Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

CLUSTERING GEMPA BUMI MERUSAK


DI DAERAH JAWA DAN SEKITARNYA

Di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)


Sub Bidang Informasi Dini Gempa bumi dan Tsunami
Kemayoran – Jakarta Pusat
(Juli – Agustus 2009)

Oleh:
MAKHBUB
NIM : 104016300474

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
LEMBAR PENGESAHAN

CLUSTERING GEMPA BUMI MERUSAK


DI DAERAH JAWA DAN SEKITARNYA

Di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)


Sub Bidang Informasi Dini Gempa Bumi dan Tsunami
Kemayoran – Jakarta Pusat
(Juli – Agustus 2009)

Oleh:

MAKHBUB
NIM: 104016300474

Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II

Rahmat Triyono, ST, M.Sc. Iwan Permana Suwarna, M.Pd.


NIP. 197007051998031002 NIP. 197805042009011013

Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan IPA
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Baiq Hanna Susanti, M.Sc.


NIP. 105 222 933
ABSTRAK
CLUSTERING GEMPA BUMI MERUSAK
DI DAERAH JAWA DAN SEKITARNYA
Oleh: Makhbub, Iwan Permana Suwarna, M.Pd.

Indonesia merupakan daerah yang rawan terhadap gempa bumi dikarenakan


terletak di antara 3 (tiga) lempeng tektonik. Ketiga lempeng tersebut yakni,
Lempeng Samudra Pasifik yang bergerak 10 cm per tahun, Lempeng Indo-
Australia yang bergerak 7 cm per tahun, dan Lempeng Benua Eurasia yang
bergerak 13 cm per tahun. Tulisan ini membahas mengenai masalah periode ulang
gempa bumi merusak untuk daerah Pulau Jawa dan sekitarnya de ngan
menggunakan data gempa kuat yang menimbulkan ke rusakan. Perkiraan periode
ulang gempa bumi ini dilakukan dengan menggunakan m etode Distribusi Weibull.
Data yang digunakan sebanyak 16 gempa bumi merusak dari tahun 1889 – 2007,
yang merupakan gempa bumi utama (mainshock) pada magnetudo M>5,0. Hasil
perhitungan dan analisis metode Distribusi Weibull untuk 3 (tiga) daerah bagian
di Pulau Jawa diperoleh: daerah Sukabumi dengan data dari tahun 1900 – 2000
periode ulang gempa antara (8 – 38) tahun, daerah Yogyakarta dengan data dari
tahun 1937 – 2006 periode ulang antara (2 – 78) tahun, dan daerah Surabaya,
Malang, dan Pasuruan dengan data dari tahun 1889 – 1967 periode ulang gempa
antara (0 – 38) tahun. Namun demikian, data-data gempa merusak yang digunakan
dalam penelitian ini jumlahnya terbatas . Oleh karena itu, penelitian kedepan
diharapkan agar peneliti menggunakan data -data yang lebih banyak dan terbaru.
Ini tak lain demi untuk mendapatkan hasil yang valid dan akurat.

i
KATA PENGANTAR

Asssalâmu ‘alaikum wr. wb.


Puji Syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang terus
memberikan berbagai nikmatnya yang tak terhitung kepada setiap makhlukNya.
Penyelesain pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini pun
merupakan berkat salah satu karuniaNya yang amat patut penulis syukuri.
Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta ahlul bait, sahabat, tabi’in, dan selu ruh umatnya tanpa kecuali.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu
agenda wajib dan rutin dilaksanakan oleh setiap mahasiswa Jurusan Pendidikan
IPA termasuk Program Studi Pendidikan Fisika. Hal ini dimaksudkan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan para mahasiswa tentang dunia keilmuan
yang digelutinya. Bukan hanya sebatas pada dunia akademis tapi juga berusaha
untuk mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya melalui kegiatan PKL ini.
Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab dari pelaksa naan kegiatan
Praktik Kerja Lapangan ini, pada akhir kegiatan PKL tersebut mahasiswa yang
bersangkutan wajib menyusun sebuah laporan. Dan untuk maksud itulah, penulis
merasa bersyukur karena dapat menyelesaikan laporan PKL ini. Tentu saja dalam
perjalanan penyusunannya, banyak sekali pihak -pihak yang ikut membantu
menyelasaikan penulisan laporan ini. Oleh karenanya, penulis merasa
berterimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibu Ir. Baiq Hana Susanti, M.Sc . selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA dan
Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd. selaku Sekrearis Jurusan Pendidikan IPA.
2. Ibu Erina Hertanti M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika.
3. Bapak Iwan Permana, M.Pd. selaku Doses Pembimbing II.
4. Bapak Rahmat Triyono, S.T selaku Pembimbing I dari BMKG.
5. Bapak Rasyidi Sulaiman dan Mas Tatok selaku Pembimbing Teknis.
6. Ibunda Kasanah dan Ayahanda Amin Sarih D yang tiada henti-hentinya
mencurahkan kasih sayang dan juga dengan doa -doanya yang dipanjatkan.

ii
7. Eva Fadlia Zahra yang t erus memberikan semangat pada saat -saat
pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
8. M. Nurudin yang telah banyak membantu dalam hal teknis penulisan.
9. Ayudia Krisnaningrum dan Lia Agustina yang merupakan teman PKL
yang telah banyak membantu dalam teknis periz inan di tempat penelitian.
10. Semua pihak yang telah memban tu penulis dalam penyusunan laporan ini
baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat dituliskan di
sini.

Penulis telah berusaha berusaha dengan maksimal sesuai dengan


kemampuannya untuk melakukan dan menyajikan yang terbaik selama PKL dan
dalam laporan ini, namun penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik konstruktif demi kesempurnaan di masa mendatang. Untuk itu penulis
mengucapkan jazâkum Allâh khair al-jazâ’.

Wasssalâmu ‘alaikum wr. wb.


Jakarta, Desember 2009

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 2
C. Ruang Lingkup Permasalahan Penelitian 2
D. Rumusan Masalah 3
E. Tujuan Praktik Kerja Lapangan 3
F. Manfaat Praktik Kerja Lapangan 3
BAB II BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI
DAN GEOFISIKA (BMKG) 4
A. Sejarah Singkat 4
B. Tugas dan Fungsi Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta 6
C. Struktur Organisasi Bandan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta 8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9
A. Struktur Bumi 9
B. Gempa 11
C. Distribusi Weibull 12
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN 16
A. Waktu dan Tempat Praktik 16
B. Data dan Metode Praktik 16

iv
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 18
A. Pengolahan dan Analisis Data 18
B. Pembahasan 19
BAB VI PENUTUP 21
A. Kesimpulan 21
B. Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN-LAMPIRAN 24

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi BMKG Jakarta 8


Gambar 3.1 Struktur Bumi 9
Gambar 3.2 Pergerakan konveksi magma 10

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Barat 18


Tabel 5.2. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Tengah 18
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Timur 18
Tabel 5.4. Hasil perhitungan parameter 19
Tabel 5.5. Periode ulang gempa 19

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Gempa bumi merupakan salah satu masalah tersendiri bagi wilayah
Indonesia. Setidaknya telah terjadi 245 kali gempa bumi merusak (Mag. > 5)
selama kurun waktu 186 tahun (1821–2007). Banyaknya gempa yang terjadi
ini dikarenakan tataan geografi Indonesia yang berada dalam pertemuan
sejumlah lempeng tektonik besar yang terus bergerak aktif. Setiap pergerakan
lempeng berpotensi menimbulkan gempa bumi. Ada tiga lempeng tektonik
utama dunia yang melalui wilayah Indonesia, yakni Lempeng Samudra Pasifik
yang bergerak ke arah barat -baratlaut dengan kecepatan sekitar 10 cm per
tahun, Lempeng Samudra India -Benua Australia (Indo-Australia) yang
bergerak ke utara-timurlaut dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun, serta
Lempeng Benua Eurasia yang relatif diam, namun resultante sistem
kinematiknya menunjukkan gerakan ke arah baratdaya dengan kecepatan
mencapai 13 cm per tahun.
Mengingat begitu rawannya wilayah Indonesia terhadap bencana gempa
bumi ini, maka dibuatlah cluster-cluster untuk mengelompokkan daerah -
daerah mana saja yang berpotensi besar terhadap bencana ini. Tahap
selanjutnya adalah menghitung prediktabilitas periode ulang gempa merusak
di daerah tersebut berdasarkan parameter -parameter data gempa merusak yang
telah terjadi sebelumnya. Prediksi ini menggunakan perhitungan Metode
Analisa Distribusi Weibull. Walaupun metode perhitungan ini tidak bisa
memastikan kapan peristiwa gempa bumi merusak itu terjadi, namun masih
tetap digunakan oleh berbagai ahli di seluruh dunia.
Dalam kegiatan Praktik lapangan ini, pratikan memilih pulau Jawa
sebagai sampel daerah dalam menghitung prediktabilats gempa di Indonesia.
Karena pada dasarnya daerah manapun, terutama daerah yang rawan terhadap
bencana ini, Metode Analisa Distribusi Weibull dapat kita gunakan untuk
menghitung periode ulangnya.

1
Memang sampai saat ini belum ada alat canggih yang mampu
memprediksi kapan persisnya peristiwa gempa bumi itu terjadi. Namun,
dengan mengetahui periode ulang gempa kita dapat menentukan model apa
yang tepat untuk konstruksi bangunan dan antisipasi apa saja jika sewaktu -
waktu gempa terjadi. Dengan demikian, dapat diambil suatu kebijakan yang
tepat, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat yang tinggal di daerah
tersebut.
Berdasarkan pemikiran itulah, maka dalam penelitian ini praktikan
mengambil judul “CLUSTERING GEMPA BUMI MERUSAK DI
DAERAH JAWA DAN SEKITARNYA”. Penelitian lebih difokuskan lagi
pada tiga wilayah yang tersebar di tiga provinsi di pulau Jawa, yakni
Sukabumi (Jawa Barat), Yogyakarta (Jawa Tengan – DI Yogyakarta), dan
Surabaya-Malang,-Pasuruan (Jawa Timur).

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diident ifikasikan
berapa masalah berikut ini, yaitu:
1. Atas dasar apa sajakah clustering gempa bumi merusak itu dibuat?
2. Barapakah periode ulang gempa bumi merusak di daerah Jawa dan
sekitarnya?
3. Bagaimanakah rumusan Distribusi Weibull dalam menghitung
prdiktabilatas periode ulang gempa bumi merusak?
4. Daerah mana sajakah yang memiliki gempa bumi merusak yang paling
tinggi di Pulau Jawa?
5. Apakah terjadinya gempa bumi merusak di Pulau Jawa dapat diprediksi
secara pasti?
6. Jenis gempa bumi merusak apakah yang sering terjadi di Pulau Jawa?

C. Ruang Lingkup Permasalahan Penelitian


Ada banyak hal yang dapat diteliti pada kasus terjadinya gempa bumi di
Indonesia. Namun dalam penelitian kali ini hanya dibatasi pada bagaimana

2
cara menghitung periode ulang gempa bumi merusak di Pulau Jawa dan
sekitarnya dengan menggunakan Metode Distribusi Weibull.

D. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin diteliti pada kegiatan Praktik ini adalah:
“Bagaimanakah probabilitas periode ulang gempa bumi merusak yang terjadi
di Pulau Jawa dan sekitarnya de ngan menggunakan Metode Distribusi
Weibull?”

E. Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Tujuan dari Praktik ini adalah untuk mengetahui probabilitas periode
ulang gempa bumi merusak di daerah Jawa dan sekitarnya yang merupakan
salah satu daerah di Indonesia yang rawan gempa. Pengetahuan ini penting
baik bagi pemerintah maupun masyarakat agar mereka tetap selalu waspada
dan antisipasi segala kemungkinannya bila sewaktu -waktu gempa terjadi.

F. Manfaat Praktik Kerja Lapangan


Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan dapat mengh asilkan manfaat
sebagai berikut:
1. Meningkatkan kewaspadaan di daerah Jawa yang memiliki rawan gempa.
2. Masukan bagi para perancang bangunan untuk membuat fondasi yang
tahan terhadap gempa.
3. Pemerintah setempat bisa mengambil kebijakan yang tepat guna untuk
mengantisipasi bencana gempa.

3
BAB II
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
(BMKG) JAKARTA

A. Sejarah Singkat
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai
pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara
perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun d emi tahun
kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil
pengamatan cuaca dan geofisika . Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan
perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi
instansi pemerintah dengan nama Magne tisch en Meteorologisch
Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh
Dr. Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74
stasiun pengamatan di Jawa . Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet
bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai
pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf
Wiechert di Jakarta, sedangakn pemasangan komponen vertikal dilaksanakan
pada tahun 1928. Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan
meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa
meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930. Pada masa
pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi
meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kaus o Kusho. Setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah
menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di
lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk
melayani kepentingan Angkatan Udara.
Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan
Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan
namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geof isiche Dienst. Sementara itu,

4
ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh
Pemerintah Republik Indonesia, kedudukan instansi tersebut di Jl.
Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara
Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah
menjadi jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen
Perhubungan dan Pekerjaan Umum . Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia
secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (W orld
Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi
dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO .
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya
menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di ba wah Departemen
Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan
Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada
tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika ,
kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubugan Udara. Pada tahun
1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat
Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah
Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statsunya dinaikkan menjadi
suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan
Geofisika, tetap berada di bawah Departemen Perhubungan. Terakhir pada
tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002,
struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pe merintah Non Departemen
(LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan
Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga
Pemerintah Non Departemen. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang
Yudhoyono.

5
B. Tugas dan Fungsi BMKG Jakarta
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG
mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi,
Klimatologi, Kualitas Udara, dan Geofisika sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

1. Tugas BMKG
Dalam menjalankan opersionalnya, BMKG mempunyai tugas -tugas
sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan nasion al dan kebijakan umum di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, kl imatologi, dan
geofisika.
c. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
d. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan
data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisik a.
e. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika.
f. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta
masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim.
g. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan piha k
terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
h. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.
i. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidan g
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
j. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi,
dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika.

6
k. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
l. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen
pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
m. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.
n. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika.
o. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di
lingkungan BMKG.
p. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab BMKG.
q. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG.
r. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.

2. Fungsi BMKG
Sedangkan fungsi keberadaan BMKG sebagai salah satu Lembaga
Pemerintah Non Departemen adalah sebagai beriku:
a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.
b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan
secara makro.
c. Penetapan sistem informasi di bidangnya.
d. Penetapan standar teknis peralatan serta pelayanan meteorologi
penerbangan dan maritime.
e. Pengaturan sistem jaringan pengamatan meteorologi dan klimatologi.
f. Pemberian jasa meteorologi dan klimatologi.
g. Pengamatan dan pemberian jasa geofisika.
h. Pengamatan dan pemberian jasa kualitas udara.
i. Pengaturan sistem jaringan pengamatan geofisika.

7
j. Penetapan standar teknis peralatan meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika

C. Struktur Organisasi BMKG Jakarta

KEPALA
SEKRETARIAT
UTAMA

ISPEKTORAT

DEPUTI BIDANG
DEPUTI BIDANG DEPUTI BIDANG DEPUTI BIDANG INSTRUMENTASI, KALIBRASI,
METEOROLOGI KLIMATOLOGI GEOFISIKA REKAYASA, DAN JARINGAN
KOMUNIKASI

PUSAT PUSAT IKLIM, PUSAT


METEOROLOGI AGROKLIMAT, INSTRUMENTAS
PENERBANGAN DAN IKLIM I, REKAYASA
DAN MARITIM MARITIM PUSAT GEMPA DAN KALIBRASI
DAN TSUNAMI

PUSAT PUSAT PUSAT


METEOROLOGI PERUBAHAN PUSAT DATABASE
PUBLIK IKLIM DAN SEISMOLOGI
KUALITAS TEKNIK,
UDARA GEOFISIKA PUSAT
POTENSIAL, JARINGAN
DAN TANDA KOMUNIKASI
WAKTU

PUSAT PUST PENELITIAN DAN UPT


PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN
PELATIHAN

BIRO BIRO HUKUM BIRO


PERENCANAAN DAN ORGANISASI UMUM

Gambar 2.1. Struktur Organisasi BMKG

8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Struktur Bumi

Gambar 3.1. Struktur Bumi

Secara keseluruhan, bumi terbagi menjadi empat aspek, yaitu atmosfer


(udara), hidrosfer (air), litosfer (batuan) dan biosfer (kehidupan organik).
Dalam kajian berikut, praktikan hanya sedikit membahas tentang litosfer
karena hal tersebut erat kaitannya den gan masalah gempa. Litosfer adalah
akumulasi massa dari batuan -batuan padat yang membentuk selubung yang
mengelilingi bagian cair bumi yang panas (magma). Litosfer sendiri terdiri
dari komponen-komponen primer seperti mineral, batuan, dan fluida. Mineral
dalam litosfer banyak mengandung silika (SiO 2) atau kalsium karbonat
(CaCO3). Adapun batuan, secara alami terbentuk, materi mineral
terkonsolidasi dan terkompaksi. Batuan bisa terdiri dari hanya satu macam
mineral saja seperti batuan salt atau terdiri dari berbagai mineral seperti
sandstone. Sedangkan fluida merupakan komponen yang paling banyak (lebih
dari 90% adalah air), sisanya berupa gas dan hidrokarbon . Ketebalan litosfer
bervariasi, dari sekitar 65 km sampai 100 km dan mempunyai nilai Specific
Gravity (SG) 2.7 sampai 3.

