Anda di halaman 1dari 34

19

BAB III
MUATAN KURIKULUM
SDN DEWI SARTIKA CIPTA BINA MANDIRI

A. STRUKTUR KURIKULUM

Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam

bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi

konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran

dan beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum adalah

juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan

pengorganisasian beban belajar dalam system pembelajaran. Pengorganisasian

konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang

adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem

pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.

Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip

kurikulum mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran

di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan

ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang peserta didik yaitu apakah mereka

harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah

kurikulum memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai

pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, dan beban belajar.

19
20

Struktur Kurikulum SD/MI adalah sebagai berikut :

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU BELAJAR


PER MINGGU
KELOMPOK A I II III IV V VI
1. Pendidikan Agama Islam dan 4 4 4 4 4 4
Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan 5 5 5 5 5 5
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
KELOMPOK B
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
2. Pendidikan Jasmani Olahraga 4 4 4 4 4 4
dan Kesehatan
Jumlah Alokasi per minggu 30 32 34 36 36 36

Keterangan:

- Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah.

- Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur

kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SD/MI antara lain

Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan

- Sekolah, dan Palang Merah Remaja.

- Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya

dikembangkan oleh pusat.

- Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan

Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah


21

kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan

dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

- Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan

kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.

B. MUATAN NASIONAL

Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran

dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI. Mata pelajaran

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dikecualikan untuk tidak menggunakan

pembelajaran tematik-terpadu.

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam

berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 1
Daftar Tema Kelas I, II, dan III
KELAS I KELAS II KELAS III
Diriku Hidup rukun Perkembangbiakan Hewan
Dan Tumbuhan
Kegemaranku Bermain di lingkunganku Perkembangan Teknologi
Kegiatanku Tugasku sehari-hari Perubahan Di Alam
Keluargaku Aku dan sekolahku Peduli lingkungan Sosial
Pengalamanku Hidup bersih dan sehat Permainan Tradisional
Lingkungan bersih, sehat, Air, bumi, dan matahari Indahnya Persahabatan
dan asri
Benda, hewan, dan Merawat hewan dan Energi Dan Perubahannya
tanaman di sekitarku tumbuhan
Peristiwa alam Keselamatan di rumah Bumi Dan Alam Semesta
22

KELAS I KELAS II KELAS III


dan perjalanan

Tabel 2:
Daftar Tema Kelas IV, V, dan VI
KELAS IV KELAS V KELAS VI
Indahnya kebersamaan Organ Gerak Hewan dan Selamatkan makhluk
Manusia. hidup
Selalu berhemat energi Udara Bersih Bagi Persatuan dalam
Kesehatan. perbedaan
Peduli terhadap lingkungan Makanan Sehat. Tokoh dan penemuan
hidup
Berbagai pekerjaan Sehat itu penting Globalisasi
Pahlawanku Ekosistem Wirausaha
Indahnya negeriku Benda-Benda di Kesehatan masyarakat
Lingkungan Sekitar
Cita-citaku Peristiwa Dalam Organisasi di sekitarku
Kehidupan.
Tempat tinggalku Benda – Benda di Bumiku
Sekitar Kita.
Makananku sehat dan bergizi Lingkungan sahabat kita Menjelajah angkasa luar
Matematika (mandiri) Matematika (mandiri) Matematika (mandiri)
Penjasorkes (mandiri) Penjasorkes (mandiri) Penjasorkes (mandiri)

Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan Kompetensi Dasar dari

berbagai mata pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner, multidisipliner, dan

transdisipliner.

Integrasi intradisipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi

sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh di setiap mata

pelajaran.
23

Integrasi interdisipliner dilakukan dengan menggabungkan Kompetensi Dasar

- Kompetensi Dasar beberapa mata pelajaran agar terkait satu dengan yang lainnya,

sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih, dan

menjaga keselarasan pembelajaran.

Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan Kompetensi Dasar

tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki Kompetensi

Dasarnya sendiri.

Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata

pelajaran yang ada dengan permasalahanpermasalahan yang dijumpai di sekitarnya

sehingga pembelajaran menjadi kontekstual. Tema merajut makna berbagai konsep

dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan

demikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik

seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Tematikterpadu disusun

berdasarkan gabungan proses integrasi seperti dijelaskan di atas sehingga berbeda

dengan pengertian tematik seperti yang diperkenalkan pada kurikulum sebelumnya.

