Anda di halaman 1dari 133

LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI

DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

PRAKTIKUM
LISTRIK PERKAPALAN
(ME 234502)

A. MOTOR DC
Dikerjakan oleh :
Kelompok 12
1. Hera Dian Marssheila (5019221149)
2. Ferry Rayyan Firmansyah (5019221041)
3. Fahrezy Richard Dilny Adnan (5019221044)
4. Muhammad Denoriadi (5019211116)
5. Adin Alfurrohmat (5019211120)

Nama Assisten Praktikum :


1. Septian Anandio P. (5019201089)
2. Muhammad Akmal Jamil (5019211133)
3. I Gede Bgs Bima Aryadi Pratama (5019211119)
4. Muhammad Arrod Azzam (5019211044)

Departemen Teknik Sistem Perkapalan


Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Diketahui Oleh
Revisi Tanggal Keterangan
Nama Grader Tanda Tangan
Septian Anandio P.
Septian Anandio P.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN
MOTOR DC

Oleh :
Kelompok 12

1. Hera Dian Marssheila (5019221149)


2. Ferry Rayyan Firmansyah (5019221041)
3. Fahrezy Richard Dilny Adnan (5019221044)
4. Muhammad Denoriadi (5019211116)
5. Adin Alfurrohmat (5019211120)

LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI


DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2024
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN
(MOTOR DC)

Dengan ini kami telah menyelesaikan praktikum


(MOTOR DC)
pada rangkaian praktikum Listrik Perkapalan

Mengetahui / Menyetujui
(MOTOR DC)

Koordinator Koor alat praktikum Grader alat


Praktikum

Muhammad Radinka Rahman Muhammad Akmal Jamil Septian Anandio P.


(5019201054) (5019211133) (5019201089)

LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI


DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2024
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

ABSTRAK

Motor listrik adalah peralatan elektromagnetik yang dapat mengkonversi masukan


berupa energi listrik menjadi energi mekanik untuk memutar peralatan lain seperti impeller,
fan, propulsi, memutar kompressor, dan lain- lain. pada praktikum ini digunakan motor DC
yang berfungsi mengubah energi listrik searah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran
poros. terdapat arus eksitasi yang digunakan untuk menghasilkan medan magnet seperti
generator atau motor. Arus eksitasi sendiri digunakan disekitar belitan medan yang berinteraksi
dengan belitan jangkar untuk menghasilkan arus listrik.Motor listrik ini menggunakan medan
magnet untuk menghasilkan gaya yang memutar poros. selama melaksanakan praktikum,
diberikan 2 variabel berbeban dan berbeban nol dengan masing-masing memiliki variabel hasil
nilai arus medan, arus jangkar, daya masuk, rugi tembaga, rugi besi dan mekanik, rugi total, Ea,
dan torsi.
Pada motor berbeban nol didapat hasil hubungan antara masing masing variabel saat
berbeban Nol diketahui bahawa tegangan berbanding lurus dengan RPM, torsi dan RPM
berbanding lurus. namun, hal ini tidak sesuai dengan persamaan yang seharusnya torsi dan RPM
berbanding terbalik, pada variabel rugi besi mekanis dengan RPM berbanding lurus. sedangkan
untuk motor berbeban didapatkan hasil hubungan antara variabel torsi dengan RPM berbanding
terbalik, hubungan antara rugi besi mekanis dengan RPM berbanding terbalik yang seharusnya
berbanding lurus. hal ini dapat terjadi karena pada saat praktikum adanya penambahan beban.
dan hubungan antara arus eksitasi dengan efisiensi berbanding terbalik. dalam dunia maritim,
motor DC digunakan dalam beberapa aspek dikarenakan memiliki torsi yang tinggi. Salah
satunya digunakan pada Pompa sentrifugal digunakan untuk mengangkut zal cair dari
ketinggian yang lebih rendah menuju ketinggian yang lebih tinggi, untuk memutar pompa agar
menghasilkan daya hisap.

Kata Kunci : Beban, Motor, Mekanik, Magnet, RPM.


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB 1
PENDAHULUAN
(Ferry Rayyan Firmansyah_5019221041)
1.1 Latar Belakang
Motor listrik adalah peralatan elektromagnetik yang dapat mengkonversi masukan
berupa energi listrik menjadi energi mekanik untuk memutar peralatan lain seperti impeller,
fan, propulsi, memutar kompressor, dan lain- lain. Selain digunakan di industri motor listrik
juga sebagai penggerak alat elektronik kita gunakan pada kehidupan sehari-hari seperti kipas,
mixer, bor listrik, dan lain- lain.
Motor DC (direct current) adalah perangkat yang mengubah energi listrik searah
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Motor listrik ini menggunakan medan
magnet untuk menghasilkan gaya yang memutar poros. Motor DC memiliki beberapa
komponen utama seperti Stator, Rotor, Komutator, dan Brushes. Pada industri perkapalan ini
banyak yang menggunakan motor DC untuk menggerakkan kapal, biasanya digunakan pada
kapal-kapal dengan kemampuan manuver serta digunakan pada sistem pompa dalam komponen
kapal.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam melaksanakan praktikum kali ini, terdapat 2 rumusan masalah sebagai berikut.
1. Percobaan Motor Dc compound Beban Nol
a. Bagaimana cara menghitung besarnya rugi besi dan mekanis pada saat motor
dijalankan dengan beban nol?
b. Bagaimana cara menghitung besarnya besar efisiensi motor dari daya output saat
beban penuh?
2. Percobaan Motor DC compound Berbeban
a. Bagaimana cara menghitung besarnya torsi motor pada beban tertentu?
b. Bagaimana cara menghitung Putaran Motor dalam keadaan beban tertentu?
c. Bagaimana cara menghitung daya motor dalam keadaan beban tertentu?
d. Bagaimana cara menghitung efisiensi motor dan membuat kurva efisiensi fungsi
beban?

1.3 Tujuan
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
1. Percobaan Motor Dc compound Beban Nol
a. Mengetahui besarnya rugi besi dan mekanis pada saat motor dijalankan dengan beban
nol
b. Menghitung besar efisiensi motor dari daya output saat beban penuh
2. Percobaan Motor DC compound Berbeban
a. Menghitung besarnya torsi motor pada beban tertentu
b. Menentukan Putaran Motor dalam keadaan beban tertentu
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

c. Menghitung daya motor dalam keadaan beban tertentu


d. Menghitung efisiensi motor dan membuat kurva efisiensi fungsi beban
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB II
DASAR TEORI
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Motor DC (Ferry Rayyan Firmansyah_5019221041)


Motor listrik merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
dalam bentuk putaran. Energi putaran ini kemudian digunakan untuk menggerakkan berbagai
peralatan. Salah satu jenis motor listrik yang umum digunakan adalah motor DC (Direct
Current). Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk
diubah menjadi energi mekanik.
Dalam motor DC terdapat dua kumparan yaitu kumparan medan yang berfungsi untuk
menghasilkan megan magnet dan kumparan jangkar yang berfungsi sebagai tempat
terbentuknya gaya gerak listrik (ggl E). Jika arus dalam kumparan jangkar berinteraksi dengan
medan magnet, akan timbul torsi (T) yang akan memutar motor. Ketika arus mengalir melalui
kumparan jangkar dan berinteraksi dengan medan magnet, akan timbul torsi (daya putar) yang
memutar motor.
2.2 Prinsip Kerja Motor DC (Fahrezy Richard Dilny Adnan_5019221044)
Prinsip kerja motor DC ini berdasarkan kaidah Flemming’s Left Hand Rule dimana
saat arus yang melewati konduktor yang ditempatkan pada suatu medan magnet akan
menghasilkan gaya mekanik yang arahnya mengikuti kaidah tersebut.
𝐹 = 𝐵 𝑥 𝐼 𝑥 𝐿(𝑛𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛)

Gambar 2.1 Kaidah Tangan Kiri Flemming


(Sumber : https://ridhounggul13.wordpress.com/2014/11/04/motor-dc/)
Motor Listrik DC ini menggunakan fenomena elektromagnetik agar bergerak, ketika
arus diberikan ke kumparan, maka permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak
menghadap ke arah magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang berkutub selatan pun
akan bergerak ke arah kutub utara magnet. Akibat fenomena ini, kutub selatan kumparan
bertemu dengan kutub utara magnet ataupun kutub utara kumparan akan bertemu kutub selatan
magnet sehingga terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan rotor berputar.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Motor DC


(Sumber : https://www.dictio.id/t/apa-itu-motor-dc/160379)

2.3 Komponen – Komponen Motor DC beserta Gambar (Fahrezy Richard Dilny


Adnan_5019221044)
Komponen utama pada Motor DC dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Stator sebagai
komponen yang diam dan berfungsi untuk menciptakan medan magnet disekitar rotor yang
menyebabkan Rotor berputar dan Rotor sebagai komponen yang berputar dan berfungsi sebagai
penghasil gerakan mekanis akibat medan magnet dari stator. Stator terdiri dari rangka, lilitan
penguat magnet, dan sikat atau brush, sedangkan rotor terdiri dari jangkar atau armature dinamo
dan komutator.

Gambar 2.3 Motor DC


(Sumber : https://engineeringofficer.wordpress.com/2014/05/19/motor-listrik-c/)
2.3.1 Lilitan Penguat Magnet
Lilitan Penguat magnet pada stator berfungsi untuk mengalirkan arus listrik agar
terjadi proses elektromagnet sehingga terjadi magnet buatan sedangkan inti kutub
magnet merupakan tempat fluks magnet dihasilkan.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.4 Lilitan Penguat Magnet


(Sumber : https://crizkydwi.wordpress.com/2014/11/05/motor-dc-dan-generator-dc/)
2.3.2 Sikat (Brush)
Sikat memiliki fungsi yang penting sebaga komponen Motor DC karena
berperan sebagai perantara bagi aliran arus listrik ke lilitan armature/jangkar. Sikat
berbahan dasar karbon dengan Tingkat kekerasan material yang bervariasi, selain itu
brush pada umumnya memiliki kekuatan material yang lebih lunak daripada komutator
dikarenakan supaya gesekan yang terjadi antara komutator dan brush itu sendiri tidak
mengakibatkan komutator cepat aus sehingga brush adalah komponen yang harus
sering dilakukan penggantian pada Motor DC.

Gambar 2.5 Sikat


(Sumber : electronicdesign.com)
2.3.3 Jangkar Dinamo (Armature)
Jangkar atau armature memiliki fungsi sebagai tempat melilitkan kumparan agar
terbentuk GGL Induksi dan tempat timbulnya tenaga putar pada motor. Pada Motor
DC, Jangkar atau armature memiliki bentuk silinder yang diberi alur-alur pada
permukaannya dan terdiri dari bahan ferro magnet yang berlapis-lapis untuk
menguarngi panas yang terbentuk karena adanya arus liar. Bahan yang biasa
digunakan untuk jangkar dapat berupa campuran baja silicon.

Gambar 2.6 Jangkar


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

(Sumber : https://mechatrofice.com/electrical/armature-resistance)
2.3.4 Komutator
Komutator dapat diartikan sebagai converter mekanik yang membuat arus dari
sumber mengalir pada arah yang tetap walaupun belitan medan berputar. Memiliki
fungsi sebagai kntak gesek antara sikat karbon yang fixed dengan jangkar yang beputar
untuk mengambil atau memberi arus listrik ke jangkar.

Gambar 2.7 Komutator


(Sumber : https://www.kelasplc.com/komutator/)
2.4 Jenis - Jenis Motor DC (Fahrezy Richard Dilny Adnan_5019221044)
2.4.1 Berdasarkan Sumber Arus Penguat (Arus Eksitasi), Motor DC dapat dibedakan
menjadi :
1. Motor DC Penguat Sendiri
Merupakan Motor DC yang menggunakan arus penguat berasal dari Motor DC itu
sendiri. Motor disuplai dari satu sumber DC, sistem penghubung dan medan jadi
indikasi tentang jenis motor DC.
2. Motor DC penguatan terpisah adalah motor arus searah yang sumber tegangan
penguatannya berasal dari luar motor. Di mana kumparan medan disuplai dari
sumber tegangan DC tersendiri. Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan
bebas dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Yon Rijono, 1997):

Gambar 2.8 Motor DC Penguatan Terpisah


(Sumber : http://eprints.polsri.ac.id/1690/3/BAB%20II.pdf)
Dengan Persamaan sebagai berikut :
𝑉𝑓 = 𝐼𝑓 𝑥 𝑅𝑓
𝑉𝑡 = 𝐸𝑎 + 𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎
𝐸𝑎 = 𝐶 𝑥 𝑛 𝑥 𝛷
Dimana : Vf = Sumber Tegangan Medan
If = Arus Medan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Rf = Tahanan Medan
Vt = Sumber Tegangan Jangkar
Ea = Back emf Armature
Ia = Arus Jangkar
Ra = Tahanan Jangkar
C = Konstanta Armature
n = Putaran Armature
Φ = Flux Medan Magnet
2.4.2 Berdasarkan penguat sendiri maka dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan lilitan
penguat magnet terhadap lilitan jangkar Motor DC dengan penguat sendiri
1. Motor DC Shunt
Motor dc jenis shunt pada motor shunt, kumparan medan shunt dibuat dengan
banyak lilitan kawat kecil sehingga mempunyai tahanan yang tinggi. Motor shunt
mempunyai rangkaian jangkar dan medan yang dihubungkan parallel yang
memberikan kekuatan medan dan kecepatan motor yang sangat konstan.Kecepatan
motor dapat dikontrol di atas kecepatan dasar. Kecepatan motor akan menjadi
berbanding terbalik dengan arus medan. Ini berarti motor shunt berputar cepat
dengan arus medan rendah dan berputar lambat pada saat arus medan ditambah.
Motor DC Shunt dapat melaju pada kecepatan tinggi jika arus kumparan medan
hilang (Fitzgerald, 1997).

Gambar 2.9 Motor DC Shunt


(Sumber : http://eprints.polsri.ac.id/1690/3/BAB%20II.pdf)
Persamaan umum motor DC Shunt adalah sebagai berikut :
𝑉𝑠ℎ = 𝐼𝑠ℎ 𝑥 𝑅𝑠ℎ
𝑉𝑡 = 𝐸𝑎 + 𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎
𝐼𝐿 = 𝐼𝑎 𝑥 𝐼𝑠ℎ

Dimana : Vsh = Tegangan terminal medan motor arus searah


Ish = arus kumparan medan shunt (ohm)
Rf = Tahanan Medan
Vt = Sumber Tegangan Jangkar
Ea = Back emf Armature
Ia = Arus Jangkar
Ra = Tahanan Jangkar
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

2. Motor DC Seri
Motor dc jenis seri terdiri dari medan seri dibuat dari sedikit lilitan kawat besar yang
dihubungkan seri dengan jangkar. Jenis motor dc ini mempunyai karakteristik torsi
start dan kecepatan variable yang tinggi. Ini berarti bahwa motor dapat start atau
menggerakkan beban yang sangat berat, tetapi kecepatan akan bertambah kalau
beban turun. Motor dc seri dapat membangkitkan torsi starting yang besar karena
arus yang sama yang melewati jangkar juga melewati medan. Jadi, jika jangkar
memerlukan arus lebih banyak, arus ini juga melewati medan, menambah kekuatan
medan. Oleh karena itu, motor seri berputar cepat dengan beban ringan dan berputar
lambat saat beban ditambahkan (Fitzgerald, 1997).

Gambar 2.10 Motor DC Seri


(Sumber : http://eprints.polsri.ac.id/1690/3/BAB%20II.pdf)
3. Motor DC Compound
Merupakan Motor DC yang menggunakan lilitan penguat magnet yang
disambungkan seri dan pararel. Dapat dibagi menjadi dua yaitu Compound
Pendek dan Compound Panjang.
A. Compound Pendek
Adalah Motor Shunt yang diberi tambahan penguat seri seperti gambar
dibawah ini sehingga disebut motor compound pendek.

Gambar 2.11 Motor DC Compound Pendek


(Sumber : : http://eprints.polsri.ac.id/1690/3/BAB%20II.pdf)

B. Compound Panjang
Adalah Motor Shunt yang diberi penguat shunt tambahan seperti gambar
berikut sehingga disebut Motor DC Compound panjang.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.12 Motor DC Compound Panjang


(Sumber : : http://eprints.polsri.ac.id/1690/3/BAB%20II.pdf)
2.4.3 Berdasarkan adanya Sikat (Brush)
1. Motor DC Brushed (dengan sikat)
Sikat pada Motor DC Brushed berfungsi sebagai pengalir arus listrik ke
komutator, kemudian komutator akan melanjutkan arus listrik ke rotor yang
terdiri atas kumparan-kumparan agar dapat berputar. Motor DC Brushed ini
biasa disebut dengan Motor DC konvensional

Gambar 2.13 Motor DC Brushed


(Sumber : https://www.mouser.co.id/applications/dont-ignore-the-brushed-dc-
motor/)
2. Motor DC Brushless
Motor DC Brushless memiliki mekanisme (Rotating Switch) atau susunan
komutator diganti dengan sebuah switch elektronik yang disinkronkan dengan
posisi dari rotor. Motor Brushless memiliki efisiensi yang tinggi disekitar 85%-
90% karena tidak terjadi gesekan antara sikat dengan komutator. Rotor pada
Motor Brushless menggunakan magnet permanen.

Gambar 2.14 Motor DC Brushless


(Sumber : https://id.ineed-motor.com/news/analysis-of-the-advantages-and-
disadvantages-o-32450935.html)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

2.5 Rectifier Satu Fasa (Hera Dian Marssheila_50192211149)


Rectifier satu fasa adalah sebuah perangkat penyearah, yang digunakan untuk
mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) pada satu fase tegangan AC.
Rectifier satu fasa terdiri dari dua jenis yakni setengah gelombang (half-wave) atau gelombang
penuh (full-wave). Penjelasannya adalah sebagai berikut.
2.5.1 Rectifier Setengah Gelombang (Half-Wave)
Rectifier half-wave adalah rangkaian rectifier paling sederhana yang
terdiri dari satu dioda. Rangkaian rectifier setengah gelombang memperoleh
masukan dari sekunder trafo yang berupa tegangan berbentuk sinus. Prinsip kerja
rectifier setengah gelombang adalah saat sinyal input berupa siklus positif maka
dioda mendapat bias maju sehingga arus mengalir ke beban, dan sebaliknya bila
sinyal input berupa siklus negatif maka dioda mendapat bias mundur sehingga
tidak mengalir arus.