Berikut ini adalah bagian-bagian litosfer:

9
1. Crust

Crust adalah bagian paling atas dari litosfer dan membentuk


lempeng benua dan lempeng samudera. Fluida seperti air, minyak dan gas
berada pada lempeng-lempeng ini. Ketebalan crust bervariasi mulai dari 5
km sampai 60 km. Terdiri dari batuan dan mineral berbagai tipe .
Klasifikasi dasar dari batuan berdasarkan asal usul terbentuknya terdiri
dari tiga macam batuan, yaitu; Igneous Rock (Batuan Beku), terkristalisasi
dari bekuan magma. Sedimentary (Batuan Sedimen), endapan dari hasil
pengikisan batuan permukaan. Metamorphic (Batuan Ubahan), hasil dari
alterasi batuan dan mineral lain. Crust, selagi dalam bentuk solidnya
bersifat mobile dan mengapung di atas cairan magma. Menurut teori
tektonik lempeng, terjadinya arus konveksi di bawah lapisan crust ini
memaksa magma untuk bergerak keatas. Pada titik -titik tertentu (biasanya
pada mid-ocean) magma membentuk celah/palung dan menerobos ke
permukaan. Hal ini akan menyebabkan lempeng saling berger ak menjauh
atau saling bertabrakan secara gradual. Jika pergerakan ini terjadi dengan
tiba-tiba, terjadilah gempa.

Gambar 3.2. Pergerakan konveksi magma

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa pergerakan konveksi dari


magma menyebabkan terjadinya mid-ocean ridge pada lempeng samudra
dan rift valley pada lempeng benua. Kedua lempeng ini bergerak saling

10
mendekat dan bertubrukan ( subduction zone). Karena massa dari lempeng
samudra lebih kecil dari massa lempeng benua, pada subduction zone ini
lempeng samudra akan menyusup ke bawah dan meleleh ( melting). Siklus
ini akan terus berulang.

2. Mantle

Mantle terletak di bawah lapisan crust. Lapisan ini dikenal juga


sebagai lapisan pirosfer, ketebalannya diperkirakan 2900 km. Terdiri dari
besi dan mineral SIMA. Nilai Specific Gravitynya sekitar 3.5 SG, dan suhu
rata-ratanya 2000 0C. Tekanan dari lapisan di atasnya membuat lapisan ini
selalu dalam kondisi solid, tapi tetap bisa melelehkan batuan. Lapisan
mantle paling luar mempunyai sekitar 200 km dan disebut sebagai
astenosfer. Pada lapisan ini tekanan dan suhu berada pada kondisi
berimbang sehingga lapisan ini bersifat plastis. Astenosfer inilah yang
merupakan sumber dari aktivitas vulkanik dan seismik (gempa).

3. Core

Core atau inti bumi berdiameter sekitar 7.000 km dan terdiri dari besi
dan nikel. Lapisan paling luar (tebal 2200 km) merupakan liquid atau
cairan. Lapisan terdalam bersifat solid atau padat, dengan density sekitar
10.5 SG dan suhunya lebih dari 5000 0C. Menurut teori, perputaran bumi
pada porosnya (rotasi) menyebabkan terjadinya arus sirkulasi pada bagian
cair inti bumi. Sirkulasi ini merupakan sumber dari medan magnet yang
menyelimuti bumi.

B. Gempa
Secara sederhana, gempa bumi terjadi akibat gerakan padatan dalam
perut bumi yang lama kelamaan sudah me ncapai daya tahan jenuh.
Pergerakannya sudah tak dapat ditahan lagi, maka timbullah gempa/
guncangan.

11
Jika dilihat dari penyebabnya, maka gempa bumi dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Gempa bumi tektonik
Gempa bumi tektonik terjadi akibat dari geseran l apisan-lapisan
batuan sepanjang bidang sesar di dalam bumi.
2. Gempa vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa yang terjadi akibat dari
gerakan magma yang dekat dengan permukaan bumi atau letusan gunung
api.
3. Gempa bumi tumbukan
Gempa bumi tumbukan adalah gem pa yang terjadi akibat dari
tumbukan. Di antaranya disebabkan oleh jatuhnya meteor dari angkasa
luar.

C. Distribusi Weibull
Distribusi Weibull pertama kali dipakai untuk menganalisa periode
ulang gempa bumi oleh Hagiwara (1974). Distribusi Weibull yang digun akan,
ditulis dengan persamaan sebagai berikut :

 t   Kt m ………………………………………… (1)

dimana harga K dan m adalah konstanta, K > 0 dan m > -1.  t  adalah suatu
keadaan dimana tidak terjadi gempa bumi sebelum waktu ( t) dengan interval
waktunya adalah dari (t) hingga (t + ∆t).

Probabilitas kumulatif kejadian gempa selama selang waktu nol dan t,


dituliskan sebagai berikut:

F t   1  R t  ……………………………….. (2)

12
dengan R (t) merupakan realibilitas yang dirumuskan sebagai:

 t 
R t   exp    t dt 
 0 

 Kt m 1 
 exp   …………………………… (3)
 m  1 

dan probabilita density (rapat kemungkinan) dari suatu kejadian gempa bumi
dirumuskan sebagai berikut:

dR t 
f t   
dt
 Kt m 1 
 Kt m . exp   ……………………… (4)
 m  1 

Dengan cara metode moment ke ( r) dan perubahan acak (t) diperoleh bentuk:


 
Mr  E t r   t r . f t dt
0


 Kt m 1 
  Kt m  r  exp  dt
0  m  1 
 1 
 
 K   m 1   m  r  1
  .  …………………... (5)
 m  1  m 1 

Selanjutnya dapat diselesaikan secara matematis yang menghasilkan bentuk


rumusan rata-rata periode ulang (untuk r=1):

 1 
 
 K   m 1  m  2
M 1  E t     .  …………………. (6)
 m  1  m 1

13
dimana Γ (m) = fungsi gamma, dengan mencari nilai M1 dan M2 dapat dicari
simpangan baku (standar deviasi) dari rata -rata periode ulang gempa bumi,
yaitu:

 
S  E t 2  E 2 t  1
2

1
  m  3 2  m  2 
2

  m  1     m  1  
    
 E t  …………………… (7)
m  2
 
 m 1

1
Selanjutnya pada persamaan (3) dibuat double anti logaritma dari
Rt 
diperoleh:
 1   K 
ln ln  = ln    (m  1) ln t ………….. (8)
 R t    m  1
Persamaan (8) dipergunakan untuk menentukan nilai K dan m dari data
pengamatan yang sebenarnya, maka dengan cara metode kwadrat terkecil
didapat bentuk rumusan, yaitu:

__________ ______

 K   1  ____
ln    ln ln    ( m  1) ln t …………… (9)
 m  1  R (t ) 
__________ ______
i
 1   1  i
 ln t  ln ln   ln ln   ln t
m  1  i 0  R (t )   R (t )  i  0
i ____ i
…… (10)
 ln t   ln t  ln t
2

i 0 i 0

Perhitungan frekuensi dari gempa bumi ( ni) untuk setiap selang waktu
t dipilih secara tepat. Kemungkinan terjadinya periode ulang gempa bumi
yang terletak dalam selang waktu antara i.t dan i  1.t ; (untuk i = 0, 1, 2,

14
 ni 
3, … n) diperoleh bentuk   dimana N adalah jumlah total gempa bumi.
N
Probabilita kumulatif dapat diperoleh dengan rumusan :

i
 ni 
F (t )     …………………………………… (11)
i 0  N 

Sedangkan nilai reabilita R(t) dapat diperoleh dengan memasukkan persamaan


 1 
(11) ke persamaan (2). Dengan hasil R(t) yang didapat, maka ln ln 
 R (t ) 
terhadap ln t dapat dibuat plot dengan mengambil suatu selang waktu yang
telah dipilih.

Dengan demikian kemungkinan terjadinya suatu gempa bumi kadang -


kadang dapat diperkirakan dari perhitungan statistik sederhana untuk data
gempa besar berulang. Disamping itu, proses terjadinya subduction-rupture-
rebound berdasarkan lempengan tektonik, dapat melengkapi latar belakang
dari prosedur statistiknya. Jadi penyebaran dari periode ulang gempa bumi
dapat ditafsirkan sebagai pergeseran lempeng an yang tidak stabil (fluktuasi)
dari proses tersebut di atas.

