Anda di halaman 1dari 2

1.

a. Biaya Produksi Peningkatan biaya produksi disebabkan oleh peningkatan


bahan mentah, seperti keberhasilan kenaikan upah serikat pekerja dan
peningkatan minyak tanah.
b. Peningkatan jumlah uang yang beredar. Menurut kemajuan klasik, ada
hubungan antara jumlah uang yang beredar dan harga. Jika jumlah uang yang
beredar bertambah dua kali lipat, maka harga barang juga akan berlipat ganda.
Misalnya, jika suatu negara menerapkan sistem anggaran defisit, maka jumlah
mata uang yang beredar bisa meningkat.
c. Inflasi karena meningkatnya permintaan Disebabkan oleh meningkatnya
permintaan beberapa jenis barang. Peningkatan permintaan ini dapat
disebabkan oleh peningkatan pengeluaran pemerintah, peningkatan permintaan
ekspor, dan peningkatan permintaan barang untuk keperluan pribadi.
d. Devaluasi terjadi ketika suatu mata uang kehilangan nilainya dibandingkan
mata uang lainnya. Hal ini dapat meningkatkan harga barang impor dan
menyebabkan inflasi. Jika dolar AS terdepresiasi terhadap euro, dibutuhkan
lebih banyak dolar untuk membeli euro dalam jumlah yang sama. Jika sebuah
perusahaan mengimpor barang dari Eropa, perusahaan tersebut mungkin harus
menaikkan harga untuk menutupi kenaikan biaya.
e. Ekspektasi Inflasi Ketika dunia usaha dan pekerja mulai khawatir terhadap
inflasi, ketakutan ini dapat membuat mereka mengharapkan hasil inflasi yang
lebih tinggi. Akibatnya, pekerja mungkin menuntut upah yang lebih tinggi
untuk mengimbangi kenaikan biaya hidup. Namun ini adalah ramalan yang
menjadi kenyataan. Ketakutan Anda dapat memperburuk situasi. Untuk
membayar upah yang lebih tinggi kepada karyawan, perusahaan harus
menaikkan harga. Jika suatu perusahaan yakin bahwa harga bahan baku sedang
tinggi, maka perusahaan tersebut juga akan menaikkan harga untuk
mempertahankan margin keuntungan. Secara keseluruhan, hal ini berarti bahwa
ekspektasi inflasi dapat menyebabkan tingkat inflasi yang lebih tinggi.
2. Menurut pendapat saya, pertumbuhan ekonomi negara terhambat oleh kurangnya
minat investasi dan tabungan. Masyarakat berpendapatan rendah tidak mampu
menanggung kenaikan harga. Upaya menurunkan harga untuk menurunkan inflasi
menimbulkan pengangguran. Masyarakat lebih memilih menabung dibandingkan
uang. Ketika harga naik, nilai mata uang turun. Masyarakat yang pendapatannya
tidak stabil mengalami penurunan atau penurunan, dan ketimpangan distribusi
pendapatan semakin melebar. Bahkan masyarakat yang berpendapatan tetap pun
akan menderita kerugian karena upah mereka tidak bisa menyesuaikan diri dengan
kenaikan harga. Perkembangan dunia usaha terhambat.
3. Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal mengacu pada pendapatan dan belanja anggaran
negara (APBN). Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah untuk mencegah
inflasi adalah dengan mengurangi pengeluaran pemerintah, menaikkan tarif pajak,
dan memberikan pinjaman. Kebijakan Moneter Kebijakan moneter bertujuan untuk
menjaga stabilitas keuangan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk
mencapai hal tersebut, berbagai langkah dilakukan, seperti kebijakan pasokan uang
tunai, kebijakan diskon untuk menaikkan suku bunga, dan kebijakan pasar terbuka.
Kebijakan ini dapat dicapai dengan mengendalikan jumlah uang beredar.
Kebijakan non-fiskal dan non-moneter Selain kebijakan fiskal dan moneter,
pemerintah harus meningkatkan produksi, mendorong impor barang, menstabilkan
pendapatan masyarakat (tingkat upah), menetapkan harga maksimum, dan
memantau harga dan memerangi inflasi melalui distribusi.
4.
1. Kebijakan Diskonto (Discount Rate) Kebijakan diskon merupakan instrumen
kebijakan moneter yang diukur dengan menggunakan suku bunga bank. Syarat bagi
bank umum untuk meminjamkan dananya kepada Bank Indonesia sebagai bank
sentral dalam rangka menjamin peredaran uang secara teratur.
2. Operasi Pasar Terbuka Operasi pasar terbuka digunakan sebagai instrumen
kebijakan moneter ketika pemerintah mengendalikan peredaran uang melalui
pembelian dan penjualan surat berharga milik pemerintah.
3. Kebijakan rasio cadangan wajib Alat kebijakan moneter selanjutnya adalah rasio
cadangan wajib. Rasio cadangan wajib adalah kebijakan bank sentral untuk
menambah atau mengurangi cadangan bank umum. Ketika bank sentral
meningkatkan cadangan kasnya, hal itu mengurangi jumlah uang beredar dan
membantu mengatasi inflasi.
4. Penetapan Suku Bunga Dasar Dalam rangka mencapai tujuan kebijakan moneter,
Bank Indonesia mempunyai kewenangan untuk mengendalikan uang yang beredar
melalui suku bunga.
5. Seruan Moral Instrumen kebijakan moneter adalah seruan moral. Dalam hal ini,
Bank Indonesia sebagai bank sentral akan mewajibkan seluruh bank umum untuk
menerapkan kebijakan menurunkan atau menaikkan suku bunga kredit.

Referensi :
Ramadhani, N., Oktaviany, A. S., & Utama, M. A. S. (2024). Peran Pemerintah
Menstabilkan Inflasi dengan Kebijakan Moneter dalam Perspektif Ekonomi
Islam. Jurnal sosial dan sains, 4(2), 186-195.
Nurrohman, M. A. (2024). Instrumen Kebijakan Moneter Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi. JEKSYAR (Jurnal Ekonomi Syariah), 2(1), 10-17.

Anda mungkin juga menyukai