Anda di halaman 1dari 3

Pemilu 2024 segera menghampiri.

Memastikan Pemilu dapat


berlangsung secara jujur dan adil sesuai ketentuan Pasal 22E ayat (1) UUD
1945 perlu dikawal. Salah satu langkah penting melindungi Pemilu dengan
memastikan kecurangan tidak menodai penyelenggaraannya. Pada sisi yang
berbeda kecurangan yang sistematis, terstruktur, dan masif dalam Pemilihan
Presiden acapkali sulit dibuktikan.
Pengangkatan Penjabat Kepala Daerah dilakukan tanpa merujuk pada
ketentuan yang terdapat dalam Putusan MK yang dilakukan secara terbuka,
transparan, dan akuntabel. Patut diduga, pengisian penjabat berkaitan
langsung dengan upaya peserta pemilu tertentu untuk memobilisasi
dukungan, baik dari aparatur pemerintah sampai desa, termasuk penyaluran
dana hibah, bansos, dan program pemerintah untuk kepentingan peserta
pemilu tertentu.

Peta Sebaran Penjabat Gubernur, Penjabat Bupati, dan Penjabat


Walikota di 38 Provinsi di Indonesia

Jumlah provinsi yang dipimpin oleh Penjabat Gubernur hingga


November 2023 sebanyak 20 provinsi dengan 57.300 desa di dalamnya.
Terdapat 140.657.540 pemilih di seluruh provinsi yang dipimpin oleh
Penjabat Gubernur dari total 204.807.222 pemilih di seluruh Indonesia. Di
sisi lain, terdapat 86 Penjabat Bupati atau Walikota di provinsi yang tidak
dipimpin oleh Penjabat Gubernur dengan jumlah pemilih sebanyak
19.508.034 dari 11.400 desa. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa
terdapat potensi sekitar 160.234.274 suara pemilih yang rawan dicurangi
secara terstruktur melalui kebijakan maupun tindakan yang dilakukan oleh Pj
Kepala Daerah hingga kepala desa.
Selain data tersebut, penelitian ini juga mencoba untuk
mengelompokkan provinsi dengan tingkat kerawanan tinggi berdasarkan
indikator yang disusun, yaitu:
1) Sebaran Penjabat Gubernur;
2) Indeks Kerawanan Pemilu Bawaslu tahun 2019 dan 2024;
3) Jumlah DPT;
4) Kebijakan atau tindakan yang dibuat oleh Penjabat Kepala
Daerah.
10 Provinsi dengan Tingkat Kerawanan Tinggi

Setelah mengindentifikasi provinsi yang memiliki tingkat kerawanan


tinggi dan dipimpin oleh Pj Kepala Daerah, maka selanjutnya yang perlu
diperhatikan adalah alur komunikasi satuan pemerintahan yang ada di
bawahnya. Penjabat Bupati dan Penjabat Walikota memiliki jarak koordinasi
yang lebih dekat dengan pemerintahan yang lebih kecil yaitu pemerintahan
desa.

Selengkapnya baca disini:


http://bit.ly/penelitianpetakecuranganpemilu1

Anda mungkin juga menyukai