Anda di halaman 1dari 3

Atribusi Dan Kognisi Sosial

Skema → Kognisi Sosial → Berpikir cepat

• Skema menentukan kognisi sosial individu. Ketika dituntut untuk berpikir cepat, maka
skema seseorang akan menjadi sangat menentukan impresi orang tersebut terhadap
objek yang dituju.
• Skema membantu pemrosesan informasi dengan usaha yang sedikit, cepat dan efisien.
• Skema merupakan pengetahuan yang didapat dari pengalaman kita di dunia sosial.
•Contoh foto dalam slide sebelumnya memiliki informasi terbatas, maka:
• PNS dianggap lebih sukses dan disukai calon mertua

Pernahkan mengalami sensasi “auto pilot” saat berkendara? “kok tau-tau udah sampe
sini ya?

Automatic Thinking
Thinking that is nonconscious, unintentional, involuntary, and effortless.
• Kita cenderung membentuk kesan pada orang-orang baru dengan cepat dan mudah.
• Kita mampu menavigasi jalan baru tanpa banyak menyadari apa yang sedang kita
lakukan.
• Tanpa disadari, kita telah melakukan analisis otomatis terhadap lingkungan,
berdasarkan pengalaman masa lalu dan pengetahuan tentang sekeliling kita.
• Bayangkan jika setiap saat kita harus berpikir detail, mengingat setiap kondisi jalan
yang kita lewati, toko apa saja di samping jalan, berapa banyak orang, apa saja rambu
lalu lintasnya dsb. Tentu akan sangat melelahkan bukan?

Making our schemas come true: The Self-Fulfilling Prophecy


Kasus di mana seseorang:
1. Punya harapan tentang seperti apa orang lain itu
2. Mempengaruhi bagaimana mereka bertindak terhadap orang itu
3. Menyebabkan orang itu berperilaku secara konsisten dengan harapan asli orang
tersebut, sehingga membuat harapannya menjadi kenyataan.

Ilustrasi Self-Fulfilling Prophecy (Aronson et al, 2015).


Mental Strategies and Shortcuts: Heuristic

Heuristik dan pemrosesan


otomatis : Guna mengurangi
usaha dalam kognisi sosial

Adanya kejenuhan
Heuristik adalah aturan informasi (information
sederhana untuk menarik overload), kita mengolah
kesimpulan secara cepat informasi dengan jalan
pintas untuk mengurangi

Jenis Berpikir Heuristik:

1. Heuristik keterwakilan (heuristic representativeness)


Yakni Semakin mirip seseorang dengan orang dari suatu kelompok maka
seseorang itu mungkin bagian dari kelompok itu
2. Heuristik ketersediaan (availability heuristics)
Yakni Semakin mudah informasi masuk ke pikiran semakin besar pengaruhnya
terhadap penilaian yang akan dibuat

Bias-Bias dalam Kognisi Sosial

1. Bias Negativitas (negativity bias)


•Orang akan lebih sensitif pada informasi negatif daripada informasi positif
• Informasi negatif dikaitkan dengan hal-hal yang merugikan atau mengancam
• Sehingga kita lebih sensitif kepadanya agar kita bisa merespon dengan cepat
2. Bias optimistic (optimistic bias)
• Predisposisi kita untuk mengharapkan agar segala sesuatu berjalan dengan baik
sesuai dengan yang diangankan
• Ini terkait dengan kesalahan perencanaan: kecenderungan untuk membuat
prediksi over optimistis terkait dengan berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu tugas.

#2 CONTROLLED SOCIAL COGNITION: HIGH-EFFORT THINKING

9/11 & Islamophobia

asus 9/11 di World Trade Center US membuat pengamanan terhadap aktivitas


penerbangan menjadi lebih ketat. Pemeriksaan preventif sebelum penumpang boarding
lebih ketat. Prasangka sosial berbasis ras dan agama menjadi lebih kuat pada penduduk
US. Mereka akan cenderung melakukan analisis lebih mendalam pada kelompok
tertentu (ArabIslam) ketika berjumpa di setiap setting social, walaupun dalam kondisi
lingkungan aman.

Controlled Thinking

Thinking that is conscious, intentional, voluntary, and effortful


• Berpikir terkendali terjadi pada individu yang sepenuhnya sadar apa yang dipikirkan.
• Berpikir secara terkendali membutuhkan lebih banyak energi dan usaha dibandingkan
dengan berpikir otomatis.
• Namun hasil judgment dari controlled thinking cenderung lebih akurat, dikarenakan
level analisisnya yang lebih mendalam.
• Berpikir terkendali berguna ketika mengerjakan tugas atau soal-soal rumit yang
membutuhkan problem solving, seperti misalnya tes potensi akademik.
High effort thinking takes more time and energy, but the judgement is more
accurate

Mentally Undoing Past

Counterfactual thinking
• Secara mental mengubah beberapa aspek masa lalu dengan membayangkan apa yang
mungkin terjadi (What If).
"Kalau saja aku menjawab satu pertanyaan itu secara berbeda, aku akan lulus ujian. “
• Pikiran kontrafaktual dapat memiliki pengaruh besar pada reaksi emosional kita
terhadap peristiwa.
• Pemikiran kontrafaktual dapat berguna jika memfokuskan perhatian pada cara-cara
agar lebih baik di masa depan (upward / downward)

Anda mungkin juga menyukai