net/publication/354270178
CITATIONS READS
0 955
3 authors, including:
Aris Rinaldi
Bandung Institute of Technology
72 PUBLICATIONS 26 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Aris Rinaldi on 01 September 2021.
Abstrak. Jumlah bendungan di Indonesia saat ini terdapat 244 bendungan (teregistrasi di Balai
Teknik Bendungan per Agustus 2021) dan reservoir dengan luas sekitar + 108.183 hektar, jumlah
bendungan di Indonesia akan terus bertambah seiring pembangunan 61 bendungan proyek strategis
nasional, bendungan pembangkit listrik tenaga air dan bendungan limbah tambang (tailing storage
facility/TSF). Dalam pengelolaan bendungan, Unit Pengelola Bendungan (UPB) memiliki peranan
yang penting dalam operasi, pemeliharaan dan pemantauaan bendungan, khususnya Bendungan
PLTA Cirata. UPB Bendungan PLTA Cirata, Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC), layak
dijadikan studi kasus dalam implementasi sumber daya manusia bendungan yang unggul dalam
pengelolaan bendungan di Indonesia. Metodologi studi penelitian paper ini, yaitu dengan studi kasus
dan studi literatur, dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Analisis menggunakan studi
dan kajian data, dokumen teknis dan peraturan terkait, hasil diskusi/sidang teknis dengan para pihak
pengelola bendungan serta inspeksi lapangan ke Waduk Cirata. Hasil dari penelitian ini adalah
berdasar pada pengelolaan Bendungan PLTA Cirata bahwa UPB memiliki peranan besar dalam
pengelolaan bendungan berkelanjutan dan menyelesaikan proses rekomendasi layak operasi.
Bendungan PLTA Cirata telah mendapatkan 4 kali rekomendasi layak operasi sejak tahun 2006
dengan kategori klasifikasi baik. Berdasar pada hal tersebut, konsep 3S pengelolaan Bendungan
PLTA Cirata, yaitu: strukturisasi, sertifikasi dan soft competency dapat dijadikan innovation concept
dalam proses pemeriksaan besar bendungan-bendungan di Indonesia. Manfaat dari penelitian ini
adalah pengelolaan bendungan yang berkelanjutan, dapat dijadikan rules model dalam pengelolaan
bendungan di Indonesia.
1
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya
1. Latar Belakang
Indonesia memiliki lebih dari 244 bendungan (teregistrasi di Balai Teknik Bendungan per
Agustus 2021 [1][2]) dan reservoir dengan luas sekitar +108.183 hektar. Berdasar pada
data tersebut, perlu dilakukan pengelolaan bendungan sebagai acuan dalam pelaksanaan
operasi, pemeliharaan dan pemantauan bendungan beserta waduknya. Saat ini, daerah
genangan waduk dimanfaatkan untuk keperluan pariwisata, olah raga air, dan perikanan
darat terbatas, namun ke depannya daerah genangan waduk dapat dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik tenaga surya terapung [3][4]. Keberjalanan fungsi-fungsi bendungan
beserta waduk mengandalkan pengelolaan bendungan yang baik dan berkelanjutan, di
antaranya dengan pemantauan bendungan handal dan akurat.
PT. Pembangkitan Jawa Bali – Badan Pengelola Waduk Cirata telah beberapa kali
melakukan inspeksi besar, pertama dilaksanakan pada tahun 2005 oleh Kwarsa Hexagon
Consultant bekerja sama New Jec Inc., [5] selanjutnya setiap 5 tahun sekali dilakukan
inspeksi besar terhadap Bendungan PLTA Cirata yaitu pada tahun 2010 [6] dan tahun 2015
[7] oleh PT. Indra Wilayah I.
