2024 K-4 Seksi Pelayanan (Pratama)
2024 K-4 Seksi Pelayanan (Pratama)
02b-CP Indeks Kepuasan Pelayanan dan Efektivitas Penyuluhan 5% 5% 10% 5% 15% 85% 100%
Deskripsi Sasaran Strategis: Peningkatan voluntary and enforced tax compliance Wajib Pajak pada tahun berjalan baik secara formal maupun material yang mendukung
pencapaian penerimaan pajak yang optimal
Rencana Hasil Kerja: Tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh WP Badan dan Orang Pribadi yang tinggi untuk mendukung pencapaian penerimaan pajak
yang optimal
Indikator Kinerja Utama: Persentase capaian tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi
2. SPT Tahunan PPh adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak, yang meliputi:
a. SPT 1771 dan SPT 1771$ yang dilaporkan oleh Badan;
b. SPT 1770, 1770S dan 1770SS yang dilaporkan oleh Orang Pribadi;
3. SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2023 dari WP Badan dan Orang Pribadi Wajib SPT adalah SPT Tahunan Tahun Pajak 2023 yang disampaikan
oleh WP Badan dan Orang Pribadi yang diterima selama tahun 2024 termasuk SPT Tahunan PPh selain Tahun Pajak 2023 yang batas akhir
penyampaiannya pada Tahun 2024 (tidak termasuk pembetulan SPT Tahunan PPh).
4. Wajib Pajak Wajib SPT terdiri dari Wajib Pajak Badan dan Orang pribadi dengan status domisili/pusat (kode status NPWP 000) yang
mempunyai kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh, tidak termasuk: bendahara, joint operation, cabang/lokasi, WP berstatus Kantor
Perwakilan (Representative Office), WP Penghasilan Tertentu sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 yang diubah
dengan PMK-9/PMK.03/2018, WP Non Efektif, dan sejenis lainnya yang dikecualikan atau tidak mempunyai kewajiban menyampaikan SPT
Tahunan PPh, dengan detil kriteria sebagaimana dijelaskan melalui Nota Dinas Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian.
5. kriteria tepat waktu penyampaian SPT adalah sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat 3 UU KUP, termasuk Wajib Pajak yang memperpanjang
jangka waktu penyampaian SPT sebaimana diatur dalam pasal 3 ayat 4 UU KUP.
6. Terkait ketepatan waktu, pembobotan pelaporan SPT pada tahun 2024 adalah sebagai berikut:
a. atas SPT Tahunan PPh yang dilaporkan tepat waktu pada tahun 2024 oleh Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi yang termasuk
dalam target Wajib Pajak Wajib SPT yang menyampaikan SPT Tahunan PPh diberikan pembobotan 1,2;
b. atas SPT Tahunan PPh yang dilaporkan tidak tepat waktu dan/atau selain oleh Wajib Pajak Badan dan Orang
Pribadi yang termasuk dalam target Wajib Pajak Wajib SPT, diberikan pembobotan 1.
7. Target WP Badan dan Orang Pribadi yang Wajib SPT pada Pimpinan Unit Kanwil ditetapkan melalui Nota Dinas Direktur Ekstensifikasi dan
Penilaian berdasarkan jumlah WP Wajib SPT pada unit tersebut;
8. Tata cara penetapan Target WP Badan dan Orang Pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan PPh pada Pimpinan Unit KPP/Pemilik Peta
Strategi dan selain Pimpinan Unit/selain Pemilik Peta Strategi dijelaskan melalui Nota Dinas Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian.
Formula
Tujuan :
Meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak
Unit/Pihak Penyedia Data: Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian, Direktorat Data dan Informasi Perpajakan
Jenis Cascading IKU: (X) Cascading Peta ( ) Cascading Non Peta ( ) Non-Cascading
Jenis Konsolidasi Periode: ( ) Sum ( ) Average (X) Take Last Known Value
Tabel Data :
2022 2023 2024
Periode Pelaporan
Target Realisasi Target Realisasi Target
Januari - - - - -
Februari - - - - -
Maret - - - - 60.00%
April - - - - -
Mei - - - - -
Juni - - - - 80.00%
Juli - - - - -
Agustus - - - - -
September - - - - 90.00%
Oktober - - - - -
November - - - - -
Desember - - - - 100.00%
Tahunan - - - - 100.00%
MANUAL INDIKATOR KINERJA back
KEPALA SEKSI PELAYANAN
KANTOR PELAYANAN PAJAK …
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK …
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Perspektif : Internal Process Perspective
Peningkatan edukasi tentang hak dan kewajiban perpajakan serta pemberitaan dan informasi positif mengenai
Deskripsi Sasaran Strategis : perpajakan yang dapat menumbuhkan pengertian Wajib Pajak terhadap masalah-masalah perpajakan. Pelayanan
yang profesional, tepercaya, transparan, tepat waktu, dan konsisten sesuai aturan yang berlaku.
Rencana Hasil Kerja : Edukasi dan Pelayanan yang Efektif sesuai kebutuhan stakeholder melalui kegiatan edukasi dan penyuluhan
Indikator Kinerja Utama : Persentase perubahan perilaku lapor dan bayar atas kegiatan edukasi dan penyuluhan
Edukasi Pajak adalah setiap upaya dan proses mengembangkan serta meningkatkan semua potensi warga negara
(jasmani, rohani, moral dan intelektual) untuk menghasilkan perilaku kesadaran perpajakan yang tinggi serta
peningkatan pengetahuan dan keterampilan perpajakan agar terdorong untuk paham, sadar, peduli dan
berkontribusi dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.
Rencana kegiatan penyuluhan selama setahun diusulkan pada awal periode oleh masing-masing unit kerja yang
ditetapkan oleh Kanwil DJP dengan batasan minimal sesuai yang ditetapkan dalam Nota Dinas Kebijakan Edukasi
Perpajakan tahun 2023.
Masing-masing unit pengampu, yang berwenang melakukan persetujuan rencana kerja, wajib melakukan
pemeriksaan jumlah rencana kerja dan dapat melakukan penyesuaian jumlah rencana kerja untuk masing masing
tema, sebelum dilakukan persetujuan.
Daftar Sasaran Penyuluhan Terpilih (DSPT) terdiri dari DSPT Kolaboratif dan DSPT mandiri.
