Anda di halaman 1dari 13

P-ISSN 2715-8934 GHIDZA MEDIA JOURNAL

E-ISSN 2716-5108 OKTOBER 2023


5(1):28-40

HUBUNGAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA


SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH KECAMATAN MANYAR

Correlation between consumption patterns and the nutritional status of school-


age children at Muhammadiyah Elementary School, Manyar District
1*
Nabilah Firyal Nariswari, 1Desty Muzarofatus Sholikhah, 1Amalia Rahma
¹Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gresik

ABSTRACT
This study aims to analyze correlation between consumption patterns and
nutritional status in school-age children. This study uses a quantitative analysis
method with observational research type with cross-sectional research design.
The population in this study were students in grades IV and V at SD
Muhammadiyah Manyar District as many as 406 students. The sample was 118
students using purporsive sampling. Data were collected through indirect
interviews with respondent characteristics questionnaires, FFQ questionnaires,
and 3x24 hour food records questionnaires. And taking anthropometric
measurements directly. Data analysis used Kendall's tau-b test. The results
showed that there was a significant correlation between energy intake (significant
= 0.000), protein intake (significant = 0.000), fat intake (significant = 0.000),
carbohydrate intake (significant = 0.000) with nutritional status. The conclusion
from this study is that nutritional status problems that occur in school-age
children can be influenced by consumption patterns.
Keywords: Comsumption pattern, Nutritional status, Obesity.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara pola konsumsi
dengan status gizi pada anak usia sekolah. Dalam penelitian ini menggunakan
metode analisis kuantitatif dengan jenis penelitian observasional dengan
rancangan penelitian cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-
siswi kelas IV dan V di SD Muhammadiyah Kecamatan Manyar sebanyak 406
siswa-siswi. Sampel sebanyak 118 siswa-siswi dengan menggunakan purporsive
sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara tidak langsung dengan kuesioner
karateristik responden, kuesioner FFQ, dan kuesioner food records 3x24 jam. Dan
melakukan pengukuran antropometri secara langsung. Analisis data menggunakan
uji Kendall’s tau-b. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang sigifikan antara intake energi (signifikan = 0,000), intake protein (signifikan
= 0,000), intake lemak (signifikan = 0,000), intake karbohidrat (signifikan =
0,000) dengan status gizi. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu masalah status gizi
yang terjadi pada anak usia sekolah dapat dipengaruhi oleh pola konsumsi.
Kata kunci : Obesitas, Pola Konsumsi, Status Gizi.

Korespondensi
CP : +6285731261488; Email : desty.ms@umg.ac.id
28
Nariswari, dkk Obesitas, Pola Makan, dan Status Gizi

PENDAHULUAN dibandingkan dengan prevalensi


Salah satu masalah gizi yang tahun 2010 yaitu 5,3%.
belum teratasi hingga saat ini Berdasarkan Balitbangkes tahun
adalah gizi lebih, gizi lebih tidak 2010 menyunjukkan bahwa
hanya terjadi di negara-negara prevalensi gizi lebih adalah
maju tetapi juga terjadi di negara 9,2% sedangkan pada tahun
berkembang. Sebanyak 10% dari 2013 meningkat sebesar 18,8%
anak usia sekolah di dunia yang terdiri dari kategori gemuk
diperkirakan mengalami 10,8% dan sangat gemuk 8,8%.
permasalahan gizi lebih. Sebanyak 15 provinsi dengan
Masalah gizi terutama gizi lebih prevalensi sangat gemuk diatas
pada usia anak sekolah perlu nasional, dan provinsi Jawa
mendapatkan perhatian khusus Timur menduduki posisi kedua
karena merupakan kelompok diantara 15 provinsi lain
umur yang rawan gizi dan rawan (Litbangkes, 2013).
penyakit dan sangat berpengaruh Berdasarkan Riskesdas
terhadap pertumbuhan dan Nasional (2018) menunjukkan
perkembangan tubuh serta status gizi overweight dan
dampaknya pada masalah gizi obesitas pada anak usia 5-12
saat dewasa (Pratiwi, 2017). tahun yakni : Prevalensi gemuk
Menurut WHO obesitas sebesar 10,8% dan obesitas
merupakan salah satu masalah (sangat gemuk) sebesar 9,2%,
kesehatan yang epidemic global sedangkan menurut Riskesdas
sehingga memerlukan Provinsi Jawa Timur (2013)
penanganan segera. prevalensi kegemukan pada usia
Menurut data World Health 6 – 12 tahun masih tinggi yaitu
Organization (WHO) tahun 2018 19,3% terdiri dari gemuk 10,9%
menunjukkan bahwa, prevalensi dan sangat gemuk/obesitas
overweight di dunia pada tahun 8,4%, dan pada tahun 2018
2017 yaitu sebesar 5,6%. menunjukkan status gizi
Prevalensi tersebut mengalami overweight dan obesitas pada
peningkatan apabila anak usia 5-12 tahun yakni:

29
Nariswari, dkk Obesitas, Pola Makan, dan Status Gizi

Prevalensi gemuk 13,19% dan Ketabang 1 Kota Surabaya,


obesitas (sangat gemuk) 11,08%. menunjukkan bahwa terdapat
Permasalahan gizi dapat hubungan antara aktivitas fisik,
terjadi karena faktor langsung tingkat asupan energi, tingkat
dan faktor tidak langsung, asupan protein, tingkat asupan
seperti pola konsumsi adalah karbohidrat dan tingkat asupan
salah satu faktor langsung lemak dengan status gizi lebih
(Sholikhah, et al, 2023), dan anak sekolah (p<0,05).
pola konsumsi yang salah pada Visi dari Muhammadiyah
anak perlu dirubah kearah adalah menjadikan sekolah
konsumsi gizi seimbang, agar islami yang bertaraf
tubuh tetap sehat dan tidak internasional unggul dalam
mengalami berbagai macam ketakwaan, kecerdasan,
penyakit kronis dan penyakit kemandirian, berkarakter, dan
tidak menular (PTM) terkait bersinergi untuk mendukung itu
gizi, keadaan gizi yang baik dibutuhkan kesehatan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan dan status gizi yang baik pula.
pada anak (Nuzuliyah, 2019). Berdasarkan data awal
Pola makan yang salah seperti penimbangan antropometri yang
kegemaran mengonsumsi dilakukan oleh UKS sekolah
makanan cepat saji yang setiap 1 tahun 3 kali didapatkan
umumnya banyak mengandung di SD Muhammadiyah Manyar
gula, tepung, lemak trans, lemak pada kelas IV dan V dalam
jenuh, garam serta zat pengawet kategori gemuk sebesar 17% dan
atau pewarna, tetapi sedikit obesitas sebesar 9%, sedangkan
mengandung vitamin dan serat di SD Muhammadiyah 2 GKB
(Putu et al. 2019). dalam kategori gemuk sebesar
Pada penelitian (Ermona, et 15% dan obesitas sebesar 8%.
al. 2017) mengenai hubungan Dari latar belakang tersebut di
aktivitas fisik dan asupan gizi atas maka peneliti tertarik untuk
dengan status gizi lebih pada menganalisa hubungan antara
anak usia sekolah dasar di SDN pola konsumsi dengan status gizi

30
Nariswari, dkk Obesitas, Pola Makan, dan Status Gizi

pada anak usia sekolah di SD a. Siswa aktif sekolah dasar


Muhammadiyah Kecamatan kelas IV & V di SD
Manyar, dengan menggunakan Muhammadiyah 2 GKB dan
metode FFQ (Food Frequency SD Muhammadiyah Manyar
Quesionare) dan food record. Gresik.
METODE b. Siswa kelas IV & V yang
Jenis penelitian yang hadir saat penelitian
digunakan dalam penelitian ini c. Siswa kelas IV & V yang
adalah observasional dengan bersedia menjadi responden
rancangan penelitian yang akan d. Siswa kelas IV & V yang
digunakan adalah cross- mengisi kuesioner dengan
sectional. Pengukuran status gizi lengkap
sebagai variabel dependen
Kriteria ekslusi dalam penelitian
diukur dalam waktu yang
ini antara lain :
bersamaan dengan pola
konsumsi makanan sebagai a. Siswa kelas IV & V yang

