Bismillah - Skripsi-Saripah. Fixs
Bismillah - Skripsi-Saripah. Fixs
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Starata
(S.I) Dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Dakwah
Oleh
SARIPAH
303171299
)١ه:٣(البقرة
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Q.S. Al-baqarah: 153)1
1
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya (Jakarta :CV Pustaka Ilmu 2014)
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
The study is background to a reality that needs attention in the gulf village,
which is about some of the psychological shymptoms experienced by parents
who has stunted children in the Teluk village pemayung district the number of 4
children in the land of kadus 1 for one child, in kadus 3 for one an in kadus 4 for
four children, this encouraged the writer to examine some of the factors behind
the psychological stress experienced by stunting parents, how high religiustas
parents with stunted children, as well as the psychological effects of parents
having stunted children in the gulf village.
The research is a field/case study using qualitative methonds of data
collected through interviews, observation, and documentation, andthen it is
analyzed by a descriptive that is to simulate the events in the field.
Studies have been found that there is psychological pressure from parents
who have stunted children in the bay village of scavenging among otheris this:
isolation from surroundings, stress or excessive depression, unbridled emotions,
irregular diet and slepp patterns, excessive anxiety and blank talk content
contributing factors are the psychological pressure ofcaring parents stunting child
in the gulf village district in the neighborhood home, family support, and a lack of
community education on stunting as well as at the religious level of parents who
have stunting children in the gulf village sub district is: a dimension of worship
or practice (ritualistic), the belief dimension (ideology) contains expectations, the
refined dimension called the ihsan (application), and the dimension of knowledge.
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdullilahhirabbil‟alamin
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi
yang berudul “Psikologis Orang Tua Yang Memiliki Anak Penderita Stunting di
Desa Teluk Kecamatan Pemayung” dan di ajukan sebagai salah satu syarat untuk
mendapat gelar Sarjana pada Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas
Dkwah, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Saya mengucapkan terimakasih kepada:
vii
KATA PENGANTAR
viii
DAFTAR ISI
ix
HAL
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
NOTA DINAS ...................................................................................................................... ii
SURAT PENYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........................................................ iii
PENGESAHAN ................................................................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................................... v
ASBTRAK ........................................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... x
DAFTAR BAGAN ............................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belkang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
C. Tujuan penelitian ....................................................................................... 4
D. Mamfaat Penelitian .................................................................................... 5
E. Kajian Teori .............................................................................................. 6
F. Metode Penelitian....................................................................................... 24
G. Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................................... 30
H. Studi Relevan ............................................................................................. 32
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 65
B. Implikasi Penelitian .................................................................................... 65
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR BAGAN
xiii
TRANSLITERASI ARAB-LATIN
A. Alfabet
xiv
21 ﻕ Q
22 ﻙ K
23 ﻝ L
24 ﻡ M
25 ﻥ N
26 ﻭ W
27 ه H
28 ﻱ Y
xv
2. Ta‟ marbuthah yang, hidup atau yang mendapat harakat fathah, kashrah,
dan dhammah maka transliterasinya adalah /t/.
Arab Indonesia
ﻭﺰارةاﻠﺗربﻴت Wizārat al-tarbiyah
ﻤراةاﻠﺰﻤﻦ Mir āt al-Zaman
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abu Zahra berpendapat bahwa orang tua yang tergabung dalam Keluarga
merupakan unit terkecil bersifat pokok dalam kehidupan bermasyarakat yang
memilik peran yang sangat penting bagi keberlangsungan tumbuh dan kembang
kehidupan berbangsa dan bernegara, keluarga ataupun orang tua memiliki peran
menciptakan manusia yang cerdas dalam pendidikan moral ataupun agama,
karena mampu menciptakan manusia yang sehat scara fisik dan psikologis2
sedangkan menurut Widiasari adalah kondisi aspek motivasi merupakan dorongan
yang bersumber dari dalam maupun luar individu, yang dapat mempengaruhi
mental secara langsung ataupun yang akan membantu individu menyesuaikan diri
dengan keadaan dan akan memunculkan perubahan dan akan menekankan
terhadap hubungan sebab akibat.3
Gibson RS menjelaskan tentang pengertian adalah Stunting atau
kependekan merupakan salah satu bentuk malnutrisi yang merefleksikan
kekurangan gizi yang terjadi secara kumulatif yang berlangsung lama atau dikenal
dengan istilah kekurangan gizi kronis (Hidden Bunger). Anak dengan gizi kronis
akan mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan linear sehingga tidak tercapai
pertumbuhan yang potensial. Anak tersebut tidak mencapai rata-rata median
pertumbuhan sesuai umur dan jenis kelamin. Kependekan bukan mencerminkan
sekedar secara fisik pendek saja, tetapi juga terjadi proses perubahan patologis.4
Dodik Briawan MCN juga mengemukakan tentang pengertian Stunting
merupakan permasalah global yang dihadapi oleh banyak Negara di dunia
termasuk di Indonesia. Dampak Stunting berdimensi luas, yaitu berpenggaruh
pada kecerdasan dan produktivitas, dan kualitas sumber daya manuisa secara luas.
2
Mufida Ch, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender,(Malang : UIN Press) Hlm.
47
3
Widiasari. Y, Dinamika Psikologis Pencapaian Successful Agin Pada Lansia Yang
Mengikuti Program Yantu Lansia, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi Ugm, 2009), Hlm 18.
4
Astuti lamid, Masalah Kependekan (Stunting) Pada Anak Balita: Analisa Prospek
Penanggulangannya Di Indonesia, ( Bogor: IPB Press 1 juni 2015:IPB Press
1
2
):٧ (ﻣريﻢ
5
HM Budiyanto, Hak-Hak Anak Dalam Prspektif Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta
6
HM. Budi yanto, Hak-Hak Anak Dalam Perpsektif Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vol. 01, No. 01, 2018, Hlm. 14
3
) :٦ (التحريﻢ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S At-Tahrim: 6)
Berdasarkan ayat tersebut, Allah memerintahkan orang-orang yang
beriman agar menjaga dirinya dari api neraka agar menjaga dirinya dari api neraka
agar taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, mereka juga diperintahkan
untuk mengajarkan kepada keluarganya agar taat dan patuh kepada perintah Allah
untuk menyelamatkan mereka dari api neraka.
Dari observasi awal yang peneliti lakukan terdapat ada empat orang anak
penderita stunting yaitu terdapat pada wilayah kadus 1 ada satu anak, diwilayah
kadus 3 ada satu anak dan diwilayah kadus 4 terdapat dua anak, da ditemukan
pula pada Orang tua yang memiliki anak stunting di Desa Teluk Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari ada beberapa hal yang yang menjadi pemicu
adanya tekanan psikologis salah satu nya adalah orang tua yang memiliki anak
stunting sering mengabaikan anak karena, merasa malu dengan kodisi anak nya
yang berbeda dengan kebanyakan anak pada umum nya, mudah tersurut emosi
jika pertanyaan yang muncul seputar perkembangan anak nya, mengurung diri
dari lingkungan sekitar, orang tua menjadi sangat pendiam saat berhadapan
dengan orang tua lainnya, saat anak diketahui memiliki kekurangan dari teman
seusianya maka orang tua malu dengan orang tua balita lain, orang tua yang
memiliki anak stunting memiliki sakit tekanan darah tinggi akibat kurang tidur,
serta Pemicu adanya tekanan psikologis orang tua terhadap anak penderita
7
Tri Widiawati, Skripsi: Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak perspektif pendidikan
islam, (Yogyakarta: UIN Sunan kalijaga, 2015) Hlm.22
4
stunting salah satunya adalah stess, murung, serta kecemasan berlebihan orang tua
terhadap anak.8
Dari beberapa hal di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di
Desa Teluk, dikarenakan, beberapa hal yaitu dampak tekanan psikologis apa yang
terjadi pada orang tua yang memiliki anak Stunting di Desa Teluk, apa saja faktor
yang menjadi pemicu munculnya tekanan psikologis serta bagaimana tingkat
religiustas orang tua yang memiliki anak stunting di Desa Teluk. Dari hal tersebut
maka peneliti tertarik untukmelakukan penelitian yang berjdudul: Dampak
Psikologis Orang Tua yang Memiliki Anak Stunting di Desa Teluk
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang kemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan bahwa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Psikologis Orang Tua yang Memiliki Anak Penderita Stunting di
Desa Teluk Kecamatan Pemayung?
2. Apa saja faktor yang menjadi pemicu terjadinya tekanan psikologis orang tua
yang memiliki anak stunting di Desa Teluk kecamatan Pemayung?
3. Bagaimana Tingkat Religiustas Orang Tua Yang Memiliki Anak Stungting di
Desa Teluk Kecamatan Pemayung?
C. Tujuan Masalah
Beradasarkan identifikasi masalah yang terpapar di atas diperoleh
gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas, namun peneliti penyadari
adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka peneliti memandang perlu
memberi batasan secara jelas dan terfokus.
Selanjutnya masalah yang menjadi objek penelitian dibatasi hanya pada
“Dampak Tekanan Psikologis Orang Tua Yang Memiliki Anak Stunting di Desa
Teluk Kecamatan Pemayung dikarenakan penulis pengamati tekanan psikologis,
8
Observasi awal yang dilakukan padatanggal 15 agustus 2020
5
pemicu adanya tekanan psikologis serta tingkat religiustas orang tua yang
memiliki anak stunting di desa teluk.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari dua segi yaitu secara
teoritis dan praktis.
