Anda di halaman 1dari 105

SKRIPSI

PENGARUH SOSIALISASI SISTEM INFORMASI E-MP


(ELEKTRONIK MANAJEMEN PENYIDIKAN) TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA PENYIDIK PADA POLRES
SUMEDANG

Disusun oleh:

NAMA : Jennifer Fitriani Budiman


NOMOR POKOK : E. 1735 223 124
PROGRAM STUDI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh


Ujian Sidang Skripsi dan Komprehensif
STIA Sebelas April Sumedang

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)


SEBELAS APRIL SUMEDANG
2021

xiv
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)
SEBELAS APRIL SUMEDANG

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi

PENGARUH SOSIALISASI SISTEM INFORMASI E-MP (ELEKTRONIK


MANAJEMEN PENYIDIKAN) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
PENYIDIK PADA POLRES SUMEDANG

Pembimbing :

Pembimbing I Pembimbing II

Deden Haria Garmana., S.IP., M.Si. Hj. Fepi Febianti, S.Sos., M.I.Kom.
NIDN. 04-24017901 NIDN. 04-10028701

Mengetahui/Menyetujui,
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
Sebelas April Sumedang
Ketua,

Rika Kusdinar, S.Sos., M.Si.


NIDN. 04-30127102

xv
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul Pengaruh

Sosialisasi Sistem Informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan)

Terhadap Produktivitas Kerja Penyidik Pada Polres Sumedang” ini dan

seluruhnya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu

yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap

menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari

ditemukan adanya pelanggaraan etika keilmuan dalam karya ini, atau klaim dari

pihak lain terhadap karya saya.

Sumedang, Juni 2021

Yang membuat pernyataan

Jennifer Fitriani Budiman

xx
ABSTRAK

Pengaruh Sosialisasi Sistem Informasi E-MP (Elektronik Manajemen


Penyidikan) Terhadap Produktivitas Kerja Penyidik Pada Polres Sumedang

Disusun oleh:

NAMA : Jennifer Fitriani Budiman


NOMOR POKOK : E. 1735 223 124

145 Halaman, 5 BAB, 52 Tabel, 7 Gambar, 6 Lampiran, 24 Buku, 3 Peraturan,


dan Internet

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sosialisasi sistem informasi E-


MP, produktivitas kerja penyidik, hubungan sosialisasi sistem informasi E-MP
dengan produktivitas kerja penyidik dan pengaruh sosialisasi sistem informasi E-
MP terhadap produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang.
Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode
penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Variabel penelitian ini
mengggunakan variabel bebas yaitu sosialisasi sistem informasi E-MP dan suatu
variabel terikat yaitu produktivitas kerja penyidik. Adapun yang dijadikan
populasi pada penelitian ini adalah anggota Satuan Unit Reskrim Polres
Sumedang yang berjumlah 69 orang. Metode yang digunakan Studi kepustakaan,
Studi lapangan (Observasi dan Angket).
Berdasarkan hasil penelitian Pelaksanaan sosialisasi sistem informasi E-
MP sebesar 88,32 % dari kriteria ideal dengan skor total 4266, produktivitas kerja
penyidik sebesar 84,12 % dari kriteria ideal dengan skor total 5804, hubungan
antara sosialisasi sistem informasi E-MP dengan produktivitas kerja penyidik
sebesar 0,816 (memiliki hubungan sangat kuat), berdasarkan uji signifikansi
dinyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara hubungan
sosialisasi sistem informasi E-MP dengan produktivitas kerja penyidik pada
Polres Sumedang. Hasil pengujian bahwa thitung lebih besar dari ttabel yaitu 11,55 >
1,66757 artinya bahwa tidak ada hubungan hipotesis yang diajukan yaitu Ho : ρ =
0 yang artinya bahwa tidak ada hubungan yang positif. Dan besarnya pengaruh
sosialisasi sistem informasi E-MP terhadap produktivitas kerja penyidik sebesar
66,6 % (memiliki pengaruh kuat) dan masih ada 33,4 % faktor lain adalah faktor-
faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.
Untuk pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi juga perilaku
manusia. Oleh karena itu, badan usaha harus dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan penyidik sehinga mencapai produktivitas kerja penyidik yang baik

Kata kunci : sosialisasi sistem informasi E-MP terhadap produktivitas kerja


penyidik.

i
ABSTRACT

The Effect of E-MP Information System Socialization (Electronic Investigation


Management) on the Work Productivity of Investigators at the Sumedang Police

Arranged by:

Name : Jennifer Fitriani Budiman


Main number : E. 1735 223 124

145 Pages, 5 Chapters, 52 Tables, 7 Pictures, 6 Appendices, 24 Books, 3 Rules,


and the Internet

This study aims to determine the socialization of the E-MP information


system, the work productivity of investigators, the relationship between the
socialization of the E-MP information system and the work productivity of
investigators and the effect of the socialization of the E-MP information system on
the work productivity of investigators at the Sumedang Police.
The method used in the preparation of this thesis is this research method
using a descriptive method. The variable of this study used an independent
variable, namely the socialization of the E-MP information system and a
dependent variable, namely the work productivity of investigators. The population
in this study were members of the Sumedang Police Criminal Investigation Unit,
amounting to 69 people. The method used is literature study, field study
(observation and questionnaire).
Based on the research results, the implementation of the socialization of
the E-MP information system was 88.32% of the ideal criteria with a total score
of 4266, the work productivity of investigators was 84.12% of the ideal criteria
with a total score of 5804, the relationship between the socialization of the E-MP
information system and work productivity investigators amounted to 0.816
(having a very strong relationship), based on the significance test it was stated
that there was a positive and significant relationship between the socialization of
the E-MP information system and the work productivity of investigators at the
Sumedang Police. The test results show that tcount is greater than ttable, namely
11.55 > 1.66757, meaning that there is no relationship between the proposed
hypothesis, namely Ho: = 0, which means that there is no positive relationship.
And the magnitude of the influence of the socialization of the E-MP information
system on the work productivity of investigators is 66.6% (has a strong influence)
and there are 33.4% other factors are other factors not examined by the author.
For understanding science and technology but also human behavior.
Therefore, business entities must be able to meet the needs and desires of
investigators so as to achieve good investigator work productivity

Keywords: socialization of the E-MP information system on the work productivity


of investigators.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, penyusun panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan Skripsi ini sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan dengan judul: “Pengaruh Sosialisasi Sistem
Informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) Terhadap
Produktivitas Kerja Penyidik Pada Polres Sumedang”.
Dalam penyusunan banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak dalam penyusunan Skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
diantaranya:
1. Yth. Bapak H. Yuyun Hidayat, Drs., selaku Ketua Pengurus Yayasan
Pendidikan Sebelas April Sumedang.
2. Yth. Ibu Rika Kusdinar, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi (STIA) Sebelas April Sumedang.
3. Yth. Bapak Dadan Setia Nugraha, S.Sos., M.Si., selaku Pembantu Ketua I
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Sebelas April Sumedang.
4. Yth. Bapak Shofwan Hendryawan, S.Pd., M.Si, selaku Pembantu Ketua II
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Sebelas April Sumedang.
5. Yth. Ibu Irma Hermayanti, S.Pd., M.Si., selaku Pembantu Ketua III pada
Ilmu Administrasi Negara STIA Sebelas April Sumedang.
6. Yth. Ibu Lalas Sulastri, S.Sos., M.Si, selaku KA. Program Studi pada Ilmu
Administrasi Negara STIA Sebelas April Sumedang.
7. Yth. Bapak Deden Haria Garmana., S.IP., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I
yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan Skripsi.
8. Yth. Ibu Hj. Fepi Febianti, S.Sos., M.I.Kom., selaku Dosen Pembimbing II
yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan Skripsi.
9. Yth. Bapak/ Ibu Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Sebelas April
Sumedang yang telah membekali ilmu yang bermanfaat.
10. Yth. Bapak /Ibu seluruh staf pegawai pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
Sebelas April Sumedang.

iii
11. Yth. Bapak Eko Prasetyo Robbyanto, S.H., S.I.K., M.P.I.C.T., M.I.S.S,
selaku Kepala Kepolisian Resor Sumedang yang telah memberikan ijin dalam
penyusunan Skripsi ini.
12. Yth. Bapak/ Ibu seluruh anggota polisi pada Polres Sumedang.
13. Semua rekan-rekan seperjuangan STIA Sebelas April Sumedang yang telah
memberikan motivasi kepada saya dalam penyusunan Skripsi ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini sangat jauh dari
sempurna dan terdapat banyak kelemahan yang disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan menulis.
Akhir kata semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua
pihak yang telah membantu, semoga amal kebaikan dan bantuan yang telah
diberikan kepada kami mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin

Sumedang, Juni 2021

Peneliti

iv
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR COVER
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
MOTTO
LEMBAR ORSINILITAS
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .....................................................................1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................................7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................8
D. Kegunaan Penelitian..............................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Administrasi Negara............................................................................11
1. Hakikat Administrasi .................................................................11
2. Administrasi Secara Sempit .......................................................12
3. Administrasi Secara Luas ..........................................................13
4. Hakikat Administrasi Negara ....................................................14
B. Unsur-Unsur Ilmu Administrasi ..........................................................17
1. Organisasi ..................................................................................17

v
a. Hakikat Organisasi ...........................................................17
b. Prinsip-prinsip Organisasi ................................................18
2. Manajemen ................................................................................19
a. Hakikat Manajemen .........................................................19
b. Fungsi-fungsi Manajemen ................................................20
3. Manajemen Sumber Daya Manusia ...........................................21
a. Hakikat Manajemen Sumber Daya Manusia ....................21
b. Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ..........23
c. Karakteristik Manajemen Sumber Daya Manusia............24
B. Kaitan Administrasi Negara dengan Variabel Penelitian ....................25
C. Sosialisasi Sistem Informasi E-MP .....................................................27
1. Hakikat Sosialisasi Sistem Informasi E-MP ..............................27
a. Hakikat Sosialisasi ...........................................................27
b. Hakikat Sistem Informasi .................................................28
c. Hakikat E-MP ...................................................................30
2. Jenis-jenis Sosialisasi.................................................................31
3. Tujuan Sosialisasi ......................................................................31
4. Proses Sosialisasi .......................................................................32
5. Syarat Terjadinya Sosialisasi .....................................................33
6. Tahap-tahap Sosialisasi .............................................................34
E. Produktivitas Kerja Pegawai ...............................................................36
1. Hakikat Produktivitas Kerja ......................................................36
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ............39
3. Pengukuran Produktivitas Kerja ................................................43
4. Prinsip-prinsip Produktivitas Kerja ...........................................46
5. Manfaat dari Penilaian Produktivitas Kerja ...............................46
6. Cara Mempertinggi Produktivitas Kerja ....................................46
F. Kaitan Sosialisasi Sistem Informasi E-MP (Elektronik Manajemen
Penyidikan) dengan Produktivitas Kerja Penyidik ..............................48
G. Kajian Penelitian Sebelumnya ............................................................49
H. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis .....................................................52

vi
1. Kerangka Pemikiran ..................................................................52
2. Hipotesis ....................................................................................54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Metode Penelitian................................................................................57
B. Variabel dan Operasionalisasi Variabel Penelitian .............................58
1. Variabel Penelitian.....................................................................58
2. Operasionalisasi Variabel Penelitian .........................................59
C. Populasi dan Teknik Sampling Penelitian ...........................................60
1. Populasi Penelitian.....................................................................60
2. Teknik Sampling Penelitian .......................................................61
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................61
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................62
1. Teknik Pengolahan Data ............................................................62
2. Teknik Analisis Data .................................................................63
a. Uji Validitas Instrumen ....................................................63
1). Sosialisasi Sistem Informasi E-MP (X) ..................65
2). Produktivitas Kerja Penyidik (Y) ...........................69
b. Uji Reliabilitas Instrumen ................................................73
1). Sosialisasi Sistem Informasi E-MP (X) ..................74
2. Produktivitas Kerja Penyidik (Y) ...........................75
c. Uji Normalitas Data .........................................................77
d. Uji Korelasi ......................................................................77
e. Uji Signifikansi ................................................................78
f. Menghitung Koefisien Determinasi .................................79
F. Lokasi dan Jadwal Penelitian ..............................................................80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Objek Penelitian ..................................................................................81
1. Gambaran Umum Polres Sumedang ..........................................81
2. Sejarah Website E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) ....83

vii
3. Manfaat E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) ................85
4. Visi, Misi, dan Tujuan Polres Sumedang ..................................85
a. Visi Polres Sumedang ......................................................85
b. Misi Polres Sumedang ......................................................86
c. Tujuan Polres Sumedang ..................................................87
5. Struktur Organisasi Polres Sumedang .......................................88
B. Hasil Penelitian ...................................................................................89
1. Analisis Deskriftif ......................................................................89
a. Tanggapan Responden Sosialisasi Sistem Informasi E-MP
(X) ....................................................................................89
b. Tanggapan Responden Produktivitas Kerja Penyidik
(Y) ..................................................................................108
2. Uji Normalitas .........................................................................130
3. Uji Koefisien Korelasi .............................................................132
4. Uji Hipotesis ............................................................................134
5. Uji Koefisien Determinasi .......................................................136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .......................................................................................138
B. Saran ..................................................................................................140

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................142


LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ..........................................................50


Tabel 3.1 Operasional Variabel Sosialisasi ......................................................59
Tabel 3.2 Operasional Variabel Produktivitas Kerja Penyidik .........................59
Tabel 3.3 Populasi Penelitian ............................................................................60
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Validasi Variabel Sosialisasi Sistem Informasi E-
MP (X) Pernyataan Item 1 ................................................................65
Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validasi Variabel Sosialisasi Sistem Informasi
E-MP (X) Item 1 s.d Item 14 ............................................................68
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Validasi Variabel Produktivitas Kerja Penyidik
(Y) Pernyataan Item 1 .......................................................................69
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validasi Variabel Produktivitas Kerja
Penyidik (Y) Item 1 s.d Item 20 .......................................................72
Tabel 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi ........................................78
Tabel 3.9 Skala Penafsiran Koefisien Determinasi ...........................................79
Tabel 3.10 Jadwal Penelitian ..............................................................................80
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Frekuensi Variabel Sosialisasi Sistem Informasi
E-MP (X) ..........................................................................................89
Tabel 4.2 Frekuensi Jawaban Responden Item 1 ..............................................93
Tabel 4.3 Frekuensi Jawaban Responden Item 2 ..............................................94
Tabel 4.4 Frekuensi Jawaban Responden Item 3 ..............................................95
Tabel 4.5 Frekuensi Jawaban Responden Item 4 ..............................................96
Tabel 4.6 Frekuensi Jawaban Responden Item 5 ..............................................97
Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Responden Item 6 ..............................................98
Tabel 4.8 Frekuensi Jawaban Responden Item 7 ..............................................99
Tabel 4.9 Frekuensi Jawaban Responden Item 8 ............................................100
Tabel 4.10 Frekuensi Jawaban Responden Item 9 ............................................101
Tabel 4.11 Frekuensi Jawaban Responden Item 10 ..........................................102

ix
Tabel 4.12 Frekuensi Jawaban Responden Item 11 ..........................................103
Tabel 4.13 Frekuensi Jawaban Responden Item 12 ..........................................105
Tabel 4.14 Frekuensi Jawaban Responden Item 13 ..........................................106
Tabel 4.15 Frekuensi Jawaban Responden Item 14 ..........................................107
Tabel 4.16 Analisis Deskriptif Frekuensi Variabel Produktivitas Kerja Penyidik
(Y) ...................................................................................................108
Tabel 4.17 Frekuensi Jawaban Responden Item 1 ............................................111
Tabel 4.18 Frekuensi Jawaban Responden Item 2 ............................................112
Tabel 4.19 Frekuensi Jawaban Responden Item 3 ............................................113
Tabel 4.20 Frekuensi Jawaban Responden Item 4 ............................................114
Tabel 4.21 Frekuensi Jawaban Responden Item 5 ............................................115
Tabel 4.22 Frekuensi Jawaban Responden Item 6 ............................................116
Tabel 4.23 Frekuensi Jawaban Responden Item 7 ............................................117
Tabel 4.24 Frekuensi Jawaban Responden Item 8 ............................................118
Tabel 4.25 Frekuensi Jawaban Responden Item 9 ............................................119
Tabel 4.26 Frekuensi Jawaban Responden Item 10 ..........................................120
Tabel 4.27 Frekuensi Jawaban Responden Item 11 ..........................................121
Tabel 4.28 Frekuensi Jawaban Responden Item 12 ..........................................122
Tabel 4.29 Frekuensi Jawaban Responden Item 13 ..........................................123
Tabel 4.30 Frekuensi Jawaban Responden Item 14 ..........................................124
Tabel 4.31 Frekuensi Jawaban Responden Item 15 ..........................................125
Tabel 4.32 Frekuensi Jawaban Responden Item 16 ..........................................126
Tabel 4.33 Frekuensi Jawaban Responden Item 17 ..........................................127
Tabel 4.34 Frekuensi Jawaban Responden Item 18 ..........................................128
Tabel 4.35 Frekuensi Jawaban Responden Item 19 ..........................................129
Tabel 4.36 Frekuensi Jawaban Responden Item 20 ..........................................130
Tabel 4.37 Hasil Uji Normalitas Sosialisasi Sistem Informasi E-MP dan
Produktivitas Kerja Penyidik ..........................................................131
Tabel 4.38 Koefisien Korelasi Sosialisasi Sistem Informasi E-MP (Elektronik
Manajemen Penyidikan) dengan Produktivitas Kerja Penyidik .....133
Tabel 4.39 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi ......................................133

x
Tabel 4.40 Skala Penafsiran Koefisien Determinasi............................................137

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Saling Hubungan Antar Dimensi Strategis Administrasi Publik ...16
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran .......................................................................54
Gambar 4.1 Wilayah Hukum Kabupaten Sumedang .........................................81
Gambar 4.2 Tampilan Web E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) ...........84
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Polres Sumedang ............................................88
Gambar 4.4 Sosialisasi Sistem Informasi E-MP (Elektronik Manajemen
Penyidikan) Pada Polres Sumedang ...............................................91
Gambar 4.5 Produktivitas Kerja Penyidik Pada Polres Sumedang ..................110
Gambar 4.6 Kurva Uji Normal Signifikansi Dua Pihak ...................................135

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket
Lampiran 2 Hasil Angket
Lampiran 3 Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA)
Sebelas April Sumedang
Lampiran 4 Surat pemberian ijin pencarian data
Lampiran 5 Surat ijin penelitian dari Polres Sumedang
Lampiran 6 Berita Acara Bimbingan
Lampiran 7 Riwayat Hidup

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Setiap organisasi pemerintah berada pada suatu kondisi lingkungan tertentu

yang salah satu ciri utamanya ialah perubahan, perubahan selalu terjadi dalam

berbagai kehidupan bermasyarakat, baik dibidang politik, ekonomi, sosial budaya,

ilmu pengetahuan dan teknologi. Konsikuensi logis dari kenyataan ini ialah bahwa

salah satu segi kehidupan organisasi yang amat penting mendapat perhatian

pimpinan puncak organisasi adalah menyesuaikan kemampuan organisasi yang

dipimpin dengan perubahan-perubahan lingkungan yang selalu terjadi. Keberadaan

SDM (Sumber Daya Manusia) memegang peranan penting dalam menciptakan

daya saing yang tinggi karena manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan

berkembang serta mampu menciptakan nilai pada produk atau jasa yang

dihasilkannya. Pentingnya kualitas SDM untuk ditingktkan, tidak lepas dari

permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang.

Kelancaran penyelenggaraannya menuntut peran besar Pemerintah Daerah

Kabupaten Sumedang untuk mengelola berbagai sektor pembangunan yang

bersumber dari potensi yang dimiliki, baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun

Sumber Daya Alam (SDA). Pengelolaan sumber daya manusia tidak lepas dari

faktor pegawai yang diharapkan dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai

tujuan organisasi pemerintah. Pegawai merupakan asset utama organisasi dan

mempunyai peran yang strategis didalam organisasi yaitu sebagai pemikir,

1
2

perencana, dan pengendali aktivitas organisasi. Demi tercapainya tujuan organisasi,

pegawai memerlukan motivasi untuk bekerja lebih rajin. Melihat pentingnya

pegawai dalam organisasi, maka pegawai diperlukan perhatian lebih serius terhadap

tugas yang dikerjakan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.

Pemerintah mempunyai tanggung jawab yang sangat besar guna

melaksanakan tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan yang baik,

pembuatan dan pelaksanaan kebijakan dalam proses kegiatan pemerintahan.

Disebuah organisasi diperlukan adanya penguatan organisasi dan peningkatan

kemampuan serta keterampilan aparatur yang berdedikasi tinggi, disiplin dalam

mengatur, mengelola dan menjalankan tugas serta fungsinya masing-masing

dengan penuh tanggung jawab serta memperhatikan semua aspek yang mungkin

berdampak pada masyarakat.

Dalam suatu organisasi, kedudukan dan peran pegawai merupakan sesuatu

yang sangat penting, karena pegawai merupakan salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan pencapain suatu organisasi. Satuan kerja yang mengelola sumber daya

manusia merupakan satuan penunjang terhadap semua satuan kerja lain dalam

organisasi. Keberhasilan dalam menyelenggarakan pemerintahan dan

pembangunan nasional antara lain ditentukan oleh kemampuan di dalam

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam usaha pencapain tujuan yang telah

ditetapkan.

Polres Sumedang, merupakan suatu organisasi kesatuan kepolisian yang

berada di Sumedang. Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan

fungsi dan lembaga polisi. Demikian dinyatakan dalam Undang-undang RI Nomor


3

2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI. Fungsi kepolisian merupakan salah

satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban

masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada

masyarakat (Pasal 2). Kepolisian bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam

negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan

tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan

kepada masyarakat serta terbinanya ketenteraman masyarakat dengan menjunjung

tinggi hak asasi manusia (Pasal 4).

Polres Sumedang beralamat Prabu Gajah Agung, Kelurahan Situ,

Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, 45621. Polres Sumedang

merupakan salah satu instansi pemerintah yang bertugas dalam dibidang penegakan

hukum. Pelaksanaan manajemen kepolisian harus berdasarkan pada perbandingan

antara produktivitas yang sejalan dengan tata kelola kepolisian yang baik dan untuk

mewujudkan anggota kepolisian sebagai bagian dari reformasi birokrasi, perlu

ditetapkan anggota kepolisian sebagai profesi yang memiliki kewajiban mengelola

dan mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya.

agar didalam setiap pelaksanaan tugas-tugasnya dapat berjalan efektif dan efisien.

Salah satunya produktivitas penyidik

Produktivitas Kerja adalah hubungan antara kualitas yang dihasilkan dengan

jumlah kerja yang dilakukan. Produktivitas perbandingan antara output dengan

input, dimana output-nya harus mempunyai nilai tambah dan teknik pengerjaannya

lebih baik. Produktivitas memiliki dua dimensi yaitu : 1) Efektifitas, dimensi ini

berkaitan dengan perncapain target yang maksimal, artinya pencapain target yang
4

berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. 2) Efisiensi, dimensi ini merujuk

upaya membandingkan masukan dengan relasi penggunaannya atau bagaimana

pekerjaan dilaksanakan.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penulis, ternyata diketahui

bahwa produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang belum berjalan sesuai

dengan harapan, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikasi-indikasi sebagai

berikut.

1. Masih ada sebagian penyidik yang bekerja lembur karena mengejar batas

waktu penyelesaian kerja atau selalu dikejar ”dead line”. Hal ini pembuatan

laporan pengaduan maupun pemeriksaan oleh penyidik tidak tepat waktu.

2. Kurang baiknya control diri penyidik atas situasi dan kondisi yang ditimbulkan

dalam pemberian pelayanan. Contohnya penyidik kurang merespon pengaduan

dalam sosialisasi sistem informasi E-MP (elektronik manajemen penyidikan).

3. Kurang baiknya respon penyidik Polres Sumedang terhadap sosialisasi sistem

informasi E-MP (elektronik manajemen penyidikan). Contohnya pegawai tidak

cepat respon pada sosialisasi sistem informasi E-MP (elektronik manajemen

penyidikan) sering eror.

4. Penyidik yang melaksanakan tugasnya kurang profesional, seperti kurang

memahami tugas dan fungsinya (tupoksi), hal ini berakibat masih adanya

pegawai yang sering menunda-nunda pekerjaan, terlambat masuk kerja, pulang

lebih awal, kurang memanfaatkan waktu kerja dengan baik.

Produktivitas kerja dari seorang karyawan dalam bekerja bukanlah hal yang

gampang dibentuk, dibangun, diciptakan secara singkat. Ada banyak faktor yang
5

dapat mengantarkan seorang pegawai atau karyawan pada kemampuan idealnya

dan banyak faktor pula yang akan menghalanginya. Sebagai contoh, pengalaman

kerja bukan sekedar persoalan lama bekerja, melainkan berkaitan dengan intensitas

atau kualitas. Orang yang mengalami sebuah pekerjaan dalam waktu yang pendek,

tetapi dengan intensitas yang mendalam atau dengan kualitas yang bagus dapat

memiliki kemampuan yang lebih baik daripada mereka yang berpengalaman kerja

lama tetapi kualitasnya buruk. Akan tetapi pengalaman kerja seorang pegawai atau

karyawan yang berkualitas akan sia-sia ketika lingkungan kerja tidak kondusif

dengan berbagai konflik kepentingan. Salah satunya Sosialisasi Sistem Informasi

E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan).

Sistem Informasi E-MP adalah aplikasi yang berbasis website yang

digunakan oleh penyidik atau penyidik pembantu dalam sistem manajemen

penyidikan, sebagai sarana pengendalian dan database perkara pidana. Aplikasi e-

penyidikan diharapkan dapat meningkatkan layanan Bareskrim. Layanan akan

semakin cepat, komunikasi yang tepat dan baik, sehingga masyarakat merasa lebih

terlayani. Sistem e-penyidikan bertujuan untuk mengontrol dan mengawasi setiap

pekerjaan yang dilakukan oleh penyidik. Masyarakat masih menilai ada beberapa

hal yang mesti diperbaiki dari kerja dan kinerja Bareskrim Mabes Polri. Selama ini

masyarakat memandang bahwa berurusan dengan jajaran reserse menyusahkan.

Baik masyarakat yang melapor, terlapor, saksi dan lainnya. Beri mereka informasi

yang baik, jangan sita waktu mereka untuk kepentingan penegakan hukum. Agar

jangan sampai masyarakat merasa disulitkan ketika mereka menjadi saksi.

Pelayanan lebih baik akan mengurangi stress warga masyarakat yang melaporkan
6

perkara atau kasus. Tidak hanya berguna untuk meningkatkan layanan masyarakat,

perangkat teknologi informatika itu juga berguna bagi penyidik. Penyidik yang

menggunakan aplikasi itu akan mendapatkan nilai dari setiap kinerjanya. Nilai

penyidik akan terakumulasi sehingga para direktur bisa mengukur kinerja mereka.

Sistem e-penyidikan akan menghimpun banyak hal mulai dari data penyidik,

yaitu kompetensi, komitmen penyidik, historical perkara yang pernah ditangani

seorang penyidik dan indeks penilaian kinerja seorang penyidik. Sistem itu pun

akan memberikan penilaian terhadap kinerja penyidik dari tingkat Bareskrim

hingga Polsek yang berimplikasi terhadap peningkatan tunjangan remunerasi,

mengukur kepatuhan terhadap SOP penyidikan, data kriminal yaitu DPO (daftar

pencarian orang), DPB (daftar pencarian barang) hingga data SKCK menjadi

digital file dan kedepannya akan berbentuk e-Berkas Penyidikan dan Data

Kriminal Nasional. Berdasarkan data hingga saat ini, dari 42.816 orang penyidik

dan penyidik pembantu di seluruh Indonesia, sebanyak 99,96% telah mengakses

dari sistem yang prototipenya telah hadir sejak setahun lalu itu. Lalu dari 25,04%

atau 10.833 penyidik dan penyidik pembantu juga telah membuat dokumen

penyidikan melalui aplikasi e-penyidikan Bareskrim ini.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti, ternyata

diketahui bahwa Sosialisasi Sistem Informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) pada Polres Sumedang belum berjalan sesuai dengan harapan, hal ini

dapat dilihat dari beberapa indikasi-indikasi sebagai berikut.


7

1. Kurangnya sosialisasi kepada penyidik tentang Sistem Informasi E-MP

(Elektronik Manajemen Penyidikan). Hal ini terlihat dari adanya beberapa data

pada aplikasi E-MP yang kurang sesuai dengan berkas aslinya.

2. Kurangnya skill dan pengalaman yang dimiliki penyidik Polres Sumedang.

terlihat masih adanya anggota yang belum memahami sistem informasi E-MP

(Elektronik Manajemen Penyidikan) dan banyak bertanya kepada penyidik

lain.

3. Kurang disiplinnya penyidik Polres Sumedang. Terlihat masih adanya anggota

yang tidak melaksanakan perintah dari pimpinan. Contohnya ada sebagian

penyidik Polres Sumedang yang tidak mengisi data pada sistem EMP.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian sebagai bahan dalam penyusunan proposal penelitian dengan judul

“PENGARUH SOSIALISASI SISTEM INFORMASI E-MP (ELEKTRONIK

MANAJEMEN PENYIDIKAN) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

PENYIDIK PADA POLRES SUMEDANG”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut pada Polres Sumedang, maka yang

menjadi pernyataan permasalahannya adalah: “rendahnya produktivitas kerja

penyidik pada Polres Sumedang diduga disebabkan oleh banyak faktor penyebab,

antara lain adalah sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan)”.
8

Adapun pertanyaan masalah tersebut di atas, maka peneliti merumuskan

masalahnya sebagai berikut.

1. Seberapa baik sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) pada Polres Sumedang?

2. Seberapa baik produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang?

3. Adakah hubungan sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) dengan produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang?

4. Adakah pengaruh sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) terhadap produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah peneliti kemukakan di atas, maka

tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui seberapa baik sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik

Manajemen Penyidikan) pada Polres Sumedang.

2. Untuk mengetahui seberapa baik produktivitas kerja penyidik pada Polres

Sumedang.

3. Untuk mengetahui hubungan sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik

Manajemen Penyidikan) dengan produktivitas kerja penyidik pada Polres

Sumedang.

4. Untuk mengetahui pengaruh sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik

Manajemen Penyidikan) terhadap produktivitas kerja penyidik pada Polres

Sumedang.
9

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan uraian-uraian di atas, penelitian yang dilakukan peneliti

diharapkan dapat memenuhi kegunaan sebagai berikut:

1. Kegunaan teoritis;

a. Memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya dibidang ilmu administrasi negara.

b. Memberikan tambahan informasi kepada peneliti di bidang ilmu

administrasi khususnya mengenai sosialisasi sistem informasi E-MP

(Elektronik Manajemen Penyidikan) dan produktivitas kerja penyidik.

c. Secara teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai

tambah (kontribusi) bagi pengembangan konsep-konsep dan teori-teori

Ilmu Administrasi Negara dan Manajemen Pemerintahan yang dapat

dijadikan sebagai bahan acuan dalam suatu kebijakan publik dan

perbaikan-perbaikan dalam sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik

Manajemen Penyidikan) dan produktivitas kerja penyidik.

2. Kegunaan praktis;

a. Dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi Sekolah Tinggi Ilmu

Administrasi (STIA) Sebelas April Sumedang, khususnya yang berkaitan

dengan sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) dan produktivitas kerja penyidik.

b. Sebagai bahan masukan bagi Polres Sumedang, khususnya yang berkaitan

dengan sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) dan produktivitas kerja penyidik.


10

c. Sebagai bahan pengetahuan yang didapat peneliti selama kuliah dengan

kenyataan praktis di lapangan.

d. Sebagai bahan referensi pelengkap penelitian berupa sumbangan

pemikiran bagi peneliti lain mengenai sosialisasi sistem informasi E-MP

(Elektronik Manajemen Penyidikan) dan produktivitas kerja penyidik.


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Administrasi Negara

1. Hakikat Administrasi

Administrasi dipergunakan dengan berbagai macam pengertian. Istilah

administrasi secara etimologis berasal dari bahasa latin, administration yang dapat

berarti pemeliharaan, pelaksanaan, pimpinan dan pemerintahan, pengelolaan.

Istilah ini berkembang menjadi administrazione di Itali, administration di Perancis,

Inggris dan Jerman.

Dalam kehidupan sehari-hari sering mendengar istilah administrasi, pada

saat berurusan dengan kantor pemerintahan atau swasta. Dengan semakin

meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi atau ketergantungan yang

mau tidak mau harus berhubungan dengan urusan kantor ini. Sedangkan menurut

Akadun (2011: 38) mengatakan sebagai berikut :

Inti kegiatan tata usaha pada dasarnya adalah pengelolaan data dan
informasi yang keluar dan masuk kerja organisasi maka keseluruhan
rangkaian kegiatan-kegiatan tersebut terdiri atas penerimaan, pencatatan,
pengklarifikasian, pengolahan, penyimpanan, pengetikan, pengadaan,
pengiriman informasi dan data secara tertulis yang diperlukan oleh
organisasi

Kemudian menurut Akadun (2011: 18) mengatakan bahwa “Administrasi

adalah proses kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan

keorganisasian”. Lebih lanjut Silalahi berpendapat yaitu: “Administrasi merupakan

kegiatan kerja sama yang dilakukan sekelompok orang berdasarkan pembagian

11
12

kerja sebagimana ditentukan dalam struktur dengan mendayagunakan sumber daya

untuk mencapai tujuan secara efektif”

Siagian (2014: 2) memberikan definisi bahwa: “Administrasi adalah

keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan

atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Berdasarkan pada pendapat-pendapat tersebut, maka administrasi adalah seluruh

proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan

memanfaatkan sarana dan prasarana tertentu secara berdaya guna dan

berhasil guna.

2. Administrasi Secara Sempit

Secara umum administrasi dibagi dua yaitu administrasi secara sempit dan

administrasi secara luas dalam Silalahi (2016: 5) bahwa administrasi secara sempit

yaitu : Administrasi berarti tata usaha yang mencangkup setiap peraturan yang rapi

dan sistematis serta penetuan fakta-fakta secara tertulis dengan tujuan memperoleh

pandangan yang menyeluruh serta hubungan balik antara satu fakta dengan fakta

lainnya.

Hal tersebut senada dengan pendapat Atmosudirjo (2009: 37) yang

mengemukkan bahwa “Istilah administrasi sering dipergunakan dalam arti sempit,

yakni sama dengan “Tata Usaha”, bahkan lebih menjadi sempit lagi dalam arti

pembukuan, pencatatan, surat menyurat, arsip, ekspedisi dan sebagainya“.

Administrasi dalam arti sempit menurut Akadun (2011: 18) adalah sebagai

pekerjaan-pekerjaan kratikal atau ketatausahaan.


13

Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa Administrasi dalam arti sempit adalah

penyusunan ketatausahaan yang bersifat mencatat segala sesuatu yang terjadi dalam

organisasi untuk memudahkan secara keseluruhan hubungan satu sama lainnya.

3. Administrasi Secara Luas

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi atau

ketergantungan masyarakat yang mau tidak mau harus berhubungan dengan urusan-

urusan kantor dewasa ini, maka istilah administrasi sudah popular dikenal atau

memasyarakat meskipun yang dipahami atas hakikatnya terbatas dalam arti sempit

yaitu sebagai tata usaha. Hakikat dan arti administrasi sesungguhnya sangat luas

seperti yang dikembangkan oleh para pelopor teori administrasi.

Fenomena kerja sama yang dilakukan oleh dan bersifat public menjadi pusat

kajian ilmu administrasi (Public Administration), fenomena kerja sama yang

dilakukan oleh dan bersifat privat menjadi pusat kajian ilmu administrasi niaga

(Business Administration) dan fenomena kerja sama antar negara merupakan pusat

kajian ilmu administrasi internasional (International Administration).

Robbins (2014: 17) mengatakan bahwa:”Administration is the universal

process of efficiently getting activities completed with and through other people”.

Atau administrasi adalah keseluruhan proses dari aktivitas-aktivitas pencapaian

tujuan secara efisien dengan dan melalui orang lain. Sedangkan menurut Siagian

(2014: 137) administrasi sebagai “keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang

dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha kerja

sama demi tercapainya tujuan yang ditentukan sebelumnya“.


14

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa administrasi secara luas adalah

keseluruhan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk

melakukan proses kerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

4. Hakikat Administrasi Negara

Administrasi secara umum tersebut, dalam aktualisasinya dapat dilakukan

terhadap berbagai bidang kegiatan, sehingga lahir konsep-konsep antara lain seperti

administrasi publik. Konsep administrasi publik juga dikemukakan oleh pakar

melalui pernyataan beraneka ragam.

Public Administration atau Administrasi Negara bila dijajaki lebih

mendalam, mestinya akan terbentuk pada pengertian bahwa Negara bukanlah suatu

bidang studi yang hanya memiliki pengertian sifat yang umum dan berdiri sendiri,

akan tetapi merupakan suatu bidang studi yang telah diterapkan dalam suatu

wahana yaitu negara.

Pengertian Administrasi Negara menurut Pfiffner dan Presthus (dalam

Widjaja, 2014: 7) adalah “Public administrastion is a procces concerned with

carrying out public policies. Administrasi Negara adalah suatu proses yang

berhubungan dengan pelaksanaan kebijaksanaan negara”.

Sejalan dengan definisi di atas, pendapat Prajudi (dalam Widjaja, 2014: 7)

mengatakan bahwa “Administrasi negara adalah bantuan penyelenggaraan dari

pemerintah artinya pemerintah (pejabat) tidak dapat menunaikan tugas-tugas

kewajibannya tanpa administrasi Negara”. Tujuan suatu organisasi sangat

ditentukan oleh kemampuan untuk menetapkan potensi yang dimiliki secara baik
15

dan kemampuanya untuk menciptakan potensi baru. Fokus administrasi Negara

adalah teori organisasai dan ilmu manajemen, sedangkan lokusnya adalah

kepentingan umum dan urusan umum.

Berdasarkan pada pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa administrasi publik adalah suatu proses penyelenggaraan yang dilakukan

melalui kerjasama oleh aparatur pemerintah suatu negara dalam mencapai tujuan

pemerintah (Negara) guna menyelenggarakan kepentingan umum. Dalam

aktualisasi administrasi publik indonesia, seringkali istilah publik yang dapat

diartikan kedalam pemerintahan, dalam hl ini nampak keterkaitan antara peran

pemerintahan dalam melaksanakan peran pelayanan publik.

Menurut Keban (2008: 14) menyatakan bahwa, ada enam dimensi strategis

administrasi publik, sebagai berikut:

a. Dimensi Kebijakan
Menyangkut proses pembuatan keputusan untuk penentuan tujuan dan
cara atau alternatif terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. proses
tersebut dapat dianalogikan dengan sistem kerja otak pada manusia
yang memberikan arahan atau tujuan dari suatu tindakan.
b. Dimensi struktur organisasi
Berkenaan dengan pengaturan struktur yang meliputi pembentukan
unit, pembagian tugas antar unit (lembaga-lembaga publik) untuk
mencapai tujuan dan target, termasuk wewenang dan ntanggung
jawabnya.
c. Dimensi Manajemen
Menyangkut proses bagaimana kegiatan-kegiatan yang telah dirancang
dapat diimplementasikan (digerakan, diorganisisr, dan dikontrol) untuk
mencapai tujuan organisasi melalui prinsip-prinsip /manajemen. Ini
dapat dianalogikan dengan sistem jantung dan urat nadi yang
menyalurkan darah keseluruh tubuh termasuk ke organ-organnya agar
dapat bergerak dengan berfungsi.
d. Dimensi Etika
Memberikan tuntunan moral terhadap administrator tentang apa yang
salah dan apa yang benar, atau apa yang baik dan yang buruk. Ini
diibaratkan dengan sistem sensor pada tubuh seperti perasaan, intuisi,
16

dan suara hati nurani yang sering memberi teguran atau mengendalikan
diri manusia.
e. Dimensi Lingkungan
Suasana dan kondisi sekitar yang mempengaruhi seluruh dimensi yang
ada yaitu dimensi struktur organisasi, manajemen, kebijakan, dan
tanggungjawab moral. Hal ini diibaratkan dengan suhu atau iklim serta
karakteristik lokasi dimana tubuh manusia bertumbuh dan berkembang.
f. Dimensi Akuntabilitas Kinerja
Sebagai kewajiban-kewajiban dari individu-individu atau penguasa
yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan
yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang
menyangkut pertanggungjawabannya. Akuntabilitas terkait erat dengan
instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam hal pencapaian hasil
pada pelayanan publik dan menyampaikannya secara transparan kepada
masyarakat dan mengukur perinsip-prinsip pemerintahan, hukum,
keterbukaan, transparansi, keberpihakan, dan kesamaan hak dihadapan
hukum telah diimplementasikan dalam rangka pemenuhan hak-hak
publik.

Penjelasan dari enam dimensi strategis administrasi publik menurut Keban

(2008: 14) dapat digambarkan sebagai berikut:

Dimensi
Moral/ Etika

Dimensi Dimensi Dimensi Dimensi


Lingkungan Kebijakan Manajenem Kinerja

Dimensi
Organisasi

Gambar 2.1 Saling Hubungan Antar Dimensi Strategis Administrasi Publik


Sumber : Keban (2008: 14)
17

B. Unsur-Unsur Ilmu Administrasi

1. Organisasi

a. Hakikat Organisasi

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana

orang-orang berkumpul, bekerjasama secara secara rasional dan sistematis,

terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber

daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana prasarana, data dan lain

sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan

organisasi.

Menurut Siagian (2014: 8) pengertian organisasi sebagai berukut :

Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih
yang bekerjasama secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat seseorang/beberapa
orang yang disebut atasan dan seorang/kelompok yang disebut bawahan.

Selanjutnya Dessler (2014: 116) mengemukakan pendapatnya tentang

pengertian organisasi bahwa :

Organisasi dapat diartikan sebagai pengaturan sumber daya dalam suatu


kegiatan kerja, dimana tiap-tiap kegiatan tersebut telah tersusun secara
sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pada organisasi
tersebut masing-masing personal yang terlibat di dalamnya diberi tugas,
wewenang, dan tanggung jawab, yang dikoordinasi untuk mencapai tujuan
organisasi. Dimana tujuan organisasi tersebut dirumuskan secara
musyawarah, sebagai tujuan bersama yang diwujudkan secara bersama-
sama.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek

seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan

eksistensi sekelompok orang tersebut. Terhadap masyarakat organisasi yang

dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaanya oleh masyarakat

disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya


18

manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka

pengangguran.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi adalah kesatuan susunan

yang di dalamnya terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai tujuan yang

sama, dimana kegiatan-kegiatannya telah tersusun secara sistematis untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama.

b. Prinsip-prinsip Organisasi

Organisasi yang baik itu menurut Siagian (2014: 54) adalah suatu organisasi

yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Terdapat tujuan yang jelas. Tanpa adanya tujuan yang jelas, organisasi
dapat diumpamakan dengan sebuah kapal yang tidak mempunyai
pelabuhan yang akan ditujunya.
b. Tujuan organisasi harus dapat dipahami oleh setiap orang di dalam
organisasi. Apabila setiap orang di dalam organisasi mengetahui tujuan
apa saja yang hendak dicapai organisasi ada beberapa hal yang dapat
mereka laksanakan yaitu:
1) Mereka mengetahui apa saja yang diharapkan oleh organisasi dari
masing-masing.
2) Mereka dapat memahami apa saja yang dapat mereka harapkan dari
organisasi.
3) Mereka dapat menilai apakah tujuan organisasi itu sinkron dengan
tujuan mereka pribadi.
4) Jika belum sinkron, mereka dapat memutuskan apakah berusaha
untuk mensinkronkan atau tidak,ataukah akan meninggalkan
organisasi tersebut.
c. Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh setiap orang dalam
organisasi. Jika para anggota organisasi menilai tujuan yang hendak
dicapai itu merupakan tujuan yang layak untuk dicapai, melalui mana
tujuan mereka pribadipun akan tercapai pula, maka mereka akan lebih
mudah untuk digerakkan memberikan pengorbanan-pengorbanan
tertentu, baik dalam arti waktu, tenaga, keahlian dan kemampuan yang
maksimal.
d. Adanya kesatuan arah (unity of direction). Artinya bahwa semua
kegiatan, semua sumber, semua pemikiran, keahlian, waktu, dan
kemampuan ditujukan hanya kepada satu arah, yaitu pencapaian tujuan
dengan cara yang seefisien dan seefektif mungkin.
19

e. Adanya kesatuan perinth (unity of command). Hakiki dari pada prinsip


ini adalah setiap orang bawahan hanya mempunyai seorang atasan
langsung kepada siapa ia memberikan laporan dan pertanggungjawaban
dan dari siapa ia menerima perintah, instruksi, bimbingan, dan pedoman
kerja.
f. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggungjawab
seseorang. Prinsip ini sangat penting karena wewenang yang sangat
besar dari tanggung jawab sering memudahkan penyalahgunaan
wewenang tersebut yang akibatnya akan merugikan organisasi.
g. Adanya pembagian tugas (distribution of workarti). Organisasi dalam
arti filosofis adalah manifestasi kemampuan manusia untuk bekerja
secara kooperatif. Karenanya tugas-tugas yang terdapat di dalam
organisasi harus dibagi-bagi sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan
bakat orang-orang di dalam organisasi.
h. Struktur organisasi harus disusun secara sederhana dan kaya fungsi,
sederhana disini mungkin berarti sesuai dengan kebutuhan dan
koordinasi, pengawasan,dan pengendalian.
i. Pola dasar organisasi harus relative permanen. Meskipun struktur
organisasi dapat dan memang harus dirubah-rubah sesuai dengan
tuntutan perkembangan, kemajuan, kemunduran, sifat tugas yang lain,
karena tujuan terpaksa dirubah atau oleh faktor-faktor lain, flexibilitas
dalam penyesuaian itu harus jangan bersifat prinsipil.
j. Adanya jaminan jabatan (security of tenure). Hal ini berarti bahwa
kelompok pimpinan tidak boleh memperlakukan bawahannya dengan
semena-mena misalnya dalam bentuk pemecatan tanpa alasan yang
kuat.

Suatu organisasi yang dapat di gerakan sebagai suatu kesatuan dalam rangka

usaha pencapaian tujuan yang telah ditentukan, menurut rencana yang telah

ditetapkan.walaupun pada dasarnya manusia memiliki keterbatasan dalam

kemampuan, baik dari segi fisik, pengetahuan, waktu dan perhatian.

2. Manajemen

a. Hakikat Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan

dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi

manajemen itu (Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, Pengendalian).


20

Menurut Hasibuan (2014: 10) menyatakan, “Manajemen adalah

ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisienuntuk mencapai suatu

tujuan tertentu". Adapun mengenai pengertian manajemen Siagian (dalam

Silalahi, 2016: 137) mengartikan manajemen sebagai berikut: “Kemampuan atau

keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan

melalui kegiatan-kegiatan orang lain”.

Dari definisi para ahli di atas, pengertian manajemen meskipun ada sedikit

perbedaan, namun pada dasarnya ada suatu persamaan. Berdasarkan persamaan di

atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni untuk

melaksanakan fungsi-fungsi yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama,

individu, dan masyarakat secara efektif dan efisien.

b. Fungsi-fungsi Manajemen

Proses kegiatan dari seorang pimpinan yang harus dilaksankan dengan

mempergunakan cara-cara pemikiran teoritis ilmiah maupun praktis untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kerjasama orang lain. Menurut Terry

(dalam Siagian, 2014: 88) membagi fungsi manajemen sebagai berikut :

a. Planning (perencanaan)
Yaitu menetapkan apa yang harus dilakukan oleh anggota organisasai
untuk menyelesaikan pekerjaan. Pada fase ini perlu ditetapkan oleh
manajer bagaimana pekerjaan harus dilaksanakan.
b. Organizing (pengorganisasian)
Yaitu mendistribusikan atau mengalokasikan tugas-tugas kepada
anggota kelompok atau bawahan,mendelegasikan kekuasaan dan
menetapkan hubungankerja sama antara anggota kelompok atau
bawahan.
21

c. Actuating (penggerakkan)
Yaitu menggerakkan kelompok secara efisien dan efektif kearah
pencapaian tujuan.Dalam menggerakkan berbagai sarana kegiatan
manajer yang menyebabkan organisasi itu bergerak.
d. Controlling (Motivasi Berprestasi)
Yaitu mengadakan Motivasi Berprestasi atau pengendalian kepada
organisasi yang sedang berjalan agar jalannya organisasi sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan baik arahnya maupun caranya.

Dari fungsi-fungsi manajemen tersebut terdapat keterkaitan antara satu

dengan yang lainnya dan dilaksanakan secara sistematis. Kesalahan yang

ditimbulkan dari pelaksanaan dari salah satu fungsi manajemen akan berpengaruh

kepada yang lainnya dan akhirnya tujuan organisasi tidak akan tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, jelas menunjukan bahwa klasifikasi maupun

urutan mengenai fungsi manajemen sebagaimana dikemukakan oleh para ahli,

terdapat perbedaan satu dengan yang lainnya. Dari perbedaan tersebut, apabila

ditelaah lebih mendalam ternyata mereka mengemukakan hal yang sama dari fungsi

manajemen adanya perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi dan

pengawasan dan penilaian. Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi manajemen

planning merupakan sebuah fungsi yang pokok dalam suatu manajemen, Fungsi-

fungsi manajemen yang lain tidak akan terlaksana apabila fungsi perencanaan

belum selesai dilakukan. Oleh karenanya, fungsi perencanaan merupakan pondasi

awal terlaksananya sebuah rencana kegiatan dalam pola manajemen.

3. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Hakikat Manajemen Sumber Daya Manusia

Berkaitan dengan judul yang diungkapkan terhadap variabel-varibel

penelitian, peneliti mengambil beberapa teori yang mempunyai relevansi dengan


22

judul yang dimaksud. Manusia merupakan sumber daya paling penting dalam usaha

suatu organlsasl, untuk mencapai keberhasilannya pengelola organisasi sangat

ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusianya.

Sedangkan menurut Hasibuan (2012: 5), Manajemen Sumber Daya Manusia

yaitu: “suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peran

manusia dalam organisasi/ organisasi”. Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia

sangat penting sekali untuk mengatur hubungan manusia dalam melaksanakan

pekerjaanya atau aktifitasnya di sebuah instansi ataupun organisasi.

Sutrisno (2017: 2) menyatakan bahwa, semula SDM merupakan terjemahan

dari “human resources”, namun ada pula ahli yang menyamakan sumber daya

manusia dengan “man power” (tenaga kerja). Bahkan sebagian orang

menyetarakan pengertian sumber daya manusia dengan personal (personalia,

kepegawaian, dan sebagainya).

Menurut Flippo (dalam Hasibuan, 2012: 11) yaitu:

"Personal managementis the planning, organizing, directing and


controlling of the procurement, development, compensation,
integration, maintenance, and separation of human resources to the
and that individual, organizational andsocietal are accomplished".
(Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian
pegawai, dengan maksud terwujudnya tujuan organisasi/
organisasi, individu, pegawai, dan masyarakat).

Berdasarkan pendapat-pendapat sebagaimana dikemukakan oleh para ahli

dapat disimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu

pengelolaan sumber daya yang ada pada setiap individu agar efektif dan efisien

dalam rangka mencapai tujuan organisasi, yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
23

a. Perencanaan, pra-kegiatan sebelum dilakukan kegiatan untuk mencapai tujuan;

b. Pengorganisasian, penentuan pekerjaan yang harus dilakukan;

c. Pengawasan, tindakan untuk mengawasi dan mengendalikan sumber daya

manusia.

b. Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Fungsi manajemen sumber daya manusia sangat luas, hal ini disebabkan

karena tugas dan tanggung jawab manajemen sumber daya manusia untuk

mengelola unsur-unsur manusia seefektif mungkin agar memiliki suatu tenaga kerja

yang memuaskan.

