Anda di halaman 1dari 13

Sumber Ilmu Psikologi

         

Baron & Byrne (2003)

Kognisi sosial adalah tata cara kita dalam menginterpretasi, enganalisa,


mengingat dan menggunakan informasi tentang dunia sosial.

  Mempelajari cara kerja pikiran kita dlm memahami lingkungan sekitar supaya
mampu berfungsi di dlmnya scr adaptif.

  Kita dpt memproses informasi dr link (info ditangkap oleh indra) scr  otomatis,
tanpa usaha & di luar kehendak.

  Ada keterbatasan pada kapasitas kita untuk berfikir mengenai orang lain

  Mempelajari cara kerja pikiran kita dlm memahami lingkungan sekitar supaya
mampu berfungsi di dlmnya scr adaptif.

  Kita dpt memproses informasi dr link (info ditangkap oleh indra) scr  otomatis,
tanpa usaha & di luar kehendak.

                Misal: Kita mampu melakukan dua hal sekaligus dlm wkt
bersamaan (menyetir sambil sms-an,  belajar sambil mendengarkan lagu).

  Ada keterbatasan pada kapasitas kita untuk berfikir mengenai orang lain

                Misal: suatu saat membutuhkan konsentrasi penuh & kompleks


( Sso pegemudi kehilangkan konsentrasi kendali & membahayakan dirinya &
pengguna jalan lainnya).

Bahasan Kognisi Sosial

1. Skema (schema)
2. Jalan Pintas Mental
3. Penyimpangan dlm Pemikiran Sosial
4. Hubungan afek (oerasaan) dg Kognisi.

Skema (Schema)

Ilustrasi !

“Saat memasuki sebuah restoran di Maroko, pemain musik memainkan musiknya


& mengiringi hingga kami duduk, kemudian berhenti. Setelah itu main lagi setiap
ada tamu dtg hingga mereka duduk: mereka memainkan musik utk menyambut
tamu yang baru datang. Saat kami duduk, seorang pria dtg dg sebuah teko besar
dan menggerakkannya ke arah mangkuk metal di tengah meja. Dg cepat saya
mengerti, kalau pria trsbt ingin kami mengulurkan tangan dan dicuci dg air dlm
teko besar itu. Stlh makan malam tsbt, kami keluar, para pemusik kembali
bermain, & saya menyadari ada sebuah piring besar berisi koin diletakkan
strategis di depan kami, lalu, saya meletakkan bbrp koin, dan pemain
mengucapkan terima kasih.”

  Skema adalah kerangka mental yang berpsat pada tema-tema spesifik yang dapat
membantu kita mengorganisasikan informasi sosial.

  Skema dibentuk oleh budaa di mana kita tinggal.

  Begitu bentuk, skema mampu mempengaruhi perilaku sosial kita.

                Misal : pada contoh di atas, pengalaman yang blm pernah


dialami sblmnya, namun mampu mengetahui apa yang sdg terjadi dg cepat.

•       Pernah mengalami situasi yang mirip di masa lalu (pernah makan diberbagai
restoran)

•       Skema restoran ini dianggap sebagai kerangka mental yang dibangun melalui
berbagai restoran yang telah dikunjungi shg membantu memahami info sosial
yang baru.

Pengaruh Skema terhadap Kognisi Sosial

  Skema berpengaruh pada semua aspek dasar kognisi sosial.

  Skema menimmbulkan efek kuat pada ketiga proses dasar berikut:

1. Perhatian atau atensi (attention)


2. Penngkodean (encoding)
3. Mengingat kembali (retriveal)

Perhatian atau Atensi (attention)

  Skema berperan sebagai penyaring: informasi yang konsisten dg skema lebih


diperhatikan dan mungkin utk dimasukkan dlm kesadaran.

                Misal;

  Sedangkan informasi yang tidak cocok dengan skema cenderung diabaikan.

                Misal:

  Pada saat banyak informasi yang masuk, akan menggunakan skema-skema yang
ada, karena kerangka ini membantu dlm memproses informasi dengan usaha yang
lebih sedikit.
Pengkodean (encoding)

  Adalah informasi yang dimasukkan ke dalam ingatan kita, bahwa informasi yang
menjadi fokus perhatian kita lebih mungkin utk disimpan dlam ingatan jangka
panjang.

  Informasi yang sesuai dengan skema kita yang akn dikodekan.

  Apabila terdapat informasi yang tidak sesuai dengan skema, namun dianggap
penting, maka akan dikodekan dlm ingatan yang lokasinya terpisah (dilabel unik).

                Misal: Belanja ke pasar dapat door price.

Mengingat Kembali (retrieval)

  Informasi yang paling siap untuk diingat adalah informasi yang konsisten dengan
skema kita.

  Orang cenderung mengingat dan menggunakan informasi yang konsisten dengan


skema dibandingkan dg informasi yang tidak konsisten.

  Penggunaan informasi dlm mengambil keputusan dipenngaruhi oleh seberapa kuat


skema terbentuk dan tersimpan, serta seberapa besar beban kognitif pada saat
itu.

                Misal: Beban kognitif tinggi, cenderung menggunakan skema


yang ada (telah dimiliki)

Ringkasan!

  Skema didasarkan pada pengalaman lalu kita (skema merefleksikan pengetahuan


yang didapat dr pengalaman kita di dunia sosial)

  Skema membantu kita dlm memahami dunia, namun terdapat kelemahan serius.

  Skema mempengaruhi apa yang kita perhatikan, yang masuk dalam ingatan & yang
kita ingat.

  Skema bisa mendistorsi pemahaman terhadap dunia sosial (misalnya: prasangka).

  Skema sekali terbentuk akan sulit untuk dirubah.

Dua efek skema:

1. Skema memiliki efek bertahan(persevereanc effect),meskipun kita


dihadapkan pada informasi yang kontradiktif.
                Misal: stereotyping pada kelompok sosial tertentu, misal
orang2 sumatra keras & kasar, padahal tidak semua org seperti itu, tapi tetap
saja beranggapan demikian.
2.            Skema bisa memberi efek pemenuhan harapan diri (self-fulfilling
prophecy)

                                Misal:

Self-Fulfilling Prophecy  (pemenuhan harapan diri) Bagaimana Keyakinan


Membentuk realita

  Ramalan yang membuat ramalan itu sendiri benar-benar terjadi.

  Penelitian Rosental (1994), pada awalnya guru diberitahu bahwa murid-muridnya


memiliki IQ yang tinggi & akan berkembang pesat secara akademik .

  Guru memberi tugas2 yang lebih menantang, banyak memberikan umpan balik,
guru bertindak dengan cara yang menguntungkan siswa & akhirnya siswa benar-
benar menjadi seperti yang diharapkan

Heuristik & Pemrosesan Otomatis

  Kapasitas kognitif yang telah terlampau pennuh (overload).

                                Misal: percakapan melalui telfon genggam sangat menyeap


konsentrasi & pikiran, shg tidak menyisakan kapasitas kognitif yang cukup utk
berkendara dg aman.

  Hal ini memasuki kondisi kejenuhan informasi (information overload): suatu


keadaan di mana pengolahan informai telah berada di luar kapasitas kemampuan
yang sesungguhnya.

  Strategi utk meningkatkan kapasitas kognitif (jalan pintas) harus memenuhi


syarat2: mampu menyediakan cara cepat & sederhana juga dpt berhasil
digunakan Heuristik & pemrosesan otomatis

Heuristik (Heuristic)

  Adalah aturan sederhana utk membuat keputusan kompleks atau menarik


kesimpulan secara cepat & seakan tanpa usaha yang berarti

  Terdapat dua jenis Heuristik, yaitu:

1. Heuristik Keterwakilan (heuristic representativness)


2. Heuristik Ketersediaan (availability heuristic)

Heuristik Keterwakilan (menilai berdasarkan kemiripan)

  adalah suatu setrategi untuk membuat penilaian berdasarkan pada sejauh mana
stimuli atau peristiwa tesebut mempunyao kemiripan dengan stimuli atau
kategori lain

•       Misal: Memprediksi pekerjaan seseorang dilihat dari penampilannya.


•       “Seorang wanita, tetangga baru sblh rumah, berpakaian konservatif, orangnya
teratur & rapi, memiliki perpustakaan besar di rumahnya, & terlihat sangat lembut
& sedikit pemalu.”

•       Apakah dia seorang manajer, dokter, pelayan restoran, pustakawan atau


pengacara?   

•       Mungkin kalian akan secara cepat menyimpulkan dia seorang pustakawan.

•       Berdasarkan ciri-cirinya lebih dekat dengan ciri-ciri profesi ini dibandingkan


dengan ciri-ciri dokter, pelayan restoran maupun pengacara.

•       Penilaian ini menggunakan cara  Heuristik keterwakilan (menilai berdasarkan


kemiripan)

•       Semakin mirip seseorang dg ciri-ciri khas orang lain dari suatu kelompok, semakin
mungkin dia merupakan bagian dr kelompok tersebut.

Heuristik Ketersediaan (menilai berdasarkan banyaknya info yang didapatkan)

  Sebuah strategi untuk membuat keputusan berdasarkan seberapa mudah suatu


informasi yang spesifik dpt dimunculkan dalam pikiran kita.

  Jadi semakin mudah suatu informasi masuk ke dalam pikiran, semakin besar
pengaruhnya terhadap penilaian atau keputusan yang akan dibuat.

                Misalkan: Seorang menjadi takut naik pesawat terbang, karena


seringnya dan digembor2kannya berita mengenai kecelakaan pesawat terbang.
Padahl  kemungkinan kecelakaan mobil 100 kali lbh tinggi.

                Contoh lain:

                Seorang manager melakukan penilaian kinerja, cenderung


mengingat perilaku ekstrem atau tidak biasa, ketika dia tidak dpt mengontrol
emosinya & marah pada anda. hal ini mudah teringat & terpikirkan.

   Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kecenderungan menggunakan heuristik


lebih pada mudahnya berfikir subjektif di mana informasi yang relevanlah yyang
langsung diingat.

Pemaparan Awal: efek dari meningkatnya ketersediaan informasi.

  Heuristik ketersediaan berkaitan dengan konsep pemaparan awal (priming) yaitu


bertambahnya ketersediaan informasi sebagai hasil dari sering hadirnya
rangsangan atau peristiwa-peristiwa tertentu.

•       Misal: sindrom mahasiswa kedokteran mereka curiga memiliki berbagai


penyakit serius, misal sakit kepala yang diderita mengarahkan pada pertanyaan
apakah sakit tumor,
•       Karena mahasiswa dihadapkan pada penjelasan dan buku2 tentang penyakit-
penyakit.

•       Ketakutan yang dibesar2kan stlh menonton film horor atau perasaan romantis stlh
menonton adegan percintaan.

Pemaparan Awal Otomatis (Automatic Priming)

  Ketersediaan informasi tertentu dpt ditingkatkan oleh sumulus yang dipaparkan


sebelumnya, meskipun tidak disadari bhw kita sdg berhadapan dg stimulus ini.

                Misal: saat duduk di bioskop menunggu film dimulai, dan sdg
memikirkan sesuatu yang penting. Akibatnya tidak menyadari adanya pesan
dilayar bioskop yang mendorong utk beli popcorn. Bbrp menit kemudian melihat
org dibarisan depan makan popcorn. Tiba2 kita mendapat dorongan kuat membeli
popcorn.

  Kemunculannya karena dorongan melalui pesan yang kehadirannya tidak disadari.

Pemrosesan Otomatis

  Dilema utama yang dihadapi kognidi sosial adalah kapasitas dlm mengolah
informasi terbatas, namun kehidupan membanjiri sejumlah informasi & kita
dituntut berurusan dg seluruh informasi scr efektif & efisien.

  Cara lain dlm mengatasi permasalahan ini adalah Pemrosesan Otomatis.

  Pemrosesan otomatis ini terjadi ketika, setelah berpengalaman melakukan suatu


tugas atau mengolah informasi tertentu, kita sampai pada suatu tahap di mana
kita dpt melakukan tugas/ informasi tertentu yang seakan tanpa perlu usaha yang
besar, secara otomatis,& tidak disadari.

                Misal: Informasi dari media TV dpt memicu perilaku membeli


sebuah produk. Atau pada ahirnya kita tidak perlu lg meikirkan cara naik motor.

Sumber-sumber kesalahan dlm Kognisi Sosial

  Dalam memahami org lain dan dunia sosial, terdapat banyak kecenderungan dlm
mengalami kesalahan.

  Beberapa yang menyebabkan kesalahan adalah

a. Bias Negativitas                                                             


d.  Pemikiran Kounterfaktual
b. Bias Optimistik.                                                
e.  Pemikiran Magis
c. Kerugian akibat banyak berfikir                 f.  Menekan Pikiran

Bias Negativitas
  Bias negativitas mengacu pada fakta bahwa kita menunjukkan sensitivitas yang
lebih besar pada informasi negatif dari pada informasi positif.

Misalnya: Teman mengenalkan koleganya yang menyenangkan, pintar, cantik,


ramah dan dapat dipercaya. Namun, kemudian dia juga menyebutkan dia suka
menyombongkan diri (info negatif).

Apa yang cenderung kalian ingat?

Hasil penelitian menunjukkan yang akan lebih diingat adalah hal


yang negatiftersebut.

  Respon yang cepat terhadap rangsang negatif seringkali penting untuk bertahan


hidup (pada perspektif evolusi)

  Informasi negatif direfleksikan hal-hal di lingkungan yang mungkin mengancam


keselamatan & kesejahteraan seseorang.

  Shg sgt penting utk sensitif thd stimulus negatif agar segera dapat direspon dg
cepat.

Misalnya: kita lebih sensitif dlm mengenali ekspresi  marah atau permusuhan
drpada ekspresi positif (keramahan/ persahabatan).

Bias Optimistik

  Bias optimistik adalah kesalahan dlm kognisi sosial yang berkesebalikan dr Bias
Negativistis.

  Yaitu merupakan kecenderungan kita untuk mengharapkan agar segala sesuatu


berjalan dengan baik.

  Kebanyakan org percaya bahwa mereka memiliki kemungkinan lebih besar


dibandingkan dg orang lain utk dapat pekerjaan yang baik, pernikahan yang baik,
mengerjakan tugas lebih cepat.

  Sehingga mengakibatkan kesalahan dlm perencanaan / planning fallacy

  Kesalahan perencanaan adalah kecenderungan kita percaya bahwa kita dapat


melakukan lebih banyak perkerjaan dlm suatu periode daripada yang sebenarnya
bisa dilakukan.

Misalnya:

•       Pemerintah sering kali mengumumkan jadwal pengerjaan fasilitas umum yang


terlalu optimistik (misal pembangunan jalan selesai sblm mudik, bandar udara
baru, stadion utk ASEAN GAMES) akhirnya molor.

•       Kita juga sering melakukannya, tidak realistik saat memperkirakan suatu pekerjan
akan selesai pada waktu tertentu ternyata selesai jauh lebih lama.

Faktor penyebab munculnya Optimistik


1. Cenderung berkenaan pada faktor-faktor yang berada di luar kontrol
mereka (misal: efek buruk/ hambatan)
2. Motivasi, dlm menyelesaikan tugas. Dlm membuat perencanaan pekerjaan
sering kali menebak apa yang akan terjadi adalah apa yang mereka
harapkan terjadi. Misal pekerjaan selesai tepat waktu & tanpa hambatan.

Kerugian Akibat Terlalu Banyak Berfikir

  Pemikiran rasional secara umu tampak menuntungkan, karena rasionalitas akan


menghindarkan pada kesalahan atau bias.

  Namun, pernahkan kalian mengalami hal ini…

“Berfikir berat dan dalam waktu lama tentang suatu hal (misal sedang berselisih
dg teman) atau keputusan (mau bekerja atau kuliah), sehingga kalian semakin
bingung?

  Nah, berfikir secara rasional terkadang menimbulkan terlalu banyak buah pikiran
yang baik dan membuat semakin bingung.

  Sehingga, terlalu banyak berfikir dapat membawa kita ke dalam kesulitan kognitif
yang serius.

Pemikiran Konterfaktual

  Pemikiran Konterfaktual adalah kecenderungan untuk membayangkan hasil yang


lain dari pada yang sesungguhnya terjadi dalam syatu situasi (berfikir tentang
“apa yang akan terjadi seandainya…”)

  Pemikiran konterfaktual ada dua macam, yaitu:

a. Upward counterfactuals   membayangkan kemungkinan yang lebih


baik  penyesalan
b. Downward counterfactuals   membayangkan kemungkinan lbh
buruk  Rasa puas
Misalnya: Kita mendapatkan nilai ujian B. Apabila memaknainya dg…

•       Jika seandainya saya mendapat nilai Apenyesalan.

•       Jika seandainya saya mendapat nilai C  rasa puas/ bersyukur.

Pemikiran Magis (Magical Thinking)

Ilustrasi !

Kalian sedang berada di kelas & tidak ingin dosen memanggil kalian. Jika kalian
berfikir dosen akan memanggil , apakah pemikiran ini meningkatkan kemungkinan
nama kalian dipanggil?
Seorang meninggal karena AIDS telah membeli baju hangat yang masih
terbungkus rapat. Setahun kemudian kalian diberikan baju hangat tersebut,
apakah kalian akan memakainya?

Bayangkan seseorang memberikan coklat berbentuk jari manusia yang terpotong,


apakah kalian akan memakannya?

  Sebagai manusia, kita cukup rentan terhadappemikiran magis.

  Pemikiran Magis  adalah berfikir dengan melibatkan asumsi yang tidak


berdasarkan alasan yang rasional., misalkan keyakinan bahwa sesuatu yang mirip
dengan lainnya berasal dr sumber yang serupa.

  Pemikiran ini menimbulkan asumsi yang tidak berdasar pada rasionalitas namun
terasa kuat penngaruhnya.

  Beberapa prinsip dlm pemikiran magis, yaitu:

a. Hukum penularan (law of contagion):yaitu ketika dua objek bersentuhan,


masing-masing memberikan miliknya dan pegaruh sentuhan tersebut
serasa jauh lebih lama walaupun sentuhan itu sendiri telah lama berakhir.
b. Hukum kesamaan (law of similarity);hal-hal yang saling menyerupai akan
memiliki ciri dasar yang sama.
c. Pemikiran dapat mempengaruhi lingkungan fisik: kemungkinan pemikiran
tentang suatu peristiwa dapat membuat peristiwa itu benar-benar terjadi.

Menekan Pikiran (Thought Suppression)

  Menekan pikiran adalah usaha untuk mencegah pikiran-pikiran tertentu memasuki


alam kesadaran.

Misalnya:

Seorang sdg diet  menghindari memikirkan makanan lezat.

Seoranng yang sedang mencoba berhenti merokok  menghindari pemikiran ttg


kenikmatan merokok.

  Bagaimana menekan pikiran dijelaskan oleh Daniel Wegner psikolog sosial yang
meneliti menekan pikiran scr detail.

  Usaha penyimpulan pikiran dr luar kesadaran melibatkan dua komponen

1. Proses pemantauan, yaitu proses pemikiran awal yang memberi tahu


mengenai pemikiran yang tidak diinginkan.
2. Sistem pencegahan aktif yang menjaga agar pikiran tersebut tetap berada
di luar kesadaran melalui gangguan berupa pemikiran yang lain
  Usaha-usaha ini sering berhasil, namun terkadang menghasilkan efek pantulan
artinya pemikiran itu malah semakin meningkat frekuensinya.

  Org2 dg tinggi reaktansinya (reaksi negatif thd ancaman) cenderung mengalami


efek pantulan
Afek & Kognisi

  Bahasan sebelumnya mengenai “melihat dunia dari kacamata


optimisme”  kecenderungan mengharapkan hasil positif dlm berbagai hal.

  Penerapan lain dlm kognisi sosial adalahsuasana hati yang baik berpengaruh pada
pikiran dan persepsi kita.

Ilustrasi !

•       Pikirkan saat kita sedang berada dalam suasana hati yang baik, bukankah dunia
ini tampak sebagai tmpt yang lebih menyenangkan? Dan

•       Segala hal dan semua orang terlihat lebih menyenangkan, ketimbang saat kita dlm
suasana hati kurang baik (sedih atau marah)?

  Ilustrasi tesebut mengilustrasikan bahwa ada hubungan yang saling mempengarui


antaraafek (suasana hati saat ini) dengan kognisi(cara kita memproses,
menyimpan, mengingat dan menggunakan informasi sosial).

  Berdasarkan penelitian hubungan di antaranya saling mempengaruhi, seperti jalan


dua arah.

1. Perasaan & suasana hati mempengaruhi kognisi.


2. Kognisi berpengaruh pada perasaan & suasana hati.

Pengaruh Afek pada Kognisi

  Suasana hati saat ini dapat secara kuat mempengaruhi reaksi kita terhadap
rangsang yang baru pertama kali kita temui.

  Rangsangan tersebut bisa berbentuk orang, makanan, atau lokasi geograifs yang
belum pernah di temui.

                Misalnya:

•       Bayangkan! Kalian sdg mendapatkan kabar baik (misal nilai ujian A). Kemudian
dosen memperkenalakn mhsw baru. Kalian sempat mengobrol denganya, lalu
masuk ke kelas. Apa kesan anda thd mhsw baru trsbt?

•       Kalian akan menilai lebih menyenangkan daripada saat kondisi perasaan kalian
sedang tidak baik.

  Perasaan & suasana hati berpengaruh pada ingatan, yaitu:

1. Ingatan bergantung pada suasana hati(mood-dependent)


                                yaitu apa yang kita ingat saat berada dlm suasana hati
tertentu, dpt ditentukan, sebagiannya, oleh apa yang dipelajari sebelumnya dlm
suasana hati tersebut.

2. Efek kesesuaian suasana hati  (mood congruence effects)


                                Kecenderungan kita menyimpan atau mengingat informasi
positif saat berada dlm afek positif, dan info negatif saat dlm afek negatif.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam suasana gembira/ positif

a. Dapat meningkatkan kreativitas


                Perasaan senang dpt mengaktivasi ide dan asosiasi lebih
banyak dibanding perasaan negatif.

b. Meningkatkan perilaku prososial


  Kontaminasi mental

                Sebuah proses di mana penilaian, emosi atau perilaku kita


dipengaruhi oleh proses mental yang tidak disadari dan tidak dppt dikendalikan.

                Misal: Juri pengadilan lebih menilai negatif berkas yang


menjelaskan proses pembantaian dibanding hanya laporan pembantaian saja.

Pengaruh Kognisi pada Afeksi

  Terdapat penelitian yang menjelaskan pengaruh pikiran thd perasaan.

  Teori Emosi Dua Faktor (ttwo-factors theory of emotion) menjelaskan bahwa kita


sering tidak mengetahui perasaan/ sikap kita sendiri.

  Sehingga disimpulkannya dr lingkungan, dr situasi di mana kita mengalami reaksi2


internal.

Misal:

•       Kita mengalami perasaan tertentu atas kehadiran sso yang menarik, kita
menyimpulkannya bahwa kita sdg jatuh cinta.

•       Perasaan tertentu saat mengemudi lalu ada yang memotong jalur kita,
disimpulkan bahwa perasaan yang dirasakan adl marah.

•       Kognisi dpt mempengaruhi emosi melalui aktivasi skema yang di dalamnya terdpt
komponen afektif kuat.

Misalkan:

Kita masuk ke dalam kelompok org Sumatra merasakan was-was dan tidak
senang karena tahu org Sumatra memiliki ciri2 keras, nada yang digunakan tinggi,
susah mengalah, dll.

•       Hal-hal tersebut di atas dpt mempengaruhi perasaan & suasana hati dengan
mengaktifkan skema/ stereotip tentang ras, etnik, agama, atau kelompok
tertentu.

  Pikiran mempengaruhi perasaan melibatkan dlm pengaturan emosi & perasaan


kita.
  Situasi negatif tidk dpt terhindarkan dlm hidup kita, shg belajar mengatasinya adl
hl yang penting utk menyesuaikan diri.

                Misal: Sso sering kehilangan kontrol saat marah, akhirnya sulit
membina hub baik dg org lain bahkan dijauhi.

  Untuk mengatasinya dpt digunakan teknik dlm mengontrol emosi dg menggunakan


mekanisme kognitif, yaitu

a. Saya tidak pernah memiliki kesempatan


b. Menyerah pada godaan.
Saya tidak pernah memiliki kesempatan

  Menyesuaikan pikiran tentang kemungkinan terjadinya perisitwa negatif, bahwa


peristiwa ini tidak bisa dihindari, maka tidak perlu terlalu sedih.

Misalnya:

Saat mengadiri SALE besar2an, ternyata trdpt kondisi (rapat dadakan) yang
mengakibatkan datang terlambat, (bakalan tidak kebagian), lalu mengatakan bhw
saya tidak akan mendptkan ksmptan itu.

  Hal tersbt dilakukan dg meninjau kembali kondisinya utk mengurangi kekecewaan


dg mental mengurangi kemungkinan keberhasilan mencapai apa yang
dikehendaki.

  Dengan menyakinkan diri bhw sata tidk akan dpt kesempatan itu.

  Maka dpt mengurangi kekecewaan dan dpt mengontrol perasaan kita.

Menyerah pada Godaan.

  Mekanisme kognitif lain digunakan utk mengendalikan perasaan.

  Khususnya utk mengurangi/ menghilangkan perasaan perasaan  negatif dengan


menyerah pada godaan.

Misalnya:

Ketika sesoerangseseorang sdg merasa sedih atau kecewa, banyak yang


melakukan kegiatan yang disadari tidak baik tapi dpt membuat mereka merasa
lebih nyaman (sementara), yaitu makan makanan berlemak, tidur-tiduran,
menghabisakan waktu dg video games, dll (merupakan godaan).

Alasan org melakukannya:

Alasan jaman dulu

Mereka melakukannya krn kesedihan & kekecewaan menurunkan kapasitas/


motivasi utk mengontrol dorongan dlm diri kita melakukan hal2 yang
menyenangkan namun tidak baik bagi kita.

Penemuan baru
Org scr sadar memilih utk menyerah pada godaan pada saat mengalami perasaan
negatif yang kuat. Hal ini merupakan pilihan strategis. Sehingga mereka
melakukan apapun yang bisa dilakukan utk mengurangi perasaan negatifnya yaitu
pada godaan godaan yang ada (ngemil, main games, alkohol, menarik diri dll)

Anda mungkin juga menyukai