Anda di halaman 1dari 12

Volume 8, No.

2 Desember 2021 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat


ISSN 2460 - 9374

HUBUNGAN POLA KONSUMSI JAJANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA -


SISWI KELAS V SDK NAPUNGLITI DESA HEPANG KECAMATAN LELA
KABUPATEN SIKKA

Dominikus Martinus Lait 1, Wihelmus Nong Baba 2


1,2
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Nusa Nipa,
Maumere,Indonesia

ABSTRAK

Gizi anak dapat terpenuhi dan anak dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik. Masa anak-anak terutama masa sekolah dasar merupakan masa dimana anak
sedang mengalami banyak sekali aktivitas dan harus didukung dengan pola
konsumsi sesuai tumbuh kembang usia mereka. Masalah gizi pada dasarnya
merupakan refleksi konsumsi zat gizi yang belum mencukupi kebutuhan tubuh.
Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui hubungan pola konsumsi makanan
jajanan dengan status gizi siswa-siswi SDK Napungliti.
Penelitian ini merupakan penelitian Korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Besarnya sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. Masing-
masing variabel yang diteliti diuji dengan mengunakan uji Kandall Twotall.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai signifikan 0,274 > 0,05, dengan
variabel independen pola konsumsi jajan sebagian besar responden memiliki pola
konsumsi jajan yang tidak baik, dan variabel dependen status gizi sebagian
responden memiliki status gizi normal.
Berdasarkan hasil uji Kandall Twotall didapatkan tidak ada hubungan antara
pola konsumsi jajan dengan stastus gizi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden memliliki pola konsumsi jajan yang tidak baik, dan
sebagian besar memiliki status gizi normal. Saran bagi Kepala SDK Napungliti
hendaknya pihak sekolah lebih selektif lagi memilih makanan jajan apa saja yang
akan masuk ke dalam kantin sekolah.

Kata kunci : Pola, Konsumsi Jajan, Status Gizi

1
Volume 8, No. 2 Desember 2021 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

ABSTRACT

THE RELATION OF SNACK CONSUTION PATTERN WITH NUTRITIONAL


A STATUS OF FIFTH GRADE STUDENT AT SDK NAPUNGLITI
HEPANG VILLAGE LELA SUB DISTRIC SIKKA

Dominikus Martinus Lait 1, Wihelmus Nong Baba 2

Child nutrition can be fulfilled and children can grow and thrive well.child
hood, especially in elementary activities and must be supported by consumption
patterns according to their age. Nutrional problems are basically a reflection of the
conduption of nutrients that have not yet covered the body’s needs. The purpose
of this study was to determine the relation between consumption patterrns of snacks
and the nutrition status of Napungliti elementary school students.
This study is a correlation study were 30 people. Each of the variables
studied was tested by using the Twotall test.
This study shows that the significant value of 0,274>0,05 with the
independent variable consumption pattern of the majority of the respondents had
a bad consumption pattern, and the dependent variable nutrional status of some
respondents had normal nutrition status. Based on the results of the twotall
candlestick test it was found that there was no realitionship between consumption
of snack and nutrional status.
From the result of the study it can be concluded that the majority of the
respondents had bad consumption patterns and wost have normal nutritional status.
Suggestion for the SDK Napungliti head should the school be more selective in
choosing any snacks that will enter the school canteen.

Key words: patterm, consumption of snacks, nutrition

2
Volume 8, No. 2 Desember 2021 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

PENDAHULUAN Hasil Survei Demografi


Pertumbuhan dan Kesehatan Indonesia baik tahun 2007
perkembangan anak salah satunya dan Riskesdas 2013 menunjukkan di
dipengaruhi oleh zat gizi yang Provinsi NTT bahwa prevalensi gizi
dikonsumsi sehari-hari. Awal usia 7 kurang menurun dari 20,4% SDKI
tahun anak mulai masuk sekolah, 2007 menjadi 13,0% Riskesdas 2013
mulai berkenalan dengan suasana, dan kondisi tersebut diikuti dengan
lingkungan dan kebiasaan baru dalam penurunan prevalensi gizi buruk 9,0%
kehidupannya sehingga SDKI 2007 menjadi 4,9% Riskesdas
mempengaruhi kebiasaan makan 2013 (Kemenkes, 2017). Standar gizi
anak. buruk di Kabupaten Sikka masih
Gizi anak dapat terpenuhi dan dibawah standar yang ditetapkan
anak dapat tumbuh dan berkembang yakni 0,5%. Kabupaten Sikka.
dengan baik. World Health Menunjukkan bahwa anak yang gizi
Organization (WHO) menunjukan baik sebanyak 79,33% sedangkan
pada tahun 2016, sekitar 43 juta anak dengan gizi kurang sebanyak
anak balita mengalami kelebihan 25,5% dan gizi buruk sebanyak 0,1%
berat badan. Hampir 35 juta anak (Dinkes Sikka, 2018).
yang mengalami kelebihan berat Berdasarkan hasil observasi
badan tinggal di negara berkembang peneliti di SDK Napungliti banyak
dan sisanya sebanyak 8 juta anak dijumpai pedagang yang menjual
berada di negara maju. (Irianto, aneka jajanan anak, baik di dalam
2016). Berdasarkan Laporan Akhir sekolah maupun di luar sekolah. Di
Hasil Monitoring Dan Verifikasi dalam area sekolah rata-rata memiliki
Profil Keamanan PJAS Nasional 2 buah kantin yang menjual aneka
tahun 2016, menunjukkan bahwa jenis makanan jajan.
98,9% anak jajan di sekolah dan Berdasarkan latar belakang
hanya 1% yang tidak pernah jajan diatas, maka penulis ingin melakukan
(Tanziha, 2017). Berdasarkan penelitian dengan judul”apakah ada
Laporan Akhir Hasil Monitoring Dan hubungan pola konsumsi jajanan
Verifikasi Profil Keamanan PJAS dengan status gizi siswa-siswi kelas V
Nasional tahun 2016, data selanjutnya SDK Napungliti, Desa Hepang,
menunjukkan bahwa PJAS Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka”.
menyumbang 31,06% energi dan METODE
27,44% protein dari konsumsi jajan Jenis penelitian ini
harian. menggunakan desain rancangan
Berdasarkan pusat data dan penelitian korelasi dengan
informasi kementrian kesehatan RI pendekatan cross sectional yaitu
situasi pangan jajanan anak sekolah untuk mengkaji hubungan antara
(PJAS) mengatakan bahwa anak usia variabel independen dan variable
7 sampai 12 tahun merupakan dependen (Nursalam, 2012).
konsumen tersering dalam
mengonsumsi makanan jajanan.

