Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN SURVEI

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (C)

Dosen : Puji Utomo, S.T.,M.Eng.

Disusun Oleh :
Kelompok 11 C
Wahyu Dwi Wicaksono (5160811173)
Nanda Aprilia Hartiasningsih (5160811265)
Reza Afrizaldy (5160811305)
Eka Cipta Rizky Aji (5160811327)
Ahmad Isro’i (5160811354)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan perlindungannya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Survey Irigasi di saluran Van Der Wijk bagian Hulu dan berada di kecamatan
Sleman D.IY.

Laporan Pendahuluan ini berisikan gambaran umum wilayah survey,


gambaran secara umum bangunan irigasi yang telah ada di lapangan.

Demikian Laporan Pendahuluan ini kami susun sebagai langkah awal untuk
mendukung pelaksanaan Kegiatan Survey Irigasi di selokan Van Der Wijk semoga
dapat bermanfaat di masa yang akan datang

Yogyakarta, 20 Desember 2018


Penyusun

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …i
Daftar Isi … ii

BAB I PENDAHULUAN … 01
1.1. Latar Belakang … 01
1.2. Maksud dan Tujuan … 02
1.3. Manfaat Kegiatan … 02
1.4. Lingkup Pengamatan … 03
1.5. Lokasi Kegiatan … 04
1.6. Peralatan Yang Dibutuhkan … 04
1.7. Pembagian Jobdesk Anggota … 05
… 08
BAB II GAMBARAN UMUM SELOKAN VAN DER WIJK

2.1. Sejarah Selokan Van Der Wijk … 08


2.2. Letak Geografis … 09
2.3. Batasan Wilayah … 10
2.6. Luas Wilayah Daerah Irigasi … 12

BAB III KAJIAN TEORI … 14


3.2. Pengertian Jaringan Irigasi … 24
3.3. Pengertian Luasan Irigasi … 26
3.4. Bangunan Utama Irigasi … 28
3.5. Bangunan Pendukung Irigasi … 29
3.6. Saluran Irigasi … 32
3.7. Debit … 33

Bab IV OUTPUT … 34
4.1. Data Pengamatan dan Pemetaan Selokan Van Der Wijk dan
Daerah Irigasi … 34
4.2. Output pemetaan … 34

LAMPIRAN :

1. DOKUMENTASI KEGIATAN SURVEI


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam rangka pengelolaan data dan informasi tentang irigasi di lingkungan Kantor Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Sleman, serta guna memenuhi tugas mata kuliah Irigasi dan
bangunan air, diperlukan langkah-langkah pengendalian terhadap jaringan irigasi, yang Salah
satu bentuk pengendalian adalah berupa menyurvey.

Dengan kemajuan pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang tinggi, masyarakat


membutuhkan pembukaan lahan yang luas guna untuk pemukiman/tempat tinggal, sehingga
daerah-daerah yang dulunya sawah sekarang beralih fungsi menjadi pemukiman, oleh karena itu
survei perlu dilakukan guna untuk memelihara jaringan irigasi agar tidak rusak atau bahkan
hilang.

Pada perencanaan sistem jaringan irigasi yang sedang kami susun perlu adanya contoh
jaringan irigasi yang sudah terbangun guna memberi gambaran kapada tim perencana agar
nantinya perencanaanya bisa sesuai harapan dan tidak banyak kesalahan.

1.2. Maksud dan Tujuan

Kegiatan Survey Irigasi Bangunan ini dimaksudkan adalah untuk memperoleh data – data
fisik di suatu saluran dalam pengelolaan irigasi untuk mengetahui perencanaan teknis keirigasian
dan menterpadukan program pembangunan irigasi dan pertanian, khususnya pertanian tanaman
pangan padi sawah, untuk itu dilakukan survey.

Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Melakukan survey langsung ke ke daerah irigasi sesuai dengan lokasi yang telah ditentukan.

b. Melakukan kegiatan pengukuran daerah irigasi bersamaan dengan kegitan survey lapangan.

c. Melakukan pengamatan tentang keadaan fisik jaringan irigasi.

d. Mendokumentasikan semua jenis data/informasi tentang irigasi, mulai dari bangunan


pengambilan (sumber airnya), bangunan-bangunan irigasi dan potensi areal persawahannya.

e. Menganalisa kondisi fisik daerah irigasi yang ada.


f. Membuat skema jaringan berdasarkan data dan analisa.

1.3 Manfaat Kegiatan

Kegiatan dari Pemetaaan dan peninjauan ulang keadaan fisik selokan Van Der Wijk memiliki
manfaat, antara lain :
a. Mengetahui keberadaan serta kondisi fisik jaringan Daerah Irigasi.
b. Mengetahui tentang kelayakan dan fungsi dari jaringan Daerah Irigasi terhadap persawahan
sekitar.

c. Menghasilkan karakteristik Jaringan Irigasi.


d. Dampak ekonomis dari kegiatan ini adalah akan didapatnya data Jaringan Daerah Irigasi
yang akurat.
e. Disamping itu adanya data spesifikasi Jaringan Daerah Irigasi berdasarkan klasifikasi
Irigasi, yang berdampak pada program pembangunan Jaringan Irigasi berdasarkan
kepentingan pertumbuhan ekonomi.

f. Di bidang kebijakan pembangunan daerah, hasil dari pekerjaan ini diharapkan dapat
memberi masukan kepada Pemerintah Daerah dalam hal pengelolaan Jaringan Irigasi.

1.4 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan dalam pemutakhiran data ini berupa :

Pengumpulan data primer dan sekunder serta survey lapangan dalam rangka penyiapan
pada sistem informasi Daerah Irigasi di Kabupaten Sleman.

1.5 Lokasi Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan di aliran selokan Van Der Wijk bagian Hulu , Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

1.5 Peralatan Yang Dibutuhkan

Untuk pelaksanaan Pekerjaan Pemutahiran Database Irigasi : Jl. Jembatan Gantung Progo,
Cabeyan, Bligo, Ngluwar, Magelang, peralatan yang dipergunakan diantaranya sebagai berikut:
1. Kamera Digital.
2. Stopwatch.
3. Meteran.
4. Alat tulis.
5. Dan lain-lain.

1.6 Pembagian Jobdesk anggota

NO NAMA JOBDESK PROFIL


1. Nanda Aprilia Hastiasningsih Pencatat data -
2. Reza Afrizaldy Dokumentasi -
3. Ahmad Isro’i Pembukuan data -
4. Wahyu Dwi Wicaksono Tim pengukur -
5. Eka Cipta Rizky Aji Tim Pengukur -
BAB 2 GAMBARAN UMUM
2.1 Gambaran Umum Selokan Van Der Wijk
Pembangunan Selokan Van Der Wijk pada awalnya difungsikan sebagai saluran
irigasi untuk perkebunan tebu yang banyak terdapat di wilayah Minggir, Moyudan hingga
Sedayu. Pada masa tersebut di Yogyakarta terjadi peningkatan industri gula. Selokan Van
Der Wijk tidak hanya berfungsi sebagai saluran irigasi perkebunan tebu saja melainkan salah
satu referensi penggunaan teknologi gravitasi bumi dalam merancang pembuatan bangunan
irigasi tersebut. Hal yang menarik dari Selokan Van Der Wijk, pembangunannya
menggunakan teknologi gravitasi bumi sehingga tidak ada penggunaan teknologi mesin
sama sekali. Hal ini bisa dilihat dari pembuatan Buk Renteng dan Talang Air yang terbuat
dari tembaga. Buk Renteng dibuat lebih tinggi dari jalan dan area persawahan disekitarnya,
karena buk ini adalah jembatan bagi saluran air yang melintasinya dan baguan bawahnya
dibuat sebagai terowongan untuk dilewati kendaraan. Bagian bawah Buk Renteng ini
menarik karena terdapat lengkungan-lengkungan yang banyak dan bersambung. Sedangkan
talang air sebagai penghubung Buk Renteng dengan saluran berikutnya saat melewati
sungai.

