Anda di halaman 1dari 49

LogoType

- Metodologi Penelitian

Etika Penulisan Artikel


Ilmiah

1
Agenda
01 Sloppy Research
.

02 Scientific Fraud
Plagiarisme, misrepresentasi, privacy (pembajakan), falsifikasi
data, Duplikasi, Authorship, Bias

03 Penyebab Pelanggaran Kode Etik


.

04 Upaya – Upaya Menghindari Plagiarisme


Confidentiality and Conflict of Interest, Plagiarism checker,
Paraphrase, Meningkatkan Pemahaman Tentang Kode Etik Penulis

2
Agenda
05 Kode Etik dalam Jurnal Open Access
OASPA Code of Conduct, COPE Code of Conduct for Journal
Publishers, STM Code of Conduct

06 Q&A
.

07 .
.

08 .
.

3
Etika Penulisan Artikel Ilmiah
.

Peneliti biologi kedokteran di Riken Center for Developmental Biology di Jepang


> berhasil mempublikasikan satu penelitian dengan tema STAP (Stimulus Triggered
Acquisition of Pluripotency) dimana ia berhasil menemukan suatu metode
penumbuhan sel yang akan sangat bermanfaat untuk pengobatan berbagai macam
penyakit. Penelitian ini berhasil dilakukan walaupun baru diujicobakan pada tikus
kecil. Publikasi terbit pada bulan Januari 2014, pada bulan April 2014 peneliti
menyatakan bahwa hasil penelitian pada Jurnal Nature adalah palsu. Ia mengakui
kesalahannya karena sudah mengambil gambar dari penelitian lain dan mengubah
gambar tersebut untuk ia gunakan dalam penelitiannya. Setelah itu jurnal Nature
menarik kembali publikasi penelitian STAP. Deputy Director of The Riken Center for
Developmental Biology mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri di dalam
apartemennya.
Etika Penulisan Artikel Ilmiah
.

Presiden Hungaria melakukan penjiplakan pada disertasi setebal 200 halaman.


> Akibatnya gelar doktor yang diraihnya pada tahun 1992 dicabut.

Tiga kandidat guru besar di sebuah universitas negeri di Jawa Barat dicabut dari
> jabatannya karena tersandung kasus plagiarisme

Seorang dosen di universitas negeri di Yogyakarta mengundurkan diri sebagai dosen


> setelah terkena masalah plagiarisme

Keberhasilan yang dipalsukan adalah tindakan yang sangat berbahaya dan tercela
> dalam dunia riset. Kesalahan boleh terjadi pada dunia riset, namun kebohongan tidak
dapat ditolerir sama sekali dalam rangkaian proses penelitian
01 Sloppy Research

6
01. Sloppy Research
.

Merupakan salah satu scientific misconduct (perilaku buruk dalam dunia ilmiah)
>
Merupakan ketidakdisiplinan dalam penelitian
>
Diartikan sebagai ketidakpahaman peneliti akan penelitian yang dilakukannya. Mulai
> dari rancangan penelitian yang buruk, pemilihan metodologi dan implementasinya
yang tidak tepat sampai pada ketidakpahaman peneliti akan analisa hasil serta
penarikan kesimpulan
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti semacam ini tentunya berpotensi
> menimbulkan dampak buruk pada penulisan artikelnya
01. Sloppy Research
.

Sebagai peneliti, sudah seharusnya kita mengenal dan memahami apa yang kita
> kerjakan mulai dari tahap perencanaan hingga hasil penelitian dipublikasikan.

Sebelum memulai penelitian, terdapat banyak hal yang perlu dipersiapkan seperti
> yang telah dijelaskan pada materi – materi sebelumnya.

Keikutsertaan pembimbing yang sudah berpengalaman dalam penelitian sangat


> disarankan untuk mencegah terjadinya sloppy research.

Alternatif lain, ikut berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan penelitian dan penulisan
> artikel ilmiah.
02 Scientific Fraud

9
02. Scientific Fraud
.

Merupakan pelanggaran kode etik dalam publikasi ilmiah


>
Merupakan pelanggaran etika yang sangat fatal dimana pelakunya dapat dijerat
> dengan sanksi yang cukup memberatkan

Seperti plagiarisme dan duplikasi


>
02-1. Plagiarisme
.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010, “Plagiat adalah


> perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh
kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh
karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai.”

Menurut halaman web mahasiswa University of Oxford (2015), “Plagiarism is


> presenting someone else’s work or ideas as your own, with or without their consent,
by incorporating it into your work without full acknowledgment”

Menurut definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia (Apr 2023), “Plagiarisme adalah
> penjiplakan yang melanggar hak cipta
02-1. Plagiarisme
.

