Mitigasi Gempa

Kelompok E:

1. Fatha Alima Valadhina Juanda (22-2020-167)

2. Dilan Ridani (22-2023-603)
3. Jeihan Ghaffaru Nur Rahman (22-2023-607)
4. Asy’ari Husain Hasanuddin (22-2023-610)
5. Tomas Taofik Pribadi (22-2023-613)
 GEMPA

DALAM KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA (KBBI), GEMPA BERARTI GUNCANGAN ATAU GERAKAN
(BUMI). PENTING UNTUK DIKETAHUI BAHWA GEMPA BUMI ADALAH FENOMENA YANG BERBAHAYA.

MENURUT PUJIANTO, (2007) GEMPA BUMI MERUPAKAN SALAH SATU FENOMENA ALAM YANG DAPAT
DISEBABKAN OLEH BUATAN/AKIBAT KEGIATAN MANUSIA MAUPUN AKIBAT PERISTIWA ALAM. AKIBAT
DARI KEDUA TERSEBUT TANAH MENJADI BERGETAR SEBAGAI EFEK DARI MENJALARNYA GELOMBANG
ENERGI YANG MEMANCAR DARI PUSAT GEMPA/FOKUS. ENERGI YANG MEMANCAR DARI FOKUS
ADALAH AKIBAT DARI PERISTIWA MEKANIK (TUMBUKAN, GESEKAN, TARIKAN) ATAUPUN PERISTIWA
KHEMIS (LEDAKAN AKIBAT PERISTIWA REAKSI KIMIA), ENERGI YANG TERJADI AKIBAT PERISTIWA-
PERISTIWA TERSEBUT MENYEBAR KESEGALA ARAH PADA MEDIA TANAH.
 PENYEBAB GEMPA

TEKTONIK VULKANIK SETEMPAT ATAU LOKAL

PERGERAKAN LEMPENG AKTIVITAS GUNUNG BERAPI HANTAMAN BENDA BESAR

BUMI YANG SALING AKTIF YANG BIASANYA SEPERTI HAMMER TIANG
BERGESEKAN/BERTUBRUK DIJADIKAN PERINGATAN PANCANG,DINAMIT PADA
AN PADA PATAHAN UNTUK GUNUNG MELETUS. PERTAMBANGAN, BAHKAN
PATAHAN BUMI. BOM NUKLIR DAN METEOR.
 IDENTIFIKASI RISIKO DARI
BERBAGAI FAKTOR
INTESITAS GEMPA
FAKTOR BAHAYA FAKTOR
GEMPA KERENTANGAN
GONCANGAN FISIK
GEMPA (BAHAYA SOSIAL
LANGSUNG) KEPENDUDUKAN
TSUNAMI (BAHAYA EKONOMI
IKUTAN)

FAKTOR KETAHANAN

SUMBER DAYA ALAMI

SUMBER DAYA BUATAN
MOBILITAS
MANAJEMEN DAN PARTISIPASI
MASYARAKAT

SUMBER : FIRMANSYAHM, PIRNGADIE, DAN OKTARIADI, 2014

 IDENTIFIKASI RISIKO DARI
BERBAGAI FAKTOR
TIPOLOGI FISIK DAN KEMAMPUAN
FAKTOR BAHAYA FAKTOR LAHAN
GEMPA KERENTANGAN
PEMBAGIAN KLASIFIKASI TIPE KAWASAN RAWAN BENCANA DAN
GONCANGAN FISIK
JENIS TIPE APA SAJA DIDASARKAN PADA INFORMASI GEOLOGI (SIFAT
GEMPA (BAHAYA SOSIAL
FISIK BATUAN, KEMIRINGAN LERENG, KEGEMPAAN, STRUKTUR
IKUTAN) KEPENDUDUKAN
GEOLOGI)DANPENILAIANKESTABILAN.
TSUNAMI (BAHAYA EKONOMI
IKUTAN)

FAKTOR KETAHANAN
SUMBER DAYA ALAMI
SUMBER DAYA BUATAN
MOBILITAS
MANAJEMEN DAN
PARTISIPASI MASYARAKAT
SEBARAN BANGUNAN
HUBUNGAN DENGAN RISIKO ADALAH SEMAKIN LUAS
SEBARAN KAWASAN BANGUNAN MAKA AKAN
MENINGKATKAN KERENTANAN TERHADAP BAHAYA,
RISIKO YANG AKAN DIHADAPI AKAN SEMAKIN TINGGI.

