Anda di halaman 1dari 12

KONSEP RULE OF LAW DI INDONESIA

KEWARGANEGARAAN
DOSEN
Annisa Fitria, Dr.,SH,MH,M.Kn

Disusun oleh Kelompok 5;

Hiba Saputra (41522010176)


Syamil (41522010)
Kaka Irsyad (41522010)
-

Program Studi Informatika


Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Mercubuana
Jakarta Barat
2024
DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG.........................................................................................................................3
RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................................4
1.1 Konsep Rule of Law di Indonesia..........................................................................................4
1.2 Tantangan dalam Mewujudkan Rule of Law.........................................................................4
1.3 Dampak Implementasi Rule of Law......................................................................................4
1.4 Peran Lembaga-Lembaga Hukum Independen......................................................................4
1.5 Keterlibatan Masyarakat Sipil................................................................................................4
ANALISIS PERMASALAHAN.........................................................................................................4
2.1 Konsep Rule of Law.............................................................................................................4
2.2 Tantangan dalam Mewujudkan Rule of Law....................................................................5
2.3 Dampak Implementasi Rule of Law...................................................................................6
2.4 Peran Lembaga-Lembaga Hukum Independen................................................................7
2.5 Keterlibatan Masyarakat Sipil...........................................................................................8
STUDI KASUS....................................................................................................................................9
PENUTUP..........................................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................11
3.2 SARAN...............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12

ii
LATAR BELAKANG

Prinsip rule of law memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas dan keadilan dalam
suatu masyarakat. Konsep ini menegaskan bahwa hukum harus menjadi pondasi utama bagi
tatanan sosial dan politik sebuah negara, di mana setiap individu, termasuk pemerintah,
tunduk pada hukum yang sama. Konsep negara hukum yang berdasarkan pemikiran
Aristoteles yang diistilahkan sebagai Rule of Law menjadi salah satu konsep yang digunakan
oleh banyak negara sebagai dasar penyelenggaraan negara yang baik didasarkan pada
peraturan (hukum) yang baik (Muhammad Shidiq et al., 2024) . Rule of law bukan hanya
sekedar tentang keberadaan hukum, tetapi juga tentang kepastian hukum, penegakan hukum
yang adil, serta akses yang merata terhadap sistem peradilan.

Dalam konteks Indonesia, implementasi rule of law telah menjadi fokus penting sejak era
reformasi pada tahun 1998. Langkah-langkah telah diambil untuk memperkuat lembaga-
lembaga hukum independen, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Komisi
Yudisial, serta untuk meningkatkan akses terhadap keadilan bagi semua warga negara.
Meskipun demikian, masih terdapat tantangan yang perlu diatasi, seperti korupsi,
ketidaksetaraan akses terhadap keadilan, dan kepatuhan terhadap hukum yang masih
bermasalah.

Sejarah Indonesia telah melalui berbagai fase penting yang membentuk landasan bagi
penerapan prinsip rule of law. Dari masa kolonialisme hingga kemerdekaan, Indonesia telah
mengalami perubahan politik, sosial, dan ekonomi yang mempengaruhi perkembangan
tatanan hukum di negara ini.

Setelah meraih kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia mengalami berbagai tantangan
dalam membangun sistem hukum yang adil dan efektif. Meskipun konstitusi yang
berlandaskan pancasila telah diberlakukan, implementasi rule of law masih dihadapkan pada
berbagai kendala, seperti korupsi, kelemahan dalam sistem peradilan, dan perlindungan hak
asasi manusia yang belum optimal.

Era reformasi pada tahun 1998 membawa harapan baru bagi penguatan rule of law di
Indonesia. Pembentukan lembaga-lembaga hukum independen dan reformasi dalam sistem
peradilan menjadi langkah penting dalam mewujudkan prinsip ini. Namun, tantangan dalam
mendorong kepatuhan terhadap hukum dan memastikan akses terhadap keadilan masih
menjadi fokus utama dalam agenda reformasi hukum di Indonesia.

3
Dengan pemahaman yang mendalam tentang latar belakang sejarah dan perkembangan rule
of law di Indonesia, langkah-langkah selanjutnya dapat dirumuskan untuk memperkuat
implementasi prinsip ini demi menciptakan masyarakat yang lebih adil, berkeadilan, dan
berbudaya hukum.

RUMUSAN MASALAH

1.1 Konsep Rule of Law di Indonesia


1.2 Tantangan dalam Mewujudkan Rule of Law
1.3 Dampak Implementasi Rule of Law
1.4 Peran Lembaga-Lembaga Hukum Independen
1.5 Keterlibatan Masyarakat Sipil

ANALISIS PERMASALAHAN

2.1 Konsep Rule of Law

Konsep rule of law di Indonesia, yang mencakup kepastian hukum, kesetaraan di


hadapan hukum, dan keterbukaan pemerintahan, tercermin dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Prinsip-prinsip ini
menjadi landasan utama dalam sistem hukum Indonesia, yang menjamin bahwa setiap
individu, lembaga, dan otoritas di negara ini harus tunduk pada hukum yang sama dan
adil. Adapun konsep Rule of Law adalah konsep negara hukum yang dianut oleh
negara-negara Anglo Saxion. Konsep ini dipelopori oleh A.V. Dicey. Konsep tersebut
menekankan tiga tolok ukur atau unsur utama, yakni 1) supremasi hukum atau
supremacy of law, 2) persamaan di hadapan hukum atau equality of law, 3) konstitusi
yang didasarkan atas Hak Asasi Manusia (Rokilah, 2020).

Selain itu, prinsip-prinsip tersebut juga diatur dalam undang-undang lainnya, seperti
Undang-Undang No. 16 Tahun 2011 tentang Pengaturan Peraturan Perundang-
Undangan (UU PPUP), yang mengatur tata cara pembentukan peraturan perundang-
undangan. Negara hukum Indonesia berdasarkan Pasal 28I ayat (5) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan negara hukum yang
demokratis, artinya negara hukum Indonesia memadukan antara konsep rechtstaat dan
konsep rule of law (Widayati, 2022).

4
Dengan demikian, keberadaan UU tersebut tidak hanya menegaskan komitmen
Indonesia dalam menjunjung tinggi rule of law, tetapi juga memberikan landasan
yang kuat bagi pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut secara konsisten dan merata di
seluruh aspek kehidupan masyarakat. UU PPUP, sebagai contoh, menetapkan
prosedur yang harus diikuti dalam pembentukan peraturan perundang-undangan,
termasuk prinsip-prinsip transparansi, partisipasi publik, dan akuntabilitas, yang
penting untuk menjaga integritas dan kredibilitas sistem hukum.

Melalui mekanisme yang ditetapkan dalam UU PPUP, Indonesia berupaya untuk


memastikan bahwa proses pembentukan perundang-undangan dilakukan dengan
transparan, partisipatif, dan akuntabel. Hal ini menciptakan fondasi yang kokoh untuk
penerapan rule of law yang efektif dan inklusif di Indonesia. Dengan adanya
ketentuan-ketentuan tersebut, diharapkan bahwa keputusan-keputusan yang diambil
oleh pemerintah akan lebih terukur, adil, dan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat.

Namun demikian, meskipun kerangka hukum tersebut telah ada, implementasi yang
efektif dari prinsip-prinsip rule of law tetap menjadi tantangan. Diperlukan komitmen
dan kerjasama yang kuat dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga hukum
independen, dan masyarakat sipil, untuk memastikan bahwa rule of law tidak hanya
menjadi slogan, tetapi benar-benar diterapkan dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Hanya dengan demikian, Indonesia dapat mencapai sistem hukum yang adil,
transparan, dan dapat dipercaya, yang merupakan prasyarat penting bagi terwujudnya
masyarakat yang berkeadilan dan beradab.