Pada tahun 2020 [8] telah dilakukan inspeksi besar kembali guna mendapatkan
rekomendasi layak operasi Bendungan PLTA Cirata sampai 5 (lima) ke depan atau hingga
tahun 2025. Inspeksi yang dilakukan oleh pemilik/pengelola bendungan adalah sebagai:
a. Inspeksi rutin;
b. Inspeksi berkala biasa;
c. Pemeriksaan luar biasa, apabila telah terjadi peristiwa luar biasa seperti gempa bumi,
banjir besar, sabotase dll.;
d. Inspeksi besar yang dilakukan setiap 5 (lima) tahun.
Peran Unit Pengelola Bendungan (UPB) sangat besar dan penting dalam proses pengajuan
rekomendasi layak operasi bendungan dan Bendungan PLTA Cirata telah mendapatkan
rekomendasi layak operasi pada tahun 2021 dengan kategori klasifikasi baik.
2. METODOLOGI STUDI
Metode penelitian paper ini menggunakan studi literatur yang berdasar pada kajian
dokumen-dokumen teknis, pedoman-pedoman dan peraturan-peraturan yang berlaku, dan
studi kasus yang berdasar pada temuan langsung penulis saat inspeksi besar dan hasil
wawancara langsung serta diskusi teknis penulis terhadap para pihak yang terlibat langsung
dalam pengelolaan bendungan, khususnya operasi dan pemeliharaan bendungan. Adapun
kerangka penelitian studi kasus ini dijabarkan pada diagram alir (Gambar 2.1) berikut.
2
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya
Desk Study
1. Diskusi Teknis
2. Inspeksi Lapangan Wawancara
3. Sidang Teknis
Kesimpulan
3
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya
Manfaat Bendungan Cirata adalah untuk PLTA dengan kapasitas pembangkitan sebesar
1.008 MW. PLTA Cirata merupakan PLTA dengan bangunan power house bawah tanah
yang terbesar di Asia Tenggara [11].
Pembangunan Bendungan PLTA Cirata dimulai pada tahun 1980 selesai tahun 1988.
Bendungan PLTA Cirata telah mendapatkan izin operasi bendungan dari Menteri PUPR
dengan No. Sertifikat 004/KKB/m/2006 tanggal 09 Agustus 2006 dan tahun 2020
melakukan pemeriksaan besar 5 tahunan dengan konsultan pemeriksaan besar PT. Indra
Karya.
4
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya
Gambar 3.3. Diskusi Teknis Inspkesi Besar Bendungan PLTA Cirata [12]
5
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya
Gambar 3.5. Sidang teknis rekomendasi layak operasi Bendungan PLTA Cirata [14]
6
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya
Sumber daya manusia UPB yang unggul berperan sangat besar, penerapannya tidak hanya
dalam operasi, pemeliharaan dan pengelolaan bendungan, namun juga dalam proses
rekomendasi layak operasi.
3.3.1 Strukturisasi
Setidaknya dibutuhkan petugas operasi dan pemeliharaan bendungan berjumlah > 5 orang
untuk setiap bendungan, yang terdiri dari koordinator, petugas operasi, petugas
pemeliharaan, petugas pemantauan, dan petugas keamanan. Idealnya, jumlah petugas
operasi, pemeliharaan dan pemantauan bendungan disesuaikan dengan kapasitas
bendungan. Semakin besar beban dan tanggung jawab petugas, tentu semakin besar pula
kebutuhan petugas operasi dan pemeliharaan bendungan.
3.3.2 Sertifikasi
Hal ini berkaitan dengan kemampuan petugas operasi dan pemeliharaan yang hanya mampu
melakukan pembacaan data, belum mampu melakukan pengolahan dan analisis data.
Paradigma ini harus diubah dengan sosialiasi pedoman-pedoman dan peraturan-peraturan
yang ada. Selain itu, dilakukan pembekalan berupa pelatihan-pelatihan yang terkait dengan
operasi dan pemeliharaan tingkat terampil/petugas lapangan, yang bekerja sama dengan
lembaga pelatihan tersertifikasi dan KNIBB, di antaranya pelatihan pembacaan alat
instrumentasi maupun alat pembacaan bendungan lainnya bagi petugas operasi dan
pemeliharaan bendungan.
Kemampuan petugas operasi dan pemeliharaan perlu ditingkatkan, tidak hanya kepala Unit
Pengelola Bendungan saja yang memiliki sertifikasi keahlian (red: sesuai dengan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang
Bendungan Pasal 81 ayat 3.a) [17], namun petugas operasi dan pemeliharaan juga harus
memiliki sertifikasi kompetensi yang sesuai, yaitu SKT (sertifikat keterampilan kerja) pada
bidang bendungan.
7
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya
rencana tindak darurat (RTD) bendungan yang efesien dan efektif dan dalam melaksanakan
operasi, pemeliharaan, pemantauan dan pengamanan kawasan bendungan.
8
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya
Sumber daya manusia UPB Bendungan PLTA Cirata juga dibekali dengan pelatihan
yang telah diprogramkan dengan baik oleh manajemen BPWC, Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Program Pelatihan UPB Bendungan PLTA Cirata [18]
b) Kegempaan
Aspek kegempaan merupakan aspek ketidakpastian yang dapat berdampak pada
keamanan bendungan. Berdasarkan peta gempa yang dikeluarkan oleh Pusat Studi
Gempa Nasional (PuSGeN) ditemukan adanya sesar baru, Sesar Cirata, yang
memotong daerah genangan waduk dari timur ke barat. Pada tanggal 11 Maret dan 16
Maret 2020 terjadi gempa dengan skala 3,7 M dan 3,2 M dengan pusat gempa di
Citamiang dan di Ciroyom yang jaraknya yang relatif sangat dekat dengan
Bendungan PLTA Cirata. Pihak Badan Pengelola Waduk Cirata telah melakukan
pemeriksaaan Bendungan Cirata pasca gempa dan membuat laporan
inspeksi luar biasa. Berdasar pada kejadian tersebut, hendaknya dibuat database rinci
kejadian per kejadian gempa yang pernah terjadi sehingga dapat dipelajari riwayat
kejadian gempa berdasar data tersebut. BPWC selaku pengelola bendungan berencana
akan memasang instrumentasi pencatat gempa sebanyak 3 (tiga) set.
Direkomendasikan, sebaiknya alat instrumen tersebut diletakkan secepatnya pada
batuan dasar pada kaki bendungan, tengah bendungan dan puncak bendungan.
Selanjutnya pengamatan berkala dapat segera dimulai dan dilaporkan ke Balai Teknik
Bendungan.
Gambar 3.6. Kejadian dan Potensi Gempa di sekitar Bendungan PLTA Cirata [12]
c) Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung (PLTS Terapung)
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung merupakan isu hangat dan sesuatu yang
baru saat ini di Indonesia. Bendungan PLTA Cirata diharapkan menjadi pelopor
PLTS di genangan waduk. Hal ini tentunya dengan inisiatif dari pemilik dan
pengelola bendungan. Bukti nyatanya adalah dengan telah diadakannya Sidang
Teknis KKB Pembahasan Desain PLTS Terapung di Balai Teknik Bendungan tanggal
19 Mei 2021.
10
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya
4 KESIMPULAN
Unit Pengelola Bendungan (UPB) memiliki peranan penting dalam pengelolaan bendungan
berkelanjutan. Dalam tugas dan fungsinya, UPB yang unggul dan handal sangat diperlukan
dalam operasi, pemeliharaan dan pemantauan bendungan. Konsep 3S dapat dijadikan
innovation concept dalam pengelolaan bendungan berkelanjutan, sehingga proses sertifikasi
izin dan rekomendasi layak operasi bendungan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Berdasarkan studi kasus, Bendungan PLTA Cirata telah berhasil dalam proses pengelolaan
bendungan berkelanjutan, yangmana telah 4 kali mendapatkan rekomendasi layak operasi
bendungan dengan kategori klasifikasi baik. Hal ini merupakan indikator yang baik dalam
pengelolaan bendungan berkelanjutan, tentunya dengan sumber daya manusia yang unggul
dan dapat menjadi rules model dalam pengelolaan bendungan di Indonesia.
11
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya
5 REFERENSI
[1] Balai Bendungan. Laporan Penyusunan Inventarisasi, Registrasi, dan Klasifikasi
Bahaya Bendungan, Jakarta, Indonesia (2019).
[2] Balai Teknik Bendungan. Penetapan Nomor Registrasi Bendungan di Seluruh
Indonesia, Jakarta, Indonesia (2020).
[3] Rinaldi, A., Nalvian, dan Mulyono, J. Hydrogeology Study: Sustainable Groundwater
Monitoring of Banyu Urip Dam. ICOLD 2022, 27 May - 03 June 2022, Marseille,
France (to be published).
[4] Rinaldi, A., dan Mulyono, J. Peluang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Pada
Genangan Waduk. Jurnal Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, Jakarta, Indonesia (2021). (to be published).
[5] Badan Pengelola Waduk Cirata. Laporan Akhir Inspeksi Besar Bendungan PLTA
Cirata, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Indonesia (2005).
[6] Badan Pengelola Waduk Cirata. Laporan Akhir Inspeksi Besar Bendungan PLTA
Cirata, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Indonesia (2010).
[7] Badan Pengelola Waduk Cirata. Laporan Akhir Inspeksi Besar Bendungan PLTA
Cirata, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Indonesia (2015).
[8] Badan Pengelola Waduk Cirata. Laporan Akhir Inspeksi Besar Bendungan PLTA
Cirata, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Indonesia (2020).
[9] Rinaldi, A., dkk. Kajian Pelaksanaan Inspeksi Besar Bendungan PLTA Cirata,
Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Indonesia (2020).
[10] Rinaldi, A. Bendungan Cirata-Pemeriksaan Visual Waduk Part I dan II [Video]
https://www.youtube.com/watch?v=UBlRmsQxm40 (2020)
[11]Putra, H. P., Jihan, M., dan Rinaldi, A. Penggunaan Teknologi Under Water Remotely
Operated Vehicle (ROV) Untuk Inspeksi Visual Bendungan PLTA Cirata, Seminar
Nasional KNIBB 2020. Jakarta, Indonesia (2020).
[12]Komisi Keamanan Bendungan. Risalah Diskusi Teknis KKB Inspeksi Besar Bendungan
PLTA Cirata, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Indonesia
(2020)
[13]Komisi Keamanan Bendungan. Laporan Inspeksi Lapangan Bendungan PLTA Cirata,
Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta, Indonesia (2020).
[14]Komisi Keamanan Bendungan. Risalah Sidang Teknis Rekomendasi Layak Operasi
Bendungan PLTA Cirata, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Jakarta,
Indonesia (2020)
[15]Dirjen SDA. Rekomendasi Layak Operasi Bendungan PLTA Cirata. No: PR.
02.04/KKB.119. Jakarta. Indonesia. (2021)
[16]Rinaldi, A. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Operasi dan Pemeliharaan
Bendungan di Wilayah Sungai Bengawan Solo. Simantu Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta. Indonesia. (2021)
[17]Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
27/PRT/M/2015 Tentang Bendungan jo Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 6/PRT/M/2020. (2015)
[18] Unit Pembangkitan Cirata. Manual OP Bendungan dan Waduk Cirata. Bandung Barat,
Indonesia (2020)
[19]Balai Teknik Bendungan. Risalah Diskusi Teknis Pembahasan PLTS Terapung
Bendungan PLTA Cirata, Jakarta, Indonesia (2021).
12
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya
LAMPIRAN
13
Paper Seminar Nasional KNIBB 2021
Sub Tema 3: Operasi dan Pemeliharaan Bendungan beserta Waduknya
14