Anda di halaman 1dari 7

Nama : Kemal Kusuma W

NIM : 010001800559
Mata Kuliah : Hukum Investasi
Dosen : Sharda Abrianti, S.H., M.H.

 UU RI No. 25/2007 Tentang Penanaman Modal


Mengenai bidang usaha dalam UU RI No. 25/2007 diatur pada BAB VII Pasal
12.
Dalam ayat 1 yang berbunyi:

“Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman
modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan
terbuka dengan persyaratan.”

Berdasarkan ayat (1) maka dikatakan pemerintah mendorong untuk


melakukan penanaman modal dalam semua bidang usaha atau jenis usaha
terbuka dapat dilakukan penanaman modal baik dalam negeri ataupun asing.
Tetapi, terdapat bidang usaha yang tidak dapat dilakukan penanaman modal
yaitu bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka
dengan persyaratan. Terkait bidang usaha yang tertutup dijabarkan dalam ayat
(2) Pasal 12 tersebut yang mana bunyinya:

“Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah:


a. produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang; dan
b. bidang usaha yang secara cksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan
undang-undang.”

Pelarangan penanaman modal asing alam bidang usaha yang disebutkan di


atas semata mata demi kepentingan dan keamanan nasional dimana dalam
bidang usaha tersebut mengenai persenjataan nasional dan alat perang yang
mana merupakan Alutsista Negara yang seharusnya rahasia dan tidak boleh
diketahui oleh asing. Pelarangan tersebut didasarkan atas pertimbangan
pemerintah sendiri.
Kemudian dalam ayat (4) dikatakan bahwa untuk kriteria dan persayratan
serta daftar bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.
Dalam ayat (5) berbunyi:

“Pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan


berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya
alam, perlindungan, pengembangan usaha mikro, kecil, mcnengah, dan
koperasi, pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas
teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerja sama dengan badah
usaha yang ditunjuk Pemerintah,”

Dalam ayat (5) dapat dilihat bahwa pemerintah dalam menetapkan bidang
usaha yang terbuka dengan persyaratan sangat memperhatikan dampaknya
terhadap perekonomian nasional dimana dalam ayat tersebut pemerintah
menetapakan suatu kriteria yang mana tidak boleh dilanggar sehingga tidak
akan berdampak buruk bagi perekonomian nasional. Namun, selain
memperhatikan perekonomian nasional pemerintah juga memperhatikan
mengenai SDA Indonesia yang sangat melimpah sehingga harus ada
pengaturan yang mengatur mengenai perlindungannya.

 UU RI No.11/2020 Tentang Cipta Kerja


Bidang Usaha dalam UU RI No.11/2020 Tentang Cipta Kerja diatur di dalam
Bagian Kelima tentang Penyederhanaan Persyaratan Investasi Pada Sektor
Tertentu Pasal 12.
Dalam ayat (1) yang berbunyi:

“Semua bidang usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang
usaha yang dinyatakan tertutup untuk penanaman modal atau kegiatan yang
hanya dapat dilakukan oleh Pemerintah Pusat.”

Penanaman modal diperbolehkan oleh pemerintah di segala bidang usaha hal


tersebut juga untuk mendorong perekonomian nasional. Tetapi, dalam
beberapa hal terdapat bidang usaha yang dinyatakan tertutup untuk
dilakukan penanaman modal dan hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat.
Bidang usaha tertutup yang dimaksudkan dalam ayat (1) dijelaskan dalam ayat
(2) yang mana dalam ayat (2) disebutkan bidang usaha apa saja yang tertutup
untuk penanaman modal meliputi:

“Bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) meliputi:
a. budi daya dan industri narkotika golongan I;
b. segala bentuk kegiatan perjudian dan/atau kasino;
c. penangkapan spesies ikan yang tercantum dalam Appendix I Conuention
on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora
(crrES);
d. pemanfaatan atau pengambilan koral dan pemanfaatan atau
pengambilan karang dari alam yang digunakan untuk bahan
bangunanlkapur lkalsium, akuarium, dan souvenir/perhiasan, serta
koral hidup atau koral mati (recent death corat) dari alam;
e. industri pembuatan senjata kimia; dan
f. industri bahan kimia industri dan industri bahan per-usak lapisan
ozon.”

