Anda di halaman 1dari 11

PENGIMPLEMENTASIAN SKEMA OVERLOAD SHEDDING IBT 1 3

GANDUL

Nama : Andika Pratama


NIM 21050874024
Kelas : Teknik Elektro A 2021 (TST)

S1 TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan Energi listrik saat ini menjadi hal pokok dalam tiap aktivitas manusia,
sehingga dalam penyalurannya diperlukan perhatian khusus. Secara umum sistem
tenaga listrik terdiri dari empat komponen utama, yaitu pembangkit, transmisi, distribusi
dan beban. Selanjutnya proses pengiriman daya listrik dilakukan secara bertahap
dimulai dari sistem pembangkitan kemudian disalurkan ke jaringan transmisi, dan
disalurkan ke beban
– beban menggunakan saluran distribusi. Kebutuhan energi listrik bagi masyarakat terus
meningkat seiring dengan meningkatnya gaya hidup dan peralatan yang dipakai.
Kondisi ini mensyaratkan ketersediaan energi listrik yang efisien dan berkualitas.
Efisien dalam pengertian energi yang diproduksi dapat digunakan secara maksimal oleh
pelanggan atau tidak mengalami kehilangan energi pada jaringan maupun peralatan
listrik seperti trafo. Kehilangan energi perlu diprediksi dan diantisipasi agar terjadi
dalam batas normal dan wajar. Berkualitas berarti pengaturan energi listrik sesuai
dengan peralatan yang digunakan(patras,2015).
Sistem kelistrikan antar pusat pembangkit dan pusat beban pada umumnya terpisah
dalam jarak ratusan bahkan ribuan kilometer, jarak yang sangat jauh ini akan
menyebabkan jatuh tegangan (drop voltage). Sehingga untuk mencegah kerugian daya
yang diakibatkan jaringan transmisi yang sangat jauh, maka dibutuhkan tegangan dari
pembangkit listrik yang sangat tinggi, agar kerugian tegangan tersebut dapat diatasi.
Ada beberapa faktor juga yang dapat menyebabkan rugi – rugi tegangan dan jatuh
tegangan diantaranya faktor korona dan faktor kebocoran isolator yang dikarenakan
tegangan pada pangkal pengiriman dengan tegangan pada ujung penerimaan ada
perbedaan(sujatmiko.2009).
Berdasarkan hal tersebut maka penulis melakukan penelitian tentang rugi – rugi
daya dan jatuh tegangan yang terjadi pada saluran transmisi tegangan tinggi 150 kV
Sidoarjo
– New Porong dengan kapasitas 60 MVA dan panjang sirkuit sejauh 19 kms, sehingga
nantinya dapat memberikan suatu gambaran tentang rugi – rugi daya dan jatuh tegangan
yang terjadi pada saluran transmisi dengan cara menghitung berapa besar rugi – rugi
daya dan jatuh tegangan yang terjadi pada saluran tersebut, sehingga hasilnya dapat
bermanfaat
dalam kaitannya dengan sistem transmisi tenaga listrik terutama pada saluran sistem
tegangan tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Berapakah rugi-rugi daya yang terjadi pada tiap fasa pada saluran transmisi
tegangan tinggi 150 kV Sidoarjo-New Porong?
2. Berapakah rugi-rugi daya yang terjadi pada 3 fasa pada saluran transmisi
tegangan tinggi 150 kV Sidoarjo-New Porong?
3. Berapakah tegangan jatuh pada saluran transmisi tegangan tinggi 150 kV
Sidoarjo-New Porong?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui total rugi-rugi daya yang terjadi pada tiap fasa pada saluran
transmisi tegangan tinggi 150 kV Sidoarjo-New Porong.
2. Untuk mengetahui total rugi-rugi daya yang terjadi pada 3 fasa pada saluran
transmisi tegangan tinggi 150 kV Sidoarjo-New Porong.
3. Untuk mengetahui total tegangan jatuh pada saluran transmisi tegangan tinggi
150 kV Sidoarjo-New Porong.
1.4 Manfaat
1. Sebagai acuan sebelum dilakukannya perbaikan pada saluran transmisi.
2. Sebagai acuan untuk optimalisasi dan meningkatkan keandalan kinerja saluran
transmisi.
3. Sebagai sumber informasi mengenai cara penghitungan rugi daya dan jatuh
tegangan.
4. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai rugi daya dan jatuh
tegangan pada saluran transmisi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Rugi daya dan Jatuh Tegangan
Rugi-rugi daya adalah kebocoran daya atau daya yang hilang di sepanjang
jalur penyaluran tenaga listrik, hal ini disebabkan oleh resistansi yang ada pada
bahan pembentuk konduktor. Sedangkan jatuh tegangan adalah kondisi tegangan di
ujung titik terima yang lebih rendah daripada ujung kirim. Kedua kondisi ini perlu
diperhatikan di setiap jalur distribusi tenaga listrik, karena indikator baik atau
tidaknya kualitas daya yang diterima oleh konsumen dipengaruhi oleh besarnya
tegangan jatuh dititik terima atau lebih dekat ke area konsumen. (Syamsuri.2021)
2.1.2 Saluran Transmisi

Saluran transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan


tenaga listrik dari pusat pembangkit tenaga listrik, sistem transmisi hingga pusat
beban (konsumen). Tenaga listrik ditransmisikan oleh suatu bahan konduktor yang
disebut dengan saluran transmisi listrik. Penyaluran tenaga listrik pada transmisi
menggunakan Alternating Current (AC) ataupun juga dengan Direct Current (DC).
Pengunaan arus bolak-balik yaitu dengan sistem 3 phasa. (Sugianto.2022)
2.1.3 Gardu Induk

Gardu Induk (GI) merupakan bagian dari sistem tenaga listrik, tanpa adanya
Gardu Induk maka tenaga listrik tidak dapat disalurkan. Sehingga pembangunan
Gardu Induk diperlukan perhitungan yang tepat sesuai dengan kebutuhan, selain itu
Gardu Induk yang didesain harus aman dan dapat diandalkan. Adapun untuk
peralatan-peralatan yang diperlukan untuk menyalurkan tegangan dari 150kV
adalah DS (Disconnecting Switch), CB (Circuit Breaker), CT (Current
Transformer), VT (Voltage Transformer), LA (Lightning Arrester) dan
Transformator step down 20kV. Pada Transformator step down itulah tegangan
diturunkan dari tegangan 150kV ke 20kV yang selanjutnya akan disalurkan ke
Cubicle 20kV. Sebagai salah satu konsumen besar yang menggunakan energy besar
biasanya langsung mengambil sumber listrik dari Gardu Induk terdekat untuk
kemudian disalurkan ke Gardu Induk (GI) pemakaian sendiri. (Sugianto.2022)
2.2 Kajian Empiris
Beberapa kajian yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
oleh peneliti lain di bidang analisis rugi daya dan jatuh tegangan yang masih memiliki
peluang yang dapat dikembangkan selanjutnya dipaparkan di bawah ini.
Penelitian pertama dilakukan oleh Shahlan.2017 berjudul “ANALISIS RUGI
DAYA DAN JATUH TEGANGAN PADA SALURAN TRANSMISI 150KV PADA
GARDU
INDUK PALUR-MASARAN”. Peneletian ini dilakukan dengan batasan waktu hanya 1
bulan yaitu pada bulan maret 2017. Hasil menunjukkan bahwa rugi-rugi daya pada 1
bulan penelitian mencapai nilai yang cukup besar yaitu 384.025 kW. Akibat daya yang
hilang saat terjadi rugi-rugi daya, pihak penyedia listrik (PLN) mengalami kerugian
yang cukup besar, kerugian mencapai Rp. 434.716.300. Jatuh tegangan pada GI Palur-
Masaran
masih dalam toleransi sesuai dengan standar tegangan yang ditentukan oleh PLN yaitu
kurang dari 10%.
Penelitian kedua oleh S wahyudi.2017 berjudul “ANALISIS RUGI DAYA DAN
JATUH TEGANGAN PADA PENYULANG KIMA”. Peneliti mengukur rugi daya
pada setiap jalur arus atau jalan dan didapatkan hasil rugi daya terbesar terjadi pada Jl.
Kima Raya yaitu sebesar 44,149 W, sedangkan rugi daya terkecil terjadi pada Jl. Kima
4 yaitu sebesar 0,00034 W. Peneliti memberikan kesimpulan bahwa penyebab rugi daya
terbagi atas 2, secara teknis dan non-teknis. Secara teknis rugi daya diakibatkan oleh
sifat daya hantar material / peralatan listrik itu sendiri dan sangat bergantung dari
kualitas bahan dari material / peralatan listrik tersebut. Kerugian tersebut bisa jadi
berupa panas, jarak dan luas penampang penghantar. Secara non-teknis muncul akibat
masalah pada penyaluran sistem tenaga listrik, misalnya seperti pencurian dan
penyambungan listrik secara ilegal, serta adanya pengaruh dari luar seperti pepohonan.
Pada tahun yang sama namun pada jenis jaringan listrik yang berbeda, penelitian
lain juga dilakukan oleh Josafat.2017 yang berjudul “ANALISA RUGI-RUGI DAYA
JARINGAN DISTRIBUSI DI PT. PLN (PERSERO) AREA MANADO 2017”. Pada
penelitian ini menganalisa rugi daya pada jaringan listrik tegangan menengah dan
didapatkan hasil bahwa rugi-rugi daya pada jaringan distribusi di area Manado masih
sangat tinggi yaitu sebesar 1.962.051,492 kWh. Peneliti juga menambahkan saran dan
solusi agar panjang saluran diseimbangkan atau dibagi secara merata, atau luas
penampang saluran lebih diperbesar dan juga Menambah gardu hubung untuk
memperkecil jarak penghantar agar kerugian daya tidak terlalu besar.
2.3 Kerangka Berpikir
Rugi daya dan jatuh tegangan merupakan hal yang wajar dalam suatu sistem tenaga
listrik yang kompleks. Namun peraturan tetap membatasi nilai toleransi yaitu sebesar
5% untuk rugi daya dan +5% dan -10% untuk jatuh tegangan. Peraturan tersebut
ditetapkan demi mewujudkan suatu sistem tenaga listrik yang optimal. Secara teknis
rugi daya diakibatkan oleh sifat daya hantar material / peralatan listrik itu sendiri dan
sangat bergantung dari kualitas bahan dari material / peralatan listrik tersebut. Kerugian
tersebut bisa jadi berupa panas, jarak dan luas penampang penghantar.
Untuk menganalisa rugi daya dan jatuh tegangan pada saluran transmisi tegangan
150 kV Sidoarjo-New Porong, langkah pertama adalah dengan menghitung resistansi
total. Kemudian menghitung rugi daya dengan besar arus yang berbeda pada tiap
fasanya akibat pembagian beban yang kurang seimbang. Setelah nilai rugi daya
diketahui, selanjutnya yaitu menghitung jatuh tegangan dengan mengetahui nilai
tegangan pada titik kirim dan terima. Dihitung pula Kerugian biaya yang dialami PLN
akibat adanya daya listrik yang hilang pada saat proses pentransmisian.
2.4 Hipotesis
Berdasarkan pengamatan sekilas penulis menyimpulkan hipotesis bahwa nilai rugi
daya pada saluran transmisi 150 kV Sidoarjo-New Porong masih dibawah batas
maksimal nilai toleransi. Hal ini dikarenakan jarak sirkuit yang tidak terlalu jauh dan
total beban yang tidak terlalu besar. Beban pada saluran ini hanya sebatas beban rumah
tangga dan beberapa industri kecil.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori
tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini diukur
sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-
prosedur statistik. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian
inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya
pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif
akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar
variabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian
sampel besar. (Azwar.2014)
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam proses pengambilan data untuk penelitian ini dilaksanakan di 2 tempat yaitu
Gardu Induk Sidoarjo yang berlokasi di Boro, Kec. Tanggulangin, Kab. Sidoarjo, Jawa
Timur dan Gardu Induk New Porong yang berlokasi di Legok, Kec. Gempol, Kab.
Pasuruan, Jawa Timur. Untuk waktu pengambilan data ini dilaksanakan pada hari kerja
dan jam operasional pada Gardu Induk tersebut yaitu hari senin-jumat pukul 07.30-
16.30 dalam kurun waktu kurang lebih selama 1 bulan di bulan Agustus dengan
mendahulukan GI Sidoarjo sebagai titik kirim selama 2 minggu kemudian beralih ke GI
New Porong sebagai titik terima selama 2 minggu. Kemudian melakukan analisa data
dari hasil pemantauan dapat dilakukan di luar lokasi penelitian.
3.3 Sampel Penelitian
Sampel yang akan diambil pada masing-masing Gardu Induk ada 3 macam:

