Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEKKAH

Disusun Oleh :

Anggota :
1. AWINDI NURCAHYANTI
2. CARLINA LIA
3. KEYKEY MICHELLE KYLLA
4. ROFIQOH
5. RESI DAYANTI

Kelas : X IPS 1
SMAN 1 CILAMAYA
2023
DAKWAH ROSULULLAH SAW. PERIODE MAKKAH

Dakwah rasulullah di Makkah berlangsung sekitar 13 tahun, dimana wilayah


Makkah kurang kondusif untuk mengembangkan dakwahnya, karena selama 10 tahun
pertama dari dakwahnya belum memperoleh kemajuan yang berarti terutama dalam
jumlah umat Islam.

A. Nama Kota Mekkah Sebelum Datangnya Agama Islam


Nama Kota Makkah sebelum datangnya agama Islam tidak terlepas dari sejarah
panjang yang melatarbelakanginya. Sebelum kedatangan agama Islam, Kota Makkah
dalam beberapa catatan sejarah dikenal dengan kehidupan masyarakat jahiliah.Kala itu,
masyarakat Makkah gemar menyembah berhala, melakukan peperangan, berfoya-foya,
berjudi, dan minum khamr. Secara garis besar, gambaran kondisi kehidupan masyarakat
Makkah sangat jauh dari syariat Islam.

Sebelum Islam hadir atau pada masa jahiliah, nama Kota Makkah tidak begitu
dikenal. Bahkan dalam manuskrip Raja Babilonia belum ditemukan nama Makkah di
dalamnya, sebagaimana dikutip dari buku Sejarah Arab Sebelum Islam karya Jawwad
Ali.

Manuskrip raja tersebut menyebutkan daftar berbagai tempat yang telah dikuasai
pasukannya, tetapi dari sejumlah nama yang disebutkan hanya sampai ke wilayah Hijaz.
Adapun Kota Yatsrib (Madinah) ialah tempat terakhir yang pernah dijangkau
kekuasaannya di wilayah Arab Barat.

Lebih lanjut, Jawwad Ali dalam bukunya menuliskan bahwa hingga saat ini belum
ditemukan nama Makkah dalam manuskrip-manuskrip pada masa jahiliah. Akan tetapi,
berdasarkan sumber sejarah non-Arab ada yang menyinggungnya.

Nama Kota Makkah sebelum Islam diketahui disebut sebagai Kota Makraba,
Macoraba, atau Makroba. Hal ini dituliskan dalam buku Geography karya ilmuwan
Yunani Ptolemy (Ptolomeus) yang hidup pada abad ke-2 M.

Para peneliti kemudian menyimpulkan kotayang dimaksud Makroba ialah Kota


Makkah. Apabila pendapat ini benar, maka Ptolemy merupakan penulis yang pertama
kali dan paling awal menyinggung Kota Makkah.

Mengacu pada catatan sejarah dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam Periode
Klasik karya Ahmad Sugiri, nama Makkah yang disebut Macoraba oleh Ptolomeus
diambil dari bahasa Saba 'Makuraba' yang berarti tempat suci.

Arti tersebut menunjukkan bahwa Kota Makkah pada awalnya didirikan oleh suatu
kelompok keagamaan yang di dalam literatur Islam merujuk pada Nabi Ibrahim AS dan
Nabi Ismail AS. Oleh sebab itu, bisa dikatakan bahwa jauh sebelum kelahiran Nabi
Muhammad SAW, Kota Makkah telah menjadi pusat keagamaan.
Sementara itu, catatan sejarah lain yang tertulis dalam buku Piagam Madinah
Bukan Konstitusi Negara Islam oleh Ali Romdhoni, menyatakan bahwa sebutan
Macoraba diambil dari bahasa Arab 'Maqrab' yang artinya tempat penyembelihan
kurban (Ismail putra Ibrahim sebagaimana disebut dalam Al-Qur'an pada Q. S as-
ahaffat ayat 99-113).

B. Makkah Dijuluki sebagai Kota Tertua


Disebutkan oleh sejumlah peneliti sebagaimana dilansir dari buku Situs-Situs dalam
Al Qur'an karya Syahruddin El-Fikri, Nabi Ismail AS diketahui merupakan orang
pertama yang membangun Kota Makkah dengan berbagai macam
peradabannya.Sejumlah peneliti tersebut turut menyatakan bahwa bangsa Arab ialah
keturunan Nabi Ismail AS. Karena itulah, bangsa Makkah disebut sebagai suku bangsa
tertua di dunia.Pernyataan tersebut juga diakui oleh Sayyid Muzaffaruddin Nadvi dalam
bukunya A Geographical History of the Qur'an (Sejarah Geografi Al Quran). Ia
mengatakan bahwa bangsa Arab adalah bangsa yang tua, hingga saking tuanya tak
banyak sejarah yang menuliskannya.Dalam Al-Qur'an, Kota Makkah juga disebut
dengan nama Ummu al-Qurra yang berarti induk atau ibu dari negeri. Kata Ummu al-
Qurra disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak dua kali, yaitu pada surah Al-An'am ayat
92dan surah Asy-Syura ayatPenyebutan Ummu al-Qura untuk Kota Makkah
dikarenakan kota ini menjadi negeri yang tertua. Bahkan, penyebutan sebagai kota
tertua ini merujuk pada firman Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur'an surah Ali
Imran ayat 96:َ

‫ِإَّن َأَّوَل َبْيٍت ُوِضَع ِللَّناِس َلَّلِذ ى ِبَبَّك َة ُمَباَر ًك ا َو ُهًدى ِّلْلَٰع َلِم يَن‬

Artinya: "Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat)


manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi
petunjuk bagi semua manusia."

Selain Ummul al-Qura, Kota Makkah memiliki sejumlah nama lain. Disebutkan
dalam Tafsir Ibnu Katsir, nama-nama tersebut di antaranya Bakkah, Baitul Atiq, Baitul
Haram, Baladul Amin, Al-Mamun, Ummu Rahim, Salah, Al-Arsy, Al-Qadis (karena
menyucikan dosa-dosa), Al-Muqaddasah, An-Nasah, Al-Basah, Al-Harimah, Ar-Ras,
Kausa, Al-Baldah, Al-Bunyah, dan Al-Ka'bah.
C. Dakwah Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah Saw. memulai dakwahnya secara sembunyi-sembunyi di awal
kenabiannya agar menjaga keselamatan umat Islam dari kekejaman orang kafir. Hampir
3 tahun lamanya Nabi Muhammad Saw. melakukan dakwah secara sembunyi-
sembunyi. Pada tahun keempat, Nabi menerima wahyu agar melakukan dakwah secara
terang-terangan,” ungkap Ustaz Ahmad dalam Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid Islamic
Center UAD yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center
UAD (05-09-2021).

Kisah perjuangan hijrah Nabi Muhammad Saw. mengalami berbagai penganiayaan,


ancaman, hingga kekerasan secara terang-terangan. Bahkan paman Rasulullah Saw.,
Abu Jahal sangat menolak ajaran yang dibawa baginda Rasul. Dakwah Nabi
Muhammad Saw. di Makkah selama tiga belas tahun penuh dengan rintangan dan Allah
Swt. dalam Q.S. An-Najm ayat 62 pernah memerintahkan Rasul agar hijrah ke Abasya
pada tahun keempat kenabiannya.“Nabi Muhammad Saw. melakukan dakwah secara
terang-terangan di Makkah selama 10 tahun.

Rintangan dan cobaan Nabi Muhammad Saw. hadapi memberikan kita cerminan
untuk senantiasa teguh dalam memperjuangkan ajaran Islam. Meskipun penganiayaan,
hinaan, dan ancaman silih berganti, Nabi Muhammad Saw. tetap meneguhkan hati
untuk mempertahankan ajaran Allah Swt. Hijrah ke berbagai negara tersebut menjadi
salah satu bukti cinta Allah Swt., kepada Rasulullah Saw. dan pengikutnya agar
senantiasa dalam keislaman, keimanan, dan ketakwaan memperjuangkan ajaran Islam.

D. Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah

1. Dakwah Sembunyi - sembunyi

Pada awalnya, beliau berdakwah dengan cara sembunyi-sembunyi selama 3 tahun.


Setelah turunnya ayat-ayat surah al-Mudatsir Rasulullah SAW mulai menjalankan misi
dakwah di jalan Allah SWT.Saat itu, kaum Nabi Muhammad SAW tidak memiliki
keyakinan dan hanya mengikuti tradisi nenek moyangnya saja. Berdakwah dengan cara
sembunyi-sembunyi ini dilakukan Rasulullah SAW supaya penduduk Makkah tidak
kaget dengan suatu ajaran yang tiba-tiba datang dan menggusarkan mereka.Rasulullah
SAW memulai dakwahnya dengan menyampaikan kepada keluarganya terlebih dahulu.
Orang-orang yang percaya kepada Rasulullah SAW dan memeluk Islam pertama kali
dikenal dengan as-sabiqunal awwalun.

Orang-orang tersebut di antaranya, Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah


SAW), Zaid bin Haritsah bin Syarahil al-Kalbi (mantan budak Nabi Muhammad SAW),
Ali bin Abi Thalib (sepupu Nabi Muhammad SAW), dan Abu Bakar as-Siddiq (sahabat
Nabi Muhammad SAW). Kemudian Abu Bakar as-Siddiq mulai membantu dakwah
Rasulullah SAW dengan menyeru kepada kaumnya. Ia memilih orang-orang yang
percaya kepadanya, yang tentu saja mengenal dirinya dengan baik.
Dari bantuan Abu Bakar as-Siddiq ini, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam,
Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah akhirnya
memeluk agama Islam.

Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri menyebutkan bahwa jika dijumlahkan maka


total mereka yang memeluk Islam pertama kali mencapai 130 orang baik laki-laki
maupun perempuan.

2. Dakwah Terang - terangan

Lambat laun dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ini didengar oleh kaum
Quraisy namun mereka tidak peduli. Mereka mengira bahwa Nabi Muhammad SAW
termasuk salah satu golongannya.

Namun, lama-kelamaan mulai muncul perasaan khawatir dari kaum Quraisy akan
dakwah yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Kemudian turunlah wahyu yang
mengharuskan Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan dakwahnya secara terang-
terangan. Dakwah secara terang-terangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ini
dimulai dari menyeru kepada bani Hasyim, hingga dakwah di atas Bukit Shafa.

Melihat kenyataan itu, kaum Quraisy menolak adanya dakwah dari Rasulullah SAW
ini karena mereka khawatir akan merusak traDari dakwah yang dilakukan secara terang-
terangan ini Rasulullah SAW beserta dengan kaum muslimin mendapat perlakuan yang
buruk dari kaum kafir Quraisy. Bahkan, kaum Quraisy membuat kesepakatan bersama
untuk melarang kaum muslimin menunaikan haji. Kaum kafir Quraisy juga mengejek,
menghina, dan mengolok-ngolok Nabi Muhammad SAW dengan menyebut beliau
sebagai orang gila.

Orang-orang musyrik itu melakukan berbagai cara untuk menghentikan dakwah


Rasulullah SAW setelah disebarkan sejak permulaan keempat dari nubuwah. Berbagai
tekanan ini terus dihadapi oleh Rasulullah SAW dan kaum muslimin, hingga mereka
mulai berpikir untuk mencari keluar dari siksaan kaum kafir Quraisy ini Akhirnya,
Rasulullah SAW menerima wahyu dari Allah SWT untuk melakukan hijrah. Maka,
Rasulullah SAW dan kaum muslimin memutuskan untuk hijrah ke Habasyah.

E. 4 Alasan Bangsa Quraisy Tolak Ajaran Islam

1. Taklid pada Nenek Moyang

Kaum Quraisy dikenal sebagai kaum yang masih memegang teguh adat istiadat,
kepercayaan, dan agama yang diwarisi oleh nenek moyang mereka. Sebab itulah, para
pembesar kaum adat Quraisy menolak ajaran Islam yang dianggap mereka sebagai
ajaran baru."Mereka tetap berpegang teguh kepada adat istiadat, tradisi, dan sistem
kepercayaan dan agama yang telah mereka warisi secara mendarah daging dari nenek
moyang mereka," tulis Prof. Dr. H. Faisal Ismail, M.A dalam buku Sejarah &
Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XII M).
2. Takut Kehilangan Status Sosial

Ajaran Islam yang dibawa Rasulullah SAW. Islam mengajarkan manusia untuk
saling menghargai satu sama lain. Hal ini pun menjadi salah satu sebab kaum Quraisy
menolak ajaran Islam.Pasalnya, penduduk Quraisy sudah lama hidup dengan
penggolongan-penggolongan status sosial atau kasta seperti kaum majikan hingga
budak. Budak adalah kasta terendah bagi mereka. Sebab, budak bisa diperjualbelikan
dan hak-haknya sebagai manusia tidak dihargai.Orang-orang yang menempati kasta
tinggi khawatir akan kehilangan kehormatan dan status sosialnya bila ajaran Islam
masuk di antara mereka.

3. Takut Kehilangan Kekuasaan

Masih sedikit berhubungan dengan alasan sebelumnya, penduduk Quraisy juga


khawatir akan kehilangan kekuasaan bila Islam benar-benar masuk di antara kalangan
penduduk.Mengutip Akhmad Saufi dan Hasmi Fadillah dalam buku Sejarah Peradaban
Islam, pada masa itu ada perebutan kekuasaan antar suku. Sebab itulah, mereka
menganggap, mengikuti ajaran Rasulullah SAW artinya sama dengan mengakui
kekuasaan beliau."Mereka menganggap bahwa dengan mengikuti ajaran Muhammad
maka telah tunduk kepada Nabi Muhammad dan Bani Hasyim," tulis Akhmad Saufi dan
Hasmi Fadillah.

4. Takut Kehilangan Mata Pencaharian

Sebagian besar mata pencaharian kaum Quraisy adalah pembuat berhala. Mereka
membuat berhala Latta, Uzza, Manat, dan Hubal kemudian menjualnya kepada orang-
orang yang mengunjungi Kakbah sebagai sesembahan.Dengan adanya ajaran Islam
yang disebarkan oleh Rasulullah SAW tentunya akan memberi dampak bagi mata
pencaharian mereka itu. Mereka khawatir akan kehilangan mata pencaharian utama
mereka sebagai pembuat patung berhala bila sebagian besar penduduk Quraisy
memeluk agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai