Paparan Deputi Bidang Ekonomi Bappenas
Paparan Deputi Bidang Ekonomi Bappenas
6 Penutup
Indikator yang digunakan/diturunkan oleh Pemerintah Daerah cukup relevan dan sesuai dengan urusan/kewenangannya
Bab II
Gambaran Umum dan Menjelaskan aspek geografi dan demografi, aspek kinerja RTRW dan rencana sektoral dalam
Kondisi Daerah Dokrenda, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, serta aspek daya saing daerah
Bab III Menguraikan tentang permasalahan utama yang menjadi faktor penghambat dan bersifat mengikat
Permasalahan dan yang apabila ditangani dapat menghidupkan potensi daerah secara signifikan serta menguraikan isu-isu
Isu Strategis strategis daerah yang berdampak luas dan memiliki konsekuensi jauh ke depan
Bab IV
Memuat visi dan sasaran misi pembangunan, arah pembangunan, dan indikator pembangunan daerah
Visi dan Misi Daerah
Bab V
Arah Kebijakan dan Memuat arah kebijakan pembangunan daerah yang berisi tahapan arah kebijakan dalam 4 periode
5 tahunan dan sasaran pokok pembangunan daerah
Sasaran Pokok
Bab VI
Memuat masa berlaku, tahapan, dan penurunan arah pembangunan jangka menengah
Penutup
Sumatra-Jawa-Bali perlu
dipandang sebagai sebuah
koridor yang terintegrasi
dan seamless di masa depan
Tema Jawa: – bahkan terkoneksi pula
secara seamless dengan
Megalopolis yang daratan Asia.
Unggul, Inovatif,
Inklusif, Terintegrasi, Legenda
dan Berkelanjutan
Tema Sumatra:
Bengkulu
Mandala pengembangan bioindustri
dan ekonomi hijau
Sumatra Selatan
Jantung ketahanan energi
nasional yang mengedepankan
pengembangan bioindustri,
Kep. Bangka Belitung
ekonomi hijau, dan ketahanan
Lampung Mandala pengembangan
pangan
Gerbang selatan Sumatera yang quality tourism dan ekonomi
mengedepankan pengembangan agrikultur biru
dan agroindustri
Interkoneksi
Sumatra-Jawa Kementerian PPN/Bappenas 9
Tema Pembangunan Sumatra Barat:
Mandala pengembangan agrikultur bernilai tinggi,
ekonomi hijau, dan pariwisata kelas dunia, yang Kawasan
bersendi kearifan budaya lokal Agrikultur
Utara Sumbar
Kawasan
Key Policies Pengembangan Kewilayahan Sumbar Jangka Perkotaan
Panjang s.d. 2045 (1/3): Bukittinggi-
Padangpanjang
Infrastruktur Perkeretaapian:
• Revitalisasi layanan perkeretaapian Padang – Padangpanjang –
Bukittinggi dan Padangpanjang – Solok – Sawahlunto
©©Direktorat
Direktorat Regional Kementerian PPN/Bappenas 11
RegionalI,I,2023
2024
Tema Pembangunan Sumatra Barat:
Mandala pengembangan agrikultur bernilai tinggi,
ekonomi hijau, dan pariwisata kelas dunia, yang
bersendi kearifan budaya lokal
Konektivitas Laut:
• Peningkatan Pelabuhan Telukbayur
• Peningkatan Pelabuhan Teluktapang
• Peningkatan Pelabuhan Tuapeijat, Pelabuhan Maileppet/Muarasiberut,
Pelabuhan Sikakap
• Peningkatan layanan konektivitas laut angkutan orang dan logistik
bersubsidi antara Padang dan Kepulauan Mentawai, serta antarpulau di
Kepulauan Mentawai
©©Direktorat
Direktorat Regional Kementerian PPN/Bappenas 12
RegionalI,I,2023
2024
Masukan terhadap
RPJPD Provinsi
Sumatra Barat
2025–2045
Setelah dilakukan pencermatan, terdapat substansi yang masih perlu dilengkapi dalam dokumen Rancangan RPJPD
Provinsi Sumatra Barat Tahun 2025–2045, antara lain:
1 Dari 45 Indikator Utama Pembangunan (IUP) Provinsi Sumatra Barat, terdapat 3 indikator yang belum
dilengkapi dengan angka baseline 2025 dan target 2045.
