Anda di halaman 1dari 6

HABITAT MAKHLUK HIDUP

Tempat hidup atau beradaptasinya suatu organisme disebut habitat. Hanya makhluk yang
mampu beradaptasi dengan habitatnya yang dapat hidup di habitat tersebut. Tempat tumbuh
tanaman yang tepat adalah tempat yang cukup cahaya, udara, air dan tanah. Habitat adalah
suatu kawasan tempat hidup spesies atau organisme tertentu. Habitatnya meliputi danau,
padang rumput, hutan hujan tropis, sawah, dan gua. Habitat adalah suatu kawasan tempat
hidup spesies atau organisme tertentu. Manusia ada dalam lingkungannya dan tidak dapat
dipisahkan darinya. Dengan demikian, lingkungan hidup menjadi bagian penting dalam
kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pesatnya pertumbuhan industri juga
mempunyai dampak positif dan negatif tersendiri saat ini. Dampak positifnya tentu saja
berupa peningkatan kualitas hidup dan kualitas hidup. Namun dampak negatif dari
perkembangan teknologi ini, seperti rusaknya lingkungan akibat penggunaan yang
berlebihan, tentunya memerlukan kewaspadaan yang lebih besar agar tidak menimbulkan
kerusakan yang lebih serius terhadap tatanan lingkungan hidup yang ada, baik terhadap
lingkungan hidup maupun lingkungan sosial. . Dalam perkembangannya, lingkungan hidup
dan sosial harus selalu diperhatikan agar tidak terjadi berbagai bencana. Oleh karena itu,
menuntut seluruh elemen masyarakat untuk ikut bertanggung jawab menjaga ketertiban
lingkungan hidup dan lingkungan sosial diharapkan dapat menciptakan jalan yang lebih baik
bagi lingkungan itu sendiri.
Salah satu kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, termasuk lingkungan sosial,
adalah penerapan keberlanjutan. Penciptaan lingkungan hidup yang berkelanjutan terutama
didasarkan pada penekanan ekologis, dimana setiap komponen ekologi tidak boleh diabaikan,
dimulai dari hal yang terkecil. Penekanan ekologis menjadi bagian penting dalam kelestarian
lingkungan hidup bukan hanya karena dapat mengurangi dampak kerusakan lingkungan
hidup, namun juga karena berpotensi memunculkan konsep-konsep baru mengenai hubungan
antara manusia dan alam.

Ekologi
Kata ekologi pertama kali digunakan oleh ahli biologi Jerman Ernst Haeckel pada tahun
1866. Menurut Ernst Haeckel, ekologi adalah ilmu komprehensif yang mempelajari
hubungan antara organisme dan lingkungannya.
Burdon-Sanderson berpendapat bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
eksternal tumbuhan dan hewan serta keberadaannya di masa lalu dan masa kini. Hubungan
eksternal tersebut harus dibedakan dengan fisiologi (hubungan internal) dan morfologi
(struktur). Krebs menguraikan pengertian ekologi, yaitu pengetahuan ilmiah tentang interaksi
yang menentukan sebaran dan kelimpahan organisme (ekologi adalah tempat ditemukannya
organisme, berapa jumlahnya, dan alasannya). Pada saat yang sama, Ricklefs mendefinisikan
ekologi sebagai ilmu tentang lingkungan alam, yang terutama mempelajari hubungan
mendalam antara organisme dan lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Berdasarkan perkembangannya, ekologi
dapat disebut sebagai ilmu dasar tentang lingkungan hidup, ilmu yang mempelajari makhluk
hidup dalam rumah tangganya, atau ilmu yang mempelajari segala hubungan antara makhluk
hidup dengan komponen yang ada disekitarnya.
Ekologi menganut prinsip keseimbangan dan keselarasan seluruh komponen alam. Terjadinya
bencana alam merupakan salah satu contoh terganggunya keseimbangan dan keharmonisan
alam. Ekologi memandang makhluk hidup menurut perannya. Semua makhluk yang hidup di
alam mempunyai peranan yang berbeda-beda dalam menciptakan keselarasan dan
keseimbangan alam.

Ruang Lingkup Ekologi


Ruang lingkup ekologi dapat digambarkan melalui spektrum biologi, yang menggambarkan
arasaras organisasi kehidupan sebagai berikut :
Makromolekul ——> protoplasma ——> sel ——> jaringan ——> organ tubuh ——>
sistem organ ——> organisme ——> populasi ——> komunitas ——> ekosistem ——>
biosfer.

1.Individu
Individu adalah unit terkecil dari makhluk hidup, satu kesatuan. Misalnya manusia, domba,
atau pohon mangga.
2. Populasi
Populasi adalah sekelompok individu yang memiliki kesamaan genetik atau merupakan
anggota spesies yang sama dan hidup bersama di tempat dan waktu yang sama. Misalnya saja
populasi rusa di Pulau Jawa, populasi kerbau di Ujung Kulon, populasi badak di Ujung
Kulon, dan populasi ayam kampung di Jawa Barat.
3. Komunitas
Komunitas adalah sekelompok orang yang hidup bersama di suatu tempat dan waktu tertentu.
Misalnya komunitas lautan, komunitas hutan hujan tropis.
4. Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu kesatuan yang utuh antara seluruh unsur lingkungan hidup yang
saling mempengaruhi.
5. Biosfer
Biosfer adalah ekosistem global - jumlah seluruh ekosistem di planet ini, atau semua makhluk
hidup dan habitatnya. Biosfer adalah tingkat ekologi yang paling kompleks.
Ekosistem
Menurut Tansley (1935), ekosistem adalah suatu kesatuan ekologi yang mencakup struktur
dan fungsi. Struktur ekosistem berkaitan dengan keanekaragaman spesies. Terdapat
keanekaragaman spesies yang besar dalam suatu ekosistem dengan struktur yang kompleks.
Namun fungsi yang dimaksud dalam ekosistem adalah peredaran materi dan energi melalui
komponen-komponen ekosistem. Tansley mendefinisikan ekosistem sebagai gabungan
makhluk hidup dan lingkungannya menjadi satu konsep, sistem, dan kesatuan.
Namun Odum (1971) mendefinisikan ekosistem sebagai suatu kesatuan yang mencakup
seluruh organisme (komunitas) di suatu wilayah tertentu yang berinteraksi dengan
lingkungannya sehingga energi mengalir di dalamnya.
Secara jelas dapat dikatakan bahwa aliran energi memegang peranan penting dalam sistem
ekosistem, dimana aliran energi merupakan pengatur dalam ekosistem.
Soemarwoto (1983) menjelaskan bahwa ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang
terbentuk dari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Tingkatan organisasi ini dikatakan suatu sistem karena mempunyai komponen-komponen
yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan terkoordinasi dengan baik sehingga masing-
masing komponen mempunyai keterkaitan satu sama lain. Keterkaitan tersebut diwujudkan
dalam rantai makanan dan jaring makanan, dimana aliran energi dan sirkulasi zat terjadi pada
setiap prosesnya.
Berdasarkan pengertian di atas, ekosistem dapat diartikan sebagai suatu sistem ekologi yang
terbentuk dari adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem terdiri dari tiga hal penting yaitu faktor biotik, faktor abiotik dan hubungan atau
interaksi antara keduanya. Komponen biotik adalah komponen hidup yaitu makhluk hidup itu
sendiri, sedangkan komponen abiotik adalah lingkungan tempat hidup makhluk hidup
tersebut, termasuk unsur-unsur kimia yang dikandungnya.
Keseimbangan ekosistem terjadi ketika komponen-komponen ekosistem berada dalam
keadaan seimbang. Komponen-komponen ekosistem saling berinteraksi, saling membutuhkan
dan saling memberikan apa yang dibutuhkan. Keseimbangan ini harus dijaga agar
berkelanjutan dan aliran energi dalam ekosistem tetap terjaga.

Lingkungan
Lingkungan hidup atau sering disebut lingkungan hidup adalah gabungan kondisi fisik yang
mencakup sumber daya alam seperti tanah, air, tenaga surya, mineral, dan kondisi flora dan
fauna di darat atau di laut, serta lembaga-lembaga yang mengaturnya. memasukkan ciptaan
manusia sebagai keputusan pada penggunaan lingkungan fisik.
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai elemen biologis dan abiotik yang mengelilingi suatu
organisme atau spesies, termasuk banyak elemen yang berkontribusi terhadap
kesejahteraannya. “Lingkungan Hidup” juga dapat diartikan sebagai seluruh komponen alam
bumi (udara, air, tanah, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lain-lain) serta seluruh proses yang
terjadi di dalam dan di antara komponen-komponen tersebut.
Otto Soemarwoto (1983) mengartikan lingkungan atau habitat sebagai segala sesuatu yang
ada pada setiap makhluk hidup atau organisme dan mempengaruhi kehidupannya. Misalnya
pada hewan seperti kucing, segala sesuatu di sekitar kucing yang mempengaruhi
kelangsungan hidupnya adalah habitat kucing tersebut. Begitu pula halnya dengan manusia,
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi kelangsungan hidupnya
adalah lingkungan manusia.
Menurut Salim Emil (1990), habitat adalah segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh
yang ada dalam ruang tempat kita hidup dan mempengaruhi makhluk hidup, termasuk
kehidupan manusia.
Terdapat kesamaan dalam definisi lingkungan hidup yang menyebutkan dampak;
mempengaruhi kehidupan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan hidup
atau habitat adalah segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup (benda, kondisi, situasi)
yang mempengaruhi kehidupannya (alam, pertumbuhan dan persebarannya).

Jenis-Jenis Lingkungan Hidup


1. Lingkungan Hidup Alami.
Lingkungan alam adalah lingkungan alami yang terdiri dari berbagai sumber daya alam dan
ekosistem serta komponen fisik dan hayatinya. Lingkungan alam bersifat dinamis karena
mempunyai heterogenitas organisme yang sangat tinggi.
2. Lingkungan Hidup Binaan/Buatan.
Habitat buatan/manusia mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun dengan atau
dengan masukan teknologi, dan teknologi sederhana dan teknologi modern. Lingkungan
binaan/buatan kurang beragam karena keberadaannya selalu menyesuaikan dengan kebutuhan
manusia.
3. Lingkungan Hidup Sosial.
Lingkungan sosial terdiri dari interaksi sosial dalam masyarakat. Lingkungan sosial ini dapat
membentuk lingkungan binaan tertentu yang bercirikan perilaku manusia sebagai makhluk
sosial. Hubungan antara individu dengan masyarakat sangat erat dan saling mempengaruhi
serta saling bergantung.

Lingkungan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan mempunyai arti yang agak luas, yaitu kemampuan untuk
melanjutkan sesuatu yang telah ditentukan tanpa batas waktu. Berkelanjutan dapat berarti
fleksibilitas, keseimbangan, keterhubungan. Selain itu, resiliensi dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk meneruskan suatu perilaku tertentu tanpa batas waktu. Komisi Dunia
untuk Lingkungan dan Pembangunan mendefinisikan keberlanjutan sebagai kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang
untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Lingkungan yang berkelanjutan dapat diartikan sebagai segala sesuatu di sekitar makhluk
hidup yang mempengaruhi kehidupannya secara terus-menerus, secara alami atau dalam
kondisi tanpa batas waktu sentuhan manusia. Lingkungan yang berkelanjutan juga dapat
diartikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya yang ada untuk
generasi sekarang dan mendatang tanpa membahayakan kesehatan ekosistem yang
menyediakannya.
Lebih tepatnya, lingkungan berkelanjutan dapat disimpulkan sebagai kondisi keseimbangan,
keberlanjutan, dan keterhubungan yang memungkinkan manusia memenuhi kebutuhannya
tanpa melebihi kapasitas ekosistem yang didukungnya dan memperbaharui dirinya untuk
memenuhi kebutuhannya di masa depan.

Prinsip Lingkungan Berkelanjutan


Lingkungan berkelanjutan memiliki prinsipprinsip dalam menekankan kelestarian,
diantaranya:
1. Melindungi sistem penunjang kehidupan.
2. Melindungi dan meningkatkan keanekaragaman biotik.
3. Memelihara atau meningkatkan integritas ekosistem, serta mengembangkan dan
menerapkan ukuranukuran rehabilitasi untuk ekosistem yang sangat rusak.
4. Mengembangkan dan menerapkan strategi yang preventif dan adaptif untuk menanggapi
ancaman perubahan lingkungan global.
Dalam lingkup ekologis, Herman Daly (1990) yang merupakan salah satu perintis awal
keberlanjutan ekologis mengusulkan agar :
1. Untuk sumber daya terbarukan, tingkat panen tidak boleh melebihi tingkat regenerasi
(hasil lestari).
2. Tingkat pembangkitan limbah dari proyek tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi
lingkungan (pembuangan limbah berkelanjutan).
3. Untuk sumber daya tak terbarukan, penipisan sumber daya tak terbarukan harus
memerlukan pengembangan pengganti terbarukan yang sebanding untuk sumber daya
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Buckhori, D. (2017). Definisi Ekologi. Retrieved from Ipb.ac.id:


http://damayanti.staff.ipb.ac.id/files/2012/09/Pendahuluan.pdf

Christian, R. R. (n.d.). Concepts of Ecosystem, Level and Scale. Encyclopedia of Life


Support Systems (EOLSS).
Daly, H. E. (1990). Toward some operational principles of sustainable development.
Ecological Economic 2, 1-6.

Emil, S. (1990). Konsep Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta.

Odum, E. (1971). Fundamental of Ecology. Philadelphia: W.B. Saunders Company.


Resosudarmo, RS.; K. Kartikawinata ; A. Soegiarto. (1992). Pengantar Ekologi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Effendi, R., Salsabila, H., & Malik, A. (2018). Pemahaman tentang lingkungan berkelanjutan.
Modul, 18(2), 75-82.

Anda mungkin juga menyukai