Cecep Suyudi M-FSH
Cecep Suyudi M-FSH
CECEP SUYUDI M
NIM: 104046101636
JAKARTA
1429 H/2008 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang teah
sahabat-sahabatnya dan pengikut-pengikutnya yang selalu setia ada dalam jalan yang
lurus untuk mengikuti segala ajaran yang telah sampai pada kita.
Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini sarat dengan dialektika yang tidak
mungkin terlupakan antara keyakinan dan kekhawatiran, serta harapan dan kenyataan
yang menjadi satu dalam membentuk mozaik penulisan skripsi ini. Seperti juga
perjalanan studi yang penulis lalui, tidak ada pekerjaan yang sukses dilakukan dalam
kesendirian. Dibalik keberhasilan selalu ada lingkaran lain yang memberi semangat,
bimbingan, bantuan dan doa. Untuk penulis sangat bersyukur kepada Allah SWT dan
mengucap beribu banyak terima kasih atas bantuan dan jasa yang diberikan oleh
1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM., Dekan Fakultas Syariah dan
Hidayatullah Jakarta
4. Dr. Afifi Fauzi Abbas, Dosen pembimbing yang tidak kenal lelah meluangkan
waktu dan memberikan sumbangan fikiran, serta arahan kepada penulis pada
Pendamping Mitra serta kepada seluruh Mitra yang telah membantu dan
6. Ayahanda tercinta H. AM. Rosjadi S.Ag dan Ibunda tercinta Hj. Imas Tjutju
yang telah mencurahkan doa, kasih sayang, kesabaran dan dorongan spirit
7. Kakak-kakaku tercinta terima kasih banyak atas dukungan dan doa yang
8. Sahabatku yang selalu bersama, mulai dari daftar ulang ke-UIN, menyusun
skripsi sampai wisuda bareng alias kang Najib tea, yang selalu memberikan
Hidayatullah Jakarta
14. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., Sekretaris Jurusan Muamalat Program Studi
15. Dr. Afifi Fauzi Abbas, Dosen pembimbing yang tidak kenal lelah
16. Ponco Nugroho, Programe Manager Masyarakat Mandiri, Mba Leni sebagai
Pendamping Mitra serta kepada seluruh Mitra yang telah membantu dan
17. Ayahanda tercinta H. AM. Rosjadi S.Ag dan Ibunda tercinta Hj. Imas Tjutju
yang telah mencurahkan doa, kasih sayang, kesabaran dan dorongan spirit
18. Kakak-kakaku tercinta terima kasih banyak atas dukungan dan doa yang
19. Sahabatku yang selalu bersama, mulai dari daftar ulang ke-UIN, menyusun
skripsi sampai wisuda bareng alias kang Najib tea, yang selalu memberikan
21. Keluarga besar PC IMM Ciputat fadli, Dzikril, S.SosI, Orin, Afnan, Atun,
Antik, Elin serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
serta kawan-kawan tercinta di asrama putra/i, Nur (terima kasih banyak atas
waktunya), Ewi, Hati, Sarah, Muhib, Muamar, Welly, Ghofur, Muis, Aos
terselesaikannya skripsi ini. Atas segala bantuan dan partisipasi dari semua
22. Keluarga Besar IKADAM Jakarta, Tyas, Dhanny, Ridwan, Hamba, Wildan
Rijal, Irfan, Walid, Dinur, dan semuanya yang ga bisa disebutkan satu
Cecep Suyudi M
DAFTAR ISI
1. Metode Penelitian.........................................................................10
5. Sumber Data..................................................................................13
F. Teknik Penulisan.................................................................................17
G. Sistematika Penulisan.........................................................................17
A. Konsep Strategi...................................................................................19
1. Pengertian Strategi........................................................................19
2. Dasar-Dasar Strategi.....................................................................22
3. Tahapan Strategi...........................................................................26
B. Lembaga Nirlaba.................................................................................28
1. Pemberdayaan...............................................................................33
A. Sejarah Berdirinya..............................................................................46
50................................................................................................Mandiri
E. Sasaran................................................................................................53
F. Pengorganisasian Komunitas..............................................................55
G. Struktur Organisasi.............................................................................56
A. Strate
gi Masyrakat Mandiri..........................................................................58
B. Damp
73.............................................................................Pemberdayaan UMKM
1. Damp
ak Ekonomi...................................................................................76
2. Damp
ak Sosial........................................................................................87
3. Damp
ak Religius....................................................................................98
101................................................................................................BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................101
B. Saran-saran........................................................................................103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
80 ....... Pendapatan Usaha Mitra Sebelum dan Setelah Menjadi Mitra Tabel 6
80 ................................................................................................... DD
[
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri untuk memenuhi salah satu
Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
PENDAHULUAN
negeri ini sejak pertengahan tahun 1997 telah membawa bangsa Indonseia
kepada suatu bencana nasional yang merupakan salah satu sejarah buruk abad
ini. Sector ekonomi modern seperti perbankan, property, industry besar dan
lain-lain yang selama ini menjadi pilar utama perekonomian nasional ternyata
tidak mampu menghadapai badai krisis tersebut dan satu persatu sector usaha
memburuk dari 9,86 persen pada 2004 menjadi 10,4 persen pada 2006. Yang
ironis adalah pertumbuhan ekonomi yang selama ini menjadi fokus utama
pemerintah, ternyata juga memburuk dari 7,1 persen pada kuartal IV 2004
menjadi 5,2 persen pada kuartal II 2006. Dibutuhkan strategi baru untuk
melalui UMKM, merupakan hal yang sangat strategis dan masuk akal guna
merupakan salah satu pelaku riil dalam perekonomian, sementara itu kita
semua aspek perekonomian yaitu apa yang di produksi, kepada siapa dan
1
Mansur, Strategi Baru Untuk Kemiskinan, (ucuy.blogspot.com, diakses pada tanggal 20
Maret 2008)
dicirikan masih adanya beberapa kebijakan ekonomi yang masih di tangan
dimiliki. Namun saat ini banyak penerapan peraturan yang tidak kondusif bagi
ijin yang selain menghabiskan waktu juga sangat mahal yang mana bagi
UMKM yang baru memulai usaha merupakan biaya perijinan yang tidak
hak, atau dengan kata lain bagaimana memperbanyak objek yang akan
dipungut supaya lebih banyak. Sesuai data pada tahun 2003 jumlah tenaga
kerja yang ditampung oleh usaha mikro dan kecil 7,4 juta orang, usaha
menengah 1,2 orang dan usaha besar 55.760 orang. Sementara itu kepedulian
pemerintah daerah terhadap UMKM masih sangat rendah, terlihat dari alokasi
dana anggaran untuk pengembangan UMKM baru 0,85 % secara rata-rata dari
APBD. Jika kita melihat data ini maka kita dapat mengatakan bahwa solusi
2
Muhammad Asdar, Strategi Pemberdayaan UMKM, International seminar on Islamic as a
Solution, 2005, hal. 159
System ekonomi Islam diyakini mampu membawa masyarakat Islam
ekonomi Islam lewat seminar, penelitian terapan dan penerapan atau praktek
yang tidak mengenal bunga karena ini di anggap riba, larangan riba sudah
semenjak nabi Musa dan nabi Isa. Selain itu Islam melarang perbuatan apa
orang lain, penghisapan tenaga oleh orang yang bermodal cukup, bahkan
beriman, takutlah pada Allah dan tinggalkanlah dari hal rtiba, kalau benar-
menjamin rizki setiap makhluk yang telah, sedang, dan akan diciptakannya
(QS 30:40; QS 11:6) dan pada saat yang sama Islam telah menutup peluang
(QS 29:60) dan mereka tidak akan kelaparan (QS 20: 118-119).3
agar hasil pembangunan dapat dinikmati oleh semua komponen bangsa, maka
tahu tentu lembaga keuangan. Kampung tahu yang hampir berjumlah 200
3
"Cara Islam Mengatasi Kemiskinan" Republika, 8 September 2006, h. 20
Pembinaan yang dilakukan oleh Masyarakat Mandiri telah mampu
syariah.4
Parung, Bogor)”.