Selain itu, pembelajaran tematik terpadu ini juga diperkaya dengan penempatan Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai penghela mata pelajaran

lain. Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai pengikat berbagai mata pelajaran

dalam satu kelas dan tema sebagai pokok bahasannya, sehingga penempatan Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain menjadi sangat

memungkinkan.

Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh

melalui penggabungan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

dan Ilmu Pengetahuan Sosial ke dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua
24

ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi

kontekstual, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik.

Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I, II, dan III menyebabkan

semua mata pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk kemudahan

pengorganisasiannya, Kompetensi Dasar kedua mata pelajaran ini diintegrasikan ke

mata pelajaran lain (integrasi interdisipliner).

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika untuk kelas IV, V, dan VI

berdiri sendiri.

Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya,

keterampilan, dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni

Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan

olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Pendidikan

Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

C. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan

kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah termasuk

keunggulan daerah, yang materinya dipisahkan dari kelompok mata pelajaran yang

ada . Substansi muatan lokal ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan, tidak

terbatas pada mata pelajaran.

Mata pelajaran muatan lokal wajib dan muatan lokal pilihan yang diberikan

di SDN Dewi Sartika CBM adalah menentukan sebagai berikut. Muatan lokal yang

dipilih adalah Bahasa Sunda dan diajarkan secara terpisah. Tetapi muatan lokal
25

lainnya adalah pendidikan lingkungan hidup yang diintegrasikan ke dalam mata

pelajaran lain.

Pemilihan ini didasarkan pada kekhasan daerah Kota Sukabumi, dan

antisipasi perkembangan global. Mata pelajaran muatan lokal ini tiap minggu diberi

alokasi waktu 2 JP, dan diampu oleh guru yang sangat menguasai di bidang ini.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran muatan lokal terlampir.

Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Sunda SD.

Pendidikan Muatan Lokal Mata pelajaran bahasa dan sastra daerah

merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan

dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya

tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan

local ditentukan oleh satuan pendidikan melalaui pemerintah daerah, dalam hal imi

Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Kewenangan pemerintah daerah untuk mengembangkan bahasa daerah

diperkuat oleh UU nomor 24 Tahun 2009 tentang Bender, Bahasa dan Lambang

Negara serta Lagu Kebangsaan. Pasal 42 Ayat (1) dan Ayat (2) berbunyi sebagai

berikut.

“Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina dan melindungi bahasa


dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam
kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap
menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia”.

Berkaitan dengan bunyi UU tersebut, maka Mata Pelajaran Bahasa dan

Sastra Daerah termasuk mata apelajaran muatan local di wilayah propinsi Jawa

Barat. Oleh karena itu Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah juga diujikan dan

wajib dicantumkan dalam buku rapor.


26

Dinas pendidikan Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Surat Keputusan No

423/2372/Set-disdik tanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal

Bahasa Daerah pada jenjang SD/MI, SMP, MTs, S,A/SMK/MA. Kompetensi Inti

dan Kompetensi Dasar Bahasa Daerah

a. Pengertian

Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

Sunda adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilam

berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Sunda

b. Fungsi

Kompetensi inti dan Kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi guru-

guru di sekolah dalam menyusun kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda

sehingga segi-segi pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap berbahasa

dan bersastra Sunda dapat terpogram secara terpadu.

Kompetensi inti dan kompetensi dasar ini disusun dengan

mempertimbangkan kedudukan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan sastra

Sunda sebagai sastra Nusantara. Pertimbangan itu berkonsekuensi pada fungsi Mata

pelajaran bahasa Sunda sebagai (1) sarana pembinaan social budaya regional Jawa

Barat, (2) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam rangka

pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan,

keterampilan dan sikap untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan,

tekologi, dan seni, (4) sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa

Sunda untuk berbagai keperluan, (5) sarana pengembangan penalaran, srta (6) sarana

pemahaman aneka ragam budaya daerah (Sunda)


27

c. Tujuan

Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran bahasa dan sastra

Sunda yang secara umum agar murid mencapai tujuan-tujuan berikut:

1. Murid beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda

2. Murid menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah

Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu sebagian besar masyarakatnya.

3. Murid memahai bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta

4. Mampu menggunakannya untuk berbagai konteks (tujuan, keperluan dan

5. keadaannya secara tepat dan kreatif

Mulok yang terintegrasi dalam muatan pelajaran lain :

1. Pendidikan Lingkungan Hidup (Adiwiyata)

Upaya nyata yang penting untuk diperhatikan pada implementasi pendidikan

lingkungan adalah pembagian wewenang dan tanggung jawab kepada seluruh warga

sekolah. Pembagian wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan kegiatan

pendidikan lingkungan di SDN Dewi Sartika CBM adalah sebagai berikut :

WARGA SEKOLAH PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG


Mengkoordinasikan dan memeriksa keseluruhan
KEPALA SEKOLAH pelaksanaan kegiatan.
Menyusun program lingkungan dalam kurikulum.

Mengurangi konsumsi listrik di ruangan guru & lab.


Menghemat konsumsi kertas & memanfaatkan kertas
bekas pakai.
GURU
Membersihkan & mengatur tata letak ruangan kelas,
ruangan guru, perpustakaan & lab.
Memberikan pendidikan lingkungan kepada siswa.
TATA USAHA Mengurangi konsumsi listrik di sekolah.
Menghemat konsumsi kertas & memanfaatkan kertas
bekas pakai.
Membersihkan dan menata ruangan kepala & wakil kepala
sekolah, guru, tata usaha, toilet & halaman sekolah.
28

Membeli keperluan sekolah dengan prinsip material


tersebut dapat didaur ulang, non polutan, hemat energi,
dan berwawasan lingkungan lainnya.
Melaksanakan penghematan konsumsi kertas dan listrik
dan menerapkan daur ulang.
SISWA
Melaksanakan penghematan konsumsi bahan baku.
Turut bertanggungjawab terhadap kebersihan toilet.

Sedangkan jenis kegiatan yang bisa dilakukan oleh staf pengajar dan tata usaha

dalam melaksanakan program pendidikan lingkungan yang disepakati sebagai sebuah

komitmen bersama yang harus dipatuhi, antara lain :

JENIS KEGIATAN STAF PENGAJAR DAN TATA USAHA


Penghematan Sumber Memanfaatkan kertas untuk kegiatan pembelajaran
Daya dan Penerapan seefektif mungkin.
Daur Ulang Memisahkan sampah organik dan non-organik.
Memanfaatkan penggunaan listrik sehemat mungkin.
Memelihara tumbuhan yang terdapat di lingkungan
sekolah.
Menghemat penggunaan air (memperbaiki kebocoran,
mematikan kran).
Penghematan Energi Menggunakan listrik seperlunya (mematikan lampu pada
ruangan yang telah/tidak dipakai).
Memilih menggunakan peralatan listrik yang hemat energi.
Penghematan Zat Menggunakan sesedikit mungkin menggunakan bahan
Kimia kimia berbahaya dalam melaksanakan kebersihan di
sekolah.
Menggunakan sesedikit mungkin zat kimia dalam
praktikum.
Kepedulian Terhadap Menghindari merokok di lingkungan sekolah.
Solusi Menanam & memelihara tanaman yg dapat mengurangi
polusi.
Membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan
pemilahannya.
Melaksanakan pengolahan sisa makanan & bahan organik
lain di sekolah dengan komposting, serta memantau
lingkungan ekstern.
Pendidikan Lingkungan Menerapkan pendidikan lingkungan dalam kurikulum
sekolah.
Turut mensosialisasikan sadar lingkungan intern & ekstern
sekolah.
29

D. Kegiatan Ekstrakurikuler

1. Pengertian Ektrakulikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu kegiatan kurikulum yang bertujuan

untuk mengembangkan bakat, minat, dan hobi siswa. Siswa memilih kegiatan ekstra

yang sesuai dengan bakat, minat, dan hobinya. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di

SDN Dewi Sartika Cipta Bina Mandiri meliputi: Pramuka, Bahasa Inggris,

Komputer (TIK), serta yang merupakan pengembangan minat dan bakat khusus

meliputi Dokter Kecil, Seni Musik, Pencak Silat, Olahraga, Seni tari, Karawitan dan

Keagamaan serta mata pelajaran.

Prinsip-prinsip pengembangan kegiatan ekstrakurikuler.

- Relevansi, kegiatan ekstrakurikuler dipilih sesuai dengan kehidupan nyata

peserta didik.

- Efektivitas dan efisiensi, kegiatan ekstrakurikuler yang direncanakan dapat

mencapai tujuan. Efesiensi artinya kegiatan yang direncanakan itu terjadi

dengan penghematan sumber daya tetapi memperoleh hasil yang optimal.

- Kesinambungan, artinya kegiatan yang dilaksanakan saling berhubungan

antara yang satu denga yang lain.

- Fleksibilitas, artinya peserta didik diberi kebebasan dalam memilih unit

kegiatan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kebutuhannya.

- Berorientasi pada tujuan, artinya sebelum unit kegiatan ditentukan maka

langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tujuan /

kompetensi dengan jelas.


30

2. Pelaksanaan kegiatan ekstakurikuler.

- Kegiatan ekstrakurikuler dibimbing oleh guru dan tenaga ahli di bidangnya.

- Kegiatan ekstrakrikuler dinilai secara kualitatif, dan dimasukkan pada laporan

hasil belajar siswa.

- Setiap siswa diwajibkan memilih 1 (satu) bidang/cabang kegiatan

ekstrakurikuler selama 1 jam pelajaran per minggu, pelaksanaan di luar jam

pelajaran.

- Standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap kegiatan ekstrakurikuler

terlampir.

3. Jenis-Jenis Ekstrakurikuler Di SDN Dewi Sartika CBM

a. Ekstra Kurikuler Wajib

1) Pendidikan Kepramukaan

Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Secara konstitusional, pendidikan

nasional: “...berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).


31

Pola dan Rincian Kegiatan Pendidikan Kepramukaan

Pola Kegiatan Pendidikan Kepramukaan adalah sebagai berikut.

1). Upacara pembukaan dan penutupan :

- Perindukan Siaga

- Pasukan Penggalang

2). Keterampilan Kepramukaan (Scouting Skill)

-. Simpul dan Ikatan (Pioneering)

- Mendaki Gunung (Mountenering)

- Peta dan Kompas (Orientering)

- Berkemah (Camping)

- Wirausaha

- Belanegara

- Teknologi

- Komunikasi

Rincian kegiatan kepramukaan meliputi :

 Berbaris  Menolong  Jelajah  Lomba

 Memimpin  Berempati  Peta  Hasta

 Berdoa  Bersikap adil  Kompas Karya

 Janji  Cakap  Memasak

 Memberi berbicara  Tenda

hormat  Cakap motorik  PPGD

 Pengarahan  Kepemimpinan  KIM

 Refleksi  Konsentrasi  Menaksir

 Dinamika
32

kelompok  Sportivitas  Halang

 Permainan  Simpul dan rintang

 Menghargai ikatan  TTG

teman  Tanda jejak  Bakti

 Berkomunikasi  Sandi dan

isyarat

2) Metoda dan Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan

Metode Pendidikan Kepramukaan mencakup:

- Pengenalan dan pengamalan kode kehormatan Pramuka

- Belajar sambil melakukan (Learning by Doing)

- Sistem kelompok (beregu)

- Kegiatan di alam terbuka yang mengandung pendidikan yang sesuai

dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik.

- Kemitraan dengan anggota Dewasa

- Sistem tanda kecakapan

- Sistem satuan terpisah putra dan putri

- Kiasan dasar

3) Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan mencakup:

- Praktik Langsung

- Permainan

- Perjalanan

- Diskusi

- Produktif

- Lagu
33

- Gerak

- Widya Wisata

- Simulasi

- Napak Tilas

b. Ekstra Kurikuler Pilihan

1. Bahasa Inggris

a. Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu

peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu,

pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan

gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan

serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis.

Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran,

perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.

Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan

berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan

dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu

mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah

yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan

bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk

mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu


34

berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi

tertentu.

Tingkat literasi mencakup performative, functional, informational, dan

epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis,

mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada

tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk.

Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan

kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu

mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran (Wells,1987).

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu ditetapkan standar kompetensi

bahasa Inggris bagi SD/MI yang menyelenggarakan mata pelajaran Bahasa

Inggris sebagai muatan lokal. Kompetensi lulusan SD/MI tersebut selayaknya

merupakan kemampuan yang bermanfaat dalam rangka menyiapkan lulusan

untuk belajar bahasa Inggris di tingkat SMP/MTs. Kemampuan yang dimaksud

adalah kemampuan berinteraksi dalam bahasa Inggris untuk menunjang kegiatan

kelas dan sekolah.