Gambar 2.15 Rangkaian Rectifier Half-Wave


(Sumber : sunupradana.info)
Bentuk gelombang dari rectifier setengah gelombang (half-wave) dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.15 Bentuk Gelombang Half-Wave


(Sumber : unnes.blogspot.com)
2.5.2 Rectifier Gelombang Penuh (Full-Wave)
Rectifier gelombang penuh adalah sistem penyearah yang menyerahkan
semua siklus gelombang sinus menggunakan dua blok dioda yang bekerja secara
komplemen. Satu dioda bekerja pada fase siklus positif dan satu dioda bekerja
pada fase siklus negatif yang telah dibalik.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 2.16 Rangkaian Rectifier Full-Wave


(Sumber : sunupradana.info)
Bentuk gelombang dari rectifier gelombang penuh (full-wave) dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.17 Bentuk Gelombang Full-Wave


(Sumber : unnes.blogspot.com)

2.6 Gaya Lorentz (Hera Dian Marssheila_5019221149)


Gaya Lorentz adalah gaya yang dialami oleh muatan listrik yang bergerak dalam
medan magnetik.
F=B x I x L..............................................................(2.1)
Di mana:
F = Gaya lorenz yang dialami penghantar (N)
B = Gaya magnet antar kutub(Wb/m2)
I = Besar arus pada penghantar (A)
L = Panjang kawat dalam medan magnet

Arah dari gaya Lorentz pada sebuah benda bermuatan yang bergerak dalam medan
magnetik dan medan listrik dapat ditentukan dengan menggunakan aturan bernama kaidah
tangan kanan yang ditunjukkan sebagai berikut.

Gambar 2.4 Kaidah Tangan Kanan


(Sumber : kompas.com)
Metode tangan kanan dapat digunakan untuk mengetahui arah medan magnetik di
sekitar kawat penghantar lurus berarus listrik, dimana ibu jari menunjukan arah gaya Lorentz
(F), jari telunjuk menunjukan arah medan magnet (B), jari tengah menunjukan arah medan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

listrik (I). Untuk muatan positif, arah gerak searah dengan arah arus, sedangkan muatan negatif,
arah gerak berlawanan dengan arah arus.

2.7 Komputasi atau Rumus – Rumus (Hera Dian Marssheila_5019221044)


2.7.1 Arus
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu
titik dalam sirkuit listrik tiap waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan
Coulomb/detik atau Ampere. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat
diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus
yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan
hukum ohm. Perumusan arus adalah sebagai berikut.
I = (V/R)..............................................................(2.2)
2.7.2 Daya
Daya (P) mengacu pada ukuran seberapa cepat energi dipindahkan atau
diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, atau seberapa cepat pekerjaan
dilakukan. Daya didefinisikan sebagai perubahan energi (ΔE) per unit waktu
(Δt), atau sebagai kekuatan (F) yang diterapkan pada suatu objek yang bergerak
dengan kecepatan (v). Perumusan daya adalah sebagai berikut.
P=(V. I).............................................................(2.3)

2.8 Kontrol Kecepatan (Hera Dian Marssheila_5019221149)


2.8.1 Pengaturan Kecepatan Dengan Mengatur Medan Shunt (f)
Pengaturan kecepatan dengan mengatur medan shunt (f) ini dapat
dilakukan dengan cara menyisipkan tahanan variabel yang dipasang secara
seri terhadap tahanan medannya. Pengaturan kecepatan dengan cara ini
memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Kecepatan terendah didapat dengan membuat tahanan variabel sama
dengan nol. Sedangkan kecepatan tertinggi akan dibatasi oleh perencanaan
mesin dimana gaya sentrifugal maksimum tidak sampai merusak motor.
b. Rugi panas yang timbul sangat rendah
c. Sederhana dan mudah dalam perangkaiannya
d. Pengaturan kecepatan seperti ini hanya bisa dilakukan pada motor DC
shunt dan kompon.
2.8.2 Pengaturan Kecepatan Dengan Mengatur Tahanan (Ra)/Arus Ia
Dengan menyisipkan tahanan variabel secara seri terhadap tahanan
jangkar, maka nilai Ia Ra akan dapat dikontrol sehingga nantinya harga n
dapat dikontrol. Dikarenakan rugi panas yang ditimbulkan dengan cara ini
cukup besar, maka menyebabkan cara ini jarang digunakan.
2.8.3 Pengaturan Kecepatan Dengan Mengatur Tegangan (Vt)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Pada pengaturan kecepatan ini orang sering memakai regulator


dengan motor yang berpenguatan bebas.

2.9 Pengereman Motor DC (Muhammad Denoriadi_5019211116)


Pengereman pada motor DC bisa dibedakan menjadi dua jenis, berdasarkan
metodenya, yaitu mekanis dan elektrik. Untuk pengereman mekanis menggunakan shoe brake,
sedangkan untuk pengereman elektrik dibagi lagi menjadi 4 jenis yaitu :
1. Pengeraman Dinamis, Pengereman yang dilakukan dengan melepaskan jangkar yang
berputar dari sumber tegangan dan memasangkan tahanan pada terminal jangkar.
2. Pengereman Regeneratif dapat dilaksanakan dengan cara mengembalikan energi kinetik
motor dan beban kembalike sumber.
3. Pengereman Plugging, pada prinsipnya melakukan pembalikan arah putaran dari mesin
penggerak dan ini dapat dilakukan dengan membalik polaritas sumber pada salah satu
kumparannya
4. Pengereman Mekanis, Pengereman ini bisa juga dikatan sebagai rem magnet dengan
kawat pengantar (solenoid). Rem magnet cara penggunaanya dipasang dengan poros
motor sehingga pada saat motor bekerja, remmagnet juga bekerja karena dihubungkan
paralel dengan rangkaian kontrolnya. Apabila diberi arus maka kumparan solenoid juga
akan mendapat arus dan timbul penguatan.

2.10 Rugi – Rugi Dalam Motor DC (Muhammad Denoriadi_5019211116)


Seperti yang kita ketahui, tidak ada yang memiliki efisiensi seratus persen di dunia ini.
Begitu pula dengan DC ini. Pada mesin DC terdapat pula beberapa inefisiensi yang pada
dsarnya dibagi menjadi 4 yaitu :

Gambar 2.15 Brushless motor DC


(Sumber : : http://eprints.polsri.ac.id/1690/3/BAB%20II.pdf)

2.10.1 Rugi Listrik


Rugi ini diakibatkan oleh pemakaian konduktor tembaga. Rugi listrik dapat
dihitung dengan rumusan :
𝑅𝑢𝑔𝑖 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝐼 2 𝑥 𝑅
Dimana :
R = tahanan konduktor (ohm)
I = Arus listrik (Ampere)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

2.10.2 Rugi Besi / Magnet


Diakibatkan oleh pemakaian besi ferromagnetik. Terdiri dari rugi histeris dan
rugi arus eddy. Rugi ini bersifat konstan, sehingga kita tidak dapat mengetahui berapa
besarnya.
• Rugi Besi (core Losses)
1.6
𝑅𝑢𝑔𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑖 = 𝜂 𝑥 𝐵 max ⬚ 𝑥 𝑉 (𝑊𝑎𝑡𝑡)
Dimana :
𝜂 : Steinmetz hysteresis constant
Bmax : maksimum flux (wb/m2)
T : Thickness of lamination in m
V : VOlume in core (m3)
• Rugi arus eddy
Ketika jangkar inti berputar di dalam medan magnet, gaya gerak listrik
juga diinduksi di dalam inti (seperti yang terjadi pada konduktor armature),
sesuai dengan hukum Faraday induksi elektromagnetik. Meskipun gaya gerak
listrik induksi ini kecil, hal tersebut menyebabkan arus besar mengalir di dalam
bahan karena resistansi rendah dari inti. Arus ini dikenal sebagai arus eddy.
Kekuatan kerugian yang disebabkan oleh arus ini dikenal sebagai kerugian arus
eddy.

2.10.3 Rugi Mekanik


Rugi mekanis terdiri dari rugi geser pada sikat, rugi geser pada sumbu, dan rugi
angin. Seperti pada rugi besi, rugi mekanis juga bersifat konstan sehingga besarnya
rugi mekanis tidak dapat diketahui. Menurut electrical easy, nilai rugi mekanis dapat
diasumsikan sebesar 10-20% full load losses.

2.10.4 Rugi Tembaga


Rugi-rugi lilitan primer dan sekunder yang terdiri dari kawat tembaga yang
memiliki panjang dan penampang.
𝑅𝑢𝑔𝑖 𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑎 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 = 𝐼𝑝 2 𝑥 𝑅𝑝
𝑅𝑢𝑔𝑖 𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑎 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 = 𝐼𝑠 2 𝑥 𝑅𝑠
Pada saat tidak berbeban (beban = 0) maka tidak ada faktor daya luar yang
menghambat daya input.

P input = P luar + Σ Losses


= 0 + Σ Losses
Vt. Im = Rugi tembaga + Rugi ( besi + mekanis )
Wcu = 𝐼𝑎 2 𝑅𝑎 + 𝐼𝑓 2 𝑅𝑓
A = rotor/jangkar (amature)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

f = medan (field)
Dan Rugi terbagi atas rugi besi + rugi mekanis. Karena P input dan rugi
tembaga dapat dihitung, maka besarnya rugi tetap dapat diketahui

2.11 Perbedaan AC dan DC Beserta Perbandingan Grafik v-t (Muhammad


Denoriadi_5019211116)
Tabel 2.1 Perbedaan AC dan DC
FAKTOR PEMBEDA MOTOR DC MOTOR AC

Suplai motor Arus DC Arus AC

Komutator Ada Tidak ada

Torsi Tinggi Rendah

Kecepatan Mudah dikendalikan Sulit dikendalikan

Arus yang mengalir

2.12 Aplikasi Pada Bidang Marine dan Non Marine (Muhammad


Denoriadi_5019211116)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

2.12.1 Aplikasi Bidang Marine


Tabel 2.2 Aplikasi Motor DC di bidang Marine
No Nama Alat Gambar Fungsi motor DC
Gear pump juga
digunakan dalam sistem
hidrolik kapal untuk
memompa fluida hidrolik
ke dalam silinder dan
1 Gear pump sistem kontrol lainnya. Ini
memungkinkan kapal
untuk mengoperasikan
berbagai peralatan, seperti
steering gear.

Gambar 2.16 Gearpump pada kapal


(Sumber :
https://www.castlepumps.com/pumps/pu
mp/azcue-ycb-horizontal-gear-pump/)
Selain menggunakan
diesel engine, kapal juga
dapat menggnakan system
2 System propulsi elektrik, unutk
propulsi memutara shaft dan
elektrik propeller, dapat
digunakan motor DC
Gambar 2.17 System propulsi elektrik
(Sumber : https://www.researchgate.net)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Wiper diperlukan di ruang


kemudi, agar
memudahkan ABK atau
juru kemudi melihat
3 DC 12V kedepan tampa terhadang
Motor for air saat terjadi kondisi
Wiper hujan, salju, atau badi,
Untuk menggerakkan
Wiper tersebut, maka
Gambar 2.18 DC 12V Motor for Wiper dipergunakan Motor DC
(Sumber : https://www.tradekey.com)

Pompa sentrifugal
digunakan untuk
mengangkut zal cair dari
ketinggian yang lebih
4 Pompa rendah menuj ketinggian
Sentrifugal di yang lebih tinggi, untuk
kapal memutar pompa agar
menghasilkan daya hisap,
salah maka diguanakan motor
Gambar 2.19 Pompa Sentrifugal di DC.
kapal
(Sumber : https://id.made-in-china.com)
Untuk melakukan docking
pada kapal kapal kecil di
daerah danau atau pantai,
maka digunakan lift tech
5 Lift Tech Boat marine sebagai alat yang
Lift Motors berufungsi untuk
mengangkat kapal
Tambahin tersebut, untuk dapat
speknya Gambar 2.20 Lift Tech Boat Lift Motors menanggkat kapal, maka
(Sumber : https://www.fishlakemn.com) digunakan Motor DC
untuk memutar Lift tech
marine.

2.12.2 Aplikasi Bidang Non Marine


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Tabel 2.2 Aplikasi Motor DC di Bidang Non Marine


Forklift adalah perangkat
yang digunakan untuk
mengangkut benda-benda
berat, namun menggunakan
1 Electrik motor DC untuk
Forklift menggerakkan alat
angkutnya.

Gambar 2.21 Electrik Forklif


(Sumber :
https://www.jungheinrich.co.za)
Mesin CNC digunakan untuk
mengikis permukaan suatu
logam agar menjadi bentuk
2 Mesin CNC yang diinginkan, dalam hal
4 Axis ini mesin CNC memerlukan
putaran untuk membubut
Gambar 2.22 Mesin CNC 4 Axis permukaan yang akan
(Sumber : https://www.tokopedia.com) dikikis, unutk memutar maka
digunakan motor DC.
Lift dipergunakan unutk
mengangkut manusia atau
3 Motor barang dari lantai tertentu
penggerak menuju latai tertentu lainnya,
lift dalam hal ini lift
menggunakan katrol untuk
menganngkut muatannya,
Gambar 2.23 Motor penggerak lift unutk memutara katrol
(Sumber :https://kapuaslift.blogspot.com) tersebut maka dipergunakan
Mototr DC
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gokart listrik biasa


ditemukan dalam permainan
anak atau pasar malam,
dalam hal ini gokart listrik
4 Gokart tidak menggunakan bahan
listrik bakar fosil sebagai
penggeraknya, tetepai
memakai listrik, untuk
meggerakkan ban dari gokart
ini maka digunakan motor
Gambar 2.24 Gokart listrik
DC.
(Sumber : https://id.pinterest.com)

Motor penyedot debu,


terutama pada model
portabel atau genggam,
biasanya menggunakan
5 Vacuum motor DC (Arus Searah)
Cleaner karena ukurannya yang
Gambar 2.25 Vacuum Cleaner ringkas, efisiensi, dan
(Sumber : kemudahan pengendalian.
https://id.aliexpress.com/item/1005004 Motor DC lebih disukai
243307481.html) karena kemampuannya
memberikan keluaran daya
yang konsisten pada
kecepatan yang bervariasi,
sehingga cocok untuk
berbagai tingkat hisapan
yang diperlukan dalam
penyedot debu.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB III
DATA PRAKTIKUM
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB III
DATA PRAKTIKUM

3.1 Peralatan Praktikum (Adin Alfurrohmat_5019211120)


Berikut merupakan alat-alat yang digunakan dalam praktikum Motor DC
Tabel 3.1 Peralatan Praktikum
No Nama Alat Foto Alat Fungsi
1 Motor DC Motor DC Compound
Compound merupakan objek praktikum
ini. Motor DC Compound
berfungsi sebagai alat untuk
mengubah energi listrik
Gambar 3.1 menjadi energi mekanik
Motor DC Compound
2 Regulator Mengatur tegangan menuju
rangkaian

Gambar 3.2
Regulator
3 Rectifier Berfungsi untuk mengubah
arus AC menjadi DC maupun
sebaliknya.

Gambar 3.3
Rectifier
4 Clampmeter/Tang Digunakan untuk mengukur
Meter arus (I) yang mengalir pada
rangkaian

Gambar 3.4
Clampmeter/
Tangmeter
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

5 Motor Shunt Digunakan sebagai beban pada


variasi berbeban

Gambar 3.5
Motor Shunt
6 Tachometer Digunakan untuk mengukur
kecepatan rotasi pada flywheel
Motor DC

Gambar 3.6
Tachometer
7 Kabel Sebagai penghubung aliran
listrik pada rangkaian

Gambar 3.7
Kabel

3.2 Langkah Percobaan (Adin Alfurrohmat_5019211120)


Berikut ini adalah langkah- langkah dari praktikum motor DC, yaitu:

• Percobaan Motor DC Compound Beban Nol


1. Mengukur besar tahanan pada kumparan motor DC Compound dan selanjutnya
menentukan kumparan seri, kumparan shunt dan kumparan jangkar.
2. Merangkai alat – alat sebagai berikut:

Gambar 3.8 Rangkaian Percobaan Beban Nol


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

3. Motor DC dicatu daya dari sumber DC (dari sumber AC yang telah melewati penyearah
arus) melalui voltage regulator.
4. Pada saat motor diberi tegangan yang bervariasi mengamati besarnya arus yang
mengalir dengan menggunakan clamp meter dan juga besarnya putaran motor diamati dengan
menggunakan tachometer.