3
Volume 8, No. 2 Desember 2021 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

Populasi dalam penelitian ini adalah 2. Jenis Kelamin


siswa siswi kelas V SDK Napungliti, No Jenis kelamin f %
besar populasi sebanyak (30) orang. 1 Laki-laki 18 60.0
Sampel dalam penelitian ini adalah 2 Perempuan 12 40.0
siswa siswi kelas V SDK Napungliti Jumlah 30 100.0
berjumlah 30 orang. Sampling yang Sumber: Data primer, 2019
digunakan non probability sampling Berdasarkan tabel di atas menunjukan
dengan teknik total sampling.
bahwa responden berjenis kelamin
Analisis univariat dilakukan terhadap laki-laki berjumlah 18 orang (60.0%)
setiap variabel dari hasil peneliti, dan berjenis kelamin perempuan
dimana analisis ini menghasilkan berjumlah 12 orang (40.0%)
distribusi, frekuensi dan presentasi
Data Khusus
dari setiap variabel diteliti, baik
variabel independen maupun 1.Pola konsumsi jajan
dependen. No Kategori f %
1 Baik 14 46.7
Analisis bivariat dilakukan untuk 2 Tidak baik 16 53.3
melihat variabel bebas secara sendiri Jumlah 30 100.0
dengan variabel terikat digunakan uji Sumber: Data primer, 2019
statistic Kandall Twotall. Uji statistik
digunakan untuk mengetahui adanya Berdasarkan tabel di atas menunjukan
tingkatan hubungan antara variabel bahwa terdapat 16 orang (53.3%
dependen dan variabel independen. )siswa-siswi memiliki pola konsumsi
HASIL tidak baik dan sebanyak 14 orang
(46.7%) siswa-siswi yang memiliki
Data Umum pola konsumsi jajan yang baik.
1. Usia responden
Status gizi
No Umur f % 1. Frekuensi status gizi
1 10 2 6.7
2 11 12 40.0 No Kategori F %
3 12 16 53.3 1 Sangat kurus 8 26.7
Jumlah 30 100.0 2 Kurus 4 13.3
Sumber : Data primer, 2019. 3 Normal 18 60.0
Berdasarkan tabel di atas menunjukan Jumlah 30 100.0
bahwa responden lebih banyak Sumber: Data primer, 2019
berusia 12 tahun (53.3%) dan paling
Berdasarkan tabel di atas menunjukan
sedikit berusia 10 tahun (6.7%)
bahwa terdapat 18 orang (60.0%
)siswa-siswi yang memiliki status gizi
normal, dan terdapat 4 orang (13.3%)
siswa-siswi yang memiliki status gizi
kurus.

4
Volume 8, No. 2 Desember 2021 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

2. Pola konsumsi jajan dengan status gizi

Status gizi
Pola Sangat % Kurus % Normal %
konsumsi kurus
jajan
Tidak 3 18.8 2 12.5 11 68.8
baik
Baik 5 35.7 212 12.5 7 50.
Slumber: Data primer, 2019

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa terdapat (68.8%) siswa- siswi


yang memiliki pola konsumsi yang tidak baik tetapi memiliki status gizi yang
normal, sebanyak 11 orang dan terdapat (14.3%) siswa-siswi yang memiliki pola
konsumsi yang baik tetapi memiliki status gizi yang kurus, sebanyak 2 orang.

Hasil Uji Dengan Rumus Kandall Twotall Nosing


Variabel N P Value Sig Koefisien
korelasi
Pola 30 0.05 0.275 -0.195
konsumsi
jajan dengan
status gizi
Sumber: Data primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukan bahwa berdasarkan hasil tabulasi silang,


analisis dengan mengunakan uji Kandall Twotall diperoleh hasil bahwa nilai sig
0,274 > 0,05 sehingga Ha diterima dan Ha ditolak, sehingga tidak ada hubungan
antara variabel independen pola konsumsi jajan dengan variabel dependen status
gizi

5
Volume 8, No. 2 Desember 2021 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

PEMBAHASAN Masalah kegemukan dan penyakit yang


A. Pola Konsumsi Jajan Siswa-Siswi mungkin menyerang anak-anak pada
SDK Napungliti usia sekolah dapat diminimalisir dengan
selalu memberikan pengetahuan
Pola jajan anak merupakan suatu mengenai makanan jajanan kepada anak
perilaku mengkonsumsi aneka jajanan (Notoatmodjo, 2013).
yang dilakukan anak pada usia sekolah. Sikap merupakan kecenderungan
Berdasarkan tabel 5.3 diatas melakukan tindakan terhadap memilih
menunjukan bahwa terdapat 53.3% makanan jajanan. Perilaku sendiri
siswa-siswi yang memiliki pola merupakan suatu aktifitas maupun
konsumsi jajan yang tidak baik reaktif pada diri seseorang terhadap
sebanyak 16 orang, dan terdapat 46.7% memilih makanan jajanan. Perilaku
siswa-siswi yang memiliki pola seseorang dapat dipengaruhi oleh
konsumsi jajan yang baik sebanyak 14 pengetahuan, kepercayaan, sikap dan
orang. Hasil penelitian ini sejalan orang dianggap penting atau benar, oleh
dengan penelitian yang dilakukan oleh sebab itu anak akan cenderung
Angkey (2014) dengan judul hubungan melakukan kebiasaan dari lingkungan
pola konsumsi makanan jajanan dengan sekitar (Notoatmodjo, 2013).
status gizi pada anak Sekolah Dasar Hasil penelitian menunjukkan sikap
Negeri IKIP 1 Makasar. Berdasarkan anak yang mendukung sebagian yang
penelitiannya terdapat 143 responsen, berperilaku jajan yang kurang baik. Hal
dan yang memiliki pola konsumsi jajan ini disebabkan anak yang mempunyai
yang baik sebanyak 47 orang (32,9%), sikap mendukung terpengaruh oleh
sedangkan yang memiliki pola lingkungan terutama teman sebayanya.
konsumsi jajan yang tidak baik Sikapnya yang mendukung dalam
sebanyak 96 orang (67.1%). Penelitian pemilihan makanan (Notoatmodjo,
yang sama yang dilakukakn oleh Yuni 2013).
(2012) yang memiliki 32 responden, B. Status Gizi Siswa-Siswi SDK
dan yang memiliki pola konsumsi jajan Napungliti
yang tidak baik sebanyak 29 orang
(96,62%), dan memiliki pola konsumsi Status gizi adalah keadaan tubuh
jajan yang baik sebanyak 3 orang sebagai akibat konsumsi makanan dan
(9,38%). Konsumsi makanan yang tidak penggunaan zat-zat gizi. Berdasarkan
sehat dapat mengakibatkan penurunan tabel 5.4 menunjukan bahwa terdapat
status gizi dan meningkatkan angka 60.0% siswa-siswi yang memiliki status
kesakitan pada anak sekolah. Kebiasaan gizi normal sebanyak 18 orang, dan
jajan atau mengkonsumsi makanan terdapat 13.3% siswa-siswi yang
jajanan yang salah di massa kanak- memiliki status gizi kurus sebanyak 4
kanak, dapat menimbulkan penyakit orang. Penelitian ini sejalan dengan
yang sifatnya akut dan kronis. penelitian Angkey (2014) dengan judul
Sedangkan apabila anak jajan hubungan pola konsumsi makanan
sembarangan dapat memicu timbulnya jajanan dengan status gizi pada anak
berbagai macam penyakit berbahaya. Sekolah Dasar Negeri IKIP 1 Makassar.

6
Volume 8, No. 2 Desember 2021 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

Yang memiliki status gisi kurus 12 rumah, apabila konsumsi makan di


orang (8.4%), normal 69 orang (48.3%), rumah baik dan dijamin oleh orang
dan obesitas 62 orang (43.4%). Hasil ini tuanya, maka anak akan terjaga
juga sesuai dengan penelitian kesehatannya sehingga status gizi anak
Anzarkusuma (2014) yaitu status gizi akan tetap stabil. Selain itu faktor
berdasarkan IMT/U z-skor yang penyebab tidak langsung yaitu
terbanyak adalah pada 46 kategori persediaan makan di rumah, perawatan
normal sebanyak 75% dan yang paling anak oleh orang tua dan pelayanan
sedikit adalah kurus sebanyak 6,5%. kesehatan dan sanitasi lingkungan
Status gizi anak sekolah yang (Istiany, 2014).
dibutuhkan adalah karbohidrat, protein, Status gizi yang baik atau optimal akan
lemak dan mineral (Suhardjo, 2013). tercapai apabila tubuh memperoleh
Pemenuhan status gizi yang baik sangat cukup zat gizi yang digunakan secara
dibutuhkan oleh anak usia sekolah. efisien, sehingga memungkinkan
Pemenuhan gizi yang tepat sangat pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak,
penting untuk menunjang pertumbuhan kemampuan kerja otak. Cadangan
dan perkembangan anak sekolah dengan energi yang rendah dan tinggi lemak
baik. Manfaat pemenuhan nutrisi pada akan berdampak pada penurunan
anak sekolah antara lain pertumbuhan produktivitas dan prestasi belajar pada
tulang, otot dan gigi, mengoptimalkan anak sekolah sebagai akibat kekurangan
kognitif dan meningkatkan prestasi dan kelebihan zat gizi. Kekurangan atau
belajar, daya tahan tubuh, mengurangi kelebihan zat gizi akan mempengaruhi
resiko penyakit dimasa depan, status gizi anak (Syarfaini, 2013).
meningkatkan produktivitas dimasa C. Hubungan Pola Konsumsi Jajan
depan. Status gizi seseorang Dengan Status Gizi
dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor
primer dan faktor sekunder. Faktor Berdasarkan hasil tabulasi silang,
primer adalah tingkat kecukupan zat analisi dengan mengunakan uji Kandall
gizi, yang berhubungan dengan kualitas Twotall diperoleh hasil bahwa nilai sig
dan kuantitas ketersediaan pangan, pola 0,274 > 0,05 sehingga Ho diterima dan
makan, tingkat pendidikan dan Ha ditolak, sehingga tidak ada
pengetahuan gizi, budaya, dan sosial hubungan antara variabel independen
ekonomi. Faktor sekunder terkait pola konsumsi jajan dengan variabel
dengan faktor-faktor yang dependen status gizi.
menyebabkan tingkat kecukupan gizi Hasil penelitian ini sejalan dengan
tidak sampai didalam sel-sel tubuh penelitian yang dilakukan oleh Noviani
manusia, seperti status kesehatan, (2016) yang mendapatkan hasil tidak
gangguan penyakit infeksi dan non ada hubungan antara kebiasaan jajan
infeksi, sanitasi lingkungan dan dengan status gizi dengan hasil
pelayanan kesesehatan (Suhardjo, penelitian ρ 0,781 (ρ>0,005). Penelitian
2013). yang sama yang dilalakukan oleh Angry
Faktor penyebab langsung yaitu dilihat (2015) yang mengunakan uji statistic
dari asupan makan termasuk ketika di chi square diperoleh nilai P = 0,828

7
Volume 8, No. 2 Desember 2021 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

yang berarti tidak ada hubungan yang makanan yang dimakan setiap hari
bermakna antara pola konsumsi oleh satu orang dan mempunyai ciri
makanan jajanan dengan status gizi khas untuk suatu kelompok masyarakat
anak Sekolah Dasar Negeri IKIP I tertentu. Pola makan adalah cara
Makassar. Namun penelitian ini berbeda seseorang atau sekelompok orang
dengan penelitian yang di lakukan oleh (keluarga) dalam memilih makanan
Mariza (2013) dengan hasil terdapat sebagai tanggapan terhadap pengaruh
hubungan yang bermakna antara fisiologi, psikologis, kebudayaan dan
kebiasaan jajan dengan status gizi lebih sosial (Siswanti, 2014).
pada anak dengan hasil uji statistik
Ada pun responden yang memiliki pola
menunjukkan hasil p-value 0,001 <
konsumsi jajan yang tidak baik tetapi
0,05.
memiliki status gizi yang kurus
Hal ini mungkin terjadi karena dalam sebanyak 2 orang, hal ini dapat
penelitian ini hanya melihat frekuensi disebabkan orang tua tidak
jajan saja tanpa memperhatikan kualitas membudayakan disiplin makan pada
dan kuantitas makanan jajanan tersebut. anak, mereka cenderung menuruti
Kebiasaan sarapan juga dapat kemauan anak tanpa memperhatikan
mempengaruhi status gizi anak di nilai gizi yang anak mereka makan.
samping kebiasaan jajan. Seorang anak Adapun responden yang pola konsumsi
yang sehat dan normal akan tumbuh jajan yang tidak baik dengan status
sesuai dengan potensi genetik yang gizinya normal sebanyak 11 responden
dimilikinya, tetapi pertumbuhan ini hal ini dapat disebabkan karena
juga akan dipengaruhi oleh asupan gizi responden memiliki kebiasaan
yang dikonsumsi dalam bentuk mengkonsumsi makanan jajanan yang
makanan. Kekurangan atau kelebihan jumlahnya cenderung tidak berlebihan
zat gizi akan mempengaruhi status gizi sehingga status gizi responden masih
anak (Hermina, 2012). tetap normal selain itu diimbangi
dengan aktivitas fisik yang tinggi. Saat
Anak usia sekolah membutuhkan zat
ini kemungkinan besar akan berubah
gizi lebih banyak untuk pertumbuhan
menjadi status gizi yang tidak normal
dan aktivitasnya, dimana pertumbuhan
untuk beberapa waktu kedepan, karena
fisik, intelektual, mental dan sosial
anak yang pola konsumsi makanan
terjadi secara cepat, sehingga golongan
jajanan tidak baik maka dapat
umur ini perlu mendapat perhatian
diindikasikan bahwa anak tersebut
khusus. Hal ini perlu diperhatikan,
terlalu banyak mengkonsumsi lemak
karena kebiasaan makanan yang
yang tinggi, mengandung bahan
dikonsumsi sejak masa anak-anak akan
pengawet, tinggi gula dan tinggi garam,
membentuk pola kebiasaan makan
jika responden tersebut mengkonsumsi
selanjutnya (Hermina, 2012).
makanan seperti itu secara terus
Pola konsumsi adalah berbagai menerus dan tanpa adanya olahraga dan
informasi yang memberikan gambaran konsumsi serat, maka status gizi
mengenai jumlah dan jenis bahan responden bisa berubah dari normal

8
Volume 8, No. 2 Desember 2021 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

menjadi gemuk. Kandungan gizi dalam Pendapat peneliti, sesuai dengan hasil
makanan jajanan yang rendah, kaya penelitian yang di dapat bahwah tidak
akan lemak dan kalori tetapi rendah adanya hubungan antara pola konsumsi
serat apabila sering dikonsumsi akan jajan dengan status gizi. Karena disini
berdampak buruk bagi kesehatan dan peneliti hanya meneliti tentang pola
gizi masyarakat khususnya bagi anak konsumsi jajan anak saja, karena yang
usia sekolah. (Putra, 2009). kita ketahui bahwa ada banyak faktor
Sedangkan ada responden dengan pola yang dapat mendukung atau yang dapat
konsumsi jajan yang baik tetapi status mempengaruhi status gizi anak seperti
gizinya sangat kurus sebaanyak 5 orang, salah satu faktor penyebab langsung
hal ini bisa disebabkan oleh kesibukan yaitu dilihat dari asupan makan
dari orangtua responden membuat termasuk ketika di rumah, apabila
kurangnya perhatian yang penuh konsumsi makan di rumah baik dan
terhadap status gizi responden. dijamin oleh orang tuanya, maka anak
Sehingga, meskipun sampel akan terjaga kesehatannya sehingga
mengkonsumsi makanan beragam, status gizi anak akan tetap stabil. Faktor
penyerapan zat gizi menjadi tidak lain yang dapat mempengaruhi status
sempurna, dan berdampak pada gizi anak, yaitu persediaan makan di
kesehatan dan gizi anak. Sedangkan rumah atau perawatan anak oleh orang
adapun responden dengan pola tua dan pelayanan kesehatan dan
konsumsi makanan jajanannya baik sanitasi lingkungan.
dengan status gizinya kurus sebanyak 2
responden hal ini disebabkan karena
berdasarkan hasil penelitian responden KESIMPULAN
ini memiliki kebiasaan makan jajanan
dengan frekuensi sering sehingga Berdasarkan hasil penelitian dan
sehingga berdampak pada status gizi pembahasan, maka dapat disimpulkan
responden menjadi kurang. Sedangkan sebagai berikut :
ada responden yang memiliki pola 1. Siswa-siswi SDK Napungliti
konsumsi jajan yang baik tetapi memiliki pola konsumsi jajan yang
memiliki status yang normal sebanyak 7 tidak baik sebanyak 16 orang (53,3%),
orang hal ini orang tua telah dan yang memiliki pola konsumsi jajan
mengajarkan kepada anak tentang yang baik sebanyak 14 orang (46,7%).
kebiasaan makan yang baik, yaitu 2. Siswa-siswi SDK Napungliti
sebagai contoh sarapan pagi sebelum memiliki status gizi sangat kurus 8
berangkat ke sekolah. Anak usia orang (26,7%), kurus sebanyak 4 orang
sekolah dapat mengikuti pola makan (13,3%), normal sebanyak 18 orang
keluarga serta bentuk dan kebutuhannya (60,0%).
harus diatur. Orang tua cenderung 3. Hubungan pola konsumsi jajan
mengatur pola makan anaknya dengan status gizi, hal ini dapat dilihat
berdasarkajenis dan jumlah makanan dari angka signifikan antar pola
yang dimakan dan memperhatikan konsumsi jajan dengan status gizi
jadwal makann (Putra, 2009). sebesar 0,274, dimana 0,274 > 0,05

9
Volume 8, No. 2 Desember 2021 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

dapat disimpulkan bahwa tidak adanya variabel lain dan membuat sebuah
hubungan antara pola konsumsi jajan kombinasi baru agar dapat menambah
dengan status gizi. pustaka penelitian di bidang ilmu gizi.
4. Pola konsumsi jajan tidak ada
hubungan dengan status gizi. DAFTAR PUSTAKA
Angkey, A. (2014). Hubungan pola
konsumsi makanan jajanan dengan
SARAN status gizi dengan kadar kolesterol pada
anak sekolah dasar negri Ikip 1
1. Bagi orang tua siswa-siswi SDK Makasar (skripsi). Fakultas ilmu
Napungliti hendaknya lebih kesehatan universitas islam negri
memperhatikan makanan jajanan apa Alauddin.
saja yang dikonsumsi oleh anak, agar
pola jajan anak semakin membaik. Cara Aulia JN., Trias Mahmudiono. (2017).
yang dapat dilakukan antara lain Snacking At School Increased The Risk
dengan membawakan bekal ke sekolah. Of Overweight/Obesity In Children.
Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 5
2. Bagi Kepala SDK Napungliti Nomor 3, September 2017, hlm. 311-
hendaknya pihak sekolah lebih selektif 324.
lagi memilih makanan jajan apa saja
yang akan masuk ke dalam kantin Bondika Aprilia (2011). The factor
sekolah. Sehingga siswa-siswi yang related to snacks preference in
membeli jajanan dalam kantin sekolah elementary schoool children.
akan terjamin keamanan, kebersihan
Dominikus Minggu (2017). Profil
dan kesehatan makanan jajanan yang
kesehatan profinsi Nusa Tenggara
mereka makan. Cara yang dapat
Timur tahun 2017.
ditempuh adalah dengan membuka
kantin sekolah sehat, yaitu kantin yang Engkun R, Lilik K., Neti Hernawati
hanya menjual makanan yang sudah (2015). Food consumption pattern,
terjamin kesehatannya. health status and its relationship with
nutritional status and development of
3. Bagi Siswa-siswi sekolah dasar
under five years children. Jurnal Gizi
hendaknya lebih selektif lagi dalam
Pangan, Juli 2015, 10(2): 93-100.
memilih jajan yang akan dikonsumsi.
Sehingga kondisi kesehatan dan status Feprianto HK., Saichudin., Desiana
gizi siswa-siswi baik. Cara yang dapat (2010). Gambaran perilaku jajan dan
ditempuh adalah dengan mengkonsumsi aktifitas fisik pada siswa sekolah dasar
jajanan yang hanya dijual dikantin SDN Oro-Oro kota Batu.
sekolah dan dikemas dengan rapat atau
Indah SA, Erry YM, Idrus J, Dudung A.
lebih baik membawa bekal dari rumah.
(2014). Nutritrional status based on
4. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya
primary school student’s dietary intake
lebih mengembangkan variabel pola
in rajeg district Tanggerang city.
jajan, dan status gizi. Cara yang dapat
ditempuh yaitu dengan menambahkan

10
Volume 8, No. 2 Desember 2021 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

Imaniar, H. (2014). Pola konsumsi jajan Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Selemba


status gizi dan prestasi belajar siswa SD Medika
Negri 064027 kecamatan Medan
(skripsi). Medan. Fakultas kesehatan
masarakat universitas Sumatra utara Natya, M.L.S. (2014). Hubungan antara
Medan. pengetahuan, pola konsumsi jajan
dengan status gizi siswa sekolah dasar
Kurnia N., Effatul A., Dewi Astiti.
di wilaya kabupaten Cilacap (skripsi).
(2016). Snacking habits and diet with
Fakultas teknik universitas negri
nutritional status of elementary school
Yogyakarta.
children in SD Sonosewu Bantul
Yogyakarta. Jurnal gizi dan dientik Nurul ID., Siti FP., Suyatno. (2017).
Indonesia, Vol. 4, No. 2, Mei 2016: 97- Hubungan konsumsi makanan jajanan
104. terhadap status gizi (kadar lemak tubuh
dan IMT/U) pada siswa sekolah dasar
Kusuma, E.W. dan Proverwati, A.
negri 01 Sumurboto Semarang. Jurnal
(2011). Penilaian Status Gizi,
kesehatan masarakat, voi 5 No 1 tahun
Yogyakarta : Aulia Medika 2011.
2017.
Kementrian Kesehatan. (2018). Buku
Priyo, H.H. Wiyono, S. dan Priyo, T.H.
Saku Pemantauan Status Gizi. Jakarta :
(2017) Penilaian Status Gizi. Jakarta :
Kemenkes 2018.
Trans Info Media 2017.
Kurnia N., Afifa E., Dewi Astiti.
Roy, A. S. 2013. Pedoman Panggan
Snacking habits and diet with nutritional
Jajan Anak Sekolah Dasar. Jakarta :
status of elementary school children in
Direktorat SPP 2013.
SD Sonosewu Bantul Yogyakarta.
Jurnal gizi dietetik Indonesia vol 4 No Suyanto. 2011. Metodologi dan aplikasi
2. Mei 2016. penelitian keperawatan. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Kindi, Yuliana, & Kasmita (2013).
Hubungan pengetahuan makanan Sella D., Atti Y., Neni Maemunah.
dengan frekuensi konsumsi makanan (2017). The relationship between
jajanan pada anak sekolah dasar snacking behavior and nutritional status
pembangunan laboratorium universitas of elementary school students of SDN
negri padang. Tunggal Wulung 3 Malang.
Leily, Oktavianus, & Rizal. (2012). Tri P.L., Listyani H., Shoim Dasuki.
Preference and frequency of street food Hubungan pola konsumsi makanan
consumption among elementary school jajanan dengan morbiditas dan status
children at Cijeruk Sub-district, Bogor gizi anak sekolah dasar di wilayha
District. Jurnal Gizi dan Pangan, Juli Kartasura. Jurnal Kesehatan vol 4 No 1.
2012, 7(2): 119—126. Juni 2011.
Nursalam. (2012). Konsep dan Yuni Marisa at (2012). The association
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu of breakfast comsumtion habit and

11
Volume 8, No. 2 Desember 2021 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

snacing habit with nutritional status


among elementary school students in
pedurungan subdistric semarang city.
Yuni YM., Aryu Candra. 2013.
Hubungan antra kebiasaan sarapan
dengan kebiasaan jajan dengan status
gizi anak sekolah dasar di kecamatan
Pedurongan kota semarang. Journal of
Nutrition College. Volume 2, Nomor 1,
Tahun 2013, Halaman 208.
Yuniti, Hidayat, & Yayuk. ( 2009).
Snacking Habits Among Elementary
School Student, Case Study in SDN
Lawanggintung 01 Kota Bogor. Jurnal
Gizi dan Pangan, Nopember 2009 4(3):
16 – 1

12

Anda mungkin juga menyukai