Pelarangan Penanaman Modal dalam bidang usaha tertutup tersebut atas


dasar kepentingan nasional sendiri. Dimana Indonesia saat ini sedang
memerangi narkoba, serta Indonesia merupakan Negara yang beragama
sehingga perjudian merupakan hal yang haram yang dilarang oleh agama,
kemudian Indonesia telah meratifikasi dan terikat dengan perjanjian perjanjian
Internasional dalam hal ini seperti menjaga ekosistem laut, pelarangan
pembuatan senjata kimia dan pengurangan emisi yang merusak ozon.
Sehingga, bidang usaha tertutup tersebut dilarang untuk dilakukan
penanaman modal untuk mencegah komersialisasi bidang tertutup tersebut
yang akan mengancam keamanan nasional.
Kemudian untuk ayat (3) mengatakan ketentuan mengenai persyaratan
penanaman modal diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden.
 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 10 Tahun 2021 Tentang Bidang
Usaha Penanaman Modal
Dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden ini disebutkan yang dimaksud
dengan bidang usaha adalah:

“Bidang Usaha adalah segala bentuk kegiatan usaha yang dilakukan untuk
memproduksi barang atau jasa pada sektor-sektor ekonomi.”

Pada Pasal 2 ayat (1) dijelaskan mengenai semua Bidang Usaha Terbuka yang
dapat dilakukan penanaman modal dan bidang usaha tertutup yang tidak
dapat dilakukan penanaman modal dan untuk kegiatan yang hanya dapat
dilakukan oleh Pemerintah. Dalam ayat (3) pasal tersebut dijelaskan alasan
mengapa tidak diperbolehkan dilakukan penanaman modal.
Dalam Pasal 3 ayat 1 dijelaskan bidang usaha terbuka terdiri dari:

“Bidang Usaha terbuka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), terdiri
atas:
a. Bidang Usaha prioritas;
b. Bidang Usaha yang dialokasikan atau kemitraan dengan Koperasi dan
UMKM;
c. Bidang Usaha dengan persyaratan tertentu; dan
d. Bidang Usaha yang tidak termasuk dalam huruf a, huruf b, dan huruf c.

Penjelasan mengenai Bidang Usaha Prioritas sebagaimana dalam Pasal 3 ayat
(1) huruf a dijelaskan dalam Pasal 4. Dalam Pasal 4 tersebut disebutkan
kriteria yang dimaksud yaitu:

“Bidang Usaha prioritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a
merupakan Bidang Usaha yang memenuhi kriteria, yaitu:
a. program/proyek strategis nasional;
b. padat modal;
c. padat karya;
d. teknologi tinggi;
e. industry pionir;
f. orientasi ekspor; dan/atau
g. orientasi dalam kegiatan penelitian,pengembagan, dan inovasi.”

Kemudian dalam Pasal 4 ayat (4) dijelaskan bahwa penanam modal yang
menanamkan modalnya dalam Bidang Usaha Prioritas akan diberikan insentif
fiscal dan/atau insentif non-fiskal.
Mengenai pengertian insentif fiscal dijelaskan dalam ayat (5) yang terbagi
menjadi:
a. Insentif perpajakan; dan
b. Insentif kepabeanan
Kemudian mengenai Insentif nonfiskal dijelaskan dalam ayat (6) yang berbunyi:

“Insentif nonfiskal scbagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b meliputi


kemudahan perizinan berusaha, penyediaan infrastruktur pendukung, jaminan
ketersediaan energy, jaminan ketersediaan bahan baku, keimigrasian,
ketenagakerjaan, dan kemudahan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.”

Jika dilihat dari dua ayat tersebut ayat (5) dan (6), Pemerintah memberikan
banyak keuntungan bagi para Penanam Modal di Bidang Usaha Prioritas.
Karena dipermudah diharapkan banyaknya Penanam modal yang
menanamkan modalnya dalam Bidang Usaha prioritas tersebut.
Kemudian penjelasan mengenai Pasal 3 ayat (1) huruf b dijelaskan pada Pasal
5.
Dalam Pasal 6 mengatur mengenai Bidang Usaha dengan persyaratan tertentu.
Pasal 6 ayat (1) mengatur mengenai persyaratan Bidang Usaha dengan
persayratan tertentu yang berbunyi:

“Bidang Usaha dengan persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 3 ayat (1) huruf c merupakan Bidang Usaha yang dapat diusahakan oleh
semua Penanam Modal termasuk Koperasi dan UMKM yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. persyaratan Penanaman Modal untuk penanam Modal dalam negcri;
b. persyaratan Penanaman Modal dengan pembatasan kepemilikan modal
asing; atau
c. persyaratan Penanaman Modal dengan penzinan khusus.”

Pada ayat (4) menjelaskan mengenai pengecualian pembatasan kepemilikan


modal asing.
Pada ayat (5) mengatur mengenai perubahan kepemilikan modal asing akibat
terjadinya penggabungan, pengambilalihan, atau peleburan di Bidang Usaha
yang sama dengan ketentuan:
a. batasan kepemilikan modal asing dalam perusahaan yang menerima
penggabungan sebagaimana tercantum dalam perizinan berusaha
perusaharan yang menerima pcnggabungan;
b. batasan kepemilikan modal asing dalam pcrusahaan yang diambil alih
sebagaimana tercantum dalam perizinan berusaha perusahaan yang
diambil alih; atau
c. batasan kepemilikan modal asing dalam perusahaan baru hasil
pcleburan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
pada saat terbcntuknya perusahaan baru hasil peleburan dimaksud.
Dalam Pasal 7 menjelaskan bahwa Penanam Modal asing hanya dapat
melakukan kegiatan usaha pada Usaha Besar dengan nilai invesasi lebih dari
Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) di luar nilai tanah dan bangunan.
Kemudian Penanam Modal asing wajib dalam bentuk PT berdasarkan hukum
Indonesia dan berkedudukan di wilayah NKRI.
Berdasarkan Pasal 8 ketentuan dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c tidak berlaku
bagi Penanaman Modal yang dilakukan dalam kawasan ekonomi khusus.
Penanaman Modal asing di kawasan ekonomi khusus pada Bidang Usaha
rintrsan berbasis teknologi dapai melakukan investasi dengan nilai investasi
sama dengan atau kurang dari Rp10.000.000.000,00 (scpuluh miliar rupiah) di
luar nilai tanah dan bangunan.
Pada Pasal 9 mengatur mengenai pengecualian ketentuan Pasal 3 ayat (1)
huruf b dan c yang berbunyi:

“Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) huruf b dan huruf c
tidak berlaku terhadap kegiatan Penanaman Modal yang dilakukan secara
tidak langsung/portofolio yang transaksinya dilakukan melalui pasar modal
dalam negeri.”

KESIMPULAN
Penanaman Modal dapat dilakukan disemua Bidang Usaha Terbuka. Tetapi,
pada Bidang Usaha tertutup tidak dapat dilakukan Penanaman modal.
Pelarangan penanaman modal dalam bidang usaha tertutup dilakukan demi
kepentingan dan keamanan nasional.
Mengenai ketentuan dan persyaratan tidak diatur dalam UU No. 25/2007 dan
UU No. 11/2020. Ketentuan dan persyaratan terkait Bidang Usaha diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Presiden No. 10/2021.
Dalam Bidang Usaha prioritas akan diberi bantuan dalam bentuk intensif
perpajakan dan intensif kepabeanan. Hal tersebut semata-mata untuk
mendorong penanaman modal asing maupun dalam negeri sehingga
diharapkan dengan diberikan kemudahan dapat menyerap penanam modal
sebanyaknya.
Penanam Modal asing wajib dalam bentuk PT berdasarkan hukum Indonesia
dan berkedudukan di wilayah NKRI.

Anda mungkin juga menyukai