Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SYARAT-SYARAT PENANAMAN MODAL ASING


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Penanaman Modal
Dosen Pengampu : Ahmad Sidi Pratomo ,SH.,MA

Disusun Oleh :

Muhammad Athillah Akmal Yazid 200202110152


M Lufaf Khamid 200202110158
Baiq Rizqiyana Solehah 200202110176

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya
berupa iman serta kesehatan hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Syarat Syarat Penanaman Modal Asing” dengan serius serta tepat waktu. Shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di
dunia.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas dari Bapak Ahmad Sidi
Pratomo,SH.,MA pada matakuliah Hukum Penanaman Modal. Terima kasih kepada
Bapak Ahmad Sidi Pratomo,SH.,MA selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum
Penanaman Modal program studi Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah membimbing beserta arahannya selama
pemulisan makalah ini. Selain itu, kami berharap agar makalah ini dapat membantu
mengembangkan dan memperluas pengetahuan pembaca terkait materi syarat syarat
penanaman modal asing
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin guna mendapatkan
hasil yang terbaik. Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dan perlu perbaikan lebih lanjut. Oleh karena itu, kritik dan saran kami terima untuk
penyempurnaan makalah ini.

Malang, 26 Maret 2023

Tim Penulis

2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan.......................................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................5
A. Berapa Modal Penanam Modal Asing................................................................................5
B. Tenaga Kerja............................................................................................................................6
C. Orang atau Badan Usaha........................................................................................................8
D. Tanggung Jawab Lingkungan..................................................................................................10
BAB III............................................................................................................................................13
Penutup.........................................................................................................................................13
Kesimpulan....................................................................................................................................13
Saran..............................................................................................................................................13
Daftar Pustaka..............................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Investasi adalah setiap kegiatan manusia yang bertujuan untuk meningkatkan nilai
modal seseorang, atau setidak-tidaknya mempertahankan nilai modal seseorang, dan
modal sebagai barang bergerak dan tetap, serta modal berwujud atau tidak berwujud.
Undang-Undang Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007 menjelaskan pentingnya
investasi dan investasi. Penanaman Modal adalah segala jenis kegiatan penanaman
modal, baik penanam modal dalam negeri maupun asing, yang melakukan usaha di

4
wilayah negara Republik Indonesia. Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan
penanaman modal di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri dengan modal dalam negeri dan penanaman modal
asing adalah kegiatan penanaman modal yang dilakukan oleh penanam modal asing
untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia. , dengan modal asing
eksklusif atau usaha patungan dengan investor dalam negeri.
Penanam modal adalah orang perseorangan atau badan usaha yang melakukan
penanaman modal, yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam
modal asing.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana syarat - syarat dalam pma Indonesia ?
2. Bagaimana Dampak PMA Terhadap Tenaga Kerja Di Indonesia ?
3. Pengertian Orang atau Badan Usaha Pada PMA ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Berapa modal PMA
2. Mengetahui Siapa Tenaga Kerja PMA
3. Mengetahui bagaiamana Pengertian Orang atau Badan Usaha Pada PMA\

BAB II
PEMBAHASAN

A. Berapa Modal Penanam Modal Asing


Tentu setiap perorangan atau badan usaha asing harus memiliki modal atau
ketentuan ketentuan yang sudah di tentukan oleh peraturan peraturan, dalam Pasal 6 Per
BKPM Ayat (1) Perusahaan PMA dikualifikasikan sebagai usaha besar, kecuali
ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan, ketentuan persyaratan permodalan

5
untuk Penanaman Modal. wajib melaksanakan nilai investasi dan memperoleh Perizinan
Ayat (2) Perusahaan dengan kualifikasi usaha besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yaitu:
1. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha berdasarkan laporan keuangan
terakhir; atau
2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah) berdasarkan laporan keuangan terakhir.
Ayat (3) Perusahaan PMA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali ditentukan lain
oleh peraturan perundang-undangan, harus memenuhi ketentuan nilai investasi, yaitu:
a. total nilai investasi lebih besar dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah),
diluar tanah dan bangunan;
b. nilai modal ditempatkan sama dengan modal disetor, paling sedikit
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah);
c. persentase kepemilikan saham dihitung berdasarkan nilai nominal saham; dan
d. Nilai nominal saham sebagaimana dimaksud dalam huruf c, untuk masing-masing
pemegang saham paling sedikit Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
Ayat (4) Dihapus.
Ayat (5)
Nilai investasi sebagaimana dimaksud ayat (2) dan/atau ayat (3) harus dipenuhi
Perusahaan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun terhitung setelah tanggal
Perusahaan memperoleh Izin Usaha.

Ayat (6)
Penanam Modal dilarang membuat perjanjian dan/atau pernyataan yang menegaskan
bahwa kepemilikan saham dalam perseroan terbatas untuk dan atas nama orang lain. 1

B. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 18-64 tahun) atau jumlah
seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada

1
“PerBKPM Nomor 5 Tahun 2019 (Perubahan Perban 6_2018).” 13.

6
permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas
tersebut (Mulyadi, 2003: 57). Usia minimum untuk diperbolehkan bekerja di setiap jenis
pekerjaan, yang karena sifat atau keadaan lingkungan tempat pekerjaan itu dilakukan
dapat membahayakan kesehatan, atau moral orang muda, tidak boleh kurang dari 18
tahun.menurut UU no 20 Tahun 1999. Tenaga Kerja man power terdiri dari (labour
force) dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (labor force) adalah tenaga kerja atau
penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk
sementara tidak bekerja, dan yang mencari pekerjan. Sedangkan Bukan Angkatan Kerja
(unlabour force) adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja,
tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan, yakni orang-orang yang
kegiatannya bersekolah (pelajar dan mahasiswa), mengurus rumah tangga (maksudnya
ibu-ibu yang bukan wanita karir), serta menerima pendapatan tapi bukan merupakan
imbalan langsung atas jasa kerjanya (Dumairy, 1996: 74-75). Jumlah angka pun kerja
yang bekerja merupakan gambaran kondisi dari lapangan kerja yang tersedia. Semakin
bertambah besar lapangan kerja yang tersedia maka akan menyebabkan semakin
meningkatnya total produksi di suatu negara, dimana salah satu indikator untuk melihat
perkembangan ketenagakerjaan di Indonesia adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK). Tingkat partisipasi angkatan kerja (labour force participation rate) adalah
menggambarkan jumlah angkatan kerja . Pertumbuhan ekonomi dan penanaman
Penanaman Modal Asing merupakan salah satu komponen dalam pertumbuhan ekonomi
di Indonesia. Karena dengan adanya PMA memungkinkan terciptanya barang modal baru
sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan kerja baru
yang menimbulkan terjadinya penambahan output dan pendapatan baru yang kemudian
merangsang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tenaga kerja merupakan salah satu
modal pembangunan. Karena tenaga kerja bisa dikatakan sebagai modal potensial untuk
penggerak serta pelaksana pembangunan di Indonesia. Semakin tinggi jumlah tenaga
kerja yang memiliki tingkat pendidikan serta skill atau kemampuan yang bagus mampu
mendorong laju pertumbuhan ekonomi, karena dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja
yang berkualitas mampu meningkatkan produksi output di Indonesia. Sehingga modal
asing (PMA) memiliki hubungan yang positif.Dapat dikatakan seperti itu dikarenakan
dengan adanya penanaman modal asing akan banyak proyek–proyek yang akan

7
terealisasi dengan Penanaman Modal Asing Tersebut . Adanya Tenaga kerja dan
Pertumbuhan Ekonomi. penanaman modal asing tersbut yang berdampak pada
meningkatnya penyerapan tenaga kerja sehingga dapat menggurangi jumlah
pengangguran.Selain itu PMA juga bisa menajdi media transfer teknologi,
aset,manajemen dan pengetahuan lainnya yang bisa membantu proses pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
C. Orang atau Badan Usaha
Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum
Indonesia dan berkedudukan di wilayah Indonesia, kecuali ditentukan lain dalam undang-
undang”. Tujuan atas hal tersebut diterangkan dalam bagian penjelasan UUPM, yaitu
merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memberikan kepastian hukum dalam
penyelenggaraan PMA. Perseroan terbatas atau naamloze vennootschap (dalam bahasa
Belanda), company limited by shares (dalam bahasa Inggris) 2 , menurut Pasal 1 angka 1
UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Semua PT yang berbadan hukum Indonesia karena didirikan menurut hukum Indonesia,
baik semua saham dimiliki oleh warga negara Indonesia atau sebagian saham dimiliki
oleh warga negara asing, maka berdasarkan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 1998 diperintahkan nama perseroan dalam bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar. 3 Berikut adalah instrumen kepastian hukum yang
diberikan dalam PT sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (UUPT):
1. Badan Hukum, karena:
a. Pengesahan anggaran dasarnya dari Menteri Hukum dan Ham, apabila PT
belum ada pengesahan maka statusnya belum sebagai badan hukum dan segala
tanggung jawab dan kewajibannya sama halnya dengan persekutuan firma.

2
Abdul R.Saliman, 2010, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan Contoh Kasus, Edisi kedua, Cetakan
kesepuluh, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, Hal.105.
3
Gatot Supramono, 2007, Kedudukan Perusahaan sebagai Subjek dalam gugatan Perdata di Pengadilan, PT. Rineka
Cipta, Jakarta, Hal. 47.

8
Melalui mekanisme ini, memperlihatkan bahwa adanya kepastian hukum
terhadap setiap tindakan dan kegiatan usaha PT harus sesuai dengan UUPT dan
anggaran dasar. Hal-hal tersebut tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan nama
orang perorangan saja seperti pada badan usaha yang tidak berbadan hukum.
b. PT merupakan bentuk organisasi yang teratur, ada RUPS, direksi, dan
komisaris.
c. Memiliki harta kekayaan sendiri, berarti mengenal adanya pemisahan harta
kekayaan pribadi dengan harta kekayaan perusahaan
d. Dapat melakukan hubungan hukum sendiri, atas nama perseroan; dan
e. Mempunyai tujuan sendiri, yaitu mencari keuntungan
2. Tanggung jawab pemegang saham terbatas, maksudnya terbatas pada nilai saham
yang diambilnya, kecuali dalam hal:
a. Persyaratan PT sebagai badan hukum belum terpenuhi;
b. Pemegang saham memanfaatkan PT untuk kepentingan pribadi;
c. Terlibat perbuatan melanggar hukum yang dilakukan PT dan menggunakan
kekayaan PT; dan
d. Pemegang saham secara melawan hukum menggunakan kekayaan PT sehingga
perseroan tidak dapat melunasi utang-utangnya
3. Berdasarkan perjanjian:
a. Didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih (perorangan atau badan hukum);
b. Adanya kesepakatan para pihak yang mendirikan PT; dan
c. Kewajiban mengambil bagian pada saat pendirian
4. Melakukan kegiatan usaha;
5. Modal terbagi atas saham-saham (akumulasi modal);
Dalam PT penggunaan modal untuk kegiatan usaha hanya dapat digunakan dengan
persetujuan perseroan yang ditempuh dengan mekanisme dan kesepakatan para
pemegang saham yang dituangkan dalam anggaran dasar. Sehingga setiap tindakan
dalam PT merupakan tindakan atas nama perseroan dan tidak bisa dilakukan hanya
dengan persetujuan orang perorangan semata. Demikian pula, bentuk penyertaan
modal asing dalam suatu PT yang dapat dibuktikan dengan saham. Pengalokasian
modal dengan bentuk saham ini memiliki maksud dan tujuan yang di antaranya

9
menentukan: (i) besar suara dalam pengambilan keputusan terhadap tindakan
perseroan dan (ii) menentukan besar dividen dan/atau kerugian (tanggung jawab)
yang akan diterima/diderita atas kegiatan usaha perseroan.
a. Jangka waktu dapat tidak terbatas. Tapi khusus untuk penanaman modal asing,
jangka waktu di batasi selama 30 tahun. Jika di bandingkan dengan bentuk usaha
yang tidak berbadan hukum, dari ketiga organ perseroan di atas (point 1 huruf b),
masing-masing organ memiliki kapasitas dan kewajiban masing-masing dalam
menjalankan kegiatan usaha perseroan yag dituangkan dalam anggaran dasar
dan/atau UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas. Berbeda halnya
dengan badan usaha yang tidak berbadan hukum yang dalam menjalankan
kegiatan usahanya hanya dijalankan oleh paling sedikit 2 (dua) orang dan
pengambilan keputusan dapat dilakukan langsung oleh persero/sekutu aktif dalam
badan usaha non-badan hukum tersebut. Kemudian terkait dengan tanggung
jawab yang terbatas (point 2), itu berarti bahwa di dalam PT terdapat pemisahan
kekayaan pribadi pemegang saham dengan PT itu sendiri. Berbeda halnya dengan
badan usaha yang tidak berbentuk badan hukum, dalam pemenuhan tanggung
jawab oleh para pendiri tidak dibatasi berdasarkan besar kekayaan yang
ditanamkan dalam badan usaha, tetapi dapat mencakup kekayaan pribadi dari para
pendiri tersebut.
D. Tanggung Jawab Lingkungan
Berdasarkan Pasal 16 UUPM menyebutkan setiap penanam modal bertanggung jawab:
a. menjamin tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; UUPM menyebutkan bahwa
modal adalah segala asset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang
yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis.4
Adapun sumber dari modal adalah Modal Dalam Negeri dan Modal Asing. Modal
Dalam Negeri yaitu modal yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia,
perseorangan warga Negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan
hukum atau tidak berbadan hukum (Pasal 1 ayat (9) UUPM). Sedangkan Modal
Asing adalah modal yang dimiliki oleh Negara asing , badan usaha asing, badan

