A. Struktur Kurikulum
1. Pengertian
27
Adapun Kurikulum yang dikembangkan pada Madrasah…………. dengan
karakteristik sebagai berikut:
1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di Madrasah dan masyarakat;
2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang
dipelajari di Madrasah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
sebagai sumber belajar;
3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi
inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5) Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti;
6) Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
28
B. Struktur Kurikulum Madrasah Tsanawiyah (MTS)
2) muatan lokal untuk satuan pendidikan sesuai dengan potensi dan keunikan
lokal.
Keterangan :
29
yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Seni Budaya dan Prakarya
menjadi dua mata pelajaran yang terpisah.
IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan
integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai
pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan
belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan sosial dan alam.Disamping itu, tujuan pendidikan IPS
menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme,
serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah NKRI.
IPA juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta
pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara.
C. Muatan Kurikulum
1. Muatan Pembelajaran
Muatan pembelajaran di MTs yang berbasis pada konsep-konsep
terpadu dariberbagai disiplin ilmu untuk tujuan pendidikan adalah Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Pada hakikatnya IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran dalam
bentuk integrated sciences dan integrated social studies. Muatan IPA berasal
dari disiplin biologi, fisika, dan kimia, sedangkan muatan IPS berasal dari
sejarah, ekonomi, geografi, dan sosiologi. Kedua mata pelajaran tersebut
merupakan program pendidikan yang berorientasi aplikatif, pengembangan
kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan
sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
Tujuan pendidikan IPS menekankan pada pemahaman tentang bangsa,
semangat kebangsaan, patriotisme, dan aktivitas masyarakat di bidang
ekonomi dalam ruang atau wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan pendidikan IPA menekankan pada pemahaman tentang lingkungan dan
alam sekitar beserta kekayaan yang dimilikinya yang perlu dilestarikan dan
dijaga dalam perspektif biologi, fisika, dan kimia. Integrasi berbagai konsep
dalam Mata Pelajaran IPA dan IPS menggunakan pendekatan trans-
disciplinarity di mana batas-batasdisiplin ilmu tidak lagi tampak secara tegas
dan jelas, karena konsepkonsep disiplin ilmu berbaur dan/atau terkait dengan
30
permasalahanpermasalahan yang dijumpai di sekitarnya. Kondisi tersebut
memudahkan pembelajaran IPA dan IPS menjadi pembelajaran yang
kontekstual. Pembelajaran IPA diintegrasikan melalui konten biologi, fisika,
dan kimia. Pengintegrasian dapat dilakukan dengan cara dihubungkan, yakni
pembelajaran dilakukan pada konten bidang tertentu (misalnya fisika),
kemudian konten bidang lain yang relevan ikut dibahas.
Misalnya saat mempelajari suhu (konten fisika), pembahasannya dikaitkan
dengan upaya makhluk hidup berdarah panas mempertahankan suhu tubuh
(konten biologi), serta senyawa yang digunakan di dalam sistem AC (konten
kimia). Pembelajaran IPS diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antar
ruang, dan waktu. Ruang adalah tempat di mana manusia beraktivitas, koneksi
antar ruang menggambarkan mobilitas manusia antara satu tempat ke tempat
lain, dan waktu menggambarkan masa di mana kehidupan manusia itu terjadi.
31
pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan
keunikan lokal.
Melihat Kondisi dan budaya mayoritas orang tua siswa dan masyarakat
setempat yang tinggal di daerah yang religius, maka muatan lokal yang
diangkat dalam kurikulum Madrasah ……………………………………
adalah……………………………... Dengan adanya muatan lokal seperti
tersebut diatas diharapkan siswa mampu dan akan dapat lebih baik/lancar.
Dalam hal mulok dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan
bermasyarakat dilingkungan masing-masing.
Pengembangan Mulok yang diterapkan
di ...................................................................................... dalam satu tahun pelajaran
muatan lokal disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah
yaitu .................................................... merupakan muatan lokal wajib yang diberikan
di kelas.
Muatan lokal sebagaimana Permendikbud tersebut, dirumuskan dalam bentuk
dokumen yang terdiri atas: Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD) ; silabus;
dan buku teks pelajaran.
4. Kegiatan Pembiasaan
32
Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang
relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang
berulang-ulang, baik dilakukan secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri.
Hal tersebut juga akan menghasilkan suatu kompetensi. Adapun kegiatan
pembiasaan yang dilakukan di madrasah.............................................
meliputi :
33
Hasil yang diharapkan
Sifat Kegiatan Jenis Kegiatan
Berbicara santun
Mengucapkan terima
kasih
Meminta maaf
Mendengarkan
pendapat orang lain
Menghargai perbedaan
pendapat
Memberi kesempatan
kepada orang yang
lebih tua dan orang
yang lebih
membutuhkan.
Menaati tata tertib
(disiplin, tepat waktu,
taat pada peraturan)
Memberi salam ketika
bertemu
Berpakaian rapi dan
bersih
Menepati janji
Memberikan
penghargaan kepada
orang yang berprestasi
Berperilaku sopan
Memuji pada orang
yang baik
Mengakui kebenaran
orang lain
Mengakui kesalahan
diri sendiri
Berani mengambil
keputusan
Berani berkata benar
Melindungi kaum yang
lemah
Membantu kaum yang
fakir
Mengunjungi teman
yang sakit
Mengembalikan barang
yang bukan miliknya
Membiasakan antri
Jujur dalam pikiran,
perkataan, dan
perbuatan
34
5. Pendidikan Karakter
Pengembangan pendidikan karakter terintegrasi ke dalam mata pelajaran,
pengembangan diri dan budaya madrasah. Di dalam mata pelajaran guru
mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya
dan karakter bangsa ke dalam RPP yang sudah ada dan dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar. Indikator nilai-nilai karakter ada dua jenis yaitu (1)
indikator keberhasilan sekolah dan kelas, dan (2) indikator keberhasilan untuk
mata pelajaran.
Indikator keberhasilan madrasah dan kelas adalah acuan yang
digunakan kepala sekolah, guru dan personalia sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi madrasah sebagai lembaga pelaksana
pendidikan budaya dan karakter bangsa. Perilaku yang dikembangkan dalam
indikator pendidikan budaya dan karakter bangsa bersifat progresif, artinya,
perilaku tersebut berkembang semakin kompleks antara satu jenjang kelas
dengan jenjang kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru
memiliki kebebasan dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus
dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.Nilai-
nilai yang ditanamkan melalui pengembangan diri sebagai berikut.
35
Jenis Pengembangan Nilai-nilai yang
Strategi
Diri ditanamkan
Kerja keras
Kepemimpinan
2. UKS dan PMR Religius Latihan terprogram
Kemandirian
Peduli sosial
Toleransi
Disiplin
Komunikatif
Kerja keras
36
Jenis Pengembangan Nilai-nilai yang
Strategi
Diri ditanamkan
7. English Club Religius Melalui latihan rutin
Kemandirian Story Telling
Komunikatif Wawancara
Disiplin Master of Ceremony
Rasa ingin tahu Dialog
Tekun
Demokratis
Sabar
Toleransi
Kreatif
Senang membaca
Percaya diri
37
D. Pengaturan Beban Belajar pada masa darurat
38
E. Pembelajaran pada masa Darurat
1. Kegiatan pembelajaran
39
2. Prinsip Pembelajaran pada masa darurat
40
Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Menerima Mengingat Mengamati
Menjalankan Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan Mencoba
Menghayati, Menganalisis Menalar
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
- Mencipta
41
Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga
ranah tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa
dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian walau pada masa darurat covid-
19 proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Adapun Pembelajaran yang dilaksanakan di
madrasah…………………..alamat…………..berdasarkan Surat Keterangan dari
gugus tugas Covid-19 berada pada zona………………………..sehungga proses
pembelajaran dilakukan secara…………….
Adapun Pembelajaran yang dilaksanakan di
madrasah…………………..alamat…………..berdasarkan Surat Keterangan dari
gugus tugas Covid-19 berada pada zona………………………..sehungga proses
pembelajaran dilakukan secara…………….
Dengan jadwal sebagai berikut : (Bagi madrasah yang melaksanakan
Luring/Tatap Muka)
Dengan Aplikasi yang digunakan :……………………….(Bagi madrasah
yang menggunakan Daring/Online)
Guru dapat memilih materi pelajaran esensi untuk menjadi prioritas dalam
pembelajaran. Sedangkan materi lain dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi
pembelajaran ditemukan dan dikumpulkan serta dikembangkan dari:
a. buku-buku sumber seperti buku siswa, buku pedoman guru, maupun buku
atau literatur lain yang berkaitan dengan ruang lingkup yang sesuai dan
benar;
10
2. Model dan Metode Pembelajaran.
Media pembelajaran antara lain: Gambar, Peta dan Globe, Grafik, Papan
Tulis, Papan Flanel, Display, Poster, Bagan (Chart), dan sebagainya. Pemilihan
media disesuaikan dengan materi/tema yang diajarkan dan tagihan sesuai indikator
dan tetap mempertimbangkan kondisi kedaruratan.
G. Pengelolaan Kelas
11
STANDAR PROTOKOL KESEHATAN PENANGANAN COVID-19
PADA AREA INSTITUSI PENDIDIKAN
1. Kepala Madrasah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan/atau gugus tugas
Covid-19 setempat untuk mengetahui rencana atau kesiapan madrasah setempat dalam
menghadapi COVID-19;
2. Menyediakan sarana untuk cuci tangan menggunakan air dan sabun atau pencuci tangan
berbasis alkohol di berbagai lokasi strategis di madrasah sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan;
3. Menginstruksikan kepada warga madrasah melakukan cuci tangan menggunakan air
dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol, dan perilaku hidup bersih sehat
(PHBS) lainnya seperti: makan jajanan sehat, menggunakan jamban bersih dan sehat,
Olahraga yang teratur, tidak merokok, membuang sampah pada tempatnya;
4. Membersihkan ruangan dan lingkungan madrasah secara rutin (minimal 1 kali sehari)
dengan desinfektan, khususnya handel pintu, saklar lampu, komputer, meja, keyboard
dan fasilitas lain yang sering terpegang oleh tangan. Memonitor absensi
(ketidakhadiran) warga madrasah, Jika diketahui tidak hadir karena sakit dengan gejala
demam/ batuk/ pilek/ sakit tenggorokan/ sesak napas disarankan untuk segera ke
fasilitas kesehatan terdekat untuk memeriksakan diri;
5. Memberikan himbauan kepada warga madrasah yang sakit dengan gejala demam/
batuk/ pilek/ sakit tenggorokan/ sesak napas untuk mengisolasi diri dirumah dengan
tidak banyak kontak dengan orang lain;
6. Tidak memberlakukan hukuman/sanksi bagi yang tidak masuk karena sakit, serta tidak
memberlakukan kebijakan insentif berbasis kehadiran (jika ada). (dalam hal ini bukan
kewenangan Kementerian Kesehatan untuk menetapkan, sehingga Kementerian
Kesehatan tidak memberikan masukan);
7. Jika terdapat ketidakhadiran dalam jumlah besar karena sakit yang berkaitan dengan
pernapasan, Kepala Madrasah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan/atau Gugus
tugas Covid-19 setempat;
8. Mengalihkan tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang absen kepada tenaga
kependidikan lain yang mampu;
9. Pihak madrasah harus bisa melakukan skrining awal terhadap warga pendidikan
(Siswa,guru, tenaga kependidikan dan tenaga lainnya) yang punya keluhan sakit, untuk
selanjutnya diinformasikan dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan/atau Gugus
Tugas Covid-19 setempat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut;
10. Memastikan makanan yang disediakan di madrasah merupakan makanan yang sehat
sudah dimasak sampai matang dan Halal;
11. Menghimbau seluruh warga madrasah untuk tidak berbagi makanan, minuman,
termasuk peralatan makan, minum dan alat musik tiup yang akan meningkatkan risiko
terjadinya penularan penyakit;
12. Menginstruksikan kepada warga madrasah untuk menghindari kontak fisik langsung
(bersalaman, cium tangan, berpelukan, dsb).
13. Menunda kegiatan yang mengumpulkan banyak orang atau kegiatan di lingkungan luar
madrasah (berkemah, studi wisata).
12
14. Melakukan skrining awal berupa pengukuran suhu tubuh terhadap semua tamu yang
datang ke madrasah oleh petugas khusus.
15. Warga madrasah dan keluarga yang berpergian ke daerah lain dan negara dengan
transmisi lokal Covid-19 (Informasi daftar negara dengan transmisi lokal COVID-19
dapat diakses di www.covid19.kemkes.go.id) dan mempunyai gejala demam atau gejala
pernapasan seperti batuk/pilek/sakit tenggorokan/sesak napas diminta untuk tidak
melakukan pengantaran, penjemputan, dan berada di area madrasah.
Madrasah mengatur jadwal pembelajaran kelas nyata dan /atau kelas virtual
secara prorposanal dengan jadwal sebagai berikut :
Jadwal……?
13
No Nama Madrasah Kls VII Kls KLs Jumlah Jumlah Rombongan
VIII IX Sift Belajar
MTS………. 2 /4 2/4 2/4 2 contoh
Keterangan :
Dibuat secara factual/nyata sesuai kondisi madrasah dan kedaruratan
covid-19
14
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur, dan kegiatan lainnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Keterangan :
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulai kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap setahun pendidikan
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap setahun pendidikan.
15
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan Lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jedah antar semester, libur tahun akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional,
dan hari libur khusus.
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan
dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan
adalah pengaturan waktu dan pemetaan beban belajar untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Permulaan tahun
pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran
pada setiap satuan pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan
pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu
pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah
jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal. Waktu libur
adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal
pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari
libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Sesuai dengan Standar Isi, maka dalam Pengembangan Kalender Pendidikan
…………………………………………………….mengacu pada rambu-rambu sebagai
berikut:
a Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
b Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional,
dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan,
Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara
pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
c Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan dikembangkan oleh masing-
masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada
16
dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah.
3. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan adalah sebagai berikut:
17
Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Tahun Pelajaran
………………………. pada Madrasah dimulai pada hari senin tanggal
……………………..
No Tanggal Keterangan
1 2 Mei – 31 Mei 2017 Sosialisasi dan Pendaftaran Peserta Didik Baru
(PPDB)
2 12 Juni – 17 Juni Cinta Ramadhan 1438 H
2017
3 19 Juni – 15 Juli 2017 Liburan Idul Fitri 1438 H
4 15 Juli – 18 Juli 2017 Pendaftaran Ulang Peserta Didik Baru
5 17 Juli 2017 Hari Pertama Masuk Madrasah
6 19 Juli – 21 Juli 2017 Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
18
pelajaran yang guru ampu, misalnya anda mengajar bahasa jawa dan memiliki tatap muka
sebanyak 2 Jam Pelajaran, hitungannya adalah sebagai berikut Jumlah Minggu Efektif x
Jumlah Jam Tatap muka.
Pada Rincian Minggu Efekti Tahun Pelajaran 2020/2021, semester Gasal ini memiliki
jumlah minggu 24 Minggu, dan memiliki jumlah minggu yang tidak efektif 2 Minggu.
No Bulan HK MTE ME HL HE
SEMESTER I
1 JULI 31 2 2 16 15
2 AGUSTUS 31 0 4 5 26
3 SEPTEMBER 30 0 4 6 24
4 OKTOBER 31 0 4 5 26
5 NOPEMBER 30 0 4 4 26
6 DESEMBER 31 2 2 18 13
Jumlah 184 4 20 54 130
SEMESTER II
7 JANUARI 31 1 3 5 26
8 PEBRUARI 28 0 4 5 23
9 MARET 31 0 4 6 25
10 APRIL 30 0 4 6 24
11 MEI 31 1 3 10 21
12 JUNI 30 3 1 24 6
Jumlah 181 5 19 56 125
Jumlah Total 365 9 39 110 255
Tabel 5.4 Tabel Perincian Waktu Belajar Jam Efektif Tiap Minggu
Sumber: Arsip ........................................
N
HARI WAKTU BELAJAR
O
1 Senin 07.00 – 14.00
2 Selasa 07.00 - 13.50
19
3 Rabu 07.00 - 13.50
4 Kamis 07.00 - 13.50
5 Jum’at 07.00 - 11.50
6 Sabtu 07.0 - 13.50
1. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan,
2. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Tabel 5. 5 Tabel Waktu Libur Keagamaan dan Libur Nasional
Sumber Arsip ...............................................
21