DSPT kolaboratif melingkupi daftar wajib pajak yang akan dilakukan edukasi perpajakan tema III, dalam hal tidak
dapat dilakukan edukasi perpajakan tema III, komite kepatuhan dapat mengajukan data tersebut untuk
ditetapkan sebagai DSPT tema II.
Petunjuk kegiatan penyuluhan mengacu pada Nota Dinas Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan
Masyarakat tentang Petunjuk Kegiatan Edukasi Perpajakan Tahun 2024
pemeriksaan jumlah rencana kerja dan dapat melakukan penyesuaian jumlah rencana kerja untuk masing masing
tema, sebelum dilakukan persetujuan.
Daftar Sasaran Penyuluhan Terpilih (DSPT) terdiri dari DSPT Kolaboratif dan DSPT mandiri.
DSPT kolaboratif melingkupi daftar wajib pajak yang akan dilakukan edukasi perpajakan tema III, dalam hal tidak
dapat dilakukan edukasi perpajakan tema III, komite kepatuhan dapat mengajukan data tersebut untuk
ditetapkan sebagai DSPT tema II.
Petunjuk kegiatan penyuluhan mengacu pada Nota Dinas Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan
Masyarakat tentang Petunjuk Kegiatan Edukasi Perpajakan Tahun 2024
Formula:
IKU EP = {(25% x Rasio Kegiatan) + (30% x Rasio Perubahan Perilaku Lapor) + (45% x Rasio Perubahan Perilaku
Tujuan:
Dengan peningkatan penyuluhan dan humas akan menunjang peningkatan pendapatan, peningkatan kepercayaan
stakeholder, dan peningkatan kepatuhan Wajib Pajak menuju pengamanan pendapatan negara.
Unit/Pihak Penyedia Data : Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat, Direktorat Data dan Informasi Perpajakan,
Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average (X) Take Last Known Value
Deskripsi Sasaran Strategis : Peningkatan edukasi tentang hak dan kewajiban perpajakan serta pemberitaan dan informasi positif mengenai
perpajakan yang dapat menumbuhkan pengertian Wajib Pajak terhadap masalah-masalah perpajakan. Pelayanan
yang profesional, tepercaya, transparan, tepat waktu, dan konsisten sesuai aturan yang berlaku.
Rencana Hasil Kerja : Edukasi dan pelayanan yang efektif sesuai kebutuhan stakeholder
Tujuan:
Untuk mengukur tingkat kepuasan pelayanan, penyuluhan, dan kehumasan dalam penyampaian pengetahuan dan
informasi perpajakan kepada stakeholder serta pengelolaan reputasi dan persepsi atas DJP.
Unit/Pihak Penyedia Data : Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat; Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan
Masyarakat
Sumber Data : Laporan hasil survei
Jenis Cascading IKU : (X) Cascading Peta ( ) Cascading non Peta ( ) Non-Cascading
Jenis Konsolidasi Periode : (X) Sum ( ) Average ( ) Take Last Known Value
Tabel Data :
2022 2023
Periode Pelaporan
Target Realisasi Target Realisasi
Januari - - - -
Februari - - - -
Maret - - - -
April - - - -
Mei - - - -
Juni - - - -
Juli - - - -
Agustus - - - -
September - - - -
Oktober - - - -
November - - - -
Desember - - - -
Tahunan - - - -
Raw Data
2022 2023
Periode Pelaporan
Target Realisasi Target Realisasi
Januari - - - -
Februari - - - -
Maret - - - -
April - - - -
Mei - - - -
Juni - - - -
Juli - - - -
Agustus - - - -
September - - - -
Oktober - - - -
November - - - -
Desember - - - -
Tahunan - - - -
back
2024
Target
-
-
78
-
-
78
-
-
78
-
-
82
82
MANUAL INDIKATOR KINERJA
KEPALA SEKSI PELAYANAN
KANTOR PELAYANAN PAJAK …
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK …
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Deskripsi Sasaran Strategis : Peningkatan edukasi tentang hak dan kewajiban perpajakan serta pemberita
mengenai perpajakan yang dapat menumbuhkan pengertian Wajib Pajak ter
perpajakan. Pelayanan yang profesional, tepercaya, transparan, tepat waktu
aturan yang berlaku.
Rencana Hasil Kerja : Edukasi dan pelayanan yang efektif sesuai kebutuhan stakeholder
Tabel Data :
2022 2023
Periode Pelaporan
Target Realisasi Target
Januari - - -
Februari - - -
Maret - - -
April - - -
Mei - - -
Juni - - -
Juli - - -
Agustus - - -
September - - -
Oktober - - -
November - - -
Desember - - -
Tahunan - - -
back
butuhan stakeholder
kerja;
ulan;
( ) Biaya
Cascading
e Last Known Value
( ) Tahunan
2023 2024
Realisasi Target
- -
- -
- 90%
- -
- -
- 90%
- -
- -
- 90%
- -
- -
- 90%
- 90%
MANUAL INDIKATOR KINERJA
KEPALA SEKSI PELAYANAN
KANTOR PELAYANAN PAJAK …
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK …
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Rencana Hasil Kerja : Edukasi dan pelayanan yang efektif sesuai kebutuhan stakeholder
Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terha
Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.
Yang dimaksud dengan jumlah penerbitan SP2B dan SP2PK tepat waktu ada
berdasarkan SE-41/PJ/ 2014 yang diselesaikan dalam jangka waktu 30 (tig
tanggal diterima putusan di Kantor Pelayanan Pajak.
Contoh perhitungan :
Pada triwulan KPP X menerima putusan banding dan putusan peninjauan k
putusan tersebut terdapat 1 putusan banding sebagaimana dimaksudkan d
diterbitkan dalam jangka waktu 25 hari, 2 putusan diterbitkan dalam jangk
putusan diterbitkan dalam jangka waktu 34 hari.
Adapun perhitungan untuk IKU ini adalah : {[(1x1.2) + (2x1) + (1x0.9)]/4) =
Formula:
Jumlah penerbitan SP2B dan SP2PK tepat waktu
Jumlah Putusan Banding dan Peninjauan Kembali yang diterima
Tujuan:
Dengan peningkatan pelayanan yang pasti maka kepatuhan Wajib Pajak ser
akan meningkat sehingga penerimaan akan optimal dan hal ini mendukung
negara dan akan menjaga validitas penyajian data utang pajak, serta membe
kewajiban Wajib Pajak.
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average (X) Take Last Known Value
Tabel Data :
2022 2023
Periode Pelaporan
Target Realisasi Target
Januari - - -
Februari - - -
Maret - - -
April - - -
Mei - - -
Juni - - 90%
Juli - - -
Agustus - - -
September - - -
Oktober - - -
November - - -
Desember - - 90%
Tahunan - - 90%
back
butuhan stakeholder
( ) Biaya
Cascading
( ) Tahunan
2023 2024
Realisasi Target
- -
- -
- 100%
- -
- -
- 100%
- -
- -
- 100%
- -
- -
- 100%
- 100%
LEMBARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
KEPALA SEKSI PELAYANAN
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA ...
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK …
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Perspektif : Internal Process Perspective
Deskripsi Sasaran Strategis : Peningkatan edukasi tentang hak dan kewajiban perpajakan serta pemberitaan dan informasi positif mengenai perpajakan yang
dapat menumbuhkan pengertian Wajib Pajak terhadap masalah-masalah perpajakan. Pelayanan yang profesional, tepercaya,
transparan, tepat waktu, dan konsisten sesuai aturan yang berlaku.
Rencana Hasil Kerja Atasan : Edukasi dan pelayanan yang efektif
Rencana Hasil Kerja : Edukasi dan pelayanan yang efektif sesuai kebutuhan stakeholder
Indikator Kinerja Utama : Persentase realisasi pelayanan penerbitan SKPKPP tepat waktu
Jumlah SKPKPP yang seharusnya diterbitkan adalah jumlah konsep SKPKPP yang seharusnya diterbitkan oleh Seksi Pelayanan.
Formula:
Jumlah SKPKPP yang diterbitkan tepat waktu
x100%
Jumlah SKPKPP yang seharusnya diterbitkan
Tujuan:
Dengan peningkatan pelayanan yang pasti maka kepatuhan Wajib Pajak serta kepercayaan stakeholder akan meningkat
sehingga penerimaan akan optimal dan hal ini mendukung pengamanan penerimaan negara.
Jenis Cascading IKU : ( ) Cascading Peta ( ) Cascading non Peta (X) Non-Cascading
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average (X) Take Last Known Value
Tabel Data :
2022 2023 2024
Periode Pelaporan
Target Realisasi Target Realisasi Target
Januari - - - - -
Februari - - - - -
Maret - - - - 100%
April - - - - -
Mei - - - - -
Juni - - - - 100%
Juli - - - - -
Agustus - - - - -
September - - - - 100%
Oktober - - - - -
November - - - - -
Desember - - - - 100%
Tahunan - - - - 100%
back
MANUAL INDIKATOR KINERJA
KEPALA SEKSI PELAYANAN
KANTOR PELAYANAN PAJAK …
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK …
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Rencana Hasil Kerja : Edukasi dan pelayanan yang efektif sesuai kebutuhan stakeholder
Indikator Kinerja Utama : Persentase realisasi penyelesaian permohonan layanan unggulan tepat w
Atas setiap permohonan Pbk yang telah diselesaikan dalam jangka waktu
sebagai berikut:
contoh kasus 1:
Pada tanggal 4 Januari 2024, KPP Pratama ABC menerima permohonan
tanggal 4 Januari 2024. Pada tanggal 8 Januari 2024, bukti Pbk dicetak
jangka waktu penyelesaian permohonan Pbk oleh KPP ABC adalah 4 har
contoh kasus 2:
Pada tanggal 25 Januari 2024, KPP Pratama XYZ menerima permohonan
tanggal 25 Januari 2024. Pada tanggal 2 Februari 2024, surat penolakan
tersebut, jangka waktu penyelesaian permohonan Pbk oleh KPP Pratama
Contoh 1:
terdapat permohonan Pbk yang diselesaikan dalam jangka waktu sebaga
Atas setiap permohonan Pbk yang telah diselesaikan dalam jangka waktu
sebagai berikut:
contoh kasus 1:
Pada tanggal 4 Januari 2024, KPP Pratama ABC menerima permohonan
tanggal 4 Januari 2024. Pada tanggal 8 Januari 2024, bukti Pbk dicetak
jangka waktu penyelesaian permohonan Pbk oleh KPP ABC adalah 4 har
contoh kasus 2:
Pada tanggal 25 Januari 2024, KPP Pratama XYZ menerima permohonan
tanggal 25 Januari 2024. Pada tanggal 2 Februari 2024, surat penolakan
tersebut, jangka waktu penyelesaian permohonan Pbk oleh KPP Pratama
Contoh 1:
terdapat permohonan Pbk yang diselesaikan dalam jangka waktu sebaga
- terdapat 4 permohonan yang diterima dan diselesaikan dalam jangka w
- terdapat 1 permohonan yang diterima dan diselesaikan dalam jangka w
- terdapat 2 permohonan yang diterima dan diselesaikan dalam jangka w
Formula:
Realisasi IKU = (Jumlah bobot penyelesaian permohonan Pbk / Jumlah
Tujuan:
Meningkatkan kepuasan layanan wajib pajak dan mendorong kebijakan
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average (X) Take Last Known Value
Tabel Data :
2022 2023
Periode Pelaporan
Target Realisasi Target
Januari - - -
Februari - - -
Maret - - -
April - - -
Mei - - -
Juni - - -
Juli - - -
Agustus - - -
September - - -
Oktober - - -
November - - -
Desember - - -
Tahunan - - -
back
butuhan stakeholder
ng diselesaikan1-6 hari
ng diselesaikan 7-14 hari
diselesaikan setelah 15 - 21 hari
diselesaikan setelah lewat 21 hari
ng diselesaikan1-6 hari
ng diselesaikan 7-14 hari
diselesaikan setelah 15 - 21 hari
diselesaikan setelah lewat 21 hari
Realisasi IKU
Nilai
Ʃ(4)/Ʃ(1)*100%
(4) = [(1) x (3)]
4.40
1.00
2.20
7.60 109%
alam jangka waktu sebagai berikut:
selesaikan dalam jangka waktu 14 hari
selesaikan dalam jangka waktu 15 hari
selesaikan jangka waktu 31 hari
Realisasi IKU
Nilai
Ʃ(4)/Ʃ(1)*100%
(4) = [(1) x (3)]
5.50
7.00
0.00
12.50 89%
Cascading
( ) Tahunan
2023 2024
Realisasi Target
- -
- -
- 100%
- -
- -
- 100%
- -
- -
- 100%
- -
- -
- 100%
- 100%
MANUAL INDIKATOR KINERJA back
KEPALA SEKSI PELAYANAN
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA ...