4
Hery Djatmiko K, Lapak-Lapak Metropolitan, (Jakarta: Khairul Bayan Press, 2006), hal.
200
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
kemiskinan?
kemiskinan?
2. Pembatasan Masalah
Mandiri?
pemberdayaan UMKM?
UMKM?
1. Tujuan Penelitian
multi-dimensi
UMKM.
d. Meneliti dan mengetahui keunggulan strategi yang dikembangkan
Masyarakat Mandiri.
2. Manfaat Penelitian
D. Metode Penelitian
7. Metode Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
5
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Gramedia Pustka Utama:
Jakarta, 1998), h. 14
oleh Licoln dan Cuba dalam buku Moleong (2004: 3)6 yang
b. Jenis Penelitian
masa sekarang.
6
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kulaitatif, cet. Ke-18, (PT Remaja Rosdakarya:
Bandung, 2004), h. 3
Sesuai dengan objek penelitian lokasi untuk mengambil data lapangan
ditimbulkan dari adanya isu formalin dan bencana banjir yang melanda
a. Studi Dokumentasi
informasi yang terpendam dari para informan. Ini adalah salah satu
masyarakat.
7
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Alfabeta: Bandung, 2005), h. 73
8
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (PT. Grasindi: Jakarta, 2005), h. 116
a. Data Primer
Penulis mewawancarai langsung terkait dengan data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini teknik pemil
Data Sekunder
Dokumentasiatauarsipyangberhubungandenganstrategi
dan kuantitatif. Teknik Analisis Kualitatif yaitu data dari informasi yang
dibuat tabel frekuensi relatif untuk setiap kategori dengan langsung dibuat
P = F / N 100 %
P = Prosentase
F = Frekuensi yang sedang dicari presentasinya
N = Number of case
UKM dan ritel yang dilandasi sikap proaktif Perbankan Syariah kepada
murnni olehh bank syariah harus mempersiapkan SDM yang harus memiliki
pada usaha yang dibinanya. Upaya untuk memperbesar porsi pembiayaan bagi
hasil di fokuskan pada UKM dan ritel. Pertimbangannya, karena dinilai sector
rakyat adalah:
kesejahteraan masyarakat..
al-Ikhlas
karena itu untuk mencapai tujuan ekonomi rakyat, maka yang kita lihat
rakyat maka yang kita lihat adalah pasal 33 UUD 1945. Pasal itu berisis
Tidak lain adalah kemampuan kebutuhan materil akan basic need tetapi
F. Teknik Penulisan
Penulisan skripsi ini mengacu pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi yang
diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2007.
G. Sistematika Penulisan
menjadi 5 bab dengan beberapa sus bab. Rincian ini dari pembagian tersebut
adalah:
penulisan.
LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Strategi
1. Pengertian Strategi
mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat
untuk mencapai tujuan. Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
sebagai generalship atau suatu yang dilakukan oleh para jendral dalam
Sedangkan arti lain dari kata strategi yang masih sama Negara asal katanya
yaitu Yunani, bahwa strategi adalah stratogos yang berarti jendral.10 Definisi
bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang yang dari suatu perusahaan, serta
tujuan tersebut.11
9
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep
Pengantar. (Jakarta : Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999), h.08
10
George Stainer John Minner, Manajemen Strategi, (Jakarta : Erlangga, 2004) h.20.
11
Freddy Rangkuti, Abalisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2006), hal. 4
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi
adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Selain
definisi-definisi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus, misalnya
dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahalad (1995), yang mengangkat
12
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), h.1092.
13
Husein Umar, Strategic Management in Action, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama,
2001), h.31
Kemudian menurut Stainer dan Minner strategi adalah penempatan
dari perusahaan itu dapat di capai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
organisasi.17
14
George Steiner dan John Minner, Manajemen Strategik, (Jakarta : Erlangga, 2004), h.20
15
ibid
16
Hadaari Nawawi, Manajemen Stategik, Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan,
(Yogyakarta, Gajah Mada University Press 2003), cet. 2 h. 147.
17
Rokhmad Slamet, Seminar Akademik Program BBA Jakarta Institute of Manajemen
Studies, (Jakarta: 24 Maret, 2001), h.2
Adapun pengertian lain strategi adalah ilmu dan seni menggunakan
kemampuan bersama sumber daya dan lingkungan secara efektif yang terbaik.
rupa disatukan secara rasional dan indah sehingga muncul beberapa alternatif
2. Dasar-dasar Strategi
tujuan akhir. Keputusan ini mencakup definisi dengan bisnis, produk dan
pasar yang harus dilayani, fungsi yang harus dilaksanakan dan kebijaksanaan
militer seringkali diadopsi dan diterapkan dalam lembaga profit ataupun non-
18
Imam Mulyana, Mengupas Konsep Strategi, (www.id.shvoong.com, diakses pada tanggal 2
April 2008)
19
ibid
menggempur kelemahan lawan. Seperti yang diungkapkan Carl Van
mula-mula secara umum lalu kemudian dengan tujuan tertentu tidak ada
hukum yang lebih jelas dan lebih sederhana untuk strategi selalin menyatukan
kekuatan”.20
bahwa manajer memainkan peranan yang aktif, sadar dan rasional dalam
20
Warren J. Keegan, Manajemen Pemasaran Global,Terjemah Alexnader Sindoro & Tanty
Syahlena Tarigan, MM., (Jakarta: PT. Indek Kelompok Gramedia, 2003), edisi 6 h. 1
Untuk mengetahui sejauh mana indikator keberhasilan dari sebuah
dasar.21 Pada dasarnya terdapat tiga pilihan dasar strategi dasar bagi
beragam, yakni:22
1) Strategi Stabilitas
diambil.
lain.
21
Imam Mulyana, Mengupas Konsep Strategi, (www.id.shvoong.com, diakses pada tanggal 2
April 2008)
22
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta : Prenhalindo, 2002), h. 54
2) Strategi Pertumbuhan
lebih agresif untuk produk dan pasar saat ini. Sedangkan diversifikasi
baru.
23
Gugup Kusmono, Manajemen Lanjutan, (Jakarta, Karunika Universitas Terbuka, 1997), h.
130
Strategi pertumbuhan dipercaya mampu memberikan efek
3) Strategi Penciutan
3. Tahapan Strategi
a. Perumusan Strategi
24
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta : Prenhalindo, 2002), h.30
memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam proses
kegiatan.
b. Implementasi Strategi
membutuhkan komitmen dan kerja sama dari seluruh unit, tingkat, dan
anggota organisasi.
c. Evaluasi Strategi
tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu
dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa strategi yang
B. Lembaga Nirlaba
"Organisasi atau lembaga nirlaba adalah lembaga yang bergerak dalam bidang
pengmbangan sosial yang bertujuan membantu orang memcahkan persoalan
pribadi, keluarga atau masyarakat agar mereka dapat menyesuaikan atau
meningkatkan peran sosialnya dengan lebih baik."
bahwa:26
25
Bustami, Pemberdayaan Lembaga N0n-profit Untuk Pengurangan Penganngguran,
(ISIES: Medan, 2005), h. 174
"Organisasi nirlaba secara umum adalah suatu institusi yang dalam
menjalankan organisasinya tidak berorientasi mencari laba. Namun demikian
buakan berarti organisasi nirlaba tidak dibolehkan menerima atau
menghasilkan keuntungan tersebut dipergunakan untuk menutup biaya
operasional atau kembali disalurkan atau kegiatan utamanya lagi."
materi akan tetapi usaha hidup organisasi sangat tergantung dari berbagai
Wajah organisasi nirlaba, terlihat dari program yang "dijual" dan "seni
26
Saharti, Laporan Bulanan MM-DD Desa Buana jaya: Pelayanan dan Pemberdayaan,
(Jakarta: MM, 2002), h. 27
27
www.masyarakatmandiri.org (diakses pada tanggal 25 Juni 2008)
a. Segmentation: view your market creatively. Segmentasi artinya organisasi
follower.
yang ada pada "target pasar" donor yang sesuai dengan karakteristik
lembaga.
bungkusnya.
e. Marketing Mixed: integrate your offer and access. Marketing mix meliputi
4P, product, price, place and promotion. Produk pada organisasi nirlaba,
anda.
life setiap aktivitas organisasi nirlaba. Servis, bukan layanan biasa, ia ada
i. Process: improve your quality, cost, and delivery. Proses, tak lebih dari
tertentu yang oleh perusahaan atau lembaga pencari laba tidak dapat atau tidak
lebih banyak jasa dibandingkan jumlah sponsor yang mendukung dan klien
sasaran jasa yang mereka inginkan. Dua strategi yang populer digunakan
28
J. David Hunger dkk, Manajemen Startegis, Terj. Julianto Agung, (Yohyakarta: Andi,
2003), hal. 533
adalah strategic piggibacking dan merger dan keterkaitan inter-
organisasional.29
pengeluaran. Secara khusus, aktivitas baru itu dalam beberapa hal terkait
harus memiliki lima sumber daya berikut ini sebelum organisasi itu
cukup
29
Ibid., h. 541
kliennya, atau untuk memperoleh sumber daya dengan tetap
1. Pemberdayaan
a. Pengertian Pemberdayaan
berasal dari kata dasar power yang berarti kemampuan berbuat, mencapai,
30
Lili Bariadi, dkk., Zakat dan Wirausaha, (CED: Jakarta, 2005), h. 53
31
ibid
Menurut Hendi (2005)32, pemberdayaan adalah suatu upaya untuk
merubah suatu keadaan menjadi lebih baik dari sebelumnya yang dibangun
b. Pola-Pola Pemberdayaan
32
Hendi, Ekonomi Pemberdayaan Umat, http//: hendi45.blogspot.com. di akses pada tanggal
28 Agustus 2008
33
Edi Suharto, Pembangunan Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Spektrum Pemikiran),
(Lembaga Studi Pembangunan STKS: Bandung, 1997), h. 43
34
Lili Bariadi, dkk., Zakat dan Wirausaha, (CED: Jakarta, 2005), h. 54
o Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap-tahap
pemberdayaan.
sulit tercapai.
kegiatan tetapi kontribusi mereka dalam setiap tahapan yang masti dilalui
kecil dan mikro yang dilakukan oleh berbagai lembaga dan institusi dapat
35
Lili Bariadi, dkk., Zakat dan Wirausaha, (CED: Jakarta, 2005), h. 64
o Kombinasi dari pendekatan pertama dan kedua. Dimana pada
secara langsung. Hal ini diberikan kepada orang yang tak sanggup
untuk bekerja sendiri misalnya orang cacat abadi, lansia, orang buta
dan lain-lain.
o Pendekatan struktural
dikembangkan.
o Tahap partisipatoris
36
Lili Bariadi, dkk., Zakat dan Wirausaha, (CED: Jakarta, 2005), h. 62
Yaitu mengupayakan perubahan dan suntikan dana (Zakat, Infak,
menengah.
penyantun sesama.
c. Tahapan-Tahapan Pemberdayaan
2005)37:
siklikal yang dapat berputar seperti suatu siklus guna mencapai perubahan
37
Lili Bariadi, dkk., Zakat dan Wirausaha, (CED: Jakarta, 2005), h. 60
1) Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
menengah.
atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial: yaitu masyarakat
38
Lili Bariadi, dkk., Zakat dan Wirausaha, (CED: Jakarta, 2005), h. 61
mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,
39
Achmad Subianto, Ringkasan dan Bagaimana Membayar Zakat, (Yayasan Bermula dari
Kanan: Jakarta, 2004), h. 40
40
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengaman Sosial,
(Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 1999), h. 29
Ismawan (2001)41 berpendapat bahwa pemberdayaan sesungguhnya
Tentu saja sebuah usaha yang pemberdayaan tidak dapat dilepaskan dari
yang dimilikinya.
(Ismawan, 2001)42.
a. Pengertian UMKM
41
Indra Ismawan, Sukses di Era Ekonomi Liberal Bagi Koperasi dan Perusahaan kecil dan
Menengah, (Gramedia: Jakarta, 2001), h. 55
42
Indra Ismawan, Sukses di Era Ekonomi Liberal Bagi Koperasi dan Perusahaan kecil dan
Menengah, (Gramedia: Jakarta, 2001), h. 37
Agar lebih lengkap pemahaman kita maka ada baiknya melihat beberapa
definisi yang ada dari berbagai pihak yang memiliki keterlibatan dengan
UMKM, definisi tersebut sebagai berikut:43
1) UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil, Usaha Kecil adalah aset yang
kurang dari 200 juta di luar tanah dan bangunan. Omzet tahunan
Mei 1998: usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati
sederhana. Lapangan usaha mudah untuk exit dan entry. Usaha Kecil
(UU No. 5/1995): aset Rp. 200 juta diluar tanah dan bangunan
43
M. Asdar, Strategi Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Melalui Lembaga Keuangan Syariah (LKS) Untuk Mengentaskan Kemiskinan Dan Pengurangan
pengangguran, (International Seminar On Ismlamic Economics as a Solution, Medan, 2005), hal. 164
industri. Aset Rp. 600 juta diluar tanah dan bangunan untuk sektor
b. Karakteristik UMKM
kota besar
ketiga.
5) Pola kerja seringkali part time atau sebagai usaha sampingan dari
kegiatan lainnya.
44
Alila Pramiyanti, "Studi Kelayakan Bisnis Untuk UKM", (Yogyakarta: Media Presindo,
2008), hal. 5
7) Struktur permodalan sangat terbatas dan kekurangan modal kerja serta
pribadi
c. Sektor-sektor UMKM
1) Sektor perkebunan
Usaha perkebunan yang termasuk usaha kecil dan mikro disini adalah
sempit.
2) Sektor pertanian
hektar.
3) Sektor industri
Usaha kecil dan mikro pada sektor ini berwujud berbagai industri kecil
45
Ishak RS, Pemberdayaan Masyarakat Miskin, www.dekopin.com., di akses pada tanggal
29 Agustus 2008
4) Sektor perdagangan
Usaha kecil dan mikro pada sektor ini berwujud usaha perdagangan
sebagainya.
5) Sektor kehutanan
Pada sektor kehutanan ini usaha kecil dan mikro berwujud pada rupa-
d. Problem UMKM
pasar
46
Alila Pramiyanti, Studi Kelayakan Bisnis Untuk UKM, (Media Presindi: Yogyakarta, 2008),
h. 10
5) Masih rendahnya kualitas SDM yang meliputi aspek kompetensi,
kewirausahaan.
distribusi bahan baku yang berakibat pada harga bahan baku itu
sendiri.
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdiri
dan misi sebagai wahana pemberdayaan berbagai komunitas dhuafa atau yang
dasar secara layak seperti makanan, kesehatan, perumahan dan pekerjaan. Dalam
banyak hal, orang miskin dipaksa untuk hidup dalam situasi yang tidak manusiawi.
Harkat dan martabat sebagai manusia terabaikan dan acapkali mendapat perlakuan
Dompet Dhuafa (DD) hadir dengan misi sosialnya membantu kaum dhuafa
dengan menggunakan dana zakat, infak, shadaqh (ZIS) dari masyarakat. Selama
tahun 1993 sampai dengan 1999 DD membuat program untuk membantu kaum
47
Company Profile Masyarakat Mandiri Parung Bogor, www.masyarakatmandiri.org
dhuafa. Namun pada waktu itu program lebih banyak charity. Program-program itu
dirasakan tak perbah kunjung usai. DD yang terus berupaya melakukan inovasi-
inovasi dalam setiap programnya. Bantuan yang selama ini didanai oleh DD jangan
terus mengembangkan diri dengan belajar kelembag lain yang berpengalaman dalam
dengan model kelompok. Model ini diharapkan peran pendampingan dan pembinaan
beberapa LSM dan proyek pemberdayaan di Indonesia seperti Bina Swadaya, Bina
Desa, LP3ES dan lain-lain. Sebagai persiapan penyempurnaan program, pada bulan
48
Miptah Abdurrajak R, "Pelaksanaan Program Kredit Mikro (Studi Pelaksanaan Program
Kredit Mikro Oleh Lembaga Masyarakat Mandiri Parung, Bogor)," (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik UI, Depok, 2007), h. 49
April 2000 diselenggarakan pelatihan mikrokredit model Amanah Malaysia (AIM),
penggalangan dana ZIS secara professional. Sejak bulan juli 2005, MM resmi
menjadi lembaga otonom dengan memperkuat visi dan misi sebagai wahana
mencapai kemandirian.
manajemen, dan skill di satu sisi, dan aktivitas penguatan dan peluasan pasar, serta
merekat sinergi multi-stakeholder di sisi lain. Untuk yang pertama, jelas lebih sulit.
Penyadaran, menyentuh aspek moralitas (kejujuran), mental (etos, disiplin), hal yang
organisasi pemberdaya, sangat serius dalam soal ini, sehingga sampai harus
yang kedua, membuka akses market dan membangun sinergi, merupakan proses
lanjutannya. Dalam tahap ini, kesabaran dan ketekunan, capacity building tim
49
Miptah Abdurrajak R, "Pelaksanaan Program Kredit Mikro (Studi Pelaksanaan Program
Kredit Mikro Oleh Lembaga Masyarakat Mandiri Parung, Bogor)," h. 50
pendamping, menjadi sesuatu yang mutlak mengingat ”multi-stakeholders" yang
dijalin dan dilibatkan, juga menuntut penyampaian yang masuk akal, jelas
1. Visi
2. Misi
komunitas
3. Tujuan
hidup dasar (basic needs), serta cadangan dan mekanisme untuk bertahan
50
Company Profile Masyarakat Mandiri Parung Bogor, www.masyarakatmandiri.org
Yaitu: terbentuknya kemandirian berfikir, bersikap serta berkesadaran
kritis.
1. Prinsip-prinsip Dasar
a. Pembangunan terpadu
spiritual.
c. Partisipatif
d. Pemberdayaan
51
Sri Murniati, "Efektivitas Pembiayaan Zakat Produktif Dalam Pemberdayaan Usaha Kecil
Menengah (Studi Kasus Mitra Masyarakat Mandiri Parung, Bogor)," (Skripsi S1 Program Studi
manajemen Perbanklan Syariah STEI SEBI, Jakarta 2007), h. 45
e. Keberlanjutan (sustainability)
Keyakinan, ketekunan, motivasi tinggi, bekerjasama menuju misi dan
Program mampu di lajutkan oleh komunitas sasaran
tujuan bersama
f. Keswadayaan
e. Peka
Sedapat mungkin menggunakan sumberdaya yang tersedia dari dalam
Hormat terhadap sifat khas orang-orang lain, tanggap, memperlakukan
komunitas itu sendiri, dan meminimalisasi penggunaan sumberdaya dari
orang dengan martabat dan penghargaan.
luar.