2.2 Tantangan dalam Mewujudkan Rule of Law

Tantangan utama dalam mewujudkan rule of law di Indonesia meliputi masalah


korupsi, ketidaksetaraan akses terhadap keadilan, dan rendahnya kepatuhan terhadap
hukum. Masalah korupsi menjadi hambatan serius dalam memastikan
keberlangsungan rule of law, mengingat dampaknya yang merusak pada institusi
hukum dan kesejahteraan masyarakat secara umum. Korupsi tidak hanya merugikan
secara ekonomi, tetapi juga menggerus kepercayaan masyarakat terhadap lembaga
negara dan menghambat pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, ketidaksetaraan
akses terhadap keadilan mengakibatkan sebagian masyarakat sulit untuk memperoleh
perlindungan hukum yang layak, terutama bagi mereka yang berada di daerah
5
terpencil atau berpendapatan rendah. Hal ini menciptakan kesenjangan dalam akses
terhadap keadilan, di mana orang-orang dengan kekayaan dan akses yang lebih besar
memiliki kesempatan yang lebih baik untuk memperoleh perlindungan hukum
dibandingkan dengan mereka yang kurang beruntung.

Rendahnya tingkat kesadaran hukum di kalangan masyarakat juga menjadi kendala,


karena pemahaman yang kurang tentang hak dan kewajiban hukum dapat
menghambat partisipasi dalam sistem hukum. Banyak masyarakat yang tidak
memahami hak-hak mereka atau cara mengakses sistem hukum, sehingga rentan
menjadi korban ketidakadilan. Integritas sistem hukum yang rendah dan tingkat
kepatuhan terhadap hukum yang kurang konsisten menjadi tantangan serius,
mengingat hal ini dapat menggerus kepercayaan publik terhadap keadilan sistem
hukum. Kasus-kasus penegakan hukum yang tidak transparan atau adil seringkali
menimbulkan keraguan terhadap keefektifan dan keadilan sistem hukum secara
keseluruhan.

Di samping itu, adanya tumpang tindih regulasi dan kelemahan dalam penegakan
hukum di tingkat pemerintahan daerah semakin mempersulit implementasi rule of law
secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menciptakan ketidakpastian
hukum dan kesenjangan dalam perlakuan hukum antara satu daerah dengan daerah
lainnya. Kondisi ini juga dapat memicu ketidakpuasan masyarakat terhadap
pemerintah dan lembaga hukum, serta menurunkan kepercayaan mereka terhadap
sistem hukum secara keseluruhan.

Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mengatasi
tantangan-tantangan ini dan memperkuat rule of law sebagai landasan utama dalam
tatanan hukum Indonesia. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret
untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas lembaga-lembaga
penegakan hukum. Sementara itu, masyarakat sipil dan media juga perlu berperan
aktif dalam mengawasi kinerja pemerintah dan lembaga hukum, serta menyuarakan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat terkait dengan penegakan hukum yang adil dan
transparan. Dengan kerjasama yang erat antara pemerintah, lembaga hukum
independen, dan masyarakat sipil, diharapkan Indonesia dapat mengatasi tantangan-
tantangan ini dan mencapai sistem hukum yang lebih kuat, adil, dan berkeadilan untuk
semua warga negara.

6
2.3 Dampak Implementasi Rule of Law

Implementasi rule of law memiliki dampak yang signifikan terhadap tatanan hukum
dan keadilan di Indonesia, karena prinsip-prinsip ini menjadi landasan bagi berbagai
aspek kehidupan masyarakat. Prinsip-prinsip tersebut tidak hanya menyangkut
kepastian hukum, kesetaraan di hadapan hukum, dan keterbukaan pemerintahan,
tetapi juga mencakup perlindungan hak asasi manusia dan pengaturan tata kelola
pemerintahan. Sebagai dasar bagi penyelenggaraan negara yang baik dan adil, prinsip-
prinsip rule of law tercermin dalam undang-undang yang mengatur berbagai hal
tersebut.

Sebagai contoh konkret, Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU KPK) memberikan landasan hukum bagi
tugas KPK dalam menegakkan hukum dan memerangi korupsi, sebuah permasalahan
yang merajalela di Indonesia. Melalui implementasi yang efektif dari undang-undang
tersebut, KPK dapat meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan dengan
mengurangi praktik korupsi dan memperkuat penegakan hukum di Indonesia.

Dengan demikian, implementasi rule of law yang kokoh tidak hanya mendukung
keberlangsungan sistem hukum yang adil, tetapi juga memperkuat integritas dan
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga hukum. Penegakan hukum yang
konsisten dan transparan memperkuat keyakinan masyarakat bahwa setiap orang,
tanpa pandang bulu, akan dihukum jika melanggar hukum. Ini juga mendorong
pemerintah dan lembaga hukum untuk bertindak secara profesional dan tidak
memihak.

Oleh karena itu, penting untuk terus memperkuat implementasi rule of law melalui
upaya-upaya yang komprehensif dan berkelanjutan. Hal ini mencakup peningkatan
kapasitas lembaga penegak hukum, perbaikan sistem peradilan, dan peningkatan
kesadaran hukum di kalangan masyarakat. Dengan menciptakan lingkungan hukum
yang kondusif bagi perkembangan yang berkelanjutan, Indonesia dapat memastikan
bahwa keadilan dan kebenaran dapat diakses oleh semua warga negara, tanpa
terkecuali.

7
2.4 Peran Lembaga-Lembaga Hukum Independen

Lembaga-lembaga hukum independen, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)


dan Komisi Yudisial, memainkan peran yang sangat penting dalam menegakkan rule
of law di Indonesia. Keberadaan mereka tidak hanya membantu mengawasi dan
menegakkan keadilan, tetapi juga memberikan jaminan akan adanya kontrol yang
independen terhadap kekuasaan pemerintah. Meskipun demikian, lembaga-lembaga
ini sering kali dihadapkan pada tantangan berat yang mengancam independensinya.

Salah satu tantangan utama adalah upaya untuk melemahkan independensi lembaga-
lembaga ini. Beberapa pihak yang tidak setuju dengan aktivitas pemberantasan
korupsi atau ingin menghindari pengawasan ketat atas kegiatan mereka dapat
melakukan upaya untuk menghalangi atau mengurangi kewenangan mereka. Selain
itu, intervensi politik yang mempengaruhi kinerja lembaga-lembaga ini juga
merupakan ancaman serius terhadap rule of law di Indonesia.

Oleh karena itu, perlindungan dan penguatan lembaga-lembaga ini menjadi sangat
penting dalam memastikan keberlangsungan rule of law di Indonesia. Diperlukan
langkah-langkah konkret untuk meningkatkan independensi lembaga-lembaga hukum
ini, termasuk peningkatan keamanan posisi mereka dari tekanan politik atau intervensi
eksternal yang tidak semestinya.

Penguatan kerja sama antarlembaga dan komitmen pemerintah dalam mendukung


independensi lembaga-lembaga ini akan menjadi kunci keberhasilan dalam penegakan
rule of law di Indonesia. Pemerintah harus berperan aktif dalam memberikan
dukungan dan perlindungan terhadap lembaga-lembaga ini, serta memastikan bahwa
keputusan-keputusan yang mereka ambil didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan dan
kebenaran. Berdasarkan hasil survey yang dirilis Indonesian Political Opinion (IPO)
pada bulan Oktober 2020 tingkat ketidak puasan masyarakat terhadap hukum
mencapai 64% tertinggi pada bidang lain. Performa pemberantasan korupsi menjadi
penyumbang terbesar buruknya penegakan hukum. Beberapa faktor yang
mempengaruhi penilaian publik, diantaranya adalah pemberantasan korupsi 62%
(Fadhlin et al., 2021).

Diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat


sipil, dan lembaga-lembaga internasional, untuk memastikan bahwa lembaga-lembaga
hukum independen tetap kuat dan mampu menjalankan tugasnya secara efektif tanpa

8
adanya tekanan politik atau intervensi yang tidak semestinya. Hanya dengan
demikian, rule of law dapat dijunjung tinggi sebagai prinsip utama dalam sistem
hukum Indonesia, dan keadilan dapat dijamin bagi semua warga negara.

2.5 Keterlibatan Masyarakat Sipil

Keterlibatan aktif masyarakat sipil, melalui organisasi non-pemerintah, aktivis hak


asasi manusia, dan media, menjadi faktor penting dalam memperkuat implementasi
rule of law di Indonesia. Peran mereka sangat signifikan karena mereka berfungsi
sebagai penjaga keadilan dan penegak kebenaran dalam masyarakat. Dengan
mengawasi kinerja pemerintah, mereka memastikan bahwa kekuasaan tidak
disalahgunakan dan mendorong akuntabilitas institusi publik.