IEEE menuturkan terdapat lima tingkatan plagiarisme yaitu:


> 1. Tingkatan 1 = The uncredited verbatim copying of a full paper or the verbatim
copying of a major portion (greater than half of the original paper)
2. Tingkatan 2 = Then uncredited verbatim copying a large portion (less than half of
the original paper)
3. Tingkatan 3 = The uncredited verbatim copying of individual elements (e.g.
paragraphs, sentences, figures)
4. Tingkatan 4 = The uncredited improper paraphrasing of pages or paragraphs
5. Tingkatan 5 = The credited verbatim copying of a major portion of a paper
without clear delineation (e.g. quotes or indents)
02-1. Plagiarisme .
Jenis – jenis plagiarisme:
> 1. Word for word plagiarism
Dimana peneliti menggunakan kata – kata orang lain tanpa memberikan rujukan
yang jelas dan kata tersebut benar – benar diambil dan dipindahkan (sama persis
dengan aslinya) tanpa melakukan parafrase (Soelistyo, 2011)
2. Plagiarism of source
Dimana peneliti menggunakan ide atau gagasan orang lain yang menjadi sumber,
dari penelitian orang lain tanpa seizin pemiliknya (Soelistyo, 2011)
3. Plagiarism of authorship
Dimana peneliti mengakui karya orang lain sebagai miliknya sendiri (Soelistyo,
2011)
4. Self plagiarism
Dimana peneliti mempublikasikan artikelnya pada lebih dari satu jurnal atau
media publikasi lain (Soelistyo, 2011)
Sebenarnya boleh saja mempublikasikan artikel dengan ide dari penelitian yang
sama asalkan materi yang digunakan berbeda dan tahap penelitian yang dibahas
juga berbeda. Misalkah pada artikel pertama dibahas mengenai hasil dari
penelitian tahap pertama, maka artikel kedua merupakan versi pengembangan
dari penelitian tahap pertama yaitu dibahas hasil penelitian tahap kedua.
02-1. Plagiarisme .

5. Sembarangan mengambil data dari Internet


> Mengambil data dari internet tanpa mencantumkan sumbernya, termasuk
mengambil data dari Internet tanpa menyeleksi terlebih dahulu merupakan
salah satu bentuk plagiarisme yang paling sering kite temui (University of Oxford,
2015)
6. Parafrase
Parafrase sebenarnya diperbolehkan asalkan sumbernya disebutkan dengan
jelas. Jika tidak demikian maka ini tergolong pelanggaran (University of Oxford,
2015)
7. Sitasi yang Tidak Akurat
Merupakan kesalahan dalam pencantuman sitasi sehingga data mengenai
sumber referensi tidak dapat diakses (University of Oxford, 2015)
7. Sitasi yang Tidak Akurat
8. Tidak dicantumkannya ucapan terima kasih atau penghargaan kepada pihak-
pihak yang telah ikut berkontribusi dalam penulisan artikel (University of Oxford,
2015)
02-1. Plagiarisme .

10. Menggunakan jasa agen professional


> Menggunakan jasa agen professional atau orang lain dalam penulisan (University
of Oxford, 2015). Misalnya menggunakan jasa tulis skripsi atau paper dengan
mencantumkan atau memodifikasi hasil dari penelitian orang lain yang kini
masih saja banyak dijumpai di Indonesia. Pelaku bisnis ini biasanya dikenal juga
sebagai ghost writer. Ghost writer ini biasanya justru seorang senior atau dosen
yang mempunyai keahlian di dalam suatu bidang tertentu.
02-2. Misrepresentasi .

Merupakan suatu tindak penipuan atau membuat sesuatu pernyataan dalam laporan
> penelitian yang salah, kurang atau berlebihan
02-3. Piracy (pembajakan) .

Pembajakan dalam publikasi ilmiah biasanya berkaitan dengan penggunaan data-


> data seperti tulisan dan grafik milik peneliti lain tanpa izin dari peneliti tersebut.
Pembajakan ini termasuk penggunaan dari sebagian atau keseluruhan dari penelitian
orang lain tanpa seizin pemiliknya.
02-4. Falsifikasi Data .

Falsifikasi data dilakukan dengan mengubah data dengan keinginan sendiri supaya
> mendapatkan hasil yang sempurna dan menggunakan data fiktif atau data yang
sebenarnya tidak ada (mustahil).
02-5. Duplikasi .

