MAKALAH PAI Dakwah Rosul Periode Mekkah Liaa
MAKALAH PAI Dakwah Rosul Periode Mekkah Liaa
Disusun Oleh :
Anggota :
1. AWINDI NURCAHYANTI
2. CARLINA LIA
3. KEYKEY MICHELLE KYLLA
4. ROFIQOH
5. RESI DAYANTI
Kelas : X IPS 1
SMAN 1 CILAMAYA
2023
DAKWAH ROSULULLAH SAW. PERIODE MAKKAH
Sebelum Islam hadir atau pada masa jahiliah, nama Kota Makkah tidak begitu
dikenal. Bahkan dalam manuskrip Raja Babilonia belum ditemukan nama Makkah di
dalamnya, sebagaimana dikutip dari buku Sejarah Arab Sebelum Islam karya Jawwad
Ali.
Manuskrip raja tersebut menyebutkan daftar berbagai tempat yang telah dikuasai
pasukannya, tetapi dari sejumlah nama yang disebutkan hanya sampai ke wilayah Hijaz.
Adapun Kota Yatsrib (Madinah) ialah tempat terakhir yang pernah dijangkau
kekuasaannya di wilayah Arab Barat.
Lebih lanjut, Jawwad Ali dalam bukunya menuliskan bahwa hingga saat ini belum
ditemukan nama Makkah dalam manuskrip-manuskrip pada masa jahiliah. Akan tetapi,
berdasarkan sumber sejarah non-Arab ada yang menyinggungnya.
Nama Kota Makkah sebelum Islam diketahui disebut sebagai Kota Makraba,
Macoraba, atau Makroba. Hal ini dituliskan dalam buku Geography karya ilmuwan
Yunani Ptolemy (Ptolomeus) yang hidup pada abad ke-2 M.
Mengacu pada catatan sejarah dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam Periode
Klasik karya Ahmad Sugiri, nama Makkah yang disebut Macoraba oleh Ptolomeus
diambil dari bahasa Saba 'Makuraba' yang berarti tempat suci.
Arti tersebut menunjukkan bahwa Kota Makkah pada awalnya didirikan oleh suatu
kelompok keagamaan yang di dalam literatur Islam merujuk pada Nabi Ibrahim AS dan
Nabi Ismail AS. Oleh sebab itu, bisa dikatakan bahwa jauh sebelum kelahiran Nabi
Muhammad SAW, Kota Makkah telah menjadi pusat keagamaan.
Sementara itu, catatan sejarah lain yang tertulis dalam buku Piagam Madinah
Bukan Konstitusi Negara Islam oleh Ali Romdhoni, menyatakan bahwa sebutan
Macoraba diambil dari bahasa Arab 'Maqrab' yang artinya tempat penyembelihan
kurban (Ismail putra Ibrahim sebagaimana disebut dalam Al-Qur'an pada Q. S as-
ahaffat ayat 99-113).
ِإَّن َأَّوَل َبْيٍت ُوِضَع ِللَّناِس َلَّلِذ ى ِبَبَّك َة ُمَباَر ًك ا َو ُهًدى ِّلْلَٰع َلِم يَن
Selain Ummul al-Qura, Kota Makkah memiliki sejumlah nama lain. Disebutkan
dalam Tafsir Ibnu Katsir, nama-nama tersebut di antaranya Bakkah, Baitul Atiq, Baitul
Haram, Baladul Amin, Al-Mamun, Ummu Rahim, Salah, Al-Arsy, Al-Qadis (karena
menyucikan dosa-dosa), Al-Muqaddasah, An-Nasah, Al-Basah, Al-Harimah, Ar-Ras,
Kausa, Al-Baldah, Al-Bunyah, dan Al-Ka'bah.
C. Dakwah Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah Saw. memulai dakwahnya secara sembunyi-sembunyi di awal
kenabiannya agar menjaga keselamatan umat Islam dari kekejaman orang kafir. Hampir
3 tahun lamanya Nabi Muhammad Saw. melakukan dakwah secara sembunyi-
sembunyi. Pada tahun keempat, Nabi menerima wahyu agar melakukan dakwah secara
terang-terangan,” ungkap Ustaz Ahmad dalam Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid Islamic
Center UAD yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center
UAD (05-09-2021).
