Document
Document
5. Mendorong kompetisi yang sehat antar daerah dalam meningkatkan kualitas pelayanan
publik dan pembangunan. Setiap daerah dapat berinovasi untuk meningkatkan daya
saingnya.
2. Ketidakmerataan Pembangunan
Terdapat kemungkinan terjadinya ketimpangan pembangunan antar daerah, karena setiap
daerah memiliki kemampuan dan sumber daya yang berbeda-beda.
3. Fragmentasi Politik dan Disintegrasi
Otonomi daerah dapat memicu persaingan politik dan kepentingan di tingkat lokal,
sehingaa berpotensi melemahkan integrasi nasional.
4. Inefisiensi Birokrasi
Adanya duplikasi dan tumpang tindih kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah
dapat menyebabkan inefisiensi dalam birokrasi.
Oleh karena itu, penerapan otonomi daerah perlu diikuti dengan pengawasan yang kuat,
koordinasi yang baik antara pusat dan daerah, serta pembangunan kapasitas daerah secara
merata, agar manfaatnya dapat dirasakan secara optimal oleh seluruh masyarakat.
Solusi:
- Meningkatkan alokasi anggaran dan investasi pembangunan ke daerah-daerah
tertinggal.
- Memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam perencanaan dan
pelaksanaan program-program pembangunan.
- Mendorong pemerataan akses layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan
infrastruktur ke seluruh daerah.
Solusi:
- Meningkatkan anggaran dan kualitas guru, serta sarana prasarana pendidikan di daerah
tertinggal.
- Memperluas akses pendidikan berkualitas, termasuk program wajib belajar 12 tahun.
- Mendorong inovasi dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.
Solusi:
- Memperluas cakupan dan meningkatkan efektivitas program-program pengentasan
kemiskinan.
- Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan pemerataan pembangunan.
- Memperkuat perlindungan sosial bagi kelompok rentan.
Solusi:
- Memperluas cakupan asuransi kesehatan nasional dan meningkatkan kualitas layanan
kesehatan.
- Mengintensifkan program-program perbaikan gizi dan sanitasi, terutama di daerah
tertinggal.
- Mendorong peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan dan lingkungan.