Anda di halaman 1dari 1

Bias Kognitif Dalam Pengambilan

Keputusan Keuangan
Memahami bias kognitif AVAILABILITY
Menurut pengertian umum, bias kognitif adalah sebuah Availability Heuristic mula-mula didiskusikan oleh
proses berfikir yang tidak didasarkan pada Tversky dan Kahneman (1973) mereka
pertimbanganpertimbangan rasional dan tidak menegaskan availability heuristic
dilengkapi oleh alasa-alasan yang kuat. Bias kognitif menggambarkan bahwa dimata seseorang,
dapat disebabkan oleh banyak variabel perilaku yang peluang terjadinya sesuatu ditentukan oleh
menjadi penentu. Variabel perilaku yang berperan seberapa melekatnya kejadian serupa
dalam menimbulkan bias kognitif dikelompokkan diingatannya. Availability ini sering digunakan
menjadi 3 yaitu:: para investor dalam berbagai keadaan terutama
ketika dibutuhkan keputusan yang cepat.
1. Kelompok perilaku penyederhanaan proses perbuatan Availability Heuristic ini juga mungkin
keputusan. menghinggapi para pengambilan keputusan
2. Kelompok dua berisi reaksi terhadap informasi, yang diperusahaan.
terdiri atas; overreaction, conservatism, anchoring and
adjustment, serta confirmation bias.
3. Kelompok tiga berisi bias pemahaman informasi dan
penyesuaian diri.

Representativeness
Konsep perilaku representativeness ini mula-mula didefinisikan
Hindsight oleh Tversky dan Kahneman (1974) dalam kaitannya dengan
perilaku Heuristic yang dijelaskan terdahulu. Perilaku
Fenomena hindsight bisa merujuk pada kecenderungan representativeness ini membuat manusia cenderung untuk
orang untuk merasa bahwa suatu kejadian dapat mengambil jalan pintas dalam membuat kesimpulan dengan
diperkirakan sebelumnya hanya dengan melihat menganggap bahwa sesuatu yang dihadapinya mewakili
kejadian terakhir yang dialaminya. Dampak hindsight kelompoknya. Akibatnya representativeness dapat membuat
sebagai berikut: orang salah arah kesimpulan yang salah. Representativeness ini
-Orang menjadi percaya berlebihan atas juga dapat menyebabkan orang menilai ecara berlebihan akan
kemampuannya kemampuannya memprediksi suatu peristiwa.
-Orang akan menjadi terlalu berani mengambil risiko
-Orang akan menunda penjualan saham
-Manajer menunda rencana akuisisi target

Bias reaksi terhadap


Informasi
Bias Heuristic Pasar mungkin saja memberikan reaksi
cepat terhadap informasi, namun tidak
Menurut teori-teori keuangan "konvensional" seharusnya tertutup kemungkinan adanya unsur
semua keputusan didasarkan pada subjektifitas, emosi dan berbagi faktor
pertimbanganpertimbangan yang matang atas psikologis lainnya yang justru lebih
berbagai informasi, baik yang saat itu sudah tersedia dominan mempengaruhi reaksi itu.
maupun masih tersembunyi dan perlu dicari. Tapi
kenyataannya orang sering menggunakan data, upaya
maupun analisis yang relatif terbatas agar dapat
menghasilkan keputusan secepatnya. Namun dalam
situasi yang dihadapi oleh pembuat keputusan seringkali
tidak memungkinkan menimbang berbagai variabel Bias Pemahaman Informasi
bersamasama, salah satu penyebabnya adalah
keterbatasan waktu. Heuristic adalah suatu proses Dan Penyesuaian Diri
pengambilan keputusan yang menggunakan informasi
terbatas, lebih banyak mengandalkan pengalaman, Dalam kondisi tertentu, kadang-kadang orang mengidap optimisme
ditambah intuisi secukupnya (Fromlet, 2001). dan rasa percaya diri yang berlebihan sehingga keputusan yang
dibuatnya cenderung berlebihan pula dari yang seharusnya la yakin
bahwa ia mampu membuat keputusan yang terbaik, meskipun
sebenarnya ia memerlukan pertimbangan yang lebih banyak lagi.
Namun dalam dunia investasi, kondisi yang paling sering
digambarkan adalah melepaskan saham yang bagus terlalu cepat,
atau menahan saham yang berkinerja buruk terlalu lama. Excessive
Optimism dan Overconvidence Excessive Optimism atau rasa
optimisme yang berlebihan menggambarkan perilaku seseorang
yang cenderung overestimate terhadap frekuensi keberhasilan dan
cenderung underestimate terhaciap frekuensi kegagalan. Perilaku
Overconfidence ini mencerminkan perilaku manusia yang irasional
karena proses pengambilan keputusan tidak dilakukan berdasarkan
prinsip-prinsip rasionalitas normatif yang mengacu pada expected
utility tertinggi. Mental Accounting Dalam konsep mental Accounting
diasunsikan bahwa manusia membagi uangnya ke dalam
kelompok-kelompok tertentu berdasarkan tujuan pemanfaatan uang
tersebut. Misalnya untuk cadangan pensiun, untuk membiayai kuliah
anak diperguruan tinggi kelak, dan untuk menikmati kemewahan
tertentu dihari tua

ANDINI TRIANA
221009065

Anda mungkin juga menyukai