Rintangan dan cobaan Nabi Muhammad Saw. hadapi memberikan kita cerminan
untuk senantiasa teguh dalam memperjuangkan ajaran Islam. Meskipun penganiayaan,
hinaan, dan ancaman silih berganti, Nabi Muhammad Saw. tetap meneguhkan hati
untuk mempertahankan ajaran Allah Swt. Hijrah ke berbagai negara tersebut menjadi
salah satu bukti cinta Allah Swt., kepada Rasulullah Saw. dan pengikutnya agar
senantiasa dalam keislaman, keimanan, dan ketakwaan memperjuangkan ajaran Islam.
Lambat laun dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ini didengar oleh kaum
Quraisy namun mereka tidak peduli. Mereka mengira bahwa Nabi Muhammad SAW
termasuk salah satu golongannya.
Namun, lama-kelamaan mulai muncul perasaan khawatir dari kaum Quraisy akan
dakwah yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Kemudian turunlah wahyu yang
mengharuskan Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan dakwahnya secara terang-
terangan. Dakwah secara terang-terangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ini
dimulai dari menyeru kepada bani Hasyim, hingga dakwah di atas Bukit Shafa.
Melihat kenyataan itu, kaum Quraisy menolak adanya dakwah dari Rasulullah SAW
ini karena mereka khawatir akan merusak traDari dakwah yang dilakukan secara terang-
terangan ini Rasulullah SAW beserta dengan kaum muslimin mendapat perlakuan yang
buruk dari kaum kafir Quraisy. Bahkan, kaum Quraisy membuat kesepakatan bersama
untuk melarang kaum muslimin menunaikan haji. Kaum kafir Quraisy juga mengejek,
menghina, dan mengolok-ngolok Nabi Muhammad SAW dengan menyebut beliau
sebagai orang gila.
Kaum Quraisy dikenal sebagai kaum yang masih memegang teguh adat istiadat,
kepercayaan, dan agama yang diwarisi oleh nenek moyang mereka. Sebab itulah, para
pembesar kaum adat Quraisy menolak ajaran Islam yang dianggap mereka sebagai
ajaran baru."Mereka tetap berpegang teguh kepada adat istiadat, tradisi, dan sistem
kepercayaan dan agama yang telah mereka warisi secara mendarah daging dari nenek
moyang mereka," tulis Prof. Dr. H. Faisal Ismail, M.A dalam buku Sejarah &
Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XII M).
2. Takut Kehilangan Status Sosial
Ajaran Islam yang dibawa Rasulullah SAW. Islam mengajarkan manusia untuk
saling menghargai satu sama lain. Hal ini pun menjadi salah satu sebab kaum Quraisy
menolak ajaran Islam.Pasalnya, penduduk Quraisy sudah lama hidup dengan
penggolongan-penggolongan status sosial atau kasta seperti kaum majikan hingga
budak. Budak adalah kasta terendah bagi mereka. Sebab, budak bisa diperjualbelikan
dan hak-haknya sebagai manusia tidak dihargai.Orang-orang yang menempati kasta
tinggi khawatir akan kehilangan kehormatan dan status sosialnya bila ajaran Islam
masuk di antara mereka.
Sebagian besar mata pencaharian kaum Quraisy adalah pembuat berhala. Mereka
membuat berhala Latta, Uzza, Manat, dan Hubal kemudian menjualnya kepada orang-
orang yang mengunjungi Kakbah sebagai sesembahan.Dengan adanya ajaran Islam
yang disebarkan oleh Rasulullah SAW tentunya akan memberi dampak bagi mata
pencaharian mereka itu. Mereka khawatir akan kehilangan mata pencaharian utama
mereka sebagai pembuat patung berhala bila sebagian besar penduduk Quraisy
memeluk agama Islam.