variabel independen. Penelitian tidak bersedia menjadi

ini dilakukan di 2 SD responden

Muhammadiyah Kecamatan b. Siswa kelas IV & V yang

Manyar yaitu, SD tidak berada di tempat

Muhammadiyah Manyar dan SD penelitian

Muhammadiyah 2 GKB. c. Siswa kelas IV & V yang

Penelitian ini dilakukan pada tidak masuk sekolah

bulan Mei – Juli. d. Siswa kelas IV & V yang

Populasi dalam penelitian ini tidak mengisi kuesioner

adalah siwa siswi kelas IV dan dengan lengkap

V yang berjumlah 406 siswa Alat yang digunakan pada


siswi, dengan subjek yang penelitian ini adalah Kuesioner
didapatkan 118 subjek dan dapat Food Record yang dilakukan
memenuhi kriteria inklusi dan selama 3 kali 2 hari weekdays
eksklusi. Kriteria inklusi dalam dan 1 hari weekend, dan FFQ
penelitian ini antara lain : (Food Frequency Questionare)

31
Nariswari, dkk Obesitas, Pola Makan, dan Status Gizi

untuk mengetahui pola konsumsi Kecamatan Manyar. Subjek


pada subjek. pada penelitian ini sebanyak 118
Teknik pengambilan subjek siswa siswi kelas IV dan V.
menggunakan purporsive a. Karateristik subjek
sampling dengan jumlah subjek berdasarkan umur
sebanyak 118 siswa siswi. Karateristik subjek
Data yang telah diperoleh berdasarkan umur dapat dilihat
akan diolah secara komputerisasi pada tabel 1
dengan menggunakan program Tabel 1. Karatersitik subjek
SPSS. Adapun tahap-tahap berdasarkan umur
dalam pengolahan data yaitu
Umur n %
editing, coding, tabulating, entry 10 48 40
data, dan cleaning. 11 64 55
12 6 5
Data yang telah dilakukan
118 100
proses pengolahan kemudian
Berdasarkan hasil pada tabel
dianalisis secara univariat
1 menunjukkan bahwa sebagian
dengan menggunakan excel.
besar umur subjek adalah 11
Analisis univariat digunakan
tahun sebanyak 64 siswa siswi
untuk mengetahui keragaman
(55%).
masing-masing variabel dalam
b. Karatersitik subjek
bentuk tabel dan diagram. Lalu
berdasarkan kelas
dilakukan analisis secara bivariat
Karateristik subjek
dengan menggunakan program
berdasarkan kelas dapat dilihat
komputerisasi SPSS dengan uji
pada tabel 2
korelasi kendall’s tau-b untuk
Tabel 2. Karatersitik subjek
mengetahui apakah ada
berdasarkan kelas
hubungan antar variabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kelas n %
IV 58 49
Populasi dalam penelitian ini
V 60 51
adalah semua siswa siswi kelas 118 100
IV dan V yang berusia 10-12
tahun di SD Muhammadiyah Berdasarkan hasil pada tabel
2 menunjukkan bahwa sebagian

32
Nariswari, dkk Obesitas, Pola Makan, dan Status Gizi

besar kelas subjek adalah kelas Pendapatan


Perbulan Orang n %
V sebanyak 60 siswa siswi Tua
(51%). Rp. 1.000.000,-
s.d. Rp. 27 23
c. Karateristik subjek 5.000.000,-
Rp. 5.000.000,-
berdasarkan jenis kelamin s.d. Rp. 74 63
Karateristik subjek 10.000.000,-
> Rp. 10.000.000,- 17 14
berdasarkan jenis kelamin dapat 118 100
dilihat pada tabel 3
Berdasarkan hasil pada tabel
Tabel 3. Karatersitik subjek
4 menunjukkan bahwa sebagian
berdasarkan jenis kelamin
besar pendapatan perbulan orang
Jenis tua subjek adalah Rp. 5.000.000,-
n %
kelamin
Laki – laki 73 62 s.d. Rp. 10.000.000,- sebanyak 74
Perempuan 45 38
siswa siswi (63%).
118 100
e. Status Gizi Subjek
Berdasarkan hasil pada tabel
Status Gizi Subjek menurut
3 menunjukkan bahwa sebagian
IMT/U dapat dilihat pada tabel 5
besar jenis kelamin subjek
Tabel 5. Status gizi subjek
adalah laki - laki sebanyak 73
Status Gizi n %
siswa siswi (62%). Gizi Buruk 0 0
d. Karateristik subjek Gizi
0 0
Kurang
berdasarkan pendapatan Normal 35 30
perbulan orang tua Overweight 55 46
Obesitas 28 24
Karateristik subjek 118 100
berdasarkan pendapatan Berdasarkan pada tabel 5
perbulan orang tua dapat dilihat menunjukkan bahwa sebagian
pada tabel 4 besar status gizi subjek dalam
Tabel 4. Karatersitik subjek kategori overweight sebanyak 55
berdasarkan pendapatan subjek (46%).
perbulan orang tua A. Analisa Bivariat
1. Hubungan antara intake
energi dengan status gizi
pada anak usia sekolah di

33
Nariswari, dkk Obesitas, Pola Makan, dan Status Gizi

SD Muhammadiyah korelasi kendall’s tau-b


Kecamatan Manyar dapat dilihat pada tabel 6 :
Hubungan antara Tabel 6. Hubungan intake
intake energi dengan status energi dengan status gizi
gizi menggunakan uji
Status Gizi
Intake Gizi Gizi Total
Normal Overweight Obesitas Sig r
Energi Buruk Kurang
n % n % n % n % n % n %
Defisit
0 0 0 0 21 18 14 12 4 3 39 33
Berat
Defisit
0 0 0 0 9 8 14 12 2 2 25 22
Sedang 0,00
0,574
Defisit 0
0 0 0 0 4 3 11 9 1 1 16 13
Ringan
Baik 0 0 0 0 2 2 6 5 5 4 13 11
Lebih 0 0 0 0 0 0 9 8 16 13 25 21
Total 0 0 0 0 36 31 54 46 28 23 118 100
Berdasarkan tabel 6 Hal ini disebabkan
menunjukkan bahwa subjek karena intake energi yang
dengan status gizi normal kurang berdasarkan hasil
sebagian besar memiliki food records 3 x 24 jam
intake energi defisit berat dalam penelitian ini
sebanyak 21 subjek (18%), disebabkan karena jumlah
subjek dengan status gizi porsi dalam mengonsumsi
overweight sebagian besar energi yang kurang serta
memiliki intake energi tidak sesuai dengan
defisit berat dan sedang kebutuhan anak usia sekolah
sebanyak 14 subjek (12%), dan jarang melakukan
subjek dengan status gizi sarapan pagi serta suka
obesitas sebagian besar mengonsumsi jajanan
memiliki intake energi lebih seperti sosis goreng, fried
sebanyak 16 subjek (13%). chicken, nugget goreng.
Sebagian besar subjek Maka dari itu hasil
memiliki intake energi penelitian menunjukkan
dengan rata-rata 1707,4 kkal adanya hubungan yang
yaitu kurang dari standar signifikan antara intake
AKG. energi (p = 0,000, r = 0,574)