Menurut Hasibuan (2012: 21) Fungsi-fungsi manajemen sumber daya

manusia meliputi fungsi manajerial, yaitu:

a. Fungsi-fungsi Manajerial
1) Perencanaan
Perencanaan (human resources planning) adalah merencanakan
tenaga kerja secara efektif dan efisien agar sesuai dengan
kebutuhan organisasi/ organisasi dalam membantu terwujudnya
tujuan.
2) Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua
pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,
delegasi wewenang, intergrasi dan koordinasi dalam bagan
organisasi (organization chart).
3) Pengarahan
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua
pegawai, agar mau bekerjasama dan bekerja secara efektif dan
efisien dalam membantu tercapainnya tujuan organisasi/
organisasi, pegawai, dan masyarakat.
4) Pengendalian
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan
semua pegawai, agar menaati peraturan-peraturan organisasi/
organisasi dan bekerja sesuai rencana. Apabila terdapat kesalahan
atau penyimpangan, diadakan tindakan perbaikan dan
penyempurnaan rencana.
24

b. Fungsi-fungsi Operasional
1) Pengadaan
Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi,
penempatan orientasi dan induksi untuk mendapatkan pegawai
yang sesuai dengan kebutuhan organisasi/ organisasi. Pengadaan
yang baik akan membantu terwujudnya tujuan.
2) Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan
keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral pegawai
melalui pendidikan dan pelatihan yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan pekerja masa kini maupun masa depan.
3) Kompensasi
Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa
langsung (direct) dan tidak langsung (indirect) uang atau barang
kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada
organisasi/ organisasi.
4) Pengintegrasian
Pengintegrasian (intergration) adalah kegiatan untuk
mempersatukan kepentingan organisasi/ organisasi dan
kebutuhan pegawai, agar tercipta kerjasama yang serasi dan
saling menguntungkan. Organisasi/ organisasi memperoleh laba,
pegawai dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya.
5) Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara
atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas pegawai,
agar mereka tetap mau bekerjasama sampai pensiun.
6) Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan seseorang
dari suatu organisasi/ organisasi. Pemberhentian ini disebabkan
oleh keinginan pegawai, keinginan organisasi/ organisasi, kontrak
kerja berakhir, pensiun dan sebab-sebab lainnya.

Dari uraian di atas tersebut, jelaslah bahwa peranan manajemen sumber

daya manusia, baik yang bersifat manajerial maupun operasional sangat berguna

dalam mendukung pencapaian dari tujuan organisasi/ organisasi.

c. Karakteristik Manajemen Sumber Daya Manusia

Karakteristik manajemen sumber daya manusia menurut Fayol (dalam

Silalahi, 2012: 159) sebagai berikut:


25

a. Pembagian kerja, spesialisasi kegiatan yang diarahkan pada efisiensi;


b. Kekuasaan, alat melakukan perintah untuk dituruti secara tepat;
c. Disiplin, menaati peraturan-peraturan atau ketentuan yang berlaku;
d. Kesatuan komando, menerima perintah dari satu orang;
e. Kesatuan arah, menunjukkan satu rencana kelompok pada satu tujuan;
f. Kepentingan individu di bawah kepentingan organisasi;
g. Pemberian imbalan, keadilan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan;
h. Sentralisasi, tanggungjawab tetap dipegang oleh manajer;
i. Hubungan kekuasaan dari paling atas hingga bawah secara berjenjang;
j. Keteraturan, menempatkan individu sesuai dengan tempatnya;
k. Persamaan, menunjukkan rasa keadilan dalam organisasi;
l. Stabilitas jabatan, stabilitas seseorang melakukan pekerjaannya;
m. Inisiatif, kebebasan memberi pendapat tentang pekerjaannya;
n. Rasa kebanggaan korps, perlunya kerjasama antar individu.

Berdasarkan pendapat-pendapat sebagaimana dikemukakan oleh para ahli

dapat disimpulkan bahwa karakteristik manajemen sumber daya manusia

dipandang sebagai ilmu pengetahuan karena telah sistematis dan terorganisir

menjadi suatu rangkaian teori dalam mencapai tujuan.

C. Kaitan Administrasi Negara dengan Variabel Penelitian

Permasalahan yang dikaji dalam dalam penelitian ini yaitu berkenaan

dengan pengaruh sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) terhadap produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang,

sesungguhnya merupakan wilayah kajian dari administrasi negara. Perkembangan

dan perubahan lingkungan dalam suatu negara menurut penyesuaian dalam sistem

dan proses administrasi negara, dalam organisasi dan manajemen pemerintahan

negara, dalam sistem dan proses penyelenggaraan kebijakan negara. Dalam hal itu,

peran dan hubungan antara kepolisian dengan warga negara di samping dipengaruhi

oleh sistem sosial politik dan pemerintahan yang dianut, juga dipengaruhi oleh

kondisi dan perkembangan lingkungan strategiknya.


26

Administrasi negara meliputi seluruh kegiatan mulai saat menentukan

tujuan yang akan dicapai sampai kepada penyelenggaraan mencapai tujuan negara.

Administrasi merupakan wadah sekelompok orang untuk bekerja sama secara

formal dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan rumusan administrasi negara menurut Akadun, (2011: 18)

mengatakan bahwa “Administrasi adalah proses kerja sama antara dua orang atau

lebih untuk mencapai tujuan keorganisasian”.

Adapun tujuan sumber daya manusia secara umum adalah untuk

memastikan bahwa organisasi mampu mencapai keberhasilan melalui orang.

Sistem manajemen sumber daya manusia dapat menjadi sumber kapabilitas

organisasi yang memungkinkan organisasi atau organisasi dapat belajar dan

mempergunakan kesempatan untuk peluang baru serta bila dibutuhkan harus ada

kesediaan untuk mengambil tindakan korektif.

Dari uraian-uraian di atas dapat kita ketahui bahwa dalam sebuah organisasi

tidak terlepas dari sumber daya aparaturnya. Administrasi merupakan ilmu

kerjasama antar berbagai pihak, dalam kerjasama tersebut tidak terlepas atau

berkaitan dengan sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) terhadap produktivitas kerja penyidik di dalamnya. Dengan kata lain

segala tindak lanjut dan kegiatannya terutama di bidang administrasi kepada pihak

yang lebih tinggi/ atasannya..


27

D. Sosialisasi Sistem Informasi E-MP

1. Hakikat Sosialisasi Sistem Informasi E-MP

a. Hakikat Sosialisasi

Sosialisasi mencakup pemeriksaan mengenai lingkungan kultural

lingkungan sosial dari masyarakat yang bersangkutan, interaksi sosial dan tingkah

laku sosial. Berdasarkan hal tersebut, sosialisasi merupakan mata rantai paling

penting di antara sistem-sistem sosial lainnya, karena dalam sosialisasi adanya

keterlibatan individu-individu sampa dengan kelompok-kelompok dalam satu

sistem untuk berpartisipasi.

Sosialisasi menurut Wright (dalam Sutaryo, 2016: 156) adalah “Proses

ketika individu mendapatkan kebudayaan kelompoknya dan menginternalisasikan

sampai tingkat tertentu norma-norma sosialnya, sehingga membimbing orang

tersebut untuk memperhitungkan harapan-harapan orang lain”.

Sosialisasi pada dasarnya sifat manusia adalah tidak akan pernah puas

untuk belajar sesuatu hal yang belum diketahuinya, seperti belajar norma-norma

untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, hal tersebut sejalan dengan

pendapat. Sosialisasi merupakan proses dengan mana seseorang belajar menjadi

anggota masyarakat.

Menurut Sutaryo (2016: 230) menyatakan bahwa

Sosialisasi merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sebuah


sistem pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan
serta reaksinya. Sosialisasi ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi dan
kebudayaan dimana individu berada, selain itu juga ditentukan oleh
interaksi pengalaman-pengalaman serta kepribadiannya.

Menurut Vembriarto (dalam Khairudin, 2018: 63) menyebutkan bahwa,


28

Sosialisasi adalah sebuah proses belajar yaitu proses akomodasi dengan


mana individu menahan, mengubah impuls-impuls dalam dirinya dan
mengambil cara hidup atau kebudayaan masyarakatnya. Dalam proses
sosialisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap ide-ide, pola-pola, nilai
dan tingkah laku, dan standar tingkah laku dalam masyarakat di mana ia
hidup.

Berdasarkan uraian diatas terdapat persamaan mengenai sosialisasi, terletak

pada objek dari sosialisasi yaitu masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara

manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Jadi,

dalam sosialisasi terdapat interaksi antara manusia sebagai anggota kelompok.

Timbulnya kelompok-kelompok dalam masyarakat ialah karena kedua sifat dari

manusia yang bertentangan satu sama lain, disitu pihak ingin bekerjasama, di pihak

lain cenderung untuk bersaing dengan sesama manusia untuk dapat berkuasa.

Kekuasaan merupakan kajian dan konsep dari politik mengenai hubungan

sosialisasi.

b. Hakikat Sistem Informasi

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk suatu kegiatan untuk menyelesaikan

suatu sasaran tertentu. Informasi adalah hasil pengolahan data yang memiliki

manfaat atau belum memiliki arti guna.

Data adalah fakta-fakta, perkiraan, atau pendapat yang tidak atau belum

memiliki arti guna. Prosedur adalah urutan dari prosedur-prosedur yang bekerja

melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen untuk

menyelesaikan suatu permasalahan.


29

Sistem Informasi adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan/ bekerja sama untuk melakukan suatu kegiatan guna menyelesaikan

suatu masalah yang memiliki manfaat atau nilai guna bagi orang yang

membutuhkannya.

Menurut O’brian (dalam Yakub, 2012: 16) mengemukakan bahwa “Sistem

informasi (information sistem) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang,

perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan sumber daya data

yang mengumpulkan, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi”.

Menurut Indrayani (2009: 11) Sistem informasi adalah kesatuan sistem

terdiri atas orang, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber daya data yang

mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Menurut Maimunah dkk., (2012: 10) menjelaskan bahwa “Informasi adalah data

yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan

bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan.”

Menurut Sutabri (2012: 38) mengemukakan bahwa Sistem informasi adalah

suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan

pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang

bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat

menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

yaitu kesatuan sistem yang bertujuan untuk menghasilkan informasi dan sebuah

sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan,

pengolahan, pengendalian, dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang


30

mendukung pengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk dapat

mencapai sasaran dan tujuannya.

c. Hakikat E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan)

Layanan akan semakin cepat, komunikasi yang tepat dan baik, sehingga

masyarakat merasa lebih terlayani. Sistem Informasi E-MP adalah aplikasi yang

berbasis website yang digunakan oleh penyidik atau penyidik pembantu dalam

sistem manajemen penyidikan, sebagai sarana pengendalian dan database perkara

pidana.

Aplikasi e-penyidikan diharapkan dapat meningkatkan layanan Bareskrim.

Sistem e-penyidikan bertujuan untuk mengontrol dan mengawasi setiap pekerjaan

yang dilakukan oleh penyidik. Masyarakat masih menilai ada beberapa hal yang

mesti diperbaiki dari kerja dan kinerja Bareskrim Mabes Polri. Selama ini

masyarakat memandang bahwa berurusan dengan jajaran reserse menyusahkan.

Baik masyarakat yang melapor, terlapor, saksi dan lainnya.

Beri mereka informasi yang baik, jangan sita waktu mereka untuk

kepentingan penegakan hukum. Agar jangan sampai masyarakat merasa disulitkan

ketika mereka menjadi saksi. Pelayanan lebih baik akan mengurangi stress warga

masyarakat yang melaporkan perkara atau kasus. Tidak hanya berguna untuk

meningkatkan layanan masyarakat, perangkat teknologi informatika itu juga

berguna bagi penyidik. Penyidik yang menggunakan aplikasi itu akan mendapatkan

nilai dari setiap kinerjanya. Nilai penyidik akan terakumulasi sehingga para direktur

bisa mengukur kinerja mereka.


31

2. Jenis-jenis Sosialisasi

Sosialisasi apabila dikaitkan dengan prosesnya, terdapat jenis-jenis

sosialisasi. Menurut Peter L Berger dan Luckman (dalam Sudarsono, 2017: 25)

terdapat 2 jenis sosialisasi yaitu:

a. Sosialisasi primer, sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil

dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi ini

berlangsung pada saat kanak-kanak.

b. Sosialisasi sekunder, adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi

primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam

masyarakat.

Kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal

dan tempat kerja. Dalam keduanya institusi tersebut, terdapat sejumlah individu

dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dan jangka waktu tertentu,

bersama-sama menjalani proses kehidupan dan diatur secara formal.

3. Tujuan Sosialisasi

Sosialisasi termasuk dalam suatu proses dasar di dalam sistem sosial, secara

singkat sosialisasi dapat dikatatan sebagai proses penyerapan warisan-warisan

sosial dan budaya oleh seseorang dalam masyarakat, melalui sosialisasi seseorang

akan berfungsi dalam kelompoknya. Interaksi dalam membangun narasi sosialisasi

sebagai suatu proses utama merangkum semua unsur dari berbagai sistem.

Melalui proses sosialisasi individu menjadi tahu bagaimana cara

bertingkahlaku di tengah masyarakat, sehingga membawa keadaan diri menjadi


32

masyarakat yang beradab. Seseorang akan terwarnai dan berfikir. Menurut Buhler

(dalam Sudarsono, 2017: 25) tujuan Sosialisasi di Masyarakat secara rinci sebagai

berikut:

a. Agar setiap anggota masyarakat mengetahui nilai-nilai dan norma yang


ada pada suatu kelompok masyarakat.
b. Agar individu dapat mengendalikan fungsi organik melalui proses
latihan mawas diri yang tepat.
c. Agar setiap anggota masyarakat memahami suatu lingkungan sosial dan
budaya, baik lingkungan tempat tinggal seseorang maupun lingkungan
baru.
d. Agar individu mengembangkan kemampuan berkomunikasi, misalnya
kemampuan membaca, menulis, dan lain-lain.
e. Untuk melatih keterampilan dan pengetahuan individu dalam
melangsungkan hidup bermasyarakat.
f. Agar di dalam individu tertanam nilai-nilai dan kepercayaan yang ada
di masyarakat.

Sosialisasi dilakukan setiap hari oleh masyarakat, dalam melakukan

sosialiasi melalui proses komunikasi yang begitu intens. Dalam proses komunikasi

merupakan unsur terpenting dalam menentukan berhasil atau tidaknya proses

penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang menjadi tujuan

utama dari komunikasi. Jika proses ini berjalan dengan baik, maka hasilnya juga

pasti sesuai dengan yang diharapkan oleh komunikator.

4. Proses Sosialisasi

Setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari peran-peran yang ada

dalam masyarakat suatu proses yang dinamakan pengembalian peran (role taking).

Dalam proses ini seseorang belajar untuk mengetahui peran yang harus dijalakanya

serta peran yang harus dijalankan orang lain. Melalui penguasaan peran yang ada

dalam masyarakat ini seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain. Pada tahap
33

sosialisasi, interaksi seorang anak biasanya terbatas pada sejumlah kecil orang lain,

biasanya anggota keluarga terutama ayah dan ibu. Oleh Mead (dalam Suyanto,

2016: 32) orang yang penting dalam proses sosialisasi ini dinamakan significant

others.

a. Tahap play stage seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran
orang yang berada di sekitarnya. Ia mulai menirukan peran yang
dijalankan oleh orang tuanya, misalnya, atau peran orang dewasa lain
dengan siapa ia sering berinteraksi. Dengan demikian kita sering
melihat anak kecil yang di kala bermain menirukan peran yang
dijalankan ayah, ibu, kakak, dll.namun pada tahap ini sang anak belum
sepenuhnya memahami isi peran-peran yang ditirunya itu.
b. Tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peran
yang harus dijalankanya, tetapi telah pula mengetahui peran yang harus
dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
c. Tahap ketiga sosialisasi, Seorang dianggap telah mampu mengambil
peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat, mampu
mengambil peran generalized others. Ia telah mampu berinteraksi
dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami perannya
sendiri serta peran orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Selaku anak
ia telah memahami peran yang dijalankan orang tua, selaku siswa ia
memahami peran guru. Jika seseorang telah mencapai tahap ini maka
menurut Mead orang tersebut telah mempunyai sauatu diri. Dari
pandangan-pandangan Mead ini nampak jelas pendirianya bahwa diri
seseorang berbentuk melalui interaksi dengan orang lain.

5. Syarat Terjadinya Sosialisasi

Sosialisasi merupakan system dalam kehidupan masyarakat yang sangat

penting. Menurut Sudarsono (2015: 5) berdasarkan hal tersebut sosialisasi

memberikan dua kontribusi fundamental bagi kehidupan masyarakat yaitu:

a. Memberikan dasar atau kondisi kepada individu bagi terciptanya


partisipasi yang efektif dalam masyarakat.
b. Memungkinkan lestarinya suatu masyarakat karena tanpa sosialisasi
akan hanya ada satu generasi saja hingga kelestarian masyarakat akan
sangat terganggu.
34

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa melalui sosialisasi

masyarakat dapat berpartisipasi untuk kepentingan hidupnya dan menciptakan

generasi untuk kelestarian kehidupan selanjutnya. Selain itu, dapat faktor lain yang

menunjang proses sosialisasi yaitu faktor lingkungan, dimana didalamnya interaksi

sosial. Selain factor lingkungan terdapat factor-faktor lain yang mempengaruhi

sosialisasi, diantaranya adalah:

a. Apa yang disosialisasikan, merupakan bentuk informasi yang akan diberikan

kepada masyarakat berupa nilai-nilai, norma-norma dan peran.

b. Bagaimana cara mensosialisasikan, melibatkan proses pembelajaran.

c. Siapa yang mensosialisasikan, institusi, media massa, individu dan kelompok.

Agen sosialisasi merupakan peran utama dalam keberhasilan proses

sosialisasi untuk menyebarkan atau menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang

terletak dalam materi sosialisasi. Keberhasilan terdapat ditentukan oleh mekanisme

yang terencana dan digambarkan dalam pola proses sosialisasi yang baik. Apabila

proses-proses tersebut dapat tersusun maka penyebaran informasi mengenai materi

sosialisasi dapat dengan tepat disampaikan kesasaran sosialisasi.

6. Tahap-tahap Sosialisasi

Diri manusia berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota

masyarakat lain. Menurut Mead (dalam Suyanto, 2016: 40) pengembangan diri

manusia berlangsung melalui tahap-tahap sebagai berikut :


35

a. Tahap persiapan (Preparatory Stage)

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan

diri untuk mengenal dunia sosialnya. Pada tahap ini juga anak mulai melakukan

kegiatan meniru meski tidak sempurna. Dalam tahap ini, individu sebagai calon

anggota masyarakat dipersiapkan dengan dibekali nilai-nilai dan norma-norma

yang menjadi pedoman bergaul dalam masyarakat oleh lingkungan yang

terdekat, yaitu keluarga. Lingkungan yang memengaruhi termasuk individu

yang erperan dalam tahapan ini relatif sangat terbatas, sehingga proses

penerimaan nilai dan norma juga masih dalam tataran yang paling sederhana.

b. Tahap Meniru (Play Stage)

Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan

peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk

kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan

sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan oleh seorang

ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari dirinya. Dengan kata lain,

kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai

terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan

orang-orang yang jumlahnya banyak telah juga mulai terbentuk.

c. Tahap Siap Bertindak (Game Stage)

Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan peran yang

secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya

menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat, sehingga

memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Pada tahap


36

ini individu mulai berhubungan dengan teman teman sebaya di luar rumah.

Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap mulai

dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma

tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

d. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalizing Stage)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat

menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain,

dia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi

dengannya, tetapi juga dengan masyarakat secara luas. Manusia dewasa

menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama, bahkan dengan

orang lain yang tidak dikenalnya. Manusia dengan perkembangan diri pada

tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya. Dalam tahap

ini, individu dinilai sudah mencapai tahap kematangan untuk siap terjun dalam

kehidupan masyarakat.

E. Produktivitas Kerja

1. Hakikat Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja berasal dari bahasa inggris, product: result, utcome

berkembang menjadi kata productive, yang berarti menghasilkan, dan productivity:

having the ability make or kreate, creative. Perkataan itu dipergunakan di bahasa

Indonesia menjadi produktivitas yang berarti kekuatan atau kemampuan

menhasilkan sesuatu, karena dalam organisasi. Kerja yang akan dihasilkan adalah

perwujudan tujuannya. Dilihat dari segi Psikologi produktivitas menunjukkan


37

tingkah laku sebagai keluaran (output) dari suatu proses berbagai macam komponen

kejiwaan yang melatarbelakanginya. Produktivitas tidak lain daripada berbicara

mengenai tingkah laku manusia atau individu, yaitu tingkah laku produktivitasnya.

Lebih khusus lagi di bidang kerja atau organisasi kerja.

Sedarmayanti (2017: 198) berpendapat : “Produktivitas adalah rasio antara

efektifitas menghasilkan keluaran dan efisiensi penggunaan sumber masukan”.

Lebih lanjut Gie (2015: 108-129) mengatakan bahwa produktivitas adalah

merupakan perbandingan antara hasil kerja yang berupa barang-barang atau jasa

dengan sumber atau tenaga yang dipakai dalam suatu proses produksi tersebut.

Secara umum, produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara keluaran

dan masukan serta mengutarakan cara pemanfaatan baik terhadap sumber-sumber

dalam memproduksi suatu barang atau jasa.

Menurut Hasibuan, (2015: 93) mengatakan bahwa : “produktivitas

perbandingan antara output dengan input, dimana output-nya harus mempunyai

nilai tambah dan teknik pengerjaannya lebih baik”. Selanjutnya Menurut (Husein,

Umar, 2014: 9) Dewan Produktivitas Nasional mempunyai pengertian sebagai

sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan ini harus lebih baik

dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

International Labour Organization dalam Hasibuan (2014: 127),

mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas adalah

perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap

sumber yang dipergunakan selama produksi berlangsung. Sumber-sumber tersebut


38

dapat berupa tanah, bahan baku dan bahan pembantu, pabrik, mesin-mesin dan alat-

alat, tenaga kerja manusia.

Adapun menurut Sinungan (2013: 106) yang dimaksud dengan

produktivitas kerja dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain adalah


ratio daripada apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan
peralatan produksi yang dipergunakan (input).
b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik
dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor
esensial, yakni : investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan
teknologi serta riset, manajemen dan tenaga kerja.

Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2016: 377), Produktivitas

(productivity) diartikan sebagai ukuran atas kuantitas dan kualitas dari pekerjaan

yang diselesaikan, dengan mempertimbangkan biaya dari sumber daya yang

digunakan. Adalah juga berguna untuk melihat produktivitas sebagai sebuah

perbandingan antara masukan dan hasil yang menandakan nilai tambah yang

diberikan oleh sebuah organisasi atau sebuah ekonomi.

Jadi produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk

menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara

yang produktif untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien dan tetap

menjaga adanya kualitas yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan

pendayagunaan secara terpadu sumberdaya manusia dan ketrampilan, barang modal

teknologi, manajemen, informasi, energi dan sumber-sumber lain menuju kepada

pengembangan dan peningkatan standar hidup masyarakat.


39

Sehingga dari beberapa pengertian diatas, maka penulis mengambil

kesimpulan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan barang

dan jasa dari berbagai sumberdaya atau faktor produksi yang digunakan dengan

membandingkan hasil yang diperoleh dengan waktu yang telah ditentukan dengan

adanya peran serta tenaga kerja atau karyawan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi, suatu perusahaan dalam

proses produksi tidak hanya membutuhkan bahan baku dan tenaga kerja saja, tapi

juga harus didukung faktor-faktor lainnya. Antara lain menurut Siagian (2014: 286)

adalah :

a. Pendidikan,
b. Pelatihan,
c. Penilaian prestasi kerja,
d. Sistem imbalan,
e. Motivasi, dan
f. Kepusan kerja.

Menurut Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah (2019: 249), mengatakan

bahwa ada beberapa faktor yang menentukan besar kecilnya produktivitas, antara

lain :

a. Knowledge
Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang
diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan
kontribusi pada seseorang di dalam pemecahan masalah, daya cipta,
termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan. Dengan
pengetahuan yang luas dan pendidikan yang tinggi, seorang pegawai
diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.
b. Skills
Ketrampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional
mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Ketrampilan
diperoleh melalui proses belajar dan berlatih. Ketrampilan berkaitan
40

dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan


pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis. Dengan ketrampilan yang
dimiliki seorang pegawai diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan
secara produktif.
c. Abilities
Abilities atau kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang
dimilki oleh seorang pegawai. Konsep ini jauh lebih luas, karena dapat
mencakup sejumlah kompetensi. Pengetahuan dan ketrampilan
termasuk faktor pembentuk kemampuan. Dengan demikian apabila
seseorang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi,
diharapkan memilki ability yang tinggi pula.
d. Attitude
Attitude merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan
yang terpolakkan tersebut memilki implikasi positif dalam
hubungannya dengan perilaku kerja seseorang maka akan
menguntungkan. Artinya apabila kebiasaan-kebiasaan pegawai adalah
baik, maka hal tersebut dapat menjamin perilaku kerja yang baik pula.
Dapat dicontohkan seorang pegawai mempunyai kebiasaan tepat
waktu, disiplin, simple, maka perilaku kerja juga baik, apabila diberi
tanggung jawab akan menepati aturan dan kesepakatan.
e. Behaviors
Demikian dengan perilaku manusia juga akan ditentukan oleh
kebiasaan-kebiasaan yang telah tertanam dalam diri pegawai sehingga
dapat mendukung kerja yang efektif atau sebaliknya. Dengan kondisi
pegawai tersebut, maka produktivitas dapat dipastikan akan dapat
terwujud.

Menurut Simanjuntak (2015: 323), faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas tenaga kerja adalah :

a. Kualitas dan kemampuan fisik karyawan


Kualitas dan kemampuan fisik karyawan dipengaruhi juga oleh tingkat
pendidikan, latihan, motivasi kerja, mental dan kemampuan fisik
karyawan yang bersangkutan.
b. Sarana pendukung
Sarana pendukung untuk meningkatkan produktivitas karyawan
digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
1) Menyangkut lingkungan kerja termasuk sarana dan peralatan yang
digunakan, tehnologi dan cara produksi, tingkat keselamatan dan
kesehatan kerja serta suasana lingkungan kerja itu sendiri.
2) Menyangkut kesehatan karyawan yang tercermin dalam sistem
pengupahan dan jaminan sosial serta jaminan keselamatan kerja.
c. Supra sarana
Supra sarana untuk meningktakan produktivitas kerja pegawai terdiri
dari:
41

1) kebijakan pemerintah baik di bidang ekspor maupun impor.


2) hubungan industrial
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara pengusaha
dengan karyawan, hubungan antara karyawan dengan karyawan.
Pembatasan-pembatasan dan pengawasan yang mempengaruhi
ruang gerak karyawan perusahaan dan jalannya aktivitas
perusahaan. Sejauh mana hak-hak karyawan mendapat perhatian
perusahaan serta sejauh mana karyawan dilibatkan dalam
penentuan kebijaksanaan perusahaan.
3) Manajemen
Peran manajemen sangat strategis untuk meningkatkan
produktivitas, yaitu dengan mengkombinasikan dan
mendayagunakan semua sarana produksi, menerapkan fungsi-
fungsi manajemen, menciptakan sistem kerja dan pembagian kerja,
menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat, serta
menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja menurut

Saksono (2017: 113) mengatakan bahwa tinggi rendahnya tingkat produktivitas

karyawan tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor

tersebut adalah :

a. Adanya etos kerja yang merupakan sikap hidup yang bersedia bekerja
keras demi masa depan yang lebih baik, semangat untuk mampu
menolong dirinya sendiri, berpola hidup sederhana, mampu
bekerjasama dengan sesama manusia dan mampu berfikir maju dan
kreatif.
b. Mengembangkan sikap hidup disiplin terhadap waktu dan dirinya
sendiri dalam arti mampu melaksanakan pengendalian terhadap
peraturan, disiplin terhadap tugasndan tanggung jawabnya sebagai
manusia.
c. Motivasi dan orientasi kemasa depan yang lebih baik. Bekerja dengan
produktif oleh dorongan/motivasi untuk mencapai masa depan yang
lebih baik.

Menurut Simanjuntak (2015: 323) Kemampuan manajemen menggunakan

sumber-sumber maksimal dan menciptakan sistem kerja yang optimal akan

menentukan tinggi rendahnya produktivitas kerja karyawan. Menurut Siagian


42

(2014: 28), produktivitas dapat mencapai hasil yang maksimal apabila ketiga

faktornya dapat terpenuhi dan dilaksanakan. Adapun ketiga faktor tersebut adalah:

a. Produktivitas dikaitkan dengan waktu Dalam hal ini berhubungan


dengan penetapan jadwal pekerjaan menurut prosentase waktu yang
digunakan, misalnya kapan seseorang harus memulai dan berhenti
bekerja. Kapan harus memulai kembali bekerja dan kapan pula akan
berakhir dan sebagainya. Dengan adanya penjadwalan waktu yang baik,
kemungkinan terjadinya pemborosan baik SDM maupun SDA dapat
dihindari.
b. Produktivitas dikaitkan dengan sumber daya insani
Untuk melihat keterkaitan produktivitas dengan sumber daya insani,
manager/pimpinan perusahaan tersebut bisa melihat dan segi teknis
semata. Dengan kata lain meningkatkan produktivitas kerja juga
menyangkut kondisi, iklim, dan suasana kerja yang baik.
c. Produktivitas dikaitkan dengan sarana dan prasarana kerja
Untuk dapat tercapainya produktivitas kerja tidak terlepas dari faktor
sarana serta prasarana yang ada dalam perusahaan tersebut. Untuk dapat
dimanfaatkan secara optimal sehingga tidak terjadi pemborosan dalam
bentuk apapun. Selain itu dimungkinkan bahwa sarana dan prasarana
yang tersedia mempunyai nilai dan masa pakai yang setinggi mungkin.

Menurut Mulyono (2013: 27) secara makro faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas adalah : a) Status sosial ekonomi, b) Kualitas fisik, c)

Teknostruktur, d) Kualitas non fisik, e) Peraturan birokrasi, dan f) Gaya

kepemimpinan. Sedangkan Handoko (2013: 193) mengemukakan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yaitu motivasi, kepuasan

kerja, tingkat stress, kondisi fisik karyawan, sistem kompensasi, desain pekerjaan

dan aspek-aspek ekonomis, teknis serta perilaku lainnya.

Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan turunnya produktivitas kerja

menurut Saksono (2017: 119), antara lain :

a. Menurunnya Presensi
Menurunnya tingkat presensi tanpa diketahui sebelumnya oleh
pimpinan perusahaan dapat mengganggu pelaksanaan program kerja,
apabila sejumlah karyawan terlihat dalam mata rantai kerja tidak hadir,
pekerjaan selanjutnya tidak akan dapat berlangsung. Jika demikian
43

perusahaan akan menanggung kerugian yang sesungguhnya dapat


dihindarkan dengan mencegah terjadinya penurunan presensi.
b. Meningkatnya Labour Turnover (Perpindahan Buruh Tinggi)
Apabila karyawan tidak memperoleh kepuasan sebagaimana yang
diharapkan maka akan menunjukkan langkah awal dari keinginan
karyawan yang bersangkutan untuk pindah ke perusahaan lain yang
diharapkan dapat memberikan fasilitas yang lebih baik, dimana hal itu
akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
c. Meningkatnya Kerusakan
Apabila karyawan menunjukkan keengganan untuk melengkapi
pekerjaan karena adanya suatu ketimpangan antara harapan dan
kenyataan, maka ketelitian dan rasa tanggung jawab terhadap hasil
kerja cenderung menurun, salah satu akibatnya adalah sering terjadi
kesalahan dalam melakukan pekerjaan yang akhirnya menyebabkan
kerusakan yang melebihi batas normal.
d. Timbulnya kegelisahan, tuntutan dan pemogokan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi utama

karyawan yang semakin penting dan menentukan tingkat produktivitas karyawan

yaitu pendidikan, motivasi, semangat, disiplin, ketrampilan, sikap dan etika kerja,

gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan dan iklim kerja, tehnologi,

sarana produksi, managemen, kesempatan berprestasi dan jaminan sosial. Dengan

harapan agar karyawan semakin gairah dan mempunyai semangat dalam bekerja.

Dan akhirnya dapat mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan produksi dan

produktivitas kerja.

3. Pengukuran Produktivitas Kerja

Menurut Simamora (2016: 612) faktor-faktor yang digunakan dalam

pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja; kualitas kerja; dan

ketepatan waktu.

a. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh


karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standart yang
ada atau ditetapkan oleh perusahaan.
44

b. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan


dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam
hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan standart yang
ditetapkan oleh perusahaan.
c. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada
awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil
output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas
yang diselesaikan diawal waktu sampai menjadi output.

Metode dalam pengukuran produktivitas menurut Sinungan dalam

Hasibuan (2014: 127) secara umum berarti perbandingan, yang dapat dibedakan

dalam tiga jenis yang sangat berbeda, yaitu :

a. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan


pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan bahwa apakah
pelaksanaan ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah
mutu berkurang atau meningkat serta tingkatannya.
b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi,
proses) dengan yang lainnya. Pengukuran ini menunjukkan pencapaian
secara relatif.
c. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang
terbaik, sebab memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan.

Dari cara pengukuran produktivitas kerja tersebut, maka dapat dicari cara

paling efektif dan lebih operasional dalam mengukur tingkat produktivitas kerja

karyawan, yaitu pengukuran tingkat produktivitas kerja menurut Ravianto dalam

Hasibuan (2014: 139). Secara teknis, produktivitas tenaga kerja dapat dilihat

dengan rumus :

Keterangan :

a. Hasil sebenarnya adalah hasil aktual per periode tertentu


45

b. Total hari kerja sebenarnya adalah merupakan hasil perkalian antara jumlah

karyawan pada suatu periode tertentu dengan hari kerja aktif dalam periode

yang bersangkutan.

Pengukuran produktivitas ini mempunyai peranan penting untuk

mengetahui produktivitas kerja dari para karyawan sehingga dapat diketahui sejauh

mana produktivitas yang dapat dicapai oleh karyawan. Selain itu pengukuran

produktivitas akan juga dapat digunakan sebagai pedoman bagi para manajer untuk

meningkatkan produktivitas kerja sesuai dengan apa yang diharapkan oleh

perusahaan.

Produktivitas kerja karyawan dinilai lebih tinggi, jika mampu menghasilkan

produk barang dan jasa yang lebih banyak dalam waktu yang sama atau lebih

singkat. Sehingga dengan hasil produksi yang semakin banyak memungkinkan

seorang karyawan memperoleh upah yang lebih tinggi.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa secara

umum produktivitas kerja karyawan diartikan sebagai efisiensi dari penggunaan

sumber daya yang menghasilkan keluaran. Sedangkan ukuran produktivitas kerja

karyawan pada umumnya adalah ratio yang berhubungan dengan keluaran (barang

dan jasa) terhadap satu atau lebih dari masukan (tenaga kerja, modal, energi) yang

menghasilkan barang atau jasa (input). Pengukuran produktivitas kerja pada bidang

produksi dapat segera dilihat hasilnya dengan cara menghitung jumlah output yang

dihasilkan, sedangkan untuk bidang selain produksi hasilnya tidak dapat dihitung

saat itu juga karena faktor-faktor pendukungnya sangat kompleks.