Pendidikan bahasa Inggris di SD/MI dimaksudkan untuk

mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan untuk menyertai

tindakan atau language accompanying action. Bahasa Inggris digunakan untuk

interaksi dan bersifat “here and now”. Topik pembicaraannya berkisar pada hal-

hal yang ada dalam konteks situasi. Untuk mencapai kompetensi ini, peserta

didik perlu dipajankan dan dibiasakan dengan berbagai ragam pasangan


35

bersanding (adjacency pairs) yang merupakan dasar menuju kemampuan

berinteraksi yang lebih kompleks.

b. Tujuan

Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara

terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam

konteks sekolah.

2) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk

meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI mencakup

kemampuan berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks sekolah, yang

meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1) Mendengarkan

2) Berbicara

3) Membaca

4) Menulis.

5) Ketrampilan menulis dan membaca diarahkan untuk menunjang pembelajaran

komunikasi

6) lisan.

d). Arah Pengembangan

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan

untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator


36

pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan

pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar

Penilaian.

2. Komputer/TIK

a. Latar Belakang

Memasuki abad ke-21, bidang teknologi informasi dan komunikasi

berkembang dengan pesat yang dipicu oleh temuan dalam bidang rekayasa

material mikroelektronika. Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap berbagai

aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktivitas manusia kini banyak tergantung

kepada teknologi informasi dan komunikasi. Mata pelajaran Teknologi Informasi

dan Komunikasi dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu

mengantisipasi pesatnya perkembangan tersebut.

Mata pelajaran ini perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai peserta

didik sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri

dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat.

Untuk menghadapi perubahan tersebut diperlukan kemampuan dan kemauan

belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi

informasi dan komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar

secara cepat. Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-

hari, teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk

merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat mengadaptasikan

peserta didik dengan lingkungan dan dunia kerja.


37

b. Tujuan

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Memahami teknologi informasi dan komunikasi.

2) Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi.

3) Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

4) Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

b. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi meliputi aspek-

aspek sebagai berikut.

Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk mengumpulkan,

menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan informasi.

Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu perangkat ke

perangkat lainnya.

3. Pendidikan Keselamatan Berlalulintas (PKBL)

Pendidikan Keselamatan Berlalulintas pada hakikatnya merupakan wahana

untuk membangun masyarakat agar menjadi manusia cerdas, kritis, terampil, disiplin,

dan berperilaku baik, dengan merefleksikan diri dalam bentuk kebiasaan berfikir dan

bertindak semenjak dini sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku

a. Tujuan
38

Tujuan khusus Pendidikan Keselamatan Berlalulintas adalah Peserta didik

memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap dan keterampilan dalam berjalan kaki,

memperkirakan dan menghindar dari bahaya berdasarkan situasi di jalan,

khusunya dalam menyeberang, mengingat lokasi sekolah terdapat dipinggir

jalan.

b. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pendidikan Keselamatan Berlalulintas didesain mencakup

materi-materi yang berhubungan dengan kegiatan berlalulintas seperti :

1) Berjalan kaki.

2) Menyeberang.

3) Bersepeda.

4) Penyelamatan diri dan orang lain.

5) Pertolongan pada kecelakaan lalulintas.

6) Memahami tanda-tanda lalulintas, tata tertib, dan peraturan-peraturan yang

mengikatnya.

c. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Pendidikan Keselamatan Berlalulintas di tingkat

SD antara lain:

1) Terampil bersepeda di jalan raya dengan aman.

2) Mematuhi tata tertib berlalu lintas di jalan raya.

3) Memahami peraturan yang berlaku demi keselamatan berlalu lintas.

4) Menghindarkan bersepeda dengan perilaku tidak sesuai etika.

5) Menyadari pentingnya rasa tangungjawab terhadap terjadinya kecelakan lalu

lintas, semangat belarasa.


39

6) Mampu melakukan aktivitas penyelamatan kecelakaan lalulintas di jalan raya

E. Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta

didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.

Beban belajar di SD/MI dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per minggu.

- Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pelajaran.

- Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pelajaran.

- Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pelajaran.

- Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam pelajaran.

- Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit

18 minggu minggu efektif.

- Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu

minggu efektif.

- Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu

minggu efektif.

Tabel 12. Pengaturan Beban Belajar

Minggu
Waktu
Satu Jam Pelajaran Jumlah jam Efektif
Kelas Pembelajaran
Tatap Muka / menit Pembelajaran/ Minggu Per Tahun
Jam/Tahun
Ajaran
1 35 30 37 1.110
2 35 32 37 999
3 35 34 37 1.036
4 35 36 37 1.332
5 35 36 37 1.406
6 35 36 37
40

Selain beban belajar dalam bentuk tatap muka ( pertemuan di kelas ) yang

disajikan dalam bentuk tabel, beban belajar diberikan juga dalam bentuk tugas

terstruktur dan tugas mandiri tidak terstruktur dan porsi waktu.

Contoh :

Tugas terstruktur disajikan dalam bentuk antara lain :

- pengerjaan soal/ tugas

- penugasan proyek secara berkelompok

- membuat hasil karya produk .

- pameran produk siswa.

Tugas mandiri tidak terstruktur diberikan sebagai pengayaan dalam bentuk antara

lain:

- membuat ringkasan buku / cerita pendek

- mengumpulkan/mengkliping berita tentang suatu topik aktual

- mengikuti kegiatan di masyarakat dan melaporkan secara tertulis

- Porsi waktu untuk tugas-tugas tersebut maksimum 40 % dari jumlah waktu

tatap muka pada mata pelajaran yang bersangkutan.

F. Beban Belajar Tambahan

Beban belajar tambahan di SDN Dewi Sartika Cipta Bina Mandiri sebanyak 2

(dua) jam pelajaran untuk semua kelas dari mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6.

Beban belajar tambahan tersebut untuk muatan lokal yang sudah ditentukan oleh

pemerintah provinsi Jawa Barat yaitu Muatan Lokal Bahasa Sunda.

Selain itu berdasarkan analisis kebutuhan maka SDN Dewi Sartika Cipta

Bina Mandiri, juga memberikan beban belajar tambahan kepada siswa yang memiliki
41

bakat khusus, sebagai upaya untuk meraih prestasi siswa di bidang Pentas PAI,

MTQ, Tahfiz Qur’an, Calistung, IPA, Matematika, KSN, FLS2N, KOSN, LCC.

G. Ketuntasan Belajar

SDN Dewi Sartika CBM pada tahun pelajaran ini akan melaksanakan KKM

sesuai dengan ketetapan yang ditentukan dalam Kurikulum 2013.

Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni

predikat Sangat Baik (SB), Baik(B), Cukup (C), dan Kurang (K) . Dengan cara

penghitungan sebagai berikut :

100−kkm
Rentang Predikat =
3

100−70
=
3

= 10

Rentang Predikat

90 – 100 A

80 – 89 B

70 – 79 C

< 70 D
42

Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan predikat

Baik (B).

Berikut adalah ketuntasan untuk masing-masing mata pelajaran

Tabel 13. Ketuntasan Belajar Aspek Pengetahuan dan Keterampilan


Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )
No Mata pelajaran Skala 1 – 4
I II III IV V VI
Kelompok A
Pendidikan Agama Islam dan Budi 75 75 75 75 75 75
1
Pekerti
Pendidikan Pancasila dan
2 70 70 70 70 70 70
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 70 70 70 70 70 70
4 Matematika 70 70 70 70 70 70
5 Ilmu Pengetahuan Alam 70 70 70
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 70 70
Kelompok B
75 75 75
7 Seni Budaya dan Prakarya
75 75 75
8 Penjas dan Orkes 75 75 75
9 Bahasa Sunda
Ekstrakurikuler Baik

Bila siswa belum mencapai KKM , guru kelas/ mata pelajaran melaksanakan

kegiatan remedial berbentuk pengulangan materi yang belum dikuasai oleh siswa

dan kegiatan pengayaan dilaksanakan oleh guru berbentuk pemberian tugas-tugas

individual atau berbentuk klasikal untuk siswa yang telah mencapai KKM lebih

cepat dari siswa lainnya.

H. Kenaikan kelas
43

Setiap akhir tahun pelajaran, satuan pendidikan / sekolah melaksanakan

kenaikan kelas. Sebelum melaksanakan kenaikan kelas, satuan pendidikan terlebih

dahulu mengadakan penilaian kenaikan kelas ( PKK ). Penilaian kenaikan kelas yaitu

kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik dari setiap mata pelajaran. Cakupan Penilaian

kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan kompetetensi

dasar pada setiap semester. Materi yang diberikan dalam Penilaian kenaikan kelas

yaitu : materi semester I sebanyak 30 % sedangkan materi semester II sebanyak 70

%. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada

peraturan yang sudah ditentukan oleh direktorat yang terkait melalui rapat dewan

guru.

Peserta didik kelas I dinyatakan naik kelas apabila :

1) Nilai sikap tidak kurang dari B.

2) Memperoleh nilai minimal dari setiap mata pelajaran yang sudah ditentukan

sesuai kriteria ketuntasan minimal ( KKM ); serta.

3) Lancar membaca dan menulis.

4) Menguasai Iqra 1-2

5) Absensi atau kehadiran minimal 75 %.

b). Peserta didik kelas II dinyatakan naik kelas apabila :

1) Nilai sikap tidak kurang dari B.

2) Memperoleh nilai minimal dari setiap mata pelajaran yang sudah ditentukan

sesuai kriteria ketuntasan minimal ( KKM );

3) Lancar / hafal perkalian 1 s.d 3.

4) Menguasai Iqra 3-4


44

5) Absen atau kehadiran 75 %.

c). Peserta didik Kelas III dinyatakan naik apabila :

1) Nilai kepribadian tidak kurang dari B.

2) Memperoleh nilai minimal dari setiap mata pelajaran yang sudah ditentukan

sesuai kriteria ketuntasan minimal ( KKM ); serta.

3) Lancar / hafal perkalian 1 s.d 5.

4) Absensi atau kehadiran minimal 75 %.

d). Peserta didik kelas IV dan V dinyatakan naik kelas apabila :

1) Nilai sikap tidak kurang dari B.

2) Memperoleh nilai minimal dari setiap mata pelajaran yang sudah ditentukan

sesuai kriteria ketuntasan minimal ( KKM ); serta.

3) Lancar / hafal perkalian 1 s/d 10.

4) Absensi atau kehadiran minimal 75 %.

Catatan : Apabila siswa tidak mencapai KKM, maka guru harus terus berupaya agar

siswa mencapai KKM dengan Remedial.

I. Kelulusan

a. Kelulusan Ujian Sekolah

Ujian sekolah / madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi

peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan

atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan

pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian

nasional ,serta aspek kognitif dan / atau psikomotorik kelompok mata pelajaran
45

agama dan akhlak mulia juga mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang

akan diatur oleh prosedur operasi standar (POS) ujian sekolah/ madrasah.

Peserta didik dinyatakan lulus ujian sekolah / madrasah apabila :

1) Sesuai dengan ketentuan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta

didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan

menengah setelah :

2) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

3) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata

pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran

estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan;

b. Kriteria Penentuan Kelulusan

Kriteria kelulusan ditetapkan oleh satuan pendidikan penyelenggara dengan

berprinsip pada upaya peningkatan hasil belajar dan mutu sekolah secara

berkelanjutan serta memperhatikan aspek kepribadian, sikap, perilaku, dan budi

pekerti peserta didik. Kriteria kelulusan meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) memiliki nilai raport sampai dengan semester 2 kelas VI;

2) telah mengikuti ujian sekolah baik praktik maupun tertulis dan memiliki nilai

hasil ujian untuk setiap mata pelajaran yang diujikan ;

3) nilai hasil ujian sekolah setiap mata pelajaran sekurang-kurangnya 67 atau

sesuai dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah; dan

4) berbudi pekerti baik sesuai dengan penilaian sekolah.

5) Dapat Membaca dan menulis A-Qurán (BTQ) dan mendapatkan sertifikat

BTQ yang dikeluarkan oleh sekolah.


46

c.Penentuan Kelulusan

1) Penentuan kelulusan dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan

peserta didik yang dipimpin oleh Kepala Sekolah dengan mempertimbangkan

nilai raport, nilai ujian sekolah, dan sikap / perilaku / budi pekerti peserta

didik yang bersangkutan.

2) Peserta didik dinyatakan lulus apabila memenuhi kriteria kelulusan.

3) Hasil ujian ( kelulusan ) peserta didik ditetapkan dalam keputusan yang

ditanda tangani oleh Kepala Sekolah.

Catatan : Apabila ada siswa salah satu mata pelajarannya mendapat nilai yang

tidak memenuhi standar kelulusan, sedangkan nilai-nilai mata pelajaran lainnya

baik , maka sekolah melaui rapat dewan guru akan memberikan pertimbangan

tertentu bagi anak tersebut.

J. Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024:

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar

sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan

nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan

YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri,

bernalar kritis, dan kreatif, seperti ditunjukkan oleh gambar berikut:


47

Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia

Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan

berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan

Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan

pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci

beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama;

(b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e)

akhlak bernegara.

2. Berkebinekaan global

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya,

dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga

menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan

budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.

Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya,

kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi

dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.


48

3. Bergotong royong

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan

untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang

dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong

royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

4. Mandiri

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung

jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari

kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.

5. Bernalar kritis

Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik

kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,

menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari

bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,

menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir,

dan mengambil Keputusan.

6. Kreatif

Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang

orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri

dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan

yang orisinal.
49

2. Pengintegrasian dalam mata pelajaran

Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa

diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai

tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam

silabus ditempuh melalui cara-cara berikut ini:

1. Mengkaji Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi

(SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang

tercantum itu sudah tercakup di dalamnya;

2. Menggunakan tabel 1 yang memperlihatkan keterkaitan antara KI dan KD

dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan;

3. Mencantumkankan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam tabel 1 itu

ke dalam silabus;

4. Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam RPP;

5. Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang

memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi

nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai; dan

6. Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan

untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku.

Pembiasaan (habituation) merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku

yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang

berulang-ulang.

Pembiasaan juga merupakan proses pembentukan akhlak dan penanaman /

pengamatan ajaran agama Islam.


50

Adapun kegiatan pembiasaan meliputi Pelaksanaan Sholat dzuhur berjama’ah,

Pembiasaan sholat sunah Duha, Kuliah duha setiap hari Jum’at, Peringatan Hari

Besar Islam misalnya : Pondok Ramadhan, Halal Bihalal, Maulid Nabi, Idul Adha,

pemotongan hewan Qurban dan pembagiannya, Penyantunan anak yatim, Isro’

Miraj, menjenguk teman sakit / terkena musibah.

Pembiasaan berperilaku Islami misalnya : mengucapkan salam, cium tangan

terhadap orang tua dan guru, membaca doa harian, makan dan minum tidak sambil

berdiri, menjaga kebersihan pribadi dan berdoa bersama sebelum dan sesudah

pelajaran. Memperingati hari-hari yang berhubungan dengan lingkungan hidup.

Berdo’a sebelum pembelajaran dimulai, dilanjutkan dengan menyanyikan

lagu wajib nasional setiap memulai pembelajaran, Membaca buku non pelajaran

selama 15 menit sebelum pembelajaran, berdo’a sesudah pembelajaran dan diakhiri

dengan menyanyikan lagu-lagu daerah.

3. Program Pengembangan Diri

Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan

pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam

kegiatan sehari-hari sekolah yaitu melalui hal-hal berikut.

1. Kegiatan Terprogram yang meliputi :

a. Kegiatan keagamaan

b. Pekan kreatifitas antar kelas

c. Pekan olahraga antar kelas

d. Peringatan hari – hari besar nasional

e. Peringatan hari – hari lingkungan hidup

f. Bina Olimpiade, Karyawisata, Study Tour, Out Bound


51

g. Pembinaan Murotal, untuk membentuk siswa membaca Al Qur’an.

h. Pelatihan Rebana, untuk kegiatan Peringatan Hari Besar Islam

i. Perayaan perpisahan kelas VI dan kenaikan kelas I-V.

2. Kegiatan Rutin yang meliputi :

a. Upacara bendera tiap hari senin dan hari besar nasional

b. Sholat zhuhur berjamaah

c. Sholat dhuha untuk kelas IV, V, dan VI

d. Berkata santun di lingkungan sekolah

e. Berdo’a sebelum dan sesudah belajar

f. Jam baca Al-Qur’an sebelum belajar

g. Menghapal do’a - do’a harian

h. Jadwal membaca buku di perpustakaan

i. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (penjaringan oleh PUSKESMAS)

j. Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas

k. Pemeriksaan taman kelas secara rutin

l. Gosok gigi masal setiap awal bulan

m. Kuliah dhuha setiap hari jum’at

3. Kegiatan Spontan yang meliputi :

a. Memberi salam

b. Makan sambil duduk dan membuang sampah pada tempatnya

c. Mengikuti kegiatan bakti sosial di masyarakat

d. Mengumpulkan dana bantuan bencana alam


52

e. Membaca istighfar apabila berbuat kesalahan

f. Membantu temannya yang terkena musibah dan tidak mampu

4. Keteladanan yang meliputi :

a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah

b. Membudayakan berpakaian rapi di sekolah

c. Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah

d. Tepat waktu dalam segala hal

e. Penampilan sederhana dan ramah

f. Tidak merokok dilingkungan sekolah

g. Membudayakan membuang sampah pada tempatnya secara terpisah.

Anda mungkin juga menyukai