• Percobaan Motor DC Compound Berbeban


1. Motor DC dicatu daya dari sumber DC (dari sumber AC yang telah melewati penyearah
arus) melalui voltase regulator yang dirangkai seperti gambar berikut:

Gambar 3.8 Rangkaian Percobaan Beban Nol

2. Pembebanan dilakukan dengan pemberian arus eksitasi pada motor DC Shunt dengan
nilai tertentu yang dilakukan dengan menggunakan pengatur tegangan (Regulator B).
3. Kemudian regulator A diatur sedemikian rupa sehingga tegangannya tetap sebesar 60
volt atau sesuai dengan ketentuan Grader.
4. Amati dan catat besarnya rpm dan arus yang mengalir ke motor.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

3.3 Hasil Pengamatan (Adin Alfurrohmat_5019211120)


• Tahanan Kumparan
Ra : 10 Ohm
Rsh : 100 Ohm
Rs : 6 Ohm

• Percobaan 1
A. Beban Nol Naik
Tabel 3.2 Data Percobaan Beban Nol Naik
No Tegangan Sumber Arus IL RPM
1 60 3,70 1420
2 70 4,05 1580
3 80 4,40 1730
4 90 4,72 1880
5 100 5,40 2040

B. Beban Nol Turun


Tabel 3.3 Data Percobaan Beban Nol Turun
No Tegangan Sumber Arus IL RPM
1 100 5,40 2040
2 90 4,72 1880
3 80 4,40 1730
4 70 4,05 1580
5 60 3,70 1420

• Percobaan 2
A. Berbeban Naik
Tabel 3.4 Data Percobaan Berbeban Naik
No Tegangan Arus Eksitasi Arus IL RPM
Sumber
1 100 0,2 7 1960
2 100 0,3 7,20 1925
3 100 0,4 7,40 1905
4 100 0,5 7,60 1880
5 100 0,6 7,80 1850

B. Berbeban Turun
Tabel 3.5 Data Percobaan Berbeban Turun
No Tegangan Arus Eksitasi Arus IL RPM
Sumber
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

1 100 0,6 7,80 1850


2 100 0,5 7,60 1880
3 100 0,4 7,40 1905
4 100 0,3 7,20 1925
5 100 0,2 7 1960
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB IV
ANALISIS DATA
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB IV
ANALISIS DATA
(Ferry Rayyan Firmansyah 5019221041)

4. 1 Perhitungan
Setelah dilakukan praktikum dan didapatkan data hasil percobaan, kemudian dilakukan
perhitungan. Sebagai contoh perhitungan digunakan data pada percobaan 3 sebagai berikut.
4.1.1. Beban Nol Naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi
mekanis, rugi total , Ea, dan torsi)
Berikut merupakan contoh perhitungan dari hasil data praktikum beban nol pada
percobaan ke 3
Arus Medan (𝐼𝑓 )
𝑉
𝐼𝑓 = 𝑡
𝑅𝑆ℎ
80
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 0,8 𝐴

Arus Jangkar (𝐼𝑎 )


𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 4,4 − 0,8
𝐼𝑎 = 3,6 𝐴

Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 80 𝑥 4,4
𝑃𝐼𝑛 = 352 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Tembaga (𝑊𝐶𝑢 )


𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑓 )
𝑊𝐶𝑢 = (3,62 𝑥 10) + (0,62 𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 193,60 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Besi dan Mekanik


𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 352
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 70,4 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Total (𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )


𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 70,4 + 193,60


𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 264

Back Electromotive (𝐸𝑎 )


𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 80 − (3,6 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 44

Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
𝑅𝑝𝑚
2𝜋 𝑥 (
60 )
44 𝑥 3,6
τ=
1730
2𝜋 𝑥 (
60 )
τ = 0,8740 Nm

dengan menggunakan contoh perhitungan diatas untuk menghitung seluruh data


percobaa, didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Beban Nol Tegangan Naik


No Vt Arus IL RPM IF IA Pin Wcu W (b + m) Wtot Ea Torsi
1 60 3.7 1420 0.6 3.1 222 132.10 44.4 176.50 29 0.6040
2 70 4.05 1580 0.7 3.35 283.5 161.23 56.7 217.93 36.5 0.7390
3 80 4.4 1730 0.8 3.6 352 193.60 70.4 264.00 44 0.8740
4 90 4.72 1880 0.9 3.82 424.8 226.92 84.96 311.88 51.8 1.0050
5 100 5.4 2040 1 4.4 540 293.60 108 401.60 56 1.1530

4.1.2. Beban nol turun


Berikut merupakan contoh perhitungan dari hasil data praktikum beban nol pada
percobaan ke 3
Arus Medan (𝐼𝑓 )
𝑉
𝐼𝑓 = 𝑡
𝑅𝑆ℎ
80
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 0,8 𝐴

Arus Jangkar (𝐼𝑎 )


𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 4,4 − 0,8
𝐼𝑎 = 3,6 𝐴
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 80 𝑥 4,4
𝑃𝐼𝑛 = 352 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Tembaga (𝑊𝐶𝑢 )


𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑓 )
𝑊𝐶𝑢 = (3,62 𝑥 10) + (0,82 𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 193,60 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Besi dan Mekanik


𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 352
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 70,4 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Total (𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )


𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 70,4 + 193,60
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 264

Back Electromotive (𝐸𝑎 )


𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 80 − (3,6 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 44

Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
𝑅𝑝𝑚
2𝜋 𝑥 ( )
60
44 𝑥 3,6
τ=
1730
2𝜋 𝑥 (
60 )
τ = 0,8740 Nm

dengan menggunakan contoh perhitungan diatas untuk menghitung seluruh data


percobaa, didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Beban Nol Tegangan Naik


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

No Vt Arus IL RPM IF IA Pin Wcu W (b + m) Wtot Ea Torsi


1 100 5.4 2040 1 4.4 540 293.60 108 401.60 56 1.153
2 90 4.72 1880 0.9 3.82 424.8 226.92 84.96 311.88 51.8 1.005
3 80 4.4 1730 0.8 3.6 352 193.60 70.4 264.00 44 0.874
4 70 4.05 1580 0.7 3.35 283.5 161.23 56.7 217.93 36.5 0.739
5 60 3.7 1420 0.6 3.1 222 132.10 44.4 176.50 29 0.604

4.1.3. Berbeba naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi
mekanis, rugi total, Ea, torsi, daya keluarr, efisiensi)
Berikut merupakan contoh perhitungan dari hasil data praktikum beban nol pada
percobaan ke 3
Arus Medan (𝐼𝑓 )
𝑉
𝐼𝑓 = 𝑡
𝑅𝑆ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1 𝐴

Arus Jangkar (𝐼𝑎 )


𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 7,4 − 1
𝐼𝑎 = 6,4 𝐴

Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 7,4
𝑃𝐼𝑛 = 740 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Tembaga (𝑊𝐶𝑢 )


𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑓 )
𝑊𝐶𝑢 = (6,42 𝑥 10) + (12 𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 509,60 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Besi dan Mekanik


𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 740
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 148 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Total (𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )


𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 148 + 509,60
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 657,60

Back Electromotive (𝐸𝑎 )

𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (6,4 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 36
Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
𝑅𝑝𝑚
2𝜋 𝑥 (
60 )
36 𝑥 6,4
τ=
1905
2𝜋 𝑥 (
60 )
τ = 0,269 Nm
Efisiensi (η)
𝑃𝑂𝑢𝑡
η= 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛
82,4
η= 𝑥 100%
740
η = 11%

dengan menggunakan contoh perhitungan diatas untuk menghitung seluruh data


percobaa, didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Beban Nol Tegangan Naik


No Vt I eksitasi Arus IL RPM IF IA Pin Wcu W (b + m) Wtot Ea Torsi Pout Eff (%)
1 100 0.2 7 1960 1.00 6.00 700 460.00 140 600.00 40.00 0.104 100.00 14%
2 100 0.3 7.2 1925 1.00 6.20 720 484.40 144 628.40 38.00 0.188 91.60 13%
3 100 0.4 7.4 1905 1.00 6.40 740 509.60 148 657.60 36.00 0.269 82.40 11%
4 100 0.5 7.6 1880 1.00 6.60 760 535.60 152 687.60 34.00 0.364 72.40 10%
5 100 0.6 7.8 1850 1.00 6.80 780 562.40 156 718.40 32.00 0.456 61.60 8%

4.1.4. Berbeban turun


Berikut merupakan contoh perhitungan dari hasil data praktikum beban nol pada
percobaan ke 3
Arus Medan (𝐼𝑓 )
𝑉
𝐼𝑓 = 𝑡
𝑅𝑆ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1 𝐴

Arus Jangkar (𝐼𝑎 )


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 7,4 − 1
𝐼𝑎 = 6,4 𝐴

Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 7,4
𝑃𝐼𝑛 = 740 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Tembaga (𝑊𝐶𝑢 )


𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑓 )
𝑊𝐶𝑢 = (6,42 𝑥 10) + (100𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 509,60 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Besi dan Mekanik


𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 740
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 148 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Total (𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )


𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 148 + 509,60
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 176,5

Back Electromotive (𝐸𝑎 )

𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (7,4 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 36

Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
𝑅𝑝𝑚
2𝜋 𝑥 (
60 )
36 𝑥 7,4
τ=
1905
2𝜋 𝑥 (
60 )
τ = 0,269 Nm
Efisiensi (η)
𝑃𝑂𝑢𝑡
η= 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

82,4
𝑥 100% η=
740
η = 11%
dengan menggunakan contoh perhitungan diatas untuk menghitung seluruh data
percobaa, didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Beban Nol Tegangan Naik


No Vt I eksitasi Arus IL RPM IF IA Pin Wcu W (b + m) Wtot Ea Torsi Pout Eff (%)
1 100 0.6 7.8 1850 1.00 6.80 780 562.40 156 718.40 32.00 0.456 61.60 8%
2 100 0.5 7.6 1880 1.00 6.60 760 535.60 152 687.60 34.00 0.364 72.40 10%
3 100 0.4 7.4 1905 1.00 6.40 740 509.60 148 657.60 36.00 0.269 82.40 11%
4 100 0.3 7.2 1925 1.00 6.20 720 484.40 144 628.40 38.00 0.188 91.60 13%
5 100 0.2 7 1960 1.00 6.00 700 460.00 140 600.00 40.00 0.104 100.00 14%

4. 2 Grafik
4.2.1. Tegangan dengan RPM
a. Beban Nol Naik

TEGANGAN-RPM
2500
2000
1500
1000
500
0
60 70 80 90 100

Gambar 4.1 Beban Nol Naik


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan tegangan dengan RPM
berbanding lurus. Ketika Tegangan naik, maka RPM juga naik. Dan grafik diatas
menunjukan hasil yang konstan.

b. Beban Nol Turun

TEGANGAN-RPM
2500
2000
1500
1000
500
0
100 90 80 70 60

Gambar 4.2 Beban Nol Turun


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan tegangan dengan RPM
berbanding lurus. Ketika Tegangan turun, maka RPM semakin turun.. Dan grafik
diatas menunjukan hasil yang konstan.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

4.2.2. Torsi dengan RPM


a. Beban Nol Naik

TORSI-RPM
2500

2000

1500

1000

500

0
1.153 1.005 0.874 0.739 0.604

Gambar 4.3 Beban Nol Naik


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan torsi dengan RPM
berbanding lurus. Ketika torsi turun, maka RPM semakin turun dan grafik diatas
menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut tidak sesuai dengan rumus
yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai torsi dan RPM adalah berbanding
terbalik.

b. Beban Nol Turun

TORSI-RPM
2500

2000

1500

1000

500

0
1.153 1.005 0.874 0.739 0.604

Gambar 4.4 Beban Nol Turun


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan torsi dengan RPM
berbanding lurus. Ketika torsi turun, maka RPM semakin turun dan grafik diatas
menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut tidak sesuai dengan rumus
yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai torsi dan RPM adalah berbanding
terbalik.

c. Berbeban Naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

TORSI - RPM
1980
1960
1940
1920
1900
1880
1860
1840
1820
1800
1780
0.104 0.188 0.269 0.364 0.456

Gambar 4.5 Berbeban Naik


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan torsi dengan RPM
berbanding terbalik. Ketika torsi tinggi, maka RPM semakin turun dan grafik
diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai
dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai torsi dan RPM
adalah berbanding terbalik.

d. Berbeban Turun

TORSI - RPM
2000

1950

1900

1850

1800

1750
0.456 0.364 0.269 0.188 0.104

Gambar 4.6 Berbeban Turun


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan torsi dengan RPM
berbanding terbalik. Ketika torsi tinggi, maka RPM semakin turun dan grafik
diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai
dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai torsi dan RPM
adalah berbanding terbalik.

4.2.3. Rugi besi mekanis dengan RPM


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

a. Beban Nol Naik

RUGI BESI MEKANIS -


RPM
2500
2000
1500
1000
500
0
132.10 161.23 193.60 226.92 293.60

Gambar 4.7 Beban Nol Naik


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis dengan
RPM berbanding lurus. Ketika torsi tinggi, maka RPM semakin ikut tinggi dan
grafik diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut
sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai rugi besi
mekanis dan RPM adalah berbanding lurus.

b. Beban Nol Turun

RUGI MEKANIS BESI-


RPM
2500
2000
1500
1000
500
0
293.60 226.92 193.60 161.23 132.10

Gambar 4.8 Beban Nol Turun


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis dengan
RPM berbanding lurus. Ketika torsi tinggi, maka RPM semakin ikut tinggi dan
grafik diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut
sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai rugi besi
mekanis dan RPM adalah berbanding lurus.

c. Berbeban Naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

RUGI MEKANIS BESI-


RPM
2000
1950
1900
1850
1800
1750
140 144 148 152 156

Gambar 4.7 Berbeban Naik


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis dengan
RPM berbanding terbalik. Ketika torsi tinggi, maka RPM turun dan grafik diatas
cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai dengan
rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai rugi besi mekanis dan RPM
adalah berbanding lurus.

d. Berbeban Turun

RUGI MEKANIS BESI-


RPM
2000
1950
1900
1850
1800
1750
156 152 148 144 140

Gambar 4.8 Berbeban Turun


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis dengan
RPM berbanding terbalik. Ketika torsi tinggi, maka RPM turun dan grafik diatas
cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai dengan
rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai rugi besi mekanis dan RPM
adalah berbanding lurus.

4.2.4. Arus eksitasi dengan efisiensi


a. Berbeban Naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.8

0.6

0.4

0.2

0
14% 13% 11% 10% 8%

Gambar 4.9 Berbeban Naik


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan arus eksitasi dengan
efisiensi berbanding terbalik. Ketika efisiensi tinggi, maka eksitasi turun dan
grafik diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut
sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan
efisiensi adalah berbanding terbalik.

b. Berbeban Turun

ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
8% 10% 11% 13% 14%

Gambar 4.10 Berbeban Turun


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan arus eksitasi dengan
efisiensi berbanding terbalik. Ketika efisiensi tinggi, maka eksitasi turun dan
grafik diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut
sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan
efisiensi adalah berbanding terbalik.

4. 3 Pembahasan
a. Berbeban Nol (Kesimpulan Hubungan Variabel” dibeban Nol)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Setelah dilakukan analis grafik sebelumnya didapat hasil hubungan antara masing
masing variabel saat berbeban Nol diketahui bahawa tegangan berbanding lurus
dengan RPM, torsi dan RPM berbanding lurus. namun, hal ini tidak sesuai dengan
persamaan yang seharusnya torsi dan RPM berbanding terbalik, pada variabel rugi
besi mekanis dengan RPM berbanding lurus.

b. Berbeban (Kesimpulan hubungan Variabel’ di berbeban)


Setelah dilakukan analisis grafik sebelumnya, didapatkan hasil hubungan antara
variabel torsi dengan RPM berbanding terbalik, hubungan antara rugi besi mekanis
dengan RPM berbanding terbalik yang seharusnya berbanding lurus. hal ini dapat
terjadi karena pada saat praktikum adanya penambahan beban. dan hubungan antara
arus eksitasi dengan efisiensi berbanding terbalik.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Hera Dian Marssheila


5019221149

BAB IV
ANALISIS DATA
(Hera Dian Marssheila_5019221149)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

4.1 Perhitungan
Berdasarkan praktikum yang telah usai dilaksanakan, maka didapat data hasil keempat
kondisi yakni kondisi beban nol naik, beban nol turun, berbeban naik, dan berbeban turun.

4.1.1 Beban Nol Naik


Seluruh data hasil pada kondisi beban nol naik ditunjukkan pada tabel 4.1. Data yang
tertera pada tabel tersebut bersumber dari perhitungan arus medan, arus jangkar, daya masuk,
rugi tembaga, rugi besi mekanik, rugi total, back electromotive, dan torsi. Disini, perhitungan
yang saya lakukan adalah menggunakan data percobaan nomor 4.

Tabel 4.1 Data Hasil Perhitungan Beban Nol Naik

Perhitungan yang dilakukan juga mengacu pada tahanan kumparan. Nilai tahanan
kumparan ditunjukkan pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Tahanan Kumparan


Tahanan Kumparan
Ra 10
Rsh 100
Rs 6

Arus Medan (𝐼𝑓 )


𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑆ℎ
90
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 0.9 𝐴

Arus Jangkar (𝐼𝑎 )


𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 4.72 − 0.9
𝐼𝑎 = 3.82 𝐴

Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝑃𝐼𝑛 = 90 𝑥 4.72
𝑃𝐼𝑛 = 424.8 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Tembaga (𝑊𝐶𝑢 )


𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑠ℎ)
𝑊𝐶𝑢 = (3.822 𝑥 10) + (0.92𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 226.92 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Besi dan Mekanik


𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 424.8
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 84.96 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Total (𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )


𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 84.96 + 226.92
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 311.88 𝑊𝑎𝑡𝑡

Back Electromotive (𝐸𝑎 )


𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 90 − (3.82 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 51.8

Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
𝑅𝑝𝑚
2𝜋 𝑥 (
60 )
38.2 𝑥 3.82
τ=
1880
2𝜋 𝑥 (
60 )
τ = 0.7412 Nm

4.1.2 Beban Nol Turun


Seluruh data hasil pada kondisi beban nol turun ditunjukkan pada tabel 4.3.
Tahanan kumparan yang dijadikan acuan sama dengan tabel 4.2. Disini, perhitungan yang saya
lakukan adalah menggunakan data percobaan nomor 4.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan Beban Nol Turun

Arus Medan (𝐼𝑓 )


𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑆ℎ
70
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 0,7 𝐴

Arus Jangkar (𝐼𝑎 )


𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 4.05 − 0.7
𝐼𝑎 = 3.35 𝐴

Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 70 𝑥 4.05
𝑃𝐼𝑛 = 283.5 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Tembaga (𝑊𝐶𝑢 )


𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥 𝑅𝑠ℎ)
𝑊𝐶𝑢 = (3.352 𝑥 10) + (0.72𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 161.2 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Besi dan Mekanik


𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 283.5
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 56.7 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Total (𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )


𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 56.7 + 161.2
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 217.9 𝑊𝑎𝑡𝑡
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Back Electromotive (𝐸𝑎 )


𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 70 − (3.35 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 36.5

Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
𝑅𝑝𝑚
2𝜋 𝑥 (
60 )
36.5 𝑥 3.35
τ=
1580
2𝜋 𝑥 (
60 )
τ = 0.7390 Nm

4.1.3 Berbeban Naik


Seluruh data hasil pada kondisi beban nol naik ditunjukkan pada tabel 4.4. Data
yang tertera pada tabel tersebut bersumber dari perhitungan arus medan, arus jangkar, daya
masuk, rugi tembaga, rugi besi mekanik, rugi total, back electromotive, torsi, daya keluar, dan
efisiensi. Tahanan kumparan yang dijadikan acuan sama dengan tabel 4.2. Disini, perhitungan
yang saya lakukan adalah menggunakan data percobaan nomor 4.

Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Berbeban Naik

Arus Medan (𝐼𝑓 )


𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑆ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1 𝐴

Arus Jangkar (𝐼𝑎 )


𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 7.6 − 1
𝐼𝑎 = 6.6 𝐴

Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 7.6


𝑃𝐼𝑛 = 760 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Tembaga (𝑊𝐶𝑢 )


𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑠ℎ)
𝑊𝐶𝑢 = (6.62 𝑥 10) + (12 𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 535.6 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Besi dan Mekanik


𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 760
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 152 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Total (𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )


𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 152 + 535.6
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 687.6 𝑊𝑎𝑡𝑡

Back Electromotive (𝐸𝑎 )


𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (6.6 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 34
Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
𝑅𝑝𝑚
2𝜋 𝑥 (
60 )
34 𝑥 6.6
τ=
1880
2𝜋 𝑥 ( )
60
τ = 1.1398 Nm

4.1.4 Berbeban Turun


Seluruh data hasil pada kondisi berbeban turun ditunjukkan pada tabel 4.5. Tahanan
kumparan yang dijadikan acuan sama dengan tabel 4.2. Disini, perhitungan yang saya lakukan
adalah menggunakan data percobaan nomor 4.
Tabel 4.5 Data Hasil Perhitungan Berbeban Turun

Arus Medan (𝐼𝑓 )


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑆ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1 𝐴

Arus Jangkar (𝐼𝑎 )


𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 7.2 − 1
𝐼𝑎 = 6.2 𝐴

Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 7.2
𝑃𝐼𝑛 = 720 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Tembaga (𝑊𝐶𝑢 )


𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑠ℎ)
𝑊𝐶𝑢 = (6.22 𝑥 10) + (1𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 484.4 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Besi dan Mekanik


𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 720
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 144 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Total (𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )


𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 144 + 484.4
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 628.4 𝑊𝑎𝑡𝑡

Back Electromotive (𝐸𝑎 )


𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (6.2 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 38

Torsi (τ)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
𝑅𝑝𝑚
2𝜋 𝑥 (
60 )
38 𝑥 6.2
τ=
1925
2𝜋 𝑥 (
60 )
τ = 1.1687 Nm

4.2 Grafik
Dibawah ini merupakan Kumpulan grafik perbandingan antara tegangan dan RPM, torsi
dan RPM, rugi besi mekanik dan RPM, serta perbandingan antara arus eksitasi dan efisiensi
pada setiap kondisi.

