Disusun oleh:
Harryanto Agung Pratama (N 111 20 037)
Rif’at Salim (N 111 20 021)
ABSTRAK
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Sarana air minum yang memenuhi syarat adalah sarana air minum yang
masuk dalam kategori tinggi dan amat tinggi berdasarkan hasil inspeksi
kesehatan lingkungan telah dilakukan tindakan perbaikan dan sarana air
minum yang masuk dalam kategori rendah dan sedang berdasarkan hasil
inspeksi kesehatan lingkungan telah diambil dan diperiksakan (diujikan)
sampel airnya berdasarkan parameter fisik, kimia, mikrobiologi yang mana
hasil pemeriksaannya (pengujiannya) memenuhi standar persyaratan kualitas
air minum berdasarkan Permenkes No 492 Tahun 2010 tentang persyaratan
kualitas air minum. Target untuk sarana air minum memenuhi syarat tahun
2020 adalah sebesar 60% dan persentase capaian sebesar 93,9%. Menurut
laporan dari 13 Kab/Kota tahun 2020 total sarana air minum yang ada sebesar
738.959, dari total sarana tersebut tercatat 257.888 sarana air minum yang di
IKL, dari total sarana tersebut tercatat 129.121 sarana air minum dengan
risiko rendah dan sedang, dari total sarana tersebut tercatat 87.217 sarana air
minum diambil sampel, dari total sarana tersebut tercatat 81.889 sarana air
minum memenuhi syarat atau 93,9% (Dinkes,2021).
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
Air Bersih
Jamban
Sanitasi Dasar
Saliran Pembuangan Limbah
Pembuangan Sampah
Air Minum
METODOLOGI PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita prakonsepsi yang berada
dalam wilayah kerja Puskesmas Kawatuna. Populasi pada penelitian ini
berjumlah 60 wanita masa prakonsepsi.
2. Sampel
b. Kriteria Eksklusi
1. Variabel Penelitian
Variabel dalam Penelitian adalah pengaruh sanitasi dasar terhadap status gizi
wanita prakonsepsi di wilayah kerja Puskesmas Kawatuna Palu.
2. Definisi Operasional
Definisi Metode
No. Variabel Skala Hasil ukur
Operasional Pengukuran
1 Sanitasi Air a.Syarat-syarat Observasi dan Ordinal Sarana : Sumur Gali
Bersih fisik mengisi 1. Tinggi : 6-10
Air minum harus kuesioner 2. Rendah : 0-5
jernih, tidak
berwarna, tidak Sarana : Perpipaan
berbau dan tidak 1. Tinggi : 4-6
berasa 2. Rendah : 0-3
b.Syarat-syarat
kimia
Air minum tidak
boleh
mengandung
bahan-bahan
kimia.
c.Syarat
bakteriologis atau
mikrobiologis
Air minum tidak
boleh
mengandung
kuman patogen
dan parasitic
d.Syarat-syarat
radiologis
Air minum tidak
boleh
mengandung zat
yang
menghasilkan
bahan yang
mengandung
radioaktif.
2 Sanitasi Kondisi jamban Observasi dan Ordinal Tinggi : bila jumlah
Jamban yang memenuhi mengisi jawaban (YA) = 7-
syarat jamban kuesioner 13; atau bila jumlah
sehat yaitu jarak jawaban (YA) = 3-
lubang 5, tetapi terdapat
penampungan pada nomor 1, 2
kotoran atau dan 3.
dinding resapan
jamban >10 meter Rendah : bila
dengan sumber jumlah jawaban
air, mudah untuk (YA) = 0-6 dan
dibersihkan, dan tidak terdapat pada
tidak terdapat nomor 1, 2 dan 3
serangga/vektor
penyakit seperti
kecoa maupun
lalat, terdapat
ventilasi yang
memadai,
dilengkapi dinding
dan atap penutup,
serta memiliki
lantai kedap air
dan luas ruangan
memadai
3 Air Limbah Kondisi saluran Observasi dan Ordinal Tinggi : 3-5
Rendah : 0-2
pembuangan air mengisi
limbah yang kuesioner
memenuhi syarat
kesehatan
diantaranya adalah
jarak dengan
sumber air lebih
dari 10 meter,
SPAL tertutup,
mengalir dengan
lancar dan
tidak
menimbulkan
genangan, dan
tidak
menimbulkan
bau.
