MENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

SUMATERA KALIMANTAN

IRIAN JAYA

JAVA

DISAMPAIKAN PADA :
MUNAS III SENTRA KOMUNIKASI MITRA POLRI
JAKARTA, 11 MEI 2017
 BIODATA
BIODATA

1. Nama : Didi Sudiana, SE

2. Tempat/Tgl Lahir : Cirebon / 9 Januari 1961
3. Agama : Islam
4. Suku Bangsa : Sunda
5. TUGAS DI TNI :
TMT AKABRI : 27 September 1984
Pangkat terakhir : Brigadir Jendral / TNI-AD
NRP : 29948
Jabatan terakhir : PATI SAHLI KASAD
BID JEMENSISHANNEG
TMT Jabatan terakhir : 01 April 2013
Kesatuan : DENMABESAD
6. ALIH STATUS DARI TNI KE PNS (KEMENTERIAN DALAM NEGERI) :
TMT : Juni 2013
NIP : 19610109 201306 1 001
Pangkat/Golongan : Pembina Utama Madya (IV/d)
Jabatan : Direktur Kewaspadaan Nasional
TMT Jabatan : 1 Juni 2013 s/d sekarang
2
 TUJUAN BERNEGARA & BERPEMERINTAHAN
Pembukaan UUD alinea IV

1 2
MELINDUNGI SEGENAP
MEMAJUKAN
BANGSA INDONESIA &
KESEJAHTERAAN UMUM
TUMPAH DARAH INDONESIA

4 3
IKUT MELAKSANAKAN MENCERDASKAN
KETERTIBAN DUNIA KEHIDUPAN BANGSA

PERDAMAIAN
KEMERDEKAAN
ABADI 3
 RAPAT DESK
PEMANTAPAN WAWASAN KEBANGSAAN

Mengantisipasi Perkembangan Kelompok Ideologi

Radikal (ISIS dan GAFATAR) dalam Memperkokoh
Persatuan dan Kesatuan Bangsa

4
Rupat Sembodro, 26 Maret 2015
 UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

TUGAS PEM TERKAIT DENGAN PENYELENGGARAAN TIBUM DAN

TRAMMAS

PASAL 12 AYAT (1) MERUPAKAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YG

BERKAITAN DGN PELAYANAN DASAR, YG MERUPAKAN
KEWENANGAN DAERAH SBG BAGIAN DARI URUSAN
PEMERINTAHAN KONKUREN.
PASAL 65 AYAT (1) HURUF b, DAN PASAL 67 HURUF a MENYATAKAN
BAHWA KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
MEMPUNYAI TUGAS DAN KEWAJIBAN SALAH SATUNYA
MEMELIHARA KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN
MASYARAKAT ATAU MEMELIHARA KEUTUHAN NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.
PASAL 225 AYAT (1) HURUF c, BAHWA CAMAT MEMPUNYAI TUGAS
SALAH SATUNYA MENGOORDINASIKAN UPAYA
PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN
UMUM.
 KEPRIHATINAN THDP RENTANNYA KERUKUNAN
ANTAR/INTERN UMAT BERAGAMA, KERUKUNAN
DLM BERMASY BERBGS & BERNEG YG DITANDAI
DGN BANYAKNYA KONFLIK.

 KEPRIHATINAN THDP SEMAKIN MARAKNYA

PEREDARAN, PENGGUNA / PENYALAHGUNAAN
NARKOBA OLEH PARA GENERASI MUDA.