4
Hulman Panjaitan, 2003, Hukum Penanaman Modal Asing, IndHill Co, Jakarta, hal. 33.

10
hukum asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh
modalnya dimiliki oleh pihak asing (Pasal 1 ayat (8) UUPM).
b. menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanaman
modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya
secara sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Apabila penanam modal meninggalkan atau menghentikan atau menelentarka
kegiatan usahanya, penanam modal harus menyelesaikan segala kewajibannya
baik terhadap Pemerintah, tenaga kerja, maupun terhadap relasi terkait kegiatan
usahanya. Seperti membayar pajak atas kegiatan usahanya bila belum dibayar,
membayar segala utang yang timbul selama kegiatan usahanya berjalan,
membayar upah/gaji tenaga kerja apabila belum dibayar dan serta memenuhi apa
yang menjadi hak tenaga kerja menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta mengembalikan segala fasilitasfasilitas yang diberikan Pemerintah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat, mencegah praktik monopoli dan
hal lain yang merugikan negara;
Setiap penanam modal harus menciptakan persaingan usaha yang sehat artinya
setiap penanam modal/pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan
atau pemasaran barang atau jasa harus dilakukan dengan jujur atau tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta penanam
modal harus mencegah terjadinya praktek monopoli yaitu pemusatan kegiatan
oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi atau
pemasaran atas barang dan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha
yang tidak sehat yang dapat merugikan kepentingan umum (Pasal 1 ayat 2
Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat). Dan setiap penanam modal dilarang melakukan
hal- hal yang merugikan negara seperti: tindakantindakan yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan, melakukan tindak kejahatan korporasi,
penggelembungan biaya untuk memperkecil keuntungan sehingga dapat
mengakibatkan kerugian negara.
d. menjaga kelestarian lingkungan hidup;

11
Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, setiap penanam modal harus
memperhatikan keadaan lingkungan di sekitar lokasi kegiatan usaha tersebut.
Seperti dalam hal pembuangan limbah/sisa-sisa barang yang diproduksi,
mengenai cerobong asap dari perusahaan tersebut yang dapat menimbulkan
polusi. Disini perusahaan harus berusaha mencegah terjadinya pencemaran air
karena pembuangan limbah dari perusahaan dan polusi udara supaya tidak
menimbulkan berbagai kerugian baik bagi perusahaan itu sendiri maupun
kesehatan dan keselamatan manusia dan mahkluk hidup lain yang hidup
disekitarnya.
e. menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja;
Dalam hal menjalankan kegiatan usahanya penanam modal memerlukan tenaga
kerja baik tenaga kerja terlatih dan terdidik. Para tenaga kerja ini bekerja dengan
diberikan upah/gaji dari perusahaan yang memperkerjakan mereka, dan
perusahaan juga harus menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kesejahteraan pekerja. Untuk menjamin keselamatan kerja, kesehatan,
kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja, penanaman modal harus memperhatikan
Pasal 67 sampai dengan Pasal 101 UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang mengatur tentang perlindungan terhadap tenaga kerja
penyandang cacat, tenaga kerja anak, tenaga kerja perempuan, waktu kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja, pengupahan, dan kesejahteraan tenaga kerja.
f. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam melakukan kegiatan usahanya, penanam modal harus memperhatikan
segala peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penanaman modal. Setiap
penanam modal harus mengetahui tindakan-tindakan apa saja yang diizinkan dan
yang dilarang dalam peraturan tersebut dan mereka harus tunduk terhadap
peraturan tersebut karena apabila penanam modal dalam melakukan kegiatan
usahanya melanggar atau melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan maka mereka akan memperoleh sanksi yang tegas
sesuai yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan tersebut.

12
BAB III
Penutup

Kesimpulan
Penanam modal asing, adalah seseorang atau badan usaha yang mau melipat gandakan modalnya
di suatu usaha,karena penanam modal asing bukan seorang warga negara Indonesia maka setiap
penanam modal asing harus mengikuti syarat syarat yang telah ditentukan oleh negara, sehingga
syarat syarat itu harus dipenuhi oleh setiap penanam modal asing,

Saran
Pemateri harus lebih banyak mencari referensi yang lebih terbaru karena dari semua referensi
yang di cantumkan lebih banyak referensi yang sudah lawas yang sudah lebih dari 10 tahun, dan
semoga para audience memahami isi dari makalah ini.

13
Daftar Pustaka

Abdul R.Saliman, 2010, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan Contoh Kasus, Edisi kedua,
Cetakan kesepuluh, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Gatot Supramono, 2007, Kedudukan Perusahaan sebagai Subjek dalam gugatan Perdata di
Pengadilan, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Hulman Panjaitan, 2003, Hukum Penanaman Modal Asing, IndHill Co, Jakarta.
“PerBKPM Nomor 5 Tahun 2019 (Perubahan Perban 6_2018).” n.d.

14

Anda mungkin juga menyukai