Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Auditing I


Kode Mata Kuliah : EKS14308
Jumlah sks : 3 (Tiga) sks
Nama Pengembang : Yudhi Prasetiyo, S.E., M.Ak.
Nama Penelaah : Sila Ninin Wisnantiasri, S.E., M.A.
Status Pengembangan : Baru
Tahun Pengembangan 2024
Edisi Ke : 4 (Empat)

Nama : Lusi Mela Indrian


Nim. :

Soal Kasus!

Fraud Examiner! Gunakan Big Data Dan Alat Lain


untuk Memerangi Penipuan Keuangan

Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), Dunia bisnis kehilangan


sekitar $ 3,5 miliar per tahun untuk penipuan dan kejahatan keuangan. Sebagai akibatnya,
permintaan untuk profesi akuntan forensik semakin meningkat. ACFE adalah Fraud
Examiners terbesar di dunia organisasi, dengan hampir 75.000 anggota. Bersertifikat Fraud
Examiners (CFEs) memiliki keahlian dalam pencegahan, deteksi, dan pencegahan penipuan,
dan terlatih untuk mengidentifikasi tanda-tanda peringatan penipuan dan peningkatan risiko
penipuan. CFE memiliki keahlian unik yang menggabungkan Pengetahuan tentang transaksi
keuangan yang kompleks dengan Memahami metode, hukum, dan investigasi tuduhan
penipuan.
Kasus penipuan semakin marak dengan dilakukan melalui platform digital, untuk
mengidentifikasi dan menelusurinya menggunakan analitik data adalah salah satu cara
konkret terbaik dalam deteksi penipuan. Komputasi dalam cloud misalnya dapat
memungkinkan, perusahaan untuk mengkonsolidasikan data di seluruh lokasi dan mencari
serta mendeteksi secara keseluruhan dengan real time. Misalnya, menggunakan Benford's
Hukum (rumus untuk frekuensi digit yang diharapkan dalam daftar angka), satu tim forensik
mendeteksi bahwa Beberapa operator call center telah melakukan penipuan, pengembalian
dana untuk diri mereka sendiri, teman, dan anggota keluarga yang berjumlah ratusan ribu
dolar.
Para pemeriksa dalam mendeteksi penipuan melakukan berbagai jenis salah satunya
dengan investigasi forensik, seperti memeriksa buku dan catatan untuk menemukan dan
melacak transaksi penipuan, mewawancarai tersangka untuk mendapatkan informasi dan
pengakuan, menulis laporan investigasi, bersaksi di persidangan, dan memahami faktor-
faktor yang mendorong orang untuk melakukan penipuan. Akuntan forensik biasanya bekerja
sama dengan penegak hukum, peradilan pidana, dan spesialis ahli bidang teknologi dan
komputer untuk melakukan pemeriksaan penipuan. Penipuan laporan keuangan,
penyalahgunaan aset, pencucian uang, penyuapan, atau kasus yang sering terjadi dan marak
dimasyarakat seperti, pencurian informasi melalui peretasan komputer, adalah beberapa
contoh kegiatan penipuan lainnya yang dapat terlibat dalam pemeriksaan ini.

Sumber:
1. The Association of Certified Fraud Examiners Website (www.acfe.org);
2. Sarah Diamond, “How to Use Big Data to Fight Financial Fraud” (September 22, 2014)
(www.forbes.com);
3. Jo Craven McGinty, “Accountants Increasingly Use Data Analysis to Catch Fraud”
(December 5, 2014) (www.wsj.com).

