Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER

AKUNTANSI PERBANKAN

Oleh
I Gede Prayoga Dharma Putra
2257023037
6B

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

D4 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

FAKULTAS EKONOMI

SINGARAJA 2024
1. Jelaskan perbedaan antara bank komersial dan bank sentral, serta peran
masing-masing dalam sistem perbankan sektor public ?
Jawaban
Perbedaan Bank Sentral dan Bank Komersial
Baik bank sentral maupun bank komersial merupakan lembaga keuangan yang memiliki
peran penting dalam sistem perbankan. Namun, terdapat beberapa perbedaan
fundamental antara keduanya, yaitu:
1. Kepemilikan:
• Bank Sentral: Dimiliki dan dikendalikan oleh pemerintah. Di Indonesia, bank
sentralnya adalah Bank Indonesia (BI).
• Bank Komersial: Dimiliki dan dikendalikan oleh pihak swasta, baik perorangan
maupun badan usaha. Contohnya Bank Mandiri, BCA, BRI, dan BNI.
2. Fungsi Utama:
• Bank Sentral: Bertindak sebagai otoritas moneter negara, dengan tugas utama
menjaga stabilitas sistem keuangan, termasuk stabilitas nilai mata uang,
mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran.
• Bank Komersial: Menyediakan berbagai layanan perbankan kepada masyarakat,
seperti menerima simpanan, menyalurkan kredit, menyediakan layanan transfer
dana, dan jasa keuangan lainnya.
3. Regulasi:
• Bank Sentral: Memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengawasi kegiatan
perbankan, termasuk bank komersial.
• Bank Komersial: Dibatasi oleh peraturan yang ditetapkan oleh bank sentral dalam
menjalankan kegiatan usahanya.
4. Nasabah:
• Bank Sentral: Nasabah utama bank sentral adalah bank komersial dan lembaga
keuangan lainnya.
• Bank Komersial: Nasabah bank komersial adalah masyarakat umum, baik
individu maupun badan usaha.
Peran dalam Sistem Perbankan Sektor Publik
Baik bank sentral maupun bank komersial memiliki peran penting dalam menjaga
stabilitas dan kelancaran sistem perbankan sektor publik. Berikut adalah beberapa peran
utama mereka:
1. Peran Bank Sentral:
• Mencetak dan mengedarkan mata uang: Bank sentral memiliki hak eksklusif
untuk mencetak dan mengedarkan mata uang negara.
• Menjaga stabilitas nilai mata uang: Bank sentral menerapkan berbagai kebijakan
moneter untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, seperti pengendalian inflasi dan
suku bunga.
• Mengawasi sistem pembayaran: Bank sentral memastikan kelancaran dan
keamanan sistem pembayaran nasional.
• Menyediakan layanan perbankan bagi pemerintah: Bank sentral bertindak sebagai
kasir dan bankir bagi pemerintah.
• Menjaga stabilitas sistem keuangan: Bank sentral melakukan langkah-langkah
untuk mencegah dan mengatasi krisis keuangan.
2. Peran Bank Komersial:
• Menghimpun dana dari masyarakat: Bank komersial menerima simpanan dari
masyarakat dalam berbagai bentuk, seperti tabungan, deposito, dan giro.
• Menyalurkan kredit: Bank komersial menyalurkan kredit kepada individu dan
badan usaha untuk mendukung kegiatan ekonomi.
• Menyediakan layanan transfer dana: Bank komersial menyediakan layanan
transfer dana untuk memudahkan transaksi keuangan masyarakat.
• Menyediakan jasa keuangan lainnya: Bank komersial menawarkan berbagai jasa
keuangan lainnya, seperti kartu kredit, asuransi, dan layanan wealth management.
2. Jelaskan pentingnya pengawasan dan regulasi dalam perbankan sektor publik
untuk mencegah krisis keuangan.
Jawaban

Pengawasan dan regulasi dalam perbankan sektor publik merupakan elemen penting
untuk menjaga stabilitas dan kesehatan sistem keuangan, serta mencegah terjadinya
krisis keuangan. Berikut beberapa alasan pentingnya pengawasan dan regulasi:
1. Mencegah Pengambilan Risiko Berlebihan:
• Lembaga pengawas seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengawasi kegiatan perbankan, termasuk
batasan risiko yang boleh diambil oleh bank.
• Hal ini bertujuan untuk mencegah bank mengambil risiko yang berlebihan yang
dapat membahayakan stabilitas keuangan mereka dan sistem keuangan secara
keseluruhan.
2. Melindungi Nasabah:
• Regulasi perbankan bertujuan untuk melindungi nasabah dari praktik perbankan
yang tidak bertanggung jawab atau curang.
• OJK memiliki kewenangan untuk menindak bank yang melanggar regulasi dan
memastikan bahwa nasabah mendapatkan perlakuan yang adil dan transparan.
3. Menjaga Ketersediaan Dana:
• Pengawasan dan regulasi membantu memastikan bahwa bank memiliki modal dan
cadangan yang cukup untuk memenuhi kewajibannya kepada nasabah.
• Hal ini penting untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mencegah terjadinya
krisis likuiditas, di mana bank tidak dapat memenuhi permintaan penarikan dana
dari nasabah.
4. Meningkatkan Kepercayaan Publik:
• Sistem perbankan yang kuat dan terawat dengan baik sangat penting untuk
membangun kepercayaan publik terhadap sektor keuangan.
• Pengawasan dan regulasi yang efektif membantu meningkatkan kepercayaan
publik terhadap bank dan sistem keuangan secara keseluruhan.
5. Mencegah Penularan Krisis:
• Krisis keuangan di satu bank dapat dengan mudah menular ke bank lain dan
bahkan ke seluruh sistem keuangan jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
• Pengawasan dan regulasi membantu mengidentifikasi potensi masalah di bank
dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah penularan krisis.

3. Bank XXX mengalami penurunan likuiditas yang signifikan. Jelaskan langkah-


langkah yang dapat diambil oleh bank tersebut untuk mengatasi masalah ini
dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip manajemen risiko.

jawaban
Langkah-langkah Penanganan Penurunan Likuiditas Bank XXX dengan Prinsip
Manajemen Risiko
Penurunan likuiditas yang signifikan pada Bank XXX merupakan situasi yang serius
dan perlu ditangani dengan cepat dan tepat. Berikut beberapa langkah yang dapat
diambil Bank XXX untuk mengatasi masalah ini dengan mempertimbangkan prinsip-
prinsip manajemen risiko:
1. Identifikasi dan Analisis Penyebab:
Melakukan analisis menyeluruh untuk mengidentifikasi akar penyebab penurunan
likuiditas.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan termasuk:
Penarikan dana nasabah yang besar
Penurunan penyaluran kredit
Kegagalan dalam mengelola aset dan kewajiban
Kondisi ekonomi makro yang tidak kondusif
2. Menerapkan Prinsip Manajemen Risiko:
Mengimplementasikan strategi manajemen risiko yang komprehensif untuk
meminimalkan risiko likuiditas di masa depan.
Prinsip-prinsip yang perlu dipertimbangkan termasuk:
Identifikasi Risiko: Mengidentifikasi dan mengkategorikan semua risiko likuiditas
yang dihadapi bank.
Penilaian Risiko: Mengukur tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya setiap
risiko likuiditas.
Pengendalian Risiko: Menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi atau
memitigasi risiko likuiditas, seperti diversifikasi sumber pendanaan, pengelolaan
maturitas aset dan kewajiban, dan penetapan batas kredit yang prudent.
Pemantauan Risiko: Secara berkala memantau dan mengevaluasi efektivitas strategi
manajemen risiko likuiditas.
3. Meningkatkan Penghimpunan Dana:
Mencari sumber pendanaan baru untuk meningkatkan likuiditas, seperti:
Meningkatkan simpanan nasabah
Menerbitkan obligasi
Mencari pinjaman dari bank lain
Menjual aset non-core
4. Mengoptimalkan Penyaluran Kredit:
Meninjau portofolio kredit secara menyeluruh dan mengidentifikasi kredit bermasalah.
Memperkuat proses analisis kredit untuk memastikan kualitas kredit yang lebih baik
di masa depan.
Mempercepat penagihan kredit macet.
5. Meningkatkan Komunikasi dan Transparansi:
Berkomunikasi secara terbuka dan transparan dengan nasabah, investor, dan regulator
tentang situasi likuiditas bank.
Meningkatkan kepercayaan publik terhadap bank sangat penting untuk menarik dana
dan menjaga stabilitas bank.
6. Mencari Bantuan dari Otoritas:
Jika diperlukan, Bank XXX dapat mencari bantuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
untuk mendapatkan solusi dan pendampingan dalam mengatasi masalah likuiditas.

Anda mungkin juga menyukai