Anda di halaman 1dari 17

NAMA :

KELAS :

BAB IX NO ABSEN:

STATISTIKA
Capaian Pembelajaran
Di akhir fase E, peserta didik dapat merepresentasikan dan menginterpretasi data dengan cara menentukan
jangkauan kuartil dan interkuartil. Mereka dapat membuat dan menginterpretasi box plot (box-and-whisker
plot) dan menggunakannya untuk membandingkan himpunan data. Mereka dapat menggunakan dari box plot,
histogram dan dot plot sesuai dengan natur data dan kebutuhan. Mereka dapat menggunakan diagram pencar
untuk menyelidiki dan menjelaskan hubungan antara dua variabel numerik (termasuk salah satunya variabel bebas
berupa waktu). Mereka dapat mengevaluasi laporan statistika di media berdasarkan tampilan, statistika dan
representasi data.

Profil Pelajar Pancasila


 Mandiri dikembangkan melalui memecahkan masalah yang berkaitan dengan statistika
 Bernalar kritis dikembangkan melalui memecahkan masalah yang berkaitan statistika
 Kreatif dikembangkan melalui memecahkan masalah yang berkaitan dengan statistika

Model Pembelajaran
Pembelajaran tatap muka

Kompetensi Awal
Statistika

Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mampu menentukan merepresentasikan dan menginterpretasi data dengan cara
menentukan jangkauan kuartil dan interkuartil
2. Peserta didik mampu membuat dan menginterpretasi box plot (box-and-whisker plot) dan
menggunakannya untuk membandingkan himpunan data
3. Peserta didik mampu menggunakan dari box plot, histogram dan dot plot sesuai dengan natur
data dan kebutuhan
4. Peserta didik mampu menggunakan diagram pencar untuk menyelidiki dan menjelaskan
hubungan antara dua variabel numerik (termasuk salah satunya variabel bebas berupa waktu)
5. Peserta didik mampu mengevaluasi laporan statistika di media berdasarkan tampilan, statistika
dan representasi data

Remedial & Pengayaan


➢ Remedial: Peserta didik mempelajari kembali tentang Statistika

➢ Pengayaan: Peserta didik mempelajari lebih lanjut tentang Statistika

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 1


A. Pengertian
Statistika adalah cabang dari matematika terapan yang berkaitan dengan:
1. Pengumpulan dan penyusunan data, pengelolaan dan analisis data, serta penyajian data dalam
bentuk kurva atau diagran disebut statistika deskriptif.
2. Penarikan kesimpulan dan pembuatan keputusan berdasarkan hasil pengolahan dan analisis
data disebut statistika inferensi.

Datum adalah suatu informasi/keterangan berupa angka, lambang atau sifat yang diperoleh dari
pengamatan, studi literatur, angket, atau wawancara.
Data adalah kumpulan datum.
Contoh: Nilai dari tujuh kali sumatif matematika adalah 90, 60, 80, 70, 100, 50, 70.
90 adalah datum pertama
60 adalah datum kedua
80 adalah datum ketiga, .... , dst.
Semua nilai yang ada atau ketujuh datum tersebut disebut data.
Hasil dari pengolahan dan analisis data disebut statistik.

B. Statistik Deskriptif untuk Data Tunggal


1. Rataan hitung/Mean (𝒙
̅)
𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐭𝐮𝐦
Rataan hitung/Mean = 𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐝𝐚𝐭𝐮𝐦

a. Jika suatu data terdiri atas kumpulan nilai datum 𝒙𝟏 , 𝒙𝟐 , 𝒙𝟑 , … , 𝒙𝒏 maka rataan hitungnya
adalah:
𝒙𝟏 +𝒙𝟐+𝒙𝟑+⋯+𝒙𝒏 ∑𝑛
𝑖=1 𝒙𝒊
𝑥̅ = atau 𝑥̅ =
𝑛 𝑛