1. Bedasarkan fenomena kasus diatas, hubungan akuntan publik dengan profesi lain
saling berkaitan. Menurut pendapat saudara. Apakah akuntan publik dapat
merangkap pekerjaan sebagai auditor forensik? Jika diperbolehkan jenis jasa
apa yang diberikan!
Jawab : Menurut pendapat saya, akuntan publik dapat merangkap pekerjaan sebagai
auditor forensik dalam beberapa situasi, tergantung pada peraturan dan persyaratan yang
berlaku di negara atau yurisdiksi tertentu. Namun, penting untuk menjaga independensi dan
integritas dalam menjalankan kedua peran tersebut. Auditor forensik sendiri adalah seorang
profesional yang memiliki keahlian khusus dalam melakukan investigasi terkait penipuan,
kesalahan keuangan, atau tindakan ilegal lainnya yang terjadi dalam konteks keuangan
perusahaan. Mereka menggunakan metodologi dan teknik investigasi untuk mengumpulkan
bukti dan menganalisis data keuangan dengan tujuan mendeteksi dan mengungkapkan
kecurangan atau pelanggaran hukum. Sebagai auditor publik, tanggung jawab utama
seorang akuntan publik adalah melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan. Mereka
bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan memberikan pendapat independen tentang
kecukupan, keandalan, dan kelayakan laporan keuangan. Pada dasarnya, peran seorang
auditor forensik melibatkan investigasi dan deteksi kecurangan atau tindakan ilegal,
sementara peran seorang akuntan publik melibatkan penilaian dan pendapat independen
terhadap laporan keuangan. Kedua peran ini memiliki persyaratan yang berbeda dalam hal
pengetahuan, keterampilan, dan metodologi yang diperlukan. Namun, dalam beberapa
kasus, terutama dalam hal investigasi kecurangan terkait laporan keuangan, ada
kemungkinan akuntan publik yang memiliki keahlian dan pengalaman yang relevan juga
dapat melibatkan diri dalam pekerjaan auditor forensik. Misalnya, dalam kasus yang
melibatkan penyimpangan yang signifikan dalam laporan keuangan, auditor publik dapat
memperluas tugasnya untuk melakukan investigasi lebih lanjut dan mengungkapkan
kecurangan yang ada.
Dalam konteks ini, jenis jasa yang dapat diberikan oleh akuntan publik yang merangkap
sebagai auditor forensik adalah jasa investigasi kecurangan atau tindakan ilegal yang
berhubungan dengan laporan keuangan. Mereka dapat membantu dalam mengidentifikasi,
mengumpulkan bukti, dan menganalisis data keuangan untuk membantu mengungkapkan
praktik kecurangan atau pelanggaran hukum. Namun, penting untuk dicatat bahwa
persyaratan dan batasan mengenai praktik rangkap peran dapat berbeda di setiap yurisdiksi.
Oleh karena itu, sebelum merangkap sebagai auditor forensik, seorang akuntan publik harus
memastikan bahwa mereka memenuhi persyaratan hukum dan etika yang berlaku serta
menghindari konflik kepentingan yang dapat merugikan independensi dan integritas mereka
sebagai auditor publik.

2. Keahlian fraud examiner merupakan standar utama ketika menjadi seorang auditor
forensik. Menurut pendapat saudara dalam rantai nilai akuntan, seorang akuntan
publik harus memiliki komptensi inti apa saja untuk melakukan investigatif atas
indikasi kecurangan keuangan pada sebuah bisnis!
Jawab : Dalam rantai nilai akuntan, seorang akuntan publik yang ingin melakukan
investigasi atas indikasi kecurangan keuangan pada sebuah bisnis harus memiliki
kompetensi inti yang meliputi:
A. Pengetahuan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan: Seorang akuntan publik harus
memiliki pemahaman yang kuat tentang prinsip-prinsip akuntansi dan standar
pelaporan keuangan yang berlaku. Pengetahuan ini akan membantu mereka dalam
mengidentifikasi kejanggalan atau ketidaksesuaian dalam laporan keuangan yang
dapat menunjukkan adanya indikasi kecurangan.
B. Pemahaman tentang Sistem Pengendalian Internal: Akuntan publik harus
memahami sistem pengendalian internal dalam bisnis, termasuk kebijakan,
prosedur, dan mekanisme yang dirancang untuk mencegah dan mendeteksi
kecurangan. Pemahaman ini akan membantu mereka dalam mengidentifikasi
kelemahan dalam sistem pengendalian internal yang dapat memungkinkan
terjadinya kecurangan.
C. Pengetahuan Mengenai Indikator Kecurangan: Seorang akuntan publik yang
melakukan investigasi atas indikasi kecurangan keuangan harus memiliki
pengetahuan tentang berbagai indikator atau tanda-tanda yang dapat menunjukkan
adanya kecurangan. Ini termasuk pola transaksi yang tidak wajar, adanya kelebihan
atau kekurangan stok, ketidaksesuaian antara dokumen dan data yang ada, atau
adanya transaksi yang tidak dapat dijelaskan secara memadai.
D. Keterampilan Analitis: Keterampilan analitis yang kuat sangat penting dalam
melakukan investigasi kecurangan keuangan. Akuntan publik harus mampu
menganalisis data keuangan dengan cermat, mengidentifikasi pola atau tren yang
mencurigakan, dan menghubungkan bukti-bukti yang ada untuk membentuk
gambaran lengkap tentang indikasi kecurangan.
E. Keterampilan Komunikasi dan Riset: Akuntan publik harus memiliki keterampilan
komunikasi yang baik untuk berinteraksi dengan pihak terkait dalam investigasi
kecurangan, termasuk manajemen perusahaan, pengacara, dan pihak berwenang.
Selain itu, keterampilan riset yang efektif juga penting untuk mengumpulkan bukti
dan informasi yang diperlukan dalam investigasi.
F. Etika Profesional yang Tinggi: Seorang akuntan publik harus memiliki integritas,
objektivitas, dan etika profesional yang tinggi dalam melakukan investigasi
kecurangan keuangan. Mereka harus berkomitmen untuk mengungkapkan
kecurangan yang ditemukan dengan jujur dan bertindak sesuai dengan standar etika
profesi akuntansi.