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK …
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Deskripsi Sasaran Strategis: Data, informasi, dan insight yang mampu memberikan nilai tambah untuk mendukung pengambilan keputusan.
Rencana Hasil Kerja: Pengemasan dokumen perpajakan yang akan dikirim ke/diambil oleh PPDDP/KPDDP yang tepat waktu
Indikator Kinerja Utama: Persentase pengemasan dokumen perpajakan yang akan dikirim ke/diambil oleh PPDDP/KPDDP
Dokumen perpajakan selain SPT adalah dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam SE-36/PJ/2020, KEP-280/PJ/2020
KEP-237/PJ/2022, KEP-136/PJ/2023 dan ketentuan/perubahan terkait keputusan tersebut.
Pengemasan dokumen perpajakan selain SPT yang akan dikirim dan diambil ke PPDDP/KPDDP adalah proses yang dimulai dari penempelan
barcode, penghitungan jumlah lembar pada dokumen selain SPT yang akan dikemas, input ID, input data barcode yang telah ditempel pada
dokumen perpajakan selain SPT dan kemudian mengemasnya dalam kardus khusus (sesuai standar berdasarkan masing-masing wilayah kerja
PPDDP/KPDDP), pencetakan register melalui aplikasi PPDDP/KPDDP sesuai SOP, setelah selesai kemasan dikirim petugas pengemas merekam
nomor resi ke aplikasi pengemasan.
Jenis dokumen perpajakan selain SPT yang dikemas oleh KPP meliputi dokumen proses bisnis registrasi selain orang pribadi karyawan
(KEP280/PJ/2020), dokumen proses bisnis registrasi orang pribadi karyawan, pemeriksaan, dan penagihan (KEP-237/PJ/2022), dokumen
proses bisnis pembayaran, pengawasan, penilaian, keberatan dan banding, dan non keberatan (KEP-136/PJ/2023).
Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan dan Kepala Seksi Pengawasan I,II, III, IV, V, dan VI mengirimkan dokumen perpajakan
selain SPT kepada Seksi Pelayanan sesuai dengan target yang ditentukan.
Jumlah dokumen perpajakan selain SPT yang dikemas adalah jumlah dokumen perpajakan selain SPT yang telah selesai dikemas, ditutup
kemasannya dan dilakukan perekaman nomor resi ke aplikasi pengemasan pada tahun berjalan sesuai ketentuan, yaitu SE-36/PJ/2020, KEP-
280/PJ/2020, KEP237/PJ/2022, KEP-136/PJ/2023, dan ketentuan/perubahan terkait keputusan tersebut.
Jumlah dokumen perpajakan selain SPT yang seharusnya dikemas adalah jumlah dokumen perpajakan yang seharusnya dikemas KPP &
diadministrasikan di PPDDP/KPDDP sesuai dengan target yang ditetapkan Kantor Pusat.
Dokumen yang dikemas tidak sesuai dengan ketentuan tersebut tidak diperhitungkan sebagai realisasi IKU.
Sesuai SE-36/PJ/2020, dokumen perpajakan selain SPT yang telah selesai dikemas, selanjutnya diserahkan kepada UPDDP. Penyerahan
kemasan dokumen perpajakan selain SPT dapat dilakukan dengan cara pengambilan kemasan oleh UPDDP atau pengiriman kemasan
berdasarkan pada kebijakan UPDDP di wilayah kerja masing-masing.
Dalam hal kemasan dikirim ke UPDDP, petugas pengemas melalui Seksi/Subbagian yang mengampu urusan pengiriman berkas, mengirimkan
kemasan melalui petugas pos atau jasa ekspedisi yang ditunjuk paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah selesai dikemas. Atas pengiriman
kemasan tersebut, petugas pengemas merekam nomor resi ke aplikasi pengemasan paling lambat 5 (lima) hari sejak kemasan dikirim.
Dalam hal kemasan diambil oleh UPDDP, petugas pengemas menyerahkan kemasan kepada petugas pengambil berdasarkan penugasan
pengambilan kemasan dari Pejabat UPDDP yang berwenang. Atas pengambilan kemasan tersebut, petugas pengemas merekam nomor Surat
Perintah Kirim (SPK) ke aplikasi pengemasan.
Formula
*)Persentase pengemasan SPT yang akan dikirim ke/diambil oleh PPDDP/KPDDP tepat waktu =
Jumlah SPT yang dikemas tepat waktu
x100%
Jumlah SPT yang seharusnya dikemas
*) Persentase pengemasan dokumen perpajakan selain SPT yang akan dikirim ke/diambil oleh PPDDP/KPDDP =
Jumlah dokumen perpajakan selain SPT yang dikemas
x100%
Jumlah dokumen perpajakan selain SPT yang seharusnya dikemas
Tujuan :
Dengan pengemasan dokumen perpajakan yang efektif akan mendukung pengolahan dokumen perpajakan yang lebih optimal.
Satuan Pengukuran: Persen (%)
Unit/Pihak Penyedia Data: Seksi Pelayanan, Seksi Pengawasan, dan Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan
Jenis Cascading IKU: ( ) Cascading Peta ( ) Cascading Non Peta (X) Non-Cascading
Jenis Konsolidasi Periode: ( ) Sum ( ) Average (X) Take Last Known Value
Tabel Data :
2022 2023 2024
Periode Pelaporan
Target Realisasi Target Realisasi Target
Januari - - - - -
Februari - - - - -
Maret - - - - 40%
April - - - - -
Mei - - - - -
Juni - - - - 60%
Juli - - - - -
Agustus - - - - -
September - - - - 75%
Oktober - - - - -
November - - - - -
Desember - - - - 87%
Tahunan - - - - 87%
MANUAL INDIKATOR KINERJA back
KEPALA SEKSI PELAYANAN
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA ...
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK …
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Deskripsi Sasaran Strategis: Data, informasi, dan insight yang mampu memberikan nilai tambah untuk mendukung pengambilan keputusan.
Rencana Hasil Kerja: Menindaklanjuti pengembalian dokumen perpajakan dari PPDDP/KPDDP dengan benar
Indikator Kinerja Utama: Persentase tindak lanjut pengembalian dokumen perpajakan dari PPDDP/KPDDP
Jumlah SPT yang dikembalikan adalah SPT selain SPT 1770S dan 1770SS yang dikembalikan fisiknya oleh PPDDP/KPDDP pada
tahun berjalan, tidak termasuk SPT yang dikembalikan karena seharusnya tidak dikirim oleh KPP ke PPDDP/KPDDP dan tidak
termasuk SPT yang memerlukan konfirmasi ulang atau tindak lanjut kepada Wajib Pajak.
SPT yang harus ditindaklanjuti oleh Seksi Pelayanan adalah SPT yang penyelesaiannya tidak memerlukan konfirmasi ulang atau
tindak lanjut kepada Wajib Pajak.
SPT yang dikembalikan karena seharusnya tidak dikirim oleh KPP ke PPDDP/KPDDP diantaranya:
1. Jenis dan tahun SPT yang tidak termasuk dalam pengolahan PPDDP/KPDDP sesuai ketentuan yang berlaku;
2. SPT yang seharusnya disampaikan oleh Wajib Pajak secara elektronik;
3. SPT dengan NPWP yang status delete (DE);
4. SPT dengan status NPWP yang berstatus pindah.
Contoh:
1. Jumlah SPT selain SPT 1770S dan 1770SS yang dikembalikan pada tahun 2021 oleh PPDDP/KPDDP sejumlah 1000 SPT, dari
pengembalian tersebut ditindaklanjuti dan dikemas ulang oleh Seksi Pelayanan sebesar 500 SPT, maka persentase tindak lanjut
pengembalian SPT = (500/1000) x 100% = 50%. (Asumsi: seluruh SPT tidak memerlukan konfirmasi ulang atau tindak lanjut
kepada Wajib Pajak)
2. Jumlah SPT selain SPT 1770S dan 1770SS yang dikembalikan pada tahun 2021 oleh PPDDP/KPDDP sejumlah 1000 SPT,
diantaranya terdapat 200 SPT yang seharusnya tidak dikirim ke PPDDP/KPDDP. Dari pengembalian tersebut ditindaklanjuti dan
dikemas ulang oleh Seksi Pelayanan sebesar 500 SPT, maka persentase tindak lanjut pengembalian SPT = 500/(1000-200) x 100%
= 62,5%. (Asumsi: seluruh SPT tidak memerlukan konfirmasi ulang atau tindak lanjut kepada Wajib Pajak)
3. Jumlah SPT selain SPT 1770S dan 1770SS yang dikembalikan pada tahun 2021 oleh PPDDP/KPDDP sejumlah 1000 SPT,
diantaranya terdapat 200 SPT yang seharusnya tidak dikirim ke PPDDP/KPDDP dan 100 SPT yang memerlukan konfirmasi ulang
atau tindak lanjut kepada Wajib Pajak. Dari pengembalian tersebut ditindaklanjuti dan dikemas ulang oleh Seksi Pelayanan
sebesar 500 SPT, maka persentase tindak lanjut pengembalian SPT = 500/(1000-200-100) x 100% = 71,43%.
Jumlah kemasan dokumen selain SPT yang dikembalikan adalah jumlah kemasan dokumen selain SPT yang dikembalikan
fisiknya oleh PPDDP/KPDDP pada tahun berjalan, sesuai dengan SE-36/PJ/2020, dalam hal terjadi selisih lebih jumlah dokumen
lebih dari 10% dalam satu kemasan antara penghitungan fisik dengan yang tertera pada aplikasi.
Contoh :
1. Dalam satu kemasan yang tertera pada aplikasi berjumlah 250 dokumen , diantaranya terdapat dokumen yang lebih saat
dilakukan penghitungan fisik sebesar lebih dari 25 dokumen. Atas seluruh dokumen dalam satu kemasan tersebut ,
PPDDP/KPDDP mengembalikannya ke KPP untuk dilakukan penghitungan ulang.
2. Triwulan I PPDDP/KPDDP mengembalikan 2 kemasan, maka persentase jumlah kemasan dokumen selain SPT yang
dikembalikan dari PPDDP/KPDDP = 95% . Triwulan II PPDDP/KPDDP mengembalikan 4 kemasan (total s.d triwulan II = 6
kemasan), maka persentase jumlah kemasan dokumen selain SPT yang dikembalikan dari PPDDP/KPDDP = 90%. Triwulan III dan
IV tidak ada pengembalian kemasan (total s.d triwulan IV = 6 kemasan) , maka persentase jumlah kemasan dokumen selain SPT
yang dikembalikan dari PPDDP/KPDDP tahun X = 90%
Formula
Perhitungan tindaklanjut pengembalian untuk KPP Pratama:
(70% x Persentase tindak lanjut pengembalian SPT dari PPDDP/KPDDP) + (30% x Persentase jumlah kemasan dokumen selain SPT
yang dikembalikan dari PPDDP/KPDDP)
*) Persentase jumlah kemasan dokumen selain SPT yang dikembalikan dari PPDDP/KPDDP =
Jumlah kemasan
dikembalikan Persentase
0 100%
1-10 90%
>10 80%
Perhitungan tindaklanjut pengembalian untuk selain KPP Pratama (LTO, Khusus, Madya):
*) Persentase jumlah kemasan dokumen selain SPT yang dikembalikan dari PPDDP/KPDDP =
Jumlah kemasan
dikembalikan Persentase
0 100%
1-10 90%
>10 80%
Tujuan :
Dengan pengemasan ulang secara efektif dokumen perpajakan yang dikembalikan, akan mendukung pengolahan dokumen perpajakan yang lebih
Jenis Cascading IKU: ( ) Cascading Peta ( ) Cascading Non Peta (X) Non-Cascading
Jenis Konsolidasi Periode: ( ) Sum ( ) Average (X) Take Last Known Value
Tabel Data :
2022 2023 2024
Periode Pelaporan
Target Realisasi Target Realisasi Target
Januari - - - - -
Februari - - - - -
Maret 90% - 95% - 97%
April - - - - -
Mei - - - - -
Juni 90% - 95% - 97%
Juli - - - - -
Agustus - - - - -
September 90% - 95% - 97%
Oktober - - - - -
November - - - - -
Desember 90% - 95% - 97%
Tahunan 90% - 95% - 97%
MANUAL INDIKATOR KINERJA back
KEPALA SEKSI PELAYANAN 1a-N
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA ...
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK …
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Deskripsi Sasaran Strategis: Upaya perbaikan organisasi untuk mencapai ketangguhan, responsivitas, dan fleksibilitas optimal dalam menghadapi perubahan
dinamis di lingkungan Kementerian Keuangan melalui pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan organisasi yang proaktif,
inovatif, dan kolaboratif menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Rencana Hasil Kerja: Pengelolaan SDM melalui Pengembangan Kompetensi Pegawai yang Efektif
Indikator Kinerja Utama: Tingkat Pemenuhan Kompetensi Teknis dan Standar Jam Pelajaran Pegawai
Aspek Tingkat Pemenuhan Kompetensi Teknis Pelaksana dan Fungsional dianggap 100% dalam hal:
- tidak ada Pelaksana dan Fungsional yang mengikuti uji kompetensi teknis pada tahun 2024
- seluruh Pelaksana dan Fungsional yang mengikuti uji kompetensi teknis pada tahun 2024 lulus
Formula
Tingkat Pemenuhan
Kompetensi Teknis (𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 1 𝑥 50%)+ "(" 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 2 𝑥
dan Standar Jam 50%)
Pelajaran Pegawai
(Efektivitas Penyelesaian Jam Pelajaran x 60%) + (Efektivitas Penyelesaian Modul E-learning StudiA x 40%)
Tujuan :
IKU ini bertujuan untuk memantau pegawai di lingkungan DJP yang telah memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan
dalam jabatannya dan meningkatkan kompetensi bagi pegawai yang belum memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan.
Selain itu, bertujuan meningkatkan kualitas dan kinerja pegawai melalui peningkatan kompetensi sesuai tugas dan fungsi untuk
mendorong produktivitas pegawai yang mendukung pencapaian tujuan pokok organisasi DJP dalam menghimpun penerimaan pajak.
Rekapitulasi laporan hasil uji kompetensi teknis dan laporan realisasi pengembangan kompetensi, Laporan pelaksanaan pelatihan
Sumber Data: pegawai/IHT, studiA DJP, SIKKA dan Kemenkeu Learning Center
Jenis Cascading IKU: (X) Cascading Peta ( ) Cascading Non Peta( ) Non-Cascading
Jenis Konsolidasi Periode: ( ) Sum ( ) Average (X) Take Last Known Value
Tabel Data :
2022 2023 2024
Periode Pelaporan
Target Realisasi Target Realisasi Target
Januari - - - - -
Februari - - - - -
Maret - - - - 15
April - - - - -
Mei - - - - -
Juni - - - - 45
Juli - - - - -
Agustus - - - - -
September - - - - 75
Oktober - - - - -
November - - - - -
Desember - - - - 90
Tahunan - - - - 90
MANUAL INDIKATOR KINERJA
SHEET MANUAL IKU INI DIGUNAKAN
(Pejabat Pengawas) SEBAGAI PETUNJUK IKU/IKI TINGKAT 1a-N
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PEMENUHAN KOMPETENSI TEKNIS DAN
STANDAR JAM PELAJARAN DAN TIDAK
DIINPUT DI E-PERFORMANCE
Perspektif: Learning & Growth Perspective
Deskripsi Sasaran Strategis: Penyelenggaraan serangkaian kegiatan berupa pengelolaan kinerja, pengelolaan risiko, dan peningkatan kompetensi pegawai dalam rangka
mewujudkan organisasi yang bersifat dinamis dan fleksibel serta aparatur pajak yang berintegritas dan profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan
dan dinamika transformasi kelembagaan Kementerian Keuangan.
Indikator Kinerja Utama: Tingkat Pemenuhan Kompetensi Teknis Pelaksana dan Fungsional
Pegawai yang diperhitungkan adalah pegawai yang mengikuti pengukuran kompetensi teknis sebagai berikut:
1. Uji Kompetensi Kenaikan Jenjang dan Jabatan bagi Fungsional yang unit pembinanya adalah DJP pada Tahun 2024
2. Uji Kompetensi Teknis kenaikan Peringkat dan Jabatan bagi Pelaksana umum pada Tahun 2024
Komponen penghitungan formula IKU ini adalah pelaksana dan pejabat fungsional yang mengikuti Uji Kompetensi Teknis. Dari komponen tersebut
dijabarkan menjadi dua subkomponen sebagai berikut:
1. Jumlah pegawai yang lulus Uji Kompetensi Teknis;
2. Jumlah pegawai yang TIDAK lulus Uji Kompetensi Teknis dan sudah dilakukan pengembangan.
Aspek Tingkat Pemenuhan Kompetensi Teknis Pelaksana dan Fungsional dianggap 100% dalam hal:
- tidak ada Pelaksana dan Fungsional yang mengikuti uji kompetensi teknis pada tahun 2024
- seluruh Pelaksana dan Fungsional yang mengikuti uji kompetensi teknis pada tahun 2024 lulus
Formula
Jumlah pegawai yang lulus uji kompetensi Jumlah pegawai yang tidak lulus uji kompetensi
teknis teknis dan dilakukan pengembangan
x 30% + x 70%
Jumlah pegawai yang mengikuti uji kompetensi jumlah pegawai yang tidak lulus uji kompetensi teknis
teknis
Tujuan :
IKU ini bertujuan untuk memantau dan menghitung persentase jumlah pegawai di lingkungan DJP yang telah memenuhi standar kompetensi teknis.
Semakin tinggi persentasenya, semakin baik dalam mendukung pencapaian tujuan pokok organisasi DJP dalam menghimpun penerimaan pajak sesuai
dengan aturan.
Sumber Data: Hasil uji kompetensi teknis dan laporan realisasi pengembangan kompetensi
Jenis Konsolidasi Periode: ( ) Sum ( ) Average (X) Take Last Known Value
Tabel Data :
Y-2 Y-1 Y
Periode Pelaporan
Target Realisasi Target Realisasi Target
Januari - - - - -
Februari - - - - -
Maret - - - - 15
April - - - - -
Mei - - - - -
Juni - - - - 45
Juli - - - - -
Agustus - - - - -
September - - - - 75
Oktober - - - - -
November - - - - -
Desember - - - - 90
Tahunan - - 90
MANUAL INDIKATOR KINERJA
SHEET MANUAL IKU INI DIGUNAKAN
(PEMILIK IKU/IKI) SEBAGAI PETUNJUK IKU/IKI TINGKAT
(UPK LEVEL DI ATASNYA) PEMENUHAN KOMPETENSI TEKNIS DAN
STANDAR JAM PELAJARAN DAN TIDAK
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIINPUT DI E-PERFORMANCE
Penyelenggaraan serangkaian kegiatan berupa pengelolaan kinerja, pengelolaan risiko, dan peningkatan kompetensi pegawai dalam rangka mewujudkan
Deskripsi Sasaran Strategis: organisasi yang bersifat dinamis dan fleksibel serta aparatur pajak yang berintegritas dan profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan dinamika
transformasi kelembagaan Kementerian Keuangan.
Rencana Hasil Kerja Atasan: Organisasi dan SDM yang berkinerja tinggi
Organisasi dan SDM yang berkinerja tinggi melalui pemenuhan kompetensi teknis pelaksana dan pemenuhan standar jam pelajaran pegawai di lingkungan
Rencana Hasil Kerja:
Direktorat Jenderal Pajak
Pelatihan adalah pembelajaran melalui jalur klasikal atau non-klasikal yang diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.
Program Pengembangan Kompetensi yang dimaksud dalam manual IKU ini adalah kegiatan yang mengandung unsur pengembangan kompetensi yang
diselenggarakan secara mandiri oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Pelatihan dan Program Pengembangan Kompetensi dilaksanakan melalui jalur klasikal (termasuk In-House Training, pelatihan publik dan sosialisasi/bimbingan
teknis, serta Leadership Development Program) dan non klasikal meliputi On the Job Training (OJT), Coaching dan Mentoring pada Individual Development
Plan (IDP), Online Group Coaching (OGC), Open Access di KLC, website studiA
In House Training adalah program pengembangan kompetensi yang dilaksanakan secara mandiri oleh unit kerja di DJP dengan menggunakan narasumber
internal dan/atau eksternal serta fasilitas internal DJP yang bertujuan meningkatkan kompetensi pegawai baik kompetensi teknis, manajerial maupun sosial
kultural yang dapat berupa workhshop, lokakarya, seminar, diseminasi dan sharing session. IHT yang dapat diperhitungkan jam pelajarannya adalah: IHT Wajib
dan IHT yang terkait langsung dengan tusi utama unit kerja. IHT dapat dilaksanakan dengan metode tatap muka ataupun metode pembelajaran jarak jauh (video
conference) menggunakan aplikasi internal ataupun eksternal kementerian keuangan.
Pelatihan Publik adalah Program Pengembangan Kompetensi yang dilakukan dengan cara mengirimkan pegawai DJP untuk mengikuti pelatihan yang
diselenggarakan oleh pihak eksternal di luar Kementerian Keuangan dengan menggunakan narasumber dan fasilitas eksternal.
Sosialisasi/Bimbingan Teknis adalah kegiatan penyampaian informasi terkait teknis pelaksanaan tugas tertentu yang dilakukan oleh narasumber pada unit yang
bertanggung jawab melakukan sosialisasi/bimbingan teknis tersebut kepada unit lainnya di Direktorat Jenderal Pajak. Selain itu, bagi pegawai yang ditugaskan
sebagai narasumber/pengajar bagi unit lainnya di DJP maupun yang bekerja sama dengan BPPK, juga dapat diakui sebagai pemenuhan jam pelajaran.
Leadership Development Program adalah kegiatan pengembangan kompetensi manajerial bagi pejabat struktural eselon IV, III dan II.
On the Job Training adalah kegiatan pembelajaran yang memadukan antara teori yang disampaikan melalui pembimbingan dengan praktik di tempat kerja yang
dilakukan secara terstruktur dan terencana yang dengan tujuan mempercepat penguasaan kompetensi di tempat kerja bagi peserta OJT.
Individual Development Plan (IDP) adalah rencana kegiatan pengembangan kompetensi, karakter, dan komitmen pegawai melalui berbagai kegiatan terprogram
yang spesifik dengan tujuan yang jelas dan dalam jangka waktu tertentu. Termasuk didalamnya adalah IDP yang terkait dengan pengembangan Talent dalam
program Manajemen Talenta.
Online Group Coaching (OGC) merupakan kegiatan bimbingan dan pengarahan yang dilaksanakan secara berkelompok dan disampaikan jarak jauh
menggunakan media teknologi informasi, sebagai tindak lanjut dari hasil Assessment Center. Group Coaching dilaksanakan dengan peserta heterogen
(peserta/assessee berasal dari berbagai unit eselon I) pada jenjang yang sama (OGC Pejabat Administrator dan OGC Pejabat Pengawas), dengan dipandu oleh
Assessor SDM Aparatur atau narasumber lain yang ditunjuk sebagai coach. Kegiatan OGC yang dimaksud disini termasuk dengan kegiatan pengembangan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana pengembangan diri (Individual Development).
Pembelajaran melalui Open Access di Kemenkeu Learning Center adalah pembelajaran melalui media pembelajaran online yang diselenggarakan oleh BPPK yang membahas
berbagai materi yang dapat diakses oleh pegawai Kementerian Keuangan.
Pembelajaran melalui website studiA adalah pembelajaran mandiri dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang bertujuan untuk membantu
meningkatkan jumlah keikutsertaan, fleksibilitas, efisiensi dan efektivitas Pembelajaran dalam rangka menunjang program pengembangan kompetensi pegawai
melalui portal Learning Management System (LMS) Direktorat Jenderal Pajak, baik dalam bentuk pembelajaran modul interaktif maupun video.
Jam Pelajaran (JP) pegawai adalah seluruh jam pelajaran yang diperoleh oleh pegawai Direktorat Jenderal Pajak melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh
BPPK maupun melalui Program Pengembangan Kompetensi lainnya. Jumlah Jam Pelajaran (JP) dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jalur klasikal atau classroom baik yang diselenggarakan secara luring ataupun daring dihitung dengan satuan ukuran waktu 45 (empat puluh lima) menit
yang setara dengan 1 (satu) poin JP.
2. On the Job Training dihitung dengan satuan ukuran keseluruhan kegiatan OJT yang setara dengan 20 poin JP.
3. Coaching dan Mentoring pada Individual Development Plan (IDP) dihitung dengan satuan ukuran keseluruhan kegiatan IDP setara dengan 15 poin JP.
4. Online Group Coaching (OGC) dihitung dengan satuan ukuran keseluruhan kegiatan OGC (termasuk kegiatan IDP/rencana aksi setelahnya yang merupakan
satu rangkaian kegiatan dengan OGC) setara dengan 15 poin JP.
5. Pembelajaran melalui open Access di KLC di hitung dengan satuan jam pelajaran, yang modul dan besaran jam pelajaran yang diakui akan di atur lebih lanjut
dalam pengumuman mengenai open access di KLC yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dalam hal modul open access yang diselesaikan bukan
merupakan materi pembelajaran yang sesuai dengan tusi jabatan pegawai, hanya dapat diakui maksimal 4 poin JP.
JP minimal yang harus dipenuhi Pegawai dalam satu tahun adalah 24 poin JP
Pembelajaran melalui website studiA dihitung dengan poin ketepatan waktu penyelesaian modul e-learning.
Poin Ketepatan waktu penyelesaian modul e-learning StudiA menggunakan ketentuan sebagai berikut:
1) Pegawai yang menyelesaikan Modul StudiA di Triwulan I & II = Bobot 1,1 poin
2) Pegawai yang menyelesaikan Modul StudiA di Triwulan III = Bobot 1 poin
3) Pegawai yang menyelesaikan Modul StudiA di Triwulan IV = Bobot 0,9 poin
Catatan:
Khusus bagi pegawai:
1.) CPNS yang baru diangkat;
2.) pegawai yang baru diangkat dari unit eselon I lain;
3.) pegawai yang baru penempatan kembali setelah selesai dari Tugas Belajar/Cuti di Luar Tanggungan Negara/pegawai diperbantukan di luar DJP
yang mulai bertugas kembali di triwulan IV, maka Bobot Poinnya tetap dihitung 1 poin.
Jika pegawai sebagaimana yang dimaksud tersebut di atas masuk di triwulan I-III, maka bobot poin menyesuaikan sesuai dengan ketentuan yang seharusnya.
Standar Poin pemenuhan Jam Pelajaran untuk tiap level pegawai adalah sebagai berikut:
Jabatan JP Pertahun Modul StudiA
Pelaksana 24 JP (24 poin) 2 modul (2 poin)
Jabatan Fungsional 24 JP (24 poin) 2 modul (2 poin)
Pengawas 24 JP (24 poin) 2 modul (2 poin)
Administrator 24 JP (24 poin) 2 modul (2 poin)
Pimpinan Tinggi Pratama 24 JP (24 poin) -
Formula:
Tingkat Efektivitas Pemenuhan Standar Jam Pelajaran = (Efektivitas Penyelesaian Jam Pelajaran x 60%)* + (Efektivitas Penyelesaian Modul E-learning StudiA x 40%)**
b. Target Poin Penyelesaian Jam Pelajaran adalah jumlah standar poin jam pelajaran tiap pegawai dikalikan
jumlah total pegawai yang berada di bawah Pejabat Pengawas tersebut, sehingga target tiap unit adalah 24
Poin JP X (jumlah pegawai yang berada di bawah Pejabat Pengawas tersebut)
b. Target poin penyelesaian modul e-learning StudiA adalah jumlah standar poin modul StudiA dikalikan
jumlah total yang berada di bawah Pejabat Pengawas, sehingga target tiap unit adalah 2 Poin JP X (jumlah
pegawai yang berada di bawah Pejabat Pengawas tersebut)
Contoh penghitungan
IKU :
Pada Tahun 2024, Pegawai A dengan realisasi perolehan jam pelajaran pada setiap akhir triwulan adalah sebagai berikut:
1. Jam Pelajaran
Jumlah poin
Target Poin Penyelesaian
Triwulan penyelesaian jam Nilai Efektivitas
Jam Pelajaran
pelajaran
I 8 24 0.33
II 16 24 0.67
III 24 24 1
IV 35 24 1
Ket : Nilai Efektivitas Maksimal 100
2. Modul E-learning
StudiA
1 x 1.1 = 1,1
II 0 0 x 1.1 = 0 1,1 2 55%
1 x 1.1 = 1,1
III 1 0 x 1.1 = 0 2,1 2 105%
1x1=1
1 x 1.1 = 1,1
0 x 1.1 = 0
IV 1 2.1 2 105%
1 x 1=1
1 x 0.9 = 0,9
Ket : Modul Elearning yang diakui maksimal 2
Tujuan:
Meningkatkan kualitas dan kinerja pegawai melalui peningkatan kompetensi sesuai tugas dan fungsi untuk mendorong produktivitas pegawai.
1. Subbagian Kepegawaian
2. Direktorat KITSDA
Unit/Pihak Penyedia Data: 3. Bagian P4
Sumber Data: BPPK, Laporan pelaksanaan pelatihan pegawai/IHT, studiA DJP, SIKKA dan Kemenkeu Learning Center
Jenis Cascading IKU: (X) Cascading Peta ( ) Cascading non Peta ( ) Non-Cascading
Tabel Data :
Y-2 Y-1 Y
Periode Pelaporan
Target Realisasi Target Realisasi Target
Januari - - - - -
Februari - - - - -
Maret - - - - 15
April - - - - -
Mei - - - - -
Juni - - - - 45
Juli - - - - -
Agustus - - - - -
September - - - - 75
Oktober - - - - -
November - - - - -
Desember - - - - 90
Tahunan - - - - 90