Keterangan: 𝑥̅ (dibaca x bar) = rataan hitung/rataan/mean


𝑛 = banyak datum/ukuran data
𝑥𝑖 = nilai datum ke -i
∑ (dibaca sigma) = penjumlahan

Contoh:
Diketahui data: 6, 6, 7, 8, 8, 9, 9, 10, 12,12, 13, 14. Tentukan rataan hitung data tersebut.
Jawab:

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 2


b. Jika suatu data terdiri atas kumpulan nilai datum 𝒙𝟏 , 𝒙𝟐 , 𝒙𝟑 , … , 𝒙𝒌 yang masing-masing
banyaknya 𝒇𝟏 , 𝒇𝟐 , 𝒇𝟑 , … , 𝒇𝒌 maka rataan hitungnya adalah:
𝒙𝟏 ∙𝒇𝟏 + 𝒙𝟐 ∙𝒇𝟐 + 𝒙𝟑 ∙𝒇𝟑 +⋯+𝒙𝒌 ∙𝒇𝒌 ∑𝑘
𝑖=1(𝒙𝒊 ∙𝒇𝒊 )
𝑥̅ = atau 𝑥̅ = ∑𝑘
𝒇𝟏 +𝒇𝟐 +𝒇𝟑 +⋯+𝒇𝒌 𝑖=1 𝒇𝒊

Keterangan: 𝑓𝑖 = frekuensi nilai datum ke -i


∑𝑘𝑖=1 𝑓𝑖 = banyak datum/ukuran data

Contoh:
Tentukan mean dari data berikut ini
𝑥𝑖 4 5 6 7 8
𝑓𝑖 7 8 13 6 6
Jawab:

c. Jika data pertama berukuran 𝑛1 dengan rataan hitung 𝑥̅1 , data kedua berukuran 𝑛2 dengan
rataan hitung 𝑥̅2 , ..., data ke -k berukuran 𝑛𝑘 dengan rataan hitung 𝑥̅𝑛 , maka rataan hitung
gabungan dari k data tersebut adalah:
𝒏𝟏 ∙𝑥̅ 𝟏 + 𝒏𝟐 ∙𝑥̅𝟐 + …+𝒏𝒌 ∙𝑥̅𝒌 ∑𝑘
𝑖=1(𝒏𝒊 ∙𝑥̅𝒊 )
𝑥̅ gabungan = atau 𝑥̅ gabungan = ∑𝑘
𝒏𝟏 +𝒏𝟐+⋯+𝒏𝒌 𝑖=1 𝒏𝒊

Contoh:
1. Penelitian dilakukan terhadap 40 orang pria dan wanita. Ternyata 25 orang wanita
memiliki rata-rata tinggi badan 155 cm dan 15 pria rata-rata tingginya 1,75 m. Tentukan
rata-rata tinggi badan kke-40 orang tersebut (dalam m).
Jawab:

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 3


2. Rataan ulangan 42 siswa adalah 60. Jika nilai 2 siswa tidak disertakan dalam perhitungan,
maka nilai rataannya menjadi 61. Berapakah jumlah nilai ulangan dari kedua siswa?
Jawab:

2. Modus (Mo)
Modus adalah nilai datum yang paling sering muncul atau nilai datum yang mempunyai frekuensi
terbesar.
Unimodus adalah data yang hanya mempunyai satu modus
Bimodus adalah data yang mempunyai dua modus
Multimodus adalah data yang mempunyai lebih dari dua modus

Contoh:
Tentukan modus dari data:
a. 3, 4, 6, 7, 9 c. 3, 4, 5, 5, 6, 7, 7
b. 4, 4, 5, 5, 6, 6, 6, 6, 7 d. 2, 3, 3, 3, 4, 5, ,5, 5, 6, 6, 6
Jawab:

Latihan 1
1. Tentukan rataan hitung dan modus usia ibu-ibu di suatu kelompok PKK yang disajikan dalam
diagram batang berikut ini:
10

8
Banyak orang

0
Usia (dalam tahun)

22 25 27 32 40 45 53

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 4


2. Tentukan mean dan modus dari uang saku siswa di suatu kelas yang disajikan dalam bentuk
diagram garis berikut ini:
10
9
8
7

Banyak Siswa
6
5
4
3
2
1
0
20 25 30 35 40
Uang saku (dalam ribuan rupiah)

3. Tentukan rata-rata gaji 72 karyawan di suatu perusahaan yang disajikan dalam bentuk diagram
lingkaran berikut ini:

Gaji (dalam jutaan rupiah)

45◦
6
4,5
90◦
5,5

90◦
5

4. Rataan nilai sumatif matematika dari 24 siswa adalah 62,5. Jika nilai sumatif Adi dimasukan,
maka rataanya menurun 0,5 dari rataan semula. Tentukan nilai sumatif Adi.
5. Untuk dapat naik kelas XI, seorang siswa harus mempelajari 10 mata pelajaran dengan rata-
rata minimal 75. Jika rata-rata sembilan mata pelajaran Adi adalah 73, tentukan nilai
minimum yang harus diperoleh Adi dari satu mapel yag tersisa agar dia naik kelas.
6. Rataan nilai pelajaran matematika di suatu kelas adalah 70. Jika ditambah nilai tes dari
seorang siswa yang baru mengikuti susulan dengan nilai 90, maka rataaanya menjadi 71.
Tentukan banyak siswa di dalam kelas.
7. Rataan umur suatu kelompok yang terdiri dari dokter dan insinyur adalah 50 tahun. Rataan
umur dokter adalah 35 tahun dan rataan umur insinyur adalah 60 tahun. Tentukan
perbandingan banyaknya dokter terhadap banyaknya insinyur.
8. Rataan gaji pegawai di suatu perusahaan adalah Rp4.500.000,00. Rataan gaji pegawai pria
Rp4.600.000,00 dan rataan gaji pegawai wanita Rp4.100.000,00. Tentukan perbandingan
banyaknya pegawai pria dan pegawai wanita.

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 5


3. Kuartil (Qi)
Kuartil dapat ditentukan jika data telah diurutkan nilainya dari yang terkecil sampai dengan yang
terbesar. Data terurut ini disebut Statistik Jajaran.
Kuartil adalah tiga nilai yang membagi statistik jajaran menjadi empat bagian yang sama yaitu:
1. Kuartil pertama/kuartil bawah (Q1)
2. Kuartil kedua/kuartil tengah/median (Q2 = Me)
3. Kuartil ketiga/kuartil atas (Q3)
Ketiga kuartil itu dapat ditentukan dengan cara menentukan mediannya terlebih dahulu.
Median adalah niali yang membagi statistik jajaran menjadi dua bagian yang sama.
Untuk suatu data dengan statistik jajaran 𝒙𝟏 , 𝒙𝟐 , 𝒙𝟑 , … , 𝒙𝒏 mediannya adalah:
Jika banyak datum ganjil (n ganjil) maka 𝑸𝟐 = 𝒙𝒏+𝟏
𝟐

𝟏
Jika banyak datum genap (n genap) maka 𝑸𝟐 = 𝟐 (𝒙𝒏 + 𝒙𝒏+𝟏 )
𝟐 𝟐

Cara menentukan kuartil dari suatu data tunggal:


a. Tentukan statistik jajarannya
b. Tentukan nilai mediannya (Q2 = Me)
Tentukan Q1 (median dari data sebelum Q2) dan Q3 (median dari data setelah Q2)
4. Jangkauan (J) = 𝒙𝒎𝒂𝒌𝒔 − 𝒙𝒎𝒊𝒏
5. Jangkauan antar kuartil/Hamparan (H) = 𝑸𝟑 − 𝑸𝟏
𝟏 𝟏
6. Simpangan kuartil/Jangkauan semi-antarkuartil (𝑸𝒅 ) = 𝟐 𝑯 = 𝟐 (𝑸𝟑 − 𝑸𝟏 )