SUMBER : FIRMANSYAHM, PIRNGADIE, DAN OKTARIADI, 2014

 IDENTIFIKASI RISIKO DARI
BERBAGAI FAKTOR
KEPADATAN PENDUDUK
FAKTOR BAHAYA FAKTOR SEMAKIN TINGGI KEPADATAN PENDUDUK MAKA KERENTANAN TERHADAP
GEMPA KERENTANGAN BAHAYA JUGA AKAN MENINGKAT, RISIKOPUN AKAN SEMAKIN TINGGI.

GONCANGAN FISIK
GEMPA (BAHAYA SOSIAL PERSENTASE PENDUDUK USIA LANJUT
IKUTAN) KEPENDUDUKAN DAN BALITA
TSUNAMI (BAHAYA EKONOMI (PENDUDUK YANG BERUSIA < 5 TAHUN DAN > 65 TAHUN)
IKUTAN) KARENA DIANGGAP MEMILIKI KEMAMPUAN YANG RELATIF RENDAH
UNTUK MENGAMANKAN DIRI DARI BENCANA.
FAKTOR KETAHANAN
PERSENTASE PENDUDUK
SUMBER DAYA ALAMI
SUMBER DAYA BUATAN PENYANDANG CACAT
MOBILITAS KARENA DIANGGAP MEMILIKI KEMAMPUAN YANG RELATIF RENDAH

MANAJEMEN DAN PARTISIPASI UNTUK MENGAMANKAN DIRI DARI BENCANA.

MASYARAKAT

SUMBER : FIRMANSYAHM, PIRNGADIE, DAN OKTARIADI, 2014

 IDENTIFIKASI RISIKO DARI
BERBAGAI FAKTOR
PROSENTASE RUMAH TANGGA YANG
FAKTOR BAHAYA FAKTOR BEKERJA DI BIDANG NON PERTANIAN
GEMPA KERENTANGAN
SEMAKIN TINGGI PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG BEKERJA
GONCANGAN FISIK
DI BIDANG NON PERTANIAN, MAKA AKAN SEMAKIN TINGGI
GEMPA (BAHAYA SOSIAL
TINGKAT KERENTANAN TERHADAP BAHAYA (SEPERTI
IKUTAN) KEPENDUDUKAN
WIRASWASTA, INDUSTRI, DSB. SEKTOR EKONOMI YANG
TSUNAMI (BAHAYA EKONOMI
BERGERAK PADA BIDANG JASA, PERDAGANGAN, INDUSTRI,
IKUTAN)
PERTAMBANGAN, PERANGKUTAN)

FAKTOR KETAHANAN

SUMBER DAYA ALAMI

SUMBER DAYA BUATAN
MOBILITAS
MANAJEMEN DAN PARTISIPASI
MASYARAKAT

SUMBER : FIRMANSYAHM, PIRNGADIE, DAN OKTARIADI, 2014

 IDENTIFIKASI RISIKO DARI
BERBAGAI FAKTOR
ZONA LELUASA
FAKTOR BAHAYA FAKTOR SEMAKIN LUAS AREA AMAN MAKA KETAHANAN SUMBERDAYA
GEMPA KERENTANGAN ALAMI TERHADAP BENCANA AKAN SEMAKIN TINGGI, RISIKO
GONCANGAN FISIK YANG AKAN DIHADAPI AKAN SEMAKIN RENDAH.
GEMPA (BAHAYA SOSIAL
IKUTAN) KEPENDUDUKAN SEPERTI KONDISI FISIK TANPA ADA FAKTOR PEMBATAS
TSUNAMI (BAHAYA EKONOMI KENDALA GEOLOGI LINGKUNGAN, DAN MERUPAKAN DAERAH
IKUTAN) TINGGI YANG AMAN ATAU TIDAK TERKENA BAHAYA TSUNAMI

