Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN NYERI

No. Dokumen : SOP/UKP/PU/001


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit: 06 Pebruari 2017
Halaman : 1/2
UPT dr. Komang Widia Asmawan, S, Ked
PUSKESMAS NIP. 197912022005011010

MENGWI III
1. Pengertian Pengelolaan / manajemen nyeri adalah penanganan nyeri yang dilakukan pada
pasien berdasarkan hasil pengkajian / asesmen nyeri awal dan asesment nyeri
ulang, termasuk edukasi pengelolaan rasa nyeri oleh dokter.
2. Tujuan Semua pasien nyeri ditangani dengan baik sesuai panduan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 075/MENGWI III/II/2017 tentang Standar
Layanan Klinis
4. Referensi https://www.scribd.com/document/337587992/Spo-Manajemen-Nyeri

5. Prosedur Skrining dilakukan dengan cara :


1. ANAMNESIS
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Pengkajian dilakukan berdasarkan P, Q, R, S, T yaitu :
P (Provokes/ Point ) : Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri
Q (Quality) : Bagaimana rasa nyerinya
R (Radiation/Relief) : Melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri
S (Severity) : Keparahan atau intensitas nyeri
T (Time/On set) : Waktu atau lama serangan atau frekuensi nyeri
c. Riwayat pembedahan/penyakit dahulu
d. Riwayat psiko-sosial
a) Riwayat pola hidup dan aktifitas pasien sehari-hari
b) Masalah psikiatri (misalnya depresi, cemas, ide ingin bunuh diri)
e. Obat-obatan dan alergi
Daftar obat-obatan yang dikonsumsi pasien untuk mengurangi nyeri
f. Riwayat keluarga
Evaluasi riwayat medis keluarga terutama penyakit genetik.
g. Asesmen sistem organ yang komprehensif, evaluasi gejala kardiovaskular,
pulmoner, gastrointestinal, neurologi, reumatologi, genitourinaria, endokrin
dan muskuloskeletal, psikiatri dan penyakit penyerta yang lain.

2. ASESMEN NYERI
Asesmen nyeri RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat menggunakan 3 (tiga) cara
yaitu :

a. Numeric Rating Scale digunakan untuk pasien dewasa dan anak yang
usianya lebih 8 tahun.
Instruksi : pasien ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0 – 10.
 0 = tidak nyeri
 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)

Numeric Rating Scale3


b. Wong Baker Faces Pain Scale digunakan untuk pasien (dewasa dan anak lebih
3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka.
Instruksi : petugas menyesuaikan / memilih gambar mana yang paling sesuai dengan
keadaan pasien.
 0 = ekspresi rilek, tidak merasa nyeri sama sekali
 2 = sedikit nyeri
 4 = cukup nyeri
 6 = lumayan nyeri
 8 = sangat nyeri
 10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)
Keterangan GAMBAR WONG BAKER :
Dikatakan nyeri ringan (skala nyeri 1-3) apabila : hasil pengkajian menunjukkan
gambar 2 dan 4.
Dikatakan nyeri Sedang (skala nyeri 4-6 )apabila : hasil pengkajian menunjukkan
gambar 6.
Dikatakan nyeri Berat (skala nyeri 7-10 ) apabila: hasil pengkajian
menunjukkan gambar 8 dan 10.

Wong Baker Faces Pain Scale


c. FLACC Behavioral Pain Scale digunakan pada bayi dan pasien tidak sadar
yang tidak dapat dinilai dengan Numeric Scale dan Wong Baker Faces Pain
Scale.
Cara menilai :
Skor dari kelima item dijumlahkan
Nilai 1 - 3 termasuk nyeri ringan
Nilai 4 - 6 termasuk nyeri sedang
Nilai 7 - 10 termasuk nyeri berat

Kategori Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2


Smile/ceria Perubahan Ekspresi wajah
Face (tidak ada ekspresi/sedih, stress, dagu
ekspresi sesekali mengatup rapat,
sedih) menyeringai/meringis gemetar
Legs Normal Sulit, tegang, kaku Menendang-
posisi/rileks nendang, tidak
kooperatif
Activity Tiduran Posisi tidak nyaman, Tidak kooperatif
normal, (menggeliat, geser,ke
posisi belakang dan ke
nyaman, depan,kaku)
pindah
posisi
Cry Tidak Merengek,sesekali Melenguh, series
menangis menangis/nampak menangis,
saat bangun tidak nyaman, komplain, suara
tidur/sadar merintih tidak jelas berteriak
Consolability Perasaan nampak rileks bila Sangat sulit untuk
(emosional) nyaman dan disentuh / nyeri menjadi nyaman
relaksasi berkurang dengan
sentuhan / masage

6. Langkah- a. Pasien yang mengalami nyeri derajat ringan(skala 1-3) dilakukan edukasi
langkah
untuk relaksasi dan distraksi.
b. Apabila dengan tehnik relaksasi dan distraksi, keluhan nyeri tidak berkurang
dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian terapi jenis NSAID.
c. Pasien yang mengalami nyeri derajat sedang (skala 4-6) dilakukan kolaborasi
medis untuk pemberian terapi jenis NSAID/opioid dosis ringan.
d. Pasien yang mengalami nyeri derajat berat (skala 7- 10) dilakukan kolaborasi
medis untuk pemberian terapi jenis opioid.
e. Apabila dengan pemberian terapi farmasi jenis opioid, tetapi keluhan nyeri
belum teratasi maka, bila diperlukan DPJP akan merujuk kepada Tim Nyeri
Intervensi

Asesmen ulang nyeri dilakukan pada :


1. Semua pasien dirawat inap dilakukan re-asesmen terhadap nyeri tiap 4 jam
2. 15 – 30 menit setelah dilakukan tindakan keperawatan distraksi/relaksasi
3. 1 jam setelah pasien mendapatkan therapi analgetik oral dan injeksi analgetik.
4. 5 menit setelah pemberian nitrat dan obat intra vena pada pasien nyeri
jantung/cardiac.
5 menit setelah pasien yang mendapatkan terapi injeksi opioid.
7. Bagan Alir
MULAI

Dokter atau perawat melakukan penatalaksanaan nyeri


terhadap semua pasien

Dokter atau perawat melakukan pengkajian skala nyeri


yang dirasakan pasien

Dokter atau perawat melakukan evaluasi setelah satu jam


pemberian obat

Bila nyeri lakukan evaluasi setiap sift dan ditulis dalam


monitor pada rekam medis

Jika keluhan pasien tidak berkurang, perawat/ dokter


DPJP perlu konsul pada dokter syaraf/ dokter anastesi

Dokter/perawat memberi tahu keluarga tentang intervensi

Penatalaksanaan kembali jika pasien masih mengalami


nyeri

Dokter/perawat mendokumentasikan skala nyeri

8. Hal-hal yang Pastikan pasien memahami apapun saran dari paramedis


perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Ruang tindakan
2. Poli umum
3. Poli Gigi
4. Ruang Anak
5. Ruang KIA
10.Dokumen 1. Informed concent
terkait 2. Rekam medis

11.Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai


historis diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai