Agenda Pengenalan Struktur Organisasi Dan Tata Kerja
Agenda Pengenalan Struktur Organisasi Dan Tata Kerja
pendidikan tinggi. Lembaga ini bertanggung jawab kepada Menteri dan dipimpin oleh Kepala.
Tugasnya termasuk pemetaan mutu, fasilitasi peningkatan mutu penyelenggaraan dan pengelolaan
perguruan tinggi, penilaian angka kredit pendidik, pendirian perguruan tinggi, kerja sama,
pengelolaan data dan informasi, evaluasi, pelaporan, serta administrasi. Organisasi Lembaga
Layanan Pendidikan Tinggi terdiri dari Kepala, Bagian Umum, dan Kelompok Jabatan Fungsional
serta terdiri atas 16 lembaga. Kemendikbudristek memiliki 4 bentuk perguruan tinggi negeri yaitu
Universitas, Institut, Politeknik dan Akademik Komunitas yang memiliki tugas. Beberapa
substansi yang diatur dalam rangka mewujudkan tata kelola perguruan tinggi yang baik yaitu Tata
Kelola Perguruan Tinggi Negeri, Kriteria Pembentukan Unit Organisasi (3 beban kerja PT bidang
akademik dan 5 bidang non-akademik), Mekanisme Pembentukan Organisasi (pembentukan unit
kerja PTN baru, penataan organisasi PTN, pembentukan jurusan). Perguruan Tinggi Negeri di
lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berjumlah 126 (64
Universitas, 13 institut, 44 politeknik dan 5 akademi komunitas. Tata kerja yang terintegrasi
menjadi kunci dalam menjaga koordinasi dan sinergi antarunit di Kemendikbudristek. Pembagian
tugas yang jelas, prosedur yang terdefinisi dengan baik, dan pengelolaan sumber daya yang efisien
menjadi fokus dalam tata kerja ini. Dengan demikian, setiap elemen organisasi dapat berkontribusi
secara optimal dalam pencapaian tujuan bersama.
b. Ketatalaksanaan (Proses Bisnis, POS, dan Standar Pelayanan)
Ketatalaksanaan mencakup serangkaian proses bisnis, POS, dan standar pelayanan yang
dijalankan oleh setiap unit di Kemendikbudristek. Peta Proses Bisnis adalah diagram relasi kerja
antarorganisasi untuk mencapai tujuan organisasi dan pemangku kepentingan serta sebagai acuan
untuk setiap unit kerja dalam menyusun Prosedur Operasional Standar Adminitrasi Pemerintahan
(POS AP) sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing unit kerja sehingga mampu memberikan
pelayanan publik yang jelas dan baik. Peta proses bisnis bermanfaat untuk mencegah kesalahan
dan kelalaian dalam pelaksanaan kegiatan, menjamin penyelesaian kegiatan sesuai tahapan yang
ditetapkan, menyediakan informasi dan data untuk setiap tahapan kegiatan, meningkatkan
akuntabilitas, efektivitas, efisiensi, dan kepastian pelaporan, memudahkan penemuan hambatan
kinerja, kesalahan prosedural, dan penyimpangan, mencegah penyimpangan dan tumpang tindih
dalam pelaksanaan kegiatan dan meningkatkan profesionalisme dan kemandirian pegawai. Alur
penyusunan peta proses bisnis melibatkan tahap persiapan dan perencanaan, pengembangan,
penerapan/implementasi dan pemantauan dan evaluasi program-program yang dilaksanakan oleh
kementerian. Penggunaan Prosedur Operasional Standar (POS) menjadi landasan bagi setiap
kegiatan yang dilakukan, memastikan konsistensi dan kualitas dalam pelayanan publik yang
diberikan. Standar pelayanan merupakan komitmen untuk memberikan layanan yang berkualitas
Angkatan 25