PUSKESMAS (KMP)
Standar 1.4
a. Kriteria 1.4.4
a) Identifikasi risiko terjadinya bencana internal dan eksternal
1. Indentifikasi resiko bencana Hazard Vulnerability Assessment (HVA)
b) Manajemen kedaruratan dan bencana
1. Bukti pelaksanaan program manajemen kedaruratan dan bencana
c) Simulasi dan evaluasi dilanjutkan dengan debriefing
1. Bukti pelaksanaan simulasi
2. Bukti hasil evaluasi
3. Bukti pelaksanaan debriefing setiap selesai simulasi
d) Perbaikan terhadap manajemen kedaruratan dan bencana
1. Bukti rencana perbaikan program manajemen kedaruratan dan bencana
2. Bukti hasil evaluasi
LAPORAN IDENTIFIKASI BENCANA INTERNAL DAN EKSTERNAL
UPT PUSKESMAS KUALA ENOK TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN
Disaster / bencana adalah suatu rangkaian peristiwa yang tejadi secara mendadak akibat
fenomena alam atau akibat ulah manusia yang menimbulkan dampak terhadap pola
kehidupan normal beserta lingkungan, sehingga diperlukan tindakan darurat dan luar biasa
untuk menyelamatkan korban.
Hospital Disaster Plan adalah suatu sistim perencanaan penanggulangan bencana di
lingkungan UPT Puskesmas Kuala Enok yang disusun secara terpadu, terkoordinasi
dengan mempertimbangkan potensi bencana dilingkungannya dan dibuat berdasarkan
sumber daya yang ada.
Perencanaan yang dibuat untuk mencegah dan menghadapi suatu keadaan bencana atau
darurat di lingkungan Puskesmas dan sekitarnya, secara efektif dan efisien sehingga dapat
meminimalisasi dampak dari bencana tersebut.
Hospital Disaster Plan Terdiri Dari:
a. Internal Disaster Plan : Bila korban berasal dari bencana yang terjadi di lingkungan
Puskesmas
b. Eksternal Disaster Plan : Bila korban berasal dari bencana yang terjadi diluar
lingkungan Puskesmas
Perencanaan penanganan bencana / musibah massal di rumah sakit perlu suatu identifikasi
risiko bencana di Puskesmas (Hazzard Vulnerability Assesment), menggunakan suatu
tools untuk melakukan Hazzard Vulnerability Assesment menggunakan pedoman Hazzard
Vulnerability Assesment dari Kaisser.
B. HAZZARD VULNERABILITY ASSESMENT TOOLS
Hazzard Vulnerability Assesment membagi kategori bencana menjadi 4 kategori
berdasarkan penyebab, yaitu :
1. Bencana alam
2. Bencana karena ulah manusia
3. Bencana karena tehnologi
4. Bencana karena bahan berbahaya
C. JENIS MASING-MASING BENCANA DI DALAM KAISSER HAZZARD
VULNERABILITY ASSESMENT TOOLS
ANGIN RIBUT 0 0 0 0 0 0 0 0%
TOPAN 0 0 0 0 0 0 0 0%
BADAI 0 0 0 0 0 0 0 0%
LONGSOR 3 3 2 3 3 2 2 83%
SUHU EKSTRIM 0 0 0 0 0 0 0 0%
KEKERINGAN 0 0 0 0 0 0 0 0%
KEBAKARAN HUTAN 0 0 0 0 0 0 0 0%
GEMPA TEKTONIK 0 0 0 0 0 0 0 0%
DAM JEBOL 0 0 0 0 0 0 0 0%
GEMPA BUMI 0 0 0 0 0 0 0 0%
WABAH PENYAKIT 0 0 0 0 0 0 0 0%
BANJIR 0 0 0 0 0 0 0 0%
5
G. PENILAIAN RISIKO BENCANA KARENA BAHAN BERBAHAYA
6
H. PENENTUAN PRIORITAS PERENCANAAN PENANGANAN BENCANA
Berdasarkan hasil identifikasi risiko bencana dengan kaiser Hazard Vulnerability
Assesmen Tools didapatkan prosentase rellative threat untuk risiko terjadinya
bencana sebagai berikut :
1. Ancaman bencana Bencana Longsor 83%
2. Ancaman bencana alam karena technologi gagguan listrik dengan resiko 11%
3. Ancaman bencana alam karena technologi gagguan air conditioner dengan resiko 7%
4. Ancaman bencana alam karena technologi kerusakan struktur bangunan dengan resiko
7%
83 % Ancaman Risiko tertinggi untuk bencana yang mungkin terjadi di UPT
Puskemas Kuala Enok adalah Bencana Longsor.