Duplikasi disini dimaksud sebagai :


> - Pengiriman satu artikel ilmiah ke lebih dari satu jurnal atau media publikasi ilmiah
- Least publishable units atau penghilangan sebagian hasil penelitian dengan
memecah runtutan proses penelitian dan mengambil hanya sebagian hasil
penelitian dengan penulisan yang tidak sesuai ketentuan umum yang berlaku
sehingga dari satu penelitian dipublikasikan ke dalam beberapa publikasi ilmiah
- Tidak mencantumkan sumber referensi atau nama pihak pendukung (jika
merupakan penelitian kerjasama)
02-6. Authorship .

Authorship adalah pengakuan hak milik pada artikel ilmiah.


>
Mengubah nama penulis dan/atau susunannya tanpa sepengetahuan penulis lain
> juga menjadi salah satu masalahnya.

Seharusnya semua pihak yang ikut dalam penelitian harus membicarakan sejak awal
> mulai dari pemilihan ketua sampai anggotanya. Selain itu, semua pihak yang ikut
dalam penelitian juga diberi kesempatan untuk memasukkan namanya sebagai
penulis.
Dalam penambahan, penghapusan dan penempatan atau urutan nama juga harus
> dibicarakan sesuai dengan kontribusinya
02-6. Authorship .

Selain itu permasalah lain adalah bagaimana peraturan dalam melakukan kerjasama
> antara satu pihak dengan pihak lain dalam menentukan hak milik dari penelitian yang
akan dilakukan bersama. Contohnya, pihak dari Universitas Indonesia sering kali
melakukan hibah kolaborasi internasional dengan pihak institusi dari negara lain.
Dalam hal ini sebelum memulai hibah internasional, pihak dari UI dan pihak dari
institusi luar negeri harus membicarakan dari awal tentang hak kepemilikan dari
penelitian, hasil dan copyright tersebut
02-7. Bias .

Definisi bias dalam penulisan adalah kecenderungan untuk menyembunyikan suatu


> informasi tentang hasil riset dan menggunakan kata – kata yang ambigu dalam
penulisan dengan tujuan menguntungkan seorang maupun kelompok tertentu.

https://www.writeexpress.com/bias.html
03 Penyebab Pelanggaran
Kode Etik
03.Penyebab Pelanggaran Kode Etik .

Beberapa faktor yang menjadi penyebabnya (Istiana & Purwoko, 2013) (Kansus, 2008):

Keterbatasan waktu untuk menyelesaikan artikel ilmiah


1
Kurangnya banyak membaca dan melakukan analisis
2
Kurangnya pemahaman akan kode etik penulisan artikel ilmiah
3
Kurangnya pendidikan dan pengetahuan mengenai cara – cara melakukan penelitian
4
03.Penyebab Pelanggaran Kode Etik .

Ambisi akan materi, misalkan dijanjikan imbalan/reward jika penelitian berhasil


5
Ingin namanya terkenal di jagad akademis
6
04 Upaya – Upaya
Menghindari Plagiarisme
04.Upaya – Upaya Menghindari Plagiarisme
.
Cara – cara untuk menghindari plagiarisme:
Banyak membaca artikel ilmiah yang sudah dipublikasikan untuk melihat kesamaan
1 artikel ilmiah (paper similarity)

Berhati – hati dalam membaca artikel ilmiah milik peneliti lain


2
Setiap artikel ilmiah yang dibaca harus dipahami dengan benar agar mendapatkan
3 nilai tambah pada artikel ilmiah yang akan dipublikasi

Indikasikan material yang digunakan dengan quotation marker atau identitas dan
4 tulisan referensi lengkap

Jika ingin meneliti ulang artikel ilmiah yang belum dipublikasi, harus meminta izin
5 tertulis dari author asli
04-1.Confidentiality and Conflict of Interest
.

Sesama peneliti harus sama – sama menghormati privasi satu sama lain
>
Setiap melakukan review artikel ilmiah atau proposal penelitian harus diteliti dengan
> sungguh – sungguh seperti memeriksa apakah paper atau proposal penelitian itu
hasil duplikasi atau copy paste, mencuri hasil penelitian atau memalsukan data –
data penelitian

Jika terjadi kesalahan atau hal – hal yang tidak objektif maka orang yang melakukan
> review berhak menegur dengan tegas kepada peneliti.

Selain itu, setiap artikel ilmiah yang akan di-review harus dijaga kerahasiaannya dan
> tidak boleh digunakan untuk penelitian pribadi.
04-2.Plagiarism Checker .

www.ithenticate.com
>
Telah banyak digunakan untuk mengecek lebih dari 35 juta dokumen. Ithenticate
didukung oleh beberapa penerbit kenamaan dunia, seperti EBSCO, HOST, Elsevier,
IEEE, Nature, ProQuest, Wiley-Blackwell.

Merupakan jasa pengecekan berbayar


04-2.Plagiarism Checker
.
04-2.Plagiarism Checker
.

https://www.turnitin.com/
>
Digunakan di IT-PLN
04-3.Paraphrase .

Paraphrase adalah susunan kalimat yang dibuat sendiri untuk mengekspresikan ide-
> ide orang lain tanpa menghilangkan gagasan utama dari sumber yang asli.

Dapat juga diartikan penyajian kembali suatu paragraph atau kalimat dalam bentuk
> berbeda dan menggunakan kata-kata sendiri untuk mengekspresikan ide – ide orang
lain tapi gagasan utama tetap dipertahankan.

Misalnya jika ingin mengutip kalimat yang asli dalam suatu artikel maka harus selalu
ditempatkan di dalam tanda kutip (“…”) serta menyebutkan asal dari sumber kutipan.
04-3.Paraphrase .
Tujuan mem-paraphrase:
Mempertahankan pendapat kita dalam paper
1
Mempertahankan gaya penulisan
2
Menghindari rujukan langsung dalam jumlah berlebihan
3
Mengintepretasikan sumber tulisan yang dirujuk
4
04-3.Paraphrase .
Paraphrase juga mempunyai aturan di dalam penulisan (Jatmiko, Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah, 2015)
Baca berulang – ulang kalimat yang akan dikutip agar anda benar – benar memahami
1 maksud dari artikel tersebut

Tulis kembali suatu tulisan aslinya dalam jumlah kata yang hampir sama untuk
2 mengingatkan tulisan yang digunakan sebagai bahan kutipan

Cantumkan rujukan pada teks (penulisan tahun terbitnya atau nomor halaman)
3
Kata – kata frase yang dipertahankan harus diberi “tanda kutip”
4
Periksa kembali susunan kalimat yang telah dibuat untuk memastikan bahwa
5 susunan kalimat yang telah dibuat itu menggunakan versi baru dan melakukan
paraphrase tanpa melihat tulisan aslinya untuk menghindari kata yang sama
04-3.Paraphrase .
Perbedaan antara paraphrase dengan ringkasan adalah (Jatmiko, Penulisan Artikel Ilmiah, 2015)
Ringkasan adalah versi singkat dari teks asli dan menggunakan bahasa atau kata –
1 kata sendiri

Paraphrase bisa lebih pendek atau bahkan lebih panjang dari teks aslinya.
2
Ringkasan menghilangkan beberapa poin yang penting
3
Paraphrase menjelaskan teks asli menggunakan bahasa sendiri dalam kata yang
4 berbeda dan tidak menghilangkan poin – poin yang penting
04-4.Meningkatkan Pemahaman
Tentang Kode Etik Penulis .

Berikut adalah kode etik yang ditetapkan oleh National Association of Science Writers

Penulis atau peneliti harus berusaha untuk memverifikasikan keakuratan informasi


1 yang digunakan, memeriksa kredensial sumber dan adanya potensi Conflict of
Interest.
Penulis ilmiah harus menghindari diskriminasi ras, agama, usia, jenis kelamin, etnis,
2 cacat atau orientasi seksual

Karya penulis merupakan hasil karya mereka sendiri


3
Penulis ilmiah harus mendukung pertukaran pandangan dan pendapat dengan sehat
4 dalam ilmu pengetahuan, serta harus memahami apabila prinsip – prinsip ilmiah tidak
lagi dipertanyakan oleh sebagian ilmuwan terkemuka yang terlibat di dalamnya
04-4.Meningkatkan Pemahaman
Tentang Kode Etik Penulis .

Berikut adalah kode etik yang ditetapkan oleh National Association of Science Writers

Penulis ilmiah harus berusaha untuk menghindari konflik kepentingan yang berkaitan
5 dengan tugas, keuangan dan sebaliknya. Apabila terdapat konflik yang tidak dapat
dihindari, penulis harus menginformasikan hal tersebut kepada asosiasi
Penulis harus segera mengakui kesalahan yang telah disebarluaskan dan harus
6 berusaha untuk memperbaikinya.
05 Kode Etik Jurnal Open
Access
05.Kode Etik dalam Jurnal Open Access
.

Salah satu cara untuk menentukan apakah jurnal atau penerbit tersebut predator atau bukan adalah
dengan cara menganalisa kesesuaian konten jurnal, kegiatan, serta laman web-nya dengan standar kode
etik yang berlaku.