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai Dampak
Psikologis Orang Tua Yang Memiliki Anak Stunting Yang Ada Di Desa Teluk
Kecamatan Pe mayung Kabupaten Batang Hari, serta apa saja faktor pemicu
adanya tekanan psikologis orang tua yang memiliki anak stunting serta tingkat
religiustas orang tua yang memiliki anak stunting di Desa Teluk Kecamatan
Pemayung.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan semoga bermanfaat bagi Desa Teluk
Kecamatan Pemayung, Memberikan sumbangan ilmu dan pemikiran bagi para
pembaca yang memiliki masalah yang sama tentang Psikologis, kependekan,
serta untuk mengetahui langkah apa saja yang perlu dilakukan orang tua dalam
pencegahan dan apa saja faktor yang menjadi pendukung atau pemicu terjadinya
tekanan psikologis orang tua yang memiliki anak Stunting dan memberikan
informasi terkini tentang kemajuan penanggulangan masalah kependekan, serta
rencana kerja ke depan yang harus dilakukan untuk pengetasan masalah
kependekan yang ada di Desa Teluk khususnya.
E. Kajian teori.
1. Psikologi.
a. Pengertian Psikologi
Muhibbin Syah memperspektifkan psikologi merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku
individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan tingkah laku
terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan
6
berbicara, duduk, berjalan, dan lain sebagainya, sedangkan tingkah laku tertutup
meliputi berpikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.9
Dakir ia mengembangkan pengertian psikologi yaitu, membahas tingkah
laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya yang mempelajari
respons yang diberikan oleh mahluk hidup dan lingkungannya yang dapat
menjadikan manifestasi dan ekspresi dari jiwa mental berupa perilaku atau proses
kegiatannya.
Bimo Walgito, menjelaskan tentang psikologis adalah ilmu tentang
perilaku atau aktivitas-aktivitas individu.Perilaku atau aktivitas-aktivitas tersebut
dalam pengertian luas yaitu perilaku yang tampak atau perilaku yang tidak
tampak, demikian juga dengan aktivitas-aktivitas tersebut di samping aktivitas
motorik juga termasuk aktivitas emosional.10
Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik
sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya, tingkah
laku tersebut berupa tingkah laku yang nampak maupun tidak tampak, tingkah
laku yang disadari atau. tidak disadari
Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu scara langsung karena sifatnya
yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada menifestasi dan ekspresi dari
jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses ataukegitannya,
sehingga psikologi dapat didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Kartono menjelaskan bahwa proses kehidupan psikis manusia selalu di
ikuti oleh ketiga aspek psikologis yaitu aspek kognitif, aspek emosional atau
perasaandan aspek kemauan atau atau hubungan interpersonal, aspek kognitif
berkaitan dengan persepsi, ingatan, belajar, berpikir dan problem solving dan
aspek afektif berkaitan dengan emosi atau perasaan dan motof. Sedangkan aspek
9
Muhibbin Syah, Dinamika Psikologi (Yogyakarta: penerbit andi Yogyakarta 2009) Hlm.
21
10
Bimo Walgito. Pengantar Psikologis Umum (Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakrta
2010) Hlm.15
7
11
Kartini Kartono, Psikologis Umum. (Bandung: Mandar Maju, 1996) Hlm. 5-6.
12
Widiasari. Y, Dinamika Psikologis Pencapaian Succesful Again Pada Lansia Yang
Mengikuti Program Yantu Lansia, Tesis (Tidak Di Terbitkan), (Yogyakarta: Fakultas Psikologis
Ugm, 2009).
13
Robert A. Baron dan Donn Byrne, Sosial Psikologi , Erlangga, Jakarta, 2003. Hlm.74
14
Abu ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Rineke Cipta, Jakarta 1991, Hlm. 199-202
8
stimulus dan respon yang bekerja pada diri seseorang.Pengaruh tersebut Nampak
dalam prilaku maupun sikap oleh individu.Pengaruh tersebut dapat menimbulkan
efek baik secara langsung maupun tidak langsung.Dampak Psikologis orang tua
yang memiliki anak Stunting, dalam menjalani kehidupan manusia merefleksikan
dengan sikap maupun tingkah laku Mekanisme mental lalu membentuk
pandangan, mewarnai perasaan dan menentukan kecendrungan prilaku/sikap
individu terhadap stimulus dan respons yang mereka dapat.Dampak psikologis
merupakan reaksi terhadap pengalaman subjek yang dapat menimbulkan
kecemasan, stress maupun bentuk emosi lainnya.
Chaplin dalam Safaria, merumuskan emosi sebagai suatu keadaan yang
teransang dari organisme yang mencakup perubahan-perubahan yang disadari,
dan bersifat mendalam.Emosi cendrung terjadi dan berkaitan dengan perilaku
yang mengarah (approach) atau menyingkir (avoidance) terhadap sesuatu.
Perilaku tersebut umumnya disertai adanya ekpresi kejasmanian sehingga orang
lain dapat mengetahui bahwwa seseorang sedang mengalami emosi. Jika
seseorang mengalami ketakutan mukanya menjadi pucat dan jantungnya berdebar-
debar.
Zakiah Dradjat, menjelaskan bahwa emosi dapat dibedakan menjadi 3
jenis yaitu marah, senang dan takut, sbentuk dai emosi takut adalah rasa cemas.
Orang yang mempunyai kecemasan akan mengalami ketakutan yang disadari15.
e. Aspek-aspek Psikologis
Kartono menjelaskan tentang proses kehidupan psikis manusia selalu
diikiuti oleh ketiga aspek yaitu aspek kognitip, aspek emosional dan aspek
kemauan atau hubungan interpersonal di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Aspek kognitif (komponen perseptual) berkaitan dengan persepsi, ingatan,
belajar, berpikir dan problem solving, dalam kehidupan manusia aspek kognitif
sangat berperan dalam pengambilan keputusan bagi setiap individu menjadi
dasar apabila timbulnya prasangka. Apabila seseorang mempersepsikan orang
lain atau apa bila orang lain dan memasukkan apa yang dipersepsi itu
merupakan kaadaan kategori tertentu seperti:18
a. Prasangka merupakan evaluasi seseorang atau kelompok yang mendasarkan
diri pada lingkungan agar nantinya diterima dilingkungan kelompoknya.
Prasangka mengarah pada evaluasi yang negative, walaupun dalam
stereotype merupakan hal yang dapat bersifat positif disamping dapat
negative.
b. Belajar sosial, merupakan salah satu teori dalam hal belajar, dalam hal
setiap pembelajaran yang dilakukan yang perlu diperhatikan setiap
pembelajaran itu terjadi melalui model atau contoh. Seperti halnya sikap,
merupakan hal yang terbentuk melalui proses belajar.
c. Motivasi, memandang prasangka sebagai suatu yang dapat memenuhi
kebutuhan seseorang atau kelompok untuk mencapai kesejahteraan. Untuk
hal ini ada beberapa komponen yang harus kita perhatikan agar nantinya
kesejahteraan itu memang sesuai dengan apa yang diharapkan.
d. Pengamatan adalah hasil perbuatan secara aktif dan penuh perhatian untuk
menyadari adanya perangsang. Dalam pengamatan dengan sdar orang dapat
memisahkan unsur-unsur dari suatu objek.
18
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum. (Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.
2010) Hlm. 99
12
19
Abu Ahmadi dan M, Umar, Psikologi Umum Edisi Revisi (Surabaya: PT. Bina Ilmu,
1992), Hlm. 34.
20
Suciati, Ekspresi Emosi Manusia, Skripsi (Yogyakarta: Universitas Islam Sunan
Kalijaga) Hlm. 32.
21
M. Darwis Hude, Emosi-Penjelajahan Religio-Psikologi Tentang Emosi Manusia
Dalam Al-Qur‟an, (Jakarta: Erlangga 2006) Hlm.18.
22
Ibid. Hlm. 24-25
13
24
P. Lestari, Hubungan Komunikasi InterpersonalOrang Tua Dan Anak. Skripsi
(Yogyakarta: Universitas Islam Sunan Kalijaga, 2010). Hlm 32
15
konflik diantara pikiran (aspek kognitif), perasaan (aspek emosi, afeksi), kemauan
(aspek volutif, konatif) yang saling berbenturan atau berlawanan.
Saptoto mendefenisikan psikologis adalah keterkaitan antara yang ada
dalam diri seseorang dengan faktor-faktor dari luar yang mempengaruhinya,
artinya adalah keadaan emosi yang ada didalam diriindividu dapat saling
mempengaruhi dengan keadaan emosi yang di penggaruhi dari lingkungan
individu25
f. Kondisi psikologis
kondisi psikologis adalah suatu hal yang mendeskripsikan suatu keadaan
yang meliputi kondisi, realita dan peristiwa pada suatu waktu tertentu yang
dipersepsi dapat berpengaruh secara psikologis bagi sekumpulan individu dalam
kelompok, seperti keluarga, kelompok kecil di masyarakat, dan institusi sekolah.
Situasi psikologis keluarga ini memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dalam
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, komunikasi, koordinasi,
pengendalian dan berbagai proses seperti pembelajaran, proses kreatif, motivasi
dan komitmen di dalam suatu keluarga. Pentingnya situasi psikologis keluarga
adalah untuk menciptakan suasana yang tepat dan nyaman bagi anak untuk lebih
percaya kepada orang tuanya.26
Saat seorang ibu mengalami depresi, sang ibu kurang memperhatikan
kesehatan dirinya serta kesehatan dan perkembangan anaknya. Apabila selama
masa pertumbuhan dan perkembangan anak tidak terstimulasi secara optimal, hal
tersebut akan mengakibatkan munculnya berbagai gangguan baik secara fisik
maupun psikisnya. Saatibu mengalami depresi kebutuhan (sosial emosional,
stimulasi, gizi dalam makanan) anak tidak terpenuhi dengan tepat.27
25
R. Saptoto, Jurnal Psikologi Indonesia, (Dinamika Psikologis Nrimo Dalam Bekerja:
Nrimo Sebagai Motivator Atau Demotivator), 2 (6), Hlm. 131-137
26
Mega Amelia, Penerimaan Diri Ibu Terhadap Anak DownSyndrome,(Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska), 2010).Halm 8.
27
Zulma Aimmatul Mahshulah,Depresi Pada Ibu Dapat Mengakibatkan Anak Stunting,
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIPUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa, Vol 2, No. 01,
2019, hal 324.
16
28
M Darwis Hude, Emosi- Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia
Dalam Al-Qur’an, Jakarta Erlangga, 2006, hlm 19
29
Atien Nur Chamidah, Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak,
Jurnal Pendidikan Khusus, Vol.5, No.2, November 2009
17
dan kesehatan anak secara menyeluruh dan Penyaringan pertumbuhan emosi dan
afektif bisa dilakukan melalui konsultasi psikologis, tergantung situasi dan
kebutuhan serta Penyaringan pertumbuhan kognitif sama halnya dengan
pertumbuhan emosi dan afektif, jika terdapat kelainan pada pertumbuhan dan dan
perkembangan anak maka dapat di deteksi sedini mungkin dan dapat di tangani
sesegerah mungkin.
Pada dasarnya peranan orang tua terhadap anak-anaknya banyak sekali,
seperti memberikan rasa kasih sayang, memberikan rasa aman, memberikan
harga diri, Allah S.W.T. telah berfirman dalam Al-Qur‟an surah Luqman ayat ke
13.
30
Departemen Agama Republik Indonesia, AL-qur’an dan Terjemahan, Jakarta, Duta
Ilmu Surabaya, 2006.
18
berusia dua tahun. Stunting adalah bentuk dari proses pertumbuhan anak yang
terhambat, sampai saat ini Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang perlu
mendapat perhatian, prevalensi nasional untuk kurang gizi kronis (Stunting)
berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RisKesDes) tahun 2010 pada anak usia
6-12 tahun sebesar 35.6% angka ini tergolong tingi untuk tingkatan kesehatan
masyarakat.31
Asrul, berpendapat bahwa stunting adalah salah satu keadaan alnutrisi yang
berhubungan dengan ketidak cukupan zat gizi masa lalu sehingga termasuk dalam
massalah gizi yang bersifat kronis, Stunting di ukur sebagai status gizi kurang
dalam masalah gizi yang bersifat kronis. Stunting adalah reterdasi pertumbuhan
linear kurang dari -2 standar deviasi panjang badan menurut usia yang telah
mempengaruhi sebagian besar anak secara Global, tahun 2013 diperkirakan 161
juta anak di bawah lima tahun menderita Stunting yang memiliki konsekuensi
terhadap kesehatan dan pembagunan.32
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Sunting adalah reterdasi
pertumbuhan linear dari kodisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak anak akibat
kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama sehingga menyebabkan gizi
kronis pada anak akibat dari pemberian makanan serta asupan yang tidak baik dari
1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) sampai usia dua tahun. Banyak faktor yang
menyebabkan tingginya kejadian stunting pada balita salah satunya asupan ibu
dan bayi.Masyarakat belum menyadari stunting sebagai suatu masalah
dibandingkan dengan permasalahan kurang gizi lainnya.
Kehadiran anak merupakan saat yang di tunggu-tunggu dan sangat
mengembirakan bagi pasangan suami istri.Kehadirannya bukan saja mempererat
tali cinta pasangan suami istri, namun jugasebagai penerus generasi yang sangat
diharapkan oleh keluarga tersebut. Orang tua berharap memiliki anak yang sehat,
baik fisik maupun mental, akan tetapi pada kenyataannya tidak semua pasangan
dikarunai anak sehat. Sering terjadi keadaan anak yang lahir mengalami
31
AstutI Lamit, Masalah Kependekan (Stunting) pada Anak Balita: Analisi Prospek
Penanggulangannya di Indonesia IPB Press, Bogor, Juni 2015, No.01 Hlm 09.
32
Astuti Lamit, Masalah Kependekan (Stunting) pada Anak Balita: Analisis Prospek
penanggulangannya di Indonesia,IPB Press, Bogor, juni 2015, No 01 hlm
19
33
Ismi Trihardiani, Faktor Resiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Wilayah Kerja
Puskesmas Singkawang Timur dan Utara Kota Singkawang. Artikel Penelitian Program Studi
Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro. Semarang. 2011 Hlm 22
34
Edwi Saraswati dan Imam Sumarno, Resiko Ibu Hamil Kurang Energy Kronis (KEK)
Dan Anemia Untuk Melahirkan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Hlm 44
20
lunak kemudian gangguan pertumbuhan akan dilanjutkan setelah bayi lahir dan
sampai usia 2 atau 3 tahun.
Setelah lahir atau sampai setahun pertumbuhan dalam panjang atau tinggi
badan secara proporsional lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan berat
badan sebagai perbandingan bayi umur setahun berat badan mencapai 3 kali berat
badan lahir, sedangkan tinggi badan hanya bertambah 50 persennya. Faktor
lingkungan berperan dalam pencapaian panjang dadan yang optimal.
Prongillo EA, Banyak anak di bawah dua tahun dinegara berkembang tidak
dapat mencapai tinggi optimal sesuai panjang dan umur kasus kependekan terjadi
pada usia sebelum 3 tahun dan anak yang pendek biasanya menjadi dewasa yang
penek pula, karena merupakan kurang gizi kronis maka terjadinya kependekan
merupakan suatu proses yang panjang.35
3. Religiustas.
a. Pengertian Religiustas
Religi : kata religi atau reliji, berasal dari religie (Bahsa Belanda), atau
religion (bahasa inggris), masuk kedalam perbedaharaan bahasa Indonesia di
bawah oleh orang-orang (Belanda dan Inggris) yang menjajah Indonesia dan
nusantara dengan membawa dan sekaligus menyebarkan agama Kristen dan
Katholik. Kata religi atau religion itu sendiri berasal dari bahasa Latin, yang
berasal dari kata relegere atau relegare. Kata Relegare mempunyai pengertian
dasar “berhati-hati” dan berpegang pada norma-norma atau aturan-aturan secara
ketat. Dalam arti bahwa religi tersebut merupakan suatu keyakinan, nilai-nilai
dan norma-norma hidup yang harus di pegangi dan dijaga dengan penuh
perhatian, agar jangan sampai menyimpang dan lepas. Kata dasar relegare,berarti
“mengikat” yang maksudnya adalah mengikatkan diri pada kekuatan gaib yang
suci. Dengan demikian kata religi adalah keyakinan akan adanya kekuatan gaib
yang suci, yang menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia,
yang dihadapi secara hat-hati dan diikuti jalan-jalan dan aturan-aturan serta
35
Ibid. Hlm 33-37
21
norma yang ketat agar tidak sampai menyipang atau lepas dari kehendak jalan
yang ditetapkanoleh kekuatan gaib yang suci tersebut.36
Harun Nasutian, menurut pengertian agama berdasarkan asal kata yaitu
Al-Din, religi (relegere. Religare) dan agama, Al-Din (semit) dalam undang-
undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa arab kata itu mengandung arti
menguasai, menundukan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Kata religi (latin)
atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti
mengikat. Adapun kata agama terdiri dari a=tidak gam=pergi mengandung arti
tidak pergi, tetap ditempat atau diwarisi turun temurun. Menurut Hanun Nasution
Agama adalah
1. pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang
harus dipatuhi
2. pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia
3. mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada
sumber yang berada diluar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-
perbuatan manusia.
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu
5. Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari sesuatu kekuatan
gaib
6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber
pada sesuatu gaib
7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan
perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar
manusia 37
Sidi Gazalba, dalam memberikan deskripsi tentang pengertian agama atau
religi, menjelaskan sebagai berikut: religi adalah kecendrungan rohani manusia,
yang berhubungan dengan alam semesta, nilai yang meliputisegalanya, makna
yang terakhir, hakikat dari semuahnya itu. Religi mencari nilai dan makna dalam
sesuatu, yang berbeda sama sekali dari segala sesuatu yang dikenal, karena itu
36
Muhaimin, Abdul Mujib Dan Jusuf Mudzakir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam
(Jakarta: Kencana,2005), Hlm.34
37
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Rajagrafindo Persada 2012). Hlm.12-13.