FAKTOR KETAHANAN

SUMBER DAYA ALAMI

SUMBER DAYA BUATAN
MOBILITAS
MANAJEMEN DAN PARTISIPASI
MASYARAKAT

SUMBER : FIRMANSYAHM, PIRNGADIE, DAN OKTARIADI, 2014

 IDENTIFIKASI RISIKO DARI
BERBAGAI FAKTOR
RASIO JUMLAH TENAGA KESEHATAN
FAKTOR BAHAYA FAKTOR TERHADAP JUMLAH PENDUDUK
GEMPA KERENTANGAN
SEMAKIN KECIL RASIO JUMLAH TENAGA KESEHATAN
GONCANGAN FISIK
TERHADAP JUMLAH PENDUDUK, MAKA AKAN SEMAKIN KECIL
GEMPA (BAHAYA SOSIAL
KEMAMPUANNYA UNTUK MENGATASI DAMPAK GEMPA BUMI,
IKUTAN) KEPENDUDUKAN
SEMAKIN BESAR RISIKONYA TERHADAP BENCANA.
TSUNAMI (BAHAYA EKONOMI
IKUTAN)
RASIO SARANA KESEHATAN TERHADAP
FAKTOR KETAHANAN
JUMLAH PENDUDUK
SUMBER DAYA ALAMI SEMAKIN TINGGI RASIO SARANA KESEHATAN TERHADAP
SUMBER DAYA BUATAN JUMLAH PENDUDUK, MAKA AKAN SEMAKIN TINGGI
MOBILITAS KEMAMPUANNYA UNTUK MENGATASI DAMPAK BENCANA DAN
MANAJEMEN DAN PARTISIPASI SEMAKIN KECIL RISIKO TERHADAP BENCANA.
MASYARAKAT

SUMBER : FIRMANSYAHM, PIRNGADIE, DAN OKTARIADI, 2014

 IDENTIFIKASI RISIKO DARI
BERBAGAI FAKTOR
RASIO PANJANG JALAN TERHADAP
FAKTOR BAHAYA FAKTOR LUAS WILAYAH
GEMPA KERENTANGAN
APABILA TERJADI BENCANA KEMUDIAN TIDAK ADANYA
GONCANGAN FISIK
KESEIMBANGAN ANATARA PANJANG JALAN DAN LUAS.
GEMPA (BAHAYA SOSIAL
PENDUDUK SULIT MENCARI AKSESBILITAS JALAN UNTUK
IKUTAN) KEPENDUDUKAN
MENYELAMATKAN DIRI SELANJUTNYA AKAN MENGHAMBAT
TSUNAMI (BAHAYA EKONOMI
PERGERAKAN UNTUK BERTINDAK CEPAT
IKUTAN)
MENOLONG/MENYELAMATKAN

FAKTOR KETAHANAN
SUMBER DAYA ALAMI
SUMBER DAYA BUATAN
MOBILITAS
MANAJEMEN DAN PARTISIPASI
MASYARAKAT
RASIO SARANA KESEHATAN TERHADAP
JUMLAH PENDUDUK
SEMAKIN KECIL RASIO SARANA ANGKUTAN TERHADAP JUMLAH
PENDUDUK, SEMAKIN BESAR RISIKO TERHADAP BENCANA
GEMPA BUMI

SUMBER : FIRMANSYAHM, PIRNGADIE, DAN OKTARIADI, 2014

 IDENTIFIKASI RISIKO DARI
BERBAGAI FAKTOR
RASIO JUMLAH PENDUDUK TERHADAP
FAKTOR BAHAYA FAKTOR ORGANISASI TANGGAP DARURAT
GEMPA KERENTANGAN
GEMPA BUMI
GONCANGAN FISIK
GEMPA (BAHAYA SOSIAL ORGANISASI TANGGAP DARURAT UNTUK PARTISIPASI

IKUTAN) KEPENDUDUKAN MASYARAKAT TERHADAP TANGGAP DARURAT DALAM MITIGASI

TSUNAMI (BAHAYA EKONOMI PRA BENCANA.

IKUTAN)
RASIO JUMLAH PENDUDUK TERHADAP
FAKTOR KETAHANAN
INFORMASI YANG DIPEROLEH MENGENAI
SUMBER DAYA ALAMI
GEMPABUM
SUMBER DAYA BUATAN
RASIO JUMLAH PENDUDUK TERHADAP INFORMASI YANG
MOBILITAS
DIPEROLEH OLEH MASYARAKAT MENGENAI GEMPABUMI
MANAJEMEN DAN PARTISIPASI
MASYARAKAT

SUMBER : FIRMANSYAHM, PIRNGADIE, DAN OKTARIADI, 2014

 SEBELUM TERJADI GEMPA

1. MENYIAPKAN RENCANA UNTUK PENYELAMATAN DIRI APABILA GEMPA BUMI TERJADI.

2.MELAKUKAN LATIHAN YANG DAPAT BERMANFAAT DALAM MENGHADAPI RERUNTUHAN SAAT GEMPA BUMI,
SEPERTI MERUNDUK, PERLINDUNGAN TERHADAP KEPALA, BERPEGANGAN ATAUPUN DENGAN BERSEMBUNYI DI
BAWAH MEJA.
3. MENYIAPKAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN, ALAT KESELAMATAN STANDAR DAN PERSEDIAAN OBAT-
OBATAN.
4. MEMBANGUN KONSTRUKSI RUMAH YANG TAHAN TERHADAP GUNCANGAN GEMPA BUMI DENGAN FONDASI
YANG KUAT. SELAIN ITU, ANDA BISA MERENOVASI BAGUAN BANGUNAN YANG SUDAH RENTAN.
5. MEMPERHATIKAN DAERAH RAWAN GEMPA BUMI DAN ATURAN SEPUTAR PENGGUNA LAHAN YANG DI
KELUARKAN OLEH PEMERINTAH.
SAAT TERJADI GEMPA
 SETELAH TERJADI GEMPA

1. TETAP WASPADA TERHADAP GEMPA BUMI SUSULAN.

2.KETIKA BERADA DI DALAM BANGUNAN, EVAKUASI DIRI ANDA SETELAH GEMPA BUMI BERHENTI.
PERHATIKAN RERUNTUHAN MAUPUN BENDA-BENDA YANG MEMBAHAYAKAN PADA SAAT EVAKUASI.
3. JIKA BERADA DI DALAM RUMAH, TETAP BERADA DI BAWAH MEJA YANG KUAT.
4. PERIKSA KEBERADAAN API DAN POTENSI TERJADINYA BENCANA KEBAKARAN.
5. BERDIRILAH DI TEMPAT TERBUKA JAUH DARI GEDUNG DAN INSTALASI LISTRIK DAN AIR. APABILA DI
LUAR BANGUNAN DENGAN TEBING DI SEKELILING, HINDARI DAERAH YANG RAWAN LONGSOR.
 Pencegahan Terhadap
Gempa
Bobot Bangunan Ringan Struktur Sederhana

Tinggi Bangunan Dibangun secara monolit

Pondasi Bangunan

Prinsip Dasar Bangungan

 Pencegahan Gempa
Levitating Shock Absorbes Pendulum
Foundation Menggunakan kabel baja
Peredam dapat Saat terjadi gempa, pendulum
Bantalan karet di atas akan bergerak ke arah yang
mengurangi besarnya
pondasi (timah padat) berlawanan sehingga
getaran dengan
Menggunakan pelat baja menghamburkan getaran
memutar energi kinetik
untuk menempelkan gempa
dari suspense yang
bantalan ke bangunan dan
memantul menjadi
pondasi
energi panas
 Pencegahan Gempa
Selubung Serat Karbon
Seismik
Teknologi ini bekerja dengan
Terbuat dari sejumlah “cincin”
mencampurkan serat karbon
plastik konsentrat yang terkubur di
dengan polimer yang mengikat
bawah pondasi
seperti polyester, epoxy, vinyl ester,
Gelombang gempa mendekat, ia
atau nylon
akan masuk dan terjebak di
dalamnya
 STUDI KASUS
Gempa Bumi Cianjur
Gempa bumi yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat penyebab terjadinya yaitu kemungkinan juga
terkait dengan keberadaan Sesar Cimandiri, hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan BMKG
pada 21 November 2022. Namun, ada beberapa pakar mengemukakan pendapat bahwa bukan Sesar
Cimandiri yang memicu gempa tersebut. Ismawan, dosen Teknik Geologi Unpad misalnya, berbeda
pandangan dan meyakini penyebab gempa bukan berasal dari Sesar Cimandiri (Patnistik, 2022).

Lokasi pusat gempa (episentrum) yang berada jauh dari Sesar Cimandiri (10 kilometer di sebelah
utara jalur patahan Cimandiri). Kontur Sesar Cimandiri yang berada di arah selatan, dengan lebar
8-10 meter membuka peluang adanya sesar yang belum terungkap. Kabupaten Cianjur juga
merupakan dataran rendah, tetapi ada juga dataran ber- gelombang hingga terjal di bagian tenggara
Gunung Gede. Gempa itu menyebabkan korban jiwa dan luka-luka, serta kerusakan infrastruktur
danbangunan.
 KESIMPULAN
Pra Bencana Gempa Bumi, merupakan tahapan yang dapat dilakukan dalam menyusun
perencanaan pada penanggulangan bencana sehingga mampu mengurangi ancaman yang
terjadi. Dengan demikian, mitigasi dapat dilakukan berupa pembangunan fisik ataupun
peningkatan kemampuan dalam mengahadapi bencana serta kesiap-siagaan dalam
pengorganisasian terhadap tindakan yang tepat dan akurat sehingga masyarakat memiliki
persiapan dalam menghadapi bencana. Oleh karena itu apabila perencanaan tersebut telah
dilaksanakan namun terdapat keterbatasan alat teknologi kebencanaan serta bencana
alam yang sulit diprediksi maka perlu adanya pola pengembangan science yang berorientasi
pada mitigasi bencana terutama pada kasus bencana Gempa Bumi.