BAB 5 FFIX
BAB 5 FFIX
PRAKTIKUM
LISTRIK PERKAPALAN
(ME 234502)
A. MOTOR DC
Dikerjakan oleh :
Kelompok 12
1. Hera Dian Marssheila (5019221149)
2. Ferry Rayyan Firmansyah (5019221041)
3. Fahrezy Richard Dilny Adnan (5019221044)
4. Muhammad Denoriadi (5019211116)
5. Adin Alfurrohmat (5019211120)
Diketahui Oleh
Revisi Tanggal Keterangan
Nama Grader Tanda Tangan
Septian Anandio P.
Septian Anandio P.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN
MOTOR DC
Oleh :
Kelompok 12
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM LISTRIK PERKAPALAN
(MOTOR DC)
Mengetahui / Menyetujui
(MOTOR DC)
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB 1
PENDAHULUAN
(Ferry Rayyan Firmansyah_5019221041)
1.1 Latar Belakang
Motor listrik adalah peralatan elektromagnetik yang dapat mengkonversi masukan
berupa energi listrik menjadi energi mekanik untuk memutar peralatan lain seperti impeller,
fan, propulsi, memutar kompressor, dan lain- lain. Selain digunakan di industri motor listrik
juga sebagai penggerak alat elektronik kita gunakan pada kehidupan sehari-hari seperti kipas,
mixer, bor listrik, dan lain- lain.
Motor DC (direct current) adalah perangkat yang mengubah energi listrik searah
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Motor listrik ini menggunakan medan
magnet untuk menghasilkan gaya yang memutar poros. Motor DC memiliki beberapa
komponen utama seperti Stator, Rotor, Komutator, dan Brushes. Pada industri perkapalan ini
banyak yang menggunakan motor DC untuk menggerakkan kapal, biasanya digunakan pada
kapal-kapal dengan kemampuan manuver serta digunakan pada sistem pompa dalam komponen
kapal.
1.3 Tujuan
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
1. Percobaan Motor Dc compound Beban Nol
a. Mengetahui besarnya rugi besi dan mekanis pada saat motor dijalankan dengan beban
nol
b. Menghitung besar efisiensi motor dari daya output saat beban penuh
2. Percobaan Motor DC compound Berbeban
a. Menghitung besarnya torsi motor pada beban tertentu
b. Menentukan Putaran Motor dalam keadaan beban tertentu
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB II
DASAR TEORI
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB II
DASAR TEORI
(Sumber : https://mechatrofice.com/electrical/armature-resistance)
2.3.4 Komutator
Komutator dapat diartikan sebagai converter mekanik yang membuat arus dari
sumber mengalir pada arah yang tetap walaupun belitan medan berputar. Memiliki
fungsi sebagai kntak gesek antara sikat karbon yang fixed dengan jangkar yang beputar
untuk mengambil atau memberi arus listrik ke jangkar.
Rf = Tahanan Medan
Vt = Sumber Tegangan Jangkar
Ea = Back emf Armature
Ia = Arus Jangkar
Ra = Tahanan Jangkar
C = Konstanta Armature
n = Putaran Armature
Φ = Flux Medan Magnet
2.4.2 Berdasarkan penguat sendiri maka dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan lilitan
penguat magnet terhadap lilitan jangkar Motor DC dengan penguat sendiri
1. Motor DC Shunt
Motor dc jenis shunt pada motor shunt, kumparan medan shunt dibuat dengan
banyak lilitan kawat kecil sehingga mempunyai tahanan yang tinggi. Motor shunt
mempunyai rangkaian jangkar dan medan yang dihubungkan parallel yang
memberikan kekuatan medan dan kecepatan motor yang sangat konstan.Kecepatan
motor dapat dikontrol di atas kecepatan dasar. Kecepatan motor akan menjadi
berbanding terbalik dengan arus medan. Ini berarti motor shunt berputar cepat
dengan arus medan rendah dan berputar lambat pada saat arus medan ditambah.
Motor DC Shunt dapat melaju pada kecepatan tinggi jika arus kumparan medan
hilang (Fitzgerald, 1997).
2. Motor DC Seri
Motor dc jenis seri terdiri dari medan seri dibuat dari sedikit lilitan kawat besar yang
dihubungkan seri dengan jangkar. Jenis motor dc ini mempunyai karakteristik torsi
start dan kecepatan variable yang tinggi. Ini berarti bahwa motor dapat start atau
menggerakkan beban yang sangat berat, tetapi kecepatan akan bertambah kalau
beban turun. Motor dc seri dapat membangkitkan torsi starting yang besar karena
arus yang sama yang melewati jangkar juga melewati medan. Jadi, jika jangkar
memerlukan arus lebih banyak, arus ini juga melewati medan, menambah kekuatan
medan. Oleh karena itu, motor seri berputar cepat dengan beban ringan dan berputar
lambat saat beban ditambahkan (Fitzgerald, 1997).
B. Compound Panjang
Adalah Motor Shunt yang diberi penguat shunt tambahan seperti gambar
berikut sehingga disebut Motor DC Compound panjang.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Arah dari gaya Lorentz pada sebuah benda bermuatan yang bergerak dalam medan
magnetik dan medan listrik dapat ditentukan dengan menggunakan aturan bernama kaidah
tangan kanan yang ditunjukkan sebagai berikut.
listrik (I). Untuk muatan positif, arah gerak searah dengan arah arus, sedangkan muatan negatif,
arah gerak berlawanan dengan arah arus.
f = medan (field)
Dan Rugi terbagi atas rugi besi + rugi mekanis. Karena P input dan rugi
tembaga dapat dihitung, maka besarnya rugi tetap dapat diketahui
Pompa sentrifugal
digunakan untuk
mengangkut zal cair dari
ketinggian yang lebih
4 Pompa rendah menuj ketinggian
Sentrifugal di yang lebih tinggi, untuk
kapal memutar pompa agar
menghasilkan daya hisap,
salah maka diguanakan motor
Gambar 2.19 Pompa Sentrifugal di DC.
kapal
(Sumber : https://id.made-in-china.com)
Untuk melakukan docking
pada kapal kapal kecil di
daerah danau atau pantai,
maka digunakan lift tech
5 Lift Tech Boat marine sebagai alat yang
Lift Motors berufungsi untuk
mengangkat kapal
Tambahin tersebut, untuk dapat
speknya Gambar 2.20 Lift Tech Boat Lift Motors menanggkat kapal, maka
(Sumber : https://www.fishlakemn.com) digunakan Motor DC
untuk memutar Lift tech
marine.
BAB III
DATA PRAKTIKUM
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB III
DATA PRAKTIKUM
Gambar 3.2
Regulator
3 Rectifier Berfungsi untuk mengubah
arus AC menjadi DC maupun
sebaliknya.
Gambar 3.3
Rectifier
4 Clampmeter/Tang Digunakan untuk mengukur
Meter arus (I) yang mengalir pada
rangkaian
Gambar 3.4
Clampmeter/
Tangmeter
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Gambar 3.5
Motor Shunt
6 Tachometer Digunakan untuk mengukur
kecepatan rotasi pada flywheel
Motor DC
Gambar 3.6
Tachometer
7 Kabel Sebagai penghubung aliran
listrik pada rangkaian
Gambar 3.7
Kabel
3. Motor DC dicatu daya dari sumber DC (dari sumber AC yang telah melewati penyearah
arus) melalui voltage regulator.
4. Pada saat motor diberi tegangan yang bervariasi mengamati besarnya arus yang
mengalir dengan menggunakan clamp meter dan juga besarnya putaran motor diamati dengan
menggunakan tachometer.
2. Pembebanan dilakukan dengan pemberian arus eksitasi pada motor DC Shunt dengan
nilai tertentu yang dilakukan dengan menggunakan pengatur tegangan (Regulator B).
3. Kemudian regulator A diatur sedemikian rupa sehingga tegangannya tetap sebesar 60
volt atau sesuai dengan ketentuan Grader.
4. Amati dan catat besarnya rpm dan arus yang mengalir ke motor.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
• Percobaan 1
A. Beban Nol Naik
Tabel 3.2 Data Percobaan Beban Nol Naik
No Tegangan Sumber Arus IL RPM
1 60 3,70 1420
2 70 4,05 1580
3 80 4,40 1730
4 90 4,72 1880
5 100 5,40 2040
• Percobaan 2
A. Berbeban Naik
Tabel 3.4 Data Percobaan Berbeban Naik
No Tegangan Arus Eksitasi Arus IL RPM
Sumber
1 100 0,2 7 1960
2 100 0,3 7,20 1925
3 100 0,4 7,40 1905
4 100 0,5 7,60 1880
5 100 0,6 7,80 1850
B. Berbeban Turun
Tabel 3.5 Data Percobaan Berbeban Turun
No Tegangan Arus Eksitasi Arus IL RPM
Sumber
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB IV
ANALISIS DATA
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB IV
ANALISIS DATA
(Ferry Rayyan Firmansyah 5019221041)
4. 1 Perhitungan
Setelah dilakukan praktikum dan didapatkan data hasil percobaan, kemudian dilakukan
perhitungan. Sebagai contoh perhitungan digunakan data pada percobaan 3 sebagai berikut.
4.1.1. Beban Nol Naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi
mekanis, rugi total , Ea, dan torsi)
Berikut merupakan contoh perhitungan dari hasil data praktikum beban nol pada
percobaan ke 3
Arus Medan (𝐼𝑓 )
𝑉
𝐼𝑓 = 𝑡
𝑅𝑆ℎ
80
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 0,8 𝐴
Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 80 𝑥 4,4
𝑃𝐼𝑛 = 352 𝑊𝑎𝑡𝑡
Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
𝑅𝑝𝑚
2𝜋 𝑥 (
60 )
44 𝑥 3,6
τ=
1730
2𝜋 𝑥 (
60 )
τ = 0,8740 Nm
Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 80 𝑥 4,4
𝑃𝐼𝑛 = 352 𝑊𝑎𝑡𝑡
Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
𝑅𝑝𝑚
2𝜋 𝑥 ( )
60
44 𝑥 3,6
τ=
1730
2𝜋 𝑥 (
60 )
τ = 0,8740 Nm
4.1.3. Berbeba naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi
mekanis, rugi total, Ea, torsi, daya keluarr, efisiensi)
Berikut merupakan contoh perhitungan dari hasil data praktikum beban nol pada
percobaan ke 3
Arus Medan (𝐼𝑓 )
𝑉
𝐼𝑓 = 𝑡
𝑅𝑆ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1 𝐴
Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 7,4
𝑃𝐼𝑛 = 740 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 657,60
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (6,4 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 36
Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
𝑅𝑝𝑚
2𝜋 𝑥 (
60 )
36 𝑥 6,4
τ=
1905
2𝜋 𝑥 (
60 )
τ = 0,269 Nm
Efisiensi (η)
𝑃𝑂𝑢𝑡
η= 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛
82,4
η= 𝑥 100%
740
η = 11%
𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 7,4 − 1
𝐼𝑎 = 6,4 𝐴
Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 7,4
𝑃𝐼𝑛 = 740 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (7,4 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 36
Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
𝑅𝑝𝑚
2𝜋 𝑥 (
60 )
36 𝑥 7,4
τ=
1905
2𝜋 𝑥 (
60 )
τ = 0,269 Nm
Efisiensi (η)
𝑃𝑂𝑢𝑡
η= 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
82,4
𝑥 100% η=
740
η = 11%
dengan menggunakan contoh perhitungan diatas untuk menghitung seluruh data
percobaa, didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.
4. 2 Grafik
4.2.1. Tegangan dengan RPM
a. Beban Nol Naik
TEGANGAN-RPM
2500
2000
1500
1000
500
0
60 70 80 90 100
TEGANGAN-RPM
2500
2000
1500
1000
500
0
100 90 80 70 60
TORSI-RPM
2500
2000
1500
1000
500
0
1.153 1.005 0.874 0.739 0.604
TORSI-RPM
2500
2000
1500
1000
500
0
1.153 1.005 0.874 0.739 0.604
c. Berbeban Naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
TORSI - RPM
1980
1960
1940
1920
1900
1880
1860
1840
1820
1800
1780
0.104 0.188 0.269 0.364 0.456
d. Berbeban Turun
TORSI - RPM
2000
1950
1900
1850
1800
1750
0.456 0.364 0.269 0.188 0.104
c. Berbeban Naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
d. Berbeban Turun
ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.8
0.6
0.4
0.2
0
14% 13% 11% 10% 8%
b. Berbeban Turun
ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
8% 10% 11% 13% 14%
4. 3 Pembahasan
a. Berbeban Nol (Kesimpulan Hubungan Variabel” dibeban Nol)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Setelah dilakukan analis grafik sebelumnya didapat hasil hubungan antara masing
masing variabel saat berbeban Nol diketahui bahawa tegangan berbanding lurus
dengan RPM, torsi dan RPM berbanding lurus. namun, hal ini tidak sesuai dengan
persamaan yang seharusnya torsi dan RPM berbanding terbalik, pada variabel rugi
besi mekanis dengan RPM berbanding lurus.
BAB IV
ANALISIS DATA
(Hera Dian Marssheila_5019221149)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
4.1 Perhitungan
Berdasarkan praktikum yang telah usai dilaksanakan, maka didapat data hasil keempat
kondisi yakni kondisi beban nol naik, beban nol turun, berbeban naik, dan berbeban turun.
Perhitungan yang dilakukan juga mengacu pada tahanan kumparan. Nilai tahanan
kumparan ditunjukkan pada tabel 4.2
Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
𝑃𝐼𝑛 = 90 𝑥 4.72
𝑃𝐼𝑛 = 424.8 𝑊𝑎𝑡𝑡
Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
𝑅𝑝𝑚
2𝜋 𝑥 (
60 )
38.2 𝑥 3.82
τ=
1880
2𝜋 𝑥 (
60 )
τ = 0.7412 Nm
Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 70 𝑥 4.05
𝑃𝐼𝑛 = 283.5 𝑊𝑎𝑡𝑡
Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
𝑅𝑝𝑚
2𝜋 𝑥 (
60 )
36.5 𝑥 3.35
τ=
1580
2𝜋 𝑥 (
60 )
τ = 0.7390 Nm
Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑆ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1 𝐴
Daya Masuk(𝑃𝐼𝑛 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 7.2
𝑃𝐼𝑛 = 720 𝑊𝑎𝑡𝑡
Torsi (τ)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
𝑅𝑝𝑚
2𝜋 𝑥 (
60 )
38 𝑥 6.2
τ=
1925
2𝜋 𝑥 (
60 )
τ = 1.1687 Nm
4.2 Grafik
Dibawah ini merupakan Kumpulan grafik perbandingan antara tegangan dan RPM, torsi
dan RPM, rugi besi mekanik dan RPM, serta perbandingan antara arus eksitasi dan efisiensi
pada setiap kondisi.
TEGANGAN-RPM
2500
2000
1500
1000
500
0
60 70 80 90 100
Gambar 4.6 Perbandingan Tegangan dan RPM pada Kondisi Beban Nol Naik
Pada grafik 4.6, dapat dilihat bahwa perbandingan tegangan dengan RPM
berbanding lurus dan konstan. Ketika tegangan bernilai besar, maka nilai RPM juga
naik. Hal ini sudah sesuai dengan perumusan sebagai berikut.
𝑛 = 𝑉𝑡 − 𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎
TEGANGAN-RPM
2500
2000
1500
1000
500
0
100 90 80 70 60
Gambar 4.7 Perbandingan Tegangan dan RPM pada Kondisi Beban Nol Turun
TORSI-RPM
2500 2040
1730 1880
2000 1420 1580
1500
RPM
1000
500
0
0 .6 0 4 0 0 . 7 3 9 0 0 .8 7 4 0 1 .0 0 5 0 1 .1 5 3 0
TORSI
Gambar 4.8 Perbandingan Torsi dan RPM pada Kondisi Beban Nol Naik
Pada grafik 4.8, dapat diketahui bahwa perbandingan torsi dengan RPM
berbanding lurus dan konstan. Semakin tinggi nilai torsi, maka nilai RPM juga akan
semakin tinggi. Perbandingan tersebut tidak sesuai dengan rumus dibawah ini yang
menyatakan bahwa hubungan antara nilai torsi dan RPM adalah berbanding
terbalik.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
TORSI-RPM
2500
2000
1500
1000
500
0
1 .1 5 3 1 .0 0 5 0 .8 7 4 0 .7 3 9 0.604
Gambar 4.9 Perbandingan Torsi dan RPM pada Kondisi Beban Nol Turun
Pada grafik 4.9 diatas, dapat dilihat bahwa perbandingan torsi dengan RPM
berbanding lurus dan konstan. Ketika torsi rendah, maka RPM besarannya juga
akan semakin turun. Perbandingan tersebut tidak sesuai dengan rumus dibawah ini
yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai torsi dan RPM adalah berbanding
terbalik.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
c. Berbeban Naik
TORSI - RPM
1980
1960
1940
1920
1900
1880
1860
1840
1820
1800
1780
0 .1 0 4 0 .1 8 8 0 .2 6 9 0 .3 6 4 0 .4 5 6
Gambar 4.10 Perbandingan Torsi dan RPM pada Kondisi Berbeban Naik
Pada grafik 4.10 diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan torsi dengan RPM
berbanding terbalik. Ketika torsi tinggi, nilai RPM semakin turun. Perbandingan
tersebut sudah sesuai dengan perumusan berikut.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
d. Berbeban Turun
TORSI - RPM
2000
1950
1900
1850
1800
1750
0 .4 5 6 0 .3 6 4 0 .2 6 9 0 .1 8 8 0 .1 0 4
Gambar 4.11 Perbandingan Torsi dan RPM pada Kondisi Berbeban Turun
Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan torsi dengan RPM
berbanding terbalik. Ketika torsi kecil, maka RPM semakin meningjkat. Pernyataan
tersebut sudah sesuai dengan perumusan berikut.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
2000
1500
1000
500
0
1 3 2 .1 0 1 6 1 .2 3 1 9 3 .6 0 2 2 6 .9 2 2 9 3 .6 0
Gambar 4.12 Perbandingan Rugi Besi Mekanik dan RPM pada Kondisi Beban
Nol Naik
Pada grafik 4.12 diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis
dengan RPM berbanding lurus dan konstan. Ketika rugi besi mekanik tinggi, maka
RPM juga semakin meningkat.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
2000
1500
1000
500
0
2 9 3 .6 0 2 2 6 .9 2 193.60 1 6 1 .2 3 1 3 2 .1 0
Gambar 4.13 Perbandingan Rugi Besi Mekanik dan RPM pada Kondisi Beban
Nol Turun
Pada grafik 4.13 diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis
dengan RPM berbanding lurus dan konstan. Ketika rugi besi mekanik bernilai
rendah, maka RPM juga semakin menurun.
c. Berbeban Naik
Gambar 4.14 Perbandingan Rugi Besi Mekanik dan RPM pada Kondisi
Berbeban Naik
Pada grafik 4.14 diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis
dengan RPM berbanding terbalik. Ketika torsi tinggi, maka RPM turun dan grafik
diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai
dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai rugi besi mekanis
dan RPM adalah berbanding lurus.
d. Berbeban Turun
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
1950
1900
1850
1800
1750
156 152 148 144 140
Gambar 4.15 Perbandingan Rugi Besi Mekanik dan RPM pada Kondisi
Berbeban Turun
Pada grafik 4.15 diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis
dengan RPM berbanding terbalik. Ketika torsi tinggi, maka RPM turun dan grafik
diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai
dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai rugi besi mekanis
dan RPM adalah berbanding lurus.
ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
14% 13% 11% 10% 8%
Gambar 4.16 Perbandingan Arus Eksistensi dan Efisiensi pada Kondisi Berbeban
Naik
Pada grafik 4.16 diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan arus eksitasi
dengan efisiensi berbanding terbalik. Ketika efisiensi tinggi, maka eksitasi turun
dan grafik diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut
sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan
efisiensi adalah berbanding terbalik.
b. Berbeban Turun
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
ARUS EKSITASI-EFISIENSI
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
8% 10% 11% 13% 14%
Gambar 4.17 Perbandingan Arus Eksistensi dan Efisiensi pada Kondisi Berbeban
Turun
Pada grafik 4.17 diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan arus eksitasi
dengan efisiensi berbanding terbalik. Ketika efisiensi tinggi, maka eksitasi turun
dan grafik diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut
sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan
efisiensi adalah berbanding terbalik.
4.3 Pembahasan
a. Berbeban Nol (Kesimpulan Hubungan Variabel-Variabel di Beban Nol)
Pada percobaan dengan beban nol baik kondisi naik dan turun, hubungan
beberapa variabel yakni antara tegangan dengan RPM adalah berbanding lurus dan
bernilai konstan. Kemudian, hubungan torsi dengan RPM cenderung berbanding
lurus dan konstan pula. Namun seharusnya, nilai torsi dengan RPM berbanding
terbalik, semakin tinggi torsi maka nilai RPM menurun. Hal ini bisa dikarenakan
terlalu banyak variasi tegangan yang diberikan. Lalu, hubungan antara rugi besi
mekanik dengan RPM baik kondisi naik dan turun pada beban nol menunjukkan
hasil yang berbanding lurus.
BAB IV
ANALISIS DATA
(Fahrezy Richard Dilny Adnan_5019221044)
4.1 Perhitungan
4.1.5. Beban Nol Naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi
mekanis, rugi total , Ea, dan torsi)
Berdasarkan Praktikum Motor DC yang telah dilakukan, berikut merupakan
perhitungan Arus Medan, Arus Jangkar, Pin, Rugi Tembaga, Rugi Besi Mekanis,
Rugi Total, Ea, dan Torsi sebagai berikut. Untuk contoh perhitungan beban nol
naik menggunakan data nomor 1 dengan Vt = 60V, IL = 3,7A, dan Rpm = 1420
Rpm
• Arus Medan (𝑰𝒇 )
𝑉
𝐼𝑓 = 𝑡
𝑅𝑆ℎ
60
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 0,6 𝐴
• Daya Masuk(𝑷𝑰𝒏 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 60 𝑥 3,7
𝑃𝐼𝑛 = 222 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 132,10 + 44,4
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 176,5
• Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
29 𝑥 3,1
τ=
2𝜋 𝑥 (1420)
60
τ = 0,604 Nm
Tabel 4.1 Perhitungan 𝐼𝑓 , 𝐼𝑎 , 𝑃𝐼𝑛 , 𝑊𝐶𝑢 , 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 , 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 , 𝐸𝑎 , dan τ Beban Nol Naik
W (b +
No Vt Arus IL RPM IF IA Pin Wcu Wtot Ea Torsi
m)
1 60 3.7 1420 0.6 3.1 222 132.10 44.4 176.50 29 0.6040
2 70 4.05 1580 0.7 3.35 283.5 161.23 56.7 217.93 36.5 0.7390
3 80 4.4 1730 0.8 3.6 352 193.60 70.4 264.00 44 0.8740
4 90 4.72 1880 0.9 3.82 424.8 226.92 84.96 311.88 51.8 1.0050
5 100 5.4 2040 1 4.4 540 293.60 108 401.60 56 1.1530
𝐼𝑎 = 5,4 − 1
𝐼𝑎 = 4 ,4 𝐴
• Daya Masuk(𝑷𝑰𝒏 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 5,4
𝑃𝐼𝑛 = 540 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
42,8 𝑥 4,4
τ=
2𝜋 𝑥 (2040)
60
τ = 1,153 Nm
Tabel 4.2 Perhitungan 𝐼𝑓 , 𝐼𝑎 , 𝑃𝐼𝑛 , 𝑊𝐶𝑢 , 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 , 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 , 𝐸𝑎 , dan τ Beban Nol Turun
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
W (b +
No Vt Arus IL RPM IF IA Pin Wcu Wtot Ea Torsi
m)
1 100 5.4 2040 1 4.4 540 293.60 108 401.60 56 1.153
2 90 4.72 1880 0.9 3.82 424.8 226.92 84.96 311.88 51.8 1.005
3 80 4.4 1730 0.8 3.6 352 193.60 70.4 264.00 44 0.874
4 70 4.05 1580 0.7 3.35 283.5 161.23 56.7 217.93 36.5 0.739
5 60 3.7 1420 0.6 3.1 222 132.10 44.4 176.50 29 0.604
4.1.7. Berbeban naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi
mekanis, rugi total, Ea, torsi, daya keluar, efisiensi)
Berdasarkan Praktikum Motor DC yang telah dilakukan, berikut merupakan
perhitungan Arus Medan, Arus Jangkar, Pin, Rugi Tembaga, Rugi Besi Mekanis,
Rugi Total, Ea, Torsi, Daya Keluar, dan Efisiensi sebagai berikut. Untuk contoh
perhitungan beban nol naik menggunakan data nomor 1 dengan Vt = 100V, IL =
7A, Rpm = 1960, dan Arus Eksitasi = 0,2 A.
• Arus Medan (𝑰𝒇 )
𝑉
𝐼𝑓 = 𝑡
𝑅𝑆ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1 𝐴
• Daya Masuk(𝑷𝑰𝒏 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 7
𝑃𝐼𝑛 = 700 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 140 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Rugi Total (𝑾𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 )
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝐶𝑢
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 140 + 460
𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 600 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
40 𝑥 6
τ=
2𝜋 𝑥 (1960)
60
τ = 0,104 Nm
• Daya Keluar(𝑷𝑶𝒖𝒕 )
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 𝑃𝐼𝑛 − 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 700 − 600
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 100 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Efisiensi (η)
𝑃𝑂𝑢𝑡
η= 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛
100
η= 𝑥 100%
700
η = 14%
Tabel 4.3 Perhitungan 𝐼𝑓 , 𝐼𝑎 , 𝑃𝐼𝑛 , 𝑊𝐶𝑢 , 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 , 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 , 𝐸𝑎 , τ, 𝑷𝑶𝒖𝒕 , dan η Berbeban Naik
No Vt I eksitasi Arus IL RPM IF IA Pin Wcu W (b + m) Wtot Ea Torsi Pout Eff (%)
1 100 0.2 7 1960 1.00 6.00 700 460.00 140 600.00 40.00 0.104 100.00 14%
2 100 0.3 7.2 1925 1.00 6.20 720 484.40 144 628.40 38.00 0.188 91.60 13%
3 100 0.4 7.4 1905 1.00 6.40 740 509.60 148 657.60 36.00 0.269 82.40 11%
4 100 0.5 7.6 1880 1.00 6.60 760 535.60 152 687.60 34.00 0.364 72.40 10%
5 100 0.6 7.8 1850 1.00 6.80 780 562.40 156 718.40 32.00 0.456 61.60 8%
4.1.8. Berbeban turun (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi
mekanis, rugi total, Ea, torsi, daya keluar, efisiensi)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
• Daya Masuk(𝑷𝑰𝒏 )
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
𝑃𝐼𝑛 = 100 𝑥 7,8
𝑃𝐼𝑛 = 780 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝐸𝑎 = 32
• Torsi (τ)
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
32 𝑥 6,8
τ=
2𝜋 𝑥 (1850)
60
τ = 0,456 Nm
• Daya Keluar(𝑷𝑶𝒖𝒕 )
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 𝑃𝐼𝑛 − 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 780 − 718,4
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 61,6 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Efisiensi (η)
𝑃𝑂𝑢𝑡
η= 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛
61,6
η= 𝑥 100%
780
η = 8%
Tabel 4.4 Perhitungan 𝐼𝑓 , 𝐼𝑎 , 𝑃𝐼𝑛 , 𝑊𝐶𝑢 , 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 , 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 , 𝐸𝑎 , τ, 𝑷𝑶𝒖𝒕 , dan η Berbeban Turun
No Vt I eksitasi Arus IL RPM IF IA Pin Wcu W (b + m) Wtot Ea Torsi Pout Eff (%)
1 100 0.6 7.8 1850 1.00 6.80 780 562.40 156 718.40 32.00 0.456 61.60 8%
2 100 0.5 7.6 1880 1.00 6.60 760 535.60 152 687.60 34.00 0.364 72.40 10%
3 100 0.4 7.4 1905 1.00 6.40 740 509.60 148 657.60 36.00 0.269 82.40 11%
4 100 0.3 7.2 1925 1.00 6.20 720 484.40 144 628.40 38.00 0.188 91.60 13%
5 100 0.2 7 1960 1.00 6.00 700 460.00 140 600.00 40.00 0.104 100.00 14%
4.2 Grafik
4.2.5. Tegangan dengan RPM
Berdasarkan Perhitungan Motor DC yang telah dilakukan, maka berikut ini
merupakan Grafik dari perbandingan antara Tegangan dengan RPM.
c. Beban Nol Naik
1000
500
0
60 70 80 90 100
TEGANGAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Grafik 4.1 Perbandingan antara Tegangan dengan Rpm Beban nol naik
Berdasarkan Grafik 4.1 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari tegangan
berbanding lurus dengan nilai RPM, dimana ketika tegangan meningkat, maka
putaran mesin akan meningkat juga. Hal ini sudah sesuai dengan rumus yaitu :
𝑛 = 𝑉𝑡 − 𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎
d. Beban Nol Turun
Tegangan-Rpm
2500 2040
1880
2000 1730
1580
1420
1500
RPM
1000
500
0
100 90 80 70 60
TEGANGAN
Grafik 4.2 Perbandingan antara Tegangan dengan RPM Beban nol turun
Berdasarkan Grafik 4.2 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari tegangan
berbanding lurus dengan nilai RPM, dimana ketika tegangan menurun maka
putaran mesin akan menurun juga. Hal ini sudah sesuai dengan rumus yaitu :
𝑛 = 𝑉𝑡 − 𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎
Torsi-Rpm
2500 2040
1730 1880
2000 1580
1420
1500
RPM
1000
500
0
0.6040 0.7390 0.8740 1.0050 1.1530
TORSI
Grafik 4.3 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Beban Nol Naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Berdasarkan Grafik 4.3 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari Torsi berbanding
lurus dengan nilai RPM, dimana ketika Torsi meningkat maka putaran mesin akan
meningkat juga. Namun seharusnya berbanding terbalik yang dibuktikan dengan
persamaan berikut :
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
Hal tersebut dapat terjadi karena ketika praktikum motor diberi tegangan yang
berbeda-beda sehingga tampak seperti berbanding lurus.
f. Beban Nol Turun
Torsi-Rpm
2500 2040
1880 1730
2000 1580
1420
1500
RPM
1000
500
0
1.153 1.005 0.874 0.739 0.604
TORSI
Grafik 4.4 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Beban Nol Turun
Berdasarkan Grafik 4.4 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari Torsi berbanding
terbalik dengan nilai RPM, dimana ketika Torsi menurun maka putaran mesin akan
menurun juga. Namun seharusnya berbanding terbalik yang dibuktikan denganp
persamaan berikut :
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
Hal tersebut dapat terjadi karena ketika praktikum motor diberi tegangan yang
berbeda-beda sehingga tampak seperti berbanding lurus.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
g. Berbeban Naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Torsi - Rpm
2000 1960
1925
1950 1905
1880
1900 1850
RPM
1850
1800
1750
0.104 0.188 0.269 0.364 0.456
TORSI
Berdasarkan Grafik 4.5 dapat dilihat bahwa perbandingan antara Torsi dengan
Rpm berbanding terbalik, dimana ketika Rpm menurun maka Torsi yang dihasilkan
akan meningkat. Hal tersebut sudah sesuai dengan dasar teori yang dapat
dibuktikan dengan persamaan berikut :
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
h. Berbeban Turun
Torsi - Rpm
2000 1960
1925
1950 1905
1880
1900 1850
RPM
1850
1800
1750
0.456 0.364 0.269 0.188 0.104
TORSI
Berdasarkan Grafik 4.6 dapat dilihat bahwa perbandingan antara Torsi dengan
Rpm berbanding terbalik, dimana ketika Rpm meningkat maka Torsi yang
dihasilkan akan menurun. Hal tersebut sudah sesuai dengan dasar teori yang dapat
dibuktikan dengan persamaan berikut :
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
1000
500
0
132.10 161.23 193.60 226.92 293.60
RUGI BESI MEKANIS
Grafik 4.7 Perbandingan Antara Rugi Besi Mekanis Dengan RPM Beban Nol
Naik
Berdasarkan Grafik 4.7 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding
lurus dengan Rpm, Dimana ketika Rpm meningkat maka Rugi Besi Mekanis akan
meningkat juga. Maka dapat disimpulkan bahwa ketika Rpm semakin tinggi maka
losses akan semakin besar. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan persaman :
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
1000
500
0
293.60 226.92 193.60 161.23 132.10
RUGI BESI MEKANIS
Grafik 4.8 Perbandingan Antara Rugi Mekanis Besi dengan RPM Beban Nol
Turun
Berdasarkan Grafik 4.8 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding
lurus dengan Rpm, dimana ketika Rpm menurun maka Rugi Besi Mekanis akan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
menurun juga. Maka dapat disimpulkan bahwa ketika Rpm semakin rendah maka
losses akan semakin kecil. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan persaman :
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
1850
1800
1750
140 144 148 152 156
RUGI BESI MEKANIS
Grafik 4.9 Perbandingan Antara Rugi Mekanis Besi dengan RPM Berbeban Naik
Berdasarkan Grafik 4.9 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding
terbalik dengan Rpm, dimana ketika Rpm menurun maka Rugi Besi Mekanis akan
meningkat. Hal tersebut tidak sesuai dengan dasar teori yang dibuktikan dengan
persamaan berikut:
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
Hal ini bisa terjadi karena motor diberi beban atau arus eksitasi yang berbeda-
beda.
1800
1700
156 152 148 144 140
RUGI BESI MEKANIS
Grafik 4.10 Perbandingan Antara Rugi Mekanis Besi dengan RPM Berbeban
Turun
Berdasarkan Grafik 4.10 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding
terbalik dengan Rpm, dimana ketika Rpm meningkat maka Rugi Besi Mekanis akan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
menurun. Hal tersebut tidak sesuai dengan dasar teori yang dibuktikan dengan
persamaan berikut:
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
Hal ini bisa terjadi karena motor diberi beban atau arus eksitasi yang berbeda-
beda.
Arus Eksitasi-Efisiensi
0.8 0.6
0.5
ARUS EKSITASI
0.6 0.4
0.3
0.4 0.2
0.2
0
14% 13% 11% 10% 8%
EFISIENSI
Grafik 4.11 Perbandingan Antara Arus Eksitasi dengan Efisensi Berbeban Naik
Berdasarkan Grafik 4.11 dapat diamati bahwa Arus Eksitasi berbanding terbalik
dengan nilai Efisiensi, Dimana ketika Arus Eksitasi yang diberikan meningkat,
maka Efisiensi yang dihasilkan akan semakin kecil.
Arus Eksitasi-Efisiensi
0.8 0.6
0.5
ARUS EKSITASI
0.6 0.4
0.3
0.4 0.2
0.2
0
8% 10% 11% 13% 14%
EFISIENSI
Grafik 4.12 Perbandingan Antara Arus Eksitasi dengan Efisiensi Berbeban Turun
Berdasarkan Grafik 4.12 dapat diamati bahwa Arus Eksitasi berbanding terbalik
dengan nilai Efisiensi, Dimana ketika Arus Eksitasi yang diberikan menurun, maka
Efisiensi yang dihasilkan akan semakin besar.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
4.3 Pembahasan
a. Berbeban Nol (Kesimpulan Hubungan Variabel” dibeban Nol)
Kemudian hubungan antara rugi besi mekanis dengan rpm pada kondisi beban
nol menunjukan bahwa kedua variabel tersebut berbanding lurus, dimana ketika Rpm
meningkat maka Rugi Besi Mekanis juga akan meningkat begitupun sebaliknya.
Kemudian hubungan antara Arus Eksitasi dengan efisiensi pada kondisi berbeban
berbanding terbalik, dimana ketika arus eksitasi yang diberikan meningkat maka efisiensi
menurun begitupun sebaliknya.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB IV
ANALISIS DATA
(Adin Alfurrohmat_5019211120)
4.1 Perhitungan
Setelah menjalani praktikum motor DC, kami memperoleh nilai-nilai berikut untuk tahanan
shunt, tahanan jangkar, dan tahanan series:
Ra (Tahanan Jangkar) = 10
Rs (Tahanan Series) = 6
Rsh (Tahanan Shunt) = 100
Dengan data ini, kami melakukan perhitungan untuk menemukan nilai Arus Medan, Arus
Jangkar, Daya Masuk, Daya Keluar, Rugi Tembaga, Rugi Besi dan Mekanik, Rugi Total, Ea,
Torsi, dan Efisiensi.
4.1.1 Beban Nol Naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi
mekanis, rugi total , Ea, dan torsi)
Untuk contoh perhitungan pada percobaan beban nol naik, saya akan menggunakan data
percobaan 1. Berikut data yang telah diketahui pada percobaan pertama:
Vt = 70 Volt
IL = 4,05 A
Putaran = 1580 RPM
𝑃𝑖𝑛 = 424,9 W
D. Rugi Tembaga (Wcu)
𝑊𝑐𝑢 = (𝐼𝑎2 × 𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 × 𝑅𝑠ℎ )
𝑊𝑐𝑢 = (3,822⬚ × 10) + (0,92 × 100)
𝑊𝑐𝑢 = 226,92
E. Rugi besi dan mekanik (𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 )
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% × 𝑃𝑖𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% × 424,8
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 84,96
F. Rugi Total (𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 )
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑐𝑢 + 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 226,92 + 84,96
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 311,88
G. Ea
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 × 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 90 − (3,82 × 10)
𝐸𝑎 = 51,8
H. Torsi (τ)
𝐸𝑎 × 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 × (𝑅𝑝𝑚)
60
51,8 × 3,82
𝜏=
2𝜋 × (1880)
60
𝜏 = 1,005
4.1.3 Berbeban naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besiv
mekanis, rugi total, Ea, torsi, daya keluarr, efisiensi)
a. Arus Medan (If)
𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑠ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1
b. Arus Jangkar (Ia)
𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 7,2 − 1
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
𝐼𝑎 = 6,2 𝐴
c. Daya Masuk (𝑃𝑖𝑛 )
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑡 × 𝐼𝐿
𝑃𝑖𝑛 = 100 × 7,2
𝑃𝑖𝑛 = 720
d.Rugi Tembaga (𝑊𝑐𝑢 )
𝑊𝑐𝑢 = (𝐼𝑎2 × 𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 × 𝑅𝑓 )
𝑊𝑐𝑢 = (0,32⬚ × 10) + (12⬚ × 100)
𝑊𝑐𝑢 = 484,4 𝑊𝑎𝑡𝑡
e.Rugi besi dan mekanik (Wb+m)
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% × 𝑃𝑖𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% × 720
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 144
f.Rugi Total (Wtotal)
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝑐𝑢
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 144 + 484,40
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 628,40
g. 𝐸𝑎
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 × 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (6,20 × 10)
𝐸𝑎 = 38
h.Torsi (τ)
𝐸𝑎 × 𝐼𝑎
𝜏 =
2𝜋 × (𝑅𝑝𝑚)
60
38 × 6,20
𝜏 =
2𝜋 × (1925)
60
𝜏 = 0,188
i.Daya Keluar ( 𝑃𝑜𝑢𝑡 )
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑖𝑛 − 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 720 − 628,40
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 91,60
j.Effisiensi (𝜂 )
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= × 100%
𝑃𝑖𝑛
91,6
𝜂= × 100%
720
𝜂 = 13%
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
j.Effisiensi (𝜂 )
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= × 100%
𝑃𝑖𝑛
72,40
𝜂= × 100%
760
𝜂 = 10%
4.2 Grafik
4.2.1 Tegangan dengan RPM
Berdasarkan Perhitungan Motor DC yang telah dilakukan, maka berikut ini merupakan Grafik
dari perbandingan antara Tegangan dengan RPM.
a.Beban Nol Naik
Grafik 4.1 Perbandingan antara Tegangan dengan Rpm Beban nol naik
Berdasarkan Grafik 4.1 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari tegangan berbanding lurus dengan
nilai RPM, dimana ketika tegangan meningkat, maka putaran mesin akan meningkat juga.
b.Beban Nol Turun
Grafik 4.2 Perbandingan antara Tegangan dengan RPM Beban nol turun
Berdasarkan Grafik 4.2 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari tegangan berbanding lurus dengan
nilai RPM, dimana ketika tegangan menurun maka putaran mesin akan menurun juga.