Panggialan akrab Selokan Van Der Wijk ini oleh masyarakat sering disebut Buk
Renteng, yang artinya saluran air yang panjang. Saluran air ini sampai sekarang masih
berfungsi dan tetap kokoh berdiri menyuplai airnya untuk 20.000 ha sawah. Hulu dari
Selokan Van Der Wijk ini adalah Bendungan Karang Talun yang berada di Desa Bligo yang
merupakan pintu air dari Sungai Progo, panjang selokan ini dari hulunya hingga hilir di
daerah Bantul mencapai 35 km.
2.2 Letak Geografis

Kondisi Geografis Kota Yogyakarta

Peta kota yogyakarta


Selokan Van Der Wijk sendiri berada di kabupaten sleman yang terletak diantara 7° 41′ 34.3″
Lintang Selatan dan 110° 43′ 00″ Bujur Timur. Yang panjangnya sekitar 35 km yang
menghubungkan sungai progo dan Sungai Daerah Bantul.

2.5 Luas Wilayah 850 Meter


BAB 3 LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Jaringan
1. Jaringan Irigasi (JI) adalah :
Saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk
pengaturan air irigasi mulai dari : penyediaan, pengambilan, pembagian,
pemberian, dan penggunaan air irigasi beserta
pembuangannya, disamping itu jalan inspeksi juga merupakan bagian dari
jaringan irigasi.

2. Daerah Irigasi (DI) adalah :


Kesatuan wilayah atau hamparan tanah yang mendapatkan air dari satu jaringan
irigasi, terdiri dari :

a. Areal (hamparan tanah yang akan diberi air)


b. Bangunan utama
c. Jaringan irigasi (saluran dan pembuangannya)
3. Tingkatan jaringan irigasi yaitu :
a. Jaringan irigasi Teknis adalah :
Jaringan irigasi bangunan pengambilan dan bangunan bagi / sadap
dilengkapi dengan alat pengatur pembagian air dan alat ukur, sehingga
air irigasi yang dialirkan dapat diatur dan diukur.

b. Jaringan Irigasi Semi Teknis adalah :


Jaringan irigasi yang bangunan – bangunannya dilengkaoi dengan alat
pengatur pembagian air sehingga air irigasi dapat diatur tetapi tidak
dapat diukur.

c. Jaringan Irigasi Sederhana adalah :


Jaringan Irigasi yang bangunan – bangunannya tidak dilengkapi dengan alat
pengatur pembagian air air dan alat ukur, sehingga air irigasi tidak dapat
diatur dan tidak dapat diukur dan umumnya bangunannya mempunyai
konstruksi semi permanen/tidak permanen. Dalam penentuan
tingkatan jaringan irigasi, ditentukan yang tingkatannya paling dominan.
3.2. Pengertian Luasan Irigasi

1. Luas Rencana (Luas Baku) adalah :


Luas Bersih dari suatu irigasi, yang berdasarkan perencanaan teknis dapat diari
oleh jaringan irigasi.

2. Luas Potensial adalah :


Bagian dari luas rencana yang jaringan utamanya (saluran primer dan
sekunder) telah selesai dibangun, pengertian tersebut dilihat dari aspek
jaringannya, bukan aspek lahannya.

3. Luas belum Potensial adalah:


Bagian dari luas rencana yang jaringan utamanya (saluran primer dan
sekunder) belum selesai dibangun atau merupakan sisa dari luas potensial,
pengertian tersebut dilihat dari aspek jaringannya, bukan aspek lahannya.

4. Petak Tersier sudah dikembangkan adalah :


Petak tersier dimana jaringan tersiernya yang sudah dibangun atau berdasarkan
desain teknis.
Dalam pengertian luas petak tersier yang sudah dikembangkan termasuk juga:
a. Petak Tersier yang jaringan tersiernya sudah dibangun walaupun tidak /
belum berfungsi.
b. Petak Tersier pada jaringan Tersiernya sudah dibangun tetapi sudah rusak.
5. Petak Tersier yang belum dikembangkan adalah :
Petak Tersier dimana Jaringan tersiernya belum dibangun berdasarkan desain teknis.
Termasuk dalam luas petak tersier yang belum dikembangkan adalah petak tersier
yang jaringan tersiernya dibangun oleh masyarakat.
6. Sawah adalah :
Lahan Usaha Tani secara fisik rata dan mempunyai pematang serta dapat ditanami
pada sistem genangan.
7. Sawah Irigasi adalah :
Sawah merupakan bagian dari luas potensial yang sumber airnya berasal dari dari
saluran irigasi melalui sistem jaringan irigasi.
Kolam / tambak ikan yang mengambil air dari saluran irigasi adalah
merupakan bagian dari luas sawah irigasi pada areal potensial. Khusus
mengenai kolam ikan, ranting dinas mencatatnya.

8. Sawah belum irigasi (luas sawah belum fungsional) adalah :


Sawah yang merupakan bagian dari luas potensial yang belum mendapat air
dari jaringan irigasi, tetapi dikemudian hari dapat dijadikan sawah irigasi.

9. Lahan Dapat dijadikan Sawah (belum sawah) adalah :


Bagian dari luas potensial yang dapat dijadikan sawah, yang sekarang masih
berbentuk hutan semak – semak, padi lading, kolam ikan (yang tidak
mengambil air dari saluran irigasi), rawa, lapangan atau tegalan.

10. Lahan alih Fungsi adalah :


Bagian dari luas rencana (sawah dan belum sawah) yang tidak dapat

dijadikan sawah berhubung sudah berubah fungsinya, Misalnya berupa :

pemukiman, sekolah, atau pabrik.

Lahan alih fungsi terdiri dari :

a. Alih Fungsi Dari Sawah adalah :


Bagian dari luas rencana yang berbentuk sawah tetapi berubah
fungsinya secara permanen, misalnya menjadi : pemukiman, sekolah,
perkantoran, pabrik, dll.
b. Alih fungsi dari lahan belum sawah adalah :
Bagian dari luas rencana yang belum berbentuk sawah (misalnya masih
berupa semak atau tegalan) tetapi telah berubah fungsinya secara
permanen, misalnya : pemukiman, sekolah, perkantoran, pabrik, dll.
3.3. Bangunan Utama Irigasi

1. Waduk (reservoir) adalah :


Bangunan untuk menampung air pada waktu terjadinya surplus air disumber
air agar dapat dipakai sewaktu – waktu jika terjadi kekurangan air,
sehinggafungsi utama waduk adalah mengatur sumber air.

a. Waduk Buatan / bendungan


b. Waduk Lapangan (pengembangan mata air)
c. Embung (sejenis Waduk Kecil di NTB)
d. Situ (sejenis Waduk Kecil di Jawa Barat)
2. Bendungan Tetap adalah :
Bangunan yang dipergunakan untuk meninggikanmuka air di sunga. Sampai
pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi
dan petak tersier, Ditinjau dari bahan yang dipergunakan, maka bendung
tetap dibagi menjadi :

a. Bendung Tetap Permanen (misalnya dari Beton, Pasangan Batu,


Beronjong dengan Mantel)
b. Bendung Tetap Semi Permanen (misalnya Beronjong, Kayu)
c. Bendung Tidak Permanen (misalnya dari kayu, tumpukan batu)
3. Bendung Gerak adalah :
Bangunan yang sebagian besar konstruksinya terdiri dari pintu yang dapat
digerakkan untuk mengatur ketinggian air sungai.

4. Pompa adalah :
Alat untuk menaikan air sampai elevasi yang diperlukan secara mekanis / hidraulis
melalui sistem pipa
5. Pengambilan Bebas adalah :
Bangunan yang dibuat di Tepi sungai yang mengalirkan air sungai ke dalam
jaringan irigasi, tanpa mengatur tinggi muka air di sungai. Termasuk sebagai
bagian dari pengambilan bebas ialah bangunan pengarah arus, ditinjau dari
bahan yang dipergunakan, maka pengambilan bebas dapat dibagi menjadi
tiga jenis seperti pada bendung tetap diatas.
6. Kincir air adalah :
Alat untuk menaikan air sampai elevasi yang diperlukan, dengan kincir air yang
digerakan oleh aliran sungai.

3.4. Bangunan Pendukung Irigasi


a. Kantong Lumpur adalah :
Bangunan yang berda di pangkal saluran induk, yang berfungsi untuk
menampung dan mengendapkan lumpur, pasir, dan kerikil, Supaya bahan
endapan tersebut tidak terbawa sepanjang saluran dibangunan hilirnya.
Bangunan dubilas pada waktu – waktu tertentu.

b. Bangunan Pengatur Muka Air :


Bangunan yang berfungsi mengatur / mengontrol ketinggian muka air di
saluran primer dan sekunder sampai batas – batas yang diperlukan untuk
dapat memberikan debit air yang konstan kepada bangunan sadap tersier.

c. Bangunan Bagi adalah :


Bangunan Air yang terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu
titik cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antar dua saluran atau
lebih.

d. Bangunan Bagi Sadap adalah :


Bangunan Bagi yang mempunyai pintu sadap ke petak tersier.

e. Bangunan Sadap adalah :


Bangunan Air yang berfungsi mengalirkan air dari saluran primer atau
sekunder kesaluran tersier penerima. Saluran tersier penerima yang dibawah
pengelolaan PU pengairan adalah sepanjang 50 m dari bangunan sadap atau
sampai dengan box tersier yang pertama.

f. Talang Air adalah :


Bangunan air yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi yang lewat diatas
lainnya, sungai atau cekungan, lembah – lembah dan jalan.
Aliran ini di dalam talang adalah aliran bebas.

g. Siphon adalah :
Bangunan air yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan
gravitasi bumi melalui bagian bawah saluran gelombang cekungan,
anak sungai, atau sungai. Siphon juga dipakai untuk melewatkan air dibawah jalan
, jalan kereta api atau bangunan – bangunan yang lain. Siphon merupakan sistim
saluran tertutup yang direncanakan untuk mengalirkan air secara penuh dan
sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan.

h. Jembatan adalah :
Bangunan untuk menghubungkan jalan – jalan inspeksi diseberang
saluran irigasi / pembuang atau untuk penyebrangan lalulintas
(kendaraan, manusia, hewan).

i. Gorong – gorong pembawa adalah :


Bangunan air yang dibangun di tempat dimana saluran pembawa lewat
dibawah bangunan(jalan, rel kereta api dan lain-lain). Aliran air di gorong
– gorong umumnya aliran bebas.

j. Got Miring adalah :


Bangunan air yang berfungsi mengalirkan air yang dibuatjika trase
saluran melewati ruas medan dengan kemiringan yang tajam dengan
jumlah perbedaan yang tinggi energi yang besar. Got Miring berupa
potongan saluran yang diberi pasangan lining dan umumnya mengikuti
medan alamiah.

k. Bangunan terjun adalah :


Bangunan air yang berfungsi menurunkan muka air dan tinggi energi
yang dipusatkan disuatu tempat, bangunan terjun ini bisa memiliki terjun
tegak atau terjun miring.
l. Bangunan pelimpah adalah :
Bangunan air yang terletak dihulu bangunan talang, siphon dan lain– lain,
untuk keamanan jaringan, bangunan bekerja otomatis dengan naiknya
muka air.

m. Bangunan Pembilas adalah :


Bangunan yang berfungsi untuk membilas sedimen pada kantong lumpur atau
saluran.

n. Gorong – gorong pembuangadalah :


Bangunan air yang dibangun ditempat – tempat dimana saluran
pembuangan lewat dibawah bangunan (jalan, rel kereta api, dan lain–
lain).

o. Pintu klep adalah :


Bangunan air dialuran pembuang yang berfunsi untuk mencegah
masuknya air dan pembuang yang lebih besar (sungai dan laut) ke saluran
pembuang yang lebih kecil

p. Bangunan Suplesi adalah :


Bangunan yang berfungsi mengalirkan air dari saluran suplesi ke saluran
pembawa atau kesungai.

q. Jalan Inspeksi adalah :


Jalan yang digunakan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

1.5. Saluran Irigasi

a. Saluran primer adalah :


Saluran yang membawa air dari bangunan utama kesaluran sekunder dan petak –
petak tersier yamh diairi, batas ujung saluran primer adalah bangunan yang
terakhir.

b. Saluran sekunder adalah :


Saluran air yang membawa dari saluran primer ke petak – petak tersier
yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini
adalah pada bangunan sadap terakhir.

c. Saluran tersier adalah :


Saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier ke dalam petak tersier.
d. Saluran pembuang adalah:
Saluran yang berfungsi membuan kelebihan air, saluran pembuang yang
diinventarisasi adalah saluran pembuan buatan atau saluran pembuang
alam sekunder.

e. Saluran suplesi adalah :


Saluran yang berfungsi membawa / mengalirkan air yang disuplesikan kesaluran
pembawa atau kesungai. Saluran suplesi yang diinventarisasi adalah saluran air
yang resmi atau saluran suplesi yang dibangun berdasarkan design.

f. Saluran Gendong (saluran pembuangan samping) adalah:


Saluran pembuangan terbuka yang berfungsi untuk mengalirkan aliran
buangan yang mengalir paralel disebelah atas saluran pembawa.

g. Terowongan adalah :
Saluran air yang membawa air menembus bukit – bukit dan medan yang
tinggi, yang pada tempat – tempat tertentu diperkuat dengan pasangan,
aliran didalam terowongan adalah aliran bebas.

3.4.6 Debit
a. Debit rencana maksimum dalam periode 1 tahun diambil dari
perhitungan perencanaan debit maksimumnya yang masuk awal intake
dibangunan utama dan dari suplesi

b. Debit air kenyataan maksimum dalam periode 1 tahun diambil dan


pengukuran dilapangan terhadapa debit maksimum yang masuk melalui
pintu intake dibangunan utama dan suplesi.

Cara pengukuran debit bisa dilakukan dari perhitungan kecepatan air


dengan mempergunakan pelampung, atau GPS.
BAB 4 HASIL PENGAMATAN
Data Pengamatan dan Pemetaan Selokan Mataram dan Daerah Irigasi :

Gambar 4.1. Saluran Induk Van Der Wijk

Gambar4.2. Daerah Pintu Pengambilan 850 Meter Dari Awal Hulu


Keterangan :

Luasan
No Gambar Pintu Pengambilan Kecamatan
sawah
A D.I. Desa Gedongan RT 04 - Sinduadi
B D.I. Desa Gedongan RT 07 - Sinduadi
C D.I. Kutu Asem - Sinduadi
- Setelah dari 3 pintu pengambilan ini tidak ada - Jalan magelang,
pengambilan lagi untuk pengairan sawah jalan Selokan
karena memasuki kota yang padat penduduk mataram.
dan jalan raya. jembatan Dr.
Sarjito.

Gambar 4.3 Saluran Sekunder Van Der Wijk

Gambar 4.4. Pintu air pengambilan lokasi A

Gambar 4.4. Terjunan Pertama Pada saluran Van Der Wijk


Gambar 4.5 Terjunan Kedua pada Saluran Van Der Wijk, pada jarak 500 Meter dari Hulu.

Gambar 4.6 Talang

Gambar 4.7. Bangunan Sedimentasi


Gambar 4.7. saluran tersier dan saluran pembuangan

Gambar 4.8. Jembatan penghubung

Gambar 4.9. saluran tersier yang menyalurkan air ke petak-petak sawah.

Anda mungkin juga menyukai