I. USULAN PROGRAM PENANGANAN BENCANA LONGSOR
Situasi bencana membuat kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, anak-anak dan lanjut usia
mudah terserang penyakit dan malnutrisi. Akses terhadap pelayanan kesehatan dan pangan
menjadi semakin berkurang. Air bersih sangat langka akibat terbatasnya persediaan dan
banyaknya jumlah orang yang membutuhkan. Sanitasi menjadi sangat buruk, anak-anak tidak
terurus karena ketiadaan sarana pendidikan. Dalam keadaan yang seperti ini risiko dan
penularan penyakit meningkat.
Sehubungan dengan kondisi tersebut maka perlu dilakukan promosi kesehatan agar:
a. Kesehatan dapat terjaga
b. mengupayakan agar lingkungan tetap sehat
c. memanfaatkan pelayanan kesehatan yangada
d. Anak dapat terlindungi dari kekerasan
e. Mengurangi stres
Kegiatan promosi kesehtan yang dilakukan:
1. Kajian dan analisis data yang meliputi:
- Sarana dan prasarana klaster kesehatan meliputi sumber air bersih,jamban, pos
kesehatan klaster, Puskesmas, rumah sakit lapangan, dapur umum, sarana umun
seperti mushola, posko relawan, jenis pesan dan media dan alat bantu KIE, tenaga
promkes/tenaga kesmas, kader, relawan dan lain sebagainya
- Data sasaran : jumlah Ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, remaja, lansia/ orangtua,
orang dengan berkebutuhan khusus dan orang sakit
- Jumlah titik pengungsian dan hunian sementara
- Jumlah pengungsi dan sasaran di setiap titik pengungsian
7
- Lintas program, lintas sektor, NGO, Universitas dan mitra lainnya yang memiliki
kegiatan promkes dan pemberdayaan masyarakat
- Regulasi pemerintah setempat dalam hal melakukan upaya promotif dan preventif.
- Dilanjutkan dengan analisis data berdasarkan potensi dan sumberdaya yang ada
diwilayah terdampak bencana.
2. Perencanaan
Berdasarkan kajian dan analisis data, akan menghasilkan berbagai program dan kegiatan,
dengan mempertimbangkan sumberdaya yang ada.
3. Implementasi kegiatan, yang mencakup:
- Rapat koordinasi klaster kesehatan termasuk dengan pemerintah setempat, NGOs, dan
mitra potensial lainnya untuk memetakan programdan kegiatan yang dapat
diintegrasikan /kolaborasikan.
- Pemasangan media promosi kesehatan berupa spanduk, poster, stiker
- Pemutaran film kesehatan, religi, pendidikan, hiburan dan diselingi pesan kesehatan,
- Senam bersama (masyarakat umum)termasuk senam lansia
- Konseling, penyuluhan kelompok, keluarga dan lingkungan dengan berbagai pesan
kesehatan (PHBS di pengungsian)
- Penyelenggaraan Posyandu (darurat) integrasi termasuk Posyandu Lansia di
pengungsian atau di tempat hunian sementara.
- Advokasi pelaksanaan gerakan hidup sehat kepada pemerintah setempat.
- Pendekatan kepada tokoh agama/tokoh masyarakatuntuk menyebarluaskan informasi
kesehatan.
- Penguatan kapasitas tenaga promkes daerah melalui kegiatan orientasi promosi
kesehatan paska bencana.
- Kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha melalui program CSR,
LSM kesehatan, kelompok peduli kesehatan, donor agency
- Monitoring dan evaluasi program
- Sasaran promosi kesehatan adalah:
1) Petugas kesehatan
2) Relawan
3) tokoh masyarakat, tokoh agama
4) guru
5) Lintas sektor
6) Kader
8
7) Kelompok rentan: ibu hamil, anak-anak, lanjut usia
8) Masyarakat
9) Organisasi masyarakat
Promosi kesehatan dalam kondisi darurat untuk meningkatkan pemahaman keluarga dan
masyarakat untuk melakukan PHBS di pengungsian , yaitu:
1) ASI terus diberikan pada bayi
2) Biasakan cuci tangan pakai sabun
3) Menggunakan air bersih
4) Buang air besar dan kecil di jamban
5) Buang sampah pada tempatnya
6) Makan makanan bergizi
7) Tidak merokok
8) Memanfaatkan layanan kesehatan
9) Mengelola strees
10) Melindungi anak
11) Bermain sambil belajar
4. Upaya Tindak Lanjut Pencegahan Bencana Longsor:
- Membentuk Tim Krisis Kesehatan
- Menyiapkan Sarana dan Prasarana (Logistik)
- Melakukan sosialisasi dan simulasi oenanggulangan bencana longsor
- Pelaksanaan penanggulangan bencana
- Evaluasi
J. PENUTUP
Demikian hasil laporan identifikasi risiko bencana yang telah dilakukan pada pertemuan
Panitia MFK tanggal 06 Januari 2023.