46

4. Prinsip-Prinsip Produktivitas Kerja

Adapun prinsip-prinsip produktivitas kerja menurut Wahyudi (2010: 23),

sebagai berikut:

a. Apabila input turun, output tetap maka produktivitas meningkat.


b. Apabila input turun, output naik maka produktivitas meningkat.
c. Apabila input tetap, output naik maka produktivitas naik
d. Apabila input naik, output naik dimana jumlah kenaikan output lebih
besar dari kenaikan input.
e. Apabila input turun, output turun dimana turunnya output lebih kecil
dari turunya input.

5. Manfaat dari Penilaian Produktivitas Kerja

Menurut Sinungun (2010: 126) manfaat dari penilaian produktivitas kerja

sebagai berikut:

a. Umpan balik pelaksanaan kerja untuk memperbaiki produktivitas kerja


karyawan.
b. Evaluasi produktivitas kerja digunakan untuk penyelesaian-
penyelesaian, misalnya : pemberian bonus dan bentuk kompensasi
lainnya.
c. Untuk keputusan-keputusan penetapan, misalnya : promosi, transfer,
dan demosi.
d. Untuk kebutuhan latihan dan pengembangan.
e. Untuk perencanaan dan pengembangan karier.
f. Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan proses staffing.
g. Untuk mengetahui ketidak-akuratan informal.
h. Untuk memberikan kesempatan kerja yang adil.

6. Cara Mempertinggi Produktivitas Kerja

Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan nasional

telah disadari secara menyeluruh. Tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak

mendapat keuntungan dari produktivitas kerja yang ditingkatkan sebagai kekuatan

untuk menghasilkan lebih banyak barang maupun jasa. Peningkatan produktivitas


47

kerja karyawan harus memperhatikan perbandingan antara pengorbanan dengan

penghasilan.

Semakin kecil pengorbanan yang diperlukan untuk mencapai suatu target

penghasilan akan dikatakan semakin produktif, sebaliknya semakin tinggi prasyarat

yang diperlukan untuk mencapai penghasilan tertentu akan dikatakan kurang

produktif.

Kussriyanto (1993: 2-3) mengungkapkan bahwa pengembangan

peningkatan produktivitas tenaga kerja pada dasarnya digolongkan menjadi empat

bentuk yaitu:

a. Pengurangan sedikit sumber daya sekedarnya untuk memperoleh


jumlah produksi yang sama.
b. Pengurangan sedikit sumber daya sekedarnya untuk memperoleh
jumlah produksi yang lebih besar.
c. Pengurangan sedikit sumber daya yang sama untuk memperoleh jumlah
produksi yang lebih besar.
d. Pengurangan sedikit sumber daya yang lebih besar untuk memperoleh
jumlah produksi yang lebih besar.

Menurut Handoko (2000: 213) secara lebih spesifik menjelaskan tentang

langkah-langkah untuk meningkatkan produktivitas kerja sebagai berikut:

a. Mengembangkan ukuran-ukuran produktivitas pada seluruh tingkat


organisasi.
b. Menetapkan tujuan-tujuan peningkatan produktivitas dalam konteks
ukuran-ukuran yang ditetapkan. Tujuan-tujuan produktivitas ini
hendaknya realistik dan mempunyai batasan waktu.
c. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuantujuan.
d. Mengimplementasikan rencana
e. Mengukur hasil-hasil langkah ini memerlukan pengumpulan data dan
penilaian kemajuan periodik dalam pencapaian korelatif akan
diperlukan atau tujuan harus direvisi.
48

F. Kaitan Sosialisasi Sistem Informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) dengan Produktivitas Kerja Penyidik

Setiap organisasi pemerintah berada pada suatu kondisi lingkungan tertentu

yang salah satu ciri utamanya ialah perubahan, perubahan selalu terjadi dalam

berbagai kehidupan bermasyarakat, baik dibidang politik, ekonomi, sosial budaya,

ilmu pengetahuan dan teknologi. Konsekuensi logis dari kenyataan ini ialah bahwa

salah satu segi kehidupan organisasi yang amat penting mendapat perhatian

pimpinan puncak organisasi adalah menyesuaikan kemampuan organisasi yang

dipimpin dengan perubahan-perubahan lingkungan yang selalu terjadi. Pentingnya

kualitas SDM untuk ditingkatkan, karena ingin meningkatkan SDM yang unggul,

maka harus diperhatikan bukan saja teknologinya, tetapi juga perilaku dan perilaku

ditunjukkan.

Peran penting dalam membangun SDM yang unggul karena budaya menjadi

karakter bangsa yang bukan hanya birokrasi pemerintahan, karena hal itu

bersentuhan langsung dengan tuntutan kebutuhan penyidikan. Salah satunya dari

pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi juga perilaku manusia. Oleh

karena itu, badan usaha harus dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan penyidik

sehinga mencapai produktivitas kerja penyidik yang baik.

Produktivitas Kerja adalah hubungan antara kualitas yang dihasilkan dengan

jumlah kerja yang dilakukan. Hasibuan, (2014: 93) mengatakan Produktivitas

perbandingan antara output dengan input, dimana output-nya harus mempunyai

nilai tambah dan teknik pengerjaannya lebih baik. Menurut Sulistiyani dan Rosidah

(2019: 249), mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang menentukan besar
49

kecilnya produktivitas, antara lain : (1) Knowledge (Pengetahuan), (2) Skills

(Keterampilan), (3) Abilities (Kemampuan), (4) Attitude (Kebiasaan Terpolakan),

dan (5) Behaviors (Perilaku Manusia).

Sistem e-penyidikan bertujuan untuk mengontrol dan mengawasi setiap

pekerjaan yang dilakukan oleh penyidik. Masyarakat masih menilai ada beberapa

hal yang mesti diperbaiki dari kerja dan kinerja Bareskrim Mabes Polri. Baik

masyarakat yang melapor, terlapor, saksi dan lainnya. Agar jangan sampai

masyarakat merasa disulitkan ketika mereka menjadi saksi. Pelayanan lebih baik

akan mengurangi stress warga masyarakat yang melaporkan perkara atau kasus.

Tidak hanya berguna untuk meningkatkan layanan masyarakat, perangkat teknologi

informatika itu juga berguna bagi penyidik.

Bahwa sosialisasi ini terletak pada objek yaitu masyarakat yang dilihat dari

sudut hubungan antara manusia, proses, dan kepuasan yang timbul dari hubungan

manusia di dalam masyarakat. Jadi, dalam sosialisasi terdapat interaksi antara

manusia sebagai anggota kelompok.

G. Kajian Penelitian Sebelumnya

Kajian terhadap hasil penelitian terdahulu yang relevan dimaksudkan untuk

memberikan gambaran tentang posisi dan kelayakan penelitian tentang pengaruh

sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) terhadap

produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang. Selain itu dimaksudkan pula

untuk member gambaran tentang perbedaan fokus masalah dan hasil-hasil


50

penelitian. Berikut adalah hasil-hasil penelitian terdahulu yang dipandang relevan

dengan penelitian:

Tabel 2.1
Kajian Penelitian Sebelumnya
Nama dan
No Perbedaan Persamaan Hasil Penelitian
Judul
1 Pengaruh Prestasi Kepuasan Hasil penelitian
Kepuasan Kerja Kerja Kerja menunjukkan bahwa
Pegawai Pegawai Kepuasan Kerja Pegawai
Terhadap berpengaruh signifikan
Prestasi Siswa positif terhadap Prestasi
SMA Negeri 3 Siswa SMA Negeri 3
Kota Bandung Kota Bandung

Subakti, STIE
YPKP Bandung,
2014
2 Pengaruh Prestasi Karakteristik Pengaruh Karakteristik
Karakteristik Kerja Individu Individu terhadap
Individu Pegawai Prestasi Kerja Pegawai
Terhadap Pada Kantor Kecamatan
Prestasi Kerja Jatinunggal Kabupaten
Pegawai Pada Sumedang sebesar 38,2
Kantor %. Ini menandakan
Kecamatan bahwa Pengaruh
Jatinunggal Karakteristik Individu
Kabupaten Kuat mempengaruhi
Sumedang Prestasi Kerja Pegawai.
Dan masih ada 61,8 %
Jaja Sutarja, faktor lain
STIA Sebelas
April
Sumedang, 2017
3 Pengaruh Kepuasan Kepuasan Hasil penelitian
Kepuasan kerja Masyarakat kerja menunjukan bahwa
pegawai Publik pegawai kepuasan kerja pegawai
Terhadap memiliki pengaruh
Kepuasan positif dalam kepuasan
51

Masyarakat masyarakat 0,758


(Studi Tentang dengan
Pelayanan tingkat signifikan 95%.
Perekaman Itu berarti bahwa 75,8%
Kartu Tanda kepuasan masyarakat
Penduduk yang menerima
Elektronik (E- pelayanan perekaman
Ktp) Di Kota data e-KTP di Depok
Depok) dapat dipengaruhi oleh
beberapa subvariabel
Rezha, seperti bukti fisik,
Univeristas reliabilitas, daya
Indonesia tanggap, jaminan, dan
Depok, 2017 empati dan sisanya
24,2% adalah
dipengaruhi oleh
variabel independen lain
yang belum ditunjukkan
dalam penelitian ini.
Sumber : data diolah oleh peneliti, 2021
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas dengan judul penelitian yang saya

ambil tentang pengaruh sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) terhadap produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang terdapat

perbedaan diantaranya dari segi dimensi yang dipakai dilihat dari variabel

sosialisasi yaitu tahap persiapan (preparatory stage), tahap meniru (play stage),

tahap siap bertindak (game stage), dan tahap penerimaan norma kolektif

(generalizing stage) dan variabel produktivitas kerja penyidik. Selanjutnya dalam

hal lokasi penelitian ini pada Polres Sumedang. Adapun metode penelitian yang

dipakai yaitu deskriptif analisis dengan metode kuantitatif. Dan hasil penelitian

sementara yaitu pengaruh yang positif dan signifikan antara sosialisasi sistem

informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) terhadap produktivitas kerja

penyidik pada Polres Sumedang.


52

H. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1. Kerangka Pemikiran

Dalam suatu organisasi, kedudukan dan peran pegawai merupakan sesuatu

yang sangat penting, karena pegawai merupakan salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan pencapain suatu organisasi. Satuan kerja yang mengelola sumber daya

manusia merupakan satuan penunjang terhadap semua satuan kerja lain dalam

organisasi. Keberhasilan dalam menyelenggarakan pemerintahan dan

pembangunan nasional antara lain ditentukan oleh kemampuan di dalam

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam usaha pencapain tujuan yang telah

ditetapkan.

Polres Sumedang, merupakan suatu organisasi kesatuan kepolisian yang

berada di Sumedang. Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan

fungsi dan lembaga polisi. Demikian dinyatakan dalam Undang-undang RI Nomor

2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI. Fungsi kepolisian merupakan salah

satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban

masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada

masyarakat (Pasal 2). Kepolisian bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam

negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan

tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan

kepada masyarakat serta terbinanya ketenteraman masyarakat dengan menjunjung

tinggi hak asasi manusia (Pasal 4).

Polres Sumedang beralamat Prabu Gajah Agung, Kelurahan Situ,

Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, 45621. Polres Sumedang


53

merupakan salah satu instansi pemerintah yang bertugas dalam dibidang penegakan

hukum. Tujuan Indonesia sebagai negara hukum pada kenyataanya, harus dapat

tercapai dan terlaksana dengan baik sesuai dengan apa yang seharusnya. Salah

satunya produktivitas kerja.

Produktivitas Kerja adalah hubungan antara kualitas yang dihasilkan dengan

jumlah kerja yang dilakukan. Hasibuan, (2014: 93) mengatakan Produktivitas

perbandingan antara output dengan input, dimana output-nya harus mempunyai

nilai tambah dan teknik pengerjaannya lebih baik. Menurut Sulistiyani dan Rosidah

(2019: 249), mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang menentukan besar

kecilnya produktivitas, antara lain : (1) Knowledge (Pengetahuan), (2) Skills

(Keterampilan), (3) Abilities (Kemampuan), (4) Attitude (Kebiasaan Terpolakan),

dan (5) Behaviors (Perilaku Manusia). Salah satunya dengan Salah satunya

Sosialisasi Sistem Informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan).

Sutaryo (2016: 156) sosialisasi adalah “Proses ketika individu mendapatkan

kebudayaan kelompoknya dan menginternalisasikan sampai tingkat tertentu norma-

norma sosialnya, sehingga membimbing orang tersebut untuk memperhitungkan

harapan-harapan orang lain”. Sosialisasi Sistem Informasi E-MP adalah aplikasi

yang berbasis website yang digunakan oleh penyidik atau penyidik pembantu dalam

sistem manajemen penyidikan, sebagai sarana pengendalian dan database perkara

pidana. Menurut Mead (dalam Suyanto 2016: 40) pengembangan diri manusia

berlangsung melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Tahap persiapan (Preparatory Stage). Tahap ini dialami sejak manusia


dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal
dunia sosialnya.
54

b. Tahap Meniru (Play Stage). Tahap ini ditandai dengan semakin


sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh
orang dewasa.
c. Tahap Siap Bertindak (Game Stage). Peniruan yang dilakukan sudah
mulai berkurang dan digantikan peran yang secara langsung dimainkan
sendiri dengan penuh kesadaran.
d. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalizing Stage). Pada tahap
ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan
dirinya pada posisi masyarakat secara luas.

Berdasarkan penjelasan di atas diantara kedua variabel yaitu variabel X

(sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan)) dan

variabel Y (produktivitas kerja penyidik) peneliti gambarkan sebagai berikut:

Sosialisasi Sistem Informasi E-MP Produktivitas Kerja


(Elektronik Manajemen Penyidik
Penyidikan) (Y)
(X)
1. Pengetahuan
a. Tahap persiapan (Preparatory (Knowledge)
Stage) 2. Keterampilan (Skills)
b. Tahap Meniru (Play Stage) 3. Kemampuan (Abilities)
c. Tahap Siap Bertindak (Game 4. Kebiasaan Terpolakan
Stage) (Attitude)
d. Tahap Penerimaan Norma 5. Perilaku Manusia
Kolektif (Generalizing Stage) (Behaviors)

Mead Teguh & Rosidah


(dalam Suyanto, 2016: 40) (2009: 249)

Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran

2. Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2018: 186) adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, hal tersebut dikarenakan jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta
55

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Untuk itu perlu dilakukan

pengujian hipotesis melalui penelitian yang bersangkutan.

Berdasarkan kerangka penelitian tersebut di atas, peneliti mengajukan

hipotesis utamanya sebagai berikut :

1. Sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) pada

Polres Sumedang dalam kriteria baik.

2. Produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang dalam kriteria baik.

3. Terdapat hubungan sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) dengan produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang dalam

kriteria baik.

4. Terdapat pengaruh sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) terhadap produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang

dalam kriteria baik.

Adapun Rumusan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut :

1. Ho : ρ > 75% Sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) pada Polres Sumedang lebih dari 75% dari yang

diharapkan.

Ha : ρ ≤ 75% Sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) pada Polres Sumedang kurang dari atau sama

dengan 75% dari yang diharapkan.

2. Ho : ρ >75% Produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang lebih

dari 75% dari yang diharapkan.


56

Ha : ρ ≤ 75% Produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang kurang

dari atau sama dengan 75% dari yang diharapkan.

3. Ho : rxy = 0 Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) dengan produktivitas kerja penyidik pada Polres

Sumedang.

Ha : rxy ≠ 0 Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) dengan Pproduktivitas kerja penyidik pada

Polres Sumedang.

4. Ho : ρ xy = 0 Tidak terdapat pengaruh yang positif sosialisasi sistem

informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan)

terhadap produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang.

Ha : rxy ≠ 0 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) terhadap produktivitas kerja penyidik pada

Polres Sumedang.
57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan peneliti yaitu deskriptif analisis dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sugiyono (2018: 112) menyatakan bahwa,

Desktriptif Analisis adalah Metode Statistik yang digunakan untuk


menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Selanjutnya Faisal (2013: 20) menyatakan definisi penelitian deskriptif

(descriptive research) dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai

suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah

variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.

Iskandar (2014: 204) mengemukakan bahwa “Penelitian deskriptif ada

hubungannya dengan pemaparan suatu fenomena atau hubungan antara dua atau

lebih fenomena”. Lebih jauh Iskandar menjelaskan bahwa “penelitian deskriptif ini

lebih memperhatikan cara mendapatkan sampel yang representatif, teknik atau

prosedur pengumpulan data lebih tepat dan pernyataan masalah lebih jelas.

Penggunaan metode deskriptif analisis ini dianggap cukup relevan dengan

permasalahan penelitian, karena dalam penelitian ini penliti berupaya mencari

penjelasan tentang variabel-variabel dan hubungan antar variabel yang menjadi

permasalahan dalam penelitian.

57
58

Data yang terkumpul selanjutnya di analisis dengan tekhnik analisis data

statistik. Sugiyono (2018: 8) menyatakan bahwa, Kuantitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis bersifat Kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti dalam melakukan

penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan cara pengumpulan

data, mengolah dan menganalisis sehingga dapat ditarik kesimpulannya.

B. Variabel dan Operasionalisasi Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

Sugiyono (2018: 36) menyatakan bahwa, variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau aspek dari orang yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Untuk

mengarahkan pembahasan, peneliti mendefinisikan operasional variabelnya

sebagai berikut. Sugiyono (2018: 39) menyatakan bahwa, variabel independen

(variabel bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

berubah atau timbulnya variabel dependen (terikat) dan Sugiyono (2018: 39)

menyatakan bahwa, variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.