 KEPRIHATINAN MENGUATNYA EGOISME INDIVIDU

YG SELALU MERASA BISA, TETAPI TDK BISA
MAWAS DIRI.
 TANDA-TANDA
KEHANCURAN BANGSA & NEGARA

1. Konflik elit yang berkepanjangan

2. Krisis ekonomi yang berkepanjangan
3. Bangkitnya semangat liberalisme yg berlebihan
- pudarnya wawasan kebangsaan & nasionalisme
4. Melemahnya peran ideologi Pancasila sebagai
pemersatu bangsa
5. Hancurnya moralitas bangsa dan sendi-sendi
kerukunan umat beragama
 REGULASI KEBIJAKAN
PENANGANAN KONFLIK

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN

2012 TENTANG PENANGANAN
KONFLIK SOSIAL

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 PENCEGAHAN

TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN
TINDAK LANJUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG
PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

PERMENDAGRI NOMOR 42 TAHUN PENGHENTIAN

2015 TENTANG PELAKSANAAN
KOORDINASI PENANGANAN KONFLIK
SOSIAL

LANGKAH-LAGKAH/RUANG LINGKUP PENANGANAN PEMULIHAN

KONFLIK
 PENCEGAHAN KONFLIK
RUANG
LINGKUP PENGHENTIAN KONFLIK
PENANGANAN
KONFLIK
PEMULIHAN PASCAKONFLIK

KONFLIK BERSUMBER DARI :

 PERMASALAHAN YANG BERKAITAN DENGAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL

BUDAYA;
 PERSETERUAN ANTARUMAT BERAGAMA DAN/ATAU INTERUMAT BERAGAMA,
ANTARSUKU, DAN ANTARETNIS;
 SENGKETA BATAS WILAYAH DESA, KABUPATEN/KOTA, DAN/ATAU PROVINSI;
 SENGKETA SUMBER DAYA ALAM ANTARMASYARAKAT DAN/ATAU
ANTARMASYARAKAT DENGAN PELAKU USAHA; ATAU
 DISTRIBUSI SUMBER DAYA ALAM YANG TIDAK SEIMBANG DALAM MASYARAKAT.
 PENCEGAHAN KONFLIK
MENGEMBANG
MEMELIHARA
KAN SISTEM
KONDISI
PENYELESAIAN
DAMAI DALAM
PERSELISIHAN
MASYARAKAT
SECARA DAMAI

MEMBANGUN
MEREDAM
SISTEM
POTENSI
PERINGATAN
KONFLIK
DINI

PENCEGAHAN DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH, PEMDA DAN MASY

UU No 7/2012, Pasal 6 ayat (1 – 2)
 MEMELIHARA KONDISI DAMAI DALAM
MASYARAKAT (PSL 7)

SETIAP ORG BERKEWAJIBAN :

KEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI & SALING HORMATI KEBEBASAN

MENJLNKAN IBADAH SESUAI AGAMA & KEPERCAYAANNYA

MENGHORMATI PERBEDAAN SUKU, BAHASA, DAN ADAT

ISTIADAT ORANG LAIN

MENGAKUI DAN MEMPERLAKUKAN MANUSIA SESUAI DENGAN

HARKAT DAN MARTABATNYA;

MENGAKUI PERSAMAAN DERAJAT SERTA PERSAMAAN HAK DAN KEWAJIBAN

ASASI SETIAP MANUSIA TANPA MEMBEDAKAN SUKU, KETURUNAN, AGAMA,
KEPERCAYAAN, JENIS KELAMIN, KEDUDUKAN SOSIAL, DAN WARNA KULIT

MENGEMBANGKAN PERSATUAN INDONESIA ATAS DASAR

KEBHINNEKA TUNGGAL IKAAN

MENGHARGAI PENDAPAT DAN KEBEBASAN ORANG LAIN

 MEREDAM POTENSI KONFLIK
(PSL 9)

PEM DAN PEMDA BERKEWAJIBAN MEREDAM POTENSI KONFLIK

DLM MASY DGN :

 MELAKUKAN PERENCANAAN & PELAKSANAAN PEMBANGUNAN YANG

MEMPERHATIKAN ASPIRASI MASYARAKAT;
 MENERAPKAN PRINSIP TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK;
 MELAKUKAN PROGRAM PERDAMAIAN DI DAERAH POTENSI KONFLIK;
 MENGINTENSIFKAN DIALOG ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT;
 MENEGAKKAN HUKUM TANPA DISKRIMINASI;
 MEMBANGUN KARAKTER BANGSA;
 MELESTARIKAN NILAI PANCASILA DAN KEARIFAN LOKAL; DAN
 MENYELENGGARAKAN MUSYAWARAH DENGAN KELOMPOK
MASYARAKAT UNTUK MEMBANGUN MITRA DENGAN PELAKU USAHA DI
DAERAH.
 PEMERINTAH DAN PEMDA MELAKSANAKAN PENCEGAHAN KONFLIK
MELALUI PENYELENGGARAAN KEGIATAN (PASAL 3) :

PENGUATAN PENINGKATAN
PENINGKATAN PENDDKAN
KERUKUNAN FORUM SOSIALIASI
KESADARAN BELA NEGARA
UMAT KERUKUNAN PERUUAN
HUKUM DAN WASBANG
BERAGAMA MASY

PENGAUATAN PENELITIAN
KELEMBAGAAN DAN PENDIDIKAN
PENDIDIKAN DIKLAT
DLM RGK SISTEM PEMETAAN WIL KEWARGANEGA
BUDI PEKERTI PERDAMAIAN
PERINGATAN POTENSI RAAN
DINI KONFLIK

PENDIDIKAN
AGAMA DAN PENGUATAN/ DESA
PEMBINAAN PENGENTASAN
PENANAMAN PENGEMBANGA BERKETAHANA
KEWILAYAHAN NILAI2 INTEGRASI
KEMISKINAN
N KAPASITAS N SOSIAL
KEBANGSAAN

BENTUK
PENGUATAN
KEGIATAN LAIN PENGUATAN
AKSES
SESUAI DGN KESERASIAN
KEARIFAN
KETENTUAN SOSIAL
PERUUAN
LOKAL
 PENCEGAHAN KONFLIK OLEH
PEMERINTAH DAN PEMDA (PASAL 4)

PENCEGAHAN
KEMENTERIAN /
KONFLIK OLEH DILAKUKAN
LEMBAGA TERKAIT
PEMERINTAH

PENCEGAHAN SATUAN KERJA

KONFLIK OLEH DILAKSANAKAN PERANGKAT DAERAH
PEMERINTAH SESUAI DENGAN
DAERAH FUNGSINYA

PEMERINTAH DAN PEMDA DAPAT MELIBATKAN TOKOH AGAMA,

TOKOH ADAT, DAN/ATAU UNSUR MASYARAKAT LAINNYA
 PERAN SERTA MASYARAKAT
PASAL 52 AYAT (2)

PEMBIAYAAN BANTUAN TEKNIS

PERAN SERTA
MASYARAKAT

PENYEDIAAN BANTUAN TENAGA

KEBUTUHAN DASAR DAN PIKIRAN
 PEMBENTUKAN TIM TERPADU PKS

• MENGEFEKTIFKAN KOORDINASI
ANTAR KEMENTERIAN/LEMBAGA
TUJUANNYA TERKAIT LINGKUP PEMERINTAH PUSAT
DAN ANTAR SKPD ANTAR VERTIKAL
DILINGKUP PEMERINTAH DAERAH

UPAYA • PENCEGAHAN KONFLIK, PENGHENTIAN

PENANGANAN KONFLIK DAN PEMULIHAN PASCA
KONFLIK
PKS
 KOORDINASI YANG DILAKUKAN

TIM TERPADU
SINKRONISASI
PENANGANAN
KONFLIK SOSIAL
PADA THN 2016
DAN SUDAH
HARMONISASI BERJALAN OPTIMAL

INTEGRITAS KEBIJAKAN

PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN SECARA

RENAKSI TERPADU PKS DITINGKAT TERKOORDINASI
NASIONAL, PROVINSI DAN KAB/KOTA MELALUI
 PENGERTIAN ORMAS

Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya

disebut ORMAS adalah organisasi yang
didirikan dan dibentuk oleh masyarakat
secara sukarela berdasarkan kesamaan
aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan,
kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi
dalam pembangunan demi tercapainya
tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila.
(UU no 17/2013)
 TUJUAN ORMAS

• meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat;

• memberikan pelayanan kepada masyarakat;
• menjaga nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa;
• melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika, dan
budaya yang hidup dalam masyarakat;
• melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup;
• mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong,
dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat;
• menjaga, memelihara, dan memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa; dan/atau (sesuai putusan MK no. 82/PUN-
XII/2013)
• mewujudkan tujuan negara.
 OPTIMALISASI PERAN ORMAS

membantu Menyiapkan kelompok

masyarakat agar dapat berpartisipasi
optimalisasi peran dalam pembangunan bangsa
ORMAS sebagai
parameter terciptanya mewujudkan pola interaksi yang
masyarakat madani lebih luas, antara masyarakat,
pemerintah dan swasta.

Menjadi pencerah
(conzentination) melalui core
kegiatan yang lebih sistemik,
terarah pada fokus bidang
tertentu sehingga mampu
mempercepat laju pertumbuhan
gerak sosial masyarakat.
 REKAP DATA ORMAS PER 8 MEI 2017

KEMENDAGRI 401 (SKT AKTIF)

PROVINSI 4.630
KAB/KOTA 13.012
KEMENLU (ASING) 77
KEMENKUMHAM 189.632 (YAYASAN)
KEMENKUMHAM 128.505
(PERKUMPULAN)
TOTAL 336.257
PEMBERDAYAAN ORMAS
Dalam Melakukan
Pemberdayaan, Ormas
PEMBERDAYAAN
dapat bekerjasama dengan:
dilakukan oleh Ormas yang
bersangkutan Ormas Lainnya;
Masyarakat; dan/atau
Dimaksudkan untuk Swaasta
Meningkatkan Kemampuan,
Daya Tahan dan Kemandirian “PEMBERIAN PENGHARGAAN, PROGRAM,
BANTUAN & DUKUNGAN
Ormas dalam kehidupan
OPERASIONAL LAINNYA”
berbnagsa dan bernegara
Prinsip:
Kemitraan, Kesetaraan, Kebersamaan dan Saling
Menguntungkan

Pemerintah dan Pemerintah dapat

Daerah Melakukan
Pemberdayaan Ormas, melalui:
1.Fasilitasi Kebijakan;
2.Penguatan Kapasitas Kelembagaan;
dan
3.Peningkatan Kualitas SDM
 PEMBERDAYAAN ORMAS

PEMERINTAH PUSAT

PEMERINTAH

PEMBERDAYAAN PEMDA
ORMAS DPT KABUPATEN/KOTA
DILAKUKAN OLEH
ORMAS SENDIRI DAN /
ATAU BEKERJASAMA
DENGAN ORMAS LAINNYA

LEMBAGA
NON MASYARAKAT
PEMERINTAH
SWASTA
 BENTUK PEMBERDAYAAN ORMAS
OLEH PEMERINTAH / PEMERINTAH DAERAH

PENGUATAN
FASILITASI KAPASITAS PENINGKATAN
KEBIJAKAN KELEMBAGAAN KUALITAS SDM
peraturan per-UU-an penguatan manajemen org. pendidikan & pelatihan
yg mendukung
penyediaan data & informasi pemagangan
pemberdayaan ormas
pengembangan kemitraan kursus
dukungan keahlian,
program, & pendampingan
penguatan kepemimpinan
& kaderisasi
pemberian penghargaan
penelitian & pengembangan

SELARAS DENGAN PROGRAM PERENCANAAN

PEMBANGUNAN
PEMBERDAYAAN ORMAS OLEH PEMERINTAH HANYA DIBERIKAN KEPADA
ORMAS YANG BERBADAN HUKUM DAN ORMAS YANG TERDAFTAR SAJA (DALAM HAL INI
KEMENDAGRI BISA MEMFASILITASI KERJASAMA TERSEBUT)
 POTENSI KERAWANAN TERKAIT
AKTIVITAS ORMAS
ERA DEMOKRASI

KESEMPATAN LUAS/ JUMLAH ORMAS

KERAWANAN ORMAS
SANGAT BANYAK
PELUANG TETAPI TDK
MENDIRIKAN ORMAS BERKUALITAS

GANGGUAN
KAMTIBMAS S.D
PUTUSAN KAMNAS DAN DPT
INKONSISTENSI
MAHKAMAH MERONGRONG
REGULASI
KONSTITUSI KEDAULATAN NKRI
KERAWANAN ORMAS DIAWALI DARI LATBELKANG &
KEPENTINGAN PENDIRIANNYA :
1. BERLATAR BELAKANG KEPENTINGAN SESAAT, POLITIS,
EKONOMIS
2. DIBENTUK OLEH ORANG-ORANG YANG TIDAK SEJALAN DENGAN AKAN MEMBAWA KONFLIK-KONFLIK
KEBIJAKAN PEMERINTAH DI MASYARAKAT DENGAN TUJUAN
3. MENGANUT FAHAM RADIKAL, FANATISME SEMPIT, EKSKLUSIF TERTENTU DAN SANGAT RAWAN
4. BER-IDEOLOGI ANTI & BERTENTANGAN DG PANCASILA MELUAS KE KONFLIK BERNUANSA
5. ORMAS YANG MEMBAWA VISI DAN MISI DARI LUAR NEGERI YG SARA
MERUGIKAN INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL (AGEN
KEPENTINGAN ASING)
REVITALISASI PERAN ORMAS
 KEBIJAKAN KEMENDAGRI DALAM
MEMBANGUN KARAKTER KEBANGSAAN
MENERBITKAN REGULASI

BIDANG KETAHANAN IDEOLOGI NEGARA : MENERBITKAN PERMENDAGRI

NO. 29 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
RANGKA REVITALISASI DAN AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA

BIDANG WAWASAN KEBANGSAAN : MENERBITKAN PERMENDAGRI NO.

71 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN WAWASAN
KEBANGSAAN

BIDANG BELA NEGARA : MENERBITKAN PERMENDAGRI NO. 38 TAHUN

2011 TENTANGPEDOMAN PENINGKATAN KESADARAN BELA NEGARA DI
DAERAH

BIDANG NILAI-NILAI SEJARAH KEBANGSAAN : MENERBITKAN

PERMENDAGRI NO. 64 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN
REKOMENDASI PENELITIAN

BIDANG PEMBAURAN DAN KEWARGANEGARAAN : PERMENDAGRI NO.

34 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBAURAN
KEBANGSAAN DI DAERAH
 BEBERAPA STRATEGI
PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA

DALAM RANGA MENCAPAI TUJUAN NASIONAL

•SOSIALISASI : PENYADARAN SEMUA PEMANGKU KEPENTINGAN AKAN

PENTINGNYA KARAKTER BANGSA. MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK
PERLU BERPERAN SERTA DALAM SOSIALISASI.

•PENDIDIKAN : FORMAL (SATUAN PENDIDIKAN), NONFORMAL (KEGIATAN

KEAGAMAAN, KURSUS, PRAMUKA DLL.), INFORMAL (KELUARGA,
MASYARAKAT, DAN TEMPAT KERJA), FORUM PERTEMUAN (KEPEMUDAAN)

•PEMBERDAYAAN : MEMBERDAYAKAN SEMUA PEMANGKU KEPENTINGAN

(ORANGTUA, SATUAN PENDIDIKAN, ORMAS,DSB.) AGAR DAPAT
BERPERAN AKTIF DALAM PENDIDIKAN KARAKTER

•PEMBUDAYAAN : PERILAKU BERKARAKTER DIBINA DAN DIKUATKAN

DENGAN PENANAMAN NILAI-NILAI KEHIDUPAN AGAR MENJADI BUDAYA

•KERJASAMA : MEMBANGUN KERJASAMA SINERGIS ANTARA SEMUA

PEMANGKU KEPENTINGAN
 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN
PEMERINTAH DAERAH DLM RANGKA REVITALISASI
& AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA

TUJUAN

MENJADIKAN SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA YANG

BERWAWASAN PANCASILA, MEMILIKI JIWA NASIONALISME DAN
PATRIOTISME

MEMBERIKAN ARAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH UNTUK

MENETAPKAN KEBIJAKAN TEKNIS PELAKSANAAN DAN FASILITASI
DALAM RANGKA REVITALISASI DAN AKTUALISASI NILAI-NILAI
PANCASILA

MENANAMKAN NILAI-NILAI PANCASILA KEPADA PARA

PENYELENGGARA NEGARA DAN PEMERINTAHAN DI TINGKAT DAERAH,
ORGANISASI POLITIK, ORGANISASI KEMASYARAKATAN, LEMBAGA
NIRLABA LAINNYA, DAN LEMBAGA PENDIDIKAN
 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 71 TAHUN 2012 TTG PENDIDIKAN WAWASAN
KEBANGSAAN
PASAL 3 AYAT (1 – 2) :

PEMERINTAH DAERAH WAJIB MENYELENGGARAKAN PWK

PENYELENGGARAAN PWK SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1)

BERTUJUAN UNTUK :
a. MENGOPTIMALKAN PENGEMBANGAN DAN PELAKSANAAN NILAI
KEBANGSAAN GUNA PEMBERDAYAAN DAN PENGUATAN KESADARAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA YANG BERLANDASKAN PADA NILAI
PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945, BHINNEKA TUNGGAL IKA, DAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA;
b. MENGOPTIMALKAN PENGEMBANGAN DAN PERBAIKAN KINERJA
DEMOKRASI DAERAH YANG BERDASARKAN PADA INDEKS DEMOKRASI
INDONESIA;
c. MENGEMBANGKAN DAN MELAKSANAKAN MODEL PWK YANG TIDAK
INDOKTRINATIF DAN SESUAI DENGAN KEARIFAN LOKAL;
d. MEMFASILITASI PROSES PEMBENTUKAN SIMPUL PWK;
e. MEMBERIKAN USULAN PERUBAHAN KEBIJAKAN YANG TERKAIT DENGAN
MASALAH KEBANGSAAN; DAN
f. MEMBANGUN JARINGAN KERJASAMA DENGAN BERBAGAI PIHAK UNTUK
PENGEMBANGAN PWK TINGKAT LOKAL, NASIONAL, DAN REGIONAL
SESUAI PERATURAN PERUNDANGAN.
 LANJUTAN.....

UNTUK MELAKSANAKAN PWK KEPALA DAERAH

MEMBENTUK PPWK.

PEMBENTUKAN PPWK SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA

AYAT (1) DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN KEPALA
DAERAH

KEPENGURUSAN PPWK TERDIRI ATAS:

a. INSTANSI VERTIKAL;
b. UNSUR PEMERINTAH DAERAH; DAN
c. UNSUR MASYARAKAT.
 KEBIJAKAN KEMENDAGRI
DALAM PROGRAM PENINGKATAN BELA NEGARA

PENINGKATAN BELA NEGARA MERUPAKAN SEGALA USAHA TINDAKAN DAN KEGIATAN

YANG DILAKSANAKAN DLM RANGKA MEMBERIKAN PENGETAHUAN & MENUMBUHKAN
SIKAP & PERILAKU WARGA NEGARA YANG DIJIWAI KECINTAANNYA KEPADA BANGSA &
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YG BERDASARKAN PANCASILA& UUD 1945

TUJUAN DAN SASARAN RUANG LINGKUP

MENANAMKAN SIKAP DAN PERILAKU CINTA

TANAH AIR BAGI SETIAP WNI DAN RELA PERMENDAGRI
BERKORBAN BAGI BANGSA DAN NEGARA NO. 38 THN 2011
SESUAI DENGAN NILAI-NILAI PANCASILA DAN PASAL 2
UNDANG-UNDANG DASAR 1945.

MENINGKATKAN KESADARAN DAN PERAN

SERTA MASYARAKAT DALAM USAHA
PEMBELAAN NEGARA DILANDASI OLEH
KECINTAAN PADA TANAH AIR DAN
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
INDONESIA DENGAN BERDASAR KEPADA
PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR
1945.
 PERMENDAGRI NO 38 TAHUN 2011
TENTANG PEDOMAN PENINGKATAN
KESADARAN BELA NEGARA DI DAERAH

PASAL 3

KHUSUS BAGI KEPALA DAERAH AGAR MERESPON SECARA

CEPAT DAN MENYELESAIKAN SECARA DAMAI SEMUA
PERMASALAHAN DI MASYARAKAT

TINGKATKAN EFEKTIFITAS, KETERPADUAN, DAN

SINERGITAS TIM TERPADU PKS

TINGKATKAN KINERJA TIM TERPADU PKS DI DAERAH

MELALUI PELAKSANAAN RENCANA AKSI TERPADU PKS
TAHUN 2016

33
 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34
TAHUN 2006 PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PEMBAURAN KEBANGSAAN DI DAERAH

PEMBENTUKAN FPK :

1. FPK DIBENTUK DI PROV, KAB/KOTA, KEC & DESA/KEL.

2. PEMBENTUKAN FPK DILAKUKAN OLEH MASY & DIFASILITASI
OLEH PEMDA.
3. FPK MEMILIKI HUB YG BERSIFAT KONSULTATIF.

KEANGGOTAAN DAN PIMPINAN FPK :

1. KEANGGOTAAN FPK TERDIRI ATAS PIMPINAN ORGANISASI

PEMBAURAN KEBANGSAAN, PEMUKA ADAT, SUKU, ETNIS, & MASY
SETEMPAT.
2. JML ANGGOTA FPK PROV, KAB/KOTA, KEC & DESA/KEL
DISESUAIKAN DNG JML SUKU, ETNIS, & PEMUDA MASY SETEMPAT.
3. FPK DIPIMPIN OLEH 1 ORG KETUA & 1 ORG WKL KETUA, SERTA 1
ORG SEKRETARIS & ANGG SESUAI DNG KEBUTUHAN.
 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DALAM PENANGANAN KONFLIK

FORUM KEMITRAAN STRATEGIS

MASYARAKAT

FKDM FKUB FPK PPWK

Permendagri Perber Menag & Permendagri

Permendagri
Mendagri No. 9 & 71/2012
12/2006 34/2006
8/2006

TERWUJUDNYA KAMTRAMTIBMAS
 PENUTUP
PENANGANAN KONFLIK
ADALAH TANGGUNG JAWAB
KITA BERSAMA

DEMI MANTAPNYA STABILITAS NASIONAL DAN

TERLAKSANANYA PEMBANGUNAN NASIONAL, SEKALIGUS
SEBAGAI UPAYA PENCIPTAAN SUASANA YANG AMAN,
TENTERAM, TERTIB, DAMAI, DAN SEJAHTERA

DALAM RANGKA
PERWUJUDAN CITA-CITA
BANGSA INDONESIA

DIPERLUKAN UPAYA PENGELOLAAN KEMAJEMUKAN

SCR KOMPREHENSIF DAN HOLISTIK SERTA
MULTIDIMENSI YANG MELIBATKAN PARTISIPASI
SELURUH KOMPONEN BANGSA.
SUMATERA KALIMANTAN

IRIAN JAYA

JAVA

37