2 Belum termuatnya arah kebijakan Provinsi Sumatra Barat menurut 3 transformasi dan 2 landasan
transformasi Pembangunan di dalam BAB V RPJPD Provinsi Sumatra Barat.
Belum termuatnya mekanisme perubahan, komunikasi publik, serta pembiayaan pembangunan sebagai
3 enabling environment dari upaya pencapaian sasaran pembangunan daerah dalam dokumen Bab VI
RPJPD Provinsi Sumatra Barat.
Terwujud atau tidaknya RPJPD, sangat tergantung dengan kemampuan pemerintah daerah dalam
mendefinisikan dan mendesain enabling environment dari RPJPD
Dipedomani
Rencana Pembangunan
Sektoral (Pusat/Daerah)
23
TEMA DAN PENEKANAN RKP TAHUN 2025
RPJMN merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional…. (UU SPPN No. 25 Tahun 2004)
“Sehingga sebagai penjabaran tahun pertama RPJMN 2025-2029, Rancangan Awal RKP selanjutnya akan diintegrasikan dengan Visi, Misi, Presiden Terpilih”
SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Keterangan: a) Agustus
b) Maret
c) Angka Sementara per Oktober
Rancangan Arah Kebijakan
Provinsi Sumatra Barat
dalam Rancangan RKP
Tahun 2025
Sumber: Laporan Akhir Kegiatan Koordinasi Strategis Analisis Kebutuhan Provinsi di Wilayah Regional I Untuk Penyusunan RKP Tahun 2025, Direktorat Regional I, 2024
RANCANGAN HIGHLIGHT ARAH KEBIJAKAN
PROVINSI SUMATRA BARAT TAHUN 2025
• Pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan yang berbasis pada penguatan nilai budaya matrilineal di Perkampungan Adat
Ketahanan Sosial, Budaya, Jorong Padang Ranah dan Tanah Bato Nagari Sijunjung;
dan Ekologi • Pembangunan infrastruktur pengendali banjir pada Batang Agam, Batang Lembang, dan Batang Anai;
• Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Tuapeijat (Kabupaten Kepulauan Mentawai).
Rasio Kapasitas Fiskal Postur APBD TA 2023 Alokasi Dana Transfer ke Daerah
Daerah TA 2023 Dalam Miliar Rp TA 2024
Dalam Miliar Rp
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
-
❑ Sumber pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Pemerintah Kab/Kota Agregat
Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Bagi Hasil (DBH)
(Prov/Kab/Kota) di wilayah Sumatera Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK-F) Dana Alokasi Khusus Non-Fisik (DAK-NF)
Barat masih didominasi oleh dana Hibah Dana Desa (DD)
Transfer ke Daerah (TKD) – secara Dana Insentif Fiskal (DIF) Sumber: Perpres 76/2023, diolah (2024)
Sumber: PMK 84/2023, diolah (2024) agregat mencapai 74,01% dari total ❑ Alokasi dana TKD TA 2024:
❖ Rasio Kapasitas Fiskal Pendapatan Daerah pada tahun 2023. ➢ Provinsi Sumatera Barat mencapai
Daerah (RKFD) Provinsi ❑ Belanja Daerah secara agregat Rp3.424M,
Sumatera Barat masuk didominasi oleh belanja operasional
kategori “Rendah” ➢ Kab/Kota di Provinsi Sumatera Barat
(74,83%) dengan komponen terbesar secara agregat mencapai Rp17.331M.
(2023).
❖ RKFD Kab/Kota di adalah Belanja Pegawai (secara ❑ Dana TKD Pemerintah Provinsi Sumatera
Provinsi Sumatera Barat agregat mencapai 43,04%) dari total Barat didominasi oleh DAU (Rp2.063M –
(2023) terbagi dalam 5 belanja daerah. Hal ini perlu menjadi 60,24%), DAK Non Fisik (Rp941M – 27,48%),
kategori, yaitu: “Sangat perhatian karena`sesuai UU HKPD, dan DAK Fisik (Rp254M – 7,41%).
Rendah” (4 daerah), belanja pegawai maksimal 30% dari
“Rendah” (12 daerah),
❑ Dana TKD seluruh Pemerintah Kab/Kota di
“Sedang” (1 daerah),
total belanja daerah. Provinsi Sumatera Barat didominasi oleh DAU
Sumber: Kementerian Keuangan (2023), diolah (2024)
“Tinggi” (1 daerah), ❑ Belanja mandatory spending fungsi (Rp11.872M – 68,5%), DAK Non Fisik
dan “Sangat Tinggi” pendidikan telah memenuhi (Rp2.915M – 16,82%), dan Dana Desa
(1 daerah). ketentuan minimum 20%. (Rp1.021M – 5,89%).
PERSEBARAN USULAN DAERAH PROVINSI SUMATRA BARAT
YANG PROSPEKTIF MASUK RKP 2025
USULAN DAERAH
Peningkatan infrastruktur pelayanan dasar, fasilitas pendidikan dan kesehatan serta konektivitas untuk pemerataan
pembangunan dengan memperhatikan standar kebencanaan
• Peningkatan konektivitas antarwilayah melalui pembangunan jalan, jalan tol, pelabuhan, dan jaringan kereta api, serta
Aksesibilitas, konektivitas, dan pengembangan express-seaway dan jalur logistik khususnya antara Sumatra Barat Daratan dengan Kawasan Afirmasi Kepulauan
infrastruktur pelayanan dasar Mentawai
belum merata dan menyeluruh • Peningkatan layanan infrastruktur permukiman melalui peningkatan akses air minum dan sanitasi
serta tingginya risiko bencana • Penyediaan layanan pengelolaan sampah terpadu
• Pengembangan jaringan kereta api barang dan antarkota
• Peningkatan ketahanan dan perlindungan wilayah pesisir dari perubahan iklim dan abrasi
• Pengarusutamaan mitigasi bencana melalui peningkatan sistem peringatan dini
Peningkatan produktivitas UMKM serta peningkatan pengelolaan kawasan strategis pariwisata dan
Daya saing dan produktivitas
• Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Padang-Bukittinggi dan Kepulauan Mentawai
UMKM dan kegiatan pariwisata
• Peningkatan perekonomian kerakyatan melalui pengembangan UMKM
relatif rendah
• Pengembangan industri pengolahan terpadu ramah lingkungan
Daya saing dan nilai tambah Peningkatan produktivitas dan nilai tambah komoditas unggulan
komoditas unggulan pertanian • Optimalisasi kinerja kawasan strategis agrikultur ketahanan pangan dan peningkatan produktivitas, nilai tambah, dan daya saing
dan perkebunan relatif rendah komoditas pertanian dan perikanan.
© Direktorat Regional I, 2023 Kementerian PPN/Bappenas 33
Sumber: Laporan Akhir Kegiatan Koordinasi Strategis Analisis Kebutuhan Provinsi di Wilayah Regional I Untuk Penyusunan RKP Tahun 2025, Direktorat Regional I, 2024
Penutup
Dalam konteks pembangunan ekonomi jangka panjang, Sumatra Barat dapat berfokus untuk
1
mengembangkan potensi unggulannya secara pareto optimum pada sektor agrikultur-agroindustri, serta
terdapat sektor yang cukup aspiring adalah sektor pariwisata. Untuk mendukung kebijakan regional economy
tersebut, diperlukan industrial policy dan transformative project yang dapat diintegrasikan dalam RPJPD
Provinsi Sumatra Barat.
Pembangunan kawasan afirmasi (prioritas: Kabupaten Kepulauan Mentawai) memerlukan strategi percepatan
2 antara lain: pembangunan infrastruktur dasar, pembangunan SDM, pembangunan unique & high value
economy, pembangunan direct & express connection, dan pembangunan government-induced activities.
Secara umum, sistematika penulisan dan substansi pada dokumen ranwal RPJPD Provinsi Sumatra Barat 2025–
3 2045 telah memenuhi Buku II SEB. Namun masih terdapat beberapa hal yang perlu dilengkapi kembali, seperti
angka baseline dan sasaran dari Indikator Utama Pembangunan pada Bab V, pembagian arah kebijakan
berdasarkan transformasi, serta penambahan pembiayaan pembangunan pada Bab VI.
RKPD Provinsi Sumatra Barat Tahun 2025 perlu mempertimbangkan dan meninjau kembali dokumen rencana
4 pembangunan sektoral dengan kapasitas kewenangan dan komitmen yang dapat difokuskan untuk
penyelesaian isu-isu strategis Provinsi Sumatra Barat, khususnya terkait dengan infrastruktur pelayanan dasar
dan nilai tambah komoditas unggulan.
2024
©Direktorat Regional I, 2024 Kementerian PPN/Bappenas | 36