4.2.1 Tegangan dengan RPM


a. Beban Nol Naik

TEGANGAN-RPM
2500

2000

1500

1000

500

0
60 70 80 90 100

Gambar 4.6 Perbandingan Tegangan dan RPM pada Kondisi Beban Nol Naik

Pada grafik 4.6, dapat dilihat bahwa perbandingan tegangan dengan RPM
berbanding lurus dan konstan. Ketika tegangan bernilai besar, maka nilai RPM juga
naik. Hal ini sudah sesuai dengan perumusan sebagai berikut.
𝑛 = 𝑉𝑡 − 𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎

b. Beban Nol Turun


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

TEGANGAN-RPM
2500

2000

1500

1000

500

0
100 90 80 70 60

Gambar 4.7 Perbandingan Tegangan dan RPM pada Kondisi Beban Nol Turun

Pada grafik 4.7, memperkuat pernyataan bahwa perbandingan tegangan dengan


RPM berbanding lurus dan konstan. Dapat dilihat ketika tegangan kecil, maka RPM
juga akan semakin kecil. Hal ini sudah sesuai dengan perumusan sebagai berikut.
𝑛 = 𝑉𝑡 − 𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎

4.2.2 Torsi dengan RPM


a. Beban Nol Naik

TORSI-RPM
2500 2040
1730 1880
2000 1420 1580
1500
RPM

1000
500
0
0 .6 0 4 0 0 . 7 3 9 0 0 .8 7 4 0 1 .0 0 5 0 1 .1 5 3 0
TORSI

Gambar 4.8 Perbandingan Torsi dan RPM pada Kondisi Beban Nol Naik

Pada grafik 4.8, dapat diketahui bahwa perbandingan torsi dengan RPM
berbanding lurus dan konstan. Semakin tinggi nilai torsi, maka nilai RPM juga akan
semakin tinggi. Perbandingan tersebut tidak sesuai dengan rumus dibawah ini yang
menyatakan bahwa hubungan antara nilai torsi dan RPM adalah berbanding
terbalik.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

b. Beban Nol Turun

TORSI-RPM
2500

2000

1500

1000

500

0
1 .1 5 3 1 .0 0 5 0 .8 7 4 0 .7 3 9 0.604

Gambar 4.9 Perbandingan Torsi dan RPM pada Kondisi Beban Nol Turun

Pada grafik 4.9 diatas, dapat dilihat bahwa perbandingan torsi dengan RPM
berbanding lurus dan konstan. Ketika torsi rendah, maka RPM besarannya juga
akan semakin turun. Perbandingan tersebut tidak sesuai dengan rumus dibawah ini
yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai torsi dan RPM adalah berbanding
terbalik.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60

c. Berbeban Naik

TORSI - RPM
1980
1960
1940
1920
1900
1880
1860
1840
1820
1800
1780
0 .1 0 4 0 .1 8 8 0 .2 6 9 0 .3 6 4 0 .4 5 6

Gambar 4.10 Perbandingan Torsi dan RPM pada Kondisi Berbeban Naik

Pada grafik 4.10 diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan torsi dengan RPM
berbanding terbalik. Ketika torsi tinggi, nilai RPM semakin turun. Perbandingan
tersebut sudah sesuai dengan perumusan berikut.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

d. Berbeban Turun

TORSI - RPM
2000

1950

1900

1850

1800

1750
0 .4 5 6 0 .3 6 4 0 .2 6 9 0 .1 8 8 0 .1 0 4

Gambar 4.11 Perbandingan Torsi dan RPM pada Kondisi Berbeban Turun

Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan torsi dengan RPM
berbanding terbalik. Ketika torsi kecil, maka RPM semakin meningjkat. Pernyataan
tersebut sudah sesuai dengan perumusan berikut.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60

4.2.3 Rugi Besi Mekanik dengan RPM


a. Beban Nol Naik

RUGI BESI MEKANIS-RPM


2500

2000

1500

1000

500

0
1 3 2 .1 0 1 6 1 .2 3 1 9 3 .6 0 2 2 6 .9 2 2 9 3 .6 0

Gambar 4.12 Perbandingan Rugi Besi Mekanik dan RPM pada Kondisi Beban
Nol Naik

Pada grafik 4.12 diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis
dengan RPM berbanding lurus dan konstan. Ketika rugi besi mekanik tinggi, maka
RPM juga semakin meningkat.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

b. Beban Nol Turun

RUGI MEKANIS BESI-RPM


2500

2000

1500

1000

500

0
2 9 3 .6 0 2 2 6 .9 2 193.60 1 6 1 .2 3 1 3 2 .1 0

Gambar 4.13 Perbandingan Rugi Besi Mekanik dan RPM pada Kondisi Beban
Nol Turun

Pada grafik 4.13 diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis
dengan RPM berbanding lurus dan konstan. Ketika rugi besi mekanik bernilai
rendah, maka RPM juga semakin menurun.

c. Berbeban Naik

RUGI MEKANIS BESI-


RPM
2000
1950
1900
1850
1800
1750
140 144 148 152 156

Gambar 4.14 Perbandingan Rugi Besi Mekanik dan RPM pada Kondisi
Berbeban Naik

Pada grafik 4.14 diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis
dengan RPM berbanding terbalik. Ketika torsi tinggi, maka RPM turun dan grafik
diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai
dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai rugi besi mekanis
dan RPM adalah berbanding lurus.
d. Berbeban Turun
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

RUGI MEKANIS BESI- RPM


2000

1950

1900

1850

1800

1750
156 152 148 144 140

Gambar 4.15 Perbandingan Rugi Besi Mekanik dan RPM pada Kondisi
Berbeban Turun

Pada grafik 4.15 diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis
dengan RPM berbanding terbalik. Ketika torsi tinggi, maka RPM turun dan grafik
diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai
dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai rugi besi mekanis
dan RPM adalah berbanding lurus.

4.2.4 Arus eksitasi dengan efisiensi


a. Berbeban Naik

ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
14% 13% 11% 10% 8%

Gambar 4.16 Perbandingan Arus Eksistensi dan Efisiensi pada Kondisi Berbeban
Naik

Pada grafik 4.16 diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan arus eksitasi
dengan efisiensi berbanding terbalik. Ketika efisiensi tinggi, maka eksitasi turun
dan grafik diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut
sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan
efisiensi adalah berbanding terbalik.
b. Berbeban Turun
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

ARUS EKSITASI-EFISIENSI
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
8% 10% 11% 13% 14%

Gambar 4.17 Perbandingan Arus Eksistensi dan Efisiensi pada Kondisi Berbeban
Turun

Pada grafik 4.17 diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan arus eksitasi
dengan efisiensi berbanding terbalik. Ketika efisiensi tinggi, maka eksitasi turun
dan grafik diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut
sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan
efisiensi adalah berbanding terbalik.

4.3 Pembahasan
a. Berbeban Nol (Kesimpulan Hubungan Variabel-Variabel di Beban Nol)
Pada percobaan dengan beban nol baik kondisi naik dan turun, hubungan
beberapa variabel yakni antara tegangan dengan RPM adalah berbanding lurus dan
bernilai konstan. Kemudian, hubungan torsi dengan RPM cenderung berbanding
lurus dan konstan pula. Namun seharusnya, nilai torsi dengan RPM berbanding
terbalik, semakin tinggi torsi maka nilai RPM menurun. Hal ini bisa dikarenakan
terlalu banyak variasi tegangan yang diberikan. Lalu, hubungan antara rugi besi
mekanik dengan RPM baik kondisi naik dan turun pada beban nol menunjukkan
hasil yang berbanding lurus.

b. Berbeban (Kesimpulan Hubungan Variabel-Variabel di Kondisi Berbeban)


Hubungan Torsi dengan RPM pada percobaan ini adalah berbanding terbalik,
hal ini telah sesuai dengan teori yang ada. Hubungan rugi mekanik dengan RPM
seharusnya berbanding lurus jika dikaitkan dengan rumus Wb+m= 20% Pin.
Dimana rugi mekanis adalah 20% dari nilai total daya losses akibat jangkar dan
field. Namun pada percobaan ini, hubungan rugi besi mekanik dengan RPM
berbanding terbalik. Hubungan Ia dengan Efisiensi adalah berbanding terbalik. Hal
ini dikarenakan nilai Ia dipengaruhi oleh nilai Pin. Semakin kecil Pin, Ia kecil
sedangkan efisiensi semakin besar.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB IV
ANALISIS DATA
(Fahrezy Richard Dilny Adnan_5019221044)

4.1 Perhitungan
4.1.5. Beban Nol Naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi
mekanis, rugi total , Ea, dan torsi)
Berdasarkan Praktikum Motor DC yang telah dilakukan, berikut merupakan
perhitungan Arus Medan, Arus Jangkar, Pin, Rugi Tembaga, Rugi Besi Mekanis,
Rugi Total, Ea, dan Torsi sebagai berikut. Untuk contoh perhitungan beban nol
naik menggunakan data nomor 1 dengan Vt = 60V, IL = 3,7A, dan Rpm = 1420
Rpm
• Arus Medan (𝑰𝒇 )
𝑉
𝐼𝑓 = 𝑡
𝑅𝑆ℎ
60
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 0,6 𝐴

• Arus Jangkar (𝑰𝒂 )


𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 3,7 − 0,6
𝐼𝑎 = 3,1 𝐴

• Daya Masuk(𝑷𝑰𝒏 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 60 𝑥 3,7
𝑃𝐼𝑛 = 222 𝑊𝑎𝑡𝑡

• Rugi Tembaga (𝑾𝑪𝒖 )


𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑓 )
𝑊𝐶𝑢 = (3,12𝑥 10) + (0,62 𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 132,10 𝑊𝑎𝑡𝑡

• Rugi Besi dan Mekanik (𝑾𝒃 + 𝑾𝒎 )


𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 222
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 44,4 𝑊𝑎𝑡𝑡

• Rugi Total (𝑾𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 )


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 132,10 + 44,4
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 176,5

• Back Electromotive (𝑬𝒂 )


𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 60 − (3,1 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 29

• Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
29 𝑥 3,1
τ=
2𝜋 𝑥 (1420)
60

τ = 0,604 Nm

Tabel 4.1 Perhitungan 𝐼𝑓 , 𝐼𝑎 , 𝑃𝐼𝑛 , 𝑊𝐶𝑢 , 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 , 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 , 𝐸𝑎 , dan τ Beban Nol Naik
W (b +
No Vt Arus IL RPM IF IA Pin Wcu Wtot Ea Torsi
m)
1 60 3.7 1420 0.6 3.1 222 132.10 44.4 176.50 29 0.6040
2 70 4.05 1580 0.7 3.35 283.5 161.23 56.7 217.93 36.5 0.7390
3 80 4.4 1730 0.8 3.6 352 193.60 70.4 264.00 44 0.8740
4 90 4.72 1880 0.9 3.82 424.8 226.92 84.96 311.88 51.8 1.0050
5 100 5.4 2040 1 4.4 540 293.60 108 401.60 56 1.1530

4.1.6. Beban nol turun


Berdasarkan Praktikum Motor DC yang telah dilakukan, berikut merupakan
perhitungan Arus Medan, Arus Jangkar, Pin, Rugi Tembaga, Rugi Besi Mekanis,
Rugi Total, Ea, dan Torsi sebagai berikut. Untuk contoh perhitungan beban nol
turun menggunakan data nomor 1 dengan Vt = 100V, IL = 4,4 A, dan Rpm = 2040
• Arus Medan (𝑰𝒇 )
𝑉
𝐼𝑓 = 𝑡
𝑅𝑆ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1 𝐴

• Arus Jangkar (𝑰𝒂 )


𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝐼𝑎 = 5,4 − 1
𝐼𝑎 = 4 ,4 𝐴

• Daya Masuk(𝑷𝑰𝒏 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 5,4
𝑃𝐼𝑛 = 540 𝑊𝑎𝑡𝑡

• Rugi Tembaga (𝑾𝑪𝒖 )


𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑓 )
𝑊𝐶𝑢 = (4,42 𝑥 10) + (12 𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 293,6 𝑊𝑎𝑡𝑡

• Rugi Besi dan Mekanik (𝑾𝒃 + 𝑾𝒎 )


𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 540
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 108 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Rugi Total (𝑾𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 )
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 108 + 293,6
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 401,6 𝑊𝑎𝑡𝑡

• Back Electromotive (𝑬𝒂 )


𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (4,4 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 42,8

• Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
42,8 𝑥 4,4
τ=
2𝜋 𝑥 (2040)
60

τ = 1,153 Nm

Tabel 4.2 Perhitungan 𝐼𝑓 , 𝐼𝑎 , 𝑃𝐼𝑛 , 𝑊𝐶𝑢 , 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 , 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 , 𝐸𝑎 , dan τ Beban Nol Turun
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

W (b +
No Vt Arus IL RPM IF IA Pin Wcu Wtot Ea Torsi
m)
1 100 5.4 2040 1 4.4 540 293.60 108 401.60 56 1.153
2 90 4.72 1880 0.9 3.82 424.8 226.92 84.96 311.88 51.8 1.005
3 80 4.4 1730 0.8 3.6 352 193.60 70.4 264.00 44 0.874
4 70 4.05 1580 0.7 3.35 283.5 161.23 56.7 217.93 36.5 0.739
5 60 3.7 1420 0.6 3.1 222 132.10 44.4 176.50 29 0.604

4.1.7. Berbeban naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi
mekanis, rugi total, Ea, torsi, daya keluar, efisiensi)
Berdasarkan Praktikum Motor DC yang telah dilakukan, berikut merupakan
perhitungan Arus Medan, Arus Jangkar, Pin, Rugi Tembaga, Rugi Besi Mekanis,
Rugi Total, Ea, Torsi, Daya Keluar, dan Efisiensi sebagai berikut. Untuk contoh
perhitungan beban nol naik menggunakan data nomor 1 dengan Vt = 100V, IL =
7A, Rpm = 1960, dan Arus Eksitasi = 0,2 A.
• Arus Medan (𝑰𝒇 )
𝑉
𝐼𝑓 = 𝑡
𝑅𝑆ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1 𝐴

• Arus Jangkar (𝑰𝒂 )


𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 7 − 1
𝐼𝑎 = 6 𝐴

• Daya Masuk(𝑷𝑰𝒏 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 7
𝑃𝐼𝑛 = 700 𝑊𝑎𝑡𝑡

• Rugi Tembaga (𝑾𝑪𝒖 )


𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑓 )
𝑊𝐶𝑢 = (62 𝑥 10) + (12 𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 460 𝑊𝑎𝑡𝑡

• Rugi Besi dan Mekanik (𝑾𝒃 + 𝑾𝒎 )


𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 700
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 140 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Rugi Total (𝑾𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 )
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 140 + 460
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 600 𝑊𝑎𝑡𝑡

• Back Electromotive (𝑬𝒂 )


𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (6 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 40

• Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
40 𝑥 6
τ=
2𝜋 𝑥 (1960)
60

τ = 0,104 Nm
• Daya Keluar(𝑷𝑶𝒖𝒕 )
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 𝑃𝐼𝑛 − 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 700 − 600
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 100 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Efisiensi (η)
𝑃𝑂𝑢𝑡
η= 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛
100
η= 𝑥 100%
700
η = 14%

Tabel 4.3 Perhitungan 𝐼𝑓 , 𝐼𝑎 , 𝑃𝐼𝑛 , 𝑊𝐶𝑢 , 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 , 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 , 𝐸𝑎 , τ, 𝑷𝑶𝒖𝒕 , dan η Berbeban Naik
No Vt I eksitasi Arus IL RPM IF IA Pin Wcu W (b + m) Wtot Ea Torsi Pout Eff (%)
1 100 0.2 7 1960 1.00 6.00 700 460.00 140 600.00 40.00 0.104 100.00 14%
2 100 0.3 7.2 1925 1.00 6.20 720 484.40 144 628.40 38.00 0.188 91.60 13%
3 100 0.4 7.4 1905 1.00 6.40 740 509.60 148 657.60 36.00 0.269 82.40 11%
4 100 0.5 7.6 1880 1.00 6.60 760 535.60 152 687.60 34.00 0.364 72.40 10%
5 100 0.6 7.8 1850 1.00 6.80 780 562.40 156 718.40 32.00 0.456 61.60 8%

4.1.8. Berbeban turun (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi
mekanis, rugi total, Ea, torsi, daya keluar, efisiensi)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Berdasarkan Praktikum Motor DC yang telah dilakukan, berikut merupakan


perhitungan Arus Medan, Arus Jangkar, Pin, Rugi Tembaga, Rugi Besi Mekanis,
Rugi Total, Ea, Torsi, Daya Keluar, dan Efisiensi sebagai berikut. Untuk contoh
perhitungan beban nol naik menggunakan data nomor 1 dengan Vt = 100V, IL =
7,8A, Rpm = 1850, dan Arus Eksitasi = 0,6 A.
• Arus Medan (𝑰𝒇 )
𝑉
𝐼𝑓 = 𝑡
𝑅𝑆ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1 𝐴

• Arus Jangkar (𝑰𝒂 )


𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 7,8 − 1
𝐼𝑎 = 6,8 𝐴

• Daya Masuk(𝑷𝑰𝒏 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 7,8
𝑃𝐼𝑛 = 780 𝑊𝑎𝑡𝑡

• Rugi Tembaga (𝑾𝑪𝒖 )


𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑓 )
𝑊𝐶𝑢 = (6,82 𝑥 10) + (12 𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 562,4 𝑊𝑎𝑡𝑡

• Rugi Besi dan Mekanik (𝑾𝒃 + 𝑾𝒎 )


𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 780
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 156 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Rugi Total (𝑾𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 )
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 156 + 562,4
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 718,4 𝑊𝑎𝑡𝑡

• Back Electromotive (𝑬𝒂 )


𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (6,8 𝑥 10)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝐸𝑎 = 32

• Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
32 𝑥 6,8
τ=
2𝜋 𝑥 (1850)
60

τ = 0,456 Nm
• Daya Keluar(𝑷𝑶𝒖𝒕 )
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 𝑃𝐼𝑛 − 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 780 − 718,4
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 61,6 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Efisiensi (η)
𝑃𝑂𝑢𝑡
η= 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛
61,6
η= 𝑥 100%
780
η = 8%

Tabel 4.4 Perhitungan 𝐼𝑓 , 𝐼𝑎 , 𝑃𝐼𝑛 , 𝑊𝐶𝑢 , 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 , 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 , 𝐸𝑎 , τ, 𝑷𝑶𝒖𝒕 , dan η Berbeban Turun
No Vt I eksitasi Arus IL RPM IF IA Pin Wcu W (b + m) Wtot Ea Torsi Pout Eff (%)
1 100 0.6 7.8 1850 1.00 6.80 780 562.40 156 718.40 32.00 0.456 61.60 8%
2 100 0.5 7.6 1880 1.00 6.60 760 535.60 152 687.60 34.00 0.364 72.40 10%
3 100 0.4 7.4 1905 1.00 6.40 740 509.60 148 657.60 36.00 0.269 82.40 11%
4 100 0.3 7.2 1925 1.00 6.20 720 484.40 144 628.40 38.00 0.188 91.60 13%
5 100 0.2 7 1960 1.00 6.00 700 460.00 140 600.00 40.00 0.104 100.00 14%
4.2 Grafik
4.2.5. Tegangan dengan RPM
Berdasarkan Perhitungan Motor DC yang telah dilakukan, maka berikut ini
merupakan Grafik dari perbandingan antara Tegangan dengan RPM.
c. Beban Nol Naik

Tegangan dengan Rpm


2500 1880 2040
1580 1730
2000 1420
1500
RPM

1000
500
0
60 70 80 90 100
TEGANGAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Grafik 4.1 Perbandingan antara Tegangan dengan Rpm Beban nol naik

Berdasarkan Grafik 4.1 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari tegangan
berbanding lurus dengan nilai RPM, dimana ketika tegangan meningkat, maka
putaran mesin akan meningkat juga. Hal ini sudah sesuai dengan rumus yaitu :
𝑛 = 𝑉𝑡 − 𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎
d. Beban Nol Turun

Tegangan-Rpm
2500 2040
1880
2000 1730
1580
1420
1500
RPM

1000
500
0
100 90 80 70 60
TEGANGAN

Grafik 4.2 Perbandingan antara Tegangan dengan RPM Beban nol turun

Berdasarkan Grafik 4.2 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari tegangan
berbanding lurus dengan nilai RPM, dimana ketika tegangan menurun maka
putaran mesin akan menurun juga. Hal ini sudah sesuai dengan rumus yaitu :
𝑛 = 𝑉𝑡 − 𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎

4.2.6. Torsi dengan RPM


Berdasarkan Perhitungan Motor DC yang telah dilakukan, maka berikut ini
merupakan Grafik dari perbandingan antara Torsi dengan RPM.
e. Beban Nol Naik

Torsi-Rpm
2500 2040
1730 1880
2000 1580
1420
1500
RPM

1000
500
0
0.6040 0.7390 0.8740 1.0050 1.1530
TORSI

Grafik 4.3 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Beban Nol Naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Berdasarkan Grafik 4.3 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari Torsi berbanding
lurus dengan nilai RPM, dimana ketika Torsi meningkat maka putaran mesin akan
meningkat juga. Namun seharusnya berbanding terbalik yang dibuktikan dengan
persamaan berikut :
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60

Hal tersebut dapat terjadi karena ketika praktikum motor diberi tegangan yang
berbeda-beda sehingga tampak seperti berbanding lurus.
f. Beban Nol Turun

Torsi-Rpm
2500 2040
1880 1730
2000 1580
1420
1500
RPM

1000
500
0
1.153 1.005 0.874 0.739 0.604
TORSI

Grafik 4.4 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Beban Nol Turun

Berdasarkan Grafik 4.4 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari Torsi berbanding
terbalik dengan nilai RPM, dimana ketika Torsi menurun maka putaran mesin akan
menurun juga. Namun seharusnya berbanding terbalik yang dibuktikan denganp
persamaan berikut :
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60

Hal tersebut dapat terjadi karena ketika praktikum motor diberi tegangan yang
berbeda-beda sehingga tampak seperti berbanding lurus.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60

g. Berbeban Naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Torsi - Rpm
2000 1960
1925
1950 1905
1880
1900 1850

RPM
1850
1800
1750
0.104 0.188 0.269 0.364 0.456
TORSI

Grafik 4.5 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Berbeban Naik

Berdasarkan Grafik 4.5 dapat dilihat bahwa perbandingan antara Torsi dengan
Rpm berbanding terbalik, dimana ketika Rpm menurun maka Torsi yang dihasilkan
akan meningkat. Hal tersebut sudah sesuai dengan dasar teori yang dapat
dibuktikan dengan persamaan berikut :
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60

h. Berbeban Turun

Torsi - Rpm
2000 1960
1925
1950 1905
1880
1900 1850
RPM

1850
1800
1750
0.456 0.364 0.269 0.188 0.104
TORSI

Grafik 4.6 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Berbeban Turun

Berdasarkan Grafik 4.6 dapat dilihat bahwa perbandingan antara Torsi dengan
Rpm berbanding terbalik, dimana ketika Rpm meningkat maka Torsi yang
dihasilkan akan menurun. Hal tersebut sudah sesuai dengan dasar teori yang dapat
dibuktikan dengan persamaan berikut :
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60

4.2.7. Rugi Besi Mekanis Dengan RPM


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Berdasarkan Perhitungan Motor DC yang telah dilakukan, maka berikut ini


merupakan Grafik dari perbandingan antara Rugi besi mekanis dengan RPM.

2.13 Beban Nol Naik

Rugi Besi Mekanis-Rpm


2500 2040
1730 1880
2000 1420 1580
1500
RPM

1000
500
0
132.10 161.23 193.60 226.92 293.60
RUGI BESI MEKANIS

Grafik 4.7 Perbandingan Antara Rugi Besi Mekanis Dengan RPM Beban Nol
Naik

Berdasarkan Grafik 4.7 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding
lurus dengan Rpm, Dimana ketika Rpm meningkat maka Rugi Besi Mekanis akan
meningkat juga. Maka dapat disimpulkan bahwa ketika Rpm semakin tinggi maka
losses akan semakin besar. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan persaman :

𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛

2.14 Beban Nol Turun

Rugi Mekanis Besi-rpm


2500 2040 1880 1730
2000 1580 1420
1500
RPM

1000
500
0
293.60 226.92 193.60 161.23 132.10
RUGI BESI MEKANIS

Grafik 4.8 Perbandingan Antara Rugi Mekanis Besi dengan RPM Beban Nol
Turun

Berdasarkan Grafik 4.8 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding
lurus dengan Rpm, dimana ketika Rpm menurun maka Rugi Besi Mekanis akan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

menurun juga. Maka dapat disimpulkan bahwa ketika Rpm semakin rendah maka
losses akan semakin kecil. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan persaman :

𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛

2.15 Berbeban Naik

Rugi Mekanis Besi- Rpm


2000 1960
1925 1905
1950 1880
1900 1850
RPM

1850
1800
1750
140 144 148 152 156
RUGI BESI MEKANIS

Grafik 4.9 Perbandingan Antara Rugi Mekanis Besi dengan RPM Berbeban Naik

Berdasarkan Grafik 4.9 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding
terbalik dengan Rpm, dimana ketika Rpm menurun maka Rugi Besi Mekanis akan
meningkat. Hal tersebut tidak sesuai dengan dasar teori yang dibuktikan dengan
persamaan berikut:

𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛

Hal ini bisa terjadi karena motor diberi beban atau arus eksitasi yang berbeda-
beda.

2.16 Berbeban Turun

Rugi Mekanis Besi- Rpm


1960
2000 1905 1925
1850 1880
1900
RPM

1800
1700
156 152 148 144 140
RUGI BESI MEKANIS

Grafik 4.10 Perbandingan Antara Rugi Mekanis Besi dengan RPM Berbeban
Turun

Berdasarkan Grafik 4.10 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding
terbalik dengan Rpm, dimana ketika Rpm meningkat maka Rugi Besi Mekanis akan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

menurun. Hal tersebut tidak sesuai dengan dasar teori yang dibuktikan dengan
persamaan berikut:

𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛

Hal ini bisa terjadi karena motor diberi beban atau arus eksitasi yang berbeda-
beda.

4.2.8. Arus eksitasi dengan efisiensi


Berdasarkan Perhitungan Motor DC yang telah dilakukan, maka berikut ini
merupakan Grafik dari perbandingan antara Arus Eksitasi dengan Efisiensi.

3.4 Berbeban Naik

Arus Eksitasi-Efisiensi
0.8 0.6
0.5
ARUS EKSITASI

0.6 0.4
0.3
0.4 0.2
0.2
0
14% 13% 11% 10% 8%
EFISIENSI

Grafik 4.11 Perbandingan Antara Arus Eksitasi dengan Efisensi Berbeban Naik

Berdasarkan Grafik 4.11 dapat diamati bahwa Arus Eksitasi berbanding terbalik
dengan nilai Efisiensi, Dimana ketika Arus Eksitasi yang diberikan meningkat,
maka Efisiensi yang dihasilkan akan semakin kecil.

3.5 Berbeban Turun

Arus Eksitasi-Efisiensi
0.8 0.6
0.5
ARUS EKSITASI

0.6 0.4
0.3
0.4 0.2
0.2
0
8% 10% 11% 13% 14%
EFISIENSI

Grafik 4.12 Perbandingan Antara Arus Eksitasi dengan Efisiensi Berbeban Turun

Berdasarkan Grafik 4.12 dapat diamati bahwa Arus Eksitasi berbanding terbalik
dengan nilai Efisiensi, Dimana ketika Arus Eksitasi yang diberikan menurun, maka
Efisiensi yang dihasilkan akan semakin besar.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

4.3 Pembahasan
a. Berbeban Nol (Kesimpulan Hubungan Variabel” dibeban Nol)

Berdasarkan praktikum Motor DC yang telah dilakukan dapat disimpulkan


antara hubungan beberapa variabel pada variasi beban nol yaitu bahwa tegangan
berbanding lurus dengan Rpm, dimana ketika tegangan meningkat maka Rpm juga
akan meingkat begitupun sebaliknya. Lalu hubungan antara varibel torsi dengan rpm
pada kondisi beban nol yaitu berbanding lurus, namun seharusnya berbanding terbalik.
Hal ini terjadi karena ketika praktikum diberi tegangan yang berbeda-beda maka
terlihat berbanding lurus .

Kemudian hubungan antara rugi besi mekanis dengan rpm pada kondisi beban
nol menunjukan bahwa kedua variabel tersebut berbanding lurus, dimana ketika Rpm
meningkat maka Rugi Besi Mekanis juga akan meningkat begitupun sebaliknya.

b. Berbeban (Kesimpulan hubungan Variabel’ di berbeban)

Berdasarkan praktikum Motor DC yang telah dilakukan dapat disimpulkan


antara hubungan beberapa variabel pada variasi berbeban yaitu bahwa Torsi
berbanding terbalik dengan Rpm, dimana ketika Rpm meningkat maka torsi yang
dihasilkan akan menurun begitupun sebaliknya. Hubungan antara variabel Rugi Besi
Mekanis dengan Rpm pada kondisi berbeban berbanding terbalik dengan Rpm, dimana
ketika Rpm meningkat maka Rugi Besi Mekanis akan menurun, namun seharusnya
berbanding lurus. Hal ini bisa terjadi ketika praktikum karena motor diberi beban atau
arus eksitasi yang berbeda-beda.

Kemudian hubungan antara Arus Eksitasi dengan efisiensi pada kondisi berbeban
berbanding terbalik, dimana ketika arus eksitasi yang diberikan meningkat maka efisiensi
menurun begitupun sebaliknya.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB IV
ANALISIS DATA
(Adin Alfurrohmat_5019211120)

4.1 Perhitungan
Setelah menjalani praktikum motor DC, kami memperoleh nilai-nilai berikut untuk tahanan
shunt, tahanan jangkar, dan tahanan series:

Ra (Tahanan Jangkar) = 10
Rs (Tahanan Series) = 6
Rsh (Tahanan Shunt) = 100

Dengan data ini, kami melakukan perhitungan untuk menemukan nilai Arus Medan, Arus
Jangkar, Daya Masuk, Daya Keluar, Rugi Tembaga, Rugi Besi dan Mekanik, Rugi Total, Ea,
Torsi, dan Efisiensi.

4.1.1 Beban Nol Naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi
mekanis, rugi total , Ea, dan torsi)
Untuk contoh perhitungan pada percobaan beban nol naik, saya akan menggunakan data
percobaan 1. Berikut data yang telah diketahui pada percobaan pertama:

Vt = 70 Volt
IL = 4,05 A
Putaran = 1580 RPM

a. Arus Medan (If)


𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑠ℎ
70
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 0,7
b. Arus Jangkar (Ia)
Ia= IL - If
Ia= 4,05 – 0,7
Ia= 3,35 A
c. Daya Masuk (Pin)
Pin= Vt x IL
Pin= 70 x 4,05
Pin= 283,5 W
d. Rugi Tembaga (Wcu)
𝑊𝑐𝑢 = (𝐼𝑎2 × 𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 × 𝑅𝑠ℎ )
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝑊𝑐𝑢 = (3,352⬚ × 10) + (0,72⬚ × 100)


𝑊𝑐𝑢 = 161,23 𝑊𝑎𝑡𝑡
e. Rugi besi dan mekanik (𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 )z
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% x Pin
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% x 283,5
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 56,7
f. Rugi Total (Wtotal)
Wtotal = Wcu + (Wb+m)
Wtotal = 161,23 + 56,7
Wtotal = 217,93 W
g. Ea
Ea = Vt - (Ia x Ra)
Ea = 70 - (3,35 x 10)
Ea = 36,5
h. Torsi (τ)
𝐸𝑎 × 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 × (𝑅𝑝𝑚)
60
36,5 × 3,35
𝜏=
2𝜋 × (1580)
60
τ = 0,7390

4.1.2 Beban nol turun


A. Arus Medan (If)
𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑠ℎ
90
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 0,9
B. Arus Jangkar (Ia)
Ia = IL - If
Ia = 4,72 - 0.9
Ia = 3,82 A
C. Daya Masuk (Pin)
𝑃𝑖𝑛 = Vt x IL
𝑃𝑖𝑛 = 90 x 4,72
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝑃𝑖𝑛 = 424,9 W
D. Rugi Tembaga (Wcu)
𝑊𝑐𝑢 = (𝐼𝑎2 × 𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 × 𝑅𝑠ℎ )
𝑊𝑐𝑢 = (3,822⬚ × 10) + (0,92 × 100)
𝑊𝑐𝑢 = 226,92
E. Rugi besi dan mekanik (𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 )
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% × 𝑃𝑖𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% × 424,8
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 84,96
F. Rugi Total (𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 )
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑐𝑢 + 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 226,92 + 84,96
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 311,88
G. Ea
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 × 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 90 − (3,82 × 10)
𝐸𝑎 = 51,8
H. Torsi (τ)
𝐸𝑎 × 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 × (𝑅𝑝𝑚)
60
51,8 × 3,82
𝜏=
2𝜋 × (1880)
60
𝜏 = 1,005

4.1.3 Berbeban naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besiv
mekanis, rugi total, Ea, torsi, daya keluarr, efisiensi)
a. Arus Medan (If)
𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑠ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1
b. Arus Jangkar (Ia)
𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 7,2 − 1
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝐼𝑎 = 6,2 𝐴
c. Daya Masuk (𝑃𝑖𝑛 )
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑡 × 𝐼𝐿
𝑃𝑖𝑛 = 100 × 7,2
𝑃𝑖𝑛 = 720
d.Rugi Tembaga (𝑊𝑐𝑢 )
𝑊𝑐𝑢 = (𝐼𝑎2 × 𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 × 𝑅𝑓 )
𝑊𝑐𝑢 = (0,32⬚ × 10) + (12⬚ × 100)
𝑊𝑐𝑢 = 484,4 𝑊𝑎𝑡𝑡
e.Rugi besi dan mekanik (Wb+m)
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% × 𝑃𝑖𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% × 720
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 144
f.Rugi Total (Wtotal)
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝑐𝑢
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 144 + 484,40
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 628,40
g. 𝐸𝑎
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 × 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (6,20 × 10)
𝐸𝑎 = 38
h.Torsi (τ)
𝐸𝑎 × 𝐼𝑎
𝜏 =
2𝜋 × (𝑅𝑝𝑚)
60
38 × 6,20
𝜏 =
2𝜋 × (1925)
60
𝜏 = 0,188
i.Daya Keluar ( 𝑃𝑜𝑢𝑡 )
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑖𝑛 − 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 720 − 628,40
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 91,60
j.Effisiensi (𝜂 )
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= × 100%
𝑃𝑖𝑛
91,6
𝜂= × 100%
720
𝜂 = 13%
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

4.1.4 Berbeban turun


a.Arus Medan (If)
𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑠ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1
b.Arus Jangkar (Ia)
𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 7,6 − 1
𝐼𝑎 = 6,6 𝐴
c.Daya Masuk (𝑃𝑖𝑛 )
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑡 × 𝐼𝐿
𝑃𝑖𝑛 = 100 × 7,6
𝑃𝑖𝑛 = 760
d.Rugi Tembaga (𝑊𝑐𝑢 )
𝑊𝑐𝑢 = (𝐼𝑎2 × 𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 × 𝑅𝑓 )
𝑊𝑐𝑢 = (0,52⬚ × 10) + (12⬚ × 100)
𝑊𝑐𝑢 = 535,60 𝑊𝑎𝑡𝑡
e.Rugi besi dan mekanik (Wb+m)
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% × 𝑃𝑖𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% × 760
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 152
f.Rugi Total (Wtotal)
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝑐𝑢
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 152 + 535,60
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 687,60
g. 𝐸𝑎
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 × 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (6,60 × 10)
𝐸𝑎 = 34
h.Torsi (τ)
𝐸𝑎 × 𝐼𝑎
𝜏 =
2𝜋 × (𝑅𝑝𝑚)
60
34 × 6,60
𝜏 =
2𝜋 × (1880)
60
𝜏 = 0,364
i.Daya Keluar ( 𝑃𝑜𝑢𝑡 )
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑖𝑛 − 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 760 − 687,60
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 72,40
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

j.Effisiensi (𝜂 )
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= × 100%
𝑃𝑖𝑛
72,40
𝜂= × 100%
760
𝜂 = 10%

4.2 Grafik
4.2.1 Tegangan dengan RPM
Berdasarkan Perhitungan Motor DC yang telah dilakukan, maka berikut ini merupakan Grafik
dari perbandingan antara Tegangan dengan RPM.
a.Beban Nol Naik

Grafik 4.1 Perbandingan antara Tegangan dengan Rpm Beban nol naik
Berdasarkan Grafik 4.1 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari tegangan berbanding lurus dengan
nilai RPM, dimana ketika tegangan meningkat, maka putaran mesin akan meningkat juga.
b.Beban Nol Turun

Grafik 4.2 Perbandingan antara Tegangan dengan RPM Beban nol turun
Berdasarkan Grafik 4.2 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari tegangan berbanding lurus dengan
nilai RPM, dimana ketika tegangan menurun maka putaran mesin akan menurun juga.

