Penyalahgunaan Narkoba,

Anti Korupsi dan

Etika Berkomunikasi melalui Media Sosial
Penyalahgunaan Narkoba
 UU NO 35 TAHUN 2009

menjamin ketersediaan narkotika mencegah, melindungi dan

untuk kepentingan pelayanan menyelamatkan bangsa Indonesia
kesehatan dan/atau dari penyalahgunaan narkotika;
pengembangan IPTEK;

TUJUAN
menjamin pengaturan upaya
memberantas peredaan gelap rehabilitasi medis dan sosial bagi
narkotika dan prekursor narkotika; penyala guna dan pecandu
narkotika.
 UU NO 35 TAHUN 2009
SISI HUMANIS SISI KERAS

PENGGUNA DAN DALAM PENGGUNA NARKOBA DIANCAM

KEADAAN KETERGANTUNGAN DENGAN HUKUMAN PENJARA 4
WAJIB DIREHABILITASI TAHUN

DIANCAM DENGAN HUKUMAN DAPAT DIJATUHI

MINIMUM 4 TAHUN HUKUMAN MAKSIMAL

PENGGUNA NARKOBA YANG

PENGGUNA NARKOBA DAPAT
MELAPORKAN DIRI TIDAK
DIHUKUM REHABILITASI
DITUNTUT PIDANA
ANCAMAN HUKUMAN
DIPERBERAT DENGAN
BAGI PENEGAK HUKUM
ANCAMAN TINDAK PIDANA
YANG MENANGANI KASUS
PENCUCIAN UANG DAN
NARKOBA APABILA TIDAK
DIBUKTIKAN DENGAN
MELAKSANAKAN
PEMBUKTIAN TERBALIK
PENGGUNA NARKOBA SEDANG MENJALANI PERAWATAN,, KEWAJIBANNYA
KEMUDIAN KAMBUH KEMBALI SELAMA 2X PERAWATAN
TIDAK DITUNTUT PIDANA
Your Picture Here
DAMPAK NARKOBA TERHADAP BANGSA DAN NEGARA
KETAGIHAN

KERACUNAN
PENYAKIT
FISIK MENULAR

GANGG FUNGSI
INDIVIDU ORGAN
KEHANCURAN
MALAS BANGSA & NEGARA
MENTAL
JAHAT

A SOSIAL/TERKUCIL
SOSIAL
KELUARGA DISHARMONI
EKONOMI MISKIN

RAWAN KONFLIK
RAWAN KRIMINALITAS
MASYARAKAT TIDAK PRODUKTIF
APATIS/APARTISIPATIF
 MENGAPA ORANG MUDAH
MENYALAHGUNAKAN NARKOBA ???
INTERNAL (INDIVIDU)

RASA INGIN TAHU KEGONCANGAN JIWA, RASA BOSAN & STRESS

KEHENDAK INGIN BEBAS INGIN TAMPIL MENONJOL MUDAH TERPENGARUH

 EKSTERNAL (LINGKUNGAN)

KEADAAN EKONOMI PERGAULAN / LINGKUNGAN

KEMUDAHAN MENDAPAT NARKOBA KURANGNYA PENGAWASAN

 DAMPAK PENYALAHGUNAAN NARKOBA
FISIK

GANGGUAN PADA KESEHATAN KHUSUSNYA PADA SISTEM

SYARAF, JANTUNG, PEMBULUH DARAH, GANGGUAN KULIT, OVER DOSIS AKIBATNYA KEMATIAN
REPRODUKSI WANITA

BAGI PENGGUNA NARKOBA MELALUI JARUM SUNTIK, KHUSUSNYA PEMAKAIAN JARUM SUNTIK
SECARA BERGANTIAN, RISIKONYA ADALAH TERTULAR PENYAKIT SEPERTI HEPATITIS B, C, DAN
HIV/AIDS
 PSIKIS (KEJIWAAN)

LAMBAN KERJA, CEROBOH KERJA,

SERING TEGANG DAN GELISAH HILANG KEPERCAYAAN DIRI, APATIS,
PENGKHAYAL, PENUH CURIGA

MENJADI GANAS DAN TINGKAH LAKU

SULIT BERKONSENTRASI, PERASAAN KESAL DAN TERTEKAN
YANG BRUTAL
SERTA SERING MENYAKITI DIRI
 SOSIAL

GANGGUAN MENTAL, ANTI-SOSIAL DAN

ASUSILA, DIKUCILKAN OLEH MEREPOTKAN DAN MENJADI BEBAN
LINGKUNGAN KELUARGA

PENDIDIKAN MENJADI TERGANGGU, MASA DEPAN SURAM

 Pasal 54 : Penyalah Guna dan
Pecandu Narkotika dan Pecandu Narkoba yang
korban MELAPOR Diri untuk
penyalahgunaan DIREHABILITASI
Narkotika wajib
menjalani rehabilitasi TIDAK DIPROSES
medis dan rehabilitasi HUKUM
sosial.
 BAGAIMANA PERAN INSTITUSI
Komitmen Anti Narkoba (Terbentuknya Regulasi/Aturan)
Melaksanakan Kegiatan P4GN antara lain :
 Sosialisasi / informasi dan Edukasi kepada Mahasiswa
 Membentuk Satgas di masing-masing Fakultas
 Kampanye Anti Narkoba Melalui Spanduk, Stiker,
Brosur, Lelfeat, Media Cetak dan Elektronik.
 Test Urine
Anti Korupsi
Inilah gambaran perdebatan manusia
yg gak pernah selesai karena melihat
dari sudut pandang yg berbeda
 DITRESKRIMSUS POLDA SULTENG

KORUPSI
 DITRESKRIMSUS POLDA SULTENG

Delik Tindak Pidana Korupsi yang terdiri dari:

1. Kerugian keuangan negara (pasal 2,3)

2. Penyuapan (pasal 5, 6, 11, 12 huruf a, b, c, dan pasal 13);
3. Penggelapan dalam jabatan (pasal 8, 9, dan pasal 10);
4. Pemerasan dalam jabatan (pasal 12 huruf e, f, dan g);
5. Berkaitan dengan pemborongan (pasal 7 dan pasal 12 huruf i);
6. Gratifikasi (pasal 12 huruf B dan C);
7. Perbuatan curang (pasal 7 ayat (1) huruf A, b, c, d, pasal 7 ayat (2), pasal 12 huruf h).
 DITRESKRIMSUS POLDA SULTENG

10 AREA RAWAN KORUPSI

(hasil pemetaan Polri, Kejagung, KPK) yaitu :

❖ SEKTOR PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH;

❖ SEKTOR PERBANKAN YANG SAHAMNYA DIMILIKI OLEH BUMN/BUMD;
❖ SEKTOR PERPAJAKAN;
❖ SEKTOR MINYAK DAN GAS;
❖ SEKTOR BUMN / BUMD;
❖ PENGGUNAAN KEPABEANAN;
❖ PENGGUNAAN APBN / APBD DAN APBN-P / APBD-P;
❖ SEKTOR ASET NEGARA / DAERAH;
❖ SEKTOR PERTAMBANGAN / KEHUTANAN; DAN
❖ PELAYANAN UMUM / PUBLIK.
STAKE HOLDERS PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
Koordinasi
KPK Penyelidikan Penyidikan Penuntutan
dan supervisi

POLRI Penyelidikan Penyidikan

KEJAKSAAN Penyelidikan Penyidikan Penuntutan

Etika Berkomunikasi melalui Media Sosial