Selain itu, masyarakat sipil juga memiliki peran penting dalam meningkatkan
kesadaran hukum di kalangan masyarakat. Mereka memberikan edukasi dan informasi
tentang hak dan kewajiban hukum yang dimiliki oleh setiap individu, sehingga
memberikan kontribusi besar dalam memperkuat kesadaran hukum di masyarakat.

Dengan demikian, keterlibatan aktif masyarakat sipil menjadi salah satu kunci
keberhasilan dalam mewujudkan rule of law yang efektif dan inklusif di Indonesia.
Masyarakat sipil berperan sebagai garda terdepan dalam memastikan bahwa prinsip-
prinsip rule of law dijalankan secara adil dan merata di semua lapisan masyarakat.

Selain itu, penguatan kerja sama antara pemerintah, lembaga hukum independen, dan
masyarakat sipil juga penting dalam memperkuat rule of law. Kerja sama yang baik
antara berbagai pihak akan memungkinkan adanya koordinasi yang efektif dalam
upaya penegakan hukum dan peningkatan akses terhadap keadilan bagi semua warga
negara.

Masyarakat sipil memiliki peran yang krusial dalam memberikan dukungan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan rule of law. Mereka memiliki kekuatan untuk
mendesak pemerintah untuk melakukan reformasi dan memperbaiki sistem hukum
yang ada. Dengan demikian, keterlibatan aktif masyarakat sipil akan memperkuat
implementasi rule of law dan menjaga integritas sistem hukum di Indonesia.

Hal ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan yang berkelanjutan
dan masyarakat yang adil serta sejahtera. Dengan demikian, peran masyarakat sipil
dalam memperkuat implementasi rule of law tidak dapat diabaikan, dan kerja sama

9
antara pemerintah, lembaga hukum independen, dan masyarakat sipil menjadi kunci
keberhasilan dalam menjaga prinsip-prinsip rule of law di Indonesia.

STUDI KASUS

Penangkapan Pejabat Tinggi Terkait Kasus Korupsi di Indonesia

Pada tahun 2019, terjadi penangkapan seorang pejabat tinggi di Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) terkait dugaan kasus korupsi dalam pemberian izin ekspor benih lobster.
Pejabat tersebut diduga menerima suap agar memberikan izin ekspor yang melanggar aturan
dan merugikan keberlangsungan sumber daya laut Indonesia. Penangkapan ini dilakukan oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), lembaga penegak hukum independen di Indonesia.

Penangkapan tersebut menjadi sorotan publik yang luas dan menimbulkan diskusi tentang
pentingnya rule of law dalam sistem hukum Indonesia. Rule of law memastikan bahwa setiap
orang, termasuk pejabat pemerintah, tunduk pada hukum yang sama tanpa pandang bulu.
Dalam konteks kasus ini, penegakan hukum terhadap pejabat pemerintah yang terlibat dalam
kasus korupsi menunjukkan bahwa tidak ada kekebalan atas tindakan korupsi, sesuai dengan
prinsip-prinsip rule of law.

Kaitannya dengan rule of law sangat erat, karena penegakan hukum yang adil dan transparan
merupakan salah satu pilar utama dari konsep tersebut. Dengan menindak pelaku korupsi,
pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjaga integritas sistem hukum dan
memastikan bahwa keadilan dapat ditegakkan bagi semua warga negara.

Kasus ini juga memperkuat pentingnya lembaga penegak hukum independen, seperti KPK,
dalam menegakkan rule of law di Indonesia. KPK berhasil bertindak tanpa adanya intervensi
politik, sehingga memastikan bahwa penegakan hukum dilakukan secara adil dan tidak
memihak.

Dengan demikian, studi kasus ini menunjukkan bahwa penegakan rule of law melalui
penindakan terhadap kasus korupsi adalah langkah penting dalam memperkuat sistem hukum
Indonesia. Melalui tindakan-tindakan ini, Indonesia dapat membuktikan komitmennya dalam
menjaga integritas lembaga negara dan memastikan bahwa keadilan dapat ditegakkan bagi
semua warga negara, sesuai dengan prinsip-prinsip rule of law.

Selain itu, penanganan kasus korupsi ini juga memberikan dampak yang positif dalam
mengubah persepsi masyarakat terhadap keadilan dan keberlanjutan hukum di Indonesia.