Dengan memiliki kompetensi inti ini, seorang akuntan publik akan dapat melakukan
investigasi yang efektif atas indikasi kecurangan keuangan dalam sebuah bisnis. Namun,
penting untuk dicatat bahwa keahlian seorang fraud examiner yang lebih spesifik dapat
menjadi kelebihan tambahan bagi akuntan publik yang ingin fokus pada bidang auditor
forensik.

3. Adanya indikasi kecurangan keuangan menuju kearah tindakan pidana, berawal


adanya temuan yang mencurigakan atas pemeriksaan oleh akuntan publik dengan
prosedur audit yang di tentukan. Jika dikaitkan dengan kasus diatas auditor forensik
meneruskan pekerjaan akuntan publik karena ditemukannya indikasi yang
mengarah kepada tindakan pidana. Menurut pendapat saudara dalam melakukan
penelurusan dan investigatif lanjut, terdapat 3 (tiga) standar atestasi yang dapat
digunakan untuk memeriksa secara eksploratif audit atas laporan keuangan historis
yang dapat digunakan auditor forensik. Sebutkan dan jelaskan!
Jawab : Dalam melakukan penelusuran dan investigasi lanjut atas indikasi kecurangan
keuangan yang mengarah kepada tindakan pidana, auditor forensik dapat menggunakan tiga
standar atestasi yang dapat digunakan untuk memeriksa secara eksploratif audit atas laporan
keuangan historis. Ketiga standar tersebut adalah:
1) Standar Atestasi untuk Penemuan (Standard of Attestation for Findings):
Standar ini digunakan ketika auditor forensik menemukan bukti yang
mengarah kepada indikasi kecurangan keuangan atau tindakan pidana.
Auditor forensik akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan memeriksa
keandalan, kecukupan, dan relevansi bukti yang ditemukan. Tujuannya
adalah untuk memberikan keyakinan atas kebenaran dan keandalan
temuan tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
2) Standar Atestasi untuk Bukti (Standard of Attestation for Evidence):
Standar ini berkaitan dengan pemeriksaan dan penilaian bukti yang
ditemukan selama investigasi. Auditor forensik akan menilai kualitas dan
kecukupan bukti yang ditemukan, termasuk keterkaitannya dengan
indikasi kecurangan keuangan atau tindakan pidana yang sedang
diselidiki. Standar ini membantu memastikan bahwa bukti yang digunakan
dalam investigasi forensik telah diperoleh dan diperiksa dengan benar
sesuai dengan prinsip-prinsip audit yang berlaku.
3) Standar Atestasi untuk Kesimpulan (Standard of Attestation for
Conclusions): Setelah melakukan pemeriksaan dan penelusuran secara
eksploratif, auditor forensik akan sampai pada kesimpulan mengenai
indikasi kecurangan keuangan atau tindakan pidana yang ditemukan.
Standar ini berkaitan dengan penyajian dan penilaian kesimpulan audit
forensik. Auditor forensik akan memberikan laporan yang jelas dan
obyektif mengenai temuan, kesimpulan, serta rekomendasi yang relevan
untuk pihak-pihak yang berkepentingan.