15
BAB IV
METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Waktu dan Tempat Praktik


Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dimulai sejak tanggal 1
Juli 2009 sampai dengan 8 Agustus 2009. Sedangkan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika pada bagian Sub Bidang Informasi Dini Gempabumi dan Tsunami
yang merupakan salah satu pusat informasi gempa di Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta yang beralamat di Jalan Angkasa
I No. 2, Kemayoran – Jakarta 10720. Telp. 021 – 4246321 Fax. 021 –
4246703. P.O. Box. 3540 Jkt. Website: http://www.bmkg.go.id

B. Data dan Metode Praktik


Data-data dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini diambil dari data
gempa merusak (Magnitudo > 5,0) yang berasal dari Sub Bidang Analisa
Geofisika-BMKG beserta data dari Preliminary Determination of Epicentre .
Yang dibatasi pada rentang tahun 1889 sampai dengan tahun 2006. Ada 16
data gempa bumi merusak ya ng terjadi di daerah Pulau Jawa yang dibagi ke
dalam 3 (tiga) cluster, yaitu meliputi:
1. Daerah Sukabumi dan sekitarnya, dengan data gempa merusak dari
tahun 1900 – 2000.
2. Daerah Yogyakarta dan sekitarnya, dengan data gempa merusak dari
tahun 1937 – 2006.
3. Daerah Surabaya, Malang dan Pasuruan, dengan data gempa merusak
dari tahun 1889 – 1967.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini bukan merupakan kegiatan
eksperimen, melainkan kegiatan observasi dan pengamatan. Oleh karena itu,
hasil yang diharapkan dalam ke giatan ini adalah sebuah laporan untuk
mengetahui periode ulang gempa merusak di daerah yang dijadikan objek
observasi.

16
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini diawali dengan
pengenalan clustering gempa di wilayah Indonesia, metode -metode
perhitungan periode ulang gempa untuk mengetahui prediktabilatas gempa,
termasuk di dalamnya metode distribusi Weibull, dan dilanjutkan dengan
perhitungan parameter-parameter dengan cara manual dan dibuktikan dengan
penggunaan program Matlab.
Tahapan terakhir adalah mem buat clustering gempa bumi merusak di
Pulau Jawa yang kemudian dibuat 3 (tiga) cluster sebagaimana tersebut di
atas. Setelah itu dilakukan pencarian data -data gempa merusak mulai dari
tahun 1889 – 2006.

17
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengolahan dan Analisis Data


Berdasarkan metode statistik dan Metode Distribusi Weibull, dan dengan
cara menghitung persamaan -persamaan yang telah disebutkan di atas, maka akan
diperoleh hasil perhitungan untuk masing -masing daerah sebagai berikut:

Tabel 5. 1. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Barat

Selang
No Tanggal Lokasi Interval (bln) Frek (ni) Median
(bulan)
1 14/01/1900 144,23 144,0 – 188,0 2,0 166,0
2 21/01/1912 330,13 188,0 – 232,0 1,0 210,0
Sukabumi
3 25/07/1939 363,23 232,0 – 276,0 0,0 254,0
dan
4 02/11/1969 147,27 276,0 – 320,0 0,0 298,0
sekitarnya
5 10/02/1982 221,00 320,0 – 364,0 2,0 342,0
6 12/07/2000 0,00

Tabel 5. 2. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Tengah

Selang
No Tanggal Lokasi Interval (bln) Frek (ni) Median
(bulan)
1 27/09/1937 69,87 069,0 – 146,0 1,0 107,5
2 23/07/1943 453,67 Yogyakarta 146,0 – 223,0 0,0 184,5
3 13/05/1981 300,47 dan 223,0 – 300,0 0,0 261,5
4 27/05/2006 0,00 sekitarnya 300,0 – 377,0 1,0 338,5
6 - - 377,0 – 454,0 1,0 415,5

Tabel 5. 3. Distribusi frekuensi gempa di Jawa Timur

Selang
No Tanggal Lokasi Interval (bln) Frek (ni) Median
(bulan)
1 04/11/1889 322,23 099,0 – 144,0 3,0 121,5
Surabaya,
2 11/09/1916 275.00 144,0 – 189,0 0,0 166,5
Malang,
3 11/08/1939 130.27 189,0 – 234,0 0,0 211,5
Pasuruan
4 19/06/1950 100.03 234,0 – 279,0 1,0 256,5
dan
5 20/10/1958 99.97 sekitarnya 279,0 – 324,0 1,0 301,5
6 19/02/1967 0.00

18
Tabel 5. 4. Hasil Perhitungan Parameter

Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur


( mK 1 ) 0,0001 0,0014 0,0056
m 1 1,6059 1,0605 0,9605
1
m 1 0,6227 0,9430 1,0411
(m  2)
(m  1) 1,6227 1,9430 2,0411
(m  3)
(m  1) 2,2454 2,8859 3,0822

Tabel 5. 5. Periode Ulang Gempa

Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur


Rata-rata Periode
23 40 19
Ulang (Tahun)
Standar Deviasi
15 38 19
(SD)
Selang Waktu Periode
8 < E(t) < 38 2 < E(t) < 78 0 < E(t) < 38
(Tahun)

B. Pembahasan
Tabel distribusi frekuensi di atas dibuat berdasarkan data -data gempa
bumi merusak yang terjadi masing -masing daerah di pulau Jawa. Perkiraan
periode ulang gempa bumi ini dilakukan dengan Metode Distribusi Weibull
dengan menggunakan data sebanyak 16 gempa merusak dari tahun 1889 –
2006, yang merupakan gempa bumi utama (mainshock) pada magnitudo M >
5,0.
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, kita dapat dengan mudah
untuk menentukan frekuensi gempa dalam interval waktu tertentu. Begitupun
dengan periode ulang gempa dapat dicari dengan menggunakan parameter -
parameter yang diperlukan (tabel 5.4). Parameter tersebut digunakan untuk
mencari periode ulang dengan menggunakan bantuan fungsi gamma dan
program Matlab (tabel 5.5.).
Dari data di atas dapat kita amati bahwa gempa yang paling sering
terjadi ada di daerah Jawa Timur pa da interval 121,5 bulan, yaitu sebanyak 3

19
kejadian. Jawa Barat berada pada urutan ke dua dengan interval 166 bulan
sebanyak 2 kejadian. Dan yang terkahir di Jawa tengah dengan interval waktu
107,5 bulan sebanyak 1 kejadian.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa daerah yang paling aktif
menghasilkan gempa menurut perhitungan ini adalah di Jawa Timur, tepatnya
di daerah sekitar Surabaya, Malang, dan Pasuruan. Terbukti dari perhitungan
parameter dengan bantuan fungsi gamma bahwa daerah tersebut berada pada
0<E(t)< 38. Artinya, paling cepat terjadi periode ulang gempa merusak setiap 0
tahun dan paling lambat 38 tahun. Disusul wilayah Jawa Barat, dimana
rentang waktunya 30 tahun (8<E(t)<38). Dan yang terakhir adalah Jawa
Tengah dengan rentang waktu 76 tahun (2<E(t)78).

20
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa data -data yang telah
dilakukan dengan menggunakan metode Distribusi Weibull untuk perhitungan
periode ulang gempa bumi di daerah –daerah tertentu di pulau Jawa dapat
disimpulkan bahwa periode ulang gempa di daerah Sukabumi dan sekitarnya
adalah 23 tahun, Yogyakarta dan sekitarnya 40 tahun, dan daerah Surabaya,
Malang, Pasuruan dan sekitarnya 19 tahun.
Tentu saja bisa dilihat dengan jelas urutan tingka t seismisitas untuk
periode ulang gempa bumi yang resikonya paling tinggi. Yaitu di mulai dari
Jawa Timur, disusul Jawa Barat dan kemudian terakhir Jawa Tengah. Bahkan
untuk daerah Jawa Timur diperkirakan paling cepat terjadi gempa adalah
setiap tahun dan paling lambat 19 tahun kemudian dari gempa terakhir yang
terjadi di daerah tersebut.

B. Saran
Kelemahan dalam penelitian ini adalah minimnya data -data gempa bumi
merusak (Magnetudo ≥ 5) yang tercatat. Contohnya: Jawa Timur yang
merupakan daerah paling rawan gempa, berdasarkan penelitian ini, hanya
menggunakan 6 (enam) data. Itu pun rentang waktunya selama 78 tahun,
dimulai dari 1889 sampai dengan 1967. Ini tentu saja akan menjadi berbeda
hasilnya jika data gempa terbaru dimasukan dalam perhitungan parameter -
parameter.
Penelitian kedepan diharapkan agar peneliti menggunakan data -data
yang lebih banyak dan terbaru. Ini tak lain demi untuk mendapatkan hasil
yang valid dan akurat. Kelemahan kedua adalah rentang waktu dalam
pengambilan data terlalu lama, sehingga seakan meniadakan data gempa
merusak lainnya yang seharusnya masuk dalam perhitungan. Sebagai contoh,
rentang antara tahun 1943 – 1981 (453,67 bulan) yang tidak ada catatan

21
tentang terjadinya gempa. Agar penelitian selanjutnya dapat dijadikan acuan
pasti, maka peneliti disarankan untuk memperhatikan kedua hal tersebut.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Akbar. Struktur Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Jakarta:


Tersedia di http://bmkg.go.id tanggal 14 September 2009.
2. Bima. Visi dan Misi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Jakarta:
Tersedia di http://bmkg.go.id tanggal 14 September 2009.
3. BMKG. Sejarah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Jakarta:
Tersedia di http://bmkg.go.id tanggal 4 Desember 2009.
4. Giancoli, Douglas C. 2001. Physics: Principles with Applications Fifth Edition
(alih bahasa oleh Yuhilza Hanum). Jakarta: Erlangga.
5. Hasan, Yaziz, Sains Fisika.. Jakarta: Poliyama
6. Priyatna. Tugas dan Fungsi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Jakarta: Tersedia di http://bmkg.go.id tanggal 14 September 2009.
7. Rikitake, T., Earthquake Forecasting and Warning, Center for Academic
Publication, 1981
8. Wikipedia, Cincin Api Pasifik. Jakarta: Tersedia di
http://id.wikipedia.org/wiki/Cincin_Api_Pasifik tanggal 24 Agustus
2009.
9. Yukio Hagiwara, Probability of Earthquke Occurrence as Obtainned from A
Weibull Distribution Analysis of Crustal Strain. Tectonophysics, 23
(1974) 313-318.

23
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Modified Mercalli Intensity (MMI)

Skala
No Pengaruh dan akibat serta Kerusakan yang terjadi
MMI
1 I Tidak terasa
Terasa oleh orang dalam keadaan istirahat, terutama dibangunan
2 II
bertingkat atau tempat lebih tinggi.
Terasan di dalam rumah, tetapi banyak yang tidak menyadari
3 III
terjadinya gempa. Seperti getaran truk lewat.
Terasa di dalam rumah seperti ada truk berat lewat, atau seperti
ada barang berat yang membentur dinding. Benda yang
4 IV
tergantung bergoyang, sendok dalam gelas menimbulkan bunyi,
pintu & jendela berayun, dinding dan rangka rumah berbunyi.
Dapat dirasakan di luar rumah. Orang tidur terbangun. Cairan
5 V dalam wadah bergoyang dan tumpah, pintu berputar buka -tutup,
lonceng jam bandul terhenti, atau jalannya tidak cocok.
Terasa oleh orang banyak. Banyak orang terkejut dan berlarian.
Orang berjalan terganggu. Benda - benda dalam lemari - rak
6 VI
berjatuhan. Lemari roboh, pohon terlihat goyang, plester dinding
retak.
Dapat dirasakan oleh sopir yang sedang mengemudikan
kendaraanya. Orang berjalan sempoyongan. Lemari tumbang,
7 VII barang-barang di dalamnya rusak/pecah. Plester dinding rusak &
pecah. Terjadi cekungan pada gundukan pasir atau kerikil. Air
menjadi keruh. Selokan irigasi rusak.
Mengemudi mobil terganggu. Bangunan kuat mulai ada
kerusakan dengan adanya komponen yang jatuh. Menara dan
8 VIII
tangki air diatasnya berputar (mengalami torsi), dinding
pasangan tumbang, lereng tanah yang basah dan curam terbelah.
Banyak orang panik. Bangunan yang kurang kuat runtuh.
Bangunan yang kuat mengalami kerusakan berat. Struktur
9 IX rangka dan fondasi mengalami kerusakan. Pipa dalam tanah
putus, tanah alluvium terbelah, lumpur dan pasir keluar dari
tanah.
Struktur pasangan (tembok) dan rangka rumah rusak. Struktur
kayu yang kuat dan jembatan rusak. Bendungan dan tanggul
10 X
rusak berat. Tanah longsor terjadi. Air sungai atau danau
muncrat. Rel kereta api bengkok.
Rel kereta api banyak bengkok, pipa -pipa dalam tanah rusah
11 XI
berat.
Terjadi bencana alam yang besar. Hampir seluruh bangunan
12 XII hancur, batu-batu dan barang-barang besar dan berat tergeser
atau berpindah posisinya. Benda -benda terlempar keatas.

24
Lampiran 2. Data Gempa Bumi Merusak di Pulau Jawa dan Sekitarnya

EVENT EFFECT MMI SOURCE

1. ORIGIN TIME Central Jawa – Jepara


1821 Dec 25 The earthquake was felt at Jepara and VII NT
reported on VI - VII MMI scale.

2. ORIGIN TIME West Jawa – Jakarta


1833 Jan 28 The shocks caused damaged on buiding VII-VIII NT
and cracked on walls. No killed and
injured was reported.

3. ORIGIN TIME West Jawa – Bogor and Cianjur


1834 Oct 10 A violent shock occured, the earthquake VIII-IX NT
caused heavy damaged on building some
of them collapsed a cracked on road
between Bogor and Cianjur.
No killed and injured were reported.

4. ORIGIN TIME East Jawa – Mojokerto


1836 Mar 22 At Mojokerto about 60 km west from Su - VII-VIII NT
rabaya a shock was occurred and causing
damage and loss to properties.

5. ORIGIN TIME Central Jawa – Purworejo


1840 Jan 04 A destructive earthquake occured at VIII-IX NT
Purworejo and caused heavy damage on -
buildings,two buildings collapsed.
Also felt at Semarang, Demak, S alatiga
and Kendal on the north coast of Cen -
tral Jawa.

6. ORIGIN TIME West Jawa - Bogor


1843 May 25 A shock was felt at Bogor and caused VII-VIII NT
damaged on buildings and houses.

7. ORIGIN TIME West Jawa - Cianjur


1844 Feb 15 The Earthquake hit Cianjur on west Jawa VII-VIII NT
and caused damage on houses.

8. ORIGIN TIME Central Jawa - Kebumen


1852 Oct 15 A moderate Earthquake was felt at Kebu - VI-VII NT
men.his shock caused cracked on walls
at several buildings and houses.

9. ORIGIN TIME West Jawa - Bogor


1852 DEC 20 A strong earthquake caused some build - VIII-IX NT
ings collapse.

10. ORIGIN TIME West Jawa - Cirebon


1853 Nov 30 A moderate earthquake was felt and VII-VIII NT
caused crack on walls.No further infor-
mation.

11. ORIGIN TIME Central Jawa - Semarang


1856 Jan 19 An earthquake was felt at Semarang and VII-VIII NT
caused crack on walls.

12. ORIGIN TIME East Jawa - Tulungagung


1859 Jul 05 An Earthquake was occurred and some VI NT
building and houses were suff ered
damage.

25
13. ORIGIN TIME West Jawa - Karawang
1862 May 24 A rqather shock was felt at Karawang VI NT
west Jawa, where walls of some houses
were fissured.

14. ORIGIN TIME Central Jawa - Banyumas


1863 Aug 13 The strong earthquake caused heavy da- VI- NT
mage on a sugar factory.

15. ORIGIN TIME Central Jawa - Banyubiru


1865 Jul 17 Some buildings and houses suffered con - VII NT
siderable damage caused by an earthqua ke.

16. ORIGIN TIME Central Jawa - Ambarawa


1866 Apr 22 Because of an earthquake, walls of some VI NT
houses and barracks were fissured.

17. ORIGIN TIME Central Jawa - Yogyakarta


1867 Jun 10 In Yogyakarta and Surakarta 372 houses VIII-IX NT
were collapsed and partially colla psed,
while only 5 persons lost their lives.

18. ORIGIN TIME Central Jawa - Banyumas


1871 Mar 27 Fissures on the walls of goverments VI NT
buildings and other houses which were
caused by an earthquake.

19. ORIGIN TIME Central Jawa - Salatiga


1872 Oct 10 A rather strong shock felt at Salatiga VI NT
and caused in the walls arose fissures.

20. ORIGIN TIME West Jawa - Ciamis


1873 Feb 05 The walls of numerous buildings got VI NT
fissures.

21. ORIGIN TIME West Jawa - Kuningan


1875 Oct 25 The quake felt at Kuningan,Sumedang and VII-VIII NT
Manonjaya. 628 houses damaged and seven
people killed.

22. ORIGIN TIME Central Jawa - Kedu


1877 Feb 21 A rather strong shock felt at Kedu and VI NT
Wonosobo in central Jawa and caused
damage on several buildings.

23. ORIGIN TIME East Jawa - Pasuruan


1889 Nov 04 The quake caused crackes on the walls VI NT

24. ORIGIN TIME Central Jawa - Pati


1890 Dec 12 This quake also felt at Juwana and VIII NT
caused many hauses fall. And several
people killed and injured.

25. ORIGIN TIME East Jawa - Lumajang


1896 Jul 01 The walls of some houses were split. VI NT

26. ORIGIN TIME East Jawa - Wlingi


1896 Aug 15 At Brangah-Wlingi many public and pri- VII NT
vate buildings/houses damaged.

27. ORIGIN TIME East Jawa - Tulungagung


1896 Aug 20 The shock caused severe damage on seve - VII NT
ral chinese houses.

28. ORIGIN TIME West Jawa - Sukabumi


1900 Jan 14 Felt over Priangan,Bogor and Banten. VII GN - 2
Most damage to stone houses was occurr-
ed at Sukabumi,but no lives were lost.

