Laporan Osper Irmawati
Laporan Osper Irmawati
Laporan Praktikum
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Mata Kuliah Oseanografi dan
Perubahan Iklim
Oleh:
Nama : Irmawati
NIM : I1F122020
Kelompok : II (Dua)
Asisten : Wa Ode Nurmila S,Si.
Mengetahui,
Kordinator Mata Kuliah Oseanografi dan Perubahan Iklim
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
karunia-nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.dan tak lupa pula kita
lantunkan sholawat serta salam kepada junjungan nabi besar kita Muhammad
SAW. Karena berkatnyalah yang menghantarkan kita dari alam jahiliah ke alam
menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini, masih banyak terdapat banyak
kekurangan dan untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di
perlukan untuk kesempurnaan laporan ini, semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi teman-teman.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
DAFTAR TABEL 4
DAFTAR GAMBAR 5
BAB I. PENDAHULUAN 6
A. Latar Belakang 6
B. Tujuan Praktikum 9
C. Manfaat Praktikum 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 11
A. Suhu 11
B. Peneliti Terdahulu Error! Bookmark not defined.
BAB III. METODE PRAKTIKUM 17
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum 17
B. Alat dan Bahan Praktikum 17
C. Prosedur Praktikum 18
D. Pengolahan Data 19
DAFTAR PUSTAKA 27
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masuk kedalam Provinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak pada bagian
selatan garis khatulistiwa, membentang dari Utara ke Selatan pada posisi garis
Kabupaten Wakatobi adalah 19.200 km², terdiri dari daratan seluas ± 823 km²
(sebesar 3,00%) dan luas perairan (laut) ± 18.377 km 2 (sebesar 97,00 %) dari luas
ini juga merupakan salah satu Taman Nasional Laut Wakatobi. Kabupaten
Wakatobi terletak pada posisi yang sangat strategis, karena: (1) Perairan laut
Kabupaten Wakatobi dilalui oleh jalur pelayaran kawasan Timur dan Barat
Indonesia; (2) Ditinjau dari sisi bioregion, letak geografis Kabupaten Wakatobi
sangat penting karena berada pada kawasan yang sangat potensial yakni diapit
oleh Laut Banda dan Laut Flores yang memiliki potensi sumberdaya
keanekaragamanan hayati kelautan dan perikanan yang cukup besar; dan (3)
Kabupaten Wakatobi berada pada Pusat Kawasan Segitiga Karang Dunia (Coral
6
Gambar 1.1. Peta Kabupaten Wakatobi
Suhu merupakan parameter yang penting dalam penentuan energi panas atau
dipengaruhi oleh suhu yang ada disuatu perairan. Suhu perairan juga dapat
suatu iklim secara global. Pengaruh suhu permukaan laut tersebut ada yang
menjadikan lokasi perairan tersebut menjadi subur dan ada juga menjadi tercemar
(Ali, 2014).
Ocean Data View (ODV) adalah aplikasi perangkat lunak untuk eksplorasi
interaktif dan tampilan grafis dari data oseanografi dan profil geo-referensi
lainnya, lintasan atau deret waktu. Perangkat lunak ini tersedia untuk sistem
Windows, MacOS, Linux, dan UNIX. Data ODV dan file pengaturan tidak
bergantung pada platform dan dapat dipertukarkan antar semua sistem yang
kumpulan data yang sangat besar dengan biaya murah dan portable perangkat
keras. Berbagai jenis keluaran grafik dapat dihasilkan dengan mudah, termasuk
peta stasiun berkualitas tinggi, plot properti-properti umum dari satu atau lebih
7
stasiun, sebaran plot stasiun yang dipilih, plot bagian sepanjang jalur pelayaran
2015).
Perangkat lunak atau software Ocean Data View (ODV) adalah program
beserta profil georeferensi lainnya. Tampilan dapat berupa cuplikan dan data grid.
Program aplikasi ini dilengkapi dengan metode interpolasi dan pembuatan grafik
hubungan antar parameter lainnya. Ocean Data View (ODV) adalah software
yang dikembangkan oleh Prof. R. Schlitzer dari Alfred Wegener Institute for
Polar and Marine Research, Bremerhaven, Germany. Software ODV ini dapat
digunakan secara langsung dengan format data yang direkam dari CTD, selain itu
kita juga dapat memasukkan data hasil pengukuran dengan alat lain sesuai format
yang diberikan oleh ODV (setelah ODV diinstal bisa lihat di folder sample)
adalah dapat secara langsung membentuk dan menampilkan sebaran vertikal dan
horizontal parameter dari stasiun yang ada. Dan kelemahannya adalah ODV tidak
baik digunakan jika lokasi perairan sempit. Secara teknis, data CTD yang sudah
aplikasi ODV. Hasil plot bisa memperlihatkan sebaran stasiun data (berupa titik-
titik) pada global map ODV, kemudian dilakukan pemilihan batasan area dan
akan muncul nilai sebaran temperatur terhadap kedalaman, nilai sebaran salinitas
8
terhadap kedalaman serta nilai sebaran oksigen terhadap kedalaman (Klaus,
2014).
B. Tujuan Praktikum
9
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini yaitu mahasiswa mengetahui teori dan software
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Suhu
Suhu adalah ukuran panas atau dingin yang dinyatakan dengan skala
sembarang. Dimana skala tersebut menunjukkan bahwa suhu panas yang memiliki
energi tinggi akan mengalir ke suhu yang lebih rendah atau dingin. Maka dari itu,
suhu dapat dinyatakan pula menjadi ukuran kualitatif sebuah benda. Suhu ini bisa
diukur karena adanya energi kinetik dalam suatu benda. Jadi, semakin besar
energi kinetik suatu benda, suhunya akan semakin tinggi (Soejono, 2016).
air ini dapat berpengaruh terhadap pengadukan air dan diperlukan dalam rangka
al., 2014).
Berdasarkan Gambar 2.1, dijelaskan bahwa pada garis lintang yang setara,
air di sisi timur cekungan samudra lebih dingin dibandingkan air di sisi barat.
Meskipun air di permukaan cukup hangat, sebagian besar air di lautan lebih
dalam, airnya lebih dingin, sehingga suhu rata-rata seluruh lautan adalah sekitar
4o C, yang kira-kira sama dengan suhu di dalam lemari es (Azizah dan Wibisana,
2020).
11
Gambar 2.2. Profil suhu wilayah lintang tengah,
Profil suhu tipikal untuk perairan laut terbuka dan garis lintang tengah
ditunjukkan pada Gambar 2.2. Air paling hangat berada di permukaan, karena
dihangatkan oleh matahari, dan sinar matahari hanya dapat menembus kedalaman
kurang dari 1000 m). Karena air permukaan lebih hangat, kepadatannya juga lebih
kecil dibandingkan air dalam. sehingga air tetap berada di permukaan sehingga
dapat lebih hangat lagi. Suhu cukup konstan pada 100-200 m bagian atas yang
gelombang, dan arus yang mencampurkan air bagian atas dan mendistribusikan
panas ke seluruh lapisan ini. Di bawah lapisan campuran terjadi penurunan suhu
12
yang cepat pada peningkatan kedalaman yang cukup sempit. Ini disebut termoklin
(Syaifullah, 2015).
Di bawah termoklin, suhu laut dalam cukup konstan sekitar 2 o C, terus turun
hingga ke dasar. Perubahan suhu di laut dalam hanya sedikit karena letaknya yang
jauh dari sumber panas yang signifikan, sehingga menjadikannya salah satu
wilayah dengan suhu paling stabil di bumi. Suhu dapat berfluktuasi kurang dari
setengah derajat per tahun di laut dalam. Seperti yang digambarkan dalam
Gambar 2.3, Terdapat perubahan suhu yang cepat di dekat permukaan pada zona
Seperti Profil suhu bervariasi di berbagai garis lintang, karena permukaan air
lebih hangat di dekat khatulistiwa dan lebih dingin di kutub. Di daerah tropis
dengan garis lintang rendah, permukaan laut jauh lebih hangat, sehingga
menyebabkan termoklin yang sangat jelas. Selain itu, tidak banyak perubahan
pada profilnya pun sedikit. Di wilayah lintang tinggi (kutub), terdapat sedikit
perbedaan antara suhu permukaan dan suhu perairan dalam, dan suhu cukup
konstan (dan dingin) di semua kedalaman. Oleh karena itu, perairan kutub tidak
13
memiliki termoklin yang kuat, dan seperti halnya perairan tropis, hanya terdapat
fluktuasi musiman suhu permukaan yang lebih besar dibandingkan daerah kutub
atau tropis; perbedaan 8-15o C antara musim panas dan musim dingin di zona
Gambar 2.4. Profil suhu wilayah tropis, lintang tengah, dan kutub (PW)
Di daerah beriklim sedang, permukaan air jauh lebih hangat di musim panas
dan termoklin lebih terlihat dibandingkan pada bulan-bulan musim dingin. Namun
pada musim dingin, termoklin berada lebih dalam di garis lintang tengah
dibandingkan pada musim panas. Hal ini disebabkan oleh badai musim dingin
yang mengaduk air permukaan lebih banyak daripada yang terjadi pada musim
termoklin menjadi lebih dalam .Karena tingginya kapasitas panas air, fluktuasi
harian suhu laut tidak terlalu signifikan (Hamuna,2015) seperti yang digambarkan
14
Gambar 2.5. Profil suhu didaerah beriklim sedang
Pada lokasi yang sering terjadi penaikan air (upwelling) seperti di Laut
Banda, suhu air permukaan bisa turun sampai 25 oC karena air yang dingin di
lapisan bawah terangkat ke permukaan. Suhu dekat pantai biasanya sedikit lebih
tinggi dibandingkan dengan suhu di lepas pantai. Suhu permukaan laut Indonesia
musim. Suhu permukaan laut juga dipengaruhi oleh panas matahari, arus
daerah muara dan sepanjang garis pantai. Perbedaan penerimaan radiasi matahari
Selain panas matahari, faktor lain yang mempengaruhi suhu permukaan laut
berperan yaitu curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan
angin dan intensitas radiasi matahari, oleh karenanya suhu permukaan biasanya
mengikuti pola musiman. Seperti contoh pada saat musim pancaroba, angin
15
biasanya lemah dan permukaan laut akan tenang sehingga proses pemanasan di
permukaan terjadi sangat kuat. Akibatnya pada musim pancaroba suhu lapisan
daerah tropis sangat kecil, dimana variasi rata-rata musiman kurang dari 2oC yang
terjadi di daerah khatulistiwa. Pada suatu perairan bervariasi baik secara vertikal
maupun horizontal. Secara horizontal suhu bervariasi sesuai dengan garis lintang
16
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada Hari Sabtu, 11 Mei 2024, Jam 14.00-16.00
dua, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo.
17
C. Prosedur Praktikum
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan data
Suhu Perairan
Pengolahan Data
Excel ODV
Hasil
Selesai
18
D. Pengolahan Data
2. Setelah terinstal, buka aplikasi ODV. Maka nanti tampilannya akan seperti
berikut.
3. Kemudian klik tools export, lalu klik data terakhir klik ODV spreadsheet
19
4. Close ODV, Kemudian masuk kedalam Microsoft excel. Selanjutnya
masuk kemanager file, cari file “export data” selanjutnya export ke excel.
5. Blok data yang tidak digunakan lalu delete. Sisa data yang digunakan yaitu
kedalaman dan sheet thetao jadi suhu. Sehingga tampilannya akan seperti
berikut :
20
6. Selanjutnya control +A, lalu klik Sort & filter terakhir klik filter.
7. Setelah itu, klik symbol segitiga terbalik pada setiap sheet. Kemudian
unceklis blanks, lalu oke
21
8. Klik Sort & File lagi, selanjutnya klik filter. Terakhir klik menu file
kemudian save as ke folder “Nurhasniar. A”.
Pertemuan Kedua
txt > open > ok > ok > ok > ok > ok > ok. Tampilannya sebagai berikut.
22
10. Selanjutnya klik 2x pada peta > full domain. Tampilannya sebagai berikut.
11. Setelah itu klik kanan pada peta > manage section > define section >
11. Kemudian klik view > layout > layout template > 1 section windows.
23
12. Setelah itu klik kanan 2x > properties > display style > Grided field >
Uncentang skala lengts > x = 500, y = 155, quality limit = 3,0 > ok. Tampilannya
sebagai berikut
13. Kemudian klik kanan 2x > properties > contours > klik tanda << lalu tekan ok.
24
14. Langkah terakhir klik kanan 2x > save plot as > jpg > hasil visualisasi suhu di
25
BAB IV
A. Hasil
B. Pembahasan
0-50 meter. Dan suhu terendah pada kedalaman antara 150-200 meter dengan
26
DAFTAR PUSTAKA
27
Kurniawati, Fitri. 2012. Pengetahuan dan adaptasi petani sayuran terhadap
perubahan iklim. Thesis. Bandung: Program Pascasarjana, Universitas
Padjajaran.
Kusumaningtyas, M.A., Bramawanto, R., Daulat, A., dan Pranowo, W.S. 2014.
Kualitas perairan Natuna pada musim transisi. Depik. 3(1), 10-20
Laevastu T, I Hela. 1970. Fisheries Oceanografy. Fishing News (Books) Ltd.
London.236 p.
M. Firmansyah, R. Alamsyah, And Ade Putra, “Laju Dekomposisi Serasah Daun
Mangrove Di Kepulauan Wakatobi,” Wakatobi, Jun. 2020.
Nurdin. (2011). Antisipasi perubahan iklim untuk keberlanjutan ketahanan
pangan. Sulawesi Utara: Universitas Negeri Gorontalo. Suberjo, (2009).
adaptasi pertanian dalam pemanasan global. Dosen Fakultas Pertanian
UGM Yogyakarta dan Mahasiswa Doktoral The University of Tokyo.
Diakses pada 12 Agustus 2014, dari: http://subejo.staff.ugm.ac.id/?p=108.
Putra, I. I., Sukmono, A., & Wijaya, A. P. (2017). Analisis Pola Sebaran Area
Upwelling Menggunakan Parameter Suhu Permukaan Laut, Klorofil-A,
Angin Dan Arus Secara Temporal Tahun 2003-2016 (Studi Kasus : Laut
Banda). Jurnal Geodesi Undip, 6, 517–525
Sabala Hutabarat (2001). Farmers perception of impact of climate changes on
food crop production in Ogbomoso Agricultural Zone of Oyo State,
Nigeria. Continental Journal Agricultural Economics. Vol.4, hlm.19-25.
Soejono, D., Sunarsih, M., dan Diantoro, K. (2016). Faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi padi pada kelompok tani Patemon II di Desa
Patemon Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso. J-SEP. Vol. 3,
hlm. 55-59.
Sumaryanto. (2015). Strategi peningkatan kapasitas adaptasi petani tanaman
pangan menghadapi perubahan iklim. Forum Penelitian Agro Ekonomi.
Vol. 30, hlm.73-89.
Syaifullah, M. D. (2015). Suhu Permukaan Laut Perairan Indonesia dan
Hubungannya dengan Pemanasan Global. Jurnal Segara, 11(2), 103-113.
Tarigan, S., & Wouthuyzen, S. (2017). Mapping and Monitoring the Sea Surface
Temperature in Weda Bay Using Terra and Aqua- Modis Satellites.
Journal of Remote Sensing & GIS, 06(04), 1–6.
https://doi.org/10.4172/2469- 4134.1000217
Tomzack, M. 2017. An Introduction An Physical Oceanography. The Flinders
University of South Australia. Australia
Utami, Jamhari, dan Suhatmini Hardyastuti. (2011). El Nino, La Nina dan
Penawaran Pangan di Jawa, Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan.
Vol. 12: 2, hlm. 257-271.
28