Anda di halaman 1dari 7

tata Cara Penanganan Kekerasan pada Siswa

Berikut tata cara penanganan kekerasan pada siswa berdasarkan Permendikbudristek No

46 Tahun 2023:

1.Pelaporan

Pelapor melaporkan dugaan kekerasan pada Tim Pencegahan dan Penanganan

Kekerasan (TPPK) sekolah, Satgas, pemda, dan atau kementerian, tidak harus disertai

bukti awal

2. Laporan disampaikan secara langsung, atau tidak langsung melalui:

- Surat tertulis

- Telepon

- Pesan singkat elektronik

- Surat elektronik

- Bentuk penyampaian laporan lain yang memudahkan pelapor

3. Menindaklanjuti laporan. TPPK atau Satgas melakukan tindakan awal pada

korban atau saksi, dapat berupa:- Memfasilitasi keamanan korban dan saksi

4. Memfasilitasi bantuan pendampingan psikis

- Memfasilitasi keberlanjutan hak pendidikan atau pekerjaan korban dan saksi.

5. Dalam penanganan kekerasan, sekolah, pemda, atau kementerian dapat

memberikan pendampingan pada:

- korban, saksi, terlapor berusia anak

- korban atau saksi yang berstatus pendidik atau tenaga kependidikan

6.Pendampingan selama penanganan kasus kekerasan dilakukan berdasarkan

persetujuan korban, saksi, terlapor berusia anak, atau pelaku berusia anak, dengan
bentuk:

- Konseling

- Layanan kesehatan

- Bantuan hukum

- Advokasi

- Bimbingan sosial dan rohani

- Layanan pendampingan lain

- Layanan pendampingan yang sesuai kebutuhan ragam korban penyandang

disabilitas

7. Persetujuan baik korban, saksi, terlapor, atau pelaku yang berusia anak dapat

diberikan oleh orang tua/wali korban atau pendamping

8.Jika TPPK sekolah tidak melakukan penanganan, maka Satgas Kekerasan

memberi peringatan. Jika masih tidak dilakukan, maka Satgas melakukan

penanganan dugaan kekerasan tersebut.

Pemeriksaan
1. Memasuki pemeriksaan, TPPK atau Satuan Tugas menyampaikan pemanggilan pada

korban, saksi, dan terlapor lewat surat panggilan tertulis maupun lisan. Jika pelapor,

korban, maupun saksi adalah siswa usia anak, panggilan pemeriksaan disampaikan ke

orang tua atau wali murid

2.Jika terlapor tidak hadir sampai panggilan ketiga, pemeriksaan dilanjutkan tanpa kehadiran

terlapor

3.TPPK atau Satgas melakukan pemeriksaan atas laporan dugaan kekerasan, dengan

merahasiakan identitas korban, saksi, dan siswa terlapor sesuai ketentuan perundang-

undangan. Pemeriksaan akan mengumpulkan keterangan dari pelapor/korban, saksi,


maupun terlapor, serta mengumpulkan bukti-bukti lain yang diperlukan

4.Saat pemeriksaan, TPPK dan Satgas memastikan korban, saksi, maupun pelapor yang

merupakan siswa usia anak untuk didampingi orang tua/wali. Jika korban, saksi, maupun

terlapor merupakan penyandang disabilitas, TPPK atau Satgas menyediakan pendamping

sesuai ragam disabilitas saat pemeriksaan permintaan keterangan

5.Pemeriksaan diselesaikan maksimal 30 hari kerja, terhitung sejak permintaan keterangan

dari pelapor korban, lalu dituangkan ke berita acara.

6.Jika pemeriksaan tidak selesai dalam 30 hari kerja, TPPK atau Satgas harus membuat

pernyataan bahwa pemeriksaan tidak dapat dilanjutkan. Penghentian pemeriksaan

ditetapkan oleh ketua TPPK/Satgas, disampaikan ke kepala sekolah, kepala dinas

pendidikan, terlapor, dan pelapor/korban

7.TPPK atau Satuan Tugas dapat menyatakan pemeriksaan dihentikan jika:

- Terlapor meninggal dunia/tidak ditemukan/sakit berat berdasarkan keterangan dokter

- Korban tidak ditemukan, atau pembuktian belum cukup

8.Pemeriksaan laporan kekerasan bisa dilanjutkan lagi jika ditemukan bukti baru

Penyusunan Kesimpulan dan Rekomendasi


TPPK atau Satuan Tugas menyusun kesimpulan dan rekomendasi sebagai bagian dari

laporan hasil pemeriksaan, laporan disampaikan ke kepala sekolah atau kadisdik

Jika terbukti ada kekerasan, rekomendasi memuat:

- Sanksi administratif kepada pelaku

- Pemulihan korban/pelapor dan/atau saksi jika belum dilakukan atau sepanjang masih

dibutuhkan

- Tindak lanjut keberlanjutan layanan pendidikan


Jika tidak terbukti ada kekerasan, rekomendasi memuat tindak lanjut keberlanjutan layanan

pendidikan dan pemulihan nama baik Terlapor.

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (Sanksi)

Kepala sekolah atau kadisdik menindaklanjuti laporan hasil pemeriksaan dengan

menerbitkan keputusan dalam maksimal 5 hari kerja, yang berisi:

- pengenaan sanksi administratif terhadap terlapor jika terbukti adanya kekerasan

- pemulihan nama baik terlapor jika tidak terbukti ada kekerasan

Pengajuan keberatan oleh korban atau pelaku diajukan maksimal 30 hari kerja sejak

putusan diterima, sedangkan putusan atas keberatan dijatuhkan maksimal 30 hari kerja

setelah ajuan keberatan diterima

Pemulihan

Pemulihan pada korban, saksi, dan atau pelaku yang merupakan siswa usia anak dan pihak

yang merupakan penyandang disabilitas dapat dilakukan sejak pelaporan diterima TPPK

atau Satgas dengan identifikasi dampak psikis, fisik, proses pembelajaran. Proses

pemulihan difasilitasi pemda sesuai ketentuan perundang-undangan.


satuan pendidikan membentuk TPPK dengan tugas dan fungsi untuk pencegahan
dan penanganan, dengan tugas dan fungsinya sebagai berikut:

1. Menyampaikan usulan atau rekomendasi program pencegahan kekerasan


kepada kepala satuan pendidikan.;
2. Memberikan masukan atau saran kepada kepala satuan pendidikan mengenai
fasilitas yang aman dan nyaman di satuan pendidikan.
3. Melaksanakan sosialisasi kebijakan dan program terkait pencegahan dan
penanganan kekerasan bersama dengan satuan pendidikan;
4. Menerima dan menindaklanjuti laporan dugaan kekerasan;
5. Melakukan penanganan terhadap temuan adanya dugaan kekerasan di
lingkungan satuan pendidikan;
6. Menyampaikan pemberitahuan kepada orang tuawali dari peserta didik yang
terlibat kekerasan;
7. Memeriksa laporan dugaan kekerasan;
8. Memberikan rekomendasi sanksi kepada kepala satuan pendidikan
berdasarkan hasil pemeriksaan;
9. Mendampingi korban dan atau pelapor kekerasan di lingkungan satuan
pendidikan;
10. Memfasilitasi pendampingan oleh ahli atau layanan lainnya yang dibutuhkan
korban, pelapor, dan atau saksi;
11. Memberikan rujukan bagi korban ke layanan sesuai dengan kebutuhan korban
kekerasan;
12. Memberikan rekomendasi pendidikan anak dalam hal peserta didik yang
terlibat kekerasan merupakan anak yang berhadapan dengan hukum; dan
13. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada kepala dinas pendidikan melalui
kepala satuan pendidikan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

TPPK juga memiliki kewenangan untuk:

1. Memanggil dan meminta keterangan pelapor korban saksi terlapor orang tua
atau wali pendamping dan atau ahli.
2. Berkoordinasi dengan satuan pendidikan lain yang melibatkan korban saksi
pelapor dan atau terlapor dari satuan pendidikan yang bersangkutan jika
kekerasan yang terjadi melibatkan satuan pendidikan lain dan
3. Berkoordinasi dengan pihak lain untuk pemulihan dan identifikasi dampak
kekerasan seperti psikolog tenaga medis tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan dan atau profesi lainnya sesuai kebutuhan.
Anggota TPPK dibentuk dengan jumlah ganjil atau paling sedikit tiga orang dengan
perwakilan dari pendidik dan komite sekolah atau perwakilan orang tua atau wali.
Jika diperlukan perwakilan tenaga kependidikan juga dapat menjadi anggota TPPK
sebagai tenaga administrasi. Namun bagi satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
yang tidak dapat membentuk TPPK karena sumber daya manusianya tidak
mencukupi tugas dan wewenang TPPK dilaksanakan oleh beberapa satuan PAUD
yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan. Sehingga pelaksanaan tugas dan fungsinya
sebagai TPPK akan bertanggungjawab kepada kepala Dinas Pendidikan.

Sedangkan untuk satuan pendidikan nonformal seperti pendidikan kesetaraan yang


tidak memiliki komite sekolah maka TPPK cukup beranggotakan dari unsur pendidik.

Syarat pembentukan TPPK dan Satuan Tugas

Persyaratan untuk bergabung menjadi anggota TPPK maupun satgas antara lain:

1. tidak pernah terbukti melakukan kekerasan


2. tidak pernah terbukti dijatuhi hukuman pidana dengan ancaman lima tahun
atau lebih yang telah berkekuatan hukum tetap dan/atau
3. tidak pernah dan atau tidak sedang menjalani hukuman disiplin pegawai
tingkat sedang maupun berat
Baik anggota TPPK maupun satgas akan berakhir masa keanggotaannya apabila:

1. masa tugas anggota TPPK atau satgas berakhir yaitu dua tahun bagi TPPK
dan empat tahun bagi satgas
2. meninggal dunia
3. mengundurkan diri
4. tidak lagi memenuhi syarat keanggotaan seperti yang telah disebutkan
sebelumnya
5. terbukti melakukan kekerasan berdasarkan pemeriksaan kasus kekerasan
yang dilakukan Satuan Tugas
6. menjadi tersangka tindak pidana kecuali tindak pidana ringan
7. berhalangan tetap yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan tugas
8. pindah tugas atau mutasi
Copyright © 2023 Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan
| Powered by Astra WordPress Theme

Anda mungkin juga menyukai