59

2. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini,

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1
Operasional Variabel Sosialisasi
Variabel Dimensi Indikator No Item
Sosialisasi 1. Tahap persiapan a. Norma-norma 1
(X) (Preparatory b. Lingkungan 2
Stage) c. Proses Penerimaan 3
Mead 2. Tahap Menirua. Meniru 4
(dalam Suyanto, (Play Stage) b. Kesadaran 5
2016: 40) c. Kemampuan 6
d. Penempatan Diri 7
3. Tahap Siap a. Peraturan 8
Bertindak (Game b. Kerjasama 9
Stage) c. Pemahaman 10
4. Tahap a. Bertenggang rasa 11
Penerimaan b. Interaksi 12
Norma Kolektif c. Perkembangan diri 13
(Generalizing d. Kematangan hidup 14
Stage)

Tabel 3.2
Operasional Variabel Produktivitas Kerja Penyidik
No
Variabels Dimensi Indikator
Item
Produktivitas 1. Pengetahun a. Pendidikan 1
Kerja (Knowledge) b. Proses Pendidikan 2
(Y) c. Pemecahan Masalah 3
d. Daya Cipta 4
Teguh & 2. Keterampilan a. Proses Belajar 5
Rosidah (Skills) b. Pelatihan 6
(2019: 249) c. Kecakapan 7
d. Produktif 8
3. Kemampuan a. Kompetensi 9
(Abilities) b. Pengetahuan 10
60

c. Keterampilan 11
d. Kompetensi 12
4. Kebiasaaan a. Tepat Waktu 13
Terpolakan b. Disiplin 14
(Attitude) c. Tanggungjawab 15
d. Peraturan 16
5. Perilaku a. Perilaku pegawai 17
Pegawai b. Efektif 18
(Behaviors) c. Efesien 19
d. Produktivitas 20

C. Populasi dan Teknik Sampling Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang berupa objek atau subjek

yang mempunyai jumlah dan ciri tertentu. Sugiyono (2018: 57) menyatakan bahwa,

populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang dijadikan populasi dalam

penelitian ini adalah anggota Satuan Unit Reskrim Polres Sumedang yang

berjumlah 69 orang, yang terdiri dari:

Tabel 3.3
Populasi Penelitian
No Pendidikan Jumlah
1. Anggota Satreskrim 68
2. Pegawai Negeri Sipil 1
Jumlah 69
Sumber : Satreskrim Polres Sumedang, 2021
61

2. Teknik Sampling Penelitian

Sugiyono (2018: 91) menyatakan bahwa, sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Mengingat sampel yang

digunakan sama dengan populasi, maka jumlah sampel dalam penelitian ini seluruh

anggota Satuan Unit Reskrim Polres Sumedang yang berjumlah 69 orang.

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Adapun teknik

sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampling jenuh. Sugiyono (2018:

62) menyatakan bahwa, sampling jenuh adalah penentuan sampel bila semua

anggota populasi dijadikan sampel. Sehingga peneliti mengambil seluruh populasi

untuk dijadikan sampel. Jadi sampel responden yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebanyak 69 responden.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data, peneliti melakukan teknik pengumpulan data

sebagian berikut :

1. Studi kepustakaan yaitu mengumpulkan data dan bahan mengenai variabel-

variabel yang diteliti yaitu tentang sosialisasi sistem informasi E-MP

(Elektronik Manajemen Penyidikan) dan produktivitas kerja penyidik dari

buku atau literatur yang mendukung dan membahas mengenai variabel yang

diteliti.

2. Studi dilapangan meliputi :


62

a. Observasi, yaitu peneliti mengumpulkan data tentang diklat dan kualitas

sdm dimana peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat

independen.

b. Angket, merupakan sebagian alat pengumpulan data berupa daftar isian

yang diberikan kepada responden mengenai variabel masalah yang diteliti,

untuk di isi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, angket dari penelitian

ini terdiri dari pertanyaan dan pernyataan.

c. Dokumentasi, pengumpulan data sekunder berupa catatan harian lapangan,

peraturan daerah, maupun peraturan bupati yang merupakan pelengkap

hasil observasi, penyebaran angket.

d. Selanjutnya setelah data terkumpul, maka data tersebut dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis seperti uji validitas dan reliabilitas

instrumen.

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Prinsip penelitian dimaksudkan untuk memperoleh data setelah data

terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis melalui langkah-langkah sebagai

berikut :

a. Pengkodean Data

Maksud dari pengkodean data adalah angket yang disebarkan ke responden

diberi kode angka berurutan agar memudahkan peneliti dalam melakukan

pengecekan setiap pengambilan angket yang diterima responden.


63

b. Pemeriksaan Data

Yaitu apabila semua angket atau data telah terkumpul maka selanjutnya adalah

memeriksa data tersebut denagn maksud untuk menghindari ketidaklengkapan

data.

c. Skoring Data

Dalam setiap pernyataan yang peneliti ajukan ke responden disediakan

beberapa alternatif jawaban dengan skor sebagai berikut :

Jawaban Positif : Jawaban Negatif :

a. Sangat Baik (SB) =5 Sangat Baik (SB) =1

b. Baik (B) =4 Baik (B) =2

c. Kurang Baik (KB) =3 Kurang Baik (KB) =3

d. Tidak Baik (TB) =2 Tidak Baik (TB) =4

e. Sangat Tidak Baik (STB) =1 Sangat Tidak Baik (STB) =5

Selanjutnya data yang diperoleh dari angket tersebut dijumlahkan untuk

mendapatkan skor tertinggi dan terendah dari keseluruhan sampel untuk kemudian

dilakukan analisis variabel.

2. Teknik Analisis data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisa statistik yang

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Uji Validitas Instrumen

Sugiyono (2018: 183) menyatakan bahwa, uji validitas instrumen adalah

pengujian terhadap instrumen penelitian yang akan dilakukan dalam angket.


64

Sehingga dapat dikategorikan ke dalam item instrumen yang layak (valid) dan item

instrumen yang tidak layak dipergunakan (tidak valid). Uji validitas ini dilakukan

dengan cara uji korelasi antara jawaban responden tiap butir angket 21wdengan

hasil keseluruhan, kesimpulannya yang memiliki validitas tinggi akan

mengakibatkan hasil penelitian yang dapat dipercaya.

Sugiyono (2018: 106) menyatakan bahwa, item yang mempunyai nilai

positif dan dinyatakan valid harus mempunyai nilai minimal 0,3 atau lebih dari 0,3

(≥ 0,3), maka butir instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian

selanjutnya, dan apabila koefisien korelasi antara skor item dengan total skor

kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak dapat

digunakan untuk penlitian selanjutnya. Adapun rumus yang digunakan adalah

rumus product moment, sebagai berikut.

rxy = Sugiyono (2018: 106)


(∑ }{ ∑ (∑ }

Keterangan :

r = nilai validitas
x = skor tiap item
y = skor total
n = jumlah sampel
∑ = jumlah

Untuk mengetahui pengaruh sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik

Manajemen Penyidikan) terhadap produktivitas kerja penyidik pada Polres

Sumedang, maka dilakukan pengukuran terhadap item pernyataan dari indikator-

indikator variabel karakteristik individu dan kepuasan kerja polisi, sebagai berikut:
65

1) Sosialisasi Sistem Informasi E-MP (X)

Hasil angket yang terkumpul diberi skor sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan, sehingga diperoleh data tentang pelaksanaan sosialisasi sistem

informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) pada Polres Sumedang, hasil

rekapitulasi angket variabel sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik

Manajemen Penyidikan) (terlampir di lampiran).

Setelah diperoleh distribusi jawaban responden untuk angket variabel

karakteristik individu, maka selanjutnya adalah melakukan pengujian validitas

terhadap item-item pernyataan yang telah ditabulasi dan diubah kedalam bentuk

angka sesuai dengan skala likert, sehingga diperoleh data hasil perhitungan sebagai

berikut.

Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Validasi Variabel Sosialisasi Sistem Informasi E-MP (X)
Pernyataan Item 1
Responden X Y XY X2 Y2
1 3 55 165 9 3025
2 5 62 310 25 3844
3 5 61 305 25 3721
4 5 63 315 25 3969
5 5 63 315 25 3969
6 5 60 300 25 3600
7 5 63 315 25 3969
8 5 65 325 25 4225
9 4 66 264 16 4356
10 5 68 340 25 4624
11 4 56 224 16 3136
12 4 66 264 16 4356
13 3 47 141 9 2209
14 4 59 236 16 3481
15 4 65 260 16 4225
66

Responden X Y XY X2 Y2
16 3 57 171 9 3249
17 3 62 186 9 3844
18 5 59 295 25 3481
19 5 68 340 25 4624
20 3 48 144 9 2304
21 5 67 335 25 4489
22 5 65 325 25 4225
23 5 67 335 25 4489
24 5 59 295 25 3481
25 5 65 325 25 4225
26 5 69 345 25 4761
27 4 67 268 16 4489
28 5 67 335 25 4489
29 4 61 244 16 3721
30 4 65 260 16 4225
31 3 48 144 9 2304
32 4 58 232 16 3364
33 4 66 264 16 4356
34 3 61 183 9 3721
35 5 65 325 25 4225
36 5 65 325 25 4225
37 4 61 244 16 3721
38 4 66 264 16 4356
39 3 59 177 9 3481
40 5 62 310 25 3844
41 3 53 159 9 2809
42 3 54 162 9 2916
43 5 61 305 25 3721
44 5 63 315 25 3969
45 5 63 315 25 3969
46 5 60 300 25 3600
47 5 63 315 25 3969
48 5 65 325 25 4225
49 4 66 264 16 4356
50 5 68 340 25 4624
51 4 56 224 16 3136
52 4 66 264 16 4356
53 3 47 141 9 2209
67

Responden X Y XY X2 Y2
54 4 59 236 16 3481
55 4 65 260 16 4225
56 3 57 171 9 3249
57 3 62 186 9 3844
58 5 59 295 25 3481
59 5 68 340 25 4624
60 3 48 144 9 2304
61 5 67 335 25 4489
62 5 65 325 25 4225
63 5 67 335 25 4489
64 5 59 295 25 3481
65 5 65 325 25 4225
66 5 69 345 25 4761
67 4 67 268 16 4489
68 5 67 335 25 4489
69 4 61 244 16 3721
Σ 298 4266 18618 1330 265838
Sumber : Data penelitian hasil olahan, 2021

∑ − (∑ )(∑ )
=
{ .∑ − (∑ ) }{ . ∑ − (∑ ) }

69 18618 − 298 4266


=
{69 1330 − (298) }{69 265838 − (4266) }

1284642 − 1271268
=
{91770 − 88804}{18342822 − 18198756}

13374
=
{2966}{144066}

13374
=
{427299756}

13374
=
20671,230

= 0,647
68

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan menggunakan rumus Product

Moment dapat diketahui r hitung ≥ 0,3 yaitu 0,633 dan dinyatakan valid sehingga

dapat dilanjutkan untuk dianalisis (perhitungan selanjutnya untuk item 2 s.d item

14 ada pada lampiran). Adapun rekapitulasi hasil uji validasi variabel sosialisasi

sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) (X), sebagai berikut.

Tabel 3.5
Rekapitulasi Hasil Uji Validasi Variabel Sosialisasi Sistem Informasi E-MP
(X) Item 1 s.d Item 14
No Item r hitung r kritis Hasil
1 X-1 0,647 0,300 Valid
2 X-2 0,544 0,300 Valid
3 X-3 0,439 0,300 Valid
4 X-4 0,503 0,300 Valid
5 X-5 0,433 0,300 Valid
6 X-6 0,523 0,300 Valid
7 X-7 0,679 0,300 Valid
8 X-8 0,574 0,300 Valid
9 X-9 0,472 0,300 Valid
10 X-10 0,548 0,300 Valid
11 X-11 0,738 0,300 Valid
12 X-12 0,541 0,300 Valid
13 X-13 0,702 0,300 Valid
14 X-14 0,541 0,300 Valid
Sumber : Data penelitian hasil olahan, 2021

Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa item pernyataan (instrument)

penelitian variabel sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) pada Polres Sumedang adalah valid dan sah untuk digunakan dalam

penelitian kali ini.


69

2) Produktivitas Kerja Penyidik (Y)

Hasil angket yang terkumpul diberi skor sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan, sehingga diperoleh data tentang pelaksanaan produktivitas kerja

penyidik pada Polres Sumedang, hasil rekapitulasi angket variabel produktivitas

kerja penyidik (terlampir di lampiran).

Setelah diperoleh distribusi jawaban responden untuk angket variabel

karakteristik individu, maka selanjutnya adalah melakukan pengujian validitas

terhadap item-item pernyataan yang telah ditabulasi dan diubah kedalam bentuk

angka sesuai dengan skala likert, sehingga diperoleh data hasil perhitungan sebagai

berikut.

Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Validasi Variabel Produktivitas Kerja Penyidik (Y)
Pernyataan Item 1
Responden X Y XY X2 Y2
1 3 76 228 9 5776
2 4 82 328 16 6724
3 5 83 415 25 6889
4 5 77 385 25 5929
5 3 75 225 9 5625
6 5 83 415 25 6889
7 5 78 390 25 6084
8 3 80 240 9 6400
9 5 75 375 25 5625
10 3 79 237 9 6241
11 5 83 415 25 6889
12 5 76 380 25 5776
13 3 78 234 9 6084
14 3 76 228 9 5776
15 3 81 243 9 6561
16 3 72 216 9 5184
17 5 92 460 25 8464
70

Responden X Y XY X2 Y2
18 3 75 225 9 5625
19 5 92 460 25 8464
20 5 94 470 25 8836
21 5 91 455 25 8281
22 5 82 410 25 6724
23 5 85 425 25 7225
24 5 96 480 25 9216
25 4 93 372 16 8649
26 5 93 465 25 8649
27 4 84 336 16 7056
28 4 93 372 16 8649
29 3 75 225 9 5625
30 4 83 332 16 6889
31 4 95 380 16 9025
32 3 89 267 9 7921
33 5 92 460 25 8464
34 5 89 445 25 7921
35 4 90 360 16 8100
36 4 93 372 16 8649
37 3 87 261 9 7569
38 5 90 450 25 8100
39 3 81 243 9 6561
40 3 80 240 9 6400
41 3 81 243 9 6561
42 4 79 316 16 6241
43 5 88 440 25 7744
44 5 77 385 25 5929
45 3 77 231 9 5929
46 5 87 435 25 7569
47 5 75 375 25 5625
48 3 82 246 9 6724
49 5 81 405 25 6561
50 3 82 246 9 6724
51 5 83 415 25 6889
52 5 80 400 25 6400
53 3 76 228 9 5776
54 3 77 231 9 5929
55 3 80 240 9 6400
71

Responden X Y XY X2 Y2
56 3 77 231 9 5929
57 5 89 445 25 7921
58 3 73 219 9 5329
59 5 91 455 25 8281
60 5 94 470 25 8836
61 5 95 475 25 9025
62 5 81 405 25 6561
63 5 93 465 25 8649
64 5 95 475 25 9025
65 4 94 376 16 8836
66 5 95 475 25 9025
67 4 87 348 16 7569
68 4 94 376 16 8836
69 3 73 219 9 5329
Σ 285 5804 24189 1233 491666
Sumber : Data penelitian hasil olahan, 2021

∑ − (∑ )(∑ )
=
{ .∑ − (∑ ) }{ . ∑ − (∑ ) }

69 24189 − 285 5804


=
{69 1233 − (285) }{69 491666 − (5804) }

1669041 − 1654140
=
{85077 − 81225}{33924954 − 33686416}

14901
=
{3852}{238538}

14901
=
{918848376}

14901
=
30312,512

= 0,492

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan menggunakan rumus Product

Moment dapat diketahui r hitung ≥ 0,3 yaitu 0,492 dan dinyatakan valid sehingga
72

dapat dilanjutkan untuk dianalisis (perhitungan selanjutnya untuk item 2 s.d item

20 ada pada lampiran). Adapun rekapitulasi hasil uji validasi variabel produktivitas

kerja penyidik (Y), sebagai berikut.

Tabel 3.7
Rekapitulasi Hasil Uji Validasi Variabel Produktivitas Kerja Penyidik (Y)
Item 1 s.d Item 20
No Item r hitung r kritis Hasil
1 Y-1 0,492 0,300 Valid
2 Y-2 0,403 0,300 Valid
3 Y-3 0,462 0,300 Valid
4 Y-4 0,445 0,300 Valid
5 Y-5 0,483 0,300 Valid
6 Y-6 0,478 0,300 Valid
7 Y-7 0,480 0,300 Valid
8 Y-8 0,457 0,300 Valid
9 Y-9 0,430 0,300 Valid
10 Y-10 0,446 0,300 Valid
11 Y-11 0,486 0,300 Valid
12 Y-12 0,460 0,300 Valid
13 Y-13 0,488 0,300 Valid
14 Y-14 0,520 0,300 Valid
15 Y-15 0,494 0,300 Valid
16 Y-16 0,419 0,300 Valid
17 Y-17 0,414 0,300 Valid
18 Y-18 0,432 0,300 Valid
19 Y-19 0,452 0,300 Valid
20 Y-20 0,422 0,300 Valid
Sumber : Data penelitian hasil olahan, 2021

Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa item pernyataan (instrument)

penelitian variabel produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang adalah valid

dan sah untuk digunakan dalam penelitian kali ini.


73

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Sugiyono (2018: 149) menyatakan bahwa, uji reliabilitas adalah uji untuk

memastikan apakah kuesioner penelitian yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data variabel penelitian reliabel atau tidak. Kuesioner dikatakan

reliabel jika kuesioner tersebut dilakukan pengukuran berulang-ulang akan

mendapatkan hasil yang sama.

Uji reliabilitas merupakan pengujian instrumen penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui apakah instrument tersebut memiliki kestabilan dan konsistensi

sehingga bisa digunakan kembali untuk penelitian pada waktu yang berbeda maka

hasilnya akan sama. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengujian reliabilitas

instrumen menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach, dengan rumus Alfa

(Sugiyono, 2018: 149) yaitu :

Keterangan;

R = Koefisien reliabilitas
Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
S = Varian total
K = Jumlah item

Step : 1

Keterangan:

= Varian skors tiap-tiap item


= Jumlah kuadrat item xi
( ) = Jumlah item xi dikuadratkan
= Jumlah responden
74

Step 2 :

∑ = +2+3+⋯ +

Step 3 :
(∑

Keterangan:

St = Varians total
= Jumlah kuadrat x total
( ) = Jumlah x total dikuadratkan
= Jumlah responden

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengujian pengaruh sosialisasi

sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) terhadap produktivitas

kerja penyidik pada Polres Sumedang dengan internal consistency, dimana

instrument hanya satu kali dicobakan kemudian data yang diperoleh dianalisis

dengan teknik analisis Alpha Cronbach. Dengan hasil seperti dibawah ini.

1) Sosialisasi Sistem Informasi E-MP (X)

a. Jumlah skor jawaban pernyataan no 1 s.d no 14 dari responden 1

(3+4+4+3+3+5+4+3+4+5+4+5+4+4 = 55)

b. Kuadrat dari jumlah skor jawaban dari responden 1

(55 x 55 = 3025)

c. Jumlah skor jawaban dari 69 responden menjawab pertanyaan no 1

(3+5+5+5+5+5+5+5+4+5+4+4+3+4+4+3+3+5+5+3+5+5+5+5+5+5+4+

5+4+4+3+4+4+3+5+5+4+4+3+5+3+3+5+5+5+5+5+5+4+5+4+4+3+4+4

+3+3+5+5+3+5+5+5+5+5+5+4+5+4 = 298)
75

d. Kuadrat dari dari 69 responden menjawab pertanyaan no 1

(298 x 298 = 88804)

e. Si = 0,632

f. Hasil variaan pernyataan no 1 adalah 0,632. setelah mendapatkan hasil

varian pernyataan no 1 s.d no 14 maka selanjutnya adalah mentotal semua

varian butir yaitu 6,928 dan varian total variabel sosialisasi sistem

informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) (X) yaitu 30,705.

g. Alpha Cronbach dihitung dengan rumus berikut.


= 1−
−1

69 6,9281
= 1− = 0,834
69 − 1 30,705

Berdasarkan perhitungan tabel di atas, dengan taraf signifikansi 5% r

hitung >r tabel = 0,834 > 0,600, dengan demikian instrument tersebut reliabel.

Harga r hitung Positif lebih dari r tabel menunjukan bahwa instrument sosialisasi

sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) pada Polres

Sumedang yang bersangkutan reliabel, maka instrument dapat digunakan

untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.

2) Produktivitas Kerja Penyidik (Y)

a. Jumlah skor jawaban pernyataan no 1 s.d no 20 dari responden 1

(3+4+4+4+4+5+3+3+4+4+4+4+4+3+3+4+4+4+5+3 = 76)

b) Kuadrat dari jumlah skor jawaban dar responden 1

(76 x 76 = 5776)
76

c) Jumlah skor jawaban dari 69 responden menjawab pertanyaan no 1

(3+4+5+5+3+5+5+3+5+3+5+5+3+3+3+3+5+3+5+5+5+5+5+5+4+5+4+

4+3+4+4+3+5+5+4+4+3+5+3+3+3+4+5+5+3+5+5+3+5+3+5+5+3+3+3

+3+5+3+5+5+5+5+5+5+4+5+4+4+3 = 285)

d) Kuadrat dari dari 69 responden menjawab pertanyaan no 1

(285 x 285 = 81225)

e) Si = 0,821

f) Hasil variaan pernyataan no 1 adalah 0,821. setelah mendapatkan hasil

varian pernyataan no 1 s.d no 20 maka selanjutnya adalah mentotal semua

varian butir yaitu 12,201 dan varian total variabel produktivitas kerja

penyidik (Y) yaitu 50,839.

g) Alpha Cronbach dihitung dengan rumus berikut.


= 1−
−1

69 12,201
= 1− = 0,800
69 − 1 50,839

Berdasarkan perhitungan tabel di atas, dengan taraf signifikansi 5% r hitung >

r tabel = 0,800 > 0,600, dengan demikian instrument tersebut reliabel. Harga r hitung

Positif lebih dari r tabel menunjukan bahwa instrument produktivitas kerja penyidik

pada Polres Sumedang yang bersangkutan reliabel, maka instrument dapat

digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.


77

c. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data dilakukan untuk memastikan bahwa asumsi yang

dibuat dapat dipenuhi dan berada pada kategori normal. Sugiyono (2015: 107)

menyatakan bahwa, pengujian normalitas data dilakukan untuk memastikan bahwa

asumsi yang dibuat dapat dipenuhi dan berada pada kategori normal. Metode

Kolmogorov-Smirnov. Langkah-langkah penyelesaian dan penggunaan rumus

sama, namun pada signifikansi yang berbeda. Signifikansi metode Kolmogorov-

Smirnov menggunakan tabel pembanding Kolmogorov-Smirnov, Pengujian

normalitas dalam penelitian ini peneliti mengujinya dengan menggunakan metode

Kolmogorov-Smirnov pada SPSS.26.

d. Uji Korelasi

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel

Sosialisasi Sistem Informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) dengan

produktivitas kerja penyidik, maka dapat dilakukan dengan cara mencari koefisien

korelasi seperti halnya analisis item, namun item yang tidak valid tidak diikut

sertakan dalam analisis kedua variabel tersebut. Adapun rumus yang digunakan

adalah rumus korelasi Product Moment, sebagai berikut :

n å XY - (å X) (å Y)
rxy = (Sugiyono, 2018: 228)

keterangan :

r = korelasi (hubungan)
x= Variabel Sosialisasi Sistem Informasi E-MP
y = Variabel produktivitas kerja penyidik
n = Jumlah Sampel
78

∑= Jumlah

Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan sosialisasi sistem informasi E-

MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) dengan produktivitas kerja penyidik pada

Polres Sumedang, maka digunakan pedoman untuk memberikan interpretasi

menurut Sugiyono (2018: 149) pada tabel dibawah :

Tabel 3.8
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 –0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2018: 228)

e. Uji Signifikansi

Sugiyono (2018: 230) menyatakan bahwa, untuk menguji diterima atau

ditolaknya hipotesis, maka dilakukan dengan cara pengujian satu pihak dengan

tingkat signifikan yang umum digunakan dalam penelitian-penelitian ilmu sosial.

Dengan menggunakan rumus uji signifikansi koefisien (uji t student) dengan cara

membandingkan dan yaitu dengan rumus berikut.


= (Sugiyono, 2018: 230)
√ ²

Keterangan :

t = Tingkat Signifikansi
r= Nilai Koefisien Korelasi
n= Banyaknya Populasi
79

Tingkat signifikansi yang digunakan untuk menguji hipotesis tingkat

signifikasi (α = 0,5) nlai t yang didapat kemudian dibandingkan dengan nilai t dalam

tabel dengan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis sebagai berikut :

a. t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b. t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

f. Menghitung Koefisien Determinasi

Pengujian hipotesis untuk mengetahui bersarnya pengaruh sosialisasi

sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) terhadap produktivitas

kerja penyidik pada Polres Sumedang, dengan rumus koefisien determinasi

menurut Sugiyono (2018: 151) yaitu :

Keterangan:

Kd = Koefisien determinasi
r² = Harga koefisien korelasi yang dikuadratkan

Tabel 3.9
Skala Penafsiran Koefisien Determinasi
Persentase Penafsiran
0%-4% Rendah
5 % - 16 % Rendah Tapi Pasti
17 % - 48 % Cukup Kuat
49 %- 81 % Kuat
82 % - 100 % Sangat Kuat
Sumber : Data penelitian hasil olahan, 2021
80

F. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Polres Sumedang, dengan jadwal

penelitian dibawah ini.

Tabel 3.10
Jadwal Penelitian
Januari Februari Maret April Mei Juni
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
1
Kegiatan
Penyusunan
2
Penelitian
Pengumpulan
3
Data
Penyusunan
Proposal
Revisi
4 Proposal
Seminar
Proposal
Pengolahan
5 Data dan
Analisis Data
Penyususnan
6
Skripsi
7 Sidang
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis dari hasil penelitian mengenai

pengaruh sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan)

terhadap produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang, peneliti membuat

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) pada Polres Sumedang mencapai rata-rata mencapai 88,32 %.

Berdasarkan tabel di atas bahwa variabel sosialisasi sistem informasi E-MP

(Elektronik Manajemen Penyidikan) (X) menemukan skor tinggi pada

pembahasan penempatan diri masyarakat dikatakan berhasil apabila

masyarakat tersebut bisa berada pada posisi orang lain dan berubah sebesar

91,88 %. Sedangkan skor terendah sebesar 82,32 % pada pembahasan Dengan

adanya Sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan)

individu dinilai sudah mencapai tahap kematangan untuk siap terjun dalam

kehidupan masyarakat. Untuk melihat tanggapan responden tentang sosialisasi

sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) pada Polres

Sumedang dapat dikatakan sudah berjalan dengan sangat baik.

2. Pelaksanaan produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang mencapai

rata-rata mencapai 84,12 %. Berdasarkan tabel di atas bahwa variabel

produktivitas kerja penyidik (Y) menemukan skor tinggi pada p pembahasan

138
139

ketrampilan berkaitan dengan kemampuan penyidik untuk melakukan atau

menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis sebesar 87,83 %.

Sedangkan skor terendah sebesar 80,58 % pada pembahasan penyidik Polres

Sumedang selalu dapat kerja tepat waktu karean setiap penyidik memiliki

attitude yang tinggi. Untuk melihat tanggapan responden tentang produktivitas

kerja penyidik pada Polres Sumedang dapat dikatakan sudah berjalan dengan

sangat baik.

3. Hubungan antara sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) dengan produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang berada

pada tingkat korelasi sangat kuat dengan koefisien korelasi 0,816. Berdasarkan

uji signifikansi dinyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan

antara hubungan yang positif dan sangat kuat antara sosialisasi sistem

informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) dengan produktivitas

kerja penyidik pada Polres Sumedang.

4. Besarnya pengaruh sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) terhadap produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang

sebesar 66,6 %, atau pengaruh sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik

Manajemen Penyidikan) mempengaruhi sebesar 66,6 % terhadap produktivitas

kerja penyidik pada Polres Sumedang berada pada rentang 49 % - 81 %. Ini

menandakan bahwa pengaruh sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik

Manajemen Penyidikan) kuat mempengaruhi produktivitas kerja penyidik pada

Polres Sumedang. Dan masih ada 33,4 % faktor lain yang mempengaruhi
140

pendidikan, pelatihan, penilaian prestasi kerja, sistem imbalan, motivasi dan

kepuasan kerja.

B. Saran

Setelah peneliti melaksanakan penelitian dan pembahasan tentang pengaruh

sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen Penyidikan) terhadap

produktivitas kerja penyidik pada Polres Sumedang. Adapun saran tersebut sebagai

berikut:

1. Perlu adanya sosialisasi sistem informasi E-MP (Elektronik Manajemen

Penyidikan) dalam meningkatkan produktivitas kerja penyidik Polres

Sumedang, sosialisasi dilakukan dengan cara memberikan penjelesan

mengenai cara menggunakan aplikasi E-MP beserta fitur-fitur yang terdapat

pada aplikasi E-MP tersebut sehingga penyidik Polres Sumedang semakin

paham dalam melaksanakan pekerjaannya dan produktivitas kerja menjadi

lebih baik..

2. Peningkatkatan produktivitas yang baik harus ditingkatkan melalui

pengawasan langsung dari atasan ke bawahan agar disiplin penyidik Polres

Sumedang dapat meningkat dan semakin baik.

3. Dengan adanya aplikasi E-MP diharapkan dapat meningkatkan layanan

Bareskrim sehingga masyarakat merasa lebih cepat terlayani jika ada

permasalahan di dalam masyarakat luas, oleh karena itu sistem E-MP perlu

dikontrol dan diawasi setiap pekerjaannya oleh pimpinan langsung terhadap


141

penyidik yang mengkontrol/ operator sistem E-MP sehingga kinerja Bareskrim

Mabes Polri bisa jauh lebih cepat dan lebih baik.

4. Perlu adanya pengawasan langsung dari pimpinan terhadap penyidik Polres

Sumedang yang mengoperasikan aplikasi E-MP dengan cara melakukan

ANEV (Analisa dan Evaluasi) yang dilaksanakan sekali dalam semiggu untuk

mengontrol kinerja penyidik dan menganalisa kendala yang mungkin terjadi

sehingga dapat teratasi dengan cepat


142

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Abdullah, M. Maruf. 2014. Manajemen dan Evaluasi Kinerja Pegawai.


Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Akadun. 2011. Pemberdayaan Birokrasi Pemerintah, Upaya Peningkatan Kinerja


Pelayanan Pemerintah Yang Efektif. CV. Maulana, Bandung.

Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Bumi Aksara.

Atmosudirdjo, S. Prajudi. 2009. Pengambilan Keputusan Decision Making. Ghalia


Indonesia. Jakarta

Chandler, alferd dan Plano, Jack C. 1988. The Public Administration Dictionary.
Santa Barbara, California: ABC-Clio.

Cooper, Donald. 2008. Business Research Methods. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dessler, Garry. 2014. Human Resource Management. Jakarta: Salemba Empat.

Dwiyanto, Agus. 2011. Manajemen Pelayanan Publik. Yogyakarta: UGM Press.

Faisal, Abdullah. 2013. Dasar-Dasar Manajemen, Cetakan Keempat. Jakarta:


Salemba Empat.

Gie. 2012. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: BPFE.

Gray, Jerry. 2012. Kebijakan dan Implementasi Pemerintah. Jakarta: Gema Insani.

Hakim, lukman. 2011. Pengaruh Karakteristik individu. Bandung: Alfabeta

Handoko. 2013. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :


BPFEE.

Hasibuan. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

142
143

Henry, Fayol. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bagian


Penerbitan STIE YPKN.

Hofstede, Geert. 2010. Dimensionalizing Cultures: The Hofstede Model in Context.


Unitede States: Pressman.

Iskandar, Agung. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Keban, Yeremias. 2008. Strategi Administrasi Publik. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Kinicki, Angelo. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Kusdinar, R. ., Zakky, I. ., Nuranisa, Dewi, S. A. K. ., Sanjaya, Y. ., & Wijaya, W.

T. . (2020). PENGARUH STRES KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

KERJA PEGAWAI DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DI

KABUPATEN SUMEDANG. Journal Of Regional Public Administration

(JRPA), 5(2), 36-48. Retrieved from

http://jurnal.ilmuadministrasisebelasapril.ac.id/index.php/jrpa/article/view/51

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh. Yogyakarta: Andi.

Marry Ann, dkk. 2005. Organizational Behavior 4th Edition. New York: McGraw-
Hill Education.

Martin, Garry dan Pear, Joseph. 2009. Modifikasi Perilaku, Edisi 10. Jakarta: Lintas
Kata Sasa Djuarsa.

Mathis dan Jackson. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Buku I. Jakarta:
Salemba Empat.

Munandar, Utami. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI-Press.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta:


Rineka Cipta.

. 2010. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Soekido. Jakarta: PT.


Mahasatya.
144

Olu Ojo. 2010. Organisational Culture And Corporate Performance: Empirical


Evidence From Nigeria. Journal of Business Systems, Governance and
Ethics. Vol. 5 No. 2, pg. 1-12.

Robbins, Stephen. 2015. Perilaku Organisasi, Edisi 16. Jakarta Salemba Empat.

Samuelson, Paul. 1945. Founder Of Modern Economic. New York. McGraw-Hill


Education.
144

Saksono. 2017. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Refika Aditama.

Schein, Edgar. 2010. Organizational Culture and Leadership. New York: Publisher
Jossey-Bass

Sedarmayanti. 2017. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Pegawai.


Gramedia. Jakarta.

Siagian, Sondang P. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi


Aksara.

Simanjuntak. 2015. Manajemen Evaluasi Kinerja. Jakarta: Salemba Empat.

Sinungan. 2013. Produktivitas Kenerja Pegawai. Jakarta: Bumi Aksara.

Sobirin, Achmad. 2007. Karakteristik individu Pengertian, Makna dan


Aplikasinya. Dalam Kehidupan Organisasi. Yogyakarta: IBPP STIM
YKPN

Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Refika Aditama.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


CV. Alfabeta.

. 2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D). Bandung: Alfabeta.

. 2014. Metode Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cetakan Ke-


23. Bandung: Alfabeta.

Supartono, Widyosiswoyo. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:


Salemba Empat.

Suradinata, Ermaya. 2009. Psikologi Kepegawaian. Bandung: Ramandan.

Tampubolon, Saur. 2014. Dasar-Dasar Suatu Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Tika, Moh H. 2010. Karakteristik individu dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.


Jakarta: PT Bumi Aksara
Widjaja, Amin. 2014. Komunikasi : Komunikasi dan Hubungan Masyarkat.
Jakarta: Bumi Aksara.

Winardi, A. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia, Kepemimpinan dalam


Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai