Anda di halaman 1dari 2

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu

tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan
itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut
deflasi. Inflasi adalah peningkatan umum dan berkelanjutan dalam harga barang dan jasa dalam suatu
perekonomian selama periode waktu tertentu. Ini berarti bahwa daya beli uang menurun seiring waktu,
karena jumlah uang yang beredar melebihi jumlah barang dan jasa yang tersedia. Inflasi dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk permintaan yang tinggi, biaya produksi yang meningkat,
atau kebijakan moneter yang longgar.

Alasan pemerintah dan bank sentral berusaha mengendalikan inflasi karena inflasi yang tinggi dapat
memiliki dampak negatif pada perekonomian suatu negara. Beberapa alasan mengapa mereka
berusaha mengendalikan inflasi adalah:

1. Purchasing Power: Inflasi yang tinggi mengurangi daya beli masyarakat karena harga barang
dan jasa naik lebih cepat daripada pendapatan mereka. Ini dapat mengurangi kemampuan
konsumen untuk membeli barang dan jasa, yang pada gilirannya dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi.
2. Investasi: Inflasi yang tinggi juga dapat mengurangi investasi karena ketidakpastian harga dan
biaya produksi yang meningkat. Investor mungkin enggan untuk menginvestasikan uang
mereka jika mereka tidak yakin bahwa mereka akan mendapatkan pengembalian yang cukup
tinggi untuk mengimbangi inflasi.
3. Distribusi Pendapatan: Inflasi yang tinggi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan. Orang-
orang dengan pendapatan tetap, seperti pensiunan atau pekerja dengan upah tetap, mungkin
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka jika harga barang dan jasa terus
meningkat.
4. Stabilitas Ekonomi: Inflasi yang tinggi dapat mengganggu stabilitas ekonomi secara
keseluruhan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan harga, ketidakpastian bisnis, dan
ketidakseimbangan dalam neraca perdagangan.

Beberapa Instrumen Kebijakan untuk Mengendalikan Inflasi pemerintah dan bank sentral yang dapat
digunakan untuk mengendalikan inflasi. Beberapa instrumen tersebut meliputi:

1. Kebijakan Moneter: Bank sentral dapat menggunakan kebijakan moneter untuk mengendalikan
inflasi. Mereka dapat menaikkan suku bunga untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dan
mengurangi permintaan. Mereka juga dapat mengurangi jumlah uang yang beredar melalui
kebijakan pembelian obligasi atau menaikkan persyaratan cadangan bank.
2. Kebijakan Fiskal: Pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal untuk mengendalikan
inflasi. Mereka dapat mengurangi pengeluaran pemerintah atau menaikkan pajak untuk
mengurangi permintaan agregat. Ini dapat mengurangi tekanan inflasi.
3. Kebijakan Pengendalian Harga: Pemerintah dapat menggunakan kebijakan pengendalian
harga untuk mengendalikan inflasi. Mereka dapat mengatur harga barang dan jasa tertentu
atau memberikan subsidi untuk mengurangi harga. Namun, kebijakan ini dapat memiliki
konsekuensi negatif, seperti penurunan kualitas barang dan jasa.
4. Kebijakan Upah: Pemerintah dapat menggunakan kebijakan upah untuk mengendalikan inflasi.
Mereka dapat mengatur kenaikan upah minimum atau mengurangi kekuatan serikat pekerja
untuk mengurangi tekanan inflasi dari sisi upah.
Contoh Pengendalian Inflasi dalam Perekonomian yaitu satu contoh nyata tentang bagaimana
pengendalian inflasi dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara Terkait dengan upaya sinergi
pusat dan daerah dalam pengendalian inflasi, Menko Airlangga mengingatkan kembali perlunya upaya
bersama untuk mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat. “Sinergi dari
TPIP dan TPID terus dilakukan melalui berbagai langkah dan program, yang bertujuan untuk menjaga
keterjangkauan harga, memastikan ketersediaan pasokan, dan menjamin kelancaran distribusi,” tutur
Menko Airlangga.

Sebagai langkah menanggulangi dampak inflasi dan tetap menjaga daya beli masyarakat, Pemerintah
mendorong upaya pengendalian inflasi daerah melalui kebijakan-kebijakan berikut:

1. Penggunaan Belanja Tidak Terduga Dalam Rangka Pengendalian Inflasi Di Daerah


Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 500/4825/SJ Tentang Penggunaan
Belanja Tidak Terduga Dalam Rangka Pengendalian Inflasi Di Daerah. Daerah diarahkan untuk
menjaga keterjangkauan harga, daya beli masyarakat, kelancaran distribusi (contoh: subsidi ongkos
angkut) dan transportasi, kestabilan harga pangan ketersediaan bahan pangan terutama dengan kerja
sama antardaerah, serta memberikan bantuan sosial untuk masyarakat yang rentan terhadap dampak
inflasi di masing-masing daerah.

2. Dukungan Pemerintah Daerah sebesar 2% dari Dana Transfer Umum (Dana Alokasi Umum dan
Dana Bagi Hasil)
Untuk mengantisipasi dampak inflasi setelah dilakukan penyesuaian harga BBM, pemerintah
mengeluarkan kebijakan belanja wajib perlindungan sosial sebesar 2% dari Dana Transfer Umum yang
terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH). Kebijakan tersebut tertuang dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.07/2022 tentang Belanja Wajib dalam Rangka
Penanganan Dampak Inflasi Tahun Anggaran 2022 yang ditetapkan tanggal 5 September 2022.

Total alokasi mencapai Rp 2,17 T. Belanja wajib perlindungan sosial antara lain digunakan untuk:
a. Pemberian bantuan sosial, termasuk untuk ojek, usaha mikro, kecil, dan menengah, dan nelayan.
b. Penciptaan lapangan kerja, dan/atau
c. Pemberian subsidi sektor transportasi angkutan umum daerah. Dimana pemberian subsidi ini adalah
merupakan bagian dari upaya pengendalian inflasi pada tingkat pemda.

3. Pengalokasian Dana Insentif Daerah (DID).


Selain itu sebagai bentuk apresiasi bagi pemerintah daerah yang berhasil menekan/mengendalikan
inflasi, melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.07/2022, Pemerintah menganugerahkan
penghargaan berupa Dana Insentif Daerah kepada Provinsi, Kabupaten, dan Kota. Penilaian dititik
beratkan pada kinerja Pemerintah Daerah dalam Pengendalian Inflasi, yang dihitung berdasarkan
realisasi inflasi Mei hingga Agustus 2022.

Anda mungkin juga menyukai