1. Sampel daya yang terjadi pada tiap fasa pada saluran transmisi Gardu Induk
Sidoarjo – Gardu Induk New Porong sealama 1 bulan.
2. Sampel daya yang terjadi pada 3 fasa pada saluran transmisi Gardu Induk
Sidoarjo
– Gardu Induk New Porong selama 1 bulan.
3. Sampel tegangan pada titik kirim (Gardu Induk Sidoarjo) dan titik terima (Gardu
Induk New Porong).
Ketiga sampel tersebut yang nantinya akan menjadi indikator hasil kinerja sistem
transmisi masih di dalam batas toleransi kerugian daya dan jatuh tegangan dalam artian
sistem andal atau di luar batas toleransi dalam arti sistem terganggu.
3.4 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat:
3.4.1 Variabel bebas
Variabel bebas (X) adalah variabel yang variasinya mempengaruhi variabel
lain atau dapat juga dikatakan variabel yang pengaruhnya terhadap variabel lain
ingin diketahui. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah rugi
daya (X1) dan jatuh tegangan (X2).
3.4.2 Variabel terikat
Variabel terikat (Y) adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui
besarnya efek atau pengaruh variabel lain atau variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah
keandalan sistem.
3.5 Analisis Data
3.5.1 Uji persyaratan analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi, dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu. Uji persyaratan analisis, meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data


mengikuti sebaran baku normal atau tidak. Normalitas data hanya dikenakan
terhadap variabel terikat (Y). Seperti contoh pada penelitian ini yaitu berapa
batas normal untuk sistem transmisi tersebut bisa dikategorikan sebagai
sistem yang andal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas berfungsi untuk menguji hubungan antara variabel terutama


pada penilitian ini yaitu hubungan antara rugi daya dengan keandalan sistem
dan jatuh tegangan dengan keandalan sistem.
3.5.2 Uji hipotesis

Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari


analisa data. Dalam statistik sebuah hasil dapat dikatakan signifikan secara statistik
jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan,
sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.

Uji hipotesis kadang disebut juga "konfirmasi analisa data". Keputusan dari
uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis nol. Hal ini
merupakan pengujian untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis
nol adalah benar.
DAFTAR PUSTAKA

Hariyadi, S., & Umar, S. T. M. T. (2017). Analisis Rugi-Rugi Daya Dan Jatuh
Tegangan Pada Saluran Transmisi Tegangan Tinggi 150 Kv Pada Gardu Induk
Palur–Masaran (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Hontong, N. J., Tuegeh, M., & Patras, L. S. (2015). Analisa Rugi –Rugi Daya Pada
Jaringan Distribusi Di PT. PLN Palu. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, 4(1),
64- 71.

Mangundap, J., Silimang, S., & Tumaliang, H. (2018). Analisa Rugi-Rugi Daya
Jaringan Distribusi Di PT. PLN (Persero) Area Manado 2017. Jurnal Teknik
Elektro dan Komputer, 7(3), 219-226.

Medik, P. B. P. R. S. (2016). Azwar, Saifuddin. 2014. Metode Penelitian. Pustaka


Belajar. Pustaka Belajar. Yogyakarta Azwar, Saifuddin. 2014. Reliabilitas dan
Validitas (Edisi IV). Pustaka belajar. Yogyakarta Budianto, Duwi. 2013. Analisis
Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas. Universitas, 5(2).

Sonong, S., Herman, N., Zulhaq, Z., & Dedi, P. (2017). analisis rugi daya dan jatuh
tegangan pada penyulang kima. Sinergi, 15(2).

Sugianto, U., Kurniati, R. R., & Zunaida, D. (2022). Pengaruh Budaya Organisasi dan
Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi
Malang. JIAGABI (Jurnal Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis), 11(2), 1-11.

Sujatmiko, H. (2009). Analisis kerugian daya pada saluran transmisi tegangan ekstra
tinggi 500 kv di pt Pln (persero) penyaluran & pusat pengaturan beban (p3b) jawa
bali regional jawa tengah & diy unit pelayanan transmisi semarang. Jurnal Teknik
Elektro, 1(1).

Zaini, S., Triansyah, E., Adipradana, W., & Herlina, H. (2021). PERHITUNGAN
RUGI- RUGI DAYA DAN JATUH TEGANGAN PADA TRANSFORMATOR
AKIBAT ADANYA KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS
NETRAL.
Applicable Innovation of Engineering and Science Research (AVoER), 465-470.

Anda mungkin juga menyukai