f. Inklusif dan non partisipan
2. Nilai-nilai Dasar
a. Integritas
b. Keunggulan
c. Visioner
d. Berkomitmen
Tidak memihak pada satu golongan atau partai manapun
1. Orientasi Program
2. Jenis Program
E. Sasaran53
52
Sri Murniati, "Efektivitas Pembiayaan Zakat Produktif Dalam Pemberdayaan Usaha Kecil
Menengah (Studi Kasus Mitra Masyarakat Mandiri Parung, Bogor)," h. 48
1. Kriteria Kelompok Sasaran
untuk wilayah pinggiran kota (sub urban) dan perkotaan (urban) atau
Kapasitas produksi
Potensi pasar
53
Nana Mintarti, dkk, Panduan Program Umum dan Teknis, cet. Ke-2, (Masyarakat Mandiri,
2008), h. 5
2) Potensi pemberdayaan untuk menciptakan usaha turunan, artinya
mustahik lainnya.
tahun
3) Mampu bekerja
4) Tidak sedang menerima bantuan program yang sejenis dari pihak lain
a. Wilayah Urban
3) Mampu bekerja
b. Wilayah Rural
tersebut
induk induk induk
Dewan mitra
mitra
mitra
Induk
Koordinator
Jumlah personal team Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika: 11 staf
Rano Karno
Ahmad Faisol
BAB IV
mengarah pada kemitraan yang berbasis pada kekuatan rakyat. Untuk itu,
1. Strategi Utama
Jabodetabek.
56
Cetak Biru Program, Program Pemberdayaan EkonomiPelaku Usaha Mikro Makanan
Jajanan Yang Rentan Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya, (Bogor: Masyrakat Mandiri, 2006), h. 7
3) Pembiayaan (pinjaman) mikro kepada usaha-usaha skala mikro
2. Strategi Pendukung
kesehatan.
Untuk mencapai dan merealisasikan strategi-strategi tersebut maka
1. Perencanaan
57
Sigit Pamungkas, "Evaluasi Program Pemberdayaan MM-DD (Kasus Desa Buana Jaya,
Cariu, Bogor)," (Skripsi S1 Fakultas Pertanian IPB, 2003), h. 68
58
Saharti, Laporan Bulanan MM-DD Desa Buana jaya: Pelayanan dan Pemberdayaan,
(Jakarta: Masyarakat Mandiri, 2002), h. 29
dilakukan untuk mengetahui keadaan keluarga calon mitra
secara keseluruhan.
2. Pelaksanaan
59
Meneth Ginting, Kontribusi Penyuluhan Pembangunan Dalam Mendukung Pelaksanaan
Otonomi Daerah, (Bogor: Pustaka Wirausaha Muda, 1999), h. 56
60
W. B. Sinkhonze, The Role Of Extention in Farmer Education and Information
Dissemination in Swaziland, (German: Institute for International Cooperation Of The Geman
Education Assosiation, 1999), h. 98
dalam pelaksanaan program Masyarakat Mandiri di lapangan
meliputi:61
61
Nana Mintarti, dkk, Buku Panduan Teknis Bagi Pendamping Program Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri, h. 11
dalam mengidentifikasi serta menganalisa keadaannya,
kelompok sasaran
Gambar 3. besar
Prosesterhadap jalannya
Pelaksanaan program
Program pemberdayaan
Masyarakat ini.(MM)
Mandiri
d. Pembentukan KelompokPersiapan
Mandiri
Sosialisasi
Salah satu bagian aktivitas terpenting Masyarakat
62 Mandiridkk,
Nana Mintarti, adalah
Bukumelakukan mobilisasi
Panduan Teknis Pendampingan
Bagi Pendamping Program Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri, h. 10
Mitra (PM) ke lokasi yang akan di dampingi.
terbentu
sebagai
Tahap
manfaat.
jaminan kebenaran.
belit.
63
Miptah Abdurrajak R, "Pelaksanaan Program Kredit Mikro (Studi Pelaksanaan Kredit
Mikro Oleh Masyarakat Mandiri)," (Skripsi S1 Fakultas Ilmuy Sosial dan Ilmu POlitik UI Depok,
2007), skripsi, h. 66
yaitu berdasarkan kelayakan usaha mitra/kelompok sebagai calon
penerima pembiayaan.
MITRA
Pendamping Mitra
(PM)
Pengajuan Rekap (SPP)
Tahap 3
PERSETUJUAN KOMITE
Pengajuan
2 SPPBagian keuangan
hasil komite 2 MM
: pengaj angan
: angsur Ket
: pencari uan - ----
-
a Tahap 4
n
: Koordinator ProgramKP
: Surat Permohonan PembiayaanSPP
: Studi Kelayakan MitraSKM
Proses pengajuan dan pembayaran angsuran pada
ini:64
64
Miptah A. Razak Ramli, Pelaksanaan Program Kredit Mikro Lembaga Masyarakat
Mandiri, h. 69
TAHAPAN KETERANGAN
A. PROSES PENGAJUAN
Tahap 1 o Pengajuan Skim Penyaluran Revolving Fund Dengan
Akad Jual Beli Dari Mitra melalui KM dengan mengisi
SPP dan SKM terlebih dahulu
o SPP SKIM diserahkan oleh ketua KM kepada koordinator
RM paling lambat dua hari sebelum rapat induk
Tahap 2 o SPP SKIM mitra dibahas melalui rapat induk (RM) oleh
komite 1 yang terdiri dari: Ketua KM, Bendahara KM,
Koordinatir RM dan PM
o SPP SKIM yang disetujui komite 1 diajukan ke komite 2
paling lambat 2 hari setelah rapat induk
Tahap 3 o SPP SKIM yang disetujui dirtingkat komite 1, direkap
oleh PM untuk diserahkan kepada KP (Koordintaor
Program Urban) paling lambat 2 hari
o KP mengajukan ke komite 2 yang terdiri dari: Manajer
Program/MP, KP, PM, Staf Keuangan untuk dibahas
kelayakannya paling lama 2 hari
Tahap 4 o SPP SKIM yang disetujui komite 2 diajukan oleh KP ke
Bag. Keuangan untuk diproses pencairan paling lama 6
hari.
o Pencairan SPP mitra oleh Bag. Keuangan disalurkan
melalui PM untuk diberikan ke setiap KM
H. PROSES ANGSURAN
Tahap 1 o Mitra menyetor angsuran ke KM per minggu dengan
mengisi slip setoran rangkap 4 ( arsip Mitra, Bendahara
KM, PM dan Bag. Keuangan )
o Marjin, Infaq dan Tabungan Mitra disetor ke dalam
Tabungan Kelompok oleh Bendahara KM
o AMW disetor ke Bendahara KM
Tahap 2 o Bendahara KM menyetor AMW para mitra ke PM pada
pertemuan induk ( RM ) 2 mingguan
Tahap 3 o PM menyetor AMW diri setiap KM ke Rek. Program per
wilayah di lembaga keuangan syariah terdekat ( Buku
Rek Tabungan Program sepenuhnya di simpan oleh Bag.
Keuangan MM )
65
Miptah A. Razak Ramli, "Pelaksanaan Program Kredit Mikro (Studi Pelaksanaan Kredit
Mikro Oleh Lembaga Masyarakat Mandiri)," h.70
1 Rp. 750.000,- Cicilan Jual Beli66 10 bulan
2 Rp. 1.250.000,- Cicilan Jual Beli 12 bulan
3 Rp. 2.000.000,- Cicilan Jual Beli 12 bulan
3. Pembinaan
66
Cicilan jual beli yaitu pembiayaan dengan cara akad jual beli, dimana pembeli/mitra akan membayar
dengan cara mencicil/mengangsur. Margin/keuntungan jual beli dan jangka waktu cicilan ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara MM (penjual) dan mitra (pembeli) sesuai dengan jangka waktu maksimum pembiayaan.
67
Mubyarto, dkk, Keswadayaan Masyarakat Desa Tertinggal, (Yogyakarta: Aditya Media,
1994), h. 33
benar program yang dijalankan sesuai dengan rencana untuk
rapat induk68
b. Tahap Penguatan
teknologi produksi)
tertulis).
68
Induk adalah suatu kumpulan dari KM-KM yang berada dalam satu wilayah yang
berdekatan. Antara induk dan KM mempunyai aturan tersendiri dalam pengembangan usaha
anggotanya dalam system tanggung renteng. Setiap induk akan bertemu satu kali dalam satu minggu
(Panduan Program MM-DD, 2000)
69
Nana Mintarti, Panduan Program Umum dan Teknis, (Masyarakat Mandiri: Bogor, 2008),
h. 12
3) Membangun jaringan (menjalin hubungan kerjasama dengan pihak
keuangan)
c. Tahap Pemandirian
1) Stabilitas usaha
UMKM
mengandung formalin dan bakso tikus yang secara tidak langsung menurunkan
citra makanan jajanan yang banyak dijual oleh para pelaku usaha/pedagang di
lain: ditemukannya bahan pengawet dan bahan tambahan pangan (BTP) yang
berbahaya seperti formalin, boraks, pewarna tekstil dan lain sebagainya dalam
kurangnya modal, dan kapasitas sumber daya para pelaku usaha yang secara
keterampilan.selain itu mereka dalam posisi yang lemah dan tidak memiliki
tentang adanya bahan pengawet berbahaya dan kandungan bahan tidak halal
dalam makanan jajanan. Kondisi yang dihadapi oleh pelaku usaha di atas,
mereka.
bagi mereka agar mampu menjual makanan yang halal dan sehat melalui suatu
rentan terhadap penggunaan bahan kimia berbahaya menjadi berdaya, selain itu
para pelaku usaha tersebut memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan usaha
makanan jajanan yang terkena imbas isu formalin dan bahan pengawet
maupun lainnya.70
Oleh karena itu, pada sub-bab ini penulis akan mengkaji dampak
program yang telah dilakukan Masyarakat Mandiri (MM) pada program Urban
1. Dampak Ekonomi
produktif.
a. Pemberian Modal
pemberian harta kepada orang lain yang dapat di tagih atau diminta
70
Cetak Biru Program, Program Pemberdayaan EkonomiPelaku Usaha Mikro Makanan
Jajanan Yang Rentan Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya, (Bogor: Masyrakat Mandiri, 2006), h. 3
71
M. Syafi'I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), h. 131
modal (dalam hal ini MM-DD) kepada mustahik dengan pengembalian
tanpa bunga.
dikeluarkan.
ini:
pendapatan mitra adalah pendapatan mitra yang diperoleh dari usaha mitra
ada beberapa saja yang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dari
BPS.
perbedaan besar pendapatan antara mitra yang satu dengan mitra yang
diusahakan mitra mandiri itu sendiri. Jenis usaha yang dijalankan juga
72
Tingkat kemisminan di Indonesia Tahun 2005-2006, www.bps.go.id. Di akses tanggal 23
September 2008
Tingkat pendapatan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah tingkat
pendapatan keseluruhan yang diperoleh dari usaha yang dikelola oleh mitra. Besarnya penda
Tabel 6. Pendapatan Usaha Mitra sebelum dan sesudah menjadi Mitra
mitra yang berkurang akibat issue formalin, borak dan bahan tambahan
Kondisi itu dapat di kategorikan masih rendah, hal ini karena banyak mitra
Sementara itu, dari data di atas dapat dilihat bahwa setelah adanya
73
Walid (52 Tahun), pedagang Mie Ayam, Wawancara bersifat Individu, (Bidaracina, 15
Oktober 2008)
Tapi hal ini juga tidak menutup kemungkinan bahwa mitra yang
kondisi perekonomian yang belum stabil, kondisi tempat tinggal yang jauh
c. Tabungan
respon dari prinsip ekonomi Islam dan nilai moral Islam, yang
dalam kondisi yang tidak fakir. Jadi dapat dikatakan bahwa motivasi
utama orang menabung disini adalah nilai moral hidup sederhana (hidup
74
Leni, Pendamping Mitra, Wawancara bersifat Individu, (Bidaracina, 14 Oktober 2008)
75
Ali Sakti, Konsep Tabungan Dalam Islam, di akses pada tanggal 16 Oktober 2008
disiplin menabung. Menabung adalah menyisihkan keuntungan dari usaha
Dari tabel 7 terlihat bahwa mitra yang tidak punya tabungan sama
yang nabung di Bank dan adapula yang menabung lewat arisan ibu-ibu.
”Sebelum saya ikut jadi anggota Masyarakat Mandiri, saya ikut arisan sama Ibu-ibu
disini, ya..tapi ga gede-gede..an itu juga hanya 10 orang yang ikut arisan. Dan sekarang
alhamdulillah lewat bimbingan yang dilakukan oleh mba Ln saya bisa menabung juga
disini, dan tabungan itu juga bisa di ambil kapan aja.”76
Ibu Ir (37 tahun) adalah seorang ibu rumah tangga dengan jenis usahanya pedagang
warung jajanan yang mempunyai tanggungan 6 orang. Suami dari ibu Ir adalah tukang
ojek.
