Anda di halaman 1dari 22

Bismillahirrahmanirrahim

BAB 10
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SYARIAH

Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha


diluar bank dan lembaga keuangan bukan bank
yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan
yang termasuk dalam bidang usaha lembaga
pembiayaan.
Kegiatan usaha lembaga pembiayaan adalah:
 Sewa guna usaha (leasing)
 Anjak piutang (factoring)
 Usaha kartu kredit (credit card)
 Pembiayaan konsumen ( consumer finance)
A. PERUSAHAAN LEASING SYARIAH
 Perusahaan leasing di Indonesia disebut
perusahaan sewa guna usaha. Kegiatan usahanya
bergerak dalam bidang pembiayaan untuk
keperluan barang-barang modal yang diinginkan
oleh nasabah. Seperti peralatan berat atau mobil
atau mesin dengan cara disewa atau dibeli secara
kredit, pihak leasing dapat membiayai keinginan
nasabah sesuai dengan perjanjian.
Dalam setiap transaksi leasing terdapat lima
pihak yang berkepentingan yaitu sebagai berikut:
 Lessor yaitu pihak yang menyewakan barang
 Lesse adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh
pembiayaan dalam bentuk barang modal dari lessor.
 Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau
menyediakan barang untuk dijual kepada lesse.
 Bank terlibat secara tidak langsung dalam kontrak tersebut
tetapi pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan
dana kepada lessor
 Asuransi merupakan perusahaan yang akan menanggung
resiko terhadap perjanjian antara lessor dengan lesse.
Usaha leasing syariah dapat dilakukan
berdasarkan akad ijarah atau akad al-ijarah al
muntahiyah bittamlik.
 Akad ijarah
Akad ijarah adalah akad penyaluran dana untuk
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang
dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa
(ujrah) antara perusahaaan pembiayaan pemberi
sewa (mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir) tanpa
diikuti pengalihan kepemilikan barang.
 Akad al-ijarah al muntahiyah bittamlik
al-ijarah al muntahiyah bittamlik adalah akad
penyaluran dana untuk pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa (ujrah) antara
perusahaaan pembiayaan pemberi sewa (mu’ajjir)
dengan penyewa (musta’jir) disertai opsi
pemindahan hak milik atas barang tersebut kepada
penyewa setelah setelah selesai masa sewa.
B. ANJAK PIUTANG
Anjak piutang (factoring) dapat didefinisikan
sebagai transaksi pembelian dan atau
penagihan serta pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek klien (penjual) kepada
perusahaan anjak piutang, kemudian akan
ditagih oleh perusahaan anjak piutang
kepada pembeli karena adanya pembayaran
kepada klien oleh perusahaan anjak piutang.
Keuntungan yang diperoleh tiap-tiap pihak
adalah sebagai berikut:
 Bagi perusahaan anjak piutang
a. Memperoleh keuntungan berupa fee dan
biaya administrasi
b. Membantu menyelesaikan perselisihan di
antara di antara kreditur dan debitur
c. Membantu manajemen pihak kreditur
dalam penyelenggaraan kredit
 Bagi kreditur
a. Mengurangi risiko kerugian dengan
tertagihnya piutangnya
b. Memperbaiki sistem administrasi kredit
yang rumit
c. Memperlancar kegiatan usaha
d. Ditagihnya piutang oleh perusahaan anjak
piutang kreditur dapat berkonsentrasi pada
bisnis intinya.
 Bagi debitur
Memberikan motivasi kepada debitur untuk
segera membayar secepatnya karena ada
rasa malu sehingga debitur berusaha sekuat
tenaga untuk segera membayar dengan
berbagai cara.
Anjak piutang (factoring) dilakukan
berdasarkan akad wakalah bil ujrah.
Wakalah bil ujrah adalah pelimpahan kuasa
oleh satu pihak (al muwakkil) kepada pihak
lain (al qakil) dalam hal-hal yang boleh
diwakilkan dengan pemberian keuntungan.
c. PEMBIAYAAN KONSUMEN SYARIAH
Pembiayaan konsumen (consumer finance) adalah
kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang
berdasarkan kebutuhan konsumen dengan
pembayaran secara angsuran. Adapun pembiayaan
konsumen syariah adalah kegiatan pembiayaan untuk
pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen
dengan pembayaran secara angsuran sesuai dengan
prinsip syariah. Pembiayaan konsumen diperlukan oleh
pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Secara umum, prosedur pembiayaan konsumen syariah
dilakukan sebagai berikut :
 Pihak konsumen menghubungi perusahaan pembiayaan untuk
mengajukan permohonan pembiayaan yang bersifat konsumtif
 Perusahaan pembiayaan dan konsumen menyepakati kontrak
sesuai akad yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dalam
dokumen tertulis yang secara jelas menerangkan syarat dan
ketentuan yang disepakati.
 Penyerahan barang kepada konsumen sasuai dengan
permohonan konsumen
 Konsumen membayar kepada perusahaan pembiayaan sesuai
dengan kesepakatan kontrak.
Akad yang digunakan dalam Pembiayaan
Konsumen syariah antara lain : Murabahah,
Salam, atau Istishna’
D. KARTU KREDIT SYARIAH
secara terminologi, kartu kredit adalah kartu
yang dikeluarkan oleh pihak bank dan
sejenisnya yang dapat digunakan oleh
pembawanya untuk membeli segala
kebutuhan atau keperluan barang-barang
serta pelayanan tertentu secara utang.
Ada tiga pihak yang terlibat yaitu:
 Bank atau perusahaan pembiayaan, baik
sebagai penerbit maupun pembayar.
 Pedagang (merchant) sebagai tempat transaksi
dan belanja, temapt bank mengikat perjanjian.
 Pemegang kartu (card holder) adalah nasabah
yang namanya tertera dalam kartu tersebut dan
berhak menggunakannya untuk berbagai
keperluan transaksi.
Keuntungan yang dapat diperoleh dari kartu
kredit yaitu:
 Keuntungan bagi bank atau lembaga pembiayaan
 Iuran tahunan yang dikenakan kepada pemegang kartu
 Bunga yang dikenakan apabila menunggak pembayaran
 Bunga atau biaya administrasi yang dikenakan apabila
pemegang kartu menarik tunai
 Biaya denda terhadap keterlambatan pembayaran selain
bunga
Keuntungan bagi pemegang kartu
 Kemudahan berbelanja dengan cara kredit
jadi nasabah tidak perlu membawa uang
tunai
 Kemudahan memperoleh uang tunai
 Memberikan prestise atau gengsi tersendiri
kepada pemegang kartu
Keuntungan bagi pedagang
 Meningkatkan omset penjualan karena
adanya minimal pembelanjaan apabila
hendak menggunakan kartu kredit
 Bentuk pelayanan yang diberikan kepada
para pelanggannya
 Mempercepat dan mempermudah proses
transaksi
kerugian yang timbul dalam penggunaan
kartu kredit adalah:
 Kerugian bagi bank dan lembaga
pembiayaan
Jika terjadi kemacetan pembayaran oleh
nasabah yang berbelanja atau mengambil
uang tunai sulit untuk ditagih mengingat
persetujuan penerbitan kartu kredit biasanya
tanpa jaminan benda benda berharga
sebagaimana layaknya kredit.
 Kerugian bagi nasabah pemegang kartu
Nasabah akan menjadi lebih boros dalam
berbelanja karena nasabah merasa tidak
perlu mengeluarkan uang tunai untuk
belanja. Selain itu, ada sebagian merchant
yang mengenakan biaya tambahan apabila
hendak menggunakan kartu kredit.
 Beberapa akad dalam kartu kredit syariah
mencakup :
1. Kafalah
2. Qardh
3. Ijarah
4. Sharf

Anda mungkin juga menyukai