Anda di halaman 1dari 6

Nama : Zakky Muharrir

NPM : 2103101010173
MK : Hukum Pembiayaan 03

HUBUNGAN HUKUM, MEKANISME, DAN PERBEDAAN PEMBIAYAAN


KONSUMEN DAN LEASING

Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 1251/KMK.013/1988, yang


dimaksud dengan Pembiayaan konsumen adalah sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dalam
bentuk penyediaan dana bagi konsumen untuk pembelian barang yang pembayarannya
dilakukan secara angsuran atau berkala oleh konsumen. Dapat disimpulkan, Perjanjian
Pembiayaan Konsumen adalah merupakan suatu perjanjian diantara para pihak berdasarkan
azas kebebasan berkontrak, perjanjian tersebut dilakukan oleh pihak Perusahaan Pembiayaan
Konsumen yang dalam hal ini berkedudukan sebagai Kreditur dengan Pihak Konsumen yang
bertindak sebagai Debitur dan uang yang diperoleh oleh Debitur dari Kreditur dibayarkan
untuk membeli barang yang disediakan oleh suatu perusahaan.

A. Hubungan Hukum Dalam Pembiayaan Konsumen:


Dalam menjalankan kegiatan Pembiayaan Konsumen, terdapat hak-hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak, diantaranya:
1. Perusahaan Pembiayaan Konsumen atau Kreditur
Pihak Kreditur yang dalam hal ini Perusahaan Pembiayaan Konsumen merupakan
pihak pemberi dana atau biaya, sehingga berkedudukannya sebagai kreditur dengan
kedudukannya sebagai kreditur tersebut mempunyai kewajiban untuk memberikan sejumlah
uang kepada konsumen yang dalam hal ini berkedudukan sebagai debitur sesuai dengan hasil
perjanjian yang telah disepakatinya bersama antara Kreditur dengan Debitur, dimana dalam
hal itu uang tersebut bisa dipergunakan oleh debitur untuk memenuhi atau dapat
dipergunakan untuk pembelian kebutuhan suatu barang tertentu, sedangkan disisi lain pihak
Perusahaan Pembiayaan Konsumen mempunyai hak pula yaitu memperoleh suatu jaminan
dari debitur bahwa akan mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan dan dapat
memperoleh uangnya kembali sesuai dengan kesepakatan. Jadi dalam hal ini pihak
Perusahaan Pembiayaan Konsumen diberikan suatu hak untuk memperoleh apa yang menjadi
haknya selama hutang debitur belum lunas yaitu memperoleh kembali uang yang telah
dipinjamkannya.

2. Konsumen atau Debitur


Adapun yang menjadi hak konsumen (Debitur) yaitu dapat memperoleh sejumlah
uang sesuai hasil kesepakatan dengan Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Kreditur), yang
nantinya uang tersebut dapat dipergunakan untuk pembelian suatu barang untuk kebutuhan
hidupnya. Selain memiliki hak, konsumen juga dibebani suatu kewajiban yaitu konsumen
(Debitur) harus menyerahkan suatu jaminan tertentu sesuai dengan bentuk perjanjian yang
telah disepakati serta konsumen (Debitur0 harus senantiasa membayar cicilan atau angsuran
biaya yang telah dipinjamnya dari Kreditur dengan tepat waktu.

3. Perusahaan Penjual Barang atau Supplier


Mengenai pihak Penjual Barang atau Supplier ini sebenarnya merupakan pihak yang
secara khusus tidak ikut terlibat dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen, sehingga dalam hal
ini keberadaannya terbatas pada pihak yang menjual barang bagi kebutuhan pihak konsumen
(Debitur) dan dijadikan suatu sarana pelimpahan wewenang dari pihak penyedia biaya guna
pemenuhan barang konsumen. Adapun yang menjadi hak Penjual Barang atau Supplier yaitu
memperoleh sejumlah uang dari pihak konsumen sesuai dengan besarnya harga jumlah
barang yang dibeli konsumen, sedangkan yang jadi kewajiban Supplier adalah menyerahkan
barang-barang tersebut sesuai dengan kesepakatan bersama.

B. Mekanisme Pembiayaan Konsumen:


Mekanisme transaksi pembiayaan konsumen sebagai berikut;
1) . Tahap permohonan.
Para konsumen untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan konsumen, biasanya sudah
mempunyai usaha yang baik dan atau mempunyai pekerjaan yang tetap serta berpenghasilan
yang memadai. Sebelum mengajukan permohonan untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan
konsumen, debitur (konsumen) mengajukan surat permohonan dengan melampirkan hal-hal
sebagai berikut;
a. Foto kopi kartu tanda penduduk debitur (konsumen)
b. Foto kopi kartu tanda penduduk suami/isteri calon debitur(konsumen)
c. Kartu keluarga
d. Rekening Koran tiga bulan terakhir
e. Surat keterangan gaji, jika calon debitur bekerja
f. Surat keterangan lainnya yang diperlukan
Permohonan pembiayaan konsumen biasanya dilakukan oleh debitur (konsumen) ditempat
dealer/supplier penyedia barang kebutuhan konsumen yang telah bekerja sama dengan
perusa-haan pembiayaan (kreditur).

2) Tahap pengecekan dan pemeriksaan lapangan.


Berdasarkan aplikasi dari pemohon, marketing department akan melakukan pengecekan atas
kebenaran dari pengisian formulir tersebut dengan melakukan analisa dan evaluasi terhadap
data dan informasi yang telah diterima yang dilanjutkan dengan;
a. Kunjungan ke tempat calon debitur (plant visit).
b. Pengecekan ke tempat lain (credit checking).
c. Observasi secara umum atau khusus lainnya
Adapun tujuan dari pemeriksaan lapangan ini adalah;
a. Untuk memastikan keberadaan debitur dan memastikan akan kebutuhan barang
konsumen.
b. Mempelajari keberadaan barang kebutuhan konsumen yang dibutuhkan oleh
debitur, terutama harga, kredibilitas supplier atau pemasok dan layanan puma jual.
c. Untuk menghitung secara pasti berapa besar tingkat kebenaran laporan calon
debitur dibandingkan dengan laporan yang telah disampaikan.

3) Tahap pembuatan customer profile.


Berdasarkan pemeriksaan lapangan, marketing department akan membuat customer profile
dimana isinya akan menggambarkan;
a. Nama calon debitur dan istri atau suami.
b. Alamat dan nomor telepon.
c. Pekerjaan.
d. Alamat kantor.
e. Kondisi pembiayaan yang diajukan
f. Jenis dan tipe barang kebutuhan konsumen.

4) Tahap pengajuan proposal kepada kredit komite.


Pada tahap ini marketing department akan mengajukan proposal terhadap permohonan yang
diajukan oleh debitur kepada kredit komite. Keputusan kredit komite merupakan dasar bagi
kreditur untuk melakukan pembiayaan atau tidak. Apabila permohonan debitur ditolak maka
hams diberitahukan melalui surat penolakan, sedangka apabila disetujui, maka marketing
department akan meneruskan tahapnya. Proposal yang diajukan biasanya terdiri dari;
a. Tujuan pemberian fasilitas pembiayaan.
b. Struktur pembiayaan yang mencakup harga barang, net pembiayaan, bunga, jangka
waktu, tipe dan jenis barang.
c. Latar belakang debitur disertai dengan keterangan mengenai kondisi pekerjaan dan
lingkungan tempat tinggalnya.
d. Analisa risiko.
e. Saran dan kesimpulan.
5) Tahap pengikatan.
Berdasarkan keputusan kredit komite, bagian legal akan mempersiapkan pengikatan sebagai
berikut;
a. Perjanjian pembiayaan konsumen beserta lampiran-lampirannya.
b. Jaminan pribadi (jika ada).
c. Jaminan perusahaan (jika ada)
Pengikatan perjanjian pembiayaan konsumen dapat dilakukan secara bawah tangan yang
dilegalisir oleh notaris atau dapat dikatakan secara notariil.

6) Tahap pemesanan barang kebutuhan konsumen.


Setelah proses penandatanganan perjanjian dilakukan olehkedua belah pihak selanjutnya
kreditur akan melakukan hal-hal sebagai berikut;
a. Kreditur melakukan pemesanan barang kepada supplier, pesanan dituangkan dalam,
penegasan pemesanan pembelian atau confirm purchase order dan bukti pengiriman dan
surat tanda penerimaan barang.
b. Khusus untuk objek pemesanan bekas pakai, baik kendaraan bermotor, tanah dan
bangunan, akan dilakukan pemeriksaan BPKB atau Sertifikat oleh credit administration
department ke instansi terkait.
c. Penerimaan pembayaran dari debnitur kepada kreditur (dapat melalui supplier atau
dealer).

7) Tahap pembayaran kepada supplier.


Setelah barang diserahkan oleh supplier kepada debitur, selanjutnya supplier akan melakukan
penagihan kepada kreditur, dengan melampirkan hal-hal sebagai berikut;
a. Kwitansi penuh.
b. Kwitansi uang muka dan atau bukti pelunasan uang mua.
c. Confirm purchase order.
d. Bukti pengiriman dan Surat tanda penerimaan barang.
e. dll.

8) Tahap penagihan atau monitoring pembayaran.


Setelah seluruh proses pembayaran kepada supplier atau deale dilakukan, proses selanjutnya
adalah pembayaran angsuran dari debitur sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Adapun sistem pembayaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu; dengan cara cash,
cek atau bilyet, transfer dan ditagih langsung. Perlu diketahui bahwa penentuan sistim
pembayaran angsuran telah ditentukan pada waktu marketing proses. Collection department
akan memonitor pembayaran angsuran berdasarkan jatuh tempo pembayaran yang telah
diterapkan. Monitoring yang dilakukan oleh kreditur tidak hanya sebatas monitoring
pembayaran angsuran dari debitur, kreditur juga melakukan monitoring terhadap jaminan dan
masa berlakunya penutupan asuransi.

9) Pengambilan Surat jaminan.


Apabila seluruh kewajiban debitur telah dilunasi, maka kreditur akan mengembalikan hal-hal
sebagai berikut kepada debitur, yaitu;
a. Jaminan (BPKB dan atau sertifikat dan atau faktur atau invoice).
b. Dokumen lainnya bila ada.

C. Perbedaan Pembiayaan Konsumen dan Leasing:


1). Pembiayaan Konsumen:
a. Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance) adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan
barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran.
b. Konsumen memiliki barang sejak awal pembayaran.
c. Konsumen membayar angsuran bulanan yang terdiri dari pokok pinjaman dan bunga.
d. Konsumen biasanya diharuskan membayar uang muka minimal 10% dari harga barang.
e. Jangka waktu pembiayaan biasanya lebih pendek daripada leasing.
f. Biaya total pembiayaan konsumen biasanya lebih tinggi daripada leasing karena bunga
yang dibayarkan lebih besar.
g. Konsumen memiliki barang sejak awal pembayaran dan tidak perlu khawatir tentang biaya
sewa dan opsi pembelian.
h. Konsumen harus membayar bunga yang lebih besar dan tidak memiliki fleksibilitas di
akhir masa pembiayaan.

2). Leasing:
a. Sewa guna usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara Sewa Pembiayaan (Finance Lease) maupun Sewa Operasional (Operating
Lease).
b. Konsumen tidak memiliki barang, tetapi hanya menyewanya selama jangka waktu tertentu.
Di akhir masa sewa, konsumen memiliki opsi untuk membeli barang dengan harga yang telah
ditentukan, memperpanjang masa sewa, atau mengembalikan barang.
c. Konsumen membayar angsuran bulanan yang terdiri dari sewa dan bunga. Biaya sewa
biasanya lebih rendah daripada angsuran pembiayaan konsumen karena konsumen tidak
membeli barang secara langsung.
d. Uang muka yang diperlukan untuk leasing biasanya lebih rendah daripada pembiayaan
konsumen, bahkan ada yang tidak memerlukan uang muka.
e. Jangka waktu leasing biasanya lebih panjang daripada pembiayaan konsumen.
f. Biaya total leasing bisa lebih rendah daripada pembiayaan konsumen, tetapi konsumen
perlu mempertimbangkan biaya tambahan seperti biaya sewa dan opsi pembelian di akhir
masa sewa.
g. Konsumen dapat menikmati penggunaan barang dengan pembayaran yang lebih rendah dan
memiliki fleksibilitas di akhir masa sewa.
h. Konsumen tidak memiliki barang dan harus membayar biaya tambahan seperti biaya sewa
dan opsi pembelian.

Anda mungkin juga menyukai