4.2.2 Torsi dengan RPM


a. Beban Nol Naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Grafik 4.3 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Beban Nol Naik
Berdasarkan Grafik 4.3 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari Torsi berbanding lurus dengan
nilai RPM, dimana ketika Torsi meningkat maka putaran mesin akan meningkat juga. Hal
tersebut dapat terjadi karena ketika praktikum motor diberi tegangan yang berbeda-beda
sehingga tampak seperti berbanding lurus.

b. Beban Nol Turun

Grafik 4.4 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Beban Nol Turun
Berdasarkan Grafik 4.4 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari Torsi berbanding terbalik dengan
nilai RPM, dimana ketika Torsi menurun maka putaran mesin akan menurun juga. Hal tersebut
dapat terjadi karena ketika praktikum motor diberi tegangan yang berbeda-beda sehingga
tampak seperti berbanding lurus.

c. Berbeban Naik

Grafik 4.5 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Berbeban Naik


Berdasarkan Grafik 4.5 dapat dilihat bahwa perbandingan antara Torsi dengan Rpm berbanding
terbalik, dimana ketika Rpm menurun maka Torsi yang dihasilkan akan meningkat.
d. Berbeban Turun

Grafik 4.6 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Berbeban Turun


Berdasarkan Grafik 4.6 dapat dilihat bahwa perbandingan antara Torsi dengan Rpm berbanding
terbalik, dimana ketika Rpm meningkat maka Torsi yang dihasilkan akan menurun.

4.2.3 Rugi besi mekanis dengan RPM


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Berdasarkan Perhitungan Motor DC yang telah dilakukan, maka berikut ini merupakan Grafik
dari perbandingan antara Torsi dengan RPM.
a. Beban Nol Naik

Grafik 4.3 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Beban Nol Naik
Berdasarkan Grafik diatas, dapat diamati bahwa nilai dari Torsi berbanding lurus dengan nilai
RPM, dimana ketika Torsi meningkat maka putaran mesin akan meningkat juga. Hal tersebut
dapat terjadi karena ketika praktikum motor diberi tegangan yang berbeda-beda sehingga
tampak seperti berbanding lurus.

b. Beban Nol Turun

Grafik 4.4 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Beban Nol Turun
Berdasarkan Grafik diatas, dapat diamati bahwa nilai dari Torsi berbanding terbalik dengan
nilai RPM, dimana ketika Torsi menurun maka putaran mesin akan menurun juga. Hal tersebut
dapat terjadi karena ketika praktikum motor diberi tegangan yang berbeda-beda sehingga
tampak seperti berbanding lurus.

c. Berbeban Naik

Grafik 4.5 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Berbeban Naik


Berdasarkan diatas dapat dilihat bahwa perbandingan antara Torsi dengan Rpm berbanding
terbalik, dimana ketika Rpm menurun maka Torsi yang dihasilkan akan meningkat.
d. Berbeban Turun
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Grafik 4.6 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Berbeban Turun


Berdasarkan Grafik diatas dapat dilihat bahwa perbandingan antara Torsi dengan Rpm
berbanding terbalik, dimana ketika Rpm meningkat maka Torsi yang dihasilkan akan menurun.

4.2.4 Arus eksitasi dengan efisiensi


a. Berbeban Naik

Grafik 4.11 Perbandingan Antara Arus Eksitasi dengan Efisensi Berbeban Naik
Berdasarkan Grafik diatas dapat diamati bahwa Arus Eksitasi berbanding terbalik dengan nilai
Efisiensi, Dimana ketika Arus Eksitasi yang diberikan meningkat, maka Efisiensi yang
dihasilkan akan semakin kecil.

b. Berbeban Turun

Grafik 4.12 Perbandingan Antara Arus Eksitasi dengan Efisiensi Berbeban Turun
Berdasarkan Grafik diatas dapat diamati bahwa Arus Eksitasi berbanding terbalik dengan nilai
Efisiensi, Dimana ketika Arus Eksitasi yang diberikan menurun, maka Efisiensi yang dihasilkan
akan semakin besar.

4.3 Pembahasan
a. Berbeban Nol (Kesimpulan Hubungan Variabel” dibeban Nol)
Berdasarkan praktikum Motor DC yang telah dilakukan dapat disimpulkan antara hubungan
beberapa variabel pada variasi beban nol yaitu bahwa tegangan berbanding lurus dengan Rpm,
dimana ketika tegangan meningkat maka Rpm juga akan meingkat begitupun sebaliknya. Lalu
hubungan antara varibel torsi dengan rpm pada kondisi beban nol yaitu berbanding lurus,
namun seharusnya berbanding terbalik. Hal ini terjadi karena ketika praktikum diberi tegangan
yang berbeda-beda maka terlihat berbanding lurus .
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Kemudian hubungan antara rugi besi mekanis dengan rpm pada kondisi beban nol menunjukan
bahwa kedua variabel tersebut berbanding lurus, dimana ketika Rpm meningkat maka Rugi
Besi Mekanis juga akan meningkat begitupun sebaliknya.

b. Berbeban (Kesimpulan hubungan Variabel’ di berbeban)


Berdasarkan praktikum Motor DC yang telah dilakukan dapat disimpulkan antara hubungan
beberapa variabel pada variasi berbeban yaitu bahwa Torsi berbanding terbalik dengan Rpm,
dimana ketika Rpm meningkat maka torsi yang dihasilkan akan menurun begitupun sebaliknya.
Hubungan antara variabel Rugi Besi Mekanis dengan Rpm pada kondisi berbeban berbanding
terbalik dengan Rpm, dimana ketika Rpm meningkat maka Rugi Besi Mekanis akan menurun,
namun seharusnya berbanding lurus. Hal ini bisa terjadi ketika praktikum karena motor diberi
beban atau arus eksitasi yang berbeda-beda.

Kemudian hubungan antara Arus Eksitasi dengan efisiensi pada kondisi berbeban berbanding
terbalik, dimana ketika arus eksitasi yang diberikan meningkat maka efisiensi menurun
begitupun sebaliknya.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB IV
ANALISIS DATA
(Muhammad Denoriadi_5019211116)
4.1 Perhitungan
Setelah praktikum selesai dan data hasil percobaan telah diperoleh, langkah selanjutnya
adalah melakukan perhitungan. Sebagai contoh, perhitungan akan menggunakan data dari
percobaan ke-5 sebagai berikut.
4.1.1 Beban Nol Naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi mekanis,
rugi total , Ea, dan torsi)
Berikut merupakan contoh perhitungan dari hasil data praktikum beban nol pada
percobaan ke 5
• Arus medan (𝐼𝑓 )
𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑠ℎ
100
𝐼𝑓 = 100
𝐼𝑓 = 1 𝐴
• Arus jangkar (𝐼𝑎 )
𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 5,4 − 1
𝐼𝑎 = 4,4 𝐴
• Daya masuk (𝑃𝑖𝑛 )
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝑎
𝑃𝑖𝑛 = 100 𝑥 4,4
𝑃𝑖𝑛 = 540
• Rugi Tembaga (𝑊𝑐𝑢 )
𝑊𝑐𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥 𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥 𝑅𝑓 )
𝑊𝑐𝑢 = (4,42 𝑥 10) + (12 𝑥 100)
𝑊𝑐𝑢 = 293,60
• Rugi Besi dan Mekanik
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝑖𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 540
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 108
• Rugi Total (𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 )
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝑐𝑢
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 108 + 293,60
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 401,60
• Back Electromotive (𝐸𝑎 )
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 𝑥 (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 𝑥 (4,4 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 56
• Torsi (𝜏 )
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
56 𝑥 4,4
𝜏=
2𝜋 𝑥 (2040 )
60
𝜏 = 1,1530
dengan menggunakan contoh perhitungan diatas untuk menghitung seluruh data percobaa,
didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.

4.1.2 Beban Nol Turun (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi mekanis,
rugi total , Ea, dan torsi)
Berikut merupakan contoh perhitungan dari hasil data praktikum beban nol pada percobaan
ke 5

• Arus medan ()
𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑠ℎ
60
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 0,6 𝐴
• Arus jangkar ()
𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 3,7 − 1
𝐼𝑎 = 3,1 𝐴
• Daya masuk ()
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝑎
𝑃𝑖𝑛 = 60 𝑥 3,1
𝑃𝑖𝑛 = 222
• Rugi Tembaga ()
𝑊𝑐𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥 𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥 𝑅𝑓 )
𝑊𝑐𝑢 = (3,12 𝑥 10) + (0,62 𝑥 100)
𝑊𝑐𝑢 = 132,10
• Rugi Besi dan Mekanik
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝑖𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 222
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 44,4
• Rugi Total ()
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝑐𝑢
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 44,4 + 132,10
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 176,50
• Back Electromotive ()
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 60 − (3,1 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 29
• Torsi ()
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60

29 𝑥 3,1
𝜏=
2𝜋 𝑥 (1420)
60
𝜏 = 0,604
dengan menggunakan contoh perhitungan diatas untuk menghitung seluruh data percobaa,
didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.

4.1.3 Berbeban naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi mekanis,
rugi total, Ea, torsi, daya keluarr, efisiensi)
Berikut merupakan contoh perhitungan dari hasil data praktikum beban nol pada percobaan
ke 5

• Arus medan ()
𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑠ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1 𝐴
• Arus jangkar ()
𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 7,8 − 1
𝐼𝑎 = 6,8 𝐴
• Daya masuk ()
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝑎
𝑃𝑖𝑛 = 100 𝑥 6,8
𝑃𝑖𝑛 = 680 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Rugi Tembaga ()
𝑊𝑐𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥 𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥 𝑅𝑓 )
𝑊𝑐𝑢 = (6,82 𝑥 10) + (12 𝑥 100)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝑊𝑐𝑢 = 562,40
• Rugi Besi dan Mekanik
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝑖𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 680
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 156
• Rugi Total ()
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝑐𝑢
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 156 + 562,40
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 718,40
• Back Electromotive ()
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (6,8 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 32
• Torsi ()
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
32 𝑥 6,8
𝜏=
2𝜋 𝑥 (1850)
60
𝜏 = 0,456
• Efisiensi
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛
61,60
𝜂= 𝑥 100%
680
𝜂 = 8%
dengan menggunakan contoh perhitungan diatas untuk menghitung seluruh data percobaa,
didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.

4.1.4 Berbeban Turun


Berikut merupakan contoh perhitungan dari hasil data praktikum beban nol pada
percobaan ke 5
• Arus medan ()
𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑠ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1 𝐴
• Arus jangkar ()
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 7 − 1
𝐼𝑎 = 6 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Daya masuk ()
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝑎
𝑃𝑖𝑛 = 100 𝑥 6
𝑃𝑖𝑛 = 600 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Rugi Tembaga ()
𝑊𝑐𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥 𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥 𝑅𝑓 )
𝑊𝑐𝑢 = (62 𝑥 10) + (12 𝑥 100)
𝑊𝑐𝑢 = 460 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Rugi Besi dan Mekanik
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝑖𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 600
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 140

• Rugi Total ()
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝑐𝑢
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 140 + 460
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 600
• Back Electromotive ()
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (6 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 40
• Torsi ()
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
40 𝑥 6
𝜏=
2𝜋 𝑥 (1960)
60
𝜏 = 0,104
• Efisiensi
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛
100
𝜂= 𝑥 100%
600
𝜂 = 14%
dengan menggunakan contoh perhitungan diatas untuk menghitung seluruh data percobaa,
didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

4.2 Grafik
Berikut ini adalah sejumlah grafik perbandingan antara tegangan dan RPM, torsi dan RPM,
rugi besi mekanik dan RPM, serta perbandingan antara arus eksitasi dan efisiensi pada setiap
keadaan.
4.2.1 Tegangan dan RPM
• Beban Nol Naik

Pada grafik 4.6, terlihat bahwa hubungan antara tegangan dan RPM adalah sebanding dan tetap.
Ketika tegangan meningkat, RPM juga meningkat. Ini sesuai dengan rumus berikut.

𝑛 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
• Beban Nol Turun

Pada grafik 4.7, terlihat bahwa hubungan antara tegangan dan RPM adalah sejajar dan tetap.
Jika tegangan rendah, maka RPM juga akan rendah. Ini sesuai dengan rumus berikut.

𝑛 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )

4.2.2 Torsi dan RPM


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

• Beban Nol naik

Pada grafik 4.8, terlihat bahwa hubungan antara torsi dan RPM adalah berbanding lurus dan
tetap. Semakin besar torsi, maka RPM juga akan semakin besar. Hal ini bertentangan dengan
rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara torsi dan RPM seharusnya berbanding
terbalik.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
• Beban Nol Turun

Pada grafik 4.9 di atas, terlihat bahwa hubungan antara torsi dan RPM berbanding lurus dan
tetap. Ketika torsi rendah, RPM juga akan semakin menurun. Hal ini bertentangan dengan
rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara torsi dan RPM seharusnya berbanding
terbalik.

• Berbeban Naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Pada grafik 4.10 yang tertera di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan terbalik
antara torsi dan RPM. Ketika torsi meningkat, RPM akan menurun. Hubungan ini sesuai
dengan rumus yang telah ditetapkan.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
• Berbeban Turun

Dari grafik tersebut, terlihat bahwa hubungan antara torsi dan RPM bersifat terbalik. Saat torsi
rendah, RPM cenderung meningkat. Pernyataan tersebut telah sesuai dengan rumus yang ada.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60

4.2.3 Rugi Besi Mekanik dengan RPM


• Beban Nol Naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Dari grafik 4.12 di atas, terlihat bahwa hubungan antara rugi besi mekanis dengan RPM adalah
sejajar dan tetap. Semakin tinggi rugi besi mekanis, semakin tinggi pula RPM-nya.

• Beban Nol Turun

Dari grafik 4.12 di atas, terlihat bahwa hubungan antara rugi besi mekanis dengan RPM adalah
sejajar dan tetap. Semakin tinggi rugi besi mekanis, semakin tinggi pula RPM-nya.

• Berbeban Naik

Pada grafik 4.14 di atas, terlihat bahwa hubungan antara rugi besi mekanis dan RPM bersifat
terbalik. Ketika torsi tinggi, RPM menurun dan grafik menunjukkan hasil yang stabil. Ini sesuai
dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara rugi besi mekanis dan RPM adalah
berbanding terbalik.

• Berbeban Turun
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Berdasarkan grafik 4.15 di atas, terlihat bahwa hubungan antara rugi besi mekanis dan RPM
adalah berbanding terbalik. Saat torsi tinggi, RPM menurun dan grafik menunjukkan hasil
yang stabil. Hal ini sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara rugi besi
mekanis dan RPM adalah berbanding lurus.

4.2.4 Arus Eksitasi dan Efisiensi


• Berbeban Naik

Dari grafik 4.16 yang tertera di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan terbalik
antara arus eksitasi dan efisiensi. Ketika efisiensi meningkat, arus eksitasi akan menurun dan
grafik tersebut akan menunjukkan hasil yang stabil. Perbandingan ini sesuai dengan rumus
yang menyatakan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan efisiensi adalah berbanding
terbalik.

• Berbeban Turun
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Dari grafik 4.17 di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan terbalik antara arus
eksitasi dan efisiensi. Ketika efisiensi tinggi, arus eksitasi cenderung menurun dan grafik
menunjukkan hasil yang stabil. Hal ini sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan
antara arus eksitasi dan efisiensi adalah berbanding terbalik.
4.3 Pembahasan
• Berbeban Nol (Kesimpulan Hubungan Variabel-Variabel di Beban Nol)
Dalam percobaan dengan beban nol, baik dalam kondisi naik maupun turun, terdapat hubungan
yang berbeda antara beberapa variabel. Pertama, hubungan antara tegangan dan RPM adalah
berbanding lurus dan bernilai konstan. Selanjutnya, hubungan antara torsi dan RPM juga
cenderung berbanding lurus dan konstan. Namun, seharusnya hubungan antara nilai torsi dan
RPM berbanding terbalik, yaitu semakin tinggi torsi maka nilai RPM seharusnya menurun.
Kemungkinan hal ini terjadi karena terlalu banyak variasi tegangan yang diberikan. Selain itu,
hubungan antara rugi besi mekanik dan RPM baik dalam kondisi naik maupun turun pada beban
nol menunjukkan hasil yang berbanding lurus.
• Berbeban (Kesimpulan Hubungan Variabel-Variabel di Kondisi Berbeban)
Dalam percobaan ini, terdapat hubungan yang berbanding terbalik antara Torsi dan RPM, yang
sesuai dengan teori yang ada. Selain itu, hubungan antara rugi mekanik dan RPM seharusnya
berbanding lurus berdasarkan rumus Wb+m= 20% Pin. Rugi mekanik sendiri merupakan 20%
dari total daya losses yang disebabkan oleh jangkar dan field. Namun, dalam percobaan ini,
terjadi hubungan yang berbanding terbalik antara rugi besi mekanik dan RPM. Selain itu,
hubungan antara Ia dan Efisiensi juga berbanding terbalik. Hal ini disebabkan oleh pengaruh
nilai Pin terhadap nilai Ia. Semakin kecil nilai Pin, maka nilai Ia akan semakin kecil, sementara
efisiensi akan semakin besar.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB V
KESIMPULAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB V
KESIMPULAN
(Ferry Rayyan Firmansyah 5019221041)

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan dalam melaksanakan
praktikum sebagai berikut.
1. Mengetahui besarnya rugi besi mekanis pada saat motor dijalankan dengan beban nol
Untuk mengetahui besarnya rugi besi mekanis pada Motor DC di saat beban nol dapat
diketahui melalui persamaan berikut :
𝑊 (𝑏+𝑚) = 20% × 𝑃 𝑖𝑛
Melalui persamaan di atas, dapat diperoleh rugi besi mekanis pada saat Motor
dijalankan.
2. Untuk mengetahui besar efisiensi motor dari daya output saat beban penuh dapat
menggunakan persamaan berikut
𝑃
η = 𝑂𝑢𝑡 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛

Dengan menerapkan persamaan diatas dalam perhitungan, maka dapat diperoleh


efisiensi motor saat mendapatkan suplay beban penuh.
3. Untuk mengetahui besar torsi pada motor pada beban tertentu dapat digunakan
persamaan berikut
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60

Dengan persamaan diatas, didapatkan nilai torsi dari motor pada beban tertentu.
4. Untuk mengetahui besar RPM dalam keadaan tertentu digunakan alat tachcometer yang
memanfaatkan sinar leser yang ditembakkan pada objek yang berputar.
5. Untuk mengetahui daya motor dalam keadaan beban tertentu dapat menggunakan
persamaan berikut.
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿

Sedangkan untuk memperoleh daya keluar dapat digunakan persamaan berikut.


𝑃𝑂𝑢𝑡 = 𝑃𝐼𝑛 − 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

6. Untuk mengetahui nilai efisiensi motor dapat menggunakan persamaan pada poin 3.
Setelah didapatkan nilai efisiensi dibandingkan dengan arus eksitasi pada motor,
didapatkan grafik berikut.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.8

0.6

0.4

0.2

0
14% 13% 11% 10% 8%

Gambar 5.1 Perbandingan Arus Eksitasi dan efisiensi berbeban naik


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan arus eksitasi dengan efisiensi
berbanding terbalik. Ketika efisiensi tinggi, maka eksitasi turun dan grafik diatas
cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai dengan rumus
yang menyatakan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan efisiensi adalah berbanding
terbalik.

ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
8% 10% 11% 13% 14%

Gambar 5.2 Perbandingan Arus Eksitasi dan efisiensi berbeban turun


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan arus eksitasi dengan
efisiensi berbanding terbalik. Ketika efisiensi tinggi, maka eksitasi turun dan grafik
diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai
dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan efisiensi
adalah berbanding terbalik.
7. Berikut merupakan grafik dari
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

TORSI-RPM
2500

2000

1500

1000

500

0
1.153 1.005 0.874 0.739 0.604

Gambar 5.3 Beban Nol Turun

TORSI-RPM
2500

2000

1500

1000

500

0
1.153 1.005 0.874 0.739 0.604

Gambar 5.4 Beban Nol Turun

TORSI - RPM
1980
1960
1940
1920
1900
1880
1860
1840
1820
1800
1780
0.104 0.188 0.269 0.364 0.456

Gambar 5.5 Berbeban Naik


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

TORSI - RPM
2000

1950

1900

1850

1800

1750
0.456 0.364 0.269 0.188 0.104

Gambar 5.6 Berbeban Turun

8. Untuk memperoleh kerugian daya motor dapat digunakan persamaan rugi tembaga
berikut.
𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑓 )

9. Rectifier dapat digolongkan menjadi 2 rangkaian sederhana atau lengkap, tergantung


penggunaannya. Rectifier memiliki fungsi untuk memberikan gambaran bagaimana
rangkaian itu mentransformasikan arus AC menjadi DC.
10. Dengan melakukan praktikum ini, dapat diketahui bahwa tahanan shunt adalah
tahanan yang menghubungkan kumparan medan (stator) dengan kumparan jangkar
(rotor) dalam generator DC. Tahanan ini berfungsi sebagai penguat tahanan seri yang
lebih rendah. Tahanan seri adalah tahanan yang menghubungkan medan stator dengan
kumparan jangkar dalam generator DC. Tahanan ini berfungsi untuk mengatur arus
eksitasi. Dan untuk tahanan jangkar adalah tahanan yang menghubungkan kumparan
jangkar dengan kumparan medan yang berfungsi menghasilkan tegangan induksi yang
digunakan untuk memutar rotor.
11. Berikut merupakan perbedaan dari Motor AC dan DC berada pada suplay arusnya
yang sesuai dengan namanya DC dan AC, motor DC memiliki komutator sedangkan
Motor AC tidak, Motor DC memiliki Torsi yang tinggi dibanding motor AC dan
kecepatannya lebih mudah diatur pada motor DC.
12. Arus eksitasi adalah arus yang digunakan untuk menghasilkan medan magnet seperti
generator atau motor. Arus eksitasi sendiri digunakan disekitar belitan medan yang
berinteraksi dengan belitan jangkar untuk menghasilkan arus listrik.
13. Pengukuran dapat terjadi karena terdapat beberapa faktor saat percobaan. Faktor yang
mempengaruhi seperti adanya beban, kondisi fisik motor, serta performa dari alat
pengukuran yang sudah menurun.
14. Motor DC sendiri biasanya digunakan pada pompa bilge untuk mengeluarkan air yang
masuk kedalam kapal.
15. Berikut merupakan grafik losses besi mekanis terhadap RPM
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

RUGI BESI MEKANIS-


RPM
2500
2000
1500
1000
500
0
132.10 161.23 193.60 226.92 293.60

Gambar 5.7 Rugi Besi Mekanis dengan RPM Beban Nol Naik
Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis dengan
RPM berbanding lurus. Ketika torsi tinggi, maka RPM semakin ikut tinggi dan grafik
diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai
dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai rugi besi mekanis dan
RPM adalah berbanding lurus.
16. Berikut merupakan grafik efisiensi fungsi beban

ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.8

0.6

0.4

0.2

0
14% 13% 11% 10% 8%

Gambar 5.8 Perbandingan Arus Eksitasi dan efisiensi berbeban naik


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan arus eksitasi dengan efisiensi
berbanding terbalik. Ketika efisiensi tinggi, maka eksitasi turun dan grafik diatas
cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai dengan rumus
yang menyatakan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan efisiensi adalah berbanding
terbalik.

5.2 Saran
Untuk proses praktikum yang lebih baik, terdapat saran untuk praktikum motor DC ini
adalah sebaiknya dilakukan pembaharuan beberapa alat agar hasil praktikum dapat lebih akurat
serta lebih nyaman akan ketersediaan alatnya serta penjadwalan praktikum harap
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

diperhitungkan agar tidak terjadi penumpukan kelompok bahkan harus digabung lebih dari 2
kelompok. Hal ini membuat kurang efektifnya praktikan dalam melakukan praktikum.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB V
KESIMPULAN
(Fahrezy Richard Dilny Adnan_5019221044)

5.3 Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum Motor DC yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan untuk menjawab tujuan serta rumusan masalah dari praktikum sebagai berikut:
1. Rugi Mekanis pada Motor DC terjadi ketika motor dalam kondisi running. Untuk itu
untuk mengetahui hasil dari rugi mekanis Motor DC dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut
2 𝑥
𝑃𝐼𝑛 = 𝑃𝑂𝑢𝑡 + ∑ (𝑊(𝑏+𝑚) + 𝐼𝑠ℎ 𝑅𝑠ℎ + 𝐼𝑎2 𝑥 𝑅𝑎 )
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛

Dengan nilai Wb+Wm konstan maka perkiraan :


𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛

2. Besarnya Efisiensi pada Motor DC dari daya output saat kondisi berbeban dapat
diketahui menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝑃
η = 𝑂𝑢𝑡 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛

3. Pada Motor DC Compound berbeban, besarnya nilai torsi dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60

4. Besarnya Putaran mesin atau Rpm pada Motor DC Compound berbeban dapat
menggunakan alat tachometer dengan cara menembakan laser merah ke poros yang
berputar kemudian nilainya akan muncul pada indikator di tachometer
5. Besarnya Daya masuk Motor DC Compound berbeban dalam keadaan tertentu dapat
diketahui dengan menggunakan persamaan berikut
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿

Lalu untuk mencari nilai daya keluar dapat menggunakan persamaan berikut.
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 𝑃𝐼𝑛 − 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

6. Nilai Efisiensi pada Motor DC Compound berbeban dapat diketahui dengan


menggunakan persamaan berikut
𝑃
η = 𝑂𝑢𝑡 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Arus Eksitasi-Efisiensi
0.8 0.6
0.5

ARUS EKSITASI
0.6 0.4
0.3
0.4 0.2
0.2
0
14% 13% 11% 10% 8%
EFISIENSI

Grafik 5.1 Perbandingan Antara Arus Eksitasi dengan RPM Berbeban Naik

Berdasarkan Perhitungan Motor DC yang telah dilakukan, maka berikut ini


merupakan Grafik dari perbandingan antara Arus Eksitasi dengan Efisiensi. Grafik
5.11 menunjukan bahwa Arus Eksitasi berbanding terbalik dengan nilai Efisiensi,
Dimana ketika Arus Eksitasi yang diberikan meningkat, maka Efisiensi yang
dihasilkan akan semakin kecil.

Arus Eksitasi-Efisiensi
0.8 0.6
0.5
ARUS EKSITASI

0.6 0.4
0.3
0.4 0.2
0.2
0
8% 10% 11% 13% 14%
EFISIENSI

Grafik 5.2 Perbandingan Antara Arus Eksitasi dengan RPM Berbeban Turun

Berdasarkan Grafik 5.2 menunjukan bahwa Arus Eksitasi berbanding terbalik


dengan nilai Efisiensi, Dimana ketika Arus Eksitasi yang diberikan menurun, maka
Efisiensi yang dihasilkan akan semakin besar.

Jawaban dari 10 Soal Rumusan Masalah pada Modul

1. Berikut ini merupakan grafik dari torsi fungsi putaran, arus eksitasi fungsi putaran
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Torsi-Rpm
2500 2040
1880
2000 1730
1580
1420
1500
RPM 1000
500
0
0.6040 0.7390 0.8740 1.0050 1.1530
TORSI

Grafik 5.3 Torsi fungsi Putaran Beban Nol Naik

Torsi-Rpm
2500 2040 1880 1730 1580
2000 1420
1500
RPM

1000
500
0
1.153 1.005 0.874 0.739 0.604
TORSI

Grafik 5.4 Torsi fungsi Putaran Beban Nol Turun

Torsi - Rpm
2000 1960
1925
1950 1905
1880
1900 1850
RPM

1850
1800
1750
0.104 0.188 0.269 0.364 0.456
TORSI

Grafik 5.5 Torsi fungsi Putaran Berbeban Naik


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Torsi - Rpm
2000 1960
1950 1925
1905
1880
1900
RPM 1850
1850
1800

1750
0.456 0.364 0.269 0.188 0.104
TORSI

Grafik 5.6 Torsi fungsi Putaran Berbeban Turun

2. Berikut ini merupakan perhitungan daya motor serta kerugiannya


• Beban Nol Naik
𝑃𝐼𝑛 = 60 𝑥 3,7
𝑃𝐼𝑛 = 222 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝐶𝑢 = (3,12𝑥 10) + (0,62 𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 132,10 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 222
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 44,4 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 176.50 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Beban Nol Turun
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 5,4
𝑃𝐼𝑛 = 540𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝐶𝑢 = (4,42 𝑥 10) + (12 𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 293,60 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 540
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 108 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 401,6 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Berbeban Naik
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 7
𝑃𝐼𝑛 = 700 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝐶𝑢 = (62 𝑥 10) + (12 𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 460 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 700
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 140 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 600 𝑊𝑎𝑡𝑡


𝑃𝑂𝑢𝑡 = 700 − 600
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 100 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Berbeban Turun
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 7,8
𝑃𝐼𝑛 = 780 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝐶𝑢 = (6,82 𝑥 10) + (12 𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 562,4 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 780
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 156 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 718,4 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 780 − 718,4
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 61,60 𝑊𝑎𝑡𝑡

3.

Gambar 5.1 Diagram Rectifier


(Sumber : https://circuitglobe.com/half-wave-and-full-wave-rectifier.html)

Rectifier atau Penyearah Gelombang menggunakan Dioda yang memiliki


karakteristik hanya melewatkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik
dari arah sebaliknya. Jika sebuah Dioda dialiri arus AC, maka Dioda tersebut hanya
akan melewatkan setengah gelombang, sedangkan setengah gelombangnya lagi akan
diblokir, sehingga arus akan menjadi DC.

4. Tahanan Shunt adalah tahanan medan magnet pada stator (Rsh), Tahanan seri adalah
gabungan beberapa tahanan yang disambungkan secara seri (Rs), dan Tahanan jangkar
adalah tahanan yang ada pada Rotor (Ra).
5. Terdapat beberapa perbedaan antara motor AC dan DC yaitu pada motor DC terdapat
komutator sedangkan motor AC tidak ada, torsi yang dihasilkan pada motor DC lebih
rendah daripada motor AC, daya pada motor DC bernilai tetap ketika kecepatan turun
sedangkan motor AC akan menurun ketika Rpm menurun, lalu kontrol kecepatan pada
motor DC lebih mudah daripada motor AC, dan yang terakhir dari arus yang mengalir
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

yaitu arus pada motor DC konstan sedangkan motor AC berubah-ubah (Gelombang


Sinusoidal)
6. Arus Eksitasi adalah arus yang menghasilkan medan magnet pada stator di motor
listrik. Medan magnet yang dihasilkan akan menyebabkan rotor berputar.
7. Untuk menentukan nilai Rpm tidak hanya terpengaruh oleh tegangan dan arus eksitasi,
namun terdapat faktor lain yang berpengaruh yaitu arus yang masuk ke motor,
hambatan, torsi, dan emf balik putaran. Selain itu kondisi motor juga berpengaruh,
apabila motor sudah usang maka tidak bisa berfungsi secara optimal.
8. Aplikasi Motor DC pada bidang marine diantaranya yaitu sistem propulsi elektrik,
pompa sentrifugal, dan HVAC.
9.
• Beban Nol Naik

Rugi Besi Mekanis-Rpm


2500 2040
1880
2000 1730
1580
1420
1500
RPM

1000
500
0
132.10 161.23 193.60 226.92 293.60
RUGI BESI MEKANIS

Grafik 5.7 Perbandingan Antara Rugi Besi Mekanis Dengan RPM Beban Nol
Naik
Berdasarkan Grafik 5.7 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding
lurus dengan Rpm, Dimana ketika Rpm meningkat maka Rugi Besi Mekanis akan
meningkat juga. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan persaman :

𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
• Beban Nol Turun

Rugi Mekanis Besi-rpm


2500 2040 1880 1730
2000 1580 1420
1500
RPM

1000
500
0
293.60 226.92 193.60 161.23 132.10
RUGI BESI MEKANIS
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Grafik 5.8 Perbandingan Antara Rugi Mekanis Besi dengan RPM Beban Nol
Turun
Berdasarkan Grafik 5.8 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding lurus
dengan Rpm, dimana ketika Rpm menurun maka Rugi Besi Mekanis akan menurun
juga.

• Berbeban Naik

Rugi Mekanis Besi- Rpm


2000 1960
1925 1905
1950 1880
1900 1850
RPM

1850
1800
1750
140 144 148 152 156
RUGI BESI MEKANIS

Grafik 5.9 Perbandingan Antara Rugi Mekanis Besi dengan RPM


Berbeban Naik

Berdasarkan Grafik 5.9 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding
terbalik dengan Rpm, dimana ketika Rpm menurun maka Rugi Besi Mekanis akan
meningkat. Hal tersebut tidak sesuai dengan dasar teori yang dibuktikan dengan
persamaan berikut:

𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
Hal ini bisa terjadi karena motor diberi beban atau arus eksitasi yang berbeda-beda.

• Berbeban Turun

Rugi Mekanis Besi- Rpm


1960
2000 1905 1925
1850 1880
1900
RPM

1800
1700
156 152 148 144 140
RUGI BESI MEKANIS

Grafik 5.10 Perbandingan Antara Rugi Mekanis Besi dengan RPM


Berbeban Turun

Berdasarkan Grafik 5.10 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding
terbalik dengan Rpm, dimana ketika Rpm meningkat maka Rugi Besi Mekanis akan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

menurun. Hal tersebut tidak sesuai dengan dasar teori yang dibuktikan dengan
persamaan berikut:

𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
Hal ini bisa terjadi karena motor diberi beban atau arus eksitasi yang berbeda-beda.
10.

Beban - Efisiensi
16% 14%
14% 13%
11%
12% 10%
EFISIENSI

10% 8%
8%
6%
4%
2%
0%
600.00 628.40 657.60 687.60 718.40
BEBAN

Grafik 5.11 Perbandingan antara Efisiensi fungsi Beban Berbeban Naik

Beban - Efisiensi
16% 14%
13%
14% 11%
12% 10%
EFISIENSI

10% 8%
8%
6%
4%
2%
0%
718.40 687.60 657.60 628.40 600.00
BEBAN

Grafik 5.22 Perbandingan antara Efisiensi fungsi Beban Berbeban Turun

5.4 Saran
Berdasarkan praktikum Motor DC yang telah dilaksanakan, maka penulis memberikan
beberapa saran yaitu supaya praktikan lebih mempelajari modul praktikum yang telah
diberikan, kemudian untuk Lab MEAS yaitu agar lebih jelas memberikan instruksi karena poin-
poin pada kesimpulan 5.1 dipraktikum ini sudah banyak tertulis di bab 4 tetapi kenapa harus
ditulis ulang kembali, hal itu tentu saja tidak efisien dan buang-buang waktu.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Hera Dian Marssheila


5019221149

BAB V
KESIMPULAN
(Hera Dian Marssheila_5019221149)
5.1 Kesimpulan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Sesuai dengan hasil praktikum yang telah usai dilaksanakan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Menghitung besarnya rugi besi mekanik pada saat motor DC dijalankan dengan beban
nol, dapat menggunakan persamaan berikut.
2
𝑃𝐼𝑛 = 𝑃𝑂𝑢𝑡 + ∑ (𝑊(𝑏+𝑚) + 𝐼𝑠ℎ 𝑥 𝑅𝑠ℎ + 𝐼𝑎2 𝑥 𝑅𝑎 )
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
Dengan nilai Wb+Wm konstan maka perkiraan :
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛

1. Supaya dapat engetahui besar efisiensi motor DC dari daya output saat beban penuh
dapat menggunakan persamaan berikut.
𝑃
η = 𝑂𝑢𝑡 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛
2. Untuk dapat mengetahui besar torsi pada motor pada beban tertentu dapat digunakan
persamaan berikut
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60

3. Mengetahui besaran putaran motor atau RPM dalam keadaan beban tertentu dapat
menggunakan bantuan alat bernama tachcometer, dengan cara menembakkan sinar laser
pada pusat poros motor (bertanda putih). Kemudian nilai dari besaran RPM akan
muncul pada layar display yang terdapat pada tachometer itu sendiri.
4. Untuk mengetahui daya motor dalam keadaan beban tertentu dapat menggunakan
persamaan berikut.
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿

Sedangkan untuk memperoleh daya keluar dapat digunakan persamaan berikut.


