Anda di halaman 1dari 4

Peran Penyuluh Sebagai Agen Perubahan (Agent of Change)

Posted on Februari 4, 2012 by Gapoktan Saluyu Cilamaya

Peranan Penyuluh sebagai ujung tombak dalam proses pemberdayaan Petani di lapangan,
sehingga dapat membentuk Petani yang tanggap akan perkembangan Informasi dan Technologi
serta mampu meningkatkan pendapatannya dan mensejahterakan kehidupan dirinya dan
keluarganya, kini telah mendapat perhatian serius dari Pemerintah, terbukti dengan dibentuknya
UU No.16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K).

Isi UU No.16 Tahun 2006 ini, selain memuat Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Penyuluh,
juga memuat arahan dalam pembentukan Lembaga atau Badan Penyuluh Pertanian, sehingga
diharapkan para Penyuluh dapat kembali ke Tugas Pokok dan Fungsinya sebagai motor
penggerak Pembelajaran terhadap Petani, sehingga mampu merubah pola fikir Petani dari Petani
tradisional menjadi Petani Modern, dari orientasi usaha tani yang hanya terfokus pada
peningkatan produksi tani menjadi usaha tani yang berorientasi Agribisnis, yang berfikir bahwa
usaha tani harus menguntungkan.

Peran Penyuluh Pertanian yang sangat kentara terjadi pada era tahun 1980-an, dimana pada
waktu itu Indonesia berhasil mewujudkan Swasembada Pangan dengan programnya yang
terkenal yakni BINMAS (Bimbingan Massal). Keberhasilan swasembada pangan ini telah
mendapat penghargaan dari FAO (Food and Agriculture Organization), yakni organisasi PBB
yang mengurusi pangan dan pertanian. Berkah lainnya, Indonesia menjadi tempat magang,
penelitian atau latihan para Petani dari Negara lainnya. Keberhasilan seperti inilah yang ingin
kembali diwujudkan, yakni keberhasilan yang begitu membanggakan Bangsa dan Rakyat
Indonesia.

Disamping itu, tingginya angka pertumbuhan penduduk di Indonesia yang tidak sebanding
dengan peningkatan hasil pertanian, menjadikan Negeri ini berada pada ambang rawan pangan,
Sungguh situasi yang sangat dikhawatirkan oleh Pemerintah dan Masyarakat seluruhnya. Selain
itu fenomena perubahan iklim (Climate Change)-pun menjadi masalah tersendiri terhadap hasil
Pertanian, karena Pertanian erat kaitannya dengan Iklim dan Lingkungan, sehingga fenomena
Climate Change ini begitu banyak menyita perhatian semua pihak. Terbukti, cuaca ekstrem yang
melanda Negeri ini pada Musim Tanam Gadu tahun 2010 lalu, telah menyebabkan kegagalan
panen, baik tanaman padi, palawija dan holtikultura (sayur-sayuran). Implikasinya, harga bahan
pangan pun melonjak naik, dan hal ini tentunya diiringi dengan melonjaknya harga barang
lainnya, karena Pertanian merupakan pilar utama kehidupan, sehingga pengaruhnya akan
memberikan efek domino terhadap kehidupan lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, tidaklah berlebihan apabila Penyuluh Pertanian di masa kini dan yang
akan datang harus mampu menjadi Agen Perubahan (Agent of Change), yang bisa membentuk
Petani tangguh yang dapat menjawab tantangan jaman, perubahan iklim dan Lingkungan, di
tengah semakin berkurangnya lahan Pertanian, sehingga selain secara umum dapat
berswasembada pangan dalam upayanya menjaga ketahanan pangan Nasional, secara khusus
juga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Petani dan keluarganya.
Dalam posisinya sebagai Agen Perubahan, Penyuluh dituntut harus memiliki sifat 4 K, sebagai
berikut:

1. Keinginan

Penyuluh harus memiliki keinginan atau cita-cita yang hendak diraihnya. Tidaklah mungkin
seseorang akan termotivasi untuk bergerak, apabila tidak memiliki ambisi (keinginan). Maka
sifat ini merupakan hal mutlak yang harus dimiliki seorang agen perubahan, tidak terkecuali
Penyuluh.

2. Kemauan

Langkah selanjutnya, Penyuluh harus memiliki kemauan dan tekad yang kuat untuk mencapai
keinginan yang telah ditetapkannya. Hal ini tentu harus di awali dari internal Penyuluh itu
sendiri, dengan merubah sifat dan kinerjanya dari yang biasa-biasa saja, menjadi Penyuluh yang
memiliki sifat dan kinerja yang lebih baik. Beberapa faktornya adalah punya kemauan untuk
terus belajar dan menambah wawasan untuk menemukan inovasi-inovasi atau kreasi baru yang
dapat di terapkan pada Petani.

Misalnya, dengan melakukan kaji terap tekhnologi tertentu di lahan yang ada dalam WKPP
(Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian)Nya. Hasilnya,-jika baik- dapat diterapkan kepada Petani.

3. Kemampuan

Sebagai agen perubahan, Penyuluh harus memiliki kemampuan yang lebih dari Petani, baiik
dalam hal ilmu, wawasan, keahlian, manajerial dan lain sebagainya. Dalam kaitannya dengan
kemampuan, secara garis besar Penyuluh harus memiliki 3 hal sebagai berikut:

Pertama : mampu menganalisa kondisi fisik dan non fisik objek yang akan diubah, yakni yang
menyangkut profile desa, kondisi penduduknya (sifat dan budayanya), potensi usaha tani yang
dapat dijadikan produk unggulan untuk dikembangkan dan lain-lain.

Kemampuan ini dapat diperoleh Penyuluh melalui proses belajar yang terus-menerus, baik secara
formal, informal ataupun non formal. Salah satu alatnya yaitu punya minat yang tinggi untuk
membaca, berdiskusi dan mencari referensi (rujukan) dari orang atau sesuatu yang dapat
diandalkan, misalnya mendekati tokoh masyarakat dan perangkat desa setempat, berdiskusi
dengan senior Penyuluh lainnya ataupun mengakses internet, yang telah menyediakan informasi
apapun yang kita inginkan.

Kedua : mampu menemukan SDM (Sumber Daya Manusia), technologi serta aspek manajerial
yang tepat dalam upaya menjadikan ke-3 hal tersebut sebagai solusi yang efektif dan efisien
terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Petani.

Ketiga : mampu memfasilitasi dengan cara mensinergikan masalah yang dihadapi Petani dengan
solusi yang tepat. Karena tiap WKPP (Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian) memiliki
permasalahan tersendiri, sehingga solusi yang harus dilakukan-pun harus sesuai dengan masalah
yang dihadapi dengan memperhatikan karakteristik masyarakat setempat.

4. Keberanian

Penyuluh juga dituntut memiliki keberanian dalam dirinya, terutama berani bertindak apabila
dipandang benar dan baik, berani berkreasi dengan menciptakan cara-cara yang baru dalam
usahanya merubah pola fikir Petani dan berani berinovasi, dengan berusaha menemukan dan
mencoba hal-hal yang baru, dalam kaitannya membuka Peluang Usaha Tani yang berpotensi
menghasilkan komoditas yang unggul dan memberikan keuntungan bagi Petani dan
Keluarganya.

Penyuluh Pertanian harus memiliki jiwa Wirausaha untuk ditularkan kepada Petani binaannya.
Hal ini dapat merubuh Mind Set(pola pikir)

Itulah kiranya empat sifat yang harus dimiliki Penyuluh dalam posisinya sebagai Agen
Perubahan. Dengan ini diharapkan, Petani yang berhadapan dengan Penyuluh yang memiliki
empat sifat di atas, dapat merubah dirinya sehingga mampu memberdayakan usaha taninya
dengan berperan sebagai pemimpin, manajer dan pengusaha yang handal yang tanggap terhadap
perkembangan informasi dan technologi, dan efeknya bisa meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraannya. Tetapi apabila keempat sifat itu tidak dimiliki oleh seorang Penyuluh, maka
jangan harap akan membawa perubahan yang berarti, baik bagi Petani khususnya ataupun
Bangsa dan Negara Indonesia pada umumnya.

Memang tidak mudah merubah perilaku manusia khususnya Petani, tetapi yakinlah dengan usaha
yang sungguh-sungguh, berkesinambungan, pantang menyerah, cermat, komunikasi yang efektif
dan pendekatan yang terus-menerus, maka perubahan yang kita harapkan pun akan segera
terwujud.Selamat Bekerja.

Mahpud Hidayat

Penyuluh – Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan

Kabupaten Karawang – Jawa Barat

http://gapoktansaluyu.wordpress.com/2012/02/04/peran-penyuluh-sebagai-agen-perubahan-agent-of-
change/
FUNGSI DAN PERAN PENYULUH

Fungsi dan peran Penyuluh Pertanian dalam sistem penyuluhan pertanian, yaitu:

1. memfasilitasi proses pemberdayaan pelaku utama dan pelaku usaha,


2. mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha ke sumber informasi,
teknologi, dan sumberdaya lainnya agar mereka dapat mengembangkan usahanya,
3. meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan kewirausahaan pelaku utama dan
pelaku usaha,
4. membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam menumbuhkembangkan organisasinya
menjadi organisasi ekonomi yang berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan tata kelola
berusaha yang baik dan berkelanjutan,
5. membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan tantangan
yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengelola usaha,
6. menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku usaha terhadap kelestarian fungsi
lingkungan, dan
7. melembagakan nilai-nilai budaya pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan yang maju
dan modern bagi pelaku utama dan pelaku usaha secara berkelanjutan.

Untuk melaksanakan fungsi dan peran tersebut, menuntut adanya peningkatan kompetensi Penyuluh
Pertanian untuk mewujudkan Penyuluh Pertanian yang profesional. (Kontributor. Rizky Fadli)

http://agamextension.blogspot.com/2012/11/fungsi-dan-peran-penyuluh.html

Anda mungkin juga menyukai