26
29. ORIGIN TIME East Jawa - Sedayu
1902 Aug 31 Groundslumps were observed,walls were VI GN - 2
distrubed. A series of aftershocks felt
during the period 26 Sep-9 Oct and
The haviest one on August 31 accompanied by
roaring sound.

30. ORIGIN TIME West Jawa - Banten


1903 Feb 27 This quake felt over Banten,small VI GN - 2
cracks developed in walls.

31. ORIGIN TIME West Jawa - Cianjur


1910 Dec 18 Cracks developed in walls at Rajamanda - VII GN - 2
la Cianjur West Jawa

32. ORIGIN TIME West Jawa - Sukabumi


1912 Jan 21 Cracks developed in the walls at Ca mpa- VI GN - 2
ka Sukabumi-West Jawa. Movable object
were thrown down.

33. ORIGIN TIME East Jawa - Madiun


1915 Dec 01 Nearly all buildings in the sugar Esta- VIII GN - 2
te "Sudono" were cracked. The cemney
of the sugar factory toppled down. More or less
damage was also done at Maospati and Magetan.

34. ORIGIN TIME Central Jawa - Maos


1916 Sep 09 Most destruction took place in and IX GN - 2
around Maos. About 340 brick stone
buildings collapsed completely and
many other damage at Maos and Kasugian.
Cracks developed in walls, groundslumps
in the ground were reported.
A few mud or sand craters were formed
where jets of water were spurted
through holes or tissures causing the
people in panic. Four hundred houses
collapsed in Selarang district.
Damage to structures and cracks in the
ground were also found in various place
School buildings were among those most
generally and severally damage, d ue in
considerable part to unsuitable design
to resist shaking. The major destructi -
on, however, was in a more thickly set -
tled district, where unfavourable geo -
logical conditions and poor structural
work in creased the damage.
---------------------------------------
35. ORIGIN TIME West Jawa - Banten
1923 May 12 The shock was felt over west Jawa and VII GN - 2
7.3S - 105.8E south Sumatra as far as Krue. Damage
was done at several places,at Pelabuhan
ratu a water tower was thrown down.
---------------------------------------
36. ORIGIN TIME Central Jawa - Maos
1923 May 15 The shock was felt intensively over IX GN - 2
7.7S - 109.2E westren central Jawa. Destructive
effects have been particularly pronoun -
ced in and around Maos.
---------------------------------------
37. ORIGIN TIME Central Jawa
1924 Nov 12 The center was located in a mountainous VIII-IX GN - 2
7.3S - 109.8E region. Damages were generally caused
by ground slides.
-----------------------------------------------------------------------
38. ORIGIN TIME Central Jawa - Wonosobo
1924 Dec 02 The quake seemed to be perceded by IX GN - 2
7.3S - 109.9E foreshocks. Destructive at Wonosobo and

27
damage was also done to stone buildings
outside Wonosobo. Approximately 2250
houses collapsed and in some villages
most damages were caused by gr ound-
slides. All together about 727 people
were killed. The quake loss was esti -
mated by the local outhorities at about
61.000 guilders.
---------------------------------------
39. ORIGIN TIME Central Jawa - Prupuk
1926 Dec 13 Destructive at Prupuk and Magasari; VIII-IX GN - 2
minor damage at Dubuk tengah,Kaligayan
Wonosari, Danurejo,Jembayat,Pakulaut
and Kalisosok. A few people were injured.
---------------------------------------
40. ORIGIN TIME Central Jawa - Bumiayu
1931 Jan 21 In general damage was corfined mostly VIII GN - 2
7.3S - 108.9E to older structures or buildings with
poor material and poor cons truction.
---------------------------------------
41. ORIGIN TIME East Jawa
1936 Mar 01 Exact origin unknown. Damage was VII GN - 2
generally done in central and east Jawa
The shock was also felt over Bali and
south East Kalimantan.
---------------------------------------
42. ORIGIN TIME Central Jawa - Yogyakarta
1937 Sep 27 Felt as far east as east Lombok. In ge - VIII-IX GN - 2
8.7S - 110.8E neral south central Jawa was bodly dama
ged and slight cracks in walls were
found in east Jawa.The most destructive
region was found in Yogyakarta Province
At Klumpit one house was torn apart,one
people reported killed. At Prambanan
326 brick stone houses collapsed. At
Klaten 2200 houses sustained damaged
at various places underground pipelines
were broken.
---------------------------------------
43. ORIGIN TIME Central Jawa
1939 Jun 27 Fall of plaster and small cracks in VII GN - 2
6.9S - 108.5E wall in Cirebon residency. More damage
was done at Sodomantra,Jepara and Manis kidul.
-----------------------------------------------------------------------
44. ORIGIN TIME East Jawa
1939 Aug 11 Rembang and Surabaya were rocked sus - VII GN - 2
6.5S - 112.4E pended object swung. a brick buildings
collapsed at Brondong.
---------------------------------------
45. ORIGIN TIME Central Jawa - Yogyakarta
1943 Jul 23 The distrubance was most intense along VIII GN - 2
8.6S - 109.9E the southcost of central Jawa,between
Garut and Surakarta,a distance of about
250 km . A death of 213 people have
been reported and about 2096 persons
were heavily injured; approximately
2800 houses were damaged.
---------------------------------------
46. ORIGIN TIME East Jawa
1950 Jun 19 Destructive in and around Gresik. VII GN - 2
6.2S - 112.5E felt slightly in south Kalimantan and
as far west Jawa
---------------------------------------

47. ORIGIN TIME East Jawa - Malang


1958 Oct 20 Seriously damaged to houses in Malang VII-VIII GN - 2
9.5S - 112.5E area. Earth fissures at various places
Mag : 6.70 and landslides in the mountainous re -
Depth : 100Km gion. Eight person lost their lives.

28
---------------------------------------
48. ORIGIN TIME East Jawa - Tulungagung
1960 Oct 10 The quake was strongly felt at Tulung VI-VII GN - 2
8.0S - 112.5E agung ,where people were aweken ed by
by creaking of buildings and where
plaster cracked and fell. The shock
was felt as far west as Baturetno in
Surakarta and as far east as Tunggul
in Besuki. This earthquake was widely
felt in southern east Jawa over an area
of about 15.000 square km.
---------------------------------------
49. ORIGIN TIME East Jawa - Campur darat
1961 May 07 Damage to brick buildings at Campur VI-VII S.I
8.5S - 112.0E darat and Kebonagung Tulung agung.
Reports indicated that the macroseismic
area extended as far west as Banyumas
Central Jawa and as far as Besuki in
east Jawa.Evidences indicated that the
tremor had a maximum intensity of VII
at the immediate vicinity of the center
The shock also felt at Jatisrana -Sura-
karta,Klaten,Maos,Malang and Klakah
to the north the macroseismic area was
limited by a mountain range Kendeng,
however some places like Demak and Watu
belah to the north of the mountain
range felt this tremor as inten sity II.
The great macroseismic extent suggested
that the quake was deep seated.
In the vicinity of the center small
damages were caused to old structures
lime morter.
-----------------------------------------------------------------------
50. ORIGIN TIME East Jawa - Wlingi
1962 Des 21 Cracks on the walls in Southern east VI E.2
00h44m20s UTC Jawa. The shock was felt as far East
9.0S - 112.0E as the Island of Bali. A moderate tre -
Depth : 64Km mor was felt in Wlingi and neighbouring
places in Kediri and also felt in most
places in Madiun area. A large number
people in Madiun and Kediri residence
felt the quake and its intensity was
high enough to cause some panic in
public places, like school and markets.
Macroseismic and instrumental data in -
dicated that the tremor was of tectonic
nature and deep focused.
---------------------------------------
51. ORIGIN TIME East Jawa - Ponorogo
1963 Jun 27 The earthquake caused slight damage in IV-V E.I
11h46m58s UTC Ponorogo. The shock was felt in central
8.3S - 112.2E and eastern Jawa. The western most
Depth : 180Km place was Jogyakarta and to the east
was Besuki which detected the tremor
and both places reported intensity II.
---------------------------------------
52. ORIGIN TIME West Jawa - Labuan
1963 Dec 16 The earthquake caused slight d amage in V E.I
02h45m35s UTC Labuan where cracks are developed in
6.2S - 105.4E walls. A large number of people felt
Mag : 5.0 the quake and its intensity was high
Depth 55Km enough to cause some panic among the
people in Jakarta, however no damage
was reported by this shock.
The synchronome pendulum of the Meteoro
logical Service was in disorder.
The shock was felt as far east as Tasik
malaya as intensity II and as far west

29
as Kotabumi in South Sumatera as inten -
sity II. The shock was also felt in
Priangan as intensity II - III.
---------------------------------------
53. ORIGIN TIME East Jawa - Malang
1967 Feb 19 The place worst hit was Dampit, VIII-IX E.I
22h14m55s UTC a district just situated to the south
8.5S - 113.5E of Malang,according to questioner
Mag : 6.2 reports 1539 buildings were wrecked,
Depth : 80Km 14 people were killed, 72 people were
injured. Next to Dampit was Gondang
according to a report 9 people were
killed, 49 people were injured, 119 bu-
ildings collapsed completely and other
402 buildings were cracked. 5 mosques
were ruined. More attentions should
also be paid to Trenggalek where 33 woo
den houses were reported cracked and
some houses have been moved some what.
In Besuki the eastern most district of
East Jawa, the intensity was of t he
order of III to VI MMI,in Tanggul buil
dings sustained small damage only.
The shock was felt to the west as far
as Banyumas (Cilacap), in to the north
a chain of hills in western east Jawa
from a sort of barrier to the propaga -
tion of the seismic waves.No report was
received about a high sea waves.
---------------------------------------
54. ORIGIN TIME West Jawa - Sukabumi
1969 Nov 02 A relative strong earthquake was felt V E.I
18h53m06.6s in southern west Jawa. In the Bogor
06.5S - 107.1E area suspended objects swung by the
Mag. : 5.4 shock, in Campaka where the intensity
Depth : 57 Km was highest, the only known structural
damage were cracks produced in the
walls of some poor erected buildings.
The shock was also slightly felt in Ja -
karta. In the south Bogor area an after
shock seemed to be felt one hour later.
In Sukabumi a poor constructed brick
building was reported collapsed for
this earthquakes.
---------------------------------------
55. ORIGIN TIME Central Jawa - Bantar Kawung
1971 Jun 16 The shock was generally felt in western VII-VIII E.I.+S.I.
14h44m22.5s Central Jawa. The Place worst hit was
07.2S - 109.1E Buaran, about 6 km west of Bumiayu,
Mag. : 5.2 further in Bantar Kawung and Jipang,
Depth : 35 Km respectively some 12 and 17 km west of
Bumiayu most brick buildings suffer ed
considerable.
In the effected area 1377 buildings sus
tained damage, wooden houses generally
resist shaking but some poorly cons-
tructed buildings slanted toward east
or west and some collapsed completely.
Eventhough only one person was reported
killed and 6 injured. The damage might
be due to old structures made of brick
which are not well cemented without re -
inforcing iron rods and the unconso -
lidated river deposite may large be
responsible.
---------------------------------------
56. ORIGIN TIME East Jawa
1972 Nov 04 Southern Blitar - Trenggalek area expe- V - VI E.I
21h36m54.0s rienced an earthquake at 04 h 36 m LT

30
08.4S - 112.2E in the morning. Gandusari reported a
Mag. : 6.0 fairly strong shock as intensity V - VI
Depth : 126 Km MMI. The tremor caused cracks in the
walls of brick buildings and great num -
ber of people were awakened from their
sleep. The shock was felt as far as
Yogyakarta - Surakarta border and this
far extended felt area strengtened the
shock to be deeper than normal.
---------------------------------------
57. ORIGIN TIME West Jawa - Sumedang
1972 Dec 19 At 21 h 47 m LT of December 19 th,1972 V E.I
14h47m00.0sUTC the Sumedang area experienced a tremor
06.9S - 107.8E of moderate. Strength and was slightly
Mag. : 4.5 shallower than normal as indicated by
Depth : Very- the small area affected.
Shallow The quake caused slight damage to old
brick buildings and panic among the
people. In Cibunar, Rancakaleng and Pa -
saribu villages the same quake was felt
fissures were observed.
----------------------------------------------- -------------------------
58. ORIGIN TIME West Jawa - Pelabuhan Ratu
1973 Nov 26 In Pelabuhan Ratu the quake was felt as V E.I
08h51m12.8Sutc intensity III - IV MMI.
06.8S - 106.6E At Citarik and Cidadap villages, where
Mag. : 4.9 the intensity was highest the only
Depth : 62 Km known structural damage were slight
cracks produced in the walls of old
brick buildings and fall of plaster.
Ground crack and groundslides were ob -
served.
---------------------------------------
59. ORIGIN TIME West Jawa - Banten
1974 Nov 09 This quake caused people awakened. VI E.I
19h10m55.2sUTC In Leuwiliang - Southern Banten, one
6.5S - 105.3E stone building collapsed and cracks we -
Mag. : 6.1 re developed in walls on some houses.
Depth : 51 Km The shock was felt as far as Lampung
and Pringsewu in South Sumatera and in
Jakarta was felt by some people.
---------------------------------------
60. ORIGIN TIME Central Jawa - Purwokerto
1976 Feb 14 Almost all people were awaken from IV E.R
20h31m49s UTC their sleep due to earthquake and sound
7.2S - 109.3E from the building/houses. The shock was
Mag. : 5.6 also felt at Ajibarang, Kedungbanteng,
Depth : 22 Km Tegal, Brebes, Pekalongan, Magelang and
Semarang. No damage reported.
---------------------------------------
61. ORIGIN TIME West Jawa - Tasikmalaya
1979 Nov 02 In Tasikmalaya and surroundings the VII E.R
15 53 03.5 quake caused 163 houses and buildings
7.66S -108.25E collapsed, 1430 houses seriously dama-
Mag. : 6.1 ge : one meeting hall, 24 school bu-
Depth : 62 km ildings damage, 3 mosques collapsed and
29 seriously damage and 159 newstand
severely damage.
In Garut most old and poor construction
stone houses collapsed, many permanent
houses cracked on walls. 10 people kil-
led, 12 seriously injured. Cracks on
ground in east-west direction were ob-
served. The quake was accompanied by a
Roaring sound from under the ground.
Unnormal sea tides was observed 2 days
before the quake occured in Pameungpeuk
---------------------------------------
62. ORIGIN TIME West Jawa - Tasikmalaya

31
1980 Apr 16 In Singaparna many houses cracked on V-VI E.R
12 18 20.6 walls but in Tasikmalaya itself only
8.08S - 108.8E some houses cracked.
Mag. : 5.8 In Garut and surroundings the poorly
Depth : 84 km constructed houses cracked on walls,
also in District of Sukawening, Pasang -
grahan, Jamberea, Caringin etc many
cracks developed on walls.
In Singajaya District, 10 elememtary
school buildings aslanted. The quake
also caused cracks on houses in Cila cap
Central Jawa. The shocks were felt in
Bandung at intensity III.
---------------------------------------
63. ORIGIN TIME Central Jawa - Karanganyar
1981 Jan 01 The quake shacked Karanganyar and sur - VI E.I
roundings and caused slightly damage
on some houses.
---------------------------------------
64. ORIGIN TIME Central Jawa - Yogyakarta
1981 Mar 13 The shock was felt in Yogyakarta and VII E.I
23 22 35.1 caused small cracks on the walls of
8.76S -110.43 Ewalls of Ambarukmo Hotel in Yogyakarta.
Mag. : 5.6 No others building and houses damaged.
Depth : 51 km
---------------------------------------
65. ORIGIN TIME West Jawa - Sukabumi
1982 Feb 10 The quake was felt in some places in VII E.
16 17 51.5 Sukabumi and Bogor area. The shock ca -
6.86S -106.94E used serious and slight damage on many
Mag. : 5.5 houses and building and 4 people in-
Depth : 39 km jured. No lost of life.
-----------------------------------------------------------------------
66. ORIGIN TIME West Jawa - Majalengka
1990 Juli 06 The quake was strongly felt at Majaleng VIII BMG
6.7 S - 107.8E ka, 1281 houses damaged at Maja, 1198
00h16m21.1Sgmt houses damaged at Bantarujed and 1210
Depth : 34 Km houses damaged at Banjaran. 22 people
Mag : 5.8 seriously injured, 99 people slightly
injured. In Jakarta the quake was felt
as intensity II MMI and Bandung as intensity III MMI
---------------------------------------
67. ORIGIN TIME Central Jawa - Brebes VIII-IX BMG
1992 Feb 4 Damage in Brebes and Tegal areas ,
7.20 S-109.00E 1370 houses slightly and heavily
01h58m19.3 GMT damaged . This quake was felt until
Depth : normal more than 70 km epicenter. This quake
Mag. : 5 was preceded by several felt fore -
shocks and succeded by several felt after shock.
-----------------------------------------------------------------------
68. ORIGIN TIME East Jawa - Banyuwangi III-IV BMG
1994 June 02 The quake caused Tsunami in south beach
18 17 39.6 GMT of east Java and caused seiosly damaged
10.0 S-112.74E at Banyuwangi. More hundred people were
Mag.= 5.9 killed.
Depth : 33 km

---------------------------------------
69. ORIGIN TIME West Jawa - Jakarta
1997 March 17 The quake was strongly felt at Jakarta IV - V BMG
08 05 47.0 GMT some building damaged, some houses dama
7.40 S-104.69E ged at Pandegelang, Labuan, Cibaliung,
Mag. = 6.0 Cisolok and felt almost in the south of
Depth : 33 Km west Jawa as intensity III - IV MMI

---------------------------------------
70. ORIGIN TIME: East Java - Blitar V-VI BMG
1998 Sept. 28 The quake caused several houses heavely
13 34 28.3 GMT damage in Blitar.

32
8.85 S-112.38E
Mag. = 6.3
Depth: 177 Km
---------------------------------------
71. ORIGIN TIME: West Jawa - Panaitan Island IV-V BMG
1999 Dec. 21 The quake caused 1 people killed,
14 14 59.0 GMT 17 injured, 160 houses damage,
7.21 S-105.64E This quake was felt at Jakarta IV -V,
Mag. = 6.0 Bandung III, Lampung III, Liwa II -III,
Depth: 33 Km Bekasi II-III.
---------------------------------------
72. ORIGIN TIME West Jawa - Sukabumi III-VI BMG
2000 Juli 12 The quake caused damaged in CIDAHU :1peo
01 10 36.0 GMT pleinjured,89 housesheavydamaged,167 ho
6.90S-106.90E uses little damaged, CIBADAK : 413 hous
Mag. : 5.1 es heavy damaged, 816 houses little da-
Depth: Normal maged, 2 building/office little damaged
1 mosque little damaged, Sekarwangi hos
pital little damaged, PARAKANSALAK : 11
houses heavy damaged, 22 houses little
damaged, 3 building/office little dama-
ged, GEGERBITUNG : 1 house heavy dama-
ged, SUKARAJA : 50 houses heavy damaged
844 houses little damaged, 1 building/
office heavy damaged, 4 building/office
little damaged, 1 education facilities
heavy damaged, 1 education facilities
little damaged, 1 mosque heavy damaged
14 mosque little damaged, 1 people inju
red, CIKEMBAR : 2 houses heavy damaged,
10 houses little damaged, 1 irigation
building little damaged, KADUDAMPIT :
202 houses heavy damaged,889 houses lit
tle damaged, 8 building/office heavy da
maged, 19 building/office little dama-
ged, 19 education facilities heavy dama
ged, 49 education facilities little da-
maged, CICURUG : 378 houses heavy dama-
ged, 788 houses little damaged, 6 buil-
ding/office heavy damaged, 10 building/
office little damaged, 2 mosques heavy
damaged, 9 mosques little damaged, 2 pe
ople injured, NAGRAK : 470 houses heavy
damaged, 2375 houses little damaged, 10
building/office heavy damaged, 18 buil-
ding/office little damaged, 7 education
facilities heavy damaged, 47 education
facilities little damaged, 24 mosques
heavy damaged, 74 mosques little dama-
ged, SUKABUMI : 29 houses heavy damaged
15 houses little damaged, 2 building/of
fice heavy damaged, 2 building/office
little damaged, 1 education facilities
little damaged, PARUNGKUDA : 18 houses
heavy damaged, 47 houses little damaged
1 building/office heavy damaged, 4 buil
ding/office little damaged, CISAAT : 4
houses heavy damaged, 141 houses little
damaged, 1 building/office heavy dama-
ged, 1 education facilities heavy dama -
ged, 1 education facilities little dama
ged, 1 mosque heavy damaged, 1 mosque
little damaged, WARUNGKIARA : 1 houses
heavy damaged, 4 houses little damaged,
KALAPANUNGGAL : 8 houses heavy damaged,
1 education facilities heavy damaged ,
7 lokal elementary school building lit -
tle damaged, NYALINDUNG : 5 houses hea-
vy damaged, CIKADANG : 36 houses heavy

33
damaged, 35 houses little damaged,
KABANDUNGAN : 30 houses little damaged.
---------------------------------------------------------------------------
73. ORIGIN TIME West Jawa - Pandeglang IV-V BMG
2000 October25 The quake caused damaged in PICUNG : 28
09 32 16.2 GMT houses heavy damaged, 67 houses modera-
7.20S-105.00E te damaged, 104 houses light damaged, 1
Mag. : 6.5 SR other house moderate damaged, Finance -
Depth: 33 km lost estimated 2,6 million rupiah, 14 -
elementary school heavy damaged , 3 mos-
lem elementary school moderate damaged,
20 mosque light damaged, 1 little mos-
que light damaged, 3 vilagesbalai light
damaged. CIGEULIS : 30 houses heavy da-
maged, 230 houses moderate damaged, 377
houseslight damaged, 1 docter house hea
vy damage, 1 school head house light da
mage, 1 other house light damage, Fi-
nance lost estimated 8,5 million rupiah
1 elementary school heavy damage, 2 mos
lem elementary school, 12 mosque heavy-
damage, 5 mosque light damage, 5 small-
mosque heavy damage, 3 smallmosquelight
damage, 1 moslem office heavy damage, 1
culture and education building heavy da
mage, 1 vilage balai heavy damage,1 pe-
santren house heavy damage, 1 pesantren
house light damage. PANDEGLANG : 7 hou-
ses heavy damage, 3 house moderate dama
ge, 2 houses light damage, Finance lost
estimed 0,3 million rupiah, 1 mosque li
ght damage, 1 small mosque moderate da
mage, 1 small mosque light damage.
PANIMBANG : 81 houses heavy damage, 209
houses moderate damage, 1 docter house-
light damage, 1 school head heavy dama-
ge, 1 school head light damage, 2 guard
house heavy damage, 1 guard house mode-
rate damage, 1 other house moderate da-
mage, Finance lost estimed, 46,0 milli-
on rupiah, 29 elementary school heavy
damage, 6 elementary school moderate da
mage, 36 mosque heavy damage, 8 mosque
moderate damage, 5 mosque light damage,
32 small mosque heavy damage, 28 small
mosque moderate damage, 1 camat office
moderate damage, 2 helth center office
moderate damage, 1 culture and educati-
building light damage, 5 vilages balai
heavy damage, 4 vilages balai moderate
damage, 2 pesantren houses moderate da -
mage, LABUAN : 1 other house light mode

---------------------------------------------------------------- ------------
74. ORIGIN TIME West Jawa - Majalengka VI - VII BMG
2001 June 28 The quake caused damaged in Kecamatan -
03 46 28.47GMT Talaga - Kabupaten Majalengka : 891 hou
7.19S -108.26E ses very damaged, 587 houses heavy dama
Depth : 30 Km ged and 5547 houses light damaged.
Mag : 5.3 Public Facility ( mosque, small mosque,
school, office, etc) 127 building very-
damaged, 39 building heavy damaged and
112 building light damaged.
----------------------------------------------------------------------------
75. ORIGIN TIME West Jawa - Cirebon V-VI BMG
2003 March 21 At Cilimus vilage : 1 house very damage
18 38 09.40GMT At Carakas vilage : 2 house very damage
6.87S-108.57E At Carakas vilage :5 house heavy damage
Depth : 33 Km

34
Mag : 4.8
----------------------------------------------------------------------------
76. ORIGIN TIME Central Jawa - Jogyakarta VI - IX BMG
2006 May 27 In Bantul,Prambanan,Klaten and Jogyakar
22 54 00.4 GMT ta 4772 people killed and 17772 people
8.03S-110.32E injured and 204831 houses destroyed.
Depth : 12 km In Central Jawa 1010 people killed and
Mag. : 5.9 18527 injured and 185246 houses destroyed.
Source data : Satkorlak Jogyakarta upda
te data 05 Juni 2006,clocks : 09.00 UTC
--------------------------------------------------------------------------- --
77. ORIGIN TIME West Jawa - Pangandaran IV - V BMG
2006 July 17 In Ciamis 184 people killed; Tasikmala-
08 19 22.0 GMT ya 97 people killed,59 people missing,
9.46S-107.19E 31 people very injured,24 people heavy
Depth : 33 km injured; Garut 1 people killed;Cilacap
Mag. : 6.8 67 people killed;Kebumen 7people killed
USGS: 45 people missing,1 people very injured
08 19 30.73GMT 10 people heavy injured; Gunung Kidul 2
9.30S-107.35E people killed;DI Jogyakarta 4 people
Depth : 6 km killed.Pangandaran : IV MMI;Tasikmalaya
Mag. : Mw=7.2 III-IV MMI;Bandung:III-IV MMI;Jakarta:
III-IV MMI;Cianjur:III MMI;Jogya:II-III
MMI and Sawahan-Karangkates:I-II MMI.
------------------------------------------------------------------------------
78. ORIGIN TIME East Jawa - Situbondo VI BMG
2007 Sept. 09 At least 13 people injured and some bu-
18 36 35.0 GMT ilding damaged (VI) at Situbondo.
7.88S-114.34E
Depth : 10 km
Mag. : 4.8 SR

35

Anda mungkin juga menyukai