2023
2023
FS
1
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
1. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional ...................................29
2. Kantor Pertanahan ..........................................................................29
BAB III PELAKSANAAN PENATAAN AKSES REFORMA AGRARIA .......30
A. Direktorat Pemberdayaan Tanah Masyarakat ...............................30
1. Penyusunan Petunjuk Teknis ..........................................................30
2. Pengembangan Model Pemberdayaan Tanah Masyarakat ................31
B. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional .................................31
1. Pengumpulan Bahan dan Penyusunan Konsep Kegiatan .................32
2. Bimbingan Teknis Pemberdayaan Tanah Masyarakat ......................36
3. Tabulasi Data Penerima Akses Reforma Agraria ..............................36
C. Kantor Pertanahan .......................................................................39
1. Penetapan Lokasi ............................................................................39
2. Penyuluhan dalam Rangka Penanganan Akses Reforma Agraria .....45
3. Pemetaan Sosial ..............................................................................47
4. Penyusunan Model Reforma Agraria ................................................54
5. Penyusunan Data Penerima Akses Reforma Agraria ........................78
D. Mitigasi Risiko .............................................................................78
1. Mitigasi Risiko pada tahapan Penentuan Lokasi ..............................79
2. Mitigasi Risiko pada tahapan Pemilihan Subjek ..............................79
3. Mitigasi Risiko pada tahapan Pemilihan Objek ................................79
4. Mitigasi Risiko pada tahapan kualitas hasil pemetaan sosial ..........80
5. Mitigasi Risiko pada tahapan Penyusunan Model ............................80
6. Mitigasi Risiko pada tahapan Kontrol Kualitas Tenaga Pendukung
(Field Staff) Akses ............................................................................81
BAB IV PELAKSANAAN ANGGARAN, PENGUKURAN KINERJA DAN
MEKANISME PELAPORAN KEGIATAN PENANGANAN AKSES
REFORMA AGRARIA ..................................................................82
A. Pelaksanaan Anggaran ..................................................................82
1. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional ...................................82
2. Kantor Pertanahan ..........................................................................87
B. Mekanisme Pelaporan ...................................................................90
1. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional ...................................90
2. Kantor Pertanahan ..........................................................................91
BAB V SISTEM INFORMASI PEMBERDAYAAN TANAH MASYARAKAT 92
A. Gambaran Umum ...............................................................................92
B. Sistem Informasi Pemberdayaan Tanah Masyarakat ...........................92
iv
1. Sistem Informasi Pemberdayaan Tanah Masyarakat berbasis
Website ............................................................................................92
2. Sistem Informasi Pemberdayaan Tanah Masyarakat
berbasis mobile ................................................................................93
C. Tampilan Sistem Informasi Pemberdayaan Tanah Masyarakat .....94
1. Tampilan Dashboard .......................................................................94
2. Tampilan Peta Spasial .....................................................................95
3. Tampilan Entri Data Pemberdayaan Tanah Masyarakat ..................96
4. Tampilan Laporan ...........................................................................98
5. Tampilan Dashboard Mobile ............................................................98
6. Tampilan Peta Mobile ......................................................................99
7. Tampilan Pemetaan Sosial...............................................................99
8. Tampilan Input CPCL ....................................................................100
BAB VI PENUTUP.............................................................................100
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Tugas negara untuk melaksanakan amanat pengaturan dan
pengelolaan agraria yang bertujuan meningkatkan sebesar-besar
kemakmuran rakyat, sesuai dengan TAP MPR Nomor IX/MPR/2001
tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam.
Untuk menjalankan amanat tersebut, diterbitkan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria
untuk melaksanakan asset reform (Penataan Aset) dan access reform
(Penataan Akses).
Penataan Aset adalah penataan kembali penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah dalam rangka
menciptakan keadilan di bidang penguasaan dan pemilikan tanah.
Sementara itu, Penataan Akses adalah pemberian kesempatan akses
permodalan maupun bantuan lain dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan yang berbasis pada pemanfaatan tanah, yang disebut
juga pemberdayaan masyarakat.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Agraria/Pertanahan Dan Tata Ruang berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang,
dan Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional hadir dan berkomitmen mewujudkan tanah
untuk keadilan ruang hidup bagi rakyat, menjamin kepastian hukum
hak atas tanah serta menjadikan tanah sebagai sumber kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat.
Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia
sebagaimana Visi Indonesia 2045, yaitu terwujudnya masyarakat
Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Visi tersebut dapat
dicapai melalui percepatan pembangunan diberbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh,
berlandaskan keunggulan kompetitif diberbagai wilayah yang didukung
oleh sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing.
2
Visi Indonesia 2045 termuat dalam pilar kedua dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) IV tahun 2020-
2024, merupakan amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025, yaitu kesejahteraan masyarakat yang
terus meningkat.
Untuk mewujudkan Visi Indonesia 2045 disusun Rencana
Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, dalam rangka mewujudkan Visi Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, yaitu Pengelolaan Ruang dan
Pertanahan yang terpercaya dan berstandar dunia. Direktorat
Pemberdayaan Tanah Masyarakat dalam program kerjanya,
berpedoman pada Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional 2020-2024, yang tercantum pada
tujuan ke-1 yaitu menyelenggarakan pengelolaan pertanahan untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat, dengan sasaran strategis yaitu
penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah, yang
berkepastian hukum dan produktif serta indikator kinerja Peningkatan
Pendapatan Per Kapita Penerima Reforma Agraria.
Sejalan dengan RPJMN IV tahun 2020-2024 dan Rencana
Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional 2020-2024, serta Peraturan Presiden Nomor 111 tahun 2022
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,
Direktorat Pemberdayaan Tanah Masyarakat melakukan program
kerjanya melalui kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria (PARA).
Kegiatan tersebut dilakukan dan didesain untuk mencapai target
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development
Goals (SDGs). Tujuan tersebut merupakan agenda global yang berisi 17
tujuan dan 169 target meliputi tiga dimensi, mulai dari lingkungan,
sosial, dan ekonomi yang diwujudkan pada kegiatan PARA tahun 2023.
Untuk mendukung tujuan SDGs yang bersinggungan dengan
Direktorat Pemberdayaan Tanah Masyarakat yang memiliki hubungan
dengan tujuan pembangunan berkelanjutan antara lain: (1) Tanpa
3
kemiskinan melalui model akses kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain baik sumber daya alam, teknologi baru
dan keuangan mikro; (2) Tanpa kelaparan, melalui kegiatan yang
menitikberatkan pada sektor pertanian untuk mengakhiri kelaparan,
melalui penanganan akses mencapai ketahanan pangan dan nutrisi
yang lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan; (5)
Kesetaraan gender, melalui kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria tanpa membedakan gender dan memberikan hak yang sama
bagi perempuan, terhadap sumber-sumber ekonomi maupun fasilitasi
akses terhadap kepemilikan tanah; (8) Pekerjaan layak dan
pertumbuhan ekonomi, melalui fasilitasi peluang kerja dan usaha,
inovasi serta didukung pola kemitraan; (17) Kemitraan untuk mencapai
tujuan, untuk meningkatkan keterpaduan kebijakan untuk
pembangunan berkelanjutan dilakukan melalui Gugus Tugas Reforma
Agraria di tingkat pusat hingga daerah.
Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) memegang peranan
penting sebagai wadah koordinasi yang berada di tingkat pusat hingga
tingkat daerah (provinsi/kabupaten/kota) yang beranggotakan
instansi/lembaga lintas sektor sesuai amanat Peraturan Presiden
Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria. Peran GTRA dalam hal
Penataan Akses (access reform) diakomodasi melalui Satuan Tugas
Penataan Akses yang berfungsi untuk melaksanakan inventarisasi,
identifikasi, dan pengembangan rencana dan kegiatan pemberian
Penataan Akses bagi penerima TORA, serta berkoordinasi dengan
pihak-pihak internal maupun eksternal terkait penyelenggaraan
Reforma Agraria di tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kota.
4
Pemerintah telah menetapkan target Tanah Objek Reforma
Agraria (TORA) sebanyak 9 (sembilan) juta hektar, yang harus
ditindaklanjuti dengan Penataan Aset dan Penataan Akses. Kegiatan
Penataan Aset dilakukan untuk menjamin kepastian hukum hak atas
tanah melalui penerbitan sertipikat. Sertipikasi ini sebagai upaya
mewujudkan tertib hukum dan tertib administrasi pertanahan. Bidang
tanah tersebut menjadi aset yang hidup serta dapat menjadi modal
dasar bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan
memberikan akses ke sumber-sumber ekonomi (modal, usaha,
produksi, dan pasar).
Penanganan akses diimplementasikan dalam kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria yang dilaksanakan kepada pemilik
tanah yang tanahnya telah, belum atau sedang dilegalisasi
aset/disertipikatkan berprinsip pada partisipasi, kemandirian,
kewirausahaan, keadilan, kemakmuran, dan keberlanjutan. Proses
penanganan akses dilaksanakan dengan memperhatikan potensi,
kontribusi, dan kepentingan masyarakat serta kondisi daerah.
Dalam pelaksanaan Penanganan Akses Reforma Agraria
terdapat 3 (tiga) skema yang dapat digunakan yaitu:
1. Skema pertama (akses mengikuti aset) adalah kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria yang dilaksanakan setelah kegiatan Penataan
Aset dilaksanakan oleh Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional;
2. Skema kedua (akses diikuti aset) adalah kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria yang dilakukan sebelum kegiatan Penataan Aset
yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan kegiatan Penataan Aset oleh
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
3. Skema ketiga (akses dan aset dilaksanakan pada tahun yang sama)
adalah kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria yang
dilaksanakan pada tahun yang sama dengan kegiatan Penataan Aset
yang dilaksanakan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional.
5
Pada tahun 2023, Target kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Agraria tentang
Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional Tahun 2020–2024 sebagaimana digambarkan
pada peta infografis pada Lampiran 1. Berikut rekapitulasi target
kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria Tahun 2020 sampai
dengan 2024.
Tabel 1. Target Penanganan Akses Reforma Agraria (Access Reform) berdasarkan Rencana
Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Tahun 2020 - 2024.
Jumlah Kepala
Keluarga
334.358 120.975 101.368 399.508 388.758 1.344.967
Penerima Akses
RA
Jumlah Target
realisasi Kepala
115.400
Keluarga 57.034 122.758 129.600 114.900 539.692
(Indikatif)
Penerima Akses
RA
Sumber: Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 27 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun 2020 – 2024
6
dan Kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran
(tahun ketiga).
Berikut dijelaskan secara detail kegiatan Penataan Akses
Reforma Agraria.
B. Dasar Hukum
7
4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 106,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);
8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5068);
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2012 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5305);
12. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2022 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2022 Nomor 238);
8
13. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 172);
14. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
15. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 83);
16. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 84);
17. Peraturan Presiden Nomor 111 tahun 2022 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembar Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 180);
18. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2020 Nomor
985);
19. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
986);
20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 18 Tahun 2021 tentang
Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat Sekitar (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 499);
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 81
Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Tahun 2023 (Berita Negara Tahun 2022 Nomor
590);
9
22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.02/2022 tentang
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2023 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 494);
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 84
Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022 (Berita Negara Tahun
2022 Nomor 972);
24. Nota Kesepahaman antara Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan
Nomor: 37/SKB/XII/2017; Nomor: 593/9395/SJ; Nomor:
14/KB/M.KUKM/XI/2017; Nomor: 07/MoU/HK. 220/M/12/2017;
Nomor: 16/MEN-KP/KB/XII/2017 tanggal 27 November 2017
tentang Pemberdayaan Tanah Masyarakat bagi Pelaku Usaha Mikro
dan Kecil, Petani, Nelayan dan Pembudidaya Ikan;
25. Perjanjian Kerja Sama Antara Direktur Jenderal Hubungan Hukum
Keagrariaan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional dengan Direktur Jenderal Bina Pembangunan
Daerah Kementerian Dalam Negeri, Deputi Bidang Pembiayaan
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Direktur
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian,
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan
Perikanan dan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian
Kelautan dan Perikanan tentang Pelaksanaan Pemberdayaan Tanah
Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan,
dan Pembudidaya Ikan Nomor 29/SKB-
400/IV/2018,500/1738/Bangda/2018, 01/PKS/ Dep.2/
IV/2018,03/MoU/OT.160/B/04/018,01/PKS/DJPTKKP/IV/2018,
01/DJPB-KKP/PKS/IV /2018.
10
C. Definisi
1. Fasilitasi
3. Pemberdayaan
4. Pemberdayaan Masyarakat
11
sumberdaya melalui penetapan kebijakan serta program yang
sesuai dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
6. Penanganan
9. Rekapitulasi Data
12
10. Pendampingan
2. Tujuan
1
Direktorat Bantuan Sosial, Pedoman Pendamping Pada Rumah Perlindungan dan trauma
center, (Jakarta: Departemen Sosial, 2007), hlm. 4.
13
b. Memberikan arahan untuk membangun koordinasi di jajaran
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan dengan pemangku kepentingan di tingkat provinsi
dan kabupaten/kota dalam mendukung kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria.
E. Sistematika Penulisan
14
Akses Reforma Agraria Di Kantor Pertanahan
Bab ini menguraikan tentang kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria yang dilakukan di Kantor
Pertanahan, yang terdiri dari Penetapan Lokasi,
Penyuluhan dalam rangka Akses Reforma Agraria,
Pemetaan Sosial, Penyusunan Model Akses Reforma
Agraria, dan PenyusunanData Penerima Akses Reforma
Agraria. Pada bab ini juga menyampaikan mitigasi resiko
dalam pelaksanaan kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria.
Bab III Pelaksanaan Penataan Akses Reforma Agraria
Bab ini menguraikan tentang kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria yang dilakukan di Direktorat
Pemberdayaan Tanah Masyarakat, di Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan
sesuai dengan tahapan sebagaimana telah dikonsepkan
dan diatur dalam anggaran.
Bab IV Pelaksanaan Anggaran, Pengukuran Kinerja dan
Mekanisme Pelaporan Kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria
Pada bab ini diuraikan secara rinci mengenai sumber
pembiayaan Penanganan Akses Reforma Agraria,
tahapan dan output penanganan akses, pengukuran
kinerja dan mekanisme pelaporan di Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan.
Bab V Sistem Informasi Pemberdayaan Tanah Masyarakat
Pada bab ini terdiri dari uraian gambaran umum Sistem
Informasi Pemberdayaan Tanah Masyarakat beserta
tampilannya.
15
Bab VI Penutup
Berisikan penutup Petunjuk Teknis (JUKNIS) untuk
dipedomani dalam pelaksanaan Penanganan Akses
Reforma Agraria.
16
BAB II
1. Model
Model Pemberdayaan Tanah Masyarakat merupakan suatu
rangkaian pendekatan yang dipakai sebagai strategi intervensi
pemberdayaan berdasarkan olah data pemetaan sosial, olah data
permasalahan, olah data potensi, situasi dan arah kebutuhan yang
akan menjadi sasaran kegiatan Pemberdayaan Tanah Masyarakat.
Penyusunan model Pemberdayaan Tanah Masyarakat dibutuhkan
sebagai acuan dasar dalam menentukan kegiatan intervensi agar
lebih terarah, efektif, dan efisien sesuai dengan rekomendasi hasil
pemetaan sosial. Model Pemberdayaan Tanah Masyarakat yang
dapat dipilih pada pelaksanaan Penanganan Akses Reforma Agraria
antara lain:
a. Model Pertanian Korporasi
Dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2018 dijelaskan bahwa pengertian Korporasi
Petani adalah “Kelembagaan ekonomi petani berbadan hukum
berbentuk koperasi atau badan hukum lain dengan sebagian
besar kepemilikan modal dimiliki oleh petani”.
Sistem Pertanian Korporasi adalah salah satu formula
yang dapat diterapkan untuk mengatasi berbagai permasalahan
dalam sektor pertanian. Sistem ini diharapkan dapat
menciptakan kestabilan pertumbuhan sektor pertanian dalam
rangka menunjang pertumbuhan ekonomi dan mencapai
ketahanan pangan nasional.
17
b. Model Pertanian Terintegrasi (Integrated Farming)
Sistem Pertanian Terintegrasi (Integrated Farming System)
merupakan sistem pertanian dengan memanfaatkan keterkaitan
antara tanaman perkebunan/pangan hortikultura serta ternak
dan perikanan untuk mendapatkan agroekosistem yang
mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan
pelestarian sumberdaya alam. Integrated Farming System
merupakan sistem pertanian yang mengintegrasikan kegiatan
sub sektor pertanian, tanaman, ternak, ikan untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya (lahan,
manusia, dan faktor tumbuh lainnya), yang mendukung produksi
pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumberdaya
alam, serta kemandirian dan kesejahteraan petani secara
berkelanjutan.
Penerapan pertanian terpadu pada dasarnya adalah
mengoptimalkan pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang
ada sehingga, terjadi hubungan timbal balik secara langsung
antara lingkungan biotik dan abiotik dalam ekosistem lahan
pertanian dimana output dari salah satu budidaya menjadi input
kultur lainnya.
Prinsip keterpaduan dalam Integrated Farming System yang
harus diperhatikan, yaitu:
1) Agroekosistem yang berkeanekaragaman tinggi yang
memberi jaminan yang lebih tinggi bagi petani secara
berkelanjutan;
2) Diperlukan keanekaragaman fungsional yang dapat dicapai
dengan mengombinasikan spesies tanaman dan hewan yang
memiliki sifat saling melengkapi dan berhubungan dalam
interaksi sinergi secara positif, dan bukan hanya kestabilan
yang dapat diperbaiki, namun juga produktivitas sistem
pertanian dengan input yang lebih rendah;
18
3) Dalam menerapkan pertanian berkelanjutan diperlukan
dukungan sumberdaya manusia, pengetahuan, dan
teknologi, permodalan, hubungan produk dan konsumen,
serta masalah keseimbangan misi pertanian dalam
pembangunan;
4) Pemanfaatan keanekaragaman fungsional sampai pada
tingkat yang maksimal yang menghasilkan sistem pertanian
yang kompleks dan terpadu yang menggunakan sumberdaya
dan input yang ada secara optimal;
5) Menentukan kombinasi tanaman, hewan, dan input yang
mengarah pada produktivitas yang tinggi, keamanan
produksi serta konservasi sumberdaya yang relatif sesuai
dengan keterbatasan lahan, tenaga kerja, dan modal.
Integrated Farming System dapat meningkatkan
kemampuan para petani dalam memproduksi pupuk organik dan
kemudian dapat membudayakan pertanian organik. Pertanian
organik akan dapat menghasilkan produk pertanian dengan
kualitas tinggi dan higienis yang tidak terkontaminasi dengan
bahan kimia yang kurang baik bagi kesehatan. Konsep terapan
sistem pertanian terpadu akan menghasilkan F4, yang terdiri dari
Food, Feed, Fuel dan Fertilizer, dengan penjelasan sebagai
berikut:
1) Food (F1), Sumber pangan bagi manusia (beras, jagung,
kedelai, kacang-kacangan, jamur, sayuran, dll), produk
peternakan (daging, susu, telur, dll), produk budidaya ikan
air tawar (lele, mujair, nila, gurami, dll.) dan hasil
perkebunan (salak, pisang, kayu manis, sirsak, dll);
2) Feed (F2), Pakan ternak termasuk di dalamnya ruminasia
(sapi, kambing, kerbau, kelinci), ternak unggas (ayam, itik,
entok, angsa, burung dara, dll), pakan ikan budidaya air
tawar (ikan hias dan ikan konsumsi);
19
3) Fuel (F3), akan dihasilkan energi dalam berbagai bentuk
mulai energi panas (biogas) untuk kebutuhan
domestik/masak memasak, energi panas untuk industri
makanan di kawasan pedesaan juga untuk industri kecil.
Hasil akhir dari biogas adalah biofertilizer berupa pupuk
organik cair dan kompos;
4) Fertilizer (F4), Sisa produk pertanian melalui proses
dekomposer maupun pirolisis akan menghasilkan pupuk
kompos (organic fertilizer) dengan berbagai kandungan unsur
hara dan C-Organik yang relatif tinggi.
c. Model Urban Farming
Urban farming merupakan usaha pertanian di perkotaan
dengan memanfaatkan lahan-lahan terbuka yang ada di sekitar
masyarakat. Luas lahan yang digunakan rata-rata seluas 5-50
m2. Komoditas yang umum diusahakan adalah tanaman yang
berumur pendek seperti aneka sayuran daun, buah, tanaman
obat, serta tanaman hias.
Kementerian Pertanian mempunyai program Kampung
Hortikultura. Maksud dari istilah kampung ini adalah supaya
terkonsentrasi dan terfokus dimana program ini tidak hanya
menyasar pada lahan hamparan yang sudah ada, tetapi juga
petani dengan lahan sempit. Adapun konsep yang diusung
kampung hortikultura ini adalah One Village One Variety (OVOV)
dengan komoditas yang dikembangkan akan disesuaikan dengan
agroekosistemnya.
d. Model Kolaborasi Lintas Sektor
Model Kolaborasi Lintas Sektor merupakan model
pemberdayaan kemitraan lintas sektor antara pemerintah
daerah/OPD, Civil Society Organization (CSO), dan/atau Badan
Usaha dengan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya alam dan peningkatan kapasitas ekonomi
20
masyarakat sasaran pendampingan. Pengertian kolaborasi ialah
upaya mengkoordinasikan dan menyatukan berbagai pihak
dengan kepentingan berbeda untuk menghasilkan visi bersama,
membangun kesepakatan untuk mencari solusi bersama atas
suatu agenda kebijakan atau permasalahan tertentu untuk
menghasilkan keputusan yang menguntungkan semua pihak.
Secara teori, model ini dikembangkan berdasarkan pada
pendekatan baru dalam kebijakan publik yang disebut sebagai
Kolaborasi Penyelenggaraan Pemerintahan (collaborative
governance). Berdasarkan pendapat Ansell dan Gash2, pengertian
Kolaborasi Penyelenggaraan Pemerintahan didefinisikan sebagai
sebuah strategi baru dalam tata kelola pemerintahan yang
membuat beragam pemangku kebijakan aktor non-pemerintahan
berkumpul di forum yang sama untuk membuat sebuah
konsensus bersama dengan tujuan untuk membuat atau
mengimplementasikan kebijakan publik, mengelola program atau
aset publik.
e. Model Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Pengertian Tanggung Jawab Sosial/Corporate Social
Responsibility (CSR) dalam Undang-Undang nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) pasal 1 ayat 3
merupakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah
komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan
dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,
komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
2
Ansell, Chris, & Alison Gash, 2007, Collaborative Governance in Theory and Practice,
Journal of Public Administration Research and Theory, Vol.18 No.4, Hlm. 543
21
f. Model Pengembangan Kawasan Tematik
Pengembangan Kawasan Tematik merupakan
pengembangan kawasan yang tidak hanya berbasis masyarakat
akan tetapi juga menciptakan ruang kampung berciri khas yang
berkelanjutan. Pengembangan kawasan tematik memiliki tujuan
mengatasi kemiskinan terutama permasalahan pemenuhan
kebutuhan dasar, mendorong perekonomian lokal dengan
menggali potensi-potensi ekonomi kemasyarakatan sebagai
stimulus pembangunan wilayah, serta peningkatan kualitas
lingkungan rumah tinggal masyarakat.
g. Model Creating Shared Value (CSV)
Creating Shared Value (CSV) merupakan ide baru dalam
kebijakan dan praktik bisnis yang dapat menunjang
keberlanjutan, penguatan dunia usaha dan kemandirian
lingkungan sekitar yang sifatnya saling menguntungkan satu
sama lain. Konsep CSV didasari pada ide adanya hubungan
saling berketergantungan antara pemilik tanah dengan pelaku
usaha.
Konsep CSV ini pada dasarnya adalah kegiatan yang
disebut Distribusi Manfaat. Distribusi manfaat artinya yang
diperjanjikan adalah pengelolaan tanah untuk digunakan dan
dimanfaatkan sesuai kesepakatan dengan nilai atau hasil
kegiatan, juga disepakati bersama para pihak (Pemilik Tanah dan
Pihak Lain) tanpa mengubah status kepemilikan tanah.
Model ini juga merupakan penerapan Peraturan
Pemerintah No 18 tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas
Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah yaitu
pemberian Hak Pengelolaan kepada pemilik tanah dan diatasnya
dapat diberikan hak atas tanah yang bersifat sementara kepada
pihak lain, akan tetapi apabila pemilik tanah tidak dapat
diberikan Hak Pengelolaan (HPL) maka konsep Distribusi
22
Manfaat dapat dikembangkan sesuai kebutuhan misalnya
perjanjian bagi hasil.
h. Model Pengembangan UMKM Terintegrasi melalui Pusat
Layanan Usaha Terpadu (PLUT)
Program Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Koperasi
dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang selanjutnya disebut
program PLUT-KUMKM adalah program yang diselenggarakan
oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka memberikan
jasa layanan yang komprehensif dan terpadu bagi pengembangan
usaha Koperasi dan UMKM. Program Pusat Layanan Usaha
Terpadu (PLUT) menjadi salah satu lembaga yang memberikan
pendampingan dan pembinaan UMKM secara menyeluruh dan
terintegrasi bagi para pegiat UMKM.
2. Pemberdayaan Tanah Masyarakat
Kegiatan Pemberdayaan Tanah Masyarakat terdiri dari
beberapa skema yaitu:
a. Pra Legalisasi
Pemberdayaan Tanah Masyarakat Pra Legalisasi
merupakan kegiatan Penanganan Akses yang dilaksanakan
sebelum dilakukannya kegiatan Penataan Aset oleh Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang
pelaksanaannya sesuai dengan skema dua.
b. Saat bersamaan dengan proses Legalisasi
Pemberdayaan Tanah Masyarakat saat bersamaan dengan
proses legalisasi merupakan kegiatan Penanganan Akses yang
dilaksanakan pada tahun yang sama dengan kegiatan Penataan
Aset oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional sesuai dengan skema tiga.
c. Pasca Legalisasi
Pemberdayaan Tanah Masyarakat Pasca Legalisasi
merupakan kegiatan Penanganan Akses yang dilaksanakan
23
setelah kegiatan Penataan Aset oleh Kementerian Agraria Dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional sesuai dengan skema
satu.
1. Pusat
a. Penyusunan Petunjuk Teknis
Penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis) merupakan
acuan teknis pelaksanaan kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.
b. Pelaksana
1) Model Penanganan Akses Reforma Agraria
Pengembangan model ini dilakukan sebagai
masukan dan rekomendasi hasil kegiatan kajian yang
berupa evaluasi dan perbaikan berdasarkan kendala,
tantangan dan masukan pelaksanaan model penanganan
akses tahun 2023 dari Kantor Pertanahan. Kajian tersebut
juga menghasilkan penyesuaian kerangka kebijakan
khususnya pengembangan Model Penanganan Akses
Reforma Agraria.
2) Pelaporan
Melakukan kegiatan penghimpunan laporan akhir
dari seluruh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
dan Kantor Pertanahan terkait data penerima akses
maupun pelaporan secara keseluruhan, antara lain:
a) Laporan kepada Kantor Staf Presiden (KSP) yang
dilakukan secara berkala setiap 3 bulan sekali, yaitu:
B03, B06, B09, dan B012;
b) Laporan kepada Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPENAS) disesuaikan dengan
permohonan data;
24
c) Laporan melalui Sistem Kendali Mutu Program
Pertanahan (SKMPP) dilakukan secara berkala.
25
target kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran.
b. Kegiatan Data Peningkatan Pendapatan per Kapita Penerima
Akses Reforma Agraria.
1) Tahun Pertama
Melakukan rekapitulasi dan olah data Peningkatan
Pendapatan per Kapita Penerima Akses Reforma Agraria yang
telah dihasilkan oleh Kantor Pertanahan yang mempunyai
target kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria.
2) Tahun Kedua
Melakukan rekapitulasi data hasil asesmen kegiatan
Penataan Kelembagaan dan melakukan rekapitulasi data
pendapatan per kapita Penerima Akses Reforma Agraria yang
telah mendapatkan kegiatan Penataan Kelembagaan Penerima
Akses Reforma Agraria oleh Kantor Pertanahan yang
mempunyai target kegiatan Penataan Kelembagaan Penerima
Akses Reforma Agraria yang akan diatur lebih lanjut pada
petunjuk teknis tahun kedua.
3) Tahun Ketiga
Melakukan rekapitulasi dan olah data pendapatan per
kapita Penerima Akses Reforma Agraria yang telah
mendapatkan kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi
Akses Pemasaran oleh Kantor Pertanahan yang mempunyai
target kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran, yang akan diatur lebih lanjut pada petunjuk
teknis tahun ketiga.
26
3. Kantor Pertanahan
27
3) Tahun ketiga
Kantor Pertanahan mengambil data pendapatan per
kapita Penerima Akses Reforma Agraria setelah dilakukan
kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran pada kelompok Masyarakat, yang akan diatur lebih
lanjut pada juknis tahun kedua.
a. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
Monitoring adalah kegiatan pengumpulan data dan
pengukuran kemajuan atas objektif program, yang dilakukan
untuk mempertahankan agar rencana kegiatan yang dituangkan
dalam Petunjuk Teknis (JUKNIS) dapat berjalan sesuai dengan
jadwal, target-target, dan tahapan sebagaimana telah
ditetapkan.
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria di instansi pemerintah dilakukan dalam
rentang waktu tertentu yang ditentukan oleh masing-masing
instansi pemerintah. Dalam lingkup instansi pemerintah pusat,
evaluasi dilakukan setiap enam bulan dan tahunan. Evaluasi
dilakukan untuk menilai kemajuan Penanganan Akses Reforma
Agraria secara keseluruhan termasuk tindak lanjut hasil
monitoring yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan.
Pada lingkup Direktorat Pemberdayaan Tanah
Masyarakat, monitoring, dan evaluasi dilakukan:
a. Pemantauan Progress Kerja;
b. Melakukan Koordinasi dengan Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan mengenai data
Penerima Akses Reforma Agraria dan data peningkatan
pendapatan per kapita Penerima Akses Reforma Agraria;
c. Menilai hasil kerja yang telah dilakukan.
28
C. Pelaporan
29
BAB III
30
dan Teknis untuk mendukung kegiatan Penyusunan petunjuk
teknis.
2. Pengembangan Model Pemberdayaan Tanah Masyarakat
Pengembangan model ini dilakukan sebagai masukan dan
rekomendasi hasil kegiatan kajian yang berupa evaluasi dan
perbaikan berdasarkan kendala, tantangan dan masukan
pelaksanaan model penanganan akses tahun 2023 dari Kantor
Pertanahan, dengan tahapan:
a. Rapat Internal Direktorat Pemberdayaan Tanah Masyarakat
yang melibatkan seluruh sub direktorat dengan pembahasan:
1) Persiapan Perjalanan Dinas; dan
2) Bahan yang akan diambil dari daerah;
b. Rapat yang melibatkan Kantor Wilayah, Kantor Pertanahan,
Kementerian dan Lembaga melalui fullday meeting dalam kota
maupun melalui zoom meeting.
c. Pengadaan jasa Konsultan Perorangan Profesional dan Teknis,
yaitu melakukan pengadaan konsultan Perorangan Profesional
dan Teknis untuk mendukung kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria.
31
Tahapan kegiatan Data Penerima Akses Reforma Agraria tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
32
Berikut ini akan dijelaskan terkait Konsultan Perorangan:
1) Penjelasan terkait Konsultan Perorangan
Konsultan Perorangan dalam kegiatan Data Penerima
Akses Reforma Agraria mengacu pada Kerangka Acuan Kerja
(KAK) pengadaan Konsultan Perorangan merujuk pada
Lampiran 2.
a) Tugas dan Tanggung Jawab
(1) Mengorganisir kegiatan, pertemuan, dan diskusi
terkait dengan rencana kegiatan bersama dengan
bidang penataan dan pemberdayaan;
(2) Melakukan supervisi kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria, kegiatan penataan kelembagaan,
serta kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi
Akses Pemasaran yang dilakukan oleh Tenaga
Pendukung (Field Staff) Akses di Kantor Pertanahan;
(3) Memonitor perkembangan kegiatan secara berkala
yang dilakukan oleh Tenaga Pendukung (Field Staff)
Akses di Kantor Pertanahan dan melaporkan setiap
perkembangan kepada Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional;
(4) Melakukan inventarisasi hambatan, kendala, dan
masalah yang dihadapi oleh Tenaga Pendukung (Field
Staff) Akses di Kantor Pertanahan;
(5) Mempresentasikan perkembangan pelaporan kepada
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional;
(6) Mempersiapkan materi publikasi dan menghimpun
produk-produk kegiatan yang dihasilkan dari progress
kegiatan pemberdayaan masyarakat Kantor
Pertanahan;
(7) Melakukan pekerjaan yang diarahkan oleh pimpinan
untuk mendukung kegiatan bidang Penataan dan
Pemberdayaan;
33
(8) Menyusun Laporan Bulanan sebagai bentuk
pertanggungjawaban administrasi.
Apabila dalam pelaksanaan tugas Konsultan
Perorangan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
mengalami hambatan dan/atau kendala, dapat
disampaikan dan didiskusikan bersama dengan
Konsultan Perorangan di Direktorat Pemberdayaan Tanah
Masyarakat.
34
(10) Sedapat mungkin dapat melakukan pengolahan
data geospasial atau pemberdayaan masyarakat
atau survei sosial ekonomi lebih diutamakan;
(11) Dapat merekrut kembali Konsultan Perorangan yang
telah melaksanakan kegiatan Data Penerima Akses
Reforma Agraria pada tahun sebelumnya yang
memiliki kinerja dan kompetensi yang baik;
(12) Mampu bekerja sama dalam tim serta memiliki
komitmen kuat di bidang Pemberdayaan
Masyarakat;
(13) Bersedia bekerja penuh waktu (full time) dan
berdomisili didekat ibukota provinsi;
(14) Sanggup bekerja dalam tekanan dan target waktu;
(15) Bersedia mengikuti pelatihan secara tatap muka
atau virtual;
(16) Memperhatikan kesetaraan gender.
c) Persyaratan Administratif
(1) Surat Lamaran yang ditandatangani oleh pelamar;
(2) Salinan e-KTP yang masih berlaku atau surat
keterangan perekaman e- KTP;
(3) Salinan Ijazah terakhir/Surat Keterangan Lulus dan
transkrip nilai yang dilegalisir;
(4) Pas foto terakhir berwarna ukuran 4x6 latar
belakang merah sebanyak 2 (dua) lembar;
(5) Daftar Riwayat Hidup dengan melampirkan
keterangan pendukung (pelatihan, pengalaman
kerja, penghargaan, dsb) bila ada;
(6) Surat keterangan kerja, jika ada (Rekomendasi
tempat kerja sebelumnya);
(7) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang
masih berlaku (setelah dinyatakan lulus seleksi);
35
(8) Surat Keterangan Sehat dari Dokter (setelah
dinyatakan lulus seleksi);
(9) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor
Rekening (setelah dinyatakan lulus seleksi);
(10) Nomor Izin Berusaha (NIB) dan terdaftar pada
Sistem Informasi Kinerja Penyedia Elektronik (e-
SIKaP) (setelah dinyatakan lulus seleksi).
36
Tabulasi Data Akses Reforma Agraria terdiri dari:
a) Tabulasi Data Penerima Akses Reforma Agraria (Lampiran 3);
b) Tabulasi Data Penerima Akses Penataan Kelembagaan Penerima
Akses Reforma Agraria (Lampiran 4);
c) Tabulasi Data Penerima Akses Pengembangan Usaha dan
Fasilitasi Akses Pemasaran (Lampiran 5);
d) Tabulasi Data Peningkatan Pendapatan Per Kapita Penerima
Akses Reforma Agraria. (Lampiran 6).
Tabulasi Data Penerima Akses Reforma Agraria dijelaskan
sebagaimana berikut:
a) Tabulasi Data Penerima Akses Reforma Agraria
Tabulasi data ini dilakukan dengan:
(1) Melaksanakan Rapat di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional;
(2) Supervisi; dan
(3) Proses tabulasi data dari kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria, Kegiatan Penataan Kelembagaan, Kegiatan
Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran yang
dilaksanakan di Kantor Pertanahan.
Kegiatan ini juga meliputi pengumpulan data laporan dari
masing-masing Kantor Pertanahan dalam satu database
pemberdayaan tanah masyarakat dari kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria, kegiatan Penataan Kelembagaan Penerima Akses
Reforma Agraria, kegiatan Pengembangan Usaha Dan Fasilitasi
Akses Pemasaran dalam basis data by name by address dan
kelompok usaha masyarakat, serta data spasial tanah objek
pemberdayaan tanah masyarakat di kabupaten/kota.
b) Tabulasi Data Peningkatan Pendapatan Akses Reforma Agraria
Tabulasi Data Peningkatan Pendapatan per Kapita Penerima
Akses Reforma Agraria dilakukan dengan melakukan rekapitulasi
hasil pemetaan sosial kegiatan tahun pertama dan evaluasi pada
37
kegiatan tahun ke tiga. Target data yang dimaksud adalah
pendapatan masyarakat secara periodik (pendapatan masyarakat
tahun pertama dan tahun ketiga) dalam satu data base
pemberdayaan tanah masyarakat berbasis by name by address.
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional melakukan
monitoring dan evaluasi kelengkapan pengisian data dalam aplikasi
pemberdayaan tanah masyarakat. Kelengkapan ini akan selalu
diperiksa secara berkala. Apabila terdapat kebutuhan permintaan
data secara insidental, maka Kantor Pertanahan menyiapkan data
yang dimaksud. Data Penerima Akses Reforma Agraria memberikan
informasi mengenai kemajuan dari aktivitas pemberdayaan tanah
masyarakat.
Dalam kegiatan ini, Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional juga melakukan monitoring dan evaluasi dengan
peninjauan ke lokasi Penanganan Akses Reforma Agraria yang telah
atau sedang dilaksanakan di kabupaten/kota pada tahun berjalan.
Setiap tahapan di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional selain
diisi ke dalam aplikasi pemberdayaan tanah masyarakat, wajib
dilaporkan kepada Admin Sistem Kendali Mutu Program Pertanahan
(SKMPP).
Kegiatan Data Penerima Akses Reforma Agraria yang
dilaksanakan di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional selama
1 (satu) tahun anggaran, dilaporkan sesuai dengan
kerangka/sistematika sebagaimana tersebut dalam Lampiran 7.
Seluruh laporan kegiatan disampaikan kepada Kementerian Agraria
Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional c.q. Direktorat
Jenderal Penataan Agraria dan ditembuskan ke Direktorat
Pemberdayaan Tanah Masyarakat, paling lambat pada bulan
Desember tahun anggaran berjalan.
38
C. Kantor Pertanahan
39
(a) Redistribusi Tanah; Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL); Sertipikasi Tanah Transmigrasi;
Sertipikasi Mandiri/Non Sistematis/Lintas Sektor, dan;
Sertipikasi Lainnya sebagaimana tertuang dalam
Lampiran 9 dan Lampiran 10;
(b) Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA) yang telah
selesai dilakukan penataan aset yang terdapat pada
daftar lokasi sebagaimana tertuang dalam Lampiran 11;
(c) Lokasi yang telah diterbitkan sertipikat dari hasil
resolusi penyelesaian konflik di luar LPRA sebagaimana
tertuang dalam Lampiran 12.
(2) Lokasi merupakan tanah masyarakat yang belum terdaftar
yang akan ditindaklanjuti sebagai objek Penataan
Aset/sertipikasi tanah dengan memperhatikan potensi
pemberdayaan bagi masyarakat miskin atau prasejahtera
dan memenuhi persyaratan kepastian atas:
(a) Status kepemilikan tanahnya merupakan tanah milik
sendiri yang belum terdaftar;
(b) Status kepemilikan tanahnya harus clear and clean dari
sengketa, konflik, perkara serta permasalahan lainnya;
(c) Tanah yang diajukan dalam skema 2 jumlahnya paling
banyak 10% (sepuluh persen) dari total target kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria pada
kabupaten/kota;
(d) Dikuatkan dengan surat pengusulan dari Kepala Kantor
Pertanahan bahwa tanah tersebut akan dilegalisasi pada
tahun berjalan maupun tahun berikutnya.
(3) Penetapan Lokasi objek kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria diprioritaskan dengan pendekatan satu
desa/kelurahan yang memiliki mayoritas masyarakat
miskin/prasejahtera yang memenuhi kriteria pada angka (2)
huruf (a) dan (b);
40
(4) Lokasi Penanganan Akses Reforma Agraria diprioritaskan
yang berdekatan objek tanahnya.
(5) Rekrutmen Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses Kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria
Pemilihan nomenklatur Tenaga Pendukung (Field Staff)
dan atau Konsultan Perorangan dituangkan dalam Kerangka
Acuan Kerja melalui koordinasi kepada Pejabat Penyedia
Barang/Jasa (PPBJ) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada
Satuan Kerja masing-masing. KAK tersebut mengacu pada
Surat Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor B/KU.01.03/308-
100/II/2023 Tanggal 10 Februari 2023, namun demikian
apabila terdapat peraturan yang dikeluarkan kemudian maka
mekanisme dan pengaturannya mengikuti ketentuan peraturan
terbaru tersebut. Adapun nomenklatur yang terdapat pada
Petunjuk Teknis (JUKNIS) Penanganan Akses Reforma Agraria
ini termasuk namun tidak terbatas pada Konsultan Perorangan
Sub Professional di tingkat Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Tenaga Pendukung (Field Staff) di tingkat Kantor
Pertanahan.
Setelah penetapan lokasi, Kantor Pertanahan
menyelenggarakan rekrutmen Tenaga Pendukung (Field Staff)
Penanganan Akses Reforma Agraria atau yang dikenal dengan
Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses (Lokasi 1, 2 dan
seterusnya) dimana 1 (satu) orang Tenaga Pendukung (Field
Staff) Akses bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan
penyiapan bahan penyuluhan, pemetaan sosial, penyusunan
model, penyusunan data, serta arahan dan program terhadap
100 Kepala Keluarga (KK). Jumlah, waktu dan nilai kontrak
Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses, dapat disesuaikan
dengan kebutuhan wilayah setempat dan nilai honor didasarkan
41
pada Upah Minimum Provinsi (UMP) atau Upah Minimum
kabupaten/kota (UMK) yang berlaku.
Optimalisasi anggaran dengan menambah volume rapat,
jasa profesi/narasumber, paket meeting dan perjalanan dinas
dalam rangka pelaksanaan tugas program Penanganan Akses
Reforma Agraria salah satunya untuk pembiayaan penyusunan
arahan dan program bersama dengan stakeholder terkait.
Kerangka Acuan Kerja Pengadaan Tenaga Pendukung (Field
Staff) Akses kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria dapat
merujuk pada Lampiran 13.
a. Tugas dan Tanggung Jawab
1) Membantu menyiapkan bahan penyuluhan;
2) Melakukan kegiatan pemetaan sosial dengan menggunakan
instrumen berbasis aplikasi baik melalui website maupun
mobile;
3) Melakukan rekapitulasi data hasil dari kegiatan pemetaan
sosial;
4) Menyusun laporan hasil pemetaan sosial dan laporan
arahan dan program;
5) Membantu petugas Kantor Pertanahan dalam penyusunan
model pemberdayaan tanah masyarakat;
6) Membantu petugas Kantor Pertanahan membuat laporan
akhir penyusunan data penerima akses Reforma Agraria
serta arahan dan program;
7) Membantu petugas Kantor Pertanahan dalam setiap
kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria;
8) Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh
kegiatan yang berkaitan dengan program pemberdayaan
tanah masyarakat;
9) Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan
rangkaian kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria
42
yang diketahui oleh minimal Koordinator Substansi pada
seksi Penataan dan Pemberdayaan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen;
10) Menyusun Laporan Bulanan sebagai bentuk
pertanggungjawaban administrasi.
Dalam pelaksanaan tugasnya, jika Tenaga Pendukung
(Field Staff) Akses mengalami hambatan dan/atau kendala,
dapat disampaikan dan didiskusikan bersama dengan
Konsultan Perorangan Pemberdayaan Tanah Masyarakat di
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
Kualifikasi Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses kegiatan
Penanganan Akses di Kantor Pertanahan:
1) Warga Negara Indonesia;
2) Pendidikan minimal D-3 semua jurusan;
3) Berusia minimal 20 (dua puluh) tahun dan maksimal 45
(empat puluh lima) tahun (disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi masing-masing daerah);
4) Memiliki kemampuan mengidentifikasi dan mengolah data
kuantitatif maupun kualitatif;
5) Memiliki kemampuan mengolah data dan menyusun
laporan akhir hasil pemetaan sosial;
6) Tidak berstatus ASN/TNI/Polri atau terikat kontrak kerja
dengan pihak manapun;
7) Mampu menggunakan dan mengoperasikan komputer
dengan baik seperti Microsoft Office;
8) Memiliki kemampuan berkomunikasi, presentasi dan
manajerial yang baik;
9) Mampu bekerja sama dalam tim serta memiliki komitmen
kuat di bidang pemberdayaan masyarakat;
10) Bersedia bekerja penuh waktu (full time) dan berdomisili di
lokasi Penanganan Akses Reforma Agraria;
43
11) Dapat merekrut kembali Tenaga Pendukung (Field Staff)
Akses yang telah melaksanakan kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria pada tahun sebelumnya yang memiliki
kinerja dan kompetensi yang baik;
12) Sanggup bekerja dalam tekanan dan target waktu;
13) Bersedia mengikuti pelatihan secara tatap muka atau
virtual;
14) Memperhatikan kesetaraan gender.
b. Persyaratan Administratif
1) Surat Lamaran yang ditandatangani oleh pelamar;
2) Salinan e-KTP yang masih berlaku atau surat keterangan
perekaman e-KTP;
3) Salinan Ijazah terakhir/Surat Keterangan Lulus dan
transkrip nilai yang dilegalisasi;
4) Pas foto terakhir berwarna ukuran 4x6 latar belakang
merah sebanyak 2 (dua) lembar;
5) Daftar Riwayat Hidup dengan melampirkan keterangan
pendukung (pelatihan, pengalaman kerja, penghargaan,
dan lain-lain) bila ada;
6) Surat keterangan kerja jika ada (Rekomendasi tempat kerja
sebelumnya);
7) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih
berlaku (setelah dinyatakan lulus seleksi);
8) Surat Keterangan Sehat dari Dokter (setelah dinyatakan
lulus seleksi);
9) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Rekening
(setelah dinyatakan lulus seleksi);
10) Nomor Izin Berusaha (NIB) dan terdaftar di Sistem Informasi
Kinerja Penyedia Elektronik (e-SIKaP)(setelah dinyatakan
lulus seleksi).
44
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Tenaga
Pendukung (Field Staff) Akses wajib dilaporkan kepada Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional yang meliputi:
1) Laporan Pemetaan Sosial;
2) Laporan Data Penerima Akses serta Arah dan Program.
Setiap pelaporan kegiatan Tenaga Pendukung (Field Staff)
Akses mengacu pada semua progress kegiatan yang dilakukan
kepada Subjek Penanganan Akses di lokasi untuk diserahkan ke
Kantor Pertanahan sesuai dengan kebijakan agenda pelaksanaan
Penanganan Akses Reforma Agraria.
45
stakeholder lainnya. Hal ini agar membuka pola pikir masyarakat
untuk dapat mendukung dan mengikuti kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria sehingga masyarakat mampu mengetahui potensi,
mengoptimalkan aksesibilitas informasi serta membentuk jaringan,
terutama dalam mendukung pengembangan usaha yang sedang
dijalani.
Materi penyuluhan dapat dituangkan dalam bentuk paparan
atau modul penyuluhan yang disusun oleh Kantor Pertanahan
dengan substansi muatannya meliputi:
a. Peran penting sertipikat tanah sebagai jaminan kepastian
hukum hak atas tanah dan aset permodalan dalam rangka
peningkatan kesejahteraan;
b. Tujuan dan manfaat Pemberdayaan Tanah Masyarakat
(perubahan sikap dan perilaku, peningkatan kemampuan
masyarakat menuju kemandirian dan kesejahteraan-capacity
building hingga peningkatan pendapatan);
c. Penataan Akses yang meliputi akses permodalan, akses usaha,
produksi (pengembangan teknologi sarana dan prasarana
produksi), dan akses pasar (interkoneksi dengan dunia usaha
atau kemitraan);
d. Peran penting Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) sebagai
forum koordinasi dalam mendukung Penanganan Akses Reforma
Agraria antar lintas sektor;
e. Peran penting perangkat daerah dalam mendukung dan
mengawal pelaksanaan pemberdayaan tanah masyarakat;
f. Tahapan dan output yang akan dilaksanakan dalam rangka
Penanganan Akses Reforma Agraria;
g. Potensi lokasi kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria
dengan penjelasan kriteria lokasi yang sesuai dengan sasaran
objek dan subjek;
h. Penyampaian informasi kepada masyarakat bahwa kegiatan
Pemberdayaan Tanah Masyarakat akan dilanjutkan pada tahun
46
ke dua dan tahun ketiga, dimana masyarakat penerima akses
Reforma Agraria akan dibentuk atau dikuatkan kelompoknya,
serta diberikan pendampingan usaha dan fasilitasi akses
pemasaran; dan
i. Materi lain yang relevan dengan kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria.
Materi penyuluhan di atas dapat dituangkan dalam bentuk
paparan atau modul penyuluhan yang disusun oleh Kantor
Pertanahan. Lokasi penyuluhan adalah di desa/kelurahan yang
telah ditunjuk sebagai lokasi kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria.
3. Pemetaan Sosial
a. Definisi Pemetaan Sosial
Pemetaan Sosial adalah proses pengumpulan dan
penggambaran data, informasi, potensi, kebutuhan dan
permasalahan sosial, ekonomi, teknis serta kelembagaan untuk
menemukenali dan mendalami kondisi masyarakat. Pemetaan
sosial penting untuk mengidentifikasi dan memahami dinamika
sosial, ekonomi, dan budaya (sistem kelembagaan dan individu).
Pemetaan sosial dilakukan melalui penelitian lapangan,
pengumpulan data (data primer/survei dan data sekunder), dan
menginterpretasikan tata hubungan status sosial dalam
masyarakat sebagai subjek Penanganan Akses Reforma Agraria.
Hasil dari pemetaan sosial digunakan sebagai bahan
perencanaan kegiatan, rancangan Model Pemberdayaan Tanah
Masyarakat.
47
b. Komponen Pemetaan Sosial
Pemetaan sosial dilaksanakan berdasarkan 11 (sebelas)
komponen pokok yang menjadi unit penggalian informasi
sekaligus unit olah data pada tingkat sasaran penerima manfaat
by name by address. Sebelas komponen pemetaan sosial disusun
dalam skema berikut ini:
Penjelasan:
1) Sasaran penerima manfaat dan lokasi pemberdayaan
Komponen ini memotret lokasi dan sasaran responden
yang dipetakan ke dalam dua kategori, yakni tanah terdaftar
dan tidak terdaftar. Berikut kategori tanah terdaftar dan
tanah tidak terdaftar:
Kategori tanah terdaftar, antara lain:
a) Redistribusi tanah;
b) Legalisasi aset (tanah transmigrasi atau tanah PTSL);
c) Sertipikasi mandiri;
48
d) Sertipikasi lain.
Kategori tanah tidak terdaftar dibedakan menjadi:
a) Tanah yang memiliki bukti kepemilikan (seperti Surat
Kepemilikan Tanah/SKT, dll); dan/atau;
b) Tanah penguasaan fisik tetapi tidak memiliki bukti
kepemilikan.
2) Data keluarga
Komponen data keluarga menggambarkan hubungan
antar keluarga, status, pendidikan, pekerjaan dan tingkat
pendapatan. Data spesifik ini yang akan dipadu dengan data
komponen 3, 4, dan 5, digunakan untuk menggali kriteria
sasaran penerima manfaat dari keluarga kurang
mampu/prasejahtera/miskin.
3) Data Tenurial dan Perspektif Kesetaraan Gender
Komponen ini menggambarkan status tanah, luasan,
sertipikasi tanah, pemanfaatan tanah dengan informasi
gender sebagai variabel penting untuk memahami dinamika
kepemilikan dan penggunaan tanah.
4) Kesejahteraan Keluarga
Komponen kesejahteraan keluarga menggambarkan
kondisi ekonomi meliputi:
a) Pendapatan rata-rata keluarga berdasarkan sektor
usaha;
b) Pemenuhan kebutuhan pokok dan pengeluaran yang
dibedakan berdasarkan kebutuhan pangan dan non
pangan;
c) Akses terhadap pelayanan publik yaitu akses dalam
menjangkau fasilitas pelayanan di bidang kesehatan,
pendidikan dan pasar.
49
5) Potensi sektor ekonomi
Komponen ini terdiri dari sektor-sektor ekonomi yang
diusahakan keluarga, yaitu:
a) Pertanian;
b) Perkebunan;
c) Peternakan;
d) Perikanan budidaya;
e) Perikanan nelayan; dan/atau
f) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Komponen ini menggambarkan kondisi ekonomi yang
meliputi potensi usaha, hasil, dan modal produksi serta
penjualan hasil produksi. Perolehan data sektor ekonomi ini
disesuaikan dengan jenis sektor yang diusahakan oleh
keluarga, sehingga dapat ditemukan lebih dari satu sektor
usaha yang dikerjakan oleh masing-masing anggota
keluarga. Data ini menjadi bahan pertimbangan dalam
menyusun rencana kegiatan intervensi kegiatan
pemberdayaan dan pembentukan kelompok usaha
berdasarkan kesamaan sektor usaha.
6) Kendala ekonomi
Komponen ini secara spesifik menggambarkan kondisi
aktual, hambatan, dan kendala dalam sektor ekonomi. Data
ini menjadi bahan pertimbangan penting dalam kegiatan
pendampingan dan fasilitasi, serta membantu mencari
solusi atau pemecahan jalan keluar untuk peningkatan
ekonomi dan pendapatan.
7) Program/bantuan/pendampingan
Komponen ini menggambarkan pengalaman dalam
kegiatan pemberdayaan, pendampingan maupun bantuan
yang berkenaan dengan sektor usaha. Data dasar ini
menjadi bahan peninjauan lebih lanjut dalam penyusunan
rancangan kegiatan pendampingan/fasilitasi.
50
8) Usaha tambahan dan/atau nilai tambah
Komponen ini menggambarkan minat, keinginan,
serta motivasi mereka untuk peningkatan nilai tambah atau
diversifikasi usaha bagi anggota keluarga yang belum/ingin
mengembangkan sumber pendapatan ekonomi.
9) Partisipasi Perempuan
Komponen ini menggambarkan partisipasi dan
pendampingan yang adil secara gender mengenai
aksesibilitas terhadap fasilitasi akses, pemanfaatan tanah,
keterampilan, maupun pemanfaatan sumber daya dalam
upaya peningkatan kesejahteraan keluarga
10) Kelembagaan Ekonomi Bersama/Koperasi
Komponen ini menggambarkan keikutsertaan dalam
koperasi/lembaga usaha bersama lainnya. Data ini menjadi
bahan tindak lanjut dalam kegiatan intervensi yang
menyangkut pembentukan kelembagaan, peningkatan
kapasitas kelembagaan, dan fasilitasi kerja sama antar
lembaga.
11) Pemetaan stakeholder
Komponen ini mengidentifikasi kegiatan
pendampingan dan bantuan yang pernah dilaksanakan
serta keberlanjutannya di lokasi terkait. Data ini digunakan
untuk memperoleh informasi dukungan stakeholder
maupun integrasi kegiatan pemberdayaan di tingkat daerah.
Identifikasi pemetaan stakeholder dipakai sebagai
bahan koordinasi dan implementasi pelaksanaan
pemberdayaan tanah masyarakat di daerah yang
dikategorikan dalam 6 (enam) kategori, yaitu: pemerintah
(pusat dan daerah), swasta atau perusahaan, kelompok
masyarakat atau tokoh masyarakat, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Akademisi atau perguruan tinggi,
praktisi atau asosiasi profesi.
51
Gambar 3. Tahapan Pemetaan Sosial
r 52
E
3) Pengumpulan Data
Pelaksanaan kegiatan Pemetaan Sosial dilakukan oleh
Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses melalui pengumpulan
data primer dan sekunder. Sumber data primer diperoleh
melalui metode wawancara menggunakan instrumen
berbasis aplikasi secara door to door (rumah ke rumah) yang
merujuk pada format Lampiran 14 Instrumen Pemetaan
Sosial Tahun Pertama. Pengisian data survei dilakukan
secara langsung pada aplikasi pemberdayaan tanah
masyarakat yang telah menyediakan dua menu pengisian
kuesioner pemetaan sosial dalam kondisi sinyal internet
online maupun offline. Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses
juga mengumpulkan data sekunder berupa profil desa dan
data penunjang lainnya dari kantor pertanahan, Badan
Pusat Statistik (BPS) dan sumber lain yang relevan.
4) Pelaporan
a) Rekapitulasi
Kegiatan rekapitulasi data diawali dengan
penggalian data berdasarkan data pemetaan sosial dengan
metode deskriptif kualitatif atau kuantitatif yang diperoleh
dari data sekunder dan data lapangan yang sudah
ditabulasi. Adapun bentuk rekapitulasi data ini meliputi
bentuk naratif, tabulasi silang dan diagram yang
dikombinasikan ke dalam sebuah laporan pemetaan
sosial.
b) Pengolahan Hasil Pemetaan Sosial
Pengolahan Hasil Pemetaan Sosial merupakan
rekapitulasi dan pengumpulan data yang dilaporkan
sebagai hasil kegiatan pemetaan sosial dan sebagai bahan
penyusunan arahan dan program berdasarkan format
terlampir pada Lampiran 15, agar diperoleh keseragaman
penyusunan laporan pemetaan sosial.
53
4. Penyusunan Model Akses Reforma Agraria
Acuan model kegiatan Pemberdayaan Tanah Masyarakat ini
menjadi salah satu gambaran model, yang dapat ditetapkan dan
dilaksanakan di lokasi yang sudah ditetapkan sebagai lokasi
kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria. Setiap lokasi
mempunyai variabel yang berbeda dengan kondisi dan situasi serta
potensi yang spesifik. Model pemberdayaan tanah masyarakat yang
dapat dilaksanakan di lokasi, mengacu pada jenis model
pemberdayaan tanah masyarakat yang tercantum dalam petunjuk
teknis ini. Namun, tidak menutup kemungkinan model
pemberdayaan tanah masyarakat yang ditetapkan di lokasi
merupakan penggabungan dari beberapa model tersebut, atau dapat
juga mengembangkan intervensi Pemberdayaan Tanah Masyarakat
berdasarkan potensi dan karakteristik lokal.
Penyusunan model pemberdayaan masyarakat dilaksanakan di
lokasi penanganan akses melalui rapat yang disesuaikan dengan
anggaran yang tersedia. Rapat dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan
bersama dengan aparat desa setempat, perangkat daerah terkait dan
masyarakat Subjek Penanganan Akses Reforma Agraria. Rapat dapat
diselenggarakan melalui metode Focus Group Discussion (FGD) atau
metode lainnya yang diawali dengan pemaparan hasil pemetaan
sosial, untuk kemudian menghasilkan kesepakatan model
pemberdayaan yang akan diimplementasikan. Referensi rapat
koordinasi melalui metode Focus Group Discussion (FGD) dapat
merujuk pada Lampiran 16.
Bagian ini memuat definisi model, latar belakang pemilihan
model, kelebihan dan kekurangan model serta penerapan
pelaksanaan model.
a. Pengertian Model
Model Pemberdayaan Tanah Masyarakat merupakan suatu
rangkaian pendekatan yang dipakai sebagai strategi intervensi
54
pemberdayaan berdasarkan olah data pemetaan sosial, olah data
permasalahan, olah data potensi, situasi dan arah kebutuhan
yang akan menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan tanah
masyarakat. Penyusunan model pemberdayaan tanah
masyarakat dibutuhkan sebagai acuan dasar dalam menentukan
kegiatan intervensi agar lebih terarah, efektif, dan efisien sesuai
dengan rekomendasi hasil pemetaan sosial. Program
pemberdayaan tanah masyarakat dilakukan dalam jangka waktu
terbatas dengan target utama pemanfaatan tanah untuk
peningkatan pendapatan. Oleh karena itu, agar kegiatan
intervensi dapat dilakukan secara tepat sasaran dan diharapkan
terpenuhi targetnya, maka diperlukan kegiatan penyusunan
model yang tersistematis.
Penyusunan model ini didasarkan pada hasil olah data
pemetaan sosial, yang di dalam hasil pemetaan sosial tersebut
sudah tergambarkan potensi penerapan model pemberdayaan
yang akan di intervensi. Dalam penyusunan tersebut dipilih salah
satu model yang sesuai dengan potensi dan kondisi di lokasi.
Model yang ditetapkan dapat merujuk pada salah satu dari 8
(delapan) model, gabungan integrasi dari beberapa model, atau
inovasi model baru oleh daerah.
b. Pengembangan Model
1) Model Pertanian Korporasi
a) Kriteria Pokok
Menurut Setiawan (2008) menyatakan bahwa
kriteria pokok dari model Corporate farming adalah
sebagai berikut3:
(1) Terdiri dari sekelompok petani sehamparan yang
mempercayai pengelolaan lahannya kepada suatu
lembaga agribisnis dengan perjanjian tertentu,
3
Setiawan, Iwan. 2008. Collective Farming Sebagai Alternatif Strategi Pemberdayaan
Petani. Bandung: Universitas Padjadjaran.
55
dimana petani bertindak sebagai pemegang saham
sesuai dengan luas lahan kepemilikannya;
(2) Corporate farming dibentuk melalui musyawarah
antar para anggotanya dengan memperhatikan sosial
dan budaya setempat;
(3) Corporate farming dipimpin oleh manajer profesional
yang dipilih oleh petani serta dikelola secara
transparan dan demokratis sesuai dengan kaidah
bisnis komersial;
(4) Corporate farming mensyaratkan skala usaha
optimal, sesuai dengan kondisi dan kapasitas
sumberdaya setempat, potensi dan kapasitas
pengembangan agroindustri dan pemasaran, dan
ketersediaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi,
serta kemampuan teknis pengelolaan dalam satu
manajemen;
(5) Cakupan kegiatan corporate farming tetap bertumpu
pada komoditas unggulan di wilayahnya, dan
memperhatikan peluang pengembangan dan
diversifikasi, baik secara vertikal maupun horizontal.
b) Penerapan Model
Penerapan Pertanian Korporasi difokuskan untuk
menjalin kerja sama dengan Lembaga Pemerintah/
Swasta yang bergerak di sektor pertanian baik sebagai
offtaker maupun pihak lainnya yang berkaitan dengan
teknologi pertanian. Penerapan ini dapat diwujudkan
dengan baik melalui pendekatan partisipatif petani yang
mampu menerima model pola budidaya terbarukan
dengan sistem korporasi petani sehingga praktik ini
diawali dengan proses sosialisasi kepada kelompok
petani yang didukung oleh Pemerintah Daerah setempat.
56
Gambar 4. Skema Penerapan Model Pertanian Korporasi
57
terkait, termasuk dengan pemda/OPD potensial yang
dapat dilibatkan dalam skema pertanian korporasi;
(6) Setelah melakukan penjajakan kerja sama potensial
maka dilaksanakan dikusi proses kerja sama antara
badan usaha/mitra dan pihak-pihak terkait,
termasuk dengan pemda/OPD dengan
subjek/masyarakat;
(7) Hasil dari diskusi proses kerja sama Kantor
Pertanahan memfasilitasi penerbitan dokumen kerja
sama sebagai hasil kesepakatan, Penerbitan
dokumen kerja sama dapat berupa Notulensi, Non
Disclosure Agreement 42 (NDA), Perjanjian Kerja
Sama (PKS), terkait dengan kebutuhan dan
pembentukan dan/atau penguatan kelembagaan
serta perencanaan bersama;
(8) Hasil dari penerbitan dokumen perjanjian kerja sama
tersebut ditindaklanjuti langsung dengan
melaksanakan Implementasi Model Pemberdayaan
Tanah Masyarakat Berbasis Pertanian Korporasi.
Penentuan lokasi potensial model Pertanian
Penentuan lokasi potensial model Pertanian Korporasi
dapat diaplikasikan pada kawasan Redistribusi Tanah
yang berpotensi besar untuk dimanfaatkan pada satu
hamparan lahan pertanian, perkebunan, peternakan,
dan tambak yang tersistem. Stakeholder yang dilibatkan
dalam model pemberdayaan pertanian korporasi antara
lain adalah masyarakat (petani), pemerintah dan pihak
swasta. Peran petani bertindak sebagai anggota
sekaligus pengelola, berpartisipasi secara aktif dalam
perencanaan usaha on-farm dan off-farm, serta
menyepakati teknologi yang akan dilaksanakan dan
menerapkan teknologi tersebut.
58
2) Model Pertanian Terintegrasi (Integrated Farming)
a) Kriteria Pokok
Kriteria pokok model Pertanian Terintegrasi dapat
dilakukan melalui beberapa ciri sebagaimana berikut:
(1) Pilihan komoditi dan teknologinya sesuai dengan
kondisi setempat (spesifik lokasi);
(2) Nilai ekonominya dapat memenuhi kebutuhan hidup
layak (KHL) petani, dan Kinerjanya tidak merusak
lingkungan;
(3) Agroekosistem yang berkelanjutan ini pada akhirnya
diharapkan dapat menjadi sistem pertanian yang
bebas limbah (zero waste);
(4) Mengintegrasikan pengelolaan tanaman, ternak dan
atau ikan dalam satu kesatuan yang utuh;
(5) Antara kegiatan jenis usaha tersebut (tanaman,
ternak, ikan) harus terdapat aliran energi/biomasa.
b) Penerapan Model
Model Penanganan Akses Reforma Agraria
Berbasis Integrated Farming, dapat dilakukan dengan
alur sebagai berikut:
(1) Implementasi model pemberdayaan tanah
masyarakat berbasis pertanian Terintegrasi
(Integrated Farming) dimulai dari tugas Tenaga
Pendukung (Field Staff) Akses dalam menyajikan
laporan olah data pemetaan sosial yang meliputi data
identitas subjek, tanah, potensi ekonomi, kendala
dan kebutuhan pengembangan usaha;
(2) Dari hasil laporan pemetaan sosial Kantor
Pertanahan mendapatkan data kelompok tani,
Ternak, Perikanan Budidaya dan/atau UMKM;
59
(3) Kantor Pertanahan melakukan koordinasi dengan
Banda Usaha/Mitra Jika sudah memiliki calon mitra
dan;
(4) Jika belum memiliki calon mitra Kantor Pertanahan
lanjut berkoordinasi dengan Pemda/OPD;
(5) Kantor Pertanahan melaksanakan penjajakan
kerjasama dengan badan usaha/mitra dan pihak-
pihak terkait, termasuk dengan pemda/OPD
potensial yang dapat dilibatkan dalam skema
pertanian korporasi;
(6) Setelah melakukan penjajakan kerja sama potensial
maka dilaksanakan diskusi proses kerja sama antara
badan usaha/mitra dan pihak-pihak terkait,
termasuk dengan pemda/OPD dengan subjek/
masyarakat tentang kesiapan daerah untuk
dijadikan lokasi Integrated Farming, dan
diprioritaskan kepada daerah yang sudah menjadi
target Program Prioritas Nasional (PSN) Food Estate.
Selain daripada itu Tenaga Pendukung (Field Staff)
Akses melakukan koordinasi dengan Badan Usaha
mengenai peluang pemberian fasilitasi akses yang
berpotensi untuk dapat dikerjasamakan merujuk
pada juknis tahun ketiga;
(7) Hasil dari diskusi proses kerja sama Kantor
Pertanahan memfasilitasi penerbitan dokumen kerja
sama sebagai hasil kesepakatan, Penerbitan
dokumen kerjasama dapat berupa Notulensi,
Perjanjian Kerja Sama (PKS), terkait dengan
kebutuhan dan pembentukan dan/atau penguatan
kelembagaan serta perencanaan bersama;
(8) Hasil dari penerbitan dokumen perjanjian kerja sama
tersebut ditindaklanjuti langsung dengan
60
melaksanakan Implementasi Model Pemberdayaan
Tanah Masyarakat Berbasis Pertanian Terintegrasi
(Integrated Farming).
a) Kriteria Pokok
Kriteria pokok model Urban Farming dapat
dilakukan melalui beberapa kriteria sebagaimana
berikut:
(1) Lahan terbatas dan milik sendiri;
(2) Pemanfaatan area pekarangan;
(3) Menghasilkan produk pangan yang sama dengan
pertanian konvensional;
(4) Aplikasi teknologi sederhana dan tepat guna yang
mudah dilakukan oleh seluruh kalangan
masyarakat;
(5) Media tanam yang digunakan mudah diperoleh.
61
b) Penerapan Model
Proses implementasi model Urban Farming,
memiliki beberapa langkah yang dapat dilakukan antara
lain:
(1) Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses melihat
peluang ini dari keterbatasan lahan dan peluang
pasar dari kebutuhan tanaman sayur perkotaan.
Secara implementasi di lapangan, sampai pada saat
kunjungan dinas dilaksanakan, mereka belum
memiliki pengalaman;
(2) Melaksanakan kegiatan dengan melakukan
sosialisasi dan koordinasi dengan dinas terkait;
(3) Selain melaksanakan sosialisasi dengan dinas
terkait, melakukan sosialisasi dan koordinasi
pelaksanaan Urban Farming dengan badan usaha/
swasta/perorangan yang memiliki kebutuhan hasil
dari produk Urban Farming;
(4) Pemda/OPD dan Kantor Pertanahan untuk bersama-
sama melakukan pertemuan audiensi dan rencana
konsep urban farming potensial;
(5) Jika dalam audiensi dan rencana urban farming
potensial sesuai dengan kebutuhan subjek
selanjutnya merancang konsep urban farming yang
akan di implementasikan pada subjek;
(6) Jika dalam audiensi dan rencana urban farming
potensial sesuai dengan kebutuhan subjek, maka
dilanjutkan untuk pembentukan kelompok;
(7) Dari pembentukan kelompok tersebut ditindaklanjuti
langsung dengan melaksanakan rencana aksi Model
Pemberdayaan Tanah Masyarakat berbasis urban
farming;
62
(8) Hasil dari pembentukan kelompok dan rencana aksi
tersebut ditindaklanjuti langsung dengan
melaksanakan Implementasi Model Pemberdayaan
Tanah Masyarakat berbasis urban farming;
(9) Khusus mengenai fasilitasi kemitraan dengan
offtaker, baik kegiatan pendampingan permulaan
produksi, penjagaan kualitas hingga persiapan
pemasaran oleh offtaker. Keterlibatan sebagai
offtaker ini ada jika ada sesuai dengan perjanjian
kerjasama.
a) Kriteria Pokok
Kriteria pokok model Lintas Sektor dapat
dilakukan melalui beberapa kriteria sebagaimana
berikut:
(1) Bekerjasama dengan lintas sektor, pemerintah
daerah/OPD, CSO dan/atau lembaga lainnya;
(2) Adanya kesamaan visi misi dan tujuan antar lintas
sektor yang berkolaborasi.
63
b) Penerapan Model
Implementasi Model Lintas Sektor:
(1) Kantor Pertanahan dalam hal ini Tenaga Pendukung
(Field Staff) Akses menyusun laporan hasil kegiatan
Pemetaan Sosial yang menyajikan olah data kondisi
sosial ekonomi, potensi, kendala, kebutuhan dan
peluang pengembangan sektor usaha;
(2) Kantor Pertanahan melaksanakan sosialisasi berupa
penyampaian laporan hasil pemetaan sosial dengan
mengundang Perangkat Daerah terkait beserta
perwakilan subjek dan tokoh masyarakat;
(3) Pemerintah daerah melalui Perangkat Daerah terkait
melakukan koordinasi terkait peluang kerja sama
program prioritas pada anggaran tahun berjalan;
(4) CSO/Badan Usaha terkait melakukan sharing data
terkait rencana bisnis yang mampu berpeluang
menjadi kerja sama;
(5) Aktif menjalin komunikasi dengan berbagai
stakeholder. Jika sudah ada forum antar stakeholder
daerah, Kantor Pertanahan dapat dengan aktif
berkontribusi;
(6) Melaporkan hasil olah data pemetaan sosial beserta
identifikasi potensi pada kegiatan Sosialisasi,
Penyuluhan, maupun pertemuan FGD Penetapan
Model yang melibatkan para stakeholder;
(7) Berkoordinasi dengan OPD/Pemda mengenai
perencanaan program prioritas yang dimiliki
OPD/Pemda;
(8) Berkoordinasi juga dengan Badan Usaha mengenai
peluang pemberian fasilitasi akses yang sejalan
dengan usaha mereka;
64
(9) Secara simultan berkoordinasi dengan OPD maupun
pemerintah daerah terhadap rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan untuk memperoleh dukungan
dan kolaborasi, seperti penyusunan program atau
kegiatan kepada masyarakat dalam bentuk RENJA
dan RENSTRA sesuai tahun anggaran dan
Menyesuaikan kegiatan penanganan akses yang
dirancang dalam skema tiga tahun ke dalam berbagai
agenda kegiatan di lintas sektoral di daerah;
(10) Fasilitasi pembentukan kerja sama, baik penerbitan
Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding
(MoU) maupun Perjanjuan Kerja Sama (PKS) di
bawah arahan Pemerintah Daerah bersama para
stakeholder dan pendampingan subjek Penanganan
Akses Reforma Agraria terkait dengan kebutuhan dan
pembentukan dan/atau penguatan kelembagaan
serta perencanaan bersama;
(11) Hasil dari penerbitan dokumen perjanjian kerjasama
tersebut ditindaklanjuti langsung dengan
melaksanakan implementasi model lintas sektor dan
menindaklanjuti kegiatan berdasarkan peran dan
tugas pokok masing-masing antar stakeholder;
(12) Selalu berkomunikasi dengan CSO/Badan Usaha
sebagai Off Taker pada pelaksanaan model lintas
sektor.
65
Gambar 7. Skema Penerapan Model Lintas Sektor
a) Kriteria Pokok
Kriteria pokok model Tanggung Jawab Sosial
(CSR) dapat dilakukan melalui beberapa kriteria
sebagaimana berikut:
(1) CSR dilakukan oleh perusahaan yang beroperasi
tidak jauh dari lokasi kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria maupun lokasi yang jauh dari
perusahaan yang dapat memberikan program CSR-
nya;
(2) CSR dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara atau
Badan Usaha Milik Daerah maupun perusahaan lain
yang memiliki kewajiban untuk melaksanakan
kewajiban CSR nya;
(3) Kantor Pertanahan dapat menginisiasi penetapan
lokasi mana yang membutuhkan intervensi CSR
sesuai dengan kebutuhan masyarakat hasil dari
pemetaan sosial;
66
(4) Kegiatan CSR yang telah diinisiasi dan telah
dilakukan oleh Perusahaan dapat ditindaklanjuti
dengan kegiatan penanganan akses Reforma Agraria;
(5) Kegiatan CSR harus didesain sesuai dengan
kebutuhan kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria dan disesuaikan pula dengan program yang
ada pada perusahaan pemberi CSR.
b) Penerapan Model
Model ini diterapkan dengan mekanisme sebagai
berikut:
(1) Kantor Pertanahan dalam hal ini Tenaga Pendukung
(Field Staff) Akses menyusun laporan hasil kegiatan
Pemetaan Sosial yang menyajikan oalah data kondisi
sosial ekonomi, potensi, kendala, kebutuhan dan
peluang pengembangan sektor usaha;
(2) Kemudian menyusun hasil dari kegiatan Sosialisasi,
Penyuluhan, maupun pertemuan FGD Penetapan
Model;
(3) Pada kegiatan sosialisasi membahas dan
mengidenfikasi perusahaan/Badan Usaha yang
mampu mendukung program;
(4) Berkoordinasi dengan Badan Usaha maupun Forum
CSR yang ada di daerah mengenai peluang pemberian
fasilitasi akses melalui dana CSR. Cara koordinasi
informal dan pendekatan personal dapat diusahakan
karena lebih efektif dalam membangun kedekatan
dalam bekerja sama;
(5) Fasilitasi pembentukan kerja sama, baik penerbitan
Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding
(MoU) maupun Perjanjian Kerja Sama (PKS);
67
(6) Melakukan FGD dengan masyarakat terkait dengan
kebutuhan dan pembentukan kelompok;
(7) Selanjutnya dilakuan penguatan kelembagaan bagi
kelompok yang sudah terbentuk maupun yang baru
terbentuk sebagai salah satu persyarat pengajuan
proposal;
(8) Subjek/masyarakat bersama Kantor Pertanahan
memfasilitasi penyusunan proposal pengajuan CSR;
(9) Kantor pertanahan melakukan Penerbitan surat
pengantar sebagai dokumen pendukung pengajuan
proposal;
(10) Badan Usaha/Forum CSR melakukan verifikasi
proposal yang telah disepakati jika tidak sesuai maka
akan kembali di kordinasikan dan dilaksakan
audiensi bersama;
(11) Jika sudah sesuai bisa didistribusi sesuai dengan
ketentuan Forum CSR;
(12) Implementasi pelaksanaan kegiatan jika telah
memperoleh persetujuan dari Forum CSR, maka
Subjek/Masyarakat dan/atau Pemda/OPD dapat
langsung melaksanakan kegiatan CSR tersebut
(sebagaimana terlihat pada alur 12.a dan 12.b
gambar skema penerapan model CSR).
68
Gambar 8. Skema Penerapan Model CSR
a) Kriteria Pokok
Kriteria Pokok pada Model Pengembangan
Kawasan Tematik adalah sebagai berikut:
(1) Adanya dukungan serta komunikasi dan koordinasi
yang baik dari berbagai pemangku kepentingan
maupun masyarakat;
(2) Melibatkan partisipasi masyarakat dan lembaga yang
ada dengan tujuan untuk membangun kekhasan
wilayah tersebut;
(3) Mengembangkan potensi usaha masyarakat yang
dominan sesuai dengan budaya, tradisi, kearifan
lokal dan menjadi mata pencaharian pokok sebagian
besar warga di wilayah tersebut.
b) Penerapan Model
Implentasi Model Kawasan Tematik sebagai
berikut:
(1) Implementasi model pemberdayaan tanah
masyarakat berbasis penataan kawasan dimulai dari
peran Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses
69
menyajikan data olah data pemetaan sosial yang
meliputi data identitas subjek, tanah, potensi
ekonomi, kendala dan kebutuhan pengembangam
usaha untuk dilaporkan ke Kantor Pertanahan;
(2) Kantor Pertanahan bertanggung jawab menyajikan
laporan hasil pemetaan sosial dalam kegiatan
sosialisasi kepada Perangkat Daerah terkait
mengenai rencana daerah dalam penataan kawasan,
seperti rencana tata ruang daerah atau penataan
kawasan permukiman;
(3) Kantor Pertanahan bersama Tenaga Pendukung
(Field Staff) Akses berkomunikasi kepada subjek
Penanganan Akses untuk berkoordinasi dengan
jajaran pemerintah desa agar dapat mengusulkan
kebutuhan atau rencana kegiatan pemanfaatan
tanah berupa usulan unggulan Penataan Kawasan
atau salah satu contoh Kampung Reforma Agraria
(KRA) dalam kegiatan Musyawarah Perencanaan dan
Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kabupaten/
Kota sebagai rencana tahun depan. Usulan tersebut
memuat rencana pembangunan infrastruktur
fasilitas sosial dan/atau fasilitas umum;
(4) Pemerintah daerah berperan dalam mengakomodir
usulan Musrenbang tingkat Kabupaten/Kota terkait
penataan kawasan dalam pengusulan dari subjek
Reforma Agraria;
(5) Musrenbang tingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan
oleh Perangkat Daerah sesuai dengan jadwal dan
tugas pokok masing-masing. Pada pelaksanaan ini,
Kantor Pertanahan mengawal usulan perencanaan
bersama pemerintah desa, pemerintah kecamatan
dan stakeholder terkait;
70
(6) Kantor Pertanahan menginventarisasi usulan-usulan
hasil pelaksanaan Musrenbang tingkat
Kabupaten/Kota yang telah disetujui dan sejalan
dengan proses persetujuan Musrenbang, subjek
Reforma Agraria menyiapkan rencana pengembangan
usaha dengan didampingi oleh Tenaga Pendukung
(Field Staff) Akses sehingga dapat berjalan paralel;
(7) Kantor Pertanahan dan Tenaga Pendukung (Field
Staff) Akses melakukan pendampingan terhadap
subjek/ masyarakat;
(8) Kemudian dilanjutkan rencana aksi pengembangan
usaha (lahan garapan) yang diusulkan sebagai subjek
Reforma Agraria;
(9) Kantor Pertanahan kembali mendampingi sejauh
mana rencana pengembangan dari rencana usaha
subjek/masyarakat;
(10) Kantor Pertanahan melakukan persiapan untuk
Kampung Reforma Agraria (KRA);
(11) Jika prioritas usulan Kampung Reforma Agraria
(KRA) telah disetujui, maka pemerintah desa dan
subjek Reforma Agraria bertanggung jawab terhadap
usulan tersebut dalam implementasi kegiatannya,
yakni persiapan pembangunan infrastruktur fasilitas
sosial dan/atau fasilitas umum sebagai persiapan
KRA;
(12) Pemerintah daerah melalui program prioritasnya,
berperan dalam mengkoordinasikan rencana
implementasi terkait tindak lanjut pengusulan KRA,
seperti implementasi Pembentukan Koperasi
penyediaaan infrastruktur fasilitas sosial dan/atau
fasilitas umum. Seiring dengan implementasi
rencana kegiatan Kampung Reforma Agraria (KRA),
71
Perangkat Daerah terkait dapat berperan serta dalam
pembentukan koperasi atau kelembagaan;
(13) Pihak badan usaha dapat dilibatkan untuk berperan-
serta sebagai pihak off taker dalam pengembangan
usaha yang dilakukan oleh masyarakat dengan
dikoordinasikan oleh Kantor Pertanahan. Peran serta
bahan usaha ini dapat dikuatkan dengan penerbitan
dokumen perjanjian kerjasama misalnya melalui
Notulensi, NDA dan/atau PKS, dan sebagainya.
72
7) Model Creating Shared Value (CSV)
a) Kriteria Utama
(1) Konsep CSV mengharuskan perusahaan memainkan
peran ganda menciptakan nilai ekonomi (economic
value) dan nilai sosial (social value) secara bersama
sama (shared), tanpa salah satu diutamakan atau
dikesampingkan;
(2) Pelaksanaan CSV didorong perusahaan dan
perusahaan harus bersifat proaktif;
(3) CSV bagi perusahaan adalah investasi jangka
panjang bagi perusahaan.
b) Penerapan Model
Secara ringkas proses implementasi Model
berbasis CSV dilakukan dengan alur sebagai berikut:
(1) Kantor Pertanahan dalam hal ini Tenaga Pendukung
(Field Staff) Akses menyusun laporan hasil kegiatan
Pemetaan Sosial yang menyajikan olah data kondisi
sosial ekonomi, potensi, kendala, kebutuhan dan
peluang pengembangan sektor usaha;
(2) Kemudian hasil dari pemetaan pada kegiatan
Sosialisasi, Penyuluhan, maupun pertemuan FGD
melakukan Penetapan Model;
(3) Pada kegiatan sosialisasi membahas dan
mengidenfikasi perusahaan/Badan Usaha yang
mampu mendukung perogram;
(4) Berkoordinasi dengan Badan Usaha maupun Forum
CSR yang ada di daerah mengenai peluang pemberian
fasilitasi akses melalui dana CSV. Cara koordinasi
informal dan pendekatan personal dapat diusahakan
karena lebih efektif dalam membangun kedekatan
dalam bekerja sama;
73
(5) Fasilitasi pembentukan kerja sama, baik penerbitan
Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding
(MoU) maupun Perjanjuan Kerja Sama (PKS);
(6) Melakukan FGD dengan masyarakat terkait dengan
kebutuhan dan pembentukan kelompok;
(7) Selanjutnya dilakuan penguatan kelembagaan bagi
kelompok yang sudah terbentuk maupun yang baru
terbentuk sebagai salah satu persyarat pengajuan
proposal;
(8) Subjek/masyarakat bersama Kantor Pertanahan
memfasilitasi penyusunan proposal pengajuan CSV;
(9) Kantor pertanahan melakukan Penerbitan surat
pengantar sebagai dokumen pendukung pengajuan
proposal;
(10) Badan Usaha/Forum CSR melakaukan verifikasi
proposal yang telah disepakati, jika tidak sesuai
maka akan kembali dikordinasikan dan
dilaksanakan audiensi bersama dan;
(11) Jika sudah sesuai bisa didistribusi sesuai dengan
ketentuan Forum CSR;
(12) Implementasi pelaksanaan kegiatan jika telah
memperoleh persetujuan dari Forum CSR, maka
subjek/masyarakat dan/atau Pemda/OPD dapat
langsung melaksanakan kegiatan CSV tersebut
(sebagaimana terlihat pada alur 12.a dan 12.b
gambar skema penerapan model CSV);
(13) Badan Usaha/ Forum CSR berperan-serta sebagai
pihak off taker dalam pengembangan usaha yang
dilakukan oleh Subjek/Masyarakat.
74
Gambar 10. Skema Penerapan Model CSV
75
(3) Kemudian hasil dari pemetaan sosial disampaikan
pada kegiatan Sosialisasi, Penyuluhan, maupun
pertemuan FGD Penetapan Model;
(4) Sekaligus koordinasi dengan Pemda/OPD
menyampaikan data hasil pemetaan sosial terutama
list kebutuhan serta jumlah subjek;
(5) Selanjutnya dilakukan Pendataan Subjek UMKM
untuk;
(6) Hasil dari pendataan Subjek UMKM dilaporakan
kepada Kantor Pertanahan;
(7) Selanjutnya dilakukan pengembangan
kelembagaan bagi subjek/mayarakat yang sudah
terdata sebagai UMKM binaan maupun yang belum
terdaftar sebagai UMKM binaan sebagai salah satu
persyarat pengajuan fasilitasi PLUT;
(8) Setelah di lakukan pengembangan kelembagaan
maka di lakukan audiensi, jika tidak sesuai denga
ketentuan PLUT maka kembali berkordinasi denga
Pemda/OPD dan/atau;
(9) Sesuai dengan PLUT maka dilanjutkan dengan
penyusunan dokumen kerja sama bisa dalam
bentuk Notulensi Pemenuhan Komitmen, Perjanjian
Kerja sama, maupun dokumen lainnya sepanjang
dapat dijadikan bukti legalitas terjalinnya kerja
sama antara Kantor Pertanahan dengan PLUT. Kerja
sama ini diharapkan dapat mengikat target agar
output dari masing-masing pihak tercapai,
sepanjang subjek yang dibina adalah subjek yang
sama;
(10) Subjek yang bisa diintervensi PLUT tidak ada
persyaratan tertentu, semua pelaku UKM bisa
mendapatkan pelatihan, proses pendampingan akan
76
disesuaikan dengan jumlah SDM yang tersedia pada
PLUT;
(11) Implementasi pelaksanaan kegiatan jika telah
memperoleh persetujuan dari Kantor Pertanahan
dan PLUT menyusun rencana kerja yang dituangkan
dalam Notulensi Penyusunan Model. Rencana Kerja
diharapkan dapat mengakomodir kegiatan
Penanganan Akses Tahun Kedua yakni Penataan
Kelembagaan, serta kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria Tahun Ketiga yakni Pengembangan
Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran;
(12) Pemda/OPD berperan-serta sebagai pihak off taker.
77
5. Penyusunan Data Penerima Akses Reforma Agraria
Tahap akhir pelaksanaan kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria adalah penyusunan penerima akses Reforma Agraria serta
ditindaklanjuti dengan penyusunan arahan dan program melalui rapat
di Kantor Pertanahan sesuai dengan DIPA Kantor Pertanahan masing-
masing dengan melibatkan stakeholder terkait. Pelaporan kegiatan
penanganan akses Reforma Agraria disusun dalam bentuk rekapitulasi
data dengan penyajian data yang terisi dalam Aplikasi Pemberdayaan
Tanah Masyarakat termasuk lampiran berupa Data Arahan dan
Program.
Hasil rapat tersebut adalah laporan akhir pelaksanaan kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria. Kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria yang dilaksanakan di Kantor Pertanahan selama 1
(satu) tahun anggaran, dilaporkan sesuai dengan kerangka/
sistematika sebagaimana tersebut dalam Lampiran 17.
Laporan Akhir disampaikan secara berjenjang kepada Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional c.q. Direktorat Jenderal Penataan
Agraria dan ditembuskan ke Direktorat Pemberdayaan Tanah
Masyarakat.
D. Mitigasi Risiko
78
1. Mitigasi Risiko pada tahapan Penentuan Lokasi
79
4. Mitigasi Risiko pada tahapan kualitas hasil pemetaan sosial
80
6. Mitigasi Risiko pada tahapan Kontrol Kualitas Tenaga
Pendukung (Field Staff) Akses
81
BAB IV
REFORMA AGRARIA
A. Pelaksanaan Anggaran
82
halaman 69, huruf d. Pelaksanaan Anggaran Data Penerima Akses
Reforma Agraria Daerah, beserta keterangan lain dan lampirannya.
a. Sumber Pembiayaan Data Penerima Akses Reforma Agraria
Sumber pembiayaan kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria berasal dari Rupiah Murni (RM).
b. Tahapan dan Output Data Penerima Akses
Output Penanganan Akses Reforma Agraria berdasarkan
tahapan kegiatan:
Tabel 2. Tahapan Kegiatan dan Output Data Penerima Akses Reforma Agraria di
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
83
Komponen Tahapan Kegiatan Satuan Dokumen Keluaran/
/ Akun Pertanggung Hasil
jawaban
(evidence)
● BA
Penyelesaian
Pekerjaan
(BAPP) dll
● Kuitansi
● Laporan olah
data Tabulasi
Akses
Reforma
Agraria
● Laporan
Rekapitulasi
Peningkatan
Pendapatan
SK Pelaksanaan
052 Bimbingan Teknis Pemberdayaan Tanah Masyarakat Bimbingan
Teknis
521211 Belanja Bahan Paket Kuitansi Daftar Penerima
(Seminar kit) pembelian Seminar Kit
522151 Belanja Jasa Profesi Orang ● SK Daftar Penerima
Jam Narasumber Honor
● Undangan
Narasumber
● Daftar hadir
524114 Belanja Perjalanan Paket ● SK Peserta Laporan
Dinas Paket Meeting ● Surat Tugas Kegiatan Bimtek
Dalam Kota ● Surat
Undangan
Peserta
● Dokumen
Hotel
(kuitansi)
● Daftar
Penerima
84
Komponen Tahapan Kegiatan Satuan Dokumen Keluaran/
/ Akun Pertanggung Hasil
jawaban
(evidence)
Transport dan
Uang Harian
Khusus
transportasi
at cost:
Kuitansi/
setruk (bus,
tol, bensin)
053 Tabulasi Data Penerima Akses Reforma Agraria Laporan Akhir
521211 Belanja Bahan Orang ● Surat Notulen Rapat
(Konsumsi, dan Kegiatan Undangan
Penggandaan) rapat
● Daftar Hadir
● Kuitansi
Snack dan
makan siang
Kuitansi
penggandaan
524111 Belanja Perjalanan Orang ● Surat Tugas Laporan
Dinas Biasa Transport ● SPPD Perjalanan
(Transport, Uang ● Daftar Dinas
Harian, dan Penerima
Penginapan) Transport dan
Uang Harian
Khusus
transportasi
at cost :
Kuitansi/
setruk (bus,
tol, bensin)
c. Pengukuran Kinerja
Realisasi kegiatan dan anggaran di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional akan diukur kinerjanya berdasarkan bobot
85
kinerja fisik dan keuangan. Kinerja keuangan diukur dari
perbandingan antara realisasi keuangan dan target dikali 100%.
Sedangkan realisasi fisik diukur berdasarkan progress
persentase bobot kinerja sebagai berikut:
Tabel 3. Bobot Kinerja Data Penerima Akses di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional.
Komponen/
Tahapan Kegiatan Kinerja
Akun
Pengumpulan Bahan dan
051 15%
Penyusunan Konsep Kegiatan
Bimbingan Teknis Pemberdayaan
052 35%
Tanah Masyarakat
Tabulasi Data Penerima Akses
053 50%
Reforma Agraria
86
2. Kantor Pertanahan
87
Komponen/ Tahapan Satuan Dokumen Keluaran/ Keterangan
Akun Kegiatan Pertanggung Hasil
jawaban
(evidence)
Penunjang
Komputer)
88
Komponen/ Tahapan Satuan Dokumen Keluaran/ Keterangan
Akun Kegiatan Pertanggung Hasil
jawaban
(evidence)
521211 Belanja Bahan Paket ● Undangan Notulen
(Rapat) rapat rapat
● Daftar
hadir
● Kuitansi
pembelian
Snack
524113 Belanja OT ● Surat Tugas Laporan ● Sesuai
Perjalanan Dinas OH SPPD Perjalanan Satuan
Dalam Kota ● Kuitansi/ Dinas Biaya
(transport ke setruk (bus, setempat
lokasi, uang tol, bensin) ● Penginapa
harian, ● Daftar n diberikan
penginapan) Nominatif sebesar
30%
054 Penyusunan Model Notulensi
Rapat
Penyusunan
Model
521211 Belanja Bahan Paket ● Undangan Notulen
(Rapat) rapat rapat
● Daftar
hadir
● Kuitansi
pembelian
Snack
Penyusunan Data Penerima Akses Reforma Laporan
055
Agraria Akhir
521211 Belanja Bahan Paket ● Undangan Buku
(Konsumsi, rapat Laporan
Salinan dan ● Daftar hadir
Penjilidan) ● Kuitansi
pembelian
Snack
● Kuitansi
salinan
● Kuitansi
penjilidan
c. Pengukuran Kinerja
Realisasi kegiatan dan anggaran di Kantor Pertanahan
akan diukur kinerjanya berdasarkan bobot kinerja fisik dan
keuangan. Kinerja keuangan diukur dari perbandingan antara
89
realisasi keuangan dan target dikali 100%. Realisasi fisik diukur
berdasarkan progress persentase bobot kinerja sebagai berikut:
Tabel 6. Bobot Kinerja Penanganan Akses di Kantor Pertanahan
Waktu Pelaksanan
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penetapan Lokasi
B. Mekanisme Pelaporan
90
Konsultan Perorangan yang bertugas di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional, mempunyai tugas untuk menghimpun data
perkembangan kondisi subjek Penanganan Akses Reforma Agraria
pada tahun pertama, kedua, dan tahun ketiga. Selain itu bertugas
juga untuk menghimpun data dari Kantor Pertanahan pada lokasi
Penanganan Akses Reforma Agraria Tahun Anggaran 2023.
2. Kantor Pertanahan
Laporan Penanganan Akses Reforma Agraria disusun
berdasarkan format dan diupload ke dalam folder penyimpanan
online yang sudah dibuat oleh Konsultan Perorangan pada Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional. Laporan dibuat dalam bentuk
softfile.
91
BAB V
A. Gambaran Umum
92
1) Pelaksanaan update data fasilitasi pada rentang waktu /
masa kerja Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses dilakukan
oleh Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses sebagai bagian
dari kegiatan Pemetaan Sosial;
2) Pelaksanaan update data fasilitasi melampaui rentang waktu
/ masa kerja Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses dilakukan
oleh Kantor Pertanahan. Dalam hal dilakukan
Pendampingan update data Fasilitasi oleh Kantor
Pertanahan, maka tidak termasuk kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria dengan tanpa membebankan biaya
perjalanan dinas.
e. Peta spasial, sebagai sebaran data pemberdayaan tanah
masyarakat berdasarkan spasial yang sudah diintegerasikan
dengan peta bidang tanah Komputerasi Kantor Pertanahan
(KKP);
f. Laporan data by name by address, sebagai tabulasi data by
name by address pemberdayaan tanah masyarakat.
93
e. Progress CPCL, digunakan untuk melihat kemajuan capaian
sertipikasi lintas sektor/mandiri;
f. Sistem Informasi Pemberdayaan Tanah Masyarakat ini akan
dijelaskan lebih rinci dalam manual book terpisah.
1. Tampilan Dashboard
94
2. Tampilan Peta Spasial
95
3. Tampilan Entri Data Pemberdayaan Tanah
Masyarakat
96
KK
Gambar 18. Data Entri Data Pemberdayaan
Tanah Masyarakat Penetapan Pendampingan
97
4. Tampilan Laporan
98
6. Tampilan Peta Mobile
99
8. Tampilan Input CPCL
100
BAB VI
PENUTUP
101
LAMPIRAN
102
Lampiran 1. Peta Sebaran Target Penanganan Akses Reforma Agraria Tahun 2023
103
Lampiran 2. Kerangka Acuan Kerja Pengadaan Konsultan Perorangan
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KEGIATAN REKRUTMEN
KONSULTAN PERORANGAN
PADA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI …..
TAHUN 2023
A. Latar Belakang
104
8. Peraturan Presiden Nomor 111 tahun 2022 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembar Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 180);
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita
Negara Republik Indonesia tahun 2020 Nomor 985);
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 986);
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 27 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun 2020-2024
(Berita Negara Tahun 2020, Nomor 1792);
12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 83/PMK.02/2022
Tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2023 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 494);
13. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor
12 tahun 2021 tentang Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 593);
14. Keputusan Deputi Bidang Pengembangan Strategi Dan Kebijakan Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5 Tahun 2018
Tentang Standar Dokumen Pemilihan Melalui Pengadaan Langsung Untuk
Pengadaan Barang/Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi;
15. Surat Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor B/KU.01.03/308-
100/II/2023 Tanggal 10 Februari 2023.
b. Gambaran Umum
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(Kementerian ATR/BPN) yang memiliki tugas di bidang agraria/pertanahan
dan tata ruang ditingkat nasional dan regional, mengemban sebagian
Program Prioritas pengentasan kemiskinan melalui kegiatan Reforma
Agraria. Unsur penting dalam Reforma Agraria adalah Penataan Aset dan
Penataan Akses.
Kementerian ATR/BPN melalui Direktorat Pemberdayaan Tanah
Masyarakat beserta jajarannya di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
berupaya melaksanakan pemberdayaan tanah masyarakat. Dengan
merekomendasikan dilaksanakannya legalisasi aset oleh Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota terhadap bidang tanah yang pemiliknya telah
memperoleh akses dari pemangku kepentingan terkait serta memfasilitasi
masyarakat penerima sertipikat hak atas tanah agar dapat menjadikan
bidang tanah dimaksud sebagai aset yang hidup dan menjadi modal dasar
bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
…………………….
NIP. ……………………
107
Lampiran 3. Tabulasi Data Penerima Akses Reforma Agraria
ALAMAT ASET JENIS USAHA POTENSI USAHA NAMA KUB
NO NIK NAMA SESUAI NOMOR JENIS TAHUN ASAL Titik Penggunaan
KTP LUAS Titik Bujur
SHAT HAK SHAT SERTIPIKAT Lintang tanah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 0000000000 A. Kadir Jl. - HPK 2012 109.4354271 Kebun Pertanian Kebun Kelapa Harapan
Manunggal Kelapa Tanaman Sawit Makmur
18 Sawit Tahunan
(Perkebunan),
Kelapa Sawit
0 -0,000000
2 0000000000 Abdul Kampung 111111111 HMI 2019 111.0000000 Pemukiman Pertanian, Padi Kampung
Patah Tengah Pertanian Tengah 1
0 -0,000000 Serealia, Padi
3 0000000000 Abdul Kampung 22222222 HMI 2019 222.0000000 Pemukiman Pertanian, Padi Kampung
Wahid Tengah Pertanian Tengah 1
0 -0,000000 Serealia, Padi
108
Tabel lanjutan setelah kolom Nama KUB
PENDAMPINGAN PENGHASILAN
HAMBATAN, KENDALA, AKSES YANG
MODEL PEMBERDAYAAN
MASALAH DIBUTUHKAN INSTANSI JENIS NAMA
DESKRIPSI TAHUN-1 TAHUN-2 TAHUN-3
PENDAMPING PENDAMPINGAN KEGIATAN
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kekurangan Pupuk Dan Pupuk Dan Bibit Pertanian Korporasi - Pendampingan
Bibit (Cooperative Farming) Usaha
Hama, Kurangnya Modal Pestisida, Herbisida, Modal Pertanian Korporasi Dinas Pertanian Kab. Pendampingan
Usaha Usaha (Cooperative Farming) Kubu Raya Usaha
Hama, Kurangnya Modal Pestisida, Herbisida, Modal Pertanian Korporasi Dinas Pertanian Kab. Pendampingan
Usaha Usaha (Cooperative Farming) Kubu Raya Usaha
109
Lampiran 4. Tabulasi Data Penerima Akses Penataan Kelembagaan
a. Keluaran Akhir Penataan Kelembagaan Bagi yang Sudah Memiliki Kelompok Usaha
Penetapan Progress
Terdaftar/ Sektor Subsektor Sektor Instansi
Lokasi Nama Nama Kendala Jenis Kegiatan
Tidak Usaha Usaha Utama/ Usaha Pendamping
Kec Desa Kelompok Anggota Kelembagaan Pendampingan Fasilitasi
No terdaftar Utama Komoditas Tambahan
Akses
Catatan:
*Progress Kegiatan : arahnya ke tindak lanjut yang akan dilakukan kedepannya dan kerja sama yang akan disusun
*Kendala Kelembagaan : kondisi dan hambatan dalam proses pembentukan dan penguatan kelompok
*Instansi Pendamping : stakeholder yang memberikan fasilitasi pendampingan kelembagaan dan bantuan lainnya
*Jenis Pendampingan : Pendampingan yang sudah diterima (kelembagaan dan bantuan lainnya)
110
b. Keluaran Akhir Penataan Kelembagaan Bagi yang Belum Memiliki Kelompok Usaha
Catatan:
Sektor usaha tambahan sebagai peluang untuk membentuk kelompok dengan menggabungkan sektor usaha tambahan Subjek Reforma lain
yang sudah memiliki Kelompok. Hal ini akan memungkinkan bagi 1 Subjek memiliki 2 (dua) kelompok usaha yang berbeda sektor usaha.
111
Lampiran 5. Tabulasi Data Penerima Akses Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran
Data Tabulasi Penerima Akses Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran
Kab/Kota…….
Desa/Kel :
Kecamatan :
Kab/Kota :
Provinsi :
Jumlah Target :
1. Subjek yang Mendapatkan Pendampingan Kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran (Subjek
Prioritas)
112
2. Subjek yang Belum Memperoleh Prioritas Pendampingan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran
113
Lampiran 6. Tabulasi Data Peningkatan Pendapatan Per Kapita Penerima Akses Reforma Agraria
Provinsi :
Kabupaten Kota :
Kecamatan : Semua
Kelurahan : Semua
Tahun : 2023
Seleksi :-
Penghasilan
Pendampingan
Jumlah (Rp)
No NIK Nama
Tanggungan
Instansi Jenis Nama Sebelum Setelah
Deskripsi
Pendamping Pendampingan Kegiatan Penanganan Penanganan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
114
Lampiran 7. Kerangka Penulisan Laporan di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Waktu Pelaksanaan (Tabel Pelaksanaan Pekerjaan dengan Uraian Kegiatan)
BAB II
DATABASE PENERIMA AKSES REFORMA AGRARIA
A. Laporan kegiatan penanganan akses Reforma Agraria Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional:
1. Tabulasi data penerima Penanganan Akses Reforma Agraria;
2. Tabulasi data subjek Penataan Kelembagaan;
3. Tabulasi data subjek Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran;
4. Data Peningkatan Pendapatan Perkapita Penerima Akses Reforma Agraria.
B. Infografik berisi rangkuman kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
BAB III
KEGIATAN PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
A. Resume kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria pada masing-masing
Kabupaten/Kota yang menjadi target penanganan akses;
B. Infografik berisi kegiatan penanganan akses Reforma Agraria pada masing-
masing kabupaten/kota yang menjadi target penanganan akses (jumlah
infografik disesuaikan dengan jumlah kabupaten/kota);
C. Rekapitulasi data hasil kegiatan penanganan akses tahun anggaran 2023.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
115
Lampiran 8. Format SK Penetapan Lokasi Kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria
116
37/SKB/XII/2017; Nomor 593/9395/SJ; Nomor 14/KB/M/KUKM/XI/2017;
Nomor 07/Mon/HK.220/M/ 12/2017; Nomor 16/MEN-KP/KB/XII/2017;
b. Perjanjian Kerja Sama Antara Direktur Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan
direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Deputi
Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian,
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan dan
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan
tentang Pelaksanaan Pemberdayaan Tanah Masyarakat Bagi Pelaku Usaha
Mikro dan Kecil, Petani, Nlayan, Dan Pembudi Daya Ikan Nomor 29/SKB-
400/IV/2018,
500/1738/Bangda/2018,01/PKS/Dep.2/IV/2018,03/MoU/T.160/B/04/2018,
01/PKS/DJPT-KKP/IV/ 2018, 01/DJPB-KKP/PKS/IV/2018;
c. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran …
Nomor SP DIPA…. Tanggal .. (disesuaikan dengan No DIPA masing-masing Kantor
Pertanahan dimana anggaran kegiatan ini berada).
Memutuskan
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA ….… TENTANG
PENETAPAN LOKASI KEGIATAN PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA TAHUN
……………
PERTAMA : Menetapkan :
Desa/Kelurahan : ...............................
Kecamatan : ................................
Kabupaten/Kota : ................................
Sebagai Lokasi Penanganan Akses Reforma Agraria Anggaran 2023.
KEDUA : Sumber pendanaan untuk Pelaksanaan Rapat Penetapan Lokasi Kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria ini berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ..... Tahun Anggaran 2023.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila terdapat
kekeliruan di kemudian hari dalam Keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di….
Pada tanggal
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
..........
Nama ...............................
NIP ..................................
117
Lampiran 9. Lokasi Tematik Perikanan Kampung Budidaya
Lokasi Tematik Perikanan Kampung Budidaya sebagaimana bersumber dari Data Kementerian Perikanan dan
Kelautantertera pada lokasi berikut:
118
Lemang, Sialang Pasung, Bantar, Sialang
Meranti Bunting, Pelantai
18 Meranti Kakap Repan, Tebun
Banglas
Inshit, Gogo, Serat Akar, Kudap
Pudak, Kota Karang
5 JAMBI 19 Muaro Jambi Patin
20 Banyuasin Patin Sungai Rengit
21 Kota Palembang Lele Sri Mulya
SUMATERA Cambai
6 22 Kota Prabumulih Lele
SELATAN
23 Musi Rawas Nila Sitiharjo
24 OKU Timur Patin Sukosari & Triyoso
25 Bengkulu Selatan Patin Darat Sawah
26 Kota Bengkulu Lele Lempuing
7 BENGKULU
27 Bengkulu Utara Nila Sidomukti
28 Kepahiang Nila Suru Ilir
29 Pesawaran Bawal Bintang Sidodadi
30 Pringsewu Nila Pagelaran
8 LAMPUNG
31 Lampung Selatan Rumput Laut Ketapang, Legundi, Tridarma Yoga, Ruguk, Sumur
32 Lampung Barat Nila Kagungan
9 BANGKA BELITUNG 33 Belitung Timur Kerapu Tanjung Batu Itam
34 Lingga Rumput Laut Pelakak, Kote
35 Bintan Bawal Bintang Pengujan, Penaga, Pangkil, Tembeleing.
10 KEPULAUAN RIAU 36 Karimun Rumput Laut Sugi, Rawa Jaya, Nyiur Permai, Keban
37 Kapulauan Anambas Kerapu Piabung, Air Sena, Batu Belah
Karas, Sijantung, Galang Baru, PL. Abang,
38 Kota Batam Kakap
Rembang, Cate
119
Setoko, Pulau Buluh, Batu Legong, Temoyong,
Bulang Lintang, Pantai Gelam Pantai
Pulau Panggang
11 DKI JAKARTA 39 Kep. Seribu Kerapu
120
61 Sragen Patin Tenggak
62 Tegal Nila Salin Dampyak
63 Semarang Lele Sruwen
64 Banyumas Gurami Petarungan, Grujugan, Kebarongan
14 DI YOGYAKARTA 65 Sleman Nila Wonokerto
66 Bangkalan Bandeng Panjalinan
67 Banyuwangi Lobster Sarongan
68 Blitar Ikan Hias Sumberingin
69 Gresik Bandeng Pangkah Wetan
70 Kediri Lele Tulungrejo,
15 JAWA TIMUR 71 Kota Kediri Ikan Hias Ketami
72 Lamongan Kerapu Labuhan, Brondong
73 Probolinggo Kerapu Gili Ketapang
74 Sidoarjo RL Kedung Pandan, Kupang
75 Sumenep RL Lobuk, Pagarbatu, Tanjung
76 Tulungagung Gurami Pagersari
77 Lebak Patin Prabugantungan, Banjarsari, Cibatur Keusik
16 BANTEN
78 Pandeglang* Lobster Citereup
17 BALI 79 Buleleng Rumput Laut Patas
80 Bima Rumput Laut Laju, Wilamaci, Doro Oo, Rompo.
81 Kota Bima Bawal Bintang Kolo, Ule
18 NTB 82 Lom. Tengah Nila Teratak, Aik Berik.
83 Lom. Timur Lobster Jerowaru
84 Sumbawa Tiram Mutiara Pulau Kaung
85 Kupang Kerapu Bokonusan, Onansila, Uitau, Huilelot
19 NTT
86 Rote Ndao Rumput Laut Oeseli
121
Kaliuda, Tanamanang
87 Sumba Timur Rumput Laut
122
Lohsumber,
Sumbersari,
Sungai Payang,
Kalimantan Timur 100 Kutai Kertanegara Nila Jembayan
Tengah
123
31 MALUKU UTARA 121 Halmahera Tengah Nila Waijarana
122 Jayapura Nila Maribu
123 Keerom Lele Yamtapir II
32 PAPUA 124 Kepulauan Yapen Rumput Laut Sarawandori
125 Kota Jayapura Nila Koya Timur
126 Waropen Kepiting Urfas
127 Kaimana Rumput Laut Marsi
128 Raja Ampat Kerapu Mutus, Sawandarek
33 PAPUA BARAT
129 Sorong Nila Malaos
130 Teluk Wondama Rumput Laut Yomber
124
Lampiran 10. Lokasi Kelompok Tematik Kampung Nelayan Maju
Lokasi kelompok tematik sebagaimana bersumber dari Data Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2022
pada lokasi berikut:
1 Kalaju 2022 Aceh Aceh Barat Johan Pahlawan Gampong Padang Seurahet
10 Kalaju 2022 Jambi Tanjung Jabung Timur Muara Sabak Timur Kuala Simbur
125
No Project Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Kelurahan
23 Kalaju 2022 Kalimantan Barat Kayong Utara Pulau Maya Dusun Besar
25 Kalaju 2022 Kalimantan Barat Kubu Raya Sungai Kakap Sungai Kupah
28 Kalaju 2022 Kalimantan Tengah Kotawaringin Timur Mentaya Hilir Selatan Sei Ijum Raya
29 Kalaju 2023 Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat Arut Selatan Tanjung Putri
126
No Project Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Kelurahan
31 Kalaju 2022 Kalimantan Utara Kota Tarakan Tarakan Barat Karang Anyar Pantai
Kepulauan Bangka
34 Kalaju 2022 Bangka Barat Paritiga Teluk Limau
Belitung
45 Kalaju 2022 Maluku Kota Tual Pulau Dullah Utara Dullah Laut
46 Kalaju 2022 Maluku Maluku Tenggara Kei Besar Selatan Barat Watkidat
127
No Project Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Kelurahan
53 Kalaju 2022 Nusa Tenggara Timur Rote Ndao Rote Barat Daya Landu
54 Kalaju 2022 Nusa Tenggara Timur Belu Kakuluk Mesak Dua Laus
55 Kalaju 2022 Nusa Tenggara Timur Kota Kupang Kelapa Lima Oesapa
57 Kalaju 2022 Nusa Tenggara Timur Sumba Barat Daya Kodi Pero Konda
58 Kalaju 2022 Nusa Tenggara Timur Sumba Tengah Mamboro Wendewa Utara
59 Kalaju 2022 Nusa Tenggara Timur Sumba Timur Kota Waingapu Kamalaputi
128
No Project Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Kelurahan
72 Kalaju 2022 Sulawesi Selatan Bantaeng Bissappu Bonto Lebang (Kampung Kaili)
129
No Project Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Kelurahan
89 Kalaju 2022 Sumatera Barat Kota Padang Koto Tengah Pasir Nan Tigo
90 Kalaju 2022 Sumatera Barat Pasaman Barat Sungai Beremas Air Bangis
91 Kalaju 2022 Sumatera Barat Pesisir Selatan Batang Kapas IV Koto Hilie
93 Kalaju 2022 Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir Tulung Selapan Simpang Tiga Jaya
94 Kalaju 2022 Sumatera Utara Kota Medan Medan Belawan Bagan Deli
97 Kalaju 2022 Sumatera Utara Kota Sibolga Sibolga Kota Pasar Belakang
99 Kalaju 2022 Sumatera Utara Batu Bara Tanjung Tiram Bandar Rahmat
130
Lampiran 11. Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA)
131
Lampiran 12. Lokasi Prioritas Redistribusi Tanah Hak Kepemilikan Bersama
Jumlah bidang hasil Redistribusi Tanah Hak Kepemilikan Bersama di Provinsi Jambi yang dilakukan pada
tahun 2022 adalah sejumlah 11 bidang tanah dengan jumlah 744 orang penerima dengan rincian kegiatan
sebagaimana berikut:
132
Lampiran 13. Kerangka Acuan Kerja Pengadaan Tenaga Pendukung (Field
Staff) Akses Kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KEGIATAN REKRUTMEN TENAGA PENDUKUNG (Field Staff) AKSES
PENANGANAN AKSES PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA ….
TAHUN 2023
1. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
1. Tap MPR No. IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
Sumberdaya Alam;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor
104);
3. Peraturan Presiden tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan/Jasa Pemerintah (Lembar Negara
Republik Indonesia Tahun 2021/Nomor 63);
4. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 172);
5. Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2019 tentang Penataan Tugas dan
Fungsi Kementerian Negara Kabinet Indonesia Maju Periode 2019 – 2024
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 2019);
6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria
dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
83);
7. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 84);
133
8. Peraturan Presiden Nomor 111 tahun 2022 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembar Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 180);
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita
Negara Republik Indonesia tahun 2020 Nomor 985);
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 986);
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 27 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun 2020-2024
(Berita Negara Tahun 2020, Nomor 1792);
12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
83/PMK.02/2022 Tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2023
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 494);
13. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 12 tahun 2021 tentang Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 593);
14. Keputusan Deputi Bidang Pengembangan Strategi Dan Kebijakan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5 Tahun
2018 Tentang Standar Dokumen Pemilihan Melalui Pengadaan Langsung
Untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi;
15. Surat Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional Nomor B/KU.01.03/308-100/II/2023 Tanggal 10
Februari 2023.
b. Gambaran Umum
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional sebagai Lembaga Pemerintah yang menangani tugas di
bidang agraria/pertanahan dan tata ruang ditingkat nasional dan
regional, mengemban sebagian Program Prioritas pengentasan
kemiskinan melalui kegiatan Reforma Agraria. Unsur penting dalam
Reforma Agraria adalah Penataan Aset dan Penataan Akses.
Direktorat Pemberdayaan Tanah Masyarakat beserta
jajarannya di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota berupaya
melaksanakan pemberdayaan tanah masyarakat. Dengan
merekomendasikan dilaksanakannya legalisasi aset oleh Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota terhadap bidang tanah yang pemiliknya
telah memperoleh akses dari pemangku kepentingan terkait serta
memfasilitasi masyarakat penerima sertipikat hak atas tanah agar
dapat menjadikan bidang tanah dimaksud sebagai aset yang hidup
dan menjadi modal dasar bagi masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraannya.
134
Dalam rangka pendampingan secara aktif dan
berkesinambungan terhadap masyarakat penerima sertipikat hak
atas tanah dibutuhkan Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses ini
akan membantu pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Tanah
Masyarakat pada satuan kerja Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
khususnya secara langsung melakukan pemetaan sosial, penentuan
model pemberdayaan, dan pendampingan terhadap kepala keluarga
peserta Akses Reforma Agraria. Berperan serta membantu
berkoordinasi dengan Lembaga pemerintah/non pemerintah agar
peserta Akses Reforma Agraria mendapatkan kesempatan akses
permodalan maupun bantuan lain dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan yang berbasis pada pemanfaatan tanah.
Data dari pelaksanaan kegiatan pendampingan pemberdayaan
tanah masyarakat berupa data subjek Penanganan Akses yang diisi
by name by address. Pengisian dilakukan melalui aplikasi
pemberdayaan tanah masyarakat yang dapat dioperasikan secara
cepat, lengkap dan mudah oleh penggunanya serta terintegrasi
antara pusat dan daerah.
c. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari adanya Tenaga Pendukung (Field
Staff) Akses atau yaitu meningkatkan kinerja berdasarkan
kebutuhan beban kerja yang proporsional pada Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota sehingga dapat memberikan kualitas pekerjaan
yang baik sesuai dengan standar yang telah disusun dan target yang
telah ditetapkan.
2. Penerima Manfaat
Penerima manfaat adalah Direktorat Pemberdayaan Tanah
Masyarakat, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota sebagai fasilitator kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria.
3. Strategi Pencapaian Keluaran
a. Metode pelaksanaan
Metode yang dilakukan dalam rekrut Tenaga Pendukung (Field
Staff) Akses melalui pengadaan langsung.
b. Kebutuhan Personil Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses
Jumlah personil yang akan direkrut sebanyak ….. (…..) orang.
c. Masa Kerja Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses
Konsultan Perorangan yang direkrut akan berkerja selama ….. (……)
bulan.
d. Kualifikasi Personil
1. Warga Negara Indonesia;
2. Pendidikan minimal D-3 semua jurusan;
3. Berusia minimal 20 (dua puluh) tahun dan maksimal 45 (empat
puluh lima) tahun (disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
masing-masing daerah);
135
4. Memiliki kemampuan mengidentifikasi dan mengolah data
kuantitatif maupun kualitatif;
5. Memiliki kemampuan mengolah data dan menyusun laporan
akhir hasil pemetaan sosial, serta penyusunan data penerima
akses termasuk arahan dan program;
6. Tidak berstatus ASN/TNI/Polri atau terikat kontrak kerja
dengan pihak manapun;
7. Mampu menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan
baik seperti Microsoft Office;
8. Memiliki kemampuan berkomunikasi, presentasi dan yang baik;
9. Mampu bekerja sama dalam tim serta memiliki komitmen kuat
di bidang pemberdayaan masyarakat;
10. Bersedia bekerja penuh waktu (full time) dan berdomisili di
lokasi Penanganan Akses Reforma Agraria;
11. Dapat merekrut kembali konsulan perorangan Penanganan
Akses Reforma Agraria yang telah melaksanakan kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria pada tahun sebelumnya
yang memiliki kinerja dan kompetensi yang baik;
12. Sanggup bekerja dalam tekanan dan target waktu;
13. Bersedia mengikuti pelatihan secara tatap muka atau virtual;
14. Memperhatikan kesetaraan gender.
b. Peralatan Yang disediakan sendiri
1. Komputer/laptop
2. Smartphone
4. Biaya yang Diperlukan
Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan adalah
sebesar Rp. ….. (…….. Rupiah) dengan sumber dana berasal dari
Rupiah Murni yang dialokasikan pada DIPA Kantor Pertanahan ……
tahun 2023.
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) dibuat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota……
Nama …………………….
NIP. ………………………
136
Lampiran 14. Kuesioner Pemetaan Sosial Penanganan Akses (Tahun Pertama)
Tujuan
1. Kegiatan pemetaan sosial ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi wilayah dan potensi atau karakteristik masyarakat calon sasaran program
Pemberdayaan Tanah Masyarakat yang dipakai sebagai dasar perencanaan kegiatan sesuai dengan potensi serta permasalahan yang ada pada
wilayah tersebut.
2. Informasi atau data yang didapat dari hasil kegiatan ini akan digunakan bersama dengan instansi atau stakeholder untuk mendukung pemberian
fasilitasi akses Reforma Agraria
RE. RESPONDEN
RES1 Nama Responden Utama :
RES2 No. Urut RT: └─┴─┘
RES3 Nomor Induk Kependudukan (NIK)
137
RES7 Jumlah tanggungan (termasuk kepala
………………………. (orang)
keluarga)
RES8 Telepon/ HP
1. Telepon / HP └─┴─┴─┴─┘-└─┴─┴─┴─┴─┴─┴─┴─┘ 2. Tidak berlaku
RES9 Sumber status tanah 1. Terdaftar (Rujukan TN02) 2. Belum Terdaftar (Rujukan TN03)
(diisi oleh Field Staff – hanya pilih satu A. Redistribusi Tanah a. Memiliki bukti kepemilikan
bidang tanah yang akan diberdayakan) (rujukan ke RM)
a. Pelepasan Kawasan Hutan
(ditambah pilihan tidak punya tanah)) b. Telah menguasai secara fisik tetapi
b. Pelepasan HGU/ HGB
tidak memiliki bukti kepemilikan
c. Tanah negara lainnya (tanah terlantar,
(rujukan ke RM)
APL, …...)
B. Legalisasi Aset
a. Tanah Transmigrasi
b. Tanah PTSL
C. Sertipikasi Mandiri Lintas Sektor (Lintor)
D. Sertipikasi Lainnya
2. Tahun ………………………..
RES10 Apa sektor usaha yang ada kelola? (mengikuti master Sektor usaha Subsektor usaha (mengikuti master Jenis subsektor usaha (mengikuti master
data Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) data) data)
Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Perikanan nelayan
Perikanan
UMKM
Jasa
Lainnya
138
LK. LOKASI
139
Kode AR02: Kode AR05: Kode AR06 Kode AR07
1. Kepala RT 6. Cucu kandung/ tiri 1. Belum menikah 1. Petani 7. Petambak 13. Pelajar/ 1. Tidak 4. SLTA
2. Pasangan 7. Orang tua/ mertua 2. Menikah 2. Buruh tani/ ikan mahasiswa sekolah/ 5. Diplo
KRT 8. Anak angkat/ Adopsi 3. Bercerai pisah penggarap 8. Pedagang 14. Tidak bekerja tidak tamat ma
3. Anak 9. Orang lain (Kost, 4. Bercerai mati
3. Nelayan 9. Guru 15. Lainnya SD 6. S1
kandung/ tiri teman, dll)
4. Saudara 10.Lainnya, ______ 4. Nelayan 10. Pekerja 2. SD 7. S2/
kandung/ tiri buruh harian 3. SLTP S3
5. Menantu 5. Petani garam 11. Jasa/
6. Petambak Wiraswasta
garam 12. Karyawan
140
No. └─┴─┘.└─┴─┴─┴─┘-└─┴─┴─┴─┘- Atas nama :
TN03 Nomor Bukti Kepemilikan
└─┴─┴─┴─┘ Jenis Kelamin : L/P. Luas : └─┴─┘.└─┴─┴─┘
Belum Terdaftar yang akan
diberdayakan (jika ada) meter2
a. Tempat tinggal
TN07 Klasifikasi lahan saat ini dengan mengacu
ke KBLI? – disesuaikan dengan RES10
b. Pertanian - perkebunan(rujukan PT01)
(dipindah)
f. Kosong/ tidak digunakan (lainnya ………………………………….) akan disesuaikan mas ikbal -->
disamakan dengan urutan kuisoner dibawah..
141
1. Ya, 2. Tidak,
TN08 Apakah anda memiliki hunian/ tempat
tinggal? Apa statusnya? Milik Sendiri Sewa
Milik Fam/ Marga/ Ulayat Kontrak
Lainnya__________________ Rumah saudara
Lainnya__________________
1. Sendiri/ Keluarga
TN09 Siapa yang mengelola tanah tersebut?
2. Disewa orang lain secara tertulis
1. Disimpan di rumah
TN10 Apa yang anda lakukan terhadap
sertipikat tanah yang terdaftar (jika
2. Dijaminkan kepada pihak lain
jawaban 2, maka …) ?
3. Dijual
4. Lainnya
1. Keluarga
TN11 Kepada pihak siapa jika sertipikat
5. Lembaga keuangan
dijaminkan? (rujukan ke AMD01)
2. Tetangga
6. Koperasi
3. Orang lain
7. Lainnya
4. Bank …………………………………………………….
142
1. Tanah komunal
TN12 Apakah tanah yang dikelola bapak/ ibu
merupakan bagian dari komunal/ ulayat 2. Tanah ulayat
masyarakat hukum adat? 3. Tanah Masyarakat Hukum Adat
1. Peraturan Daerah Nomor .……………………Tahun ………………Tentang
TN13 Apakah lembaga masyarakat hukum adat ……………………………………….…….…..………………………………………………………………………..
sudah mendapatkan penetapan atau ……………………………………………………………………………………………………………………………
pengakuan dari pemerintah daerah? (diisi ………………………
oleh Field Staff) 2. SK pemerintah daerah .……………………Tahun ………………Tentang
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
3. Dokumen lainnya
…………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….…………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………….
1. Diatur oleh marga/ fam
TN14 Siapa yang mengatur tanah komunal/
ulayat tersebut?
2. Diatur oleh lembaga masyarakat hukum adat
3. Lainnya ……………………
3. …………………………………………
143
a. Tempat tinggal e. Tempat Usaha/ UMKM (Warung / Toko /
TN16 Dimanfaatkan untuk apa saja hak guna/
hak garap atas tanah komunal tersebut? Ruko)
b. Pertanian
(jawaban boleh lebih dari satu)
f. Kosong/ tidak digunakan
c. Peternakan
g. Lainnya
d. Perikanan ………………………………………………..
144
IK04 Apakah pernah mendapatkan bantuan pemenuhan 1. Ya IK05 2. Tidak IK06 3. Tidak tahu IK06
kebutuhan dasar dari pemerintah?
IK05 Jenis bantuan pemenuhan kebutuhan dasar apa saja a. Raskin c. BBNL (Bahan Bangunan Non Lokal) e. Lainnya, _____
yang diterima tahun ini? (jawaban boleh lebih dari b. PKH (Program Keluarga Harapan) d. Bantuan Sosial __________
satu)
IK06 Bagaimanakah tingkat kemudahan menuju sekolah 1. Sulit 2. Mudah
(SMP – Wajib belajar 9 tahun) terdekat?
IK07 Apakah ada anak yang melanjutkan pendidikan ke 1. Ya 2. Tidak
jenjang pendidikan lanjutan (SLTA dan/ atau
perguruan tinggi)?
IK08 Darimana biaya pendidikan lanjutan itu? 1. Swadaya/ mandiri 2. Beasiswa 3. Lainnya
IK09 Kemanakah anggota keluarga berkunjung apabila a. Rumah Sakit d. Dokter Praktek Swasta f. Tradisional
sakit? (jawaban boleh lebih dari satu) b. Puskesmas/ PUSTU e. Bidan Kampung g.Lainnya, _________________
c. Polindes
IK10 Apakah keluarga ini sanggup membayar biaya 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu
pengobatan di Puskesmas/ Pustu apabila berobat di
fasilitas kesehatan tersebut?
IK11 Bagaimanakah ketersediaan/ kondisi jalan atau 1. Tidak ada 2. Ada, dalam kondisi buruk 3. Ada, dalam kondisi baik
jembatan yang menghubungkan ibu kota kecamatan?
IK12 Bagaimanakah tingkat kemudahan untuk menuju 1. Sulit 2. Mudah
pasar terdekat?
145
PG. PENDAPATAN DAN PENGELUARAN KELUARGA (Pangan dan Non Pangan)
Selanjutnya, kami ingin menanyakan berapa jumlah biaya yang dikeluarkan oleh semua anggota keluarga ini untuk pangan dan non-
pangan
PG01 Berapa rata-rata penghasilan keluarga ini dari tahun lalu (dapat
direkap dari sumber sektor ekonomi di masing-masing komponen Rp └─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘.└─┴─┴─┘ TOTAL
sub sektor ekonomi) PENDAPATAN
e. UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) atau perniagaan Rp └─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘.└─┴─┴─┘
146
PG03 Berapakah pengeluaran rumah tangga sebulan terakhir untuk non
pangan (akumulasi- jika tidak ada pengeluaran bulanan, Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘ TOTAL PENGELUARAN
maka dibuat penghitungan rata-rata bulanan)? NON PANGAN
147
PT. PERTANIAN - PERKEBUNAN
Selanjutnya kami ingin menanyakan tentang pertanian - perkebunan keluarga
PT01 Apa jenis lahan yang dikelola? 1. Sawah pengairan/ irigasi 4. Tegal
2. Sawah tadah hujan 5. Kebun pekarangan
3. Ladang 6. Perkebunan
PT02 Apakah ada tenaga kerja tambahan (berbayar), berapa 1. Ya, …………. orang 2. Tidak
orang?
PT03 Berapa modal awal pertanian - perkebunan tersebut? Rp ……………………………
PT04 Apabila lahan yang dikelola merupakan lahan sewa,
berapa harga sewa tanahnya per tahun? Berapa luas Rp …………………………… ………………………… m2
tanah yang di sewa? (diisi jika subjek adalah penggarap
yang menyewa lahan)
PT05 Berapa lama anda bekerja dalam jasa pertanian? ……………………….. bulan
PT06 Apa alat mesin pertanian – perkebunan (alsintan) yang
anda miliki?
a. Alat dan/atau mesin pengolah tanah 1. Ya 2. Tidak ada _____________________________________________________________
b. Alat dan/atau mesin untuk pembibitan 1. Ya 2. Tidak ada ____________________________________________________________
c. Alat dan/atau mesin penanam 1. Ya 2. Tidak ada _____________________________________________________________
d. Alat dan/atau mesin perawatan 1. Ya 2. Tidak ada _____________________________________________________________
e. Alat dan/atau mesin pengolah hasil panen 1. Ya 2. Tidak ada _____________________________________________________________
f. Alat dan/atau mesin pengering 1. Ya 2. Tidak ada _____________________________________________________________
g. Alat penyimpanan hasil pertanian 1. Ya 2. Tidak ada _____________________________________________________________
h. ………………………… 1. Ya 2. Tidak ada
PT07 Berapa lama masa panen dalam setahun? 1. …………… kali 2. Sepanjang tahun
(rujukan ke PT14)
PT08 Berapa rata-rata hasil panen? Rp ………………..…………………….. (dikonversi dalam Rupiah)
148
PT09 Kemana menjual hasil pertanian - perkebunan a. Tengkulak e. Lokapasar (online)
tersebut? (jawaban boleh lebih dari satu) b. Pasar f. Konsumen langsung
c. Industri g. Lainnya
d. Supermarket/ minimarket ………………………………………………..………
149
PT14 kami ingin menanyakan siklus pertanian keluarga dalam setahun (diberi keterangan jika waktu istirahat, bibit, pupuk diisi dalam
jumlah pemakaian)
Bulan Jenis Tanaman Waktu tanam* Modal (bibit/ pupuk) ** Waktu panen * Hasil rata-rata **
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
*) Jawaban dicentang
**) Jawaban dikonversi dalam Rupiah
150
PTK. PETERNAKAN
Selanjutnya kami ingin menanyakan tentang peternakan yang dikelola keluarga
PTK01 Apa jenis utama dan berapa jumlah ternak yang anda a. Peternakan sapi dan kerbau …………………… ekor
usahakan? (jawaban boleh lebih dari satu) b. Peternakan kuda dan lainnya …………………… ekor
c. Peternakan unta dan sejenisnya …………………… ekor
d. Peternakan domba dan kambing …………………… ekor
e. Peternakan babi …………………… ekor
f. Peternakan unggas …………………… ekor
g. Peternakan lainnya …………………………………. …………………… ekor
PTK02 Berapa modal awal usaha peternakan tersebut?
Rp …………………………
PTK03 Berapa lama anda bekerja pada jasa bidang
peternakan? (ditanyakan jika responden bekerja pada
sektor jasa) ……………………….. bulan / tahun (coret salah satu)
PTK04 Apa aset peternakan yang anda miliki?
a. Alat dan/atau mesin penetasan/ pembenihan
b. Alat dan/atau mesin pengolahan pakan 1. Ya 2. Tidak ada ____________________________________________________
1. Ya 2. Tidak ada ____________________________________________________
c. Alat dan/atau mesin pembiakan
1. Ya 2. Tidak ada ____________________________________________________
d. Alat dan/atau mesin perawatan 1. Ya 2. Tidak ada ____________________________________________________
e. …………………………………. 1. Ya 2. Tidak ada ____________________________________________________
PTK05 Berapa hasil penjualan per tahun? 1. Rp
PTK06 Berapa lama masa rawat ternak tersebut? ……………………..………. bulan
PTK07 Kemana menjual hasil peternakan tersebut? (jawaban a. Tengkulak
boleh lebih dari satu) b. Pasar
c. Industri
d. Supermarket/ minimarket
e. Lokapasar (online)
f. Konsumen langsung
g. Lainnya ………………………………………………………………………………………………
151
PTK08 Apakah ada kendala dalam mengelola peternakan?
a. Pembibitan/ pembiakan
1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
b.Perawatan
1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
c. Penjualan
1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
d.Keterampilan
1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
e. Iklim/ bencana
1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
f. ………………
1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
152
IKN. PERIKANAN
Sektor Perikanan dibedakan menjadi dua subsektor, yakni perikanan budidaya dan perikanan tangkap
PRB. Perikanan Budidaya
Selanjutnya kami ingin menanyakan tentang perikanan yang dikelola oleh keluarga (jika petani penggarap garam, dimasukkan di sini
dengan perubahan pertanyaan yang relevan)
PRB01 Berapa luas tambak/ perikanan budidaya/ garam
yang dikelola └─┴─┴─┘└─┴─┴─┘m2 2. Tidak Berlaku
PRB02 Berapa lama anda bekerja pada jasa bidang perikanan
budidaya? ……………………….. bulan
PRB03 Berapa modal tambak/ perikanan budidaya/ garam
tersebut? Rp ……………………………
PRB04 Apa aset perikanan budidaya yang anda miliki?
a. Alat dan/atau mesin penetasan/ pembenihan 1. Ya 2. Tidak ada _________________________________________________________
b. Alat dan/atau mesin pengolahan pakan 1. Ya 2. Tidak ada _________________________________________________________
c. Alat dan/atau mesin pembiakan 1. Ya 2. Tidak ada _________________________________________________________
d. Alat dan/atau mesin perawatan 1. Ya 2. Tidak ada _________________________________________________________
e. …………………………………. 1. Ya 2. Tidak ada _________________________________________________________
PRB05 Berapa lama masa mengelola atau masa rawat
tambak/ perikanan budidaya/ garam tersebut sekali
panen? ……………………..hari/ minggu/ bulan / tahun (coret salah satu)
PRB06 Berapa harga jual normal? (sesuaikan satuan – pilih Rp ………………………….. (dalam sekali masa
salah satu) 1. Rp …………………( …… ../ ……….) panen)
PRB07 Kemana menjual hasil tambak/ perikanan budidaya/ e. Lokapasar (online)
tambak ikan/ garam tersebut? (jawaban boleh lebih a.Tengkulak f. Konsumen langsung
dari satu) b. Pasar g. Lainnya
c. Industri …………………………………….…………………
d. Supermarket/ minimarket
153
PRB08 Apakah ada kendala dalam mengelola perikanan
budidaya?
a.Pembibitan/ pembiakan 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
b. Perawatan 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
c. Penjualan 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
d. Keterampilan 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
e. Iklim/ bencana 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
f. ……………… 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
PRB09 Apakah pernah mendapatkan bantuan/ program
pemberdayaan untuk menunjang usaha perikanan 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
budidaya/ tambak ikan/ garam anda? _________________________________________________________
PRB10 Apakah bantuan/ program masih berjalan? Jelaskan _________________________________________________________
kondisinya 1. Ya 2. Tidak
_________________________________________________________
PRB11 Jika ada kegiatan pendampingan/ pemberdayaan
dalam perikanan budidaya/ tambak ikan/ garam,
bidang apa yang anda harapkan? Mengapa?
a. Penambahan jenis usaha budidaya ______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
b. Manajemen perawatan dan pembiakan
______________________________________________________________________________________
c. Penjualan
______________________________________________________________________________________
d. Keterampilan
______________________________________________________________________________________
e. Permodalan ______________________________________________________________________________________
f. …………………… ______________________________________________________________________________________
154
PNY. Perikanan Tangkap
Selanjutnya kami ingin menanyakan tentang usaha nelayan yang dikelola oleh keluarga
PNY01 Apa profesi perikanan saat ini? 1. Nelayan Pemilik
2. Nelayan Buruh
3. Nelayan Kecil
4. Nelayan Tradisional
5. _________________________________
PNY02 Berapa lama anda bekerja pada jasa perikanan
tangkat? (ditanyakan jika responden bekerja pada
sektor jasa) ……………………..…….. bulan
PNY03 Apa alat tangkap utama yang dimiliki? 1. _____________________________________________________
2. _____________________________________________________
3. _____________________________________________________
4. _____________________________________________________
PNY04 Apa jenis utama tangkapan laut yang sering diperoleh? 1. _________________________________ ……………………………………… ekor
2. _________________________________ ……………………………………… ekor
3. _________________________________ ……………………………………… ekor
4. _________________________________ ……………………………………… ekor
5. _________________________________ ……………………………………… ekor
155
PNY06 Berapa harga jual rata-rata? 1. Rp …………………………………. (Kg) Rp ……………………….. (dalam sekali melaut)
156
UKM. USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
Selanjutnya kami ingin menanyakan tentang ukm/ industri kecil maupun usaha sektor jasa yang dikelola oleh keluarga
UKM01 Sudah berapa lama menekuni usaha UKM atau
sektor jasa ini? …………………. Bulan
UKM02 Dimana penjualan hasil usaha itu dilakukan e. Lokapasar (online)
atau dimana menawarkan jasa tersebut? (jawaban a. Tengkulak f. Konsumen langsung
boleh lebih dari satu) b. Pasar g. Lainnya
c. Industri ……………………………………………………………
d. Supermarket/ minimarket
UKM03 Seberapa banyak kapasitas/ kuantitas ……..…………………… Kg/ unit/
produksi/ penjualan yang anda lakukan? 1. __________________________________ (coret/ sesuaikan)
……………………..…… Kg/ unit/
2. __________________________________ (coret/ sesuaikan)
………………………..… Kg/ unit/
3. __________________________________ (coret/ sesuaikan)
UKM04 Berapa modal awal produksi/ penjualan
tersebut? Rp ……………………………………………..……
UKM05 Berapa modal awal yang dikeluarkan? (jumlah
keseluruhanl) Rp …………………………………………………...
UKM06 Berapa perolehan omset rata-rata dalam
bulanan? Rp …………………………………………………...
UKM07 Apakah ada kendala dalam mengelola
kewirausaahan?
a. Produksi 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
b. Pengelolaan 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
c. Penjualan/ Pemasaran 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
d. Permodalan 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
e. Keterampilan 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
f. ……………. 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
157
UKM08 Apakah ada mitra kerja sama dalam usaha ini? _________________________________________________________
Jika ada apa namanya? 1. Ya 2. Tidak
_________________________________________________________
UKM09 Apakah pernah mendapatkan bantuan/
program pemberdayaan untuk menunjang 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
kewirausahaan anda? _________________________________________________________
UKM10 Apakah bantuan/ program pemberdayaan _________________________________________________________
tersebut masih berjalan? Jelaskan kondisinya! 1. Ya 2. Tidak
_________________________________________________________
UKM11 Jika ada kegiatan pendampingan/
pemberdayaan dalam kewirausahaan, bidang apa yang
anda harapkan? Mengapa?
a. Penambahan jenis wirausaha ______________________________________________________________________________________
b. Peningkatan keterampilan usaha ______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
c. Pemasaran
______________________________________________________________________________________
d. Permodalan ______________________________________________________________________________________
e. …………………… ______________________________________________________________________________________
UKM12 Apakah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) a. Nomor Induk Berusaha (NIB) e. Surat Keterangan Berusaha
yang sedang dijalankan saudara saat ini telah memiliki b. Izin Edar f. Sertifikat Ekspor
hal berikut? (jawaban boleh lebih dari satu) c. Sertifikat Label Halal g.
d. Sertifikat Pangan Industri Rumah ……………………………………………………
Tangga (PIRT)
158
AMD. AKSES PERMODALAN
AMD01. Selanjutnya kami ingin menanyakan tentang akses permodalan yang pernah atau sedang diperoleh keluarga
AMD02 AMD03 AMD04 AMD05 AMD06 Nomor sertipikat hak
No Nama Kreditor
Jenis Pinjaman Tahun Jumlah pinjaman Jangka Waktu tanggungan (HT) * jika ada
1. KUR (kredit usaha rakyat)
1 2. KMK (kredit modal kerja)
3. Kredit Lainnya
2 1. KUR (kredit usaha rakyat)
2. KMK (kredit modal kerja)
3. Kredit Lainnya
3 1. KUR (kredit usaha rakyat)
2. KMK (kredit modal kerja)
3. Kredit Lainnya
159
UT04 Apa kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh ibu-ibu? a. Mengurus rumah tangga c. Kelompok Arisan e. Kelompok Pengajian
(bisa lebih dari satu) b. PKK. d. Koperasi f. Dasawisma
g. Lainnya …………….
UT05 Jika ada kegiatan pendampingan/ pemberdayaan 1.
dalam kewirausahaan untuk ibu-ibu/perempuan, ______________________________________________________________________________________
bidang apa yang diharapkan? Mengapa? 2.
a. Peningkatan diversifikasi ekonomi utama (pertanian/ ______________________________________________________________________________________
perikanan, peternakan, budidaya ikan) 3.
b. Penambahan jenis wirausaha ______________________________________________________________________________________
c. Peningkatan keterampilan usaha 4.
______________________________________________________________________________________
d. Peningkatan potensi pemasaran
5.
e. …………………… ______________________________________________________________________________________
UT06 Apa yang anda dan anggota keluarga anda lakukan _____________________________________________________________________________________
ketika senggang atau menunggu hasil usaha? ______________________________________________________________________________________
UT07 Keterampilan apa yang sudah anda miliki? 1.
______________________________________________________________________________________
2.
______________________________________________________________________________________
3.
______________________________________________________________________________________
UT08 Jika ingin mengembangkan usaha tambahan, darimana 1. Sendiri 4. Bantuan
sumber modalnya? 2. Hibah 5……………………………………………………
3. Pinjaman
160
KL. KELEMBAGAAN
Selanjutnya kami ingin menanyakan tentang pandangan mengenai kelembagaan – (Keterangan di aplikasi (bagian ini nanti menjadi satu
dengan UT – USAHA TAMBAHAN)
UT09 Apakah sudah ada lembaga yang berjalan di desa ini?
Sebutkan namanya
a. Koperasi 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
161
UT10 Apakah anda terlibat aktif dalam lembaga tersebut?
Apa alasan manfaat atau tidak mengikuti?
a. Koperasi 1. Ya 2. Tidak _________________________________________________________
162
PD. KEGIATAN PENDAMPINGAN
PD01 Apakah pernah dilaksanakan program pendampingan dan pemberdayaan masyarakat lainnya, dari dinas/ instansi/ lembaga/
perusahaan di lingkungan Anda/desa/kelurahan?
163
Lampiran 15. Sistematika Penulisan Laporan Pemetaan Sosial.
LAPORAN PEMETAAN SOSIAL
PEMBERDAYAAN TANAH MASYARAKAT
TAHUN 2023
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berisi penjelasan tentang latar belakang dan dasar-dasar pelaksanaan
kegiatan pemberdayaan tanah masyarakat, khususnya kegiatan pemetaan
sosial.
B. Maksud dan Tujuan
Memuat maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan pemetaan sosial untuk
menjadi bahan-bahan penyusunan rencana kegiatan pemberdayaan tanah
masyarakat.
C. Sasaran Lokasi dan Target Rumah Tangga Dampingan
Memuat informasi tentang pemilihan lokasi, pertimbangan pemilihan,
beserta sasaran keluarga sebagai responden dan penerima manfaat kegiatan
pemberdayaan tanah masyarakat.
BAB II. PROFIL DESA
A. Demografi
Memuat informasi mengenai gambaran lokasi desa untuk pemetaan sosial
maupun kegiatan pemberdayaan tanah masyarakat yang memuat kondisi
geografis, administrasi pemerintahan, dan sebaran data kependudukan,
pendidikan, pekerjaan dan hal-hal lain yang menggambarkan kondisi
demografi yang diperoleh dari monografi desa terbaru dan lengkap.
B. Sejarah Desa
Memuat tentang sejarah dan perkembangan desa, asal usul penduduk,
sejarah migrasi, dan sejarah penting desa seperti masuknya komoditas
penting desa. Sumber informasi diperoleh dari data desa dan wawancara.
C. Potret Sosial Budaya Masyarakat
Memuat tentang kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat
secara umum dalam hal akses terhadap fasilitas publik, kegiatan
komunitas/adat istiadat/kearifan lokal yang terkait
pembangunan/penataan lingkungan.
BAB III. Potret Ekonomi dan Potensi
A. Potret Kesejahteraan Penerima Manfaat
Memuat informasi mengenai data tingkat pendapatan dan pengeluaran
rumah tangga penerima manfaat. Informasi ini juga disandingkan dengan
data akses terhadap pemenuhan kebutuhan, usaha sampingan, hunian, dan
akses terhadap permodalan usaha.
B. Potret Sebaran dan Produktivitas Sektor Ekonomi
Memuat informasi mengenai gambaran sektor ekonomi yang diusahakan
oleh penerima manfaat, pola pemanfaatan lahan, kondisi usaha yang sedang
dijalankan dan kendala maupun hambatan usaha ekonomi mereka.
C. Kelembagaan Ekonomi
Memuat informasi mengenai keberadaan kelompok usaha dan/atau
koperasi masyarakat, keikutsertaan dan ketidakikutsertaan kegiatan usaha
dalam bentuk kelompok/koperasi, permasalahan kelembagaan masyarakat
yang dihadapi selama ini.
164
BAB VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Memuat informasi mengenai kesimpulan pokok dari kegiatan pemetaan
sosial terkait poin-poin penting mengenai kondisi awal pendapatan keluarga
penerima manfaat, potensi dan permasalahan pokok yang ingin diberikan
intervensi atau solusi.
B. Rekomendasi
Memuat informasi mengenai rekomendasi dan strategi-strategi untuk
implementasi kegiatan pendampingan berdasarkan hasil kajian pemetaan
sosial.
C. Catatan Kegiatan Pemetaan Sosial
Memuat informasi mengenai berbagai catatan Konsultan Pdan kantah dalam
pelaksanaan kegiatan pemetaan sosial
165
Lampiran 16. Referensi Pelaksanaan Diskusi Kelompok Terarah (FGD).
166
FGD ini akan dirahasiakan oleh tim dan hanya digunakan untuk
kepentingan pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Tanah Masyarakat
dalam Program Reforma Agraria.
3) Perkenalan setiap peserta dan fasilitator FGD
● Nama
● Umur
● pekerjaan
● Tempat tinggal
4) Pemaparan hasil olah data pemetaan sosial yang meliputi data
potensi, kendala, bantuan/ pendampingan yang pernah diperoleh,
dan kebutuhan pengembangan dari usulan responden pemetaan
sosial.
5) Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk membuka
ruang diskusi dan pendalaman data dari hasil pemetaan sosial.
Fasilitator dapat mulai memetakan pendapat dari peserta FGD
dengan dibantu co-fasilitator.
6) Hasil diskusi dirumuskan pada akhir FGD dengan metode analisis
SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan) untuk
menyusun rencana dan strategi pendampingan dan usulan solusi
atas kebutuhan pengembangan ekonomi bagi subjek Reforma
Agraria. Pada saat diskusi ini, fasilitator membagikan alat bantu
analisis SWOT dan mengajak peserta FGD untuk memetakan empat
poin tersebut dengan panduan ada di subbab analisis SWOT.
7) Fasilitator mengajak peserta untuk menyusun skala prioritas
intervensi kegiatan pendampingan dengan mempertimbangkan
kesepakatan dalam menentukan tingkat urgensi dan skala
kebutuhannya dari usulan-usulan yang ditampung selama proses
diskusi berjalan.
8) Fasilitator menutup FGD dan meminta dukungan serta partisipasi
kepada peserta FGD untuk tindak lanjut kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria.
7. Pembuatan Notulensi FGD
8. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) FGD
Hasil dari kegiatan FGD berupa KAK, instrumen, daftar hadir, Notulensi dan
RTL dikompilasikan menjadi satu laporan Tenaga Pendukung (Field Staff)
Akses untuk Kantor Pertanahan.
167
anggaran serta peluang pelaksanaannya dalam rangka intervensi pemberdayaan
tanah masyarakat.
Teknik analisis pengembangan kegiatan pemberdayaan dilakukan
berdasarkan analisis tujuan (management by objective) melalui analisis SWOT
(strenght, weakness, opportunities, dan treat) yang merujuk pada kelemahan dan
tantangan untuk dijadikan sebagai dasar memetakan kekuatan, kelemahan,
tantangan dan peluang pengembangan program bagi masyarakat. SWOT ini
ditujukan untuk memilih strategi pengembangan yang sesuai dengan kondisi
lingkungan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakatnya. Dalam proses diskusi,
fasilitator memandu peserta untuk memasukkan informasi berdasarkan empat
domain.
INTERNAL EKSTERNAL
KEKUATAN / POTENSI PELUANG
KELEMAHAN ANCAMAN
168
Akses dapat memandu peserta FGD untuk merumuskan strategi terhadap beberapa
kendala/kelemahan dengan memperhatikan aspek lain.
169
Data tanah
Peningkatan Pemanfaatan tanah dan perubahannya
produktivitas tanah
Data tingkat produksi pada lahan (menyesuaikan sektor ekonomi)
Data demografi
Peningkatan lapangan Data anggota keluarga usia produktif -- belum bekerja
kerja
Pengalaman kegiatan pelatihan
Pelestarian dan Data identifikasi tanah komunal/ ulayat dan aspek legal
perlindungan Adat/ Pemanfaatan untuk produksi
budaya berlandaskan
Pengelolaan dan mekanisme pembagian/ pemberian hak
pengelolaan tanah
(opsional) Kegiatan kebudayaan yang berkenaan dengan perlindungan sumber daya
Data-data yang telah diperoleh di atas dipakai sebagai bahan rapat penetapan
model maupun tindak lanjut oleh Kantor Pertanahan sekaligus sebagai bahan untuk
disampaikan dalam koordinasi antar Perangkat Daerah.
170
CONTOH FGD IDENTIFIKASI MASALAH DAN KEBUTUHAN
Kegiatan : FGD ……
Tempat : ….
Tanggal : ….
Waktu : ….
Selesai : ….
Tim Pelaksana:
…….. (Fasilitator)
…….. (Co-Fasilitator + Dokumentasi)
…….. (Notulen)
171
pengalaman bantuan atau b. Pemerintah desa yang diajukan lewat
pendampingan sebagai solusi yang Musrenbang
pernah dilakukan oleh para Swadaya Masyarakat
stakeholder c. Program CSR/Perusahaan
/swasta/NGO
d. Bantuan Pemilu/ Pilkada
172
Tabel Penetapan Model Subjek Reforma Agraria
....
173
Lampiran 17. Kerangka Penulisan Laporan di Kantor Pertanahan.
SISTEMATIKA LAPORAN
KEGIATAN PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
di KANTOR PERTANAHAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Waktu Pelaksanaan (Tabel Pelaksanaan Pekerjaan dengan Uraian
Kegiatan)
BAB II
KEGIATAN PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
A. Penetapan Lokasi Kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria (dilampirkan
bukti kegiatan seperti SK penetapan lokasi dan notulensi rapat).
B. Penyuluhan dalam rangka Akses Reforma Agraria (dilampirkan bukti kegiatan
seperti notulensi rapat).
C. Pemetaan Sosial (dilampirkan hasil pemetaan sosial sesuai dengan hasil analisis
dari aplikasi dan data pelengkap lainnya)
D. Penyusunan Model Pemberdayaan (melampirkan notulensi penyusunan model
pemberdayaan).
E. Penyusunan Data Penerima Akses Reforma Agraria termasuk Arahan dan
Program (melampirkan notulensi rapat).
F. Infografik berisi kegiatan penanganan Akses Reforma Agraria pada masing-
masing kabupaten/kota yang menjadi target penanganan akses (jumlah
infografik disesuaikan dengan jumlah kabupaten/kota);
174
Contoh Tabel Arahan Program Penataan Akses
....
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
175
Lampiran 18. Rencana Anggaran Biaya Daerah Berdasarkan Kategori.
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
STANDAR BIAYA KELUARAN: AKSES REFORMA AGRARIA KATEGORI I
(NUSA TENGGARA TIMUR, MALUKU, MALUKU UTARA, PAPUA, PAPUA BARAT)
TAHUN 2023
Rincian Harga
Jumlah
Tahapan Pelaksanaan dan Rincian Volume Jenis Perhitungan Satuan
No
Komponen Biaya Rincian Komponen
Satuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 = (5x7)
6419 Penanganan Akses Reforma Agraria
6419.QDE Fasilitasi dan Pembinaan Keluarga
6419.QDE.001 Akses Reforma Agraria Kategori I 1 Utama 500.000
051 Penetapan Lokasi v 195.000
521211 Belanja Bahan 6.000
- Konsumsi Rapat Paket 2 3.000 6.000
176
052 Penyuluhan dalam rangka Akses
Reforma Agraria
v 104.000
521211 Belanja Bahan 65.000
- Bahan Paket 2 32.500 65.000
177
> Supervisi Model Akses Reforma
Agraria 39.000
- Transport ke Lokasi (3 org x 1 kali) OT 3 8.000 24.000
- Uang Harian (3 org x 2 hari x 1 kali) OH 6 1.500 9.000
- Penginapan (3 org x 1 hari x 1 kali) OH 3 2.000 6.000
178
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
STANDAR BIAYA KELUARAN: AKSES REFORMA AGRARIA KATEGORI II
(SULAWESI UTARA, SULAWESI TENGAH, SULAWESI TENGGARA, NUSA TENGGARA BARAT, KEP. BANGKA BELITUNG, KEP. RIAU)
TAHUN 2022
Rincian
1 2 3 4 5 6 7 8 = (5x7)
6419 Penanganan Akses Reforma Agraria
6419.QDE Fasilitasi dan Pembinaan Keluarga
6419.QDE.002 Akses Reforma Agraria Kategori II 1 Utama 461.000
051 Penetapan Lokasi v 194.000
521211 Belanja Bahan 5.000
- Konsumsi Rapat Paket 2 2.500 5.000
179
- Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses Paket 1 180.000 180.000
180
- Penginapan (3 org x 1 hari x 1 kali) OH 3 2.000 6.000
181
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
STANDAR BIAYA KELUARAN: AKSES REFORMA AGRARIA KATEGORI III
(ACEH, SUMATERA UTARA, SUMATERA BARAT, KALIMANTAN BARAT, KALIMANTAN TENGAH, KALIMANTAN TIMUR, KALIMANTAN
SELATAN, SULAWESI SELATAN, SULAWESI BARAT, GORONTALO)
TAHUN 2023
Rincian
Jenis
Tahapan Pelaksanaan dan Rincian Volume Perhitungan Harga
No Kompon Jumlah
Komponen Biaya Rincian Satuan
en Satuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 = (5x7)
6419 Penanganan Akses Reforma Agraria
6419.QDE Fasilitasi dan Pembinaan Keluarga
407.00
6419.QDE.003 Akses Reforma Agraria Kategori III 1 Utama 0
178.00
051 Penetapan Lokasi v 0
521211 Belanja Bahan 4.000
- Konsumsi Rapat Paket 2 2.000 4.000
182
- ATK dan Bahan Penunjang Komputer Paket 2 4.500 9.000
183
524113 Belanja Perjalanan Dinas dalam Kota 27.000
> Petugas Kantah 27.000
- Transport ke Lokasi (3 org x 1 kali) OT 3 5.000 15.000
- Uang Harian (3 org x 2 hari x 1 kali) OH 6 1.500 9.000
- Penginapan (3 org x 1 hari x 1 kali) OH 3 1.000 3.000
184
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
STANDAR BIAYA KELUARAN: AKSES REFORMA AGRARIA KATEGORI IV
(RIAU, JAMBI, BENGKULU, SUMATERA SELATAN, LAMPUNG)
TAHUN 2023
Rincian
1 2 3 4 5 6 7 8 = (5x7)
6419 Penanganan Akses Reforma Agraria
6419.QDE Fasilitasi dan Pembinaan Keluarga
6419.QDE.004 Akses Reforma Agraria Kategori IV 1 387.000
051 Penetapan Lokasi Utama 173.000
521211 Belanja Bahan 4.000
- Konsumsi Rapat Paket 2 2.000 4.000
185
522191 Belanja Jasa Lainnya 160.000
160.00
- Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses Paket 1 0 160.000
186
- Transport ke Lokasi (3 org x 1 kali) OT 3 3.000 9.000
- Uang Harian (3 org x 2 hari x 1 kali) OH 6 1.500 9.000
- Penginapan (3 org x 1 hari x 1 kali) OH 3 2.000 6.000
187
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
STANDAR BIAYA KELUARAN: AKSES REFORMA AGRARIA KATEGORI V
(DKI JAKARTA, JAWA BARAT, JAWA TENGAH, D.I. YOGYAKARTA, JAWA TIMUR, BALI, BANTEN)
TAHUN 2023
Rincian
Tahapan Pelaksanaan dan Rincian Volume Jenis Harga
No Perhitungan Jumlah
Komponen Biaya Rincian Komponen Satuan
Satuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 = (5x7)
6419 Penanganan Akses Reforma Agraria
6419.QDE Fasilitasi dan Pembinaan Keluarga
6419.QDE.005 Akses Reforma Agraria Kategori V 1 363.000
051 Penetapan Lokasi Utama 153.000
521211 Belanja Bahan 4.000
- Konsumsi Rapat Paket 2 2.000 4.000
188
Penyuluhan dalam rangka Akses
052 Reforma Agraria Utama 69.000
189
054 Penyusunan Model Akses Reforma Agraria Utama 32.000
521211 Belanja Bahan 6.000
- Bahan Paket 1 6.000 6.000
> Petugas Kantah
> Petugas Kantah 26.000
- Transport ke Lokasi (4 org x 1 kali) OT 4 1.500 6.000
- Uang Harian (4 org x 2 hari x 1 kali) OH 8 1.500 12.000
- Penginapan (4 org x 1 hari x 1 kali) OH 4 2.000 8.000
190
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
STANDAR BIAYA KELUARAN: AKSES REFORMA AGRARIA KATEGORI VI
PROVINSI : KEPULAUAN
TAHUN 2023
Rincian Perhitungan
Tahapan Pelaksanaan dan Volume Jenis Harga Jumla
No Satua Jum
Rincian Komponen Biaya Rincian Komponen Satuan h
n lah
1 2 3 4 5 6 7 8 = (5x7)
6419 Penanganan Akses Reforma
Agraria
191
052 Penyuluhan dalam rangka Akses Utama 170,000
Reforma Agraria
192
- Transport ke Lokasi (3 org x 1 OT 3 25,000 75,000
kali)
- Uang Harian (3 org x 2 hari x 1 OH 6 4,000 24,000
kali)
- Penginapan (3 org x 1 hari x 1 OH 3 2,000 6,000
kali)
193
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penanganan Akses Reforma Agraria 2023
i
PETUNJUK TEKNIS PENATAAN KELEMBAGAAN PENERIMA AKSES
REFORMA AGRARIA
DAFTAR ISI
B. Dasar Hukum..................................................................................... 5
1. Maksud......................................................................................... 7
2. Tujuan .......................................................................................... 8
iii
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
A. Penguatan Kelembagaan .................................................................. 25
iv
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
E. Pelaporan Anggaran Penataan Kelembagaan .................................... 62
A. Gambaran Umum............................................................................. 63
LAMPIRAN .............................................................................................. 99
v
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
vi
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
DAFTAR LAMPIRAN
vii
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Selanjutnya, Pasal 2, Pasal 12 dan Pasal 13 Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(UUPA) menjelaskan bahwa bumi, air dan ruang angkasa termasuk
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dikuasai oleh negara
yang digunakan untuk mencapai sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat dan segala usaha bersama dalam lapangan agraria dilaksanakan
untuk meningkatkan produktivitas yang didasarkan atas kepentingan
bersama dalam rangka kepentingan nasional. Strategisnya fungsi tanah
tersebut, telah dituangkan dalam UUPA sebagai dasar peraturan
perundang-undangan terkait pertanahan.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional sebagai Lembaga Pemerintah yang menangani tugas di bidang
pertanahan mengemban amanat Program Strategis Nasional (PSN)
melalui kegiatan Reforma Agraria untuk pemerataan ekonomi1. Unsur
penting dalam Reforma Agraria yaitu Penataan Aset dan Penataan
Akses. Penataan Aset adalah penataan kembali penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dalam rangka
menciptakan keadilan di bidang penguasaan dan pemilikan tanah.
Sementara itu, Penataan Akses adalah pemberian kesempatan akses
permodalan maupun bantuan lain dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan yang berbasis pada pemanfaatan tanah, yang disebut
juga pemberdayaan tanah masyarakat. Adapun tujuan penataan akses
salah satunya yaitu memperbaiki akses masyarakat kepada sumber
ekonomi. Masyarakat yang dimaksud merupakan subjek penerima
Tanah Objek Reforma Agraria (TORA). Dalam mendukung kegiatan
Penataan Kelembagaan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) memiliki
peran strategis untuk mengkoordinasikan para stakeholder terkait
rencana kegiatan, kerja sama, sinergi program pembentukan dan
penguatan kelembagaan.
2
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Penataan Akses merupakan salah satu bentuk Pemberdayaan
Masyarakat kepada penerima Reforma Agraria yang berlandaskan pada
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2018 Tentang
Reforma Agraria. Salah satu kegiatan penanganan akses adalah
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan yang dilakukan melalui
pembentukan kelompok sasaran penataan akses berdasarkan jenis
bidang usaha. Pembentukan kelembagaan beserta peningkatan
kapasitas kelembagaan berperan sebagai sarana dan media masyarakat
dalam pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan
perekonomian.
Berdasarkan pertimbangan atas pengalaman pelaksanaan
kegiatan Penanganan Akses tahun 2021-2022, serta masukan berbagai
pemangku kepentingan, keberadaan kelembagaan ekonomi melalui
kelompok usaha merupakan prasyarat penting dalam pemberian
fasilitasi akses. Oleh karena itu, Direktorat Pemberdayaan Tanah
Masyarakat mengusulkan adanya perbaikan pelaksanaan Penataan
Akses dengan menyusun kegiatan yang disebut dengan Kegiatan
Penataan Kelembagaan (Penanganan Akses Tahun Kedua). Kegiatan
Penataan Kelembagaan ini memiliki dua kegiatan penting, yaitu
pembentukan kelembagaan dan penguatan kapasitas kelembagaan.
Pengembangan kebijakan baru dalam Kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria ini dalam kaitannya secara khusus dengan
kegiatan Penataan Kelembagaan ialah mewadahi kegiatan fasilitasi
pembentukan kelembagaan dan penguatan kapasitas kelembagaan.
Peranan penting keberadaan kelembagaan ekonomi melalui kelompok
usaha ini agar memudahkan pemberian fasilitasi akses oleh pemangku
kepentingan terkait serta mendorong kemandirian usaha secara
bersama-sama. Secara skema dapat digambarkan sebagai berikut:
3
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Gambar 1. Skema Penataan Akses Reforma Agraria Berkesinambungan
Tahun Jamak 3 (Tiga) Tahun
4
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Tani, Kelompok Sadar Wisata, Kelompok Usaha Bersama dan lain
sebagainya. Kelembagaan ekonomi subjek Penanganan Akses Reforma
Agraria ini juga dapat dikembangkan dalam bentuk Kelembagaan
Koperasi.
Pelaksanaan Penataan Kelembagaan ini memerlukan pendekatan
yang sistematis agar dapat merancang kegiatan fasilitasi pembentukan,
penguatan, dan peningkatan kapasitas kelembagaan yang efektif,
efisien dan berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan panduan yang
lebih detail dan mendalam mengenai Penataan Kelembagaan Penerima
Akses Reforma Agraria.
B. Dasar Hukum
5
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan,
Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMK;
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021
Tentang Badan Usaha Milik Desa;
12. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria;
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 tahun 2019
tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Kabinet
Indonesia Maju Tahun 2019-2024;
14. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang;
15. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional;
16. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
67/Permentan/Sm.050/12/2016 Tentang Pembinaan
Kelembagaan Petani;
17. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018
Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian
Agraria Dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional;
18. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional;
19. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan;
20. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 27 Tahun 2020 tentang Rencana
Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional tahun 2020-2024;
6
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
21. Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,
Kementerian Pertanian, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan
NOMOR: 37/SKB/XII/2017; NOMOR: 593/9395/SJ; NOMOR:
14/KB/M.KUKM/IX/2017; NOMOR: 07/MoU/HK.220/M/12/
2017; NOMOR: 16/MEN-KP/KB/XII/2017 TANGGAL 27 November
2017 Tentang Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Bagi
Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan dan Pembudidaya Ikan;
22. Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Direktur Jenderal Hubungan
Hukum Keagrariaan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional, dengan Direktur Jenderal Bina Pembangunan
Daerah Kementerian Dalam Negeri, Deputi Bidang Pembiayaan
Kementerian Koperasi dan UKM, Direktur Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Direktur Jenderal
Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan
Perikanan Tentang Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Bagi
Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan dan Pembudi Daya Ikan
NOMOR: 29/SKB-400/IV/2018; NOMOR:
500/1738/Bangda/2018; NOMOR:01/PKS/Dep.2/IV/2018;
NOMOR:03/MoU/OT.160/B/04/2018; NOMOR:01/PKS/DJPT-
KKP/IV/2018; NOMOR:01/DJPB-KKP/PKS/IV/2018 Tanggal 5
April 2018.
7
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
c. Pembentukan Kerja Sama;
d. Penyusunan Surat Keputusan (SK) Pembentukan Kelompok
Masyarakat
2. Tujuan
1. Memberikan pemahaman yang terstruktur dan komprehensif
agar diperoleh keselarasan mengenai pelaksanaan
pembentukan, penguatan dan peningkatan kapasitas
kelembagaan Penanganan Akses Reforma Agraria; dan
2. Memberikan arahan dan membangun koordinasi terkait
kegiatan Penataan Kelembagaan yang terdiri dari pembentukan
kelembagaan, penguatan dan peningkatan penguatan kapasitas
kelembagaan kepada jajaran Kantor Pertanahan dengan
pemangku kepentingan, terkait dukungan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam mendukung kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria.
8
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Pembentukan Kelembagaan sebagai upaya untuk mengorganisir
subjek Penanganan Akses Reforma Agraria ke dalam wadah
komunikasi secara berkelompok dalam bidang usaha yang
sama/sejenis untuk mempermudah koordinasi dalam
memberikan bantuan/pendampingan dengan dilanjutkan
Penguatan Kapasitas Kelembagaan yang berfokus pada cara
memperkuat tata kelola kelembagaan melalui kolaborasi lintas
sektor;
2. Penguatan Kelembagaan didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan
Penataan Kelembagaan yang terdiri dari pembentukan
Kelembagaan dan Penguatan Kapasitas Kelembagaan sebagai
upaya fasilitasi melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan, kapasitas sumber daya, serta peningkatan
kapasitas kelompok usaha untuk memperoleh legalitas, baik
status anggota dan/atau kelompok terdaftar di Sistem Informasi
Kementerian/Lembaga dan/atau Perangkat Daerah
(PD)2/Kecamatan/Kelurahan;
3. Pembentukan kelembagaan merupakan upaya untuk
mengorganisasi masyarakat ke dalam suatu media/sarana secara
berkelompok dalam jenis bidang usaha yang sama dengan tujuan
mempermudah komunikasi dan koordinasi dalam memberikan
bantuan atau pendampingan kepada masyarakat;
4. Penguatan kapasitas kelembagaan adalah kegiatan yang berfokus
pada cara memperkuat tata kelola kelembagaan dan peningkatan
kompetensi anggota dalam aspek pengelolaan sumber daya
manusia, aspek pemanfaatan dan penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi, aspek sosial, aspek manajemen
finansial dan usaha yang dilaksanakan secara kolaboratif lintas
sektor bersama stakeholder;
9
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
5. Pendampingan Kewirausahaan/Kelembagaan adalah kegiatan
pendampingan untuk mengembangkan usaha masyarakat dalam
berbagai potensi yang dimiliki untuk meningkatkan skala usaha
dan kemandirian ekonomi yang dilakukan melalui fasilitasi
penyusunan rencana aksi pengembangan kelembagaan;
6. Pembentukan Kerja Sama adalah kegiatan fasilitasi
pendampingan untuk menopang pengembangan kelembagaan
melalui koordinasi bersama stakeholder terkait peluang fasilitasi
akses dan keberlanjutan kegiatan pemberdayaan melalui kegiatan
fasilitasi pendaftaran kelompok usaha ke dalam sistem informasi
yang ada di Kementerian/Lembaga dan/atau
PD/Kecamatan/Kelurahan;
7. Penyusunan Surat Keputusan (SK) Pembentukan Kelompok
Masyarakat adalah penerbitan SK mengenai pembentukan
kelompok masyarakat oleh Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota yang memuat informasi mengenai kelembagaan
ekonomi berdasarkan sektor usaha dan anggota kelompok;
8. Monitoring Penataan Kelembagaan adalah kegiatan pemantauan
perkembangan pelaksanaan kegiatan Penataan Akses Tahun
kedua yang meliputi perkembangan kegiatan fasilitasi
kelembagaan, pemberian fasilitasi akses oleh stakeholder dan
potensi peningkatan pendapatan;
9. Kelembagaan Petani (mencakup petani, pekebun, dan peternak)
adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk
petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan
petani, mencakup Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani,
Asosiasi Komoditas Pertanian, dan Dewan Komoditas Pertanian
Nasional;3
10. Kelembagaan Ekonomi Petani adalah lembaga yang
melaksanakan kegiatan Usahatani yang dibentuk oleh, dari, dan
10
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
untuk petani, guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi
usahatani, baik yang berbadan hukum maupun yang belum
berbadan hukum;4
11. Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Poktan adalah
kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk oleh para
petani atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi
lingkungan sosial, ekonomi, dan sumber daya, kesamaan
komoditas, dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggota;5
12. Gabungan Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Gapoktan
adalah kumpulan beberapa Kelompok Tani yang bergabung dan
bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi
usaha;6
13. Kelompok nelayan kecil yang selanjutnya disebut kelompok
nelayan adalah kumpulan nelayan yang dibentuk beranggotakan
orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang
menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 (lima)
gross tonnage (GT);7
14. Kelompok Pembudidaya-Ikan Kecil yang selanjutnya disebut
Pokdakan adalah badan usaha yang dibentuk oleh Pembudidaya-
Ikan Kecil berdasarkan hasil kesepakatan atau musyawarah
seluruh anggota yang dilandasi oleh keinginan bersama untuk
berusaha bersama dan dipertanggungjawabkan secara bersama
guna meningkatkan pendapatan anggota;8
15. Pembudidaya ikan di air tawar ialah orang yang melakukan usaha
pembenihan ikan paling luas 0,75 ha (nol koma tujuh puluh lima
4 Ibid.
5 Ibid.
6 Ibid.
7 Sumber Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 Tentang
11
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
hektare); dan usaha pembesaran ikan paling luas 2 ha (dua
hektare);9
16. Pembudidaya ikan air payau ialah orang yang melakukan usaha
pembenihan ikan paling luas 0,5 ha (nol koma lima hektare); dan
usaha pembesaran ikan paling luas 5 ha (lima hektare);10
17. Pembudidaya ikan air laut ialah orang yang melakukan usaha
pembenihan ikan paling luas 0,5 ha (nol koma lima hektare) dan
kegiatan pembesaran ikan paling luas 2 ha (dua hektare);11
18. Badan Usaha Milik Petani (BUMP) adalah kelembagaan usaha
berbadan hukum yang menyinergikan kegiatan bisnis dengan
pemberdayaan masyarakat tani yang dijalankan secara korporasi
yang berorientasi keuntungan untuk mendorong kemandirian
petani;12
19. Koperasi Tani (Koptan) adalah badan usaha yang beranggotakan
petani baik secara individu maupun yang tergabung dalam Poktan
dan Gapoktan yang melakukan kegiatan usaha agribisnis
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
petani yang berdasarkan asas kekeluargaan;13
20. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan;14
21. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan
atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
9 Ibid.
10 Ibid.
11 Ibid.
12 Sumber UU Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani,
dan Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Petani (BUMP), Pusat
Penyuluh Pertanian, Kementerian Pertanian (2017).
13 Ibid, Pusat Penyuluh Pertanian (2017), hlm: 7
14 Sumber Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 Tentang
Kemudahan, Pelindungan, Dan Pemberdayaan Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
12
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Mikro seperti memiliki hasil penjualan tahunan sampai dengan
paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah);15
22. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima
belas miliar rupiah);16
23. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha
besar yang memenuhi kriteria Usaha Menengah dengan memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp15.000.000.000,00 (lima
belas miliar rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah);17
24. Kemitraan dengan Pola Rantai Pasok adalah kerja sama antar
usaha baik mikro, kecil, menengah dan besar yang memiliki
ketergantungan dalam aliran barang dan jasa yang mengubah
barang mentah menjadi produk dalam upaya yang efisien dan
ekonomis mencakup berbagai proses produksi, pengembangan
produk dan jasa, sistem informasi, serta pengemasan produk dan
penghantaran jasa kepada konsumen;18
15 Ibid.
16 Ibid.
17 Ibid.
18 Ibid.
13
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
25. Perizinan berusaha adalah legalitas yang diberikan kepada pelaku
usaha untuk memulai dan menjalankan usaha dan/atau
kegiatannya;19
26. Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) adalah badan hukum yang
didirikan oleh desa dan/atau bersama desa-desa guna mengelola
usaha, memanfaatkan aset, mengembangkan investasi dan
produktivitas, menyediakan jasa pelayanan, dan/atau
menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa;20
27. Unit Usaha BUMDesa adalah badan usaha milik BUMDesa yang
melaksanakan kegiatan bidang ekonomi dan/atau pelayanan
umum berbadan hukum yang melaksanakan fungsi dan tujuan
BUMDesa;21
28. Pemberdayaan kelompok perempuan adalah kegiatan
pendampingan, peningkatan kapasitas, keterlibatan aktif dan
fasilitasi pemberdayaan lainnya kepada perempuan keluarga
petani, peternak, pekebun, nelayan dan pembudidaya perikanan
untuk mendukung pengembangan sektor ekonomi keluarga, baik
secara perorangan maupun kelembagaan yang dibentuk melalui
Penataan Kelembagaan Reforma Agraria.22
19 Ibid.
20 Sumber Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021
Tentang Badan Usaha Milik Desa
21 Ibid.
22 Diolah dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 Tentang
Pemberdayaan Nelayan Kecil Dan Pembudidaya-Ikan Kecil dan UU Nomor 19 Tahun 2013
tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
14
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
dilakukan melalui pembentukan kelompok berdasarkan jenis bidang
usaha. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional mengembangkan kegiatan penataan kelembagaan ini
bertumpu pada ketentuan yang berlaku dalam pengelolaan jenis-jenis
usaha di Kementerian/Lembaga terkait agar diperoleh keselarasan dan
tepat sasaran.
15
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Kelembagaan Ekonomi Reforma Agraria adalah kelembagaan
atau perkumpulan subjek Reforma Agraria yang memiliki kegiatan
pemanfaatan dan peningkatan produktivitas lahan dari hulu sampai
hilir di sektor ekonomi (pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan
nelayan tangkap, perikanan budidaya, Usaha Mikro Kecil dan
Menengah UMKM, Pariwisata, dan lainnya pada bidang jasa yang
ditumbuhkembangkan oleh, dari dan untuk subjek Reforma Agraria
guna meningkatkan skala ekonomi yang menguntungkan dan efisiensi
usaha.
Nama kelembagaan ekonomi, disebut juga Kelompok Masyarakat
Penanganan Akses Reforma Agraria, dapat dibentuk mengikuti nama
yang telah diatur di masing-masing lingkungan Kementerian, seperti
Kelembagaan Petani, yakni lembaga yang ditumbuhkembangkan dari,
oleh, dan untuk petani guna memperkuat dan memperjuangkan
kepentingan petani, mencakup Kelompok Tani, Gabungan Kelompok
Tani, Asosiasi Komoditas Pertanian, dan Dewan Komoditas Pertanian
Nasional. Nama kelembagaan pada sektor lain mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan yang ada. Penyebutan Kelembagaan
Ekonomi dalam kegiatan pengembangan usaha dan akses pemasaran
selanjutnya disebut sebagai Kelompok Usaha Masyarakat baik
berbadan hukum atau belum berbadan hukum baik terdaftar atau
belum terdaftar/memiliki Surat Keterangan atau Surat Pengantar dari
Pemerintah Desa atau pejabat yang berwenang.
Klasifikasi kelembagaan ekonomi masyarakat belum berbadan
hukum, antara lain:
1. Kelompok Tani (Poktan) dan/atau Kelompok Wanita Tani (KWT);
2. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan);
3. Kelompok Nelayan;
4. Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan);
5. Kelompok Usaha Bersama (KUB);
6. Kelompok Pra-koperasi yang dikembangkan dari kelompok usaha
untuk pengusulan koperasi.
16
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Gambar 3. Pembentukan Kelompok Masyarakat Berdasarkan Sektor Usaha
17
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
hasil usaha kelompok tani maupun kelompok usaha UKM di desa
tersebut. Secara rinci, kegiatan pembentukan dan penguatan
kelembagaan masing-masing sektor ekonomi terdapat dalam Dokumen
Pendukung di Lampiran dalam Petunjuk Teknis ini.
1. Penguatan Kelembagaan
18
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Penguatan Kapasitas Kelembagaan dilakukan terhadap subjek
yang sudah memiliki kelompok usaha. Kegiatan ini dapat
dilakukan untuk memfasilitasi dalam rangka memberdayakan
kembali atau memberi penguatan kapasitas kepada kelompok-
kelompok yang sudah berkembang atau sudah berjalan
maupun pernah dibentuk.
Proses penentuan kegiatan antara dua kemungkinan di
atas, diawali dengan kegiatan asesmen data subjek dan data
kelembagaan berdasarkan hasil pemetaan sosial. Data asesmen
ini penting sebagai dasar pelaksanaan kegiatan selanjutnya
yakni terhadap subjek yang belum memiliki kelompok usaha
perlu dilakukan fasilitasi melalui Pembentukan Kelembagaan
(poin b). Sementara itu, subjek yang sudah memiliki kelompok
usaha dapat dilanjutkan pada kegiatan Penguatan Kapasitas
Kelembagaan (poin c) dengan catatan bahwa subjek dan
pengurus kelompok usahanya tersebut bersedia mengikuti
kegiatan Penataan Kelembagaan.
b. Pembentukan Kelembagaan
19
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Kementerian/Lembaga terkait. Fasilitasi pembentukan
kelompok ini juga dilakukan kegiatan pendampingan dalam
penyusunan perencanaan dan pembuatan perangkat
keorganisasian di dalam kelompok usaha.
2. Pendampingan Kewirausahaan/Kelembagaan.
20
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
meningkatkan skala usaha dan kemandirian ekonomi keluarga.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan melakukan fasilitasi
pembinaan oleh tenaga ahli atau orang yang berpengalaman dalam
kegiatan pemberdayaan sosial ekonomi. Di samping itu, Kantor
Pertanahan juga dapat melakukan pendampingan secara langsung
untuk melakukan kunjungan ke lokasi pada setidaknya 2 (dua)
kelompok masyarakat dan/atau 2 (dua) desa atau mengikuti
ketentuan target kelompok dampingan maupun ketersediaan
alokasi dan optimalisasi anggaran di masing-masing Kantor
Pertanahan.
Kegiatan ini dilakukan melalui penyusunan rancangan
rencana aksi kegiatan pengembangan kelembagaan baik terhadap
subjek yang sedang dalam proses penetapan kelompok maupun
subjek yang telah memiliki kelompok. Selain itu, dilakukan
persiapan untuk kegiatan Pembentukan Kerja Sama serta
perencaan kegiatan Penanganan Akses Tahun Ketiga berdasarkan
potensi, kendala dan kebutuhan pengembangan ekonomi subjek
Penanganan Akses Reforma Agraria. Selanjutnya, Kantor
Pertanahan menindaklanjuti dengan melakukan koordinasi
mengenai peluang terhadap fasilitasi akses maupun pendampingan
intensif dari Kementerian/Lembaga/PD pada tahun berjalan
maupun tahun ketiga kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria.
21
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Kegiatan fasilitasi kerja sama untuk kelembagaan kepada
subjek yang sudah memiliki kelompok usaha dilakukan melalui
kegiatan Koordinasi mengenai potensi penguatan kelembagaan,
pembaharuan informasi keanggotaan dan aktivitas kelembagaan,
serta peluang fasilitasi akses melalui rapat koordinasi bersama
stakeholder.
Kegiatan Pembentukan Kerja Sama dilaksanakan melalui rapat
bersama mengenai peluang pembentukan kelompok oleh PD
dengan mengundang perwakilan pemangku kepentingan dan
masyarakat dampingan dari subjek Penanganan Akses Reforma
Agraria. Kantor Pertanahan dapat menyampaikan rancangan
Rencana Aksi Penataan Kelembagaan kepada stakeholder sebagai
bahan perencanaan bersama.
Dalam kegiatan ini, Kantor Pertanahan maupun Kantor
Wilayah Pertanahan dapat mengembangkan kegiatan berupa
penjajakan kerja sama maupun menindaklanjuti kerja sama yang
telah diinisiasi sebelumnya ke dalam dokumen kerja sama, baik
melalui Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU)
maupun Perjanjian Kerja Sama (PKS). Pembahasan penjajakan
maupun tindaklanjut kerja sama dapat dikoordinasikan didalam
forum GTRA, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda)
atau Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah
(Musrenbangda). Sebagai bentuk dukungan terhadap penguatan
kolaborasi dalam fasilitasi kerja sama, Kementerian ATR/BPN telah
menginisiasi penjajakan dan penerbitan kerja sama dengan
beberapa stakeholder baik tingkat nasional dan daerah.
Sebagai catatan, pelaksanaan antara kegiatan Pendampingan
Kewirausahaan/Kelembagaan dengan Pembentukan Kerja Sama ini
dapat dilakukan secara berurutan atau mendahulukan kegiatan
Pembentukan Kerja Sama terlebih dahulu agar dapat fokus pada
kelompok subjek yang telah dipetakan, kemudian difasilitasi
penyusunan rancangan Rencana Aksi yang akan dimatangkan
22
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
dalam kegiatan Pendampingan Kewirausahaan/Kelembagaan
melalui fasilitasi narasumber ahli/praktisi.
5. Pelaksanaan Anggaran
23
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
yang memuat laporan pelaksanaan kegiatan, penggunaan anggaran
dan realisasi capaian pelaksanaan kegiatan. Laporan kedua ialah
berupa tabulasi data penerima akses Penataan Kelembagaan
Kabupaten/Kota maupun Data Tabulasi Peningkatan Pendapatan
dari kegiatan monitoring yang akan dilaporkan kepada Kantor
Wilayah Pertanahan Provinsi dengan ketentuan yang termuat di
dalam Petunjuk Teknis Penanganan Akses Reforma Agraria (Tahun
Pertama). Penyusunan laporan tabulasi data diperoleh dari data
asesmen subjek dan kelembagaan serta data hasil penyusunan
rencana aksi.
24
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
BAB II
A. Penguatan Kelembagaan
25
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Asesmen Data, Pembentukan Kelembagaan melalui Kelompok Usaha
dan Penguatan Kapasitas Kelembagaan.
26
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
tersebut serta berkoordinasi dengan Bagian Tata Usaha dan
Pejabat Pembuat Komitmen di unit kerja masing-masing daerah.
Optimalisasi anggaran dapat dilakukan dengan mengalokasikan
ulang pada pembiayaan perjalanan dinas kegiatan
pendampingan lanjutan yang dilakukan oleh Tenaga
Pendukung ke lokasi penanganan akses tahun 2022 (tahun
pertama) serta menerima haknya sesuai komponen biaya dalam
perjalanan dinas. Pengadaan Tenaga Pendukung tahun kedua
berbeda dengan tahun pertama sehingga diperlukan kegiatan
pengadaan Tenaga Pendukung untuk tahun kedua di tahun
2023.
Sebagai catatan, penggunaaan istilah Tenaga Pendukung
menyesuaikan kebijakan rekrutmen di masing-masing Kantor
Pertanahan, sementara di dalam Petunjuk Teknis ini disebut
dengan Tenaga Pendukung untuk memudahkan penyebutan
kedua istilah di dalam penjelasan.
27
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
5) Melakukan input data terkait seluruh rangkaian kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria ke dalam Aplikasi
dan/atau instrumen lain;
6) Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
seluruh kegiatan yang berkaitan dengan program
pemberdayaan tanah masyarakat;
7) Menyusun laporan bulanan kepada Kepala Seksi
Penataan dan Pemberdayaan di Kantor Pertanahan;
8) Menyusun dan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan
kegiatan Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma
Agraria yang diketahui oleh minimal Koordinator
Substansi pada seksi Penataan dan Pemberdayaan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Dalam pelaksanaan tugasnya, jika Tenaga Pendukung
Penataan Kelembagaan mengalami hambatan dan/atau
kendala, dapat disampaikan dan didiskusikan bersama dengan
Konsultan Perorangan Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional.
28
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
5) Tidak berstatus ASN/TNI/Polri atau terikat kontrak kerja
dengan pihak manapun;
6) Mampu menggunakan dan mengoperasikan komputer
sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan;
7) Mampu bekerja sama dalam tim serta memiliki komitmen
kuat di bidang pemberdayaan masyarakat;
8) Memiliki kemampuan komunikasi, presentasi dan
manajerial yang baik;
9) Bersedia bekerja penuh waktu (full time) dan berdomisili
di lokasi Penanganan Akses Reforma Agraria;
10) Memperhatikan kesetaraan gender;
11) Sanggup bekerja dalam tekanan dan target waktu;
12) Bersedia mengikuti pelatihan secara tatap muka
dan/atau virtual.
d. Persyaratan Administratif
30
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Rencana Rekrutmen Tenaga Pendukung dan Kerangka Acuan
Kerja (Lampiran 1).
31
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
penting dilakukan agar sesuai dengan database awal yang telah
diperoleh dengan komponen data sebagai berikut:
1) Potensi sektor ekonomi
Data dari komponen ini diperoleh dari hasil pemetaan
sosial mengenai sektor-sektor ekonomi utama penghidupan
keluarga sasaran penerima manfaat Penanganan Akses
Reforma Agraria yang diusahakan keluarga, yaitu:
Pertanian-perkebunan, peternakan, perikanan nelayan,
perikanan budidaya dan/atau kewirausahaan/UKM,
Pariwisata dan/atau jasa. Tenaga Pendukung mengolah
informasi mengenai kondisi ekonomi yang meliputi potensi
usaha, hasil, dan modal produksi serta penjualan hasil
produksi. Perolehan data sektor ekonomi ini disesuaikan
dengan jenis sektor yang diusahakan oleh keluarga,
sehingga dapat ditemukan lebih dari satu sektor usaha yang
dikerjakan oleh masing-masing anggota keluarga.
Data hasil tabulasi ini menjadi bahan pertimbangan
dalam menyusun rencana kegiatan intervensi kegiatan
pemberdayaan dan pembentukan kelompok usaha
berdasarkan kesamaan sektor usaha. Data ini pula dapat
menjadi basis informasi untuk penyusunan peta potensi dan
subjek yang akan dikomunikasikan kepada PD terkait,
seperti penyusunan rencana definitif kelompok tani maupun
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) di
sektor pertanian.
2) Kendala ekonomi
Data yang diperoleh dari komponen ini secara spesifik
ditujukan untuk mengenali kondisi aktual, hambatan dan
kendala dalam sektor ekonomi subjek Penanganan Akses
Reforma Agraria. Data ini menjadi bahan pertimbangan
penting dalam kegiatan pendampingan dan fasilitasi, serta
membantu mencari solusi atau pemecahan jalan keluar
32
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
untuk peningkatan ekonomi dan pendapatan yang diolah
terlebih dahulu ke dalam perencanaan kerja melalui
kelompok.
3) Program/bantuan/pendampingan sektor usaha
Data pemetaan sosial dari komponen ini
menggambarkan pengalaman subjek penanganan akses
dalam kegiatan pemberdayaan, pendampingan maupun
bantuan yang berkenaan dengan sektor usaha. Data dasar
ini menjadi bahan peninjauan lebih lanjut dalam
penyusunan rancangan kegiatan pendampingan/fasilitasi
serta potensi kolaborasi maupun keberlanjutan fasilitasi
lintas Kementerian/Lembaga.
4) Usaha tambahan dan/atau nilai tambah
Data mengenai usaha tambahan dan/atau nilai
tambah ini diperoleh untuk mengenali minat, keinginan,
serta motivasi mereka untuk peningkatan nilai tambah atau
diversifikasi usaha bagi anggota keluarga yang belum/ingin
mengembangkan sumber pendapatan ekonomi yang akan
ditampung melalui kelompok usaha.
5) Kelembagaan Ekonomi Bersama/Koperasi
Data pemetaan sosial dari komponen ini cukup
penting untuk membantu mengenali keberadaan dan
keikutsertaan subjek Penanganan Akses Reforma Agraria
dalam koperasi/lembaga usaha bersama lainnya. Data ini
menjadi bahan tindak lanjut dalam kegiatan intervensi yang
menyangkut pembentukan kelembagaan, peningkatan
kapasitas kelembagaan dan fasilitasi kerja sama antar
lembaga.
b. Koordinasi Bersama
33
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Kementerian/Lembaga terkait untuk berkonsultasi terkait
ketentuan pembentukan kelompok, prasyarat pengajuan
kelompok dan ketentuan lain mengenai kebutuhan
data/informasi pendukung untuk kegiatan pembentukan dan
pendampingan kelompok. Di samping itu, Tenaga Pendukung
dapat berkoordinasi dengan PD.
34
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Kedua, Penyusunan asesmen persetujuan keanggotaan
pada kelembagaan kelompok usaha yang sudah ada juga perlu
dilakukan terhadap subjek yang diusulkan untuk penambahan
keanggotaan. Asesmen ini perlu dilakukan sebagai dasar
persetujuan bagi subjek yang akan bergabung pada kelompok
dampingan/kelompok usaha yang sudah ada, baik yang sudah
memperoleh SK/surat keterangan Kepala Desa/SK PD terkait,
maupun sudah terdaftar dalam sistem informasi di
Kementerian/Lembaga terkait. Lembar asesmen persetujuan
keanggotaan kelompok usaha diterbitkan melalui persetujuan
perwakilan ketua kelompok atau yang ditunjuk untuk
menerima anggota baru dari subjek Penanganan Akses Reforma
Agraria (Lampiran 3). Kejelasan persetujuan ini akan memberi
keamanan dan kenyamanan pada subjek dan anggota dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan selanjutnya, seperti
penguatan kapasitas kelembagaan maupun pengembangan
usaha bersama.
d. Pendampingan Penyusunan data
Output Keterangan
36
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Ketentuan Pembentukan Kelompok Usaha Subjek Reforma
Agraria dibentuk dari subjek Reforma Agraria atau pelaku usaha
dengan kriteria sebagai berikut:
a. Subjek telah dilakukan pendataan melalui kegiatan Pemetaan
Sosial Tahun Pertama;
b. Subjek memiliki sektor usaha yang sama dan/atau berada
dalam satu wilayah administrasi RT/RW dalam lingkup satu
kelurahan/desa;
c. Bersedia bergabung/membentuk kelompok usaha/kelompok
dampingan;
d. Bersedia melakukan pengembangan usaha atau peningkatan
kapasitas sesuai dengan rencana kegiatan Penanganan Akses;
e. Kelompok dampingan bersedia berpartisipasi sepenuhnya
dalam kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria;
f. Mendorong keberlanjutan kegiatan Penanganan Akses
sehingga manfaat dan dampak dari kegiatan-kegiatan
Penanganan Akses semakin dapat dirasakan para subjek.
37
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
bidang perikanan ini juga dibentuk Unit Pelayanan Pengembangan
dengan ketentuan minimal terdiri dari 2 (dua) Pokdakan dalam 1
(satu) kecamatan.24 Di samping itu, ketentuan pembentukan UKM
terdiri dari Koperasi Primer yang beranggotakan minimal 9 (sembilan)
orang) dan Koperasi Sekunder dibentuk minimal 3 (tiga) koperasi. 25
Skema pembentukan kelembagaan disusun mengikuti
ketentuan yang berlaku di Kementerian/Lembaga terkait (Lampiran
Dokumen Pendukung) dimana Kantor Pertanahan dapat
menyesuaikannya dengan sebaran sektor ekonomi dari subjek
Penanganan Akses Reforma Agraria. Kantor pertanahan dapat
berkoordinasi dengan PD terkait mengenai peluang pembentukan
kelembagaan dan fasilitasi penguatannya berdasarkan rancangan
kerja dan konsultasi bersama subjek Reforma Agraria.
Secara garis besar, tata cara pembentukan kelompok
masyarakat ialah terdiri dari beberapa tahap, antara lain:
a. Persiapan
Persiapan data dan tabulasi kelembagaan berdasarkan
sektor usaha sebagaimana sudah dilakukan pada tahap
asesmen data. Penyusunan asesmen kelompok eksisting dan
potensi pembentukan kelompok baru ini bagian dari tahap
persiapan (Lampiran 2).
Kemudahan, Pelindungan, Dan Pemberdayaan Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
38
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
diperlukan dalam kegiatan penguatan kelembagaan. Tenaga
Pendukung juga berkoordinasi dengan pemerintah desa terkait
pelaksanaan kegiatan fasilitasi pertemuan untuk pengusulan
pembentukan maupun pendaftaran kelompok.
39
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Secara umum, pembentukan pengurus Kelompok Usaha
paling sedikit terdapat ketua, sekretaris dan bendahara.
Masing-masing organisasi menyesuaikan kebutuhan dan
konteks daerah, seperti ketentuan peraturan, cara komunikasi
dan efektivitas manajemen kelompok.
40
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
setempat termasuk lembaga dan badan usaha terkait, dengan
ketentuan anggaran perjalanan dinas dibebankan kepada instansi
masing-masing. Output kegiatan ini ialah berupa Berita acara
Pengusulan Pembentukan Kelompok Penataan Kelembagaan
Penerima Akses Reforma Agraria (Lampiran 4) dengan lampiran data
kelembagaan (perangkat organisasi) yang akan diusulkan.
a. Persiapan
41
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
b. Penyusunan Rencana Aksi (Perencanaan) Kelompok Usaha
Output Keterangan
Berita acara terkait Pengisian kegiatan bergantung pada isu/
penguatan kapasitas kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam
kelembagaan terhadap penguatan kapasitas kelembagaan pada
subjek yang sudah subjek yang sudah memiliki kelompok
memiliki kelompok usaha
B. Pendampingan Kewirausahaan/Kelembagaan
42
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
rencana aksi sebagai bahan penting tindak lanjut kegiatan hingga
tahun ketiga Penanganan Akses Reforma Agraria.
Pendampingan Kewirausahaan/Kelembagaan ini dilaksanakan
melalui koordinasi perjalanan secara langsung ke lokasi atau desa
dengan sasaran subjek yang baru dilakukan pembentukan maupun
kelompok yang sudah dilakukan kegiatan Penguatan Kelembagaan.
Perjalanan dinas pada kegiatan ini dilakukan oleh staff Seksi Penataan
dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan termasuk Tenaga Pendukung
Penataan Kelembagaan. Dalam kegiatan ini Kantor Pertanahan
mengundang narasumber sebagai pengarah/pemateri dalam
penyusunan dan/atau pematangan rencana aksi kelembagaan.
Narasumber dalam kegiatan ini dapat mengundang praktisi atau
pengurus kelompok usaha yang sudah berhasil untuk dapat berbagi
pengalaman, kesuksesan, keberhasilan dan capaian-capaian lain
dalam membangun atau mendampingi kewirausahaan/kelembagaan.
Kegiatan ini juga dapat melibatkan PD setempat termasuk
lembaga dan badan usaha yang terkait. Keterlibatan tersebut memiliki
konsekuensi anggaran perjalanan dinas dibebankan kepada instansi
masing-masing. Mengenai pelaksanaan kunjungan dan jumlah lokasi
yang dikunjungi, Kantor Pertanahan menyesuaikan kegiatan tersebut
dengan pertimbangan lokasi keberadaan kelompok-kelompok usaha
bersama, jangkauan aksesibilitas transportasi, serta ketersediaan
sumberdaya dan alokasi anggaran.
Bersamaan dengan kegiatan kunjungan Pendampingan
Kewirausahaan/Kelembagaan, Tenaga Pendukung Penataan
Kelembagaan juga melakukan kegiatan pengambilan data untuk
pemantauan atau monitoring peningkatan pendapatan selama
pelaksanaan tahun kedua pada saat kegiatan pendampingan.
Responden yang menjadi sasaran pemantauan ini diprioritaskan
kepada subjek yang sudah memiliki kelompok usaha dan memperoleh
fasilitasi akses dari stakeholder. Monitoring Penataan Kelembagaan
mencakup 2 (dua) komponen data yang menjadi dasar penyusunan
43
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
instrumen kuesioner Monitoring Penataan Kelembagaan (Lampiran
11), sebagai berikut.
1. Identifikasi Potensi Penambahan dan/atau pengembangan sektor
usaha/diversifikasi
Komponen ini memahami adanya perkembangan kegiatan
fasilitasi akses mengenai potensi peningkatan kesejahteraan
melalui kegiatan diversifikasi usaha, pemanfaatan teknologi tepat
guna, peningkatan nilai tambah dan pembukaan akses terhadap
pemasaran dengan memotret kendala peluang, kendala dan
tantangan akses pemasaran data lama dan peluang
pengembangannya untuk tahun ketiga.
44
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria (Lampiran 6)
dan Data hasil Monitoring Penataan Kelembagaan (Lampiran 11).
45
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
memiliki dengan ketentuan
kelompok usaha penginputan akan
dan memperoleh diinformasikan selama
fasilitasi akses proses kegiatan Penataan
Kelembagaan berlangsung.
46
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
meminta arahan dari Kantor Wilayah Pertanahan maupun Direktorat
Pemberdayaan Tanah Masyarakat berkenaan dengan rencana dan
implementasi kerja sama yang telah disepakati bersama stakeholder.
Informasi mengenai inventarisasi perkembangan Nota Kesepahaman
dan Perjanjian Kerja Sama disertakan dalam (Lampiran 13).
47
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
dengan melampirkan bukti penerimaan pendaftaran atau salinan
formulir pendaftaran/pengajuan kelompok dan Dokumen Rencana
Aksi Penataan Kelembagaan (Lampiran 10).
Output Keterangan
Dokumen berita acara Kegiatan ini dilakukan terkait dengan rencana
Pembentukan Kerja pengusulan kelompok, dan rencana
Sama Penataan pengembangan kapasitas kelembagaan dan hal
Kelembagaan lain yang berkaitan dengan ketentuan di PD
terkait.
Dokumen rancangan Penyusunan rancangan renaksi mengenai
Rencana Aksi kondisi dan rencana kerja bersama terkait
Pelaksanaan kegiatan subjek/calon kelompok yang perlu
Penataan Kelembagaan pembentukan dan/atau penguatan
(Lampiran 10) kelembagaan dan persiapan tahun ketiga agar
dapat dikembangkan untuk penyusunan
rencana pengembangan usaha dan akses
pemasaran
a. SIMLUHTAN
49
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
dibantu oleh penyuluh pertanian dengan tahapan sebagai
berikut:
1) Penyuluh memberikan sosialisasi pembentukan/pergantian
pengurus ke Poktan/KWT;
2) Petani/Masyarakat melakukan rapat pembentukan/
pergantian pengurus Poktan/KWT yang dihadiri oleh Kepala
Desa dan penyuluh;
3) Pengurus Poktan/KWT membuat Berita Acara
Pembentukan/Pergantian Pengurus Poktan/KWT yang
ditandatangani pimpinan rapat di atas materai 10.000 dan
diketahui oleh Kepala Desa;
4) Pengurus Poktan/KWT membuat data Poktan/KWT yang
diperlukan berupa RDK dan RDKK. Panduan dapat dilihat
pada dokumen pendukung;
5) Pengurus Poktan/KWT yang didampingi oleh Penyuluh
menyampaikan Berita Acara dan data Poktan/KWT kepada
Petugas Simluhtan Kecamatan untuk diproses;
6) Petugas Simluhtan Kecamatan melakukan input data
Poktan/KWT jika data sudah lengkap;
7) Seksi Kelembagaan Petani melakukan pengecekan data
Poktan/KWT di aplikasi Simluhtan;
8) Kepala Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan membuat
Surat Keterangan bahwa Poktan/KWT telah terdaftar di
aplikasi Simluhtan (jika diperlukan).
b. KUSUKA
50
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
usaha harus mendaftar secara online melalui situs
satudata.kkp.go.id atau mengumpulkan formulir ke Dinas
Kelautan dan Perikanan atau Unit Pelaksana Teknis terdekat.
Pendaftar dapat meminta pendampingan dari penyuluh
Konsultan Profesional jika diperlukan. Berikut syarat
pendaftaran:
1) Surat Permohonan Pembuatan Akun Kusuka;
2) Fotokopi KTP;
3) Fotokopi NPWP (jika ada);
4) Melampirkan surat keterangan dari Kepala Desa yang
menyatakan bahwa bersangkutan bekerja sebagai pelaku
usaha kelautan dan perikanan untuk perseorangan;
5) Melampirkan struktur organisasi kelompok;
6) Melampirkan Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah
mengenai usulan Pembentukan Kelompok;
7) Semua persyaratan dimasukkan ke dalam map.
51
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
memiliki profil penyedia layanan UKM (SME Service provider),
ekosistem UKM serta program internasionalisasi UKM yang
terhubung dengan web portal ASEAN Access.
Output Keterangan
Surat PengantarKegiatan ini dilakukan terkait dengan
Pengusulan pengusulan kelompok, rencana tindak lanjut
Pendaftaran pengembangan kapasitas kelembagaan dan hal
Kelembagaan lain yang berkaitan dengan ketentuan di PD
terkait.
Dokumen Rencana Penyusunan rencana aksi mengenai kondisi dan
Aksi Pelaksanaan rencana kerja bersama terkait subjek/calon
kegiatan Penataan kelompok yang perlu pembentukan dan/atau
Kelembagaan penguatan kelembagaan dan persiapan tahun
(Lampiran 10) ketiga agar dapat dikembangkan untuk
penyusunan rencana pengembangan usaha dan
akses pemasaran
52
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
D. Pendampingan Fasilitasi Akses oleh Stakeholder
53
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
2. Peningkatan Akses Pemasaran dan Nilai Jual Hasil Produksi
Fasilitasi akses yang berhubungan dengan perluasan akses
pemasaran dan nilai jual hasil produksi dapat dilakukan melalui
berbagai hal seperti jaringan pemasaran, informasi harga, dan hal
lain menyangkut rantai ekonomi produksi. Area intervensi ini
dapat berfokus pada peningkatan kuantitas dan kualitas produksi
baik komoditas pertanian, perkebunan, peternakan, hasil
budidaya maupun produk usaha.
3. Peningkatan Diversifikasi Usaha dan/atau Peningkatan Lapangan
Kerja
Pemberian fasilitasi akses untuk peningkatan diversifikasi
usaha ini dapat dilakukan pada area penambahan sektor usaha
atau penambahan hasil produk/usaha, serta peningkatan
keterampilan. Kegiatan pendampingannya juga dapat berupa
fasilitasi pendafataran usaha maupun pendaftaran subjek sebagai
anggota kelompok usaha, sebagai contoh pendaftaran Kusuka.
4. Peningkatan Keterampilan dan Pengetahuan Pemanfaatan
Teknologi Tepat Guna
Pemberian fasilitasi akses yang berkaitan dengan
peningkatan keterampilan dan/atau peningkatan pengetahuan
mengenai pemanfaatan teknologi tepat guna, pemberian
keterampilan dan pelatihan, pemberian workshop, pelatihan
penggunaan teknologi maupun pelibatan mereka dalam
pengembangan teknologi tepat guna oleh lembaga maupun
praktisi.
5. Peningkatan Modal Usaha
Pemberian fasilitasi akses dalam peningkatan modal usaha
dapat dilakukan dalam pemberian penambahan permodalan,
fasilitasi akses kredit usaha, maupun pemberian keterampilan
pengelolaan finansial usaha.
54
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Kegiatan pendataan mengenai Pemberian Fasilitasi Akses ini
dapat menjadi rujukan dan sumber pembaruan data pelaksanaan
fasilitasi akses oleh stakeholder terkait. Di samping itu, Informasi
perolehan fasilitasi akses ini akan menjadi bahan untuk dilaporkan
dalam sistem informasi PTM berbasis website (penjelasan lebih detail
dibahas pada Bab IV dan Manual Book Aplikasi PTM).
55
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
penerima akses Penataan Kelembagaan Kabupaten/Kota maupun
laporan Data Tabulasi Peningkatan Pendapatan dan Tabulasi Data
Penataan Kelembagaan merujuk pada Lampiran 4 Tabulasi Data
Penerima Akses Penataan Kelembagaan Petunjuk Teknis Penanganan
Akses Reforma Agraria (Tahun 1) yang akan dilaporkan kepada Kantor
Wilayah Pertanahan Provinsi. Laporan tersebut diunggah ke dalam
aplikasi PTM dan/atau wadah penyimpanan online yang akan dibuat
oleh Konsultan Perorangan pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional. Laporan dibuat dalam bentuk file microsoft word dan pdf.
56
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
BAB III
A. Pelaksanaan Anggaran
57
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
C. Tahapan dan Output Penataan Kelembagaan
Dokumen
(evidence)
● Pengumuman
Pengadaan
051 Penguatan kelembagaan Tenaga
Pendukung
● Berita Acara
● Surat
undangan
Belanja
rapat
bahan Orang
521211 ● Daftar Notulen Rapat
(konsumsi kegiatan
hadir
rapat)
● Kwitansi
pembelian
Snack
Belanja
bahan Barang Habis
Kwitansi
persediaan Pakai (ATK dan
pembelian
521811 (Alat tulis paket Bahan
barang
kantor dan Penunjang
penunjang Komputer)
komputer)
Rapat
Belanja jasa Notulen rapat mengundang
522151 orang
profesi Perangkat
Daerah terkait
● Surat
Tugas
● SPPD
● Daftar
Penerima
Transport
Belanja
dan Uang
perjalanan Laporan
524113 Harian
dinas dalam perjalanan dinas
Khusus
kota
transport
at cost :
Kwitansi/
struk
(bus, tol,
bensin)
522191 Belanja Jasa Lainnya
58
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Dokumen
(evidence)
● Pengadaan
Tenaga
Konsultan
Pendukung ● SPK oleh
Perorangan/
Sesuai PPK berikut
Tenaga
jumlah dokumen
Pendukung
target 2021 = pendukung
dilakukan
1 orang rekrutmen
● Laporan setelah
Tenaga Orang/ ● BA
Bulanan penetapan
Pendukung Bulan Penyelesaia
● Laporan Akhir lokasi
selama 6 n Pekerjaan
● Pengadaan
bulan untuk (BAPP), dll
dilakukan
satu ● Kwitansi
dengan
Kabupaten/ dari Tenaga
mekanisme
Kota Pendukung
penunjukan
langsung
● Laporan
pendampingan
Pendampingan
052 ● Berita Acara Hasil
kewirausahaan/kelembagaan
Kegiatan
Pendampingan
● Surat
undangan
rapat
Belanja Bahan ● Daftar hadir
521211 (Rapat dan Paket ● Kwitansi Notulen rapat
Penggandaan) pembelian
Snack
Kwitansi
Penggandaan
Belanja
● Surat ● Sesuai Satuan
Perjalanan
Tugas Biaya
Dinas Dalam
● SPPD setempat
Kota OT Laporan
524113 ● Kwitansi ● Penginapan
(transport ke OH Perjalanan Dinas
/struk diberikan
lokasi, uang
(bus, tol, sebesar 30%
harian, dan
bensin)
penginapan)
Surat Pengantar
dari Kepala
053 Pembentukan Kerja Sama Kantor diserta
bukti pendaftaran
kelompok
● Surat
undangan
rapat
Belanja
● Daftar
521211 Bahan Paket Notulen rapat
hadir
(Rapat)
● Kwitansi
pembelian
Snack
59
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Dokumen
(evidence)
SK Pembentukan
Penyusunan SK Pembentukan Kelompok
054 Kelompok
Masyarakat
Masyarakat
● Surat
undangan
rapat
Belanja
● Daftar
521211 Bahan Paket Notulen rapat
hadir
(Rapat)
● Kwitansi
pembelian
Snack
D. Pengukuran Kinerja
Komponen/
Tahapan Kegiatan Kinerja
Akun
Pendampingan kewirausahaan/
052 70 %
Kelembagaan
Penyusunan SK Pembentukan
054 100 %
Kelompok Masyarakat
Keterangan:
Pelaksanaan kegiatan antara 052 dan 053 dapat dilakukan pada
rentang waktu yang sama. Kantor Pertanahan dapat menyesuaikan
pelaksanaan kegiatan maupun alokasi anggarannya berdasarkan
60
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
kondisi di masing-masing daerah, namun pelaporan realisasi kinerja
kegiatannya dilakukan secara berurutan atau bersamaan.
Dalam melaksanakan tahapan kegiatan Penataan Kelembagaan
Penerima Akses Reforma Agraria, Kantor Pertanahan dapat merujuk
pada waktu pelaksanaan sesuai tabel di bawah ini:
Tabel 8. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penataan Kelembagaan di Kantor
Pertanahan
Waktu Pelaksanaan
No. Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des
Penguatan
1.
Kelembagaan
Pengadaan
Tenaga
Pendukung
Pendampingan
2. Kewirausahaan/
Kelembagaan
Pembentukan
3.
Kerja Sama
Penyusunan SK
Pembentukan
4.
kelompok
Masyarakat
Keterangan:
1. Tahapan Penguatan Kelembagaan terlebih dahulu melakukan
pengadaan Tenaga Pendukung sebagai pendamping kegiatan
Penataan Kelembagaan. Setelah itu dilakukan asesmen
kelembagaan, pembentukan kelembangan dan penguatan
kelembagaan sepanjang lima bulan.
2. Pelaksanaan kegiatan kedua ialah Pendampingan
Kewirausahaan/Kelembagaan yang secara fleksibel dapat
dilakukan sepanjang empat bulan dengan kebutuhan untuk
61
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
fasilitasi peningkatan kapasitas kelembagaan dan penyusunan
rancangan Rencana Aksi oleh tenaga ahli/narasumber yang
berkompeten di bidangnya dan kegiatan monitoring.
3. Kegiatan ketiga ialah kegiatan Pembentukan Kerja Sama yang
dilakukan melalui rapat dengan PD dan pemangku kepentingan
terkait pembentukan kelompok dan/atau penguatan kapasitas
kelompok berdasarkan data hasil asesmen pada kegiatan
Penguatan Kelembagaan.
4. Kegiatan terakhir ialah Penyusunan SK Pembentukan Kelompok
Masyarakat sebagai Output kegiatan Penataan Kelembagaan
Penerima Akses Reforma Agraria yang diterbitkan di akhir
kegiatan beserta laporan akhir.
62
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
BAB IV
A. Gambaran Umum
63
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Setiap tahapan memiliki output yang akan dilaporkan dan
diunggah oleh Tenaga Pendukung/Admin Kantor Pertanahan melalui
Aplikasi PTM.
1. Penguatan Kelembagaan
64
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Reforma Agraria (Tahun I) kemudian merangkum informasi data
yang terdiri atas data subjek, nama kelompok usaha bagi yang
sudah memiliki kelompok usaha, sektor usaha utama dan
tambahan, akses pemasaran, kendala dan Kebutuhan akses.
Data tersebut akan disajikan sebagai data base kelembagaan
sesuai dengan format Tabel Asesmen pada Lampiran 2.
Fungsi yang dilakukan di menu ini adalah mengelola data-
data yang menjadi referensi aktivitas-aktivitas berikutnya dengan
mengunduh hasil tabulasi data sesuai Lampiran 2, agar lebih
mudah memilah subjek sesuai kelompok sektor usaha dari hasil
potensi yang didata pada saat pemetaan sosial.
2. Pendampingan Kewirausahaan/Kelembagaan
65
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
peningkatan kapasitas kelembagaan/kelompok usaha serta
pematangan rencana aksi.
Pada tahap kegiatan pendampingan ini tersedia menu Entry
Fasilitasi akses pada aplikasi PTM berbasis website untuk
menambah informasi pemberian kesempatan akses permodalan
maupun bantuan lain sebagai pembaharuan perkembagan (update
progress) pendampingan yang dilakukan oleh Stakeholder atau PD
terkait pada tahun berjalan. Namun kegiatan ini bersifat kondisional,
apabila perkembangannya diterima pada saat Tenaga Pendukung
Penataan Kelembagaan telah selesai masa kontrak, maka datanya
dapat diperbaharui oleh Konsultan Perorangan Kantor Wilayah
Pertanahan atau Admin Kantor Pertanahan.
66
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
sebagai pembaharuan informasi yang akan disampaikan dalam rapat
pembentukan kerja sama dengan PD terkait.
67
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
BAB V
PENUTUP
68
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
DOKUMEN PENDUKUNG
69
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
DOKUMEN PENDUKUNG
70
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
kumpulan dari petani, Poktan, dan/atau Gapoktan yang
mengusahakan komoditas sejenis untuk memperjuangkan
kepentingan petani. Dewan Komoditas Pertanian Nasional
beranggotaan Asosiasi Komoditas Pertanian yang dibentuk di
pusat, provinsi, dan kabupaten/kota sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan ketentuan itu, kegiatan Penataan Kelembagaan
Penerima Akses dapat menyesuaikan jumlah keanggotaan dari
target atau jumlah subjek yang ada di satu desa atau dua desa
dampingan berdasarkan kebijakan Kantor Pertanahan.
71
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
panen dan pasca panen, pemasaran, pengolahan hasil
Pertanian, dan lain-lain). Pertimbangan ini akan
memudahkan pengembangan usaha secara bersama-sama,
termasuk perencanaan fasilitasi pembibitan, keterampilan
maupun keperluan lain yang didasarkan kesamaan jenis
usaha.
b. pertimbangan pembentukan kelembagaan yang
memperhatikan kesamaan hamparan atau domisili akan
memudahkan koordinasi berdasarkan areal pertanian atau
perkebunan, serta fasilitasi mengenai perawatan,
pengelolaan panen, pemberantasan hama dan/atau
fasilitasi pengembangan infrastruktur pengairan atau jalan
pendukung.
c. pertimbangan pembentukan kelembagaan yang
memperhatikan kesamaan bahasa, sosial budaya, dan adat
akan memudahkan dalam membangun komunikasi,
menguatkan hubungan antar anggota maupun perencanaan
timeline bersama. Pertimbangan ini juga penting dalam
membangun kelembagaan yang didasarkan dari kelompok-
kelompok organisasi sosial, seperti kelompok arisan,
kelompok pengajian, dan kelompok pemuda.
72
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
kelembagaan bidang pertanian, perkebunan dan/atau
peternakan, yang antara lain:
a. Kelas belajar
Poktan merupakan wadah belajar dan bertukar
pengetahuan bagi anggota untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sudah ada agar
tumbuh dan berkembang menjadi Usahatani yang mandiri
melalui pemanfaatan dan akses kepada sumber informasi
maupun teknologi sehingga dapat meningkatkan
produktivitas, pendapatan serta kehidupan yang lebih baik.
b. Wahana Kerja Sama
Poktan merupakan tempat untuk memperkuat kerja sama,
baik di antara sesama Petani dalam Poktan, antarpoktan,
maupun dengan pihak lain, sehingga diharapkan Usahatani
lebih efisien dan mampu menghadapi ancaman, tantangan,
hambatan serta lebih menguntungkan.
c. Unit Produksi
Usahatani masing-masing anggota Poktan secara
keseluruhan merupakan satu kesatuan usaha yang dapat
dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi usaha,
dengan menjaga kuantitas, kualitas dan kontinuitas
produksi pertanian, peternakan maupun perkebunan.
Tugas penting dalam kegiatan pembentukan kelembagaan
Kelompok Tani ialah pembentukan keorganisasian Kelompok
Tani dari para subjek yang belum menjadi anggota Poktan yang
dapat dikonfirmasi melalui Dinas Pertanian setempat.
Pembentukan keorganisasian Poktan ini terdiri atas Ketua,
Sekretaris, Bendahara dan seksi unit usaha yang sesuai dengan
kebutuhan kelompok.
73
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika berkoordinasi
dengan Dinas Pertanian dan penyuluh pertanian di
Kabupaten/Kota setempat, antara lain:
a. Data keanggotaan yang dapat dilihat pada database Sistem
Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN)
sebagai sistem data, materi, dan informasi penyuluhan
berbasis teknologi dari Kementerian Pertanian.
b. Data e-RDKK sebagai pengembangan digitalisasi data
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dengan
rincian informasi meliputi jumlah petani dalam satu wilayah
RW/dusun dan/atau dalam satu desa/kelurahan, kondisi
petani dan keluarga, tingkat pemahaman petani tentang
kelembagaan, domisili dan sebaran petani serta jenis
Usahatani. Data ini dapat diolah dari data hasil pemetaan
sosial tahun pertama.
Keorganisasian kelompok tani ini dituangkan dalam Surat
Pernyataan yang diketahui oleh Penyuluh Pertanian dan dapat
diajukan untuk memperoleh Surat Keputusan (SK) atau surat
pengantar dari Kepala Desa/Lurah. Dalam kegiatan ini, Tenaga
Pendukung Penataan Kelembagaan dapat berperan dalam
konfirmasi data keanggotaan, fasilitasi pertemuan, dan
koordinasi dengan pemerintah desa/kelurahan setempat.
74
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
dan pengembangan Poktan dilakukan melalui pemberdayaan
Petani, dengan perpaduan dari kondisi budaya, norma, nilai, dan
kearifan lokal untuk meningkatkan Usahatani dan kemampuan
Poktan dalam melaksanakan fungsinya. Sebagai contoh,
penumbuhan Poktan dalam upaya meningkatkan ikatan
emosional dan intensitas pertemuan, penguatan visi organisasi,
perencanaan kelompok maupun berbagi informasi dilakukan
setelah selesai acara rutinan kampung. Selain itu, penyebutan
atau penamaan Poktan dapat menggunakan nama antara lain
paguyuban, syarikat dan ikatan yang selaras dengan budaya,
kearifan lokal dan tidak menyimpang dari karakteristik (ciri,
unsur pengikat, fungsi) dan dasar penumbuhan dan
pengembangan Kelembagaan Petani.
Kegiatan penyuluhan dilakukan melalui pendekatan
kelompok untuk mendorong terbentuknya Kelembagaan Petani
yang mampu membangun sinergitas antar Petani dan antar
Poktan dalam upaya mencapai efisiensi usaha. dalam upaya
meningkatkan kemampuan Poktan dilakukan pendampingan
oleh Penyuluh Pertanian, dengan melaksanakan penilaian
Klasifikasi Kemampuan Poktan secara berkelanjutan yang
disesuaikan dengan kondisi perkembangannya. Di dalam
mendorong penguatan kapasitas kelembagaan, Tenaga
Pendukung berkoordinasi dan bekerja bersama-sama dengan
Penyuluh Pertanian dalam beberapa hal sebagai berikut:
a. Membantu dan berkoordinasi dalam memperlancar proses
identifikasi kebutuhan dan masalah dalam menyusun
rencana dan memecahkan masalah dalam usahataninya;
b. Mendampingi kegiatan peningkatan kemampuan anggota
dalam menganalisis potensi pasar, peluang usaha, potensi
wilayah dan sumber daya yang dimiliki, untuk
mengembangkan komoditi yang diusahakan guna
memberikan keuntungan yang optimal;
75
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
c. Mendampingi kegiatan penumbuhkembangan kreativitas
dan prakarsa anggota untuk memanfaatkan setiap peluang
usaha, informasi, dan akses permodalan;
d. Mendampingi kegiatan peningkatan kemampuan anggota
dalam mengelola Usahatani secara komersial, berkelanjutan
dan ramah lingkungan;
e. Mendampingi kegiatan peningkatan kemampuan anggota
dalam menganalisis potensi usaha menjadi unit usaha yang
dapat memenuhi kebutuhan pasar dari aspek kuantitas,
kualitas dan kontinuitas;
f. Mendampingi kegiatan pengembangan kemampuan anggota
dalam menghasilkan teknologi secara spesifik berdasarkan
konteks lokasi.
76
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
sama Poktan dan dukungan masyarakat dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup;
2) Sasaran produktivitas didasarkan atas potensi wilayah
Poktan dan produktivitas dari masing-masing
komoditas;
3) Teknologi Usahatani ketersediaan teknologi dan
rekomendasi teknologi;
4) Sarana produksi dan permodalan, didasarkan atas:
luas areal Usahatani Poktan; teknologi yang akan
diterapkan; dan kemampuan permodalan anggota
Poktan;
5) Kegiatan penguatan kapasitas Poktan, meliputi:
pertemuan rutin Poktan; kursus tani/sekolah lapang;
demplot atau demfarm; dan penilaian kelas
kemampuan Poktan;
6) Jadwal kegiatan, mengacu kepada rencana kegiatan
Usahatani; dan
7) Pembagian tugas disesuaikan dengan kesediaan dan
kesepakatan Poktan.
Materi RDK didukung dengan informasi mengenai
identifikasi beberapa hal, yakni: potensi dan masalah dalam
pengembangan usahatani; penetapan jenis komoditas yang
akan diusahakan dan sasaran produksi; pembahasan pola
tanam/pola usahatani, kebutuhan sarana produksi dan
teknologi yang akan digunakan; perencanaan kegiatan
kelompok tani lainnya, misalnya gerakan perbaikan irigasi,
pemberantasan Organisme Pengganggu Tanaman
pemupukan modal, dll; pengorganisasian dan penyusunan
untuk pembagian kerja; dan penyusunan dan penyepakatan
dari RDK kegiatan usahatani. RDK ini disusun paling lambat
pada akhir bulan Januari sebelum pelaksanaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa/Kelurahan.
77
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
b. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK)
RDKK ialah instrumen perumusan untuk memenuhi
kebutuhan sarana produksi dan alat mesin pertanian, baik
yang berasal dari kredit/permodalan/subsidi usahatani
maupun dari swadana petani. RDKK disusun paling lambat
awal bulan Februari. RDKK dibuat rangkap 5 (lima) yang
ditujukan untuk: Pengecer pupuk bersubsidi resmi, Kepala
Desa/Lurah, Ketua Gapoktan, Penyuluh dan arsip Poktan.
Materi RDKK terdiri dari:
1) Jenis dan luas masing-masing komoditas yang
diusahakan;
2) Jumlah kebutuhan benih/bibit; pupuk; pestisida; biaya
garapan dan pemeliharaan; dan biaya alat dan mesin
Pertanian (budidaya, panen dan pasca panen).
3) Kebutuhan biaya lain yang terkait dengan jenis usaha
yang dikelola anggota Poktan seperti untuk subsektor
tanaman pangan, subsektor hortikultura, subsektor
perkebunan, subsektor peternakan dan jenis usaha
pengolahan pangan disesuaikan dengan sarana
produksi yang diperlukan;
4) Jadwal penggunaan sarana produksi dan alat mesin
pertanian (sesuai kebutuhan lapangan); dan
5) Masing-masing kebutuhan tersebut ditentukan secara
rinci (jumlah dan nilai uangnya), baik yang akan
dibiayai secara swadana maupun melalui kredit atau
fasilitasi pembiayaan lainnya.
Penyusunan RDKK ini dilakukan melalui pertemuan
anggota kelompok tani yang dipimpin oleh ketua kelompok
tani, untuk melakukan: pembahasan dan penetapan sarana
produksi dan alat mesin pertanian yang akan digunakan;
perhitungan dan penyepakan daftar kebutuhan sarana
produksi untuk memenuhi 6 tepat (tepat jenis, jumlah,
78
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
waktu, tempat, harga dan mutu) dan penetapan kebutuhan
sarana produksi yang akan dibiayai swadana petani, kredit,
atau sumber pembiayaan usahatani lainnya termasuk dari
subsidi pemerintah. Penyusunan RDKK ini mengacu pada
RDKK musim sebelumnya dan RDK yang telah disusun
dengan waktu paling paling lambat satu bulan sebelum
jadwal tanam.
Penyusunan RDK dan RDKK sebagai instrumen pendukung
dalam Penataan Kelembagaan ini bertujuan untuk meningkatkan
peran kelompok tani dalam menyusun rencana kegiatan
usahatani berkelompok dan meningkatkan peran penyuluh
pertanian dalam membimbing kelompok tani menyusun rencana
kegiatan usahatani berkelompok. Dalam penyusunan RDK dan
RDKK ini, Tenaga Pendukung dapat berkoordinasi dengan
Penyuluh pertanian terkait pemanfaatan data pemetaan sosial
untuk mendukung penyusunannya maupun menyinergikan
kegiatan kelembagaan kelompok tani tersebut.
Pada saat melakukan kegiatan penguatan kelembagaan,
Tenaga Pendukung dapat turut berpartisipasi dalam penguatan
Gapoktan yang dibentuk dalam satu wilayah desa/kelurahan
atau wilayah kecamatan. Pembentukan Gapoktan ini cukup
strategis dalam menunjang kegiatan pendampingan pada tahun
ketiga, dimana Gapoktan memiliki beberapa fungsi, yakni:
a. Unit Usaha Penyedia Sarana dan Prasarana Produksi
Gapoktan merupakan tempat pemberian layanan kepada
seluruh anggota untuk memenuhi kebutuhan sarana
produksi (pupuk termasuk pupuk bersubsidi, benih
bersertipikat, pestisida, dll) dan alat mesin pertanian, baik
yang berdasarkan kredit/permodalan usahatani bagi
anggota kelompoktani yang memerlukan maupun dari
swadana petani/sisa hasil usaha;
79
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
b. Unit Usahatani/Produksi
Gapoktan dapat menjadi unit yang memproduksi komoditas
untuk memenuhi kebutuhan anggotanya dan kebutuhan
pasar sehingga dapat menjamin kuantitas, kualitas dan
kontinuitas serta stabilitas harga;
c. Unit Usaha Pengolahan
Gapoktan dapat memberikan pelayanan baik berupa
penggunaan alat mesin pertanian maupun teknologi dalam
pengolahan hasil produksi komoditas yang mencakup
proses pengolahan, sortasi/grading dan pengepakan untuk
meningkatkan nilai tambah produk;
d. Unit Usaha Pemasaran
Gapoktan dapat memberikan pelayanan/fasilitasi
pemasaran hasil pertanian anggotanya baik dalam bentuk
pengembangan jejaring dan kemitraan dengan pihak lain
maupun pemasaran langsung. Dalam pengembangannya
gapoktan dapat memberikan pelayanan informasi harga
komoditas, agar gapoktan tumbuh dan berkembang menjadi
usahatani yang mandiri sehingga dapat meningkatkan
produktivitas, pendapatan serta kehidupan yang lebih baik
bagi anggotanya;
e. Unit Usaha Keuangan Mikro (simpan-pinjam)
Gapoktan dapat memberikan pelayanan permodalan bagi
anggota, baik yang berasal dari iuran dan/atau simpan-
pinjam anggota serta sisa hasil usaha, maupun dari
perolehan kredit melalui perbankan, mitra usaha, atau
bantuan pemerintah dan swasta.
Fungsi-fungsi unit usaha di atas memiliki potensi di tingkat
desa/kelurahan dalam menunjang pengembangan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDesa) dimana Gapoktan dapat menjadi mitra
usaha atau salah satu unit usaha di BUMDesa.
80
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
B. Penataan Kelembagaan Bidang Perikanan Nelayan dan Budidaya
81
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Kelembagaan sektor perikanan nelayan dan budidaya
dikelolakan melalui Kelompok Nelayan Kecil (Kelompok Nelayan),
Kelompok Pembudidaya Ikan Kecil (Pokdakan) dan Pokdakan
yang dapat dikembangkan menjadi Kelompok Usaha Bersama
(KUB) maupun Koperasi Nelayan/Pembudidaya. Kelompok
Nelayan adalah kumpulan nelayan yang dibentuk beranggotakan
orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang
menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 (lima)
GT. Sementara KUB memiliki Jumlah anggota awal atau pertama
kali paling sedikit sebanyak 10 (sepuluh) orang.
Pokdakan ialah kelompok atau badan usaha dibentuk oleh
Pembudidaya-Ikan Kecil yang menggunakan teknologi sederhana
dan melakukan pembudidayaan ikan dengan luas lahan
berdasarkan hasil kesepakatan atau musyawarah seluruh
anggota yang dilandasi oleh keinginan bersama untuk berusaha
bersama dan dipertanggungjawabkan secara bersama guna
meningkatkan pendapatan anggota. Kelompok nelayan maupun
pembudidaya ini dapat dikembangkan berdasarkan kategori
subjek nelayan, seperti kelompok nelayan pengguna alat
tradisional maupun kategori lain untuk disesuaikan dengan
kebijakan di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
82
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
b. meningkatkan usaha Nelayan Kecil dan Pembudidaya-Ikan
Kecil yang produktif, efisien, bernilai tambah dan
berkelanjutan;
c. meningkatkan kemampuan dan kapasitas Nelayan Kecil dan
Pembudidaya-Ikan Kecil;
d. menjamin akses Nelayan Kecil dan Pembudidaya-Ikan Kecil
terhadap sumber daya ikan dan lingkungannya, teknologi,
permodalan, sarana prasarana produksi dan pemasaran; dan
e. meningkatkan penumbuhkembangan kelompok Nelayan Kecil
dan kelompok Pembudidaya-Ikan Kecil.
Dalam hal fasilitasi proses pembentukan kelompok,
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menugaskan tenaga
pendamping di setiap daerah. Selain itu, terdapat sasaran subjek
perempuan atau wanita nelayan, yang terdiri dari istri nelayan,
ibu dari nelayan dan putri dari nelayan.
83
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
pemerintah daerah berkewajiban melakukan sosialisasi,
pendampingan dan pengawasan terhadap kegiatan fasilitasi
pembiayaan dan permodalan ini;
b. pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan di bidang perikanan
Kegiatan fasilitasi pendidikan, pelatihan dan
penyuluhan ini dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah melalui beberapa kegiatan, antara lain:
penyelenggaraan program pendidikan bagi anak-anak
Nelayan Kecil dan Pembudi Daya-Ikan Kecil; pelatihan
kewirausahaan; pelatihan berbasis kompetensi untuk
meningkatkan keahlian dan keterampilan berupa program
sertifikasi kompetensi pada bidang penangkapan dan
pembudidayaan ikan. Pelaksanaan kegiatan fasilitasi
pendidikan dan pelatihan ini dapat bekerja sama dengan
lembaga pendidikan dan pelatihan terakreditasi atau
ditunjuk oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, pelaku
usaha perikanan, maupun masyarakat seperti ahli profesi,
akademisi dan lainnya yang kompeten di bidang tersebut. Di
samping itu, pemerintah dan pemerintah daerah juga
melakukan kegiatan penyuluhan tentang tata cara
penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengolahan ikan,
pemasaran, analisis kelayakan usaha yang menguntungkan,
kemitraan dengan pelaku usaha perikanan dan pengelolaan
permodalan usaha. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan oleh
penyuluh perikanan, mengandung materi-materi yang
meliputi ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, ekonomi,
manajemen, hukum perikanan dan kelautan, hingga
pelestarian lingkungan;
c. Penumbuhkembangan kelompok Nelayan Kecil dan
kelompok Pembudi Daya-Ikan Kecil
Kegiatan penumbuh kembangan kelompok nelayan
kecil dan pokdakan dilakukan Pemerintah dan Pemerintah
84
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Daerah melalui beberapa kegiatan, antara lain: fasilitasi
pendirian KUB, fasilitasi pengembangan KUB menjadi
koperasi perikanan, dan kegiatan pemberdayaan perempuan
pada keluarga nelayan. Kegiatan fasilitasi pendirian KUB
nelayan kecil dan/atau pembudidaya ikan berfungsi untuk
melayani kepentingan anggota dalam bidang teknis, usaha,
dan sosial kemasyarakatan. Fasilitasi pendirian KUB ini
dilakukan dengan berdasar atas pertimbangan kesamaan
kepentingan, potensi sumber daya ikan, kondisi lingkungan,
lokasi administratif atau sarana penangkapan ikan.
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui beberapa
kegiatan, antara lain:
1) pemberian identitas profesi Nelayan Kecil;
2) pemberian bantuan pembentukan KUB;
3) pelaksanaan registrasi kelompok;
4) penyiapan pendamping;
5) pemberian bantuan penyusunan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga;
6) pemberian bantuan penyusunan rencana usaha;
7) pemberian penguatan modal; dan/atau
8) pemberian bimbingan teknis dan manajerial.
85
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
3) sarana penangkapan ikan (kapal dan alat penangkapan
ikan) yang dimiliki;
4) peluang usaha yang akan dikembangkan;
5) mitra usaha potensial (jika sudah ada);
6) akses pemasaran;
7) potensi akses permodalan baik lembaga keuangan
bank/non bank; dan
8) kearifan lokal setempat terkait dengan usaha
penangkapan ikan, misal hukum adat dan peraturan
desa.
86
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
2) fasilitasi pengembangan Pokdakan menjadi unit
pelayanan pengembangan kelompok Pembudidaya-
Ikan Kecil;
3) fasilitasi pengembangan Pokdakan atau unit pelayanan
pengembangan kelompok Pembudidaya-Ikan Kecil
menjadi koperasi perikanan; dan
4) pemberdayaan perempuan pada keluarga nelayan
Pembudidaya-Ikan Kecil yang terdiri dari istri nelayan,
ibu nelayan maupun putri nelayan.
87
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
unit pelayanan pengembangan kelompok Pembudidaya-Ikan
Kecil yang berfungsi untuk melayani dan meningkatkan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Fasilitasi pengembangan KUB menjadi
koperasi perikanan dilakukan melalui:
1) pelaksanaan kemitraan dalam rangka akses
permodalan dan usaha;
2) pemberian bantuan proses pendirian badan hukum;
3) pemberian bantuan dalam penyusunan anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga; dan/atau
4) penyiapan manajerial, pengelolaan usaha,
pendampingan, dan legalitas usaha.
88
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
4) pengumpulan dan pertukaran data terpilah dalam
rangka pengembangan diversifikasi usaha bagi
perempuan; dan
5) peningkatan peranan aktif perempuan dalam
perencanaan, penganggaran, pemantauan dan
evaluasi, pelaksanaan, pengambilan keputusan dan
pengawasan.
Kegiatan pengembangan usaha, kelembagaan dan
peningkatan usaha perikanan dan nelayan, dilakukan oleh
Penyuluh perikanan yang berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan dilakukan melalui beberapa
kegiatan, antara lain:
a. memfasilitasi proses pembelajaran Pelaku Utama dan
Pelaku Usaha;
b. mengupayakan kemudahan akses Pelaku Utama dan Pelaku
Usaha ke sumber informasi, teknologi dan sumber daya
lainnya agar mereka dapat mengembangkan usahanya;
c. meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial dan
kewirausahaan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha;
d. membantu Pelaku Utama dan Pelaku Usaha dalam
menumbuhkembangkan kemampuannya sehingga berdaya
saing tinggi, produktif, menerapkan tata kelola usaha yang
baik dan berkelanjutan; dan
e. membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta
merespon peluang dan tantangan yang dihadapi Pelaku
Utama.
Penyuluh perikanan menjadi penyuluh perikanan pegawai
negeri sipil, penyuluh perikanan swadaya, penyuluh perikanan
swasta, dan penyuluh perikanan bantu. Dalam melaksanakan
tugas pendampingan terhadap fasilitasi penataan kelembagaan
ekonomi, Tenaga Pendukung Penataan Kelembagaan dan Kantor
89
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Pertanahan dapat berkoordinasi dengan para penyuluh terkait
dengan persiapan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
sebagaimana dijelaskan di atas.
90
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
risiko tinggi, dimana tingkat risiko menengah dan tinggi harus
memiliki Perizinan Berusaha, yakni sertipikat standar produk
dan/atau standar usaha. Pendampingan dalam hal penerapan
standar ini dilakukan dalam bentuk fasilitasi bimbingan teknis,
konsultasi, dan/atau pelatihan seperti persiapan persyaratan-
persyaratan standar dan legalisasi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Kemudahan, Pelindungan, Dan
Pemberdayaan Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,
bahwa Koperasi primer dibentuk paling sedikit oleh 9 (sembilan)
orang. Sementara itu, Koperasi sekunder dibentuk paling sedikit
oleh 3 (tiga) Koperasi. Koperasi ini dapat dikembangkan hingga
memperoleh status badan hukum melalui penerbitan surat
keputusan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia tentang
pengesahan badan hukum Koperasi.
Pemerintah memberikan kemudahan, pendampingan dan
fasilitasi untuk pengelolaan terpadu Usaha Mikro dan Usaha
Kecil, yang meliputi: pendirian/legalisasi, fasilitasi pembiayaan,
penyediaan bahan baku, fasilitas dukungan untuk proses
produksi, fasilitasi kurasi, dan fasilitasi pemasaran. Kegiatan
fasilitasi pendirian atau legalisasi di lingkungan Kementerian
Koperasi dan UKM dilakukan setidaknya 3 (tiga) bentuk fasilitasi,
antara lain:
a. Pendaftaran Perizinan Berusaha bagi Usaha Mikro dan
Usaha Kecil dalam sistem Perizinan Berusaha terintegrasi
secara elektronik;
b. Fasilitasi standardisasi dan sertifikasi dalam rangka ekspor
bagi Usaha Mikro dan Usaha Kecil yang telah mendapatkan
nomor induk berusaha; dan
c. Fasilitasi kepemilikan hak kekayaan intelektual dalam
negeri dan untuk ekspor.
91
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Fasilitasi pendirian dan/atau legalisasi ini dapat menjadi
kegiatan kunci pada kegiatan Penataan Kelembagaan di tahun
kedua Penanganan Akses Reforma Agraria ini. Sementara itu,
peluang-peluang fasilitasi akses yang dapat diupayakan pada
tahun ketiga, yakni Pengembangan Usaha dan Akses pemasaran,
dapat berupa peluang kemudahan fasilitasi pembiayaan,
fasilitasi penyediaan bahan baku, fasilitasi pendukung proses
produksi, dan fasilitasi kurasi. Ketentuan bentuk fasilitasi yang
ada di Kementerian Koperasi dan UKM yang dapat dipadukan
dengan kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria. Bentuk-
bentuk kemudahan fasilitasi pembiayaan berupa:
a. peningkatan akses pembiayaan bagi Usaha Mikro dan Usaha
Kecil;
b. pemberian imbal jasa penjaminan dan subsidi bunga;
c. penjaminan kredit modal kerja;
d. penyaluran dana bergulir;
e. fasilitasi permodalan; dan
f. fasilitasi pembiayaan lain.
Bentuk-bentuk kemudahan fasilitasi pendukung
penyediaan bahan baku berupa:
a. Membuka akses penyediaan bahan baku dan/atau bahan
penolong;
b. Memastikan ketersediaan bahan baku dan/atau bahan
penolong.
Bentuk-bentuk kemudahan fasilitasi pendukung proses
produksi berupa:
a. Sarana dan prasarana: penyediaan lahan dan bangunan
untuk dimanfaatkan sebagai lokasi proses produksi; mesin
dan peralatan produksi; dan/atau sarana pendukung lain;
b. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia: pendidikan;
pelatihan; magang; dan pendampingan;
92
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
c. Fasilitasi standardisasi dan sertifikasi produk untuk ekspor
meialui pelatihan dan pendampingan berkelanjutan
berdasarkan klaster;
d. Fasilitasi desain produk dan kemasan, pengembangan
pencitraan produk, serta desain dan konten toko online; dan
e. Fasilitasi pembinaan dalam proses fabrikasi produk UMK.
Bentuk-bentuk kemudahan fasilitasi kurasi berupa:
a. Melakukan penilaian produk unggulan daerah yang
memiliki potensi pasar; dan
b. Melakukan seleksi dan penilaian terhadap UMK;
Bentuk-bentuk kemudahan fasilitasi akses pemasaran
produk UMK melalui perdagangan elektronik/nonelektronik
berupa:
a. Penyediaan tempat promosi dan pengembangan Usaha
Mikro dan Usaha Kecil;
b. Fasilitasi pameran dalam negeri dan luar negeri;
c. Pengembangan kapasitas logistik;
d. Literasi digital dan non digital; dan
e. Pengembangan agregatif bisnis online untuk membantu
pemasaran dan penjualan secara online.
Peluang-peluang terhadap akses fasilitasi pengembangan
kelembagaan UMK didukung oleh berbagai sektor pelaku usaha
dan sektor swasta secara kolaboratif.
93
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
diperbarui bahwa penyelenggara Sertipikasi Halal kolaborasi
dengan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan MUI.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014
tentang Jaminan Produk Halal dan Peraturan Pemerintah Nomor
39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk
Halal, BPJPH memiliki beberapa kewenangan, yaitu:
merumuskan dan menetapkan kebijakan JPH; menetapkan
norma, standar, prosedur dan kriteria JPH; menerbitkan dan
mencabut Sertifikat Halal dan Label Halal pada Produk;
melakukan registrasi Sertifikat Halal pada Produk luar negeri;
melakukan sosialisasi, edukasi, dan publikasi Produk Halal;
melakukan akreditasi terhadap LPH; melakukan registrasi
Auditor Halal; melakukan pengawasan terhadap JPH; melakukan
pembinaan Auditor Halal; dan melakukan kerja sama dengan
lembaga dalam dan luar negeri di bidang penyelenggaraan JPH.
Proses sertifikasi halal dapat dilakukan secara mandiri (self
declare) oleh pelaku usaha. Adapun alur sertifikasi halal adalah
sebagai berikut:
a. Pelaku usaha membuat akun SIHALAL melalui laman
http://ptsp.halal.go.id;
b. Pelaku usaha mengajukan permohonan sertifikasis halal
dengan memilih pendaftaran self declare dan kode fasilitasi;
c. Verifikasi dan validasi oleh Pendamping Proses Produk
Halal;
d. Verifikasi dokumen oleh BPJPH;
e. BPJPH menerbitkan Surat Tanda Terima Dokumen (STTD);
f. Sidang fatwa MUI;
g. BPJPH menerbitkan Sertifikasi Halal; dan
h. Pelaku usaha mengunduh sertifikat halal dari SIHALAL.
94
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
3. Kelembagaan Sektor Pariwisata
95
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
pelayanan dan/atau menyediakan jenis usaha lainnya untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Badan Usaha Milik Desa
bertujuan untuk :
a. melakukan kegiatan usaha ekonomi melalui pengelolaan
usaha, serta pengembangan investasi dan produktivitas
perekonomian, dan potensi desa;
b. melakukan kegiatan pelayanan urnum melalui penyediaan
barang dan/atau jasa serta pemenuhan kebutuhan umum
masyarakat desa, dan mengelola lumbung pangan desa;
c. memperoleh keuntungan atau laba bersih bagi peningkatan
pendapatan asli desa serta mengembangkan sebesar-
besarnya manfaat atas sumber daya ekonomi masyarakat
desa;
d. pemanfaatan Aset Desa guna menciptakan nilai tambah atas
Aset Desa; dan
e. mengembangkan ekosistem ekonomi digital di Desa.
Pencapaian tujuan BUMDesa di atas dilakukan melalui
pengembangan fungsi yang meliputi:
a. konsolidasi produk barang dan/atau jasa masyarakat desa;
b. produksi barang dan/atau jasa;
c. penampung, pembeli, pemasaran produk masyarakat desa;
d. inkubasi usaha masyarakat desa;
e. stimulasi dan dinamisasi usaha ekonomi masyarakat Desa;
f. pelayanan kebutuhan dasar dan umum bagi masyarakat
Desa;
g. peningkatan kemanfaatan dan nilai ekonomi kekayaan
budaya, religiositas, dari sumber daya alam; dan
h. peningkatan nilai tambah pendapatan asli Desa.
96
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Pendirian BUMDesa/BUMDesa Bersama didasarkan pada
pertimbangan:
a. kebutuhan masyarakat;
b. pemecahan masalah bersama;
c. kelayakan usaha;
d. model bisnis, tata kelola, bentuk organisasi dan jenis usaha,
serta pengetahuan dan teknologi; dan
e. visi pelestarian, orientasi keberlanjutan, dan misi
pelindungan nilai religi, adat istiadat, perilaku sosial dan
kearifan lokal.
Sehubungan dengan kegiatan penataan kelembagaan
melalui BUMDesa, fasilitasi kegiatan penguatan kapasitas
kelembagaan dapat dilakukan pada subjek RA atau sekelompok
subjek RA yang sudah memiliki usaha berjalan untuk diusulkan
menjadi Unit Usaha BUMDesa. Berdasarkan ketentuan yang ada,
unit usaha BUMDesa ini badan usaha milik BUMDesa yang
melaksanakan kegiatan bidang ekonomi dan/atau pelayanan
umum berbadan hukum yang melaksanakan fungsi dan tujuan
BUMDesa dengan status badan hukum yang berbeda dengan
status badan hukum BUMDesa. Sehingga, pengembangan unit
usaha dalam BUMDesa dapat berkoordinasi dengan pemerintah
desa/kelurahan setempat beserta pengurus BUMDesa.
Fasilitasi pembentukan unit usaha dalam BUMDesa ini
dapat dilakukan sebagai upaya dalam mendorong dan
meningkatkan kesejahteraan, termasuk akses pemasaran atau
perantara/distribusi, akses permodalan, dan/atau pembinaan
melalui BUMDesa. Status hubungan antara BUMDesa dengan
unit usaha tersebut maupun pihak lain harus dilaksanakan
melalui kerja sama usaha. Sehingga, kegiatan penguatan
kelembagaan kelompok usaha/kelembagaan ekonomi di suatu
desa dapat mengembangkan usaha, pemasaran/penjualan dan
peningkatan nilai produknya dapat dilakukan dengan melakukan
97
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
perjanjian kerja sama dengan pihak pengelola BUMDesa. Untuk
melakukan fasilitasi ini, Tenaga Pendukung dapat berkoordinasi
dengan Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa di tingkat
Kementerian hingga Kabupaten/Kota, Tenaga Pendamping Desa
di tingkat Kecamatan, dan Tenaga Pendamping Lokal Desa di
tingkat Desa/Kelurahan.
98
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
LAMPIRAN
99
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Lampiran 1. KERANGKA ACUAN KERJA PENGADAAN TENAGA PENDUKUNG
PENATAAN KELEMBAGAAN
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KEGIATAN REKRUTMEN TENAGA PENDUKUNG KEGIATAN PENATAAN
KELEMBAGAAN PADA KANTOR PERTANAHAN ….
TAHUN 2023
A. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
100
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2018
Tentang Reforma Agraria;
6. Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2019 Tentang Penataan
Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Kabinet Indonesia Maju
Periode 2019 - 2020;
7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020, Tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang;
8. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional;
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional;
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan;
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 27 Tahun 2020 tentang Rencana
Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional Tahun 2020-2024;
12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
60/PMK.02/2021 Tentang Standar Biaya Keluaran Tahun
Anggaran 2022;
13. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia;
14. Keputusan Deputi Bidang Pengembangan Strategi Dan Kebijakan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor
5 Tahun 2018 Tentang Standar Dokumen Pemilihan Melalui
Pengadaan Langsung Untuk Pengadaan Barang/Jasa
Lainnya/Jasa Konsultansi.
b. Gambaran Umum
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional sebagai Lembaga Pemerintah yang menangani tugas di bidang
agraria/pertanahan dan tata ruang ditingkat nasional dan regional,
mengemban sebagian Program Prioritas pengentasan kemiskinan
101
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
melalui kegiatan Reforma Agraria. Unsur penting dalam reforma agraria
adalah Penataan Aset dan Penataan Akses.
Direktorat Pemberdayaan Tanah Masyarakat beserta jajarannya
di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota berupaya melaksanakan
pemberdayaan tanah masyarakat. Dengan merekomendasikan
dilaksanakannya legalisasi aset oleh Kantor Pertanahan terhadap
bidang tanah yang pemiliknya telah memperoleh akses dari pemangku
kepentingan terkait serta memfasilitasi masyarakat penerima sertipikat
hak atas tanah agar dapat menjadikan bidang tanah dimaksud sebagai
aset yang hidup dan menjadi modal dasar bagi masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraannya.
Dalam rangka pendampingan secara aktif dan
berkesinambungan terhadap masyarakat penerima sertipikat hak atas
tanah dibutuhkan Tenaga Pendukung. Tenaga Pendukung ini akan
membantu pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Tanah Masyarakat
pada satuan kerja Kantor Pertanahan khususnya secara langsung
melakukan pemetaan sosial, penentuan model pemberdayaan, dan
pendampingan terhadap kepala keluarga subjek Penanganan Akses
Reforma Agraria. Berperan serta membantu berkoordinasi dengan
Lembaga pemerintah/nonpemerintah agar subjek Penanganan Akses
Reforma Agraria mendapatkan kesempatan akses permodalan maupun
bantuan lain dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang berbasis
pada pemanfaatan tanah.
Data dari pelaksanaan kegiatan pendampingan pemberdayaan
tanah masyarakat berupa data subjek Penanganan Akses yang diinput
by name by address. Penginputan dilakukan melalui aplikasi
pemberdayaan tanah masyarakat yang dapat dioperasikan secara
cepat, lengkap dan mudah oleh penggunanya serta terintegrasi antara
pusat dan daerah.
c. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari adanya Tenaga Pendukung yaitu
meningkatkan kinerja berdasarkan kebutuhan beban kerja yang
102
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
proporsional pada Kantor Pertanahan sehingga dapat memberikan
kualitas pekerjaan yang baik sesuai dengan standar yang telah disusun
dan target yang telah ditetapkan.
B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat adalah Direktorat Pemberdayaan Tanah
Masyarakat, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan sebagai fasilitator kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria.
C. Strategi Pencapaian Keluaran
a. Metode pelaksanaan
Metode yang dilakukan dalam rekrut Tenaga Pendukung melalui
pengadaan langsung.
b. Kebutuhan Personil Tenaga Pendukung
Jumlah personil yang akan direkrut sebanyak ….. (…..) orang.
c. Masa Kerja Tenaga Pendukung
Tenaga Pendukung yang direkrut akan berkerja selama ….. (……)
bulan.
d. Kualifikasi Personil
1. Warga Negara Indonesia;
2. Berusia minimal 22 (dua puluh dua) tahun dan maksimal 45
(empat puluh lima) tahun (disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi masing-masing daerah);
3. Untuk mekanisme Pengadaan Tenaga Pendukung, Kualifikasi
Pendidikan S1 pengalaman kurang dari 3 (tiga) tahun, Diploma
III (DIII) yang berpengalaman kerja, atau S1/DIII Fresh Graduate
(belum memiliki pengalaman kerja), bersifat sesuai kebutuhan
pemberi kerja.
4. Diutamakan Tenaga Pendukung Tahun Pertama kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria;
5. Tidak berstatus ASN/TNI/Polri atau terikat kontrak kerja dengan
pihak manapun;
6. Mampu menggunakan dan mengoperasikan komputer sesuai
dengan kepentingan dan kebutuhan;
7. Mampu bekerja sama dalam tim serta memiliki komitmen kuat di
bidang pemberdayaan masyarakat;
8. Memiliki kemampuan komunikasi, presentasi dan manajerial
yang baik;
103
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
9. Bersedia bekerja penuh waktu (full time) dan berdomisili di lokasi
Penanganan Akses Reforma Agraria;
10. Memperhatikan kesetaraan gender;
11. Sanggup bekerja dalam tekanan dan target waktu;
12. Bersedia mengikuti pelatihan secara tatap muka dan/atau
virtual.
e. Peralatan Yang disediakan sendiri
1. Komputer/laptop
2. Smartphone
…………………….
NIP. ………………………
104
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Lampiran 2. ASESMEN DATA PEMETAAN SOSIAL UNTUK PENATAAN
KELEMBAGAAN
105
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
PB03/ Lama masa panen hasil Potensi sektor usaha untuk
PTK04/ perkebunan/ masa rawat peningkatan nilai dan produk,
PRB04 ternak/tambak data pendukung
UT01 Pelaku usaha tambahan dalam Potensi nama subjek yang akan
keluarga dibina
UT02 Minat anggota keluarga pada Potensi nama subjek yang akan
usaha tambahan dibina
UT03 Ibu-ibu atau perempuan pada Potensi nama subjek yang akan
usaha tambahan dibina maupun dikembangkan
sebagai alternatif sumber ekonomi
subjek
PT05/ Kendala dalam ekonomi Data kendala ekonomi sebagai
PB06/ (penanaman, perawatan, masukan terhadap pemangku
PTK06/ panen, pengolahan pasca kepentingan
PRB07/ panen, keterampilan
PNY07/ pertanian, kondisi alam, dan
KW08 lainnya yang relevan seperti
pembibitan dalam ternak dan
perikanan budidaya)
PT07/ Apakah kegiatan tersebut Data potensi pendampingan
PB08/ masih berjalan? sebagai bahan pembelajaran dan
PTK08/ keberlanjutan pemberdayaan/
PRB09/ pendampingan yang berpotensi
PNY09/ untuk diintegrasikan secara lintas
KW11 sektor
PT08/ Harapan program fasilitasi/ Peluang pengembangan dan
PB09/ pendampingan pada sektor potensi kolaborasi berdasarkan
PTK09/ pertanian yang digeluti oleh tantangan pengembangan
PRB10/ keluarga (penanaman, ekonomi subjek RA
PNY10/ penambahan jenis usaha
KW12 tanam/ diversifikasi,
manajemen perawatan dan
penanaman, penjualan,
keterampilan, permodalan,
dan lainnya yang relevan)
UT09 Koperasi di tempat tinggal
responden dan jenis badan Data kelembagaan ditambah
usaha dengan informasi tentang
UT10 Keikutsertaan dalam koperasi penerbitan SK
beserta alasan Atau jika sudah ada SK, data
ke(tidak)ikutsertaan dalam penguatan kapasitas kelembagaan
koperasi itu (data ini juga disandingkan
UT11 Rencana untuk berorganisasi/ dengan data kelembagaan yang
berkelompok dalam usaha ada pada penginputan data PTM
Website.
106
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Analisa Potensi:
1. Potensi Usaha
107
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Asesmen Data Kelompok Masyarakat Penanganan Akses Reforma Agraria
No Nama Nama Sektor Sektor Jenis Luas Aset Kapasitas Akses Kendala Kebutuhan
Subjek NIK Kelompok Usaha usaha Usaha/ aset usaha/ Penjualan Pemasaran Akses
Usaha tambahan Komoditas Tanah potensi (rata-rata)
(jika usaha
sudah)
Catatan: Tabulasi data dapat dikembangkan sendiri sesuai kebutuhan dan dapat dilengkapi dari kuesioner pemetaan
sosial tahun pertama
108
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Tabulasi Data Statistik
Kode Unit:
Judul Unit: Analisa Laporan Statistik Kantor Pertanahan Kab/Kota
Memiliki
Memiliki kelompok
kelompok terdaftar; 19;…
belum
terdaftar; 56;… Belum
berkelompok; 125;
62%
Data tabulasi identifikasi subjek ini dapat diperjelas lebih detail mengenai
sebaran sektor ekonomi, seperti bidang pertanian, peternakan, perikanan
tangkap, perikanan budidaya dan UKM.
109
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Lampiran 3. LEMBAR PERSETUJUAN PENAMBAHAN KEANGGOTAAN
KELEMBAGAAN USAHA
2. Persetujuan dasar
Saya sebagai Ketua Kelompok ………… mengonfirmasi bahwa saya telah
melakukan pembahasan dengan anggota kelompok usaha mengenai USULAN
penambahan anggota baru sejumlah ….. (orang) untuk menjadi kelompok
yang akan difasilitasi akses dalam rangka Penanganan Akses Reforma
Agraria. Setelah membaca dan memahami ketentuan organisasi mengenai
penambahan anggota baru, bahwa partisipasi anggota baru tersebut adalah
sukarela dan bertanggung jawab.
1. Nama :
NIK :
Alamat :
2. Nama :
NIK :
Alamat :
110
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
4. Ketika terdapat hubungan keterkaitan anggota dengan kelompok
Saya memahami bahwa kelompok usaha akan bertanggung jawab dan
memastikan tidak akan ada dampak yang muncul terhadap kelompok usaha
jika terdapat penambahan anggota baru.
5. Persetujuan pertanggungjawaban
Saya setuju
6. Bagian Penandatanganan
111
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Lampiran 4. BERITA ACARA PENGUSULAN PEMBENTUKAN KELOMPOK
PENATAAN KELEMBAGAAN PENANGANAN AKSES REFORMA
AGRARIA
(KOP SURAT)
BERITA ACARA
PENGUSULAN PEMBENTUKAN KELOMPOK PENATAAN KELEMBAGAAN
PENERIMA AKSES REFORMA AGRARIA
NOMOR ….. /BA- /…/….
Pada hari ini, ….. tanggal …., tahun …., kami masing-masing
1. …. (nama pejabat), … (NIP dan jabatan), selanjutnya disebut
Pihak Pertama;
2. …. (nama pejabat), … (NIP dan jabatan), selanjutnya disebut
Pihak Kedua,
Telah melaksanakan:
(substansi acara)
………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………….. (dst)
Mengetahui/Mengesahkan
Nama Jabatan,
Tanda Tangan
Nama Lengkap
NIP.
112
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Lampiran 5. BERITA ACARA PENGUATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
(KOP SURAT)
BERITA ACARA
PENGUATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PADA KEGIATAN PENATAAN
KELEMBAGAAN PENERIMA AKSES REFORMA AGRARIA
NOMOR ….. /BA- /…/….
Pada hari ini, ….. tanggal …., tahun …., kami masing-masing
1. …. (nama pejabat), … (NIP dan jabatan), selanjutnya disebut
Pihak Pertama;
2. …. (nama pejabat), … (NIP dan jabatan), selanjutnya disebut
Pihak Kedua,
Telah melaksanakan:
(substansi acara)
………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………….. (dst)
Dibuat di ………
Mengetahui/Mengesahkan
Nama Jabatan,
Tanda Tangan
Nama Lengkap
NIP.
113
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Lampiran 6. BERITA ACARA PENDAMPINGAN KEWIRAUSAHAAN/
KELEMBAGAAN PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
(KOP SURAT)
BERITA ACARA
KEGIATAN PENDAMPINGAN KEWIRAUSAHAAN/KELEMBAGAAN PADA
PENATAAN KELEMBAGAAN PENERIMA AKSES REFORMA AGRARIA
NOMOR ….. /BA- /…/….
Pada hari ini, ….. tanggal …., tahun …., kami masing-masing
1. …. (nama pejabat), … (NIP dan jabatan), selanjutnya disebut
Pihak Pertama;
2. …. (nama pejabat), … (NIP dan jabatan), selanjutnya disebut
Pihak Kedua,
Telah melaksanakan:
(substansi acara)
………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………….. (dst)
Dibuat di ………
Mengetahui/Mengsahkan
Nama Jabatan,
Tanda Tangan
Nama Lengkap
NIP.
114
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Lampiran 7. SURAT PENGANTAR PENGUSULAN PENDAFTARAN KELEMBAGAAN
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
Yth.
di -
(nama)
NIP
Tembusan:
……..
115
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Lampiran 8. FORMAT SK PEMBENTUKAN KELOMPOK MASYARAKAT
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
TENTANG
PEMBENTUKAN KELOMPOK MASYARAKAT PADA KEGIATAN PENATAAN
KELEMBAGAAN PENERIMA AKSES REFORMA AGRARIA
KABUPATEN/KOTA……
TAHUN ........
KEPALA KANTOR PERTANAHAN….
Menimbang :
a. bahwa untuk mencapai kemakmuran dan
peningkatan kesejahteraan rakyat yang berprinsip
pada “keadilan, kemakmuran, kemandirian dan
keberlanjutan” dalam kerangka reforma agraria,
perlu dilaksanakan penataan akses (access reform)
melalui Penanganan Akses Reforma Agraria;
b. bahwa untuk melaksanakan kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria perlu ditetapkan kelompok
usaha berdasarkan sektor usaha yang akan dibina
dalam Penanganan Akses Reforma Agraria;
c. bahwa kelompok usaha yang dimaksud diputuskan
berdasarkan Rapat Koordinasi Kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria bersama dengan Perangkat
Daerah terkait;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, b dan huruf c, perlu
ditetapkan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan
..................... tentang Pembentukan Kelompok
Usaha Penanganan Akses Reforma Agraria;
Mengingat :
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran
116
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
c. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 18);
d. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang
Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 21);
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86
Tahun 2018 tentang Reforma Agraria (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 172);
f. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia tahun 2020
Nomor 985);
g. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 986);
h. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 60/PMK.02/2021 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2022 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 658);
117
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
i. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Tanggal 7
Agustus 2018 Nomor 520/5624/SJ Perihal
Dukungan Pelaksanaan Pemberdayaan Tanah
Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro Dan Kecil,
Petani, Nelayan, Dan Pembudi Daya Ikan Yang
Ditujukan Kepada Bupati/Walikota di seluruh
Indonesia
Memperhatikan :
a. Nota Kesepahaman Antara Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian
Pertanian, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan
tentang Pemberdayaan Tanah Masyarakat Bagi
Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan dan
Pembudidaya Ikan Nomor 37/SKB/XII/2017; Nomor
593/9395/SJ; Nomor 14/KB/M/KUKM/XI/2017;
Nomor 07/Mon/HK.220/M/12/2017; Nomor
16/MEN-KP/KB/XII/2017;
b. Perjanjian Kerja Sama Antara Direktur Jenderal
Hubungan Hukum Keagrariaan, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
dengan direktur Jenderal Bina Pembangunan
Daerah Kementerian Dalam Negeri, Deputi Bidang
Pembiayaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah, Direktur Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Direktur
Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan
dan Perikanan dan Direktur Jenderal Perikanan
Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan
tentang Pelaksanaan Pemberdayaan Tanah
118
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil,
Petani, Nelayan, Dan Pembudi Daya Ikan Nomor
29/SKB-400/IV/2018,
500/1738/Bangda/2018,01/PKS/Dep.2/IV/2018,0
3/MoU/T.160/B/04/2018, 01/PKS/DJPT-KKP/IV/
2018, 01/DJPB-KKP/PKS/IV/2018;
c. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran … Nomor SP
DIPA…. Tanggal .. (disesuaikan dengan No DIPA
masing-masing Kantor Pertanahan dimana anggaran
kegiatan ini berada).
Memutuskan
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN ….…
TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK MASYARAKAT
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA TAHUN
……………
PERTAMA : Menetapkan :
Desa/Kelurahan : ...............................
Kecamatan : ...............................
Kabupaten/Kota : ...............................
Yang merupakan Lokasi Penanganan Akses Reforma
Agraria Anggaran 2022, telah dibentuk kelompok usaha
meliputi:
119
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
2. Kelompok Usaha Sektor Peternakan, terdiri dari ……
kelompok ternak
a. Poktan …….. beranggotakan …. (orang) dengan
status telah telah berbadan
hukum/terdaftar/belum terdaftar
b. Poktan …….. beranggotakan …. (orang) dengan
status telah telah berbadan
hukum/terdaftar/belum terdaftar
3. Kelompok Usaha Sektor Perikanan
a. Kelompok Nelayan …….. beranggotakan ….
(orang) dengan status telah telah berbadan
hukum/terdaftar/belum terdaftar
b. Kelompok Nelayan …….. beranggotakan ….
(orang) dengan status telah telah berbadan
hukum/terdaftar/belum terdaftar
4. Kelompok Usaha Sektor Perikanan Budidaya
a. Pokdakan …….. beranggotakan …. (orang)
dengan status telah telah berbadan
hukum/terdaftar/belum terdaftar
b. Pokdakan …….. beranggotakan …. (orang)
dengan status telah telah berbadan
hukum/terdaftar/belum terdaftar
5. Kelompok Usaha Sektor UKM
a. Kelompok Usaha …….. beranggotakan ….
(orang) dengan status telah telah berbadan
hukum/terdaftar/belum terdaftar
b. Kelompok Usaha …….. beranggotakan ….
(orang) dengan status telah telah berbadan
hukum/terdaftar/belum terdaftar
120
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Reforma Agraria ini berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Kantor Pertanahan ..... Tahun Anggaran
2022.
Ditetapkan di….
Pada tanggal
Kepala Kantor Pertanahan ...........
Nama ...............................
NIP ..................................
121
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Lampiran 9. KERANGKA PENULISAN LAPORAN DI KANTOR PERTANAHAN
SISTEMATIKA LAPORAN
KEGIATAN PENATAAN KELEMBAGAAN PENERIMA AKSES REFORMA
AGRARIA DI KANTOR PERTANAHAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Waktu Pelaksanaan (Tabel Pelaksanaan Pekerjaan dengan Uraian
Kegiatan)
BAB II
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
122
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Lampiran 10. RANCANGAN RENCANA AKSI KEGIATAN PENATAAN KELEMBAGAAN
Rencana Aksi Kegiatan Penatan Kelembagaan dan
Persiapan Kegiatan Tahun Ketiga (Pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran)
Pengembangan penyusunan Rencana Aksi dan rincian rencana pendampingan dalam Pengembangan Usaha dan Akses Pemasaran
ini didasarkan pada konsep manajemen produk, yaitu manajemen fungsi strategis dalam siklus produksi yang berurusan
langsung dengan pengembangan produk, pembenahan bisnis, peluncuran produk, hingga strategi pemasaran
Provinsi :
Kabupaten/Kota :
Kecamatan :
Kelurahan/Desa :
Kelompok :
Kegiatan Sasaran
Area Identifikasi Identifikasi Rincian Target
No Tujuan Fasilitasi Prioritas Stakeholder
Pengembangan Kendala Kebutuhan Kegiatan Output
Akses Kegiatan
Tujuan
Kegiatan survei monitoring ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan Penanganan akses Reforma Agraria, terutama
monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan penataan kelembagaan.
RE. RESPONDEN
RES5 Telepon/HP
1. Telepon /HP └─┴─┴─┴─┘-└─┴─┴─┴─┴─┴─┴─┴─┘ 2. Tidak berlaku
124
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
ME. PERKEMBANGAN KEGIATAN PENDAMPINGAN
Kami ingin menanyakan tentang Perkembangan Penanganan Akses dan Potensi Penambahan dan/atau Diversifikasi Sektor Usaha
ME01 Siapa yang mengikuti program pendampingan dalam Penanganan Akses Reforma Agraria? 1. Kepala rumah tangga 4. Anak perempuan
Status dalam keluarga 2. Istri 5. Anggota keluarga lainnya …………………..
3. Anak laki-laki 6. Belum memperoleh program pendampingan
ME02 Apakah keluarga ini mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dari pemerintah tahun 1. Ya 2. Tidak (PG01)
ini?
ME03 Jenis bantuan pemenuhan kebutuhan dasar apa saja yang diterima tahun ini? a. Raskin c. BBNL (Bahan Bangunan Non Lokal) e. Lainnya,
b. PKH (Program Keluarga Harapan) d. Bantuan Sosial
ME04 Apakah ada usulan yang diajukan terkait kendala dalam sektor usaha? Apa usulannya pada
kunjungan pendataan pertama (pemetaan sosial tahun pertama?
a. Permodalan 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
b. Pembibitan/ pembenihan/ pembiakan 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
c. Penanaman/ pembudidayaan 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
d. Perawatan/ pemeliharaan 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
e. Panen 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
f. Pasca panen/ penjualan 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
g. Peningkatan nilai tambah dari hasil usaha lama 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
h. Keterampilan 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
i. Alat produksi 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
j. Usaha rumahan/ niaga 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
k. …………………… 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
ME05 Apakah sudah ada kegiatan yang dilaksanakan terkait usulan untuk pengembangan sektor usaha _______________________________________________________
atau peningkatan nilai produk? Apa kegiatannya?
_______________________________________________________
a. Permodalan 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
b. Pembibitan/ pembenihan/ pembiakan 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
c. Penanaman/ pembudidayaan 1. Ya 2. Tidak
d. Perawatan/ pemeliharaan _______________________________________________________
1. Ya 2. Tidak
e. Produksi hasil _______________________________________________________
1. Ya 2. Tidak
f. Pasca panen/ penjualan/ pemasaran _______________________________________________________
1. Ya 2. Tidak
g. Keterampilan (pelatihan, workshop) 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
h. Pemanfaatan teknologi tepat guna 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
i. Perijinan usaha/ sertifikasi produk 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
j. Lainnya …………………… 1. Ya 2. Tidak _______________________________________________________
125
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
ME06 Jika belum ada kegiatan pendampingan? apa kendalanya? ________________________________________________________
a. Permodalan 1. Ya 2. Tidak ________________________________________________________
b. Pembibitan/ pembenihan/ pembiakan 1. Ya 2. Tidak ________________________________________________________
c. Penanaman/ pembudidayaan 1. Ya 2. Tidak ________________________________________________________
d. Perawatan/ pemeliharaan 1. Ya 2. Tidak ________________________________________________________
e. Panen 1. Ya 2. Tidak
________________________________________________________
f. Pasca panen/ penjualan 1. Ya 2. Tidak
________________________________________________________
g. Keterampilan 1. Ya 2. Tidak
h. Pemanfaatan teknologi tepat guna ________________________________________________________
1. Ya 2. Tidak
i. Pemasaran ________________________________________________________
1. Ya 2. Tidak
j. Perijinan usaha/ sertifikasi produk 1. Ya 2. Tidak ________________________________________________________
k. Lainnya …………………… 1. Ya 2. Tidak ________________________________________________________
ME07 Apakah ada penambahan usaha atau produk yang diusahakan keluarga dalam waktu dua tahun
terakhir? Jika iya, apa tambahan usahanya? ________________________________________________________
a. Pertanian 1. Ya 2. Tidak ________________________________________________________
b. Peternakan 1. Ya 2. Tidak ________________________________________________________
1. Ya 2. Tidak
c. Perkebunan (jenis tanaman) ________________________________________________________
1. Ya 2. Tidak
d. Perikanan budidaya (jenis hewan budidaya) ________________________________________________________
1. Ya 2. Tidak
e. UKM (jenis usaha produksi/ niaga) ________________________________________________________
1. Ya 2. Tidak
f. Sektor jasa (jenis sektor jasa) 1. Ya 2. Tidak ________________________________________________________
g. Lainnya ……………………. 1. Ya 2. Tidak ________________________________________________________
ME08 Apakah ada penambahan pengetahuan atau keterampilan? Apa pembelajarannya? 1. ___________________________________________________________
1. Ya 2. Tidak 2. ___________________________________________________________
126
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
PTP. POTENSI PENINGKATAN PENDAPATAN
Kami ingin menanyakan tentang potensi peningkatan pendapatan
PTP01 Semenjak ada kegiatan Reforma Agraria dan/atau Penanganan Akses Reforma Agraria,
apakah ada peningkatan pendapatan? Jika iya, berapa peningkatannya? 1. Ya 2. Tidak Rp └─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘.└─┴─┴─┘
PTP02 Berapa rata-rata hasil dari usaha yang dilakukan tahun ini? ( jawaban merupakan jumlah
sumber peningkatan pendapatan tahun ini dengan konversi rupiah– jawaban bisa lebih
dari satu) a. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
a. Pertanian pangan b. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
b. Ladang
c. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
c. Tegal
d. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
d. Kebun pekarangan
e. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
e. Perkebunan
f. Areal peternakan f. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
g. Tambak/ budidaya g. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
h. Pertokoan/niaga h. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
i. Jasa i. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
j. Sumber lainnya j. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
127
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Lampiran 12. LAPORAN SURVEI MONITORING PENATAAN KELEMBAGAAN
TAHUN KEDUA
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Berisi penjelasan tentang latar belakang dan dasar-dasar pelaksanaan
monitoring tahap kedua sebagai evaluasi kegiatan pemberdayaan tanah
masyarakat;
B. Maksud dan Tujuan
Memuat maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi
melalui survei monitoring tahap kedua untuk memahami perkembangan
kegiatan pendampingan.
C. Sasaran Lokasi dan Target Rumah Tangga Dampingan
Memuat informasi tentang pemilihan lokasi, pertimbangan pemilihan, beserta
sasaran keluarga sebagai penerima manfaat kegiatan pemberdayaan tanah
masyarakat yang telah dilakukan pada tahun 2022 maupun kegiatan tahun
2023. Penjelasan tentang proses sampling dan pemilihan calon responden.
LAMPIRAN
129
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
LAMPIRAN 13. DAFTAR KERJA SAMA KEMENTERIAN ATR/BPN DENGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMERINTAH DAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA NONPEMERINTAH
BENTUK JANGKA
NO JUDUL KERJA SAMA MITRA KERJA SAMA BERAKHIR RUANG LINGKUP
KERJA SAMA WAKTU
1 MOU Legalisasi dan Pengelolaan Barang Milik SKK MIGAS a. Sertipikasi hak atas tanah
Negara Berupa Tanah yang dikelola oleh b. asistensi pengadaan tanah bagi kepentingan umum yang dilaksanakan oleh PIHAK
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan 5 Tahun 27/01/2024 PERTAMA
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi c. penanganan permasalahan aset tanah PIHAK PERTAMA
d. pertukaran data dan informasi terkait aset tanah PIHAK PERTAMA
2 MOU Penyelamatan Danau Rawa Pening dan Kementerian PUPR a. koordinasi, sinkronisasi program dan pelaksanaan penyelamatan Danau Rawa Pening dan
Pemulihan daerah aliran sungai tuntang di Kementerian LHK pemulihan daerah aliran sungai tuntang
Provinsi Jawa Tengah BNPB 5 Tahun 25/03/2024 b. sinkronisasi mitigasi bencana dan literasi kebencanaan untuk masyarakat
Pemprov Jateng c. konservasi tanah dan air serta pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
Pemkab Semarang
3 MOU Rehabilitasi Kawasan Pegunungan Cyclops - BNPB (1) Objek Nota Kesepakatan ini adalah Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, Danau
dan Pemulihan DAS Sentani - Kementerian LHK Sentani, Daerah Aliran Sungai Sentani Tami di Provinsi Papua.
- Kementerian PUPR (2) Ruang Lingkup Nota Kesepakatan ini meliputi:
- Kementerian a. koordinasi, sinkronisasi program dan pelaksanaan pemulihan kawasan cagar alam
PPN/Bapenas Pegunungan Cycloop, Danau Sentani, Daerah Aliran Sungai Sentani Tami;
- Pemprov Papua b. perencanaan detail tata ruang dan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang kawasan
- Pemkab Jayapura Pegunungan Cycloop, Danau Sentani, Daerah Aliran Sungai Sentani Tami yang berwawasan
- Pemkot Jayapura lingkungan dan berbasis pengurangan risiko bencana;
- Pemkab Keerom c. sinkronisasi mitigasi bencana dan literasi kebencanaan untuk masyarakat melalui edukasi,
- Universitas sosialisasi dan simulasi bencana;
Cenderawasih 5 Tahun 31/03/2024 d. konservasi tanah dan air serta pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan;
- PT Freeport Indonesia e. penataan kawasan dan pemulihan ekosistem cagar alam Pegunungan Cycloop;
- Dewan Adat Suku f. pemetaan hak ulayat masyarakat adat yang berwawasan lingkungan dan berbasis
Sentani mitigasi bencana;
- Lebaga Musyawarah g. penguatan pembinaan dan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah berbasis
Adat Port Numbay komunitas dan ekonomi lokal;
- Dewan Persekutuan h. pembangunan infrastruktur, investasi dan perijinan sesuai dengan daya dukung dan daya
Gereja-Gereja Papua tampung yang berwawasan lingkungan dan berbasis mitigasi bencana;
- BPP GKI di Indonesia i. menyediakan lokasi dan hunian sementara serta hunian tetap bagi masyarakat terdampak
- BPP GIDI di Indonesia bencana, dan rawan bencana;
j. bidang lain yang disepakati PARA PIHAK.
131
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
BENTUK JANGKA
NO JUDUL KERJA SAMA MITRA KERJA SAMA BERAKHIR RUANG LINGKUP
KERJA SAMA WAKTU
8 PKS Penguatan Dan Pemanfaatan Basis Data Direktorat Jenderal a.akses data Pemilik Manfaat (Beneficial Ownership) pada sistem pelayanan administrasi
Pemilik Manfaat (BENEFICIAL OWNERSHIP) Administrasi Hukum korporasi pada PIHAK I dan Komputerisasi Kegiatan Pertanahan pada PIHAK II;
Dalam Rangka Pencegahan Tindak Pidana Umum Kemenenterian b.penguatan dan pemanfaatan data Pemilik Manfaat (Beneficial Ownership) pada sistem
5 Tahun 02/07/2024
Bagi Korporasi Dalam Pelayanan Pemberian Hukum dan Hak Asasi pelayanan administrasi korporasi dan Komputerisasi Kegiatan Pertanahan untuk
Hak Atas Tanah Dan Peralihan Hak Atas Manusia pencegahan tindak pidana bagi korporasi; dan
Tanah Di Sektor Perkebunan Kelapa Sawit c.peningkatan kapasitas sumber daya manusia PARA PIHAK
9 MOU Percepatan Sertipikasi Tanah Wakaf Badan Wakaf Indonesia a. sosialisasi dan pembinaan percepatan sertipikasi tanah wakaf;
b. pertukaran data dan/atau informasi terkait tanah wakaf;
5 Tahun 10/09/2024
c. penanganan sengketa/konflik tanah wakaf; dan
d. kegiatan lain yang disepakati PARA PIHAK.
10 MOU Pendaftaran Tanah dalam Program Badan Pengelola Dana a. pendaftaran tanah pekebun peserta Program Peremajaan Sawit Rakyat;
Peremajaan Sawit Rakyat Perkebunan Kelapa b. penanganan permasalahan tanah pekebun peserta Program Peremajaan Sawit Rakyat;
Sawit (BPDPKS) c. pertukaran data dan/atau informasi;
5 Tahun 20/01/2025
d. dukungan terhadap program strategis nasional PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan
yang berlaku; dan
e. kegiatan lain yang disepakati PARA PIHAK.
11 PKS Pelaksanaan Pendaftaran Tanah dalam Badan Pengelola Dana a. pendaftaran tanah pekebun peserta Program Peremajaan Sawit Rakyat;
Program Peremajaan Sawit Rakyat Perkebunan Kelapa b. penanganan permasalahan tanah pekebun peserta Program Peremajaan Sawit Rakyat;
Sawit (BPDPKS) c. pertukaran data dan/atau informasi;
5 Tahun 20/01/2025
d. dukungan terhadap program strategis nasional PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan
yang berlaku; dan
e. kegiatan lain yang disepakati PARA PIHAK.
12 MOU Dukungan Tugas dan Fungsi Terkait Komisi Pengawas a. pertukaran data dan/atau informasi;
Pelaksanaan Mandat Hukum Persaingan Persaingan Usaha b. sosialisasi dan advokasi prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat;
5 Tahun 15/06/2025
Usaha dan Pengawasan Kemitraan di Bidang (KPPU) c. pemberian bantuan narasumber dan/atau ahli; dan
Pertanahan d. kegiatan lain yang disepakati PARA PIHAK
13 PKS Penanganan Pengaduan dalam Upaya Komisi Pemberantasan a. penyusunan dan/atau penguatan aturan internal Kementerian Agraria dan Tata
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Korupsi (KPK) Ruang/Badan Pertanahan Nasional terkait penanganan pengaduan tindak pidana korupsi;
b. penguatan komitmen pengelolaan penanganan pengaduan tindak pidana korupsi;
5 Tahun 20/12/2025
c. penanganan pengaduan tindak pidana korupsi melalui aplikasi terintegrasi;
d. koordinasi dan kegiatan bersama penanganan pengaduan tindak pidana korupsi; dan
e. pertukaran data dan/atau informasi.
132
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
BENTUK JANGKA
NO JUDUL KERJA SAMA MITRA KERJA SAMA BERAKHIR RUANG LINGKUP
KERJA SAMA WAKTU
14 MOU Revitalisasi Gerakan Nasional Kemitraan Kementerian Dalam Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi : 1. Pelaksanaan Komponen Kegiatan yang
Penyelamatan Air Negeri; mendukung pencapaian Revitalisasi GN-KPA yaitu: a. Penataan ruang, penataan
Kementerian pembangunan fisik, penatagunaan tanah dan penataan kependudukan; b. Konservasi tanah
Perencanaan dan air serta konservasi sumber daya air; c. Pengendalian daya rusak air; d. Pengelolaan
Pembangunan kualitas air dam pengendalian pencemaran air; e. Efisiensi dalam pengelolaan pemanfaatan
Nasional/Badan air; dan f. Pendayagunaan sumber daya air. 2. Penyediaan sarana dan prasarana untuk
Perencanaan mendukung pencapaian Revitalisasi GN-KPA. 3. Penyediaan lokasi dalam rangka
Pembangunan Nasional; mendukung Revitalisasi GN-KPA. 4. Penyediaan Sumber Daya Manusia untuk mendukung
Kementerian PUPR; Revitalisasi GN-KPA.
Kementerian Pertanian;
Kementerian 5 (lima) 14/01/2026
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan;
Kementerian Badan
Usaha Milik Negara;
Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional;
Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan
15 MOU Sinergi Tugas Dan Fungsi Bidang Kementerian Keuangan Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini meliputi:
Agraria/Pertanahan, Tata Ruang, Dan a. pemanfaatan bersama data dan/atau informasi agraria/pertanahan, tata ruang, dan
Keuangan Negara keuangan negara;
b. penyelarasan kebijakan agraria/pertanahan, tata ruang, dan keuangan negara;
c. pemberian dukungan program PARA PIHAK;
5 (lima) 14/06/2026
d. pemberian dukungan terhadap pencegahan dan penyelesaian kasus pertanahan;
e. pengembangan sistem administrasi agraria/pertanahan, tata ruang, dan keuangan
negara;
f. pengembangan kompetensi teknis PARA PIHAK; dan
g. lingkup lain terkait tugas dan fungsi PARA PIHAK.
16 PKS Sinergi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Ruang Lingkup Perjanjian Kerjasama ini meliputi:
Pertanahan dan Perpajakan Pajak, Kementerian a. pertukaran dan pemanfaatan bersama data dan/atau informasi pertanahan dan
sejak
Keuangan perpajakan;
ditandatanga
b. penelitian bukti pemenuhan kewajiban penyetoran Pajak Penghasilan dalam rangka
ni sampai
pelayanan pertanahan;
dengan
14/06/2026 c. dukungan pengembangan sistem informasi dan validasi data pertanahan;
berakhirnya
d. penyelarasan kebijakan perpajakan di bidang pertanahan;
Nota
e. Konfirmasi Status Wajib Pajak;
Kesepahama
f. kerja sama dalam bidang penegakan hukum;
n
g. pengembangan kompetensi teknis; h. pembentukan tim teknis; dan
i. kegiatan llain dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi PARA PIHAK.
133
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
BENTUK JANGKA
NO JUDUL KERJA SAMA MITRA KERJA SAMA BERAKHIR RUANG LINGKUP
KERJA SAMA WAKTU
18 PKS Dukungan Tugas dan Fungsi terkait Komisi Pengawas a. pertukaran data dan/atau informasi;
Pelaksanaan Hukum Persaingan Usaha dan Persaingan Usaha b. sosialisasi dan advokasi prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat;
Pengawasan Kemitraan di Bidang Pertanahan Republik Indonesia c. peningkatan kompetensi teknis sumber daya manusia PARA PIHAK; dan
5 tahun 06/12/2026
(KPPU RI) d. dukungan terhadap program strategis nasional PIHAK KEDUA.
19 MoU SINERGITAS PELAKSANAAN TUGAS DAN Kementerian Hukum dan a. pemanfaatan data dan/atau informasi;
FUNGSI DI BIDANG PERTANAHAN, HUKUM Hak Asasi Manusia b. pengembangan dan pengelolaan sistem informasi;
DAN HAK ASASI MANUSIA (Kemenkumham) c. pemanfaatan data keperdataan;
d. dukungan keimigrasian dalam rangka pengelolaan pelayanan pertanahan bagi warga
negara asing;
e. peningkatan pemajuan hak asasi manusia di bidang pertanahan;
f. pembentukan peraturan perundang-undangan;
5 tahun 22/03/2027
g. pendampingan pendaftaran Intellectual Property Rights;
h. pengelolaan dan pengembangan administrasi pertanahan;
i. asistensi pencegahan dan penanganan permasalahan tanah aset PIHAK II;
j. peningkatan kompetensi teknis sumber daya manusia PARA PIHAK;
k. dukungan terhadap program strategis nasional PARA PIHAK;
l. pemanfaatan sarana dan prasarana PARA PIHAK; dan
m. kerja sama lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas PARA PIHAK.
20 PKS PELAKSANAAN KESEPAKATAN BERSAMA BINA PEMBANGUNAN a. penataan ruang, penataan pembangunan fisik, penataan pertanahan dan penataan
REVITALISASI GERAKAN NASIONAL DAERAH, kependudukan;
KEMITRAAN PENYELAMATAN AIR KEMENTERIAN DALAM b. konservasi tanah dan air serta konservasi sumber daya air;
(GN-KPA) NEGERI c. pengendalian daya rusak air;
DEPUTI BIDANG d. pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air;
KEMARITIMAN DAN e. efisiensi dalam pengelolaan pemanfaatan air; dan
SUMBER DAYA ALAM, f. pendayagunaan sumber daya air.
KEMENTERIAN
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
NASIONAL/BAPPENAS
KEMENTERIAN
5 Tahun 29/03/2027
PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN
RAKYAT
KEMENTERIAN
PERTANIAN
PENGENDALIAN DAS
DAN HUTAN LINDUNG,
KEMENTERIAN
LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN
DEPUTI BIDANG
INFRASTRUKTUR
134
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
BENTUK JANGKA
NO JUDUL KERJA SAMA MITRA KERJA SAMA BERAKHIR RUANG LINGKUP
KERJA SAMA WAKTU
21 MoU Sinergi Tugas dan Fungsi Bidang Kementerian Pekerjaan a. dukungan terhadap program PARA PIHAK;
Agraria/Pertanahan, Tata Ruang, Pekerjaan Umum dan Perumahan b. pertukaran data dan/atau informasi;
Umum, dan Perumahan Rakyat (PUPR) c. pengembangan kompetensi teknis sumber daya manusia PARA PIHAK;
5 tahun 24/05/2027
d. pemanfaatan bersama sarana dan prasarana;
e. penelitian dan/atau kajian bersama; dan
f. bentuk kerja sama lainnya yang disepakati PARA PIHAK.
22 MoU KERJA SAMA PENYELENGGARAAN Kementerian a. penyelenggaraan Pelayanan Publik pada Mal Pelayanan Publik yang menjadi
PELAYANAN PUBLIK PADA MAL PELAYANAN Pendayagunaan Aparatur kewenangan pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
PUBLIK Negara Dan Reformasi kabupaten/kota;
Birokrasi,
b. penyediaan sarana dan prasarana untuk menunjang pemberian pelayanan publik oleh
Kementerian Dalam
PARA PIHAK PENYELENGGARA PELAYANAN;
Negeri, Mahkamah Agung,
c. penyediaan sumber daya manusia dalam pelaksanaan pemberian pelayanan publik oleh
Kementerian Keuangan,
PARA PIHAK PENYELENGGARA PELAYANAN;
Kementerian Hukum Dan
Hak Asasi Manusia, d. penyediaan anggaran pelaksanaan pemberian pelayanan; dan
Kementerian Agama, e. Pertukaran data/informasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik pada Mal
Kementerian Agraria Dan Pelayanan Publik.
Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional,
Kejaksaan Republik 5 tahun 27/06/2027
Indonesia,
Kepolisian Negara
Republik Indonesia,
Badan Narkotika Nasional,
Badan Pengawas Obat
Dan Makanan,
Badan Pelindungan
Pekerja Migran Indonesia,
Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia,
Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan,
Badan Penyelenggara
135
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
BENTUK JANGKA
NO JUDUL KERJA SAMA MITRA KERJA SAMA BERAKHIR RUANG LINGKUP
KERJA SAMA WAKTU
23 MoU SINERGI TUGAS DAN FUNGSI DI BIDANG ARSIP NASIONAL a. perumusan kebijakan terkait pengelolaan dokumen/arsip PIHAK KESATU;
AGRARIA/PERTANAHAN,TATA RUANG, DAN REPUBLIK INDONESIA b. penyusunan ketentuan dan peraturan teknis untuk mendukung pengelolaan
KEARSIPAN (ANRI) dokumen/arsip elektronik;
c. penyimpanan dan pengelolaan dokumen/arsip PIHAK KESATU;
d. dukungan penyelesaian permasalahan terkait kearsipan PIHAK KESATU;
e. dukungan terhadap penyelamatan dokumen/arsip PIHAK KESATU;
f. pendaftaran tanah aset PIHAK KEDUA meliputi:
5 Tahun 26/07/2027
1. pendaftaran tanah pertama kali; dan
2. pemeliharaan data pendaftaran tanah.
g. pengembangan kompetensi sumber daya manusia PARA PIHAK;
h. pertukaran data dan/atau informasi;
i. pemanfaatan sarana dan prasarana PARA PIHAK;
j. sosialisasi, edukasi, dan publikasi; dan
k. bentuk kerja sama lain yang disepakati PARA PIHAK.
24 MoU SINERGI TUGAS DAN FUNGSI BIDANG Komisi Yudisial
AGRARIA/PERTANAHAN, TATA RUANG
5 Tahun 25/09/2027
DALAM MEWUJUDKAN PERADILAN BERSIH
DAN HAKIM BERINTEGRITAS
25 MOU PENYELENGGARAAN, PENGEMBANGAN, BADAN INFORMASI a. kerja sama penyelenggaraan CORS (Continuosly Operating Reference Station);
DAN PEMANFAATAN TERHADAP DATA, GEOSPASIAL b. pembuatan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Penyelenggaraan Peta Skala Besar;
INFORMASI DAN INFRASTRUKTUR c. penyediaan peta dasar oleh PIHAK KEDUA untuk keperluan percepatan penyusunan
GEOSPASIAL UNTUK PEMBANGUNAN DI Rencana Tata Ruang atau keperluan lainnya yang menjadi tugas dan fungsi PIHAK KESATU;
BIDANG AGRARIA/PERTANAHAN DAN TATA d. pembinaan informasi geospasial tematik oleh PIHAK KEDUA;
RUANG e. pertukaran dan berbagi pakai (sharing) data dan/atau informasi geospasial dasar dan
tematik;
5 Tahun 06/11/2027 f. diseminasi informasi terkait penyelenggaraan program dan kegiatan
PARA PIHAK;
g. pemanfaatan bersama sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan PARA PIHAK;
h. peningkatan kompetensi sumber daya manusia PARA PIHAK di bidang informasi
geospasial;
i. monetisasi layanan informasi geospasial PARA PIHAK; dan
j. bentuk kerja sama lain yang disepakati oleh PARA PIHAK.
26 PKS PENGELOLAAN WARKAH YURIDIS DAN SEKRETARIAT UTAMA musan kebijakan terkait pengelolaan Arsip berupa Warkah Yuridis dan Buku Tanah dalam
BUKU TANAH PADA KEMENTERIAN ARSIP NASIONAL bentuk manual maupun elektronik;
AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN REPUBLIK INDONESIA 3 TAHUN 11/01/2026 b. penyimpanan dan pengelolaan Arsip Warkah Yuridis dan Buku Tanah; dan
PERTANAHAN NASIONAL c. peningkatan kompetensi sumber daya manusia PIHAK KESATU mengenai pengelolaan
Arsip Warkah Yuridis dan Buku Tanah.
136
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
DAFTAR KERJA SAMA KEMENTERIAN ATR/BPN DENGAN NON KEMENTERIAN LEMBAGA
JANGKA
NO BENTUK KERJA SAMA JUDUL KERJA SAMA MITRA KERJA SAMA TANGGAL
WAKTU
Percepatan Sertipikasi Hak Atas
Tanah dan Penanganan PT Permodalan Nasional
1 MoU 03/11/2022 5 Tahun
Permasalahan Tanah Agunan Milik Madani
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Dukungan Pelaksanaan Program PT Permodalan Nasional
2 PKS 23/11/2022 5 Tahun
Pemberdayaan Tanah Masyarakat Madani
Dukungan Program Reforma Agraria
3 MoU ARUNA
Berbasis Perikanan
Dukungan Pelaksanaan Program
4 PKS ARUNA
Pemberdayaan Tanah Masyarakat
Dukungan Pengembangan dan
Pemasaran Kegiatan Pemberdayaan
5 MoU Tanah Masyarakat Berbasis Usaha IKAWATI-LADARA 25/07/2022 3 Tahun
Mikro, Kecil, dan Menengah Binaan
Kementerian ATR/BPN
Dukungan Pengembangan dan
Pemasaran Kegiatan Pemberdayaan
6 PKS Tanah Masyarakat Berbasis Usaha IKAWATI-LADARA
Mikro, Kecil, dan Menengah Binaan
Kementerian ATR/BPN
137
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
DAFTAR KERJA SAMA KEMENTERIAN ATR/BPN DENGAN UNIVERSITAS
138
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
No Mitra Kerja Sama KAB/KOTA, PROVINSI Jangka Waktu Berakhir Judul
10 Universitas Jenderal Soedirman (MoU) Purwokerto, Jawa 5 Tahun 16 September 2026 Peningkatan dan Pengembangan Ilmu
Tengah Pengetahuan, Teknologi, dan Sumber Daya
Manusia di Bidang Agraria/Pertanahan dan Tata
Ruang
11 Universitas Jenderal Soedirman (PKS) Purwokerto, Jawa Sampai dengan 15 September 2026 Dukungan Pelaksanaan Program Pemberdayaan
Tengah Berakhirnya Nota Tanah Masyarakat
Kesepahaman Nomor
17.1/SKB-
100.HK.03.01/IX/2021;
dan Nomor
T/1533/UN23/HK.06.00/
2021
12 Universitas Esa Unggul (MoU) Jakarta Barat, DKI 5 Tahun 7 Oktober 2023 Peningkatan Dan Pengembangan Kapasitas Sumber
Jakarta Daya Manusia Dalam Pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi Di Bidang Infrastruktur
Keagrariaan
13 Universitas Esa Unggul (PKS) Jakarta Barat, DKI 6 Tahun 8 Oktober 2023 Peningkatan Dan Pengembangan Kapasitas Sumber
Jakarta Daya Manusia Dalam Pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi Di Bidang Infrastruktur
Keagrariaan
14 Universitas Hasanuddin (MoU) Kota Makassar, Sulawesi 5 Tahun 24 Oktober 2026 Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan
Selatan Sumber Daya Manusia Di Bidang Agraria/
Pertanahan Dan Tata Ruang
15 Universitas Syiah Kuala (MoU) Kota Banda Aceh, Aceh 5 Tahun 17 November 2026 Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan
Sumber Daya Manusia Di Bidang Agraria/
Pertanahan Dan Tata Ruang
16 Universitas Sumatera Utara (MoU) Medan, Sumatera Utara 5 Tahun 9 Maret 2027 Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan
Sumber Daya Manusia Di Bidang
Agraria/Pertanahan Dan Tata Ruang
17 Institut Teknologi Kalimantan (MoU) Kota Balikpapan, 5 Tahun 10 Juli 2027 Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan
Kalimantan Timur Sumber Daya Manusia Di Bidang
Agraria/Pertanahan Dan Tata Ruang
18 Universitas Islam Bandung (MoU) Bandung, Jawa Barat 6 Tahun 11 Juli 2027 Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan
Sumber Daya Manusia Di Bidang
Agraria/Pertanahan Dan Tata Ruang
19 Universitas Padjadjaran (MoU) Kab. Sumedang, Jawa 5 Tahun 20 Juli 2027 Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi,
Barat Penilaian Kompetensi Dan Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Manusia Di Bidang
Agraria/Pertanahan Dan Tata Ruang
20 Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran Kab. Sumedang, Jawa 5 Tahun Dukungan Pelaksanaan Program Pemberdayaan
(PKS) Barat Tanah Masyarakat
21 Universitas Jambi (MoU) Kab. Muaro Jambi, 5 tahun 31 Juli 2027 Penelitian, Pengabdian, Peningkatan Dan
Jambi Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan
Sumber Daya Manusia Di Bidang
Agraria/Pertanahan Dan Tata Ruang
22 Universita Trisakti (MoU) Jakarta Barat, DKI 5 Tahun 6 September 2027 Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Kepada
Jakarta Masyarakat Serta Peningkatan Dan Pengembangan
Kompetensi, Dan Kapasitas Sumber Daya Manusi
23 Universita Trisakti (PKS) Jakarta Barat, DKI 6 Tahun 6 September 2027 Penyusunan Kebijakan Dalam Rangka Pencegahan
Jakarta Dan Percepatan Penyelesaian Kasus Pertanahan
24 Fakultas Ilmu Dan Teknologi Kebumian Kota Bandung, Jawa 5 Tahun 6 November 2027 Penyelenggaraan Pendidikan Program Magister Dan
Institut Teknologi Bandung (PKS) Barat Doktor Program Studi Teknik Geodesi Dan
Geomatika
139
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
DAFTAR POTENSI KERJA SAMA KEMENTERIAN ATR/BPN TAHUN 2023
TAHAPAN PENYUSUNAN
NO BENTUK KERJA SAMA MITRA KERJA SAMA JUDUL KERJA SAMA
KERJA SAMA
Kementerian Lembaga
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Perumusan Naskah
Kementerian Dalam Negeri
Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomia
MoU dan Kecil, Petani, Nelayan dan
1 Kementerian Koperasi dan UKM
Lintas Sektor Pembudi Daya Ikan
Kementerian Pertanian
Kementerian Perikanan
140
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Universitas
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Penjajakan
1 PKS
Utara
2 MoU Universitas Sam Ratulangi, Manado Penjajakan
3 MoU Universitas Udayana Bali
4 MoU Universitas Hasanuddin Makasar
5 PKS Universitas Jambi
Non Kementerian Lembaga
1 MoU PKS DAB Subur Penjajakan
2 MoU PKS Agrobot Penjajakan
3 PKS Agree Telkom Penjajakan
4 MoU Great Giant Foods Penjajakan
5 MoU Forum CSR Indonesia Penjajakan
6 MoU Badan Pusat Statistik Penjajakan
7 MoU Sumber Energi Pangan Penjajakan
Himpunan Pengusaha Muda Perguruan Tinggi Penjajakan
8 MoU
(HIPMI PT)
141
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
Lampiran 14. RENCANA ANGGARAN BIAYA DAERAH BERDASARKAN KATEGORI
142
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
STANDAR BIAYA KELUARAN: AKSES REFORMA AGRARIA KATEGORI II
(SULAWESI UTARA, SULAWESI TENGAH, SULAWESI TENGGARA, NUSA TENGGARA BARAT, KEP. BANGKA BELITUNG, KEP. RIAU)
TAHUN 2023
Rincian Perhitungan
Volume Jenis
No Tahapan Pelaksanaan dan Rincian Komponen Biaya Harga Satuan Jumlah
Rincian Komponen Satuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 = (5x7)
6419 Penanganan Akses Reforma Agraria
6419.QDD Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat
Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria (Akses
6419.QDD.001 1 Utama 58.700.000
Reforma Agraria Tahun Ke 2) Kategori II
051 Penguatan Kelembagaan v 33.200.000
521211 Belanja Bahan 500.000
- Konsumsi Rapat Paket 2 250.000 500.000
143
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
STANDAR BIAYA KELUARAN: AKSES REFORMA AGRARIA KATEGORI III
(ACEH, SUMATERA UTARA, SUMATERA BARAT, KALIMANTAN BARAT, KALIMANTAN TENGAH, KALIMANTAN TIMUR, KALIMANTAN SELATAN,
SULAWESI SELATAN, SULAWESI BARAT, GORONTALO)
TAHUN 2023
Rincian Perhitungan
Volume Jenis
No Tahapan Pelaksanaan dan Rincian Komponen Biaya Harga Satuan Jumlah
Rincian Komponen Satuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 = (5x7)
6419 Penanganan Akses Reforma Agraria
6419.QDD Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat
Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria (Akses
6419.QDD.001 1 Utama 52.200.000
Reforma Agraria Tahun Ke 2) Kategori III
051 Penguatan Kelembagaan v 30.100.000
521211 Belanja Bahan 400.000
- Konsumsi Rapat Paket 2 200.000 400.000
144
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
STANDAR BIAYA KELUARAN: AKSES REFORMA AGRARIA KATEGORI IV
(RIAU, JAMBI, BENGKULU, SUMATERA SELATAN, LAMPUNG)
TAHUN 2023
Rincian Perhitungan
Volume Jenis
No Tahapan Pelaksanaan dan Rincian Komponen Biaya Harga Satuan Jumlah
Rincian Komponen Satuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 = (5x7)
6419 Penanganan Akses Reforma Agraria
6419.QDD Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat
Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria (Akses Reforma
6419.QDD.001 1 Utama 48.600.000
Agraria Tahun Ke 2) Kategori IV
051 Penguatan Kelembagaan v 28.900.000
521211 Belanja Bahan 400.000
- Konsumsi Rapat Paket 2 200.000 400.000
145
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
STANDAR BIAYA KELUARAN: AKSES REFORMA AGRARIA KATEGORI V
(DKI JAKARTA, JAWA BARAT, JAWA TENGAH, D.I. YOGYAKARTA, JAWA TIMUR, BALI, BANTEN)
TAHUN 2023
Rincian Perhitungan
Volume Jenis
No Tahapan Pelaksanaan dan Rincian Komponen Biaya Harga Satuan Jumlah
Rincian Komponen Satuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 = (5x7)
6419 Penanganan Akses Reforma Agraria
6419.QDD Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat
Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria (Akses
6419.QDD.001 1 44.100.000
Reforma Agraria Tahun Ke 2) Kategori V
051 Penguatan Kelembagaan Utama 25.600.000
521211 Belanja Bahan 400.000
- Konsumsi Rapat Paket 2 200.000 400.000
146
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
STANDAR BIAYA KELUARAN: AKSES REFORMA AGRARIA KATEGORI VI
(KEPULAUAN)
TAHUN 2023
Rincian Perhitungan
Volume Jenis
No Tahapan Pelaksanaan dan Rincian Komponen Biaya Harga Satuan Jumlah
Rincian Komponen Satuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 = (5x7)
6419 Penanganan Akses Reforma Agraria
6419.QDD Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat
Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria (Akses
6419.QDD.001 1 103.000.000
Reforma Agraria Tahun Ke 2) Kategori VI
051 Penguatan Kelembagaan Utama 47.700.000
521211 Belanja Bahan 600.000
- Konsumsi Rapat Paket 2 300.000 600.000
147
Petunjuk Teknis Penataan Kelembagaan Penerima Akses Reforma Agraria 2023
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG /
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN AGRARIA
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN TANAH MASYARAKAT
PETUNJUK TEKNIS
PENGEMBANGAN USAHA DAN
FASILITASI AKSES PEMASARAN
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA TAHUN KE-3
2023
Petunjuk Teknis Pengembangan Usaha
Dan Fasilitasi Akses Pemasaran
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv
DAFTAR TABEL ................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ...........................................................................1
1.2 DASAR HUKUM ................................................................................4
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN ....................................................................6
1.4 PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR .................................................6
BAB II RUANG LINGKUP KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA DAN
FASILITASI AKSES PEMASARAN ....................................................... 11
2.1. RUANG LINGKUP PENINGKATAN PENGEMBANGAN RENCANA
USAHA ........................................................................................... 13
2.2. RUANG LINGKUP FASILITASI AKSES PEMASARAN ........................ 14
2.3. RUANG LINGKUP FASILITASI INFRASTRUKTUR PENDUKUNG ....... 14
2.4. RUANG LINGKUP DISEMINASI MODEL AKSES REFORMA
AGRARIA ........................................................................................ 16
BAB III TAHAPAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA DAN FASILITASI
AKSES PEMASARAN .......................................................................... 18
3.1. PERSIAPAN .................................................................................... 19
3.2. PERENCANAAN .............................................................................. 22
1. Penyusunan Target Subjek Kegiatan Pengembangan Usaha dan
Fasilitasi Akses Pemasaran ........................................................... 22
2. Penyusunan Rencana Timeline Kegiatan Pengembangan Usaha dan
Fasilitasi Akses Pemasaran ........................................................... 25
3.3. PELAKSANAAN ............................................................................... 26
1. Peningkatan Pengembangan Rencana Usaha ................................ 26
2. Fasilitasi Akses Pemasaran ........................................................... 28
3. Fasilitasi Infrastruktur Pendukung ............................................... 31
4. Diseminasi Model Akses Reforma Agraria ...................................... 36
BAB IV ANGGARAN, PENGUKURAN KINERJA, DAN PELAPORAN
PENGEMBANGAN USAHA DAN FASILITASI AKSES PEMASARAN ........ 40
4.1. Sumber Pembiayaan ....................................................................... 40
4.2. Tahapan dan Output Kegiatan ......................................................... 40
4.3. Pengukuran Kinerja ........................................................................ 42
4.3. Pelaporan ....................................................................................... 42
LAMPIRAN ........................................................................................ 44
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Ketentuan Rekrutmen Tenaga Pendukung Pengembangan Usaha
dan Fasilitasi Akses Pemasaran .............................................. 20
Tabel 2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Usaha dan
Fasilitasi Akses Pemasaran..................................................... 26
Tabel 3. Tahapan Kegiatan Pengadaan Narasumber Kegiatan
Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran ........... 27
Tabel 4. Administrasi dan Profil Narasumber ....................................... 27
Tabel 5. Identifikasi Potensi Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran ............................................................................. 28
Tabel 6. Identifikasi Skala Usaha ......................................................... 29
Tabel 7. Tahapan Pendampingan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi
Akses Pemasaran ................................................................... 30
Tabel 8. Klasifikasi Kebutuhan Infrastruktur Pendukung..................... 32
Tabel 9. Tahapan Penyusunan Kegiatan Fasilitasi Infrastruktur
Pendukung ............................................................................. 33
Tabel 10. Tahapan Kegiatan Penajaman Infrastruktur Pendukung ......... 35
Tabel 11. Tahapan Kegiatan Rapat Evaluasi Implementasi Penanganan
Akses Reforma Agraria ........................................................... 36
Tabel 12. Rapat Perumusan Diseminasi Model Penanganan Akses Reforma
Agraria ................................................................................... 38
Tabel 13. Tahapan Rapat Pembentukan Kelompok Usaha Masyarakat ... 39
Tabel 14. Tahapan Kegiatan dan Output Peningkatan Pengembangan
Rencana Usaha ...................................................................... 40
Tabel 15. Tahapan Kegiatan dan Output Fasilitasi Akses Pemasaran ...... 41
Tabel 16. Tahapan Kegiatan Fasilitasi Infrastruktur Pendukung ............ 41
Tabel 17. Tahapan Kegiatan Diseminasi Model Akses Reforma Agraria... 42
Tabel 18. Bobot Capaian Realisasi Fisik Kegiatan Pengembangan Usaha
dan Fasilitasi Akses Pemasaran di Kantor Pertanahan ............ 42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Format SK Kepala Kantor Pertanahan tentang Penetapan
Tenaga Pendukung Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran Tahun 2023 ..................................................... 45
Lampiran 2. Tata Cara Penentuan Target Intervensi Kegiatan
Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran....... 48
Lampiran 3. Database Subjek Penanganan Akses Reforma Agraria Tahun
2021 Pada Kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi
Akses Pemasaran Tahun 2023 ........................................... 49
Lampiran 4. Dokumen Rencana Aksi Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan
Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran ............................... 50
Lampiran 5. Format Berita Acara tentang Penetapan Target Pengembangan
Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran Tahun 2023 ........... 52
Lampiran 6. Format SK Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
tentang Penetapan Narasumber Pengembangan Usaha dan
Fasilitasi Akses Pemasaran Tahun 2023............................. 53
Lampiran 7. Format Checklist Kebutuhan Pengembangan Usaha dan
Fasilitasi Akses Pemasaran Reforma Agraria ...................... 56
Lampiran 8. Klasifikasi Sektor Usaha Peternakan.............................................. 57
Lampiran 9. Klasifikasi Sektor Usaha Budidaya Perikanan ............................ 58
Lampiran 10. Format Notulensi tentang Identifikasi Kebutuhan
Pengembangan Usaha Reforma Agraria Pengembangan Usaha
dan Fasilitasi Akses Pemasaran Tahun 2023 ............................. 62
Lampiran 11. Format Berita Acara Kunjungan Lapangan tentang
Pendampingan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran ............................................................................................... 63
Lampiran 12. Format Rekapitulasi Data Kelengkapan Prasarana Subjek
Reforma Agraria Tahun 2023 ........................................................... 64
Lampiran 13. Format Instrumen Survei Kebutuhan Infrastruktur
Pendukung .............................................................................................. 66
Lampiran 14. Format Notulensi Dari Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
tentang Hasil Rapat Penyusunan Rencana Kegiatan Fasilitasi
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Maksud
Petunjuk Teknis Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran dimaksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria tahun ketiga (Tahun
2023) yaitu pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran
yang terfokus pada pengembangan rencana usaha, fasilitasi akses
pemasaran, fasilitasi infrastruktur pendukung, dan diseminasi model
Penanganan Akses Reforma Agraria terhadap penerima manfaat
yakni subjek Reforma Agraria Tahun 2021. Kegiatan Pengembangan
Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran dilaksanakan oleh Kantor
Pertanahan.
2. Tujuan
Petunjuk Teknis Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran memiliki tujuan antara lain:
a. Memberikan pemahaman pelaksanaan Penanganan Akses
Reforma Agraria tahun ketiga yakni pengembangan usaha dan
fasilitasi akses pemasaran yang dihasilkan oleh usaha masyarakat
melalui pemanfaatan tanah sesuai dengan indikator pada Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs).
b. Memberikan pemahaman dalam membangun koordinasi terkait
kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran
Reforma Agraria secara kolaboratif sebagai wujud Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs).
1
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil
2
W Stanton dalam Buku Manajemen Pemasaran Oleh Fariadi Yulianti, dkk
g. Sektor Lainnya
Selain 6 (enam) sektor di atas yang memiliki potensi dalam
pengembangan usaha dan akses pemasaran guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat seperti sektor pariwisata, sektor jasa,
dan sebagainya.
5. Survei adalah penelitian yang dapat digunakan sebagai bahan kajian
dan evaluasi dengan yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok.3
6. Diseminasi merupakan sinonim dari penyebaran yaitu penyebaran
informasi yang dimaksud dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan
baik melalui pertemuan – pertemuan, sosialisasi, media seperti
buku, majalah, surat kabar, dan sebagainya. Pada dasarnya tujuan
dari diseminasi lebih menitikberatkan pada distribusi informasi
sehingga dari informasi tersebut menjadi dasar dalam membuat
sebuah perubahan.4
7. Kelompok Usaha Masyarakat atau Kelompok Usaha Bersama adalah
kelompok keluarga miskin yang dibentuk, tumbuh, dan berkembang
atas prakarsanya dalam melaksanakan usaha ekonomi produktif
untuk meningkatkan pendapatan keluarga.5
3
Singarimbun (1982:3) dalam penelitian Heni Hendrawati, 2016, Analisis Potensi Tenaga Kerja Lokal Di
Kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka.
4
Kusumadjajanti, dkk. Diseminasi Informasi Humas Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
dalam meningkatkan awareness. Jurnal Media Komunikasi Vol. 7 No. 3 Tahun 2018, h 120.
5
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Bantuan Sosial Usaha Ekonomi
Produktif Kepada Kelompok Usaha Bersama Untuk Penanganan Fakir Miskin
10
BAB II
RUANG LINGKUP KEGIATAN
PENGEMBANGAN USAHA DAN FASILITASI AKSES PEMASARAN
11
Gambar 1. Ruang Lingkup Kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran
12
6
Rozarie, R.A.De. 2019. Manajemen Pengembangan Bisnis: Pengembangan Empirik Pada “Tibo-tibo”
Perempuan Nelayan.
13
14
7
Grigg, N. 1988, Infrastructure Engineering and Management, John Wiley & Sons.
15
16
17
BAB III
TAHAPAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA DAN
FASILITASI AKSES PEMASARAN
18
3.1. PERSIAPAN
19
20
21
Evidence 1:
Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Tentang Penetapan
Tenaga Pendukung Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses
Pemasaran Tahun 2023. (Lampiran 1)
3.2. PERENCANAAN
22
23
24
25
terkait dengan justifikasi yang jelas (jika berbeda dari acuan yang
telah ditetapkan).
Evidence 2:
Berita Acara Tentang Penetapan Target Pengembangan Usaha dan
Fasilitasi Akses Pemasaran Tahun Ketiga (Lampiran 5).
3.3. PELAKSANAAN
26
Evidence 3:
Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan tentang Penetapan
Narasumber Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran
Tahun 2023. (Lampiran 6)
27
28
Evidence 4:
Notulensi Tentang Identifikasi Potensi Pengembangan Usaha dan
Fasilitasi Akses Pemasaran (Lampiran 10) dengan melampirkan
dokumen pada (Lampiran 7) dan laporan kegiatan.
8
Badan Pusat Statistik, Sensus Pertanian
9
Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 14 Tahun 2020 Tentang Pendaftaran dan Perizinan Usaha Peternakan
10
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 36/Permen-KP/2015 Tentang Kriteria dan
Pengelompokan Skala Kecil, Menengah, dan Besar dalam Pungutan Hasil Perikanan
11
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 37/Permen-KP/2016 Tentang Skala Usaha Pengolahan
Ikan
12
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 05/MEN/2009 Tentang Skala Usaha Pembudidaya Ikan
13
Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
29
Evidence 5:
Berita Acara Kunjungan Lapangan Tentang Pendampingan
Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran (Lampiran 11).
30
31
32
Evidence 6:
Notulensi dari Kantor Pertanahan Kabupaten/kota tentang Hasil
Rapat Penyusunan Rencana Kegiatan Fasilitasi Infrastruktur
Pendukung Terhadap Akses Reforma Agraria. (Lampiran 14).
33
14
Sugiyono (2012:80) dalam penelitian Heni Hendrawati, 2016, Analisis Potensi Tenaga Kerja Lokal Di
Kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka
34
35
36
37
Contoh perumusan
success story
(Lampiran 19)
2 Penyusunan Kantor Pertanahan
Berita Acara
Evidence 9:
Notulensi dari Kantor Pertanahan tentang Diseminasi Model
Penanganan Akses Reforma Agraria Tahun 2023 (Lampiran 20)
38
Evidence 10:
Berita Acara tentang Penetapan Kelompok Usaha Masyarakat
Penanganan Akses Reforma Agraria Tahun 2023 (Lampiran 22)
dengan melampirkan daftar nama usaha kelompok masyarakat
yang sudah ditetapkan dan subjek Reforma Agraria yang tidak
mendapatkan pendampingan tahun ketiga (Lampiran 21).
39
BAB IV
ANGGARAN, PENGUKURAN KINERJA, DAN PELAPORAN
PENGEMBANGAN USAHA DAN FASILITASI AKSES PEMASARAN
40
Kompo Dokumen
Tahapan Keluaran/
nen Satuan Pertanggung jawaban
Kegiatan Hasil
/ Akun (evidence)
522151 Belanja Jasa Orang Daftar Riwayat Hidup
Profesi Jam NPWP
KTP
Kuitansi Narasumber
Dokumen
Kompo
Pertanggung Keluaran/
nen/ Tahapan Kegiatan Satuan
jawaban Hasil
Akun
(evidence)
052 Fasilitasi Akses Pemasaran
521211 Belanja Bahan Paket Kuitansi Barang Habis Pakai
(Bahan) pembelian (ATK dan Bahan
barang Penunjang
Komputer)
522191 Belanja Jasa Paket Daftar Riwayat Laporan Bulanan
Lainnya Hidup Tenaga Pendukung
(Tenaga Pendukung) NPWP
KTP
524113 Belanja Perjalanan Orang Laporan Perjalanan
Dinas dalam Kota Jam Dinas
41
Tabel 18. Bobot Capaian Realisasi Fisik Kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi
Akses Pemasaran di Kantor Pertanahan
Komponen/
Tahapan Kegiatan Bobot Realisasi
Akun
051 Peningkatan Pengembangan 26,67 % 26,67 %
Rencana Usaha
052 Fasilitasi Akses Pemasaran 26,67 % 53,34 %
4.3. Pelaporan
42
43
LAMPIRAN
44
45
Memutuskan
46
Ditetapkan di….
Pada tanggal
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
...........
Nama ...............................
NIP ..................................
47
48
Lampiran 3. DATABASE SUBJEK PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA TAHUN 2021 PADA KEGIATAN
PENGEMBANGAN USAHA DAN FASILITASI AKSES PEMASARAN TAHUN 2023 (KETIGA)
Keanggotaan Kapasitas
Nama Komoditas Luas Kebutuhan
Nama dalam Sektor Penjualan
No. NIK kelompok / Jenis Aset Akses Kendala Keterangan
Subjek kelompok usaha Tahunan
jika ada usaha Tanah
(jika ada) (rerata)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Keterangan Pengisian:
Kolom 1: Nomor urut pengisian; Kolom 7: Komoditas usaha (berdasarkan aplikasi PTM)
Kolom 2: Nama subjek (berdasarkan aplikasi PTM) Kolom 8: Luas aset (berdasarkan aplikasi PTM)
Kolom 3: NIK (berdasarkan aplikasi PTM) Kolom 9: Penjualan tahunan (rerata per bulan)
Kolom 4: Keanggotaan dalam kelompok (berdasarkan aplikasi PTM) Kolom 10: Jenis kebutuhan (diisikan sesuai kondisi)
Kolom 5: Nama kelompok (berdasarkan aplikasi PTM) Kolom 11: Kendala (diisikan sesuai kondisi, jika ada)
Kolom 6: Sektor usaha (berdasarkan aplikasi PTM) Kolom 12: Potensi / tidak ada potensi
49
Lampiran 4. DOKUMEN RENCANA AKSI PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA DAN FASILITASI
AKSES PEMASARAN
RENCANA TIMELINE
KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA DAN FASILITASI AKSES PEMASARAN
No. Kegiatan Peserta yang Lokasi Jumlah Timeline Kegiatan Keterangan
terlibat Target Bulan ke-
J F MA MJ J A S O N D
a e a p e u u g e k o e
n b r r i n l u p t v s
1 PERSIAPAN
a Rekrutmen Tenaga Pendukung Evidence:
Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Lampiran 1
Akses Pemasaran
2. PERENCANAAN
a Penyusunan Rencana Timeline Kegiatan Evidence:
Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Lampiran 8
Akses Pemasaran
b Penyusunan Rencana Target Kegiatan Evidence:
Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Lampiran 5
Akses Pemasaran yang akan di
Intervensi
3 PELAKSANAAN
A. PENGEMBANGAN RENCANA USAHA
a Pengadaan Jasa Profesi Evidence:
(Narasumber) Lampiran 6
B. FASILITASI AKSES PEMASARAN
b Identifikasi Potensi Evidence:
Pengembangan Usaha dan Lampiran 7
Fasilitasi Akses Pemasaran
c Pendampingan Pengembangan Evidence:
Usaha dan Fasilitasi Akses Lampiran 9
Pemasaran
C. FASILITASI INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
a Rapat Penyusunan Rencana Evidence:
Kegiatan Fasilitasi Infrastruktur Lampiran 12
Pendukung
50
Catatan: Rencana Aksi dalam kegiatan pengembangan usaha dan fasilitasi akses pemasaran diatas menjadi acuan
untuk didiskusikan bersama Perangkat Daerah terkait dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan setempat.
51
(KOP SURAT)
BERITA ACARA
PENETAPAN TARGET PENANGANAN AKSES REFORMA
PENGEMBANGAN USAHA DAN FASILITASI AKSES PEMASARAN TAHUN 2023
NOMOR ….. /BA- /…/….
Hari/Tanggal : ………………………..
Waktu : ……………………….
Tempat : Kantor Pertanahan Kab/Kota…………………..
Demikianlah berita acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab
agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dibuat di ………
Mengetahui
Kepala Kantor
Pertanahan Kab/Kota
Tanda Tangan
Nama
NIP
52
53
Memutuskan
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN
KABUPATEN/KOTA ….… TENTANG PENETAPAN
NARASUMBER PADA KEGIATAN PENANGANAN AKSES
54
Ditetapkan di….
Pada tanggal
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
...........
Nama ...............................
NIP ..................................
55
Lampiran 7. FORMAT CHECKLIST KEBUTUHAN PENGEMBANGAN USAHA DAN FASILITASI AKSES PEMASARAN REFORMA
AGRARIA
dst.
Keterangan Pengisian
Keuangan : Permodalan, Perencanaan Anggaran, Pelaporan Keuangan, Lainnya
SDM : Kualifikasi SDM, Distribusi SDM, Pelatihan, Lainnya
Produksi : Kapasitas Produksi, Metode, Alat dan Bahan, Standar Kerja, Lainnya
Inovasi Tekno. : Diferensiasi, Diversifikasi, Teknologi Tepat Guna, Lainnya
Komersialisasi : Label, Kemasan/Packaging, Branding, Perizinan, Sertifikasi (Halal, BPOM), Lainnya
Akses Pemasaran : Tanda checklist (√ / X)
56
Skala Usaha
No. Jenis Usaha Keterangan
Mikro Kecil Menengah
1. Pembibitan Sapi Betina produktif
1-5 6-50 51-1000
Potong
2. Pembibitan Sapi Betina produktif
1–3 4 – 30 31 – 600
Perah
3. Pembibitan Betina produktif
1–4 5 – 38 39 – 750
Kerbau
4. Pembibitan Betina produktif
1 – 15 16-150 151 – 3.000
Kambing
5. Pembibitan Betina produktif
1 – 15 16 – 150 151 – 3.000
Domba
6. Pembibitan 156 – 1.551 – Pullet/induk
1 – 155
Ayam Petelur 1.550 30.650
7. Pembibitan Pullet/induk
1 – 75 76 – 750 751 – 14.300
Ayam Pedaging
8. Pembibitan 501 – 5.001 – Pullet/induk
1 – 500
Ayam Lokal 5.000 100.000
9. Pembibitan 501 – 5.001 – Pullet/induk
1 – 500
Itik/Angsa 5.000 100.000
10. Pembibitan Babi 1 – 25 26 – 250 251 – 5.000 Induk/pejantan
11. Pembibitan Kuda 1–4 5 – 42 43 – 833 Induk/pejantan
12. Pembibitan Induk/pejantan
1 – 94 95 – 938 939 – 18.750
Kelinci
13. Pembibitan 1– 2.501 – 25.001 – Pullet/induk
Burung Puyuh 2.500 25.000 500.000
14. Budidaya Sapi Bakalan
1–5 6 – 50 51 – 1.000
Potong
15. Budidaya Sapi Betina Produktif
1–4 5 – 45 46 – 850
Perah
16. Budidaya Induk/pejantan
1–5 6 – 50 51 – 1.000
Kerbau
17. Budidaya Induk/pejantan
1 – 25 26-250 251 – 5.000
Kambing
18. Budidaya Domba 1 – 25 26 – 250 251 – 5.000 Induk/pejantan
19. Budidaya Ayam 1– 1.001 – 11.501- Pullet/induk
Petelur 1.000 11.500 230.000
20. Budidaya Ayam 1– 5.001 – 50.001- Pullet/induk
Pedaging 5.000 50.000 1000000
21. Budidaya Ayam 883 – 8.825- Pullet/induk
1 – 882
Lokal 8.824 176.471
22. Budidaya 1– 1.501 – 15.001- Pullet/induk
Itik/Angsa 1.500 15.000 300.000
23. Budidaya Babi 1 – 50 51 – 500 501-500.000 Campuran
24. Budidaya Kuda 1 – 10 11 – 100 101-2.000 Campuran
25. Budidaya Kelinci 376 – Pullet/induk
1 – 375 3.751-75.000
3750
57
A. Usaha Kecil
58
59
B. Usaha Menengah
60
61
NOTULENSI
I PEMBAHASAN
II KESIMPULAN
III DOKUMENTASI
62
Pada hari …………… tanggal …… bulan ……… tahun 2023 telah dilakukan
kunjungan lapangan di Desa …………………… Kecamatan ……………………
Kab/Kota ………………. Kunjungan lapangan dilaksanakan dalam rangka
pendampingan langsung terhadap masyarakat yang merupakan target
intervensi kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran.
Adapun nama – nama target yang dilakukan pendampingan secara langsung
dijelaskan pada tabel berikut.
Rekomendasi
No. Nama Sektor Usaha Kelompok Usaha
Lapangan
1.
2.
3.
4.
5.
dst.
63
Lampiran 12. FORMAT REKAPITULASI DATA KELENGKAPAN PRASARANA SUBJEK REFORMA AGRARIA TAHUN 2023
A. REKAPITULASI DATA PEMETAAN SOSIAL INFRASTRUKTUR SUBJEK REFORMA AGRARIA TAHUN 2023
Propinsi :
Kab/Kota :
Kecamatan :
Desa/Kel :
Jumlah KK :
64
Ada Tidak Ket Baik Cukup Kurang Ket Individu Komunal Lainnya
ada
1 Irigasi
2 Jalan (Jalur Distribusi)
3 Komunikasi (Internet)
4 Persampahan
5 Sumber Daya Air
6 Embung Air
7 Sarana Pertanian
8 Sarana Peternakan
9 Sarana Perikanan
10 Sarana Perdagangan
11 Sarana Lainnya ………
Kebutuhan Sarana Prasarana Pendukung Lainnya:
Kesimpulan:
Kesimpulan diisi berdasarkan hasil rekapitulasi diatas, yang memuat:
1. Hambatan
2. Kendala
3. Masalah
4. Dan informasi lainnya yang layak untuk dibahas dalam rapat.
Kesimpulan dapat berupa informasi yang didapatkan oleh kepala desa.
65
Propinsi :
INSTRUMEN SURVEI KEBUTUHAN
Kab/Kota :
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
Kecamatan :
PENGEMBANGAN USAHA & AKSES PEMASARAN Desa/Kel :
KABUPATEN/KOTA ……….………….….... 2023
Tujuan
Kegiatan survei kebutuhan infrastruktur pendukung dimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan pemenuhan infrastruktur dalam mendukung kebutuhan pengembangan usaha
dan fasilitasi akses pemasaran. serta untuk kepentingan evaluasi perkembangan pelaksanaan kegiatan Penanganan akses Reforma Agraria yang sudah terlaksana selama 3 (tiga)
tahun.
66
SU.01 Apa jenis sarana usaha yang anda/kelompok gunakan saat ini dan bagaimana kondisinya?
No Sektor Jenis Kondisi
Sangat Baik Baik Tidak Tidak baik Buruk Tidak ada
Telalu baik Sekali sama sekali
2 Sarana Pertanian 1. ………………………
2. ………………………
3. ………………………
3 Sarana Perikanan dan 1. ………………………
Budidaya 2. ………………………
3. ………………………
4 Sarana perkebunan dan 1. ………………………
peternakan
2. ………………………
3. ………………………
5 Sarana UMKM 1. ………………………
2. ………………………
3. ………………………
6 Sarana Usaha 1. ………………………
lainnya……………………
2. ………………………
……………………………
…………………………… 3. ………………………
….
Kesimpulan:
Berikan kesimpulan berdasakan informasi yang didapatkan oleh Kelompok Usaha………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
67
SU.02 Apakah pemenuhan Sarana usaha dapat mempengaruhi perkembangan usaha masyarakat termasuk akses pemasaran
Mempengaruhi sekali Mengapa. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
.
Mempengaruhi sedikit Mengapa. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Tidak mempengaruhi Mengapa. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Kesimpulan:
Berikan kesimpulan berdasakan informasi yang didapatkan oleh Kelompok Usaha…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
SU.03 Apa yang dilakukan selama ini oleh anda/kelompok usaha dalam pemenuhan sarana usaha dalam mendukung kebutuhan perkembangan usaha dan akses pemasaran
No Upaya dalam pemenuhan sarana pendukung
Jenis Infrastruktur (Penjelasan)
Swadaya Kelompok Program Desa Bantuan Pemerintah Bantuan Swasta Bantuan Lainnya
Sarana Pertanian ………………………… …………………………… …………………………… ……………………………… ……………………………
………………………… …………………………… …………………………… ……………………………… ……………………………
1
………………………… …………………………… …………………………… ……………………………… ……………………………
………………………… …………………………… …………………………… ……………………………… …………………………….
68
1 Sarana Pertanian
2 Sarana Perikanan dan Budidaya
3 Sarana perkebunan dan peternakan
4 Sarana UMKM
Sarana Usaha
5 lainnya……………………………………
…………………………………………….
69
6 Sarana Pertanian
Kesimpulan
Berikan kesimpulan berdasakan informasi yang didapatkan oleh Kelompok Usaha………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
SU.05 Bagaimana Tanggapan pemerintah selama ini terkait pemenuhan sarana usaha bagi kelompok usaha masyarakat dalam mendukung kebutuhan perkembangan usaha dan akses pemasaran
No Infrastruktur Respon & Terlaksana Respon & Dalam Proses Respon & Tidak terlaksana Tidak Ada Respon Sama Sekali
70
Kesimpulan
Berikan kesimpulan berdasakan informasi yang didapatkan oleh Kelompok usaha………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
SU.06 Apa rencana dan harapan kelompok usaha untuk pemenuhan infrastruktur dalam mendukung kebutuhan perkembangan usaha dan akses pemasaran
No Tanggapan Secara Detail dengan menggunakan metode 5W1H
1. Apa yang ingin direncanakan kedepan
2. Siapa yang terlibat dalam perencanaan tersebut
Infrastruktur
3. Kapan ingin dilaksanakan
4. Mengapa rencana tersebut dijadikan prioritas utama
5. Bagaimana cara mewujudkannya
Sarana Pertanian ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
1 …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
Sarana Perikanan dan Budidaya ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2 …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
Sarana perkebunan dan peternakan ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
3 …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
Sarana UMKM ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
4 …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
Sarana Usaha ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
5 lainnya…………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
Sarana Pertanian ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
6 …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
71
Kesimpulan
Berikan kesimpulan berdasakan informasi yang didapatkan oleh kelompok Usaha………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
72
RE. RESPONDEN
RES5 Telepon/HP
1. Telepon /HP └─┴─┴─┴─┘-└─┴─┴─┴─┴─┴─┴─┴─┘ 2. Tidak berlaku
73
TN06 Apa yang anda lakukan terhadap sertipikat tanah 1. Disimpan di rumah (lanjut ke IK01)
yang terdaftar? 2. dijaminkan kepada pihak lain (lanjut ke TN07)
3. dijual
4. lainnya …………………………………
74
75
76
77
ME08 Berapa rata-rata hasil dari usaha yang dilakukan tahun ini?
(untuk melihat perkembangan produksi dengan satuan
jumlah menyesuaikan sektor usaha – jawaban bisa lebih
dari satu) a. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
a. Pertanian pangan b. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
b. Ladang c. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
c. Tegal
d. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
d. Kebun pekarangan
e. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
e. Perkebunan
f. Areal peternakan f. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
g. Tambak/ budidaya g. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
h. Toko h. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
i. Jasa i. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
j. Sumber lainnya j. Rp └─┴─┘.└─┴─┴─┘. └─┴─┴─┘
78
NOTULENSI
I PEMBAHASAN
II KESIMPULAN
III DOKUMENTASI
79
Dengan ini, Saya atas nama ................................. sebagai responden kegiatan survei
infrastruktur pendukung/peningkatan pendapatan (coret salah satu), Desa/Kelurahan
................, Kecamatan .................., Kabupaten .......................... menyatakan bahwa tidak
keberatan pencantuman informasi yang diberikan sesuai dengan kepentingan kegiatan evaluasi
Penanganan Akses Reforma Agraria.
Dibuat di : Desa/Keluarahan
Pada tanggal :
(Nama Lengkap)
(……….…………………..)
80
Pada hari …………… tanggal …… bulan ……… tahun 2023 telah dilakukan
kunjungan lapangan di Desa …………………… Kecamatan ……………………
Kab/Kota ………………. Kunjungan lapangan dilaksanakan dalam rangka
pendampingan langsung terhadap masyarakat yang merupakan target
intervensi kegiatan Pengembangan Usaha dan Fasilitasi Akses Pemasaran.
Adapun nama – nama target yang dilakukan pendampingan secara langsung
dijelaskan pada tabel berikut.
Kebutuhan
No. Nama Sektor Usaha Keterangan
Infrastruktur
1.
2.
3.
4.
5.
dst.
81
Kecamatan:
Desa:
Checklist
No. Tahapan Keterangan
(Y/X)
2. Pemetaan Sosial
82
NOTULENSI
I PEMBAHASAN
II KESIMPULAN
III DOKUMENTASI
83
84
NOTULENSI
PESERTA RAPAT 1.
2.
3.
NO NOTULENSI
I PEMBAHASAN
II KESIMPULAN
III DOKUMENTASI
85
Desa / Kel :
Kecamatan :
Kab/Kota :
Propinsi :
Jumlah Target :
Nama
Nama Komoditas Jenis
No. NIK Kelompok Keterangan
Subjek / Produk Pendampingan
Usaha
Nama
No. NIK Jenis Usaha Keterangan
Subjek
86
(KOP SURAT)
BERITA ACARA
PENETAPAN KELOMPOK USAHA MASYARAKAT PENANGANAN AKSES
REFORMA AGRARIA TAHUN 2023
NOMOR ….. /BA- /…/….
dst.
Demikianlah berita acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab
agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dibuat di ………
Mengetahui
Kepala Kantor Pertanahan
Kab/Kota
Tanda Tangan
Nama
NIP
87