Contoh:
Dari data berikut ini tentukan statistik lima serangkai (𝑥𝑚𝑖𝑛 , 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 , 𝑄1 , 𝑄2 , 𝑄3 ), jangakauan,
jangakauan antarkuartil, dan jangakauan semi-antarkuartil
1. 9, 7, 6, 8, 9, 7, 6, 4, 5, 6, 8, 7, 7, 8, 5
Jawab:

2. 7, 9, 5, 8, 6, 9, 7, 5, 4, 8
Jawab:

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 6


3. xi 2 3 4 5 6 7 8
fi 2 4 5 8 11 6 4

4. xi 2 5 8 11 4
fi 2 6 10 4 3

Latihan 2
Dari setiap data berikut ini, tentukan:
a. Statistik lima serangkai b. Jangkauan c. Jangkauan antarkuartil d. Simpangan kuartil
1. 10 3. Gaji dari 72 karyawan di suatu perusahaan

8
disajikan dalam bentuk diagram lingkaran
Banyak orang

berikut ini:
6

4 Gaji (dalam jutaan rupiah)


2
45◦
0 6
Usia (dalam tahun) 4,5
90◦
22 25 27 32 40 45 53 5,5

90◦
2. 10 5

8
Banyak Siswa

0
20 25 30 35 40
Uang saku (dalam dibuan rupiah)

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 7


7. Box-Plot (Box and Whisker Plots)
Box and Whisker Plots atau lebih sering disebut dengan BoxPlot adalah penyajian grafis yang
bisa merangkum informasi lebih detail mengenai distribusi nilai-nilai data pengamatan. Seperti
namanya, Box and Whisker, bentuknya terdiri dari Box (kotak) dan whisker. Pada gambar di
bawah, Box adalah kotak berwarna hijau dan whisker garis berwarna biru.

Gambar Box-Plot

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 8


Boxplot merupakan ringkasan distribusi sampel yang disajikan secara grafis yang bisa
menggambarkan bentuk distribusi data (skewness), ukuran tendensi sentral dan ukuran
penyebaran (keragaman) data pengamatan.
Terdapat 5 ukuran statistik yang bisa kita baca dari boxplot, yaitu: xmin, Q1, Q2, Q3, xmaks
Selain itu, boxplot juga dapat menunjukkan ada tidaknya nilai outlier dan nilai ekstrim dari data
pengamatan.
Dari gambar di atas, sepintas kita bisa menentukan beberapa ukuran statistik, meskipun tidak
persis sekali. Nilai statistik pada badan Boxplot: Nilai median ≈ 76, Nilai Q1≈ 69, nilai Q3 ≈ 87,
nilai maksimum ≈ 99, nilai minimum 48, serta nilai-nilai di luar badan Boxplot yang merupakan
nilai outlier berturut-turut sekitar 36, 38 dan 43. Sebaran data tidak simetris, tapi menjulur ke arah
kiri (negatively skewness). Darimana kita bisa menentukan ukuran statistik dan interpretasi
tersebut?
Untuk mengetahui perkiraan nilai tersebut, sebelumnya kita harus mengenal dulu bagian-
bagian dari boxplot. Di bawah ini diperlihatkan rincian detail boxplot beserta cara penentuan
batas-batasnya.
Bagian utama boxplot adalah kotak berbentuk persegi (Box) yang merupakan bidang yang
menyajikan Jangkauan antarkuartil/hamparan, dimana 50 % dari nilai data pengamatan terletak
di sana. Panjang kotak sesuai dengan jangkauan antarkuartil yang merupakan selisih antara
Kuartil ketiga (Q3) dengan Kuartil pertama (Q1). Hamparan menggambarkan ukuran penyebaran
data. Semakin panjang bidang Hamparan menunjukkan data semakin menyebar. Pada Gambar,
H = Q3 – Q1
Garis bawah kotak (LQ) = Q1 (Kuartil pertama), dimana 25% data pengamatan lebih kecil atau
sama dengan nilai Q1
Garis tengah kotak = Q2 (median), dimana 50% data pengamatan lebih kecil atau sama dengan
nilai ini
Garis atas kotak (UQ) = Q3 (Kuartil ketiga) dimana 75% data pengamatan lebih kecil atau sama
dengan nilai Q1
Garis yang merupakan perpanjangan dari box (baik ke arah atas ataupun ke arah bawah)
dinamakan dengan whiskers. Whiskers bawah menunjukkan nilai yang lebih rendah dari
kumpulan data yang berada dalam Hamparan. Whiskers atas menunjukkan nilai yang lebih tinggi
dari kumpulan data yang berada dalam Hamparan. Panjang whisker ≤ 1.5 x Hamparan. Masing-
masing garis whisker dimulai dari ujung kotak HAMPARAN, dan berakhir pada nilai data yang
bukan dikategorikan sebagai outlier (Pada gambar, batasnya adalah garis UIF dan LIF). Dengan
demikian, nilai terbesar dan terkecil dari data pengamatan (tanpa termasuk outlier) masih
merupakan bagian dari Boxplot yang terletak tepat di ujung garis tepi whiskers.

