PPI - Week 5 - Etika Penulisan Artikel Ilmiah
PPI - Week 5 - Etika Penulisan Artikel Ilmiah
- Metodologi Penelitian
1
Agenda
01 Sloppy Research
.
02 Scientific Fraud
Plagiarisme, misrepresentasi, privacy (pembajakan), falsifikasi
data, Duplikasi, Authorship, Bias
2
Agenda
05 Kode Etik dalam Jurnal Open Access
OASPA Code of Conduct, COPE Code of Conduct for Journal
Publishers, STM Code of Conduct
06 Q&A
.
07 .
.
08 .
.
3
Etika Penulisan Artikel Ilmiah
.
Tiga kandidat guru besar di sebuah universitas negeri di Jawa Barat dicabut dari
> jabatannya karena tersandung kasus plagiarisme
Keberhasilan yang dipalsukan adalah tindakan yang sangat berbahaya dan tercela
> dalam dunia riset. Kesalahan boleh terjadi pada dunia riset, namun kebohongan tidak
dapat ditolerir sama sekali dalam rangkaian proses penelitian
01 Sloppy Research
6
01. Sloppy Research
.
Merupakan salah satu scientific misconduct (perilaku buruk dalam dunia ilmiah)
>
Merupakan ketidakdisiplinan dalam penelitian
>
Diartikan sebagai ketidakpahaman peneliti akan penelitian yang dilakukannya. Mulai
> dari rancangan penelitian yang buruk, pemilihan metodologi dan implementasinya
yang tidak tepat sampai pada ketidakpahaman peneliti akan analisa hasil serta
penarikan kesimpulan
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti semacam ini tentunya berpotensi
> menimbulkan dampak buruk pada penulisan artikelnya
01. Sloppy Research
.
Sebagai peneliti, sudah seharusnya kita mengenal dan memahami apa yang kita
> kerjakan mulai dari tahap perencanaan hingga hasil penelitian dipublikasikan.
Sebelum memulai penelitian, terdapat banyak hal yang perlu dipersiapkan seperti
> yang telah dijelaskan pada materi – materi sebelumnya.
Alternatif lain, ikut berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan penelitian dan penulisan
> artikel ilmiah.
02 Scientific Fraud
9
02. Scientific Fraud
.
Menurut definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia (Apr 2023), “Plagiarisme adalah
> penjiplakan yang melanggar hak cipta
02-1. Plagiarisme
.
Merupakan suatu tindak penipuan atau membuat sesuatu pernyataan dalam laporan
> penelitian yang salah, kurang atau berlebihan
02-3. Piracy (pembajakan) .
Falsifikasi data dilakukan dengan mengubah data dengan keinginan sendiri supaya
> mendapatkan hasil yang sempurna dan menggunakan data fiktif atau data yang
sebenarnya tidak ada (mustahil).
02-5. Duplikasi .
Seharusnya semua pihak yang ikut dalam penelitian harus membicarakan sejak awal
> mulai dari pemilihan ketua sampai anggotanya. Selain itu, semua pihak yang ikut
dalam penelitian juga diberi kesempatan untuk memasukkan namanya sebagai
penulis.
Dalam penambahan, penghapusan dan penempatan atau urutan nama juga harus
> dibicarakan sesuai dengan kontribusinya
02-6. Authorship .
Selain itu permasalah lain adalah bagaimana peraturan dalam melakukan kerjasama
> antara satu pihak dengan pihak lain dalam menentukan hak milik dari penelitian yang
akan dilakukan bersama. Contohnya, pihak dari Universitas Indonesia sering kali
melakukan hibah kolaborasi internasional dengan pihak institusi dari negara lain.
Dalam hal ini sebelum memulai hibah internasional, pihak dari UI dan pihak dari
institusi luar negeri harus membicarakan dari awal tentang hak kepemilikan dari
penelitian, hasil dan copyright tersebut
02-7. Bias .
https://www.writeexpress.com/bias.html
03 Penyebab Pelanggaran
Kode Etik
03.Penyebab Pelanggaran Kode Etik .
Beberapa faktor yang menjadi penyebabnya (Istiana & Purwoko, 2013) (Kansus, 2008):
Indikasikan material yang digunakan dengan quotation marker atau identitas dan
4 tulisan referensi lengkap
Jika ingin meneliti ulang artikel ilmiah yang belum dipublikasi, harus meminta izin
5 tertulis dari author asli
04-1.Confidentiality and Conflict of Interest
.
Sesama peneliti harus sama – sama menghormati privasi satu sama lain
>
Setiap melakukan review artikel ilmiah atau proposal penelitian harus diteliti dengan
> sungguh – sungguh seperti memeriksa apakah paper atau proposal penelitian itu
hasil duplikasi atau copy paste, mencuri hasil penelitian atau memalsukan data –
data penelitian
Jika terjadi kesalahan atau hal – hal yang tidak objektif maka orang yang melakukan
> review berhak menegur dengan tegas kepada peneliti.
Selain itu, setiap artikel ilmiah yang akan di-review harus dijaga kerahasiaannya dan
> tidak boleh digunakan untuk penelitian pribadi.
04-2.Plagiarism Checker .
www.ithenticate.com
>
Telah banyak digunakan untuk mengecek lebih dari 35 juta dokumen. Ithenticate
didukung oleh beberapa penerbit kenamaan dunia, seperti EBSCO, HOST, Elsevier,
IEEE, Nature, ProQuest, Wiley-Blackwell.
https://www.turnitin.com/
>
Digunakan di IT-PLN
04-3.Paraphrase .
Paraphrase adalah susunan kalimat yang dibuat sendiri untuk mengekspresikan ide-
> ide orang lain tanpa menghilangkan gagasan utama dari sumber yang asli.
Dapat juga diartikan penyajian kembali suatu paragraph atau kalimat dalam bentuk
> berbeda dan menggunakan kata-kata sendiri untuk mengekspresikan ide – ide orang
lain tapi gagasan utama tetap dipertahankan.
Misalnya jika ingin mengutip kalimat yang asli dalam suatu artikel maka harus selalu
ditempatkan di dalam tanda kutip (“…”) serta menyebutkan asal dari sumber kutipan.
04-3.Paraphrase .
Tujuan mem-paraphrase:
Mempertahankan pendapat kita dalam paper
1
Mempertahankan gaya penulisan
2
Menghindari rujukan langsung dalam jumlah berlebihan
3
Mengintepretasikan sumber tulisan yang dirujuk
4
04-3.Paraphrase .
Paraphrase juga mempunyai aturan di dalam penulisan (Jatmiko, Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah, 2015)
Baca berulang – ulang kalimat yang akan dikutip agar anda benar – benar memahami
1 maksud dari artikel tersebut
Tulis kembali suatu tulisan aslinya dalam jumlah kata yang hampir sama untuk
2 mengingatkan tulisan yang digunakan sebagai bahan kutipan
Cantumkan rujukan pada teks (penulisan tahun terbitnya atau nomor halaman)
3
Kata – kata frase yang dipertahankan harus diberi “tanda kutip”
4
Periksa kembali susunan kalimat yang telah dibuat untuk memastikan bahwa
5 susunan kalimat yang telah dibuat itu menggunakan versi baru dan melakukan
paraphrase tanpa melihat tulisan aslinya untuk menghindari kata yang sama
04-3.Paraphrase .
Perbedaan antara paraphrase dengan ringkasan adalah (Jatmiko, Penulisan Artikel Ilmiah, 2015)
Ringkasan adalah versi singkat dari teks asli dan menggunakan bahasa atau kata –
1 kata sendiri
Paraphrase bisa lebih pendek atau bahkan lebih panjang dari teks aslinya.
2
Ringkasan menghilangkan beberapa poin yang penting
3
Paraphrase menjelaskan teks asli menggunakan bahasa sendiri dalam kata yang
4 berbeda dan tidak menghilangkan poin – poin yang penting
04-4.Meningkatkan Pemahaman
Tentang Kode Etik Penulis .
Berikut adalah kode etik yang ditetapkan oleh National Association of Science Writers
Berikut adalah kode etik yang ditetapkan oleh National Association of Science Writers
Penulis ilmiah harus berusaha untuk menghindari konflik kepentingan yang berkaitan
5 dengan tugas, keuangan dan sebaliknya. Apabila terdapat konflik yang tidak dapat
dihindari, penulis harus menginformasikan hal tersebut kepada asosiasi
Penulis harus segera mengakui kesalahan yang telah disebarluaskan dan harus
6 berusaha untuk memperbaikinya.
05 Kode Etik Jurnal Open
Access
05.Kode Etik dalam Jurnal Open Access
.
Salah satu cara untuk menentukan apakah jurnal atau penerbit tersebut predator atau bukan adalah
dengan cara menganalisa kesesuaian konten jurnal, kegiatan, serta laman web-nya dengan standar kode
etik yang berlaku.
Jurnal predator bukanlah jurnal terpercaya dan ia memangsa para penulis. Jurnal ini menipu penulis
untuk mempublikasikan tulisannya dengan sejumlah biaya tanpa melalui peer-review yang meyakinkan
atau servis editorial
https://beallslist.net/
05-1.Open Access Scholarly Publishers
Association (OASPA). Code of Conduct
Kode etik yang telah ditetapkan oleh OASPA sebuah asosiasi penerbit yang bertujuan untuk
memfasilitasi kepentingan penerbit Open Access (OA) pada semua disiplin ilmu :
Anggota tidak terlibat dalam kegiatan yang dapat merugikan kepentingan asosiasi
1 atau penerbit Open Access
4 Jurnal harus memiliki struktur organisasi yang jelas seperti dewan redaksi dimana
anggotanya terdiri dari orang – orang ahli di bidang – bidang tertentu (sesuai dengan
ruang lingkup jurnal)
05-1.Open Access Scholarly Publishers
Association (OASPA). Code of Conduct
Kode etik yang telah ditetapkan oleh OASPA
Biaya yang berkaitan dengan penerbitan artikel jurnal harus diuraikan dengan jelas
5 dalam website jurnal
Keputusan dewan editor untuk menerima ataupun menolak artikel ilmiah yang akan
2 diterbitkan harus didasarkan pada tiga hal, yaitu tingkat kepentingan, orisinalitas dan
kejelasan artikel ilmiah tersebut
3 Editor tidak memutarbalikkan hasil keputusan yang telah diberikan oleh editor
sebelumnya, kecuali jika terjadi permasalahan yang serius
05-2.Committee on Publication Ethics (COPE)
Code of Conduct for Journal
. Publishers
Penjelasan tentang proses peer-reviewed harus diumumkan dan editor harus siap
4 untuk memberikan alas an terhadap segala penyimpangan dari proses tersebut.
Jurnal harus memiliki mekanisme pelaporan untuk penulis yang mengajukan banding
5 terhadap keputusan editor
Keputusan dewan editor untuk menerima ataupun menolak artikel ilmiah yang akan
2 diterbitkan harus didasarkan pada tiga hal, yaitu tingkat kepentingan, orisinalitas dan
kejelasan artikel ilmiah tersebut
3 Editor tidak memutarbalikkan hasil keputusan yang telah diberikan oleh editor
sebelumnya, kecuali jika terjadi permasalahan yang serius
06 Q & A
.
07 Exercise
.
Exercise