Anda di halaman 1dari 3

KOGNISI SOSIAL

Nama : Alya Giska Ramadhianis (2019011057)


Kelas : Psikologi B

Definisi Kognisi Sosial Menurut Baron and Byrne (2003) kognisi sosial adalah adalah cara kita
menginterpretasi, menganalisis, mengingat dan menggunakan informasi tentang dunia sosial.
Sedangkan Taylor dkk (2009) mengemukakakn bahwa kognisi social merupakaan studi tentang
bagaimana orang menarik kesimpulan dan memberi penilaian dari informasi social.

Kognisi sosial berkaitan dengan bagaimana cara kita berpikir tentang dunia sosial, bagaimana
cara kita mencoba untuk memahaminya dan bagaimana cara kita memahami diri kita dan tempat
kita di dalam dunia itu. Kognisi sosial kita berfungsi secara “otomatis”: cepat, tanpa usaha dan
tanpa penalaran yang cermat atau logis, karena telah ada skema yang membimbing kita.

Skema Kognisi Sosial Dalam kognisi sosial ada istilah skema yaitu kerangka mental yg berpusat
pada tema-tema spesifik yg membantu kita utk mengorganisasikan dan menggunakan informasi
social. Menurut Taylor (2009) skema merupakan seperangkat tatanan struktur pengetahuan atau
pemahaman mengenai beberapa konsep atau stimulus. Skema berisi pengetahuan tentang konsep
atau stimulus, relasi antar berbagai pemahaman tentang konsep dan contoh-contoh spesifiknya.
Skema dapat berupa skema tentang orang tertentu, peran social atau diri sendiri, sikap terhadap
obyek tertentu, stereotype tentang kelompok tertentu, atau persepsi tentang kejadian umum.

Pengaruh Skema Terhadap Kognisi Sosial Hasil penelitian mengungkapkan bahwa skema
menimbulkan efek yang kuat pada tiga proses dasar yaitu atensi, encoding dan retrieval.
Perhatian atau Atensi (Attention) Skema berperan sbg penyaring: informasi yg konsisten dengan
skema lebih diperhatikan dan lebih mungkin masuk ke kesadaran Pengkodean (Encoding)
Informasi yg menjadi fokus atensi lebih mungkin disimpan dalam memori jangka panjang, jadi
informasi yg konsisten dg skema yg dikodekan Mengingat Kembali (Retrieval).
Orang cenderung mengingat dan menggunakan informasi yg konsisten dengan skema lebih
banyak daripada informasi yg tidak sesuai dg skema. Skema terbukti berpengaruh terhadap
semua aspek dasar kognisi social. Dalam hubungannya dengan atensi, skema seringkali berperan
sebagai penyaring: informasi yang konsisten dengan skema lebih diperhatikan dan lebih
mungkin untuk masuk ke dalam kesadaran kita. Informasi yang tidak cocok dengan skema kita
seringkali diabaikan kecuali iinformasi itu sangat ekstrem. Pengkodean—informasi apa yang
dimasukkan ke dalam ingatan—informasi yang menjadi focus atensi lebih mungkin untuk
disimoan dalam ingatan jangka panjang.
Mengingat kembali informasi (retrieval)—informasi apa yang paling siap untuuk diingat—secara
umum, orang melaporkan informasi yang konsisten dengan skema mereka, namun kenyataannya,
informasi yang tidak konsisten dengan skema juga dapat secara kuat muncul dalam ingatan.
Skema juga memiliki kelemahan (segi negative). Skema mempengaruhi apa yang kita
perhatikan, apa yang masuk dalam ingatan kita, dan apa yang kita ingat, sehingga terjadi distorsi
pada pemahaman kita terhadap dunia social. Skema memainkan peran penting dalam
pembentukan prasangka, dalam pembentukan satu komponen dasar pada stereotip tentang
kelompok-kelompok social tertentu. Yang menarik juga, skema juga dapat memberikan efek
seperti efek bertahan (perseverance effect), tidak berubah nahkan ketika menghadapi informasi
yang kontradiktif. Kadangkala skema bisa memberikan efek pemenuhan harapan diri (self-
fulfilling) yaitu skema membuat dunia social yang kita alami menjadi konsisten dengan skema
yang kita miliki. Contoh efek bertahan, ketika kita gagal kita berusaha menghibur diri sendiri
dengan berkata, “kamu hebat kok, ini karena pertandingan yang tidak adil”, dsb. Contoh ramalan
yang mewujudkan dirinya sendiri (self-fulfilling prophecy) ramalan yang membuat ramalan itu
sendiri benar-benar terjadi, skema guru untuk siswa yang minoritas yang menyebabkan guru
memperlakukan siswa minoritas itu secara berbeda (kurang positif) sehingga menyebabkan
prestasi siswa minoritas ini menurun. Stereotip tidak hanya memiliki pengaruh nsmun bisa
melalui efek pemaastian dirinya, stereotip juga membentuk realitas social. Jalan Pintas Mental
Tekanan efisiensi sering menyebabkan orang mengandalkan skema yang mereka punya untuk
menangani aliran informasi yang kompleks dan cepat dalam dunia social. Akibatnya individu
sering melakukan kesalahan-kesalahan.Kesalahan yang dilkukan individu antara lain:

Berpikir Jalan Pintas (Heuristic) Individu cenderung malas untuk berpikir kompleks sehingga
cenderung menyederhanakan suatu peristiwa yang dialami. Penyederhanaan itu dilakukan
dengan cara: Representasi Individu mengambil kesimpulan mengenai suatu gejala sosial hanya
berdasarkan pada ciri-ciri tertentu Priming Pengambilan kesimpulan berdasarkan pengalaman
yang baru saja terjadi atau yang paling dialami Base Rate Fallacy Pengambilan kesimpulan
dengan cara melakukan generalisasi pada sekelompok individu berdasarkan perilaku individu
lain Keterbatasan Informasi yang Tersedia Pengambilan kesimpulan berdasarkan informasi yang
minim
Berpikir Ilusi (Illusory Thinking) Ilusi dalam konsep psikologi adalah kesalahan dalam
mempersepsi sesuatu. Dalam psikologi sosial, individu sering mengalami kesalahan dalam
mempersepsi sesuatu yang mengakibatkan terjadinya kesalahan pula dalam kognisi sosial.
Berpikir ilusi dapat dibedakan menjadi: Ilusi tentang Korelasi (Illusory Correlation) Ilusi ini
terjadi apabila individu menghubungkan dua hal yang tampaknya berhubungan padahal
sebenarnya tidak
Ilusi Kontrol (Illusory Control) Individu menganggap seakan-akan dirinya dapat mengendalikan
lingkungan Penilaian Terlalu Percaya Diri (Over Confidence Judgement) Individu salah
memberikan penilaian atau menarik kesimpulan akibat terlalu percaya pada dirinya sendiri Hallo
Effect Biasanya terjadi pada saat pertemuan pertama kali dengan individu lain, individu
dikaburkan dengan penampilan individu lain sehingga membentuk kesan yang salah mengenai
individu lain tersebut. Terjadinya hallo effect juga dikarenakan cara berpikir individu yang
cenderung membuat kategorisasi-kategorisasi mengenai sifat manusia, yaitu kategorisasi sifat-
sifat baik dan sifat-sifat buruk Aspek-aspek dalam Kognisi Sosial Dalam menganalisa dan
membuat kesimpulan, kadang-kadang individu tidak melakukan dengan cara memasukkan
semua informasi yang ditangkap, hanya informasi-informasi tertentu yang ditangkap oleh
individu, yaitu: Memperhatikan yang Inkonsisten Individu lebih cenderung memperhatikan yang
inkonsisten untuk membuat suatu kesimpulan mengenai suatu gejala sosial Memperhatikan yang
Negative Individu cenderung memperhatikan hal-hal yang negatif saja dari seseorang dan tidak
menghiraukan sisi baik orang lain Keraguan Karena Motivasi Berpikir Kontrafaktual Individu
mengabaikan informasi terbaru yang ia terima dan menyimpulkan sesuatu berdasarkan informasi
yang sudah lebih dahulu ada Pribadi dan Benda Milik Individu sering kali juga memberikan
atribusi tertentu kepada orang lain berdasarkan benda-benda yang ia miliki. Hal ini terjadi karena
adanya anggapan bahwa kepribadian seseorang tercermin dari benda-benda yang dimiliki.
Kognisi dan Afeksi Apakah ada kaitan antara kognisi dengan afeksi? Ternyata, walaupun
berbeda tapi berhubungan erat. Berdasarkan penelitian : kognisi mempengaruhi afeksi, dan
sebaliknya. Afeksi merupakan perasaan seseorang terhadap suatu stimulus sedangkan kognisi
adalah cara berpikir seseorang terhadap suatu stimulus. Dalam menilai dan memahami suatu
gejala sosial, tanpa kita sadari ternyata dipengaruhi oleh perasaan kita pada saat itu. Ini berarti
afeksi mempengaruhi kognisi. Sedangkan apabila kita berpikir hal-hal buruk maka kita akan
menjadi cemas dan takut, namun apabila kita menanggapi sebaliknya maka kita akan tenang.Ini
berarti kognisi mempengaruhi afeksi. Perasaan kita dan suasana hati memiliki pengaruh yang
kuat terhadap beberapa aspek kognisi, dan kognisi juga berperan kuat pada perasaan dan suasana
hati kita. Suasana hati saat ini dapat secara kuat mempengaruhi reaksi kita terhadap rangsang
yang baru pertama kali kita temui. Contoh: ketika kiota sedang bergembira dan berkenalan
dengan orang baru, penilaian kita terhadap orang tersebut pastinya lebih baik dibanding saat kita
berkenalan dengannya ketika kita bersedih. Pengaruh afek lainnya adalah pengaruh pada ingatan.
Ingatan yang bergantung pada suasana hati (mood-dependent memory) yaitu apa yang kita ingat
saat berada dalam suasana hati tertentu, sebagian besar ditentukan oleh apa yang kita pelajari
sebelumnya ketika kita berada dalam suasana hati tersebut. Pengaruh kedua dikenal dengan efek
kesesuaian suasana hati (mood-congruence effects) yaitu kecenderungan untuk menyimpan atau
mengingat informasi positif ketika berada dalam suasana hati positif dan informasi negatif ketika
berada dalam suasana hati yang negatif. Suasana hati saat ini juga berpengaruh pada komponen
kognisi lain yaitu kreativitas. Informasi yang emosional (emotional contamination) yaitu suatu
proses di mana penilaian, emosi atau perilaku kita dipengaruhi oleh pemrosesan mental yang
tidak disadari dan tidak terkontrol .

Anda mungkin juga menyukai