Grafik 4.3 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Beban Nol Naik
Berdasarkan Grafik 4.3 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari Torsi berbanding lurus dengan
nilai RPM, dimana ketika Torsi meningkat maka putaran mesin akan meningkat juga. Hal
tersebut dapat terjadi karena ketika praktikum motor diberi tegangan yang berbeda-beda
sehingga tampak seperti berbanding lurus.
Grafik 4.4 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Beban Nol Turun
Berdasarkan Grafik 4.4 diatas, dapat diamati bahwa nilai dari Torsi berbanding terbalik dengan
nilai RPM, dimana ketika Torsi menurun maka putaran mesin akan menurun juga. Hal tersebut
dapat terjadi karena ketika praktikum motor diberi tegangan yang berbeda-beda sehingga
tampak seperti berbanding lurus.
c. Berbeban Naik
Berdasarkan Perhitungan Motor DC yang telah dilakukan, maka berikut ini merupakan Grafik
dari perbandingan antara Torsi dengan RPM.
a. Beban Nol Naik
Grafik 4.3 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Beban Nol Naik
Berdasarkan Grafik diatas, dapat diamati bahwa nilai dari Torsi berbanding lurus dengan nilai
RPM, dimana ketika Torsi meningkat maka putaran mesin akan meningkat juga. Hal tersebut
dapat terjadi karena ketika praktikum motor diberi tegangan yang berbeda-beda sehingga
tampak seperti berbanding lurus.
Grafik 4.4 Perbandingan antara Torsi dengan RPM Beban Nol Turun
Berdasarkan Grafik diatas, dapat diamati bahwa nilai dari Torsi berbanding terbalik dengan
nilai RPM, dimana ketika Torsi menurun maka putaran mesin akan menurun juga. Hal tersebut
dapat terjadi karena ketika praktikum motor diberi tegangan yang berbeda-beda sehingga
tampak seperti berbanding lurus.
c. Berbeban Naik
Grafik 4.11 Perbandingan Antara Arus Eksitasi dengan Efisensi Berbeban Naik
Berdasarkan Grafik diatas dapat diamati bahwa Arus Eksitasi berbanding terbalik dengan nilai
Efisiensi, Dimana ketika Arus Eksitasi yang diberikan meningkat, maka Efisiensi yang
dihasilkan akan semakin kecil.
b. Berbeban Turun
Grafik 4.12 Perbandingan Antara Arus Eksitasi dengan Efisiensi Berbeban Turun
Berdasarkan Grafik diatas dapat diamati bahwa Arus Eksitasi berbanding terbalik dengan nilai
Efisiensi, Dimana ketika Arus Eksitasi yang diberikan menurun, maka Efisiensi yang dihasilkan
akan semakin besar.
4.3 Pembahasan
a. Berbeban Nol (Kesimpulan Hubungan Variabel” dibeban Nol)
Berdasarkan praktikum Motor DC yang telah dilakukan dapat disimpulkan antara hubungan
beberapa variabel pada variasi beban nol yaitu bahwa tegangan berbanding lurus dengan Rpm,
dimana ketika tegangan meningkat maka Rpm juga akan meingkat begitupun sebaliknya. Lalu
hubungan antara varibel torsi dengan rpm pada kondisi beban nol yaitu berbanding lurus,
namun seharusnya berbanding terbalik. Hal ini terjadi karena ketika praktikum diberi tegangan
yang berbeda-beda maka terlihat berbanding lurus .
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Kemudian hubungan antara rugi besi mekanis dengan rpm pada kondisi beban nol menunjukan
bahwa kedua variabel tersebut berbanding lurus, dimana ketika Rpm meningkat maka Rugi
Besi Mekanis juga akan meningkat begitupun sebaliknya.
Kemudian hubungan antara Arus Eksitasi dengan efisiensi pada kondisi berbeban berbanding
terbalik, dimana ketika arus eksitasi yang diberikan meningkat maka efisiensi menurun
begitupun sebaliknya.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB IV
ANALISIS DATA
(Muhammad Denoriadi_5019211116)
4.1 Perhitungan
Setelah praktikum selesai dan data hasil percobaan telah diperoleh, langkah selanjutnya
adalah melakukan perhitungan. Sebagai contoh, perhitungan akan menggunakan data dari
percobaan ke-5 sebagai berikut.
4.1.1 Beban Nol Naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi mekanis,
rugi total , Ea, dan torsi)
Berikut merupakan contoh perhitungan dari hasil data praktikum beban nol pada
percobaan ke 5
• Arus medan (𝐼𝑓 )
𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑠ℎ
100
𝐼𝑓 = 100
𝐼𝑓 = 1 𝐴
• Arus jangkar (𝐼𝑎 )
𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 5,4 − 1
𝐼𝑎 = 4,4 𝐴
• Daya masuk (𝑃𝑖𝑛 )
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝑎
𝑃𝑖𝑛 = 100 𝑥 4,4
𝑃𝑖𝑛 = 540
• Rugi Tembaga (𝑊𝑐𝑢 )
𝑊𝑐𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥 𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥 𝑅𝑓 )
𝑊𝑐𝑢 = (4,42 𝑥 10) + (12 𝑥 100)
𝑊𝑐𝑢 = 293,60
• Rugi Besi dan Mekanik
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝑖𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 540
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 108
• Rugi Total (𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 )
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝑐𝑢
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 108 + 293,60
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 401,60
• Back Electromotive (𝐸𝑎 )
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 𝑥 (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 𝑥 (4,4 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 56
• Torsi (𝜏 )
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
56 𝑥 4,4
𝜏=
2𝜋 𝑥 (2040 )
60
𝜏 = 1,1530
dengan menggunakan contoh perhitungan diatas untuk menghitung seluruh data percobaa,
didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.
4.1.2 Beban Nol Turun (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi mekanis,
rugi total , Ea, dan torsi)
Berikut merupakan contoh perhitungan dari hasil data praktikum beban nol pada percobaan
ke 5
• Arus medan ()
𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑠ℎ
60
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 0,6 𝐴
• Arus jangkar ()
𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 3,7 − 1
𝐼𝑎 = 3,1 𝐴
• Daya masuk ()
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝑎
𝑃𝑖𝑛 = 60 𝑥 3,1
𝑃𝑖𝑛 = 222
• Rugi Tembaga ()
𝑊𝑐𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥 𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥 𝑅𝑓 )
𝑊𝑐𝑢 = (3,12 𝑥 10) + (0,62 𝑥 100)
𝑊𝑐𝑢 = 132,10
• Rugi Besi dan Mekanik
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝑖𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 222
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 44,4
• Rugi Total ()
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝑐𝑢
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 44,4 + 132,10
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 176,50
• Back Electromotive ()
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 60 − (3,1 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 29
• Torsi ()
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
29 𝑥 3,1
𝜏=
2𝜋 𝑥 (1420)
60
𝜏 = 0,604
dengan menggunakan contoh perhitungan diatas untuk menghitung seluruh data percobaa,
didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.
4.1.3 Berbeban naik (arus medan, arus jangkar, Pin, rugi tembaga, rugi besi mekanis,
rugi total, Ea, torsi, daya keluarr, efisiensi)
Berikut merupakan contoh perhitungan dari hasil data praktikum beban nol pada percobaan
ke 5
• Arus medan ()
𝑉𝑡
𝐼𝑓 =
𝑅𝑠ℎ
100
𝐼𝑓 =
100
𝐼𝑓 = 1 𝐴
• Arus jangkar ()
𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 7,8 − 1
𝐼𝑎 = 6,8 𝐴
• Daya masuk ()
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝑎
𝑃𝑖𝑛 = 100 𝑥 6,8
𝑃𝑖𝑛 = 680 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Rugi Tembaga ()
𝑊𝑐𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥 𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥 𝑅𝑓 )
𝑊𝑐𝑢 = (6,82 𝑥 10) + (12 𝑥 100)
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
𝑊𝑐𝑢 = 562,40
• Rugi Besi dan Mekanik
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝑖𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 680
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 156
• Rugi Total ()
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝑐𝑢
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 156 + 562,40
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 718,40
• Back Electromotive ()
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (6,8 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 32
• Torsi ()
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
32 𝑥 6,8
𝜏=
2𝜋 𝑥 (1850)
60
𝜏 = 0,456
• Efisiensi
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛
61,60
𝜂= 𝑥 100%
680
𝜂 = 8%
dengan menggunakan contoh perhitungan diatas untuk menghitung seluruh data percobaa,
didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.
𝐼𝑎 = 𝐼𝐿 − 𝐼𝑓
𝐼𝑎 = 7 − 1
𝐼𝑎 = 6 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Daya masuk ()
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝑎
𝑃𝑖𝑛 = 100 𝑥 6
𝑃𝑖𝑛 = 600 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Rugi Tembaga ()
𝑊𝑐𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥 𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥 𝑅𝑓 )
𝑊𝑐𝑢 = (62 𝑥 10) + (12 𝑥 100)
𝑊𝑐𝑢 = 460 𝑊𝑎𝑡𝑡
• Rugi Besi dan Mekanik
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝑖𝑛
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 600
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 140
• Rugi Total ()
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 + 𝑊𝑐𝑢
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 140 + 460
𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 600
• Back Electromotive ()
𝐸𝑎 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
𝐸𝑎 = 100 − (6 𝑥 10)
𝐸𝑎 = 40
• Torsi ()
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
40 𝑥 6
𝜏=
2𝜋 𝑥 (1960)
60
𝜏 = 0,104
• Efisiensi
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛
100
𝜂= 𝑥 100%
600
𝜂 = 14%
dengan menggunakan contoh perhitungan diatas untuk menghitung seluruh data percobaa,
didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
4.2 Grafik
Berikut ini adalah sejumlah grafik perbandingan antara tegangan dan RPM, torsi dan RPM,
rugi besi mekanik dan RPM, serta perbandingan antara arus eksitasi dan efisiensi pada setiap
keadaan.
4.2.1 Tegangan dan RPM
• Beban Nol Naik
Pada grafik 4.6, terlihat bahwa hubungan antara tegangan dan RPM adalah sebanding dan tetap.
Ketika tegangan meningkat, RPM juga meningkat. Ini sesuai dengan rumus berikut.
𝑛 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
• Beban Nol Turun
Pada grafik 4.7, terlihat bahwa hubungan antara tegangan dan RPM adalah sejajar dan tetap.
Jika tegangan rendah, maka RPM juga akan rendah. Ini sesuai dengan rumus berikut.
𝑛 = 𝑉𝑡 − (𝐼𝑎 𝑥 𝑅𝑎 )
Pada grafik 4.8, terlihat bahwa hubungan antara torsi dan RPM adalah berbanding lurus dan
tetap. Semakin besar torsi, maka RPM juga akan semakin besar. Hal ini bertentangan dengan
rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara torsi dan RPM seharusnya berbanding
terbalik.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
• Beban Nol Turun
Pada grafik 4.9 di atas, terlihat bahwa hubungan antara torsi dan RPM berbanding lurus dan
tetap. Ketika torsi rendah, RPM juga akan semakin menurun. Hal ini bertentangan dengan
rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara torsi dan RPM seharusnya berbanding
terbalik.
• Berbeban Naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Pada grafik 4.10 yang tertera di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan terbalik
antara torsi dan RPM. Ketika torsi meningkat, RPM akan menurun. Hubungan ini sesuai
dengan rumus yang telah ditetapkan.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
• Berbeban Turun
Dari grafik tersebut, terlihat bahwa hubungan antara torsi dan RPM bersifat terbalik. Saat torsi
rendah, RPM cenderung meningkat. Pernyataan tersebut telah sesuai dengan rumus yang ada.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
Dari grafik 4.12 di atas, terlihat bahwa hubungan antara rugi besi mekanis dengan RPM adalah
sejajar dan tetap. Semakin tinggi rugi besi mekanis, semakin tinggi pula RPM-nya.
Dari grafik 4.12 di atas, terlihat bahwa hubungan antara rugi besi mekanis dengan RPM adalah
sejajar dan tetap. Semakin tinggi rugi besi mekanis, semakin tinggi pula RPM-nya.
• Berbeban Naik
Pada grafik 4.14 di atas, terlihat bahwa hubungan antara rugi besi mekanis dan RPM bersifat
terbalik. Ketika torsi tinggi, RPM menurun dan grafik menunjukkan hasil yang stabil. Ini sesuai
dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara rugi besi mekanis dan RPM adalah
berbanding terbalik.
• Berbeban Turun
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Berdasarkan grafik 4.15 di atas, terlihat bahwa hubungan antara rugi besi mekanis dan RPM
adalah berbanding terbalik. Saat torsi tinggi, RPM menurun dan grafik menunjukkan hasil
yang stabil. Hal ini sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara rugi besi
mekanis dan RPM adalah berbanding lurus.
Dari grafik 4.16 yang tertera di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan terbalik
antara arus eksitasi dan efisiensi. Ketika efisiensi meningkat, arus eksitasi akan menurun dan
grafik tersebut akan menunjukkan hasil yang stabil. Perbandingan ini sesuai dengan rumus
yang menyatakan bahwa hubungan antara arus eksitasi dan efisiensi adalah berbanding
terbalik.
• Berbeban Turun
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Dari grafik 4.17 di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan terbalik antara arus
eksitasi dan efisiensi. Ketika efisiensi tinggi, arus eksitasi cenderung menurun dan grafik
menunjukkan hasil yang stabil. Hal ini sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan
antara arus eksitasi dan efisiensi adalah berbanding terbalik.
4.3 Pembahasan
• Berbeban Nol (Kesimpulan Hubungan Variabel-Variabel di Beban Nol)
Dalam percobaan dengan beban nol, baik dalam kondisi naik maupun turun, terdapat hubungan
yang berbeda antara beberapa variabel. Pertama, hubungan antara tegangan dan RPM adalah
berbanding lurus dan bernilai konstan. Selanjutnya, hubungan antara torsi dan RPM juga
cenderung berbanding lurus dan konstan. Namun, seharusnya hubungan antara nilai torsi dan
RPM berbanding terbalik, yaitu semakin tinggi torsi maka nilai RPM seharusnya menurun.
Kemungkinan hal ini terjadi karena terlalu banyak variasi tegangan yang diberikan. Selain itu,
hubungan antara rugi besi mekanik dan RPM baik dalam kondisi naik maupun turun pada beban
nol menunjukkan hasil yang berbanding lurus.
• Berbeban (Kesimpulan Hubungan Variabel-Variabel di Kondisi Berbeban)
Dalam percobaan ini, terdapat hubungan yang berbanding terbalik antara Torsi dan RPM, yang
sesuai dengan teori yang ada. Selain itu, hubungan antara rugi mekanik dan RPM seharusnya
berbanding lurus berdasarkan rumus Wb+m= 20% Pin. Rugi mekanik sendiri merupakan 20%
dari total daya losses yang disebabkan oleh jangkar dan field. Namun, dalam percobaan ini,
terjadi hubungan yang berbanding terbalik antara rugi besi mekanik dan RPM. Selain itu,
hubungan antara Ia dan Efisiensi juga berbanding terbalik. Hal ini disebabkan oleh pengaruh
nilai Pin terhadap nilai Ia. Semakin kecil nilai Pin, maka nilai Ia akan semakin kecil, sementara
efisiensi akan semakin besar.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
(Ferry Rayyan Firmansyah 5019221041)
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan dalam melaksanakan
praktikum sebagai berikut.
1. Mengetahui besarnya rugi besi mekanis pada saat motor dijalankan dengan beban nol
Untuk mengetahui besarnya rugi besi mekanis pada Motor DC di saat beban nol dapat
diketahui melalui persamaan berikut :
𝑊 (𝑏+𝑚) = 20% × 𝑃 𝑖𝑛
Melalui persamaan di atas, dapat diperoleh rugi besi mekanis pada saat Motor
dijalankan.
2. Untuk mengetahui besar efisiensi motor dari daya output saat beban penuh dapat
menggunakan persamaan berikut
𝑃
η = 𝑂𝑢𝑡 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛
Dengan persamaan diatas, didapatkan nilai torsi dari motor pada beban tertentu.
4. Untuk mengetahui besar RPM dalam keadaan tertentu digunakan alat tachcometer yang
memanfaatkan sinar leser yang ditembakkan pada objek yang berputar.
5. Untuk mengetahui daya motor dalam keadaan beban tertentu dapat menggunakan
persamaan berikut.
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
6. Untuk mengetahui nilai efisiensi motor dapat menggunakan persamaan pada poin 3.
Setelah didapatkan nilai efisiensi dibandingkan dengan arus eksitasi pada motor,
didapatkan grafik berikut.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.8
0.6
0.4
0.2
0
14% 13% 11% 10% 8%
ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
8% 10% 11% 13% 14%
TORSI-RPM
2500
2000
1500
1000
500
0
1.153 1.005 0.874 0.739 0.604
TORSI-RPM
2500
2000
1500
1000
500
0
1.153 1.005 0.874 0.739 0.604
TORSI - RPM
1980
1960
1940
1920
1900
1880
1860
1840
1820
1800
1780
0.104 0.188 0.269 0.364 0.456
TORSI - RPM
2000
1950
1900
1850
1800
1750
0.456 0.364 0.269 0.188 0.104
8. Untuk memperoleh kerugian daya motor dapat digunakan persamaan rugi tembaga
berikut.
𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑓 )
Gambar 5.7 Rugi Besi Mekanis dengan RPM Beban Nol Naik
Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis dengan
RPM berbanding lurus. Ketika torsi tinggi, maka RPM semakin ikut tinggi dan grafik
diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai
dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai rugi besi mekanis dan
RPM adalah berbanding lurus.
16. Berikut merupakan grafik efisiensi fungsi beban
ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.8
0.6
0.4
0.2
0
14% 13% 11% 10% 8%
5.2 Saran
Untuk proses praktikum yang lebih baik, terdapat saran untuk praktikum motor DC ini
adalah sebaiknya dilakukan pembaharuan beberapa alat agar hasil praktikum dapat lebih akurat
serta lebih nyaman akan ketersediaan alatnya serta penjadwalan praktikum harap
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
diperhitungkan agar tidak terjadi penumpukan kelompok bahkan harus digabung lebih dari 2
kelompok. Hal ini membuat kurang efektifnya praktikan dalam melakukan praktikum.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
(Fahrezy Richard Dilny Adnan_5019221044)
5.3 Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum Motor DC yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan untuk menjawab tujuan serta rumusan masalah dari praktikum sebagai berikut:
1. Rugi Mekanis pada Motor DC terjadi ketika motor dalam kondisi running. Untuk itu
untuk mengetahui hasil dari rugi mekanis Motor DC dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut
2 𝑥
𝑃𝐼𝑛 = 𝑃𝑂𝑢𝑡 + ∑ (𝑊(𝑏+𝑚) + 𝐼𝑠ℎ 𝑅𝑠ℎ + 𝐼𝑎2 𝑥 𝑅𝑎 )
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
2. Besarnya Efisiensi pada Motor DC dari daya output saat kondisi berbeban dapat
diketahui menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝑃
η = 𝑂𝑢𝑡 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛
3. Pada Motor DC Compound berbeban, besarnya nilai torsi dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
4. Besarnya Putaran mesin atau Rpm pada Motor DC Compound berbeban dapat
menggunakan alat tachometer dengan cara menembakan laser merah ke poros yang
berputar kemudian nilainya akan muncul pada indikator di tachometer
5. Besarnya Daya masuk Motor DC Compound berbeban dalam keadaan tertentu dapat
diketahui dengan menggunakan persamaan berikut
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
Lalu untuk mencari nilai daya keluar dapat menggunakan persamaan berikut.
𝑃𝑂𝑢𝑡 = 𝑃𝐼𝑛 − 𝑊𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Arus Eksitasi-Efisiensi
0.8 0.6
0.5
ARUS EKSITASI
0.6 0.4
0.3
0.4 0.2
0.2
0
14% 13% 11% 10% 8%
EFISIENSI
Grafik 5.1 Perbandingan Antara Arus Eksitasi dengan RPM Berbeban Naik
Arus Eksitasi-Efisiensi
0.8 0.6
0.5
ARUS EKSITASI
0.6 0.4
0.3
0.4 0.2
0.2
0
8% 10% 11% 13% 14%
EFISIENSI
Grafik 5.2 Perbandingan Antara Arus Eksitasi dengan RPM Berbeban Turun
1. Berikut ini merupakan grafik dari torsi fungsi putaran, arus eksitasi fungsi putaran
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Torsi-Rpm
2500 2040
1880
2000 1730
1580
1420
1500
RPM 1000
500
0
0.6040 0.7390 0.8740 1.0050 1.1530
TORSI
Torsi-Rpm
2500 2040 1880 1730 1580
2000 1420
1500
RPM
1000
500
0
1.153 1.005 0.874 0.739 0.604
TORSI
Torsi - Rpm
2000 1960
1925
1950 1905
1880
1900 1850
RPM
1850
1800
1750
0.104 0.188 0.269 0.364 0.456
TORSI
Torsi - Rpm
2000 1960
1950 1925
1905
1880
1900
RPM 1850
1850
1800
1750
0.456 0.364 0.269 0.188 0.104
TORSI
3.
4. Tahanan Shunt adalah tahanan medan magnet pada stator (Rsh), Tahanan seri adalah
gabungan beberapa tahanan yang disambungkan secara seri (Rs), dan Tahanan jangkar
adalah tahanan yang ada pada Rotor (Ra).
5. Terdapat beberapa perbedaan antara motor AC dan DC yaitu pada motor DC terdapat
komutator sedangkan motor AC tidak ada, torsi yang dihasilkan pada motor DC lebih
rendah daripada motor AC, daya pada motor DC bernilai tetap ketika kecepatan turun
sedangkan motor AC akan menurun ketika Rpm menurun, lalu kontrol kecepatan pada
motor DC lebih mudah daripada motor AC, dan yang terakhir dari arus yang mengalir
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
1000
500
0
132.10 161.23 193.60 226.92 293.60
RUGI BESI MEKANIS
Grafik 5.7 Perbandingan Antara Rugi Besi Mekanis Dengan RPM Beban Nol
Naik
Berdasarkan Grafik 5.7 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding
lurus dengan Rpm, Dimana ketika Rpm meningkat maka Rugi Besi Mekanis akan
meningkat juga. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan persaman :
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
• Beban Nol Turun
1000
500
0
293.60 226.92 193.60 161.23 132.10
RUGI BESI MEKANIS
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Grafik 5.8 Perbandingan Antara Rugi Mekanis Besi dengan RPM Beban Nol
Turun
Berdasarkan Grafik 5.8 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding lurus
dengan Rpm, dimana ketika Rpm menurun maka Rugi Besi Mekanis akan menurun
juga.
• Berbeban Naik
1850
1800
1750
140 144 148 152 156
RUGI BESI MEKANIS
Berdasarkan Grafik 5.9 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding
terbalik dengan Rpm, dimana ketika Rpm menurun maka Rugi Besi Mekanis akan
meningkat. Hal tersebut tidak sesuai dengan dasar teori yang dibuktikan dengan
persamaan berikut:
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
Hal ini bisa terjadi karena motor diberi beban atau arus eksitasi yang berbeda-beda.
• Berbeban Turun
1800
1700
156 152 148 144 140
RUGI BESI MEKANIS
Berdasarkan Grafik 5.10 dapat diamati bahwa Rugi Besi Mekanis berbanding
terbalik dengan Rpm, dimana ketika Rpm meningkat maka Rugi Besi Mekanis akan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
menurun. Hal tersebut tidak sesuai dengan dasar teori yang dibuktikan dengan
persamaan berikut:
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
Hal ini bisa terjadi karena motor diberi beban atau arus eksitasi yang berbeda-beda.
10.
Beban - Efisiensi
16% 14%
14% 13%
11%
12% 10%
EFISIENSI
10% 8%
8%
6%
4%
2%
0%
600.00 628.40 657.60 687.60 718.40
BEBAN
Beban - Efisiensi
16% 14%
13%
14% 11%
12% 10%
EFISIENSI
10% 8%
8%
6%
4%
2%
0%
718.40 687.60 657.60 628.40 600.00
BEBAN
5.4 Saran
Berdasarkan praktikum Motor DC yang telah dilaksanakan, maka penulis memberikan
beberapa saran yaitu supaya praktikan lebih mempelajari modul praktikum yang telah
diberikan, kemudian untuk Lab MEAS yaitu agar lebih jelas memberikan instruksi karena poin-
poin pada kesimpulan 5.1 dipraktikum ini sudah banyak tertulis di bab 4 tetapi kenapa harus
ditulis ulang kembali, hal itu tentu saja tidak efisien dan buang-buang waktu.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
(Hera Dian Marssheila_5019221149)
5.1 Kesimpulan
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Sesuai dengan hasil praktikum yang telah usai dilaksanakan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Menghitung besarnya rugi besi mekanik pada saat motor DC dijalankan dengan beban
nol, dapat menggunakan persamaan berikut.
2
𝑃𝐼𝑛 = 𝑃𝑂𝑢𝑡 + ∑ (𝑊(𝑏+𝑚) + 𝐼𝑠ℎ 𝑥 𝑅𝑠ℎ + 𝐼𝑎2 𝑥 𝑅𝑎 )
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
Dengan nilai Wb+Wm konstan maka perkiraan :
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
1. Supaya dapat engetahui besar efisiensi motor DC dari daya output saat beban penuh
dapat menggunakan persamaan berikut.
𝑃
η = 𝑂𝑢𝑡 𝑥 100%
𝑃𝐼𝑛
2. Untuk dapat mengetahui besar torsi pada motor pada beban tertentu dapat digunakan
persamaan berikut
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
τ=
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑝𝑚)
60
3. Mengetahui besaran putaran motor atau RPM dalam keadaan beban tertentu dapat
menggunakan bantuan alat bernama tachcometer, dengan cara menembakkan sinar laser
pada pusat poros motor (bertanda putih). Kemudian nilai dari besaran RPM akan
muncul pada layar display yang terdapat pada tachometer itu sendiri.
4. Untuk mengetahui daya motor dalam keadaan beban tertentu dapat menggunakan
persamaan berikut.
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.7
0.6 0.6
0.5 0.5
0.4 0.4
0.3 0.3
0.2 0.2
0.1
0
14% 13% 11% 10% 8%
Gambar 5.1 Perbandingan Arus Eksitasi dan Efisiensi pada Kondisi Berbeban Naik
ARUS EKSITASI-EFISIENSI
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
8% 10% 11% 13% 14%
Gambar 5.2 Perbandingan Arus Eksitasi dan Efisiensi pada Kondisi Berbeban Turun
Memurut kedua grafik diatas, dapat dilihat bahwa perbandingan arus eksitasi
dengan efisiensi berbanding terbalik, baik pada kondisi berbeban naik dan turun.
6. Berikut merupakan grafik dari torsi fungsi putaran, serta arus eksitasi fungsi putaran.
TORSI-RPM
2500 2040
1880
2000 1730
1580
1420
1500
RPM
1000
500
0
0 .6 0 4 0 0 .7 3 9 0 0 .8 7 4 0 1 .0 0 5 0 1 .1 5 3 0
TORSI
TORSI-RPM
2500 2040 1880 1730 1580
2000 1420
1500
RPM 1000
500
0
1 .1 5 3 1 .0 0 5 0 .8 7 4 0 .7 3 9 0 .6 0 4
TORSI
TORSI - RPM
2000 1960
1925
1950 1905
1880
1900 1850
RPM
1850
1800
1750
0 .1 0 4 0 .1 8 8 0 .2 6 9 0 .3 6 4 0 .4 5 6
TORSI
TORSI - RPM
2000 1960
1950 1925
1905
1880
1900
RPM
1850
1850
1800
1750
0 .4 5 6 0 .3 6 4 0 .2 6 9 0 .1 8 8 0 .1 0 4
TORSI
2000
1500
1000
500
0
132.10 1 6 1 .2 3 1 9 3 .6 0 2 2 6 .9 2 2 9 3 .6 0
Gambar 5.8 Rugi Besi Mekanis dengan RPM Beban Nol Naik
Pada grafik diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan rugi besi mekanis
dengan RPM berbanding lurus. Ketika torsi tinggi, maka RPM semakin ikut tinggi dan
grafik diatas cenderung menunjukan hasil yang konstan. Perbandingan tersebut sesuai
dengan rumus yang menyatakan bahwa hubungan antara nilai rugi besi mekanis dan
RPM adalah berbanding lurus.
15. Berikut merupakan grafik efisiensi fungsi beban
ARUS EKSITASI-
EFISIENSI
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
14% 13% 11% 10% 8%
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, berikut merupakan beberapa saran
yang perlu untuk lebih diperhatikan. Diantaranya adalah:
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
(Muhammad Denoriadi_5019211116)
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah selesai dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut.
1. Untuk mengestimasi kerugian besi mekanik saat motor DC dioperasikan tanpa beban,
dapat digunakan rumus berikut ini.
2 𝑥
𝑃𝐼𝑛 = 𝑃𝑂𝑢𝑡 + ∑ (𝑊(𝑏+𝑚) + 𝐼𝑠ℎ 𝑅𝑠ℎ + 𝐼𝑎2 𝑥 𝑅𝑎 )
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
Dengan nilai Wb+Wm konstan maka perkiraan :
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% 𝑥 𝑃𝐼𝑛
2. Untuk mengetahui seberapa efisien motor DC dari daya output saat beban penuh, kita
dapat menggunakan persamaan berikut.
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛
3. Untuk mengetahui besar torsi pada motor pada beban tertentu, kita dapat
menggunakan persamaan berikut ini.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏= 𝑥 100%
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑃𝑀 )
60
4. Dalam situasi tertentu, informasi mengenai putaran motor atau RPM dapat diperoleh
dengan menggunakan tachometer. Prosesnya dilakukan dengan menembakkan sinar laser ke
pusat poros motor yang ditandai dengan warna putih. Setelah itu, nilai RPM akan terlihat pada
layar display yang ada di tachometer.
5. Kita dapat menggunakan rumus berikut untuk menghitung daya motor saat beban
tertentu.
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
Sedangkan untuk memperoleh daya keluar dapat digunakan persamaan berikut.
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑖𝑛 𝑥 𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
6. Kita dapat menggunakan rumus berikut untuk mengetahui nilai efisiensi motor.
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛
Lalu, didapatkan nilai efisiensi dibandingkan dengan arus eksitasi pada motor,
didapatkan grafik berikut.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Berbeban naik
Berbeban turun
8. Untuk memperoleh kerugian daya motor dapat digunakan persamaan rugi tembaga
berikut.
𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑓 )
Perhitungannya adalah sebagai berikut.
9. Ada dua jenis rectifier, yaitu half-wave dan full-wave. Rectifier berfungsi sebagai
penyearah yang mengubah arus AC menjadi DC. Berikut ini adalah diagram rectifier full-
wave.
Rectifier menggunakan Dioda yang hanya mengalirkan arus listrik ke satu arah dan
menghalangi arus listrik dari arah sebaliknya. Untuk rectifier full-wave di atas menggunakan
2 dioda.
10. Tahanan Shunt adalah tahanan medan magnet yang terdapat pada stator (Rsh), sementara
tahanan jangkar adalah tahanan yang terdapat pada rotor (Ra), dan tahanan seri adalah hasil
penggabungan beberapa tahanan yang dihubungkan secara seri (Rs).
11. Motor AC dan motor DC memiliki perbedaan berdasarkan sumber daya yang digunakan.
Motor DC menggunakan arus searah untuk menggerakkan rotor, sementara motor AC
menggunakan arus bolak-balik untuk menciptakan medan magnet yang akan menggerakkan
rotor.
12. Arus eksitasi adalah arus yang mengalir melalui medan magnet pada generator atau motor
untuk menciptakan medan magnet yang diperlukan. Arus eksitasi ini biasanya diatur agar
dapat mengontrol output dari generator atau torsi dari motor.
13. Nilai RPM tidak hanya ditentukan oleh tegangan dan arus eksitasi, tetapi juga dipengaruhi
oleh arus masuk ke motor, hambatan, torsi, dan EMF balik putaran. Kondisi motor juga
memainkan peran penting, sehingga penting untuk memastikan motor tetap berfungsi secara
optimal.
14. Aplikasi motor DC sering digunakan dalam sistem propulsi, pompa air tawar, sistem
kemudi, dan masih banyak lagi.
15. Berikut merupakan grafik losses besi mekanis terhadap RPM
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Pada grafik tersebut, terlihat bahwa perbandingan rugi besi mekanis dengan RPM berbanding
lurus. Saat torsi meningkat, RPM juga meningkat dan grafik menunjukkan hasil yang stabil.
Hubungan ini sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa nilai rugi besi mekanis dan RPM
berbanding lurus.
16. Berikut merupakan grafik efisiensi fungsi beban
Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan terbalik antara arus eksitasi
dan efisiensi. Ketika efisiensi tinggi, arus eksitasi cenderung menurun dan grafik
menunjukkan hasil yang stabil. Hal ini sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa
hubungan antara arus eksitasi dan efisiensi adalah berbanding terbalik.
5.2 Saran
Untuk kedepannya agar selalu memperhatikan alat-alat praktikum
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
BAB V
KESIMPULAN
(Adin Alfurrohmat_5019211120)
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan perhitungan yang telah selesai dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Untuk mengestimasi kerugian besi mekanik saat motor DC dioperasikan tanpa beban,
dapat digunakan rumus berikut ini.
𝑊𝑏 + 𝑊𝑚 = 20% × 𝑃𝑖𝑛
2. Untuk mengetahui seberapa efisien motor DC dari daya output saat beban penuh, kita
dapat menggunakan persamaan berikut.
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛
3. Untuk mengetahui besar torsi pada motor pada beban tertentu, kita dapat
menggunakan persamaan berikut ini.
𝐸𝑎 𝑥 𝐼𝑎
𝜏= 𝑥 100%
2𝜋 𝑥 (𝑅𝑃𝑀)
60
4. Dalam situasi tertentu, informasi mengenai putaran motor atau RPM dapat diperoleh
dengan menggunakan tachometer. Prosesnya dilakukan dengan menembakkan sinar
laser ke pusat poros motor yang ditandai dengan warna putih. Setelah itu, nilai RPM
akan terlihat pada layar display yang ada di tachometer.
5. Kita dapat menggunakan rumus berikut untuk menghitung daya motor saat beban
tertentu.
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝐿
Sedangkan untuk memperoleh daya keluar dapat digunakan persamaan berikut.
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑖𝑛 𝑥 𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
6. Kita dapat menggunakan rumus berikut untuk mengetahui nilai efisiensi motor.
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛
Lalu, didapatkan nilai efisiensi dibandingkan dengan arus eksitasi pada motor,
didapatkan grafik berikut.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Berbeban naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Berbeban turun
8. Untuk memperoleh kerugian daya motor dapat digunakan persamaan rugi tembaga
berikut.
𝑊𝐶𝑢 = (𝐼𝑎2 𝑥𝑅𝑎 ) + (𝐼𝑓2 𝑥𝑅𝑓 )
9. Ada dua jenis rectifier, yaitu half-wave dan full-wave. Rectifier berfungsi sebagai
penyearah yang mengubah arus AC menjadi DC. Berikut ini adalah diagram rectifier full-
wave.
Rectifier menggunakan Dioda yang hanya mengalirkan arus listrik ke satu arah dan
menghalangi arus listrik dari arah sebaliknya. Untuk rectifier full-wave di atas menggunakan
2 dioda.
10. Tahanan Shunt merujuk pada resistansi medan magnet yang hadir dalam stator (dikenal
sebagai Rsh), sedangkan tahanan jangkar merujuk pada resistansi yang terdapat dalam rotor
(Ra). Tahanan seri, di sisi lain, adalah hasil dari gabungan beberapa resistansi yang
dihubungkan secara berurutan (disebut sebagai Rs). Ini menggambarkan bagaimana resistansi
dalam sistem motor memiliki peran yang berbeda tergantung pada lokasinya di dalamnya,
yang pada gilirannya memengaruhi karakteristik operasionalnya.
11. Perbedaan mendasar antara motor AC dan motor DC terletak pada sumber daya yang
digunakan. Motor DC memanfaatkan arus searah untuk memutar rotor, sedangkan motor AC
menggunakan arus bolak-balik untuk menciptakan medan magnet yang diperlukan untuk
menggerakkan rotor. Ini mencerminkan prinsip dasar operasi keduanya yang merupakan
fondasi dari berbagai aplikasi teknologi motor.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
12. Arus eksitasi adalah aliran listrik yang digunakan untuk menstimulasi medan magnet
dalam generator atau motor, yang diperlukan untuk menghasilkan output yang diinginkan.
Pengaturan arus eksitasi ini memungkinkan pengendalian yang tepat terhadap daya yang
dihasilkan oleh generator atau torsi yang dihasilkan oleh motor, memberikan fleksibilitas
dalam pengoperasian sistem.
13. Kecepatan putaran (RPM) tidak hanya bergantung pada tegangan dan arus eksitasi, tetapi
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti arus yang masuk ke motor, hambatan, torsi, dan
EMF balik putaran. Selain itu, kondisi keseluruhan motor juga memiliki dampak yang
signifikan terhadap performanya, oleh karena itu, pemeliharaan yang teratur dan perawatan
optimal diperlukan untuk memastikan operasi yang efisien dan andal dari motor.
14. Motor DC sering digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk sistem propulsi, pompa air
tawar, dan sistem kemudi, karena kemampuannya untuk memberikan torsi yang stabil dan
kontrol yang baik. Kehadirannya dalam berbagai aplikasi teknologi menunjukkan keandalan
dan fleksibilitasnya dalam menangani berbagai kebutuhan industri dan komersial.
Berbeban Naik
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
Berbeban Turun
Pada grafik tersebut, terlihat bahwa perbandingan rugi besi mekanis dengan RPM berbanding
lurus. Saat torsi meningkat, RPM juga meningkat dan grafik menunjukkan hasil yang stabil.
Hubungan ini sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa nilai rugi besi mekanis dan RPM
berbanding lurus.
16. Berikut merupakan grafik efisiensi fungsi beban
Berbeban naik
Berbeban turun
Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan terbalik antara arus eksitasi
dan efisiensi. Ketika efisiensi tinggi, arus eksitasi cenderung menurun dan grafik
menunjukkan hasil yang stabil. Hal ini sesuai dengan rumus yang menyatakan bahwa
hubungan antara arus eksitasi dan efisiensi adalah berbanding terbalik.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, berikut merupakan beberapa saran yang perlu
untuk lebih diperhatikan. Diantaranya adalah:
1. Semogaa peralatan di LAB MEAS bisa diperbarui sehingga kegiatan praktikum
akan lebih aman dan nyaman
2. Penulisan untuk Bab 5 terlalu kebanyakan, harusnnya sudah cukup di BAB 4 Saja
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
DAFTAR PUSTAKA
Eslami, A., 2018. A three-phase comprehensive methodology to analyze short circuits, open
circuits and internal faults of transformers based on the compensation
theorem. International Journal of Electrical Power & Energy Systems, 96, pp.238-
252.
Khushalani, S., Solanki, J. and Schulz, N., 2007. Development of Three-Phase Unbalanced
Power Flow Using PV and PQ Models for Distributed Generation and Study of the
Impact of DG Models. IEEE Transactions on Power Systems, 22(3), pp.1019-1025.
Penido, D., de Araujo, L. and de Carvalho Filho, M., 2016. An enhanced tool for fault analysis
in multiphase electrical systems. International Journal of Electrical Power & Energy
Systems, 75, pp.215-225.
LABORATORIUM LISTRIK KAPAL DAN OTOMATISASI
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA Lt. 3, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext. 28
Fax. 031 599 4757
Email. itsmeaslaboratory@gmail.com
LAMPRAN
Lampiran 1. Tabel pengamatan
Lampiran 2. Foto simulasi (jika ada)