Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zakky Muharrir

NPM : 2103101010173
MK : Hukum Penanaman Modal 03

DAFTAR NEGATIF INVESTASI (DNI)

Daftar Negatif Investasi (DNI) adalah sebuah aturan yang berisikan larangan
bagi investor untuk berinvestasi di beberapa sektor riil tertentu di Indonesia. Daftar ini
menjadi landasan informasi bagi para investor, khususnya investor langsung asing
(Foreign Direct Investor), sebelum memutuskan berinvestasi di Indonesia. Kebijakan
DNI adalah langkah pemerintah untuk melindungi kepentingan bisnis dan investasi
masyarakat Indonesia dan memberikan peluang bisnis bagi investor asing. Kebijakan
DNI pun tidak terbilang saklek, sebab daftar tersebut bisa diubah berdasarkan diskresi
Presiden Republik Indonesia melalui Peraturan Presiden (Perpres). Dasar Hukum dari
DNI adalah:
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja);
2. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman
Modal;
3. Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2021 perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal.
DNI berfungsi untuk melindungi perekonomian Indonesia serta untuk
memberikan peluang bisnis lebih kepada investor. Seiring waktu, DNI dapat berubah
sesuai dengan peraturan pemerintah. Investasi mempunyai pengaruh yang kompleks,
sehingga kegiatan investasi ini tidak hanya diharapkan mampu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi juga mampu menyerap tenaga kerja. Sehingga
akan terjadi penurunan angka pengangguran. Dengan demikian penting bagi para
investor untuk mengetahui lebih dalam tentang DNI di Indonesia, hal ini untuk
perencanaan lebih lanjut mengenai investasi di Indonesia. Kemudian terdapat
beberapa jenis DNI yang diantaranya sebagai berikut:
1. Bidang Usaha Terbuka: Bidang usaha terbuka adalah bidang usaha yang sifatnya
komersial. Bidang usaha yang diperbolehkan untuk diusahakan tanpa adanya
persyaratan dalam rangka penanaman modal. Bidang usaha terbuka tersebut terdiri
atas Bidang Usaha Prioritas, Bidang Usaha yang dialokasikan atau kemitraan dengan
koperasi dan UMKM dan Bidang Usaha dengan persyaratan tertentu, atau Bidang
Usaha lain yang dapat diusahakan oleh semua Penanam Modal. Salah satu contoh
yang termasuk dalam bidang usaha terbuka yaitu sektor pariwisata, ekonomi kreatif
seperti restoran, kafe dan fasilitas olahraga.
2. Bidang Usaha Tertutup: Bidang Usaha Tertutup adalah bidang usaha tertentu
yang dilarang diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal. Dengan kata lain
bidang usaha tertutup yaitu bidang usaha untuk kegiatan yang hanya dapat dilakukan
oleh Pemerintah Pusat yang bersifat pelayanan atau dalam rangka pertahanan dan
keamanan yang bersifat strategis dan tidak dapat dilakukan atau dikerjasamakan
dengan pihak lainnya. Contoh bidang usaha tertutup adalah sektor keamanan dan
pertahanan nasional. Penanam modal juga tidak dapat berinvestasi pada sektor
produksi yaitu produksi senjata api, produksi minuman beralkohol, produksi obat-obat
terlarang dan membangun kasino.
3. Bidang Usaha Terbuka dengan Persyaratan: Bidang usaha terbuka dengan
persyaratan dicadangkan atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta Koperasi dan
Kemitraan.
Bidang Usaha terbuka dengan persyaratan tertentu :
a. Batasan kepemilikan modal asing;
b. Lokasi tertentu;
c. Perizinan khusus;
d. Modal dalam negeri 100% (seratus persen); dan
e. Batasan kepemilikan modal dalam kerangka kerjasama Association of South
East Asean.
Sedangkan kemitraan adalah kerjasama dalam kegiatan Penanaman modal untuk
bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan baik langsung maupun tidak langsung,
atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat dan menguntungkan
yang melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan usaha besar.

Saat ini, Perpres terbaru mengenai daftar negatif Indonesia adalah Peraturan
Presiden No. 10 Tahun 2021. Perpres tersebut menyatakan bahwa Indonesia melarang
investor asing untuk berinvestasi di enam sektor, di antaranya:
1. Budi daya atau industri narkoba
2. Segala bentuk perjudian
3. Penangkapan spesies ikan yang tercantum di dalam appendiks I the Convention on
International Trade in Endangered Species (CITES)
4. Pengambilan atau pemanfaatan koral dari alam
5. Industri senjata kimia
6. Industri kimia perusak ozon.
Perpres tersebut mengganti beleid sebelumnya, yakni Perpres No. 44 Tahun
2016 yang berisikan 20 bidang usaha tertutup bagi asing. Dengan kata lain, saat ini
pemerintah sudah mengeluarkan 14 bidang usaha dari DNI yang tercantum di aturan
sebelumnya. Adapun, 14 bidang usaha yang sudah dikeluarkan dari Daftar Negatif
Investasi per tahun ini adalah:
1. Pengangkatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam
2. Industri Pembuat Chlor Alkali dengan Proses Merkuri
3. Industri Bahan Aktif Pestisida
4. Industri Minuman Keras Mengandung Alkohol
5. Industri Minuman Mengandung Alkohol: Anggur
6. Industri Minuman Mengandung Malt
7. Penyelenggaraan dan Pengoperasian Terminal Penumpang Angkutan Darat
8. Penyelenggaraan dan Pengoperasian Penimbangan Kendaraan Bermotor
9. Telekomunikasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran dan Vessel Traffic Information
System (VTIS)
10. Penyelenggaraan Pelayanan Navigasi Penerbangan
11. Penyelenggaraan Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor
12. Manajemen dan Penyelenggaraan Stasiun Monitoring Spektrum Frekuensi Radio
dan Orbit Satelit
13. Museum Pemerintah
14. Peninggalan Sejarah dan Purbakala (candi, keraton, prasasti, petilasan, bangunan
kuno).

Terdapat pula kelebihan dan kekurangan dari DNI yaitu, kelebihan dari DNI,
pada Perpres Nomor 49 Tahun 2021 Tentang Bidang Usaha Penanaman Modal
memiliki visi utama untuk mendorong peningkatan investasi baik dari dalam negeri
maupun luar negeri. Selain itu juga untuk percepatan pembangunan dengan tetap
meningkatkan perlindungan bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi
(UMKMK) dan berbagai sektor strategis nasional. Sedangkan kekurangan dari DNI
yaitu, Investor asing hanya bisa melakukan investasi pada 2 (dua) kategori saja,
yaitu bidang usaha terbuka dan bidang usaha terbuka dengan persyaratan. Hal ini
tentunya akan membatasi investasi asing dan bisa berakibat tidak terlaksananya
penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar. Padahal Indonesia membutuhkan
investasi asing untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar
supaya nilai tukar Rupiah ikut stabil.

Anda mungkin juga menyukai