𝑃𝑂𝑢𝑡 = 𝑃𝐼𝑛 − 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

5. Mengetahui nilai efisiensi motor dapat menggunakan persamaan berikut.


𝑃
η = 𝑂𝑢𝑡 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛
Lalu, didapatkan nilai efisiensi dibandingkan dengan arus eksitasi pada motor,
didapatkan grafik berikut.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.7
0.6 0.6
0.5 0.5
0.4 0.4
0.3 0.3
0.2 0.2
0.1
0
14% 13% 11% 10% 8%

Gambar 5.1 Perbandingan Arus Eksitasi dan Efisiensi pada Kondisi Berbeban Naik

ARUS EKSITASI-EFISIENSI
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
8% 10% 11% 13% 14%

Gambar 5.2 Perbandingan Arus Eksitasi dan Efisiensi pada Kondisi Berbeban Turun

Memurut kedua grafik diatas, dapat dilihat bahwa perbandingan arus eksitasi
dengan efisiensi berbanding terbalik, baik pada kondisi berbeban naik dan turun.
6. Berikut merupakan grafik dari torsi fungsi putaran, serta arus eksitasi fungsi putaran.

TORSI-RPM
2500 2040
1880
2000 1730
1580
1420
1500
RPM

1000
500
0
0 .6 0 4 0 0 .7 3 9 0 0 .8 7 4 0 1 .0 0 5 0 1 .1 5 3 0
TORSI

Gambar 5.3 Torsi Fungsi Putaran Beban Nol Naik


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

TORSI-RPM
2500 2040 1880 1730 1580
2000 1420
1500
RPM 1000
500
0
1 .1 5 3 1 .0 0 5 0 .8 7 4 0 .7 3 9 0 .6 0 4
TORSI

Gambar 5.4 Torsi Fungsi Putaran Beban Nol Turun

TORSI - RPM
2000 1960
1925
1950 1905
1880
1900 1850
RPM

1850
1800
1750
0 .1 0 4 0 .1 8 8 0 .2 6 9 0 .3 6 4 0 .4 5 6
TORSI

Gambar 5.5 Torsi Fungsi Putaran Berbeban Naik

TORSI - RPM
2000 1960
1950 1925
1905
1880
1900
RPM

1850
1850
1800
1750
0 .4 5 6 0 .3 6 4 0 .2 6 9 0 .1 8 8 0 .1 0 4
TORSI

Gambar 5.6 Torsi Fungsi Putaran Berbeban Turun


7. Untuk memperoleh kerugian daya motor dapat digunakan persamaan rugi tembaga
berikut.
𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑓 )
Perhitungannya adalah sebagai berikut.
Beban Nol Naik
𝑃𝐼𝑛 = 60 𝑥 3,7
𝑃𝐼𝑛 = 222 𝑊𝑎𝑡𝑡
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

𝑊𝐶𝑢 = (3,12 𝑥 10) + (0,62𝑥 100)


𝑊𝐶𝑢 = 132,10 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 222
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 44,4 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 176.50 𝑊𝑎𝑡𝑡
Beban Nol Turun
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 5,4
𝑃𝐼𝑛 = 540𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝐶𝑢 = 4,42𝑥 10) + (12 𝑥 100)
(
𝑊𝐶𝑢 = 293,60 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 540
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 108 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 401,6 𝑊𝑎𝑡𝑡
Berbeban Naik
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 7
𝑃𝐼𝑛 = 700 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝐶𝑢 = (62 𝑥 10) + (12 𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 460 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 700
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 140 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 600 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 700 − 600
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 100 𝑊𝑎𝑡𝑡
Berbeban Turun
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 7,8
𝑃𝐼𝑛 = 780 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝐶𝑢 = (6,82𝑥 10) + (12 𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 562,4 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 780
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 156 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊 𝑇𝑜𝑡 = 718,4 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 780 − 718,4
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 61,60 𝑊𝑎𝑡𝑡

8. Rectifier digolongkan menjadi 2, half-wave dan full-wave. Rectifier memiliki fungsi


sebagai penyearah, yakni untuk mentransformasikan arus AC menjadi DC. Berikut
merupakan diagram rectifier full-wave.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Gambar 5.7 Diagram Rectifier Full-Wave


Rectifier menggunakan Dioda yang hanya melewatkan arus listrik ke satu arah dan
menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Untuk rectifier full-wave diatas
menggunakan 2 dioda.
9. Tahanan Shunt merupakan tahanan medan magnet pada stator (Rsh), sedangkan tahanan
jangkar adalah tahanan yang ada pada Rotor (Ra), dan tahanan seri adalah gabungan
beberapa tahanan yang disambungkan secara seri (Rs).
10. Perbedaan motor AC dan motor DC adalah berdasarkan sumber daya yang digunakan,
motor DC menggunakan arus searah untuk menggerakkan rotor. Sedangkan untuk
motor AC, menggunakan arus bolak-balik untuk menghasilkan medan magnet yang
nantinya akan menggerakkan rotor.
11. Arus eksitasi merupakan arus yang mengalir melalui medan magnet, yang digunakan
pada generator atau motor, untuk menghasilkan medan magnet yang diperlukan.
Besarnya arus eksitasi biasanya dikendalikan untuk mengatur output dari generator atau
torsi dari motor.
12. Untuk menentukan nilai RPM tidak hanya terpengaruh oleh tegangan dan arus eksitasi,
namun terdapat faktor lain yang berpengaruh yakni arus yang masuk ke motor,
hambatan, torsi, dan EMF balik putaran. Kondisi motor disini juga berpengaruh,
pastikan motor masih bisa berfungsi secara optimal.
13. Aplikasi motor DC biasanya digunakan pada sistem propulsi, pompa air tawar, sistem
kemudi, dan masih banyak lagi.
14. Berikut merupakan grafik losses besi mekanis terhadap RPM
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

RUGI BESI MEKANIS-RPM


2500

2000

1500

1000

500

0
132.10 1 6 1 .2 3 1 9 3 .6 0 2 2 6 .9 2 2 9 3 .6 0

Gambar 5.8 Rugi Besi Mekanis dengan RPM Beban Nol Naik
Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis
dengan RPM berbanding lurus. Ketika torsi tinggi, maka RPM semakin ikut tinggi dan
grafik diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai
dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai rugi besi mekanis dan
RPM adalah berbanding lurus.
15. Berikut merupakan grafik efisiensi fungsi beban

ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
14% 13% 11% 10% 8%

Gambar 5.9 Perbandingan Arus Eksitasi dan efisiensi berbeban naik


Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan arus eksitasi dengan
efisiensi berbanding terbalik. Ketika efisiensi tinggi, maka eksitasi turun dan grafik
diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai dengan
rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan efisiensi adalah
berbanding terbalik.

5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, berikut merupakan beberapa saran
yang perlu untuk lebih diperhatikan. Diantaranya adalah:
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

1. Diharapkan Laboratorium MEAS dapat lebih memperhatikan kebersihan, karena


dalam beberapa waktu terakhir banyak berserakan sampah kertas dari laporan
praktikan yang sudah tidak terpakai.
2. Diharapkan grader dapat lebih mengontrol jadwal praktikan agar kondisi
laboratorium tidak terlalu penuh.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB V
KESIMPULAN
(Muhammad Denoriadi_5019211116)

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah selesai dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut.

1. Untuk mengestimasi kerugian besi mekanik saat motor DC dioperasikan tanpa beban,
dapat digunakan rumus berikut ini.
2 𝑥
𝑃𝐼𝑛 = 𝑃𝑂𝑢𝑡 + ∑ (𝑊(𝑏+𝑚) + 𝐼𝑠ℎ 𝑅𝑠ℎ + 𝐼𝑎2 𝑥 𝑅𝑎 )
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
Dengan nilai Wb+Wm konstan maka perkiraan :
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛

2. Untuk mengetahui seberapa efisien motor DC dari daya output saat beban penuh, kita
dapat menggunakan persamaan berikut.
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛
3. Untuk mengetahui besar torsi pada motor pada beban tertentu, kita dapat
menggunakan persamaan berikut ini.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏= 𝑥 100%
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑃𝑀 )
60
4. Dalam situasi tertentu, informasi mengenai putaran motor atau RPM dapat diperoleh
dengan menggunakan tachometer. Prosesnya dilakukan dengan menembakkan sinar laser ke
pusat poros motor yang ditandai dengan warna putih. Setelah itu, nilai RPM akan terlihat pada
layar display yang ada di tachometer.
5. Kita dapat menggunakan rumus berikut untuk menghitung daya motor saat beban
tertentu.
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
Sedangkan untuk memperoleh daya keluar dapat digunakan persamaan berikut.
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑖𝑛 𝑥 𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
6. Kita dapat menggunakan rumus berikut untuk mengetahui nilai efisiensi motor.
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛
Lalu, didapatkan nilai efisiensi dibandingkan dengan arus eksitasi pada motor,
didapatkan grafik berikut.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Kondisi beban naik

Kondisi beban turun


Berdasarkan kedua grafik di atas, terlihat bahwa hubungan antara arus eksitasi dan efisiensi
adalah berbanding terbalik, baik saat beban meningkat maupun menurun.
7. Berikut merupakan grafik dari torsi fungsi putaran, serta arus eksitasi fungsi putaran.

Beban nol naik

Beban nol turun


LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Berbeban naik

Berbeban turun
8. Untuk memperoleh kerugian daya motor dapat digunakan persamaan rugi tembaga
berikut.
𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑓 )
Perhitungannya adalah sebagai berikut.

Beban Nol Naik


𝑃𝐼𝑛 = 60 𝑥 3,7
𝑃𝐼𝑛 = 222 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝐶𝑢 = (3,12 𝑥 10) + (0,62 𝑥 100)
𝑊𝐶𝑢 = 132,10 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 222
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

9. Ada dua jenis rectifier, yaitu half-wave dan full-wave. Rectifier berfungsi sebagai
penyearah yang mengubah arus AC menjadi DC. Berikut ini adalah diagram rectifier full-
wave.

Rectifier menggunakan Dioda yang hanya mengalirkan arus listrik ke satu arah dan
menghalangi arus listrik dari arah sebaliknya. Untuk rectifier full-wave di atas menggunakan
2 dioda.
10. Tahanan Shunt adalah tahanan medan magnet yang terdapat pada stator (Rsh), sementara
tahanan jangkar adalah tahanan yang terdapat pada rotor (Ra), dan tahanan seri adalah hasil
penggabungan beberapa tahanan yang dihubungkan secara seri (Rs).
11. Motor AC dan motor DC memiliki perbedaan berdasarkan sumber daya yang digunakan.
Motor DC menggunakan arus searah untuk menggerakkan rotor, sementara motor AC
menggunakan arus bolak-balik untuk menciptakan medan magnet yang akan menggerakkan
rotor.
12. Arus eksitasi adalah arus yang mengalir melalui medan magnet pada generator atau motor
untuk menciptakan medan magnet yang diperlukan. Arus eksitasi ini biasanya diatur agar
dapat mengontrol output dari generator atau torsi dari motor.
13. Nilai RPM tidak hanya ditentukan oleh tegangan dan arus eksitasi, tetapi juga dipengaruhi
oleh arus masuk ke motor, hambatan, torsi, dan EMF balik putaran. Kondisi motor juga
memainkan peran penting, sehingga penting untuk memastikan motor tetap berfungsi secara
optimal.
14. Aplikasi motor DC sering digunakan dalam sistem propulsi, pompa air tawar, sistem
kemudi, dan masih banyak lagi.
15. Berikut merupakan grafik losses besi mekanis terhadap RPM
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Pada grafik tersebut, terlihat bahwa perbandingan rugi besi mekanis dengan RPM berbanding
lurus. Saat torsi meningkat, RPM juga meningkat dan grafik menunjukkan hasil yang stabil.
Hubungan ini sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa nilai rugi besi mekanis dan RPM
berbanding lurus.
16. Berikut merupakan grafik efisiensi fungsi beban

Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan terbalik antara arus eksitasi
dan efisiensi. Ketika efisiensi tinggi, arus eksitasi cenderung menurun dan grafik
menunjukkan hasil yang stabil. Hal ini sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa
hubungan antara arus eksitasi dan efisiensi adalah berbanding terbalik.
5.2 Saran
Untuk kedepannya agar selalu memperhatikan alat-alat praktikum
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

BAB V
KESIMPULAN
(Adin Alfurrohmat_5019211120)

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan perhitungan yang telah selesai dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.

1. Untuk mengestimasi kerugian besi mekanik saat motor DC dioperasikan tanpa beban,
dapat digunakan rumus berikut ini.
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% × 𝑃𝑖𝑛

2. Untuk mengetahui seberapa efisien motor DC dari daya output saat beban penuh, kita
dapat menggunakan persamaan berikut.

𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛
3. Untuk mengetahui besar torsi pada motor pada beban tertentu, kita dapat
menggunakan persamaan berikut ini.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏= 𝑥 100%
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑃𝑀)
60

4. Dalam situasi tertentu, informasi mengenai putaran motor atau RPM dapat diperoleh
dengan menggunakan tachometer. Prosesnya dilakukan dengan menembakkan sinar
laser ke pusat poros motor yang ditandai dengan warna putih. Setelah itu, nilai RPM
akan terlihat pada layar display yang ada di tachometer.

5. Kita dapat menggunakan rumus berikut untuk menghitung daya motor saat beban
tertentu.
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
Sedangkan untuk memperoleh daya keluar dapat digunakan persamaan berikut.
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑖𝑛 𝑥 𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

6. Kita dapat menggunakan rumus berikut untuk mengetahui nilai efisiensi motor.
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛
Lalu, didapatkan nilai efisiensi dibandingkan dengan arus eksitasi pada motor,
didapatkan grafik berikut.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Kondisi beban naik

Kondisi beban turun


Berdasarkan kedua grafik di atas, terlihat bahwa hubungan antara arus eksitasi
dan efisiensi adalah berbanding terbalik, baik saat beban meningkat maupun
menurun.
7. Berikut merupakan grafik dari torsi fungsi putaran, serta arus eksitasi fungsi putaran.

Beban nol naik

Beban nol turun

Berbeban naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Berbeban turun
8. Untuk memperoleh kerugian daya motor dapat digunakan persamaan rugi tembaga
berikut.
𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑓 )

9. Ada dua jenis rectifier, yaitu half-wave dan full-wave. Rectifier berfungsi sebagai
penyearah yang mengubah arus AC menjadi DC. Berikut ini adalah diagram rectifier full-
wave.

Rectifier menggunakan Dioda yang hanya mengalirkan arus listrik ke satu arah dan
menghalangi arus listrik dari arah sebaliknya. Untuk rectifier full-wave di atas menggunakan
2 dioda.

10. Tahanan Shunt merujuk pada resistansi medan magnet yang hadir dalam stator (dikenal
sebagai Rsh), sedangkan tahanan jangkar merujuk pada resistansi yang terdapat dalam rotor
(Ra). Tahanan seri, di sisi lain, adalah hasil dari gabungan beberapa resistansi yang
dihubungkan secara berurutan (disebut sebagai Rs). Ini menggambarkan bagaimana resistansi
dalam sistem motor memiliki peran yang berbeda tergantung pada lokasinya di dalamnya,
yang pada gilirannya memengaruhi karakteristik operasionalnya.

11. Perbedaan mendasar antara motor AC dan motor DC terletak pada sumber daya yang
digunakan. Motor DC memanfaatkan arus searah untuk memutar rotor, sedangkan motor AC
menggunakan arus bolak-balik untuk menciptakan medan magnet yang diperlukan untuk
menggerakkan rotor. Ini mencerminkan prinsip dasar operasi keduanya yang merupakan
fondasi dari berbagai aplikasi teknologi motor.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

12. Arus eksitasi adalah aliran listrik yang digunakan untuk menstimulasi medan magnet
dalam generator atau motor, yang diperlukan untuk menghasilkan output yang diinginkan.
Pengaturan arus eksitasi ini memungkinkan pengendalian yang tepat terhadap daya yang
dihasilkan oleh generator atau torsi yang dihasilkan oleh motor, memberikan fleksibilitas
dalam pengoperasian sistem.

13. Kecepatan putaran (RPM) tidak hanya bergantung pada tegangan dan arus eksitasi, tetapi
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti arus yang masuk ke motor, hambatan, torsi, dan
EMF balik putaran. Selain itu, kondisi keseluruhan motor juga memiliki dampak yang
signifikan terhadap performanya, oleh karena itu, pemeliharaan yang teratur dan perawatan
optimal diperlukan untuk memastikan operasi yang efisien dan andal dari motor.

14. Motor DC sering digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk sistem propulsi, pompa air
tawar, dan sistem kemudi, karena kemampuannya untuk memberikan torsi yang stabil dan
kontrol yang baik. Kehadirannya dalam berbagai aplikasi teknologi menunjukkan keandalan
dan fleksibilitasnya dalam menangani berbagai kebutuhan industri dan komersial.

15. Berikut merupakan grafik losses besi mekanis terhadap RPM

Beban nol naik

Beban nol turun

Berbeban Naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

Berbeban Turun

Pada grafik tersebut, terlihat bahwa perbandingan rugi besi mekanis dengan RPM berbanding
lurus. Saat torsi meningkat, RPM juga meningkat dan grafik menunjukkan hasil yang stabil.
Hubungan ini sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa nilai rugi besi mekanis dan RPM
berbanding lurus.
16. Berikut merupakan grafik efisiensi fungsi beban

Berbeban naik

Berbeban turun

Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan terbalik antara arus eksitasi
dan efisiensi. Ketika efisiensi tinggi, arus eksitasi cenderung menurun dan grafik
menunjukkan hasil yang stabil. Hal ini sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa
hubungan antara arus eksitasi dan efisiensi adalah berbanding terbalik.

5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, berikut merupakan beberapa saran yang perlu
untuk lebih diperhatikan. Diantaranya adalah:
1. Semogaa peralatan di LAB MEAS bisa diperbarui sehingga kegiatan praktikum
akan lebih aman dan nyaman
2. Penulisan untuk Bab 5 terlalu kebanyakan, harusnnya sudah cukup di BAB 4 Saja
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

DAFTAR PUSTAKA

Eslami, A., 2018. A three-phase comprehensive methodology to analyze short circuits, open
circuits and internal faults of transformers based on the compensation
theorem. International Journal of Electrical Power & Energy Systems, 96, pp.238-
252.
Khushalani, S., Solanki, J. and Schulz, N., 2007. Development of Three-Phase Unbalanced
Power Flow Using PV and PQ Models for Distributed Generation and Study of the
Impact of DG Models. IEEE Transactions on Power Systems, 22(3), pp.1019-1025.
Penido, D., de Araujo, L. and de Carvalho Filho, M., 2016. An enhanced tool for fault analysis
in multiphase electrical systems. International Journal of Electrical Power & Energy
Systems, 75, pp.215-225.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com

LAMPRAN
Lampiran 1. Tabel pengamatan
Lampiran 2. Foto simulasi (jika ada)

Anda mungkin juga menyukai