diluar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan. Kegiatan usaha lembaga pembiayaan adalah: Sewa guna usaha (leasing) Anjak piutang (factoring) Usaha kartu kredit (credit card) Pembiayaan konsumen ( consumer finance) A. PERUSAHAAN LEASING SYARIAH Perusahaan leasing di Indonesia disebut perusahaan sewa guna usaha. Kegiatan usahanya bergerak dalam bidang pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah. Seperti peralatan berat atau mobil atau mesin dengan cara disewa atau dibeli secara kredit, pihak leasing dapat membiayai keinginan nasabah sesuai dengan perjanjian. Dalam setiap transaksi leasing terdapat lima pihak yang berkepentingan yaitu sebagai berikut: Lessor yaitu pihak yang menyewakan barang Lesse adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang modal dari lessor. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual kepada lesse. Bank terlibat secara tidak langsung dalam kontrak tersebut tetapi pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor Asuransi merupakan perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian antara lessor dengan lesse. Usaha leasing syariah dapat dilakukan berdasarkan akad ijarah atau akad al-ijarah al muntahiyah bittamlik. Akad ijarah Akad ijarah adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) antara perusahaaan pembiayaan pemberi sewa (mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir) tanpa diikuti pengalihan kepemilikan barang. Akad al-ijarah al muntahiyah bittamlik al-ijarah al muntahiyah bittamlik adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) antara perusahaaan pembiayaan pemberi sewa (mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir) disertai opsi pemindahan hak milik atas barang tersebut kepada penyewa setelah setelah selesai masa sewa. B. ANJAK PIUTANG Anjak piutang (factoring) dapat didefinisikan sebagai transaksi pembelian dan atau penagihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek klien (penjual) kepada perusahaan anjak piutang, kemudian akan ditagih oleh perusahaan anjak piutang kepada pembeli karena adanya pembayaran kepada klien oleh perusahaan anjak piutang. Keuntungan yang diperoleh tiap-tiap pihak adalah sebagai berikut: Bagi perusahaan anjak piutang a. Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi b. Membantu menyelesaikan perselisihan di antara di antara kreditur dan debitur c. Membantu manajemen pihak kreditur dalam penyelenggaraan kredit Bagi kreditur a. Mengurangi risiko kerugian dengan tertagihnya piutangnya b. Memperbaiki sistem administrasi kredit yang rumit c. Memperlancar kegiatan usaha d. Ditagihnya piutang oleh perusahaan anjak piutang kreditur dapat berkonsentrasi pada bisnis intinya. Bagi debitur Memberikan motivasi kepada debitur untuk segera membayar secepatnya karena ada rasa malu sehingga debitur berusaha sekuat tenaga untuk segera membayar dengan berbagai cara. Anjak piutang (factoring) dilakukan berdasarkan akad wakalah bil ujrah. Wakalah bil ujrah adalah pelimpahan kuasa oleh satu pihak (al muwakkil) kepada pihak lain (al qakil) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan dengan pemberian keuntungan. c. PEMBIAYAAN KONSUMEN SYARIAH Pembiayaan konsumen (consumer finance) adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran. Adapun pembiayaan konsumen syariah adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran sesuai dengan prinsip syariah. Pembiayaan konsumen diperlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Secara umum, prosedur pembiayaan konsumen syariah dilakukan sebagai berikut : Pihak konsumen menghubungi perusahaan pembiayaan untuk mengajukan permohonan pembiayaan yang bersifat konsumtif Perusahaan pembiayaan dan konsumen menyepakati kontrak sesuai akad yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dalam dokumen tertulis yang secara jelas menerangkan syarat dan ketentuan yang disepakati. Penyerahan barang kepada konsumen sasuai dengan permohonan konsumen Konsumen membayar kepada perusahaan pembiayaan sesuai dengan kesepakatan kontrak. Akad yang digunakan dalam Pembiayaan Konsumen syariah antara lain : Murabahah, Salam, atau Istishna’ D. KARTU KREDIT SYARIAH secara terminologi, kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya yang dapat digunakan oleh pembawanya untuk membeli segala kebutuhan atau keperluan barang-barang serta pelayanan tertentu secara utang. Ada tiga pihak yang terlibat yaitu: Bank atau perusahaan pembiayaan, baik sebagai penerbit maupun pembayar. Pedagang (merchant) sebagai tempat transaksi dan belanja, temapt bank mengikat perjanjian. Pemegang kartu (card holder) adalah nasabah yang namanya tertera dalam kartu tersebut dan berhak menggunakannya untuk berbagai keperluan transaksi. Keuntungan yang dapat diperoleh dari kartu kredit yaitu: Keuntungan bagi bank atau lembaga pembiayaan Iuran tahunan yang dikenakan kepada pemegang kartu Bunga yang dikenakan apabila menunggak pembayaran Bunga atau biaya administrasi yang dikenakan apabila pemegang kartu menarik tunai Biaya denda terhadap keterlambatan pembayaran selain bunga Keuntungan bagi pemegang kartu Kemudahan berbelanja dengan cara kredit jadi nasabah tidak perlu membawa uang tunai Kemudahan memperoleh uang tunai Memberikan prestise atau gengsi tersendiri kepada pemegang kartu Keuntungan bagi pedagang Meningkatkan omset penjualan karena adanya minimal pembelanjaan apabila hendak menggunakan kartu kredit Bentuk pelayanan yang diberikan kepada para pelanggannya Mempercepat dan mempermudah proses transaksi kerugian yang timbul dalam penggunaan kartu kredit adalah: Kerugian bagi bank dan lembaga pembiayaan Jika terjadi kemacetan pembayaran oleh nasabah yang berbelanja atau mengambil uang tunai sulit untuk ditagih mengingat persetujuan penerbitan kartu kredit biasanya tanpa jaminan benda benda berharga sebagaimana layaknya kredit. Kerugian bagi nasabah pemegang kartu Nasabah akan menjadi lebih boros dalam berbelanja karena nasabah merasa tidak perlu mengeluarkan uang tunai untuk belanja. Selain itu, ada sebagian merchant yang mengenakan biaya tambahan apabila hendak menggunakan kartu kredit. Beberapa akad dalam kartu kredit syariah mencakup : 1. Kafalah 2. Qardh 3. Ijarah 4. Sharf