Dalam menggunakan tiga standar atestasi tersebut, auditor forensik akan mengikuti
prosedur yang sesuai dengan standar etika dan praktik audit forensik. Mereka akan
mengumpulkan bukti, menganalisis data keuangan, melakukan wawancara dengan pihak
terkait, dan menggunakan metodologi investigasi yang tepat untuk mengungkapkan
indikasi kecurangan keuangan atau tindakan pidana. Semua proses ini bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang obyektif dan transparan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai adanya kecurangan atau pelanggaran hukum yang terjadi.

4. Kejahatan keuangan dengan menggunakan platform digital merupakan kasus yang


sering terjadi di abad 21 ini. Untuk menjaga etika dan moralitas profesi akuntan,
akuntan publik dan jasa audit lainnya hal- hal apa saja yang perlu dilakukan untuk
menghindari terjadinya pelanggaran etika secara umum!
Jawab : Untuk menjaga etika dan moralitas profesi akuntan, akuntan publik, dan jasa audit
lainnya, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya pelanggaran
etika secara umum. Beberapa langkah yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
A. Mematuhi Standar Profesional: Akuntan publik harus memahami dan mematuhi
standar etika, integritas, dan profesionalisme yang ditetapkan oleh badan profesi
akuntansi, seperti Kode Etik Profesional Akuntan Publik. Mereka harus
menjalankan tugas mereka dengan kejujuran, objektivitas, dan independensi.
B. Meningkatkan Kompetensi Profesional: Akuntan publik harus terus meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mereka melalui pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan. Dengan memperoleh pemahaman yang mendalam tentang
perkembangan terbaru dalam bidang akuntansi, audit, dan etika, mereka akan lebih
siap untuk menghadapi tantangan yang kompleks dan menjaga integritas profesional
mereka.
C. Memelihara Independensi: Independensi merupakan prinsip penting dalam profesi
akuntan. Akuntan publik harus menjaga independensi mereka dalam pikiran, sikap,
dan tindakan saat melaksanakan tugas audit atau jasa lainnya. Mereka harus
menghindari konflik kepentingan dan memastikan bahwa keputusan mereka
didasarkan pada pertimbangan objektif.
D. Menghindari Benturan Kepentingan: Akuntan publik harus menghindari situasi di
mana kepentingan pribadi atau kepentingan pihak lain dapat mempengaruhi
penilaian mereka secara profesional. Mereka harus menjaga integritas dan
objektivitas dalam melaksanakan tugas mereka, serta mengungkapkan secara
transparan setiap benturan kepentingan yang mungkin timbul.
E. Melakukan Pengawasan Internal: Penting bagi akuntan publik dan perusahaan jasa
audit untuk memiliki sistem pengawasan internal yang kuat. Hal ini akan membantu
mencegah dan mendeteksi pelanggaran etika. Pengawasan internal yang efektif
mencakup prosedur pengendalian yang ketat, pemisahan tugas, dan penilaian risiko
yang terus-menerus.
F. Melaporkan Pelanggaran Etika: Jika seorang akuntan publik menemukan
pelanggaran etika, mereka harus melaporkannya sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan oleh badan profesi akuntansi atau otoritas yang berwenang. Melaporkan
pelanggaran etika adalah tanggung jawab profesional dan membantu
mempertahankan integritas profesi.
G. Menerapkan Kode Etik Digital: Dalam era platform digital yang semakin
berkembang, akuntan publik harus memahami dan menerapkan prinsip-prinsip etika
yang relevan dalam penggunaan teknologi dan media sosial. Mereka harus menjaga
kerahasiaan data, menghindari penyebaran informasi yang tidak akurat atau
menyesatkan, serta menghindari praktik-praktik yang dapat merusak reputasi
profesional.

Melalui komitmen untuk mematuhi standar etika, meningkatkan kompetensi profesional,


dan menjaga integritas, akuntan publik dan jasa audit lainnya dapat berperan dalam
menjaga moralitas dan kepercayaan masyarakat terhadap profesi mereka.

Sekian jawaban dari saya dan terimakasih


Referensi BMPEKSI 4308 MODUL1,2,3,4

Anda mungkin juga menyukai