4 Pengelolaan Pembuangan Observasi dan Ordinal Tinggi : 6-11
Sampah Rendah : 0-5
sampah harus mengisi
memiliki tutup, kuesioner
kedap air, tidak
menjadi sarang
serangga/vektor,
tidak mengotori
lingkungan
sekitar, serta
dikumpulkan ke
tempat
pembuangan
sampah
sementara.
5 Status Gizi Mengacu pada Pengukuran Ordinal Sangat kurus = 1
Kurus = 2
Permenkes RI berat badan dan Normal = 3
Nomor 41 tinggi badan Gemuk = 4
Obesitas = 5
Tahun 2014
tentang
Pedoman Gizi
Seimbang, usia
dewasa ( lebih
dari 18 tahun)
adalah
mengukur
indeks Massa
Tubuh (IMT)
dengan
membandingkan
Berat Badan
dengan Tinggi
Badan.
E. Pengolahan Data
G. Etika Penelitian
1. Informed consent
Informed consent merupakan lembar persetujuan antara peneliti
dengan responden atau objek penelitian. Tujuan dibuatnya Informed
consent ini supaya responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian
serta dampak yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Apabila
responden yang dipilih tidak bersedia, peneliti akan menghormati hak
responden.
2. Anonymity (tanpa nama)
Peneliti akan menjaga kerahasiaan responden dan keterlibatan
responden dalam penelitian yang akan dilakukan. Nama responden tidak
akan dicatat dimanapun. Semua kuesioner yang telah terisi hanya akan
diberikan nomor kode yang tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi
identitas responden. Apabila hasil penelitian ini dipublikasikan, tidak ada
satu identifikasi yang berkaitan dengan responden akan di tampilkan
dalam publikasi tersebut. siapa pun yang bertanya tentang keterlibatan
responden dan apa yang responden jawab dipenelitian ini, responden
berhak untuk tidak menjawabnya.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Peneliti harus dapat menjamin kerahasiaan responden. Semua data
dalam penelitian yang mencantumkan identitas respondent dan tempat
penelitian hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dapat
dihapus apabila sudah tidak dipergunakan kembali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bersifat kuantitatif dimana data yang dihasilkan akan
berbentuk angka. Dari data yang didapat dilakukan analisis dengan menggunakan
software SPSS. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh sanitasi dasar terhadap status gizi pada wanita prankonsepsi di
wilayah kerja puskesmas kawatuna, data dikumpulkan dengan kuesioner
sebanyak 60 responden yang telah mengisi kuesioner lengkap dengan status gizi
responden.
A. HASIL PENILITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan serta
pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan. Puskesmas
merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mengemban
misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang bertugas
melaksanakan pembinaan, pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat disuatu wilayah tertentu.
B. Hasil Penelitian
2. Analisis Univariat
Tabel 4.2 Distribusi Sanitasi Air Bersih Terhadap Status Gizi Responden
Bersih SK K N G O
Jamban SK K N G O
Resiko Rendah 0 0 1 1 1 3 5%
Jumlah 8 20 14 12 6 60 100%
Saluran Air SK K N G O
Limbah
Jumlah 8 20 14 12 6 60 100%
Sampah SK K N G O
Jumlah 8 20 14 12 6 60 100%
Tabel 4.5 menunjukkan status gizi karakteristik subyek penelitian
berdasarkan sanitasi pembuangan saluran air limbah. Didapatkan risiko tinggi
pada 1 orang wanita prakonsepsi dengan status gizi gemuk (1,6%), sedangkan
sejumlah 59 wanita prakonsepsi memiliki risiko rendah (98,3%) yang terdiri dari
8 responden status gizi sangat kurang, 20 responden status gizi kurang, 14
responden status gizi normal, 11 responden status gizi gemuk, 6 responden status
gizi obesitas.
3. Analisis Bivariat
Tabel 4.6 Korelasi antara Sanitasi Dasar dengan Status Gizi Wanita Prakonsepsi
Variabel Signifikansi
Pengaruh Sanitasi
Sanitasi Air Bersih 0,133
Dasar terhadap
Sanitasi Jamban 0,076
Status Gizi Wanita
Saluran Pembuangan Air Limbah 0,319
Prakonsepsi
Pengelolaan Sampah 0,319
Berdasarkan Tabel 4.6 yang menunjukkan hasil uji bivariat pada penelitian ini
diketahui bahwa dari seluruh variabel sanitasi dasar yang diteliti tidak memiliki
hubungan dengan status gizi wanita prakonsepsi. Sanitasi air bersih menghasilkan
nilai p value sebesar 0,133 (>0,05), sanitasi jamban menghasilkan nilai p value
sebesar 0,076 (>0,05), saluran pembuangan air limbah menghasilkan nilai p value
sebesar 0,319 (>0,05), dan pengelolaan sampah menghasilkan nilai p value sebesar
0,319 (>0,05), sehingga dari keseluruhan hasil tersebut disimpulkan bahwa tidak
terdapat pengaruh atau hubungan yang signifikan antara seluruh variabel sanitasi
lingkungan yang diteliti dengan status gizi wanita prakonsepsi sehingga H1 ditolak
dan H0 diterima.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Pengaruh Sanitasi Dasar
terhadap Status Gizi wanita prakonsepsi diwilayah kerja Puskesmas Kawatuna,maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat pengaruh sanitasi dasar air bersih terhadap status gizi wanita
prakonsepsi di wilayah kerja Puskesmas Kawatuna.
2. Tidak terdapat pengaruh sanitasi dasar jamban terhadap status gizi wanita
prakonsepsi di wilayah kerja Puskesmas Kawatuna.
3. Tidak terdapat pengaruh sanitasi dasar pembuangan saluran air limbah terhadap
status gizi wanita prakonsepsi di wilayah kerja Puskesmas Kawatuna.
4. Tidak terdapat pengaruh sanitasi dasar pengelolaan sampah terhadap status gizi
wanita prakonsepsi di wilayah kerja Puskesmas Kawatuna.
5. Dari ke empat sanitasi dasar diatas tidak ditemukan adanya pengaruh ke status gizi
wanita prakonsepsi sehingga disimpulkan tidak adanya pengaruh yang signifikan
antara sanitasi dasar terhadap status gizi wanita prakonsepsi di Puskesmas
Kawatuna
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Perlu dilakukannya penelitian yang lebih lanjut dengan pendekatan yang berbeda
2. Tetap mengevaluasi kondisi sanitasi dasar maupun status gizi wanita prakonsepsi
diwilayah kerja Puskesmas Kawatuna
DAFTAR PUSTAKA
Angkat, HA. 2018. Penyakit Infeksi dan Praktek Pemberian MP-ASI terhadap
Kejadian Stunting pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan
Simpang Kiri Kota Subulussalam. Jurnal Dunia Gizi. Vol 1, No 1,
Juni 2018: 52-58
Celesta, AG, Fitriyah, N. 2019. Gambaran Sanitasi Dasar di Desa Payaman,
Kabupaten Bojonegoro Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Lingkungan.
Vol. 11 No. 2, April 2019: 83-90
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun 2020. Palu: Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tengah. 2020
Doloksaribu, LG, Simatupang, AM. 2019. Pengaruh Konseling Gizi
Prakonsepsi terhadap Pengetahuan dan Sikap Wanita Pranikah di
Kecamatan Batang Kuis. Jurnal Kesehatan Gizi. Volume 8 Nomor 1,
Jan-Juni 2019: 63-73
Nurhayati, E. 2015. Indeks Masa Tubuh (IMT) Pra Hamil dan Kenaikan Berat
Badan Ibu Selama Hamil Berhubungan dengan Berat Badan Bayi
Lahir. Jounal Ners and Midwifery Indonesia. Yogyakarta
Nursalim, et al. 2020. Pembinaan Masyarakat dalam Perbaikan Sanitasi
Lingkungan. Jurnal Pengabdian. Volume 4 No. 1, Juli 2020: 95-102
Paratmanitya Yhona, Hamam Hadi dan Susetyowati. 2012. Citra tubuh,
asupan makan, dan status gizi wanita usia subur pranikah. Jurnal gizi
klinik Indonesia, 126-134
Sumarmi, S. 2019. Gizi Prakonsepsi: Mencegah Stunting Sejak Menjadi Calon
Pengantin. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga
Suryani, AS. 2020. Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi saat Pandemi
Covid-19. Jurnal Masalah-Masalah Sosial, Vol. 11 No. 2, Desember
2020: 199-214
Susilowati. Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan, Bandung: PT
Refika Aditama
Syamsari Syarifah. 2020. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Sanitasi
Lingkungan Dengan Status Gizi Prakonsepsi Di Polobangkeng Utara
Takalar. The Journal of Indonesian Community Nutrition Vol. 9 No.
2, 2020