76
Irma Suryati (38 tahun), Pedagang Jajanan, Wawancara bersifat Individu, Bidaracina 15
Oktober 2008
Maka setelah adanya program wajib menabung yang di programkan
simpnan (tabungan), dari yang ada menjadi meningkat dan dari yang tidak
ada menjadi ada dan bertambah. Selain itu juga ada mitra yang dengan
dampak dari adanya peningkatan usaha dan juga bentuk dari penerapan
”Saya bersyukur banget bisa membuka tabungan di bank, dan saya juga bisa nabung
disini..ya walaupun ga gede tapi lumayan kan buat simpanan...”77
Dari pengakuan mitra di atas serta data pada tabel di atas, dapat
77
Kurozi (49 tahun), pedagang Gado-gado, Wawancara bersifat individu, Bidaracina 16
Oktober 2008)
78
Solikhin (27 tahun), Pedagang Mie Ayam, wawancara bersifat individu, Bidaracina, 17
Oktober 2008)
yaitu dari yang dulunya tidak punya tabungan, maka dengan adanya
d. Aset Produktif
mewah. Asset produktif lebih cenderung mengarah pada asset yang bisa
79
Sigit Pamungkas, "Evaluasi Program Pemberdayaan MM-DD (Kasus Desa Buana Jaya,
Cariu, Bogor)," (Skripsi S1 Fakultas Pertanian IPB, 2003), h. 96
sebagai sumber untuk peningkatan pendapatan. Secara rinci peningkatan
asset usaha yang sama seperti pada awal, artinya bila pada saat awal
rpogram mitra memiliki 1 gerobak, maka saat ini mitra yang bersangkutan
Selain itu ada mitra yang bertambah asset usahanya, misalnya jumlah
gerobak dan alat-alat usaha sebesar 21,5%. Sedangkan yang berganti jenis
usaha sejumlah 7,1% atau 1 orang mitra. Perubahan usaha ini terjadi
2. Dampak Sosial
Dampak sosial dari Pelaksanaan program Masyarakat Mandiri meliputi
hubungan interaksi sosial mitra, tingkat partisipasi dan tanggung jawab mitra
mandiri.
a. Interaksi Sosial
antar pribadi, antar kelompok maupun antar pribadi dengan kelompok (dan
interaksi itulah masyarakat dapat terbentuk dan tetap eksis sepanjang masa.
80
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafaindo Persada,
1990), h. 34
81
Parluhutan Siregar, Penerapan Teori Interaksi Naturalistik Dalam Memperkuat Kerukunan
Umat Beragama, (www.lpkub.com), di akses pada tanggal 16 oktober 2008
interaksi antar individu di dalam masyarakat semakin kuat pula hubungan-
dilihat pada tabel di bawah ini sebagai bentuk dari pola yang di bangun oleh
Gambar 6. Pola Hubungan Interaksi Sosial Antara Mitra, Km, PM, dan MM-DD
1 2
MM-DD PM Mitra
5 3
4 4
MM-DD
Keterangan:
: Berhubungan
1. Arus dana ZIS
2. Pembiayaan dan Peminjaman mikrokredit
3. TAMI, IIM dan AMW
4. Pembinaan dan rapat induk
5. Laporan pembinaan
didalam KM itu sendiri. Interaksi sosial ditandai dengan saling kenal atau
bertemu antara mitra dan antar kelompok mitra didalam rapat untuk
Interaksi sosial baru terjadi dengan adanya program dan setelah dibentuk
82
Totok Mardikanto, Penyuluhan Pembangunan Pertanian, (Suarakarta: Universitas. Sebelas
Maret, 1993), h. 40
sehingga terdapat hubungan timbal balik dan saling pengaruh-
karena itu, kelompok dapat diartikan sebagai himpunan yang terdiri dari dua
bersama
83
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafaindo Persada,
1990), h. 39
Dari tabel 9 terlihat bahwa 85,7% (12 mitra) tidak punya atau tidak
dari kelompok usaha itu hanya sebatas pada perkumpulan para pelaku usaha
yang sama tanpa ada pendampingan usaha. Sehingga dampak dari kelompok
Pengalaman ini di ungkapkan oleh salah satu mitra yang pernah mempunyai
kelompok usaha:
Bapak Herman (39 tahun). Bapak Herman mempunyai tanggungan keluarga 6 orang
dengan jenis usaha pedagang Bakso, dengan penghasilan rata-rata perhari mencapai Rp.
33.000 sampai 40.000 (sekarang).
“Setelah saya mempunyai kelompok usaha di Masyarakat Mandiri, alhamdulillah
sangat terasa betul dampaknya, mulai dari pemberitahuan tentang kesehatan makanan,
apalagi kan dulu isu formalin pada pedagang bakso yang membuat pendapatan saya betul-
betul anjlok, bimbingan untuk selalu memberika pelayanan yang baik yang sesuai dengan
yang pernah di ajarkan rasul..akan tetapi dulu saya juga pernah ikut kelompok usaha, tapi
cuma perkumpulan aja, ga ada bimbingan apa-apa, paling Cuma arisan di antara para
pedagang bakso itu.”84
84
Herman (39 tahun), pedagang Bakso, wawancara bersifat individu, Bidaracina, 16 Oktober
2008
Delima 5 orang
Pandawa Lima 5 orang
Karya Mandiri 6 orang
Total 39 Orang
senang, karena dengan berkelompok bisa tukar pikiran dan bisa saling
Bapak Pn (49 tahun) adalah kepala rumah tangga yang memiliki jumlah tanggungan
keluarga sebanyak 3 anak dan 1 istri. Kelompok Mandiri yang diikuti sampai sekarang ini
adalah tanjung Sejati dan kedudukan bapak Pn dalam kelompok sebagai anggota Kelompok
mandiri. Sementara itu usaha yang dikelola adalah sebagai pedagang bakso.
“Sebelum ada program MM Bapak Pn mengaku tidak punya kelompok, baik
kelompok usaha maupun kelompok lainnya. Dengan berkelompok pula Bapak Pn menjadi
bertambah pengalaman dalam usaha dari teman-temannya, bisa bertukar pikiran, saling
menasehati dalam usaha lainnya. Cerita-cerita pengalaman ini biasa didapatkan ketika
pertemuan-pertemuan 2 mingguan.”85
b. Partisipasi
Strategy) dan dari bawah (bottom up strategy) dengan melihat kekuatan dan
85
Paino (49 tahun), Pedagang Bakso, wawancara bersifat Individu, Bidaracina, 18 Oktober
2008.
86
Silaban, S.Hut, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan,
silabanbrotherhood.Wordpress.com. di akses pada tanggal 16 Oktober 2008
bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta (ikut
yang sering juga disebut peran serta atau ikut serta masyarakat, diartikan
87
Silaban, S.Hut, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan, di akses pada tanggal 16
Oktober 2008
merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil
program yang telah dicapai. Partisipasi Mitra dapat di ukur dari beberapa
hal ini terjadi karena mitra urban sering pulang kampung, waktu usaha
antara mitra satu dengan lainnya tidak sama, sehingga menyulitkan dalam
mencari waktu yang sama untuk pertemuan, hal ini sudah di coba dengan
sangat menonjol. Hal ini di duga akibat tingkat persaingan hidup yang tinggi
di kota besar. Mitra sibuk dengan usaha masing-masing. Namun dari mitra
yang ada masih ada beberapa yang dapat di andalkan menjadi kader lokal,
keagamaan, hari-hari besar nasional, dan lain-lain. Hal ini disebabkan oleh
hal yang sama dengan keterlibatan mitra dalam kelompok dan juga waktu
efektif terhadap kegiatan MM-DD seperti rapat induk dan pelatihan lain
oleh mitra akan semakin tinggi karena mitra merasa membutuhkan program
setujuan jika program MM-DD dihentikan. Respon mitra jika program MM-
Desa Bidaracina akan mulai dilepas setelah koperasi (lembaga lokal) yang
menjadi salah satu tujuan dari program Masyarakat Mandiri ini telah berjalan
”Kalau pinjaman ini dihentikan juga ngga apa-apa, yang terpentingkan usahanya tetap
lancar dan terus maju”88
dihentikan untuk saat ini, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Bajari:
masyarakat, yaitu:
88
Subar (35 tahun), pedagang Mie Ayam, wawancara bersifat individu, Bidaracina, 2
November 2008
89
Bajari (39 tahun), pedagang Es Kelapa, wawancara bersifat individu, Bidaracina 2
November 2008
90
Otok S. Pamudji, Menuju Pendekatan Pembangunan Yang Partisipatif, (Buletin Bina
Swadaya, No. 11 Tahun V, 1997), h. 6
1) Partisipasi dalam merencanakan kegiatan yaitu keterlibatan dalam
dilaksanakan.
c. Tanggung jawab
mitra dalam pertemuan yang rendah. Artinya, tidak semua mitra yang tidak
atau teman kelompoknya. Tingkat angsuran ini juga dapat dipengaruhi oleh
kondisi perekonomian yang di alami mitra itu sendiri, baik itu akibat dari
dengan adanya ikrar mitra dengan alasan bisa menambah cerdas otak, sudah
menjadi perjanjian yang harus ditepati, kalau usaha harus ikhlas, dalam ikrar
kepercayaan diri dan bisa amanah. Tanggung jawab ini sangat dirasakan
“Adanya ikrar mitra supaya lancar jalan usahanya, supaya mendapat kepercayaan
kelompok, jangan sampai mengecewakan ketuan dan anggota kelompok, jadi sama-
sama hidup bersama.”91
91
Herman (59 tahun), pedagag bskso, wawancara bersifat individu, Bidaracina 3 November
2008
3. Dampak Religius
materi keagamaan oleh PM sudah banyak dijalankan oleh mitra. Seperti yang di
“Kita itu setiap mengikuti pertemuan rutin selalu di buka dengan Ikrar mitra, terus
ceramah keagamaan baik oleh mba leni maupun sama Bapak Malik, dan selalu di tutu
dengan Doa, dan Alhamdulillah kegiatan itu terasa banget oleh saya dalam kehidupan
sehari-hari.”93
“Saya sudah melaksanakan materi Mba Ln, karena membuat cerdas otak dan hati merasa
tentram.”94
92
Totok Mardikanto, Penyuluhan Pembangunan Pertanian, (Suarakarta: Universitas. Sebelas
Maret, 1993), h. 45
93
Mardiono (39 tahun), pedagang ketupat sayur, wawancara bersifat pribadi, Bidaracina 4
November 2008
94
Irma Suryati (38 tahun), Pedagang Jajanan, Wawancara bersifat Individu, Bidaracina 15
Oktober 2008
Jika dilihat lebih dalam lagi bahwa kemajuan mitra dalam pengetahuan
agama masih dalam taraf kesadaran. Untuk aktivitas atau pelaksanaan dan
“Ya saya merasa masih banyak kekurangan disana-sini kalau masalah agam, saya hanya
sedikit-sedikit saja apa yang suka di sampaikan kalau ada pertemuan-pertemuan, kaya memakai
kerudung, dan saya juga melihat dari temen-temen saya di kelompok ya begitu juga,”95
Kondisi ini pun diperkuat oleh salah satu tetangga mitra yang penulis
“Ya gimana ya..saya jarang melihat bapak Pn ikut berjamaah di mesjid, tapi mungkin
karena dia berdagang kali ya, tapi saya juga sekali-kali liat dia ikut jamaah, tapi masih jarang
gitu..tapi kalau ada pengajian bulanan dia suka ikut, kalau diminta sumbangan juga dia suka
ngasih..alhamdulillah,”96
Mandiri yaitu membiasakan mitra untuk berinfak dan shadaqah. Hampir semua
dan shadaqah. Program infak dan shadaqah yang ada pada program Masyarakat
Mandiri merupakan salah satu cara untuk menghimpun dana dari mitra untuk
kemudian dipakai dana- dana sosial. Seperti ketika terjadi banjir di daerah
95
Muniroh (37 tahun), pedgag jajanan, wawancara bersifat individu, Bidaracina, 4 November
2008
96
Karim (46 tahun), salah satu staf di Kelurahan Desa Bidaracina, wawancara bersifat individu,
Bidaracina, 4 November 2008
bidaracina, maka dana itu dipakai untuk membantu masyarakat. Selain itu juga
program infak dan shadaqah ini merupakan pembelajaran bagi mitra untuk
minggi sekali). Pengalaman ini disampaikan pula oleh salah satu mitra:
“Saya akan ngasih kalau memang saya lagi ada, ya kalau di MM kan kita harus
dibiasakan untuk saling berbagi. Kalau kata mba Leni kan harta kita ini cuma titipan aja, kita
hanya diberikan amanat aja untuk mengelola harta yang ada pada kita, jadi harta yang ada pada
kita itu ada hak orang lain yang membutuhkan.”97 (Mt, Bidaracina, November 2008)
Masyarakat Mandiri sudah mencapai tahap kesadaran dan juga mulai mampu
menyeluruh.
97
Muthalib (39 tahun), pedagang gorengan, wawancara bersifat individu, Bidaracina, 4
November 2008
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
skripsi ini:
Infak dan Shadaqah dari masyarakat turut berperan aktif dalam mengatasi
meliputi:
kesehatan.
mitra
pemberdayaan yang diterima oleh Mitra. Hal ini berdasarkan pada hasil
menjadi 57%.
sebuah lembaga lokal yaitu Ikhtiar Swadaya Mandiri (ISM) berikut Gerai
B. Saran-saran
banyak pihak, oleh karena itu kerjasama dengan pihak pemerintah daerah,
setiap jenis usaha saja yaitu pedagang dan untuk menghindari persaingan mitra
usaha perubahan perilaku mitra dan masyarakat umum kearah yang mendukung
kesehatan (narkoba), melaksanakan studi banding atau karya wisata antar mitra
program perlu ditingkatkan peran kepala desa dan ketua kelompok mitra dalam
usahanya.
Asdar, M., Strategi Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) Melalui Lembaga Keuangan Syariah (LKS) Untuk Mengentaskan
Kemiskinan Dan Pengurangan pengangguran, (International Seminar On
Ismlamic Economics as a Solution, Medan, 18-19 September 2005)
Andi, 2003)
1997)
Mintarti, Nana, dkk, Panduan Program Umum dan Teknis, cet. Ke-2, (Masyarakat
Mandiri, 2008)
Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kulaitatif, cet. Ke-18, (PT Remaja Rosdakarya:
Bandung, 2004)
Presindo, 2008)
Stainer, George & John Minner, Manajemen Strategi, (Jakarta : Erlangga, 2004)
Utama, 2001)
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005)