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 9


Nilai yang berada di atas atau dibawah whiskerdinamakan nilai outlier atau ekstrim. Nilai
outlier adalah nilai data yang letaknya lebih dari 1.5 x panjang kotak (HAMPARAN), diukur dari
UQ (atas kotak) atau LQ (bawah kotak). Pada Gambar di atas, ada 2 data pengamatan yang
merupakan outlier, yaitu data pada case 33 dan case 55 (ada pada baris ke 33 dan baris 35)
Q3 + (1.5 x HAMPARAN) < outlier atas ≤ Q3 + (3 x HAMPARAN)
Q1 – (1.5 x HAMPARAN) > outlier bawah ≥ Q1 – (3 x HAMPARAN)
Nilai ekstrim adalah nilai-nilai yang letaknya lebih dari 3 x panjang kotak (HAMPARAN),
diukur dari UQ (atas kotak) atau LQ (bawah kotak). Pada gambar di atas, ada 1 data yang
merupakan nilai ekstrim, yaitu data pada case 15.
Ekstrim bagian atas apabila nilainya berada di atas Q3 + (3 x HAMPARAN) dan
Ekstrim bagian bawah apabila nilainya lebih rendah dari Q1 – (3 x HAMPARAN)
Boxplots dapat membantu kita dalam memahami karakteristik dari distribusi data. Selain
untuk melihat derajat penyebaran data (yang dapat dilihat dari tinggi/panjang boxplot) juga dapat
digunakan untuk menilai kesimetrisan sebaran data. Panjang kotak menggambarkan tingkat
penyebaran atau keragaman data pengamatan, sedangkan letak median dan panjang whisker
menggambarkan tingkat kesimetrisannya.
Jika data simetris (berasal dari distribusi normal): garis median akan berada di tengah box dan
whisker bagian atas dan bawah akan memiliki panjang yang sama serta tidak terdapat nilai outlier
ataupun nilai ekstrim. Diharapkan nilai-nilai pengamatan yang berada di luar whiskers tidak lebih
dari 1%. Jika data tidak simetris (miring), median tidak akan berada di tengah box dan salah satu
dari whisker lebih panjang dari yang lainnya. Adanya outlier di bagian atas boxplot yang disertai
dengan whisker bagian atas yang lebih panjang, menunjukkan bahwa distribusi data cenderung
menjulur ke arah kanan (positive skewness). Sebaliknya, adanya outlier di bagian bawah boxplot
yang disertai dengan whisker bagian bawah yang lebih panjang, menunjukkan bahwa distribusi
data cenderung menjulur ke arah kiri (negatif skewness).

Kemiringan (Skewness)
Keunggulan Boxplots dibanding dengan Histogram, dotplot, dan stemplot sangat terasa pada saat
kita ingin membandingkan sebaran beberapa kelompok data secara bersamaan. Sebagai contoh,
perhatikan gambar berikut:

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 10


Box Plot distribusi simetris, miring kiri dan miring kanan
1. Distribusi Simetris: Data simetris sempurna jika:
a. Jarak Q1 ke Median = Jarak dari Median ke Q3
b. Jarak dari xmin ke Q1 = Jarak Q3 ke xmaks yaitu: Median = Midhinge = Midrange
2. Distribusi Asimetris:
a. Distribusi miring ke kanan Jarak dari xmaks ke Q3 sangat melebihi jarak dari Q1 ke xmin
yaitu: Median < Midhinge < Midrange
b. Distribusi miring ke kiri Jarak dari Q1 ke xmin sangat melebihi jarak dari xmaks ke Q3
yaitu: Median > Midhinge > Midrange

Contoh:
Buatlah Box-Plot dari data berikut ini:
1. 9, 7, 6, 8, 9, 7, 6, 4, 5, 6, 8, 7, 7, 8, 5
Jawab:

2. 7, 9, 5, 8, 6, 9, 7, 5, 4, 8
Jawab:

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 11


3. xi 2 3 4 5 6 7 8
fi 2 4 5 8 11 6 4

4. xi 2 5 8 11 4
fi 2 6 10 4 3

8. Diagram Scatter
Diagram Scatter atau diagram pencar atau juga disebut diagram sebar adalah gambaran yang
menunjukkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variabel dan
menunjukkan keeratan hubungan antara dua variabel tersebut yang sering diwujudkan sebagai
koefisien korelasi. Scatter diagram juga dapat digunakan untuk mengecek apakah suatu variabel
dapat digunakan untuk mengganti variabel yang lain.

Manfaat Diagram Scatter


Dikatakan juga bahwa Scatter diagram menunjukan hubungan antara dua variabel. Scatter
diagram sering digunakan sebagai analisis tindak lanjut untuk menentukan apakah penyebab yang
ada benar-benar memberikan dampak kepada karakteristik kualitas. Pada contoh terlihat scatter
diagram yang menggambarkan plot pengeluaran untuk iklan dengan penjualan perusahaan yang
mengindikasikan hubungan kuat positif diantara dua variabel. Jika pengeluaran untuk iklan
meningkat, penjualan cenderung meningkat.

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 12


Pada umumnya, bila kita berbicara tentang hubungan antara dua macam data, kita sesungguhnya
membicarakan tentang:
a. Hubungan penyebab dan akibatnya.
b. Hubungan antara satu penyebab dengan penyebab lainnya.
c. Hubungan antara satu penyebab dengan dua penyebab. Secara grafis, jika kita
menggambarkan "akibat pada sumbu vertikal dan "penyebab" pada sumbu horisontal, maka
kita akan mendapatkan sebuah peta yang disebut dengan scatter diagram.

Cara Membuat Diagram Scatter


Cara untuk membuat scatter diagram adalah sebagai berikut :
1. Kumpulkan pasangan data (x,y) yang akan dipelajari hubungannya serta susunlah data itu
dalam tabel. Diperlukan untuk mempunyai paling sedikit 30 pasangan data.
2. Tentukan nilai-nilai maksimum dan minimum untuk kedua variabel x dan y. Buatlah skala
pada sumbu horizontal dan vertikal dengan ukuran yang sesuai agar diagram akan menjadi
lebih mudah untuk dibaca. Apabila kedua variabel yang akan dipelajari itu adalah
karakteristik kualitas dan faktor yang mempengaruhinya, gunakan sumbu horizontal, x, untuk
faktor yang mempengaruhi karakteristik kualitas dan sumbu vertikal, y, untuk karakteristik
kualitas.
3. Tebarkan (plot) data pada selembar kertas. Apabila dijumpai data bernilai sama dari
pengamatan yang berbeda, gambarkan titik-titik itu seperti lingkaran konsentris (.), atau plot
titik kedua yang bernilai sama itu disekitar titik pertama.
4. Berikan informasi secukupnya agar orang lain dapat memahami diagram tebar itu. Informasi
yang biasa diberikan adalah :Interval waktuBanyaknya pasangan data (n), Judul dan unit
pengukuran dari setiap variabel pada garis horizontal dan vertikal, Judul dari grafik itu,
Apabila dipandang perlu dapat mencantumkan nama dari orang yang membuat diagram tebar
itu.

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 13


Contoh Diagram Scatter
Berikut contoh dan pembacaan scatter diagram yang benar harus mengarah kepada tindakan
yang tepat. Untuk mempelajari kemampuan membaca yang benar dapat diuraikan secara umum
seperti dibawah ini:

Keterangan:
1. Untuk grafik 1 Pertambahan dalam y tergantung pada pertambahan dalam x. Bila x
dikendalikan, y terkendali pula.
2. Pada grafik 2, bila x bertambah, y akan bertambah beberapa, tetapi y seolah–olah mempunyai
penyebab selain dari x.
3. Grafik 3 menunjukkan tidak terdapat korelasi.
4. Grafik 4 menunjukkan bahwa pertambahan dalam x menyebabkan kecenderungan untuk
penurunan y.
5. Sementara grafik 5 mengandung intepretasi bahwa pertambahan dalam x akan menyebabkan
penurunan Y. Oleh sebab itu, apabila x dikendalikan maka y terkendali pula.

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 14


Contoh:
Dalam suatu penelitian sederhana, terpilih sampel tujuh YouTuber dan diperoleh informasi
mengenai rata-rata waktu yang didedikasikan per hari dan banyak subscribers mereka pada saat
itu (dibulatkan ke ratusan ribu). Informasi yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Data Rata-rata Waktu dan Banyak Subscribers
Rata-Rata Waktu Per Hari Banyak Subscribers
5,5 jam 1.400.000 orang
8,3 jam 2.400.000 orang
3,8 jam 1.300.000 orang
6,1 jam 1.600.000 orang
3,3 jam 900.000 orang
4,9 jam 1.500.000 orang
6,7 jam 1.700.000 orang

1. Kita akan menyajikan data dari tabel di atas ke dalam bentuk diagram pencar atau diagram
scatter. Letakkan pasangan-pasangan data rata-rata waktu dan banyak subscribers dalam
bentuk pasangan titik koordinat (rata-rata waktu, banyak subscribers) dalam diagram di bawah
ini.

2. Bagaimana pola penyebaran titik-titik yang telah digambar pada diagram di atas?
Titik-titik yang mempunyai kecenderungan semakin naik ke atas jika dilihat dari kiri bawah
ke kanan atas.

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 15


3. Kesimpulan seperti apa yang dapat kalian ambil mengenai hubungan antara rata-rata waktu
yang didedikasikan dan banyak subscribers berdasarkan pola penyebaran titik-titik pada
nomor 2?
Berdasarkan arah data sesuai nomor 2, kesimpulan yang dapat diambil adalah semakin tinggi
rata-rata waktu maka semakin tinggi juga banyak subscribers.
4. Data mana yang tidak konsisten dengan kesimpulan kalian pada nomor 3?
Data ke-4 dari kiri pada diagram pencar atau data ke-1 dari tabel, karena meskipun
penghasilannya lebih tinggi dari penghasilan data ke-3 namun pengeluarannya lebih rendah
dibandingkan pengeluaran data ke-3.
5. Apakah data tersebut akan membuat kesimpulan kalian pada nomor 3 menjadi tidak tepat?
Data tersebut tidak menyimpang jauh dari data-data sekitarnya sehingga tidak berpengaruh
signifikan terhadap kesimpulan yang diperoleh. Jika data dilihat secara keseluruhan,
kesimpulan yang diperoleh masih tetap valid.

Diagram pencar atau diagram scatter digunakan saat kalian perlu menyajikan data yang terdiri
atas dua variabel kuantitatif atau sering juga disebut sebagai data bivariat.
Pada contoh, rata-rata waktu disebut sebagai variabel independen.
Variabel independen adalah variabel yang akan digunakan untuk membuat prediksi terhadap nilai
variabel dependen. Variabel independen digambarkan pada bagian sumbu X di diagram pencar.
Sedangkan banyak subscribers disebut sebagai variabel dependen. Variabel dependen adalah
variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen digambarkan
pada sumbu Y di diagram pencar.

Konsep korelasi dan sebab-akibat


Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan sebab-akibat jika perubahan pada salah satu
variabel mengakibatkan perubahan pada variabel lainnya. Hanya karena dua variabel memiliki
korelasi, tidak berarti selalu ada hubungan sebab-akibat pada keduanya, karena korelasi hanya
melihat pada polanya.
Lihat kembali permasalahan mengenai contoh rata-rata waktu dan banyak subscribers. Hasil
menyatakan bahwa ada korelasi antara kedua variabel tersebut, namun bukan berarti dapat ditarik
kesimpulan bahwa ada hubungan sebab-akibat. Masih banyak variabel lain yang perlu
dipertimbangkan untuk menarik kesimpulan sebab-akibat, misalnya sudah berapa lama menjadi
YouTuber, tingkat efektivitas kerja, dan lainnya. Hal ini memerlukan studi yang lebih mendalam
dan kompleks.

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 16


Latihan 3
1. Rizki ingin mengetahui hubungan tingkat kelulusan SMA dan tingkat kemiskinan. Data yang
diperoleh oleh Rizki disajikan dalam bentuk diagram pencar berikut:
a. Bagaimana pola penyebaran titik-titik yang telah
digambar pada diagram?
b. Kesimpulan seperti apa yang dapat kalian ambil
mengenai hubungan persentase kelulusan SMA dan
persentase kemiskinan?

2. Tabel berikut ini memberikan informasi mengenai kandungan gula (gram) dan jumlah kalori
dalam satu sajian dari 13 sampel merek sereal.

a. Gambarkan diagram pencar atau diagram scatter dari data di atas.


b. Bagaimana pola penyebaran titik-titik yang telah digambar pada diagram di atas?
c. Kesimpulan seperti apa yang dapat kalian ambil mengenai hubungan antara gula (gram) dan
jumlah kalori?
3. Suatu hari saat pelajaran Statistika, guru menyajikan data mengenai hubungan antara dua variabel
dari tinggi badan anak usia dini umur 2 hingga 7 tahun dalam bentuk tabel berikut ini.
Salah satu siswa, Kefas, menyimpulkan
bahwa semakin bertambahnya umur,
semakin bertambah juga tinggi badan.
Namun, tidak tepat jika disimpulkan bahwa
umur menyebabkan tinggi badan meskipun
memang ada yang mendasari hubungan
sebab-akibat antara keduanya.

a. Apa yang menjadi dasar sebab-akibat antara umur dan tinggi badan berdasarkan konteks data
di atas?
b. Apakah kesimpulan Kefas berlaku untuk sepanjang umur manusia hidup? Jelaskan!
c. Jika kalian diminta untuk mengambil kesimpulan secara umum mengenai hubungan umur dan
tinggi badan, apa yang perlu dilakukan?

SMAK Kolese Santo Yusup Malang – Kelas X 17

Anda mungkin juga menyukai