Anda di halaman 1dari 145

1

KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN


Nomor : 6/HK.310/C/1/2013

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS
SEKOLAH LAPANGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU
(SL-PTT) PADI DAN JAGUNG
TAHUN ANGGARAN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka ketahanan pangan


nasional untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi maka perlu diupayakan
peningkatan produksi tanaman pangan;
b. bahwa untuk mewujudkan peningkatan
produksi tanaman pangan terutama padi
dan jagung tahun 2013 difokuskan
melalui pendekatan SL-PTT;
c. bahwa dalam DIPA Satuan Kerja Dinas
yang menangani Tanaman Pangan di
Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun
Anggaran 2013 terdapat Kegiatan
Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
melalui Pelaksanaan SL-PTT;
d. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di
atas, dipandang perlu menerbitkan
Pedoman Teknis SL-PTT Padi dan Jagung
Tahun Anggaran 2013;

2
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992
tentang Sistem Budidaya Tanaman
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor
46, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3478);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor
4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4437) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-
Undang (Lembaran Negara Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4438);
5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012
tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2013
(Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor
228, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5361);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah (Lembaran Negara Tahun

3
2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara 5165);
7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun
2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan
Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara;
8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2012 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2013;
9. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun
2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan Belanja Negara,
sebagamana telah diubah beberapa kali,
juncto Peraturan Presiden Nomor 53
Tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
10. Keputusan Presiden Nomor 84/P/Tahun
2009 tentang Pembentukan Kabinet
Indonesia Bersatu II Periode 2009 –
2014;
11. Keputusan Presiden Nomor 157/M
Tahun 2010 tentang Pengangkatan
Dalam Jabatan Struktural Eselon I di
lingkungan Kementerian Pertanian;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
134/PMK.06/2005 tentang Pedoman
Pembayaran Dalam Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya
Tahun Anggaran 2013;
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
112/PMK.02/2012 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana

4
Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2013;
15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
61/Permentan/OT.140/10/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian;
Memperhatikan :

1. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran


(DIPA) Induk Tahun Anggaran 2013
Satuan Kerja Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Nomor : DIPA-
018.03-0/2013 Tanggal 5 Desember
2012.

2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran


(DIPA) Petikan Satuan Kerja Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun
Anggaran 2013 Nomor : DIPA-
018.03.1.238251/2013 Tanggal 5
Desember 2012.

M E M U T U S K A N:

Menetapkan :
KESATU : Pedoman Teknis SL-PTT Padi dan Jagung
Tahun Anggaran 2013, seperti tercantum
pada Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Pedoman Teknis sebagaimana dimaksud


dalam diktum KESATU merupakan acuan
pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Produksi
Tanaman Serealia Melalui Pelaksanaan SL-
PTT Tahun Anggaran 2013.

KETIGA : Segala biaya yang diperlukan akibat


ditetapkannya Keputusan ini dibebankan

5
kepada DIPA Induk dan DIPA Petikan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan dan berakhir pada tanggal 31
Desember 2013.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Januari 2013

DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN,

UDHORO KASIH ANGGORO


Nip. 19561106 198403 1 002

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth:


1. Menteri Pertanian;
2. Wakil Menteri Pertanian;
3. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian;
4. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian;
5. Gubernur Provinsi di seluruh Indonesia;
6. Bupati/Walikota di seluruh Indonesia;
7. Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang membidangi
Tanaman Pangan di seluruh Indonesia;
8. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang membidangi
Tanaman Pangan di seluruh Indonesia.

6
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN
NOMOR : 6/HK.310/C/1/2013 Tanggal 25 Januari 2013

DAFTAR ISI

Hal
DAFTAR ISI ........................................................................................ i
DAFTAR TABEL ................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan dan Sasaran ............................................................... 5
C. Pengertian-Pengertian Dalam SL-PTT ................................... 7
II. KERAGAAN, SASARAN DAN TANTANGAN
PRODUKSI TAHUN 2013 ............................................................. 14
A. Keragaan Produksi ................................................................. 14
B. Sasaran Produksi Tahun 2013 ............................................... 15
C. Tantangan dan Peluang Peningkatan Produksi ...................... 16
III. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI
TAHUN 2013 ............................................................................... 18
A. Strategi................................................................................... 18
B. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Tahun 2013 ................ 19
IV. PTT PADI DAN JAGUNG ............................................................. 26
A. Prinsip-prinsip PTT ................................................................. 26
B. Tahapan Penerapan PTT ....................................................... 27
C. Komponen PTT Padi .............................................................. 27
D. Komponen PTT Jagung ......................................................... 29

i
E. Peran Komponen PTT ............................................................ 30
F. Pemilihan Teknologi PTT ....................................................... 31
G. Keuntungan Penerapan Teknologi PTT.................................. 32
V. SEKOLAH LAPANGAN PTT PADI DAN JAGUNG ...................... 33
A. Model Pemberdayaan Petani Melalui SL-PTT ........................ 33
B. Tipe, Kriteria dan Batasan Kawasan SL-PTT ......................... 37
C. Kriteria Kawasan .................................................................... 39
D. Penentun Calon Lokasi .......................................................... 48
E. Ketentuan Pelaksana SL-PTT ................................................ 50
F. Persyaratan Kelompoktani Pelaksana SL-PTT ....................... 50
G. Bantuan SL-PTT .................................................................... 51
H. Mekanisme Pelaksanaan SL-PTT .......................................... 56
I. Pertemuan Kelompok SL-PTT ................................................ 56
VI. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONAL SL-PTT ............... 57
A. Pengorganisasian SL-PTT ..................................................... 57
B. Operasionalisasi SL-PTT........................................................ 58
VII. PEMBIAYAAN MEKANISME PENCAIRAN DANA
DAN PENGADAAN ...................................................................... 59
A. Pembiayaan .......................................................................... 59
B. Mekanisme Pengajuan dan Penyaluran Dana
Bantuan Sosial SL-PTT .......................................................... 60
C. Mekanisme Pengadaan .......................................................... 60
VIII. BIMBINGAN / PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN .................. 62
IX. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ........................... 64
X. PENUTUP ..................................................................................... 66
LAMPIRAN ....................................................................................... 68

ii
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas
dan Produksi Padi 2008-2012 (ARAM III BPS)............................ 14
Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas
dan Produksi Jagung 2008-2012 (ARAM III BPS) ....................... 15
Tabel 3. Persentase Kenaikan Angka Sasaran 2013
Terhadap ARAM II Tahun 2012 .................................................. 16
Tabel 4. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi
Tahun 2013................................................................................. 20
Tabel 5. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Jagung
Tahun 2013................................................................................. 24
Tabel 6. Komponen PTT Padi Dasar........................................................... 28
Tabel 7. Komponen PTT Padi Pilihan ......................................................... 28
Tabel 8. Tipe, Kriteria dan Orientasi Pengembangan Kawasan
Sentra Produksi Tanaman Pangan ............................................. 38
Tabel 9. Batasan Pengembangan Kawasan Padi dan Jagung
Tahun 2013................................................................................. 39
Tabel 10.Plafon Stimulan/Bantuan Saprodi SL-PTT Padi
dan Jagung Tahun 2013 ............................................................. 53

iii
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1. Sketsa Model Pemberdayaan Petani
Melalui SL-PTT ................................................................. 36
Gambar 2. Kriteria Kawasan 1.000 Ha ............................................... 40
Gambar 3. Laboratorium Lapangan (LL) ............................................ 41
Gambar 4. Pola SL-PTT Kawasan Pertumbuhan ............................... 43
Gambar 5. Pola SL-PTT Kawasan Pengembangan............................ 44
Gambar 6. Pola SL-PTT Kawasan Pemantapan ................................ 44

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Hal
Lampiran 1. Sasaran Inidkatif Luas Tanam, Luas Panen,
Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2013 ................ 69
Lampiran 2. Sasaran Inidkatif Luas Tanam, Luas Panen,
Produktivitas dan Produksi Jagungi Tahun 2013 .......... 70
Lampiran 3. Alokasi SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2013.............. 71
Lampiran 4. Blangko Calon Lokasi Bantuan Sosial Budidaya
(SL-PTT/Kawasan) Tanaman Pangan
Tahun 2013................................................................... 120
Lampiran 5. Contoh SK Penetapan Kelompoktani ............................ 123
Lampiran 6. Rencana Usaha Kelompok (RUK) ................................. 126
Lampiran 7. Surat Pernyataan Penerima dan Penggunaan
Dana Bansos ................................................................ 127
Lampiran 8. Mekanisme Pencairan Dana Bantuan SL-PTT .............. 128
Lampiran 9. Rencana Jadwal Pelaksanaan SL-PTT Padi
Dan Jagung Tahun 2013............................................... 130
Lampiran 10. Blangko Laporan Bulanan Kecamatan
Realisasi SL-PTT Kawasan Pertumbuhan/
Pengembangan/Pemantapan ....................................... 131
Lampiran 11. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten
Realisasi SL-PTT Kawasan Pertumbuhan/
Pengembangan/Pemantapan ....................................... 132
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Provinsi
Realisasi SL-PTT Kawasan Pertumbuhan/
Pengembangan/Pemantapan ....................................... 133
Lampiran 13. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten
Realisasi SL-PTT Kawasan Pertumbuhan/
Pengembangan/Pemantapan ....................................... 134
Lampiran 14. Form Isian Hasil Ubinan SL-PTT Padi
/Jagung ......................................................................... 135

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Pengembangan sektor tanaman pangan merupakan salah satu


strategi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi pada masa
yang akan datang. Selain berperan sebagai sumber penghasil
devisa yang besar, juga merupakan sumber kehidupan bagi
sebagian besar penduduk Indonesia.

Salah satu strategi yang dilakukan dalam upaya memacu


peningkatan produksi dan produktivitas usahatani padi dan jagung
adalah dengan mengintegrasikan antar sektor dan antar wilayah
dalam pengembangan usaha pertanian.

Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di


Indonesia, telah memunculkan kerisauan akan terjadinya keadaan
“rawan pangan” di masa yang akan datang. Selain itu, dengan
semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat terjadi pula peningkatan konsumsi per-kapita untuk
berbagai jenis pangan, akibatnya Indonesia membutuhkan
tambahan ketersediaan pangan guna mengimbangi laju
pertambahan penduduk yang masih cukup tinggi.

Komoditi tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai


pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri
yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri

1
pangan dan pakan sehingga dari sisi Ketahanan Pangan Nasional
fungsinya menjadi amat penting dan strategis.

Sasaran produksi padi tahun 2013 sebesar 72.063.735 ton GKG


dan sasaran produksi jagung sebesar 19.831.047 ton PK dengan
rincian sasaran per provinsi seperti pada Lampiran 1 dan
Lampiran 2, diupayakan dapat dicapai untuk memenuhi
kebutuhan tersebut di atas. Karena itu diperlukan upaya
peningkatan produksi yang luar biasa untuk mencapai sasaran
tersebut. Berbagai upaya peningkatan produksi dan produktivitas
telah dilaksanakan melalui Sekolah Lapangan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (SL-PTT) sejak tahun 2008 maupun melalui
PTT atau peningkatan mutu intensifikasi pada tahun-tahun
sebelumnya. Pelaksanaan SL-PTT sebagai pendekatan
pembangunan tanaman pangan khususnya dalam mendorong
peningkatan produksi padi dan jagung nasional telah terbukti,
namun kedepan dengan tantangan yang lebih beragam maka
perlu penyempurnaan dan peningkatan kualitas.

Oleh karena itu pada tahun 2013, upaya peningkatan produksi


melalui penerapan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman
Terpadu (SL-PTT) akan difokuskan melalui pola pertumbuhan,
pengembangan dan pemantapan dengan pendekatan kawasan
skala luas, terintegrasi dari hulu sampai hilir, peningkatan jumlah
paket bantuan sebagai instrumen stimulan, serta dukungan
pendampingan dan pengawalan.

Kawasan pertumbuhan merupakan daerah yang tingkat


produktivitasnya masih di bawah rata-rata produktivitas Provinsi

2
(daerah-daerah sub-optimal), kawasan pengembangan
merupakan daerah yang tingkat produktivitasnya sama dengan
rata-rata produktivitas Provinsi, sedangkan kawasan pemantapan
adalah daerah yang tingkat produktivitasnya di atas rata-rata
produktivitas Provinsi dan atau Nasional.

Luas SL-PTT Padi tahun 2013 adalah 4.625.000 ha, yang


dialokasikan pada kawasan pertumbuhan (padi pasang surut, padi
rawa lebak, padi lahan kering dan padi sawah) seluas 297.900 ha,
kawasan pengembangan (padi sawah, padi hibrida dan padi lahan
kering) seluas 589.700 ha dan luas kawasan pemantapan (padi
sawah dan padi lahan kering) seluas 3.737.400 ha. Sedangkan
SL-PTT Jagung seluas 260.000 ha, dialokasikan pada kawasan
pertumbuhan (jagung hibrida dan jagung komposit) seluas 54.700
ha, kawasan pengembangan (jagung hibrida) seluas 170.300 ha
dan kawasan pemantapan (jagung hibrida) seluas 35.000 ha.
Lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 3.

Dalam SL-PTT petani dapat belajar langsung di lapangan melalui


pembelajaran dan penghayatan langsung (mengalami),
mengungkapkan, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan
(melakukan/mengalami kembali), menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah terutama dalam hal teknik budidaya dengan
mengkaji bersama berdasarkan spesifik lokasi.

Melalui penerapan SL-PTT petani akan mampu mengelola


sumberdaya yang tersedia secara terpadu dalam melakukan
budidaya di lahan usahataninya berdasarkan spesifik lokasi
sehingga petani menjadi lebih terampil serta mampu

3
mengembangkan usahataninya dalam rangka peningkatan
produksi padi dan jagung. Namun demikian wilayah di luar SL-PTT
harus tetap dilakukan pembinaan, pendampingan dan pengawalan
sehingga produksi dan produktivitas tetap dapat meningkat.

Dengan fasilitasi tersebut diharapkan pelaksanaan SL-PTT


berbasis kawasan skala luas dapat terlaksana dengan baik dan
tepat sasaran sehingga dapat memberikan sumbangan terhadap
peningkatan produktivitas dan produksi tahun 2013.

Agar upaya pencapaian sasaran produksi padi dan jagung melalui


kegiatan SL-PTT tahun 2013 dapat tercapai, maka perlu untuk
menyusun Pedoman Teknis Sekolah Lapangan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (SL-PTT) sebagai acuan bagi semua pihak
yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan tersebut di lapangan.

Dengan adanya pedoman teknis ini, semua pihak terkait akan


berkontribusi secara positif sehingga akhirnya kegiatan ini menjadi
salah satu kegiatan yang berkontribusi terhadap pencapaian
sasaran produksi padi dan jagung. Mengingat tingginya
keberagaman kondisi di masing-masing daerah dan kemampuan
adopsi inovasi, maka pedoman teknis ini diharapkan dijabarkan
oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sesuai dengan kondisi
spesifik lokasi dalam bentuk Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Lapangan agar lebih operasional sesuai kebutuhan di lapangan
dan tidak multitafsir sedangkan Dinas Pertanian Provinsi
menjabarkan dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan, sehingga
kegiatan tersebut dapat dilakukan tepat waktu dan tepat sasaran.

4
B. Tujuan dan Sasaran.

1. Tujuan.

a. Menyediakan acuan pelaksanaan SL-PTT padi dan jagung


melalui pola pertumbuhan, pengembangan dan
pemantapan dengan pendekatan kawasan skala luas untuk
mendukung kegiatan peningkatan produksi tahun 2013 di
Provinsi dan Kabupaten/Kota.

b. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan SL-


PTT padi dan jagung melalui pola pertumbuhan,
pengembangan dan pemantapan dengan pendekatan
kawasan skala luas, antara Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota.

c. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan


sikap petani guna mempercepat penerapan komponen
teknologi PTT padi dan jagung dalam usahataninya agar
replikasi/penyebarluasan teknologi ke petani sekitarnya
berjalan lebih cepat.

d. Meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan serta


kesejahteraan petani padi dan jagung.

2. Sasaran.

a. Tersedianya acuan pelaksanaan SL-PTT padi dan jagung


melalui pola pertumbuhan, pengembangan dan
pemantapan dengan pendekatan kawasan skala luas untuk
mendukung kegiatan peningkatan produksi tahun 2013 di
provinsi dan kabupaten/kota.
5
b. Terkoordinasi dan terpadunya pelaksanaan SL-PTT padi
dan jagung melalui pola pertumbuhan, pengembangan dan
pemantapan dengan pendekatan kawasan skala luas
antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

c. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap petani


sehingga penerapan adopsi teknologi PTT padi dan jagung
berjalan lebih cepat, dan keberlanjutan serta replikasi ke
areal yang lebih luas dapat terwujud.

d. Meningkatnya produktivitas padi inbrida sawah 0,75 ton/ha,


padi hibrida 2,0 ton/ha, padi pasang surut 0,3 ton/ha, padi
rawa lebak 0,3 ton/ha dan padi lahan kering/gogo 0,5 ton/ha
pada areal SL-PTT seluas 4,625 juta ha. Untuk jagung
hibrida 2,5 ton/ha dan jagung komposit 1,0 ton/ha pada
areal SL-PTT seluas 260 ribu ha, untuk mendukung
sasaran produksi padi tahun 2013 sebesar 72,06 juta ton
GKG dan produksi jagung sebesar 19,83 juta ton PK.

C. Pengertian – Pengertian dalam SL-PTT.

1. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah suatu


pendekatan inovatif dalam upaya meningkatkan produktivitas
dan efisiensi usahatani melalui perbaikan sistem/pendekatan
dalam perakitan paket teknologi yang sinergis antar komponen
teknologi, dilakukan secara partisipatif oleh petani serta bersifat
spesifik lokasi. PTT merupakan inovasi baru untuk
memecahkan berbagai permasalahan dalam peningkatan
produktivitas padi. Teknologi intensifikasi padi bersifat spesifik

6
lokasi, bergantung pada masalah yang akan diatasi (demand
driven technology). Komponen teknologi PTT ditentukan
bersama-sama petani melalui analisis kebutuhan teknologi
(need assessment). Komponen teknologi PTT
dasar/compulsory adalah teknologi yang dianjurkan untuk
diterapkan di semua lokasi. Komponen teknologi PTT pilihan
adalah teknologi pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan,
dan kemampuan. Komponen teknologi PTT pilihan dapat
menjadi compulsory apabila hasil KKP (Kajian Kebutuhan dan
Peluang) memprioritaskan komponen teknologi yang dimaksud
menjadi keharusan untuk pemecahan masalah utama suatu
wilayah, demikian pula sebaliknya bagi komponen teknologi
dasar.

2. Kawasan adalah suatu daerah tertentu dengan ciri-ciri


tertentu. Dalam konteks pertanian kawasan yang dimaksud
adalah suatu areal (sawah, lahan kering, tadah hujan, rawa
lebak, rawa pasang surut) di lokasi tertentu tanpa
memperhitungkan batas-batas administrasi wilayah
(desa/kampung), sungai, jalan, atau batas-batas lainnya.

3. Kawasan Pertumbuhan merupakan daerah yang tingkat


produktivitasnya masih di bawah rata-rata produktivitas
Provinsi (daerah-daerah suboptimal), pemanfaatan lahan
belum optimal, tingkat kehilangan hasil masih tinggi.

4. Kawasan Pengembangan merupakan daerah yang tingkat


produktivitasnya sama dengan rata-rata produktivitas Provinsi,

7
pemanfaatan lahan hampir optimal, tingkat kehilangan hasil
sedang tetapi mutu hasil belum optimal.

5. Kawasan Pemantapan merupakan daerah yang tingkat


produktivitasnya di atas rata-rata produktivitas provinsi dan
atau nasional, mutu hasil belum optimal, efisiensi usaha belum
berkembang dan optimalisasi pendapatan melalui produksi
subsektor tanaman sudah maksimal (kecuali ada introduksi
teknologi baru).

6. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-


PTT) adalah suatu tempat pendidikan non formal bagi petani
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
mengenali potensi, menyusun rencana usahatani, mengatasi
permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan
teknologi yang sesuai dengan kondisi sumberdaya setempat
secara sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga
usahataninya menjadi efisien, berproduktivitas tinggi dan
berkelanjutan. Indikator keberhasilan SL-PTT dapat dilihat dari
peningkatan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap,
penerapan budidaya yang baik dan benar, peningkatan
produktivitas dan keberlanjutan serta replikasinya.

7. Laboratorium Lapangan (LL) adalah kawasan/area yang


terdapat dalam kawasan SL-PTT yang berfungsi sebagai lokasi
percontohan, temu lapang, tempat belajar dan tempat praktek
penerapan teknologi yang disusun dan diaplikasikan bersama
oleh kelompoktani/petani.

8
8. Pemandu Lapangan (PL) adalah Penyuluh Pertanian,
Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT),
Pengawas Benih Tanaman (PBT) yang telah mengikuti
pelatihan SL-PTT dan berperan sebagai pendamping dan
pengawal pelaksanaan SL-PTT.

9. Pemahaman Masalah dan Peluang (PMP) atau Kajian


Kebutuhan dan Peluang (KKP) adalah tahapan pendekatan
PTT yang diawali dengan kelompoktani melakukan identifikasi
masalah di wilayah setempat dan membahas peluang
kemungkinan mengatasi masalah tersebut.

10. POSKO I - V adalah Pos Simpul Koordinasi sebagai tempat


melaksanakan koordinasi dalam rangka mendukung
kelancaran pelaksanaan SL-PTT. POSKO yang dimaksud
adalah POSKO yang telah ada misalnya POSKO P2BN.

11. Rencana Usahatani Kelompok (RUK) adalah rencana kerja


usahatani dari kelompoktani untuk satu periode musim tanam
yang disusun melalui musyawarah dan kesepakatan bersama
dalam pengelolaan usahatani sehamparan wilayah
kelompoktani yang memuat uraian kebutuhan, jenis, volume,
harga satuan dan jumlah uang yang diajukan untuk pembelian
saprodi sesuai kebutuhan di lapangan (spesifik lokasi).

12. Pupuk Organik adalah pupuk yang sebagian besar atau


seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa
tanaman, kotoran hewan, antara lain pupuk kandang, pupuk
hijau dan kompos (humus) yang telah mengalami dekomposisi.

9
13. Pengawalan dan Pendampingan oleh Petugas Dinas
adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian
Provinsi dan Kabupaten/Kota termasuk PPL, POPT, PBT,
Mantri Tani dan atau petugas lainnya sesuai dengan
kebutuhan di lapangan dalam melakukan pengawalan dan
pendampingan, guna lebih mengoptimalkan pelaksanaan
kegiatan SL-PTT.

14. Pengawalan dan Pendampingan oleh Aparat adalah


kegiatan yang dilakukan oleh TNI-AD beserta jajarannya
(Babinsa), Camat, Kades dan atau petugas lainnya sesuai
dengan kebutuhan di lapangan dalam melakukan pengawalan
dan pendampingan, guna lebih mengoptimalkan pelaksanaan
kegiatan SL-PTT.

15. Pengawalan dan Pendampingan oleh Peneliti adalah


kegiatan yang dilakukan oleh peneliti Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) didukung oleh peneliti UK/UPT
Lingkup Badan Litbang Pertanian gunameningkatkan
pemahaman dan akselerasi adopsi PTT dengan menjadi
narasumber pada pelatihan, penyebaran informasi, melakukan
uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan supervisi
penerapan teknologi.

16. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah


kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi BPTP
dan secara berkala hadir di lokasi LL dan SL dalam rangka
pemberdayaan kelompoktani sekaligus memberikan bimbingan

10
kepada kelompok dalam penerapan teknologi. Penyuluh
diharapkan hadir pada setiap pertemuan kelompoktani di
lapangan. Pada kawasan pertumbuhan, pertemuan kelompok
minimal 8 kali selama satu musim tanam, pada kawasan
pengembangan minimal 6 kali, sedangkan pada kawasan
pemantapan minimal 4 kali selama satu musim tanam.

17. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengawas


Organisme Pengganggu Tanaman) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu.

18. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas


Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan benih.

19. Wilayah Fokus adalah lokasi peningkatan produktivitas/IP di


areal/kawasan SL-PTT.

20. Wilayah Non-Fokus adalah lokasi peningkatan


produktivitas/IP di luar areal/kawasan SL-PTT.

21. Carry Over adalah sisa pertanaman kegiatan tahun berjalan


tetapi produksi tidak berkontribusi pada tahun tersebut, dan
akan berkontribusi pada tahun berikutnya.

22. Kelompoktani adalah sejumlah petani yang tergabung


dalam satu hamparan/wilayah yang dibentuk atas dasar
kesamaan kepentingan untuk meningkatkan usaha agribisnis
dan memudahkan pengelolaan dalam proses distribusi, baik itu
benih, pestisida, sarana produksi dan lain-lain.

11
23. Swadaya adalah semua upaya yang berasal dari modal
petani sendiri.

24. Benih bersubsidi adalah sejumlah tertentu benih varietas


unggul bermutu padi inbrida, padi hibrida, padi gogo/lahan
kering, jagung hibrida dan jagung komposit yang disalurkan
oleh pemerintah dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang
ditentukan oleh Pemerintah/Menteri Pertanian dan digunakan
untuk mendukung pelaksanaan Program Pembangunan
Tanaman Pangan (SL-PTT dan Non SL-PTT).

25. Cadangan Benih Nasional (CBN) adalah sejumlah tertentu


benih padi dan jagung yang memenuhi spesifikasi teknis, dan
merupakan milik pemerintah pusat yang pengadaannya
bersumber dari dana APBN dan pemanfaatnnya sesuai
pedoman dan peraturan perundang-undangan.

12
II. KERAGAAN, SASARAN DAN TANTANGAN SERTA
PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI TAHUN 2013

A. Keragaan Produksi.

Produksi padi dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata 3,44


%/tahun, dari 60,32 juta ton GKG pada tahun 2008 menjadi 68,96
juta ton GKG pada tahun 2012 (ARAM II) sedangkan laju
peningkatan produktivitas mencapai 1,14%/tahun dan luas panen
meningkat rata-rata 2,26 %/tahun, sebagaimana terlihat dalam
Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan


Produksi Padi 2008-2012 (ARAM II BPS)

LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI


TAHUN
Ha % Ku/Ha % Ton %
2008 12,327,425 48.94 60,325,925
2009 12,883,576 4.51 49.99 2.15 64,398,890 6.75
2010 13,253,450 2.87 50.15 0.32 66,469,394 3.22
2011 13,203,643 (0.38) 49.80 (0.70) 65,756,904 (1.07)
2012 13,471,653 2.03 51.19 2.79 68,956,292 4.87
Rata-Rata 2.26 1.14 3.44

Produksi jagung dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata 3,94


%/tahun dari 16,32 juta ton PK pada tahun 2008 menjadi 18,96 juta
ton PK pada tahun 2012 (ARAM II) sedangkan laju peningkatan
produktivitas mencapai 4,05%/tahun dan luas panen rata-rata
menurun sebesar 0,14 %/tahun, sebagaimana terlihat dalam
Tabel 2.

13
Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Jagung 2008-2012 (ARAM II BPS)

LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI


TAHUN
Ha % Ku/Ha % Ton %
2008 4,001,724 40.78 16,317,252
2009 4,160,659 3.97 42.37 3.90 17,629,748 8.04
2010 4,131,676 (0.70) 44.36 4.70 18,327,636 3.96
2011 3,864,692 (6.46) 45.65 2.91 17,643,250 (3.73)
2012 3,966,579 2.64 47.80 4.71 18,961,645 7.47
Rata-Rata -0.14 4.05 3.94

B. Sasaran Produksi Tahun 2013

1. Padi.

Sasaran produksi padi tahun 2013 adalah 72,06 juta ton GKG
atau meningkat 6,25 % dibanding sasaran produksi tahun
sebelumnya sebesar 67,82 ton GKG. Sasaran tanam 14,59 juta
ha, sasaran panen 14,09 juta ha, sasaran produktivitas 51,15
ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada tahun
2012 (ARAM II), sasaran produksi tahun 2013 adalah 4,51 % di
atas produksi ARAM II 2012 yaitu sebesar 68,96 juta ton GKG,
sedangkan produktivitas menurun sebesar 0,03 % (provitas
ARAM II 2012 sebesar 51,19 ku/ha). Untuk itu, maka sasaran
produktivitas tahun 2013 ditetapkan sebesar 52,00 ku/ha atau
meningkat 0,81 % dibanding ARAM II 2012, sasaran tanam
14,36 juta ha dan sasaran panen sebesar 13,86 juta ha.

2. Jagung.

Sasaran produksi jagung tahun 2013 adalah 19,83 juta ton PK


atau 4,59 % diatas produksi tahun 2012 (ARAM II) yaitu sebesar

14
18,96 juta ton PK. Sasaran tanam 4,5 juta ha, sasaran panen
4,10 juta ha dan sasaran produktivitas 48,34 ku/ha.

Tabel 3. Persentase Kenaikan Angka Sasaran 2013 Terhadap


ARAM II Tahun 2012
ARAM II SASARAN
KOMODITAS URAIAN %
2012 2013
Luas Tanam (jt Ha) 13.95 14.36 2.94
Luas Panen (jt Ha) 13.47 13.86 2.90
PADI Produktivitas (Ku/Ha) 51.19 52.00 1.58
Produksi (jt ton GKG) 68.96 72.06 4.50
Luas Tanam (jt Ha) 4.10 4.25 3.66
Luas Panen (jt Ha) 3.96 4.10 3.54
JAGUNG Produktivitas (Ku/Ha) 47.80 48.34 1.13
Produksi (jt ton PK) 18.96 19.83 4.59

Sasaran produksi padi dan jagung tahun 2013, disajikan pada


Lampiran 1 dan Lampiran 2.

C. Tantangan dan Peluang Peningkatan Produksi.

Kendala antar sektoral dalam peningkatan produksi tanaman


pangan yang semakin kompleks karena berbagai perubahan dan
perkembangan lingkungan strategis diluar sektor pertanian
berpengaruh dalam peningkatan produksi tanaman pangan.

Tantangan utama yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi


tanaman pangan adalah : 1). Meningkatnya permintaan beras
sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk, 2). Terbatasnya
ketersediaan beras dunia, dan 3).Kecenderungan meningkatnya
harga pangan.

15
Disamping tantangan, upaya peningkatan produksi tanaman juga
dihadapi oleh sejumlah permasalahan, yaitu antara lain : 1).
Dampak Perubahan Iklim (DPI) dan serangan organisme
pengganggu tumbuhan (OPT), 2). Rusaknya infrastruktur irigasi,
lingkungan dan semakin terbatasnya sumber air, 3). Konversi lahan
sawah, 4). Keterbatasan akses petani terhadap sumber-sumber
pembiayaan, 5). Kompetisi antar komoditas, 6). Tingginya konsumsi
beras sebagai pangan pokok sumber karbohidrat dan 7). Belum
sinerginya antar sektor dan Pusat–Daerah dalam menunjang
pembangunan pertanian khususnya produksi padi dan jagung.

Disamping tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam


upaya peningatan produksi tanaman pangan, terdapat sejumlah
peluang yang apabila dimanfaatkan dengan baik akan memberikan
kontribusi pada upaya peningkatan produksi. Peluang tersebut
antara lain : 1). Kesenjangan hasil antara potensi dan kondisi di
lapangan masih tinggi, 2). Tersedia teknologi untuk meningkatkan
produktivitas, 3). Potensi sumberdaya lahan sawah, rawa/lebak,
lahan kering (perkebunan, kehutanan) yang masih luas, 4).
Pengetahuan/Keterampilan SDM (Petani, PPL, POPT, Pengawas
Benih Tanaman, dan Petugas Pertanian Lainnya) masih dapat
dikembangkan, 5). Tersedianya potensi pengembangan produksi
berbagai pangan pilihan selain beras, 6). Dukungan Pemerintah
Daerah dan 7). Ketersediaan sumber genetik.

16
III. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI
TAHUN 2013

A. Strategi.

Strategi peningkatan produksi tanaman serealia tahun 2013 adalah


sebagai berikut:

1. Peningkatan Produktivitas.

Peningkatan produktivitas dilakukan melalui pemakaian benih


varietas unggul bermutu produktivitas tinggi termasuk benih padi
hibrida dan jagung hibrida, sistem jarak tanam jajar legowo,
pemupukan berimbang dan pemakaian pupuk organik serta
pupuk bio-hayati, pengelolaan pengairan dan perbaikan
budidaya disertai pengawalan, pendampingan, pemantauan dan
koordinasi, dll. Strategi ini terutama dilaksanakan di wilayah
dimana perluasan areal sudah sulit dilakukan, sehingga dengan
penerapan teknologi spesifik lokasi diharapkan masih dapat
ditingkatkan produktivitasnya. Hal lain yang dapat diterapkan
adalah dengan mengurangi potensi kehilangan hasil melalui
penanganan panen danpasca panen yang lebih baik.

2. Perluasan Areal Tanam dan Pengelolaan Lahan.

Perluasan areal dilakukan melalui upaya optimalisasi


lahanmelalui upaya perbaikan seperti JITUT, JIDES, dan Tata
Air Mikro, pompanisasi dan penambahan baku lahan sawah
(cetak sawah baru), disertai konservasi lahan yang berkelanjutan
serta peningkatan indeks pertanaman, pengelolaan air irigasi, dll.

17
3. Pengamanan Produksi.

Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengurangi dampak


perubahan iklim seperti kebanjiran dan kekeringan serta
pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), dan
pengamanan kualitas produksi dari residu pestisida serta
mengurangi kehilangan hasil pada saat penanganan panen dan
pasca panen yang masih cukup besar.

4. Penyempurnaan Manajemen.

Manajemen yang telah ada dan berjalan saat ini perlu lebih
disempurnakan agar pelaksanaan program dapat berjalan sesuai
rencana. Penyempurnaan manajemen tersebut berupa
dukungan kebijakan dan regulasi, penyempurnaan manajemen
teknis serta penyempurnaan data dan informasi.

Dengan kegiatan penyempurnaan diharapkan pelaksanaan


peningkatan produksi tanaman pangan dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan dan pada akhirnya dapat mendukung
pencapaian sasaran produksi tahun 2013 dan surplus beras 10
juta ton pada tahun 2014.

B. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Tahun 2013

Upaya pencapaian sasaran produksi padi dan jagung tahun 2013


adalah sebagai berikut :

1. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun 2013

Fokus Utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2013


adalah peningkatan produktivitas padi melalui peningkatan

18
kualitas SL-PTT berbasis pola pertumbuhan, pengembangan
dan pemantapan dengan pendekatan kawasan skala luas,
terintegrasi dari hulu sampai hilir, peningkatan jumlah paket
bantuan sebagai instrument stimulan, serta dukungan
pendampingan dan pengawalan pada areal seluas 4,625 juta ha.
Sedangkan di luar fokus utama melalui upaya peningkatan
produksi lainnya pada kawasan areal tanam seluas 9,17 juta ha,
dan perluasan areal tanam seluas 567 ribu ha sebagaimana
terlihat dalam Tabel 4 berikut ini :

Tabel 4. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun


2013

Luas Tanam Luas Panen Produktivitas


No Uraian Produksi (Ton)
(Ha) (Ha) (Ku/Ha)
1 Peningkatan Produktivitas 8,295,000 8,007,993 54.88 43,950,494
a. Kegiatan SL-PTT 4,625,000 4,464,975 55.21 24,651,127
b. Kegiatan SRI 200,000 193,080 58.10 1,121,795
c. GP3K 3,200,000 3,089,280 58.77 18,155,697
d. Pengamanan Pasca Panen 270,000 260,658 0.84 21,875
2 Perluasan Areal Tanam 566,939 547,323 34.81 1,905,144
a. Pencetakan Sawah Baru 100,000 96,540 30.00 289,620
b. Pencetakan Sawah Baru (BUMN) 100,000 96,540 30.00 289,620
c. Penyiapan Lahan Beririgasi (PLPB) - - -
d. Optimasi Lahan 80,273 77,496 11.25 87,183
e. Pengelolaan Air (Kementan & Kemen PU) 286,666 276,747 44.76 1,238,721
3 Pengurangan 382,000 368,783 56.82 2,095,270
a. Serangan OPT 132,000 127,433 56.82 724,020
b. Konversi Lahan 250,000 241,350 56.82 1,371,250
4 Swadaya Murni Petani 5,112,203 4,935,321 48.86 24,112,827

Jumlah 14,356,142 13,859,420 52.00 72,063,735

a. Fokus utama peningkatan produktivitas padi melalui SL-


PTT berbasis kawasan adalah upaya pencapaian sasaran
produksi padi tahun 2013 yang difokuskan pada kegiatan

19
peningkatan produktivitas di kawasan areal tanam padi
seluas 4,625 juta ha, yang terdiri dari:

1) Kawasan Pertumbuhan seluas : 297.900 ha.


a. Padi inbrida sawah seluas 61.800 ha
yang dialokasikan di 45 Kabupaten/Kota pada 17
Provinsi.
b. Padi inbrida pasang surut seluas 96.000 ha yang
dialokaikan di 17 Kabupaten/Kota pada 8 Provinsi.
c. Padi inbrida rawa lebak seluas 26.000 ha yang
dialokasikan di 12 Kabupaten/Kota pada 5 Provinsi.
d. Padi inbrida lahan kering seluas 114.100 ha yang
dialokasikan di 83 Kabupaten/Kota pada 13 Provinsi.

2) Kawasan Pengembangan seluas : 589.700 ha.


a. Padi inbrida sawah seluas seluas 272.500 ha yang
dialokasikan di 178 Kabupaten/Kota pada 27 Provinsi.
b. Padi hibrida seluas 200.000 ha yang dialokasikan di
120 Kabupaten/Kota pada 13 Provinsi.
c. Padi inbrida lahan kering seluas 117.200 ha yang
dialokasikan di 60 Kabupaten/Kota pada 8 Provinsi.

3) Kawasan Pemantapan seluas : 3.737.400 ha.


a. Padi inbrida sawah seluas 3.417.000 ha yang
dialokasikan di 345 Kabupaten/Kota pada 27 Provinsi.
b. Padi inbrida lahan kering seluas 320.400 ha yang
dialokasikan di 113 Kabupaten/Kota pada 13 Provinsi.

20
Alokasi SL-PTT Padi Tahun 2013, per Provinsi dan
Kabupaten/Kota, disajikan pada Lampiran 2.

b. Upaya peningkatan produksi padi di luar wilayah fokus

Upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi areal di


luar wilayah fokus dilakukan melalui serangkaian pembinaan,
pengawalan, pendampingan dan bimbingan yang
terkoordinasi dan terintegrasi dengan memanfaatkan benih
bersubsidi, benih non subsidi dan atau benih dari sumber-
sumber lain, pupuk bersubsidi (urea, ZA, SP-36/Superphos,
NPK dan pupuk organik), alsintan, SRI, fasilitas penyuluhan
melalui Demfarm, GP3K, penanganan pasca panen, cetak
sawah baru, optimasi lahan, pengelolaan air dan swadaya
murni petani. Areal yang dikelola dengan pola ini seluas 9,74
juta ha dengan kontribusi produksi sebesar 47,41 juta ton
GKG.

Agar upaya ini dapat berhasil maka dukungan dari berbagai


pihak sangat diperlukan melalui dukungan dan gerakanyang
luar biasa antara lain :(1). gerakan pengolahan tanah,(2).
gerakan tanam dan panen serentak,(3). gerakan pemupukan
berimbang, 4). gerakan penerapan teknologi,(5). gerakan
pengendalian OPT,(6). gerakan penanganan panen dan
pasca panen, dan (7). gerakan lainnya dengan dukungan
dana APBN maupun APBD I dan APBD II serta dana
masyarakat dan stakeholder.

21
Petugas Pertanian/Penyuluh Pertanian, POPT dan PBT tetap
harus melakukan pengawalan dan pendampingan pada areal
tanam di luar SL-PTT. Pada prinsipnya semua dana yang
ada dikelola oleh Dinas Pertanian dan Bakorluh/Bapeluh
ditujukan untuk meningkatkan produksi padi dan jagung baik
di areal SL-PTT maupun di luar areal SL-PTT.

Posko I P2BN di Pusat, Posko II di Provinsi, Posko III di


Kabupaten/Kota, Posko IV di Kecamatan/BPP, dan Posko V
di Desa agar dioperasionalkan secara optimal sesuai dengan
Permentan Nomor 45 Tahun 2011 mengenai Tata Hubungan
Kerja Antar Kelembagaan Teknis, Penelitian dan
Pengembangan, dan Penyuluhan Pertanian Dalam
Mendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN).

2. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Jagung Tahun 2013

Fokus utama pencapaian sasaran produksi jagung tahun 2013


adalah peningkatan produktivitas melalui SL-PTT berbasis
kawasan seluas 260 ribu Ha. Sedangkan di luar fokus utama
melalui upaya peningkatan produksi lainnya pada kawasan areal
tanam seluas 3,63 juta ha dan perluasan areal tanam seluas
379,20 ribu ha, sebagaimana padaTabel 5 berikut ini :

22
Tabel 5. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Jagung Tahun
2013

Luas Tanam Luas Panen Produktivitas Produksi


No. Uraian
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton PK)

1 Peningkatan Produktivitas 450,000 427,500 58.29 2,491,936


a. SLPTT 260,000 247,000 65.00 1,605,500
b. Swasta 190,000 180,500 49.11 886,436
2 Perluasan Areal 379,200 360,240 49.11 1,769,139
a. Optimalisasi dengan Dukungan Subsidi Benih285,700 271,415 49.11 1,332,919
b. Cadangan Benih Nasional (CBN) 93,500 88,825 49.11 436,220
3 Pengamanan Produksi 70,190 66,681 50.00 333,403
a. Pengamanan OPT 35,000 33,250 50.00 166,250
b. Pengamanan Susut Hasil 35,190 33,431 50.00 167,153
4 Swadaya Murni Petani 3,351,423 3,183,852 47.86 15,236,570
Jumlah 4,250,813 4,038,272 49.11 19,831,047

a. Fokus utama peningkatan produktivitas jagung melalui


SL-PTT berbasis kawasan adalah upaya pencapaian sasaran
produksi jagung tahun 2013 yang difokuskan pada kegiatan
peningkatan produktivitas jagung di kawasan areal tanam
seluas 260 ribu Ha yang terdiri dari :

1) Kawasan Pertumbuhan seluas : 54.700 ha.


a. Jagung hibrida seluas 9.000 ha yang dialokasikan di 9
Kabupaten/Kota pada 5 Provinsi.
b. Jagung komposit seluas 45.700 ha yang dialokasikan
di 60 Kabupaten/Kota pada 13 Provinsi.

2) Kawasan Pengembangan seluas : 170.300 ha.


a. Jagung hibrida seluas 170.300 ha yang dialokasikan di
148 Kabupaten/Kota pada 23 Provinsi.

23
3) Kawasan Pemantapan seluas : 35.000 ha.
a. Jagung hibrida seluas 35.000 ha yang dialokasikan di
31 Kabupaten/Kota pada 10 Provinsi.

Alokasi SL-PTT Jagung Tahun 2013, per Provinsi dan


Kabupaten/Kota, disajikan pada Lampiran 2.

b. Upaya peningkatan produksi jagung di luar fokus utama


peningkatan produktivitas dan produksi dilakukan dengan
pembinaan, pendampingan dan bimbingan yang
terkoordinasi dan terintegrasi dengan memanfaatkan benih
bersubsidi, benih non subsidi dan atau benih dari sumber-
sumber lainnya, pupuk bersubsidi, dan swadaya murni
petani. Upaya ini diperkirakan mampu menyumbangkan
produksi pada tahun 2013 sebesar 18,23 juta ton PK dari
areal tanam seluas 3,99 juta ha.

Upaya peningkatan produktivitas jagung agar dilakukan


dengan perluasan penggunaan benih jagung hibrida
produktivitas tinggi disamping peningkatan pemupukan
berimbang. Lokasi-lokasi yang masih menggunakan varietas
lokal dan varietas komposit produktivitas rendah agar
diupayakan dapat diganti dengan jagung hibrida atau jagung
komposit produktivitas tinggi.

Upaya penggunaan benih jagung hibrida atau jagung


komposit produktivitas tinggi, antara lain dapat dilakukan
dengan : 1). mendekatkan para produsen benih jagung
hibrida atau jagung komposit produktivitas tinggi kepada para

24
petani, 2). memotivasi produsen benih tersebut melakukan
demonstrasi di lokasi-lokasi sasaran, 3). mendorong
kemitraan petani dengan produsen benih atau dengan
pengusaha pakan ternak (konsumen jagung). Dengan
demikian penggunaan benih jagung hibrida diharapkan dapat
meningkat.

Upaya perluasan areal tanam jagung agar diupayakan pula


dengan peningkatan indeks pertanaman (IP) di lahan yang
masih mempunyai potensi atau perluasan pada lokasi/lahan
baru (bukaan baru, lahan perkebunan, lahan kehutanan, dan
lain-lain).

25
IV. PTT PADI DAN JAGUNG

Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) merupakan inovasi baru


untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam peningkatan
produktivitas. Teknologi intensifikasi bersifat spesifik lokasi, tergantung
pada masalah yang akan diatasi (demand driven technology).
Komponen teknologi PTT ditentukan bersama-sama petani melalui
analisis kebutuhan teknologi (need assessment).

PTT sebagai suatu pendekatan inovatif dalam upaya


meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani serta sebagai suatu
pendekatan pembangunan tanaman pangan khususnya dalam
mendorong peningkatan produksi padi dan jagung melalui SL-PTT telah
dilaksanakan secara Nasional mulai tahun 2008 dan berlanjut hingga
sekarang dengan berbagai perbaikan dan penyempurnaan dari sisi
perencanaan, pelaksanaan dan pengawalan serta pendampingan.

A. Prinsip-prinsip PTT.

1. Terpadu : PTT merupakan suatu pendekatan agar sumber daya


tanaman, tanah dan air dapat dikelola dengan sebaik-baiknya
secara terpadu.

2. Sinergis : PTT memanfaatkan teknologi pertanian terbaik,


dengan memperhatikan keterkaitan yang saling mendukung
antar komponen teknologi.

3. Spesifik lokasi : PTT memperhatikan kesesuaian teknologi


dengan lingkungan fisik maupun sosial budaya dan ekonomi
petani setempat.

26
4. Partisipatif : Petani turut berperan serta dalam memilih dan
menguji teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat dan
kemampuan petani melalui proses pembelajaran dalam bentuk
laboratorium lapangan (LL).

B. Tahapan Penerapan PTT.

1. Langkah pertama penerapan PTT adalah pemandu lapangan


bersama petani melakukan Pemahaman Masalah dan Peluang
(PMP) atau Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP). Identifikasi
masalah peningkatan hasil di wilayah setempat dan membahas
peluang mengatasi masalah tersebut, berdasarkan cara
pengelolaan tanaman, analisis iklim/curah hujan, kesuburan
tanah, luas pemilikan lahan, lingkungan sosial ekonomi.

2. Langkah kedua adalah merakit berbagai komponen teknologi


PTT berdasarkan kesepakatan kelompok untuk diterapkan di
lahan usahataninya.

3. Langkah ketiga adalah penyusunan RUK berdasarkan


kesepakatan kelompok.

4. Langkah keempat adalah penerapan PTT.

5. Langkah kelima adalah pengembangan/replikasi PTT ke petani


lainnya.

C. Komponen PTT Padi.

Komponen dasar/compulsory dan pilihan disesuaikan spesifik


wilayah setempat yang paling tepat diterapkan. Komponen teknologi
pilihan dapat menjadi compulsory apabila hasil KKP

27
memprioritaskan komponen teknologi dimaksud menjadi keharusan
untuk pemecahan masalah utama suatu wilayah, demikian pula
sebaliknya bagi komponen teknologi dasar. Adapun komponen PTT
padi dasar/compulsory, dikemukakan pada Tabel 6 sedangkan
komponen pilihan pada Tabel 7 berikut.

Tabel 6. Komponen PTT Padi Dasar

Padi sawah Padi sawah Padi rawa


Padi gogo
irigasi tadah hujan lebak
 Varietas moderen  Varietas moderen  Pergiliran varietas  Varietas moderen
(VUB, PH, PTB) (VUB, PTB) (VUB, PTB) (VUB, PTB)
 Bibit bermutu dan  Benih bermutu  Benih bermutu dan  Bibit bermutu dan
sehat dan sehat sehat sehat
 Pengaturan cara  Pengelolaan hara  Pemberian bahan  Pemupukan N
tanam (jajar legowo) P dan K berdasar organik granul, P dan K
 Pemupukan PUTS  Pemupukan berdasarkan PUTS
berimbang dan efisien  Pemberian bahan berdasar status  PHT sesuai OPT
menggunakan BWD organik kesuburan tanah sasaran.
dan PUTS/petak  Pengendalian  Konservasi tanah
omisi/Permentan No. gulma terpadu dan air
40/2007
 PHT sesuai OPT
sasaran.

Tabel 7. Komponen PTT Padi Pilihan

Padi sawah
Padi sawah irigasi Padi gogo Padi rawa lebak
tadah hujan
 Bahan organik/pupuk
kandang/amelioran**  Pengelolaan tanaman  Pengelolaan tanaman  Pengelolaan tanaman
yang meliputi populasi yang meliputi populasi yang meliputi populasi
 Umur bibit
dan cara tanam dan cara tanam dan cara tanam
 Pengolahan tanah yang
(legowo, larikan, dll) (legowo, larikan, dll) (legowo, larikan, dll)
baik
 Pengelolaan air optimal  Cara tanam dilarik  PHT sesuai OPT  Umur bibit
(pengairan berselang)
dengan populasi setempat  Pengelolaan air,
tanaman tinggi  Pengendalian gulma pembuatan saluran/
 Pupuk cair (PPC, ppk menggunakan alat terpadu caren keliling
organik, pupuk bio-
tanam row seeding  Pola tanam berbasis  Pengendalian gulma
hayati)/ZPT, pupuk
mikro)
 PHT sesuai OPT sasaran padi gogo terpadu
 Penanganan panen dan  Penanganan panen dan  Penanganan panen dan  Penanganan panen dan
pasca panen pasca panen pasca panen
pasca panen

*: Komponen teknologi pilihan dapat menjadi compulsory apabila hasil KKP memprioritaskan
komponen teknologi yang dimaksud menjadi keharusan untuk pemecahan masalah utama suatu
wilayah, demikian pula sebaliknya bagi komponen teknologi dasar.
**: Prioritas

(Sumber : Puslitbang Tanaman Pangan, Badan Litbang 2012


dan Analisis)

28
Adapun PTT padi di lahan pasang surut yaitu : 1).Penggunaan
varietas unggul adaptif, 2). Pemupukan spesifik lokasi, 3). Amelioran
(digunakan abu dan/atau kapur untuk meningkatkan pH), 4).
Pengendalian terpadu untuk hama, penyakit dan gulma dan 5).
Menggunakan alsin untuk pra dan pasca panen. Pengolahan tanah
sempurna dimaksudkan untuk pencucian racun dan meratakan
tanah.

(Sumber : Puslitbang Tanaman Pangan, Badan Litbang,


2012).

D. Komponen PTT Jagung.

Komponen dasar dan pilihan disesuaikan spesifik wilayah setempat


yang paling tepat diterapkan. Komponen PTT Jagung dasar yaitu :
1). Varietas unggul baru, hibrida atau komposit, 2). Benih bermutu
dan berlabel, 3). Populasi 66.000 - 75.000 tanaman/ha dan 4).
Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara
tanah. Sedangkan komponen PTT Jagung pilihan adalah :
1). Penyiapan lahan, 2). Pemberian pupuk organik, 3). Pembuatan
saluran drainase pada lahan kering, atau saluran irigasi pada lahan
sawah, 4). Pembumbunan, 5). Pengendalian gulma secara mekanis
atau dengan herbisida kontak, 6). Pengendalian hama dan penyakit,
dan 7). Panen tepat waktu dan pengeringan segera.

Dalam rangka peningkatan Indeks Pertanaman (IP) 400 jagung,


persyaratan yang harus dipenuhi adalah : 1). Lokasi tersedia cukup
air saat diperlukan, terutama saat musim kemarau, 2).Lahan bebas

29
genangan air saat musin hujan, 3).Tenaga kerja cukup tersedia
stiap saat dan 4). Umur varietas yang ditanam tidak lebih 100 hari.

E. Peran Komponen PTT.

Penggunaan benih varietas unggul bermutu akan menghasilkan


daya perkecambahan yang tinggi dan seragam, tanaman yang
sehat dengan perakaran yang baik, tanaman tumbuh lebih cepat,
tahan terhadap hama dan penyakit, berpotensi hasil tinggi dan mutu
hasil yang lebih baik.

Penanaman yang tepat waktu, serentak dan jumlah populasi yang


optimal dapat menghindari serangan hama dan penyakit, menekan
pertumbuhan gulma, terhindar dari kelebihan dan kekurangan air,
memberikan pertumbuhan tanaman yang sehat dan seragam serta
hasil yang tinggi.

Pemberian pupuk secara berimbang berdasarkan kebutuhan


tanaman dan ketersediaan hara tanah dengan prinsip tepat jumlah,
jenis, cara, dan waktu aplikasi sesuai dengan jenis tanaman akan
memberikan pertumbuhan yang baik dan meningkatkan
kemampuan tanaman mencapai hasil tinggi.

Pemberian air pada tanaman secara efektif dan efisien sesuai


dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah merupakan faktor
penting bagi pertumbuhan dan hasil tanaman yaitu air sebagai
pelarut sekaligus pengangkut hara dari tanah ke bagian tanaman.
Kebutuhan akan air disetiap stadia tanaman berbeda-beda,
pemberian air secara tepat akan meningkatkan hasil dan menekan

30
terjadinya stres pada tanaman yang diakibatkan karena kekurangan
dan kelebihan air.

Perlindungan tanaman dilaksanakan untuk mengantisipasi dan


mengendalikan serangan OPT dan DPI dengan meminimalkan
kerusakan atau penurunan produksi akibat serangan OPT.
Pengendalian dilakukan berdasarkan prinsip dan strategi
Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Khususnya pengendalian
dengan pestisida merupakan pilihan terakhir bila serangan OPT
berada diatas ambang ekonomi. Penggunaan pestisida harus
memperhatikan jenis, jumlah dan cara penggunaannya sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga tidak
menimbulkan resurjensi atau resistensi OPT atau dampak lain yang
merugikan lingkungan.

Penanganan panen dan pasca panen akan memberikan hasil


yang optimal jika panen dilakukan pada waktu dan cara yang tepat
yaitu tanaman dipanen pada masak fisiologis berdasarkan umur
tanaman, kadar air dan penampakan visual hasil sesuai dengan
diskripsi varietas. Pemanenan dilakukan dengan sistem kelompok
yang dilengkapi dengan peralatan dan mesin yang cocok sehingga
menekan kehilangan hasil. Hasil panen dikemas dalam wadah dan
disimpan ditempat penyimpanan yang aman dari OPT dan perusak
hasil lainnya sehingga mutu hasil tetap terjaga dan tidak tercecer.

F. Pemilihan Teknologi PTT.

Komponen teknologi yang dipilih dan diterapkan oleh petani dalam


melaksanakan SL-PTT adalah komponen teknologi PTT. Perakitan

31
komponen teknologi budidaya dilakukan dengan cara penelusuran
setiap alternatif komponen teknologi, jumlah yang mempengaruhi
dan yang dipengaruhi. Apabila hal tersebut telah diketahui maka
antar komponen teknologi dan aspek lingkungan dapat
disinergiskan. Pemilihan teknologi budidaya yang optimal dapat
dilakukan dengan memaksimalkan komponen teknologi yang saling
sinergis dan meminimalkan komponen teknologi yang saling
antagonis (berlawanan) sehingga diperoleh teknik budidaya dalam
pendekatan PTT yang spesifik lokasi.

Kombinasi komponen teknologi yang digunakan pada lokasi tertentu


dapat berbeda dengan lokasi lainnya, karena beragamnya kondisi
lingkungan pertanaman. Setiap teknologi dan kombinasi teknologi
yang sedang dikembangkan pada suatu lokasi dapat berubah
sejalan dengan perkembangan ilmu dan pengalaman petani di
lokasi setempat. Untuk menetapkan paket teknologi SL-PTT yang
akan dilaksanakan di setiap unit agar dikonsultasikan dengan Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di masing–masing wilayah.

G. Keuntungan Penerapan Teknologi PTT.

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil usahatani

2. Efisiensi biaya usahatani dengan penggunaan teknologi yang


tepat untuk masing-masing lokasi.

3. Kesehatan lingkungan tumbuh pertanaman dan lingkungan


kehidupan secara keseluruhan akan terjaga.

32
V. SEKOLAH LAPANGAN PTT PADI DAN JAGUNG

A. Model Pemberdayaan Petani Melalui SL-PTT.

SL-PTT berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan


para petani/kelompoktani, sekaligus tempat tukar menukar informasi
dan pengalaman lapangan, pembinaan manajemen kelompok serta
sebagai percontohan bagi kawasan lainnya.

Untuk itu, melalui SL-PTT diharapkan petani/kelompok tani nantinya


akan mampu mengambil keputusan atas dasar pertimbangan teknis
dan ekonomis dalam setiap tahapan budidaya usahataninya serta
mampu mengaplikasikan teknologi secara benar sehingga
meningkatkan produksi dan pendapatannya.

Sekolah Lapangan PTT tidak terikat dengan ruang kelas, sehingga


belajar dapat dilakukan di saung dan tempat-tempat lain yang
berdekatan dengan lahan belajar.

Dalam SL-PTT terdapat satu unit Laboratorium Lapangan (LL) yang


merupakan bagian dari kegiatan SL-PTT sebagai tempat bagi petani
anggota kelompoktani dapat melaksanakan seluruh tahapan SL-
PTT pada lahan tersebut. Dalam melaksanakan LL kelompoktani
dapat mengacu pada rekomendasi teknologi setempat.

SL-PTT dilaksanakan oleh kelompoktani yang sudah terbentuk dan


masih aktif. Kelompoktani yang dimaksud diupayakan kelompoktani
yang dibentuk berdasarkan hamparan, atau lokasi lahan
usahataninya diupayakan masih dalam satu hamparan setiap
kelompok. Hal ini perlu untuk mempermudah interaksi antar anggota
karena mereka saling mengenal satu sama lainnya dan diharapkan

33
tinggal saling berdekatan sehingga bila teknologi SL-PTT sudah
diadopsi secara individu akan mudah ditiru petani lainnya.

Tiap unit SL-PTT terdiri dari petani peserta yang berasal dari satu
kelompoktani yang sama dan atau dengan kelompoktani lain
terdekat. Dalam setiap unit SL-PTT perlu ditetapkan seorang ketua
yang bertugas mengkoordinasikan aktivitas anggota kelompok,
seorang sekretaris yang bertugas sebagai pencatat kegiatan–
kegiatan yang dilaksanakan pada setiap pertemuan dan seorang
bendahara yang bertugas mengurusi masalah yang berhubungan
dengan keuangan.

Untuk menjamin kelangsungan dinamika kelompok dalam kelas SL-


PTT, perlu diusahakan paling tidak satu orang dari kelompoktani
sebagai motivator yang mampu memberikan respon yang cepat
terhadap inovasi dan mampu mendorong anggota kelompok lainnya
dapat memberikan respon yang sama.

Peserta SL-PTT akan mengadakan pengamatan bersama–sama di


petak percontohan/Laboratorium Lapangan (LL), mendiskripsikan
dan membahas temuan–temuan lapangan. Pemandu Lapangan
berperan sebagai fasilitator untuk mengarahkan jalannya diskusi
kelompok.

Peserta SL-PTT wajib mengikuti setiap tahap pertanaman dan


mengaplikasikan kombinasi komponen teknologi yang sesuai
spesifik lokasi mulai dari pengolahan tanah, budidaya, penanganan
panen dan pasca panen. Pada setiap tahapan pelaksanaan, petani
peserta diharapkan melakukan serangkaian kegiatan yang sudah

34
direncanakan dan dijadwalkan, baik dipetak LL maupun di lahan
usahataninya.

Sketsa model pemberdayaan petani melalui SL-PTT, seperti pada


Gambar 1 berikut ini.

35
Gambar 1. Sketsa Model Pemberdayaan Petani Melalui SL-PTT

36
B. Tipe, Kriteria dan Batasan Kawasan SL-PTT.

Fokus kegiatan peningkatan produktivitas tanaman serealia tahun


2013 dilaksanakan melalui peningkatan kualitas SL-PTT melalui
pola pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan dengan
pendekatan kawasan skala luas, terintegrasi dari hulu sampai hilir,
peningkatan jumlah paket bantuan sebagai instrumen stimulan,
dukungan dan pengawalan serta pendampingan.

Untuk itu, lokasi SL-PTT tahun 2013 akan lebih difokuskan kedalam
3 kawasan, yaitu kawasan pertumbuhan, kawasan pengembangan
dan kawasan pemantapan. Luas 1 (satu) kawasan untuk padi
inbrida, padi hibrida, jagung hibrida dan jagung komposit 1.000 ha
kecuali padi rawa lebak seluas 500 ha. Luas 1 (satu) kawasan 1.000
ha, untuk beberapa provinsi seperti NTT, Maluku, Maluku Utara,
Papua, Papua Barat dan Kabupaten di daerah perbatasan
disesuaikan dengan kondisi geografis setempat. Untuk jelasnya tipe,
kriteria dan orientasi pengembangan serta batasan pengembangan
kawasan dikemukakan pada Tabel 8 dan Tabel 9.

37
Tabel 8. Tipe, Kriteria dan Orientasi Pengembangan Kawasan
Sentra Produksi Tanaman Pangan

TIPE KAWASAN KRITERIA KAWASAN ORIENTASI PENGUATAN

PRODUKTIVITAS LEBIH RENDAH DARI RATA-RATA


- - PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
PROVINSI
PERTUMBUHAN
- PEMANFAATAN LAHAN BELUM OPTIMAL - PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP)
- TINGKAT KEHILANGAN HASIL MASIH TINGGI - PENURUNAN TINGKAT KEHILANGAN HASIL

PRODUKTIVITAS HAMPIR SAMA DENGAN


- - PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
PRODUKTIVITAS RATA-RATA PROVINSI

PENGEMBANGAN - PEMANFAATAN LAHAN HAMPIR OPTIMAL - PENURUNAN TINGKAT KEHILANGAN HASIL


- TINGKAT KEHILANGAN HASIL SEDANG - PENINGKATAN MUTU HASIL
- MUTU HASIL BELUM OPTIMAL
PRODUKTIVITAS SUDAH LEBIH TINGGI DARI
- PRODUKTIVITAS RATA-RATA PROVINSI DAN ATAU - PENGENALAN TEKNOLOGI BARU
NASIONAL
- MUTU HASIL BELUM OPTIMAL - PENINGKATAN MUTU HASIL
EFISIENSI USAHA MELALUI PEMANFAATAN
- EFISIENSI USAHA BELUM BERKEMBANG -
LIMBAH LINGKUNGAN
PEMANTAPAN OPTIMALISASI PENDAPATAN MELALUI PRODUKSI
- SUBSEKTOR TANAMAN SUDAH MAKSIMAL (KECUALI - DIVERSIFIKASI PRODUK TANAMAN PANGAN
ADA INTRODUKSI TEKNOLOGI BARU)
- PENGATURAN HARGA DAN MARGIN

DIVERSIFIKASI PENDAPATAN MELALUI


-
SUBSEKTOR LAIN
Keterangan:
1. Pemerintah memiliki keterbatasan anggaran
2. Sasaran pembangunan yang ditargetkan adalah peningkatan
produksi dan peningkatan pendapatan.
3. Pada setiap kawasan, diperlukan dukungan setiap Eselon I
mengacu target orientasi.

38
Tabel 9. Batasan Pengembangan Kawasan Padi dan Jagung
Tahun 2013

Faktor Pertimbangan Luasan 1


Komoditi Jenis Lahan Komponen Model 1 Kawasan
Kawasan Kawasan (Ha)
1 SL-PTT Padi Inbrida 1,000
2 SL-PTT Padi Inbrida Spesifik Lokasi 1,000
3 SL-PTT Padi Inbrida Peningkatan IP 1,000
4 SL-PTT Padi Inbrida Lahan Rawa
1 Lahan Sawah
PADI Baku Lahan - Rawa Lebak 500
- Pasang Surut 1,000
5 SL-PTT Pengembangan Padi Hibrida 1,000
6 Demfarm Padi Hibrida 1,000
2 Lahan Kering 7 SL-PTT Padi Lahan Kering 1,000

1 SL-PTT Jagung Hibrida 1,000


Lahan Sawah/Lahan
JAGUNG Baku Lahan 2 SL-PTT Jagung Komposit 1,000
Kering
3 Optimasi Jagung Hibrida 1,000
Catatan :
1. Faktor pertimbangan baku lahan sangat diperhatikan
2. Alokasi jenis model kawasan agar memperhatikan tingkat produktivitas,
indeks pertanaman, dan pengembangan jaringan irigasi (Kesepakatan
dengan Kementerian PU).
3. Apabila ada lahan yang dapat diperluas lagi maka akan dilakukan melalui
instrumen Cadangan Benih Nasional (CBN).
4. Dukungan dari Eselon 1 lain terutama Ditjen PSP, PPHP, Badan Litbang,
dan BPPSDMP diletakkan sesuai dengan kebutuhan komponen dan
permasalahan yang ada.

C. Kriteria Kawasan.

Luas 1 (satu) kawasan 1.000 ha diutamakan dalam 1 desa dalam


satu kecamatan dan penuhi terlebih dahulu areal dalam satu desa
dalam satu kecamatan. Namun apabila areal di desa tersebut belum

39
mencukupi, maka kekurangannya dapat ditambah/dipenuhi dari
desa terdekat, dan seterusnya hingga kawasan seluas 1.000 ha
dapat terpenuhi. Apabila kawasan 1.000 ha belum dapat dipenuhi
dari satu kecamatan, maka kekurangannya dapat dipenuhi dari
kecamatan terdekat, dan seterusnya hingga kawasan seluas 1.000
ha terpenuhi. Untuk lebih jelasnya dikemukakan pada Gambar 2
berikut. KRITERIA KAWASAN 1.000 HA

KABUPATEN A
Kecamatan A Kecamatan B
Desa A
1000 ha/ Alt 3
desa
Desa
Alt 1 A 1000 ha
Desa A
Desa B
800 ha
200
Alt 2 ha Desa B

1. Alternatif 1 : 1000 ha dlm 1 Desa


2. Alternatif 2 : 1000 ha dlm beberapa Desa dalam 1 Kec
3. Alternatif 3 : 1000 ha dlm beberapa desa dalam 2 kecamatan atau lebih
Keterangan:
1. Penuhi areal dalam satu desa, bila areal belum mencukupi di desa tersebut maka kekurangannya dapat
ditambah dari desa terdekat.
2. Apabila kawasan 1.000 ha belum dapat dipenuhi dari satu kecamatan, maka kekurangannya dapat
dipenuhi dari kecamatan terdekat.
3. Transfer Bantuan Sosial (Bansos) ke Rekening Kelompoktani

Gambar 2. Kriteria Kawasan 1.000 Ha

40
Pada setiap 25 ha dalam kawasan seluas 1.000 ha, dilaksanakan 1
unit Laboratorium Lapangan (LL) seluas 1 ha sehingga jumlah LL
dalam kawasan 1.000 ha sebanyak 40 unit (40 ha LL). LL
merupakan tempat pembelajaran/pertemuan petani di lapangan.
Pertemuan kelompok dilaksanakan pada areal LL dalam SL
hamparan/kawasan 25 ha. Untuk lebih jelasnya dikemukakan pada
Gambar 3 berikut.

KAWASAN = 1.000 HA
(SL = 960 HA & LL = 40 HA/40 Unit)

SL
LL

...
Keterangan :
: 1 Ha LL Laboratorium Lapang /25 Ha SL
1. Pada setiap 25 ha dalam kawasan 1.000 ha dilaksanakan 1 unit LL
seluas 1 ha, sehingga jumlah LL dalam 1000 ha terdapat sebanyak 40
unit LL (40 Ha LL).
2. Pertemuan kelompok dilaksanakan pada areal LL dalam hamparan/
kawasan 25 ha

Gambar 3. Laboratorium Lapangan (LL)

Dalam LL dilakukan percontohan penerapan teknologi paket anjuran


secara sempurna, sebagai arena belajar para petani. Dalam LL

41
diharapkan dapat pula dilakukan petak-petak percontohan
pengenalan varietas-varietas unggul baru atau paket-paket
teknologi baru lainnya atas persetujuan BPTP setempat.

Jenis sarana produksi dan dosis yang digunakan pada areal SL


maupun LL disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi dan
dicantumkan dalam Rencana Usahatani Kelompok/RUK masing-
masing kelompoktani. Untuk lebih jelasnya agar dikonsultasikan
dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di masing-
masing daerah.

Besarnya bantuan saprodi sebagai salah satu instrumen


perangsang/stimulan baik pada areal SL maupun LL disesuaikan
dengan kawasan dimana SL-PTT tersebut dialokasikan dan
disesuaikan pula dengan komoditi yang diusahakan kelompoktani
peserta SL-PTT. Bantuan sarana produksi dan pertemuan kelompok
merupakan Belanja Sosial (BANSOS) dan penggunaannya dengan
mekanisme transfer langsung ke rekening kelompoktani dalam
bentuk uang dan sesuai pedoman serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Sedangkan insentif/bantuan transport bagi
petugas pendamping (petugas dinas dan aparat) dan papan nama
merupakan Belanja Barang Non Operasional (BBNOL) dan
penggunaannya disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan sesuai
dengan pedoman serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Seperti telah dikemukakan di atas bahwa pada setiap 25 ha SL


dalam kawasan seluas 1.000 ha, akan terdapat 1 unit Laboratorium
Lapangan (LL) seluas 1 ha sehingga jumlah LL dalam kawasan

42
1.000 ha terdapat sebanyak 40 unit LL (40 ha LL), berarti sisanya
seluas 960 ha berupa areal SL. Sebagai contoh, apabila satu
kelompoktani mempunyai areal 50 ha maka kelompoktani tersebut
akan mendapatkan 2 unit LL dan seterusnya. Jika areal tidak
mencukupi 25 ha, maka dapat digabung dengan kelompoktani
lainnya yang berdekatan dan lokasi pelaksanaan pertemuan
kelompoktani disepakati oleh kelompoktani tersebut.

Pola SL-PTT Padi dan Jagung pada satu kawasan dikemukakan


pada Gambar 4, 5 dan 6 berikut :

SL-PTT Kawasan Pertumbuhan dengan penggunaan benih varietas


FOKUS KEGITAN unggul bermutu pada :
1. Padi Inbrida Sawah 61.800 ha
PENAMBAHAN 2. Padi Inbrida Pasang Surut 96.000 ha
PRODUKSI 3. Padi Inbrida Rawa Lebak 26.000 ha
4. Padi Inbrida Lahan Kering 114.100 ha
5. Jagung Hibrida 9.000 ha
6. Jagung Komposit 45.700 ha

KAWASAN PERTUMBUHAN 1.000 HA Pendampingan oleh


Penyuluh Pertanian,
40 UNIT SL Peneliti, POPT, PBT, dan
Aparat
(1 Unit / 24 Ha)

Bantuan (disesuaikan dengan rekomendasi spesifik lokasi):


1. Pupuk Urea
2. Pupuk NPK
3. Pupuk Organik
40 Unit LL
4. Herbisida
5. Kaptan
(1 Unit/1 Ha)
6. Pertemuan Kelompok

Gambar 4. Pola SL-PTT Kawasan Pertumbuhan

43
SL-PTT Kawasan Pengembangan dengan penggunaan benih varietas
FOKUS KEGITAN unggul bermutu pada :
1. Padi Inbrida Sawah 272.500 ha
PENAMBAHAN 2. Padi Hibrida 200.000 ha
PRODUKSI 3. Padi Inbrida Lahan Kering 117.200 ha
4. Jagung Hibrida 170.300 ha

KAWASAN PENGEMBANGAN1.000 HA Pendampingan oleh


40 UNIT SL Penyuluh Pertanian,
Peneliti, POPT, PBT, Aparat
(1 Unit / 24 Ha)

Bantuan (disesuaikan dengan rekomendasi spesifik lokasi):


1. Pupuk Urea 40 Unit LL
2. Pupuk NPK
3. Pupuk Organik (1 Unit/1 Ha)
4. Pertemuan Kelompok

Gambar 5. Pola SL-PTT Kawasan Pengembangan

FOKUS KEGITAN SL-PTT Kawasan Pemantapan dengan penggunaan benih varietas


unggul bermutu pada :
PENAMBAHAN 1. Padi Inbrida Sawah 3.417.500 ha
PRODUKSI 2. Padi Inbrida Lahan Kering 320.400 ha
3. Jagung Hibrida 35.000 ha

KAWASAN PEMANTAPAN 1.000 HA Pendampingan oleh


Penyuluh Pertanian,
40 UNIT SL Peneliti, POPT, PBT, dan
Aparat
(1 Unit / 24 Ha)

Bantuan (disesuaikan dengan


rekomendasi spesifik lokasi):
1. Pupuk Urea
Pertemuan Kelompok
40 Unit LL
2. Pupuk NPK (1 Unit/1 Ha)
3. Pupuk Organik

Gambar 6. Pola SL-PTT Kawasan Pemantapan

44
Kebutuhan sarana produksi dan pendukung lainnya (papan nama
dan lainnya) yang tidak dibantu pemerintah maupun
kekurangannya, maka penyediaannya agar ditanggung dan
diusahakan secara swadana oleh anggota kelompoktani atau
berasal dari sumber lainnya. Hal ini dimaksudkan agar
petani/kelompoktani ikut merasa memiliki sehingga mempunyai
tanggungjawab moral untuk mensukseskan SL-PTT Padi dan
Jagung dalam rangka mendukung pencapaian sasaran produksi
tahun 2013.

Selanjutnya agar kegiatan SL-PTT berbasis kawasan tersebut


berkontribusi nyata pada produksi tahun 2013, maka pertanaman
di areal SL-PTT diharapkan sudah dilaksanakan pada awal tahun
2013 (Akhir MH 2012/2013 sampai MK II 2013), kecuali secara
teknis maupun adminstrasi tidak memungkinkan dilaksanakan
seperti halnya padi gogo/lahan kering maka dapat dilaksanakan
pada awal MH 2013/2014 (Oktober-Desember 2013). Untuk itu,
sedini mungkin diambil langkah-langkah dan disiapkan secara
terencana, akurat dan efektif melalui koordinasi dengan instansi
terkait antara lain Dinas Pengairan, BMKG, Penyedia Benih,
Pupuk, Alsintan dan lain sebagainya agar pelaksanaan tepat
waktu dan sasaran.

Guna mengetahui tingkat produktivitas pada areal SL-PTT maka


pada tahun 2013 direncanakan mendapat bantuan dana untuk
pendataan ubinan pada setiap kabupaten/kota pelaksana SL-PTT
yang besarnya antara 1 – 50 unit dengan total areal ubinan padi
14.973 unit dan jagung 2.345 unit. Untuk memperoleh data ubinan

45
yang optimal ada areal SL-PTT Padi dan Jagung yang telah
ditentukan oleh Dinas Kabupaten/Kota, maka diharapkan ubinan
dilaksanakan paling lambat pada bulan Desember 2013. Untuk itu
perlu diambil langkah-langkah guna penyusunan jadwal
tanam/panen yang tepat. Kegiatan ini dilakukan oleh petugas
ubinan pada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota (Mantri Tani/ Mantri
Statistik).

Sebagai bentuk peningkatan kualitas SL-PTT Padi dan Jagung di


lapangan, maka dukungan pendampingan dan pengawalan perlu
lebih dioptimalkan.

Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh Petugas Dinas


Provinsi dan Kabupaten/Kota termasuk PPL, POPT, PBT, KCD,
Mantri Tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di masing-masing
lokasi dan Aparat (TNI-AD beserta jajarannya/BABINSA, Camat
dan Kades atau lainnya) serta petugas Pusat. Pengawalan SL-
PTT dilakukan pula oleh para Peneliti BPTP di masing-masing
lokasi SL/LL yang penugasannya melalui Surat Keputusan Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Pendampingan dan pengawalan oleh petugas dinas dan aparat,


dilakukan pula pada seluruh areal tanam/panen baik SL-PTT
maupun pertanaman Reguler (Non SL-PTT) melalui Gerakan
Pengembangan Kawasan Padi dan Jagung. Untuk itu Posko
P2BN pada setiap tingkatan (Kecamatan, Kabupaten/Kota dan
Provinsi) harus lebih diaktifkan guna melakukan koordinasi dengan
berbagai pihak dan instansi terkait untuk turun ke lapangan
memantau kondisi di lapangan, menggerakkan percepatan

46
tanam/panen serentak, pemeliharaan tanaman dan mengetahui
segala permasalahannya untuk selanjutnya diselesaikan.

Pendampingan kegiatan SL-PTT oleh Pemandu Lapangan


khususnya Penyuluh Lapangan, POPT, PBT dan Peneliti
mempunyai sebagai :

1. Pemandu yang paham terhadap permasalahan, kebutuhan dan


kekuatan yang ada di lapangan dan desa.

2. Dinamisator proses latihan SL-PTT sehingga menimbulkan


ketertarikan dan lebih menghidupkan latihan.

3. Motivator yang kaya akan pengalaman dalam berolah tanam


dan dapat membantu membangkitkan kepercayaan diri para
peserta SL-PTT

4. Konsultan bagi petani peserta SL-PTT untuk mempermudah


menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam
melaksanakan kegiatan usahataninya setelah kegiatan SL-PTT
selesai.

Dalam rangka memberikan apresiasi kepada petugas lapangan


yang telah melaksanakan pengawalan dan pendampingan SL-
PTT/P2BN, maka kepada petugas tersebut akan diberikan
penghargaan berupa uang yang besarannya disesuaikan dengan
dana yang tersedia. Penghargaan diberikan kepada tiga orang
petugas per kabupaten/kota. Untuk itu Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota perlu merumuskan kriteria penilaian yang
disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah.

47
D. Penentuan Calon Lokasi.

Pemilihan penempatan calon lokasi SL-PTT dengan prioritas


luasan areal sesuai dengan ketentuan batasan kawasan,
produktivitas dan indeks pertanamannya masih berpotensi untuk
ditingkatkan dan petaninya responsif terhadap teknologi.

Pemilihan letak petak LL yang berada di dalam areal SL-PTT


terpilih dengan prioritas pertimbangan terletak di bagian pinggir
areal SL-PTT sehingga berbatasan langsung dengan areal di luar
SL-PTT diharapkan penerapan teknologi SL-PTT mudah dilihat dan
ditiru oleh petani di luar SL-PTT. Format CL dan CPCL disajikan
pada Lampiran 4.

1. Penentuan Calon Lokasi.

a. Lokasi dapat berupa persawahan yang beririgasi, sawah


tadah hujan, lahan kering dan pasang surut yang
produktivitas dan/atau indeks pertanamannya masih dapat
ditingkatkan. Prioritas pertama lokasi SL-PTT tahun anggaran
2013 ditempatkan pada lokasi yang IP (Indeks Pertanaman)
paling rendah dan/atau pada lokasi yang produktivitasnya
paling rendah serta areal sawah bukaan/cetakan baru. Oleh
karena itu Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota harus melakukan identifikasi lokasi-lokasi
yang produktivitas dan/atau IP-nya masih dapat ditingkatkan.

b. Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit,


bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran dan sengketa.

48
c. Unit SL-PTT, diusahakan agar berada dalam satu
hamparan/kawasan yang strategis dan mudah dijangkau
petani atau disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

d. Lokasi SL-PTT setiap 25 ha, diberi papan nama sebagai


tanda lokasi pelaksanaan SL/LL.

e. Letak Laboratorium Lapangan (LL) pada SL-PTT diutamakan


ditempatkan pada lokasi yang sering dilewati petani sehingga
mudah dijangkau dan dilihat oleh petani sekitarnya untuk
dicontoh dalam usahataninya.

2. Penentuan Calon Petani/Kelompoktani SL-PTT.

a. Kelompoktani/petani yang dinamis dan bertempat tinggal


dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh
Kepala Desa, KCD dan atau Penyuluh Lapangan.

b. Petani yang dipilih adalah petani aktif yang memiliki lahan


ataupun penggarap/penyewa dan mau menerima teknologi
baru.

c. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT.

d. Kelompoktani SL-PTT ditetapkan dengan Surat Keputusan


Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang membidangi
tanaman pangan, sebagaimana contoh pada Lampiran 5.

E. KetentuanPelaksana SL-PTT.

Ketentuan pelaksana SL-PTT sebagai berikut :

1. Lokasi SL-PTT diusahakan berada pada satu hamparan atau


kawasan, mempunyai potensi untuk ditingkatkan produktivitas

49
dan/atau IP-nya, serta anggota kelompoktaninya respons
terhadap penerapan teknologi.

2. Luas satu unit SL-PTT padi dan jagung adalah 25 ha yang di


dalamnya terdapat satu unit LL seluas 1 ha.

3. Peserta tiap unit SL-PTT diupayakan para petani yang berasal


dari hamparan seluas 25 ha.

4. Memiliki Pemandu Lapangan.

F. Persyaratan Kelompoktani Pelaksana SL-PTT.

1. Kelompoktani tersebut masih aktif dan mempunyai


kepengurusan yang lengkap yaitu Ketua, Sekretaris dan
Bendahara.

2. Menyusun RUK sebagaimana terlihat dalam Lampiran 6.

3. Kelompoktani penerima bantuan SL-PTT ditetapkan dengan


Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.

4. Memiliki rekening yang masih berlaku/masih aktif di Bank


Pemerintah (BUMN atau BUMD/Bank Daerah) yang terdekat dan
bagi Kelompoktani yang belum memiliki, harus membuka
rekening di bank.

5. Rekening bank diutamakan berupa rekening bank setiap


kelompoktani namun dapat pula rekening gabungan
kelompoktani (Gapoktan). Jika menggunakan rekening
gapoktan, mekanisme pengaturan antar kelompoktani agar
diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.

50
6. Membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan
dana bantuan SL-PTT sesuai peruntukannya (RUK) dan
sanggup mengembalikan dana apabila tidak sesuai
peruntukannya sebagaimana terlihat dalam Lampiran 7.

7. Bersedia menambah biaya pembelian sarana produksi dan


pendukung lainnya, bilamana bantuan pemerintah tersebut tidak
mencukupi/kurang.

8. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT.

G. Bantuan SL-PTT.

Guna mendukung pelaksanaan SL-PTT padi inbrida sawah, padi


pasang surut, padi rawa lebak, padi hibrida, padi inbrida lahan
kering, jagung hibrida dan jagung komposit, sebagai stimulan
direncanakan mendapat sarana produksi (pupuk urea, pupuk NPK,
pupuk organik, kapur pertanian, herbisida), sedangkan pertemuan
kelompoktani, insentif/bantuan transport bagi petugas pendamping
(petugas dinas dan aparat) dan papan nama diberikan pada setiap
25 ha dalam kawasan 1.000 ha baik kawasan pertumbuhan,
pengembangan dan pemantapan.

Adapun plafon bantuan saprodi secara rinci sebagai berikut :

1. Areal Laboratorium Lapangan (LL) pada kawasan pertumbuhan,


pengembangan, dan pemantapan mendapatkan bantuan saprodi
(urea, NPK, pupuk organik, herbisida dan kapur pertanian).

51
2. Areal SL di luar LL pada kawasan pertumbuhan dan
pengembangan mendapatkan bantuan saprodi yang volume dan
jenisnya tidak sebesar pada lokasi LL. Kekurangan saprodi agar
dapat dipenuhi secara swadana.

3. Areal SL di luar LL pada kawasan pemantapan tidak


mendapatkan bantuan saprodi. Untuk itu saprodi pada areal
tersebut diharapkan dapat disediakan melalui swadana dan/atau
dari sumber-sumber lainnya.

Pengunaan saprodi (volume dan jenisnya) di tingkat lapangan


disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah (spesifik
lokasi) dan telah disetujui oleh PPL serta Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota dan BPTP Provinsi setempat.

Untuk lebih jelasnya, plafon stimulan/bantuan saprodi untuk


pelaksanaan SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2013 dapat dilihat
pada Tabel 10 berikut ini :

52
Tabel 10. Plafon Stimulan/Bantuan Saprodi SL-PTT Padi
dan Jagung Tahun 2013
Biaya (Rp
No Uraian Areal (Ha) I nstrumen Stimulan
000/ha)
I Kawasan SL-PTT Padi
1 Kawasan Pertumbuhan 297,900
- Saprodi di luar benih (urea 100 kg/ha, NPK 300 kg/ha, organik
a. Padi inbrida sawah LL 2,472 1,414
1000 kg/ha)
- Pertemuan kelompok 8 kali

- Saprodi di luar benih (urea 100 kg/ha, NPK 200 kg/ha, organik
SL 59,328 1,059
750 kg/ha)
- Pertemuan kelompok 8 kali
TOTAL 61,800

b. Padi inbrida Pasang - Saprodi di luar benih (urea 150 kg/ha, NPK 200 kg/ha,
LL 3,840 1,324
Surut Herbisida 4 liter, Kaptan 500 kg/ha)
- Pertemuan kelompok 8 kali

- Saprodi di luar benih (urea 100 kg/ha, NPK 150 kg/ha,


SL 92,160 1,119
Herbisida 4 liter, Kaptan 500 kg/ha)
- Pertemuan kelompok 8 kali
TOTAL 96,000

c. Padi I nbrida Rawa - Saprodi di luar benih (urea 150 kg/ha, NPK 200 kg/ha,
LL 24,960 1,324
Lebak Herbisida 4 liter, Kaptan 500 kg/ha)
- Pertemuan kelompok 8 kali

- Saprodi di luar benih (urea 100 kg/ha, NPK 100 kg/ha,


SL 1,040 829
Herbisida 4 liter, Kaptan 250 kg/ha)
- Pertemuan kelompok 8 kali
TOTAL 26,000

d. Padi I nbrida Lahan - Saprodi di luar benih (urea 100 kg/ha, NPK 300 kg/ha, organik
LL 4,564 1,414
Kering 1.000 kg)
- Pertemuan kelompok 8 kali

- Saprodi di luar benih (urea 100 kg/ha, NPK 200 kg/ha, organik
SL 109,536 1,059
750 kg)
- Pertemuan kelompok 8 kali
TOTAL 114,100

Kawasan Pengembangan 589,700


2
- Saprodi di luar benih (urea 100 kg/ha, NPK 275 kg/ha, organik
a. Padi I nbrida Sawah LL 10,900 1,344.90
1.000 kg)
- Pertemuan kelompok 6 kali

- Saprodi di luar benih (urea 75 kg/ha, NPK 150 kg/ha, organik


SL 261,600 762.40
500 kg)
- Pertemuan kelompok 6 kali
TOTAL 272,500

- Saprodi di luar benih (urea 100 kg/ha, NPK 300 kg/ha, organik
b. Padi Hibrida LL 8,000 1,402.40
1.000 kg)
- Pertemuan kelompok 6 kali

- Saprodi di luar benih (urea 75 kg/ha, NPK 150 kg/ha, organik


SL 192,000 762.40
500 kg)
- Pertemuan kelompok 6 kali
TOTAL 200,000

c. Padi I nbrida Lahan - Saprodi di luar benih (urea 100 kg/ha, NPK 275 kg/ha, organik
LL 4,688 1,344.90
Kering 1.000 kg)
- Pertemuan kelompok 6 kali

- Saprodi di luar benih (urea 75 kg/ha, NPK 150 kg/ha, organik


SL 112,512 762.40
500 kg)
- Pertemuan kelompok 6 kali
TOTAL 117,200

3 Kawasan Pemantapan 3,737,400


- Saprodi di luar benih (urea 100 kg/ha, NPK 250 kg/ha, organik
a. Padi I nbrida Sawah LL 136,680 1,276.60
1.000 kg)
- Pertemuan kelompok 4 kali

SL 3,280,320 21.60 - Pertemuan kelompok 4 kali

TOTAL 3,417,000

b. Padi I nbrida Lahan - Saprodi di luar benih (urea 100 kg/ha, NPK 250 kg/ha, organik
LL 12,816 1,276.60
Kering 1.000 kg)
- Pertemuan kelompok 4 kali

SL 307,584 21.60 - Pertemuan kelompok 4 kali

TOTAL 320,400
TOTAL I 4,625,000

53
Biaya
No Uraian Areal (Ha) Instrumen Stimulan
(Rp 000/ha)
II Kawasan SL-PTT
Jagung
Kawasan
54,700
1 Pertumbuhan
- Saprodi di luar benih (urea 100 kg/ha, NPK 300
a. Jagung Hibrida LL 360 1,664
kg/ha, organik 1.000 kg, Herbisida 2 liter)
- Pertemuan kelompok 8 kali

- Saprodi di luar benih (urea 50 kg/ha, NPK 100


SL 8,640 364
kg/ha)
- Pertemuan kelompok 8 kali
TOTAL 9,000

- Saprodi di luar benih (urea 100 kg/ha, NPK 300


b. Jagung Komposit LL 1,828 1,664
kg/ha, organik 1.000 kg, Herbisida 2 liter)
- Pertemuan kelompok 8 kali

- Saprodi di luar benih (urea 50 kg/ha, NPK 100


SL 43,872 364
kg/ha)
- Pertemuan kelompok 8 kali
TOTAL 45,700

2 Kawasan
170,300
Pengembangan
- Saprodi di luar benih (urea 100 kg/ha, NPK 200
a. Jagung Hibrida LL 6,812 1,042
kg/ha, organik 750 kg)
- Pertemuan kelompok 5 kali

SL 163,488 257 - Saprodi di luar benih (NPK 100 kg/ha)


- Pertemuan kelompok 5 kali
TOTAL 170,300

3 Kawasan
35,000
Pemantapan
- Saprodi di luar benih (urea 50 kg/ha, NPK 100
a. Jagung Hibrida LL 1,400 716.60
kg/ha, organik 750 kg)
- Pertemuan kelompok 4 kali

SL 33,600 21.60 - Pertemuan kelompok 4 kali

TOTAL 35,000
TOTAL II 260,000

TOTAL I + II 4,885,000

Bantuan sarana produksi dan pertemuan kelompok diberikan


langsung kepada kelompoktani, melalui mekanisme transfer ke
rekening kelompoktani dalam bentuk uang, sedangkan papan nama
dan pengawalan serta pendampingan melalui Satker Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota yang membidangi tanaman pangan.
Adapun dosis pemupukan disesuaikan dengan rekomendasi
setempat. Apabila rekomendasi di suatu lokasi memerlukan pupuk

54
jenis lainnya maka bila dana mamadai dapat dibiayai dari dana yang
tersedia.

Untuk memperoleh produktivitas yang tinggi, maka benih yang


digunakan pada pelaksanaan SL-PTT adalah benih varietas unggul
bermutu produktivitas tinggi yang bersumber dari benih bersubsidi
yang disediakan oleh Pemerintah. Apabila tidak dapat dipenuhi dari
benih bersubsidi maka dapat pula dipenuhi secara swadaya dan
atau dari sumber-sumber lainnya. Penggunaan benih di luar benih
bersubsidi harus disetujui oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota. Selanjutnya dilaporkan kepada Kepala Dinas
Pertanian Provinsi untuk kemudian disampaikan oleh Kepala Dinas
Pertanian Provinsi kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan.

Khusus untuk padi lahan kering/gogo, padi pasang surut dan padi
rawa lebak apabila varietas unggul nasional tidak tersedia, maka
dapat menggunakan varietas unggul lokal yang telah beradaptasi
dengan baik dan ditanam oleh petani di wilayah tersebut dan
sumber pembiayaannya berasal dari swadaya petani pelaksana SL-
PTT. Penggunaan varietas tersebut harus disetujui oleh Kepala
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan BPTP setempat. Selanjutnya
dilaporkan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi untuk kemudian
disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi kepada Direktur
Jenderal Tanaman Pangan.

H. Mekanisme Pelaksanaan SL-PTT

Mekanisme pelaksanaan SL-PTT yang meliputi : persiapan,


mengorganisasian kelas, penerapan metode belajar, menciptakan

55
dan menghidupkan dinamika kelompok, monitoring dan evaluasi
serta pelaporan oleh pemandu lapangan berpedoman pada
Pedoman Teknis SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2012 atau tahun
sebelumnya sepanjang tidak bertentangan satu sama lain.

I. Pertemuan Kelompok SL-PTT.

Pertemuan kelompok dalam areal SL dan LL disesuaikan dengan


kawasan dimana SL-PTT tersebut dialokasikan. Pada kawasan
pertumbuhan, pertemuan minimal 8 kali pertemuan, pada kawasan
pengembangan minimal 6 kali pertemuan dan pada kawasan
pemantapan minimal 4 kali pertemuan. Oleh karena itu perlu
dijadwalkan secara periodik dengan waktu pertemuan dirundingkan
bersama petani peserta sehingga dapat dihadiri dan tidak
mengganggu/merugikan waktu petani.

Pertemuan kelompok dilakukan oleh pelaksana SL-PTT, tempat


pertemuan di lokasi pelaksana SL-PTT. Peserta pertemuan adalah
petani peserta dipandu oleh Pemandu Lapangan.

Hal-hal yang lebih teknis dan operasional lapangan agar


diatur/diuraikan oleh Petunjuk Pelaksanaan Teknis Lapangan SL-
PTT yang disusun/dibuat oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota.

56
VI. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONAL SL-PTT

A. Pengorganisasian SL-PTT.

Agar pelaksanaan SL-PTT terkoordinasi dan terpadu mulai dari


kelompoktani, kabupaten, provinsi sampai ke tingkat pusat maka
perlu dibentuk tim pengendali tingkat pusat, tim pembina tingkat
provinsi, tim pelaksana tingkat kabupaten/kota serta tim pelaksana
tingkat kecamatan.

Tim pengendali tingkat pusat, ditetapkan dengan Surat Keputusan


Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Tim pembina tingkat provinsi
ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur/Kepala Dinas
Pertanian Provinsi yang bersangkutan. Sedangkan tim pelaksana
tingkat kabupaten/kota serta kecamatan, ditetapkan dengan Surat
Keputusan Bupati/Walikota.

Tim pembina tingkat provinsi serta tim pelaksana tingkat


kabupaten/kota dan tim pelaksana kecamatan melaksanakan
kegiatan koordinasi pelaksanaan SL-PTT melalui Pos Simpul
Koordinasi (POSKO) mulai dari tingkat desa, kecamatan,
kabupaten/kota sampai tingkat provinsi. Posko SL-PTT dapat
memanfaatkan POSKO yang telah ada seperti POSKO P2BN
seperti diamanatkan pada Permentan Nomor 45 Tahun 2011
tentang Tata Hubungan Kerja Antar Kelembagaan Teknis,
Penelitian dan Pengembangan, Dan Penyuluh Pertanian Dalam
Mendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN).

57
B. Operasionalisasi SL-PTT.

Tim Pengendali Pusat melakukan koordinasi dan sinergisitas


program dan kegiatan antar instansi terkait untuk kelancaran
pelaksanaan SL-PTT.

Tim Pembina Tingkat Provinsi melakukan koordinasi dan


mengorganisir Tim Pelaksana Tingkat Kabupaten/Kota untuk dapat
melaksanakan SL-PTT sesuai sasaran. Pembinaan dilakukan mulai
sejak perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan evaluasi.

Tim Pelaksana Tingkat Kabupaten/Kota dan kecamatan melakukan


langsung pelaksanaan SL-PTT dengan mengorganisir dan
menggerakkan Kepala Cabang Dinas Pertanian Kecamatan (KCD),
Penyuluh, POPT, PBT, Kepala Desa, Babinsa, Kelompoktani, dan
petani dalam melaksanakan SL-PTT sesuai sasaran.
Pengorganisasian/ gerakan dilakukan mulai sejak perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan serta evaluasi. Tim Pelaksana
Kabupaten/Kota juga melakukan administrasi kegiatan sesuai
prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku .

58
VII.
VIII. PEMBIAYAAN, MEKANISME PENCAIRAN DANA DAN
PENGADAAN

A. Pembiayaan.

Sumber pembiayaan pelaksanaan SL-PTT padi dan jagung tahun


2013 berasal dari APBN dan APBD maupun dana dari pihak swasta,
stakeholders yaitu antara lain sebagai berikut :

1. Bantuan Sosial (Bansos) yang dialokasikan melalui dana tugas


pembantuan tahun 2013 dengan mekanisme transfer langsung
ke kelompoktani peserta SL-PTT dalam bentuk uang. Bantuan
digunakan untuk pembelian pupuk urea, NPK, pupuk organik,
kapur pertanian dan herbisida serta pelaksanaan pertemuan
kelompok pada areal SL-PTT.

2. Bantuan alat dan mesin pertanian antara lain traktor, mesin


pembuat pupuk organik, alsintan pascapanen melalui dana tugas
pembantuan di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan dana
dekonsentrasi di Dinas Pertanian Provinsi ataupun dana APBN
sesuai dengan ketersediaan dana.

3. Bantuan pengendalian OPT melalui dana APBN pada BPTPH,


sesuai dengan ketersediaan dana.

4. Bantuan pengawalan, pendampingan, pembinaan, monitoring,


evaluasi dan pelaporan SL-PTT melalui dana tugas pembantuan
di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan dana dekonsentrasi di
Dinas Pertanian Provinsi.

59
5. Bantuan pendampingan SL-PTT oleh PPL, POPT dan PBT
melalui dana BOP masing-masing Institusi.

6. Bantuan pendampingan teknologi SL-PTT oleh peneliti melalui


dana APBN pada BPTP/Badan Litbang.

7. Kemitraan dengan perusahaan mitra yang bergerak dibidang


agribisnis tanaman pangan yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian
Provinsi maupun Kabupaten/Kota setempat.

B. Mekanisme Pengajuan dan Penyaluran Dana Bantuan Sosial


SL-PTT.

Mekanisme pencairan dan penyaluran dana Bantuan Sosial


(Bansos) dilakukan sesuai dengan peraturan perundang–undangan
yang berlaku.

Mekanisme pencairan dana bantuan sosial bagi pelaksanaan SL-


PTT Tahun 2013 dapat dilihat pada Lampiran 8.

C. Mekanisme Pengadaan.

1. Dana yang telah dicairkan oleh kelompoktani dipergunakan


untuk membeli saprodi sesuai dengan kebutuhan kelompok
sebagaimana yang telah tertuang pada RUK yang telah disetujui
oleh Ketua Kelompoktani, Bendahara Kelompoktani dan
Penyuluh/Petugas Pertanian, dengan contoh blanko disajikan
pada Lampiran 6.

2. Kelompoktani dapat membeli saprodi di kios/toko saprodi


terdekat atau di Produsen Penyalur Saprodi sesuai dengan RUK.

60
3. Dalam rangka pengawasan pelaksanaan bantuan SL-PTT,
Kelompoktani penerima bantuan agar melakukan hal-hal sebagai
berikut :

a. Menyimpan tanda bukti (kwitansi) pembelian saprodi.

b. Mencatat semua nomor seri label benih yang diterima.

c. Mencatat semua nomor seri karung/kantung/botol/sachet


pupuk/saprodi yang dibeli.

d. Membuat surat pernyataan Penerimaan Dana Bantuan


Sosial SL-PTT sebagaimana terlihat dalam Lampiran 7.

e. Saprodi yang belum digunakan agar disimpan dengan


baik untuk menjaga mutu.

4. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bertanggung jawab


penuh terhadap penyaluran dan penggunaan Dana Bantuan
Sosial bagi pelaksanaan SL-PTT oleh petani/kelompoktani.

61
IX. BIMBINGAN/PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN

Bimbingan/pembinaan dan pendampingan dilaksanakan secara


periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen dan berjenjang
mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan serta Desa
seperti terlihat dalam rencana jadwal pelaksanaan pada Lampiran 9.

A. Pusat melakukan koordinasi, supervisi dan pembinaan pelaksanaan


SL-PTT di provinsi dan kabupaten sesuai dengan ketersediaan
dana.

B. Provinsi melakukan koordinasi, supervisi, pembinaan dan


pengawalan pelaksanaan SL-PTT di kabupaten diharapkan minimal
2(dua) kali selama musim tanam sesuai dengan ketersediaan dana.

C. Kabupaten melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan SL-


PTT di tingkat lapangan/kelompoktani pelaksana SL-PTT
diharapkan minimal 4(empat) kali selama musim tanam disesuaikan
dengan ketersediaan dana. Melakukan pendampingan kelompoktani
pelaksana SL-PTT dalam menerapkan paket teknologi spesifik
lokasi dan membantu kelancaran distribusi bantuan SL-PTT dll.

D. Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti Puslitbangtan, BB


Padi, Balitsereal, Balitkabi, dan Lolit Tungro bersama peneliti BPTP.

Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti diutamakan pada


kawasan pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan yang
disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan ketersediaan dana
yang ada di masing-masing BPTP setempat. Pendampingan dan
pengawalan SL-PTT perlu mengedepankan teknologi spesifik lokasi

62
yang sinergisitas, yakni teknologi yang mengutamakan peningkatan
produktivitas dan pengurangan kehilangan hasil serta pendekatan
teknologi yang memperhatikan sub-ekosistem setempat.

Disamping melakukan pengawalan dan pendampingan, peneliti/


BPTP dapat melakukan display varietas berdampingan dengan
lokasi SL-PTT.

63
X. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring.

Kegiatan monitoring dilaksanakan secara periodik mulai dari


persiapan sampai dengan panen oleh petugas Pusat, Provinsi dan
Kabupaten sebagaimana terlihat dalam rencana jadwal
pelaksanaan pada Lampiran 9. Monitoring meliputi
perkembangan pelaksanaan SL-PTT, hasil yang telah dicapai dll.

B. Evaluasi.

Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas Pusat, Provinsi dan


Kabupaten setelah seluruh rangkaian kegiatan dalam SL-PTT
selesai sebagaimana terlihat dalam rencana jadwal pelaksanaan
pada Lampiran 9. Evaluasi meliputi 1) Komponen kegiatan
pelaksanaan SL-PTT, 2) Tingkat pencapaian sasaran areal dan
hasil, 3) Kenaikan produktivitas di lokasi SL-PTT dan LL, 4)
Penerapan komponen teknologi PTT, dan 5) Ubinan SL-PTT.

C. Pelaporan.

Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas provinsi,


kabupaten/kota dan kecamatan serta desa/unit SL-PTT secara
periodik setiap bulan. Pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu
dari Pemandu Lapangan ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, dari
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ke Dinas Pertanian Provinsi dan
dari Dinas Pertanian Provinsi ke Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan c/q Direktorat Budidaya Serealia. Laporan meliputi
pelaksanaan SL-PTT, hasil yang telah diperoleh, dll sebagaimana
terlihat dalam format laporan (Lampiran 10, 11, 12, 13 dan 14).

64
Laporan akhir memuat hasil evaluasi, kesimpulan, saran serta
data dukung lainnya dll. Laporan ke pusat disampaikan ke
Direktorat Budidaya Serealia Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu –
Jakarta Selatan 12520; Telp. (021) 7806262 ; Faximile (021)
7802930 ;email. serealiapangan@yahoo.com.

Kinerja penyampaian laporan akan dijadikan salah satu dasar


penentuan anggaran Tahun 2014 sebagai penerapan azas reward
and punishment.

65
XI. PENUTUP

Peningkatan produktivitas padi dan jagung melalui peningkatan kualitas


SL-PTT dengan pola pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan
melalui pendekatan kawasan skala luas, merupakan salah satu
terobosan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih
besar dalam pencapaian sasaran produksi padi dan jagung nasional.

SL-PTT akan berhasil meningkatkan produksi dan pendapatan petani


apabila didukung oleh semua pihak termasuk pemangku kepentingan
baik hulu, onfarm maupun hilir serta terciptanya koordinasi pelaksanaan
SL-PTT yang sinkron dan sinergis pada setiap tingkat pemerintahan
mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai tingkat
Desa.

Untuk itu diperlukan niat tulus dari seluruh stakeholders, pola gerakan
yang seiring seirama terpadu terkoordinasi terpantau mulai dari pusat
sampai lapangan, upaya dan dukungan yang luar biasa karena sasaran
yang diminta luar biasa, dari seluruh pelaku usaha, pemangku
kepentingan dan masyarakat tani, kecepatan pengambilan keputusan
dalam menyelesaikan masalah dan komitmen seluruh pemangku
kepentingan.

Peran Gubernur dan Bupati/Walikota sangat besar dalam mendukung


setiap kegiatan pembangunan tanaman pangan di daerah termasuk SL-
PTT. Untuk itu Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kepala Dinas
Kabupaten/Kota diharapkan berupaya meyakinkan Gubernur/Bupati/
Walikota untuk memberi perhatian serius terhadap keberhasilan
kegiatan pembangunan tanaman pangan terutama pelaksanaan SL-

66
PTT dan pengembangan produksi padi dan jagung di wilayahnya untuk
meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani.

Sebagai catatan penting bahwa pelaksanaan SL-PTT diharapkan


sebagai upaya untuk mencapai sasaran produksi tahun 2013 seperti
pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

- o00o –

67
Lampiran 1

SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN,


PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI PADI TAHUN 2013
Luas Tanam Luas Panen Provitas
No. Provinsi Produksi (Ton)
(Ha) (Ha) (Ku/Ha)
1. ACEH 430,248 415,361 46.79 1,943,481
2. SUMUT 820,080 791,705 49.94 3,953,951
3. SUMBAR 506,274 488,757 51.12 2,498,673
4. RIAU 156,345 150,936 38.91 587,331
5. KEP. RIAU 799 771 17.38 1,341
6. JAMBI 181,479 175,200 40.46 708,833
7. SUMSEL 841,922 812,791 45.61 3,706,999
8. BABEL 12,119 11,700 14.23 16,647
9. BENGKULU 143,462 138,498 38.25 529,738
10. LAMPUNG 669,400 646,239 49.88 3,223,633
SUMATERA 3,762,129 3,631,959 47.28 17,170,627
11. DKI 1,787 1,725 60.46 10,431
12. JABAR 2,112,265 2,039,180 62.54 12,752,747
13. BANTEN 423,499 408,846 52.27 2,137,232
14. JATENG 1,793,742 1,731,678 59.45 10,295,253
15. DIY 147,892 142,775 64.72 924,005
16. JATIM 2,071,472 1,999,800 57.97 11,593,767
JAWA 6,550,657 6,324,004 59.64 37,713,435
17. BALI 151,804 146,552 64.20 940,867
18. NTB 448,759 433,232 52.30 2,265,949
19. NTT 214,345 206,929 31.33 648,252
BALI & NT 814,909 786,713 49.00 3,855,068
20. KALBAR 504,668 487,206 30.92 1,506,373
21. KALTENG 227,525 219,653 30.51 670,105
22. KALSEL 519,730 501,747 44.53 2,234,348
23. KALTIM 154,081 148,750 40.79 606,689
KALIMANTAN 1,406,004 1,357,356 36.97 5,017,515
24. SULUT 138,161 133,381 49.00 653,566
25. GORONTALO 62,018 59,873 50.15 300,266
26. SULTENG 275,609 266,073 42.78 1,138,335
27. SULSEL 1,016,061 980,906 50.41 4,945,224
28. SULBAR 85,975 83,001 48.30 400,853
29. SULTRA 145,225 140,200 38.43 538,845
SULAWESI 1,723,051 1,663,433 47.96 7,977,089
30. MALUKU 31,811 30,710 31.22 95,880
31. MALUT 18,552 17,910 37.60 67,338
32. PAPUA 40,065 38,679 34.82 134,661
33 PAPUA BARAT 8,966 8,656 37.11 32,122
MALUKU & PAPUA 99,394 95,955 34.39 330,001
INDONESIA 14,356,142 13,859,420 52.00 72,063,735

68
Lampiran 2

SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN,


PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI JAGUNG TAHUN 2013

69
Lampiran 3

REKAPITULASI ALOKASI SL-PTT PADI DAN JAGUNG TAHUN 2013


No Uraian Areal (Ha)
I Kawasan SL-PTT Padi
a. Kawasan Pertumbuhan 297,900
- Padi Inbrida Sawah 61,800
- Padi Inbrida Pasang Surut 96,000
- Padi Inbrida Rawa Lebak 26,000
- Padi Inbrida Lahan Kering 114,100
b. Kawasan Pengembangan 589,700
- Padi Inbrida Sawah 272,500
- Padi Hibrida 200,000
- Padi Inbrida Lahan Kering 117,200
c. Kawasan Pemantapan 3,737,400
- Padi Inbrida Sawah 3,417,000
- Padi Inbrida Lahan Kering 320,400
Jumlah Kawasan SL-PTT Padi 4,625,000
II Kawasan SL-PTT Jagung
a. Kawasan Pertumbuhan 54,700
- Jagung Hibrida 9,000
- Jagung Komposit 45,700
b. Kawasan Pengembangan 170,300
- Jagung Hibrida 170,300
c. Kawasan Pemantapan 35,000
- Jagung Hibrida 35,000
Jumlah Kawasan SL-PTT Jagung 260,000

71
LOKASI PELAKSANA SLPTT PADI DAN JAGUNG TAHUN 2013
SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)

TOTAL AREAL
PROVINSI & PERTUMBUHAN
NO.
KABUPATEN/KOTA SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI PASANG SURUT SLPTT PADI LEBAK SLPTT PADI LAHAN KERING
PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab

NASIONAL 59,328 2,472 61,800 45 92,160 3,840 96,000 17 24,960 1,040 26,000 12 109,536 4,564 114,100 83 297,900 137

1 ACEH 1,920 80 2,000 2 - - - - - - - - 6,720 280 7,000 6 9,000 7


2 SUMUT 1,920 80 2,000 2 - - - - - - - - - - - - 2,000 2
3 SUMBAR 1,920 80 2,000 2 - - - - - - - - - - - - 2,000 2
4 RIAU 3,840 160 4,000 4 4,800 200 5,000 3 - - - - - - - - 9,000 6
5 JAMBI 1,920 80 2,000 2 8,640 360 9,000 2 2,880 120 3,000 2 - - - - 14,000 6
6 SUMSEL - - - - 16,320 680 17,000 3 7,680 320 8,000 3 - - - - 25,000 6
7 BENGKULU - - - - - - - - - - - - 8,640 360 9,000 7 9,000 7
8 LAMPUNG - - - - 3,840 160 4,000 1 3,840 160 4,000 2 - - - - 8,000 3
9 DKI JAKARTA - - - - - - - - - - - - - - - - - -
10 JABAR - - - - - - - - - - - - - - - - - -
11 JATENG - - - - - - - - - - - - - - - - - -
12 DI YOGYAKARTA - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
13 JATIM - - - - - - - - - - - - - - - - - -
14 KALBAR 960 40 1,000 1 39,360 1,640 41,000 3 - - - - 20,160 840 21,000 7 63,000 10
15 KALTENG 1,920 80 2,000 1 5,760 240 6,000 2 1,920 80 2,000 1 15,360 640 16,000 9 26,000 10
16 KALSEL 2,880 120 3,000 3 12,480 520 13,000 2 8,640 360 9,000 4 - - - - 25,000 8
17 KALTIM - - - - - - - - - - - - 11,520 480 12,000 7 12,000 7
18 SULUT 480 20 500 1 - - - - - - - - - - - - 500 1
19 SULTENG 1,920 80 2,000 2 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 3,000 3
20 SULSEL 1,920 80 2,000 2 - - - - - - - - - - - - 2,000 2
21 SULTRA - - - - - - - - - - - - - - - - - -
22 BALI - - - - - - - - - - - - - - - - - -
23 NTB 1,920 80 2,000 2 - - - - - - - - - - - - 2,000 2
24 NTT - - - - - - - - - - - - 29,760 1,240 31,000 16 31,000 16
25 MALUKU - - - - - - - - - - - - 3,648 152 3,800 6 3,800 6
26 PAPUA 17,376 724 18,100 8 - - - - - - - - 3,360 140 3,500 7 21,600 13
27 MALUT 8,640 360 9,000 5 - - - - - - - - 4,128 172 4,300 8 13,300 8
28 BANTEN - - - - - - - - - - - - - - - - - -
29 BABEL 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 960 40 1,000 1 2,000 1
30 GORONTALO - - - - - - - - - - - - - - - - - -
31 KEPRI - - - - - - - - - - - - - - - - - -
32 PAPUA BARAT 4,992 208 5,200 4 - - - - - - - - 480 20 500 4 5,700 6
33 SULBAR 3,840 160 4,000 3 - - - - - - - - 3,840 160 4,000 4 8,000 4

72
SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
PROVINSI & PENGEMBANG
NO. AN (SL+LL)
KABUPATEN/KOTA SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK SLPTT PADI LAHAN KERING
DEMFARM PADI HIBRIDA
LOKASI SPESIFIK LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab

NASIONAL 261,600 10,900 272,500 178 192,000 8,000 200,000 120 112,512 4,688 117,200 60 589,700 230

1 ACEH 11,520 480 12,000 7 11,520 480 12,000 11 - - - - 24,000 12


2 SUMUT 8,640 360 9,000 9 8,640 360 9,000 9 - - - - 18,000 12
3 SUMBAR 2,880 120 3,000 3 - - - - 9,600 400 10,000 5 13,000 6
4 RIAU 3,840 160 4,000 4 - - - - 12,480 520 13,000 4 17,000 8
5 JAMBI 5,760 240 6,000 6 - - - - 11,520 480 12,000 5 18,000 8
6 SUMSEL 37,440 1,560 39,000 14 3,840 160 4,000 4 - - - - 43,000 14
7 BENGKULU 5,760 240 6,000 6 - - - - - - - - 6,000 6
8 LAMPUNG 9,600 400 10,000 8 8,640 360 9,000 8 - - - - 19,000 9
9 DKI JAKARTA - - - - - - - - - - - - - -
10 JABAR 11,520 480 12,000 9 12,480 520 13,000 13 - - - - 25,000 13
11 JATENG 6,720 280 7,000 5 7,680 320 8,000 8 - - - - 15,000 10
12 DI YOGYAKARTA 3,840 160 4,000 4 3,840 160 4,000 3 - - - - 8,000 4
13 JATIM 40,320 1,680 42,000 21 47,040 1,960 49,000 27 - - - - 91,000 27
14 KALBAR 3,840 160 4,000 4 1,920 80 2,000 2 - - - - 6,000 4
15 KALTENG 6,720 280 7,000 7 - - - - - - - - 7,000 7
16 KALSEL 5,760 240 6,000 5 - - - - 19,008 792 19,800 10 25,800 11
17 KALTIM 1,920 80 2,000 2 - - - - - - - - 2,000 2
18 SULUT 5,760 240 6,000 6 6,720 280 7,000 7 6,720 280 7,000 7 20,000 8
19 SULTENG 1,920 80 2,000 2 - - - - - - - - 2,000 2
20 SULSEL 35,520 1,480 37,000 15 69,120 2,880 72,000 18 43,200 1,800 45,000 20 154,000 21
21 SULTRA 4,800 200 5,000 4 - - - - 5,760 240 6,000 4 11,000 6
22 BALI 2,880 120 3,000 3 - - - - - - - - 3,000 3
23 NTB 4,800 200 5,000 5 6,720 280 7,000 6 - - - - 12,000 6
24 NTT 10,080 420 10,500 12 3,840 160 4,000 4 - - - - 14,500 13
25 MALUKU 12,480 520 13,000 4 - - - - - - - - 13,000 4
26 PAPUA - - - - - - - - - - - - - -
27 MALUT - - - - - - - - - - - - - -
28 BANTEN 6,720 280 7,000 5 - - - - - - - - 7,000 5
29 BABEL - - - - - - - - - - - - - -
30 GORONTALO 3,840 160 4,000 4 - - - - 4,224 176 4,400 5 8,400 5
31 KEPRI - - - - - - - - - - - - - -
32 PAPUA BARAT - - - - - - - - - - - - - -
33 SULBAR 6,720 280 7,000 4 - - - - - - - - 7,000 4
73
SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
PROVINSI & PEMANTAPAN TOTAL PADI
NO. (SL+LL)
KABUPATEN/KOTA
SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI LAHAN KERING

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Ha) Kab

NASIONAL 3,280,320 136,680 3,417,000 345 307,584 12,816 320,400 113 3,737,400 348 4,625,000 389

1 ACEH 192,000 8,000 200,000 21 1,920 80 2,000 1 202,000 21 235,000 21


2 SUMUT 192,960 8,040 201,000 21 6,720 280 7,000 6 208,000 22 228,000 22
3 SUMBAR 118,080 4,920 123,000 14 - - - - 123,000 14 138,000 14
4 RIAU 65,280 2,720 68,000 11 - - - - 68,000 11 94,000 11
5 JAMBI 59,520 2,480 62,000 11 - - - - 62,000 11 94,000 11
6 SUMSEL 183,360 7,640 191,000 13 14,400 600 15,000 9 206,000 13 274,000 14
7 BENGKULU 53,760 2,240 56,000 10 - - - - 56,000 10 71,000 10
8 LAMPUNG 155,520 6,480 162,000 12 13,440 560 14,000 8 176,000 12 203,000 12
9 DKI JAKARTA - - - - - - - - - - - -
10 JABAR 339,840 14,160 354,000 21 57,600 2,400 60,000 15 414,000 21 439,000 21
11 JATENG 310,080 12,920 323,000 29 46,080 1,920 48,000 20 371,000 29 386,000 29
12 DI YOGYAKARTA 46,080 1,920 48,000 4 30,720 1,280 32,000 1 80,000 4 89,000 4
13 JATIM 291,840 12,160 304,000 28 65,856 2,744 68,600 27 372,600 29 463,600 29
14 KALBAR 85,440 3,560 89,000 13 - - - - 89,000 13 158,000 13
15 KALTENG 39,360 1,640 41,000 11 - - - - 41,000 11 74,000 13
16 KALSEL 121,920 5,080 127,000 11 - - - - 127,000 11 177,800 11
17 KALTIM 40,320 1,680 42,000 11 - - - - 42,000 11 56,000 11
18 SULUT 43,200 1,800 45,000 10 4,800 200 5,000 5 50,000 10 70,500 11
19 SULTENG 98,880 4,120 103,000 8 8,640 360 9,000 5 112,000 9 117,000 9
20 SULSEL 272,640 11,360 284,000 22 - - - - 284,000 22 440,000 22
21 SULTRA 72,000 3,000 75,000 10 - - - - 75,000 10 86,000 10
22 BALI 29,760 1,240 31,000 9 - - - - 31,000 9 34,000 9
23 NTB 164,160 6,840 171,000 10 28,800 1,200 30,000 7 201,000 10 215,000 10
24 NTT 82,080 3,420 85,500 16 - - - - 85,500 16 131,000 19
25 MALUKU - - - - - - - - - - 16,800 7
26 PAPUA - - - - - - - - - - 21,600 13
27 MALUT - - - - - - - - - - 13,300 8
28 BANTEN 143,040 5,960 149,000 5 24,768 1,032 25,800 5 174,800 5 181,800 5
29 BABEL 4,800 200 5,000 3 - - - - 5,000 3 7,000 3
30 GORONTALO 24,480 1,020 25,500 6 - - - - 25,500 6 33,900 6
31 KEPRI - - - - - - - - - - - -
32 PAPUA BARAT - - - - - - - - - - 5,700 6
33 SULBAR 49,920 2,080 52,000 5 3,840 160 4,000 4 56,000 5 71,000 5

74
SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN
SL-PTT JAGUNG KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI) JUMLAH
TOTAL PENGEMBANGAN (SAPRODI) PEMANTAPAN (SAPRODI)
KABUPATEN
AREAL
PROVINSI & TOTAL JAGUNG PELAKSANA
NO. PERTUMBUH
KABUPATEN/KOTA SL-PTT PADI
AN
SLPTT JAGUNG HIBRIDA SLPTT JAGUNG KOMPOSIT SLPTT JAGUNG HIBRIDA SLPTT JAGUNG HIBRIDA DAN JAGUNG

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab Kab

NASIONAL 8,640 360 9,000 9 43,872 1,828 45,700 60 54,700 146 163,488 6,812 170,300 148 33,600 1,400 35,000 31 260,000 207 395
-
1 ACEH - - - - - - - - - - 9,600 400 10,000 6 - - - - 10,000 6 21
2 SUMUT - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 3 2,880 120 3,000 3 6,000 6 22
3 SUMBAR - - - - - - - - - - 6,720 280 7,000 7 - - - - 7,000 7 14
4 RIAU 1,920 80 2,000 2 - - - - 2,000 2 - - - - - - - - 2,000 2 11
5 JAMBI - - - - - - - - - - 4,800 200 5,000 4 960 40 1,000 1 6,000 4 11
6 SUMSEL - - - - 2,880 120 3,000 3 3,000 3 7,680 320 8,000 7 - - - - 11,000 8 14
7 BENGKULU - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 3 - - - - 3,000 3 10
8 LAMPUNG - - - - - - - - - - 6,720 280 7,000 5 - - - - 7,000 5 12
9 DKI JAKARTA - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
10 JABAR - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 4,800 200 5,000 4 6,000 5 21
11 JATENG - - - - 2,880 120 3,000 3 3,000 3 22,080 920 23,000 19 5,760 240 6,000 6 32,000 24 29
12 DI YOGYAKARTA - - - - - - - - - - 3,840 160 4,000 4 2,880 120 3,000 3 7,000 4 4
13 JATIM - - - - 3,840 160 4,000 4 4,000 4 20,160 840 21,000 21 - - - - 25,000 21 29
14 KALBAR - - - - - - - - - - 5,760 240 6,000 5 - - - - 6,000 5 13
15 KALTENG - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 2 - - - - 2,000 2 13
16 KALSEL - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 3 960 40 1,000 1 4,000 3 11
17 KALTIM - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 2 - - - - 2,000 2 11
18 SULUT - - - - 4,800 200 5,000 5 5,000 5 10,560 440 11,000 8 4,800 200 5,000 5 21,000 8 11
19 SULTENG - - - - 3,840 160 4,000 3 4,000 82 18,240 760 19,000 9 - - - - 23,000 9 9
20 SULSEL - - - - - - - - - - 16,320 680 17,000 17 3,840 160 4,000 4 21,000 18 22
21 SULTRA 2,880 120 3,000 3 960 40 1,000 1 4,000 3 - - - - 1,920 80 2,000 2 6,000 3 10
22 BALI - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 9
23 NTB - - - - 1,920 80 2,000 2 2,000 2 6,720 280 7,000 7 4,800 200 5,000 2 14,000 7 10
24 NTT - - - - 11,520 480 12,000 12 12,000 12 - - - - - - - - 12,000 12 19
25 MALUKU 1,920 80 2,000 2 2,880 120 3,000 3 5,000 4 960 40 1,000 1 - - - - 6,000 4 8
26 PAPUA - - - - 960 40 1,000 10 1,000 10 - - - - - - - - 1,000 10 15
27 MALUT 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 3,168 132 3,300 7 - - - - 4,300 8 8
28 BANTEN - - - - 2,880 120 3,000 3 3,000 3 2,880 120 3,000 3 - - - - 6,000 5 5
29 BABEL 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 3
30 GORONTALO - - - - 3,840 160 4,000 4 4,000 4 - - - - - - - - 4,000 4 6
31 KEPRI - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
32 PAPUA BARAT - - - - 672 28 700 7 700 7 - - - - - - - - 700 7 9
33 SULBAR - - - - - - - - - - 3,840 160 4,000 4 - - - - 4,000 4 5

75
SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI) SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
PROVINSI & TOTAL AREAL
NO. PENGEMBANGAN
KABUPATEN/KOTA PERTUMBUHAN
(SL+LL)
SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI LAHAN KERING SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK
DEMFARM PADI HIBRIDA
PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab

1 ACEH 1,920 80 2,000 2 6,720 280 7,000 6 9,000 7 11,520 480 12,000 7 11,520 480 12,000 11 24,000 12
1 Kab. Aceh Barat 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 - - - - - - - - - -
2 Kab. Aceh Besar - - - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
3 Kab. Aceh Selatan - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1
4 Kab. Aceh Singkil - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 Kab. Aceh Tengah - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Kab. Aceh Tenggara - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
7 Kab. Aceh Timur - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1
8 Kab. Aceh Utara - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 1,920 80 2,000 1 4,000 1
9 Kab. Bireuen - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1
10 Kab. Aceh Pidie - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1
11 Kab. Simeuleu - - - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
12 Kab. Gayo Lues - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1
13 Kab. Aceh Barat Daya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
14 Kab. Aceh Jaya 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 - - - - - - - - - -
15 Kab. Nagan Raya - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1
16 Kab. Aceh Tamiang - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1
17 Kab. Bener Meriah - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
18 Kab. Pidie Jaya - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
19 Kota Banda Aceh - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
20 Kota Sabang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
21 Kota Langsa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
22 Kota Lhokseumawe - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
23 Kota Sibulussalam - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
24 Kota Meulaboh - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

76
SL-PTT JAGUNG KAWASAN
SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL PENGEMBANGAN (SAPRODI)
PROVINSI & TOTAL TOTAL UBINAN UBINAN
NO. PEMANTAPAN
KABUPATEN/KOTA PADI JAGUNG PADI JAGUNG
(SL+LL)
SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI LAHAN KERING SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

1 ACEH 192,000 8,000 200,000 21 1,920 80 2,000 1 202,000 21 235,000 21 9,600 400 10,000 6 10,000 6 766 90
1 Kab. Aceh Barat 6,720 280 7,000 1 - - - - 7,000 1 9,000 1 - - - - - - 50 -
2 Kab. Aceh Besar 15,360 640 16,000 1 - - - - 16,000 1 17,000 1 - - - - - - 50 -
3 Kab. Aceh Selatan 12,480 520 13,000 1 - - - - 13,000 1 16,000 1 2,880 120 3,000 1 3,000 1 50 20
4 Kab. Aceh Singkil 2,880 120 3,000 1 - - - - 3,000 1 3,000 1 - - - - - - 20 -
5 Kab. Aceh Tengah 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 2,000 1 - - - - - - 13 -
6 Kab. Aceh Tenggara 11,520 480 12,000 1 - - - - 12,000 1 14,000 1 1,920 80 2,000 1 2,000 1 50 20
7 Kab. Aceh Timur 20,160 840 21,000 1 1,920 80 2,000 1 23,000 1 27,000 1 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
8 Kab. Aceh Utara 24,000 1,000 25,000 1 - - - - 25,000 1 29,000 1 - - - - - - 50 -
9 Kab. Bireuen 16,320 680 17,000 1 - - - - 17,000 1 20,000 1 - - - - - - 50 -
10 Kab. Aceh Pidie 24,000 1,000 25,000 1 - - - - 25,000 1 29,000 1 - - - - - - 50 -
11 Kab. Simeuleu 2,880 120 3,000 1 - - - - 3,000 1 4,000 1 - - - - - - 27 -
12 Kab. Gayo Lues 4,800 200 5,000 1 - - - - 5,000 1 5,000 1 1,920 80 2,000 1 2,000 1 33 20
13 Kab. Aceh Barat Daya 11,520 480 12,000 1 - - - - 12,000 1 12,000 1 - - - - - - 50 -
14 Kab. Aceh Jaya 3,840 160 4,000 1 - - - - 4,000 1 5,000 1 - - - - - - 33 -
15 Kab. Nagan Raya 12,480 520 13,000 1 - - - - 13,000 1 16,000 1 - - - - - - 50 -
16 Kab. Aceh Tamiang 9,600 400 10,000 1 - - - - 10,000 1 13,000 1 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
17 Kab. Bener Meriah 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 2,000 1 960 40 1,000 1 1,000 1 13 10
18 Kab. Pidie Jaya 5,760 240 6,000 1 - - - - 6,000 1 8,000 1 - - - - - - 50 -
19 Kota Banda Aceh - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
20 Kota Sabang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
21 Kota Langsa 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 1,000 1 - - - - - - 7 -
22 Kota Lhokseumawe 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 1,000 1 - - - - - - 7 -
23 Kota Sibulussalam 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 2,000 1 - - - - - - 13 -
24 Kota Meulaboh - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

77
SL-PTT PADI KAWASAN
TOTAL SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)
PERTUMBUHAN (SAPRODI) TOTAL AREAL
AREAL
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PENGEMBANG
PERTUMBUH
AN (SL+LL)
AN
SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN IP SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI DEMFARM PADI HIBRIDA

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab

2 SUMUT 1,920 80 2,000 2 2,000 2 8,640 360 9,000 9 8,640 360 9,000 9 18,000 12
1 Kab. Asahan - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1
2 Kab. Dairi - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Kab. Deli Serdang - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
4 Kab. Tanah Karo - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1
5 Kab. Labuhan Batu - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1
6 Kab. Langkat - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1
7 Kab. Mandailing Natal - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab. Simalungun - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1
9 Kab. Tapanuli Selatan - - - - - - - - - - - - - - - -
10 Kab. Tapanuli Tengah 960 40 1,000 1 1,000 1 - - - - - - - - - -
11 Kab. Tapanuli Utara - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
12 Kab. Toba Samosir - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1
13 Kab. Pakpak Barat - - - - - - - - - - - - - - - -
14 Kab. Humbang Hasundutan - - - - - - - - - - - - - - - -
15 Kab. Serdang Bedagai - - - - - - - - - - - - - - - -
16 Kab. Padang lawas - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1
17 Kota Padang Sidempuan - - - - - - - - - - - - - - - -
18 Kab. Nias Selatan 960 40 1,000 1 1,000 1 - - - - - - - - - -
19 Kab. Samosir - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1
20 Kab Padang Lawas Utara - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
21 Kab. Labuhan Batu Utara - - - - - - - - - - - - - - - -
22 Kab. Batu Bara - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1

78
SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PEMANTAPAN TOTAL PADI
(SL+LL)
SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI LAHAN KERING

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Ha) Kab

2 SUMUT 192,960 8,040 201,000 21 6,720 280 7,000 6 208,000 22 228,000 22


1 Kab. Asahan 9,600 400 10,000 1 - - - - 10,000 1 12,000 1
2 Kab. Dairi 7,680 320 8,000 1 - - - - 8,000 1 8,000 1
3 Kab. Deli Serdang 9,600 400 10,000 1 960 40 1,000 1 11,000 1 12,000 1
4 Kab. Tanah Karo 7,680 320 8,000 1 - - - - 8,000 1 10,000 1
5 Kab. Labuhan Batu 9,600 400 10,000 1 - - - - 10,000 1 11,000 1
6 Kab. Langkat 9,600 400 10,000 1 - - - - 10,000 1 12,000 1
7 Kab. Mandailing Natal 9,600 400 10,000 1 - - - - 10,000 1 10,000 1
8 Kab. Simalungun 9,600 400 10,000 1 - - - - 10,000 1 12,000 1
9 Kab. Tapanuli Selatan 9,600 400 10,000 1 1,920 80 2,000 1 12,000 1 12,000 1
10 Kab. Tapanuli Tengah 9,600 400 10,000 1 960 40 1,000 1 11,000 1 12,000 1
11 Kab. Tapanuli Utara 9,600 400 10,000 1 - - - - 10,000 1 11,000 1
12 Kab. Toba Samosir 15,360 640 16,000 1 - - - - 16,000 1 17,000 1
13 Kab. Pakpak Barat 2,880 120 3,000 1 960 40 1,000 1 4,000 1 4,000 1
14 Kab. Humbang Hasundutan - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 1,000 1
15 Kab. Serdang Bedagai 9,600 400 10,000 1 - - - - 10,000 1 10,000 1
16 Kab. Padang lawas 7,680 320 8,000 1 - - - - 8,000 1 10,000 1
17 Kota Padang Sidempuan 4,800 200 5,000 1 - - - - 5,000 1 5,000 1
18 Kab. Nias Selatan 16,320 680 17,000 1 - - - - 17,000 1 18,000 1
19 Kab. Samosir 5,760 240 6,000 1 - - - - 6,000 1 7,000 1
20 Kab Padang Lawas Utara 9,600 400 10,000 1 - - - - 10,000 1 11,000 1
21 Kab. Labuhan Batu Utara 9,600 400 10,000 1 960 40 1,000 1 11,000 1 11,000 1
22 Kab. Batu Bara 9,600 400 10,000 1 - - - - 10,000 1 12,000 1

79
SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PENGEMBANGAN (SAPRODI) PEMANTAPAN (SAPRODI) TOTAL AREAL
UBINAN UBINAN
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PEMANTAPAN TOTAL JAGUNG
PADI JAGUNG
JAGUNG
SLPTT JAGUNG HIBRIDA SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

2 SUMUT 2,880 120 3,000 3 2,880 120 3,000 3 3,000 3 6,000 6 1,014 60
1 Kab. Asahan - - - - - - - - - - - - 50 -
2 Kab. Dairi - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 1,000 1 50 10
3 Kab. Deli Serdang - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 1,000 1 50 10
4 Kab. Tanah Karo - - - - - - - - - - - - 50 -
5 Kab. Labuhan Batu - - - - - - - - - - - - 50 -
6 Kab. Langkat - - - - - - - - - - - - 50 -
7 Kab. Mandailing Natal - - - - - - - - - - - - 50 -
8 Kab. Simalungun - - - - - - - - - - - - 50 -
9 Kab. Tapanuli Selatan - - - - - - - - - - - - 50 -
10 Kab. Tapanuli Tengah - - - - - - - - - - - - 50 -
11 Kab. Tapanuli Utara 960 40 1,000 1 - - - - - - 1,000 1 50 10
12 Kab. Toba Samosir 960 40 1,000 1 - - - - - - 1,000 1 50 10
13 Kab. Pakpak Barat 960 40 1,000 1 - - - - - - 1,000 1 27 10
14 Kab. Humbang Hasundutan - - - - - - - - - - - - 7 -
15 Kab. Serdang Bedagai - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 1,000 1 50 10
16 Kab. Padang lawas - - - - - - - - - - - - 50 -
17 Kota Padang Sidempuan - - - - - - - - - - - - 33 -
18 Kab. Nias Selatan - - - - - - - - - - - - 50 -
19 Kab. Samosir - - - - - - - - - - - - 47 -
20 Kab Padang Lawas Utara - - - - - - - - - - - - 50 -
21 Kab. Labuhan Batu Utara - - - - - - - - - - - - 50 -
22 Kab. Batu Bara - - - - - - - - - - - - 50 -

80
SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN
SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)
TOTAL (SAPRODI)
AREAL
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
PERTUMBUH
SLPTT PADI PASANG SURUT AN
SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN IP SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI
PENINGKATAN IP

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab

3 SUMBAR 1,920 80 2,000 2 - - - - 2,000 2 2,880 120 3,000 3


1 Kab. Lima Puluh Kota - - - - - - - - - - - - - -
2 Kab. Agam - - - - - - - - - - - - - -
3 Kab. Padang Pariaman - - - - - - - - - - - - - -
4 Kab. Pasaman - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
5 Kab. Pesisir Selatan - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
6 Kab. Sijunjung 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 - - - -
7 Kab. Solok - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab. Tanah Datar - - - - - - - - - - - - - -
9 Kab. Dharmas Raya - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
10 Kab. Solok Selatan - - - - - - - - - - - - - -
11 Kab. Pasaman Barat 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 - - - -
12 Kota Padang - - - - - - - - - - - - - -
13 Kota Payakumbuh - - - - - - - - - - - - - -
14 Kota Pariaman - - - - - - - - - - - - - -
4 RIAU 3,840 160 4,000 4 4,800 200 5,000 3 9,000 6 3,840 160 4,000 4
1 Kab. Bengkalis 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 - - - -
2 Kab. Indragiri Hilir - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 960 40 1,000 1
3 Kab. Indragiri Hulu - - - - - - - - - - - - - -
4 Kab. Kampar - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
5 Kab. Kuantan Singingi 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 960 40 1,000 1
6 Kab. Pelalawan 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 - - - -
7 Kab. Rokan Hilir - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 - - - -
8 Kab. Rokan Hulu 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 - - - -
9 Kab. Siak - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
10 Kota Dumai - - - - - - - - - - - - - -
11 Kab Meranti - - - - - - - - - - - - - -

81
SL-PTT PADI KAWASAN SL-PTT PADI KAWASAN
PENGEMBANGAN (SAPRODI) PEMANTAPAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL TOTAL AREAL
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PENGEMBANG PEMANTAPAN TOTAL PADI
AN (SL+LL) (SL+LL)
SLPTT PADI LAHAN KERING
SLPTT PADI SAWAH
SPESIFIK LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Ha) Kab

3 SUMBAR 9,600 400 10,000 5 13,000 6 118,080 4,920 123,000 14 123,000 14 138,000 14
1 Kab. Lima Puluh Kota - - - - - - 12,480 520 13,000 1 13,000 1 13,000 1
2 Kab. Agam - - - - - - 14,400 600 15,000 1 15,000 1 15,000 1
3 Kab. Padang Pariaman - - - - - - 11,520 480 12,000 1 12,000 1 12,000 1
4 Kab. Pasaman 1,920 80 2,000 1 3,000 1 12,480 520 13,000 1 13,000 1 16,000 1
5 Kab. Pesisir Selatan - - - - 1,000 1 14,400 600 15,000 1 15,000 1 16,000 1
6 Kab. Sijunjung 960 40 1,000 1 1,000 1 5,760 240 6,000 1 6,000 1 8,000 1
7 Kab. Solok - - - - - - 13,440 560 14,000 1 14,000 1 14,000 1
8 Kab. Tanah Datar - - - - - - 13,440 560 14,000 1 14,000 1 14,000 1
9 Kab. Dharmas Raya 960 40 1,000 1 2,000 1 4,800 200 5,000 1 5,000 1 7,000 1
10 Kab. Solok Selatan 1,920 80 2,000 1 2,000 1 3,840 160 4,000 1 4,000 1 6,000 1
11 Kab. Pasaman Barat 3,840 160 4,000 1 4,000 1 6,720 280 7,000 1 7,000 1 12,000 1
12 Kota Padang - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 2,000 1
13 Kota Payakumbuh - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 1,000 1
14 Kota Pariaman - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 2,000 1
4 RIAU 12,480 520 13,000 4 17,000 8 65,280 2,720 68,000 11 68,000 11 94,000 11
1 Kab. Bengkalis - - - - - - 4,800 200 5,000 1 5,000 1 6,000 1
2 Kab. Indragiri Hilir - - - - 1,000 1 16,320 680 17,000 1 17,000 1 20,000 1
3 Kab. Indragiri Hulu 960 40 1,000 1 1,000 1 1,920 80 2,000 1 2,000 1 3,000 1
4 Kab. Kampar 4,800 200 5,000 1 6,000 1 5,760 240 6,000 1 6,000 1 12,000 1
5 Kab. Kuantan Singingi - - - - 1,000 1 5,760 240 6,000 1 6,000 1 8,000 1
6 Kab. Pelalawan - - - - - - 5,760 240 6,000 1 6,000 1 8,000 1
7 Kab. Rokan Hilir - - - - - 1 16,320 680 17,000 1 17,000 1 19,000 1
8 Kab. Rokan Hulu 5,760 240 6,000 1 6,000 1 2,880 120 3,000 1 3,000 1 10,000 1
9 Kab. Siak - - - - 1,000 1 2,880 120 3,000 1 3,000 1 4,000 1
10 Kota Dumai - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 1,000 1
11 Kab Meranti 960 40 1,000 1 1,000 1 1,920 80 2,000 1 2,000 1 3,000 1

82
SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PERTUMBUHAN (SAPRODI) PENGEMBANGAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL UBINAN UBINAN
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA TOTAL JAGUNG
PERTUMBUHAN PADI JAGUNG
SLPTT JAGUNG HIBRIDA SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

3 SUMBAR - - - - - - 6,720 280 7,000 7 7,000 7 570 70


1 Kab. Lima Puluh Kota - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
2 Kab. Agam - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
3 Kab. Padang Pariaman - - - - - - - - - - - - 50 -
4 Kab. Pasaman - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
5 Kab. Pesisir Selatan - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
6 Kab. Sijunjung - - - - - - - - - - - - 50 -
7 Kab. Solok - - - - - - - - - - - - 50 -
8 Kab. Tanah Datar - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
9 Kab. Dharmas Raya - - - - - - - - - - - - 47 -
10 Kab. Solok Selatan - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 40 10
11 Kab. Pasaman Barat - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
12 Kota Padang - - - - - - - - - - - - 13 -
13 Kota Payakumbuh - - - - - - - - - - - - 7 -
14 Kota Pariaman - - - - - - - - - - - - 13 -
4 RIAU 1,920 80 2,000 2 2,000 2 - - - - 2,000 2 414 20
1 Kab. Bengkalis - - - - - - - - - - - - 40 -
2 Kab. Indragiri Hilir - - - - - - - - - - - - 50 -
3 Kab. Indragiri Hulu - - - - - - - - - - - - 20 -
4 Kab. Kampar 960 40 1,000 1 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
5 Kab. Kuantan Singingi - - - - - - - - - - - - 50 -
6 Kab. Pelalawan 960 40 1,000 1 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
7 Kab. Rokan Hilir - - - - - - - - - - - - 50 -
8 Kab. Rokan Hulu - - - - - - - - - - - - 50 -
9 Kab. Siak - - - - - - - - - - - - 27 -
10 Kota Dumai - - - - - - - - - - - - 7 -
11 Kab Meranti - - - - - - - - - - - - 20 -

83
SL-PTT PADI KAWASAN
SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)
TOTAL PENGEMBANGAN (SAPRODI)
AREAL
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
PERTUMBUH
SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI PASANG SURUT AN SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK
SLPTT PADI LEBAK PENINGKATAN IP
PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab

5 JAMBI 1,920 80 2,000 2 8,640 360 9,000 2 2,880 120 3,000 2 14,000 6 5,760 240 6,000 6
1 Kab. Batanghari - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 - - - -
2 Kab. Bungo 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 - - - -
3 Kab. Kerinci - - - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
4 Kab. Merangin 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 960 40 1,000 1
5 Kab. Muaro Jambi - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 960 40 1,000 1
6 Kab. Sarolangun - - - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
7 Kab. Tanjung Jabung Barat - - - - 4,800 200 5,000 1 - - - - 5,000 1 960 40 1,000 1
8 Kab. Tj. Jabung Timur - - - - 3,840 160 4,000 1 - - - - 4,000 1 960 40 1,000 1
9 Kab. Tebo - - - - - - - - - - - - - - - - - -
10 Kota Jambi - - - - - - - - - - - - - - - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - - - - - - - - - - - - - - - -
6 SUMSEL - - - - 16,320 680 17,000 3 7,680 320 8,000 3 25,000 6 37,440 1,560 39,000 14
1 Kab. Lahat - - - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
2 Kab. Musi Banyuasin - - - - 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 1,920 80 2,000 1
3 Kab. Musi Rawas - - - - - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1
4 Kab. Muara Enim - - - - - - - - 4,800 200 5,000 1 5,000 1 1,920 80 2,000 1
5 Kab. Ogan Komering Ilir - - - - 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 9,600 400 10,000 1
6 Kab. Ogan Komering Ulu - - - - - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1
7 Kab. Banyuasin - - - - 12,480 520 13,000 1 - - - - 13,000 1 2,880 120 3,000 1
8 Kab. OKU Timur - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 960 40 1,000 1
9 Kab. OKU Selatan - - - - - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1
10 Kab. Ogan Ilir - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 8,640 360 9,000 1
11 Kab. Empat lawang - - - - - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1
12 Kota Palembang - - - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
13 Kota Pagar Alam - - - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
14 Kota Lubuk Linggau - - - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1

84
SL-PTT PADI KAWASAN
SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)
PEMANTAPAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PENGEMBANGAN
(SL+LL)
SLPTT PADI LAHAN KERING SPESIFIK
DEMFARM PADI HIBRIDA SLPTT PADI SAWAH
LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab

5 JAMBI - - - - 11,520 480 12,000 5 18,000 8 59,520 2,480 62,000 11


1 Kab. Batanghari - - - - - - - - - - 3,840 160 4,000 1
2 Kab. Bungo - - - - 2,880 120 3,000 1 3,000 1 3,840 160 4,000 1
3 Kab. Kerinci - - - - 1,920 80 2,000 1 3,000 1 9,600 400 10,000 1
4 Kab. Merangin - - - - 2,880 120 3,000 1 4,000 1 7,680 320 8,000 1
5 Kab. Muaro Jambi - - - - - - - - 1,000 1 2,880 120 3,000 1
6 Kab. Sarolangun - - - - 1,920 80 2,000 1 3,000 1 4,800 200 5,000 1
7 Kab. Tanjung Jabung Barat - - - - - - - - 1,000 1 7,680 320 8,000 1
8 Kab. Tj. Jabung Timur - - - - - - - - 1,000 1 12,480 520 13,000 1
9 Kab. Tebo - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 2,880 120 3,000 1
10 Kota Jambi - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
11 Kota Sungai Penuh - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1
6 SUMSEL 3,840 160 4,000 4 - - - - 43,000 14 183,360 7,640 191,000 13
1 Kab. Lahat - - - - - - - - 1,000 1 12,480 520 13,000 1
2 Kab. Musi Banyuasin - - - - - - - - 2,000 1 20,160 840 21,000 1
3 Kab. Musi Rawas 960 40 1,000 1 - - - - 3,000 1 7,680 320 8,000 1
4 Kab. Muara Enim - - - - - - - - 2,000 1 12,480 520 13,000 1
5 Kab. Ogan Komering Ilir - - - - - - - - 10,000 1 24,000 1,000 25,000 1
6 Kab. Ogan Komering Ulu 960 40 1,000 1 - - - - 3,000 1 1,920 80 2,000 1
7 Kab. Banyuasin 960 40 1,000 1 - - - - 4,000 1 52,800 2,200 55,000 1
8 Kab. OKU Timur 960 40 1,000 1 - - - - 2,000 1 26,880 1,120 28,000 1
9 Kab. OKU Selatan - - - - - - - - 2,000 1 7,680 320 8,000 1
10 Kab. Ogan Ilir - - - - - - - - 9,000 1 7,680 320 8,000 1
11 Kab. Empat lawang - - - - - - - - 2,000 1 5,760 240 6,000 1
12 Kota Palembang - - - - - - - - 1,000 1 1,920 80 2,000 1
13 Kota Pagar Alam - - - - - - - - 1,000 1 1,920 80 2,000 1
14 Kota Lubuk Linggau - - - - - - - - 1,000 1 - - - -

85
SL-PTT PADI KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PEMANTAPAN (SAPRODI) PERTUMBUHAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PEMANTAPAN TOTAL PADI
(SL+LL)
SLPTT PADI LAHAN KERING SLPTT JAGUNG KOMPOSIT

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab

5 JAMBI - - - - 62,000 11 94,000 11 - - - -


1 Kab. Batanghari - - - - 4,000 1 5,000 1 - - - -
2 Kab. Bungo - - - - 4,000 1 8,000 1 - - - -
3 Kab. Kerinci - - - - 10,000 1 13,000 1 - - - -
4 Kab. Merangin - - - - 8,000 1 13,000 1 - - - -
5 Kab. Muaro Jambi - - - - 3,000 1 6,000 1 - - - -
6 Kab. Sarolangun - - - - 5,000 1 8,000 1 - - - -
7 Kab. Tanjung Jabung Barat - - - - 8,000 1 14,000 1 - - - -
8 Kab. Tj. Jabung Timur - - - - 13,000 1 18,000 1 - - - -
9 Kab. Tebo - - - - 3,000 1 5,000 1 - - - -
10 Kota Jambi - - - - 1,000 1 1,000 1 - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - - 3,000 1 3,000 1 - - - -
6 SUMSEL 14,400 600 15,000 9 206,000 13 274,000 14 2,880 120 3,000 3
1 Kab. Lahat 960 40 1,000 1 14,000 1 15,000 1 - - - -
2 Kab. Musi Banyuasin 960 40 1,000 1 22,000 1 26,000 1 960 40 1,000 1
3 Kab. Musi Rawas 1,920 80 2,000 1 10,000 1 13,000 1 960 40 1,000 1
4 Kab. Muara Enim 1,920 80 2,000 1 15,000 1 22,000 1 - - - -
5 Kab. Ogan Komering Ilir 1,920 80 2,000 1 27,000 1 39,000 1 - - - -
6 Kab. Ogan Komering Ulu 3,840 160 4,000 1 6,000 1 9,000 1 - - - -
7 Kab. Banyuasin 960 40 1,000 1 56,000 1 73,000 1 960 40 1,000 1
8 Kab. OKU Timur - - - - 28,000 1 32,000 1 - - - -
9 Kab. OKU Selatan 960 40 1,000 1 9,000 1 11,000 1 - - - -
10 Kab. Ogan Ilir - - - - 8,000 1 18,000 1 - - - -
11 Kab. Empat lawang 960 40 1,000 1 7,000 1 9,000 1 - - - -
12 Kota Palembang - - - - 2,000 1 3,000 1 - - - -
13 Kota Pagar Alam - - - - 2,000 1 3,000 1 - - - -
14 Kota Lubuk Linggau - - - - - - 1,000 1 - - - -

86
SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PENGEMBANGAN (SAPRODI) PEMANTAPAN (SAPRODI)
UBINAN UBINAN
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA TOTAL JAGUNG
PADI JAGUNG
SLPTT JAGUNG HIBRIDA SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

5 JAMBI 4,800 200 5,000 4 960 40 1,000 1 6,000 4 433 50


1 Kab. Batanghari - - - - - - - - - - 33 -
2 Kab. Bungo 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
3 Kab. Kerinci 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
4 Kab. Merangin - - - - - - - - - - 50 -
5 Kab. Muaro Jambi 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 40 20
6 Kab. Sarolangun - - - - - - - - - - 50 -
7 Kab. Tanjung Jabung Barat - - - - - - - - - - 50 -
8 Kab. Tj. Jabung Timur 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
9 Kab. Tebo - - - - - - - - - - 33 -
10 Kota Jambi - - - - - - - - - - 7 -
11 Kota Sungai Penuh - - - - - - - - - - 20 -
6 SUMSEL 7,680 320 8,000 7 - - - - 11,000 8 597 110
1 Kab. Lahat - - - - - - - - - - 50 -
2 Kab. Musi Banyuasin 960 40 1,000 1 - - - - 2,000 1 50 20
3 Kab. Musi Rawas 960 40 1,000 1 - - - - 2,000 1 50 20
4 Kab. Muara Enim 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
5 Kab. Ogan Komering Ilir 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
6 Kab. Ogan Komering Ulu 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
7 Kab. Banyuasin - - - - - - - - 1,000 1 50 10
8 Kab. OKU Timur 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 50 20
9 Kab. OKU Selatan 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
10 Kab. Ogan Ilir - - - - - - - - - - 50 -
11 Kab. Empat lawang - - - - - - - - - - 50 -
12 Kota Palembang - - - - - - - - - - 20 -
13 Kota Pagar Alam - - - - - - - - - - 20 -
14 Kota Lubuk Linggau - - - - - - - - - - 7 -

87
SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)

PROVINSI & TOTAL AREAL


NO.
KABUPATEN/KOTA PERTUMBUHAN
SLPTT PADI PASANG SURUT SLPTT PADI LEBAK SLPTT PADI LAHAN KERING
PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab

7 BENGKULU - - - - - - - - 8,640 360 9,000 7 9,000 7


1 Kab. Bengkulu Selatan - - - - - - - - - - - - - -
2 Kab. Bengkulu Utara - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1
3 Kab. Rejang Lebong - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
4 Kab. Kaur - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
5 Kab. Seluma - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
6 Kab. Muko-muko - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
7 Kab. Lebong - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
8 Kab. Kepahiang - - - - - - - - - - - - - -
9 Kab Bengkulu Tengah - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1
10 Kota Bengkulu - - - - - - - - - - - - - -
8 LAMPUNG 3,840 160 4,000 1 3,840 160 4,000 2 - - - - 8,000 3
1 Kab. Lampung Barat - - - - - - - - - - - - - -
2 Kab. Lampung Selatan - - - - - - - - - - - - - -
3 Kab. Lampung Tengah - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1
4 Kab. Lampung Utara - - - - - - - - - - - - - -
5 Kab. Lampung Timur - - - - 2,880 120 3,000 1 - - - - 3,000 1
6 Kab. Tanggamus - - - - - - - - - - - - - -
7 Kab. Tulang Bawang - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab. Way Kanan - - - - - - - - - - - - - -
9 Kab. Pesawaran - - - - - - - - - - - - - -
10 Kab. Mesuji 3,840 160 4,000 1 - - - - - - - - 4,000 1
11 Kab. Pringsewu - - - - - - - - - - - - - -
12 Kab. Tulangbawang Barat - - - - - - - - - - - - - -

88
SL-PTT PADI KAWASAN
SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)
PEMANTAPAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
PROVINSI &
NO. PENGEMBAN
KABUPATEN/KOTA
GAN (SL+LL)
SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK
DEMFARM PADI HIBRIDA SLPTT PADI SAWAH
LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab

7 BENGKULU 5,760 240 6,000 6 - - - - 6,000 6 53,760 2,240 56,000 10


1 Kab. Bengkulu Selatan 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 5,760 240 6,000 1
2 Kab. Bengkulu Utara 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 7,680 320 8,000 1
3 Kab. Rejang Lebong 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 6,720 280 7,000 1
4 Kab. Kaur - - - - - - - - - - 4,800 200 5,000 1
5 Kab. Seluma 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 8,640 360 9,000 1
6 Kab. Muko-muko 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 5,760 240 6,000 1
7 Kab. Lebong 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 6,720 280 7,000 1
8 Kab. Kepahiang - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1
9 Kab Bengkulu Tengah - - - - - - - - - - 3,840 160 4,000 1
10 Kota Bengkulu - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1
8 LAMPUNG 9,600 400 10,000 8 8,640 360 9,000 8 19,000 9 155,520 6,480 162,000 12
1 Kab. Lampung Barat 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 11,520 480 12,000 1
2 Kab. Lampung Selatan 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 18,240 760 19,000 1
3 Kab. Lampung Tengah 1,920 80 2,000 1 1,920 80 2,000 1 4,000 1 22,080 920 23,000 1
4 Kab. Lampung Utara 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 12,480 520 13,000 1
5 Kab. Lampung Timur 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 19,200 800 20,000 1
6 Kab. Tanggamus - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 11,520 480 12,000 1
7 Kab. Tulang Bawang - - - - - - - - - - 11,520 480 12,000 1
8 Kab. Way Kanan 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 9,600 400 10,000 1
9 Kab. Pesawaran 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 9,600 400 10,000 1
10 Kab. Mesuji 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 15,360 640 16,000 1
11 Kab. Pringsewu - - - - - - - - - - 8,640 360 9,000 1
12 Kab. Tulangbawang Barat - - - - - - - - - - 5,760 240 6,000 1

89
SL-PTT PADI KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PEMANTAPAN (SAPRODI) PENGEMBANGAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
PROVINSI & TOTAL UBINAN UBINAN
NO. PEMANTAPAN TOTAL PADI
KABUPATEN/KOTA JAGUNG PADI JAGUNG
(SL+LL)
SLPTT PADI LAHAN KERING SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

7 BENGKULU - - - - 56,000 10 71,000 10 2,880 120 3,000 3 3,000 3 403 30


1 Kab. Bengkulu Selatan - - - - 6,000 1 7,000 1 960 40 1,000 1 1,000 1 47 10
2 Kab. Bengkulu Utara - - - - 8,000 1 11,000 1 - - - - - - 50 -
3 Kab. Rejang Lebong - - - - 7,000 1 9,000 1 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
4 Kab. Kaur - - - - 5,000 1 6,000 1 - - - - - - 40 -
5 Kab. Seluma - - - - 9,000 1 11,000 1 - - - - - - 50 -
6 Kab. Muko-muko - - - - 6,000 1 8,000 1 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
7 Kab. Lebong - - - - 7,000 1 9,000 1 - - - - - - 50 -
8 Kab. Kepahiang - - - - 2,000 1 2,000 1 - - - - - - 13 -
9 Kab Bengkulu Tengah - - - - 4,000 1 6,000 1 - - - - - - 40 -
10 Kota Bengkulu - - - - 2,000 1 2,000 1 - - - - - - 13 -
8 LAMPUNG 13,440 560 14,000 8 176,000 12 203,000 12 6,720 280 7,000 5 7,000 5 590 70
1 Kab. Lampung Barat 960 40 1,000 1 13,000 1 14,000 1 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
2 Kab. Lampung Selatan 1,920 80 2,000 1 21,000 1 23,000 1 - - - - - - 50 -
3 Kab. Lampung Tengah 2,880 120 3,000 1 26,000 1 31,000 1 - - - - - - 50 -
4 Kab. Lampung Utara 960 40 1,000 1 14,000 1 17,000 1 - - - - - - 50 -
5 Kab. Lampung Timur 960 40 1,000 1 21,000 1 26,000 1 - - - - - - 50 -
6 Kab. Tanggamus 960 40 1,000 1 13,000 1 14,000 1 1,920 80 2,000 1 2,000 1 50 20
7 Kab. Tulang Bawang - - - - 12,000 1 12,000 1 - - - - - - 50 -
8 Kab. Way Kanan 2,880 120 3,000 1 13,000 1 15,000 1 - - - - - - 50 -
9 Kab. Pesawaran 1,920 80 2,000 1 12,000 1 14,000 1 1,920 80 2,000 1 2,000 1 50 20
10 Kab. Mesuji - - - - 16,000 1 22,000 1 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
11 Kab. Pringsewu - - - - 9,000 1 9,000 1 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
12 Kab. Tulangbawang Barat - - - - 6,000 1 6,000 1 - - - - - - 40 -

90
SL-PTT PADI KAWASAN SL-PTT PADI KAWASAN
SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)
PERTUMBUHAN (SAPRODI) PEMANTAPAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
PROVINSI &
NO. PENGEMBAN
KABUPATEN/KOTA
GAN (SL+LL)
SLPTT PADI LAHAN KERING SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK
DEMFARM PADI HIBRIDA SLPTT PADI SAWAH
PENINGKATAN IP LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab

10 JABAR - - - - 11,520 480 12,000 9 12,480 520 13,000 13 25,000 13 339,840 14,160 354,000 21
1 Kab. Bandung - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 20,160 840 21,000 1
2 Kab. Bekasi - - - - - - - - - - - - - - 19,200 800 20,000 1
3 Kab. Bogor - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 17,280 720 18,000 1
4 Kab. Ciamis - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 19,200 800 20,000 1
5 Kab. Cianjur - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 19,200 800 20,000 1
6 Kab. Cirebon - - - - - - - - - - - - - - 19,200 800 20,000 1
7 Kab. Garut - - - - - - - - - - - - - - 16,320 680 17,000 1
8 Kab. Indramayu - - - - 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 33,600 1,400 35,000 1
9 Kab. Karawang - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 28,800 1,200 30,000 1
10 Kab. Kuningan - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 16,320 680 17,000 1
11 Kab. Majalengka - - - - 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 19,200 800 20,000 1
12 Kab. Purwakarta - - - - - - - - - - - - - - 9,600 400 10,000 1
13 Kab. Subang - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 25,920 1,080 27,000 1
14 Kab. Sukabumi - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 20,160 840 21,000 1
15 Kab. Sumedang - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 17,280 720 18,000 1
16 Kab. Tasikmalaya - - - - 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 19,200 800 20,000 1
17 Kota Banjar - - - - - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1
18 Kab. Bandung Barat - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 9,600 400 10,000 1
20 Kota Tasikmalaya - - - - - - - - - - - - - - 5,760 240 6,000 1
21 Kota Bandung - - - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
26 Kota Sukabumi - - - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
12 DI YOGYAKARTA 960 40 1,000 1 3,840 160 4,000 4 3,840 160 4,000 3 8,000 4 46,080 1,920 48,000 4
1 Kab. Bantul - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 12,480 520 13,000 1
2 Kab. Gunung Kidul 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 1,920 80 2,000 1 3,000 1 4,800 200 5,000 1
3 Kab. Kulon Progo - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 8,640 360 9,000 1
4 Kab. Sleman - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 20,160 840 21,000 1

91
SL-PTT PADI KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PEMANTAPAN (SAPRODI) PENGEMBANGAN (SAPRODI) PEMANTAPAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
PROVINSI & TOTAL UBINAN UBINAN
NO. PEMANTAPAN TOTAL PADI
KABUPATEN/KOTA JAGUNG PADI JAGUNG
(SL+LL)
SLPTT PADI LAHAN KERING SLPTT JAGUNG HIBRIDA SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

10 JABAR 57,600 2,400 60,000 15 414,000 21 439,000 21 960 40 1,000 1 4,800 200 5,000 4 6,000 5 924 60
1 Kab. Bandung 3,840 160 4,000 1 25,000 1 27,000 1 - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
2 Kab. Bekasi - - - - 20,000 1 20,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
3 Kab. Bogor 960 40 1,000 1 19,000 1 20,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
4 Kab. Ciamis 3,840 160 4,000 1 24,000 1 26,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
5 Kab. Cianjur 7,680 320 8,000 1 28,000 1 30,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
6 Kab. Cirebon - - - - 20,000 1 20,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
7 Kab. Garut 9,600 400 10,000 1 27,000 1 27,000 1 - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 50 20
8 Kab. Indramayu 6,720 280 7,000 1 42,000 1 45,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
9 Kab. Karawang 1,920 80 2,000 1 32,000 1 33,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
10 Kab. Kuningan 960 40 1,000 1 18,000 1 19,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
11 Kab. Majalengka 1,920 80 2,000 1 22,000 1 25,000 1 - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
12 Kab. Purwakarta 960 40 1,000 1 11,000 1 11,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
13 Kab. Subang 960 40 1,000 1 28,000 1 30,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
14 Kab. Sukabumi 8,640 360 9,000 1 30,000 1 32,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
15 Kab. Sumedang 3,840 160 4,000 1 22,000 1 24,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
16 Kab. Tasikmalaya 2,880 120 3,000 1 23,000 1 26,000 1 - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
17 Kota Banjar - - - - 2,000 1 2,000 1 - - - - - - - - - - 13 -
18 Kab. Bandung Barat 2,880 120 3,000 1 13,000 1 14,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
20 Kota Tasikmalaya - - - - 6,000 1 6,000 1 - - - - - - - - - - 47 -
21 Kota Bandung - - - - 1,000 1 1,000 1 - - - - - - - - - - 7 -
26 Kota Sukabumi - - - - 1,000 1 1,000 1 - - - - - - - - - - 7 -
12 DI YOGYAKARTA 30,720 1,280 32,000 1 80,000 4 89,000 4 3,840 160 4,000 4 2,880 120 3,000 3 7,000 4 200 70
1 Kab. Bantul - - - - 13,000 1 15,000 1 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 50 20
2 Kab. Gunung Kidul 30,720 1,280 32,000 1 37,000 1 41,000 1 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 50 20
3 Kab. Kulon Progo - - - - 9,000 1 10,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
4 Kab. Sleman - - - - 21,000 1 23,000 1 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 50 20

92
SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI) SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL TOTAL AREAL
PROVINSI &
NO. PENGEMBAN PEMANTAPAN TOTAL PADI
KABUPATEN/KOTA
GAN (SL+LL) (SL+LL)
SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK
DEMFARM PADI HIBRIDA SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI LAHAN KERING
LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Ha) Kab

11 JATENG 6,720 280 7,000 5 7,680 320 8,000 8 15,000 10 310,080 12,920 323,000 29 46,080 1,920 48,000 20 371,000 29 386,000 29
1 Kab. Banjarnegara - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 11,520 480 12,000 1 2,880 120 3,000 1 15,000 1 16,000 1
2 Kab. Banyumas - - - - - - - - - - 9,600 400 10,000 1 1,920 80 2,000 1 12,000 1 12,000 1
3 Kab. Batang - - - - - - - - - - 5,760 240 6,000 1 - - - - 6,000 1 6,000 1
4 Kab. Blora 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 6,720 280 7,000 1 4,800 200 5,000 1 12,000 1 15,000 1
5 Kab. Boyolali - - - - - - - - - - 9,600 400 10,000 1 2,304 96 2,400 1 12,400 1 12,400 1
6 Kab. Brebes 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 15,360 640 16,000 1 1,536 64 1,600 1 17,600 1 18,600 1
7 Kab. Cilacap 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 17,280 720 18,000 1 4,800 200 5,000 1 23,000 1 26,000 1
8 Kab. Demak - - - - - - - - - - 11,520 480 12,000 1 2,880 120 3,000 1 15,000 1 15,000 1
9 Kab. Grobogan - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 14,400 600 15,000 1 4,416 184 4,600 1 19,600 1 20,600 1
10 Kab. Jepara - - - - - - - - - - 8,640 360 9,000 1 - - - - 9,000 1 9,000 1
11 Kab. Karanganyar - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 9,600 400 10,000 1 192 8 200 1 10,200 1 11,200 1
12 Kab. Kebumen - - - - - - - - - - 12,480 520 13,000 1 5,760 240 6,000 1 19,000 1 19,000 1
13 Kab. Kendal - - - - - - - - - - 11,520 480 12,000 1 768 32 800 1 12,800 1 12,800 1
14 Kab. Klaten - - - - - - - - - - 10,560 440 11,000 1 - - - - 11,000 1 11,000 1
15 Kab. Kudus - - - - - - - - - - 10,560 440 11,000 1 192 8 200 1 11,200 1 11,200 1
16 Kab. Magelang - - - - - - - - - - 10,560 440 11,000 1 - - - - 11,000 1 11,000 1
17 Kab. Pati - - - - - - - - - - 13,440 560 14,000 1 960 40 1,000 1 15,000 1 15,000 1
18 Kab. Pekalongan - - - - - - - - - - 11,520 480 12,000 1 - - - - 12,000 1 12,000 1
19 Kab. Pemalang 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 11,520 480 12,000 1 1,920 80 2,000 1 14,000 1 15,000 1
20 Kab. Purbalingga - - - - - - - - - - 11,520 480 12,000 1 960 40 1,000 1 13,000 1 13,000 1
21 Kab. Purworejo - - - - - - - - - - 12,480 520 13,000 1 192 8 200 1 13,200 1 13,200 1
22 Kab. Rembang - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 6,720 280 7,000 1 960 40 1,000 1 8,000 1 9,000 1
23 Kab. Semarang - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 6,720 280 7,000 1 768 32 800 1 7,800 1 8,800 1
24 Kab. Sragen - - - - - - - - - - 14,400 600 15,000 1 - - - - 15,000 1 15,000 1
25 Kab. Sukoharjo - - - - - - - - - - 11,520 480 12,000 1 - - - - 12,000 1 12,000 1
26 Kab. Tegal - - - - - - - - - - 6,720 280 7,000 1 - - - - 7,000 1 7,000 1
27 Kab. Temanggung 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 10,560 440 11,000 1 960 40 1,000 1 12,000 1 14,000 1
28 Kab. Wonogiri - - - - - - - - - - 9,600 400 10,000 1 6,912 288 7,200 1 17,200 1 17,200 1
29 Kab. Wonosobo - - - - - - - - - - 7,680 320 8,000 1 - - - - 8,000 1 8,000 1

93
SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PERTUMBUHAN (SAPRODI) TOTAL PENGEMBANGAN (SAPRODI) PEMANTAPAN (SAPRODI)
PROVINSI & AREAL TOTAL UBINAN UBINAN
NO.
KABUPATEN/KOTA PERTUMBUH JAGUNG PADI JAGUNG
AN
SLPTT JAGUNG KOMPOSIT SLPTT JAGUNG HIBRIDA SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

11 JATENG 2,880 120 3,000 3 3,000 3 22,080 920 23,000 19 5,760 240 6,000 6 32,000 24 1,437 290
1 Kab. Banjarnegara - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
2 Kab. Banyumas - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
3 Kab. Batang - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 40 10
4 Kab. Blora - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 50 20
5 Kab. Boyolali - - - - - - 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 50 20
6 Kab. Brebes - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
7 Kab. Cilacap - - - - - - - - - - - - - - - - 50 -
8 Kab. Demak - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
9 Kab. Grobogan - - - - - - 3,840 160 4,000 1 960 40 1,000 1 5,000 1 50 20
10 Kab. Jepara - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
11 Kab. Karanganyar - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
12 Kab. Kebumen - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
13 Kab. Kendal - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
14 Kab. Klaten - - - - - - - - - - - - - - - - 50 -
15 Kab. Kudus - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
16 Kab. Magelang 960 40 1,000 1 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 50 10
17 Kab. Pati - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
18 Kab. Pekalongan - - - - - - - - - - - - - - - - 50 -
19 Kab. Pemalang - - - - - - - - - - - - - - - - 50 -
20 Kab. Purbalingga - - - - - - - - - - - - - - - - 50 -
21 Kab. Purworejo - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
22 Kab. Rembang - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
23 Kab. Semarang - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
24 Kab. Sragen - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
25 Kab. Sukoharjo - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
26 Kab. Tegal - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 47 10
27 Kab. Temanggung 960 40 1,000 1 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 50 10
28 Kab. Wonogiri - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 50 20
29 Kab. Wonosobo 960 40 1,000 1 1,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 2,000 1 50 20

94
SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI) SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
PROVINSI &
NO. PENGEMBAN
KABUPATEN/KOTA
GAN (SL+LL)
SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK
DEMFARM PADI HIBRIDA SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI LAHAN KERING
LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab

13 JATIM 40,320 1,680 42,000 21 47,040 1,960 49,000 27 91,000 27 291,840 12,160 304,000 28 65,856 2,744 68,600 27
1 Kab. Bangkalan 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 9,600 400 10,000 1 2,688 112 2,800 1
2 Kab. Banyuwangi 2,880 120 3,000 1 2,880 120 3,000 1 6,000 1 15,360 640 16,000 1 1,536 64 1,600 1
3 Kab. Blitar 960 40 1,000 1 1,920 80 2,000 1 3,000 1 9,600 400 10,000 1 1,920 80 2,000 1
4 Kab. Bojonegoro 2,880 120 3,000 1 4,800 200 5,000 1 8,000 1 20,160 840 21,000 1 4,992 208 5,200 1
5 Kab. Bondowoso 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 8,640 360 9,000 1 2,112 88 2,200 1
6 Kab. Gresik 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 8,640 360 9,000 1 192 8 200 1
7 Kab. Jember 1,920 80 2,000 1 2,880 120 3,000 1 5,000 1 21,120 880 22,000 1 576 24 600 1
8 Kab. Jombang - - - - - - - - - - 9,600 400 10,000 1 192 8 200 1
9 Kab. Kediri 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 8,640 360 9,000 1 192 8 200 1
10 Kab. Lamongan 2,880 120 3,000 1 3,840 160 4,000 1 7,000 1 19,200 800 20,000 1 3,264 136 3,400 1
11 Kab. Lumajang 960 40 1,000 1 1,920 80 2,000 1 3,000 1 9,600 400 10,000 1 2,688 112 2,800 1
12 Kab. Madiun 2,880 120 3,000 1 1,920 80 2,000 1 5,000 1 9,600 400 10,000 1 2,112 88 2,200 1
13 Kab. Magetan 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 9,600 400 10,000 1 - - - -
14 Kab. Malang - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 11,520 480 12,000 1 3,072 128 3,200 1
15 Kab. Mojokerto 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 9,600 400 10,000 1 384 16 400 1
16 Kab. Nganjuk 2,880 120 3,000 1 1,920 80 2,000 1 5,000 1 11,520 480 12,000 1 3,264 136 3,400 1
17 Kab. Ngawi 2,880 120 3,000 1 2,880 120 3,000 1 6,000 1 16,320 680 17,000 1 384 16 400 1
18 Kab. Pacitan - - - - - - - - - - - - - - 9,408 392 9,800 1
19 Kab. Pamekasan - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 5,760 240 6,000 1 5,568 232 5,800 1
20 Kab. Pasuruan 960 40 1,000 1 2,880 120 3,000 1 4,000 1 11,520 480 12,000 1 2,880 120 3,000 1
21 Kab. Ponorogo 960 40 1,000 1 1,920 80 2,000 1 3,000 1 11,520 480 12,000 1 576 24 600 1
22 Kab. Probolinggo - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 11,520 480 12,000 1 2,688 112 2,800 1
23 Kab. Sampang - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 7,680 320 8,000 1 5,760 240 6,000 1
24 Kab. Sidoarjo - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 4,800 200 5,000 1 - - - -
25 Kab. Situbondo 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 4,800 200 5,000 1 192 8 200 1
26 Kab. Sumenep - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 3,840 160 4,000 1 2,304 96 2,400 1
27 Kab. Trenggalek 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 3,840 160 4,000 1 2,304 96 2,400 1
28 Kab. Tuban 3,840 160 4,000 1 960 40 1,000 1 5,000 1 11,520 480 12,000 1 2,688 112 2,800 1
29 Kab. Tulungagung 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 6,720 280 7,000 1 1,920 80 2,000 1

95
SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PERTUMBUHAN (SAPRODI) TOTAL PENGEMBANGAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
PROVINSI & AREAL TOTAL UBINAN UBINAN
NO. PEMANTAPAN TOTAL PADI
KABUPATEN/KOTA PERTUMBUH JAGUNG PADI JAGUNG
(SL+LL)
AN
SLPTT JAGUNG KOMPOSIT SLPTT JAGUNG HIBRIDA

(Ha) Kab (Ha) SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

13 JATIM 372,600 29 463,600 3,840 160 4,000 4 4,000 4 20,160 840 21,000 21 25,000 21 1,437 250
1 Kab. Bangkalan 12,800 1 14,800 960 40 1,000 1 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 50 20
2 Kab. Banyuwangi 17,600 1 23,600 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
3 Kab. Blitar 12,000 1 15,000 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
4 Kab. Bojonegoro 26,200 1 34,200 - - - - - - - - - - - - 50 -
5 Kab. Bondowoso 11,200 1 14,200 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
6 Kab. Gresik 9,200 1 12,200 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
7 Kab. Jember 22,600 1 27,600 - - - - - - - - - - - - 50 -
8 Kab. Jombang 10,200 1 10,200 - - - - - - - - - - - - 50 -
9 Kab. Kediri 9,200 1 12,200 - - - - - - - - - - - - 50 -
10 Kab. Lamongan 23,400 1 30,400 - - - - - - - - - - - - 50 -
11 Kab. Lumajang 12,800 1 15,800 - - - - - - - - - - - - 50 -
12 Kab. Madiun 12,200 1 17,200 - - - - - - - - - - - - 50 -
13 Kab. Magetan 10,000 1 12,000 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
14 Kab. Malang 15,200 1 17,200 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
15 Kab. Mojokerto 10,400 1 13,400 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
16 Kab. Nganjuk 15,400 1 20,400 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
17 Kab. Ngawi 17,400 1 23,400 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
18 Kab. Pacitan 9,800 1 9,800 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
19 Kab. Pamekasan 11,800 1 12,800 960 40 1,000 1 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 50 20
20 Kab. Pasuruan 15,000 1 19,000 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
21 Kab. Ponorogo 12,600 1 15,600 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
22 Kab. Probolinggo 14,800 1 16,800 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
23 Kab. Sampang 14,000 1 15,000 960 40 1,000 1 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 50 20
24 Kab. Sidoarjo 5,000 1 6,000 - - - - - - - - - - - - 40 -
25 Kab. Situbondo 5,200 1 7,200 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 48 10
26 Kab. Sumenep 6,400 1 7,400 960 40 1,000 1 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 49 20
27 Kab. Trenggalek 6,400 1 8,400 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
28 Kab. Tuban 14,800 1 19,800 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
29 Kab. Tulungagung 9,000 1 12,000 - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10

96
SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)
TOTAL
AREAL
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
PERTUMBUH
SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI PASANG SURUT SLPTT PADI LEBAK SLPTT PADI LAHAN KERING AN
PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab

14 KALBAR 960 40 1,000 1 39,360 1,640 41,000 3 - - - - 20,160 840 21,000 7 63,000 10
1 Kab. Bengkayang - - - - - - - - - - - - 3,840 160 4,000 1 4,000 1
2 Kab. Landak - - - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1 3,000 1
3 Kab. Kapuas Hulu - - - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1 3,000 1
4 Kab. Ketapang - - - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1
5 Kab. Pontianak - - - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Kab. Sambas - - - - 19,200 800 20,000 1 - - - - - - - - 20,000 1
7 Kab. Sanggau 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 3,840 160 4,000 1 5,000 1
8 Kab. Sintang - - - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1 3,000 1
9 Kab. Melawi - - - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1
10 Kab. Sekadau - - - - - - - - - - - - - - - - - -
11 Kab. Kubu Raya - - - - 19,200 800 20,000 1 - - - - - - - - 20,000 1
12 Kab. Kayong Utara - - - - 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1
13 Kota Singkawang - - - - - - - - - - - - - - - - - -
15 KALTENG 1,920 80 2,000 1 5,760 240 6,000 2 1,920 80 2,000 1 15,360 640 16,000 9 26,000 10
1 Kab. Barito Selatan - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1
2 Kab. Barito Utara - - - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1
3 Kab. Kapuas 1,920 80 2,000 1 2,880 120 3,000 1 - - - - 2,880 120 3,000 1 8,000 1
4 Kab. Kotawaringin Barat - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 Kab. Kotawaringin Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Kab. Katingan - - - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1 3,000 1
7 Kab. Seruyan - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
8 Kab. Sukamara - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
9 Kab. Lamandau - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
10 Kab. Pulang Pisau - - - - 2,880 120 3,000 1 - - - - 2,880 120 3,000 1 6,000 1
11 Kab. Murung Raya - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
12 Kab. Barito Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - -
13 Kab. Gunung Mas - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1

97
SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN
SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI) TOTAL
(SAPRODI)
AREAL
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PENGEMBA
NGAN
SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK (SL+LL)
DEMFARM PADI HIBRIDA SLPTT PADI SAWAH
LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab

14 KALBAR 3,840 160 4,000 4 1,920 80 2,000 2 6,000 4 85,440 3,560 89,000 13
1 Kab. Bengkayang - - - - - - - - - - 13,440 560 14,000 1
2 Kab. Landak 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 11,520 480 12,000 1
3 Kab. Kapuas Hulu - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1
4 Kab. Ketapang - - - - - - - - - - 10,560 440 11,000 1
5 Kab. Pontianak 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 4,800 200 5,000 1
6 Kab. Sambas 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 14,400 600 15,000 1
7 Kab. Sanggau - - - - - - - - - - 3,840 160 4,000 1
8 Kab. Sintang - - - - - - - - - - 8,640 360 9,000 1
9 Kab. Melawi - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1
10 Kab. Sekadau - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1
11 Kab. Kubu Raya 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 2,880 120 3,000 1
12 Kab. Kayong Utara - - - - - - - - - - 4,800 200 5,000 1
13 Kota Singkawang - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1
15 KALTENG 6,720 280 7,000 7 - - - - 7,000 7 39,360 1,640 41,000 11
1 Kab. Barito Selatan - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1
2 Kab. Barito Utara - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1
3 Kab. Kapuas 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 5,760 240 6,000 1
4 Kab. Kotawaringin Barat 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 2,880 120 3,000 1
5 Kab. Kotawaringin Timur 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 2,880 120 3,000 1
6 Kab. Katingan 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 7,680 320 8,000 1
7 Kab. Seruyan 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 960 40 1,000 1
8 Kab. Sukamara - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
9 Kab. Lamandau - - - - - - - - - - - - - -
10 Kab. Pulang Pisau 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 7,680 320 8,000 1
11 Kab. Murung Raya - - - - - - - - - - - - - -
12 Kab. Barito Timur 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 2,880 120 3,000 1
13 Kab. Gunung Mas - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1

98
SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PENGEMBANGAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
TOTAL UBINAN UBINAN
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PEMANTAPAN TOTAL PADI
JAGUNG PADI JAGUNG
(SL+LL)
SLPTT JAGUNG HIBRIDA

(Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

14 KALBAR 89,000 13 158,000 13 5,760 240 6,000 5 6,000 5 536 60


1 Kab. Bengkayang 14,000 1 18,000 1 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
2 Kab. Landak 12,000 1 17,000 1 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
3 Kab. Kapuas Hulu 3,000 1 6,000 1 - - - - - - 40 -
4 Kab. Ketapang 11,000 1 13,000 1 - - - - - - 50 -
5 Kab. Pontianak 5,000 1 6,000 1 - - - - - - 40 -
6 Kab. Sambas 15,000 1 36,000 1 - - - - - - 50 -
7 Kab. Sanggau 4,000 1 9,000 1 1,920 80 2,000 1 2,000 1 50 20
8 Kab. Sintang 9,000 1 12,000 1 - - - - - - 50 -
9 Kab. Melawi 3,000 1 5,000 1 - - - - - - 33 -
10 Kab. Sekadau 3,000 1 3,000 1 - - - - - - 20 -
11 Kab. Kubu Raya 3,000 1 25,000 1 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
12 Kab. Kayong Utara 5,000 1 6,000 1 - - - - - - 40 -
13 Kota Singkawang 2,000 1 2,000 1 960 40 1,000 1 1,000 1 13 10
15 KALTENG 41,000 11 74,000 13 1,920 80 2,000 2 2,000 2 371 20
1 Kab. Barito Selatan 3,000 1 5,000 1 - - - - - - 33 -
2 Kab. Barito Utara 2,000 1 4,000 1 - - - - - - 27 -
3 Kab. Kapuas 6,000 1 15,000 1 - - - - - - 50 -
4 Kab. Kotawaringin Barat 3,000 1 4,000 1 960 40 1,000 1 1,000 1 27 10
5 Kab. Kotawaringin Timur 3,000 1 4,000 1 - - - - - - 27 -
6 Kab. Katingan 8,000 1 12,000 1 - - - - - - 50 -
7 Kab. Seruyan 1,000 1 3,000 1 - - - - - - 20 -
8 Kab. Sukamara 1,000 1 2,000 1 - - - - - - 13 -
9 Kab. Lamandau - - 1,000 1 - - - - - - 7 -
10 Kab. Pulang Pisau 8,000 1 15,000 1 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
11 Kab. Murung Raya - - 1,000 1 - - - - - - 7 -
12 Kab. Barito Timur 3,000 1 4,000 1 - - - - - - 33 -
13 Kab. Gunung Mas 3,000 1 4,000 1 - - - - - - 27 -

99
SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)
TOTAL
PROVINSI & AREAL
NO.
KABUPATEN/KOTA PERTUMBUH
SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI PASANG SURUT SLPTT PADI LEBAK SLPTT PADI LAHAN KERING AN
PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab

16 KALSEL 2,880 120 3,000 3 12,480 520 13,000 2 8,640 360 9,000 4 - - - - 25,000 8
1 Kab. Banjar 960 40 1,000 1 - - - - - - - - - - - - 1,000 1
2 Kab. Barito Kuala - - - - 9,600 400 10,000 1 - - - - - - - - 10,000 1
3 Kab. Hulu Sungai Selatan 960 40 1,000 1 - - - - 4,800 200 5,000 1 - - - - 6,000 1
4 Kab. Hulu Sungai Tengah - - - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1
5 Kab. Hulu Sungai Utara - - - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1
6 Kab. Kota Baru - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Kab. Tabalong - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1
8 Kab. Tanah Laut - - - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Kab. Tapin - - - - 2,880 120 3,000 1 - - - - - - - - 3,000 1
10 Kab. Balangan - - - - - - - - - - - - - - - - - -
11 Kab. Tanah Bumbu 960 40 1,000 1 - - - - - - - - - - - - 1,000 1
17 KALTIM - - - - - - - - - - - - 11,520 480 12,000 7 12,000 7
1 Kab. Berau - - - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1
2 Kab. Bulungan - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
3 Kab. Kutai Barat - - - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1 3,000 1
4 Kab. Kutai Timur - - - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1
5 Kab. Malinau - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
6 Kab. Nunukan - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Kab. Pasir - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab. Penajem Paser Utr - - - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Kab. Kutai Kertanegera - - - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1
10 Kota Samarinda - - - - - - - - - - - - - - - - - -
11 Kab. Tana Tidung - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1

100
SL-PTT PADI KAWASAN
SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)
PEMANTAPAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
PROVINSI &
NO. PENGEMBAN
KABUPATEN/KOTA
GAN (SL+LL)
SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK SLPTT PADI LAHAN KERING
SLPTT PADI SAWAH
LOKASI SPESIFIK LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab

16 KALSEL 5,760 240 6,000 5 19,008 792 19,800 10 25,800 11 121,920 5,080 127,000 11
1 Kab. Banjar - - - - 3,840 160 4,000 1 4,000 1 13,440 560 14,000 1
2 Kab. Barito Kuala - - - - 768 32 800 1 800 1 10,560 440 11,000 1
3 Kab. Hulu Sungai Selatan - - - - 2,880 120 3,000 1 3,000 1 14,400 600 15,000 1
4 Kab. Hulu Sungai Tengah 960 40 1,000 1 768 32 800 1 1,800 1 15,360 640 16,000 1
5 Kab. Hulu Sungai Utara 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 8,640 360 9,000 1
6 Kab. Kota Baru - - - - 4,224 176 4,400 1 4,400 1 8,640 360 9,000 1
7 Kab. Tabalong 960 40 1,000 1 1,920 80 2,000 1 3,000 1 12,480 520 13,000 1
8 Kab. Tanah Laut 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 9,600 400 10,000 1
9 Kab. Tapin 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 13,440 560 14,000 1
10 Kab. Balangan - - - - 768 32 800 1 800 1 8,640 360 9,000 1
11 Kab. Tanah Bumbu - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 6,720 280 7,000 1
17 KALTIM 1,920 80 2,000 2 - - - - 2,000 2 40,320 1,680 42,000 11
1 Kab. Berau - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1
2 Kab. Bulungan - - - - - - - - - - 7,680 320 8,000 1
3 Kab. Kutai Barat - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1
4 Kab. Kutai Timur - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1
5 Kab. Malinau - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1
6 Kab. Nunukan - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1
7 Kab. Pasir - - - - - - - - - - 3,840 160 4,000 1
8 Kab. Penajem Paser Utr - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1
9 Kab. Kutai Kertanegera 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 9,600 400 10,000 1
10 Kota Samarinda 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 1,920 80 2,000 1
11 Kab. Tana Tidung - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1

101
SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PENGEMBANGAN (SAPRODI) PEMANTAPAN (SAPRODI)
PROVINSI & TOTAL UBINAN UBINAN
NO. TOTAL PADI
KABUPATEN/KOTA JAGUNG PADI JAGUNG
SLPTT JAGUNG HIBRIDA SLPTT JAGUNG HIBRIDA

(Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

16 KALSEL 177,800 11 2,880 120 3,000 3 960 40 1,000 1 4,000 3 550 40


1 Kab. Banjar 19,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
2 Kab. Barito Kuala 21,800 1 - - - - - - - - - - 50 -
3 Kab. Hulu Sungai Selatan 24,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
4 Kab. Hulu Sungai Tengah 18,800 1 - - - - - - - - - - 50 -
5 Kab. Hulu Sungai Utara 11,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
6 Kab. Kota Baru 13,400 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
7 Kab. Tabalong 18,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
8 Kab. Tanah Laut 13,000 1 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 50 20
9 Kab. Tapin 19,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
10 Kab. Balangan 9,800 1 - - - - - - - - - - 50 -
11 Kab. Tanah Bumbu 10,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
17 KALTIM 56,000 11 1,920 80 2,000 2 - - - - 2,000 2 318 20
1 Kab. Berau 5,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 33 10
2 Kab. Bulungan 9,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
3 Kab. Kutai Barat 6,000 1 - - - - - - - - - - 33 -
4 Kab. Kutai Timur 5,000 1 - - - - - - - - - - 33 -
5 Kab. Malinau 4,000 1 - - - - - - - - - - 27 -
6 Kab. Nunukan 2,000 1 - - - - - - - - - - 13 -
7 Kab. Pasir 4,000 1 - - - - - - - - - - 33 -
8 Kab. Penajem Paser Utr 3,000 1 - - - - - - - - - - 20 -
9 Kab. Kutai Kertanegera 13,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
10 Kota Samarinda 3,000 1 - - - - - - - - - - 13 -
11 Kab. Tana Tidung 2,000 1 - - - - - - - - - - 13 -

102
SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI) SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)
TOTAL
PROVINSI & AREAL
NO.
KABUPATEN/KOTA PERTUMBU
SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI PASANG SURUT HAN SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK
DEMFARM PADI HIBRIDA
PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab

18 SULUT 480 20 500 1 - - - - 500 1 5,760 240 6,000 6 6,720 280 7,000 7
1 Kab. Bolaang Mangondow - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1
2 Kab. Minahasa - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1
3 Kab. Kep. Talaud 480 20 500 1 - - - - 500 1 - - - - - - - -
4 Kab. Minahasa Selatan - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1
5 Kota Tomohon - - - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Kab. Minahasa Utara - - - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
7 Kab. Minahasa Tenggara - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1
8 Kab. Bolmong Utara - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1
9 Kab. Bolmang Selatan - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - -
10 Kab. Bolmang Timur - - - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
11 Kota Kotamobagu - - - - - - - - - - - - - - - - - -
19 SULTENG 1,920 80 2,000 2 960 40 1,000 1 3,000 3 1,920 80 2,000 2 - - - -
1 Kab. Banggai - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - -
2 Kab. Buol - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 - - - - - - - -
3 Kab. Toli-Toli 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 - - - - - - - -
4 Kab. Donggala - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - -
5 Kab. Morowali - - - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Kab. Poso - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Kab. Parigi Moutong 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 - - - - - - - -
8 Kab. Tojo Una-Una - - - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Kab. Sigi - - - - - - - - - - - - - - - - - -

103
SL-PTT PADI KAWASAN
SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)
PENGEMBANGAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL TOTAL AREAL
PROVINSI &
NO. PENGEMBANG PEMANTAPAN TOTAL PADI
KABUPATEN/KOTA
AN (SL+LL) (SL+LL)
SLPTT PADI LAHAN KERING
SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI LAHAN KERING
SPESIFIK LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Ha) Kab

18 SULUT 6,720 280 7,000 7 20,000 8 43,200 1,800 45,000 10 4,800 200 5,000 5 50,000 10 70,500 11
1 Kab. Bolaang Mangondow 960 40 1,000 1 3,000 1 15,360 640 16,000 1 960 40 1,000 1 17,000 1 20,000 1
2 Kab. Minahasa 960 40 1,000 1 3,000 1 6,720 280 7,000 1 960 40 1,000 1 8,000 1 11,000 1
3 Kab. Kep. Talaud - - - - - - - - - - - - - - - - 500 1
4 Kab. Minahasa Selatan 960 40 1,000 1 3,000 1 2,880 120 3,000 1 960 40 1,000 1 4,000 1 7,000 1
5 Kota Tomohon - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 1,000 1
6 Kab. Minahasa Utara 960 40 1,000 1 2,000 1 3,840 160 4,000 1 960 40 1,000 1 5,000 1 7,000 1
7 Kab. Minahasa Tenggara 960 40 1,000 1 3,000 1 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 5,000 1
8 Kab. Bolmong Utara 960 40 1,000 1 3,000 1 4,800 200 5,000 1 960 40 1,000 1 6,000 1 9,000 1
9 Kab. Bolmang Selatan 960 40 1,000 1 2,000 1 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 4,000 1
10 Kab. Bolmang Timur - - - - 1,000 1 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 3,000 1
11 Kota Kotamobagu - - - - - - 2,880 120 3,000 1 - - - - 3,000 1 3,000 1
19 SULTENG - - - - 2,000 2 98,880 4,120 103,000 8 8,640 360 9,000 5 112,000 9 117,000 9
1 Kab. Banggai - - - - 1,000 1 17,280 720 18,000 1 960 40 1,000 1 19,000 1 20,000 1
2 Kab. Buol - - - - - - 3,840 160 4,000 1 1,920 80 2,000 1 6,000 1 7,000 1
3 Kab. Toli-Toli - - - - - - 8,640 360 9,000 1 - - - - 9,000 1 10,000 1
4 Kab. Donggala - - - - 1,000 1 8,640 360 9,000 1 - - - - 9,000 1 10,000 1
5 Kab. Morowali - - - - - - 4,800 200 5,000 1 - - - - 5,000 1 5,000 1
6 Kab. Poso - - - - - - 9,600 400 10,000 1 960 40 1,000 1 11,000 1 11,000 1
7 Kab. Parigi Moutong - - - - - - 24,960 1,040 26,000 1 - - - - 26,000 1 27,000 1
8 Kab. Tojo Una-Una - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1 3,000 1 3,000 1
9 Kab. Sigi - - - - - - 21,120 880 22,000 1 1,920 80 2,000 1 24,000 1 24,000 1

104
SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PERTUMBUHAN (SAPRODI) TOTAL PENGEMBANGAN (SAPRODI) PEMANTAPAN (SAPRODI)
PROVINSI & AREAL TOTAL UBINAN UBINAN
NO.
KABUPATEN/KOTA PERTUMBUH JAGUNG PADI JAGUNG
AN
SLPTT JAGUNG KOMPOSIT SLPTT JAGUNG HIBRIDA SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

18 SULUT 4,800 200 5,000 5 5,000 5 10,560 440 11,000 8 4,800 200 5,000 5 21,000 8 354 135
1 Kab. Bolaang Mangondow 960 40 1,000 1 1,000 1 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 4,000 1 50 20
2 Kab. Minahasa 960 40 1,000 1 1,000 1 1,440 60 3,000 1 960 40 1,000 1 3,500 1 50 20
3 Kab. Kep. Talaud - - - - - - 480 20 - 1 - - - - 500 1 3 5
4 Kab. Minahasa Selatan 960 40 1,000 1 1,000 1 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 4,000 1 47 20
5 Kota Tomohon - - - - - - 960 40 - 1 - - - - 1,000 1 7 10
6 Kab. Minahasa Utara 960 40 1,000 1 1,000 1 1,920 80 2,000 1 - - - - 3,000 1 47 20
7 Kab. Minahasa Tenggara - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 33 20
8 Kab. Bolmong Utara 960 40 1,000 1 1,000 1 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 50 20
9 Kab. Bolmang Selatan - - - - - - - - - - - - - - - - 27 -
10 Kab. Bolmang Timur - - - - - - - - - - - - - - - - 20 -
11 Kota Kotamobagu - - - - - - - - - - - - - - - - 20 -
19 SULTENG 3,840 160 4,000 3 4,000 82 18,240 760 19,000 9 - - - - 23,000 9 400 150
1 Kab. Banggai 960 40 3,000 1 1,000 1 1,920 80 - 1 - - - - 3,000 1 50 20
2 Kab. Buol - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 47 10
3 Kab. Toli-Toli - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
4 Kab. Donggala 960 40 1,000 1 1,000 1 1,920 80 2,000 1 - - - - 3,000 1 50 20
5 Kab. Morowali - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 33 10
6 Kab. Poso - - - - - - 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 50 20
7 Kab. Parigi Moutong - - - - - - 2,880 120 3,000 1 - - - - 3,000 1 50 20
8 Kab. Tojo Una-Una - - - - - - 3,840 160 4,000 1 - - - - 4,000 1 20 20
9 Kab. Sigi 1,920 80 - 1 2,000 80 2,880 120 5,000 1 - - - - 5,000 1 50 20

105
SL-PTT PADI KAWASAN
SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)
PERTUMBUHAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PENGEMBANG
AN (SL+LL)
SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK SLPTT PADI LAHAN KERING
DEMFARM PADI HIBRIDA
PENINGKATAN IP LOKASI SPESIFIK LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab

20 SULSEL 1,920 80 2,000 2 35,520 1,480 37,000 15 69,120 2,880 72,000 18 43,200 1,800 45,000 20 154,000 21
1 Kab. Bantaeng - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 1,920 80 2,000 1 4,000 1
2 Kab. Barru - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 1,920 80 2,000 1 4,000 1
3 Kab. Bone - - - - 2,880 120 3,000 1 3,840 160 4,000 1 3,840 160 4,000 1 11,000 1
4 Kab. Bulukumba - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,920 80 2,000 1 3,000 1
5 Kab. Enrekang - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 1,920 80 2,000 1 4,000 1
6 Kab. Gowa - - - - 960 40 1,000 1 1,920 80 2,000 1 2,880 120 3,000 1 6,000 1
7 Kab. Jeneponto - - - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1
8 Kab. Luwu - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 1,920 80 2,000 1 4,000 1
9 Kab. Luwu Utara - - - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1
10 Kab. Maros - - - - 2,880 120 3,000 1 3,840 160 4,000 1 2,880 120 3,000 1 10,000 1
11 Kab. Pangkep - - - - 960 40 1,000 1 1,920 80 2,000 1 1,920 80 2,000 1 5,000 1
12 Kab. Pinrang 960 40 1,000 1 6,720 280 7,000 1 14,400 600 15,000 1 2,880 120 3,000 1 25,000 1
13 Kab. Kep. Selayar - - - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
14 Kab. Sidenreng Rappang 960 40 1,000 1 6,720 280 7,000 1 14,400 600 15,000 1 3,840 160 4,000 1 26,000 1
15 Kab. Sinjai - - - - 1,920 80 2,000 1 1,920 80 2,000 1 1,920 80 2,000 1 6,000 1
16 Kab. Soppeng - - - - 1,920 80 2,000 1 9,600 400 10,000 1 2,880 120 3,000 1 15,000 1
17 Kab. Takalar - - - - 2,880 120 3,000 1 3,840 160 4,000 1 2,880 120 3,000 1 10,000 1
18 Kab. Tana Toraja - - - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1
19 Kab. Wajo - - - - 2,880 120 3,000 1 5,760 240 6,000 1 - - - - 9,000 1
20 Kota Palopo - - - - - - - - - - - - - - - - - -
21 Kab. Luwu Timur - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1
22 Kab. Toraja Utara - - - - - - - - 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1

106
SL-PTT PADI KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PEMANTAPAN (SAPRODI) PENGEMBANGAN (SAPRODI) PEMANTAPAN (SAPRODI)
PROVINSI & UBINAN UBINAN
NO. TOTAL PADI TOTAL JAGUNG
KABUPATEN/KOTA PADI JAGUNG
SLPTT PADI SAWAH SLPTT JAGUNG HIBRIDA SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

20 SULSEL 272,640 11,360 284,000 22 440,000 22 16,320 680 17,000 17 3,840 160 4,000 4 21,000 18 1,010 210
1 Kab. Bantaeng 4,800 200 5,000 1 9,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
2 Kab. Barru 4,800 200 5,000 1 9,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
3 Kab. Bone 28,800 1,200 30,000 1 41,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
4 Kab. Bulukumba 14,400 600 15,000 1 18,000 1 - - - - 960 40 - 1 1,000 1 50 10
5 Kab. Enrekang 4,800 200 5,000 1 9,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
6 Kab. Gowa 14,400 600 15,000 1 21,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
7 Kab. Jeneponto 3,840 160 4,000 1 6,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 40 10
8 Kab. Luwu 14,400 600 15,000 1 19,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
9 Kab. Luwu Utara 17,280 720 18,000 1 20,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
10 Kab. Maros 17,280 720 18,000 1 28,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
11 Kab. Pangkep 10,560 440 11,000 1 16,000 1 - - - - - - - - - - 50 -
12 Kab. Pinrang 28,800 1,200 30,000 1 56,000 1 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 50 20
13 Kab. Kep. Selayar 1,920 80 2,000 1 3,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 20 10
14 Kab. Sidenreng Rappang 31,680 1,320 33,000 1 60,000 1 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 50 20
15 Kab. Sinjai 4,800 200 5,000 1 11,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
16 Kab. Soppeng 17,280 720 18,000 1 33,000 1 960 40 1,000 1 - - 1,000 - 1,000 1 50 10
17 Kab. Takalar 8,640 360 9,000 1 19,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
18 Kab. Tana Toraja 2,880 120 3,000 1 5,000 1 - - - - - - - - - - 33 -
19 Kab. Wajo 16,320 680 17,000 1 26,000 1 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 50 20
20 Kota Palopo 2,880 120 3,000 1 3,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 20 10
21 Kab. Luwu Timur 17,280 720 18,000 1 21,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
22 Kab. Toraja Utara 4,800 200 5,000 1 7,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 47 10

107
SL-PTT PADI KAWASAN
SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI)
PEMANTAPAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
PROVINSI &
NO. PENGEMBAN TOTAL PADI
KABUPATEN/KOTA
GAN (SL+LL)
SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK SLPTT PADI LAHAN KERING
SLPTT PADI SAWAH
LOKASI SPESIFIK LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab

21 SULTRA 4,800 200 5,000 4 5,760 240 6,000 4 11,000 6 72,000 3,000 75,000 10 86,000 10
1 Kab. Buton - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1
2 Kab. Konawe 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 23,040 960 24,000 1 26,000 1
3 Kab. Kolaka 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 18,240 760 19,000 1 20,000 1
4 Kab. Muna - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1
5 Kab. Konawe Selatan 960 40 1,000 1 1,920 80 2,000 1 3,000 1 18,240 760 19,000 1 22,000 1
6 Kab. Bombana 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 4,800 200 5,000 1 7,000 1
7 Kab. Wakatobi - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab. Kolaka Utara - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
9 Kab. Konawe Utara - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1
10 Kab. Buton Utara - - - - - - - - - - - - - - - -
11 Kota Bau-Bau - - - - - - - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1
12 Kota Kendari - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
22 BALI 2,880 120 3,000 3 - - - - 3,000 3 29,760 1,240 31,000 9 34,000 9
1 Kab. Badung 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 3,840 160 4,000 1 5,000 1
2 Kab. Bangli - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
3 Kab. Buleleng - - - - - - - - - - 4,800 200 5,000 1 5,000 1
4 Kab. Gianyar 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 3,840 160 4,000 1 5,000 1
5 Kab. Jembrana - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1 3,000 1
6 Kab. Karangasem - - - - - - - - - - 2,880 120 3,000 1 3,000 1
7 Kab. Klungkung 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1
8 Kab. Tabanan - - - - - - - - - - 8,640 360 9,000 1 9,000 1
9 Kota Denpasar - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
10 Kab Negara - - - - - - - - - - - - - - - -

108
SL-PTT JAGUNG KAWASAN
SL-PTT JAGUNG KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)
TOTAL PEMANTAPAN (SAPRODI)
PROVINSI & AREAL TOTAL UBINAN UBINAN
NO.
KABUPATEN/KOTA PERTUMBUH JAGUNG PADI JAGUNG
AN
SLPTT JAGUNG HIBRIDA SLPTT JAGUNG KOMPOSIT SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

21 SULTRA 2,880 120 3,000 3 960 40 1,000 1 4,000 3 1,920 80 2,000 2 6,000 3 270 50
1 Kab. Buton - - - - - - - - - - - - - - - - 13 -
2 Kab. Konawe 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 50 20
3 Kab. Kolaka - - - - - - - - - - - - - - - - 50 -
4 Kab. Muna 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 20 20
5 Kab. Konawe Selatan 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
6 Kab. Bombana - - - - - - - - - - - - - - - - 47 -
7 Kab. Wakatobi - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab. Kolaka Utara - - - - - - - - - - - - - - - - 7 -
9 Kab. Konawe Utara - - - - - - - - - - - - - - - - 13 -
10 Kab. Buton Utara - - - - - - - - - - - - - - - - - -
11 Kota Bau-Bau - - - - - - - - - - - - - - - - 13 -
12 Kota Kendari - - - - - - - - - - - - - - - - 7 -
22 BALI - - - - - - - - - - - - - - - - 216 -
1 Kab. Badung - - - - - - - - - - - - - - - - 33 -
2 Kab. Bangli - - - - - - - - - - - - - - - - 7 -
3 Kab. Buleleng - - - - - - - - - - - - - - - - 33 -
4 Kab. Gianyar - - - - - - - - - - - - - - - - 33 -
5 Kab. Jembrana - - - - - - - - - - - - - - - - 20 -
6 Kab. Karangasem - - - - - - - - - - - - - - - - 20 -
7 Kab. Klungkung - - - - - - - - - - - - - - - - 13 -
8 Kab. Tabanan - - - - - - - - - - - - - - - - 50 -
9 Kota Denpasar - - - - - - - - - - - - - - - - 7 -
10 Kab Negara - - - - - - - - - - - - - - - - - -

109
SL-PTT PADI KAWASAN
SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)
TOTAL PENGEMBANGAN (SAPRODI)
PROVINSI & AREAL
NO.
KABUPATEN/KOTA PERTUMBUH
SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI LAHAN KERING AN SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK
PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab

23 NTB 1,920 80 2,000 2 - - - - 2,000 2 4,800 200 5,000 5


1 Kab. Bima - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
2 Kab. Dompu - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
3 Kab. Lombok Barat - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
4 Kab. Lombok Tengah - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
5 Kab. Lombok Timur 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 960 40 1,000 1
6 Kab. Sumbawa 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 - - - -
7 Kota Bima - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab. Sumbawa Barat - - - - - - - - - - - - - -
9 Kab. Lombok Utara - - - - - - - - - - - - - -
10 Kota Mataram - - - - - - - - - - - - - -
24 NTT - - - - 29,760 1,240 31,000 16 31,000 16 10,080 420 10,500 12
1 Kab. Belu - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
2 Kab. Ende - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 - - - -
3 Kab. Flores Timur - - - - 3,840 160 4,000 1 4,000 1 480 20 500 1
4 Kab. Kupang - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 960 40 1,000 1
5 Kab. Lembata - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 - - - -
6 Kab. Manggarai - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 960 40 1,000 1
7 Kab. Ngada - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 960 40 1,000 1
8 Kab. Sikka - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 - - - -
9 Kab. Sumba Barat - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 - - - -
10 Kab. Sumba Timur - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 960 40 1,000 1
11 Kab. Timor Tengah Selatan - - - - - - - - - - - - - -
12 Kab. Timor Tengah Utara - - - - 1,920 80 2,000 1 2,000 1 960 40 1,000 1
13 Kab. Rote-Ndao - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 - - - -
14 Kab. Manggarai Barat - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 480 20 500 1
15 Kab. Alor - - - - 2,880 120 3,000 1 3,000 1 - - - -
16 Kab. Nagekeo - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1
17 Kab. Sumba Tengah - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 960 40 1,000 1
18 Kab. Sumba Barat Daya - - - - 4,800 200 5,000 1 5,000 1 480 20 500 1
19 Kab. Manggarai Timur - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 960 40 1,000 1

110
SL-PTT PADI KAWASAN
SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)
PENGEMBANGAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL TOTAL AREAL
PROVINSI &
NO. PENGEMBAN PEMANTAPAN TOTAL PADI
KABUPATEN/KOTA
GAN (SL+LL) (SL+LL)
DEMFARM PADI HIBRIDA SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI LAHAN KERING

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Ha) Kab

23 NTB 6,720 280 7,000 6 12,000 6 164,160 6,840 171,000 10 28,800 1,200 30,000 7 201,000 10 215,000 10
1 Kab. Bima 960 40 1,000 1 2,000 1 21,120 880 22,000 1 9,600 400 10,000 1 32,000 1 34,000 1
2 Kab. Dompu 960 40 1,000 1 2,000 1 19,200 800 20,000 1 4,800 200 5,000 1 25,000 1 27,000 1
3 Kab. Lombok Barat 960 40 1,000 1 2,000 1 20,160 840 21,000 1 960 40 1,000 1 22,000 1 24,000 1
4 Kab. Lombok Tengah 960 40 1,000 1 2,000 1 32,640 1,360 34,000 1 1,920 80 2,000 1 36,000 1 38,000 1
5 Kab. Lombok Timur 1,920 80 2,000 1 3,000 1 21,120 880 22,000 1 1,920 80 2,000 1 24,000 1 28,000 1
6 Kab. Sumbawa 960 40 1,000 1 1,000 1 26,880 1,120 28,000 1 8,640 360 9,000 1 37,000 1 39,000 1
7 Kota Bima - - - - - - 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 2,000 1
8 Kab. Sumbawa Barat - - - - - - 9,600 400 10,000 1 - - - - 10,000 1 10,000 1
9 Kab. Lombok Utara - - - - - - 9,600 400 10,000 1 960 40 1,000 1 11,000 1 11,000 1
10 Kota Mataram - - - - - - 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 2,000 1
24 NTT 3,840 160 4,000 4 14,500 13 82,080 3,420 85,500 16 - - - - 85,500 16 131,000 19
1 Kab. Belu - - - - 1,000 1 4,800 200 5,000 1 - - - - 5,000 1 6,000 1
2 Kab. Ende - - - - - - 2,880 120 3,000 1 - - - - 3,000 1 4,000 1
3 Kab. Flores Timur - - - - 500 1 - - - - - - - - - - 4,500 1
4 Kab. Kupang - - - - 1,000 1 4,800 200 5,000 1 - - - - 5,000 1 8,000 1
5 Kab. Lembata - - - - - - - - - - - - - - - - 2,000 1
6 Kab. Manggarai - - - - 1,000 1 7,680 320 8,000 1 - - - - 8,000 1 11,000 1
7 Kab. Ngada 960 40 1,000 1 2,000 1 5,760 240 6,000 1 - - - - 6,000 1 9,000 1
8 Kab. Sikka - - - - - - 3,840 160 4,000 1 - - - - 4,000 1 5,000 1
9 Kab. Sumba Barat 960 40 1,000 1 1,000 1 5,280 220 5,500 1 - - - - 5,500 1 8,500 1
10 Kab. Sumba Timur - - - - 1,000 1 5,760 240 6,000 1 - - - - 6,000 1 9,000 1
11 Kab. Timor Tengah Selatan - - - - - - 2,880 120 3,000 1 - - - - 3,000 1 3,000 1
12 Kab. Timor Tengah Utara - - - - 1,000 1 2,880 120 3,000 1 - - - - 3,000 1 6,000 1
13 Kab. Rote-Ndao - - - - - - 4,800 200 5,000 1 - - - - 5,000 1 6,000 1
14 Kab. Manggarai Barat 960 40 1,000 1 1,500 1 5,760 240 6,000 1 - - - - 6,000 1 8,500 1
15 Kab. Alor - - - - - - - - - - - - - - - - 3,000 1
16 Kab. Nagekeo - - - - 1,000 1 5,760 240 6,000 1 - - - - 6,000 1 7,000 1
17 Kab. Sumba Tengah - - - - 1,000 1 5,760 240 6,000 1 - - - - 6,000 1 8,000 1
18 Kab. Sumba Barat Daya 960 40 1,000 1 1,500 1 5,760 240 6,000 1 - - - - 6,000 1 12,500 1
19 Kab. Manggarai Timur - - - - 1,000 1 7,680 320 8,000 1 - - - - 8,000 1 10,000 1

111
SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PERTUMBUHAN (SAPRODI) PENGEMBANGAN (SAPRODI) PEMANTAPAN (SAPRODI)
PROVINSI & UBINAN UBINAN
NO. TOTAL JAGUNG
KABUPATEN/KOTA PADI JAGUNG
SLPTT JAGUNG KOMPOSIT SLPTT JAGUNG HIBRIDA SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

23 NTB 1,920 80 2,000 2 6,720 280 7,000 7 4,800 200 5,000 2 14,000 7 426 100
1 Kab. Bima 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 2,000 1 50 20
2 Kab. Dompu 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,880 120 3,000 1 5,000 1 50 20
3 Kab. Lombok Barat - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
4 Kab. Lombok Tengah - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
5 Kab. Lombok Timur - - - - 960 40 1,000 1 1,920 80 2,000 1 3,000 1 50 20
6 Kab. Sumbawa - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
7 Kota Bima - - - - - - - - - - - - - - 13 -
8 Kab. Sumbawa Barat - - - - 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
9 Kab. Lombok Utara - - - - - - - - - - - - - - 50 -
10 Kota Mataram - - - - - - - - - - - - - - 13 -
24 NTT 11,520 480 12,000 12 - - - - - - - - 12,000 12 767 120
1 Kab. Belu 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 40 10
2 Kab. Ende 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 27 10
3 Kab. Flores Timur - - - - - - - - - - - - - - 30 -
4 Kab. Kupang 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 50 10
5 Kab. Lembata - - - - - - - - - - - - - - 13 -
6 Kab. Manggarai - - - - - - - - - - - - - - 50 -
7 Kab. Ngada - - - - - - - - - - - - - - 50 -
8 Kab. Sikka 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 33 10
9 Kab. Sumba Barat - - - - - - - - - - - - - - 57 -
10 Kab. Sumba Timur 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 50 10
11 Kab. Timor Tengah Selatan 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 20 10
12 Kab. Timor Tengah Utara 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 40 10
13 Kab. Rote-Ndao 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 40 10
14 Kab. Manggarai Barat - - - - - - - - - - - - - - 50 -
15 Kab. Alor 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 20 10
16 Kab. Nagekeo 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 47 10
17 Kab. Sumba Tengah 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 50 10
18 Kab. Sumba Barat Daya 960 40 1,000 1 - - - - - - - - 1,000 1 50 10
19 Kab. Manggarai Timur - - - - - - - - - - - - - - 50 -

112
SL-PTT PADI KAWASAN
SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)
TOTAL PENGEMBANGAN (SAPRODI)
PROVINSI & AREAL
NO. TOTAL PADI
KABUPATEN/KOTA PERTUMBUH
SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI LAHAN KERING AN SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK
PENINGKATAN IP PENINGKATAN IP LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab

25 MALUKU - - - - 3,648 152 3,800 6 3,800 6 12,480 520 13,000 4 16,800 7


1 Kab. MTB - - - - 1,152 48 1,200 1 1,200 1 - - - - 1,200 1
2 Kab. Maluku Tengah - - - - 192 8 200 1 200 1 4,800 200 5,000 1 5,200 1
3 Kab. Maluku Tenggara - - - - 768 32 800 1 800 1 - - - - 800 1
4 Kab. Pulau Buru - - - - 384 16 400 1 400 1 5,760 240 6,000 1 6,400 1
5 Kab. Seram Bag Barat - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1
6 Kab. Seram Bag Timur - - - - 384 16 400 1 400 1 960 40 1,000 1 1,400 1
7 Kab. Buru Selatan - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab. Maluku Barat Daya - - - - 768 32 800 1 800 1 - - - - 800 1
26 PAPUA 17,376 724 18,100 8 3,360 140 3,500 7 21,600 13 - - - - 21,600 13
1 Kab. Biak Numford - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Kab. Jayapura 480 20 500 1 - - - - 500 1 - - - - 500 1
3 Kab. Jayawijaya - - - - - - - - - - - - - - - -
4 Kab. Merauke 14,784 616 15,400 1 2,496 104 2,600 1 18,000 1 - - - - 18,000 1
5 Kab. Mimika 192 8 200 1 - - - - 200 1 - - - - 200 1
6 Kab. Nabire 672 28 700 1 - - - - 700 1 - - - - 700 1
7 Kab. Kep Yapen Waropen - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1
8 Kota Jayapura 480 20 500 1 - - - - 500 1 - - - - 500 1
9 Kab. Sarmi 192 8 200 1 - - - - 200 1 - - - - 200 1
10 Kab. Keerom 288 12 300 1 384 16 400 1 700 1 - - - - 700 1
11 Kab. Pegunungan Bintang - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1
12 Kab. Mappi - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1
13 Kab. Waropen 288 12 300 1 - - - - 300 1 - - - - 300 1
14 Kab.Intan Jaya - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1
15 Kab. Nduga - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1

113
SL-PTT JAGUNG KAWASAN
SL-PTT JAGUNG KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)
TOTAL PENGEMBANGAN (SAPRODI)
PROVINSI & AREAL TOTAL UBINAN UBINAN
NO.
KABUPATEN/KOTA PERTUMBUH JAGUNG PADI JAGUNG
AN
SLPTT JAGUNG HIBRIDA SLPTT JAGUNG KOMPOSIT SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

25 MALUKU 1,920 80 2,000 2 2,880 120 3,000 3 5,000 4 960 40 1,000 1 6,000 4 112 60
1 Kab. MTB - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 8 20
2 Kab. Maluku Tengah - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 - - - - 1,000 1 35 10
3 Kab. Maluku Tenggara - - - - - - - - - - - - - - - - 5 -
4 Kab. Pulau Buru - - - - - - - - - - - - - - - - 43 -
5 Kab. Seram Bag Barat - - - - - - - - - - - - - - - - 7 -
6 Kab. Seram Bag Timur - - - - - - - - - - - - - - - - 9 -
7 Kab. Buru Selatan 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 - - - - 1,000 1 - 10
8 Kab. Maluku Barat Daya 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 - - - - 2,000 1 5 20
26 PAPUA - - - - 960 40 1,000 10 1,000 10 - - - - 1,000 10 75 10
1 Kab. Biak Numford - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1 - 1
2 Kab. Jayapura - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1 3 1
3 Kab. Jayawijaya - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1 - 1
4 Kab. Merauke - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1 50 1
5 Kab. Mimika - - - - - - - - - - - - - - - - 1 -
6 Kab. Nabire - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1 5 1
7 Kab. Kep Yapen Waropen - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1 1 1
8 Kota Jayapura - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1 3 1
9 Kab. Sarmi - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1 1 1
10 Kab. Keerom - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1 5 1
11 Kab. Pegunungan Bintang - - - - - - - - - - - - - - - - 1 -
12 Kab. Mappi - - - - - - - - - - - - - - - - 1 -
13 Kab. Waropen - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1 2 1
14 Kab.Intan Jaya - - - - - - - - - - - - - - - - 1 -
15 Kab. Nduga - - - - - - - - - - - - - - - - 1 -

114
SL-PTT PADI KAWASAN PENGEMBANGAN (SAPRODI) TOTAL SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)
AREAL
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PENGEMBA
NGAN
SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK SLPTT PADI LAHAN KERING (SL+LL) SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI LAHAN KERING
LOKASI SPESIFIK LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab

28 BANTEN 6,720 280 7,000 5 - - - - 7,000 5 143,040 5,960 149,000 5 24,768 1,032 25,800 5
1 Kab. Lebak 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 38,400 1,600 40,000 1 9,600 400 10,000 1
2 Kab. Pandeglang 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 44,160 1,840 46,000 1 11,520 480 12,000 1
3 Kab. Serang 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 37,440 1,560 39,000 1 2,496 104 2,600 1
4 Kab. Tangerang 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 19,200 800 20,000 1 960 40 1,000 1
5 Kota Cilegon - - - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Kota Serang 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 3,840 160 4,000 1 192 8 200 1
7 Kota Tangerang - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kota Tangerang Selatan - - - - - - - - - - - - - - - - - -
30 GORONTALO 3,840 160 4,000 4 4,224 176 4,400 5 8,400 5 24,480 1,020 25,500 6 - - - -
1 Kab. Boalemo 960 40 1,000 1 384 16 400 1 1,400 1 3,360 140 3,500 1 - - - -
2 Kab. Gorontalo - - - - 1,536 64 1,600 1 1,600 1 12,480 520 13,000 1 - - - -
3 Kab. Pohuwato 960 40 1,000 1 384 16 400 1 1,400 1 1,920 80 2,000 1 - - - -
4 Kab. Bone Bolango 960 40 1,000 1 192 8 200 1 1,200 1 960 40 1,000 1 - - - -
5 Kab. Gorontalo utara 960 40 1,000 1 1,728 72 1,800 1 2,800 1 4,800 200 5,000 1 - - - -
6 Kota Gorontalo - - - - - - - - - - 960 40 1,000 1 - - - -
7 Kab. Limboto - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab. Marisa - - - - - - - - - - - - - - - - - -

115
SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PERTUMBUHAN (SAPRODI) PENGEMBANGAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
TOTAL UBINAN UBINAN
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PEMANTAPAN TOTAL PADI
JAGUNG PADI JAGUNG
(SL+LL)
SLPTT JAGUNG KOMPOSIT SLPTT JAGUNG HIBRIDA

(Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

28 BANTEN 174,800 5 181,800 5 2,880 120 3,000 3 2,880 120 3,000 3 6,000 5 235 60
1 Kab. Lebak 50,000 1 52,000 1 - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
2 Kab. Pandeglang 58,000 1 60,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
3 Kab. Serang 41,600 1 42,600 1 - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
4 Kab. Tangerang 21,000 1 22,000 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
5 Kota Cilegon - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Kota Serang 4,200 1 5,200 1 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 35 20
7 Kota Tangerang - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kota Tangerang Selatan - - - - - - - - - - - - - - - -
30 GORONTALO 25,500 6 33,900 6 3,840 160 4,000 4 - - - - 4,000 4 178 40
1 Kab. Boalemo 3,500 1 4,900 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 33 10
2 Kab. Gorontalo 13,000 1 14,600 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
3 Kab. Pohuwato 2,000 1 3,400 1 - - - - - - - - - - 23 -
4 Kab. Bone Bolango 1,000 1 2,200 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 15 10
5 Kab. Gorontalo utara 5,000 1 7,800 1 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 50 10
6 Kota Gorontalo 1,000 1 1,000 1 - - - - - - - - - - 7 -
7 Kab. Limboto - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Kab. Marisa - - - - - - - - - - - - - - - -

116
SL-PTT PADI KAWASAN
SL-PTT PADI KAWASAN PERTUMBUHAN (SAPRODI)
TOTAL PENGEMBANGAN (SAPRODI)
PROVINSI & AREAL
NO.
KABUPATEN/KOTA PERTUMBUH
SLPTT PADI SAWAH PENINGKATAN SLPTT PADI LAHAN KERING AN SLPTT PADI SAWAH SPESIFIK
IP PENINGKATAN IP LOKASI

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab

27 MALUT 8,640 360 9,000 5 4,128 172 4,300 8 13,300 8 - - - -


1 Kab. Halmahera Tengah 960 40 1,000 1 384 16 400 1 1,400 1 - - - -
2 Kab. Halmahera Barat 960 40 1,000 1 576 24 600 1 1,600 1 - - - -
3 Kab. Halmahera Timur 4,800 200 5,000 1 384 16 400 1 5,400 1 - - - -
4 Kab. Kepulauan Sula - - - - 288 12 300 1 300 1 - - - -
5 Kab. Halmahera Selatan 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 - - - -
6 Kab. Halmahera Utara 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 - - - -
7 Kab. Pulau Morotai - - - - 384 16 400 1 400 1 - - - -
8 Kota Tidore Kepulauan - - - - 192 8 200 1 200 1 - - - -
29 BABEL 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 - - - -
1 Kab. Bangka - - - - - - - - - - - - - -
2 Kab. Bangka Selatan 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 - - - -
3 Kab. Blitung Timur - - - - - - - - - - - - - -
32 PAPUA BARAT 4,992 208 5,200 4 480 20 500 4 5,700 6 - - - -
1 Kab. Sorong 1,920 80 2,000 1 - - - - 2,000 1 - - - -
2 Kab. Manokwari 1,920 80 2,000 1 192 8 200 1 2,200 1 - - - -
3 Kab. Fak-Fak 960 40 1,000 1 96 4 100 1 1,100 1 - - - -
4 Kab. Raja Ampat - - - - - - - - - - - - - -
5 Kab. Teluk Bintuni 192 8 200 1 - - - - 200 1 - - - -
6 Kab. Teluk Wondama - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - -
7 Kab. Sorong Selatan - - - - 96 4 100 1 100 1 - - - -
8 Kab. Maybrat - - - - - - - - - - - - - -
9 Kab Tambrauw - - - - - - - - - - - - - -
33 SULBAR 3,840 160 4,000 3 3,840 160 4,000 4 8,000 4 6,720 280 7,000 4
1 Kab. Mamuju 1,920 80 2,000 1 960 40 1,000 1 3,000 1 2,880 120 3,000 1
2 Kab. Majene - - - - - - - - - - - - - -
3 Kab. Mamasa 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 960 40 1,000 1
4 Kab. Mamuju Utara 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 960 40 1,000 1
5 Kab. Polewali Mandar - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 1,920 80 2,000 1

117
SL-PTT JAGUNG KAWASAN
SL-PTT PADI KAWASAN PEMANTAPAN (SAPRODI)
PERTUMBUHAN (SAPRODI)
TOTAL AREAL
PROVINSI &
NO. PEMANTAPA TOTAL PADI
KABUPATEN/KOTA
N (SL+LL)
SLPTT PADI SAWAH SLPTT PADI LAHAN KERING SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab

27 MALUT - - - - - - - - - - 13,300 8 960 40 1,000 1


1 Kab. Halmahera Tengah - - - - - - - - - - 1,400 1 - - - -
2 Kab. Halmahera Barat - - - - - - - - - - 1,600 1 - - - -
3 Kab. Halmahera Timur - - - - - - - - - - 5,400 1 - - - -
4 Kab. Kepulauan Sula - - - - - - - - - - 300 1 - - - -
5 Kab. Halmahera Selatan - - - - - - - - - - 2,000 1 - - - -
6 Kab. Halmahera Utara - - - - - - - - - - 2,000 1 960 40 1,000 1
7 Kab. Pulau Morotai - - - - - - - - - - 400 1 - - - -
8 Kota Tidore Kepulauan - - - - - - - - - - 200 1 - - - -
29 BABEL 4,800 200 5,000 3 - - - - 5,000 3 7,000 3 960 40 1,000 1
1 Kab. Bangka 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 1,000 1 - - - -
2 Kab. Bangka Selatan 2,880 120 3,000 1 - - - - 3,000 1 5,000 1 - - - -
3 Kab. Blitung Timur 960 40 1,000 1 - - - - 1,000 1 1,000 1 960 40 1,000 1
32 PAPUA BARAT - - - - - - - - - - 5,700 6 - - - -
1 Kab. Sorong - - - - - - - - - - 2,000 1 - - - -
2 Kab. Manokwari - - - - - - - - - - 2,200 1 - - - -
3 Kab. Fak-Fak - - - - - - - - - - 1,100 1 - - - -
4 Kab. Raja Ampat - - - - - - - - - - - - - - - -
5 Kab. Teluk Bintuni - - - - - - - - - - 200 1 - - - -
6 Kab. Teluk Wondama - - - - - - - - - - 100 1 - - - -
7 Kab. Sorong Selatan - - - - - - - - - - 100 1 - - - -
8 Kab. Maybrat - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Kab Tambrauw - - - - - - - - - - - - - - - -
33 SULBAR 49,920 2,080 52,000 5 3,840 160 4,000 4 56,000 5 71,000 5 - - - -
1 Kab. Mamuju 21,120 880 22,000 1 960 40 1,000 1 23,000 1 29,000 1 - - - -
2 Kab. Majene 960 40 1,000 1 960 40 1,000 1 2,000 1 2,000 1 - - - -
3 Kab. Mamasa 11,520 480 12,000 1 960 40 1,000 1 13,000 1 16,000 1 - - - -
4 Kab. Mamuju Utara 2,880 120 3,000 1 - - - - 3,000 1 6,000 1 - - - -
5 Kab. Polewali Mandar 13,440 560 14,000 1 960 40 1,000 1 15,000 1 18,000 1 - - - -

118
SL-PTT JAGUNG KAWASAN SL-PTT JAGUNG KAWASAN
PERTUMBUHAN (SAPRODI) TOTAL PENGEMBANGAN (SAPRODI)
PROVINSI & AREAL TOTAL UBINAN UBINAN
NO.
KABUPATEN/KOTA PERTUMBUH JAGUNG PADI JAGUNG
AN
SLPTT JAGUNG KOMPOSIT SLPTT JAGUNG HIBRIDA

SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab SL(Ha) LL (Ha) Total (Ha) Kab (Ha) Kab (Unit) (Unit)

27 MALUT - - - - 1,000 1 3,168 132 3,300 7 4,300 8 88 43


1 Kab. Halmahera Tengah - - - - - - 384 16 400 1 400 1 9 4
2 Kab. Halmahera Barat - - - - - - 384 16 400 1 400 1 11 4
3 Kab. Halmahera Timur - - - - - - 480 20 500 1 500 1 36 5
4 Kab. Kepulauan Sula - - - - - - 480 20 500 1 500 1 2 5
5 Kab. Halmahera Selatan - - - - - - 480 20 500 1 500 1 13 5
6 Kab. Halmahera Utara - - - - 1,000 1 - - - - 1,000 1 13 10
7 Kab. Pulau Morotai - - - - - - 480 20 500 1 500 1 3 5
8 Kota Tidore Kepulauan - - - - - - 480 20 500 1 500 1 1 5
29 BABEL - - - - 1,000 1 - - - - 1,000 1 47 10
1 Kab. Bangka - - - - - - - - - - - - 7 -
2 Kab. Bangka Selatan - - - - - - - - - - - - 33 -
3 Kab. Blitung Timur - - - - 1,000 1 - - - - 1,000 1 7 10
32 PAPUA BARAT 672 28 700 7 700 7 - - - - 700 7 38 7
1 Kab. Sorong 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1 13 1
2 Kab. Manokwari 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1 15 1
3 Kab. Fak-Fak 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1 7 1
4 Kab. Raja Ampat 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1 - 1
5 Kab. Teluk Bintuni - - - - - - - - - - - - 1 -
6 Kab. Teluk Wondama - - - - - - - - - - - - 1 -
7 Kab. Sorong Selatan 96 4 100 1 100 1 - - - - 100 1 1 1
8 Kab. Maybrat 144 6 100 1 150 1 - - - - 150 1 - 1
9 Kab Tambrauw 48 2 100 1 50 1 - - - - 50 1 - 1
33 SULBAR - - - - - - 3,840 160 4,000 4 4,000 4 203 40
1 Kab. Mamuju - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
2 Kab. Majene - - - - - - - - - - - - 13 -
3 Kab. Mamasa - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10
4 Kab. Mamuju Utara - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 40 10
5 Kab. Polewali Mandar - - - - - - 960 40 1,000 1 1,000 1 50 10

119
Lampiran 4
BLANKO CALON LOKASI BANTUAN SOSIAL BUDIDAYA (SL-PTT/KAWASAN)
TANAMAN PANGAN TAHUN 2013

KABUPATEN :
PROVINSI :

KOMODITI : Padi Inbrida/Padi Hibrida/Padi Lahan Kering/Jagung Hibrida/Jagung Komposit/Kedelai *)

SASARAN :
Peningkatan Produktivitas Perluasan Areal Potensi
Lahan Non Tanaman Pangan
Peningkatan Indeks Pertanaman

No Kecamatan/Desa Luasan Produktivitas Awal Target Peningkatan Keterangan


(Ha) (Ku/Ha) Produktivitas (Ku/Ha)
1 KEC .................... SL-PTT Kawasan .................
Ds. ......................
Ds. ......................
Ds. ......................
Ds. ......................
Ds. ......................

2 KEC ....................
Ds. ......................
Ds. ......................
Ds. ......................
Ds. ......................
Ds. ......................

3 Dst

Jumlah
Ket : *). Pilih salah satu
................., ........................... 2012

Kepala Dinas Pertanian .....................

................................................................
Nip. ..........................................................

120
DAFTAR CALON PETANI DAN CALON LOKASI
PENERIMA BANSOS SL-PTT TAHUN 2013

Nama Poktan / Gapoktan :


Jumlah Anggota Kelompok :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Kawasan :
Komoditi :
No. Nama Petani Luas Areal (ha) Kebutuhan Benih (kg) Varietas Jadwal Tanam

1
2
3
4
5
dst
Jumlah

Mengetahui Ketua Kelompoktani


KCD/Penyuluh

Nama …………. Nama ………….

121
DAFTAR CALON PETANI DAN CALON LOKASI
PENERIMA BANTUAN SOSIAL SL-PTT TAHUN 2013

Kabupaten :
Kawasan : Pertumbuhan / Pengembangan / Pemantapan
Komoditas : Padi Inbrida Sawah / Padi Inbrida Pasang Surut / Padi Inbrida Rawa Lebak / Padi Inbrida Lahan Kering
Jagung Komposit / Jagung Hibrida

Jumlah
Nama Jumlah Luas Areal Jadwal
No Kecamatan Desa Nama Ketua Kebutuhan Benih Varietas
Kelompok Tani Anggota (Ha) Tanam
(Kg)
1
2
3
4
dst…
Jumlah

Ditetapkan,Tgl….Bln….Tahun 2013
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten ……,

Nama
NIP

122
Lampiran 5

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA
NOMOR : .............................................2013
TENTANG
PENETAPAN KELOMPOKTANI PENERIMA DANA BANTUAN SOSIAL
(BANSOS) SL-PTT
............................................................)*
TAHUN ANGGARAN 2013
KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA

Menimbang : a. Bahwa ketahanan pangan nasional perlu terus


diupayakan melalui peningkatan produksi untuk
menjamin kecukupan pangan yang semakin
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk.
b. Bahwa peningkatan produksi padi dan jagung
tahun 2013 difokuskan pada peningkatan
produktivitas melalui penerapan teknologi dalam
SL-PTT.
c. Bahwa pelaksanaan SL-PTT padi dan jagung untuk
peningkatan produksi, produktivitas dan
pendapatan petani perlu ditetapkan kelompoktani
penerima Bansos SL-PTT tahun 2013.
d. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b
dan c perlu ditetapkan Kelompoktani Penerima
Bantuan SL-PTT Padi dan Jagung Tahun Anggaran
2013.
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor .............. Tahun
............. tentang ................;
2. Surat Keputusan .......... Nomor .............. Tahun
............. tentang ................;
3. Peraturan Daerah Kabupaten / Kota Nomor
.............. Tahun ............. tentang ................;
4. dst

123
Memperhatikan : 1. DIPA Dinas Pertanian Kabupaten / Kota Nomor
.............. Tanggal ............. Bulan ................
Tahun ............
2. Pedoman Teknis Sekolah Lapangan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung Tahun
2013.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Penetapan Kelompoktani penerima bantuan SL-
PTT ....................................................*) tahun
anggaran 2013 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini maka akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :...............................
Pada Tanggal : ................................
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten /
Kota

..........................................
NIP. .....................................

Tembusan :
1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI di
Jakarta
2. Bupati / Walikota di ..............
3. Kepala Dinas Pertanian Provinsi di ................
4. dst.

*) disesuaikan dengan komoditi (SL-PTT padi inbrida, padi hibrida,padi


lahan kering, jagung hibrida dan jagung komposit)
**) disesuaikan dengan sumber bantuan

124
Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Kabupaten/Kota Penetapan Kelompoktani
Penerima Dana Bansos untuk SL, LL dan Dana Pertemuan Kelompok SL-PTT Tahun 2013

Nama Alamat Nomor Jumlah Alamat Bank


No. Nama Ketua
Poktan/Gapoktan Desa Kec. Rekening ( Rp ) Cabang, Unit
1
2
3
4
5
dst
Jumlah

Ditetapkan,……, Bln……. 2013


Kepala Dinas Pertanian Kabupaten / Kota…….,

Nama
NIP

125
Lampiran 6
Rencana Usaha Kelompok (RUK)
Pelaksana SL-PTT Tahun 2013

Nama Kelompoktani :
Alamat Kelompoktani :
Luas Lahan :
Jumlah Anggota Poktan :
Rincian Kebutuhan Kel. :
Komoditi :
Varietas :

Uraian Volume Harga Satuan Jumlah


No Jenis
Kebutuhan (Kg) (Rp.) (Rp.)
1.
2.
3.
dst
Jumlah

Mengetahui,
Penyuluh/Petugas …………., …………..
Pertanian Bendahara Ketua
Kelompok, Kelompok,

Nama Nama Nama


NIP

126
Lampiran 7

SURAT PERNYATAAN
PENERIMAAN BANSOS DAN PENGGUNAAN BANSOS

Yang bertandatangan dibawah ini adalah nama : ………………….. selaku


Ketua Kelompoktani .......................... Desa ……………………. Kecamatan
……………….. Kabupaten ………………… dengan ini menyatakan bahwa
dana yang kami terima sebesar Rp…………dan akan kami gunakan :
a. Untuk pembelian saprodi SL-PTT
b. Biaya pertemuan Kelompoktani
c. Bersedia dan sanggup untuk melaksanakan penanaman,
pemeliharaan sampai panen di areal SL-PTT dan sanggup
mengembalikan dana apabila tidak sesuai peruntukannya.
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya .

............................... 2013
Mengetahui Ketua Kelompoktani
Petugas Lapangan
Materai 6.000

(......................................) (.....................................)

127
Lampiran 8

MEKANISME PENCAIRAN DANA BANTUAN SL-PTT


POLA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) TA. 2013

128
Pembentukan Tim
Teknis Kab/Kota

Menyusun Juknis dan


Kriteria Seleksi CP/CL

KPA/PPK
SPM-LS KPPN
SPP-LS

Seleksi Tahap-I Administrasi

Seleksi Tahap-II Penilaian


Proposal/Usulan Kelompoktani

Menyusun RUK
didampingi PPL
& diverifikasi
Tim Teknis Kab/Kota SP2D

Forum Musyawarah &


Berita Acara CP/CL

Penetapan Kelompoktani
Kelompok Bank
Sasaran terdekat
Membuka Rekening di Bank

Pencairan dana dari rekening melalui


persetujuan Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota setelah diverifikasi oleh Tim
Teknis/Tim Verifikasi Kabupaten/Kota

129
RENCANA JADWAL PELAKSANAAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG TAHUN 2013 Lampiran 9
BULAN
NO KEGIATAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP
1 Penyusunan Pedum, Juklak, Juknis
2 Pembentukan Tim Teknis
3 Sosialisasi
4 CP/CL
5 Pengiriman RUK, RDKK, Rekening
Poktan/Gapoktan ke Kabupaten/Kota,
Provinsi, dan Pusat
6 Proses Administrasi Keuangan dan
Pengiriman Dana ke Rekening Kelompok
7 Pelatihan PL
1. Pelatihan PL I
2. Pelatihan PL II
3. Pelatihan PL III
8 Pelaksanaan
1. Tanam
2. Pemeliharaan
3. Panen
9 Pembinaan
10 Monitoring
11 Evaluasi
12 Pelaporan
Lampiran 10
BLANGKO LAPORAN BULANAN KECAMATAN
REALISASI SL-PTT KAWASAN PERTUMBUHAN / PENGEMBANGAN / PEMANTAPAN
PADI INBRIDA SAWAH/ PADI INBRIDA PASANG SURUT / PADI INBRIDA RAWA LEBAK / PADI HIBRIDA
PADI LAHAN KERING / JAGUNG KOMPOSIT / JAGUNG HIBRIDA
TAHUN 2013
KECAMATAN :
BULAN :
Luas Jumlah Realisasi Tanam Realisasi Panen Dilaksanakan
Jumlah
No Areal SL-PTT Luas Provitas Produksi MH 13/14 Keterangan
(Ha) (%)
Desa Poktan (Ha) ( Unit ) (Ha) (ku/ha) (ton) (Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 A 2 50 2 45 90.00 30 75.00 225 5
2 B 4 100 4 95 95.00 80 81.25 650 5
3
4 dst
Jumlah 6 150 6 140 93.33 110 79.55 875 10

…………………., tgl,…………, bulan,………….., tahun ………


Petugas Penyuluh Pertanian /
Kepala Cabang Dinas Pertanian

Nama……………………………
NIP……………………………
Lampiran 11
BLANGKO LAPORAN BULANAN KABUPATEN
REALISASI SL-PTT KAWASAN PERTUMBUHAN / PENGEMBANGAN / PEMANTAPAN
PADI INBRIDA SAWAH/ PADI INBRIDA PASANG SURUT / PADI INBRIDA RAWA LEBAK / PADI HIBRIDA
PADI LAHAN KERING / JAGUNG KOMPOSIT / JAGUNG HIBRIDA
TAHUN 2013
KABUPATEN :
BULAN :
SK Pengajuan Ke Bank Realisasi Tanam Realisasi Panen
Jumlah Luas Dilaksanakan
Penetapan
No Kecamatan Areal Proses Cair Luas Provitas Produksi MH 13/14 Keterangan
CPCL (Ha) (%)
Desa Poktan (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (ku/ha) (ton) (Ha)
(Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1 1 1 2 50 50 50 50 50 100.00 50 80.00 80 0
2 dst
Jumlah 1 2 50 50 50 50 50 100.00 50 80.00 80 0

…………………., tgl,…………, bulan,………….., tahun ………


Tim Teknis Tingkat Kabupaten/Kota /
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

Nama……………………………
NIP……………………………
Lampiran 12
BLANGKO LAPORAN BULANAN PROVINSI
REALISASI SL-PTT KAWASAN PERTUMBUHAN / PENGEMBANGAN / PEMANTAPAN
PADI INBRIDA SAWAH/ PADI INBRIDA PASANG SURUT / PADI INBRIDA RAWA LEBAK / PADI HIBRIDA
PADI LAHAN KERING / JAGUNG KOMPOSIT / JAGUNG HIBRIDA
TAHUN 2013
PROVINSI :
BULAN :
SK Pengajuan Ke Bank Realisasi Tanam Realisasi Panen
Luas Dilaksanakan
Jumlah Penetapan
No Kabupaten Areal Proses Cair Luas Provitas Produksi MH 13/14 Keterangan
CPCL (Ha) (%)
Kecamatan Desa Poktan (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (ku/ha) (ton) (Ha)
(Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
1 A 4 8 8 200 200 200 200 195 97.50 100 75.00 750 5
2 B 5 9 10 250 250 250 250 245 98.00 150 80.00 1200 5
3
4
5 dst
Jumlah 9 17 18 450 450 450 450 440 97.78 250 78.00 1950 10

…………………., tgl,…………, bulan,………….., tahun ………


Tim Teknis Tingkat Provinsi
Kepala Dinas Pertanian Provinsi

Nama……………………………
NIP……………………………
Lampiran 13
BLANGKO LAPORAN AKHIR PROVINSI/KABUPATEN
REALISASI SL-PTT KAWASAN PERTUMBUHAN / PENGEMBANGAN / PEMANTAPAN
PADI INBRIDA SAWAH/ PADI INBRIDA PASANG SURUT / PADI INBRIDA RAWA LEBAK / PADI HIBRIDA
PADI LAHAN KERING / JAGUNG KOMPOSIT / JAGUNG HIBRIDA
TAHUN 2013
PROV/KAB :
BULAN :
Realisasi Tanam Realisasi Panen Provitas
SK
Target Provitas Provitas Non SL Tidak
Penetapan Bulan
No Kab/Kec Luas Provitas Produksi dalam LL Sebelum pada MT Dilaksana Ket
Luas Area CPCL Unit (Ha) (%) Tanam
Unit (Ha) (ku/ha) (ton) (ku/Ha) SL (ku/Ha) yang sama kan (Ha)
(Ha) (Ha)
(ku/Ha)
(1) (2) (3) (4) (7) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
1 A 4 8 200 200 195 97.50 Mar, Apr, Mei 100 75.00 750 80.00 70.00 70.00
2 B 5 9 250 250 245 98.00 Apr, Jun 150 80.00 1200 85.00 73.00 70.00
3
4
5 dst
Jumlah 9 17 450 450 440 97.78 250 78.00 1950 82.50 71.50 70.00

……………., tgl,…………, bulan,………….., tahun ………


Tim Teknis Tingkat Provinsi/
Kepala Dinas Pertanian Provinsi/Kabupten

Nama……………………………
NIP……………………………
Lampiran 14
FORM ISIAN
HASIL UBINAN SL-PTT PADI / JAGUNG

Kabupten :
Kawasan : PERTUMBUHAN / PENGEMBANGAN / PEMANTAPAN
Komoditas : PADI INBRIDA SAWAH/ PADI INBRIDA PASANG SURUT / PADI INBRIDA RAWA LEBAK / PADI HIBRIDA /
PADI LAHAN KERING / JAGUNG KOMPOSIT / JAGUNG HIBRIDA
Alamat Jumlah Petugas Ubinan Hasil Ubinan (Ku/Ha GKG)
Nama Tanggal
No Nama Petani Ubinan Varietas
KelompokTani Desa Kecamatan Ubinan Nama NIP LL Non LL / SL
(Unit)

……………., tgl,…………, bulan,………….., tahun ………


Kepala Dinas Pertanian Kabupten

Nama……………………………
NIP……………………………

Anda mungkin juga menyukai