34
Nariswari, dkk Obesitas, Pola Makan, dan Status Gizi

dengan status gizi pada anak 2. Hubungan antara intake


usia sekolah. Hal ini sejalan protein dengan status gizi
dengan penelitian pada anak usia sekolah di
(Zuhriyah, et al. 2021) SD Muhammadiyah
tentang Konsumsi energi, Kecamatan Manyar
protein, aktivitas fisik, Hubungan antara
pengetahuan gizi dengan intake protein dengan status
status gizi siswa SDN gizi menggunakan uji
Dukuhsari Kabupaten korelasi kendall’s tau-b
Sidoarjo, menunjukkan dapat dilihat pada tabel 7 :
bahwa terdapat hubungan Tabel 7. Hubungan intake
antara kosumsi energi protein dengan status gizi
(p=0,000, r=0,583) dengan
status gizi pada anak di
SDN Dukuhsari Kabupaten
Sidoarjo.

Status Gizi
Intake Gizi Gizi Total
Normal Overweight Obesitas Sig r
Protein Buruk Kurang
n % n % n % n % n % n %
Defisit
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
Berat
Defisit
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sedang 0,00
0,492
Defisit 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ringan
Baik 0 0 0 0 11 9 14 12 9 8 34 29
Lebih 0 0 0 0 24 20 41 35 18 15 83 70
Total 0 0 0 0 35 29 55 47 28 24 118 100
Berdasarkan tabel 7 memiliki intake protein
menunjukkan bahwa subjek lebih sebanyak 41 subjek
dengan status gizi normal (35%), subjek dengan status
sebagian besar memiliki gizi obesitas sebagian besar
intake protein lebih memiliki intake protein
sebanyak 24 subjek (20%), lebih sebanyak 18 subjek
subjek dengan status gizi (15%).
overweight sebagian besar

35
Nariswari, dkk Obesitas, Pola Makan, dan Status Gizi

Sebagian besar tentang hubungan aktivitas


responden memiliki intake fisik dan asupan gizi dengan
protein dengan rata-rata status gizi lebih pada anak
intake protein 90,3 gr yaitu usia sekolah dasar di SDN
lebih dari standar AKG. Ketabang 1 Kota Surabaya
Hal ini disebabkan tahun 2017, menunjukkan
karena intake protein yang bahwa adanya hubungan
lebih berdasarkan hasil food antara intake protein dengan
records 3 x 24 jam dalam status gizi dengan P Value =
penelitian ini disebabkan 0,048 (P<0,05), sehingga
karena jumlah porsi dalam dapat diartikan adanya
mengonsumsi protein yang hubungan antara asupan
lebih didominasi dari intake protein dengan status
sumber protein hewani yang gizi pada anak di SDN
paling sering dikonsumsi Ketabang 1 Kota Surabaya
ialah daging ayam, telur tahun 2017.
ayam, ikan dan susu. serta 3. Hubungan antara intake
tidak sesuai dengan lemak dengan status gizi
kebutuhan anak usia sekolah pada anak usia sekolah di
yang mana banyak yang SD Muhammadiyah
mengonsumsi protein lebih Kecamatan Manyar
dari 100gr/hari. Hubungan antara
Maka dari itu hasil intake lemak dengan status
penelitian menunjukkan gizi menggunakan uji
adanya hubungan yang korelasi kendall’s tau-b
signifikan antara intake dapat dilihat pada tabel 8 :
protein (p = 0,000, r = Tabel 8. Hubungan intake
0,492) dengan status gizi lemak dengan status gizi
pada anak usia sekolah. Hal
ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh
(Ermona, et al. 2018)

36
Nariswari, dkk Obesitas, Pola Makan, dan Status Gizi

Status Gizi
Intake Gizi Gizi Total
Normal Overweight Obesitas Sig r
Lemak Buruk Kurang
n % n % n % n % n % n %
Defisit
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Berat
Defisit
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1
Sedang 0,00
0,473
Defisit 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1
Ringan
Baik 0 0 0 0 15 13 30 25 12 10 57 48
Lebih 0 0 0 0 18 15 25 21 16 14 59 50
Total 0 0 0 0 35 30 55 46 28 24 118 100
Berdasarkan tabel 8 mengonsumsi lemak yang
menunjukkan bahwa subjek berlebihan serta tidak sesuai
dengan status gizi normal dengan kebutuhan anak usia
sebagian besar memiliki sekolah. Sumber lemak
intake lemak lebih sebanyak yang sering dikonsumsi
18 subjek (15%), subjek adalah minyak dengan
dengan status gizi metode pemasakan
overweight sebagian besar makanan digoreng, ditumis
memiliki intake lemak baik dan hampir setiap hari.
sebanyak 30 subjek (25%), Maka dari itu hasil
subjek dengan status gizi penelitian menunjukkan
obesitas sebagian besar adanya hubunngan yang
memiliki intake lemak lebih signifikan antara intake
sebanyak 16 subjek (14%). lemak (p = 0,000, r = 0,473)
Sebagian besar subjek dengan status gizi pada anak
memiliki intake lemak usia sekolah. Hal ini sejalan
dengan rata-rata intake dengan penelitian yang
lemak 103 gr yaitu lebih dilakukan oleh (Ernawati,
dari standar AKG. et al. 2019) tentang
Hal ini menunjukkan hubungan asupan lemak
bahwa intake lemak yang dengan status gizi anak usia
lebih berdasarkan hasil food 6 bulan – 12 tahun di
records 3 x 24 jam dalam Indonesia, menunjukkan
penelitian ini disebabkan bahwa terdapat hubungan
karena jumlah porsi dalam antara asupan lemak

37
Nariswari, dkk Obesitas, Pola Makan, dan Status Gizi

(p=0,000, r= 0,039) dengan korelasi kendall’s tau-b


status gizi. dapat dilihat pada tabel 9 :
4. Hubungan antara intake Tabel 9. Hubungan intake
karbohidrat dengan status karbohidrat dengan status
gizi pada anak usia sekolah gizi
di SD Muhammadiyah
Kecamatan Manyar
Hubungan antara
intake karbohidrat dengan
status gizi menggunakan uji
Status Gizi
Intake Total
Gizi Gizi sig R
Karbohi Normal Overweight Obesitas
Buruk Kurang
drat
n % n % n % n % n % n %
Defisit
0 0 0 0 10 8 7 6 8 7 25 21
Berat
Defisit
0 0 0 0 8 7 15 13 9 7 30 27
Sedang 0,00
0,493
Defisit 0
0 0 0 0 9 7 6 5 6 5 21 17
Ringan
Baik 0 0 0 0 11 9 26 22 5 4 42 35
Lebih 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0 0 0 0 36 31 54 46 28 23 118 100
Berdasarkan tabel 9 Sebagian besar subjek
menunjukkan bahwa subjek memiliki intake karbohidrat
dengan status gizi normal dengan rata-rata intake
sebagian besar memiliki karbohidrat 305 gr yaitu
intake karbohidrat baik lebih dari standar AKG.
sebanyak 11 subjek (9%), Hal ini menunjukkan
subjek dengan status gizi bahwa intake karbohidrat
overweight sebagian besar yang baik berdasarkan hasil
memiliki intake karbohidrat food records 3 x 24 jam
baik sebanyak 26 subjek dalam penelitian ini
(22%), subjek dengan status disebabkan karena jumlah
gizi obesitas sebagian besar porsi dalam mengonsumsi
memiliki intake karbohidrat karbohidrat yang sudah
defisit sedang sebanyak 9 sesuai dengan kebutuhan
subjek (7%). anak usia sekolah. Sumber

