
Address 192.168. 47.2
192.168. 47.14
3 Client Smartphone Port AP
Netmask 255.255.255.240
Terhubung Access Point
Gateway 192.168. 47.1
DNS Server 192.168. 47.1
Address 192.168. 47.2 -
192.168. 47.14
Client Komputer
Netmask 255.255.255.240
4 Terhubung Switch Port Switch
Gateway 192.168. 47.1
DNS Server 192.168. 47.1

3.2.2 Simulasi Sistem


Adapun berikut adalah simulasi digaram sistem jaringan yang dirancang
saat proses penggunaan jaringan pada SMK Negeri 1 Siatas Barita dapat dilihat
pada Gambar 3.7:

Gambar 3.7 Flowchart Sistem Jaringan


Berdasarkan pada gambar flowchart 3.7, dapat dijelaskan bahwa, langkah
awal menyiapkan infrastruktur mikrotik,kemudian konfigurasi IP Address,
Gateway, DNS serta DHCP, dilanjutkan dengan konfigurasi PCQ Queue Tree.

Berikut adalah Gambaran kerja fitur queue tree seperti apda Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Contoh Simulasi Kerja Queue Tree


Berdasarkan pada Gambar 3.8, selanjutnya lakukan uji coba performa
jaringan dengan mengunakan speedtest. Apabila proses yang dilakukan telah
berhasil, maka akan muncul tampilan yang menunjukan besaran download dan
upload sesuain dengan yang telah dikonfigurasi sebelumnya namun, apabila
proses uji coba belum menunjukan besaran download dan upload sesuai dengan
konfigurasi, maka silahkan lakukan pengecekan kembali proses konfigurasi yang
sebelumnya.
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

4.1 Implementasi Sistem


Bab ini akan melakukan pembahasan tentang implementasi, pengujian dan
analisa hasil dari konfigurasi mikrotik. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk
mengetahui apakah konfigurasi mikrotik yang telah dilakukan sesuai dengan
perancanganya. Selain itu juga, untuk mengetahui detail dari jalanya konfigurasi
mikrotik serta kesalahan yang ada untuk jadikan pengembangan dan perbaikan
lanjut. Proses pengujian ini dibutuhkan beberapa peralatan-peralatan berupa
perangkat keras dan perangkat lunak. Proses penerapan konfigurasi dari NDLC
terdiri dari :

1. Konfigurasi Mikrotik
2. Monitoring
3. Manajemen
4. Konfigurasi PCQ dan Queue Tree

4.1.1 Konfigurasi Dasar pada Mikrotik


Berikut adalah langkah-langkah konfigurasi dasar mikrotik agar mikrotik
dapat terhubung ke internet.

1. Login ke Winbox
Langkah awal yang dilakukan yaitu dengan menghubungkan router mikrotik ke
laptop yang dipakai sebagai PC server, kemudian buka aplikasi winbox. Jika
router mikrotik tadi sudah terhubung, maka silahkan klik MAC Address lalu
masukkan username yaitu admin dan kosongkan pada kolom password,
kemudian connect. Tampilan login pada winbox dapat dilihat pada Gambar 4.1

27
Gambar 4. 1 Login Ke Winbox
Setelah proses login berhasil, maka akan muncul tampilan seperti pada Gambar
4.2 yang merupakan tampilan pada aplikasi winbox setelah berhasil login.

Gambar 4. 2 Tampilan Winbox Setelah Login


2. Membuat Bridge
Menggabungkan beberapa interface sehingga gabungan dari interface tersebut
berada dalam satu segmen alamat IP. Pada proses ini penulis membuat bridge
untuk ether1 yang mana merupakan koneksi langsung dari ISP, hal tersbut
dilakukan jika port pada ether1 rusak, maka koneksi dari ISP dapat dipindahkan
ke port ether2, ether3, dan ether4 tergantung port mana yang belum digunakan
pada perangkat mikrotik, sehingga konfigurasi yang ada pada ether1 dapat
langsung digunakan tanpa harus melakukan konfigurasi ulang. Untuk membuat
interface bridge1-ISP, masuk menu Bridge > tombol Add, dan beri nama
bridge1- ISP, kemudian Apply. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.3
Gambar 4. 3 Membuat Bridge Untuk ether 1
Selanjutnya tambahkan bridge port untuk ether1, dengan memilih port yang ada
pada fitur bridge. Langkah-langkah dilakukan melalui menu Bridge > tab Ports
> masukkan nama interface > pilih bridge1-ISP > Aplly. Proses tersebut dapat
dilihat pada Gambar 4.4

Gambar 4. 4 Tampilan membuat port bridge pada ether1


Setelah membuat interface bridge1-ISP selanjutnya buat interface dengan nama
bridge2-LAN dan bridge ports untuk ether2. Lakukan kembali langkah –
langkah tersebut, proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6
Gambar 4. 5 Membuat bridge untuk ether2

Gambar 4. 6 Tampilan membuat port bridge pada ether2


Kemudian tambahkan port bridge untuk wlan1 dengan bridge yang dituju
bridge2- LAN, nantinya IP yang terpasang pada ether2 akan terpasang juga
pada wlan1. Hal tersebut penulis konfigurasi dikarenakan berdasarkan dengan
topologi usulan yang telah dibuat sebelumnya. Tampilan bridge untuk wlan1
dapat dilihat pada Gambar 4.7
Gambar 4. 7 Tampilan bridge ports untuk wlan1
3. Konfigurasi IP Addres
Masukkan IP Address sesuai dengan perancangan sebelumnya, kemudian pilih
interface bridge2-LAN. Konfigurasi IP Address dapat dilihat pada Gambar 4.8

Gambar 4. 8 Konfigurasi IP Addres Untuk bridge2-LAN


4. Konfigurasi DHCP Client
Untuk mendapatkan IP Address, Gateway, dan DNS Server dari router secara
otomatis, langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah membuat DHCP
Client. Langkah – langkah dilakukan melalui menu IP > DHCP Client > klik
tombol add > (interface gunakan bridge1-ISP yang 45 merupakan interface
terhubung ke jaringan internet) > Apply. Proses tersebut dapat dilihat pada

Gambar 4.9
Gambar 4. 9 Konfigurasi DHCP Client
5. Konfigurasi DHCP Server , DNS dan Routes Pemberian IP Address DHCP
Server atau memberikan range IP terhadap client atau agar bisa mengelola
DHCP Client, DNS dan Routes agar bisa terkoneksi ke ether1-ISP. Langkah –
langkah dilakukan melalui menu IP > DHCP Server > DHCP Setup.
Konfigurasi dapat dilihat pada Gambar 4.10

Gambar 4. 10 Konfigurasi DHCP Sever pada bridge2-LAN


Selanjutnya masuk ke bagian DNS, centang bagian Allow Remote
Requests, agar wlan1 dapat terhubung ke ether2. konfigurasi DNS dapat dilihat
pada Gambar 4.11
Gambar 4. 11 Konfigurasi DNS
Hasil konfigurasi routers dapat dilihat pada Gambar 4.12

Gambar 4. 12 Tampilan Konfigurasi Routes


6. Konfigurasi Firewall NAT
Firewall NAT merupakan suatu protokol yang digunakan pada mikrotik yang
berfungsi untuk mentranslasikan IP public ke IP private agar IP Private dapat
terhubung dalam penggunaan internet. Masuk 47 menu IP > Firewall > NAT >
pilih Out Interface bridge1-ISP. Konfigurasi Firewall NAT dapat dilihat pada

Gambar 4.13
Gambar 4. 13 Konfigurasi Firewall NAT
7. Konfigurasi Firewall NAT Masquerade
Konfigurasi Firewall NAT Masquerade dilakukan untuk mengizinkan IP private
untuk terkoneksi ke internet dengan menggunakan IP public. Sehingga nantinya
client dapat menggunakan internet. Konfigurasi Firewall NAT Masquerade
dapat dilihat pada Gambar 4.14

Gambar 4. 14 Konfigurasi Firewall NAT Masquerade


Selanjutnya cek koneksi dengan cara melakukan ping 8.8.8.8 di terminal yang
ada pada menu winbox dan pada CMD yang ada pada laptop. Proses tersebut
dapat dilihat pada Gambar 4.15 dan Gambar 4.16
Gambar 4. 15 Cek Koneksi Internet pada terminal Langkah
Selanjutnya adalah cek koneksi internet melalui CMD

Gambar 4. 16 cek koneksi internet melalui CMD


8. Konfigurasi Wireless pada Mikrotik Masuk pada fitur wireless yang ada pada
winbox, kemudian pilih wlan1, pilih tanda centang biru/enable. Tampilan
konfigurasi wireless dapat dilihat pada Gambar 4.17

Gambar 4. 17 Mengaktifkan wireless pada Mikrotik


Selanjutnya untuk mengamankan wireless, lakukan pembuatan password untuk
wireless yang telah diaktifkan sebelumnya. Tampilan security profiles mikrotik
dapat dilihat pada Gambar 4.18

Gambar 4. 18 Security Profiles Pada Mikrotik


Kemudian silahkan lakukan konfigurasi terhadap wireless tersebut dengan
mengubah SSID sesuai dengan yang diinginkan, mengubah mode menjadi ap
50 bridge, pilih band menjadi 2GHz-B/G/N, dan supaya password wifi tersebut
aktif pilih bagian security profile ubah sesuai dengan yang telah dibuat
sebelumnya. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.19

Gambar 4. 19 Konfigurasi Wireless LAN pada mikrotik

4.1.2 Monitoring pada tahap ini melakukan tahap monitoring pada jaringan ini
menggunakan tools pada router mikrotik untuk mengetahui jaringan dapat berjalan
. Langkah awal yang dilakukan dalam monitoring adalah Interface list lalu klik
Interface brigde 2- LAN untuk dimonitoring untuk hasil monitoring dapat dilihat
pada Gambar 4.20
Gambar 4. 20 Interface List
Untuk hasil monitoring dapat dilihat pada Gambar 4.21

Gambar 4. 21 Hasil Monitoring

4.1.3 Manajemen
Tahapan dari metode NDLC berikutnya adalah manajemen. Manajemen
perlu dibuat untuk mengatur dan membuat sistem yang telah dibuat dapat terjaga
dengan baik sehingga diperlukan backup konfigurasi dan log monitoring .

1. Backup konfigurasi dilakukan untuk mencegah bila terjadi kerusakan pada


perangkat keras atau hal yang tidak diinginkan.
Gambar 4. 22 Hasil Backup Konfigurasi
2. Log monitoring dilakukan untuk mengetahui proses apa saja yang telah
router mikrotik tersebut dan dengan menganalisa log monitoring
mempermudah kita dalammenemukan masalah dan menerapkan solusinya
untuk hasil log monitoring dapat dilihat pada Gambar 4.23

Gambar 4. 23 Hasil Log Monitoring

4.2 Konfigurasi PCQ dan Queue Tree


Selanjutnya adalah melakukan konfigurasi PCQ dan Queue Tree yang
berfungsi untuk melakukan manajemen bandwidth pada komputer client. Adapun
berikut proses konfigurasi PCQ dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 4. 24 Menu Konfigurasi PCQ
Berdasarkan pada gambar di atas, untuk menambahkan PCQ dilakukan
sebanyak dua kali, yaitu PCQ Download dan PCQ Upload pada menu Queues
danQueues Types pada mikrotik. Selanjutnya menambahkan PCQ Download pada
dengan menekan button + sehingga muncul menu berikut ini :

Gambar 4. 25 Menu Konfigurasi PCQ Download


Berdasarkan pada gambar di atas, pada type name masukan nama yang
dinginkan, dan pada menu kind pilih pcq, kemudian centang Dst.Address dan 44
Dst.Port yang berfungsi untuk download. Selanjutnya konfigurasi PCQ upload
seperti gambar di bawah ini :
Gambar 4. 26 Menu Konfigurasi PCQ Upload
Berdasarkan pada gambar di atas, pada type name masukan nama yang
dinginkan, dan pada menu kind pilih pcq, kemudian centang Src.Address dan
Src.Port yang berfungsi untuk upload. Adapun hasil kesluruhanya dapat dilihat
pada gambar berikut

Gambar 4. 27 Hasil Konfigurasi PCQ Download dan Upload


Berdasarkan pada gambar di atas, prose penambahan konfigurasi PCQ
download dan Upload berhasil dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan melakukan
konfigurasi Queue Tree sebagai berikut :
Gambar 4. 28 Menu Konfigurasi Queue Tree
Berdasarkan pada gambar di atas, Queue Tree terdiri dari Queue Tree
Parent dan Queue child. Queue Parent adalah Queue global yang menjadi induk
dari queue child nantinya. Induk disini dimaksudkan adalah batas maksimum dari
sebuah bandwidth yang diatur. Adapun penambahan Queue Tree Parent dan child
untuk proses download adalah sebagai berikut :

Gambar 4. 29 Konfigurasi Queue Tree Parent Download


Berdasarkan pada gambar di atas, bagian yang diisi untuk parent download
adalah name, parent dan Max Limit. Max limit berfungsi sebagai batas dari
bandwidth yang akan dibagikan parent kedapa child. Kemudian dilanjutkan
denganmengisi Queue Tree child seperti seperti gambar di bawah ini :
Gambar 4. 30 Konfigurasi Queue Tree Download
Berdasarkan pada gambar di atas, bagian yang diisi untuk child download
adalah name, parent, park markets, queue type, Limit At dan Max Limit. Limit At
berfungsi sebagai batas minimal akses download yang didapat oleh user nantinya,

Max Limit adalah batas maksimal akses download yang didapat oleh user
nantinya.Limit At dan Max Limit diambil dari parent Queue download. Kemudian
dilanjutkan dengan mengisi Queue Tree Parent Upload seperti seperti gambar di
bawah ini :

Gambar 4. 31 Konfigurasi Queue Tree Upload


Berdasarkan pada gambar di atas, bagian yang diisi untuk parent upload
adalah name, parent dan Max Limit. Max limit berfungsi sebagai batas dari
bandwidth yang akan dibagikan parent kedapa child. Kemudian dilanjutkan
dengan mengisi Queue Tree child seperti seperti gambar di bawah ini :
Gambar 4. 32 Konfigurasi Queue Tree Upload
Berdasarkan pada gambar di atas, bagian yang diisi untuk child upload
adalah name, parent, park markets, queue type, Limit At dan Max Limit. Limit At
berfungsi sebagai batas minimal akses upload yang didapat oleh user nantinya,
Max Limit adalah batas maksimal akses upload yang didapat oleh user nantinya.
Limit At dan Max Limit diambil dari parent Queue upload. Adpaun hasil
keseluruhanya adalah sebagai berikut :

Gambar 4. 33 Hasil Konfigurasi Queue Tree

4.2.1 Hasil Speedtest Setelah Pembagian Bandwidth


Setelah semua konfigurasi berhasil dilakukan, berikut adalah pengujian
speedtest bandwidth berdasarkan manajemen PCQ Queue Tree. 1. Untuk hasil
speedtest pada Lab A Dapat dilihat pada gambar 4.34
Gambar 4. 34 Hasil Speedtest Pada Lab A
2. Hasil Speedtest pada Lab B Dapat dilihat pada gambar 4.35

Gambar 4. 35 Hasil Speedtest Pada Lab B


3. Hasil Speedtest pada Ruangan Tata Usaha Dapat dilihat pada gambar 4.36

Gambar 4. 36 Hasil Speedtest Pada Lab B


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil implementasi dan pengujian sistem jaringan yang telah
diterapkan pada mikrotik routerboard, dapat diambil keismpulan sebagai berikut :
1. Metode Queue Tree berhasil membagi rata pengaturan bandwidth pada jaringan
SMK Negeri 1 Siatas Barita secara Maksimal

2. Dengan adanya pembagian bandwidth pada jaringan LAN dan, maka jaringan
internet untuk setiap user yang aktif akan tetap stabil karena sudah disesuaikan
menggunakan manajemen Queue Tree.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil implementasi dan pengujian sistem jaringan yang telah
diterapkan pada mikrotik routerboard, adapun saran yang dapat diberikan untuk
pengembangan lebih lanjut sebagai berikut :

1. Dapat dibandingkan dengan metode lain dalam melakukan pembagian


bandwidth agar bias disimpulkan metode mana yang lebih akurat.

2. Dapat ditambahkan firewall baru untuk kemananan jaringan router mikrotik dari
serangan pihak yang tidak bertanggung jawab
45

DAFTAR PUSTAKA

Adhiwibowo, W., & Irawan, A. R. (2019). Implementasi Redundant Link Untuk


Mengatasi Downtime Dengan Metode Failover. Jurnal Pengembangan
Rekayasa Dan Teknologi, 15(1), 48. https://doi.org/10.26623/jprt.v15i1.1490
Haryanto, E. (2017). Perancangan Jaringan Komputer Di Lingkungan Fakultas
Teknik Universitas Janabadra Berbasis Mikrotik. 2(1), 29–38.

Hesti, E., & Adewasti. (2018). Aplikasi Android Sebagai Pengontrol Jarak Jauh
Smarthome Dengan Koneksi Jaringan Internet. Teknik Elektro Politeknik
Negeri Sriwijaya, 2(2), 157–165. http://eprints.polsri.ac.id/4534/

Larosa, F. G. N. (2017). Pemanfaatan Virtual Box Dalam Praktikum Exterior


Routing Menggunakan Bgp4. Jurnal METHODIKA, 3(1), 2442–7861.
http://methodika.net/index.php/jurnalmethodika/article/view/39/40

Pendidikan, D. (2021). Mikrotik


Adalah.
https://www.dosenpendidikan.co.id/mikrotik-adalah/

Ramadhon, F. (2020). Pemanfaatan Samba Server Dalam Pertukaran Data Berbasis


Client Server. Gatot Kaca, 1, 109–118.

Sitanggang, R. (2019). Sistem Informasi Laporan Penjualan Komputer Berbasis


LAN. 4(1).

Sofana, I. (2013). Membangun Jaringan Komputer. Informatika.


Sukrianto, D. (2018). Perancangan Sistem Informasi Berbasis Client Server pada
SMA Negeri 7 Menggunakan Bahasa Pemrograman Berorientasi Objek.
Jurnal Intra-Tech, 2(9), 1689–1699. www.journal.uta45jakarta.ac.id

Tama, A. N., Nugroho, S., & Wardana, H. K. (2018). Implementasi Algoritma


Gosip Dalam Jaringan Peer-to-Peer. Techné : Jurnal Ilmiah Elektroteknika,
17(01), 7–11. https://doi.org/10.31358/techne.v17i01.153

Anda mungkin juga menyukai