Jurnal predator bukanlah jurnal terpercaya dan ia memangsa para penulis. Jurnal ini menipu penulis
untuk mempublikasikan tulisannya dengan sejumlah biaya tanpa melalui peer-review yang meyakinkan
atau servis editorial

https://beallslist.net/
05-1.Open Access Scholarly Publishers
Association (OASPA). Code of Conduct
Kode etik yang telah ditetapkan oleh OASPA sebuah asosiasi penerbit yang bertujuan untuk
memfasilitasi kepentingan penerbit Open Access (OA) pada semua disiplin ilmu :
Anggota tidak terlibat dalam kegiatan yang dapat merugikan kepentingan asosiasi
1 atau penerbit Open Access

Informasi kotak perusahaan pada website jurnal harus jelas


2
Artikel Ilmiah harus melewati proses peer review. Proses peer-review harus
3 dideskripsikan dengan jelas dalam website

4 Jurnal harus memiliki struktur organisasi yang jelas seperti dewan redaksi dimana
anggotanya terdiri dari orang – orang ahli di bidang – bidang tertentu (sesuai dengan
ruang lingkup jurnal)
05-1.Open Access Scholarly Publishers
Association (OASPA). Code of Conduct
Kode etik yang telah ditetapkan oleh OASPA

Biaya yang berkaitan dengan penerbitan artikel jurnal harus diuraikan dengan jelas
5 dalam website jurnal

Segala aktivitas pemasaran harus mengikutsertakan penerbit, sehingga


6 pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan penerbit

Informasi kebijakan mengenai organisasijurnal (termasuk kebijakan re-use dan


7 redistribusi) harus jelas dinyatakan dan terlihat pada website.

8 Instruksi untuk penulis harus tersedia dan terletak di homepage jurnal


05-2.Committee on Publication Ethics (COPE)
Code of Conduct for Journal
. Publishers
Saat ini COPE mempunyai 9000 anggota di seluruh dunia dari seluruh disiplin ilmu. Keanggotaan
terbuka untuk para editor jurnal akademik peer-review, perusahaan yang menerbitkan jurnal peer review
serta siapa saja yang tertarik dengan etika publikasi maupun yang sedang bekerja di perusahaan
penerbit jurnal ilmiah peer review.
Berikut kode etik jurnal yang harus dipatuhi :
Editor harus bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang diterbitkan dalam
1 jurnal

Keputusan dewan editor untuk menerima ataupun menolak artikel ilmiah yang akan
2 diterbitkan harus didasarkan pada tiga hal, yaitu tingkat kepentingan, orisinalitas dan
kejelasan artikel ilmiah tersebut

3 Editor tidak memutarbalikkan hasil keputusan yang telah diberikan oleh editor
sebelumnya, kecuali jika terjadi permasalahan yang serius
05-2.Committee on Publication Ethics (COPE)
Code of Conduct for Journal
. Publishers

Penjelasan tentang proses peer-reviewed harus diumumkan dan editor harus siap
4 untuk memberikan alas an terhadap segala penyimpangan dari proses tersebut.

Jurnal harus memiliki mekanisme pelaporan untuk penulis yang mengajukan banding
5 terhadap keputusan editor

Keputusan dewan editor untuk menerima ataupun menolak artikel ilmiah yang akan
2 diterbitkan harus didasarkan pada tiga hal, yaitu tingkat kepentingan, orisinalitas dan
kejelasan artikel ilmiah tersebut

3 Editor tidak memutarbalikkan hasil keputusan yang telah diberikan oleh editor
sebelumnya, kecuali jika terjadi permasalahan yang serius
06 Q & A
.
07 Exercise
.
Exercise

1. Jelaskan mengenai scientific misconduct


2. Jelaskan yang dimaksud dengan sloppy
research
3. Jelaskan yang dimaksud dengan scientific
fraud
4. Jelaskan yang dimaksud dengan plagiarisme
dan jenis - jenisnya
Exercise

5. Apa yang dimaksud dengan misrepresentasi?


6. Apa yang dimaksud dengan piracy atau
pembajakan ?
7. Apa yang dimaksud dengan falsifikasi data ?
8. Apa yang dimaksud dengan duplikasi?
9. Apa penyebab pelanggaran kode etik ?
Exercise

10. Bagaimana cara – cara menghindari


plagiarisme ?
11. Apa upaya – upaya yang dilakukan untuk
menghindari plagiarisme ?
12. Sebutkan beberapa kode etik dalam jurnal
Open Access.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai