Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/354270178

PERAN UNIT PENGELOLA BENDUNGAN DALAM PENGELOLAAN BENDUNGAN


BERKELANJUTAN (SUCCESS STORY LAYAK OPERASI BENDUNGAN PLTA
CIRATA)

Conference Paper · August 2021

CITATIONS READS

0 955

3 authors, including:

Aris Rinaldi
Bandung Institute of Technology
72 PUBLICATIONS 26 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Aris Rinaldi on 01 September 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya

PERAN UNIT PENGELOLA BENDUNGAN


DALAM PENGELOLAAN BENDUNGAN
BERKELANJUTAN
(SUCCESS STORY LAYAK OPERASI
BENDUNGAN PLTA CIRATA)

Aris Rinaldi1*, Joko Mulyono2, Duki Malindo3


1*
Balai Teknik Bendungan, Kementerian PUPR, Indonesia
2
Komite Eksekutif KNIBB, Indonesia
3
Sekretaris KKB, Indonesia
*Email: aris.rinaldi@pu.go.id

Abstrak. Jumlah bendungan di Indonesia saat ini terdapat 244 bendungan (teregistrasi di Balai
Teknik Bendungan per Agustus 2021) dan reservoir dengan luas sekitar + 108.183 hektar, jumlah
bendungan di Indonesia akan terus bertambah seiring pembangunan 61 bendungan proyek strategis
nasional, bendungan pembangkit listrik tenaga air dan bendungan limbah tambang (tailing storage
facility/TSF). Dalam pengelolaan bendungan, Unit Pengelola Bendungan (UPB) memiliki peranan
yang penting dalam operasi, pemeliharaan dan pemantauaan bendungan, khususnya Bendungan
PLTA Cirata. UPB Bendungan PLTA Cirata, Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC), layak
dijadikan studi kasus dalam implementasi sumber daya manusia bendungan yang unggul dalam
pengelolaan bendungan di Indonesia. Metodologi studi penelitian paper ini, yaitu dengan studi kasus
dan studi literatur, dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Analisis menggunakan studi
dan kajian data, dokumen teknis dan peraturan terkait, hasil diskusi/sidang teknis dengan para pihak
pengelola bendungan serta inspeksi lapangan ke Waduk Cirata. Hasil dari penelitian ini adalah
berdasar pada pengelolaan Bendungan PLTA Cirata bahwa UPB memiliki peranan besar dalam
pengelolaan bendungan berkelanjutan dan menyelesaikan proses rekomendasi layak operasi.
Bendungan PLTA Cirata telah mendapatkan 4 kali rekomendasi layak operasi sejak tahun 2006
dengan kategori klasifikasi baik. Berdasar pada hal tersebut, konsep 3S pengelolaan Bendungan
PLTA Cirata, yaitu: strukturisasi, sertifikasi dan soft competency dapat dijadikan innovation concept
dalam proses pemeriksaan besar bendungan-bendungan di Indonesia. Manfaat dari penelitian ini
adalah pengelolaan bendungan yang berkelanjutan, dapat dijadikan rules model dalam pengelolaan
bendungan di Indonesia.

Kata Kunci: operasi bendungan, pemeliharaan bendungan, pemantauan bendungan

1
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya

1. Latar Belakang
Indonesia memiliki lebih dari 244 bendungan (teregistrasi di Balai Teknik Bendungan per
Agustus 2021 [1][2]) dan reservoir dengan luas sekitar +108.183 hektar. Berdasar pada
data tersebut, perlu dilakukan pengelolaan bendungan sebagai acuan dalam pelaksanaan
operasi, pemeliharaan dan pemantauan bendungan beserta waduknya. Saat ini, daerah
genangan waduk dimanfaatkan untuk keperluan pariwisata, olah raga air, dan perikanan
darat terbatas, namun ke depannya daerah genangan waduk dapat dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik tenaga surya terapung [3][4]. Keberjalanan fungsi-fungsi bendungan
beserta waduk mengandalkan pengelolaan bendungan yang baik dan berkelanjutan, di
antaranya dengan pemantauan bendungan handal dan akurat.
PT. Pembangkitan Jawa Bali – Badan Pengelola Waduk Cirata telah beberapa kali
melakukan inspeksi besar, pertama dilaksanakan pada tahun 2005 oleh Kwarsa Hexagon
Consultant bekerja sama New Jec Inc., [5] selanjutnya setiap 5 tahun sekali dilakukan
inspeksi besar terhadap Bendungan PLTA Cirata yaitu pada tahun 2010 [6] dan tahun 2015
[7] oleh PT. Indra Wilayah I.
Pada tahun 2020 [8] telah dilakukan inspeksi besar kembali guna mendapatkan
rekomendasi layak operasi Bendungan PLTA Cirata sampai 5 (lima) ke depan atau hingga
tahun 2025. Inspeksi yang dilakukan oleh pemilik/pengelola bendungan adalah sebagai:
a. Inspeksi rutin;
b. Inspeksi berkala biasa;
c. Pemeriksaan luar biasa, apabila telah terjadi peristiwa luar biasa seperti gempa bumi,
banjir besar, sabotase dll.;
d. Inspeksi besar yang dilakukan setiap 5 (lima) tahun.
Peran Unit Pengelola Bendungan (UPB) sangat besar dan penting dalam proses pengajuan
rekomendasi layak operasi bendungan dan Bendungan PLTA Cirata telah mendapatkan
rekomendasi layak operasi pada tahun 2021 dengan kategori klasifikasi baik.

2. METODOLOGI STUDI
Metode penelitian paper ini menggunakan studi literatur yang berdasar pada kajian
dokumen-dokumen teknis, pedoman-pedoman dan peraturan-peraturan yang berlaku, dan
studi kasus yang berdasar pada temuan langsung penulis saat inspeksi besar dan hasil
wawancara langsung serta diskusi teknis penulis terhadap para pihak yang terlibat langsung
dalam pengelolaan bendungan, khususnya operasi dan pemeliharaan bendungan. Adapun
kerangka penelitian studi kasus ini dijabarkan pada diagram alir (Gambar 2.1) berikut.

2
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya

Peluang, Tantangan dan


Problematika

Desk Study

1. Diskusi Teknis
2. Inspeksi Lapangan Wawancara
3. Sidang Teknis

Analisis dan Kajian Konsep 3S

Kesimpulan

Gambar 2.1 Diagram Alir Penelitian

3. HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN


3.1 Data Teknis Bendungan
Bendungan PLTA Cirata terletak di Sungai Citarum, sekitar + 60 km arah barat laut Kota
Bandung. Secara administratif, Bendungan PLTA Cirata terletak di Desa Cirata, Kecamatan
Cipendeuy, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Secara geografis, Bendungan Cirata
terletak di 6°42'2,0" LS dan 107°22'1,63" BT. Bendungan PLTA Cirata merupakan
bendungan dengan sistem seri kaskade di Sungai Citarum, dari hulu ke hilir terdiri dari
Bendungan Saguling – Bendungan PLTA Cirata – Bendungan Jatiluhur.
Tubuh bendungan berupa urugan batu membran beton (Concrete Face Rockfill Dam) yang
memiliki tinggi maksimum 127,00 m. Puncak bendungan berada pada elevasi + 225,00 m,
panjang puncak 453,50 m, lebar puncak 15,00 m, kemiringan lereng hulu dan hilir 1:1,5
(V:H), volume urugan total 3,85 juta m3. Kapasitas total tampungan waduk sebesar 2.165
juta m3 (2018), tampungan efektif sebesar 1.177 juta m3 (2018) dan luas genangan 6.200 Ha
(elevasi muka air +220,00 m).
Bangunan pelimpah berada pada lokasi tumpuan kiri dengan mercu tipe ogee yang
disambungkan ke saluran terowongan. Mercu pelimpah berada pada elevasi + 208,50 mdpl
dilengkapi dengan pintu tipe radial gate berjumlah 4 unit, masing-masing berukuran 12,656
m x 8,60 m. Kapasitas pelimpah pada muka air maksimum sebesar 2.600 m3/det.

3
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya

Gambar 3.1. Peta Lokasi Bendungan PLTA Cirata [9]

Gambar 3.2. Pemeriksaan visual Bendungan PLTA Cirata [10]

Manfaat Bendungan Cirata adalah untuk PLTA dengan kapasitas pembangkitan sebesar
1.008 MW. PLTA Cirata merupakan PLTA dengan bangunan power house bawah tanah
yang terbesar di Asia Tenggara [11].
Pembangunan Bendungan PLTA Cirata dimulai pada tahun 1980 selesai tahun 1988.
Bendungan PLTA Cirata telah mendapatkan izin operasi bendungan dari Menteri PUPR
dengan No. Sertifikat 004/KKB/m/2006 tanggal 09 Agustus 2006 dan tahun 2020
melakukan pemeriksaan besar 5 tahunan dengan konsultan pemeriksaan besar PT. Indra
Karya.

4
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya

3.2 Inspeki Besar


3.2.1 Diskusi Teknis
Diskusi teknis dalam rangka inspeksi besar Bendungan PLTA Cirata telah dilaksanakan
pada tanggal 25 September 2020 di Balai Teknik Bendungan. Diskusi teknis membahas
aspek-aspek: pemeriksaan visual, evaluasi geologi, evaluasi instrumentasi, evaluasi dan uji
opearsi peralatan hidromekenikal, analisis sedimentasi hidrologi dan sedimentasi waduk,
analisis teknis, evaluasi sistem dan pelaksanaan OP dan kesiapsiagaan tindak darurat dan
aspek lainnya. Tindak lanjut terhadap hasil diskusi teknis disampaikan ke Balai Teknik
Bendungan tanggal 04 November 2020.

Gambar 3.3. Diskusi Teknis Inspkesi Besar Bendungan PLTA Cirata [12]

3.2.2 Inspeksi Lapangan


Inspeksi lapangan telah dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2020. Inspeksi lapangan
dilakukan oleh Tim Komisi Keamanan Bendungan dan Balai Teknik Bendungan
didampingi oleh Unit Pengelola Bendungan Cirata dan konsultan pemeriksaan besar.
Inspeksi besar merupakan bagian dari proses rekomendasi layak operasi berdasar pada hasil
saran dan masukan risalah diskusi teknis, juga temuan dan rekomendasi hasil pemeriksaan
besar oleh pengelola bendungan dan konsultan pemeriksaan besar. Setelah dilakukan
inspeksi lapangan, langsung dilaksanakan diskusi teknis terkait hasil inspeksi lapangan di
kantor Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC).

5
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya

Gambar 3.4. Inspeksi lapangan Bendungan PLTA Cirata [13]


3.2.3 Sidang Teknis
Sidang teknis rekomendasi layak operasi telah dilakukan pada tanggal 11 November 2020.
Sebelum diadakan sidang teknis, tim kajian Balai Teknik Bendungan (BTB) telah
melakukan kajian terhadap:
a. Tindak lanjut diskusi teknis : laporan diterima BTB, 04 November 2020;
b. Tindak lanjut inspeksi besar : laporan diterima BTB, 09 November 2020;
c. Draf laporan akhir pemeriksaan besar: laporan diterima BTB, 09 November 2020.

Gambar 3.5. Sidang teknis rekomendasi layak operasi Bendungan PLTA Cirata [14]

3.2.4 Rekomendasi Layak Operasi


Rekomendasi layak operasi Bendungan PLTA Cirata telah dikeluarkan dengan No:
PR.02.04/KKB/119 tanggal 2 Juni 2021 [15]. Dari hasil pemeriksaan besar dan evaluasi

6
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya

keamanan bendungan yang dilakukan oleh konsultan, disimpulkan bahwa Bendungan


PLTA Cirata dikategorikan dengan klasifikasi baik, aman dioperasikan pada kondisi beban
normal dan beban luar biasa dan direkomendasikan untuk dapat dioperasikan pada kondisi
beban tersebut.

3.3 Konsep 3S (Strukturisasi, Sertifikasi dan Soft Competency)


Keberhasilan pengelolaan Bendungan PLTA Cirata tak lepas dari penerapan konsep 3S,
yaitu:
Tabel 3.1. Konsep 3S [16]

Sumber daya manusia UPB yang unggul berperan sangat besar, penerapannya tidak hanya
dalam operasi, pemeliharaan dan pengelolaan bendungan, namun juga dalam proses
rekomendasi layak operasi.

3.3.1 Strukturisasi
Setidaknya dibutuhkan petugas operasi dan pemeliharaan bendungan berjumlah > 5 orang
untuk setiap bendungan, yang terdiri dari koordinator, petugas operasi, petugas
pemeliharaan, petugas pemantauan, dan petugas keamanan. Idealnya, jumlah petugas
operasi, pemeliharaan dan pemantauan bendungan disesuaikan dengan kapasitas
bendungan. Semakin besar beban dan tanggung jawab petugas, tentu semakin besar pula
kebutuhan petugas operasi dan pemeliharaan bendungan.

3.3.2 Sertifikasi
Hal ini berkaitan dengan kemampuan petugas operasi dan pemeliharaan yang hanya mampu
melakukan pembacaan data, belum mampu melakukan pengolahan dan analisis data.
Paradigma ini harus diubah dengan sosialiasi pedoman-pedoman dan peraturan-peraturan
yang ada. Selain itu, dilakukan pembekalan berupa pelatihan-pelatihan yang terkait dengan
operasi dan pemeliharaan tingkat terampil/petugas lapangan, yang bekerja sama dengan
lembaga pelatihan tersertifikasi dan KNIBB, di antaranya pelatihan pembacaan alat
instrumentasi maupun alat pembacaan bendungan lainnya bagi petugas operasi dan
pemeliharaan bendungan.
Kemampuan petugas operasi dan pemeliharaan perlu ditingkatkan, tidak hanya kepala Unit
Pengelola Bendungan saja yang memiliki sertifikasi keahlian (red: sesuai dengan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang
Bendungan Pasal 81 ayat 3.a) [17], namun petugas operasi dan pemeliharaan juga harus
memiliki sertifikasi kompetensi yang sesuai, yaitu SKT (sertifikat keterampilan kerja) pada
bidang bendungan.

3.3.3 Soft Competency


Hal ini bekaitan dengan kemampuan komunikasi petugas operasi dan pemeliharaan
bendungan dalam mengelola proses pekerjaan, hubungan antar manusia serta membangun
interaksi dengan pemangku kepentingan dan masyarakat sekitar. Kemampuan ini adalah
sarana dalam membangun sumber daya manusia yang handal. Dalam lingkup pekerjaan
operasi dan pemeliharaan tentunya sangat bermanfaat, di antaranya ketika penerapan

7
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya

rencana tindak darurat (RTD) bendungan yang efesien dan efektif dan dalam melaksanakan
operasi, pemeliharaan, pemantauan dan pengamanan kawasan bendungan.

3.3.4 Analisis dan Pembahasan


Analisis dan pembahasan pada paper didasarkan pada diskusi, wawancara dan inspeksi
lapangan sebagai data primer, data teknis sebagai data sekunder dan konsep 3S sebagai
innovation concept sehingga nantinya paper ini dapat menjadi rules model dalam proses
sertifikasi izin dan layak operasi bendungan – bendungan yang ada di Indonesia.
a) Unit Pengelola Bendungan
Menurut Permen PUPR No. 27 Tahun 2015 Tentang Bendungan, Unit Pengelola
Bendungan adalah unit yang merupakan bagian dari Pengelola Bendungan yang
ditetapkan oleh Pemilik Bendungan untuk melaksanakan pengelolaan bendungan
beserta waduknya. Dalam pembentukannya paling sedikit memuat: susunan
organisasi, uraian tugas, kebutuhan sumber daya manusia, dan sumber pendanaan.
Dari sisi value, hal ini merupakan basic value dalam pengelolaan bendungan.

Gambar 3.6. Struktur Organisasi PT PJB BPWC [18]


b) Sumber Daya Mnausia Handal dan Unggul
Sumber daya manusia memiliki peranan yang penting dalam pengelolaan OP
berlanjutan, berdasar pada [18] kemampuan hard skill telah dipetakan dengan baik
oleh UPB Bendungan PLTA Cirata, sesuai Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2. Tenaga Personil Bendungan PLTA Cirata [18]

8
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya

Sumber daya manusia UPB Bendungan PLTA Cirata juga dibekali dengan pelatihan
yang telah diprogramkan dengan baik oleh manajemen BPWC, Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Program Pelatihan UPB Bendungan PLTA Cirata [18]

c) Operasi Pemeliharaan dan Pemantauan Berkala


Sejak tahun 2005, Badan Pengelola Waduk Cirata (saat ini telah berubah nama
menjadi Unit Pembangkitan Cirata) telah melakukan proses izin operasi dan
rekomendasi layak operasi. Hal ini tentunya ditunjang oleh operasi pemeliharaan dan
pemantauaan yang berkelanjutan. Hal ini dibuktikan dengan status keamanan
bendungan selama periode 2005-2020 (4 kali inspeksi besar) adalah klasifikasi baik.
Rekomendasi layak operasi Bendungan PLTA Cirata ditunjang oleh soft skill value
yaitu dengan menjalin komunikasi dua arah yang intensif dengan Balai Teknik
Bendungan sehingga segala proses diskusi, inspeksi lapangan, sidang dan
rekomendasi dapat berjalan dengan lancar.

3.3.5 Peluang dan Tantangan


a) Covid-19
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan dalam proses rekomendasi
layak operasi Bendungan PLTA Cirata. Berdasar hasil kajian, pandemi ini berdampak
pada proses diskusi/sidang teknis yangmana dilaksanakan dengan metode blended,
offline di kantor masing-masing dan online menggunakan media daring Zoom
Meeting. Dampak langsung lainnya ialah pada proses penyelesaian tindak lanjut
diskusi teknis, inspeksi lapangan dan sidang teknis serta perbaikan laporan akhir
pemeriksaan besar final, mengingat terbatasnya mobilitas sumber daya manusia.
9
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya

b) Kegempaan
Aspek kegempaan merupakan aspek ketidakpastian yang dapat berdampak pada
keamanan bendungan. Berdasarkan peta gempa yang dikeluarkan oleh Pusat Studi
Gempa Nasional (PuSGeN) ditemukan adanya sesar baru, Sesar Cirata, yang
memotong daerah genangan waduk dari timur ke barat. Pada tanggal 11 Maret dan 16
Maret 2020 terjadi gempa dengan skala 3,7 M dan 3,2 M dengan pusat gempa di
Citamiang dan di Ciroyom yang jaraknya yang relatif sangat dekat dengan
Bendungan PLTA Cirata. Pihak Badan Pengelola Waduk Cirata telah melakukan
pemeriksaaan Bendungan Cirata pasca gempa dan membuat laporan
inspeksi luar biasa. Berdasar pada kejadian tersebut, hendaknya dibuat database rinci
kejadian per kejadian gempa yang pernah terjadi sehingga dapat dipelajari riwayat
kejadian gempa berdasar data tersebut. BPWC selaku pengelola bendungan berencana
akan memasang instrumentasi pencatat gempa sebanyak 3 (tiga) set.
Direkomendasikan, sebaiknya alat instrumen tersebut diletakkan secepatnya pada
batuan dasar pada kaki bendungan, tengah bendungan dan puncak bendungan.
Selanjutnya pengamatan berkala dapat segera dimulai dan dilaporkan ke Balai Teknik
Bendungan.

Gambar 3.6. Kejadian dan Potensi Gempa di sekitar Bendungan PLTA Cirata [12]
c) Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung (PLTS Terapung)
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung merupakan isu hangat dan sesuatu yang
baru saat ini di Indonesia. Bendungan PLTA Cirata diharapkan menjadi pelopor
PLTS di genangan waduk. Hal ini tentunya dengan inisiatif dari pemilik dan
pengelola bendungan. Bukti nyatanya adalah dengan telah diadakannya Sidang
Teknis KKB Pembahasan Desain PLTS Terapung di Balai Teknik Bendungan tanggal
19 Mei 2021.

10
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya

Gambar 3.7. Rencana lokasi PLTS Terapung Bendungan PLTA Cirata

Gambar 3.8. Kajian PLTS Terapung Bendungan PLTA Cirata [19]

4 KESIMPULAN
Unit Pengelola Bendungan (UPB) memiliki peranan penting dalam pengelolaan bendungan
berkelanjutan. Dalam tugas dan fungsinya, UPB yang unggul dan handal sangat diperlukan
dalam operasi, pemeliharaan dan pemantauan bendungan. Konsep 3S dapat dijadikan
innovation concept dalam pengelolaan bendungan berkelanjutan, sehingga proses sertifikasi
izin dan rekomendasi layak operasi bendungan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Berdasarkan studi kasus, Bendungan PLTA Cirata telah berhasil dalam proses pengelolaan
bendungan berkelanjutan, yangmana telah 4 kali mendapatkan rekomendasi layak operasi
bendungan dengan kategori klasifikasi baik. Hal ini merupakan indikator yang baik dalam
pengelolaan bendungan berkelanjutan, tentunya dengan sumber daya manusia yang unggul
dan dapat menjadi rules model dalam pengelolaan bendungan di Indonesia.

11
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya

5 REFERENSI
[1] Balai Bendungan. Laporan Penyusunan Inventarisasi, Registrasi, dan Klasifikasi
Bahaya Bendungan, Jakarta, Indonesia (2019).
[2] Balai Teknik Bendungan. Penetapan Nomor Registrasi Bendungan di Seluruh
Indonesia, Jakarta, Indonesia (2020).
[3] Rinaldi, A., Nalvian, dan Mulyono, J. Hydrogeology Study: Sustainable Groundwater
Monitoring of Banyu Urip Dam. ICOLD 2022, 27 May - 03 June 2022, Marseille,
France (to be published).
[4] Rinaldi, A., dan Mulyono, J. Peluang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Pada
Genangan Waduk. Jurnal Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, Jakarta, Indonesia (2021). (to be published).
[5] Badan Pengelola Waduk Cirata. Laporan Akhir Inspeksi Besar Bendungan PLTA
Cirata, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Indonesia (2005).
[6] Badan Pengelola Waduk Cirata. Laporan Akhir Inspeksi Besar Bendungan PLTA
Cirata, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Indonesia (2010).
[7] Badan Pengelola Waduk Cirata. Laporan Akhir Inspeksi Besar Bendungan PLTA
Cirata, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Indonesia (2015).
[8] Badan Pengelola Waduk Cirata. Laporan Akhir Inspeksi Besar Bendungan PLTA
Cirata, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Indonesia (2020).
[9] Rinaldi, A., dkk. Kajian Pelaksanaan Inspeksi Besar Bendungan PLTA Cirata,
Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Indonesia (2020).
[10] Rinaldi, A. Bendungan Cirata-Pemeriksaan Visual Waduk Part I dan II [Video]
https://www.youtube.com/watch?v=UBlRmsQxm40 (2020)
[11]Putra, H. P., Jihan, M., dan Rinaldi, A. Penggunaan Teknologi Under Water Remotely
Operated Vehicle (ROV) Untuk Inspeksi Visual Bendungan PLTA Cirata, Seminar
Nasional KNIBB 2020. Jakarta, Indonesia (2020).
[12]Komisi Keamanan Bendungan. Risalah Diskusi Teknis KKB Inspeksi Besar Bendungan
PLTA Cirata, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Indonesia
(2020)
[13]Komisi Keamanan Bendungan. Laporan Inspeksi Lapangan Bendungan PLTA Cirata,
Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Indonesia (2020).
[14]Komisi Keamanan Bendungan. Risalah Sidang Teknis Rekomendasi Layak Operasi
Bendungan PLTA Cirata, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta,
Indonesia (2020)
[15]Dirjen SDA. Rekomendasi Layak Operasi Bendungan PLTA Cirata. No: PR.
02.04/KKB.119. Jakarta. Indonesia. (2021)
[16]Rinaldi, A. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Operasi dan Pemeliharaan
Bendungan di Wilayah Sungai Bengawan Solo. Simantu Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta. Indonesia. (2021)
[17]Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
27/PRT/M/2015 Tentang Bendungan jo Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 6/PRT/M/2020. (2015)
[18] Unit Pembangkitan Cirata. Manual OP Bendungan dan Waduk Cirata. Bandung Barat,
Indonesia (2020)
[19]Balai Teknik Bendungan. Risalah Diskusi Teknis Pembahasan PLTS Terapung
Bendungan PLTA Cirata, Jakarta, Indonesia (2021).

12
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya

LAMPIRAN

13
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya

14

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai