Anda di halaman 1dari 3

Analisa Kritis Perubahan Bidang Usaha Penanaman Modal

Pasca Lahirnya Undang-Undang Cipta Kerja

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja biasa disingkat UU


Ciptaker adalah undang-undang di Indonesia yang telah disahkan pada tanggal 5 Oktober
2020 oleh DPR RI dan diundangkan pada 2 November 2020 dengan tujuan untuk
menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan investasi asing dan dalam negeri dengan
mengurangi persyaratan peraturan untuk izin usaha dan pembebasan tanah.

Undang-undang ini banyak mendapat komentar negative dari masyarakat sehingga


masyarakat menolak keras dan meminta untuk di dicabut karena dkhawatirkan undang-
undang ciptaker tersebut lebih banyak merugikan daripada menguntungkan, walaupun
masyarakat menolak dan melakukan unjuk rasa DPR tetap mensahkan undang-undang
tersebut dengan melakukan revisi dibeberapa pasal.

Dalam bidang usaha penanaman modal ada beberapa Undang-undang tersebut


menciutkan daftar industri yang dilarang menerima investasi swasta dari 300 menjadi enam,
antaranya obat-obatan terlarang, perjudian, ikan yang terancam punah, senjata kimia, dan
bahan kimia industry.

Negara yang menerima masuknya penanaman modal biasanya menerapkan sejumlah


batasan dalam rangka melindungi kepentingan nasionalnya. Batasan tersebut dapat berupa
bahwa setiap pelaksanaan penanaman modal diwajibkan untuk memenuhi beberapa
persyaratan, Batasan berupa adanya bidang usaha yang tertutup dari penanaman modal atau
dibuka dengan persyaratan tertentu. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (UU Cipta Kerja). Merupakan undang-undang yang menunjukkan sikap pemerintah
saat ini yang sangat terbuka terhadap penanaman modal, yang mana dapat dilihat dari
beberapa perubahan pada ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (UUPM).

Salah satu perubahan dalam UUPM ialah terkait jenis-jenis bidang usaha yang tertutup
dari penanaman modal. Sebelumnya, Pasal 12 ayat (2) UUPM berbunyi sebagai berikut:
“Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah:
1. Produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang; dan
2. Bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang”

Setelah diubah dengan UU Cipta Kerja, Pasal 12 ayat (2) tersebut menjadi berbunyi:

“Bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi

1. budi daya dan industri narkotika golongan I;


2. segala bentuk kegiatan perjudian dan/atau kasino;
3. penangkapan spesies ikan yang tercantum dalam Appendix I Convention on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES);
4. pemanfaatan atau pengambilan koral dan pemanfaatan dan pengambilan karang dari
alam yang digunakan untuk bahan bangunan/kapur/kalsium, akuarium, dan
souvenir/perhiasan, serta koral hidup atau koral mati (recent death coral) dari alam;
5. industri pembuatan senjata kimia; dan
6. industri bahan kimia industri dan industro bahan perusak lapisan ozon.”

Meskipun sekilas terlihat seperti lebih banyak poin jenis bidang usaha yang dinyatakan
tertutup setelah perubahan, namun jika kita perhatikan poin b pada Pasal 12 UUPM
sebelumnya, dapat kita lihat bahwa rumusan Pasal 12 UUPM sebelum perubahan justru
memberikan lebih banyak ruang bagi Pemerintah untuk menentukan bidang usaha mana saja
yang dinyatakan tertutup. Sedangkan dengan rumusan Pasal 12 UUPM yang baru, bidang
usaha tertutup terbatas pada 6 bidang usaha yang tercantum dalam pasal tersebut dan tidak
dapat ditambahkan atau dikurangi kecuali melalui revisi UUPM itu sendiri.

Selain itu terdapat juga bidang usaha yang dikategorikan sebagai bidang usaha terbuka
terhadap penanaman modal, yang dibagi lagi menjadi 4 jenis, berdasarkan Pasal 3 ayat (1)
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal, yaitu :

1. Bidang usaha prioritas


2. Bidang usaha yang dialokasikan atau kemitraan dengan Koperasi dan Usaha
Menengah Kecil dan Mikro
3. Bidang usaha dengan persyaratan tertentu
4. Bidang usaha yang tidak termasuk ketiga golong di atas
Banyak industri dalam negeri yang penting dan strategis tidak luput dari campur tangan
asing melalui investasi dan tidak menutup kemungkinan adanya dominasi asing atas kawasan
strategis tersebut dimasa depan

Selain itu, perubahan Pasal 12 UU Penanaman Modal dalam Pasal 77 UU CK juga


tidak mengadopsi ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar
Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka mengenai persyaratan .

Investasi yang harus dipenuhi sebelum melakukan pendirian Perseroan Terbatas


Penanaman Modal Asing (disingkat PT PMA), yakni:

1. Bidang Usaha PT tidak termasuk ke dalam Daftar Negatif Investasi;


2. Modal Minimal; dan
3. Maksimal Penyertaan Modal Asing.

Ini juga tercerminkan dalam penghapusan “bidang usaha yang terbuka dengan
persyaratan” dalam UU CK, sehingga semua bidang usaha selain yang dinyatakan tertutup
atau kegiatan yang hanya dapat dilakukan oleh Pemerintah Pusat, dapat dikuasai sepenuhnya
oleh investor asing di Indonesia tanpa adanya batasan maksimum penyertaan modal yang
diatur.

Pengaturan yang sangat terbatas tentang usaha-usaga tertutup dan tidak adanya
ketentuan tentang persyaratan penanaman modal yang signifikan yang dapat menjamin
kedaulatan dan kepentingan nasional memperkuat kekhawatiran bahwa ketentuan penanaman
modal hanya mengutamakan kepentingan untuk menarik penanaman modal asing yang
seluas-luasnya tanpa memperhatikan kepentingan kedaulatan Negara.

Anda mungkin juga menyukai