10
Kepedulian pemerintah terhadap kasus-kasus korupsi menunjukkan bahwa tidak ada yang
dikecualikan dari pertanggungjawaban hukum, bahkan untuk pejabat tinggi sekalipun. Hal ini
dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penegak hukum dan
memberikan dorongan bagi pemerintah untuk terus memperkuat upaya pemberantasan
korupsi.

Namun, walaupun penangkapan pejabat tinggi ini merupakan langkah positif, masih ada
tantangan yang harus dihadapi dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Salah satunya
adalah memastikan bahwa proses hukum berjalan secara adil dan transparan tanpa adanya
intervensi politik atau tekanan dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu. Oleh
karena itu, langkah-langkah reformasi lebih lanjut dalam memperkuat independensi lembaga
penegak hukum, seperti KPK, masih diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dalam
pemberantasan korupsi dan penegakan rule of law di Indonesia.

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Tantangan besar menghadang Indonesia dalam upaya mewujudkan rule of law, dengan
korupsi, ketidaksetaraan akses terhadap keadilan, dan rendahnya kepatuhan terhadap
hukum sebagai halangan utama. Meski demikian, komitmen terhadap prinsip-prinsip rule
of law tercermin dalam undang-undang yang ada, menunjukkan tekad untuk membangun
sistem hukum yang adil bagi semua. Peran lembaga hukum independen, seperti KPK dan
Komisi Yudisial, serta keterlibatan aktif masyarakat sipil, menjadi kunci dalam
memperkuat implementasi rule of law. Dalam konteks ini, perlindungan terhadap
independensi lembaga-lembaga tersebut dan peningkatan partisipasi masyarakat sipil
menjadi urgensi. Selain itu, reformasi sistem hukum harus diprioritaskan untuk
meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan keadilan. Hanya dengan komitmen yang
kuat dan kerjasama yang erat antara pemerintah, lembaga hukum, dan masyarakat sipil,
Indonesia dapat mengatasi tantangan dan memastikan keberlangsungan rule of law
sebagai prinsip utama dalam sistem hukumnya.

3.2 SARAN

1 Pemerintah perlu meningkatkan perlindungan terhadap independensi lembaga hukum


independen, seperti KPK dan Komisi Yudisial, serta menghindari intervensi politik
yang dapat melemahkan kinerja mereka.

11
2 Dukungan pemerintah terhadap partisipasi aktif masyarakat sipil dalam pengawasan
pemerintah dan peningkatan kesadaran hukum perlu ditingkatkan melalui insentif dan
dukungan kelembagaan.
3 Reformasi sistem hukum harus menjadi agenda utama, dengan fokus pada
peningkatan transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam proses hukum.
4 Kerjasama antara pemerintah, lembaga hukum independen, dan masyarakat sipil harus
diperkuat melalui dialog terbuka dan kemitraan yang inklusif untuk mencapai tujuan
bersama dalam memperkuat rule of law di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Fadhlin, ||, Candra, A., Jahra, F., || S., Penegak, P., Candra, F. A., & Sinaga, F. J. (2021). Peran Penegak
Hukum dalam Penegakan Hukum di Indonesia. In Edu Society: Jurnal Pendidikan, Ilmu Sosial, dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (Vol. 1).

Muhammad Shidiq, R., Faisal, R., & Alvi Pratama Fakultas Hukum, M. (2024). Rule Of Law dan
Perubahan Hukum Menurut Aristoteles. Praxis: Jurnal Filsafat Terapan, 1(2), 1–25.
https://doi.org/10.11111/praxis.xxxxxxx
Rokilah, R. (2020). Dinamika Negara Hukum Indonesia: Antara Rechtsstaat dan Rule Of Law.
Nurani Hukum, 2(1), 12. https://doi.org/10.51825/nhk.v2i1.8167
Widayati, W. (2022). Penegakan Hukum Dalam Negara Hukum Indonesia yang Demokratis.
PLEDOI (Jurnal Hukum Dan Keadilan), 1(1), 19–31. https://doi.org/10.56721/pledoi.v1i1.28

12

Anda mungkin juga menyukai