Anda di halaman 1dari 2

"Tersenyum di Tengah Waktu”

Hari itu adalah hari yang sangat berbeda dari hari-hari biasanya bagi Sara. Dia terbangun
dengan matahari terbit yang lebih terang dari biasanya. Setelah menggosok mata dan meregangkan
tubuhnya, dia tiba-tiba merasa ada sesuatu yang tidak benar. Ruang tidurnya yang biasanya dipenuhi
dengan barang-barang modern dan canggih, sekarang tampak jauh lebih sederhana.

Sara meraih ponselnya dari meja samping tempat tidurnya dan mencoba menyalakannya, tetapi tiba-
tiba menyadari bahwa ponselnya hilang. Di mana dia sekarang? Dia mencoba untuk tidak panik,
mencoba mengingat apa yang terakhir dia ingat. Dia mengenang kejadian terakhir sebelum dia
terbangun di tempat yang asing ini.

Dia teringat bahwa dia baru saja bekerja larut malam di kantor untuk menyelesaikan proyek penting
yang harus dia serahkan pagi ini. Dan kemudian, ketika dia mengecek jam di ponselnya, ada kilatan
cahaya yang sangat terang, seperti halnya kilatan petir yang membutakan mata. Itulah yang dia ingat
sebelum semuanya berubah.

Sara bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas keluar dari kamar itu. Dia mencoba mencari tahu di
mana dia berada. Dia melihat perabotan yang terbuat dari kayu, bukan dari logam dan plastik seperti
yang biasanya dia temui. Tidak ada layar datar atau komputer di sekitarnya, hanya kertas dan pena.

Tiba-tiba, pintu terbuka, dan seorang pria datang masuk. Dia mengenakan pakaian yang sangat
berbeda dari apa yang biasanya dikenakan oleh orang-orang di zaman Sara. Pria itu tersenyum
kepadanya dan berkata, "Selamat pagi, Sayang. Kau sudah bangun."

Sara tidak tahu harus berkata apa. Dia hanya bisa menatap pria itu dengan bingung. Pria itu
kemudian menjelaskan bahwa mereka berada di rumah mereka, di sebuah desa yang terletak di era
Victoria awal.

Sara mulai mengerti bahwa dia telah melakukan perjalanan melintasi waktu. Dia merasa seperti
dalam mimpi yang aneh dan tidak dapat dipahami. Dia berbicara dengan pria itu, yang ternyata
adalah seorang tukang jam. Dia menjelaskan bahwa saat kilatan cahaya tiba-tiba muncul di kantor,
dia juga terbangun di era Victoria ini.

Seiring waktu berlalu, Sara mulai terbiasa dengan hidup di zaman ini. Dia mulai bekerja
bersama tukang jam dan belajar bagaimana membuat jam-jam yang indah dengan tangan. Dia juga
mulai menjalin hubungan yang ajaib dengan pria itu, yang bernama James. Mereka berdua semakin
dekat, dan setiap kali mereka berdua tersenyum satu sama lain, waktu sepertinya melambat.

Saat malam tiba, mereka sering berjalan-jalan di taman desa yang indah. Mereka berbicara tentang
masa lalu dan masa depan, tentang perbedaan zaman yang mereka alami. Sara mulai merasa bahwa
mungkin perjalanan waktu ini adalah takdirnya, agar dia bisa bertemu dengan James.

Waktu terus berjalan, dan hubungan mereka semakin kuat. Sara tidak lagi merasa seperti seorang
asing di zaman ini. Dia merasa seperti rumah di era Victoria ini, dan dia tahu bahwa dia tidak ingin
pergi.

Namun, satu hari, saat mereka sedang berjalan-jalan di taman, kilatan cahaya yang sama seperti
yang mereka alami ketika pertama kali tiba di era ini, muncul kembali. Sara merasa ketakutan. Dia
tahu bahwa dia harus memilih antara dua zaman yang berbeda, antara cinta masa lalu dan masa
depan yang belum pernah dia kenal.
Sara berpaling ke arah James, yang juga melihat kilatan cahaya itu. Mereka saling
memandang dengan tatapan penuh keraguan dan cinta. Sara tahu bahwa dia harus kembali ke masa
depannya, ke dunia modern yang dia tinggalkan. Namun, dia juga tahu bahwa dia akan selalu
membawa kenangan indah dari zaman Victoria bersama James.

Dengan hati yang berat, Sara melangkah ke arah kilatan cahaya itu, meninggalkan James di era
Victoria. Saat dia kembali ke masa depannya, dia tahu bahwa dia akan merindukan James dan era
Victoria dengan segenap hatinya.

Ketika dia terbangun di kantor dengan ponselnya yang familiar, dia merasa seperti dia baru
saja mengalami mimpi yang aneh. Namun, dia tahu bahwa kenangan tentang James dan zaman
Victoria akan selalu tinggal di dalam hatinya. Sara terus menjalani hidupnya di dunia modern, tetapi
seiring waktu berlalu, dia menyadari bahwa cinta dan kenangan dari perjalanan waktunya yang
singkat telah mengubahnya menjadi pribadi yang lebih baik. Dan kadang-kadang, ketika dia melihat
ke langit yang cerah dan matahari terbenam, dia tersenyum, mengingat kilatan cahaya yang
membawanya ke tempat yang pernah dia panggil rumah.

Anda mungkin juga menyukai