22
dikatakan bahwa religi itu berhubungan dengan yang kudus. Menusia mengakui
adanya dan bergantung mutlak pada yang kudus, yang dihayati sebagai tenaga di
atas manusia dan diluar kontrolnya, untuk mendapatkan pertolongan dari
padanya, manusia dengan cara bersama-sama menjalankan ajaran, upacara, dan
tindakan dalam usahanya itu.38
Religiustas adalah satu kesatuan unsur yang komfrehensif, yang
menjadikan seseorang disebut sebagai orang yang beragama (being religious),
dan bukan sekedar mengaku mempunyai agama (having religious). Religiustas
meliputi pengetahuan Agama, penggalaman Agama, perilaku (moralitas) agama,
dan sikap sosial keagamaan. Dalam islam religiustas, pada garis besarnya
tercermil dalam pengamalan akidah, syaria‟ah dan ahlak. Atau dengan ungkapan
lain: iman, islam, dan ihsan.
b. Aspek-aspek religiustas.
Glock dan Stark seperti yang dikutip oleh Djamaluddin Ancok dan Fuad
Nashori, terdapat lima macam dimensi keagamaan, yaitu:
1. Dimensi Keyakinan (ideologi) berisikan pengharapan-pengharapan dimana
orang yang religius berpegang teguh pada pandagan teologis tertentu,
mengakui kebenaran-kebenaran doktrin tersebut
2. Dimensi peribadatan atau praktek (rituakistik) ciri yang tampak dari riligiustas
seorang muslim adalah dari perilaku ibadahnya kepada Allah azza wa jalla.
Dimensi ini dapat diketahui dari sejauh mana tingkat kepatuhan seseorang
dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ibadah sebagaimana yang diperintahkan
oleh agamanya.
3. Dimensi penggalaman adalah Wujud reliustas yang semestinya dapat segera
diketahui adalah perilaku sosial seseorang. Kalau seseorang selalu melakukan
perilaku positif dan konstruktif kepada orang lain dengan motivasi agama,
maka itu adalah wujud keberagamaanya.
38
Ibid. Hlm 42-42
23
39
Puad Nasori dan Mucharam, R.D, Mengembangkan Kreativitas Dalam Perspektif
Psikologi Islami, Hlm. 78
40
Ibid. Hlm 80.
24
F. Metode Penelitian
Penelitian yang berjudul Psikologis Orang Tua yang memiliki Anak
Stunting di Desa Teluk Kecamatan Pemayung , Peneliti menggunakan metode
penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulagi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif.41
Menurut Fattah Hanurawan metode penelitian kualitatif adalah aktivitas
yang menempatkan penelitian ini dalam suatu dunia tertentu yang terdiri dari
serangkaian praktik interpretif menjadi akan terungkap. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah interprestasi terhadap lingkungan
naturalistik sehingga fenomena makna subjektif partisipan penelitian tentang
suatu objek menjadi dapat tersampaikan dengan baik dan benar.42
1. Pendekatan Penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan untuk mengetahui Psikologis Orang tua
yang memiliki anak Stunting adalah jenis penelitian Kualitatif, Penelitian
Kualitatif Menurut Denzim dan Lincoln adalah penelitian yang menggunakan
latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan
dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada Jenis penelitian yang peneliti
pilih yaitu: penelitian Studi Kasus (Case Study) adalah suatu penelitian kualitatif
yang berusaha menemukan makna, menyelidiki proses, dan memperoleh
pengertian serta pemahaman yang mendalam dari individu, kelompok atau
situasi43
Penulis mengarahkan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah secara
41
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. (Bandung:Alfabet,
2013), Hlm.43
42
Fatta Hanurawan, Metode Penelitian Kualitatif untuk ilmu Psikologi, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persa da, 2016), Hlm 26.
43
Prof. Dr. Emzir, M.Pd, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data ( Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada 2012) Hlm.20
25
44
Sugiono, Op.Cit, Hal.300.
26
diteliti. Sumber data penelitian ini adalah hasil wawancara dengan para
informan penelitian dan hasil observasi penelitian. Jenis Data
Secara umum jenis data terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan
sekunder.45
a. Data Primer.
Data primer adalah data yang diambil langsung dari sumber data
tanpa perantara. Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah
hasil wawancara dengan narasumber yaitu, Orang Tua yang memiliki
Anak Stunting di Desa Teluk Kecamtan Pemayung.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berupa data-data yang sudah
tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat
atau mendengarkan. Data sekunder diperoleh dari catatan dan dokumen
Stunting yang ada di Desa Teluk.
47
Ibid, Hlm, 233
28
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang dipaparkan oleh pakar penelitian adalah istilah
dokumen untuk merujuk pada bahan-bahan seperti foto, vidio, film, memo,
surat, buku harian, catatan informasi tambahan sebagai bagian dari studi kasus
yang sumber datanya adalah observasi partisivan atau wawancara48 Metode
dokumentasi peneliti untuk mendapatkan data yang berkaitan tentang dampak
tekanan psikologis orang tua yang memiliki anak Stunting di Desa Teluk
Kecamatan Pemayung.
50
M. Djunaidi Ghony, Metode Penelitian Kualitatif, Ibid., -3320-322
31
satunya adalah rasa malu yang akan menjadi tekanan emosi seperti sedih,
marah, dan kecewa orang tua, mengurung diri dari lingkungan sosial
bermasyarakat dan lain sebagainya, orang tua akan mengabaikan anak yang
seharusnya mendapat perhatian oleh pihak kesehatan untuk mencegah
terhambatnya beberapa perkembangan anak stunting.
Orang tua yang memiliki anak stunting cendrung malu untuk pergi
memeriksakan kondisi anak ke posyandu, puskesmas, ataupun Puskesdes
karena kondisi anak yang berbeda dari kebanyakan anak lainnya, orang tua
mengabaikan kondisi anak sehingga anak yang harusnya mendapatkan
perhatian kesehatan malah memperburuk kondisi anak tersebut.
Orang tua yang memiliki anak stunting menyalahkan suami atas kondisi
anak karena kurang nya nafkah sehingga asupan saat hamil sampai melahirkan
kurang maksimal, sehingga menjadi salah satu pemicu pengabaian terhadap
kondisi anak. Orang tua penutup diri dari lingkungan sekitar karena tidak ingin
mendengar anggapan orang lain terhadap kondisi anak.
Orang tua yang mengalami tekanan psikologis akibat anak yang memiliki
kekurangan dari segi pisik, akan cendrung malu berada di tengah keramaian
terutama di dalam hubungan bermasyarakat, berbagai tekanan yang bersumber
dari masyarakat akan menyakitin orang tua, baik itu sikis maupun psikis nya,
orang tua mudah tersurut emosi, tidak terbuka ataupun cendrung menutup diri
dari lingkungan.
H. Studi Relevan
Penelitian terdahulu memuat bahasan tentang penelusuran penulis terhadap
berbagaibahan literature yang telah memberikan informasi dalam pengaaman
materi penelittian, tulisan buku atau jurnal kegiatan akademis lainnya seperti
seminar terdahulu berkenaan atau berdekatan dengan focus kajian yang akan
dilakukan dari segi posisinya, penelitian terdahulu bisa saja sebagai tulisan yang
terdiri dari sebuah profosal atau penelitian ataubagian-bagian dari sebuah
makalah. Berdasarkan penelusuran peneliti, terdapat karya yang membahas
tentang Psikologis orang tua yang memiliki anak Stunting yaitu:
32
1. Penelitian yang dilakukan oleh Jatirahayu, Rasita pada tahun 2017 Dengan
judul Dampak Psikologis pada Caregiver Afasia. Penelitian merupakan jenis
penelitian observasi dan wawancara, dengan metode penelitian Kualitatif,
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dampak apa saja akan di
timbulkan oleh penderita Caregiver Afasia. Perbedaan penelitian ini dengan
Karya penulis adalah karya ilmiah ini tentang Caregiver Afasia sedangkan
penulis meneliti tentang tekanan psikologis orag tua yang memiliki anak
Stunting. Lokasi penelitan pun berbeda.
2. Penelitian yang dilakukan oleh utari juliani tahun 2018 dengan judul
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di
Paud Al Fitrah Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun
2018 karya utari juliani penelitian ini merupakan Jenis penelitian yang
digunakan adalah jenis penelitian analitik dengan pendekatan penelitian
menggunakan pendekatan cross sectional yaitu penelitian dimana variabel
independen dan variabel dependen diambil dalam waktu bers amaan. Penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan
Kejadian Stunting pada Balita di PAUD Al Fitrah Kec. Sei Rampah, Kab.
Serdang Bedagai Tahun 2018. Persamaan karya ini dengan penulis adalah
sama-sama membahas tentang kejadian Stunting.
3. Penelitian yang dilakukan oleh sri yatun 2015 dengan judul Situasi Psikologis
Keluarga Dalam Mengembangkan Religiusitas Anak Pada Keluarga Jawa,
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif tinjauan
fenomenologis. Gejala penelitian yang menjadi fokus pembahasan dan hendak
diungkap adalah memahami dan mendeskripsikan situasi psikologis keluarga
dalam mengembangkan religiusitas anak pada keluarga jawa. Pemilihan
informan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling. Karakteristik
informan dalam penelitian ini antara lain: Asli kelahiran dan berdomisili di
Jawa (Surakarta). Perbedaannya pada responden yang di teliliti, persamaannya
adalah sama-sama membahahas situasi psikologis.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Lutfiana Oktadila Nurjanah tahun 2018 dengan
judul Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian stunting Di Wilayah
33
Tabel 2.1
Luas Wilayah Desa Teluk adalah 8.838 Ha, yang terdiri dari:
No Uraian Luas Keterangan
1 Tanah sawah 427 Ha
2 Tanah perkarangan 42 Ha
3 Tanah Pertanian 3678 Ha
4 Tanah Perkebunan 4693 Ha
5 Tempat Pemakaman Umum 6 Ha
6 Tanah Perkantoran 11 Ha
7 Tanah Jalan 7,5 Ha
8 Tanah fasilitas Olahraga 2,5 Ha
51
Dokumentasi buku RPMJDes Desa Teluk Kecamatan pemayung, 2021
34
35
2. Kependukan
Jumlah penduduk yang besar bisa menjadi moral dasar pembangunan
sekaligus bisa menjadi beban pembangunan.Jumlah pendudukan Desa Teluk
adalah 3.295 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 932 KK.Agar dapat menjadi
dasar pembangunan maka jumlah penduduk yang besar harus disertai kualitas
SDM yang tinggi. Berkaitan dengan kependudukan, aspek yang penting antara
lain perkembangan jumlah penduduk, kepadatan penduduk serta Strukturnya.
Jumlah penduduk menurut kepercayaan : Islam : 100%52
3. Keadaan Sosial
a. Keagamaan
Penduduk Desa Teluk 100% memeluk Agama Islam dan 0%
beragama Kristen atau yang lainnya. Kegiatan keagamaan islam di tunjang
oleh sarana peribadatan yaitu: 1unit masjid, 4 buah langgar, 1 MDTA, 1
MTSS, 2 SD, 1 SMP. Selain itu, ada kegiatan keagamaan dan
52
Dokumentasi buku RPMJDes Desa Teluk Kecamatan pemayung, 2021
36
53
Dokumentasi buku RPMJDes Desa Teluk Kecamatan pemayung, 2021
37
Tabel 2.3
Keadaan Sarana dan Prasarana di Desa Teluk Kecamatan Pemayung
54
Dokumentasi RPMJDes Desa Teluk kecamatan Pemayung, 2021.
38
55
Dokumentasi buku RPMJDes Desa Teluk Kecamatan pemayung, 2021
39
izin orang tuanya untuk menunggu selama tiga bulan lagi namun stelah
ditunggu-tunggu selama tiga bulan pemuda tunagannya belum juga kunjung
datang sang gadis dan kedua orang tuanya memutuskan untuk memutuskan
pertunangannya dengan sang pemuda dari Kampung Tanjung Rambahan
tunagannya, selang bebrapa waktu setelah memutuskan pertunagannya sang
gadis rupawan ini dilamar oleh seorang pemuda sekampungnya. Sewaktu
memulai persiapan pernikahan tetapi sekarang masyarakat desa Teluk
menyebutnya dengan dengan Numbuk Bumbu Masak.
Maka datanglah lelaki ini pulang dari perantauan membawa satu ekor
kerbau dengan menggunakan rakit. Masyarakat Kampung Tahtuddaren sempat
terkejut dengan pulangnya lelaki ini, namun lelaki ini bersikap sanati dan
merelakan si gadis cantik ini menikah dengan lelaki lain, tetapi lelaki ini
mempunyai permintaan, yaitu Kerbau yang ia beli di berikan untuk acara
pernikahan gadis tersebut dan mengundang seluruh warga kampong, Meminta
untuk menjadi tukang kipas pengantin, Meminta menyuapkan nasi kuning
kepada kedua mempelai56
Terkecuali anak kecil yang tertelungkup dibawah kuali/wajan yaitu
bernama Samell. Dari kejadian ini, masyarakat Kampung Tanjung Rambahan
dan Kampung Kembang Taring merasa khawatir akan adanya serangan dari
Kampung Tahtuddaren maka masyarakat mulai berangsur-angsur pindah
kesebelah Timur yaitu Desa Teluk Sekarang.57Pada era itu desa kembang
taring banyak mengalami peristiwa-peristiwa tragis yang menimpa
masyarakatnya, dan khawatir hal-hal tersebut akan berulang akhirnya para
sesepuh desa sepakat berembuk (musyawarah) tentunya banyak pertentangan
yang terjadi dalam menentukan keputusan perubahan nama desa, pada rembuk
itu namun dengan mempertimbangkan banyak hal dan khusunya tentang
bagaimana masyarakat desa ini kedepannya akhirnya di tetapkanlah satu
kesepakatan untuk mengubah nama desa dari Kembang Taring ke Desa Teluk
karena para sesepuh desa tidak ingin orang lain
56
Dokumentasi Desa, Buku RPMJDesa tahun 2021
57
Dokumentasi RPMJDesa Desa Teluk Kecamatan Pemayung, 2021.
40
C. Struktur Organisasi
Sebagai satuan organisasi tidak akan terlepas dari suatu organisasi
kepengurusan. Maju atau tidaknya suatu organisasi sangat ketergantungan pada
manusia yang duduk di kepegurusan tersebut.Ttugas seorang pemimpin untuk
mengantur dan memberikan kebijaksanaan dalam mengantur langkah-langkah
yang harus ditempuh karena pemimpinlah yang bertanggung jawab dan
konsekuen.58
Bagan 2.1
Struktur Organisasi Desa Teluk59
KEPALA DESA TELUK
ABDUSSOMAD
NIP:197206072004061002
SekDesa
MUHAMMAD YUSUF
KasiPem Kepala Kasapoera
SURIANSYAH, A.MD MUHAMMAD
Kepala urusan
keuangan KAUR UMUM
ALFAN, S.PD SITI RAHMATULLAH,
SH
KEPALA DUSUN
58
Dokumentasi Desa Teluk Kecamatan Pemayung, 2021
59
Dokumentasi Desa Teluk kecamatan Pemayung 2021.
41
D. Keadaan Fasilitas
Ada tiga hal yang harus ada dalam sebuah organisasi yaitu SDM,
Anggaran, dan Fasilitas.Ketiadaan salah satu dari faktor tersebut maka tidak
mungkin terjadi kegiatan organisasi.Fasilitas merupakan salah satu faktor
yang vital dalam penyelenggaraan organiasi. Berikut fasilitas yang ada di
Desa Teluk:
1. Fasilitas Kesehatan di Desa Teluk.
a. Satu gedung posyandu terletak di wilayah Kadus 1 = memiliki fasilitas
alat pengukur tinggi badan, timbangan berat badan, pemberian vaksin,
42
60
Hasil Observasi Penulis di Desa Teluk Kecamatan Pemayung Di RT 08.
61
Hasil observasi penulis di Desa Teluk Kecamatan Pemayung.
43
kita harus giat menambah produktifitas nilai dari apa yang sudah kita punya
dan lakukanpada menit seblumnya, walaupun dalam bentuk dan nilai yang
sesederhana mungkin (Akhyarunnas).
UNGGUL, Unggul yang diambil dari makna pada umumnya adalah
lebih atau melebihi dari sesuatu yang lainnya, unggul yang dimaksud disini
dinilai dari konsep perkembangan Desa Teluk kedepan, kami akan berupaya
menjadikan Desa Teluk sebagai desa yang ungul dalam hal pendapatan,
unggul dalam hal kualitas, pelayanan masyarakat, pembangunan, pembinaan
masyarakatnya maupun dalam hal pemberdayaan masyarakatnya sehingga
desa Teluk menjadi desa dengan penuh capain prestasi membanggakan kita
semua.
BERKUALITAS, berbicara tentang kualitas sudah barang tentu kita
berpikir tentang mutu dan nilai dari sesuatu atau hasil dari sesuatu yang kita
kerjakan, setiap usaha dan pekerjaan kita di jalankan dengan baik, dengan niat
dan perencanaan yang baik, proses dan cara yang baik dan dari semua faktor
pendukung yang baik, dengan demikian mudah-mudahan hasil yang kita
peroleh adalah sesuatu yang memilikimutu yang baik. Dalam hal ini kami
akan fokus pada peningkatan mutu dan kualitas tatakelolah pemerintahan,
pembangunan, pelaksanaan bidang pembinaan masyarakat dan pemberdayaan
masyakat, tidak hanya monoton dan berhenti dari satu indikator (bidang) saja,
diantaranya penilaia hanya pada tahapan pekerjaan:
1. Peningkatan perolehan Pendapatan Asli Desa (PADes)
2. Peningkatan produktivitas, kualitas dan nilai tambah hasil pertanian,
peternakan, perkebunan, kehutanan dan perikanan.
3. Pengembangan dunia usaha dan industry mikro dan kecil yang berdaya
saing dan berkelanjutan.
4. Peningkatan pertumbuhan ekonomi berbasis sumberdaya local melalui
keterkaitan Ekonomi antar sektor dan wilayah.
5. Membangun dunia usaha berbasis Syariah.62
62
Dokumentasi Buku RPMJDesa Desa Teluk Kecamatan Pemayung 2021
BAB III
DAMPAK PSIKOLOGIS ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK
STUNTING DI DESA TELUK
44
45
penulis bersama ibu Siti Nuramala orang tua dari anak stunting yang bernama
M.azam Aulian Putra:63
[K]etika pertama kali mengetahui kodisi anak menderita Stunting dari
bidan Desa, saya merasa malu untuk kembali memeriksakan anak saya ke
posyandu, terlebih seolah jika anak saya terlalu mendapat perhatian dari
pihak kesehatan, seperti memberikan makanan tambahan, memberi susu
formula, vitamin serta segala macamnya untuk menunjang kesehatan anak
saya, saya malu dikarenakan adanya perlakukan khusus yang membuat dia
berbeda dengan anak lainnya, saya merasa sangat terpukul menjadi orang
tua, seolah saya tidak mampu untuk mengurus dan membesarkan anak
saya dengan baik. Semenjak anak saya di nyatakan Stunting pada bulan
agustus 2019 sampai saat ini saya sudah tidak pernah lagi memeriksakan
anak saya. Saya juga tidak terlalu suka bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar, karena jika saya keluar rumah dan bertemu dengan orang-orang,
mereka selalu bertanya kenapa tidak ke posyandu lagi? Dan kenapa
kondisi anak saya yang tidak sama dengan teman seusianya yang cendrung
lebih pendek, kecil dan lain sebagainya.
Bahwa Orang tua yang bernama siti Nurmala merasa malu dan menutup
diri dari lingkungan karena memiliki Anak Stunting serta merasa minder karena
anak nya terlalu mendapatkan perhatian dari tenaga kesehatan yang menyebabkan
anaknya terlalu di beda-bedakan dari anak normal lainnya.
Menutup dari dari lingkungan merupakan salah satu dari adanya dampak
tekanan psikologis yang dialami oleh orang tua yang memiliki anak Stuntingdi
Desa Teluk kecamatan Pemayung. Bahwa dalam hal gangguan psikologis pada
orang tua yang ada di Desa Teluk Kecamatan Pemayung adalah menutup diri dari
lingkungan, karena adanya tuntutan kesempurnaan dari sebuah lingkungan untuk
bebrapa kondisi, orang tua yang tidak terlalu kuat dalam kondisi mental dan
tekanan akan memilii menghindari lingkungannya. Berdasarkan hasil wawancara
bersama ibu nuraini yang memiliki anak stunting di Desa Teluk kecamatan
pemayung.
[S]ungkan rasanya untuk keluar rumah bersosialisasi bersama masyarakat
sekitar, merasa tidak nyaman jika di Tanya tentang kondisi anak sekarang,
terlebih mereka sudah mengetahui kondisi yang dialami oleh saya saat
anak, jika lebih jujur lagi saya merasa Malu,
63
Siti Nurmala selaku Orang Tua yang memiliki anak staunting di Desa Teluk kecamatan,
wawancara dilakukan di kediaman Siti Nuramala di Rt 01, 10 februari 2021.
46
Bahwa ibu Fatima merasa malu dan sungkan bersosialisasi karena kondisi
yang dialami anak nya sekarang.64
Ketidak stabilan emosi yang dialami oleh ibu nuraiani membuatnya lebih
memilih menutup diri dari lingkungannya, pertanyaan seputar kesehatan anak nya
membuat bu nuraini lebih memilih tindakan Menutup diri dari lingkungan sekitar
juga di lakukan oleh ibu nuraini yang juga memiliki ekonomi yang cukup tidak
stabil serta tempat tinggal yang jauh dari pemukiman padat penduduk.
[S]ebagai orang tua yang memiliki anak Stunting merasa kebinggunangan
dalam hal pengasuhan anak yang tentu berbeda dengan anak normal
lainnya, mengasingkan diri adalah pilihan yang tepat ditambah dengan
perekonmian yang semakin tidak baik
Bahwa ibu Nuraini lebih memilih menutup diri dari lingkungan karena
merasa binggung terhadap kondisi yang dialami oleh anaknya di tambah dengan
lingkungan yang jauh dari padat penduduk.65
2. Stress ataupun Depresi yang berlebihan
Stress berlebihan akan menyebabkan seseorang mengalami depresi,
depresi berat, ringan ataupun sedang akan berenggaruh pada psikologis
seseorang, sehingga seseorang dengan keadaan psikologis tidak stabil cendrung
bertindaktidak sesuai dengan yang seharusnya.Pengasuhan anak Stunting tentu
berbeda dengan pengasuhan anak normal pada umumnya, dalam hal ini yang
membuat orang tua mengasingkan diri sehingga anak yang seharusnya
mendapatkan perhatian lebih dari segi kesehatan, asupan serta perhatian malah
terabaikan.
Tindakan yang dilakukan oleh orang tua yang memiliki anak Stunting
adalah Sering melamun, merasa terlalu khawatir, rasa cemas berlebihan bahkan ke
tingkat stress yang dialami oleh ibu Nuraini menjadikan iya sering bertengkar
dengan keluarganya. Berdasarkan hasil wawancara penulis bersama ibu nuraini
orang tua dari anak stunting yang bernama fuziah Az-zahra:
[D]itambahkan oleh suami dari ibu nuraini yang bernama M.Saleh bahwa
ibu nuraini sering melamun sehingga anak yang seharusnya mendapat
64
Fatima, orang tua yang memiliki anak stunting di Desa Teluk, wwawancara dengan
penulis pada tanggal 16 februari 2021
65
Nuraini, orang tua yang memiliki anak stunting di Desa Teluk, wawancara dengan
penulis pada tanggal 16 februari 2021.
47
perhatian malah terabaikan ujar dari suami buk nuraiani. Rasa cemas yang
belebihan menjadi pemicu yang kuat, saya merasa khawatir dengan
kehidupan anak yang akan datang, saya sering bertengkar dengan suami
karena pengurusan anak yang harus di barengin dengan bekerja di kebun
karet punya tentangga, saya tidak cukup banyak waktu dan uang
memeriksakan anak saya ke bidan desa ataupun membawa anak saya ke
posyandu.66
Dalam melakukan pengasuhan anak orang tua merasa binggung cara
penanganan yang tepat untuk anak nya karena kesibukan orang tua yang
Smembangi waktu untuk bekerja dan mencari nafkah.
3. Emosi yang tidak terkontrol di barengin dengan tindakan yang menyakiti.
Emosi yang berubah-ubah diiringin tindakan seperti melempar barang-
barang atau apapun yang ada di sekitarnya merupakan gejala adanya tekanan
psikologis, yang akan menjadikan seseorang tidak diterima di lingkungannya,
emosi juga merupakan pelampisan seseorang jika merasa dirinya tidak aman.
Emosi bisa berbentu positif dan negative tergantung penyaluran dan tindakan
yang dilakukan.
Merasa tersurut emosinya saat sering ditanya tentang keadaan ataupun
kondisi perkembangan anak, sehingga Orang tua yang bernama ibu Fatima
melemparkan buku kunjunganposyandu kepada ibu lain. Berdasarkan hasil
wawancara penulis bersama ibu Fatimah dan bapak syamsudin orang tua dari
anak stunting yang bernama Muna Putri:
[S]aya pernah melemparkan buku pemeriksaan sehingga mengenai kepala
ibu lain di posyandu karena terlalu ikut banyak berkomentar tentang
kondisi yang dialami anak saya, saya memiliki beban pikiran yang berat,
memiliki pola makan dan pola tidur yang tidak teratur, sehingga memiliki
tekanan darah tinggi.67
Bahwa Ibu Fatima mengatakan bahwa karena terlalu emosi beliau
melemparkan buku pemeriksaan kepada ibu yang ada di posyandu karena banyak
komentar tentang kondisi anaknya. Peristiwa ini menyebabkan orang tua lain
merasa ibu Fatima adalah orang yang sangat tentramen.
66
Nuraini, selaku orang tua yang memiliki anak stunting bernama fauziah az-zahra di
Desa Teluk, wawancara dengan penulis pada tanggal 10 Januari 2021 di Rt 14.
67
Fatima, selaku orang tua yang memiliki anak Stunting bernama Muna Putri di Desa
Teluk, wawancara dengan penulis pada tanggal 11 januari 2021 di Rt 10.
48
68
Nurhasanah, selaku orang tua yang memiliki anak Stunting bernama Nur Azizah di
Desa Teluk, wawancara dengan penulis pada tanggal 11 januari 2021 di Rt. 07
49
69
Fatima, selaku ibu yang memiliki anak stunting di Desa teluk, wawancara pada tanggal
17 Februari 2021.
50
70
Siti Nuramala, Orang tua yang memiliki anak Stunting di Desa Teluk, wawancara
dengan penulis dilakukan pada tanggal 14 februari 2021.
71
Fatima, selaku orang tua yang memiliki anak Stunting di Desa teluk yang bernama
Muna Putri, wawancara dengan penulis pada 18 februari 2021.
52
72
Halimah selaku kader posyandu, wawancara dengan penulis pada tanggal 15 februari
2021.
53
73
Abdussomad, selaku kepala Desa Teluk sebagai responden tambahan, wawancara
dengan penulis dilakukan pada tanggal 14 Februari 2021 di Rt 02.
54
74
Wawancara bersama ibu Fatima orang tua yang memiliki anak Stunting di Desa Teluk
pada tanggal 16 februari 2021.
75
Wawancara bersama ibu Nurmala orang tua yang memiliki anak Stunting di Desa
Teluk pada tanggal 16 februari 2021.
55
akan merasa lega, dan saat di berikan solusi seseorang akan merasa di
pedulikan dan merasa terbantu atas solusi yang diberikan, maka lakukan
lah curhat kepada orang yang tepat.
f. Lakukan Konseling, jika di rasa semakin parah dan sulit diatasi tekanan
psikologis yang dialami maka konsultasikan hal tersebut kepada
Konselor. Tekanan psikologis juga sebaiknya di periksakan kepada
psikolog atau konselor apabila di sertai dengan ide ataupun percobaan
bunuh diri, halusinasi, serta gangguan kecemasan yang sulit di atasi.76
Selain dalam pengatasan masalah psikologis orang tua penulis juga
dapat memberikan saran kepada para pengambil kebijakan di desa dengan
menyediakan penyuluhan tentang psikologis orang tua saat mengandung hingga
melahirkan, memberikan edukasi mendalam tentang stunting serta penerimaan di
lingkungan sekitar.
76
Musradinur, Stres dan Cara Mengatasinya Dalam Perpsektif Psikologi, Jurnal
Edukasi.Vol 2, Nomor 2, Juli 2016.Halm. 197.
BAB IV
TINGKAT RELIGIUSTAS ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK
STUNTING DI DESA TELUK.
77
Muhaimin, Abdul Mujib dan Jusuf Muddzakir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam
(Jakarta:Kencana, 2005), hal 34
57
58
yang menghina fisik serta kesehatan anak saya sadar bahwa akan ada
kewajiban yang harus saya jalankan seperti sholat 5 waktu, puasa,
membayar zakat, menghadiri serta mengikuti pengajian, menghormati
suami selaku kepala keluaraga serta, dan membaca Al-Qur‟an, syaa
menyakini cobaan ini di berikan karena saya mampu melewatinya.78
Bahwa ibu nurhasanah penerima sepenuhnya kondisi anak nya, tetap
mendekatkan diri kepada sang pencipta, melaksanakan perintah sang pencipta
mentaatinya serta selalu bedoa agar diberikan jalan terbaik untuk kondisi anaknya.
Dengan mendekatkan diri kepada sang penciptta ia akan merasa tenang.
2. Dimensi pengetahuan, aspek ini berkaitan dengan pengetahuan dan
pemahaman seseorang terhadap ajaran-ajaran agamanya. Orang-orang yang
beragama paling tidak harus mengetahu hal-hal yang pokok mengenai dasar-
dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.
Dalam pengajaran sebuah agama yang berpengangang tebuh pada kitab,
seorang penganut agama haruslah memahamai serta mengetahui tentang
pengetahuan agamanya, seperti membaca kitab, menjalankan wajib, serta hal
yang sunah, pendekatan keluarga yang kurang serta pemahaman agama yang
yang kurang baik menjadikan ibu Fatima tidak memiliki pemahaman agama yang
baik.Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis
bersama ibu Fatima yang memiliki anak Stunting di Desa Teluk.
[D]ukungan kelurga yang tidak di dapatkan membuat pendekatan dengan
sang pencipta menjadi kurang, pemahaman tentang agama seperti mengaji
dan sholat juga tergolong kurang, ikut kajian agama hanya jika di ajak
bukan tergerak dari diri sendiri, motivasi mengerjakan perintah wajib atau
sunah tidak ada, saya bersosialisasi dengan lingkungan sekitar karena saya
butuh sahabat untuk becerita sedikit menghilangkan beban pikiran lalu
pulang kembali kerumah, menjalankan perintah agama karena saya
melihat orang lain sholat, maka saya ikuti.79
Kurang nya dukungan kelurga serta pemahamn agama yang kurang
menyebabkan ibu fatima tidak bisa mengaji, tetap melaksanakan sholat namun
tidak dalam pengajaran yang benar. Butuhnya motivasi ataupun dorongan dari
keluarga atapun sahabat.
78
Nurhasanah, Orang Tua yang memiliki anak Stunting, wawancara dengan penulis pada
tanggal 18 februari 2021.
79
Fatima, orang tua yang memiliki anak stunting di desa teluk, wawancara dengan penulis
pada tanggal 14 februari 2021.
59
80
Fuad Nasori & R.D Muhammad
81
Siti Nurmala, orang Tua dari M. Azam Aulian Putraanak Stunting yang ada di Desa
Teluk, wawancaradngan penulis pada tanggal 12 februari 2021 di Desa Teluk 2021.
60
82
Wawancara bersama ibu Fatima orang tua yang memiliki anak stunting di Desa Teluk
kcematan pemayung pada tanggal 14 Februari 2021.
83
Nuraini, orang tua yang memiliki anak Stunting di Desa Telk, wawancara dengan
penulis pada tanggal 4 maret 2021.
61
dengan orang tua yang memiliki anak Stunting d desa teluk kecamatan pemayung
kabupaten Batanghari adalah:
[S]aya mengikuti kajian agama bersama ustadz Abdullah setiap harinya,
saya merasa tentram dengan menambah wawasan saya maka akan
menambah kedekatan saya dengan sang pencipta sehingga saya
semankin sabar84
Dengan mengikutin pengajian bersama ibu nurhasanah semakin sabar dan
ikhlas terhadap masalah yang di hadapi.
3. Dimensi penggalaman adalah Wujud religiustas yang semestinya dapat segera
diketahui adalah perilaku sosial seseorang. Kalau seseorang selalu melakukan
perilaku positif dan konstruktif kepada orang lain dengan motivasi agama,
maka itu adalah wujud keberagamaanya.85
Keyakinan seseorang dalam agamanya akan memberikan dampak yang
baik bagi lingkungannya, karena agama merupakan pengajaran yang baik itu
seseorang bertingkah laku baik itu dalam lingkungan sosial maupun individu itu
senidiri. Berdasarkan hasil observasi penulis bersama orang tua anak Stunting
yaitu Ibu Nuraini:
[B]ersosialisai dengan masyarakat adalah hal yang cukup susah saya
lakukan, jangan kan sekedar interaksi untuk hadir di pengajian ataupun
majelis taklim saja jarang, saya juga tidak tergabung dalam kajian apapun
seperti ibu-ibu lain, ini di sebabkan kesibukan saya dan suami serta tempat
tinggal yang jauh dari keramaian desa, suami saya juga tidak membimbing
ataupun mengajak saya untuk melakukan sholat serta saya juga tidak besar
ataupun di besarkan di lingkungan yang taat agama.
Bahwa ibu nuraiani adalah orang yang menutup diri dari lingkungannya,
menyebabkan kurangnya jiwa sosial ataupun kajian agama.
Perilaku seseorang dalam lingkungannya akan menentukan bagaimana
pikiran positif dan bermamfaatnya sebuah interaksi sosial jika dilakukan dengan
hal-hal yang baik yang akan di wujudkan dalam keberagamaanya.Berdasarkan
hasil wawaancara bersama ibu nurhasanah, orang tua yang memiliki anak
bernama nur- azizah.
84
Nurhsanah orang tua yang memiliki anak Stunting di Desa Teluk kecaatan pemayung.
85
Nurhasalah, orang tua yang memiliki anak Stunting di desa teluk kecamatan pemayung.
62
86
Nurhasanah, Wawancara dengan penulis pada tanggal 18 februari 2021.
63
[O]rang tua saya memiliki pemahaman agama yang berbeda, dan saya di
ajarkan dengan hal yang berbeda pula, saya berbuka puasa di saat
mendekati isya, saya tidak di besarkan dalam pemahaman agama yang
baik, tidak bisa mengaji dan tidak dengan pemahaman bacaan sholat yang
benar.
Kurangnya didikan agama yang baik di keluarga ibu nurmala menjadikan
beliau gagal paham soal pemahaman tentang agama.
2. Berbagai pengalaman yang membantu sikap keagamaan terutama
penggalaman-pengalaman mengenai keindahan, keselarasan, kebaikan dunia,
konflik moral, dan pengalaman emosional keagaman (faktor afektif)
Pemahaman agama di cerminkan oleh kebaikan dan keindahan tak kadang ada
pemahaman yang kurang baik karena kurang nya sebuah pengkajian.
Kajian tentang sebuah agama tidak kadang bertolak belakang dengan akal,
namun dalam hal kepercayaan seorang penganut akan mempercayai secara penuh
dengan berbagai penggalaman kegamaan serta pengkajian maka seseorang yang
baik dalam agamanya akan berkonsutasi dengan pemuka agama. Berdasarkan
hasil wawancara dengan ibu nuraini yang memiliki anak Stunting di Desa Teluk.
[S]aya melihat ada beberapa hal yang menganjal di Desa Teluk ini, salah
satunya adalah wanita yang baru di izinkan sholat id beberapa tahun
belakangan ini, serta wanita yang sudah ijab kobul tetapi tidak di iznkan
satu rumah sampai resepsi.87
Ibu nuraini kurang memahami mengapa tradisi di Desa Teluk berbeda
bahkan aneh akan tetapi harus tetap menerima hal tersebut, kajian agama yang ada
di desa ini kurang diperbaiki sebelumnya.
3. Faktor-faktor yang seluruhnya atau sebagian timbul dari kebutuhan-kebutuhan
yang tidak terpenuhi terutama kebutuhan terhadap keamanan yaitu jenis
kebutuhan berhubungan dengan jaminan keamanan stbilitas, perlindungan,
struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan bebas dari rasa takut
cemas dan lain sebagainya, cinta kasih yaitu kebutuhan untuk memiliki dan
dimiliki, memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan dan
kekeluargaan, harga diri yaitu perasaan dihargai orang lain serta pengakuan
dari orang lain, serta ancaman kematian.
87
Nuraini, orang tua yang memiliki anak stunting di Desa Teluk.
64
88
Siti nurmala orang tua yang memiliki anak stunting di desa teluk.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil observasi penelitian tentang Dampak Tekanan Psikologis
Orang Tua Yang Memiliki Anak Stunting Di Desa Teluk Kecamatan
Pemayung dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Tekanan Psikologis Orang Tua Yang mmiliki anak stunting di Desa
Teluk Kecamatan Pemayung Antara lain adalah: menutup diri dari
lingkungan sekitar, Stress ataupun Depresi yang berlebihan, emosi yang
tidak terkontrol, pola makan dan pola tidur yang tidak teratur,
kecemasan berlebihan serta isi pembicaraan kosong.
2. Faktor Penyebab adanya tekanan Psikologis Orang tua yang memiliki
Anak Stunting di Desa Teluk Kecamatan Pemayung adalah lingkungan
sekitar tempat tinggal, Dukungan dari keluarga, Serta kurangnya edukasi
ke Masyarakat tentang Stunting.
3. Tingkat religiustas orang tua yang memiliki anak stunting di Desa Teluk
Kecamatan Pemayung adalah: dimensi peribadatan atau praktek
(ritualistik), dimensi keyakinan (ideologi) berisikan pengharapan-
pengharapan, dimensi penggalaman dimesi ihsan (penghayatan), dan
dimensi pengetahuan.
B. Implementasi Penelitian
Sesuai dengan skripsi yang di susun mengenai Dampak Tekanan
Psikologis Orang Tua yang Memiliki Anak Stunting di Desa Teluk
Kecamatan Pemayung, maka peneliti dapat memberikan saran-saran yang
berguna untuk bahan masukan dan perubahan bagi pembaca yaitu
berdasarkan hasil dari kesimpulan yang telah dirumuskan, maka peneliti
memberikan saran kepada kepala Desa Teluk serta para Orang tua yang
memiliki proplema yang sama, agar dapat meningkatkan keimanan, serta
kedekatan dengan pencipta untuk dapat menghindari diri dari dampak
tekanan psikologis yang muncul, yang dapat memicu berbagai masalah
yang lebih parah lagi, setiap anak adalah anugrah dan setiap anak memiliki
kelebihannya masing-masing, sikap menerima serta sabar harus
ditanamkan oleh orang tua.
Sarana, prasaranan serta fasilitas penunjang kesehatan, kesadaran
orang tua serta calon ibu harus di tingkatkan lagi guna menekan angka
stunting yang ada di Desa Teluk, perlu adanya edukasi yang lebih terarah,
penyuluhan kesehatan yang rutin serta penganggaran kesehatan bayi
Stunting yang ada di Desa Teluk. Apabila hal ini di terapakan oleh
pengambil kebijakan di Desa Teluk kedepanya angka Stunting di Desa
Teluk akan dapat ditekan serta orang tua yang memiliki permasalah yang
sama akan lebih menerima hal tersebut dan berupayah lebih keras lagi
untuk penyembuhan kondisi anak nya.
Hasil penelitian ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu
peneliti berharap penelitian ini dapat dilanjutkan dan dikaji ulang dengan
lebih teliti titik kritik dan saran sangat diperlukan peneliti dalam penelitia
ini.Semoga karya ini dapat menambah wawasan pengetahuan, serta dapat
membawa dampak positif bagi peneliti dan umunya para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan,
Jakarta, Duta Ilmu Surabaya, 2006..
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan-Nya (Jakarta: CV
Pustaka Ilmu 2014).
Shihab M. Quraish, Tafsir Al Misbah Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
Jakarta: Lentera Hati. 2002.
BUKU
Hude M Darwis, Emosi- Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi
Manusia Dalam Al-Qur’an, Jakarta Erlangga.
Walgito Bimo. Pengantar Psikologi Umum. (Yogyakarta: Penerbit Andi
Yogyakarta. 2010)
Hanurawan Fattah, Metode Penelitian Kualitatif untuk ilmu Psikologi,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016).
Lamit Astuti, Masalah Kependekan (Stunting) pada Anak Balita: Analisis
Prospek penanggulangannya di Indonesia, IPB Press, Bogor, juni 2015.
Nashori Fuad dan Erike Anggraini, Agenda Psikologi Islami, Yogyakarta:
Pustaka pelajar, 2002
Jalaludin Rahmat, Psikologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.
Ghony M. Djunaidi, Metode Penelitian Kualitatif, ( Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2017).
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
(Bandung:Alfabet, 2013).
Anggito Albi, Johan Setiawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Sukabumi:
Cv Jejak, 2018).
JURNAL & SKRIPSI
Budiyanto HM, Hak-Hak Anak Dalam Prspektif Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
L Sandra, Dinamika Psikologis Interaksi, Konsep Diri, Dan Identitas
Online, Disertasi, (Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta),
2012
Narul, Faktor Resiko Stunting Usia 6-23 bulan di kecamatan bontoramba,
Jurnal MKMI.Vol. 01.No.01. September 2015 hal 140.
Anggraini Ayu Diah Made Ni dan Valentina Tience Debora. 2015.
penyesuaian psikologis orangtua dengan anakdown syndrome. Jurnal psikologi
udamaya.Vol.02, No 02.
Mahshulah Zulma Aimmatul, Depresi Pada Ibu Dapat Mengakibatkan
Anak Stunting, ProsidingSeminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, Vol 2, No. 01, 2019.
Kartini Kartono, Psikologi Umum. (Bandung: Mandar Maju, 1996 Dimas
Teguh Prasetyo, Pengasuhan Orangtua Terhadap Kondisi Psikologis Anak yang
ditinggalkan Dalam Keluarga Migran: Sebuah Studi Literatur, Jurnal
Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan, Vol.04, No. 02, 2015.
Rohmat, Keluarga Dan Pola Pengasuhan Anak, Jurnal Studi Gender dan
Anak, Vol. 05, No.01,Januari-Juni 2010.
Amorisa Wiratri, Menilik Ulang Arti Keluarga Pada Masyarakat
Indonesia, JurnalKependudukan Indonesia, Volume 13, Nomor. 01, Juni 2018.
HM Budiyanto, Hak-Hak Anak Dalam Perspektif Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan(FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga
Yogyakarta, t.t. 2.
Nasori Fuad dan Mucharam, R.D, Mengembangkan Kreativitas Dalam
Perspektif Psikologi Islam.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
DAMPAK PSIKOLOGIS ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK
STUNTING DI DESA TELUK KECAMATAN PEMAYUNG KABUPATEN
BATANG HARI
b. Butir-butir Wawancara
NO Objek Wawancara Instrumen
1. Sejarah desa teluk 1. Bisa dijelaskan Bagaimana
sejarah Desa Teluk?
DAFTAR RESPONDEN
NO Nama Orang Tua Yang Memiliki Usia Jenis Kelamin
Anak Stunting
1 Siti Nurmala 24 tahun Perempuan
2 Nuraini 28 tahun Perempuan
3 Nurhasanah 31 tahun Perempuan
4 Fatimah 27 tahun Perempuan
DAFTAR INFORMAN
No Nama Jabatan Tempat tinggal
1 Abdussomad Kepala Desa Rt.02 Desa Teluk
2 Muhammad Yusuf Seketaris Desa Rt 01 Desa Teluk
3 Herwani Am.Keb Bidan Desa Rt 07 Desa Teluk
JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 10 (sepuluh) bulan, mulai dari bulan Oktober 2020, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Oktober November Desember Januari Februari Maret
No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul √
2 Pembuatan proposal √
3 Pengajuan dosen pembimbing √
4 Perbaikan proposal √
5 Pengajuan seminar √
6 Pelaksanaan seminar √
7 Perbaikan proposal setelah seminar √
8 Pengajuan surat izin riset √
9 Riset lapangan
10 Penyusunan data
11 Penulisan skripsi
12 Perbaikan dari pembimbing
13 Penyempurnaan skripsi
14 Munaqasah
15 Wisuda
75
DOKUMENTASI
Dokumentasi bersama Kaur Umum beserta Kasi Kestra Pemerintahan Desa Teluk
A. Informasi diri
Nama : Saripah
Tempat & Tgl. Lahir : Desa Teluk, 24-Agustus-1997
Pekerjaan : KPMD/Mahasiswi
Alamat : Rt.01 Desa Teluk Kecamatan Pemayung.
B. Riwayat Pendidikan
SI UIN STS Jambi : 2017
MAN 5 Selat : 2016
MTsS Desa Teluk : 2013
SD 18/1 Desa Teluk : 2011