38
Nariswari, dkk Obesitas, Pola Makan, dan Status Gizi

karbohidrat yang sering intake energi (p = 0,000, r = 0,574),


dikonsumsi oleh responden intake protein (p = 0,000, r = 0,492),
adalah mie instan, roti dan intake lemak (p = 0,000, r = 0,473),
nasi. intake karbohidrat (p = 0,000, r =
Maka dari itu hasil 0,493), dengan arti arah hubungan
penelitian menunjukkan yang searah dan positif.
adanya hubunngan yang DAFTAR PUSTAKA
signifikan antara intake Afifah, L. (2019). Hubungan
Pendapatan, Tingkat Asupan
karbohidrat (p = 0,000, r =
Energi dan Krbohidrat
0,493) dengan status gizi dengan Status Gizi Balita
Usia 2-5 Tahun di Daerah
pada anak usia sekolah. Hal
Kantong Kemiskinan. Amerta
ini juga sejalan dengan Nutrition , 184-185.
penelitian (Sari, et al .2018) Ermona, N. D., & Wirjatmadi, B.
tentang asupan karbohidrat (2018). Hubungan Aktivitas
Fisik dan Asupan Gizi
dan protein berhubungan dengan Status Gizi Lebih
dengan status gizi anak pada Anak Sekolah Dasar di
SDN Ketabang 1 Kota
sekolah di syafana islamic Surabaya Tahun 2017.
school primary, Tanggerang Amerta Nutr , 97 - 105.
Selatan, menunjukkan Ernawati, F., Pusparini, & dkk.
bahwa terdapat hubungan (2019). Hubungan Asupan
Lemak dengan Status Gizi
antara intake karbohidrat Anak Usia 6 Bulan - 12
(p=0,004) dengan status gizi Tahun di Indonesia.
Penelitian Gizi dan Makanan
di syafana islamic school , Vol. 42 (1): 41 - 47.
primary.
Kinastih, A., Putra, K. P., &
KESIMPULAN Kriswandaru, P. (2018).
Berdasarkan hasil penelitian yang Gambaran Aktivitas Fisik
Siswa Kelas IV Sekolah
telah dilakukan terhadap 118 subjek Dasar Negeri di Salatiga.
anak usia sekolah kelas IV dan V di Jurnal Nasional Pendidikan
Jasmani , 244 - 245.
2 SD Muhammadiyah Kecamatan
Latifah, S. (2018). Hubungan Antara
Manyar, mengenai pola konsumsi
Pola Konsumsi dengan Status
dengan status gizi memiliki Gizi pada Anak Usia Sekolah
Dasar di Wilayah Pesisir
hubungan yang signifikan dengan
Kota Pasuruan. Skripsi , 60.

39
Nariswari, dkk Obesitas, Pola Makan, dan Status Gizi

Panjaitan, W. F., Siagian, M., &


Hartono. (2018). Hubungan
Pola Makan dengan Status
Gizi pada Anak Sekolah
Dasar Al Hidayah Terpadu
Medan Tembung. Jurnal
Dunia Gizi , 71-72.

Pratiwi, N. A. (2017). Gambaran


Kebiasaan Mengonsumsi
Junk Food dan Pola Aktivitas
Sebagai Faktor Resiko
Kejadian Overweight pada
Remaja di SMP Negeri 21
Makassar. Skripsi , 1 - 5.

Nuzuliyah, I. (2019). Hubungan


Antara Pengetahuan Gizi Ibu
dan Pola Konsumsi Balita
Dengan Status Gizi Balita di
Wilayah Puskesmas Manyar
Kabupaten Gresik. Skripsi.

Sari, M., & dkk. (2018). Asupan


Karbohidrat dan Protein
Berhubungan dengan Status
Gizi Anak Sekolah di
Syafana Islamic School
Primary, Tanggerang Selatan.
ARGIPA , Vol. 3 No. 1 48-52.

Zuhriyah, A., & Indrawati, V.


(2021). Konsumsi Energi,
Protein, Aktivitas Fisik,
Pengetahuan Gizi dengan
Status Gizi Siswa SDN
Dukuhsari Kabupaten
Sidoarjo. Gizi Universitas
Negeri Surabaya , Vol. 1 No.
1 47-50.

Sholikhah, D. M., & dkk. (2023).


Edukasi dan Pendampingan
Gizi pada Ibu Anak Usia
Sekolah di Desa.

40

Anda mungkin juga menyukai